42
PENDEKATAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS Kerangka Kerja Pengambilan Keputusan Etis Sebagai respons terhadap keputusan yang dapat dipertahankan secara etis, kerangka ini menyertakan persyaratan tradisional untuk profitabilitas dan legalitas. Serta persyaratan yang dapat ditampilkan filosofis secara penting dan baru-baru ini dituntut oleh pemangku kepentingan. Hal ini dirancang untuk meningkatkan pertimbangan etis dengan menyediakan: 1. Pengetahuan dalam identifikasi dan menganalisis isu-isu penting yang harus dipertimbangkan dan pertanyaan atau tantangan yang harus diungkap; 2. Pendekatan untuk menggabungkan dan menerapkan keputusan- faktor yang relevan ke dalam tindakan praktis. Kerangka kerja pengambilan keputusan etis (EDM) menilai etiskalitas keputusan atau tindakan yang dibuat dengan melihat: a. konsekuensi atau diciptakan offness baik dalam hal manfaat atau biaya; b. hak dan kewajiban yang terkena dampak; c. keadilan yang terlibat; d. motivasi atau kebajikan yang diharapkan. Pendekatan filosofi

Makalah Pendekatan Dalam Pengambilan Keputusan Etis

Embed Size (px)

Citation preview

PENDEKATAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS

Kerangka Kerja Pengambilan Keputusan Etis

Sebagai respons terhadap keputusan yang dapat dipertahankan secara etis, kerangka

ini menyertakan persyaratan tradisional untuk profitabilitas dan legalitas. Serta persyaratan

yang dapat ditampilkan filosofis secara penting dan baru-baru ini dituntut oleh pemangku

kepentingan. Hal ini dirancang untuk meningkatkan pertimbangan etis dengan menyediakan:

1. Pengetahuan dalam identifikasi dan menganalisis isu-isu penting yang harus

dipertimbangkan dan pertanyaan atau tantangan yang harus diungkap;

2. Pendekatan untuk menggabungkan dan menerapkan keputusan-faktor yang relevan ke

dalam tindakan praktis.

Kerangka kerja pengambilan keputusan etis (EDM) menilai etiskalitas keputusan atau

tindakan yang dibuat dengan melihat:

a. konsekuensi atau diciptakan offness baik dalam hal manfaat atau biaya;

b. hak dan kewajiban yang terkena dampak;

c. keadilan yang terlibat;

d. motivasi atau kebajikan yang diharapkan.

Pendekatan filosofi

a.      Konsekuensialisme, Utilitarianisme, atau Teleologi

Pelaku Konsekuensialisme sungguh-sungguh dalam memaksimalkan manfaat yang

dihasilkan oleh keputusan. Paham ini berpegang pada prinsip bahwa suatu tindakan itu benar

secara moral jika dan hanya jika tindakan itu memaksimalkan manfaat bersih. Dengan kata

lain, suatu tindakan dan juga keputusan disebut etis jika konsekuensi yang menguntungkan

lebih besar daripada konsekuensi yang merugikan. Utilitarianisme klasik berkaitan dengan

utilitas keseluruhan, mencakup keseluruhan varian, oleh karena itu hanya dari manfaat parsial

dalam pengambilan keputusan etis dalam konteks bisnis, profesional dan organisasi.

Konsekuensialisme dan utilitarianisme berfokus pada hasil atau akhir dari tindakan, maka

disebut juga Teleological.

b.      Deontologi

Berbeda dengan konsekuensialisme, deontologi berfokus pada kewajiban dan

tanggung jawab yang memotivasi suatu keputusan atau tindakan dan bukan pada konsekuensi

dari tindakan. Tindakan yang didasarkan pada pertimbangan kewajiban, hak, dan keadilan

sangat penting bagi professional, direktur, dan eksekutif yang diharapkan memenuhi

kewajibannya. Menambah konsekuensialisme dengan analisis deontologi secara khusus

termasuk perlakuan yang adil akan menjaga terhadap situasi dimana untuk kepentingan apa

pertimbangan konsekuensi yang menguntungkan akan diperbolehkan untuk membenarkan

tindakan ilegal atau tidak etis dalam mencapai tujuan.

c.       Virtue Ethics (Etika Kebajikan)

Kalau kedua pendekatan tadi menekankan pada konsekuensi dari tindakan atau

tanggung jawab, hak dan prinsip-prinsip sebagai panduan untuk membenarkan kebiasaan

moral, etika kebajikan berkaitan dengan aspek motivasi dari karakter moral yang ditunjukkan

oleh pengambil keputusan. Kebajikan adalah karakter yang membuat orang bertindak etis dan

membuat orang tersebut menjadi manusia yang bermoral.

Sniff Test dan Aturan Praktis Umum: Tes Awal Etikalitas Sebuah Keputusan

Pendekatan filosofis memberikan dasar bagi pendekatan keputusan praktis dan

bantuan yang berguna, meskipun sebagian besar eksekutif dan akuntan profesioanl tidak

menyadari bagaimana dan mengapa demikian.Sniff Test untuk pengambilan keputusan Etis:

- Akankah saya merasa nyaman jika tindakan atau Keputusan ini muncul di halaman

depan surat kabar nasional besok pagi?

- Akankah saya bangga dengan keputusan ini?

- Akankah ibu saya bangga dengan keputusan ini?

- Apakah tindakan atau keputusan ini sesuai dengan misi dan kode etik perusahaan?

- Apakah hal ini terasa benar bagi saya?

1

Pendekatan dan Kriteria Pembuatan Keputusan Etis

Analisis Dampak Pemangku Kepentingan-Perangkat Komprehensif untuk Menilai

Keputusan dan Tindakan

Sejak berkembangnya konsep utilitarianisme pada 1861, suatu pendekatan yang

diterima untuk menilai keputusan dan hasil tindakan adalah dengan mengevaluasi hasil akhir

atau konsekuensi dari tindakan, yang secara tradisional didasarkan pada dampak keputusan

terhadap kepentingan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Biasanya, dampak ini

diukur dari keuntungan atau kerugian yang terjadi, karena keuntungan telah menjadi ukuran

keberadaan yang ingin dimaksimalkan oleh pemegang saham. Pandangan tradisional ini

sekarang berubah dalam dua jalan. Pertama, asumsi bahwa semua pemegang saham ingin

memaksimalkan hanya keuntungan jangka pendek menunjukkan fokus yang terlalu sempit.

Kedua, hak dan tuntutan kelompok-kelompok non-pemegang saham, seperti pekerja,

konsumen/klien, supplier, pemerhati lingkungan, dan pemerintah yang mempunyai

kepentingan dalam keluaran keputusan, atau didalam perusahaan itu sendiri, statusnya diakui

dalam pengambilan keputusan perusahaan. Perusahaan modern sekarang akuntabel terhadap

pemegang saham dan kelompok non-pemegang saham, yang keduanya menjadi pemangku

kepentingan, kepada siapa respon perusahaan ditujukan. Biasanya, maksimalisasi keuntungan

dalam jangka waktu lebih dari setahun memerlukan hubungan yang harmonis dengan

kelompok pemangku kepentingan dan kepentingannya.

2

Konsekuensi, Utilitas

Tugas,Hak,Keadilan

Harapan Kebajikan

Menguntungkan?Manfaat > Biaya

Risiko disesuaikan

Tugas fidusiaHak-hak individu

Keadilan, Legalitas

KarakterIntegritas,

Keberanian, Proses

Kepentingan Dasar Para Pemangku Kepentingan

Pengambil keputusan mengkonsolidasikan kepentingan kelompok pemangku kepentingan

kedalam tiga kepentingan yang umum atau mendasar, yaitu :

1. Kepentingan mereka seharusnya menjadi lebih baik sebagai hasil dari keputusan

2. Keputusan tersebut seharusnya menghasilkan pembagian yang adil dalam keuntungan

(manfaat) dan beban

3. Keputusan tersebut seharusnya tidak menyinggung hak para pemangku kepentingan,

termasuk para pembuat keputusan

4. Perilaku yang dihasilkan harus menunjukkan tugas yang diterima sebaik-baiknya

Jadi, keputusan yang ditawarkan dapat dikatakan tidak etis jika keputusan tersebut gagal

untuk memberikan manfaat, tidak adil, atau mengganggu hak para pemangku kepentingan.

Penilaian Dampak Yang Tidak Dapat Dikuantifikasi

Keadilan diantara pemangku kepentingan

Kepedulian atas perlakuan yang adil telah menjadi perhatian masyarakat baru-baru ini

mengenai isu-isu seperti diskriminasi terhadap perempuan dan hal lainnya yang menyangkut

perekrutan, promosi dan pembayaran. Akibatnya, keputusan akan dianggap tidak etis kecuali

jika dipandang wajar oleh semua pemangku kepentingan. Keadilan bukan merupakan konsep

mutlak. Hal ini dibuktikan dengan distribusi yang relatif atas manfaat dan beban yang

dihasilkan dari sebuah keputusan. Sebagai contoh keputusan untuk meningkatkan pajak,

pajak dapat memberatkan bagi golongan yang berpendapatan tinggi tetapi dianggap relatif

adil dalam hal kapasitas mereka untuk membayar pajak tersebut. Oleh karena itu kewajaran

dan perspektif diperlukan untuk menilai kesetaraan secara akurat.

Hak Pemangku Kepentingan

Sebuah keputusan hanya akan dianggap etis jika dampaknya tidak mengganggu hak

para pemangku kepentingan dan hak si pembuat keputusan. Hak pemangku kepentingan

antara lain: kehidupan, kesehatan dan keselamatan, perlakuan adil, penggunaan hati nurani,

harga diri dan privat serta kebebasan bicara. Beberapa hak ini telah dilindungi undang-

undang dan peraturan hukum, sedangkan yang lain ditegakkan melalui hukum umum atau

melalui sanksi publik bagi yang melanggar.

3

Analisis Dampak Pemangku Kepentingan: Pendekatan Tradisional Pengambilan

Keputusan

Pendekatan 5 Pertanyaan Tradisional

Apakah Keputusan Itu? Interes Pemangku Kepentingan yang diperiksa

1. menguntungkan? Pemegang saham-biasanya jangka pendek

2. sah dimata hukum? Masyarakat luas-hak yang dapat ditegakkan oleh hukum

3. adil? Keadilan bagi semua

4. benar? Hak-hak lain bagi semua

5. mendukung pembangunan

berkelanjutan lebih lanjut?

Hak khusus

Jika respon negatif muncul dari satu atau lebih pertanyaan yang diajukan, maka

pengambil keputusan dapat mencoba untuk merevisi tindakan yang diusulkan untuk

menghapus atau mengurangi jawaban negatif itu.

Pendekatan Standar Moral Tradisional

Standar Moral Pertanyaan dari Keputusan yang diusulkan

Utilitarian:

Memaksimalkan keuntungan

bersih bagi masyarakat

Apakah tindakan tersebut memaksimalkan manfaat

sosial dan meminimalkan luka sosial?

Hak-hak Individu:

Dihormati dan dilindungi Apakah tindakan tersebut konsisten dengan hak setiap

orang?

Keadilan:

Distribusi manfaat dan beban

yang adil

Apakah tindakan tersebut membawa kita pada sebuah

distribusi yang adil dari manfaat dan beban?

Dari tabel di atas terlihat bahwa kepuasan prinsip utilitarian dinilai melalui pertanyaan

yang berfokus pada analisis biaya manfaat atau analisis risiko-manfaat, bukan hanya dilihat

dari keuntungan. Selain itu, pemeriksaan tentang bagaimana keputusan yang diusulkan dapat

menghormati hak-hak individu terlihat dari dampaknya terhadap keputusan mengenai hak-

hak setiap pemangku kepentingan. Pendekatan standar moral tradisional tidak secara khusus

4

memberikan kajian yang mendalam tentang motivasi bagi keputusan yang terlibat, kebijakan

atau karakter yang diharapkan.

Pendekatan Pastin Tradisional

Aspek Kunci Tujuan Pemeriksaan Untuk:

Etika aturan dasar Menjelaskan sebuah organisasi atau aturan dan nilai-nilai individu

Etika titik akhir Menentukan manfaat bersih yang paling baik untuk semua pihak

Etika peraturan Menetukan batasan-batasan yang harus dipertimbangkan seseorang

atau organisasi sesuai dengan prinsip-prinsip etis

Etika kontrak

sosial

Menentukan cara bagaimana memindahkan batasan-batasan demi

menghapuskan kekhawatiran atau konflik

Pendekatan Pastin Tradisional, yaitu:

Etika aturan dasar yang digunakan untuk menangkap gagasan bahwa individu dan

organisasi memiliki aturan-aturan dasar atau nilai-nilai fundamental yang mengatur perilaku

mereka atau perilaku yang diharapkan. Jika keputusan dianggap menyinggung nilai-nilai ini,

kemungkinan akan terjadi kekecewaan atau balas dendam. Namun, hal ini dapat

menyebabkan pemberhentian atau pemutusan kerja seorang pegawai yang bertindak tanpa

memahami dengan baik aturan dasar etika organisasi. Pastin mengusulkan agar dilakukan

pemeriksaan terhadap keputusan atau tindakan masa lalu. Pendekatan ini disebut rekayasa

balik sebuah keputusan untuk melihat bagaimana dan mengapa keputusan tersebut dibuat.

Etika titik akhir menampilkan konsep utilitarianisme dan menggambarkan kesulitan

fokus analisis jangka pendek.

Aturan etika digunakan untuk menunujukkan nilai aturan yang muncul akibat

penggunaan prinsip-prinsip etis yang valid terhadap dilema etika. Dalam hal ini prinsip-

prinsip etika yang valid melibatkan penghormatan dan perlindungan hak-hak individu dan

prinsip-prinsip seperti “Perlakukanlah orang lain sebagaimana anda ingin diperlakukan”.

Etika kontrak sosial yang disatukan dengan konsep kejujuran. Pastin menunjukkan

bahwa perumusan keputusan yang diusulkan kedalam kontrak imajiner akan sangat

membantu karena memungkinkan para pengambil keputusan untuk bertukar tempat dengan

pemangku kepentingan yang akan terkena dampak. Dengan tindakan ini dapat dilihat apakah

dampaknya cukup wajar untuk dimasukkan kedalam kontrak.

5

Memperluas dan Memadukan Pendekatan Tradisional

Hal ini dilakukan karena masalah etika yang muncul mungkin tidak sesuai dengan

salah satu pendekatan. Oleh karena itu, dapat dikombinasikan satu pendekatan dengan yang

lainnya.

Memodifikasi Pendekatan Tradisional, Analisis Dampak Pemangku Kepentingan

Mengapa mempertimbangkan Harapan Motivasi dan Perilaku?

Suatu analisis etika yang komperehensif harus melebihi pendekatan tradisional

Tucker, Velasques dan Pastin untuk menggabungkan penilaian tentang motivasi, kebajikan

dan karakter yang terlibat dalam perbandingan dengan apa yang diharapkan oleh para

pemangku kepentingan. Motivasi yang didasarkan pada kepentingan pribadi dapat

menghasilkan keputusan yang tidak etis ketika pedoman diri atau pengawasan eksternal tidak

memadai. Pengawas eksternal tidak mungkin menangkap semua keputusan perusahaan

sebelum pelaksanaan keputusan tersebut. Oleh karena itu penting bagi karyawan untuk

memahami motivasi pembuatan keputusan dari perspektif pemangku kepentingan. Akibatnya,

para pembuat keputusan harus mempertimbangkan motivasi dan perilaku yang diharapkan

oleh para pemangku kepentingan.

Penilaian Etis Motivasi dan Perilaku

Proses penilaian dampak pemangku kepentingan menawarkan kesempatan untuk

menilai motivasi yang mendasari keputusan atau tindakan yang diusulkan. Apakah motivasi

pengambil keputusan cenderung etis atau tidak.

Pendekatan Komprehensif untuk EDM

Pertimbangan Uraian

Konsekuensialisme Keputusan yang diusulkan akan menghasilkan

keuntungan lebih besar dari biaya

Hak-hak, tugas atau deontologi Keputusan yang diusulkan tidak menyinggung

hak para pemangku kepentingan, termasuk

pengambil keputusan

Kejujuran/kesetaraan atau Keadilan Disribusi manfaat dan beban harus adil

Harapan kebajikan atau Etika kebijakan Motivasi untuk keputusan harus mencerminkan

ekspektasi kebajikan

6

Keempat pertimbangan harus dipenuhi agar sebuah keputusan dianggap etis.

Kesimpulannya, dalam rangka untuk memastikan analisis EDM yang komprehensif,

penilaian motivasi, kebajikan dan sifat karakter yang diharapkan harus ditambahkan pada

pendekatan tradisional sehingga menghasilkan 5 pertanyaan modifikasi atau pendekatan

lainnya yang dimodifikasi.

Permasalahan Lainnya Dalam Pengambilan Keputusan Etis

1. Masalah Bersama

Masalah bersama mengacu pada kesenjangan atau mengetahui penggunaan aset atau

sumber daya yang dimiliki bersama secara berlebihan.

2. Mengembangkan Aksi yang Lebih Etis

Terkadang direktur, eksekutif atau akuntan professional akan mengalami kelumpuhan

keputusan akibat kompleksitas analisis atau ketidakmampuan untuk menentukan

pilihan maksimal karena alasan ketidakpastian, kendala waktu dan sebab lainnya.

3. Kekeliruan Umum dalam Pengambilan Keputusan Etis

Diantaranya yaitu:

Menyetujui budaya perusahaan yang tidak etis

Salah menafsirkan harapan masyarakat. Banyak eksekutif salah mengira

bahwa tindakan tidak etis dapat diterima karena:

- Ini dunia dimana anjing makan anjing

- Semua orang melakukannya

- Jika saya tidak melakukannya, orang lain akan melakukannya

- Saya bebas dari beban tanggung jawab karena itu perintah atasan

Berfokus pada keuntungan jangka pendek dan dampak pada pemegang saham

Berfokus hanya pada legalitas

Batas keberimbangan (fokus pengambil keputusan harusnya pada keadilan

untuk semua pemangku kepentingan)

Batas untuk meneliti hak (meneliti dampak pada keseluruhan hak semua

kelompok pemangku kepentingan)

Konflik kepentingan

Keterkaitan diantara pemangku kepentingan

7

Kegagalan untuk mengidentifikasi semua kelompok pemangku kepentingan.

Kegagalan untuk membuat peringkat kepentingan tertentu dari para pemangku

kepentingan

Mengacuhkan kekayaan, keadilan atau hak.

Kegagalan untuk mempertimbangkan motivasi untuk keputusan.

Kegagalan untuk mempertimbangkan kebajikan yang diharapkan untuk

ditunjukkan

Langkah-langkah menuju sebuah keputusan Etis

1. Identifikasi fakta dan semua kelompok pemangku kepentingan serta kepentingan yang

mungkin akan terpengaruh.

2. Membuat peringkat para pemangku kepentingan serta kepentingan mereka.

3. Menilai dampak dari tindakan yang diusulkan pada setiap kepentingan pihak yang

berkepentingan

Tujuh langkah menuju sebuah keputusan etis menurut American Accounting

Association (1993) yaitu:

1. Tentukan fakta-apa, siapa, dimana, kapan dan bagaimana

2. Menetapkan isu etis

3. Mengidentifikasi prinsip-prinsip utama, aturan dan nilai-nilai

4. Tentukan alternative

5. Bandingkan nilai-nilai dan alternatif, serta melihat apakah muncul keputusan yang

jelas

6. Menilai konsekuensi

7. Membuat keputusan anda.

8

Analisis Biaya Manfaat

Manajemen perusahaan makin meningkatkan kesadarannya bahwa keputusan bisnis

sering kali memiliki dampak yang tidak dapat diukur dengan mudah menggunakan analisis

akuntansi tradisional. Pemerintah dan kelompok-kelompok kepentingan khusus dengan cepat

menunjukkan bahwa banyak biaya yang dihasilkan dari keputusan bisnis tidak tercermin

dalam (atau yang diluar) laporan perusahaan. Polusi kerusakan misalnya harus ditanggung

oleh pihak lain, bukan oleh perusahaan yang menyebabkan masalah. Dapat dimengerti, jika

kemudian, eksekutif perusahaan mencari teknik analisis yang memperhitungkan biaya dan

manfaat eksternal tersebut ketika mereka berunding tentang kebijakan perusahaan. Tak pelak

lagi mereka mereka meminta kepada akuntan mereka untuk mengembangkan analisis biaya-

manfaat yang diperlukan untuk melengkapi proyek tingkat pengembalian yang biasa

dilakukan.

Analisis biaya-manfaat (ABM) dapat digunakan untuk:

a. Menentukan proyek apa yang harus dilakukan

b. Untuk memantau kinerja sebuah perusahaan atau proyek

Penggunaan analis biaya manfaat, dibagi menjadi 2 yakni:

1. Organisasi sektor swasta

dukungan untuk subsidi pemerintah, hibah atau tarif.

Perkiraan dampak pencemaran terhadap masyarakat

Penilaian waktu karyawan yang dihabiskan untuk kegiatan publikEvaluasi

alokasi sumber daya untuk proyek-proyek atau kampanye kepentingan umum

Dukungan untuk klaim kerusakan yang timbul dari hilangnya nyawa, mata,

tungkai dan lain-lain.

Perhitungan waktu luang.

2. Organisasi sektor publik

Evaluasi alternative program social mengarah pada alokasi sumber daya untuk:

Program kesehatan

Program pendidikan

Fasilitas rekreasi

Proyek konservasi

Proyek-proyek perbaikan transportasi

Perumusan peraturan untuk pengendalian polusi

9

Kekurangan Data Akuntansi Tradisional

Adapun kekurangan data  akuntansi tradisional jika dibandingkan dengan analisis

biaya manfaat memiliki kelemahan yaitu

1. Hal ini berfokus pada tindakan masa lalu, yang tidak relefan untuk tindakan masa

depan dalam pengambilan keputusan.

2. Tidak memperhitungkan factor-faktor eksternal.

3. Mempertimbangkan beberapa sumber daya sebagai sumber daya bebas atau tanpa

biaya.

4. Fokusnya jauh lebih sempit, selalu berhubungan dengan kepentingan pemegang

saham, bukan kepentingan pemangku kepentingan (atau masyarakat).

Teknik Analisis Biaya-Manfaat

Daripada menggunakan keterangan normal seperti “pendapatan”, “beban”, dan “laba

bersih”, terminology yang dipakai dalam ABM adalah “keuntungan”, “biaya”, dan “kelebihan

manfaat atas biaya”. Konsep ABM tentang manfaat dan biaya lebih luas dari pendapatan dan

biaya, karena meraka memperhitungkan nilai-nilai eksternal masa depan sampai sekarang.

Proyek harus dilakukan jika manfaatnya melebihi biaya atau rasio keuntungan/ biaya lebih

besar dari satu.

Tingkat Diskon

Uang yang digunakan untuk membiayai proyek menjadi tertahan untuk kegunaan lain.

Dengan demikian, biaya tersebut secara tepat diukur dengan menghitung biaya kesempatan

yang dilewatkan, apakah itu adalah tingkat imbal marginal setelah pajak yang hilang dari

investasi lain atau harga konsumen akan bersedia membayar penundaan konsumsi mereka.

Hasil studi ABM biasanya didiskontokan pada tingkat marginal rata-rata tertimbang

berdasarkan proyeksi sumber-sumber pembiayaan yang digunakan.

Pengukuran Biaya Dan Manfaat

Meskipun terdapat masalah dalam memilih tingkat potongan yang tepat, ini

merupakan masalah kecil dibandingkan dengan kesulitan untuk mengidentifikasi dan

mengukur biaya tahunan masa depan dan keuntungan (itu sendiri).

10

Sayangnya, banyak biaya dan manfaat tidak dapat ditentukan secara langsung, dan pengganti

atau cara tidak langsung harus digunakan untuk memperkirakan nilai yang terlibat, meskipun

diakui hamper tidak mungkin menangkap semua karakteristik dari niali pengganti.

Kekurangan Dari Analisis Biaya Manfaat

Beberapa akuntan berpendapat bahwa anggaran biaya manfaat terlalu jauh dari misi

tradisional mereka yang cukup bernilai untuk dipelajari akan tetapi argument ini tidak melihat

kelanjutan dari anggaran biaya manfaat yang telah digunakan sebelum tahun 1844,

keunggulan anggaran biaya manfaat dalam mengatur keputusan pemerintah. Selain itu

kecenderungan yang jelas adalah bahwa tehnik anggaran biaya manfaat akan dipakai di sector

swasta untuk memberikan focus dalam pengambilan keputusan program-progam perusahaan

yang berdampak pada masyarakat.

Akuntan secara tradisional telah mengasumsikan peran pokok dalam menyediakan

data untuk keputusan di sector swasta dan jika posisi ini harus dipertahankan itu adalah

kepentingan terbaik akuntan untuk mengenal dengan baik tehnik ABM dan kekurangannya.

Selain itu akuntan sering terlibat langsung dengan keputusan ABM di sector public, mereka

akan membuat keputusan yang kurang terampil atau untuk menantang proposal spesifik ABM

secara efektif, kecuali mereka menyadari tehnik ABM yang relefan. Alas an kami

menekankan pentingnya saran informasi akan menjadi lebih jelas ketika berbagai kekurangan

dan keseriusan ABM dipahami. Kekurangan dapat dikelompokkan menjadi tiga katagori

yaitu:

Pilihan yang tersedia untuk yang mempersiapkannya (preparer).

Kendala yang harus dipertimbangkan oleh preparer dan pengguna.

Masalah yang tidak dapat diatasi oleh ABM.

Adapun kendala-kendala yang harus dipertimbangkan oleh preparerdan pengguna

ABM maka penting jika proyek-proyek saling terpisah satu sama lain. Jika sedang

dipertimbangkan proyek bersama, maka analisis ABM harus mencakup semua aspek proyek.

Selain itu proyek yang diterima memenuhi persyaratan hukum dan sesuai dengan

administrasi. Kadang-kadang kendala anggaran dihapus dan pembuat keputusan diberitahu

untuk menghabiskan anggaran yang telah ditetapkan tanpa memperhatikan biaya kesempatan

dari uang yang dibelanjakan.

11

Pilihan Yang Tersedia

Pilihan yang banyak dan jika tidak terlalu akurat, akan menjadi bias bagi ABM

sampai di titik dimana keputusan yang tidak bijaksana akan dihasilkan. Ada metode yang bisa

mencegah biasdan tidak masuk akal, tapi pengambil keputusan pertama kali harus memahami

apa saja potensi masalahnya. Sangat penting bahwa biaya kesempatan yang akurat

diperkirakan untuk uang yang dipergunakan untuk membiayai setiap proyek ABM.Bias dapat

masuk ke dalam ABM melalui pilihan buruk sebagai pengganti dan metode yang digunakan

untuk mengukur nilai-nilai masyarakat

Kendala-Kendala

Sehubungan dengan kendala-kendala yang harus dipertimbangkan olepreparer dan

pengguna ABM, maka penting proyek-proyek saling terpisah satu sama lain, atau jika sedang

dipertimbangkan proyek bersama, maka analisis ABM harus mencakup semua aspek proyek.

Selain itu, proyek yang dterima memenuhi persyaratan hukum dan sesuai dengan

administrasi.

Isu Yang Tidak Terselesaikan

Pengambil keputusan ABM harus menyadari bahwa ada banyak isu yang tidak pernah

dapat sepenuhnya diselesaikan dengan tehnik ABM. ABM tidak memperhitungkan masalah

ekuitas, seperti kelayakan dari menghukum satu kelompok atas keuntungan kelompok lain.

Abm Disini Untuk Tetap Dipakai

Akuntansi tradisional tetap berharga, tetapi dalam masyarakat maju, organisasi harus

menyadari dan memperhitungkan dampak eksternal mereka. Pemerintah sudah membuat

pilihan social bagi kita semua berdasarkan analisis biaya manfaat. Oleh karena itu, akuntan

disarankan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang analisis biaya-manfaat beserta

kekurangannya, atau jika tidak mereka akan kehilangan tempat mereka sebagai tangan kanan

dari pengambil keputusan.

12

Analisis Etika Untuk Pemecahan Masalah

Kebanyakan para pelaku bisnis mengambil keputusan berdasarkan kepentingan para

pemilik atau para pemegang saham, pandangan ini merupakan pendekatan secara tradisional.

Pendekatan secara tradisional ini dimodifikasi menjadi dua cara, pertama asumsi bahwa

seluruh stakeholder hanya ingin meaksimalkan keutungan jangka pendek. Kedua, hak dan

kewajiban dari beberapa kelompok non-shareholder seperti karyawan, konsumen atau klien,

supplier, kreditor, tokoh masyrakat dan pemerintah memiliki kepentingan dari hasil

keputusan yang dibuat dan juga tujuan dan perusahaan itu ikut dipertimbangan dalam

pengambilan keputusan perusahaan.

Perusahaan yang modern saat ini sangat mempertimbangkan kelompok Shareholder

dan kelompok diluar shareholder, kedua kelompk tersebut menjadi pembentuk dari sebuah

stakeholder yang menjadi Company Respond. Jika kehilangan salah satu unsure stakeholder

atau biasa disebut primary stakeholder. Hal tersebut dapat menyebabkan perusahaan tidak

dapat berpotensi secara penuh, dan mungkin dapat menimbulkan kerugian pada perusahaan. 

Asumsi bahwa kelompok shareholder monolitik hanya tertarik pada keuntungan jangka

panjang yang sedang mengalami modifikasi, disebabkan karena perusahaan yang modern

mencari shareholders yang terdiri dari perorangan maupun institusi yang tertarik pada

keuntungan jangka panjang dan bagaimana etika bisnis diterapkan.

Investor yang etis mengembangkan jarigan formal dan informal melalui kegiatan

perusahaan mereka, mereka juga memutuskna bagaimana untuk memilih wakil-wakil

mereka, serta bagaimana pendekatan ke direktur agar mereka memperhatikan dan tetap pada

ruang lingkup atas perlindungan terhadap lingkungan. Mereka juga memberikankompensasi

dan nilai lebih terhadap kegiatan HAM pada suatu negara tertentu seperti Afrika Selatan.

Kepentingan Yang Fundamental Dari Stakeholder 

Para decision maker menggabungkan kepentingan kelompok stakeholder dan

menciptakaan tiga kepentingan yang mendasar, yaitu: Dapat menghasilkan keputusan yang

dapat mengakomodir kepentingan mereka Suatu keputusan sebaiknya mempertimbangkan

pendistribusian yang adil antara keuntungan dan beban.

Suatu keputusan hendaknya tidak bertentangan dengan hak-hak Stakeholder, termasuk

hak dalam membuat keputusan:

• Well-offnes : Keputusan sebaiknya menghasilkan lebih banyak keuntungan daripada Biaya

13

• Fairness : Pendistribusian hendaknya mempertimbangkan keseimbangan antara keuntungan

dan biaya.

• Right : Hasil keputusan hendaknya tidak bertentangan dengan hak Stakeholder.

Pengukuran Pengaruh Yang Dapat Dikuantifisir

Keuntungan adalah kepentingan utama yang ingin didapat oleh para pemegang saham

dan merupakan hal yang penting untuk mencerminkan ketahanan dan kesehatan suatu

perusahaan. Pada waktu inflasi, keuntungan dapat merubah inventory di harga yang lebih

tinggi. 

Pengkajian Terhadap Pengaruh Yang Tidak Dapat Dikuantifisir

Keadilan bukan merupakan konsep yang absolut. hal ini merupakan petunjuk yang

berasal dari suatu kejadian ekonomi yang berorientasi dalam mencari keuntungan dan biaya

yang menjadi dasar dari keputusan tersebut. contohnya adalah keputusan untuk menaikan

pajak lebih tinggi pada pendapatan tinggi, tetapi melihat secara adil sesuai dengan kapasitas

mereka untuk membayar pajak. alasan dan perspektif diperlukan untuk menilai kewajaran

dengan teliti.

KASUS

FORD PINTO

A. Sejarah Ford Pinto

Pada bulan Mei tahun 1968, Ford Motor Company, berdasarkan rekomendasi saat itu

wakil presiden Lee Iacocca, memutuskan untuk memperkenalkan mobil subkompak untuk

menghadapi persingan kuat dari Volkswagen. Demi mendapatkan pangsa pasar yang besar,

mobil tersebut dirancang dan dikembangkan secara cepat di dalam negeri. Yang di maksud

secara cepat di sini adalah bahwa desain dan pengujian pra produksi biasanya membutuhkan

waktu sekitar tiga setengah tahun dan pengaturan produksi yang sebenarnya agak lebih lama,

namun pada kenyataanya desain Ford Pinto dimulai pada tahun 1968 dan produksi dimulai

tahun 1970. Tujuan lain Ford Pinto adalah memproduksi mobil dengan berat sebesar 2.000

pound, dengan label harga sebesar $2.000 atau kurang. Dan ternyata selama beberapa tahun

penjualan pertama Pinto bisa dikatakan sangat bagus, karena total penjualan mencapai

3.200.000 unit dari berbagai varian.

14

Proyek Pinto diawasi oleh Robert Alexander, wakil presiden teknik mobil, dan telah

disahkan oleh Komite Perencanaan Produk Ford, terdiri dari Iacocca, Alexander, dan wail

presiden teknik mobil kelompok Ford, Harold MacDonald. Para insinyur di seluruh Ford

yang bekerja pada proyek tersebut ”bertanggungjawab” kepada supervisor langsung mereka,

di mana melaukan hal yang sama selanjutnya kepada atasan mereka, dan selanjutnya bagi

Alexander dan MacDonald dan akhirnya Iacocca.

Banyak laporan yang dilewatkan dalam rantai komando selama desain dan proses

persetujuan, termasuk beberapa diantaranya yang menguraikan hasil tes tumbukan, dan

usulan untuk memperbaiki kecenderungan mobil meledak ke dalam kobaran api ketika

bagian belakang dipacu pada kecepatan 21 mil per jam.

Kecenderungan tersebut disebabkan karena Ford Pinto mengadopsi penempatan

tangki bahan bakar di bagian belakang. Pinto adalah sebuah proyek terburu-buru, dimulai

pada tahun 1968 dan mengambil lebih dari dua tahun untuk mencapai ruang pamer.

Akibatnya, keputusan desain rekayasa datang setelah keputusan gaya ke tingkat yang lebih

besar dari biasanya. Desain ini sangat berbahaya, karena jika terjadi tabrakan pada bagian

belakang Ford Pinto maka bisa menyebabkan ledakan, kemudian disusul efek domino pintu

mobil yang menjadi sulit dibuka sehingga penumpang akan terperangkap di dalamnya.

Selama desain dan produksi, bagaimanapun, tes tabrakan mengungkapkan cacat serius dalam

tangki bensin. Dalam tabrakan lebih dari 25 mil per jam, tangki bensin selalu pecah. Untuk

memperbaikinya diperlukan perubahan dan memperkuat desain.

Perbaikan yang tersedia untuk Ford termasuk memposisikan tangki gas di atas roda

belakang, yang akan mengurangi ruang bagasi, atau menginstalasi bladder karet di tangki

bensin. Ford bereksperimen dengan menggunakan insalasi bladder karet, tetapi tampaknya

memutuskan bahwa bladder karet tidak efektif akan biaya. Kemudian, sebagai bagian dari

upaya lobi yang berhasil terhadap peraturan pemerintah untuk tes wajib kecelakaan (tes

kecelakaan tertunda delapan tahun sampai 1977), analisis biaya manfaat Ford terungkap

dalam studi perusahaan yang berjudul ”Fatalities Assosiated with Crash-Included Fuel

Leakage and Fires” seperti yang telah dijelaskan sebelumnya biaya instalasi bladder karet

jauh melebihi manfaatnya.

Ford mengambila angka $200.000 untuk biaya kematian dari sebuah studi tentang

National Highway Traffic Safety Administration, yang menggunakan perkiraan atau analisis

tabular dalam kasus ini.

15

B.   Lebih Lengkap Mengenai Desain Mobil Ford Pinto

Penempatan tangki bahan bakar terletak di belakang poros belakang, bukan di

atasnya. Hal ini dilakukan untuk menciptakan ruang bagasi yang lebih besar. Masalah dengan

desain, yang kemudian menjadi jelas, adalah bahwa itu membuat Pinto lebih rentan terhadap

tabrakan belakang. Kerentanan ini ditingkatkan dengan fitur lain dari mobil.

Banyak studi laporan dan dokumen yang dihasilkan oleh Mother Jones mengenai

tabrakan belakang  Pintos menunjukkan bahwa jika terjadi tabrakan Pinto dari belakang

dengan kecepatan lebih dari 30 mph, bagian belakang mobil akan melengkung seperti

akordion tepat ke kursi belakang. Gaya Pinto diperlukan bahwa tangki bahan bakar berada di

belakang poros belakang, sehingga hanya 9 atau 10 inci ruang menghancurkan antara bumper

belakang dan poros belakang. Selain itu, kepala baut terpapar yang mampu menusuk tangki

bahan bakar pada dampak belakang. Tabung yang mengarah ke tutup tangki gas akan

merenggut tangki itu sendiri dan gas segera akan tumpah ke jalan di sekitar mobil. Tangki

bensin yang tertekuk akan macet melawan rumah diferensial (tonjolan besar di tengah-tengah

poros belakang mobil), yang berisi empat benda tajam dan baut menonjol, dan kemungkinan

menyebabkan lubang di tangki dan menumpahkan lebih banyak gas. Sekarang yang

dibutuhkan adalah percikan dari tempat pembakaran rokok atau serpihan logam, dan kedua

mobil habis dilalap api. Jika diberikan kesempatan untuk mengatakan bahwa Pinto adalah

sungguh sebuah deraan yang bagus, katakan pada 40 mph,  kesempatan yang sangat baik

bahwa pintu akan macet dan Anda harus bersiap-siap menonton penumpang terjebak di

dalam terbakar sampai mati.

Seperti produk yang lainnya, Pinto juga memiliki suatu tujuan produk. Tujuan produk

jelas dinyatakan dalam "buku hijau" Pinto. Buku ini tebal, berisikan rahasia teratas mencakup

langkah-demi-langkah rencana produksi untuk model tersebut, rincian metalurgi, berat,

kekuatan dan kualitas setiap bagian di dalam mobil. Tujuan produk untuk Pinto berulang

diterbitkan di artikel  FG Ford eksekutif Olsen oleh Society of Automotive Engineers.

C.   Kasus Ford Pinto

Kasus Ford pinto bermula dari kesengajaan perusahaan mendesain mobil seperti itu

dengan maksud mendapat keuntungan yang besar. Dari kelalaian perusahaan, banyak terjadi

kecelakaan yang menyebabkan beberapa orang meninggal.

Sistem keselamatan terlihat tidak ada sama sekali. Hal ini tidak disebutkan di seluruh

artikel. Seperti Lee Iacocca, salah seorang General Motors di Ford, yang sering katakan,

adalah "Keselamatan tidak menjual". Desain produk ini memang cacat. Seorang insinyur

16

Ford, yang tidak ingin namanya disebutkan, berkomentar: "Perusahaan ini dijalankan oleh

salesman, bukan insinyur, maka prioritas adalah styling, bukan keselamatan."

Dalam kasus Ford Pinto ini, desainer dan pihak Ford secara keseluruhan tidak

memikirkan dampak berbahaya yang bisa terjadi. Desain dari mobil Ford Pinto tidak

memikirkan aspek keamanan dan keselamatan bahkan nyawa seseorang. Padahal mobil ini

diproduksi secara massal. Pada bulan Mei 1972 kecelakaan pun terjadi, Lily Gray sedang

bepergian dengan anak berumur 13 tahun Richard Grimshaw dan mengalami kecelakaan

diserempek mobil lain dalam kecepatan 30mil/jam. Dampaknya menyulut api di Pinto yang

menewaskan Lily Gray dan meninggalkan Richard Grimshaw dengan luka bakar akibat

ledakan mobil Ford Pinto. Pada pengadilan pertama, sebuah penilaian diberikan terhadap

Ford dan jaksa memutuskan pihak Ford wajib menggati rugi atas kecelakaan kepada keluarga

Gray $ 560.000 dan Matius Grimshaw $ 2,5 juta pada tetapi yang mengejutkan datang ketika

hakim pada awalnya memutuskan memdakwa uang ganti rugi sebesar $ 125 juta dan

kemudian diturunkan menjadi $ 3,5 juta.

Satu kejadian besar lagi terjadi pada tanggal 10 Agustus 1973, tiga gadis remaja

berhenti untuk mengisi bahan bakar dengan menggunakan sedan Ford Pinto. Setelah

pengisian, sopir kembali menutup gas yang kemudian jatuh, saat mereka menuju ke US

Highway 33. Mencoba untuk mengambil tutup gas tersebut, gadis-gadis berhenti di jalur

kanan bahu jalan raya karena tidak ada ruang di jalan raya untuk mobil. Tak lama kemudian,

van beratnya lebih dari 400 kilogram dan dimodifikasi dengan sebuah papan yang kaku untuk

bumper depan. Merekan bepergian pada lima puluh lima kilometer per jam dan terjebak saat

Ford Pinto berhenti. Dua penumpang meninggal di tempat kejadian ketika mobil meledak

menjadi kobaran api. Sopir itu dikeluarkan dan meninggal tidak lama kemudian di rumah

sakit. Memeriksa van lama setelah kecelakaan itu, polisi menemukan botol bir terbuka, ganja

dan pil kafein dalam. Berdasarkan fakta kasus, tampaknya salah satu dari sejumlah pihak bisa

bertanggung jawab dalam tindakan kriminal sipil atau dituntut. Target jelas tampaknya

pengemudi van. Tampaknya bisa saja dituntut karena pembunuhan pidana atau keluarga

korban bisa mengejar tindakan sipil, dalam terang fakta pengemudi memiliki beberapa zat

yang dikendalikan pada saat kecelakaan. Sebuah partai potensial kedua terbuka untuk

gugatan perdata adalah Indiana Highway departemen..Itu adalah desain mereka yang tidak

meninggalkan tempat berhenti yang aman di sepanjang Highway 33 di mana mobil bisa

menepi untuk keadaan darurat..Bahkan, jalan itu begitu berbahaya bahwa Elkart County

Warga ‘Komite Keselamatan sebelumnya menulis surat kepada departemen meminta bahwa

desain jalan dimodifikasi untuk menyediakan tempat berhenti yang aman untuk keadaan

17

darurat. Hal ini juga dibayangkan, pengemudi Pinto bisa ditemukan lalai untuk menghentikan

mobil di tengah jalan raya.

Tahun 1977, menurut Dowie dalam majalah Bunda Jones, menggunakan dokumen di

Pusat file, menerbitkan suatu artikel yang melaporkan bahaya dari disain tangki bahan bakar,

dan mengutip Dokumen perusahaan Ford yang membuktikan Ford itu mengetahui kelemahan

di dalam tangki bahan bakar sebelum dipasarkan tetapi bahwa suatu cost/benefit diusulkan

studi dilaksanakan bahwa itu akan ” lebih murah” untuk Ford membayar kewajiban untuk

kematian dan luka-luka karena kebakaran dibandingkan memodifikasi tangki bahan bakar

untuk mencegah api. Dowie menunjukkan Ford itu memiliki suatu hak paten atas suatu tangki

gas yang dirancang lebih baik pada waktu itu, tetapi pertimbangan gaya dan biaya itu

mengesampingkan perubahan apapun didalam mendisain tangki bensin Pinto. Dengan

penerbitan artikel dari Bunda Jones kasus publisitas Grimshaw, Pusat untuk Keselamatan

Auto menyampaikan kembali petisinya untuk penyelidikan cacat pada Pinto dan Kasus ODI #

C7-38 dibuka.

Beberapa orang merasa isu yang diangkat dalam kasus-kasus Ford Pinto adalah

contoh dari dalam saku perusahaan yang mengabaikan keselamatan konsumen dan lebih

memilih mengejar keuntungan. Beberapa pihak lain merasa mereka adalah contoh kasus yang

terhindarkan dari liputan media. Terlepas dari semua pendapat itu, kasus Ford Pinto adalah

salah satu dari banyak masalah hukum dan etika yang kompleks.

Kritikan dan hujatan pun berdatangan, namun ternyata pihak Ford memilih untuk

tidak mengganti desain dari mobilnya dan lebih memilih menghadapi tuntutan di pengadilan.

Pada tanggal 9 Juni 1978 pihak Ford menarik 1,5 juta Pintos. Penarikan kembali

terlambat untuk menyelamatkan reputasi Ford. Jutaan dolar dalam gugatan telah diajukan dan

kalah melawan si penggugat, termasuk persidangan terbesar cedera pribadi yang pernah

terjadi (di california dengan biaya ganti rugi $126 juta). Dan dalam kasus tahun 1979 Negara

tenggara dari Indiana v. Ford Motor Co, Ford telah terkenal menjadi perusahaan AS pertama

yang pernah didakwa atau dituntut atas tuduhan pembunuhan kriminal (atas kasus tewasnya

tiga gadis remaja dalam Pinto akibat tabrakan belakang). Meskipun Ford dibebaskan atas

tuduhan pembunuhan sembrono Maret 1980, reputasi Pinto turun drastis dan menimbulkan

malapetaka; Ford menghentikan produksi mobil lima bulan setelah sidang.

ANALISIS

Etika profesi merupakan hal yang sangat penting bagi semua profesi karena etika

tersebut berhubungan secara langsung terhadap timbulnya dampak negatif maupun positif

18

terhadap kesejahteraan banyak orang. Khususnya dalam dunia keteknikan, seseorang yang

berkecimpung dalam dunia teknik dituntut mempunyai etika dalam profesinya agar dapat

bertanggung jawab dengan apa yang dihasilkan sehingga dapat memberikan dampak yang

positif bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Namun apabila etika tersebut tidak dimiliki

oleh pekerja tersebut maka akan menghasilkan dampak yang negative berupa kehilangan

kepercayaan dari orang lain terhadap pekerja tersebut, seperti yang terjadi pada kasus

perusahaan ford dimana terjadi permasalahan mengenai etika profesi dalam membuat suatu

produk yaitu mobil ford pinto. Permasalahan yang terjadi pada mobil ford pinto bermula dari

kecelakaan yang menewaskan 3 orang dan 4 orang luka-luka yang disebabkan oleh

meledaknya tanki bahan bakar mobil ford pinto akibat adanya benturan pada saat kecelakaan.

Hal ini berkaitan dengan disain tali pengikat pada tanki gas yang menjadikannya peka

terhadap kebocoran dan api rendah untuk mengurangi kecepatan benturan, namun hal

tersebut justru menjadi potensi bahaya untuk penggunanya karena apabila terjadi kecelakaan

maka tanki bahan bakar akan mudah terbakar dan meledak sehingga dapat dikatakan produk

yang dihasilkan memiliki kecacatan.

Awal kecacatan tersebut sebenarnya telah diketahui oleh perusahaan ford, sebelum

mobil ford pinto tersebut dipasarkan, namun perusahaan tersebut lebih memilih untuk

membayar biaya ganti rugi kematian dari pada mendesain ulang tanki bahan bakar, karena

dirasa akan membutuhkan biaya yang lebih besar untuk mendisain ulang tanki bahan bakar

dibandingkan dengan membayar ganti rugi kematian. Selain itu ford memiliki suatu hak

paten atas suatu tanki gas yang dirancang lebih baik pada waktu itu, tetapi pertimbangan gaya

dan biaya itu mengesampingkan perubahan apapun didalam mendisain tanki bensin pinto.

Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan ford telah melakukan pelanggaran etika profesi,

dimana perusahaan tidak bertanggung jawab atas kesalahan teknis yang dihasilkan dan

kemudian mendatangkan kerugian terhadap konsumenya sehingga menimbulkan korban,

bahkan sampai menyebabkan kematian karena pelanggaran dari etika profesi yang dilakukan.

Hal ini tidak boleh terjadi dalam dunia perindustrian karena berdampak negatif bagi

perusahaan itu sendiri, dimana perusahaan akan kehilangan kepercayaan dari konsumen

sehingga konsumen tidak lagi berminat terhadap produk-produk lain yang dihasilkan oleh

perusahaan yang berdampak pada menurunnya profit atau keuntungan dari perusahaan

tersebut.

Hal ini memberi pelajaran bagi pengusaha-pengusaha yang memproduksi mobil

lainnya. Misalnya saja, seperti Toyota yang segera menarik salah satu produksi mobilnya

karena masalah sistem rem yang ada pada mobil tersebut. Toyota beranggapan bahwa

19

kepercayaan konsumen kepada mereka sangatlah penting karena akan mempengaruhi

kestabilan produksi perusahaan.

Kepercayaan konsumen terhadap produk yang mereka produksi sangatlah penting,

karena menjadi point dasar dalam penentuan pemasaran produk mereka. Atas dasar

kepercayaan inilah kejayaan dan kemajuan perusahaan dapat berjalan dengan semakin pesat.

Kepercayaan adalah aset dasar bagi sebuah perusahaan untuk berkembang. Dengan

tercapainya kepercayaan yang baik oleh konsumen setia dari produk yang dibuat oleh

perusahaan mereka tentunya akan menjadikan nama baik perusahaan yang semakin terangkat

di mata konsumen.

Kejayaan sebuah perusahaan besar dituntut dari hal-hal yang saling berkaitan seperti

kepercayaan, nama baik perusahaan, produk yang berkualitas dan tentunya pertahanan

perusahaan dalam bersaing dengan kompetitor lain yang memproduksi produk yang sejenis.

Kembali ke awal persoalan yaitu permasalahan etika profesi yang terjadi pada perusahaan

mobil ford yang dikenal dengan permaslahan ford finto. Jika etika profesi dapat diterapkan

dengan baik tentu permasalahan ini mungkin tidak akan terjadi.

Etika profesi dalam melakukan pekerjaan sangat penting untuk kemaslahatan orang

banyak. Apalagi bagi seorang teknik industry yang notabennya nantinya akan terjun secara

langsung ke dunia industry untuk merancang lalu menciptakan sebuah produk yang akan

digunakan oleh banyak khalayak ramai. Kode etik bagi seorang pekerja adalah peraturan

dasar yang paling mengikat pada pekerja dalam menjalankan pekerjaanya.

Etika juga sangat penting bagi kehidupan sehari-hari, seseorang dengan etika yang

baik pasti memiliki kualitas kehidupan yang baik. Etika adalah dasar terpenting bagi prilaku

setiap manusia. Jika dalam diri manusia sudah tertanam etika yang baik hal itu tentulah akan

mempengaruhi kehidupan manusia itu di mana pun dia berada sampai ia bekerja dalam

pekerjaanya.

D.  Analisis Biaya Manfaat

Salah satu alat yang digunakan dalam perdebatan Ford adalah "biaya-manfaat

analisis" dari mengubah tangki bahan bakar. Menurut perkiraan Ford, tangki tidak aman akan

menyebabkan kematian membakar 180 jiwa, 180 luka bakar serius, dan 2.100 kendaraan

terbakar setiap tahun. Perhitungnya akan hal itu, bahwa Ford harus membayar $ 200.000 per

kematian, $ 67.000 per cedera, dan $ 700 per kendaraan, dengan total sebesar $ 49,5 juta.

Namun, biaya menyelamatkan nyawa dan luka-luka bakar bahkan lebih tinggi dengan

diadakannya perubahan akan menelan biaya $ 11 per mobil, yang jika dijumlahkan mencapai

20

hingga $ 121 juta per tahun. Pada dasarnya, Ford berpendapat bahwa hal itu akan lebih murah

yaitu untuk membiarkan pelanggan mereka terbakar!

Ringkasan perhitungan:

Analisis Biaya-Manfaat Ford (dalam dolar)

Masing-masing Total

Manfaat : Penghematan

180 kematian karena

terbakar

200.000 36.000.000

180 luka bakar serius 67.000 12.060.000

2100 kendaraan terbakar 1.470.000

49.530.000

Biaya :

11 juta mobil 11 121.000.000

1,5 juta truk ringan 11 16.500.000

137.500.000

Perusahaan Ford tidak menginstal rubber bladder karena memakan banyak biaya

sebesar $137.500.000, sedangkan jika rubber bladder tidak dipasang maka biayanya hanya

sebesar $49.530.000. Ini berarti Ford Mobil Company bisa menghemat biaya sebesar

$87.970.000. Dilihat dari sisi Ford, jelas Ford lebih mencari profit daripada harus menginstal

rubber bladder  untuk keselamatan penumpang. Dilihat dari sisi konsumen, jelas konsumen

dirugikan karena Ford sudah melakukan kecurangan dengan melakukan penghematan biaya

produksi dan tidak memperhatikan kualitas produk untuk keamanan dan keselamatan

pengendara.

Setelah produk Ford Pinto selesai diproduksi  dan diuji kelayakaannya oleh Ford,

ternyata mobil meledak saat ditabrak dari belakang karena tangki bensin berada tepat

dibawah bumper. Ford sendiri sudah mengetahui hal tersebut dan mengajukan lobby kepada

pemerintah untuk menunda uji kecelakaaan selama 8 tahun. Ford juga tidak berusaha

menginstal rubber bladder karena biayanya sangat tinggi. Hal ini tidak fair bagi

konsumen/publik karena perusahaan tidak mementingkan keselamatan penumpang dan

perusahaan Ford juga menutupi kenyataan tersebut dan tetap menjual Ford Pinto ke pasaran.

Dalam kasus ini, Ford terlalu menekan biaya produksi sebesar $2000 untuk

memproduksi sebuah mobil dengan harapan memperoleh profit sebesar mungkin. Ford

21

mendesain mobil dengan meletakkan tangki bensin di bawah bumper belakang dengan

harapan membuat bagasi lebih luas. Saat uji kelayakan ternyata Ford Pinto langsung meledak

saat ditabrak dari belakang. Dari uji kelayakan tersebut seharusnya Ford mendesain ulang

Ford Pinto dengan menginstal rubber bladder di tangki bensin. Tetapi hal tersebut tidak

dilakukan karena membutuhkan biaya sebesar $137.500.000. Apabila Ford tidak menginstal

rubber bladder maka biayanya hanya sebesar $49.530.000 sehingga menghemat $87.970.000.

Hal ini menandakan bahwa Ford tidak ingin kehilangan banyak biaya untuk mendesain ulang

Ford Pinto dengan rubber bladder dan mengesampingkan keselamatan penumpang.

PESAN MORAL

1.  Jika ingin tetap bertahan, perusahaan dalam membuat produk harus memperhatikan hal-hal

yang dapat merugikan bagi banyak pengguna termasuk memperhatikan etika dalam

pembuatan produk, yaitu dengan mengetahui hal yang dapat membahayakan jika produk

digunakan. Dari adanya pertimbangan tersebut maka dapat mengurangi timbulnya kecelakaan

yang dapat menimbulkan korban yang banyak.

2.      “Trust is the best soul of business”

Jangan sampai merusak kepercayaan pelanggan.

Jika terjadi suatu kecelakaan yang di sebabkan oleh kesalahan yang disengaja oleh

perusahaan itu sendiri, maka persepsi negative masyarakat akan produk tersebut akan muncul

dan hal tersebut tentu saja bisa merusak reputasi perusahaan. Kepercayaan konsumen

berkurang dan menjadi lebih berhati-hati dalam memilih produk.

3.   Efisiensi bukanlah segala-galanya dalam bisnis

Dalam pembuatan sebuah produk, pasti ingin memperoleh keuntungan dan juga produknya

disukai banyak consumen. Keuntungan merupakan tujuan utama dari sebuah perusahaan,

maka diperlukan kenyamanan dalam pemakaiannya. Keuntungan yang diperoleh

berdasarkan  produk yang di desain dengan ketentuan kenyamanan, bentuknya menarik, dan

sebagainya. Jadi, perusahaan haruslah memperhatikan kenyamanan konsumen.

22

SOLUSI

1. Solusi Mengenai Disain

Disain pada mobil ford pinto masih memiliki kelemahan terutama dibagian body bagian

belakang, dimana pada body bagian belakang terdapat tangki bahan bakar. Seharusnya pihak

yang terkait dalam produksi ford pinto telah menyadarinya apabila terjadi tumbukan pada

bagian belakang maka akan mengalami goncangan pada tangki bahan bakar yang akan

membahayakan sekitar mobil atau akan menyebabkan ledakan karena gesekan yang terjadi

pada tangki bahan bakar. Seharusnya pihak ford membuat bodykit yang terbuat dari besi atau

alumunium yang disimpan pada bagian belakang body mobil. Tidak hanya itu seharusnya

pada selang transmisi gas ke mesin menggunakan bahan yang lentur dan juga kuat, untuk

menghindari kebocoran dan patah pada bagian selng transmisi apabila terjadi tumbukan.

Selain itu pada bagian belakang seharusnya di berikan lahan khusus penyimpanan tangki

bahan bakar, guna menghindari tangki terlepas apabila terjadi tumbukan yang sangat keras

dan bagian terluar tangki bahan bakar seharusnya diberi bahan yang lentur seperti

penggunaan karet yang melapisi seluruh bagian tangki bahan bakar. Seharusnya disain dibuat

oleh seorang yang ahli dibidangnya yang tidak hanya mementingkan unsur keindaan saja

melainkan unsur keselamatan bagi penggunanya. Mesin yang terdapat pada kap mesin

seharusnya dilengkap dengan besi pelindung agar dapat melindungi setiap bagian mesin

apabila terjadi tumbukan pada bagian depan.

Komponen yang digunakan untuk mmbuat mobil ford pinto sharusnya menggunakan bahan

yang berkualitas dan yang telah memiliki standar yang telah ditetapkan oleh lembaga-

lembaga yang terkait dalam proses pembuatan mobil, sehingga mobil dapat bertahan lama

dalam artian tidak gampang rusak.

2. Solusi System Elektrikal

Seharusnya mobil ford pinto tidak seluruh bagian mobilnya terhubung secara otomatis,

seperti pada bagian pintu mobil yang tidak terkunci secera otomatis apabila listrik pada mobil

mati. Selain itu terdapat suatu signal pemberitahuan apabila terjadi masalah pada bagian fatal

yang terdapat pada mobil, seperti pada bagian tangki bahan bakar, sensor jarak apabila akan

terjadi tumbukan.

23

3. Solusi Asuransi

Seharusnya pihak ford memberikan asuransi keselamatan jiwa bagi konsumen yang membeli

mobil ford pinto, sehingga para konsumen dapat merasa nyaman apabila terjadi kecelakan

yang disebabkan oleh system yang terdapat dalam mobil ford pinto. Selain itu juga pihak ford

harus siap menarik seluruh mobilnya apabila terjadi kerusakan yang menyebabkan kecelakan

atau keselamatan jiwa pengemudinya.

KESIMPULAN

Dari peristwa Ford pinto yang kita pelajari dapat kita ambil sebuah kesimpulan,

bahwa setiap kegiatan produksi haruslah mengikuti etika profesi, karena apabila kegitan etika

profesi tidak dilakukan dengan baik maka akan menimbulkan keriguan yang sifatnya

membahayakan, bagi masyarakat, khususnya konsumen pengguna dari hasil produksi mobil

Ford pinto, Peristiwa gagal produk Ford pinto tidak sebenarnya disebabkan oleh beberapa

faktor, selain dari faktor adanya tindakan yang tidak sesuai dengan etika profesi juga ada

faktor lain, seperti pertimbangan teknis dalam hal desain produk, dimana pada waktu itu

desain produk yang dibuat tidaklah sesuai dengan desain safety yang baik, sehingga

mengakibatkan, output produk yang yang tidak layak untuk dipasarkan.

Hal teknis yang terjadi pada Ford pinto sendiri seperti yang sudah dijelaskan bahwa

adanya kesalahan, desain dari penerapan pengaplikasian bahan bakar gas didalam

pengoperasian mobil tersebut yang ternyata sangat menghawatirkan karena pipa atau saluran

ke mesin, menggunakan pipa logam yang tidak fleksibel dan juga rawan bocor sehingga

mengakibatkan dengan mudahnya terjadi kebakaran apabila terjadi benturan, dan juga dalam

sistem elektroniknya, mobil ini bersifat paralel sehingga apa bila terjadi kerusakan atau putus

terhadap salah satu saja sirkuitnya, maka akan berakibat seluruh transmisi elektronik yang

ternyata sudah didesain otomatis menjadi mati, dalam hal ini sistem lock terhadap pintu

mobil bekerja otomatis saat mobil dioperasikan, menjadi mati atau tidak berfungsi apabila

sirkuitnya ada yang terputus.

Hubunganya dengan peristiwa tragedi Ford pinto, saat terjadi kecelakaan terhadap

mobil yang mengakibatkan tabung gas bahan bakar mobil meledak, sirkuit dalam sistem

elektroniknya akan mati secara keseluruhan karena sifatnya paralel, sehingga menyebabkan

sistem lock atau kunci otomatis yang ada pada menjadi tidak dapat matikan, atau dirubah

24

untuk membuka pintu mobil sehingga menyebabkan penumpan terjebak didalam mobil, yang

dalam keadaan terbakar, dapat kita bayangkan yang terjadi terhadapa para penumpang yang

ada didalam mobil, penumpang dapat terluka bahkan meninggal karena terbakar.

Solusi yang dapat ditawarkan untuk produk Ford pinto tentunya adalah solusi

perbaikan desain, dengan mempertimbangkan etika profesi yang menjunjung tinggi

keselamatan konsumen sehingga tidak ada pihak yang dirugikan, mungkin langkah awal dari

perbaikan desain sendiri yaitu memperbaiki sistem tabung gas yang ada beserta saluran-

saluran pipanya, sebaiknya dibuat dari bahan yang fleksibel, untuk pendektesian keselamatan

alangkah baiknya mobil ini juga menggunakan sistem pemadaman api yang berupa tabung

nitrogen cair yang diletakan disekitar tabung gas sebagai langkah antisipasi awal, bahkan

mungkin ada solusi lain yang mungkin bermanfaat untuk tabung gas memberikan sistem

pendingin radiator dan juga sirkulasi udara. Untuk sistem elektronik yang ada alangkah

baiknya jika sistem elektronik dibagi menjadi 2 bagian yaitu untuk bagian pengapian atau

transmisi, dan juga untuk bagian sistem sirkuit mobil dengan catatan untuk sirkuit mobil

diberi perlindungan dari kebakaran sehingga aman saat terjadi kejadian seperti tragedi Ford

pinto.

Seluruh kejadian yang ada sangat erat sekali kaitanya denagn etika profesi dimana

pada saat itu yang didahulukan hanyalah profit, karena teknologi baru mungkin dilirik (mobil

berbahan bakar gas), tanpa memikirkan prosedur desain yang matang dan juga aman bagi

konsumen yang menggunakan, sebenarnya hal seperti ini tidak hanya menimbulkan kerugian

bagi konsumen namun juga kerugian yang besar dialami pula oleh Ford oleh karena itu

alangkah baiknya sebuah prosedur keteknikan dijalankan dengan sebaik-baiknya sehingga

tidak menyababkan kejadian buruk yang akan tertulis didalam sejarah.

25

TINJAUAN PUSTAKA

Brooks, Leonard J. & Paul Dunn. 2011.Etika Bisnis dan Profesi: Untuk Direktur, Eksekutif,

dan Akuntan. Edisi Kelima. Buku Satu. Terjemahan oleh Kanti Pertiwi. Jakarta:

Salemba Empat.

26