Makalah Pendidikan Agama Islam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Citation preview

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SISTEM EKONOMI ISLAM

Disusun Oleh :1. Qqq2. Qqq3. Qqq4. Gayuh Ady Yosa(130341100083)

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTANFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURABANGKALAN2014

BAB IPENDAHULUAN1. Latar BelakangPerkembangan ekonomi Islam dalam tataran praktis maupun akademis sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari data statistik perbankan syariah yang dikeluarkan tiap bulannya oleh bank Indonesia, juga penelitian di bidang perbankan syariah, mulai dari soal faktor-faktor yang memengaruhi minat masyarakat untuk menggunakan jasa perbankan syariah, bidang investasi syariah, hingga soal model pemberdayaan dana zakat di Indonesia.Inti asas ekonomi Islam adalah hak milik. Hak milik itu terdiri dari hak milik pribadi, hak milik umum, dan milik Negara. Dalam realitas, banyak praktik ekonomi (mikro maupun makro) mengalami kegagalan disebabkan kekeliruan pemahaman mengenai hak milik, seperti mendapatkan harta korupsi atau suap untuk membangun fasilitas umum dianggap benar, kebijakan sumber daya air, kebijakan sumber daya alam dan energi, kebijakan pengentasan kemiskinan, kebijakan privatisasi BUMN Milik Umum, kenaikan harga BBM dan berbagai penyimpangan lainnya.

2. Rumusan MasalahSesuai dengan latar belakang diatas, malah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : Bagaimanakah sejarah sistem perekonomian islam ? Apakah pengertian sistem ekonomi islam ? Bagaimana prinsip prinsip sistem ekonomi islam ? Bagaimana asas asas sistem ekonomi islam ? Siapakah yang berperan dalam sistem perekonomian islam ? Apakah perbedaan sistem ekonomi islam dengan sistem ekonomi konvensional ? Bagaimana manfaatnya jika kita menjalankan sistem ekonomi islam ?

3. Tujuan Untuk mengetahui sejarah sistem perekonomian islam. Untuk mengetahui pengertian umum sistem ekonomi islam. Untuk mengetahui prinsip prinsip sistem ekonomi islam. Untuk mengetahui asas asas sistem ekonomi islam. Untuk mengetahui pelaku sistem ekonomi islam. Untuk mengetahui perbedaan sistem ekonomi islam dan sistem ekonomi konvensional. Untuk mengetahui manfaat penggunaan sistem ekonomi islam.

4. ManfaatDengan adanya makalah ini diharap referensi tentang sistem perekonomian islam akan bertambah. Serta semakin banyak pemanfaatan sistem ekonomi islam sebagai sistem utama dalam melakukan kegiatan perekonomian.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Sejarah Sistem Perekonomian IslamDengan hancurnya komunisme dan sistem ekonomi sosialis pada awal tahun 90-an membuat sistem kapitalisme disanjung sebagai satu-satunya sistem ekonomi yang sahih. Tetapi ternyata, sistem ekonomi kapitalis membawa akibat negatif dan lebih buruk, karena banyak negara miskin bertambah miskin dan negara kaya yang jumlahnya relatif sedikit semakin kaya.Dengan kata lain, kapitalis gagal meningkatkan harkat hidup orang banyak terutama di negara-negara berkembang. Bahkan menurut Joseph E. Stiglitz (2006) kegagalan ekonomi Amerika dekade 90-an karena keserakahan kapitalisme ini. Ketidakberhasilan secara penuh dari sistem-sistem ekonomi yang ada disebabkan karena masing-masing sistem ekonomi mempunyai kelemahan atau kekurangan yang lebih besar dibandingkan dengan kelebihan masing-masing. Kelemahan atau kekurangan dari masing-masing sistem ekonomi tersebut lebih menonjol ketimbangkelebihannya.Karena kelemahannya atau kekurangannya lebih menonjol daripada kebaikan itulah yang menyebabkan muncul pemikiran baru tentang sistem ekonomi terutama dikalangan negara-negara muslim atau negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam yaitu sistem ekonomi syariah. Negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim mencoba untuk mewujudkan suatu sistem ekonomi yang didasarkan pada Al-quran dan Hadist, yaitu sistem ekonomi Syariah yang telah berhasil membawa umat muslim pada zaman Rasulullah meningkatkan perekonomian di Zazirah Arab. Dari pemikiran yang didasarkan pada Al-quran dan Hadist tersebut, saat ini sedang dikembangkan Ekonomi Syariah dan Sistem Ekonomi Syariah di banyak negara Islam termasuk di Indonesia.[footnoteRef:1] [1: Arka, 2013]

B. Pengertian Sistem Ekonomi IslamEkonomi Islam didefinisikan sebagai cabang ilmu yang membantu merealisasikan kesejahteraan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang langka, yang sejalan dengan ajaran islam, tanpa membatasi kebebasan individu ataupun menciptakan ketidakseimbangan makro dan ekonomi logis.[[footnoteRef:2] ] [2: Sholahudin, 2007 hal. 5]

Pandangan islam terhadap masalah kekayaan berbeda dengan pandangan islam terhadap masalah pemanfaatan kekayaan. Menurut Islam, sarana sarana yang memberikan kegunaan ( utility ) adalah masalah lain. Karena itu, kekayaan dan tenaga manusia, duaduanya merupakan kekayaan sekaligus sarana yang bias memberikan kegunaan ( utility ) atau manfaat. Sehingga, kedudukan kedua duanya dalam pandangan islam, dari segi keberadaan dan produksinya dalam kehidupan, berbeda dengankedudukan pemanfaatan serta tata cara perolehan manfaatnya.

C. Prinsip Prinsip Sistem Ekonomi IslamDalam melakukan aktivitas ekonomi islam,para pelaku ekonomi memegang teguh prinsip-prinsip dasar yaitu Prinsip ilahiyah.dimana dalam ekonomi islam kepentingan individu dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat sekali yaitu asas keselarasan,keseimbangan dan bukan persaingan,sehingga tercipta ekonomi yang seadil-adilnya Prinsip Ekonomi Islama Ekonomi Ilahiah (robbany) semua aktivitas manusia termasuk ekonomi harus selalu bersandar kepada Tuhan.Dalam ajaran islam tidak ada pemisahan antara dunia dan akhirat, berarti dalam mencari rizki harus halal lagi baik.Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar:1. Berbagai sumber daya dipandang sebagai pemberian atau titipan dari2. Allah swt kepada manusia.3. Islam mengakui pemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu.4. Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam adalah kerja sama.5. Ekonomi Islam menolak terjadinya akumulasi kekayaan yang dikuasai6. oleh segelintir orang saja.7. Seorang muslim harus takut kepada Allah swt dan hari penentuan di8. akhirat nanti.9. Zakat harus dibayarkan atas kekayaan yang telah memenuhi batas10. (nisab)11. Islam melarang riba dalam segala bentuk

A. Asas Asas Sistem Ekonomi IslamAsas-asas sistem ekonomi Islam ada tiga, yaitu kepemilikan (), pengelolaan kepemilikan ( ), distribusi kekayaan di tengah-tengah masyarakat ( ).

1. Asas KepemilikanKepemilikan adalah tatacara yang ditempuh oleh manusia untuk memperoleh kegunaan dari suatu jasa ataupun barang. Adapun definisi kepemilikan menurut syara adalah idzin darial-syaari (pembuat hukum) untuk memanfaatkan suatual-ain(dzat). Al-Syaari di sini adalah Allah swt. Adapunal-ainadalah sesuatu yang bisa dimanfaatkan. Sedangkan izinadalah hukum syara. Jenis-jenis kepemilikan ada tiga, yaitu kepemilikan individu, kepemilikan umum, dan kepemilikan negara.

a. Kepemilikan Individu (al milkiyyah al fardiyyah).Kepemilikan individu adalah izin dari Allah swt kepada individu untuk memanfaatkan sesuatu.Hak individu dan kewajiban negara terhadap kepemilikan individu:a. Hak kepemilikan individu adalah hak syariy bagi individu. Seorang individu berhak memiliki harta yang bergerak maupun tidak bergerak seperti mobil, tanah, dan uang tunai. Hak ini dijaga dan diatur oleh hukum syara.b. Pemeliharaan kepemilikan individu adalah kewajiban negara. Oleh karena itu, hukum syara telah menetapkan adanya sanksi-sanksi sebagai tindakan preventif (pencegahan) bagi siapa saja yang menyalahgunakan hak tersebut.Sebab-sebab Kepemilikan IndividuSyariaat Islam telah membatasi sebab-sebab kepemilikan harta oleh individu dengan lima sebab, yaitu : Bekerja dalam perdagangan, industri, dan pertanian Warisan Kebutuhan kepada harta sekedar untuk mempertahankan hidup. Pemberian harta oleh negara kepada rakyatnya. Harta yang diperoleh seorang individu tanpa ada kompensasi apapun, seperti pemberian (hibah), hadiah, diyat, mahar dan shadaqah.

b. Kepemilikan Umum (al-milkiyyah al-aammah)Kepemilikan umum adalah izin dari al-Syaari kepadaal- jamaaah(masyarakat) untuk secara bersama-sama memanfaatkan sesuatu. Kepemilikan umum ini terbagi menjadi tiga, yakni:a. Segala sesuatu yang menjadi kebutuhan vital bagi masyarakat, yang akan menyebabkan persengketaan tatkala ia lenyap; seperti air, padang rumput, dan api. Rasulullah saw bersabda: Manusia berserikat dalam 3 hal yaitu air, padang rumput, dan api.[[footnoteRef:3]] [3: Riwayat Abu Dawud No 3016, Ahmad No 22004, Ibnu Majah 2463 (CD Kutubut Tisah), Al Baihaqi (6/150), Abu Ubaid (728) dengan kata an ns menggantikan almuslimn, Abu Nuaim dalam marifatis shahbah.]

Yang juga termasuk setiap peralatan yang digunakan untuk mengelola fasilitas umum, seperti alat pengebor air yang dibutuhkan oleh masyarakat umum, beserta pipa-pipa yang digunakan untuk menyulingnya (menyalurkannya). Demikian juga peralatan yang digunakan sebagai pembangkit listrik yang memanfaatkan air milik umum (PLTA), tiang-tiang, kabel-kabel, dan stasiun distribusinya.b. Segala sesuatu yang secara alami, mencegah untuk dimanfaatkan hanya oleh individu secara perorangan; seperti, jalanan, sungai, laut, danau, mesjid, sekolah-sekolah negeri, dan lapangan umum. Sabda Rasulullah saw: Tidak ada pagar pembatas kecuali bagi Allah dan Rasul-Nya.[[footnoteRef:4]] (HR. Bukhori, Abu Dawud, Ahmad) [4: ]

Makna hadits ini adalah, tidak ada hak bagi seorangpun untuk memberikan batasan atau pagar (mengkapling) segala sesuatu yang diperuntukkan bagi masyarakat umum.c. Barang tambang yang depositnya sangat besar. Dalilnya, adalah hadits riwayat Ibnu Majah (2466) dan Ad Darimi (2494) dengan sanad hasan, dari Abyadh bin Hamal bahwa ia telah meminta kepada Rasul saw untuk mengelola tambang garam disuatu daerah yg tidak berair (dekat bendungan marib). Rasulullah memberikannya. Setelah ia pergi, Al Aqra` bin Habis At Taimi berkata; "Wahai Nabiyullah, sesungguhnya aku telah mendatangi garam itu pada masa Jahiliyah, yaitu dilahan yang tidak ada airnya, lalu orang-orangpun datang dan mengambilnya. Garam tersebut seperti air yang tidak habis-habisnya."Nabi shallallahu alaihi wasallam lalu meminta agar pemberian garam kepadanya dibatalkan,Rasul bersikap demikian karena sesungguhnya tambang garam tersebut adalah barang tambang seperti air mengalir yang tidak terbatas depositnya.

c. Kepemilikan Negara (al-milkiyyah al-daulah)Kepemilikan negara adalah setiap harta yang pengelolaannya diwakilkan pada khalifah sebagai kepala negara. Jenis-jenis harta tersebut adalah seperti; ghanimah (rampasan perang), jizyah (pajak untuk orang kafir), kharj, pajak, harta orang-orang murtad, harta orang yang tidak memiliki ahli waris, panti-panti dan wisma-wisma bagi aparat pemerintahan yang dibuka oleh daulah Islam, dan tanah-tanah yang dimiliki oleh negara.

2. Asas Pengelolaan KepemilikanPengelolaan kepemilikan adalah tata cara yang seorang muslim wajib terikat dengan tata cara tersebut tatkala ia mempergunakan harta. Syariat Islam telah membatasi tata cara ini dengan hukum-hukum syara; dalam dua perkara, yaitu; pengembangan kepemilikan dan pengeluaran harta.1) Pengembangan Kepemilikan ( )Islam telah mensyariatkan hukum-hukum tertentu bagi pengembangan kepemilikan, baik dalam perdagangan, pertanian, ataupun industri. Dalam urusan perdagangan Islam telah memperbolehkan jual-beli, ijaarah (upah mengupahi) dan syirkah (perseroan). Selain itu, Islam telah mengharamkan riba, penimbunan (ihtikaar), penipuan, perjudian, dan lain-lain.Dalam masalah pertanian, Islam membolehkan untuk memiliki tanah untuk ditanami. Di sisi lain, Islam telah mengizinkan mengambil tanah tersebut dari pemiliknya jika ia tidak mengelolanya selama 3 tahun berturut-turut.Dalam persoalan industri, Islam membolehkan seorang muslim memiliki pabrik, memproduksi, dan menjual hasil-hasil produksinya. Akan tetapi produk tersebut terbatas pada hal-hal (benda/barang) yang dihalalkan.

2) Pengeluaran Harta (infaaq ul maal)Syara telah menetapkan beberapa cara untuk mengeluarkan harta, yang antara lain adalah:a) Zakat, sebagai kewajiban bagi setiap individu yang terkena beban kewajiban ini.b) Membelanjakan harta untuk keperluan dirinya dan untuk orang-orang yang harus di beri nafkah seperti istri, kedua orang tua, anak-anak, yang hukumnya adalah wajib.c) Silaturahim dengan saling memberi hadiah, yang hukumnya adalah sunnah.d) Shodaqoh untuk orang-orang fakir dan orang-orang yang membutuhkan, yang hukumnya adalah sunnah.e) Mengeluarkan harta untuk keperluan jihad, yakni membeli senjata, mempersiapkan tentara, sebagaimana yang pernah dilakukan para shahabat Nabi shahabat saat perang Tabuk dan perang lainnya, yang dalam hal ini hukumnya adalah fardhu kifayah.

Selain itu, Islam telah mengharamkan beberapa macam cara pengeluaran harta, yakni:a) Israaf (melampaui batas) dan tabdzr (mubadzir), yakni mengeluarkan harta dalam hal yang diharamkan dan dalam rangka kemaksiatan.[3]b) Risywah (sogok), yaitu pemberian harta kepada orang-orang yang memiliki wewenang untuk melaksanakan suatu urusan tertentu diantara urusan-urusan rakyat, seperti pegawai pemerintahan dan para penguasa, agar mereka (orang yang memiliki wewenang) melaksanakan urusan tersebut (padahal seharusnya urusan tersebut wajib dilaksanakan tanpa mendapatkan imbalan).c) Kikir (al bukhl) dan pelit (taqtiir), yakni tidak mengeluarkan harta yang diwajibkan atas seorang muslim. Misalnya tidak mengeluarkan zakat dan nafkah yang wajib baginya untuk ditunaikan kepada orang yang kesusahan. Firman Allah swt:

] [

Dan orang-orang tidak (pula) kikir dan adil (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara demikian (TQS. Al Furqaan: 67).

Pengeluaran harta oleh daulah Islam dilakukan pada sebuah kondisi yang mengharuskan negara melakukan tugas-tugas wajib bagi kaum muslim secara keseluruhan, misalnya memberi makan orang-orang yang menderita kelaparan, sebagaimana yang pernah terjadi pada m ar ramadh (tahun paceklik) di masa Umar bin Khaththab.

3. Asas DistribusiTerdapat 3 cara, yaitu:1) Kewajiban Zakat.2) Negara mendistribusikan hartanya kepada individu rakyat yang membutuhkan tanpa imbalan, seperti sebidang tanah yang diberikan kepada orang yang mampu (kuat) untuk mengelolanya (menanaminya), dan mengeluarkan harta kepada mereka (orang yang membutuhkan) yang diambil dari hartakharaajdanjizyah.3) Syariat Islam melarang penimbunan emas dan perak dalam kapasitasnya sebagai alat tukar --harga untuk membeli barang dan jasa--, agar uang tetap terinvestasikan di dalam lapangan pertanian, perdagangan dan industri. Dengan demikian, niscaya pengangguran akan dapat dihapuskan, sekaligus akan sangat membantu pendistribusian kekayaan.4) Islam telah menetapkan aturan mengenai pembagian harta warisan di antara para ahli waris. Dengan demikian, niscaya akan dapat terdistribusikan bentuk-bentuk kekayaan yang berskala besar. Allahu Taala Alam.

B. Lembaga Sistem Ekonomi IslamLembaga keuangan di Indonesia yang berbasis syariah Islam disebut LKSdibedakan menjadi dua yaitu LKS Bank dan LKS yang bukan bank.Komponen yang termasuk dalam kategori lembaga keuangan syariahadalah:1) Bank Umum SyariahBank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip prinsip syariah.Pengertian bank syariah sebenarnya telah diatur dalam Undang-undang. Pasal 2 PBI No. 6/24/PBI/2004 Tentang Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah, memberikan definisi bahwa Bank umum syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bentuk hukum yang diperkenankan adalah perseroan terbatas atau PT. Dalam buku yang berjudul Manajemen Bank Syariah, secara garis besar hubungan ekonomi berdasarkan syariah Islam tersebut di tentukan oleh hubungan akad yang terdiri dari lima konsep dasar akad. Bersumber dari lima dasar konsep inilah dapat ditemukan produk-produk lembaga keuangan bank syariah dan lembaga keuangan bukan bank syariah untuk dioperasionalkan. Kelima konsep tersebut adalah : (1) sistem simpanan, (2) bagi hasil, (3) margi keuntungan, (4) sewa, (5) jasa (fee).Kegiatan utama perbankan syariah tersebut harus menggunakan prinsip dasar bank syariah yang ditetapkan, yaitu: Mudharabah, Musyarakah, Wadiah, Murabahah, Salam, Istishna, Ijarah, Qardh, Rahn, Hiwalah/Hawalah, dan Wakalah. Prinsip-prinsip dasar ini Insya Allah akan kami jelaskan pada artikel selanjutnya agar lebih memahami pengertian bank syariah secara mendalam.

2) BPR Syariah (Badan Perkreditan Rakyat Syariah)

BPRS menurut UU perbankan No.7 tahun 1992 adalah lembaga keuangan bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka tabungan, dan/ atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai usaha BPR.

Bentuk bentuk penyaluran dan dana BPR Syariah

Pembiayaan Mudharabah bank menyediakan modal bagi nasabah (pengusaha) kemudian dikelola keuntungan yang diperoleh akan dibagi (perjanjian bagi hasil) sesuai dengan kesepakatan. Pembiayaan musyawarah bank dan pengusaha bersama sama membiayai suatu proyek dan dikelola secara bersama sama. Keuntungan akan dibagi sesuai dengan penyertaan masing masing pihak. Pembiayaan Baiu Bithaman Ajil, bank menyediakan dana untuk pembelian sesuatu barang atau asset yang dibutuhkan oleh nasabah guna mendukung usaha atau proyek yang sedang di usahakan.

3) BMT (Baitul Mal Wattamwil)

Prinsip operasional BMT tidak jauh berbeda dengan BPRS yakni menggunakan 3 prinsip:

a) Prinsip bagi hasil mudharabah, musyarakah, muzaroah dan muzaqahb) Sistem jual belic) Sistem non profit contoh Qordul Hasan

4) Asuransi SyariahAsuransi syari'ah menurut Dewan Syariah Nasional adalah usaha untuk saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang melalui investasi dalam bentuk aset dan atau tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko/bahaya tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.Asuransi Syariah adalah sebuah sistem dimana para partisipan/anggota/peserta mendonasikan/menghibahkan sebagian atau seluruh kontribusi yang akan digunakan untuk membayar klaim, jika terjadi musibah yang dialami oleh sebagian partisipan/anggota/peserta. Peranan perusahaan disini hanya sebatas pengelolaan operasional perusahaan asuransi serta investasi dari dana-dana/kontribusi yang diterima/dilimpahkan kepada perusahaan.Asuransi syari'ah disebut juga dengan asuransi ta'awun yang artinya tolong menolong atau saling membantu . Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa Asuransi ta'awun prinsip dasarnya adalah dasar syariat yang saling toleran terhadap sesama manusia untuk menjalin kebersamaan dalam meringankan bencana yang dialami peserta. Prinsip ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al Maidah ayat 2, yang artinya :

"Dan saling tolong menolonglah dalam kebaikan dan ketaqwaan dan jangan saling tolong menolong dalam dosa dan permusuhan"

Prinsip Prinsip Asuransi Syariah

Haramnya praktik asuransi dalam Islam sudah banyak digaungkan oleh para ulama-ulama di Indonesia maupun mancanegara. Hal ini dikarenakan adanya :

Gharar : terlihat dari unsur ketidakpastian tentang sumber dana yang digunakan untuk menutupi klaim dan hak pemegang polisMaysir yaitu unsur judi yang digambarkan dengan kemungkinan adanya pihak yang dirugikan di atas keuntungan pihak lainRiba karena menggunakan sistem bunga.

Asuransi Syariah memiliki prinsip yang berbeda dengan lembaga konvensional. Prinsip prinsip tersebut antara lain :

1. Saling Membantu dan Bekerjasama

.Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran (QS.Al Maidah:2)

Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama ia menolong sesamanya (HR.Abu Daud)

Barang siapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya. (HR. Bukhari, Muslim dan Abu Daud)

2. Saling melindungi dari berbagai macam kesusahan seperti membiarkan uang mengganggur dan tidak berputar dalam transaksi yang bermanfaat bagi masyarakat umum.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu.(QS.4:29)

3. Saling bertanggung jawab

4. Menghindari unsur gharar, maysir dan riba

Islam menekankan aspek keadilan, suka sama suka dan kebersamaan menghadapi menghadapi resiko dalam setiap usaha dan investasi yang dirintis. Aspek inilah yang menjadi tawaran konsepuntuk menggantikan gharar, maysir dan riba yang selama ini terjadi di lembaga konvensional.

5) Pegadaian Syariah

Pegadaian Syariah merupakan salah satu bentuk layanan dari Perum Pegadaian yang diterapkan dengan konsep syariah. Konsep syariah maksudnya segala transaksi dan pengaturan dalam pelayanannya berlandaskan pada aturan Islam. Layanan syariah ini dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia yang mayoritas Muslim dan menginginkan transaksi yang sesuai dengan aturan Islam. Dengan begitu, masyarakat Muslim pun bisa merasa nyaman dan aman serta tidak takut lagi dengan hal yang berbau riba dalam melakukan transaksi di Pegadaian.

Secara umum, sistem pembiayaan Pegadaian Syariah tidak jauh beda dengan Pegadaian yang bersifat konvensional. Hanya saja ada beberapa transaksi yang harus dilakukan agar sesuai dengan syariat Islam. Kalau di Pegadaian konvensional, biasanya menggunakan bunga, tapi kalau Pegadaian Syariah menggunakan ijaroh atau ujroh. Dari ijaroh atau ujroh inilah Pegadaian Syariah mendapatkan keuntungan.

6)Pasar Modal Syariah

Pasar modal syariah adalah kegiatan yang berhubungan dengan perdagangan efek syariah perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga profesi yang berkaitan dengannya dimana semua produk dan mekanisme operasionalnya berjalan tidak bertentangan dengan hukum muamalat islam.

7) Reksadana Syariah

Reksadana Syariah mengandung pengertian sebagai reksadana yang pengelolaanya dan kebijakan investasinya mengacu pada syariat islam. Misalnya tidak menginvestasikan pada saham saham atau obligasi dari perusahaan yang pengelolaanya atau produknya bertentangan dengan syariat islam. Seperti pabrik makanan/minuman yang mengandung alkohol, daging babi, roko dan tembakau, jasa keuangan konvensional, pertahanan dan persenjataan serta bisnis hiburan yang berbau maksiat.

8) Koperasi Syariah

Koperasi adalah lembaga usaha yang dinilai cocok untuk memberdayakan rakyat kecil. Nilai nilai koperasi juga mulia seperti keadilan, kebersamaan, kekeluargaan dan kesejahteraan bersama koperasi dalam islam disebut syirkah. Syirkah adalah salah satu bentuk kerjasama dagang dengan rukun dan syarat syarat tertentu, yang dalam hukum positif disebut dengan perserikatan dagang. Dalam koperasi syariah ada 2 prinsif dasar yaitu syirkah mufawadah dan syirkatul inan.1. Syirkah mufawadhah adalah perkongsian antara 2 orang atau lebih, dengan masing masing pihak memberikan kontribusi dana (simpanan pokok) wajib yang sama. Sedangkan simpanan suka rela tergantung pada masing masing anggota.2. Syirkatul inan yaitu perkongsian 2 orang atua lebih dengan kontribusi dana dari masing masing anggota kongsi bervarias. Dana itu dikembangkan bersama sama dan pembagian keuntungan berdasarkan kesepakatan bersama.

C. Perbedaan Sistem Ekonomi Islam Dan Sistem Ekonomi Konvensional Sumber (epistimology) dan tujuan kehidupan Ekonomi islam berazaskan pada Al-Quran dan Al-Sunnah serta ijtihad, perkara perkara asas muamalah dijelaskan dalam bentuk suruhan dan larangan. Suruhan dan larangan tersebut bertujuan untuk membangun keseimbangan rohani dan jasmani manusia yang berazaskan tauhid. Ekonomi konvensional lahir berdasarkan pemikiran manusia yang bisa berubah berdasarkan waktu sehingga tidak bersifat kekal dan selalu membutuhkan perubahan perubahan, bahkan terkadang mengabaikan aspek etika dan moral tergantung untuk kepentingan apa dan siapa.)

Masalah kelangkaan dan pilihan Dalam ekonomi konvensional masalah ekonomi timbul karena adanya kelangkaan sumber daya yang dihadapkan pada keinginan manusia yang tidak terbatas. Dalam islam, islam kelangkaan sifatnya relatif bukan kelangkaan yang absolut dan hanya terjadi pada 1 dimensi ruang dan waktu tertentu saja dan kelangkaan tersebut timbul karena manusia tidak memiliki kemampuan untuk mengelola sumber daya yang telah diciptakan allah.

Konsep harta dan kepemilikan Semua harta adalah milik allah, milik allah lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Allah maha kuasa atas segala sesuatu. Dalam islam kepemilikan pribadi, baik atas barang konsumsi ataupun barang modal sangat dihormati walaupun hakikatnya tidak mutlak dan pemanfaatannya tidak boleh bertentangan dengan kepentingan orang lain adalah ajaran islam. Sementara itu dalam ekonomi kapitalis, kepemilikan bersifat mutlak dan pemanfaatannya bebas, sedangkan dalam ekonomi konvensional lainnya (khusus di kalangan sosialis) justru sebaliknya, kepemilikan pribadi tidak diakui, yang ada kepemilikan negara. Salah satu karakteristik ekonomi islam mengenai harta yang tidak terdapat dalam perekonomian lain adalah zakat.

Konsep bunga Suatu system ekonomi islam harus bebas dari bunga (riba) karena riba merupakan pemerasan kepada orang yang terdesak atas kebutuhan. Dalam islam system yang diterima adalah system bagi hasil (profit sharing) system ini berorientasi pemenuhan kemaslahatan hidup umat manusia sedangkan dalam system konvensional adanya riba. Pada system riba yang selalu diuntungkan adalah orang yang punya modal akhirnya yang kaya makin kaya. Perbedaaan kaya dan miskin sangat jauh jurang pemisahanya yang menimbulkan kesenjangan yang sangat tinggi.

D. Manfaat Penggunaan Sistem Ekonomi IslamMengamalkan ekonomi islam jelas mendatangkan manfaat yang besar bagi ummat islam itu sendiri, pertama mewujudkan integritas seorang muslim yang kaffah, sehingga islam tidak lagi parsial. Bila ummat islam masih bergelut dan mengamalkan ekonomi ribawi, berarti keislamannya belum kaffah sebab ajaran ekonomi islam dibatalkan.

BAB IIIPENUTUP

Ekonomi Islam didefinisikan sebagai cabang ilmu yang membantu merealisasikan kesejahteraan manusia melalui alokasi dan distribusi sumber daya yang langka, yang sejalan dengan ajaran islam, tanpa membatasi kebebasan individu ataupun menciptakan ketidakseimbangan makro dan ekonomi logis.

Prinsip-prinsip kegiatan Ekonomi Islam adalah sebagai berikut:1) Kekuasaan milik tertinggi adalah milik Allah dan Allah adalah pemilik yang absolute atas semua yang ada2) Manusia merupakan pemimpin (khalifa) Allah di bumi tapi bukan pemilik yang sebenarnya.3) Semua yang didapatkan dan dimiliki oleh manusia adalah karna seizing Allah, oleh karena itu saudara-saudaranya yang kurang beruntung memiliki hak atas sebagian kekayaan yang dimiliki saudara-saudaranya yang lebih beruntung.4) Kekayaan tidak boleh ditumpuk terus atau ditimbun.5) Kekayaan harus diputar.6) Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuknya harus dihilangkan.7) Menghilangkan jurang perbedaan antar individu dapat menghapuskan konflik antar golongan dengan cara membagikan kepemilikan seseorang setelah kematiannya kepada para ahli warisnya.8) Menetapkan kewajiban yang sifatnya wajib dan sukarela bagi semua individu termasuk bagi anggota masyarakat yang miskin.

Ekonomi Islam merupakan racikan resep ekonomi yang digali dari Al-Quran dan Hadits. Sebagai seorang muslim, kita tidak boleh meragukan kandungan ajaran Al-Quran. Namun, kita perlu merumuskan praktik-praktik ekonomi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat tetapi tidak menyalahi prinsip-prinsip yang terkandung dalam Al-Quran.

DAFTAR PUSTAKA

Arka, Ari. 2013. Sistem Ekonomi Islam. [online] http://laliumah.blogspot.com/2013/01/29/system-ekonomi-islam . diakses tanggal 16 Maret 2014

An-Nabhani,Taqyuddin. 1996. Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Persektif Islam. Surabaya : Risalah Gusti.

Karim, M.A S.E, Adiwarman. Ir.. 2001. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta : The International Institut of Islamic Thought Indonesia.

Sholahuddin, M. S.E, M.Si. 2007. Asas-asas Ekonomi Islam. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada.Taufik, M. 2010. Asas Asas Sistem Ekonomi Islam. [online] http://mtaufiknt.wordpress.com/2010/06/19/asas-asas-sistem-ekonomi-islam/ . Diakses Tanggal 16 Maret 2014