Makalah Penerapan 5S

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SMK3

Citation preview

MAKALAH PENERAPAN 5S / 5RSTUDI KASUS DI LABORATORIUM WSI

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Dosen Pengampu : Hasti Hasanati Marfuah, M.T.

Disusun Oleh :1. Arifatun Nisa116600012. Afid Agita Praja116600183. Yeni Ika Septyana116600254. Thalaza Kurniawan Okta116600375. Ricko Irhandi11660049

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRIFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGAYOGYAKARTA2014BAB IPENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari atau di lingkungan kerja sangat diperhatikan keamanan dan kenyamanan dalam melakukan kegiatan atau aktivitas. Hal tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap produktivitas dari karyawan di perusahaan. Untuk mewujudkan terciptanya lingkungan kerja yang aman dan nyaman, hal yang perlu diperhatikan adalah kondisi di sekitar lingkungan kerja. Selain itu juga diperlukan adanya budaya kerja yang baik dari karyawan itu sendiri. Budaya kerja di perusahaan perlu diciptakan dan dibutuhkan untuk perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang dalam menghadapi tantangan di dunia industri. Salah satu untuk menciptakan suasana kerja yang nyaman yaitu: perusahaan dapat menerapkan sikap kerja 5S/5R. 5S/5R merupakan konsep yang sangat sederhana berasal dari Jepang yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke yang dalam bahasa Indonesia adalah Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin. Metoda 5S/5R merupakan beberapa tahap untuk mengatur kondisi tempat kerja yang berdampak terhadap efektifitas kerja, efisiensi, produktifitas dan keselamatan kerja.Pada dasarnya 5S/5R merupakan proses perubahan sikap dengan menerapkan penataan dan kebersihan kerja guna tercapainya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lingkungan bangunan gedung perkantoran, pabrik dan laboratorium. Sebagaimana diketahui, kondisi tempat kerja mencerminkan perlakuan seseorang terhadap pekerjaannya.Pada laboratorium WSI yang terdapat aktivitas praktikum proses manufaktur. Pada laboratorium WSI terdapat mesin CNC milling dan mesin CNC turning dengan menggunakan bahan dari aluminium. Karena terdapat juga alat-alat atau benda tajam serta aktivitas yang sering dilakukan sehingga diperlukan adanya penerapan 5S. dalam pengaplikasian 5S ini agar dapat membantu berlangsungnya kegiatan praktikum atau kegiatan lainnya dengan nyaman dan aman serta dapat tercipta budaya kerja yang baik.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. Pengertian 5S5S adalah sikap kerja yang bertujuan menciptakan suasana dan lingkungan kerja yang bersih, rapi dan aman. Berikut ini adalah penjelasan mengenai 5S :1. Seiri Seiri merupakan awal dari 5S yang berarti pemilahan segala sesuatu sesuai dengan aturan atau prinsip tertentu. Pemilahan dengan mengidentifikasi yang masih diperlukan dan yang tidak diperlukan, mengambil keputusan yang tegas dan menerapkan manajemen stratifikasi untuk membuang hal yang tidak diperlukan.2. SeitonSeiton adalah langkat selanjutnya setelah seiri yang berarti penataan. Penataan merupakan aktivitas penyimpanan barang yang berguna sehingga mudah dicari, dan aman. Dalam langkah kedua ini menempatkan barang-barang berguna secara rapi dan teratur.3. SeisoSeiso adalah langkah ketiga yang berarti pembersihan. Aktivitas yang dilakukan misalnya membuang sampah, kotoran dan benda asing serta membersihkan segala sesuatu. Pembersihan ini juga salah satu dari bentuk pemeriksaan, sehingga tidak hanya sekedar memebersihkan saja tetapi merupakan komitmen untuk bertanggung jawab atas segala aspek barang yang digunakan dan memastikan barang tersebut dalam keadaan baik.4. SeiketsuSeiketsu adalah langkah keempat yang berarti pemantapan. Pemantapan berarti pengulangan aktivitas pemilahan, penataan dan pembersihan serta sebagai kesadaran dan aktivitas tetap untuk memastikan bahwa keadaan 5S dipelihara menciptakan dan memelihara kontrol visual. Control visual merupakan sarana yang dapat menyampaikan informasi melalui indera manusia dengan segera. Dengan adanya control visual yang baik akan membantu dalam menemukan ketidaknormalan yang akan terjadi dapat terdeteksi lebih dini.5. ShitsukeShitsuke adalah langkah terakhir dari 5S yang berarti pembiasaan. Pembiasaan disini adalah menerapkan perilaku 5S dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat tercipta kesadaran diri dari karyawan dalam melakukan aktivitas kerja. Dalam hal ini manusia merupakan unsur terpenting dari usaha penerapan 5S karena kebiasaan dan budaya kerja sangat berperan penting dalam keberhasilan penerapan 5S untuk mewujudkan tujuan perusahaan.

2.2. Penerapan 5S di Laboratorium WSILaboratorium WSI adalah tempat dimana praktikum proses manufaktur manual dilakukan. Di Laboratorium WSI terdapat satu ruangan untuk Laboran yaitu Bapak Medi, terdapat 2 lemari besar untuk tempat laporan buku, alat pelindung diri dan sebagainya. Terdapat juga mesin CNC turning, CNC milling, mesin drill, meja dan papan tulis serta lemari besi untuk menyimpan bahan aluminium serta alat-alat lainnya.Berikut ini adalah penerapan 5S terhadap laboratorium WSI :1. Seiri (Ringkas)Seiri merupakan langkah awal dari penerapan 5S yaitu pemilahan barang yang berguna dan tidak berguna. Berikut ini adalah barang-barang yang tidak digunakan pada laboratorium WSI : Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa terdapat barang-barang yang tidak berguna atau tidak perlu dalam laboratorium WSI seperti adanya sandal anak-anak tanpa pasangan, batu di bawah mesin drill, terdapat maket yang berada di pojok, serta terdapat tutup tempat bekal di rak sepatu. Dengan adanya hal tersebut maka hal yang dapat dilakukan adalah dengan membuang barang/benda tersebut atau dipindahkan agar tercipta lingkungan laboratorium yang bersih dan rapi.

2. Seiton (Rapi)Seiton adalah langkat selanjutnya setelah seiri yang berarti penataan. Berikut ini adalah bagian yang perlu dirapikan pada laboratorium WSI : Dari gambar-gambar di atas dapat diketahui bahwa pada laboratorium WSI terdapat barang-barang yang tidak rapi. Banyak barang/benda yang tidak dikembalikan pada tempat yang semestinya setelah selesai digunakan. Misalnya buku di atas meja yang disusun tidak rapi, bahan aluminium yang tergeletak di lantai, sarung tangan yang berada di atas lemari besi, kuas yang masih berada pada mesin CNC milling, kursi yang berada dibelakang mesin turning, serta buku yang terdapat barang-barang di dalam lemari yang tidak disusun secara rapi. Dengan adanya hal tersebut, maka diperlukan adanya penataan atau pengaturan tata letak terhadap barang-barang yang masih berserakan tersebut. Dilakukan dengan cara menyusun rapi buku atau benda dengan tertata rapi serta mengembalikan barang yang belum dikembalikan sesuai dengan tempat yang telah ditentukan.

3. Seiso (Resik)Seiso adalah langkah ketiga yang berarti pembersihan. Berikut ini adalah sampah atau benda asing yang terdapat di dalam laboratorium WSI : Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa terdapat sampah (plastik) atau benda asing di dalam lemari sehingga yang dapat dilakukan adalah dengan membuang sampah selain itu juga dilakukan membersihkan lantai dengan menyapu agar laboratorium WSI menjadi bersih.

4. Seiketsu (Rawat)Seiketsu adalah langkah keempat yang berarti pemantapan yang berupa penjagaan lingkungan kerja yang sudah rapi dan bersih menjadi sebuah standar. Standar yang ditetapkan dipahami dan dapat diimplementasikan untuk semua stakeholder, yang dapat dilakukan pemeriksaan secara berkala.

5. Shitsuke (Rajin)Shitsuke adalah langkah terakhir dari 5S yang berarti pembiasaan. Pembiasaan disini adalah menerapkan perilaku 5S dalam kehidupan sehari-hari dalam laboratorium WSI sehingga dapat tercipta kesadaran diri dari stakeholder baik itu mahasiswa, dosen maupun laboran dalam melakukan aktivitas kerja. Apabila semua stakeholder di laboratorium WSI dapat membiasakan diri dengan adanya penerapan 5S dengan mengembalikan alat yang digunakan kembali pada tempatnya, merapikan barang/benda yang berserakan, membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan lingkungan laboratorium WSI agar tercipta lingkungan yang nyaman, bersih dan rapi. Sehingga kegiatan atau aktivitas pada laboratorium WSI dapat digunakan dengan maksimal.

2.3. Perbedaan Sebelum dan Sesudah Penerapan 5SBerikut ini adalah perbedaan sebelum dan sesudah penerapan 5S dilakukan pada Laboratorium WSI :

Dari gambar-gambar di atas dapat diketahui bahwa sebelum dan sesudah dilakukan penerapan 5S terdapat perbedaan yang cukup berart pada Laboratorium WSI. Terlihat bahwa setelah penerapan 5S lingkungan kerja terlihat rapi dan bersih. Barang atau benda juga terletak sesuai dengan tempatnya, dan lantai pun terlihat bersih. Penerapan 5S ini dapat dilakukan secara terus-menerus akan dapat menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan rapi. Sehingga aktivitas atau kegiatan pada laboratorium WSI dapat dilakukan dengan maksimal.

BAB IIIKESIMPULAN

5S/5R merupakan konsep yang sangat sederhana berasal dari Jepang yaitu Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke yang dalam bahasa Indonesia adalah Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin. Metoda 5S/5R merupakan beberapa tahap untuk mengatur kondisi tempat kerja yang berdampak terhadap efektifitas kerja, efisiensi, produktifitas dan keselamatan kerja.Penerapan 5S di laboratorium WSI dilakukan dengan memilah barang yang berguna atau tidak, kemudian merapikan barang/benda yang belum tertata rapi, membuang sampah yang terdapat di dalam lemari, dan mengembalikan alat yang ditempat yang telah ditentukan. Penerapan 5S yang dilakukan terdapat perbedaan yang cukup berarti sehingga lingkungan laboratorium WSI menjadi bersih dan rapi. Hal ini dapat dilakukan secara kontinu sesuai dengan prinsip 5S yaitu seiketsu dan shitsuke. Dimana dilakukan pemantapan dan pembiasan dengan budaya kerja yang baik tersebut. Sehingga akan menciptakan lingkungan kerja yang dapat mendukung aktivitas kerja secara maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

S Kurniawan, Henry.2013. Studi Deskriptif Manajemen Kualitas dengan Metode 5S Di Gudang Hypermarket X Surabaya. Universitas Surabaya. (https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/viewFile/344/328) Diakses pada 10 Oktober 2014

Osada, Takashi.2004. Sikap Kerja 5S. Jakarta : Penerbit PPM

Rimawan, Erry dan Eko Sutowo. Analisa Penerapan 5S+Safety pada Areawarehouse Di PT. Multifilling Mitra Indonesia. Universitas Mercubuana Jakarta (http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_349013114333.pdf) Diakses pada 10 Oktober 2014