25
PENGANTAR ILMU EKONOMI TUGAS AKHIR APPROACH SYSTEM INDAH INDRIYANI. S 1010411199

Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

PENGANTAR ILMU EKONOMI

TUGAS AKHIR

APPROACH SYSTEM

INDAH INDRIYANI. S

1010411199

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

“VETERAN” JAKARTA

Page 2: Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah , segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat, hidayah dan karunianya yang tiada ternilai kepada penulis, shalawat

serta salam semoga tercurah pada Rasululloh Muhammad SAW, keluarga dan

segenap sahabat – sahabatnya, hingga akhir jaman, Amin

Banyak rintangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam penyusunan

makalah ini. Namun berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak , baik yang

bersifat langsung maupun tidak langsung Alhamdulillah penulis dapat

menyelesaikannya. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Dosen Pengantar Ilmu Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jakarta.

2. Orang tua penulis dan Teman – teman penulis.

Penulis memahami betul kekurangan dan kesalahan yang terdapat pada

makalah ini . penulis berharap makalah yang sangat sederhana ini dapat

bermanfaat untuk penulis dan pembaca. Dan Penulis ucapkan banyak terima

kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan do’a,

semoga Allah membalas amal baik yang telah dilakukan umat-Nya. Amin

Jakarta, Juni 2011

Indah Indriyani. S

2

Page 3: Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

BAB II

2.1 Pengertian perubahan-perubahan sosial

2.2 Teori – teori Perubahan Sosial

2.3 Proses – proses perubahan sosial

2.4 Bentuk Perubahan sosial dan Kebudayaan

2.5 Faktor yang menyebabkan Perubahan sosial dan Kebudayaan

2.6 Faktor – faktor yang mempengaruhi jalannya proses perubahan

2.7 Artikel mengenai Globalisasi

2.8 Globalisasi dan Budaya Indonesia

BAB III

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

3

Page 4: Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajemen menurut para ahli pengertiannya di bagi menjadi empat, yaitu

manajemen sebagai suatu sistem, manajemen sebagai suatu proses,

manajemen sebagai ilmu dan seni, dan manajemen sebagai suatu kolektivitas.

Manajemen sebagai suatu sistem sangat berkaitan erat dengan approach

system dimana approach system ini menjelaskan bagaimana suatu produk atau

jasa di hasilkan atau di ciptakan.

Approach system dapat kita kaitkan dengan berbagai masalah yang ada di

masyarakat dimana approach sytem ini menjabarkan input, output, proses itu

terjadi. Tidak hanya itu lingkungan juga mempengaruhi produk maupun jasa

yang di hasilkan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Menjelaskan pengertian manajemen dan hal – hal yang berkaitan dengan manajemen

2. Menjabarkan dan menggambarkan approach system

3. Menganalisis masalah dan di hubungkan dengan approach system

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian manajemen dan hal – hal yang berkaitan dengan manajemen

2. Memahami tentang approach system

3. Memahami masalah yang di hubungkan dengan approach system

4

Page 5: Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen

Ilmu manajemen adalah Ilmu bagaimana menggerakkan dan mengelola

faktor – faktor produksi untuk mencapai suatu tujuan efektif dan efisien.

Manajemen yaitu untuk mengatur atau mengarahkan orang untuk melakukan

suatu kegiatan dalam organisasi.

2.2 Pengertian manajemen menurut para ahli :

1. James A.F. Stoner

Suatu Proses Perencanaan, Pengorganisasian, Pergerakkan dan

Pengawasan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

2. G.R.Terry

Pencapaian tujuan yang ditentukan sebelumnya melalui kegiatan yang

dilakukan orang lain.

3. Henry Fayol

(Dalam bukunya General & Industrial Manajement) Proses perencanaan

Pengorganisasian, Perkomandoan, Koordinasi & Pengendalian yang

dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

4. Harold Kontz & O’donnell

Ditetapkan terlebih dahulu dengan bantuan orang lain, yang mana proses

pelaksanaannya dibimbing & diawasi. (dalam bukunya priciples of

manajement analisys of manajerialfungtion) proses kerjasama melalui

orang-orang atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.

5

Page 6: Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

5. Drs. M. Manulang

Seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan

dan pengawasan terhadap sumber daya manusia untuk mencapai tujuan

yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.

Dari pengertian menurut para ahli tersebut, terkandung empat unsur

pengertian manajemen yaitu :

1. Manajemen sebagai suatu sistem

Pendekatan dimana terdapat satu element dan sumber manajemen dan

terikat satu sama lain dan mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Manajemen sebagai suatu proses

Rangkaian kegiatan untuk mencapai suatu tujuan, yang di tetapkan

terlebih dengan bantuan orang lain dan proses pelaksanaannya di

bimbing dan di awasi.

3. Manajemen sebagai ilmu dan seni

– Manajemen sebagai ilmu :Yaitu untuk menerangkan fenomena

atau gejala atau kejadian untuk

memberikan penjelasan dan

memecahkan permasalahan dalam

hidup berkelompok.

– Manajemen sebagai seni :Yaitu pendekatan tujuan yang di

pengaruhi oleh bakat kekuatan dari

pribadi.

4. Manajemen sebagai suatu kolektivitas

Yaitu untuk melakukan aktivitas dalam menjalankan kegiatan

berorganisasi untuk mencapai suatu tujuan.

6

Page 7: Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

2.3 Penggolongan Manajemen

Penggolongan manajemen dibagi menjadi tiga yaitu Fungsional, tingkatan

dan pengambilan keputusan ( decision making ).

Fungsional dibagi menjadi tiga yaitu :

1. Patrimonimal : Pengangkatan seseorang berdasarkan suku yang sama.

2. Political : Pengangkatan seseorang berdasarkan politik yang sama.

3. Profesional : Pengangkatan seseorang berdasarkan keahlian atau

kemampuan.

Tingkatan di bagi menjadi tiga yaitu :

1. Top Management (TM) : Contohnya Komisaris dan Direktur

2. Middle Management (MM) : Contohnya Dekan dan Manager

3. Low management (LM) : Contohnya Mandor dan Supervisior

Pengambilan keputusan di bagi menjadi enam yaitu :

1. Conventional Management

2. Militeristic Management

3. Open Management

4. Democratic Management

5. Partneralistik Management

6. Outacratic Management

7

Page 8: Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

2.4 Pendekatan Teori Manajemen

Pendekatan Pra Klasik

Dipelopori Oleh Robert Owen & Charles Babbage. Ide Robert Owen

(1771- 1838 ): Mns adalah aset penting sehingga perlu diperbaiki kondisi

pekerjaan dan kehidupan pekerjaan Ide Charles Babbagle.

Pendekatan Klasik

– Manajer Ilmiah : Pendekatan Manajer Ilmiah Dipelopori oleh Fw.

Taylor (1870-1930): Principles Of Scientific Manajeman.

– Manajemen Administrasi : Pendekatan Manajemen Administrasi

Dipelopori Henry Fayol (1841- 1927).

8

TEORI

MANAJEMEN

PRA

KLASIK

PDKTN

KLASIK

PDKTN

PERILAKU

PDKTN

KUANTITATIF

PDKTN

KONTEMPOR

MANAJEMEN

ILMIAH

TEORI

BIROKRASI

MANAJEMEN

ADMINISTRASI

HUBUNGAN

MANUSIA

PERILAKU

ILMU

MANAJEMEN

M O

TEORI

SISTEM

TEORI

KONTENGENSI

Page 9: Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

– Manajemen Birokrasi : Pendekatan Manajemen Birokrasi Max

Weber (1864-1920) Mengidentifikasi organisasi besar yang

bekerja berdasarkan dasar dan rasional.

Pendekatan Perilaku

Pendekatan hububungan manusia dipelopri oleh Houthome Studies dan

Elton Mayo (1880-1949) dan pendekatan perilaku/manajemen modern

dipelopori oleh Abraham Maslow dan Dauglas Mc Gregor (1908-1970).

Pendekatan Kuantitatif

Dikembangkan untuk menyelidiki bagaimana teknik-teknik kuantitatif

menyelesaikan keputusan manajerial.

Pendekatan Kontemporer

a. Teori Sistem : Chester.I. Bernard, Daniel Katz, Robert Khan.

b. Teori Kontingensi: Joan Wood Ward Charles Perrow

9

Page 10: Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

2.5 Gambar Approach System

KETERANGAN :

INPUT PROSES OUTPUT

6M + 1I

Man

Money

Machine

Material

Market

Methode

Informasi

POAC

Planning

Organizing

Activating

Controling

Produk

Jasa

Efektif dan Efisien

10

INTERNAL

LINGKUNGAN

EKSTERNAL

FEED BACK

PROSES

POAC

OUTPUT

JASA, BARANG

INPUT

6M + 1I

Page 11: Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

2.6 Analisis Masalah

Konversi Minyak Tanah ke Elpiji

Rabu, 25 Juli 2007 | 19:11 WIB

Konversi minyak tanah ke elpiji (liquefied petroleum gas) ternyata kedodoran.

Daerah-daerah yang menjadi target konversi mengeluh karena tiba-tiba minyak

tanah menghilang. Jikapun ada, harganya mahal, sekitar Rp 6.000-an, karena

tak ada lagi subsidi. Di berbagai wilayah di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat,

banyak rakyat miskin dan pedagang kecil kelabakan karena depo minyak

menghilang. Padahal minyak tanah masih sangat dibutuhkan rakyat miskin yang

tak mampu membeli gas, meski tabung gas berisi 3 kilogram elpiji sudah

diberikan gratis oleh pemerintah.

Kebijakan konversi minyak tanah ke elpiji itu memang bertujuan baik, yaitu

mengurangi subsidi minyak tanah untuk keperluan rumah tangga yang nilainya

sekitar Rp 30 triliun. Tapi sayang, dalam menentukan kebijakan tersebut,

pemerintah telah melakukan beberapa kesalahan mendasar sehingga kebijakan

konversi itu akhirnya menimbulkan problem di masyarakat.

Sejak awal, misalnya, pemerintah tidak konsisten dalam menentukan kebijakan

konversi minyak tanah. Terbukti, gagasan konversi minyak tanah ke batu bara

yang saat itu sudah mulai dikampanyekan tiba-tiba dibatalkan begitu saja. Wakil

Presiden Jusuf Kalla, medio 2006, tiba-tiba menyatakan bahwa konversi ke batu

bara diganti ke elpiji.

Pergantian konversi secara tiba-tiba itu tidak hanya mengejutkan masyarakat

yang sudah mulai bersiap-siap mengganti minyak tanah ke batu baru, tapi juga

mengecewakan para perajin tungku batu bara dan para peneliti yang telah

berhasil membuat tungku batu bara modern, yang bisa mengatur nyala api dan

menghemat pemakaian batu bara.

11

Page 12: Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

Di sejumlah pameran, misalnya, kreativitas masyarakat membuat tungku batu

bara sudah mulai bermunculan guna menyambut era konversi minyak tanah ke

batu bara itu. Beberapa peneliti di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan

perguruan tinggi, seperti di Universitas Sriwijaya, Palembang, telah berhasil

membuat alat sederhana untuk mencairkan batu bara.

Batu bara cair ini harganya lebih murah daripada minyak tanah dan sangat

mudah pemakaiannya, sama seperti pemakaian minyak tanah. Baiknya lagi,

semua jenis batu bara--baik yang muda (kadar karbonnya rendah) maupun yang

tua (kadar karbon tinggi), bisa dicairkan. Dan batu cair ini ternyata tidak hanya

bisa dipakai sebagai pengganti minyak tanah, tapi juga pengganti solar. Bahkan

dengan sedikit treatment kimia, batu bara cair pun bisa diubah jadi premium.

Seandainya saja saat itu kebijakan konversi minyak tanah ke batu bara terus

berjalan, niscaya masyarakat akan lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan

energinya. Kompor-kompor batu bara, misalnya, tidak hanya bisa dipakai untuk

membakar briket batu baru, tapi juga membakar briket arang kayu-kayuan, arang

batok, dan lain-lain. Tapi sayang, suasana yang sudah tepat itu tiba-tiba

dibatalkan secara mendadak oleh Jusuf Kalla. Apa motif di balik pembatalan

konversi minyak tanah ke batu bara memang perlu diselidiki untuk mengetahui

kenapa kebijakan yang sudah positif itu dibatalkan.

Konversi permakaian minyak tanah ke elpiji bagi masyarakat kecil niscaya akan

menimbulkan banyak masalah. Hal ini terjadi karena beberapa alasan. Pertama,

dari aspek fisik. Minyak tanah bersifat cair sehingga transportasinya mudah,

pengemasannya mudah, dan penjualan sistem eceran pun mudah.

Masyarakat kecil, misalnya, bisa membeli minyak tanah hanya 0,5 liter

(katakanlah Rp 1.500 dengan harga subsidi) dan mereka dapat membawanya

sendiri dengan mudah. Minyak tanah 0,5 liter bisa juga dimasukkan ke plastik.

Kondisi ini tak mungkin bisa dilakukan untuk pembelian elpiji. Ini karena elpiji

dijual per tabung, yang isinya 3 kg, dengan harga Rp 14.500-15.000. Masyarakat

12

Page 13: Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

jelas tidak mungkin bisa membeli elpiji hanya 0,5 kg, lalu membawanya dengan

plastik atau kaleng susu bekas. Kedua, dari aspek kimiawi. Elpiji jauh lebih

mudah terbakar (inflammable) dibanding minyak tanah. Melihat perbedaan sifat

fisika dan kimia (minyak tanah dan elpiji) tersebut, kita memang layak

mempertanyakan sejauh mana efektivitas dan keamanan kebijakan konversi

tersebut.

Keluhan masyarakat

Dalam sebuah kunjungan ke daerah-daerah yang--konon menurut pemerintah--

sudah diberi tabung elpiji gratis, kami menemukan berbagai keluhan masyarakat.

Sejak adanya kebijakan konversi itu, minyak tanah menghilang dari pasar.

Kalaupun ada, harganya sangat tinggi, sehingga mereka tak sanggup

membelinya. Sementara itu, kalau mau beli gas, mereka harus membeli 3 kg

atau satu tabung yang harganya berkisar Rp 15 ribu.

Kondisi ini tampaknya belum diperhatikan pemerintah. Bagi rakyat kecil, membeli

bahan bakar Rp 15 ribu sangat memberatkan, karena penghasilan mereka tiap

hari hanya cukup untuk makan sehari, bahkan terkadang kurang. Ini berbeda

dengan minyak tanah yang bisa dibeli eceran, satu atau bahkan setengah liter

sekalipun. Dari aspek ini, kebijakan konversi minyak tanah ke elpiji akan

menimbulkan masalah seperti yang disebutkan di atas.

Pemerintah kurang peka melihat kondisi masyarakat Indonesia yang sebagian

besar penghasilannya pas-pasan. Mestinya, kebijakan konversi minyak tanah ke

elpiji dilakukan secara selektif. Masyarakat kecil tetap dibiarkan memilih untuk

sementara waktu, apakah menggunakan minyak tanah atau elpiji, yang kedua-

duanya disubsidi. Sementara itu, masyarakat yang mampu diharuskan memakai

elpiji. Untuk itu, perlu ada pendataan penduduk miskin yang akurat di tiap-tiap

wilayah agar pemberian subsidi tersebut tepat sasaran.

13

Page 14: Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

Jika alasannya untuk mengurangi subsidi dan memanfaatkan gas produksi

dalam negeri guna memenuhi kebutuhan energi nasional, kenapa pemerintah

tidak mengkonversi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD, yang memakai solar)

dengan pembangkit listrik tenaga gas (PLTG). Konversi dari PLTD ke PLTG ini

cukup sederhana, tinggal menambah alat converter di mesin-mesin pembangkit

listrik. Bahkan sebagian mesin di PLTD bisa dioperasikan dengan solar ataupun

gas.

Saat ini, misalnya, akibat pemakaian solar, subsidi pemerintah untuk PLN

mencapai Rp 25 triliun. Jika memakai gas, subsidi itu nyaris nol dan pemerintah

bisa mengkonversi subsidi tersebut untuk membangun pusat-pusat pembangkit

listrik di wilayah-wilayah lain yang kekurangan pasokan listrik.

Di luar Jawa dan daerah-daerah terpencil, misalnya, pasokan listrik ke

masyarakat masih jauh dari memenuhi. Di Kabupaten Mentawai, Sumatera

Barat, misalnya, PLN hanya memenuhi 18,72 persen kebutuhan listrik

masyarakat. Di Kabupaten Pasaman Barat, kebutuhan listrik masyarakat hanya

terpenuhi 35,75 persen.

Secara nasional, misalnya, PLN hanya memasok listrik 54 persen dari kebutuhan

penduduk Indonesia. Ini artinya, jika prioritas konversi itu diberikan kepada PLN

dulu, niscaya akan banyak membantu meningkatkan perekonomian masyarakat.

Studi yang dilakukan Japan International Cooperation Agency di wilayah lereng

Gunung Halimun, Jawa Barat, menunjukkan tingkat perkembangan

perekonomian masyarakat akibat masuknya jaringan listrik di pedesaan

mencapai lebih dari 30 persen. Ini terjadi karena listrik tidak hanya menerangi

jalan, tapi juga menjadikan masyarakat bisa mengikuti acara radio, TV, dan lain-

lain sehingga membuka wawasan mereka dan mengerti akses pasar untuk

menjual produk-produk hasil buminya.

14

Page 15: Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

Karena itu, untuk masyarakat pedesaan di lereng-lereng pegunungan, apakah

mereka bisa dipaksa memakai tabung gas? Seberapa besar manfaat tabung gas

tersebut? Jelas, tidak! Kebutuhan mereka jelas bukan tabung gas, melainkan

listrik. Mereka lebih baik memakai tungku yang bisa dipakai untuk membakar

kayu, batu bara, atau briket.

Semua bahan bakar tersebut mudah diperoleh di desa secara gratis dan bisa

dibuat sendiri. Tapi listrik? Mereka sangat membutuhkannya untuk berbagai

kebutuhan, baik penerangan maupun informasi melalui media elektronik (TV dan

radio).

Dengan demikian, mestinya kebijakan konversi gas tersebut perlu ditinjau ulang

dan direvisi secara komprehensif. Dalam kaitan ini, kondisi masyarakat dan peta

sosial ekonomi wilayah yang bersangkutan mestinya dikaji terlebih dulu oleh

pemerintah sebelum menetapkan kebijakan konversi minyak tanah ke elpiji di

atas.

2.7 Kaitan antara Masalah dengan Approach System

INPUT

Input terdapat 6M + 1I terbagi menjadi Man, Money, Machine, Material,

Market, Methode, dan Informasi. Kaitannya antara masalah dengan

approach system adalah sebagai berikut:

Man : Dalam masalah ini man tersebut ialah Pemerintah pusat.

Money : Dalam hal ini Money menggunakan APBN sebesar Rp 30 triliun.

Machine : Dalam masalah ini penggerak nya ialah pertamina.

15

Page 16: Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

Material : Dalam hal ini material ialah Uang dan benda yang berupa

kompor gas, tabung elpiji, selang dan regulator.

Market : Dalam hal ini market nya ialah masyarakat Indonesia yang

terutama masyarakat menengah kebawah.

Methode : Methode dalam hal ini ialah di lakukan nya penyuluhan di

beberapa ke kelurahan, serta pendekatan langsung ke masyarakat itu

sendiri.

Informasi : Dalam Hal ini banyak informasi yang di dapat, Misalnya dari

pejabat public setempat., seperti Ketua RW/RT atau bisa melalui media

massa, seperti Tv, Internet dan Radio.

PROSES

Proses terdapat POAC, yang terdiri dari Planning, Organizing, Activating

dan Controling. Kaitan antara masalah dengan approach system ialah

sebagai berikut :

Planning : Rencana pemerintah dalam melakukan kebijakan ini yaitu

pemerintah mengharapkan dengan adanya kompor gas elpiji ini

masyarakat hidupnya bisa lebih praktis, lebih mudah, lebih murah dan

negara bisa hemat akan minyak bumi yang mulai menipis.

Organizing : Dalam hal ini, pemerintah memberi tanggung jawab kepada

pertamina untuk melaksanakan kebijakan yang di buat pemerintah, yang

bekerja sama dengan pemerintah daerah.

Activating : Dalam hal ini, activating nya yaitu dengan cara membagikan

gas elpiji 3kg langsung ke masyarakat, terutama masyarakat yang kurang

mampu, serta melakukan penyuluhan di berbagai tempat tertentu.

16

Page 17: Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

Controling : Dalam hal ini yang melakukan pengontrolan langsung adalah

pertamina, yaitu dengan cara diamatinya minat masyarakat akan adanya

kompor gas.

OUTPUT

Dalam hal ini, outputnya menghasilkan produk yaitu : Kompor gas, selang

dan regulator.

LINGKUNGAN

Lingkungan dalam hal ini yaitu:

– Internal : Pemerintah Pusat dan Pertamina

– Eksternal : Pemerintah Daerah

FEEDBACK

Dalam hal ini feedback nya yaitu banyak masyarakat yang terbantu dengan

adanya gas elpigi tersebut, terutama masyrakat kecil., dengan adanya gas elpiji

ini masyarakat bisa hemat. Akan tetapi banyak juga masyarakat yang tidak

setuju dengan adanya gas elpigi ini, karena mayarakat takut dengan kasus

tentang ledakan gas elpigi yang cukup banyak terjadi di kalangan masyarakat.

17

Page 18: Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ilmu manajemen merupakan Ilmu bagaimana menggerakkan dan

mengelola faktor – faktor produksi untuk mencapai suatu tujuan efektif dan

efisien. Sedangkan Manajemen yaitu untuk mengatur atau mengarahkan orang

untuk melakukan suatu kegiatan dalam organisasi maupun dalam kehidupan

sehari- hari.

Manajemen sebagai suatu sistem sangat berkaitan erat dengan approach

system dimana approach system ini menjelaskan bagaimana suatu produk atau

jasa di hasilkan atau di ciptakan. Di dalam gambar approuch system

menggambarkan dan menjelaskan input, output dan proses. Sistem merupakan

suatu himpunan yang terdiri dari beberapa element yang bersatu untuk

mencapai suatu tujuan.

Jadi dapat di simpulkan, suatu elemen dan sumber manajemen dapat terikat

satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Approuch system

menggambarkan input, output, dan proses. Tetapi lingkungan juga

mempengaruhi produk maupun jasa yang di hasilkan.

3.2 Saran

Manajamen sebagai suatu sistem sangat berkaitan erat dengan approah

system. Di mana approach system ini menjelaskan dan menganalisis suatu

produk atau jasa yang di hasilkan. Di dalam gambar approuch system tersebut

yaitu menggambarkan dan menjelaskan input, output dan proses.

Approuch system menjelaskan input, proses, maupun output yang di

hasilkan dan dijelaskan secara detail untuk menganalisis suatu kegiatan yang

berhubungan dengan manajemen. Sehingga approuch system banyak di

gunakan dengan hal yang berkaitan dengan manajemen.

18

Page 19: Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi

19