Upload
nita-purnama-sary
View
734
Download
140
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas kampus
Citation preview
KELOMPOK 2
AKUNTANSI INTERNASIONAL
PERKEMBANGAN DAN KLASIFIKASI AKUNTANSI
DISUSUN OLEH :
1. ANITA PURNAMA SARY 041202503125083
2. MAULIDIAWATI 041202503125073
3. TIWI SUHARIATI 041202503125099
FAKULTAS EKONOMI, AKUNTANSI
UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA 2015
A. LATAR BELAKANG
Fungsi akuntansi yang demikian penting dalam kehidupan
bisnis dan keuangan, menunjukkan bahwa akuntansi dalam
masyarakat bisnis atau internasional melakukan fungsi jasa.
Akuntansi harus tanggap terhadap kebutuhan masyarakat yang terus
berubah dan harus mencerminkan kondisi budaya, ekonomi, hukum,
sosial dan politik dari masyarakat tempat dia beroperasi. Dengan
demikian akuntansi harus berada tetap dalam kedudukannya yang
berguna secara teknis dan sosial.
Akuntansi Internasional adalah akuntansi untuk transaksi
internasional, perbandingan prinsip akuntansi antarnegara yang
berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang
kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi
harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang
diperlukan dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap
perubahan lingkungan bisnis.
B. PEMBAHASAN
1. Perkembangan Akuntansi
Akuntansi mengalami perkembangan yang sangat pesat
seiring dengan tumbuh dan berkembangnya bisnis surat-surat
berharga khususnya bisnis saham di pasar modal. Masyarakat
Amerika telah mengenal bisnis tersebut sejak tahun 1900
(Belkaoui, 2007). Dalam masa saat ini, studi ilmu akuntansi
telah menjadi prioritas penting dalam dunia bisnis, karena
akuntansi sebagai alat komunikasi informasi keuangan dengan
berpedoman pada peraturan akuntansi yang telah ditetapkan
yang membantu mempermudah para pengguna yang
berkepentingan dalam memahaminya informasi keuangan.
Berikut terdapat tahapan perkembangan akuntansi, meliputi:
1. Akuntansi awalnya tidaklah lebih dari sistem pencatatan
untuk jasa perbankan tertentu dan skema pemungutan pajak.
2. Timbulnya perusahaan modern yang mendorong pelaporan
keuangan dan auditing secara periodik.
3. Akuntansi memberikan informasi pengambilan keputusan
kepada pasar surat berharga umum domestik dan
internasional.
4. Akuntansi memperluas lingkupnya terhadap konsultasi
manajemen dan menggabungkan teknologi informasi ke
dalam sistem dan prosedur.
Di dalam Akuntansi Internasional terdapat beberapa
karakteristik era ekonomi global, yakni :
1. Bisnis Internasional.
2. Hilangnya batasan-batasan antar negara era ekonomi global
sulit untuk mengidentifikasi negara asal suatu produk atau
perusahaan, hal ini terjadi pada perusahaan multi nasional.
3. Ketergantungan pada perdagangan internasional.
Mengapa kita harus mengetahui bagaimana dan mengapa akuntansi
berkembang? Karena sama seperti mengapa mempelajari
perkembangan dalam bidang yang lain. Dan kita akan memahami
dengan lebih baik system akuntansi suatu Negara dengan
mengetahui faktor-faktor dasar yang mempengaruhi
perkembangannya Akuntansi berbeda dari satu tempat ke tempat lain
diseluruh dunia dan pengetahuan mengenai factor perkembangan
membantu untuk memahami mengapa hal itu terjadi. Dengan kata
lain, perbedaan - perbedaan yang terlihat serta persamaan –
persamaan dapat dijelaskan melalui faktor – faktor tersebut . oleh
karena akuntansi bereaksi terhadap lingkungannya, lingkungan
budaya, ekonomi, hokum, dan politik yang berbeda-beda yang
menghasilkan system yang serupa pula. Faktor – faktor yang
mempengaruhi perkembangan akuntansi nasional juga membantu
menjelaskan perbedaan akuntansi antar bangsa. Delapan faktor yang
mempengaruhi perkembangan Akuntansi sebagai berikut :
8 Faktor yang mempengaruhi Perkembangan Akuntansi
1. Sumber pendanaan
Pada negara yang memiliki pasar ekuitas yang kuat, akuntansi
memiliki fokus atas seberapa baik manajemen menjalankan
perusahaan (profitabilitas), dan dirancang untuk membantu
investor menganalisis arus kas masa depan dan risiko terkait.
Sedangkan dalam Negara yang menerapkan sistem berbasis
kredit, memiliki fokus atas perlindungan kreditor melalui
pengukuran akuntansi yang konservatif.
2. Sistem hukum
Dunia barat mempunyai dua orientasi dasar yaitu hukum kode
(sipil) dan hukum umum (kasus). Hukum kode diambil dari
hukum Romawi dan kode napoleon. Di Negara-negara yang
menerapkan hukum kode, aturan akuntansi digabungkan dalam
hukum nasional dan cenderung sangat lengkap serta mencakup
banyak prosedur. Sedangkan hukum umum berkembang atas
dasar kasus per kasus tanpa adanya usaha untuk mencakup
seluruh kasus dalam kode yang lengkap. Aturan akuntansi
menjadi adaptif dan inovatif karena ditetapkan oleh organisasi
professional sector swasta.
3. Perpajakan
Di kebanyakan Negara, peraturan pajak secara efektif
menentukan standar karena perusahaan harus mencatat
pendapatan dan beban dalam akun mereka untuk mengklaimnya
guna keperluan pajak. Namun, ketika akuntansi keuangan dan
pajak terpisah, kadang-kadang aturan pajak mengharuskan
penerapan prinsip akuntansi tertentu, yang berbeda dengan prinsip
akuntansi keuangan.
4. Ikatan politik dan ekonomi
Banyak Negara berkembang yang menerapkan system akuntansi
yang dikembangkan oleh bangsa lain, entah karena paksaan
ataupun karena keinginan sendiri. Seperti contoh sistem
pencatatan double entry yang berawal di italia kemudian
menyebar di Eropa; Inggris mengekspor akuntan dan konsep
akuntansi di seluruh wilayah kekuasaannya; pendudukan jerman
pada saat PD II menyebabkan Perancis menerapkan plan
comptable. USA memaksa rezim pengatur akuntansi bergaya
USA di Jepang pada saat PD II.
5. Inflas
Inflasi menyebabkan distorsi terhadap akuntansi biaya histories
dan mempengaruhi kecenderungan (tendensi) suatu Negara untuk
menerapkan perubahan terhadap akun-akun perusahaan.
6. Tingkat Perkembangan Ekonomi
Faktor ini mempengaruhi jenis transaksi usaha yang dilaksanakan
dalam suatu perekonomian dan menentukan manakah yang paling
utama. Masalah akuntansi seperti penilaian aktiva tetap dan
pencatatan depresiasi yang sangat relevan dalam sector
manufaktur menjadi semakin kurang penting.
7. Tingkat Pendidikan
Standar praktik akuntansi yang sangat rumit akan menjadi tidak
berguna jika disalahartikan dan disalahgunakan. Pengungkapan
mengenai resiko efek derivative, misalnya, tidak akan informatif
kecuali jika dibaca oleh pihak yang berkompeten.
8. Budaya
Budaya berarti nilai-nilai dan perilaku yang dibagi oleh suatu
masyarakat. Variasi budaya mendasari pengaturan kelembagaan
di suatu Negara. Empat dimensi budaya nasional, menurut
Hofstede: individualisme, jarak kekuasaan, penghindaran
ketidakpastian, maskulinitas.
4 Dimensi yang Mempengaruhi Praktik Keuangan Suatu Negara
Berdasarkan analisis Hofstade, Gray mengusulkan suatu kerangka
kerja yang menghubungkan budaya dan akuntansi. Ia mengusulkan 4
dimensi akuntansi yang mempengaruhi praktik keuangan suatu
negara, yaitu :
a. profesionalisme vs ketetapan wajib pengendalian
Preferensi terhadap pertimbangan professional individu dan
regulasi sendiri kalangan professional dibandingkan terhadap
kepatuhan dengan ketentuan hukum yang teleh ditentukan.
Preferensi terhadap pertimbangan professional yang
independen merupakan hal yang konsisten dengan preferensi
atas kerangka sosial yang terkait secara longgar dimana lebih
banyak penekanan terhadap kebebasan, keperacayaan dalam
bermain secara adil, dan aturan sedikit mungkin dimana
pertimbangan professional yang berbeda – beda cenderung
lebih mudah untuk ditoleransi. professionalisme lebih mungkin
diterima disuatu masyarakat sengan jarak kekuasaan yang lebih
kecil dimana terdapat perhatian atas hak yang sama, dimana
orang pada berbagai tingkat kekuasaan merasa tidak terlalu
terancam dan lebih siap untuk memepercayai orang, dimana
terdapat kepercayaan akan adanya kebutuhan untuk
membenarkan penegakan hokum dan aturan.
b. keseragaman vs fleksibilitas
Preferensi terhadap keseragaman dan konsistensi dibandingkan
fleksibilitas dalam bereaksi dalam suatu keadaan tertentu.
Preferensi terhadap keseragaman bersifat konsisten dengan
preferensi terhadap penghindaran ketidakpastian kuat yang
menimbulkan perhatian terhadap hukum dan aturan dank ode
etik yang kaku, kebutuhan terhadap aturan dan regulasi tertulis,
penghormatan terhadap kesesuaian dan pencarian kebenaran
dan nilai yang absolut dan utama. keseragaman juga konsisten
dengan preferensi terhadap kolektivisme dengan kerangka
sosial yang terkait dan ketat, kepercayaan pada organisasi dan
tatanan, dan penghormatan terhadap norma – norma kelompok.
Keseragaman juga lebih mudah di fasilitasi oleh suatu
masyarakat dengan jarak kekuasaan yang besar dimana
pebnerapan hukum dan kode karakter yang seragam lebih
mudah untuk diterima.
c. Konservatisme vs optimisme
Suatu preferensi dalam memilih pendekatan yang lebih bijak
untuk mengukur dan mengatasi segala ketidakpastian dimsa
depan daripada memilih pendekatan yang sekedar optimis
namun beresiko.
Preferensi terhadap ukuran - ukuran laba yang lebih konservatif
merupakan hal yang konsisten dengan penghindaran
ketidakpastian yang kuat, berasal dari perhatian terhadap
keamanan dan kebutuhan yang dipersepsikan untuk
mengadopsi pendekatan yang hati – hati untuk menangani
ketidakpatian peristiwa masa depan. Penekanan terhadap
pencapaian dan kinerja individu dapat mendorong pendekatan
atas pengukuran yang relative kurang konservatif.
d. Kerahasiaan vs transparansi
Preferensi atas kerahasiaan dan informasi usaha menurut dasar
kebutuhan untuk tahu dibandingkan dengan kesediaan untuk
pengungkapan informasi kepada publik.
Preferensi terhadap kerahasiaan merupakan hal yang konsisten
dengan penghindaran ketidakpastian yang kuat dan timbul dari
kebutuhan untuk membatasi pengungkapan informasi dengan
maksud untuk menghindari terjadinya konflik dan kompetisi
dan untuk mempertahankan keamanan. Masyarakat dengan
karakter kekuasaan yang tertinggi akan sangat mungkin
berkarakter membatasi informasi untuk mempertahankan
ketidaksetaraan dalam kekuasaan. Kerahasiaan juga konsisten
dengan preferensi atas kolektivisme, dengan perhatiannya
terhadap hal hal yang sangat terkaitdengan perusahaan
dibandingkan dengan pihak luar. Masyarakat yang lebih
menekankan pada kualitas hidup, masyarakat, dan lingkungan,
akan cenderung untuk lebih terbuka khususnya informasi yang
berkaitan dengan sosial.
2. KLASIFIKASI AKUNTANSI
Klasifikasi yang dimaksud adalah bagaimana membedakan
klasifikasi atau perbandingan sistem akuntansi keuangan
nasional dan regional. Klasifikasi merupakan dasar untuk
memahami dan menganalisis mengapa dan bagaimana sistem
akuntansi nasional berbeda-beda. Kita juga dapat menganalisis
apakah sistem-sistem tersebut cenderung menyatu atau berbeda.
Tujuan dari klasifikasi adalah mengelompkkan sistem akuntansi
keuangan menurut karakteristik khususnya. Klasifikasi
mengungkapkan struktur dasar dimana anggota-anggota
kelompok memiliki kesamaan dan yang membedakan kelompok-
kelompok yang beraneka ragam satu sama lain. Dengan
mengenali kesamaan dan perbedaan, pemahaman kita mengenai
sistem akuntansi akan lebih baik.
Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan
dalam 2 cara :
a. Klasifikasi dengan pertimbangan
Klasifikasi dengan pertimbangan yaitu klasifikasi
bergantung pada pengetahuan intuisi dan pengalaman.
b. Klasifikasi secara empris
Klasifikasi Secara Empiris yaitu klasifikasi yang
mengunakan metode statistik untuk mengumpulkan
basis data prinsip dan praktik akuntansi seluruh dunia.
Empat Pendekatan terhadap Perkembangan Akuntansi
Empat Pendekatan terhadap Perkembangan Akuntansi
Klasifikasi awal yang dilakukan adalah yang diusulkan oleh
Mueller pertengahan tahun 1960-an. Ia mengidentifikasikan
4 pendekatan terhadap perkembangan akuntansi di Negara-
negara Barat dengan sistem ekonomi berorientasi pasar
1. Berdasarkan pendekatan makroekonomi,
Praktik akuntansi didapat dari dan dirancang untuk
meningkatkan tujuan makroekonomi nasional.
Misalkan, suatu kebijakan nasional berupa lapangan
kerja yang stabil dengan menghindari perubahan besar
dengan siklus bisnis akan menghasilkan prakti
akuntansi yang meratakan laba.
2. Berdasarkan pendekatan mikroekonomi,
akuntansi berkembang dari prinsip-prinsip
microekonomi. Fokusnya terletak pada perusahaan
secara inividu yang memiliki tujuan untuk bertahan
hidup
3. Berdasarkan pedekatan independen,
Akuntansi berasal dari praktik bisnis dan berkembang
secara ad hoc, dengan dasar perlahan-lahan dari
pertimbangan, coba-coba, dan kesalahan.
4. Berdasarkan pendekatan yang seragam,
Akuntansi distandarisasi dan digunakan sebagai alat
untuk kendali administrasi oleh pemerintahan pusat.
Keseragaman dalam pengukuran, pengungkapan, dan
penyajian akan memudahkan perancang pemerintah,
otoritas pajak dan bahkan manajer untuk menggunakan
informasi akuntansi dalam mengendalikan seluruh jenis
bisnis.
Dua Sistem Dalam Klasifikasi Akuntasni
a. Sistem Hukum :
Akuntansi Hukum Umum dengan Hukum Kode
Akuntansi juga dapat diklasifikasikan sesuai dengan
sistem hukum suau Negara.
1. Akuntansi dalam Negara-negara hukum umum
memiliki karakter berorientasi terhadap “penyajian
wajar” transparasi dan pengungkapan penuh dan
pemisahan antara akuntansi keuangan dan pajak.
Akuntansi hukum umum sering disebut “Anglo
Saxon”, “Inggis-Amerika”, atau “berdasarkan
mikro”. Akuntansi hukum umum berawal di Inggris
dan kemudian diekspor kenegara-negara seperi
Australia, Kanada, Hongkong, India, Malaysia,
Pakistan, dan Amerika Serikat.
2. Akuntansi dalam Negara-negara hukum kode
memiliki karakteristik berorientasi legalistic, tidak
membiarkan pengungkapan dalam jumlah kurang,
dan kesesuaian antara akuntansi keuangan dan pajak.
Akuntansi hokum kode disebut juga “continental”,
“legalistic”, atau “seragam secara makro”. Hukum
ini ditemukan dalam Negara-negara Eropa
Kontinental dan bekas koloni mereka si Asia,
Afrika, dan Amerika.
b. Sistem Praktik
Akuntansi Penyajian Wajar Vs Kepatuhan Hukum
Perbedaan antara penyajian wajar dan kesesuaian hokum
menimbulkan pengaruh yang besar terhadap banyak
permasalahan akuntansi, seperti :
1. Depresiasi, dimana beban ditentukan berdasarkan
penurunan kegunaan suatu aktiva selama masa
manfaat ekonomi (penyajian wajar) atau jumlah
yang diperbolehkan untuk tujuan pajak (kepatuhan
hukum)
2. Sewa guna usaha yang memiliki substansi
pembelian aktiva tetap diperlakukan seperti itu
(penyajian wajar) atau diperlakukan seperti sewa
guna usaha yang biasa (kepatuhan hukum)
3. Pensiun dengam biaya yang akrual pada saat
dikeluarkan oleh karyawan (wajar) atau dibebankan
menurut dasar dibayar pada saat anda berhenti
bekerja (kepatuhan hukum)
Faktor Lingkungan yang Berpengaruh Terhadap
Pengembangan Akuntansi
Akuntansi dipengaruhi oleh lingkungan dan sebaliknya akuntansi
juga mempengaruhi lingkungan. Choi et. al (1998; 36) menjelaskan
sejumlah faktor lingkungan yang diyakini memiliki pengaruh
langsung terhadap pengembangan akuntansi, antara lain:
1. Sistem Hukum
Kodifikasi standar-standar dan prosedur-prosedur akuntansi
kelihatannya alami dan cocok dalam negara-negara yang
menganut code law. Sebaliknya, pembentukan kebijakan
akuntansi yang non legalistis oleh organisasi-organisasi
professional yang berkecimpung dalam sektor swasta lebih
sesuai dengan system yang berlaku di negara-negara hukum
umum (common law). Dalam hukum perang atau situasi darurat
nasonal lainnya, semua aspek fungsi akuntansi mungkin diatur
oleh sejumlah pengadilan atau badan pemerintah pusat.
Contohnya adalah dalam masa Nazi Jerman, ketika persiapan-
persiapan perang yang intensif dan kemudian pada saat PD II
memerlukan sistem akuntansi nasional yang sangat seragam
untuk mengontrol semua aktivitas ekonomi nasional secara
total.
2. Sistem Politik
Sistem politik yang ada pada suatu negara pun ikut mewarnai
akuntansi, karena sistem politik tersebut “mengimpor” dan
“mengekspor” standar-standar dan praktik-praktik akuntansi.
Sebagai contoh, akuntansi Inggris yang ada semasa pergantian
Abad 20, “diekspor” ke negara-negara persemakmuran. Belanda
melakukan hal yang sama ke filipina dan Indonesia, Perancis ke
negara-negara jajahannya di Asia da Afrika. Jerman
menggunakan simpati politik untuk mempengaruhi, antara lain,
akuntansi di Jepang dan Swedia.
3. Sifat Kepemilikan Bisnis
Kepemilikan publik yang besar atas saham-saham perusahaan
menyiratkan prinsip-prinsip pelaporan dan pengungkapan
akuntansi keuangan yang berbeda dengan perusahaan-
perusahaan yang kepemilikannya didominasi oleh keluarga atau
bank. Misalnya, kepemilikan publik yang sangat tinggi atas
saham-saham korporasi di AS telah menghasilkan apa yang
dinamakan Sunshine accounting standards of wide open
disclosure, sedangkan ketidakhadiran partisipasi public dalam
kepemilikan saham perusahaan di Perancis telah membatasi
komunikasi keuangan yang efektif hanya ke saluran komunikasi
”insider” saja. Kepemilikan Bank yang tinggi di Jerman juga
menghasilkan respon akuntansi yang berbeda. Di AS, AICPA
membuat rekomendasi khusus bagi standar dan praktik
akuntansi keuangan tertentu yang digunakan oleh perusahaan-
perusahaan non publik yang lebih kecil.
4. Perbedaan Besaran dan Kompleksitas Perusahaan-Perusahaan
Bisnis
Dikotomi yang terjadi antara perusahaan besar dan kecil terus
berlanjut, mulai dari masalah asuransi, hingga keseluruh hirarki
perusahaan induk-anak, termasuk masalah kompleksitas.
Perusahaan konglomerasi besar yang beroperasi dalam lini
bisnis yang sangat beragam membutuhkan teknik-teknik
pelaporan keuangan yang berbeda dengan perusahaan kecil yang
menghasilkan produk tunggal. Perusahaan-perusahaan
multinasional juga membuthkan system akuntansi yang berbeda
dengan sistem akuntansi perusahaan-perusahaan domestik.
5. Iklim Sosial
Iklim sosial turut memberikan sumbangan dalam pengembangan
akuntansi diberbagai belahan dunia. Di Perancis, mengarah pada
pelaporan tanggungjawab sosial, sebaliknya di Swiss masih
sangat konservatif sehingga perusahaanperusahaan besar swiss
melaporkan kondisi keuangannya yang relatif ringkas. Orang
Italia masih sangat berorientasi pada pajak, bahkan di beberapa
Negara Amerika bagian Timur dan Selatan, akuntansi sama
dengan pembukuan dan dianggap tidak cocok secara sosial.
6. Tingkat Kompetensi Manajemen Bisnis Dan Komunitas
Keuangan
Kompetensi atau kemampuan manajemen bisnis dan pengguna
dari output akuntansi akan sangat menentukan perkembangan
akuntansi. Karena secanggih dan sehebat apapun output
akuntansi, jika manajemen bisnis dan para pengguna tidak dapat
membaca, mengartikan, dan memahaminya hal tersebut tidak
akan ada gunanya.
7. Tingkat Campur Tangan Bisnis Legislatif
Regulasi mengenai perpajakan mungkin memerlukan
prinsip-prinsip akuntansi tertentu. Seperti di Swedia, dimana
kelonggaran pajak tertentu harus dibukukan secara akuntansi
sebelum bisa diklaim bagi tujuan pajak; ini juga merupakan
situasi bagi penilaian persediaan metode LIFO di AS. Hukum-
hukum perlindungan sosial yang beragam juga mempengaruhi
standar-standar akuntansi. Contohnya adalah kewajiban
membayar pesangon dio beberapa negara Amerika Selatan.
8. Ada Legislasi Akuntansi tertentu
Dalam beberapa kasus, terdapat peraturan legislative khusus
untuk aturan-aturan dan teknik-teknik akuntansi tertentu. Di AS,
SEC menentukan standar-standar pengungkapan dan akuntansi
bagi perusahaan-perusahaan besar, dengan mengacu pada
FASB.
9. Kecepatan Inovasi Bisnis
Semula, kegiatan merger dan akuisisi tidak diperhitungkan
secara akuntansi, namun karena penggabungan bisnis yang
begitu popular di erofa memaksa akuntansi turut berkembang
untuk memenuhi kebutuhan dari mereka yang berkepentingan.
10. Tahap pembangunan Ekonomi
Negara yang masih mengandalkan ekonomi pertanian
membuthkan prinsipprinsip akuntansi yang berbeda dengan
negara industri maju. Di negara pertanian, tingkat
ketergantungan pada kredit dan kontrak bisnis jangka panjang
mungkin masih kecil. Sehingga akuntansi akrual yang canggih
tidak berguna dan yang dibutuhkan adalah akuntansi kas
sederhana.
11. Pola pertumbuhan Ekonomi
Kondisi perekonomian yang stabil mendorong peningkatan
persaingan memperebutkan pasar-pasar yang ada sehingga
memerlukan suatu pola akuntansi yang stabil dan akan jauh
berbeda pada negara yang kondisinya sedang mengalami perang
berkepanjangan.
12. Status Pendidikan dan Organisasi Profesional
Karena ketiadaan profesionalisme akuntansi yang terorganisir
dan sumber otoritas akuntansi local suatu negara, standar-
standar dari area lain atau negara lain mungkin digunakan untuk
mengisi kekosongan tersebut. Adaptasi faktorfaktor akuntansi
dari Inggris merupakan pengaruh lingkungan yang signifikan
dalam akuntansi dunia sampai akhir PD II. Sejak saat itu, proses
adaptasi internasional beralih ke sumber-sumber dari AS.
Pengembangan akuntansi, baik yang berasal dari negara itu
sendiri atau yang diadaptasi dari negara-negara lain, tidak akan
sukses kecuali jika kondisi-kondisi lingkungan seperti yang
terdapat dalam daftar diatas dipertimbangkan secara penuh.
Pengaruh lingkungan terhadap Akuntansi dalam tingkatan yang
besar, kebutuhan akuntansi dalam dunia bisnis sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomi, sosial, dan politik.
Sebuah model berikut ini menunjukkan faktor-faktor yang
mempengaruhi sistem akuntansi. Di dalamnya terdapat faktor-
faktor: bentuk kepemilikan perusahaan, aktivitas bisnis
perusahaan, sumber pendanaan, tingkat perkembangan pasar
modal, sistem perpajakan, adanya pengaruh profesi akuntansi,
pendidikan dan riset akuntansi, bentuk sistem politik, keadaan
lingkungan sosial, tingkat pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi,
bentuk sistem hukum, dan peraturan-peraturan akuntansi.