33
A. PENCEMARAN UDARA Batasan pencemaran menurut UU No. 4 Tahun 1982, menjelaskan bahwa “Pencemaran” adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energy dan atau komponen lain kedalam lingkungan dan atau merubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kwalitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Penyebab dan dampak pencemaran udara yang paling utama selalu terkait dengan manusia. Manusia menjadi penyebab utama dan terbesar terjadinya pencemaran udara. Namun manusia pula yang merasakan dampak terburuk dari terjadinya pencemaran udara. Pencemaran udara merupakan salah satu kerusakan lingkungan, berupa penurunan kualitas udara karena masuknya unsur-unsur berbahaya ke dalam udara atau atmosfer bumi. Unsur-unsur berbahaya yang masuk ke dalam atmosfer tersebut bisa berupa karbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida (No2), chlorofluorocarbon (CFC), sulfur dioksida (So2), Hidrokarbon (HC), Benda Partikulat, Timah (Pb), dan Carbon Dioksida (CO2). Unsur-unsur tersebut bisa disebut juga sebagai polutan atau jenis-jenis bahan pencemar udara. Masuknya polutan ke dalam atmosfer yang menjadikan terjadinya pencemaran udara bisa disebabkan dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia. Penyebab pencemaran udara dari faktor alam contohnya adalah aktifitas gunung berapi yang mengeluarkan abu dan gas vulkanik, kebakaran 1

MAKALAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Dalam dokumen ini dimuat permasalahan lingkungan global dan nasional. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan ataupun belum tercantum nama yang dikutip.

Citation preview

Page 1: MAKALAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN

A. PENCEMARAN UDARA

Batasan pencemaran menurut UU No. 4 Tahun 1982, menjelaskan bahwa

“Pencemaran” adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energy dan atau

komponen lain kedalam lingkungan dan atau merubahnya tatanan lingkungan oleh

kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kwalitas lingkungan turun sampai tingkat

tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi

sesuai dengan peruntukannya.

Penyebab dan dampak pencemaran udara yang paling utama selalu terkait dengan

manusia. Manusia menjadi penyebab utama dan terbesar terjadinya pencemaran udara.

Namun manusia pula yang merasakan dampak terburuk dari terjadinya pencemaran

udara.

Pencemaran udara merupakan salah satu kerusakan lingkungan, berupa

penurunan kualitas udara karena masuknya unsur-unsur berbahaya ke dalam udara atau

atmosfer bumi. Unsur-unsur berbahaya yang masuk ke dalam atmosfer tersebut bisa

berupa karbon monoksida (CO), Nitrogen dioksida (No2), chlorofluorocarbon (CFC),

sulfur dioksida (So2), Hidrokarbon (HC), Benda Partikulat, Timah (Pb), dan Carbon

Dioksida (CO2). Unsur-unsur tersebut bisa disebut juga sebagai polutan atau jenis-jenis

bahan pencemar udara.

Masuknya polutan  ke dalam atmosfer yang menjadikan terjadinya pencemaran

udara bisa disebabkan dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia. Penyebab

pencemaran udara dari faktor alam contohnya adalah aktifitas gunung berapi yang

mengeluarkan abu dan gas vulkanik, kebakaran hutan, dan kegiatan mikroorganisme.

Polutan yang dihasilkan biasanya berupa asap, debu, dan gas.

Letusan gunung berapi memang sangat luar biasa. Meskipun demikian, menurut

penelitian, seluruh gunung api di dunia mengeluarkan hanya 0,13 hingga 0,44 miliar ton

CO2 per tahunnya. Jumlah ini ternyata tidak sebanding dengan emisi karbon dioksida

yang dihasilkan oleh manusia melalui pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor. Kendaran

bermotor saja menyumbangkan emisi karbon hingga 2 miliar pertahunnya. Pada tahun

2010 saja, berbagai aktivitas manusia telah menambahkan sedikitnya 35 miliar ton emisi

karbon dioksida ke atmosfer.

Penyebab polusi udara yang kedua adalah faktor manusia dengan segala

aktifitasnya. Berbagai kegiatan manusia yang dapat menghasilkan polutan antara lain :

1

Page 2: MAKALAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN

1. Pembakaran; Semisal pembakaran sampah, pembakaran pada kegiatan rumah

tangga, kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Polutan yang dihasilkan

antara lain asap, debu, grit (pasir halus), dan gas (CO dan NO).

2. Proses peleburan; Semisal proses peleburan baja, pembuatan soda, semen,

keramik, aspal. Polutan yang dihasilkannya meliputi debu, uap, dan gas.

3. Pertambangan dan penggalian; Polutan yang dihasilkan terutama adalah debu.

4. Proses pengolahan dan pemanasan; Semisal proses pengolahan makanan,

daging, ikan, dan penyamakan. Polutan yang dihasilkan meliputi asap, debu,

dan bau.

5. Pembuangan limbah; baik limbah industri maupun limbah rumah tangga.

Polutannya adalah gas H2S yang menimbulkan bau busuk.

6. Proses kimia; Semisal pada pemurnian minyak bumi, pengolahan mineral, dan

pembuatan keris. Polutan yang dihasilkan umunya berupa debu, uap dan gas.

7. Proses pembangunan; Semisal pembangunan gedung-gedung, jalan dan

kegiatan yang semacamnya. Polutannya seperti asap dan debu.

8. Proses percobaan atom atau nuklir; Polutan yang dihasilkan terutama adalah

gas dan debu radioaktif

B. PENCEMARAN AIR

Penyebab dan dampak pencemaran air oleh limbah pemukiman sepertinya

menjadi salah satu sumber utama dan penyebab pencemaran air yang memberikan

dampak paling kentara terutama pada masyarakat perkotaan di Indonesia. Limbah

pemukiman (rumah tangga) yang menjadi salah satu penyebab pencemaran air

diakibatkan oleh aktivitas manusia itu sendiri. Dan pada akhirnya pencemaran air ini

juga memberikan dampak dan akibat merugikan bagi manusia itu pula.

Menurut UU Republik Indonesia No 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup yaitu;

masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke

dalam lingkungan hidup, oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke

tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai

dengan peruntukkannya. Demikian pula dengan lingkungan air yang dapat pula

tercemar karena masuknya atau dimasukannya mahluk hidup atau zat yang

membahayakan bagi kesehatan. Air dikatakan tercemar apabila kualitasnya turun

2

Page 3: MAKALAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN

sampai ke tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa digunakan sesuai

peruntukannya. Salah satu penyebab pencemaran air adalah aktivitas manusia yang

kemudian menciptakan limbah (sampah) pemukiman atau limbah rumah tangga.

Limbah pemukiman mengandung limbah domestik berupa sampah organik dan sampah

anorganik serta deterjen. Sampah organik adalah sampah yang dapat diuraikan atau

dibusukkan oleh bakteri seperti sisa sayuran, buah-buahan, dan daun-daunan.

Sedangkan sampah anorganik seperti kertas, plastik, gelas atau kaca, kain, kayu-

kayuan, logam, karet, dan kulit. Sampah anorganik ini tidak dapat diuraikan oleh

bakteri (non biodegrable).

Selain sampah organik dan anorganik, deterjen merupakan limbah pemukiman

yang paling potensial mencemari air. Padahal saat ini hampir setiap rumah tangga

menggunakan deterjen.

Dampak pencemaran air yang disebabkan oleh limbah pemukiman mendatangkan

akibat atau dampak diantaranya:

1. Berkurangnya jumlah oksigen terlarut di dalam air karena sebagian besar

oksigen digunakan oleh bakteri untuk melakukan proses pembusukan sampah.

2. Sampah anorganik ke sungai, dapat berakibat menghalangi cahaya matahari

sehingga menghambat proses fotosintesis dari tumbuhan air dan alga, yang

menghasilkan oksigen.

3. Deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri sehingga akan tetap aktif untuk

jangka waktu yang lama di dalam air, mencemari air dan meracuni berbagai

organisme air.

4. Penggunaan deterjen secara besar-besaran juga meningkatkan senyawa fosfat

pada air sungai atau danau yang merangsang pertumbuhan ganggang dan

eceng gondok (Eichhornia crassipes).

5. Pertumbuhan ganggang dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan

permukaan air danau atau sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya

cahaya matahari dan mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis.

6. Tumbuhan air (eceng gondok dan ganggang) yang mati membawa akibat

proses pembusukan tumbuhan ini akan menghabiskan persediaan oksigen.

7. Material pembusukan tumbuhan air akan mengendapkan dan menyebabkan

pendangkalan.

Selain diakibatkan oleh limbah pemukiman (rumah tangga) sumber atau

penyebab pencemaran air juga disebabkan oleh limbah pertanian, limbah industri, dan

3

Page 4: MAKALAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN

di beberapa tempat tertentu diakibatkan oleh limbah pertambangan. Menangani Limbah

Pemukiman perlu kesadaran dari semua lapisan masyarakat untuk berlaku bijak dengan

limbah rumah tangga yang dihasilkannya. Pengelolaan sampah, perubahan gaya hidup

dan pola pikir tentang sampah, melakukan 3R (Reuse Reduce dan Recycle), serta tidak

membuang sampah terutama di sungai dan tempat penampungan air semisal sungai dan

danau perlu dilakukan oleh semua pihak untuk mengurangi dampak pencemaran air

yang disebabkan oleh limbah rumah tangga (pemukiman).

Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan

manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air

juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu

kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah

untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan

dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata. Walaupun

fenomena alam seperti gunung berapi, badai, gempa bumi dll juga mengakibatkan

perubahan yang besar terhadap kualitas air, hal ini tidak dianggap sebagai pencemaran.

Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan evaluasi

dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat internasional

hingga sumber air pribadi dan sumur). Telah dikatakan bahwa pousi air adalah

penyebab terkemuka di dunia untuk kematian dan penyakit dan tercatat atas kematian

lebih dari 14.000 orang setiap harinya. Diperkirakan 700 juta orang India tidak

memiliki akses ke toilet, dan 1.000 anak-anak India meninggal karena penyakit diare

setiap hari. Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita polusi air hingga tingkatan

tertentu, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki akses terhadap air minum yang

aman. Ditambah lagi selain polusi air merupakan masalah akut di negara berkembang,

negara-negara industri/maju masih berjuang dengan masalah polusi juga. Dalam

laporan nasional yang paling baru pada kualitas air di Amerika Serikat, 45% dari mil

sungai dinilai, 47% dari danau hektare dinilai, dan 32% dari teluk dinilai dan muara mil

persegi diklasifikasikan sebagai tercemar.

Pencemaran air tanah atau penurunan kualitas air tanah berhubungan erat dengan

tingkat kepadatan penduduk, sebab semakin banyak jumlah penduduk maka limbah

yang dibuang ke lingkungan akan semakin besar. Penurunan kualitas air bawah tanah

ataupun pencemaran ini akibat sanitasi yang kurang baik seperti adanya rembesan air

limbah dari rumah tangga termasuk rembesan dari septictank Pencemaran ini ditandai

adanya Bakteri E.Coli pada salah satu sumur Penggunaan air yang mengandung bakteri

4

Page 5: MAKALAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN

E.Coli untuk dikonsumsi akan menyebabkan diare. Pencemaran air tanah dapat

ditanggulangi dengan remediasi dan bioremediasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar.

Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).

Pembersihan on-siteadalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan

lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian

dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan

dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap,

kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar

dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air

limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan

mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau

mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun

(karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme

yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam).

Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah.

Berperan langsung, karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah

dan berperan tidak langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme

bioremediasi lain seperti bakteri tertentu, jamur dan sebagainya.

Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan daratan, di

mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu air laut juga

sebagai tempat penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari atmosfir. Sumber

dari pencemaran laut ini antara lain adalah tumpahan minyak, sisa damparan amunisi

perang, buangan proses di kapal, buangan industri ke laut, proses pengeboran minyak di

laut, buangan sampah dari transportasi darat melalui sungai, emisi transportasi laut dan

buangan pestisida dari perairan. Namun sumber utama pencemaran laut adalah berasal

dari tumpahan minyak baik dari proses di kapal, pengeboran lepas pantai maupun

akibat kecelakaan kapal. Polusi dari tumpahan minyak di laut merupakan sumber

pencemaran laut yang selalu menjdi fokus perhatian dari masyarakat luas, karena

akibatnya akan sangat cepat dirasakan oleh masyarakat sekitar pantai dan sangat

signifikan merusak makhluk hidup di sekitar pantai tersebut (Hartanto , 2008).

5

Page 6: MAKALAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN

Limbah tersebut yang mengandung polutan kemudian masuk ke dalam ekosistem

perairan pantai dan laut. Sebagian larut dalam air, sebagian tenggelam ke dasar dan

terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke dalam jaringan tubuh organisme laut

(termasuk fitoplankton, ikan, udang, cumi-cumi, kerang, rumput laut dan lain-lain).

Kemudian, polutan tersebut yang masuk ke air diserap langsung oleh

fitoplankton. Fitoplankton adalah produsen dan sebagai tropik level pertama dalam

rantai makanan. Kemudian fitoplankton dimakan zooplankton. Ikan predator dan ikan

yang berumur panjang mengandung konsentrasi polutan dalam tubuhnya paling tinggi

di antara seluruh organisme laut.

Polutan tersebut mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton sampai ikan

predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila polutan ini berada dalam jaringan

tubuh organisme laut tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, kemudian dijadikan

sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Karena

kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan. Makanan yang

berasal dari daerah tercemar kemungkinan besar juga tercemar. Demikian juga

makanan laut (seafood) yang berasal dari pantai dan laut yang tercemar juga

mengandung bahan polutan yang tinggi.

Terjadinya pencemaran di laut tidak lepas dari masuknya mineral – mineral yang

terbawa melaluai run off atau aliran sungai yang membawa berbagai macam logam

berat. Ancaman juga datang dari pencemaran limbah industri, terutama logam dan

senyawa organoklorin. Dua jenis bahan berbahaya ini mengakibatkan terjadinya

akumulasi (penumpukan kandungan) logam berat padang melalui proses yang disebut

magnifikasi biologis. Persis seperti penumpukan kandungan merkuri yang menimpa

kerang. 

Pencemaran air yang terjadi di Swedia, yang berdampak kepada para nelayan

yang terpapar zat polutan yaitu organoklorin (Dioxin, DDT dan PCB) . Pencemaran ini

menyebabkan mutasi gen pada peningkatan jumlah kromosom Y pada sperma nelayan

yang terpapar bahan ini. Terjadinya pencemaran di laut tidak lepas dari masuknya

mineral – mineral yang terbawa melalui aliran sungai yang membawa berbagai macam

logam berat. Ancaman juga datang dari pencemaran limbah industri, terutama logam

dan senyawa organoklorin.

Menurut para peneliti diatas telah dibuktikan bahwa ada pengaruh bahan kimia

(polutan) terhadap fungsi reproduksi. Ini fakta yang menunjukkan bahwa sesuatu di

6

Page 7: MAKALAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN

lingkungan itu berpengaruh terhadap reproduksi ,bahkan janin laki-laki yang

berkembang di rahim.

Perlunya kesadaran diri dari masing-masing individu untuk lebih meningkatkan

pengetahuannya akan penggunaan Organoklorin. Pemerintah harus membatasi dengan

tegas produksi serta penggunaan Organoklorin dan berusaha mengimbangi produksi

bahan alami tanpa mengenyampingkannya.

C. PENCEMARAN TANAHPencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia masuk

dan mengubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena:

kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan

pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan;

kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari

tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah

secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).

Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia

dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang

masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat

beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika

bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya. Paparan kronis

(terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan

kemungkinan terkena leukemia.

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur

masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai

macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi.

Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak,

serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Kuri (air raksa) dan siklodiena dikenal

dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan

siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat dapat

menyebabkan ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin

merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat.

Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing,

letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang

jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan kematian.

7

Page 8: MAKALAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem.

Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia

beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat

menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda

yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan

beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar

terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek

kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida

makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi

pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada

saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur,

meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada

akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan

dampak lanjutan pada konservasi tanaman dimana tanaman tidak mampu menahan

lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang

panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan

pencemar tanah utama.

Pencemaran tanah dapat ditanggulangi dengan cara remediasi dan bioremediasi.

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada

dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site).

Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan

lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.

Pembersihan meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke

daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat

pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian

zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar

dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air

limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan

mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau

mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun

(karbon dioksida dan air). Menurut Dr. Anton Muhibuddin, salah satu mikroorganisme

yang berfungsi sebagai bioremediasi adalah jamur vesikular arbuskular mikoriza (vam).

8

Page 9: MAKALAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN

Jamur vam dapat berperan langsung maupun tidak langsung dalam remediasi tanah.

Berperan langsung, karena kemampuannya menyerap unsur logam dari dalam tanah

dan berperan tidak langsung karena menstimulir pertumbuhan mikroorganisme

bioremediasi lain seperti bakteri tertentu, jamur dan sebagainya.

D. PENCEMARAN HUTANHutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber

daya alam hayati yang didominasi pepohonan. Hutan selain memiliki dampak positif

juga memilikidampak negatif dengan tidak terpeliharanya hutan sehingga

mengakibatkan terjadinya pencemaran hutan.

Ekosistem adalah suatu sistem dimana terdapat hubungan timbal balik antara

organisme dan lingkungannya (biotik dan abiotik) serta terdapat pula pertukaran/arus

energi dan materi diantara organisme dengan lingkungan tersebut. Ekosistem terbagi

dua yaitu : ekosistem alami yaitu hutan alam dan sungai, sedangkan ekosistem buatan

antara lain waduk, lahan pertanian, pemukiman dan lain-lain. Ekosistem alami

mempunyai kemantapan yang tinggi dibanding ekosistem buatan. Ciri-ciri dari

ekosistem yaitu terjadinya hubungan ekologi dan sistem yang ada atau hubungan timbal

balik antara manusia dengan lingkungan dan membentuk suatu kesatuan. Faktor-faktor

penyebab kerusakan hutan yaitu sebagai berikut :

1. Illegal logging (Penebangan liar)

Terjadinya penebangan liar dalam suatu kawasan hutan semakin memicu

terjadinya kereusakan hutan dan menurunnya/berubah fungsi hutan, walaupun

penebangan liar telah dilarang selama bertahun-tahun oleh pemerintah

setempat dan pihak militer, namun sekarang ini terdapat bahaya besar yang

mengancam dengan merajalelanya pandangan “bebas bagi siapa saja”

termasuk penduduk untuk menebang kayu sebanyak-banyaknya.

2. Kebakaran hutan

Kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia ini, karena keteledoran dari

masyarakat itu sendiri yang tidak memperhatikan/tidak memperdulikan

seperti membuang puntung rokok ke hutan dan lain-lain.

3. Perambahan hutan

Petani yang menanam tanaman tahunan perkebunan dapat mengakibatkan

ancaman utama berupa kerusakan hutan yang diciptakan oleh petani kaya,

imigran dan pengusaha dari kota yang mengubah hutan menjadi lahan

9

Page 10: MAKALAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN

penanaman tanaman keras yang menguntungkan. Hal ini  menyebabkan

semakin meluasnya perambahan sehingga melewati tata batas hutan yang

telah ditetapkan untuk tidak dijadikan sebagai lahan pertanian atau

perkebunan.

4. Program pembangunan

Program pembangunan yang mendayagunakan lahan hutan seperti sawah,

transmigrasi (pemukiman), perkebunan, dan lain-lain sehingga hutan menjadi

berubah fungsi dan akan berakibat buruk bagi lingkungan.

5. Serangan hama dan penyakit

Timbulnya ledakan hama secara besar-besaran akibat dari penggunaan

pestisida yang berlebihan sehingga membuat hama dan penyakit ada yang

menjadi kebal terhadap pestisida dan menyerang semua tumbuhan atau

pepohonan yang ada dalam suatu kawasan hutan.

6. Kebijakan pemerintah yang tidak memihak kepada lingkungan misalnya,

dalam penyusunan tata ruang, yang seharusnya suatu lahan itu adalah

kawasan hutan, menjadi kawasan pertanian, pemukimam dan lain-lain.

7. Perencanaan pembangunan yang kurang memperhatikan kelestarian hutan

seperti embangunan rumah dari batu merah, dimana pabrik batu merah berdiri

di sekitar kawasan hutan, dimana abrik itu menggunakan bahan bakar kayu

yang diambil dari hutan sehingga masyarakat beramai-ramai menggunduli

hutan untuk memenuhi kebutuhan pasokan kayu bakar dari pabrik batu

merah.

8. Persepsi dan pemahaman masyarakat yang tidak tepat terhadap sumber daya

hutan, dimana masyarakat lebih dominan menanam tanaman pertanian dari

pada tanaman kehutanan karena waktu yang dibutuh kan oleh tanaman

pertanian lebih cepat menghasilkan daripada tanaman kehutanan.

Pencemaran hutan ini disebabkan banyak pembalak liar yang mengeksploitasi

hasil hutan Kalimantan untuk kebutuhan dagang, menimbun rupiah dengan serakah.

Juga pelaksanaan peraturan yang kerap dilanggar karena adanya “kerja sama” antara

oknum pegawai pemerintah dan pengembang industri menyebabkan kawasan hutan

menjadi rusak.

10

Page 11: MAKALAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN

Hutan Kalimantan saja yang masih tergolong besar sudah mengalami

penyempitan luas. Apalagi hutan-hutan kecil lainnya di Indonesia yang mungkin lambat

laun hanya akan menjadi sebuah taman.

Sesungguhnya tak hanya hutan Kalimantan yang menjadi sasaran para perusak

hutan, banyak hutan lain di Indonesia yang telah rusak karena ulah para perusak ini.

Mereka melakukan pencemaran hutan yang berakibat pada rusaknya ekosistem hutan.

Sebagai contoh, banjir bandang di Wasior, Papua, tidak hanya disebabkan faktor alami

semata.

Secara rasionalnya, air hujan yang turun dengan sangat deras tidak akan

menyebabkan banjir jika lingkungan di sekitarnya memang terpelihara dengan baik.

Banyak pohon-pohon yang dapat menyerap air jika hujan datang, dan sungai yang tidak

dangkal akan mampu menampung air dalam jumlah yang banyak.

Kerusakan hutan tidak hanya pada habisnya pohon-pohon di hutan saja. Namun,

kotornya hutan bisa membawa bencana yang memang tidak dirasakan secara langsung

dan dirasa tidak berdampak. Kotornya hutan menyebabkan terjadinya pencemaran

hutan. Dampak dari pencemaran hutan tersebut antara lain :

1. Kandungan oksigen di bumi menipis Jika hutan rusak maka pasokan oksigen

di udara tentunya akan ikut mengalami penurunan yang pada akhirnya akan

berdampak pada semakin meningkatnya suhu bumi. Dan meningkatnya suhu

bumi secara ekstrim akan menyebabkan perubahan iklim.

2. Efek Rumah Kaca (Green house effect). Keadaan ini menimbulkan kenaikan

suhu atau perubahan iklim bumi pada umumnya. Kalau ini berlangsung terus

maka suhu bumi akan semakin meningkat, sehingga gumpalan es di kutub

utara dan selatan akan mencair. Hal ini akhirnya akan berakibat naiknya

permukaan air laut, sehingga beberapa kota dan wilayah di pinggir pantai akan

terbenam air, sementara daerah yang kering karena kenaikan suhu akan

menjadi semakin kering.

3. Kerusakan Lapisan Ozon Lapisan Ozon (O3) yang menyelimuti bumi

berfungsi menahan radiasi sinar ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan di

bumi. Di tengahtengah kerusakan hutan, meningkatnya zat-zat kimia di bumi

akan dapat menimbulkan rusaknya lapisan ozon. Kerusakan itu akan

menimbulkan lubang-lubang pada lapisan ozon yang makin lama dapat

semakin bertambah besar. Melalui lubang-lubang itu sinar ultraviolet akan

11

Page 12: MAKALAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN

menembus sampai ke bumi, sehingga dapat menyebabkan kanker kulit dan

kerusakan pada tanaman-tanaman di bumi.

4. Kepunahan Spesies Hutan di Indonesia dikenal dengan keanekaragaman hayati

di dalamnya. Dengan rusaknya hutan sudah pasti keanekaragaman ini tidak

lagi dapat dipertahankan bahkan akan mengalami kepunahan.

5. Terjadi Bencana Banjir dan Tanah Longsor Dimana-Mana Kejadian bencana

banjir dan tanah longsor ini kerap terjadi di daerah yang kawasan hutannya

rusak. Hal ini dikarenakan oleh ketidakmampuan tanah dalam menahan beban

yang ada di atasnya (air) ketika ada hujan yang intensitasnya tinggi (lebat).

Pencemaran hutan dapat ditangani dengan beberapa cara berikut yaitu;

1. Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.

2. Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang

3. Menerapkan prinsip 4R yaitu :

a. Reduce, artinya mengurangi pemakaian

b. Reuse, artinya memakai ulan

c. Recycle, artinya mendaur ulang

d. Replant, artinya menanam atau menimbun sampah organik

4. Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, dan menggantinya dengan bahan

bakar alternative

E. PESTISIDAPencemaran lingkungan yang terjadi saat ini kebanyakan disebabkan oleh

penggunaan bahan kimia yang berlebihan. Dari sector pertanian sendiri penggunaan

bahan kimia yang dapat merusak lingkungan adalah penggunaan pestisida. Hampir

semua pertanian yang ada saat ini menggunakan bahan kimia, baik pestisida maupun

pupuk kimia.

Pestisida sendiri merupakan bahan kimia yang dapat menurunkan OPT

(Organisme pengganggu Tumbuhan), namun sayangnya terkadang petani menggunakan

pestisida berlebihan yang nantinya akan berdampak pada pencemaran ligkungan. Untuk

mengurangi kerusakan lingkungan dan gangguan kesehatan sebaiknya memperhatikan

Informasi yang terperinci tentang tingkat keracunan, keberadaan dalam tanah, jalan

pengangkutan yang lebih dominan dari berbagai herbisida, insektisida dan fungisida

hendaknya diketahui. Kondisi cuaca penting diperhatikan pada saat pengaplikasian.

Dalam penerapan di bidang pertanian, ternyata tidak semua pestisida mengenai

sasaran. Kurang lebih hanya 20 persen pestisida mengenai sasaran sedangkan 80 persen

12

Page 13: MAKALAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN

lainnya jatuh ke tanah. Akumulasi residu pestisida tersebut mengakibatkan pencemaran

lahan pertanian. Apabila masuk ke dalam rantai makanan, sifat beracun bahan pestisida

dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat, CAIDS

(Chemically Acquired Deficiency Syndrom) dan sebagainya (Sa’id, 1994).

Beberapa kerugian yang muncul akibat pengendalian organisma pengganggu

tanaman yang semata-mata mengandalkan pestisida, antara lain menimbulkan

kekebalan (resistensi) hama, mendorong terjadinya resurgensi, terbunuhnya musuh

alami dan jasad non target, serta dapat menyebabkan terjadinya ledakan populasi hama

sekunder.

Pestisida dalam bentuk gas merupakan pestisida yang paling berbahaya bagi

pernafasan, sedangkan yang berbentuk cairan sangat berbahaya bagi kulit, karena dapat

masuk ke dalam  jaringan tubuh melalui ruang pori kulit. Menurut World Health

Organization (WHO), paling tidak 20.000 orang per tahun, mati akibat keracunan

pestisida. Diperkirakan 5.000 – 10.000 orang per tahun mengalami dampak yang sangat

fatal, seperti mengalami penyakit kanker, cacat tubuh, kemandulan dan penyakit liver.

Tragedi Bhopal di India pada bulan Desember 1984 merupakan peringatan keras untuk

produksi pestisida sintesis. Saat itu, bahan kimia metil isosianat telah bocor dari pabrik

Union Carbide yang memproduksi pestisida sintesis (Sevin). Tragedi itu menewaskan

lebih dari 2.000 orang dan mengakibatkan lebih dari 50.000 orang dirawat akibat

keracunan. Kejadian ini merupakan musibah terburuk dalam sejarah produksi  pestisida

sintesis.

Masalah yang banyak diprihatinkan dalam pelaksanaan program pembangunan

yang berwawasan lingkungan adalah masalah pencemaran yang diakibatkan

penggunaan pestisida di bidang pertanian, kehutanan,  pemukiman, maupun di sektor

kesehatan. Pencemaran pestisida terjadi karena adanya residu yang tertinggal di

lingkungan fisik dan biotis disekitar kita. Sehingga akan menyebabkan kualitas

lingkungan hidup manusia semakin menurun.

Pestisida sebagai bahan beracun, termasuk bahan pencemar yang berbahaya bagi

lingkungan dan kesehatan manusia. Pencemaran dapat terjadi karena pestisida

menyebar melalui angin, melalui aliran air dan terbawa melalui tubuh organisme yang

dikenainya. Residu pestisida sintesis sangat sulit terurai secara alami. Bahkan untuk

beberapa jenis pestisida, residunya dapat bertahan hingga puluhan tahun. Dari beberapa

hasil monitoring residu  yang dilaksanakan, diketahui bahwa saat ini residu pestisida

hampir ditemukan di setiap tempat lingkungan sekitar kita. Kondisi ini secara tidak

13

Page 14: MAKALAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN

langsung dapat menyebabkan pengaruh negatif terhadap  organisma bukan sasaran.

Oleh karena sifatnya yang beracun serta relatif persisten di lingkungan, maka residu

yang ditinggalkan pada lingkungan menjadi masalah.

Kasus pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida dampaknya tidak

segera dapat dilihat. Sehingga sering kali diabaikan dan terkadang dianggap sebagai

akibat sampingan yang tak dapat dihindari. Akibat pencemaran lingkungan terhadap

organisma biosfer, dapat mengakibatkan kematian dan menciptakan hilangnya spesies

tertentu yang bukan jasad sasaran. Sedangkan kehilangan satu spesies dari muka bumi

dapat menimbulkan akibat negatif jangka panjang yang tidak dapat diperbaharui.

Seringkali yang langsung terbunuh oleh penggunaan pestisida adalah spesies serangga

yang menguntungkan seperti lebah, musuh alami hama, invertebrata, dan bangsa

burung.

Spesies burung Anduhur Bolon, disamping pemakan biji-bijian, juga dikenal

sebagai predator serangga, khususnya hama Belalang (famili Locustidae) dan hama

serangga Anjing Tanah (famili Gryllotalpidae). Untuk mencegah gangguan serangga

Gryllotalpidae yang menyerang kecambah padi yang baru tumbuh, pada saat bertanam

petani biasanya mencampur benih padi dengan pestisida organoklor seperti Endrin dan

Diendrin yang terkenal sangat ampuh mematikan hama serangga. Jenis pestisida ini

hingga tahun 60-an masih diperjual-belikan secara bebas, dan belum dilarang

penggunaaanya untuk kepentingan pertanian. Akibat efek racun pestisida, biasanya 2 –

3 hari setelah bertanam serangga-serangga Gryllotalpidae  yang bermaksud memakan

kecambah dari dalam tanah,  mengalami mati massal  dan  menggeletak diatas

permukaan tanah.  Bangkai serangga ini tentu saja menjadi makanan yang empuk bagi

burung-burung  Anduhur Bolon, tetapi sekaligus mematikan spesies burung pengendali

alami tersebut.

F. LIMBAH PADATBerdasarkan sifatnya, limbah dibedakan menjadi:

1. Limbah organik       

Limbah organik adalah limbah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses

biologi baik aerob atau anaerob. Limbah organik mudah membusuk, seperti sisa

makanan, sayuran, daun-daunan kering, potongan-potongan kayu, dan sebagainya.

Limbah organik terdiri atas bahan-bahan yang besifat organik seperti dari kegiatan

14

Page 15: MAKALAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN

rumah tangga maupun kegiatan industri. Limbah ini juga bisa dengan mudah diuraikan

melalui proses yang alami. Limbah ini mempunyai sifat kimia yang stabil sehingga zat

tersebut akan mengendap kedalam tanah, dasar sungai, danau, serta laut dan selanjutnya

akan mempengaruhi organisme yang hidup didalamnya. Limbah organik dapat

mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan

tidak berbau (sering disebut dengan kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan

bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan

bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia.

Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya

relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah

ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi

secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik. Limbah

organik dibagi menjadi dua,limbah organik basah yaitu limbah yang memiliki

kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran. Selanjutnya

limbah organik kering yaitu limbah yang memiliki kandungan air yang relative sedikit.

Contohnya kayu, ranting pohon, dedaunan kering, dan lain lain.

2. Limbah anorganik

Limbah anorganik adalah limbah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Limbah

ini tidak dapat diuraikan oleh organisme detrivor atau dapat diuraikan tetapi dalam

jangka waktu yang lama. Limbah ini tidak dapat membusuk, oleh karena itu dapat

dijadikan sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk

lainnya. Limbah anorganik yang dapat di daur ulang, antara lain adalah plastik, logam,

dan kaca. Namun, limbah yang dapat didaur ulang tersebut harus diolah terlebih dahulu

dengan cara sanitary landfill, pembakaran (incineration), atau penghancuran

(pulverisation). Akibat dari limbah seperti ini (plastik,styrofoam, dll) adalah menumpuk

semakin banyak dan menjadi polutan pada tanah misalnya, selain menggangu

pemandangan. Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan anorganik,

zat-zat tersebut garam anorganik seperti magnesium sulfat, magnesium klorida yang

berasal dari kegiatan pertambangan dan industri serta asam anorganik seperti asam

sulfat yang berasal dari industri pengolahan biji logam dan bahan bakar fosil. Adapula

limbah anorganik yang berasal dari kegiatan rumah tangga seperti botol plastik, botol

kaca, tas plastik, kaleng dan aluminium.

15

Page 16: MAKALAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN

Limbah organik maupun limbah anorganik dapat kita daur ulang. Daur ulang

merupakan upaya untuk mengolah barang atau benda yang sudah tidak dipakai agar

dapat dipakai kembali.

Limbah organik dapat dimanfaatkan baik secara langsung (contohnya untuk makanan

ternak) maupun secara tidak langsung melalui proses daur ulang (contohnya

pengomposan dan biogas). Contoh limbah organik yang dapat kita daur ulang yaitu

sisa-sisa dedaunan dan kayu serut.

Sisa-sisa dedaunan dapat kita proses menjadi pupuk kompos yang sangat bagus. Tetapi,

untuk hasil yang maksimal diperlukan usaha yang maksimal pula. Jika kita dapat

memprosesnya dengan baik, maka sisa dedaunan itu dapat kita gunakan sebagai pupuk

organik yang ramah lingkungan dan kualitas bagus.

Sedangkan, limbah anorganik dapat kita proses menjadi sebuah benda yang memiliki

nilai seni atau nilai guna. Beberapa limbah anorganik yang dapat dimanfaatkan melalui

proses daur ulang, misalnya plastik, gelas, logam, dan kertas.

limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa atau limbah suatu

kegiatan proses produksi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun karena sifat

(toxicity, flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya

yang baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak dan mencemarkan

lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.

Limbah B3 dikarakterisasikan berdasarkan beberapa parameter yaitu total solids residue

(TSR), kandungan fixed residue (FR), kandungan volatile solids (VR), kadar air (sludge

moisture content), volume padatan, serta karakter atau sifat B3 (toksisitas, sifat korosif,

sifat mudah terbakar, sifat mudah meledak, beracun, serta sifat kimia dan kandungan

senyawa kimia).

Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau

beracun yang sifat dan konsentrasinya baik langsung maupun tidak langsung, dapat

merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia.

Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun

yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli

bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Menurut Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan

pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 69 : Setiap orang dilarang: melakukan perbuatan

16

Page 17: MAKALAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN

yang mengakibatkan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup; memasukkan

B3 yang dilarang menurut peraturan perundang-undangan ke dalam wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia; memasukkan limbah yang berasal dari luar wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia ke media lingkungan hidup Negara Kesatuan

Republik Indonesia; memasukkan limbah B3 ke dalam wilayah Negara Kesatuan

Republik Indonesia; membuang limbah ke media lingkungan hidup; membuang B3 dan

limbah B3 ke media lingkungan hidup; melepaskan produk rekayasa genetik ke media

lingkungan hidup yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan atau izin

lingkungan; melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar; menyusun amdal

tanpa memiliki sertifikat kompetensi penyusun amdal; dan/ atau memberikan informasi

palsu, menyesatkan, menghilangkan informasi, merusak informasi, atau memberikan

keterangan yang tidak benar.

Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Gedebage adalah salah satu fasilitas pembangkitan

listrik berkapasitas 7 MW yang menggunakan sampah sebagai bahanbakarnya di

Indonesia. PLTSa Gedebage dibangun di Bandung Timur untuk mengatasi masalah

sampah di kota Bandung Raya. PLTSa ini akan dibangun oleh PT Bandung Raya Indah

Lestari (BRIL) di atas lahan seluas 10 hektare , 3 hektare akan digunakan untuk fasilitas

Pembangkita listrik , sedangkan 7 hektar akan digunakan sebagai sabuk hijau

mengelilingi fasilitas pembangkit. Penggambaran Sistem Sampah yang datang akan

diturunkan kadar airnya dengan jalan ditiriskan dalam bunker selama 5 hari. Setelah

kadar air berkurang tinggal 45%, sampah akan dimasukan ke dalam tungku

pembakaran, kemudian dibakar pada suhu 850'C-900'C , pembakaran yang

menghasilkan panas ini akan memanaskan boiler dan mengubah air di dalam boiler

menjadi uap. Uap yang tercipta akan disalurkan ke turbin uap sehingga turbin akan

berputar.Karena turbin dihubungkan dengan generator maka ketika turbin berputar

generator juga akan berputar. Generator yang berputar akan mengahsilkan tenaga listrik

yang kan disalurkan ke jaringan listrik milik PLN. Uap yang melewati turbin akan

kehilangan panas dan disalurkan ke boiler lagi untuk dipanaskan , demikian seterusnya.

Manfaat Diperkirakan dari 500 - 700 ton sampah atau 2.000 -3.000 m3 sampah per hari

akan menghasilkan listrik dengan kekuatan 7 Megawatt. Sampah sebesar itu sama

dengan sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti sekarang. Dari pembakaran itu, selain

menghasilkan energi listrik, juga memperkecil volume sampah kiriman. Jika telah

dibakar dengan temperatur tinggi , sisa pembakaran akan menjadi abu dan arang dan

17

Page 18: MAKALAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN

volumenya 5% dari jumlah sampah sebelumnya. Abu sisa pembakaran pun bias

dimanfaatkan untuk bahan baku pembuatan batu bata.

G. ENERGI TERBARUKAN

Indonesia merupakan negara yang didukung oleh sumber daya alam yang

melimpah ruah. Dimana sumber daya alam tersebut mampu dijadikan sumber energi bagi

keberlangsungan hidup. Seiring berjalannya waktu, ketersediaan alam tersebut kini

semakin menipis. Kelangkaan yang terjadi dikarenakan adanya ketidakperdulian dan

pemborosan yang memupuk rasa ketidaksadaran akan terbatasnya sumber daya alam

termasuk energi. Padahal, energi memiliki peran penting dalam kehidupan manusia yang

memiliki kemampuan untuk mendukung berbagai proses kegiatan. Kini, untuk

mengantisipasi kelangkaan energi maka energi terbarukan merupakan alternative terbaik

dalam mengolah energi. Energi terbarukan adalah energi yang dihasilkan dari sumber

alami seperti matahari, angin, dan air. Sumber energi terbarukan adalah sumber energi

ramah lingkungan yang tidak mencemari lingkungan dan tidak memberikan kontribusi

terhadap perubahan iklim dan pemanasan global, karena energi yang didapatkan berasal

dari “proses alam yang berkelanjutan”, seperti sinar matahari, angin, air yang mengaliri,

dan geothermal. Ini menegaskan bahwa sumber energi telah tersedia, tidak merugikan

lingkungan dan menjadi alasan utama mengapa energy terbarukan sangat terkait dengan

masalah lingkungan dan ekologi. Dilihat dari rasio elektrifikasi nasional masih sebesar

71 persen atau 12,5 juta rumah tangga. Artinya masih ada 29 persen penduduk Indonesia

yang belum terjangkau listrik. Kendala utama memenuhi target elektrifikasi nasional

adalah tingginya ketergantungan terhadap sumber energi fosil (tidak terbarukan).

Fluktasi harga minyak mentah dunia dan pemanfaatan sumber energi yang tidak ramah

lingkungan, seperti batubara, justru memunculkan pemanasan global. Di banyak negara

berkembang termasuk Indonesia sumber energi terbarukan (ET) merupakan sumber

energi yang belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. pemanfaatan ET terkendala

berbagai faktor penyebab, namun yang paling utama adalah dukungan dari kemauan

politis serta hambatan di birokrasi pemerintahlah yang paling menyebabkan

pemanfaatannya menjadi tersendat. Dari sisi legislasi maupun kebijakan pemerintah,

sebenarnya dorongan untuk pemanfaatan ETT sudah lebih dari cukup. Pemerintah

melalui Perpres No. 5/2006 tentang Kebijakan Energi Nasional telah menginstruksikan

agar secara bertahap energi mix nasional yang saat ini masih didominasi oleh energi

yang berasal dari minyak bumi diubah menjadi energi alternatif lainnya yang didalamnya

18

Page 19: MAKALAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN

memasukkan ET sebanyak 17% pada tahun 2025. Angka ini oleh banyak kalangan masih

dianggap terlalu kecil sehingga kemudian diubah oleh pemerintah menjadi 25% melalui

visi 2025 yang dicanangkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

(ESDM) pada tahun 2011 yang lalu. Permasalahan lain yang menghambat adalah faktor

subsidi bahan bakar yang justru diberikan kepada energi yang berasal dari fosil yang

mengakibatkan investasi pemanfaatan ET menjadi tidak menarik karena mayoritas ET

masih lebih mahal biaya investasinya dibandingkan energi fosil. potensi besar sumber

daya energi lainnya yang dimiliki bangsa kita adalah geotermal ataupanas bumi.

Cadangan panas bumi Indonesia mencapai 40% dari cadangan dunia namun

pemanfaatannya hingga tahun 2025 diperkirakan baru mencapai 1-2% saja. Panas bumi

adalah sumber daya energi yang ramah lingkungan karena rendah emisi

carbonnya.Berbagai kebijakan dan kemudahan sebenarnya telah dikeluarkan oleh

pemerintah seperti pembebasan bea masuk atas impor barang untuk pembangkit PLTP

(Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) hingga kemudahan fiskal atau pajak untuk

pengembang. Kendala utamanya adalah biaya investasi yang cukup besar dan resiko

kegagalan investasi yang dihadapi oleh pengembang, karena biaya untuk membuat

sumur eksplorasi saja diperkirakan mencapai US$ 5 juta per sumur dan rate keberhasilan

untuk mendapatkan sumur yang baik hanyalah 20%. Masa depan pemanfaatan ET di

Indonesia sebenarnya cukup cerah, namun berbagai kendala dan hambatan perlu

diselesaikan satu persatu oleh pemerintah. Kebijakan pemanfaatan ET memang tidak

dapat diselesaikan dengan hanya satu kebijakan saja untuk menyelesaikan berbagai

permasalahan, karena masing-masing sumber daya ET memiliki karakteristik berbeda-

beda. Koordinasi diantara berbagai kementerian di pemerintah diperlukan lebih intensif,

karena permasalahan energi bukan hanya permasalahan kementerian ESDM saja,

mengingat kebijakan penggunaannya justru berada di bawah kendali kementerian

lainnya.

19

Page 20: MAKALAH PERMASALAHAN LINGKUNGAN

DAFTAR PUSTAKA

nationalgeographic.co.id/lihat/berita/1410/ketika-gunung-api-dikalahkan-manusia

id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara

alamendah.org/2009/09/23/tingkat-pencemaran-udara-di-indonesia/

http://achmadinblog.wordpress.com/2010/03/24/pencemaran-air-tanah/

http://www.bimbingan.org/penanggulangan-pencemaran-air-tanah.htm

Jumianto. 2011. Upaya Pencegahan Pencemaran Air.

http://jumianto.blogspot.com/2011/03/upaya-penanggulangan-pencemaran-air.html

http://hend-learning.blogspot.com/2009/04/pencemaran-tanah.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_tanah

http://dessirahma.wordpress.com/2012/09/27/pencemaran-lingkungan-oleh-pestisida/

http://usitani.wordpress.com/2009/02/26/dampak-negatif-penggunaan-pestisida/

20