Upload
edmose
View
106
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Selamat Malam Silahkan Nikmati File sayaa
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem pemerintahan adalah sistem yang dimiliki suatu negara dalam
mengatur pemerintahannya. Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan
untuk menjaga suatu kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara sering
terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap
memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai
fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis.
Sistem pemerintahan dapat menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah
laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga
kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem
pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa
ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut.Hingga saat ini
hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara
menyeluruh.
Sistem pemerintahan menjadi hal yang harus dimiliki untuk kemajuan suatu
bangsa. Dari konsep ini lahirlah suatu negara yang dapat mengatur
pemerintahannya dengan baik.
Mengapa setiap negara memiliki sistem pemerintahan yang berbeda? Di
setiap negara maju atau berkembang memiliki karakteristik bangsa itu sendiri
sehingga pemerintah harus dapat menyesuaikan sistem pemerintahan terhadap
karakteristik bangsa dalam suatu negara.
1
1.2 Rumusan Permasalahan
Bagaimana sistem pemerintahan negara Indonesia?
Bagaimana sistem pemerintahan negara Inggris?
Bagaimana sistem pemerintahan negara Amerika?
Apa perberdaan sistem pemerintahan negara Indonesia, Inggris dan
Amerika?
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dan Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Bapak dan juga untuk menambah ilmu serta wawasan para pembaca agar dapat
mengetahui lebih jelas tentang sistem pemerintahan suatu negara.
1.4 Metode Pembuatan Makalah
Kami mengerjakan makalah ini sesuai dengan tugas dan arahan yang diberikan
oleh Bapak. Kami pun mendapatkan materi sistem pemerintahan dari internet dan
beberapa sumber lainnya.
1.5 Sistematika Makalah
Bab I (Pendahuluian)
Pendahuluan
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Maksud dan Tujuan
Metode Pembuatan Makalah
Sistematika Makalah
2
Bab II (Sistem Pemerintahan Indonesia)
Sistem Pemerintahan dari awal kemerdekaan
Sistem pemerintahan Indonesia Sebelum dan Setelah Amandemen
Sistem Pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 Setelah
Amandemen
Bab III (Sistem Pemerintahan Inggris)
Sistem Pemerintahan Inggris
Pokok-pokok Sistem Pemerintahan Inggris
Ciri-ciri sistem Pemerintahan Inggris
Kelebihan sistem parlementer
Kekurangan sistem parlementer
House of Lords
Trias Politika di Inggris
Bab IV (Sistem Pemerintahan Amerika)
Sistem Pemerintahan Amerika Serikat
Pokok-pokok Pemerintahan Amerika Serikat
Ciri-ciri Pemerintahan Presidensial
Bab V (Perbandingan Sistem Pemerintahan)
Indonesia
Inggris
Amerika
Bab VI (Penutup)
3
Kesimpulan
Penutup
4
BAB II
SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA
Sistem Pemerintahan adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang
kompleks dan terorganisasi, suatu himpunan atau perpaduan ha-hal atau bagian yang
membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks.
Indonesia pernah menerapkan sistem pemerintahan presidensial dan
parlementer. Kedua sistem pemerintahan ini memiliki perbedaan dan kelebihan serta
kelemahan masing-masing.
2.1 Sistem Pemerintahan dari Awal Kemerdekaan
Sistem Pemerintahan Indonesia pada waktu awal kemerdekaan menganut
sisten pemerintahan presidensil.
Berdasarkan Undang-undang Dasar 1945 maka Presiden memiliki kekuasaan
tertinggi dan dibantu oleh menteri-menteri sebagai pembantu presiden yang diangkat
dan diberhentikan oleh Presiden dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
Pada tanggal 12 September 1945 dibentuklah Kabinet Presidensial( Kabinet RI I)
dengan 12 departemen dan 4 menteri negara. Selain itu wilayah Indonesia yang
begitu luas dibagi menjadi 8 provinsi dan 2 daerah istimewa yang masing-masing
wilayah dipimpin oleh gubernur.
Sistem Presidensial pernah berganti Sistem Parlementer yang dipimpin oleh
kepala pemerintahan Perdana Menteri. Perdana Menteri Pertama Indonesia adalah
Sutan Syahrir. Berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia pada saat itu adalah
pengaruh kuat dari kaum sosialis (KNIP). Selain itu Indonesia pada awal
kemerdekaan juga masih belajar tentang bagaimana menjalankan pemerintahan.
Dengan sistem parlementer ini maka Di Indonesia saat itu memiliki DPR yang
anggotanya dipilih oleh rakyat. Sistem ini juga memungkinkan adanya banyak partai.
5
Maksud dari sistem ini adalah untuk membatasi kewenangan presiden. Jika pada
sistem presidensial kabinet bertanggungjawab kepada presiden maka sistem
parlementer, Presiden bertanggungjawab kepada parlemen/DPR.
Sebenarnya sistem parlementer ini adalah sebuah penyimpangan ketentuan UUD
1945 yang menyebutkan "pemerintahan harus dijalankan menurut sistem kabinet
presidensial, dimana menteri sebagai pembantu presiden".
Karena sering mengalami kegagala kabinet, dan banyak menimbulkan gerakan-
gerakan pemberontakan yang menyebabkan stabilitas negara terganggu, Presiden
Soekarno mengeluarkan Dekrit pada 5 Juli 1959 yang isinya antara lain
mengembalikan konstitusi ke UUD 1945 dan bentuk pemerintahan kembali ke sistem
presidensial.
Berikut Periodisasi Sistem Pemerintahan Indonesia.
1. Sistem Pemerintahan Periode 1945-1949
Lama periode : 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
Bentuk Negara : Kesatuan Bentuk
Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Presidensial
Konstitusi : UUD 1945
Presiden & Wapres : Ir. Soekarno & Mohammad Hatta (18 Agustus 1945 - 19
Desember 1948) Syafruddin Prawiranegara (ketua PDRI) (19 Desember 1948 - 13
Juli 1949) Ir. Soekarno & Mohammad Hatta (13 Juli 1949 27 - Desember 1949)
Pernyataan van Mook untuk tidak berunding dengan Soekarno adalah salah satu
faktor yang memicu perubahan sistem pemerintahan dari presidensiil menjadi
parlementer. Gelagat ini sudah terbaca oleh pihak Republik Indonesia, karena itu
sehari sebelum kedatangan Sekutu, tanggal 14 November 1945, Soekarno sebagai
kepala pemerintahan republik diganti oleh Sutan Sjahrir yang seorang sosialis
dianggap sebagai figur yang tepat untuk dijadikan ujung tombak diplomatik,
6
bertepatan dengan naik daunnya partai sosialis di Belanda.Setelah munculnya
Maklumat Wakil Presiden No.X tanggal 16 November 1945, terjadi pembagian
kekuasaan dalam dua badan, yaitu kekuasaan legislatif dijalankan oleh Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan kekuasaan-kekuasaan lainnya masih tetap
dipegang oleh presiden sampai tanggal 14 November 1945. Dengan keluarnya
Maklumat Pemerintah 14 November 1945, kekuasaan eksekutif yang semula
dijalankan oleh presiden beralih ke tangan menteri sebagai konsekuensi dari
dibentuknya sistem pemerintahan parlementer.
2. Sistem Pemerintahan Periode 1949-1950
Lama periode : 27 Desember 1949 – 15 Agustus 1950
Bentuk Negara : Serikat (Federasi)
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Parlementer Semu (Quasi Parlementer)
Konstitusi : Konstitusi RIS
Presiden & Wapres : Ir.Soekarno = presiden RIS (27 Desember 1949 - 15 Agustus
1950)Assaat = pemangku sementara jabatan presiden RI(27 Desember 1949 - 15
Agustus 1950)
Pada tanggal 23 Agustus sampai dengan 2 september 1949 dikota Den Hagg
(Netherland) diadakan konferensi Meja Bundar (KMB). Delegasi RI dipimpin oleh
Drs. Moh. Hatta, Delegasi BFO (Bijeenkomst voor Federale Overleg) dipimpin oleh
Sultan Hamid Alkadrie dan delegasi Belanda dipimpin olah Van Harseveen.Adapun
tujuan diadakannya KMB tersebut itu ialah untuk meyelesaikan persengketaan
Indonesia dan Belanda selekas-lekasnya dengan cara yang adil dan pengakuan
kedaulatan yang nyata, penuh dan tanpa syarat kepada Republik Indonesia Serikat
(RIS).Salah satu keputusan pokok KMB ialah bahwa kerajaan Balanda mengakui
kedaulatan Indonesia sepenuhnya tanpa syarat dam tidak dapat dicabut kembali
kepada RIS selambat-lambatnya pada tanggal 30 Desember 1949.Demikianlah pada
7
tanggal 27 Desember 1949 Ratu Juliana menandatangani Piagam Pengakuan
Kedaulatan RIS di Amesterdam. Bila kita tinjau isinya konstitusi itu jauh
menyimpang dari cita-cita Indonesia yang berideologi pancasila dan ber UUD 1945
karena ,
1. Konstitusi RIS menentukan bentuk negara serikat (federalisme) yang
terbagi dalam 16 negara bagian, yaitu 7 negara bagian dan 9 buah satuan kenegaraan
(pasal 1 dan 2, Konstitusi RIS).2. Konstitusi RIS menentukan suatu bentuk negara
yang leberalistis atau pemerintahan berdasarkan demokrasi parlementer, dimana
menteri-menterinya bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah
kepada parlemen (pasal 118, ayat 2 Konstitusi RIS)3. Mukadimah Konstitusi RIS
telah menghapuskan sama sekali jiwa atau semangat pembukaan UUD proklamasi
sebagai penjelasan resmi proklamasi kemerdekaan negara Indonesia (Pembukaan
UUD 1945 merupakan Decleration of independence bangsa Indonesia, kata tap MPR
no. XX/MPRS/1996).Termasuk pula dalam pemyimpangan mukadimah ini adalah
perubahan kata- kata dari kelima sila pancasila. Inilah yang kemudian yang membuka
jalan bagi penafsiran pancasila secara bebas dan sesuka hati hingga menjadi sumber
segala penyelewengan didalam sejarah ketatanegaraan Indonesia.
3. Sistem Pemerintahan Periode 1950-1959
Lama periode : 15 Agustus 1950 – 5 Juli 1959
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Parlementer
Konstitusi : UUDS 1950
Presiden & Wapres : Ir.Soekarno & Mohammad Hatta
UUDS 1950 adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik Indonesia
sejak 17 Agustus 1950 hingga dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959.UUDS
1950 ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1950 tentang
8
Perubahan Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat menjadi Undang-
Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, dalam Sidang Pertama Babak ke-3
Rapat ke-71 DPR RIS tanggal 14 Agustus 1950 di Jakarta.Konstitusi ini dinamakan
"sementara", karena hanya bersifat sementara, menunggu terpilihnya Konstituante
hasil pemilihan umum yang akan menyusun konstitusi baru. Pemilihan Umum 1955
berhasil memilih Konstituante secara demokratis, namun Konstituante gagal
membentuk konstitusi baru hingga berlarut-larut.Dekrit Presiden 1959
dilatarbelakangi oleh kegagalan Badan Konstituante untuk menetapkan UUD baru
sebagai pengganti UUDS 1950. Anggota konstituante mulai bersidang pada 10
November 1956. Namun pada kenyataannya sampai tahun 1958 belum berhasil
merumuskan UUD yang diharapkan. Sementara, di kalangan masyarakat pendapat-
pendapat untuk kembali kepada UUD '45 semakin kuat. Dalam menanggapi hal itu,
Presiden Soekarno lantas menyampaikan amanat di depan sidang Konstituante pada
22 April 1959 yang isinya menganjurkan untuk kembali ke UUD '45. Pada 30 Mei
1959 Konstituante melaksanakan pemungutan suara. Hasilnya 269 suara menyetujui
UUD 1945 dan 199 suara tidak setuju. Meskipun yang menyatakan setuju lebih
banyak tetapi pemungutan suara ini harus diulang, karena jumlah suara tidak
memenuhi kuorum. Pemungutan suara kembali dilakukan pada tanggal 1 dan 2 Juni
1959. Dari pemungutan suara ini Konstituante juga gagal mencapai kuorum. Untuk
meredam kemacetan, Konstituante memutuskan reses yang ternyata merupkan akhir
dari upaya penyusunan UUD.Pada 5 Juli 1959 pukul 17.00, Presiden Soekarno
mengeluarkan dekrit yang diumumkan dalam upacara resmi di Istana Merdeka.Isi
dekrit presiden 5 Juli 1959 antara lain :1. Kembali berlakunya UUD 1945 dan tidak
berlakunya lagi UUDS 19502. Pembubaran Konstituante3. Pembentukan MPRS dan
DPAS
Ciri-ciri dari sistem pemerintahan parlementer adalah sebagai berikut :1. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya
dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki
kekuasaan besar sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif.
9
2. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang
memenangkan pemiihan umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan
umum memiliki peluang besar menjadi mayoritas dan memiliki kekuasaan
besar di parlemen.
3. Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri
sebagai pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk
melaksakan kekuasaan eksekutif. Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif
berada pada perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Anggota kabinet
umumnya berasal dari parlemen.
4. Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan sepanjang
mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen. Hal ini berarti bahwa
sewaktu-waktu parlemen dapat menjatuhkan kabinet jika mayoritas anggota
parlemen menyampaikan mosi tidak percaya kepada kabinet.
5. Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala
pemerintahan adalah perdana menteri, sedangkan kepala negara adalah
presiden dalam negara republik atau raja/sultan dalam negara monarki. Kepala
negara tidak memiliki kekuasaan pemerintahan. Ia hanya berperan sebgai
symbol kedaulatan dan keutuhan negara.
6. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden atau
raja atas saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen.
Selanjutnya, diadakan pemilihan umum lagi untuk membentukan parlemen
baru.
Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer:
Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi
penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif. Hal ini karena kekuasaan
eksekutif dan legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.
Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan public
jelas.
10
Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga
kabinet menjadi barhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer :
Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas
dukungan parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh
parlemen.
Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bias ditentukan
berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat
bubar.
Kabinet dapat mengendalikan parlemen. Hal itu terjadi apabila para anggota
kabinet adalah anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas. Karena
pengaruh mereka yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat
mengusai parlemen.
Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.
Pengalaman mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi
bekal penting untuk menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.
4. Sistem Pemerintahan Periode 1959-1966 (Orde Lama)
Lama periode : 5 Juli 1959 – 22 Februari 1966
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Presidensial
Konstitusi : UUD 1945
Presiden & Wapres : Ir.Soekarno & Mohammad Hatta
Karena situasi politik pada Sidang Konstituante 1959 dimana banyak saling
tarik ulur kepentingan partai politik sehingga gagal menghasilkan UUD baru, maka
pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Sukarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang salah
11
satu isinya memberlakukan kembali UUD 1945 sebagai undang-undang dasar,
menggantikan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 yang berlaku pada waktu
itu.Pada masa ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD 1945, diantaranya:
• Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua
DPA menjadi Menteri Negara
• MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup
• Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September Partai
Komunis Indonesia
Ciri-ciri dari sistem pemerintaha presidensial adalah sebagai berikut.
1. Penyelenggara negara berada ditangan presiden. Presiden adalah kepala
negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tidak dipilih oleh parlemen,
tetapi dipilih langsung oleh rakyat atau suatu dewan majelis.
2. Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab
kepada presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif.
3. Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan
presiden tidak dipilih oleh parlemen.
4. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem
parlementer.
5. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan.
Anggota parlemen dipilih oleh rakyat.
6. Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen.
Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial :
Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak tergantung pada
parlemen.
Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu.
Misalnya, masa jabatan Presiden Amerika Serikat adalah empat tahun,
Presiden Indonesia adalah lima tahun.
12
Penyusun program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka waktu
masa jabatannya.
Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena
dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota parlemen sendiri.
Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial :
Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung legislatif sehingga dapat
menciptakan kekuasaan mutlak.
Sistem pertanggungjawaban kurang jelas.
Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar
antara eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas dan
memakan waktu yang lama.
5. Sistem Pemerintahan Periode 1966-1998 (Orde Baru)
Lama periode : 22 Februari 1966 – 21 Mei 1998
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem Pemerintahan : Presidensial
Konstitusi : UUD 1945
Presiden & Wapres : Soeharto (22 Februari 1966 – 27 Maret 1968) Soeharto (27
Maret 1968 – 24 Maret 1973) Soeharto & Adam Malik (24 Maret 1973 – 23 Maret
1978)Soeharto & Hamengkubuwono IX(23 Maret 1978 –11 Maret 1983)Soeharto &
Try Sutrisno (11 Maret 1983 – 11 Maret 1988) Soeharto & Umar Wirahadikusumah
(11 Maret 1988 – 11 Maret 1993) Soeharto & Soedharmono (11 Maret 1993 – 10
Maret 1998)Soeharto & BJ Habiebie (10 Maret 1998– 21 Mei 1998)
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan
menjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen. Namun
pelaksanaannya ternyata menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945 yang
13
murni,terutama pelanggaran pasal 23 (hutang Konglomerat/private debt dijadikan
beban rakyat Indonesia/public debt) dan 33 UUD 1945 yang memberi kekuasaan
pada fihak swasta untuk menghancur hutan dan sumberalam kita.Pada masa Orde
Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat "sakral", diantara melalui
sejumlah peraturan:• Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa
MPR berketetapan untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan
melakukan perubahan terhadapnya• Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang
Referendum yang antara lain menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah
UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat melalui referendum.•
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan
pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.
2.2 Sistem Pemerintahan Indonesia Sebelum dan Setelah Amandemen
Berdasarkan UUD 1945 Sebelum Diamandemen.
Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia berdasarkan UUD 1945 sebelum
diamandemen tertuang dalam Penjelasan UUD 1945 tentang tujuh kunci pokok
sistem pemerintahan negara tersebut sebagai berikut.
1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtsstaat).
2. Sistem Konstitusional.
3. Kekuasaan negara yang tertinggi di tangan Majelis Permusyawaratan Rakyat.
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintah negara yang tertinggi dibawah
Majelis Permusyawaratan Rakyat.
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
6. Menteri negara ialah pembantu presiden, menteri negara tidak
bertanggungjawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat.
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak terbatas.
14
Berdasarkan tujuh kunci pokok sistem pemerintahan, sistem pemerintahan
Indonesia menurut UUD 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial. Sistem
pemerintahan ini dijalankan semasa pemerintahan Orde Baru di bawah
kepemimpinan Presiden Suharto. Ciri dari sistem pemerintahan masa itu adalah
adanya kekuasaan yang amat besar pada lembaga kepresidenan. Hampir semua
kewenangan presiden yang di atur menurut UUD 1945 tersebut dilakukan tanpa
melibatkan pertimbangan atau persetujuan DPR sebagai wakil rakyat. Karena itu
tidak adanya pengawasan dan tanpa persetujuan DPR, maka kekuasaan presiden
sangat besar dan cenderung dapat disalahgunakan. Mekipun adanya kelemahan,
kekuasaan yang besar pada presiden juga ada dampak positifnya yaitu presiden dapat
mengendalikan seluruh penyelenggaraan pemerintahan sehingga mampu menciptakan
pemerintahan yang kompak dan solid. Sistem pemerintahan lebih stabil, tidak mudah
jatuh atau berganti. Konflik dan pertentangan antar pejabat negara dapat dihindari.
Namun, dalam praktik perjalanan sistem pemerintahan di Indonesia ternyata
kekuasaan yang besar dalam diri presiden lebih banyak merugikan bangsa dan negara
daripada keuntungan yang didapatkanya.
Memasuki masa Reformasi ini, bangsa Indonesia bertekad untuk menciptakan
sistem pemerintahan yang demokratis. Untuk itu, perlu disusun pemerintahan yang
konstitusional atau pemerintahan yang berdasarkan pada konstitusi. Pemerintah
konstitusional bercirikan bahwa konstitusi negara itu berisi
1. adanya pembatasan kekuasaan pemerintahan atau eksekutif,
2. jaminan atas hak asasi manusia dan hak-hak warga negara.
Berdasarkan hal itu, Reformasi yang harus dilakukan adalah melakukan
perubahan atau amandemen atas UUD 1945. dengan mengamandemen UUD 1945
menjadi konstitusi yang bersifat konstitusional, diharapkan dapat terbentuk sistem
pemerintahan yang lebih baik dari yang sebelumnya. Amandemen atas UUD 1945
telah dilakukan oleh MPR sebanyak empat kali, yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001,
15
dan 2002. berdasarkan UUD 1945 yang telah diamandemen itulah menjadi pedoman
bagi sistem pemerintaha Indonesia sekarang ini.
2.3 Sistem Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945 Setelah di
Amandemen
Setelah dilakukan amandemen terhadap konstitusi Indonesia, Undang-undang
dasar Negara Indonesia tahun 1945, maka terjadi perubahan pula pada pokok, pokok
sistem pemerintahan sebagai berikut
Pokok-pokok Sistem Pemerintahan Indonesia
1. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah
negara terbagi dalam beberapa provinsi.
2. Bentuk pemerintahan adalah republik konstitusional, sedangkan sistem
pemerintahan presidensial.
3. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan
wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket.
4. Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada
presiden.
5. Parlemen terdiri atas dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota dewan merupakan anggota
MPR. DPR memiliki kekuasaan legislatif dan kekuasaan mengawasi jalannya
pemerintahan.
6. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah Agung dan badan peradilan
dibawahnya.
Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan
parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-
kelemahan yang ada dalam sistem presidensial.
16
Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia adalah
sebagai berikut;
1. Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari DPR.
Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak
langsung.
2. Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau
persetujuan dari DPR.
3. Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau
persetujuan dari DPR.
4. Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-
undang dan hak budget (anggaran)
Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem pemerintahan
Indonesia. Hal itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial yang
lama. Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung,
sistem bikameral, mekanisme cheks and balance, dan pemberian kekuasaan yang
lebih besar kepada parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran.
Amandemen UUD 1945 juga membawa banyak perubahan dalam sistem
ketatanegaraan(struktur pemerintahan) Indonesia seperti MPR bukan lagi lembaga
tertinggi negara. Terdapat pula perubahan fungsi tugas dan wewenang lembaga
negara. Serta ada juga lembaga yang dibentuk dan dihapuskan
17
BAB III
SISTEM PEMERINTAHAN INGGRIS
3.1 Sistem Pemerintahan Inggris
Britania Raya sendiri memiliki sistem
pemerintahan yakni kerajaan monarki yang
dipimpin oleh seorang ratu atau raja dan Ratu
Elizabeth II dari Britania Raya adalah
pemimpin Britania Raya saat ini dan sebagai
kepala pemerintahan dipimpin oleh Perdana
Menteri.
Britania Raya adalah negara serikat yang terdiri
dari 4 negara bagian yakni: Inggris, Irlandia Utara, Skotlandia dan Wales. Britania
Raya memilki 4 ibukota di 4 negara bagian tersebut yaitu: London, ibukota dari
Inggris sekaligus ibukota dan kota terbesar di Britania Raya, Belfast, ibukota Irlandia
Utara dan pusat kebudayaan Britania Raya, Edinburgh, ibukota Skotlandia dan pusat
rekreasi dan edukasi di Britania Raya dan Cardiff, ibukota Wales dan pusat rekreasi
dan kebudayaan di Britania Raya.
Bahasa resmi Britania Raya adalah Bahasa Inggris walaupun juga mempunyai
bahasa tambahan seperti Bahasa Wales, Bahasa Skotlandia, Bahasa Irlandia, Bahasa
Gaelik dan Bahasa Kornia. Britania Raya sendiri menjadi pusat titik bujur 0 derajat
yang berada di kota Greenwich yang saat ini menjadi patokan waktu Internasional
yang disebut Greenwich Mean Time atau disingkat GMT dan Coordinated Universal
Time atau disingkat UTC. Sebagian besar wilayah Britania Raya didominasi dataran
tinggi. Britania Raya sendiri juga merupakan anggota dari Uni Eropa, PBB, G8,
18
NATO, Organisasi Perdagangan Dunia dan Organisasi untuk Pengembangan dan
Operasi Ekonomi.
Britania Raya memiliki sistem pemerintahan parlementer yang berlandaskan pada
sistem Westminster yang telah ditiru di seluruh dunia sebagai warisan dari Imperium
Britania. Parlemen Britania Raya yang bersidang di Istana Westminster terdiri dari
dua kamar (dewan), yaitu Dewan Rakyat (House of Commons) yang beranggotakan
anggota terpilih, dan Dewan Pertuanan (House of Lords) yang beranggotakan anggota
terlantik. Setiap Rancangan Undang-Undang (RUU) yang disahkan membutuhkan
Persetujuan Kerajaan (Royal Assent) supaya bisa menjadi undang-undang baru.
Posisi Perdana Menteri selaku Kepala Pemerintahan Britania Rayadipegang oleh
seorang anggota parlemen yang mampu meraih kepercayaan dari mayoritas anggota
House of Commons.Biasanya yang memperoleh kepercayaan ini adalah pemimpin
partai politik terbesar di kamar (dewan) itu.Perdana Menteri beserta kabinetnya
dilantik secara resmi oleh Ratu untuk membentuk Pemerintahan Baginda (Her
Majesty’s Government).Namun, sebenarnya Perdana Menterilah yang memilih
menteri-menterinya, dan secara konvensional Ratu menghormati pilihan Perdana
Menteri tersebut.
Istana Westminster, tempat bersidang dua dewan kamar Parlemen Britania Raya.
Anggota kabinet lazimnya dipilih dari
kalangan anggota partai Perdana Menteri di
kedua kamar, kebanyakan berasal dari
Dewan Rakyat, yang harus mereka
pertanggungjawabkan.Kekuasaan eksekutif
dijalankan oleh Perdana Menteri dan
Kabinet, mereka semua disumpah di hadapan
19
Dewan Privy Britania Raya (Privy Council of the United Kingdom), dan dinobatkan
menjadi Menteri Mahkota (Ministers of the Crown). Rt. Hon. David Cameron,
pemimpin Partai Konservatif, memegang jabatan Perdana Menteri, Bendahara Agung
dan Menteri Pelayanan Sipil sejak 11 Mei 2010.[140] Untuk pemilihan anggota
Dewan Rakyat, Britania Raya saat ini terbagi menjadi 650 daerah pemilihan. Masing-
masing daerah pemilihan memilih seorang anggota parlemen dengan cara "pluralitas
sederhana (simple plurality voting system). Pemilihan umum diadakan oleh Kerajaan
atas nasehat dari Perdana Menteri. Akta Parlemen 1911 dan 1949 mewajibkan pemilu
baru diadakan dengan waktu tidak lebih lima tahun berselang dari pemilu
sebelumnya.
Tiga partai politik utama di Britania Raya adalah Partai Konservatif, Partai Buruh,
dan Liberal Demokratik. Dalam Pemilihan Umum Britania Raya 2010, tiga partai
tersebut berhasil memenangkan 622 dari 650 kursi di Dewan Rakyat,dengan rincian:
621 kursi diperoleh dari pemilu, dan satu kursi berasal dari hasil pemilu kecil yang
tertunda di Thirsk dan Malton. Kursi-kursi yang selebihnya diraih oleh partai-partai
kecil yang hanya bertanding di kawasan tertentu saja, yaitu Partai Nasional
Skotlandia (hanya di Skotlandia), Plaid Cymru (hanya di Wales), dan Partai Buruh
dan Demokratik Sosial, Partai Kesatuan Demokratik, Partai Kesatuan Ulster, dan
Sinn Féin (hanya di Irlandia Utara, namun Sinn Féin juga bertanding dalam Pemilu di
Republik Irlandia). Sesuai dengan kebijakan partai, tidak ada anggota parlemen
terpilih dari partai Sinn Féin yang pernah menghadiri Dewan Rakyat untuk berbicara
atas nama daerah pemilihan mereka karena anggota parlemen diharuskan untuk
mengambil sumpah setia kepada Ratu (yang mana hal ini ditentang oleh Sinn Féin).
Meskipun demikian, para anggota parlemen yang berasal dari Sinn Féin (saat ini
berjumlah lima orang) masih diperkenankan untuk mempergunakan fasilitas kantor
yang tersedia di Westminster sejak tahun 2002. Untuk pemilihan Parlemen Eropa,
Britania Raya saat ini diwakili oleh 72 anggota parlemen yang terpilih di 12 daerah
pemilihan multi-anggota.
20
Pelimpahan kekuasaan[sunting]
Modern one-story building with grass on roof and large sculpted grass area in front.
Behind are residential buildings in a mixture of styles.
Gedung Parlemen Skotlandia di Edinburgh adalah kediaman resmi dari Parlemen
Skotlandia.
Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara
masing-masing memiliki pemerintahan atau
badan eksekutif tersendiri yang dipimpin
oleh seorang Menteri Pertama (First
Minister) (atau, dalam kasus Irlandia Utara,
dwi-kekuasaan; Menteri Pertama dan Wakil
Menteri Pertama), dan badan legislatif
unikameral (sistem satu kamar atau eka-
dewan). Inggris sebagai negara terbesar di Britania Raya tidak memiliki badan
eksekutif atau legislatif tersendiri, sebaliknya fungsi-fungsi tersebut dipikul secara
langsung oleh Kerajaan dan Parlemen Britania Raya. Situasi ini telah menimbulkan
persoalan menyangkut hakikat bahwa anggota parlemen dari Skotlandia, Wales dan
Irlandia Utara dapat melakukan pemungutan suara atas permasalahan yang berkenaan
dengan Inggris yang ditangani oleh delegasi badan legislatif negara masing-masing.
Pemerintah dan Parlemen Skotlandia memiliki wewenang yang luas atas setiap hal
yang secara spesifik tidak dikhususkan untuk menjadi wewenang dari Parlemen
Britania Raya, termasuk masalah pendidikan, kesehatan, undang-undang Skotlandia
dan pemerintah daerah.Dalam pemilu 2011, Partai Nasional Skotlandia (SNP)
memenangkan mayoritas suara di Parlemen Skotlandia dan pemimpinnya, Alex
Salmond, terpilih menjadi Menteri Pertama Skotlandia.Pemerintah Wales dan Majelis
Nasional untuk Wales (National Assembly for Wales) memiliki kekuasaan yang lebih
terbatas dibanding dengan yang diserahkan ke Skotlandia.Namun setelah disahkannya
Akta Majelis pada tahun 2006, majelis dapat membuat undang-undang dalam bidang-
21
bidang tertentu tanpa harus meminta persetujuan dari Westminster.Dalam pemilu
2011, Partai Buruh yang dipimpin oleh Carwyn Jones berhasil memenangkan suara
mayoritas.Badan-badan eksekutif dan legislatif di Irlandia Utara memiliki wewenang
yang setara dengan yang diserahkan kepada Skotlandia.Badan eksekutifnya dipimpin
oleh dua orang, masing-masingnya mewakili Majelis Kesatuan dan Nasionalis.Untuk
saat ini, jabatan tersebut dipegang oleh Peter Robinson (Partai Kesatuan Demokratik)
sebagai Menteri Pertama dan Martin McGuinness (Sinn Féin) sebagai Wakil Menteri
Pertama.
Britania Raya tidak memiliki undang-undang tertulis dan konstitusi lainnya yang
mengatur mengenai pelimpahan kekuasaan ke Skotlandia, Wales atau Irlandia Utara.
Di bawah doktrin kedaulatan Parlemen, Parlemen Britania Raya secara teori memiliki
kewenangan untuk menghapuskan Parlemen Skotlandia, Majelis Wales atau Majelis
Irlandia Utara.Pada tahun 1972, Parlemen Britania Raya secara sepihak membekukan
Parlemen Irlandia Utara, menetapkan preseden yang relevan dengan tata cara
pelimpahan kekuasaan. Dalam prakteknya, ada kemungkinan bahwa Parlemen
Britania Raya akan menghapuskan segala hal yang berkaitan dengan pelimpahan
kekuasaan ini mengingat kendala politik yang diciptakan oleh hasil referendum yang
masih belum jelas.Kendala politik yang timbul berkenaan dengan pelimpahan
kekuasaan pada Irlandia Utara lebih besar ketimbang Wales dan Skotlandia,
mengingat bahwa pelimpahan kekuasaan ke Irlandia Utara juga bersandar pada
perjanjian internasional yang disetujui bersama Pemerintah Irlandia.
Hubungan luar negeri[sunting]
Perdana Menteri Britania Raya, David Cameron, dan Presiden Amerika Serikat,
Barack Obama, dalam Sidang Umum G-20 Toronto 2010.
Britania Raya adalah salah satu anggota tetap Dewan Keamanan PBB, anggota
Negara-Negara Persemakmuran, G8, G7, G20, NATO, OECD, WTO, Majelis Eropa,
OSCE, dan Uni Eropa. Britania Raya memiliki “Hubungan Istimewa” dengan
Amerika Serikat, dan menjalin kemitraan yang erat dengan Perancis (entente
22
cordiale) dalam pengembangan senjata nuklir.Britania Raya juga berhubungan erat
dengan Republik Irlandia dalam hal berbagi Kawasan Perjalanan Umum (Common
Travel Area) dan banyak warga negara Irlandia yang menjadi anggota Angkatan
Bersenjata Britania Raya.Selain itu, Britania Raya juga berhubungan erat dengan
Portugal sejak disahkannya Perjanjian Windsor pada tahun 1386. Hubungan ini
merupakan hubungan internasional tertua di dunia yang masih tetap bertahan hingga
saat ini,Sekutu erat Britania lainnya termasuk negara-negara Uni Eropa lainnya dan
negara-negara anggota NATO, Persemakmuran, serta Jepang. Keberadaan dan
pengaruh global Britania Raya diperluas lagi melalui hubungan perdagangan,
investasi asing, bantuan pembangunan resmi dan angkatan bersenjata.
Angkatan Bersenjata Britania Raya
Militer Britania Raya secara resmi dikenal sebagai Angkatan Bersenjata Yang Mulia
(Her Majesty's Armed Forces). Namun, juga
dikenal dengan nama Angkatan Bersenjata
Britania Raya atau Angkatan Bersenjata
Mahkota (Armed Forces of the
Crown).Angkatan Bersenjata ini mencakup
Angkatan Laut atau Naval Service (termasuk
Royal Navy, Royal Marinir dan Royal Fleet
Auxiliary), Angkatan Darat Britania (British
Army), serta Angkatan Udara Kerajaan (Royal Air Force).Semua pasukan-pasukan
ini dikelola oleh Kementerian Pertahanan dan dikendalikan oleh Dewan Pertahanan,
serta dipimpin oleh Sekretaris Negara untuk Pertahanan. Komandan Kepala untuk
Angkatan Bersenjata Britania Raya adalah Monarki Britania Raya,yaitu Ratu
Elizabeth II, yang mana kepada beliaulah para pasukan angkatan bersenjata
bersumpah setia.
23
Secara historis, Angkatan Bersenjata Britania Raya telah memainkan peran kunci
dalam membangun Imperium Britania sebagai kekuatan yang dominan di dunia.
Angkatan Bersenjata ini telah terlibat dalam sejumlah perang besar yang melibatkan
kekuatan dunia lainnya, seperti Perang Tujuh Tahun, Perang Napoleon, Perang
Krimea, Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Berulang kali mencapai kejayaan,
Britania Raya telah mempengaruhi peristiwa dunia dengan kebijakannya dan muncul
sebagai kekuatan militer dan ekonomi terkemuka di dunia. Meskipun Imperium
Britania telah runtuh, Britania Raya tetap menjadi kekuatan besar dunia dan
Angkatan Bersenjata Britania Raya adalah salah satu angkatan bersenjata terbesar dan
paling berteknologi canggih di dunia.
Angkatan Bersenjata Britania Raya bertanggung jawab untuk melindungi Britania
Raya dan wilayah-wilayah seberang lautnya, mempromosikan kepentingan keamanan
Britania Raya ke penjuru dunia, serta mendukung upaya-upaya perdamaian
internasional. Angkatan Bersenjata ini berpartisipasi secara aktif dalam operasi-
operasi gabungan internasional seperti NATO, Perjanjian Pertahanan Lima Negara,
RIMPAC, dan sebagainya. Garnisun dan berbagai fasilitas militer didirikan di Pulau
Ascension, Belize, Brunei, Kanada, Diego Garcia, Kepulauan Falkland, Jerman,
Gibraltar, Kenya, Siprus, dan Qatar.
Menurut berbagai sumber, termasuk Stockholm International Peace Research Institute
dan Kementerian Pertahanan, Britania Raya memiliki pengeluaran militer tertinggi
keempat di dunia. Jumlah anggaran militer saat ini menghabiskan sekitar sekitar 2,3%
- 2,6% dari total PDB nasional.
Royal Navy adalah salah satu dari tiga angkatan laut air-biru (blue-water navy) yang
terkemuka di dunia, dua negara lainnya adalah Perancis dan Amerika
Serikat).Angkatan laut ini bertanggung jawab untuk melindungi Penangkal Nuklir
Britania (UKs Nuclear Deterrent) melalui empat Kapal Selam Kelas Vanguard. Royal
24
Navy mengoperasikan sejumlah besar armada kapal, termasuk kapal induk, kapal
perang amfibi, Landing Platform Dock, kapal selam nuklir, kapal perusak berpeluru
kendali, fregat, mine-countermeasure vessel, dan kapal patroli. Dalam waktu dekat,
dua kapal induk baru, yaitu HMS Queen Elizabeth dan HMS Prince of Wales juga
akan melayani Royal Navy.
Pasukan Khusus Britania Raya (United Kingdom Special Forces), seperti Special Air
Service dan Special Boat Service, menyediakan pasukan-pasukan yang cepat tanggap
dan terlatih dalam mengatasi masalah-masalah terorisme, perbatasan, maritim, dan
operasi amfibi. Seringkali kerahasiaan atau taktik terselubung dibutuhkan dalam
pasukan ini.
Kebijakan pertahanan baru-baru ini menyatakan asumsi bahwa perlunya menyertakan
gabungan pasukan koalisi dalam "operasi yang paling mendesak".Dengan
mengesampingkan intervensi di Sierra Leone, operasi militer Britania Raya di
Bosnia, Kosovo, Afghanistan, Irak, dan terakhir, Libya, telah menggunakan
pendekatan ini. Perang terakhir dimana militer Britania Raya berjuang sendiri adalah
Perang Falklands pada tahun 1982, dan pada saat itu kemenangan berpihak kepada
mereka.
Hukum dan kriminalitas
Britania Raya tidak memiliki sistem hukum tunggal karena negara ini terbentuk oleh
kesatuan negara-negara yang telah merdeka
terlebih dahulu. Selain itu, dalam Pasal 19 dari
Perjanjian Kesatuan 1706, dinyatakan bahwa
negara menjamin kesinambungan perwujudan
sistem hukum Skotlandia yang terpisah. Saat
25
ini, Britania Raya memiliki tiga sistem hukum yang berbeda, yaitu: Hukum Inggris,
Hukum Irlandia Utara dan Hukum Skotlandia. Perubahan konstitusi baru-baru ini
menyebabkan lahirnya Mahkamah Agung Britania Raya (Supreme Court of the
United Kingdom) baru yang menggantikan Komite Banding House of Lords
(Appellate Committee of the House of Lords) sejak bulan Oktober 2009. Komite
Yudisial Dewan Privi (Judicial Committee of the Privy Council) yang terdiri dari para
anggota-anggota di Mahkamah Agung, merupakan pengadilan banding tertinggi bagi
beberapa negara-negara Persemakmuran merdeka, Wilayah Seberang Laut Britania
dan Dependensi Mahkota.
Hukum Inggris berlaku di Inggris dan Wales, dan hukum Irlandia Utara berdasarkan
pada prinsip-prinsip hukum umum (common law).Esensi dari hukum umum ini
adalah bahwa hukum ini harus tunduk pada undang-undang Britania Raya.
Pengadilan-pengadilan di Inggris dan Wales dikepalai oleh Pengadilan Senior (Senior
Courts) yang terdiri dari Pengadilan Banding (Court of Appeal), Pengadilan Tinggi
(High Court, untuk kasus-kasus perdata) dan Pengadilan Mahkota (Crown Court,
untuk kasus-kasus pidana). Mahkamah Agung merupakan pengadilan tertinggi untuk
kasus-kasus banding baik pidana maupun perdata di Inggris, Wales, dan Irlandia
Utara, dan keputusan-keputusan yang dibuatnya mengikat semua pengadilan lain
dalam yurisdiksi yang sama, dan seringkali memiliki efek persuasif di yurisdiksi yang
lain.
High Court of Justiciary – pengadilan pidana tertinggi untuk Skotlandia.
Skotlandia berlandaskan pada Hukum Skotlandia, sebuah sistem hibrid yang
berasaskan pada prinsip hukum umum dan hukum sipil (civil law).Pengadilan-
pengadilan utamanya adalah Pengadilan Sesi (Sessions Court) untuk kasus-kasus
perdata, dan Pengadilan Tinggi Penjabat (High Court of Justiciary) untuk kasus-kasus
pidana.Mahkamah Agung Britania Raya berfungsi sebagai pengadilan banding
tertinggi untuk kasus-kasus perdata di bawah hukum Skotlandia. Pengadilan Sheriff
(Sheriff Court) menangani kasus-kasus perdata dan pidana, termasuk mengadakan
26
persidangan pidana berjuri yang dikenal sebagai sheriff solemn court, ataupun
pengadilan sheriff tanpa juri tanpa (sheriff summary court).Sistem hukum Skotlandia
ini unik karena memiliki tiga putusan dalam persidangan kasus pidana, yaitu:
“bersalah”, “tidak bersalah” ataupun “tidak terbukti”. Putusan “tidak bersalah” dan
“tidak terbukti” menyebabkan pembebasan tanpa kemungkinan dilakukannya sidang
ulangan.
Menurut data dari Statistik Kriminalitas Britania Raya, kriminalitas di Inggris dan
Wales meningkat pada periode antara tahun 1981 dan 1995, meskipun telah terjadi
penurunan secara keseluruhan dari 48% dalam kriminalitas pada periode 1995-
2007/2008. Populasi penghuni penjara di Inggris dan Wales juga meningkat hampir
dua kali lipat pada periode yang sama menjadi lebih dari 80.000 narapidana,
menjadikan Inggris dan Wales sebagai negara dengan peringkat tertinggi jumlah
narapidananya di Eropa Barat dengan rasio 147 napi per 100.000 jiwa. Layanan
Penjara Baginda (Her Majesty's Prison Service), yang bertanggung jawab kepada
Kementerian Kehakiman, mengelola sebagian besar penjara di Inggris dan Wales.
Kriminalitas di Skotlandia sebaliknya turun hingga ke tingkat terendah dalam 32
tahun terakhir pada tahun 2009/2010 (turun sepuluh persen). Pada saat yang sama
populasi penjara Skotlandia dihuni oleh sekitar 8.000 tahanan, dimana hal ini jauh di
atas kapasitas desain penjara di Skotlandia. Layanan Penjara Skotlandia, yang
bertanggung jawab kepada Sekretaris Kabinet untuk Kehakiman, bertugas mengelola
penjara-penjara di Skotlandia. Pada tahun 2006 sebuah laporan yang diterbitkan oleh
Surveillance Studies Network menyatakan bahwa Britania Raya memiliki tingkat
penjagaan penjara tertinggi dibandingkan dengan negara-negara industri Barat
lainnya.
Negara Inggris dikenal sebagai induk dan pelopor sistem parlementer (the mother of
parliaments), karena Inggrislah yang pertama kali menciptakan sistem parlemen yang
27
mampu bekerja.Melalui pemilihan yang demokratis dan prosedur parlementaria,
Inggris dapat mengatasi masalah sosial sehingga menciptakan kesejahteraan sosial.
Sistem pemerintahannya didasarkan pada konstitusi tidak tertulis
(Konvensi) .Konstitusi Inggris tidak terkodifikasikan dalam satu naskah tertulis,
tetapi tersebar dalam berbagai peraturan, hukum, dan konvensi.
3.2 Pokok-pokok sistem pemerintahan Inggris
1.Inggris adalah negara Kesatuan, dengan bentuk pemerintahan monarki dan dengan
sistem desentralisasi.
•Monarki :
Bentuk pemerintahan dimana kepala Negara dipilih oleh satu orang atau sekelompok
orang.Kepala negaranya adalah Raja / ratu.
•Sistem Desentralisasi :
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan
kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam
suatu struktur organisasi.
Kelebihan sistem ini : sebagian besar keputusan dan kebijakan yang berada di daerah
dapat diputuskan di daerah tanpa adanya campur tangan dari pemerintahan di pusat.
Kekurangan sistem ini : otonomi khusus untuk daerah adalah euforia yang berlebihan
di mana wewenang tersebut hanya mementingkat kepentingan golongan dan
kelompok serta digunakan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal
tersebut terjadi karena sulit untuk dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.
28
2.Kekuasaan pemerintah terdapat pada kabinet (perdana menteri+menteri).
Sedangkan ratu sebagai kepala negara, yang merupakan simbol keagungan,
kedaulatan dan persatuan negara, tetapi tidak memeiliki kekuasaan politik.
3.Menerapkan sistem pemerintahan parlementer
3.3 Ciri-ciri dari sistem pemerintahan parlementer
1. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya dipilih
langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki kekuasaan besar
sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif.
2. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang memenangkan
pemiihan umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan umum memiliki
peluang besar menjadi mayoritas dan memiliki kekuasaan besar di parlemen.
3. Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri sebagai
pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk melaksakan
kekuasaan eksekutif.Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif berada pada perdana
menteri sebagai kepala pemerintahan.Anggota kabinet umumnya berasal dari
parlemen.
4. Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan sepanjang
mendapat dukungan mayoritas anggota parlemen. Hal ini berarti bahwa sewaktu-
waktu parlemen dapat menjatuhkan kabinet jika mayoritas anggota parlemen
menyampaikan mosi tidak percaya kepada kabinet.
5. Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan
adalah perdana menteri, sedangkan kepala negara adalah presiden dalam negara
republik atau raja/sultan dalam negara monarki.Kepala negara tidak memiliki
kekuasaan pemerintahan.Ia hanya berperan sebgai symbol kedaulatan dan keutuhan
negara.
29
6. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden atau raja
atas saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen. Selanjutnya, diadakan
pemilihan umum lagi untuk membentukan parlemen baru.
3.4 Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer
•Pembuat kebijakan dapat ditangani secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian
pendapat antara eksekutif dan legislatif.Hal ini karena kekuasaan eksekutif dan
legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.
•Garis tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan public jelas.
•Adanya pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet
menjadi barhati-hati dalam menjalankan pemerintahan.
3.5 Kekurangan Sistem Pemerintahan Parlementer
1. Kedudukan badan eksekutif/kabinet sangat tergantung pada mayoritas dukungan
parlemen sehingga sewaktu-waktu kabinet dapat dijatuhkan oleh parlemen.
2. Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet tidak bias ditentukan
berakhir sesuai dengan masa jabatannya karena sewaktu-waktu kabinet dapat bubar.
3. Kabinet dapat mengendalikan parlemen.Hal itu terjadi apabila para anggota kabinet
adalah anggota parlemen dan berasal dari partai meyoritas.Karena pengaruh mereka
yang besar diparlemen dan partai, anggota kabinet dapat mengusai parlemen.
4. Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif.Pengalaman
mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk
menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya.
30
5. Kabinet yang dipimpin perdana menteri memegang kekuasaan pemerintahan.
Anggota kabinet umumnya berasal dari House of Common dan berasal dari partai
mayoritas badan ini.Parlemen dapat membubarkan kabinet dengan mosi tidak
percaya.
6. Adanya oposisi. Oposisi dilakukan oleh partai yang kalah dalam pemilu.Oposisi
membentuk kabinet tandingan.
7. Sistem dwipartai. Di Inggris terdapat 2 partai yang saling bersaing, yakni Partai
Konservatif dan Partai Buruh.
8..Badan peradilan ditunjuk oleh kabinet, meskipun begitu, mereka menjalankan
peradilan yang bebas dan tidak memihak.
3.6 House of Lords (Dewan Bangsawan)
House of Lords (Dewan Bangsawan) adalah sebutan bagi majelis tinggi dalam
Parlemen Kerajaan Bersatu Britania Raya. Berbeda dengan House of Commons
(majelis rendah), House of Lords (majelis tinggi) tidak mengendalikan masa jabatan
Perdana Menteri atau memegang kendali pemerintahan.Hanya Majelis Rendah yang
dapat meminta Perdana Menteri untuk mengundurkan diri atau mengadakan
pemilihan umum yang dilakukan Majelis Rendah dengan mengeluarkan mosi tidak
percaya atau dengan menarik dukungan terhadap perdana menteri.
3.7 Trias Politika di Inggris
Menurut Locke, kekuasaan yang harus dipisah di Negara Inggris adalah Legislatif,
Eksekutif dan Federatif
•Kekuasaan Legislatif
Kekuasaan untuk membuat undang-undang.Hal penting yang harus dibuat di dalam
undang-undang adalah bahwa masyarakat ingin menikmati miliknya secara
31
damai.Untuk situasi ‘damai’ tersebut perlu terbit undang-undang yang
mengaturnya.Namun, bagi John Locke, masyarakat yang dimaksudkannya bukanlah
masyarakat secara umum melainkan kaum bangsawan.Rakyat jelata tidak masuk ke
dalam kategori stuktur masyarakat yang dibela olehnya.Perwakilan rakyat versi
Locke adalah perwakilan kaum bangsawan untuk berhadapan dengan raja/ratu
Inggris.
•Kekuasaan Eksekutif
Kekuasaan untuk melaksanakan amanat undang-undang.Dalam hal ini kekuasaan
Eksekutif berada di tangan raja/ratu Inggris.Kaum bangsawan tidak melaksanakan
sendiri undang-undang yang mereka buat, melainkan diserahkan ke tangan raja/ratu.
•Kekuasaan Federatif
Kekuasaan menjalin hubungan dengan negara-negara atau kerajaan-kerajaan lain.
Kekuasaan ini mirip dengan Departemen Luar Negara di masa kini. Kekuasaan ini
antara lain untuk membangun liga perang, aliansi politik luar negeri, menyatakan
perang dan damai, pengangkatan duta besar, dan sejenisnya. Kekuasaan ini oleh
sebab alasan kepraktisan, diserahkan kepada raja/ratu Inggris, sebagai kekuasaan
eksekutif.
Dari pemikiran politik John Locke dapat ditarik satu simpulan, bahwa dari 3
kekuasaan yang dipisah, 2 berada di tangan raja/ratu dan 1 berada di tangan kaum
bangsawan.
32
BAB IV
Pemerintahan Amerika Serikat
4.1 Sistem Pemerintahan Amerika Serikat
Sistem pemerintahan Amerika Serikat didasarkan atas konstitusi (UUD) tahun
1787. Namun konstitusi tersebut telah mengalami beberapa kali amandemen.
Amerika Serikat memiliki tradisi demokrasi yang kuat dan berakar dalam kehidupan
masyarakat sehingga dianggap sebagai benteng demokrasi dan kebebasan. Sistem
Pemerintahan Amerika Aerikat yang telah berjalan sampai sekarang diusahakan tetap
menjadi sistem pemerintahan demokrasi.
Sistem pemerintahan yang dianut ialah demokrasi dengan sistem presidensial.
Sistem presidensial inilah yang selanjutnya dijadikan contoh bagi sistem
pemerintahan negara-negara lain, mekipun telah mengalami pembaharuan sesuai
dengan latar belakang negara yang bersangkutan.
4.2 Pokok-pokok Sistem Pemerintahan Amerika Serikat
Amerika Serikat adalah negara republik dengan bentuk federasi
(federal) yang terjadi atas 50 negara bagian. Pusat pemerintahn berada di
Washington dan pemerintahan negara bagian(state). Adanya pembagian
kekuasaan untuk pemerintahan federal yang memiliki kekuasaan yang di
delegasikan konstitusi. Pemerintah negara bagian memiliki semua
kekuasaan yang tidak didelegasikan kepada pemerintahan federal.
Adanya pemisahan kekuasaan yang tegas antara eksekutif, legislatif
dan yudikatif. Antara ketiga badan tersebut terjadi cheks and balances
sehingga tak ada yang terlalu menojol dan diusahakan seimbang.
33
Kekuasaan eksekutif dipegang oleh presiden. Presiden berkedudukan
sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden dan wakil
presiden dipilih dalam satu paket(ticket) oleh rakyat secara langsung.
Dengan demikian, presiden tak bertanggung jawab kepada kongres
(parlemenya amerika Serikat) tetapi pada rakyat. Presiden membentuk
kabinet dan mengepali badan eksekutif yang mencakup departemen
ataupun lebaga non departemen.
Kekuasaan legislatif berada pada parlemen yang disebut kongres.
Kongres terdiri atas 2bagian (bikameral), yaitu senat dan badan
perwakilan (The house of Representative). Anggota senat adalah
perwakilan dari tiap negara bagian yang dipilih melalui pemilu oleh rakyat
dinegara bagian yang bersangkutan. Tia negara bagian punya 2 orng
wakil. Jadi terdapat 100 senator yang terhimpun dalam The Senate of
United State. Masa jabatan senat adalah enam tahun. Akan tetapi dua
pertiga anggotanya di perbaharui tiap 2 tahun. Badan perwakilan
merupakan perwakilan dari rakyat Amerika Serikat yang dipilih langsung
untuk masa jabatan 2 tahun.
Kekuasaan yudikatif berada pada Mahkamah Agung (Supreme court)
yang bebas dari dua badan lainya. Mahkamah agung menjamin tegaknya
kebebasan dan kemerdekaan individu serta tegaknya hukum.
Sistem kepartaian menganut sistem dwipartai (bipartai). Ada 2 partai
yang menentukan sistem politik dan pemerintahan Amerika Serikat, yaitu
partai demokrat dan partai Republik. Dalam setiap pemilu kedua [partai
ini saling memperebutkan jabatan-jabatan politik.
Sistem pemilu menganut sistem distrik. Pemilu sering dilakukan di
amerika serikat pemilu ditingkat federal, misalnya pemilu untuk memilih
presiden dan wakil presiden, pemilu untuk di tingkat federal, misalnya
pemilu untuk memilih presiden dan wakil presiden, pemilu untuk memilih
34
anggota senat, pemilu untuk memilih anggota perwakilan. Di tingkat
negara bagian terdapat pemilu untuk memilih gubernur dan wakil
gubernur, serta pemilu untuk anggota senat dan badan perwakilan negara
bagian. Di samping itu, terdapat pemilu untuk memilih walikota/dewan
kota, serta jabatan publik lainya.
Sistem pemerintahan negara bagian menganut prinsip yang sama
dengan pemerintahan federal. Tiap negara bagian dipilih oleh gubernur
dan wakil gubernur sebagai eksekutif. Ada parlemen yang terdiri atas 2
badan, yaitu senat mewakili daerah yang lebih rendah setingkat kabupaten
dan badan perwakilan sebagai perwakilan rakyat negara lain.
Dalam sistem pemerintahan presidensial, badan eksekutif dan legislatif
memiliki kedudukan yang independen. Kedua badan tersebut tidak berhubungan
secara langsung seperti dalam sistem pemerintahan parlementer. Mereka dipilih oleh
rakyat secara terpisah.
4.3 Ciri – Ciri Pemerintahan Presidensial
1. Penyelenggara berada ditangan presiden. Presiden adalah kepala negara
sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tidak dipilih oleh parlemen,
tetapi dipilih langsung oleh rakyat atau dewan majelis.
2. Kabinet dibentuk oleh presiden. Kabinet bertanggung jawab kepada
presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif.
3. Presiden tidak bertanggung jawab kepada parlemen. Hal itu
dikarenakan presiden tidak dipilih oleh parlemen.
4. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seprti dalam sistem
parlementer.
5. Parlemen memiliki kekuasaaan legislatif dan sebagai lembaga
perwakilan. Anggota Anggota perwakilan dipilih oleh rakyat.
6. Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen.
35
A. Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial :
1. Badan eksekutif lebih setabil kedudukanya karena tidak tergantung pada
parlemen.
2. Masa jabatan badan eksekutif lebih jelas dengan jangka waktu tertentu.
Misalnya, masa jabtan Presiden Amerika serikat adalah empat Tahun,
Presiden indonesia adlah 5 tahun.
3. Penyusunan program kerja kabinet mudah disesuaikan dengan jangka
waktu masa jabatan.
4. legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif karena
dapat diisi oleh orang luar termasuk anggota [arlemen sendiri.
B. Kekurangan Sistem Pemerintahan Presidensial
1. Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung sehingga dapat
menciptakan kekuasaan mutlak.
2. sistem pertanggungjawaban kurang jelas.
3. Pembuatan keputusan atau kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar
antara eksekutif dan legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas dan
memakan waktu yang lama.
36
BAB V
PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN
5.1 Indonesia
Indonesia adalah negara republik presidensial multipartai yang demokratis.
Sistem pemerintahan didasarkan pada TriasPolitika, yaitu kekuasaan legislatif,
eksekutif, dan yudikatif.
Kekuasaan legislatif dipegang oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.
MPR adalah lembaga bikameral yang terdiri atas Dewan Perwakilan Rakyat
dan Dewan Perwakilan Daerah.
Eksekutif berpusat pada Presiden, Wakil Presiden, dan Kabinet.
Kabinet di Indonesia adalah Kabinet Presidensial sehingga para menteri
bertanggungjawab kepada Presiden dan tidak mewakili partai politik yang ada
di parlemen.
LembagaYudikatif sejak masa reformasi dan adanya amandemen UUD 1945
dijalankan oleh Mahkamah Agung, Komisi Yudisial, dan Mahkamah
Konstitusi, termasuk pengaturan administrasi para hakim. Meskipun demikian
keberadaan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tetap dipertahankan.
Indonesia saat ini terdiri dari 34 provinsi, lima di antaranya memiliki status
yang berbeda. Provinsi dibagi menjadi 403 kabupaten dan 98 kota yang dibagi
lagi menjadi kecamatan dan lagi menjadi kelurahan, desa, gampong,
kampung, nagari, pekon, atau istilah lain yang diakomodasi oleh Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
Tiap provinsi memiliki DPRD Provinsi dan gubernur; sementara kabupaten
memiliki DPRD Kabupaten dan bupati; kemudian kota memiliki DPRD Kota
37
dan walikota; semuanya dipilih langsung oleh rakyat melalui Pemilu dan
Pilkada.
Provinsi Aceh, Daerah Istimewa Yogyakarta, Papua Barat, dan Papua
memiliki hak istimewa legislatur yang lebih besar dan tingkat otonomi yang
lebih tinggi dibandingkan provinsi lainnya.
Aceh berhak membentuk sistem legal sendiri; pada tahun 2003, Aceh mulai
menetapkan hukum Syariah.
Yogyakarta mendapatkan status Daerah Istimewa sebagai pengakuan terhadap
peran penting Yogyakarta dalam mendukung Indonesia selama Revolusi.
Provinsi Papua, sebelumnya disebut Irian Jaya, mendapat status otonomi
khusus tahun 2001.
DKI Jakarta adalah daerah khusus ibu kota negara.
5.2 Inggris
Inggris adalah negara kesatuan dibawah monarki konstitusional dengan sistem
desentralisasi.
Inggris adalah salah satu dari empat negara yang memiliki konsitusiti
dakterkode (uncodifiedconstitusion).
Sistem pemerintahan Inggris adalah parlementer, berpusat di Istana
Westminster.
Memiliki dua Majelis (Houses), yaitu Houses of Commons dan Houses of
Lords.
House of Commons adalah badan perwakilan rakyat yang anggota-
anggotanya dipilih oleh rakyat di antara calon-calon dari partai politik.
House of Lords adalah perwakilan yang berisi para bangsawan berdasarkan
keturunan.
Posisi PerdanaMenteri Inggris dipegang oleh seseorang yang dipercayai
mayoritas House of Commons. Biasanya seorang pemimpin dari partai politik
terbesar di majelis tersebut.
38
PerdanaMenteri secara formal ditunjuk oleh Ratu untuk membentuk kabinet
dan Ratu menghormati keputusan Perdana Menteri tsb.
Anggota kabinet lazimnya dipilih dari kalangan anggota Perdana Menteri di
kedua Majelis.
Kabinet yang dipimpin perdana menteri memegang kekuasaan pemerintahan.
Parlemen dapat membubarkan kabinet dengan mosi tidak percaya.
Inggris menganut sistem dwi partai. Di Inggris terdapat 2 partai yang saling
bersaing dan memerintah. Partai tersebut adalah Partai Konservatif dan Partai
Buruh. Partai yang menang dalam pemilu dan mayoritas di parlemen
merupakan partai yang memerintah, sedangkan partai yang kalah menjadi
partai oposisi.
Partai oposisi, meskikalah, tetap membuat sebuah kabinet tandingan. Jika
kabinet partai yang memerintah jatuh, maka kabinet tandingan tersebut dapat
mengambil alih penyelenggaraan pemerintah.
Badan peradilan ditunjuk oleh kabinet. Meskipun begitu, mereka menjalankan
peradilan yang bebas dan tidak memihak.
5.3 Amerika Serikat
Amerika Serikat adalah negara republik konstitusional federal dengan 50
negara bagian dan sebuah distrik federal.
AmerikaSerikat adalah federasitertua di dunia yang masih bertahan sampai
saat ini.
Adaya pemisahan kekuasaan yang tegas antara eksekutif, legislatif dan
yudikatif. Di antara ketiga badan tersebut terjadi “check and balance”
sehingga tidak ada yang terlalu dominan.
Sistem “check and balance” ditetapkan oleh Konstitusi Amerika Serikat –
sumber hukum tertinggi negara.
Kekuasaan legislatif berada pada parlemen yang disebut Kongres. Kongres
terdiri dari 2 majelis, yakni Senat dan House of Representatives. Anggota
39
Senat terdiri perwakilan tiap-tiap negara bagian (masing-masing 2). Jadi ada
100 Senator. Sedangkan jumlah anggota House of Representatives
disesuaikan berdasarkan jumlah penduduk.
Kekuasaan eksekutif dipegang oleh Presiden. Presiden berkedudukan sebagai
kepala negara dan kepala pemerintahan. Presiden dan wapres dipilih melalui
pemilu, sehingga tidak bertanggungjawab pada Kongres.
Kekuasaan yudikatif berada pada Mahkamah Agung (Supreme Court) yang
bebas dan merdeka.
Sistem kepartaian menganut sistem dwi partai. Ada dua partai yang dominan
di AmerikaSerikat, yakni Partai Demokrat dan Republik.
Pemilu menggunakan sistem distrik .
Sistem pemerintahan negara bagian menganut prinsip yang hampir sama
dengan pemerintah federal. Negara bagian dipimpin oleh Gubernur dengan
mempunyai parlemen yang sebagian besar berupa bikameral (dua kamar).
40
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dapat kita lihat bahwa institusi parlemen dalam artian sebagai dewan yang
mengurus pemerintahan sehari-hari adalah bagian yang tak terpisahkan dari tradisi
feudalisme dan bukan merupakan konsekwensi logis dari teori demokrasi itu sendiri.
Sistem parlemen baru menjadi bagian dari demokrasi karena perkembangan-
perkembangan sejarah tertentu dan bukan karena pengembangan teori atau kegiatan
intelektual. Perkembangan sejarah yang membuat parlemen menjadi bagian dari teori
demokrasi bukanlah sejarah umum dunia melainkan sejarah khusus yang terjadi di
satu kepulauan kecil di sebelah utara benua Eropa yaitu Inggris.
Negara Inggris dikenal sebagai induk parlementaria (the mother of
parliaments) dan pelopor dari sistem parlementer dimana suatu parlemen yang dipilih
oleh rakyat melalui pemilu yang mampu bekerja memecahkan masalah sosial
ekonomi kemasyarakatan. Melalui pemilihan yang demokratis dan prosedur
parlementaria, Inggris dapat mengatasi masalah sosial sehingga menciptakan
kesejahteraan negara (welfare state). Hal ini diharapkan dapat terjadi di indonesia
yang anggota DPR nya dipilih melalui Pemilu Membangun paradigma bahwa jabatan
pada institusi politk adala kehormatan/ pengabdian dan bukan untuk mencari rezki
serta berpegang teguh pada prinsip “dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”
Pembangunan sistem pemerintahan di Indonesia juga tidak lepas dari hasil
mengadakan perbandingan sistem pemerintahan antarnegara. Sebagai negara dengan
sistem presidensial, Indonesia banyak mengadopsi praktik-praktik pemerintahan di
Amerika Serikat. Misalnya, pemilihan presiden langsung dan mekanisme cheks and
balance. Dengan demikian, sistem pemerintahan suatu negara dapat dijadikan sebagai
bahan perbandingan atau model yang dapat diadopsi menjadi bagian dari sistem
41
pemerintahan negara lain. Brazil dan Inggris masing-masing telah mampu
membuktikan diri sebagai negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial
dan parlementer
6.2 Penutup
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua orang
yang telah berpartisipasi dan memberikan insprirasi kepada kami dalam pembuatan
makalah ini. Terutama kepada Tuhan Yang Maha Esa, Orang Tua, Guru Pembimbing
yang telah membimbing saya selama ini.
Tak ada gading yang tak retak itulah pribahasa yang mungkin dapat
diumpamakan dalam penyusunan makalah ini, tentu saja banyak sekali yang perlu
dibenahi, maka itu kami memohon maaf apabila ada kesalahan yang disengaja
maupun tidak disengaja.
Dengan senang hati kami akan menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun agar lebih baik di masa yang akan datang
Akhir kata, Kami ucapkan terima kasih atas perhatian Anda.
42
DAFTAR PUSTAKA
http://41707011.blog.unikom.ac.id/sistem-pemerintahan.1ay
http://ainaachil.blogspot.com/2011/12/perbandingan-sistem-pemerintahan.html
http://aguzssudrazat.blogspot.com/2012/07/artikel-tentang-sistem-pemerintahan.html#sthash.jOMsWXhm.dpuf
http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.com/2013/03/sistem-pemerintahan-indonesia.html
43
CATATAN :
44
CATATAN :
45