27
Struktur Lambung dan Peran Lambung dalam Sistem Pencernaan Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 Email : [email protected] Pendahuluan Lambung kita memiliki struktur yang kompleks yang terdiri dari beberapa lapisan yaitu lapisan mukosa, submukosa, muskularis, dan adventisia. Lambung memiliki peran penting dalam proses pencernaan yang ada di tubuh kita. Lambung menghasilkan sekresi yaitu HCL, pepsinogen, dan mukus, ketiga hasil sekresi dari lambung saling bekerja sama dalam proses pencernaan di dalam lambung. Ketiga hasil sekresi lambung tersebut biasa disebut getah lambung. Sekresi getah lambung dipengaruhi oleh banyak macam, ada yang merangsang untuk memperbanyak dan ada yang menghambat sekresi getah lambung. Tujuan pembuatan makalah ini adalah supaya kita dapat mengetahui susunan makro dan mikro Lambung, bagaimana proses pencernaan oleh lambung, dan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi sekresi getah lambung. Struktur Makroskopis dan Mikroskopis Lambung Lambung merupakan salah satu tempat makanan mengalami perombakan oleh suatu enzim yang merupakan hasil sekresi mukosa lambung. Di lambung makanan akan dicerna oleh enzim- 1

Makalah PLENO E8

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah PLENO E8

Struktur Lambung dan Peran Lambung dalam

Sistem Pencernaan

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Email : [email protected]

Pendahuluan

Lambung kita memiliki struktur yang kompleks yang terdiri dari beberapa lapisan

yaitu lapisan mukosa, submukosa, muskularis, dan adventisia. Lambung memiliki peran

penting dalam proses pencernaan yang ada di tubuh kita. Lambung menghasilkan sekresi

yaitu HCL, pepsinogen, dan mukus, ketiga hasil sekresi dari lambung saling bekerja sama

dalam proses pencernaan di dalam lambung. Ketiga hasil sekresi lambung tersebut biasa

disebut getah lambung. Sekresi getah lambung dipengaruhi oleh banyak macam, ada yang

merangsang untuk memperbanyak dan ada yang menghambat sekresi getah lambung.

Tujuan pembuatan makalah ini adalah supaya kita dapat mengetahui susunan makro

dan mikro Lambung, bagaimana proses pencernaan oleh lambung, dan apa saja faktor-faktor

yang mempengaruhi sekresi getah lambung.

Struktur Makroskopis dan Mikroskopis Lambung

Lambung merupakan salah satu tempat makanan mengalami perombakan oleh suatu

enzim yang merupakan hasil sekresi mukosa lambung. Di lambung makanan akan dicerna

oleh enzim-enzim, terutama protein. Kemudian makanan akan dilanjutkan ke usus halus

untuk proses pencernaan lemak dan proses penyerapan makanan yang sudah dicerna

sebelumnya. Lambung memiliki struktur makroskopis dan mikroskopisnya, struktur-struktur

inilah yang nantinya akan berfungsi mensekresi enzim-enzim terkait untuk melakukan proses

pencernaan bahan makanan dan mencampur makanan. Seperti organ-organ lain yang terdapat

pada tubuh manusia, lambung juga mendapat pendarahan dari aorta abdominalis, dan diatur

oleh sistem persarafan baik yang berpusat pada organ itu sendiri maupun yang dikoordinasi

oleh sistem saraf pusat. Lambung berfungsi untuk menyimpan makanan yang masuk,

mensekresikan HCL dan enzim-enzim yang memulai pencernaan protein, mencapur makanan

dengan sekresi lambung (kimus).

1

Page 2: Makalah PLENO E8

Gaster berbentuk seperti kantung. Secara kasar gaster berbentuk huruf J dan gaster

mempunyai dua muara, ostium cardiacum (oesophagus– gaster) dan ostium pyloricum

(gaster – duodenum), kemudian mempunyaidua curvatura yaitu curvatura major dan

curvatura minor, serta memiliki dua dinding, facies anterior dan facies posterior. Gaster dapat

menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding gaster disusun oleh otot-otot

polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot

tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun gaster, yaitu otot memanjang, otot melingkar,

dan otot menyerong. Gaster terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari permukaan

bawah arcus costalis sinistra sampai region epigastrica dan umbilicalis. Sebagian besar gaster

terletak di bawah costae bagian bawah. Gaster relatif terfiksasi pada kedua ujungnya, tetapi di

antara ujung-ujung tersebut gaster sangat mudah bergerak. Gaster terbagi menjadi beberapa

bagian yaitu fundus adalah bagian lambung yang terletak diatas lubang esofagus, korpus

yaitu bagian tengah atau utama lambung, lambung bagian bawahyaitu antrum, bagian akhir

lambung adalah sfingter pilorus, yang berfungsi sebagai sawar antara lambung dan bagian

atas usus halus, duodenum. Fiksasi gaster melalui oesophagus pada diafragma yang

merupakan fiksasi paling kuat, fiksasi pada pylorus melalui ligamentum hepatoduodenale dan

ligamentum hepatogastricum (merupakan pars densa omentum minus), ligamentum

phrenicoastricum, ligamentum gastrolienale, dan ligamentum gastrocolicum. Bentuk gaster

sangat berbeda-beda pada orang yang sama dantergantung pada isi, posisi tubuh, dan fase

pernapasan.1-2 Gambar 1.

 

Gambar 1. Gaster

2

Page 3: Makalah PLENO E8

Sedangkan untuk perdarahan gaster, arteri berasal dari cabang truncuscoeliacus.

Arteri gastrica sinistra berasal dari truncus coeliacus. Arteria gastrica dextra bersal dari arteri

hepatica communis. Arteria gastricae breves berasal dari arteri splenica/lienalis. Arteri

gastroomentalis sinistra berasal dari arteri splenica/lienalis. Arteri gastroomentalis dextra

berasal dari arteria gastroduodenalis. Kemudian sistem vena, vena mengalirkan dari kedalam

sirkulasi portal. Vena gastrica sinistra dan dextra bermuara langsung ke vena portae hepatis.

Vena gastrica breves dan vena gastroomentalis sinistra bermuara kedalam vena lienalis. Vena

gastroomentalis dextra bermuara ke dalam vena mesentericasuperior. Persarafan termasuk

serabut-serabut simpatis yang berasal dari plexuscoeliacus dan serabut-serabut parasimpatis

dari nervus vagus dextra dan sinistra.2 Untuk struktur mikroskopisnya gaster terdiri atas

empat lapisan:

Lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa.

Lapisan muskularis yang terdiri atas tiga lapisan,

serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot oesophagus,

serabut sirkuler yang palingtebal dan terletak di pilorus serta membentuk otot sfingter dan

berada dibawah lapisan pertama,

serabut oblik yang terutama dijumpai padafundus lambung dan berjalan dari orifisium

cardiac, kemudian membelok ke bawah melalui kurvatura minor (lengkung kecil).

Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darahdan

saluran limfe.

Lapisan mukosa yang terletak di sebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak kerutan

atau rugae, yang hilang bila organ itu mengembang karena berisi makanan. Membran mukosa

dilapisi epitelium silindris dan berisi banyak saluran limfe. Semua sel-sel itu mengeluarkan

sekret mukus. Permukaanmukosa ini dilintasi saluran-saluran kecil dari kelenjar-kelenjar

lambung.Semua ini berjalan dari kelenjar lambung tubuler yang bercabang-cabang

danlubang-lubang salurannya dilapisi oleh epitel silinder. Epitel ini bersambung dengan

permukaan mukosa dari lambung. Epitel dari bagian kelejar yang mengeluarkan sekret

berubah-ubah dan berbeda-beda di beberapa daerah lambung.3

Gaster dipersarafi oleh sistem saraf otonom, saraf simpatis dan saraf parasimpatis.2

Saraf simpatis berasal dari nervi spinales T6-T9 melalui plexus coeliacus dan

mendistribusikan melalui anyaman saraf disekitar a.gastrica dan a.gastroomentalis,

sedangkan saraf parasimpatisnya N.X antarior dan posterior.

3

Page 4: Makalah PLENO E8

Mekanisme Pencernaan

Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien, air,

dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Dimana

dalam proses memindahkan zat tersebut sistem pencernaan melaksanakan 4 proses dasar,

yaitu motilitas, sekresi, digesti, dan absorpsi. Gambar 2.

Gambar 2. Sistem Pencernaan

Motilitas

Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran

pencernaan, otot polos di dinding saluran pencernaan secara terus menerus berkontraksi

dengan kekuatan rendah yang disebut dengan tonus. Tonus ini sangat penting untuk

mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap dan untuk mencegah dinding

saluran pencernaan melebar secara permanen setelah mengalami distensi (peregangan).4-5

Dalam proses motilitas terjadi dua gerakan yaitu:

Gerakan propulsif yaitu gerakan mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan

sehingga berpindah tempat ke segmen berikutnya, dimana gerakan ini pada setiap segmen

akan berbeda tingkat kecepatannya sesuai dengan fungsi dari regio saluran pencernaan,

contohnya gerakan propulsif yang mendorong makanan melalui esofagus berlangsung cepat

4

Page 5: Makalah PLENO E8

tapi sebaliknya di usus halus tempat utama berlangsungnya pencernaan dan penyerapan

makanan bergerak sangat lambat.4-5

Gerakan mencampur, gerakan ini mempunyai 2 fungsi yaitu mencampur makanan

dengan getah pencernaan dan mempermudah penyerapan pada usus. Yang berperan dalam

kedua gerakan ini salah satunya yaitu muskularis eksterna suatu lapisan otot polos utama di

saluran pencernaan yang mengelilingi submukosa. Di sebagian besar saluran pencernaan

lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu lapisan sirkuler dalam dan lapisan longitudinal luar.

Serat-serat lapisan otot polos bagian dalam berjalan sirkuler mengelilingi saluran, kontraksi

serat-serat sirkuler ini menyebabkan kontriksi, sedangkan kontraksi serat-serat di lapisan luar

yang berjalan secara longitudinal menyebabkan saluran memendek, aktivitas kontraktil

lapisan otot polos ini menghasilkan gerakan propulsif dan mencampur.4-5

Sekresi

Sejumlah getah pencernaan disekresikan ke lumen saluran pencernaan oleh kelenjar

eksokrin. Sekresi pencernaan terdiri dari air, elektrolit, dan konstituen organik spesifik seperti

enzim, garam empedu, atau mukus. Sekresi ini memerlukan ATP, baik untuk transport aktif

bahan-bahan ke dalam sel maupun untuk sintesis produk sekretorik oleh Retikulum

Endoplasma. Sekresi tersebut dikeluarkan ke lumen saluran pencernaan karena adanya

rangsangan saraf atau hormon yang sesuai.4-5

Digesti

Digesti merupakan proses penguraian makanan dari struktur yang kompleks menjadi

satuan-satuan yang lebih kecil sehingga dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi

didalam sistem pencernaan. Pencernaan dilakukan melalui proses hidrolisis enzimatik.

Dengan menambahkan H2O di tempat ikatan, enzim dalam sekresi pencernaan memutuskan

ikatan-ikatan yang menyatukan subunit-subunit. Karbohidrat atau polisakarida menjadi

monosakarida, lemak yang pada umumnya adalah trigliserida dipecah menjadi monogliserida

dan asam lemak, sedangkan protein diubah menajdi asam-asam amino.4-5

Absorbsi

Setelah proses digesti molekul-molekul yang telah menjadi satuan-satuan kecil dapat

diabsorpsi bersama dengan air, vitamin, dan elektrolit dari lumen saluran pencernaan ke

dalam darah atau limfe. Absorpsi sebagian besar di usus halus.4-5

Berikut akan dijelaskan juga mekanisme pencernaan sesuai dengan organ tempat

mekanisme itu terjadi.

5

Page 6: Makalah PLENO E8

Mulut

Langit-langit (palatum), yang membentuk atap lengkung rongga mulut, memisahkan

mulut dari saluran hidung. Keberadaan struktur ini juga memungkinkan bernapas dan

mengunyah atau menghisap berlangsung secara bersamaan. Di belakang tenggorokan

menggantung pada palatum suatu tonjolan, uvula, yang berperan penting dalam menutup

saluran hidung sewaktu menelan. Lidah, yang membentuk dasar rongga mulut, terdiri dari

otot rangka yang dikontrol secara volunter. Gerakan lidah penting dalam menuntun makanan

di dalam mulut sewaktu mengunyah dan menelan serta berperan penting dalam berbicara.

Selain itu, kuncup kecap terletak di lidah. Faring adalah rongga di belakang tenggorokan.

Bagian ini berfungsi sebagai saluran bersama untuk sistem pencernaan dan sistem

pernapasan. Susunan ini mengharuskan adanya mekanisme untuk menuntun makanan dan

udara menuju saluran yang benar setelah melewati faring.4-5

Langkah pertama dalam proses pencernaan adalah mastikasi atau mengunyah,

motilitas mulut yang melibatkan pengirisan, perobekan, penggilingan, dan pencampuran

makanan oleh gigi. Fungsi mengunyah adalah untuk menggiling dan memecahkan makanan

menjadi potongan-potongan yang lebih kecil sehingga makanan mudah ditelan dan untuk

meningkatkan luas permukaan makanan yang akan terkena enzim, untuk mencampur

makanan dengan liur, dan untuk merangsang kuncup kecap. Yang terakhir tidak saja

menghasilkan rasa nikmat kecap yang subyektif tetapi juga, melalui mekanisme feedforward,

secara refleks meningkatkan sekresi liur, lambung, pankreas, dan empedu untuk persiapan

bagi kedatangan makanan.4-5

Liur (saliva), sekresi yang berkaitan dengan mulut, terutama dihasilkan oleh tiga

pasang kelenjar liur utama yang terletak di luar rongga mulut dan mengeluarkan liur melalui

duktus pendek ke dalam mulut. Liur mengandung 99,5% H2O dan 0,5% elektrolit dan protein.

Konsentrasi NaCl (garam) liur hanya sepertujuh dari konsentrasinya di plasma, yang penting

dalam mempersepsikan rasa asin. Demikian juga, diskriminasi rasa man tingkatkan oleh tidak

adanya glukosa di liur. Protein yang terpenting adalah amilase, mukus, dan lisozim.4-5

Protein-protein ini berperan dalam fungsi saliva sebagai berikut:

Liur memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase liur, suatu enzim

yang menguraikan polisakarida menjadi maltosa, suatu disakarida yang terdiri dari dua

molekul glukosa. Liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel makanan

sehingga partikel-partikel tersebut menyatu, serta menghasilkan pelumasan oleh adanya

mukus yang kental dan licin.4-6

6

Page 7: Makalah PLENO E8

Liur memiliki sifat antibakteri melalui efek rangkap pertama, dengan lisozim, suatu

enzim yang melisiskan atau menghancurkan bakteri tertentu dengan merusak dinding sel; dan

kedua, dengan membilas bahan mungkin berfungsi sebagai sumber makanan untuk bakteri.

Liur berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu menjaga mulut dan gigi bersih.

Aliran liur yang konstan membantu membilas residu makanan, partikel asing, dan sel epitel

tua yang terlepas dari mukosa mulut. Liur kaya akan dapar bikarbonat, yang menetralkan

asam dalam makanan serta asam yang dihasilkan oleh bakteri di mulut sehingga karies dentis

dapat dicegah.4-5

Sekresi basal liur yang terus-menerus tanpa rangsangan yang jelas ditimbulkan oleh

stimulasi konstan tingkat rendah oleh ujung-ujung saraf simpatis yang berakhir di kelenjar

liur. Sekresi basal ini penting untuk menjaga mulut dan tenggorokan selalu basah. Selain

sekresi terus-menerus tingkat rendah ini, sekresi liur dapat ditingkatkan oleh dua jenis refleks

liur, refleks liur sederhana dan terkondisi. Sekresi liur adalah satu-satunya sekresi pencernaan

yang seluruhnya berada di bawah kontrol saraf. Semua sekresi pencernaan lainnya diatur oleh

refleks sistem saraf dan hormon.4-6

Pencernaan di mulut melibatkan hidrolisis polisakarida menjadi disakarida oleh

amilase. Namun, sebagian besar pencernaan oleh enzim ini dilakukan di korpus lambung

setelah massa makanan dan liur tertelan. Asam menginaktifkan amilase, tetapi di bagian

tengah makanan, di mana asam lambung belum sampai, enzim liur ini terus berfungsi selama

beberapa jam. Tidak terjadi penyerapan makanan di mulut. Yang penting, sebagian obat

dapat diserap oleh mukosa oral, contoh utamanya adalah nitrogliserin , obat vasodilator yang

kadang digunakan oleh pasien jantung untuk menghilangkan serangan angina yang berkaitan

dengan iskemia miokardium.4-6

Faring dan Esofagus

Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan. Menelan

sebenarnya adalah keseluruhan proses memindahkan makanan dari mulut melalui esofagus

hingga ke lambung. Tekanan bolus di faring merangsang reseptor tekanan di faring yang

kemudian mengirim impuls aferen ke pusat menelan di medula. Pusat menelan kemudian

secara refleks mengaktifkan serangkaian otot yang terlibat dalam proses menelan.4 Menelan

dibagi menjadi tiga tahap yaitu. Gambar 3.

7

Page 8: Makalah PLENO E8

Gambar 3. Fase Faring dan Esofagus.

Fase Oral. Makanan yang dikunyah oleh mulut (bolus) didorong ke belakang

mengenai dinding posterior faring oleh gerakan volunter lidah.4

Fase Faringeal. Uvula terelevasi sehingga menutup rongga hidung, laring terelevasi

kemudian kontraksi otot-otot laring menyebabkan pita suara merapat erat satu sama lain,

sehingga pintu masuk glotis tertutup dan mencegah makanan masuk trakea. Kemudian bolus

melewati epiglotis menuju faring bagian bawah dan memasuki esofagus.4

Fase Esofageal. Terjadi gelombang peristaltik pada esofagus mendorong bolus

menuju sfingter esofagus bagian distal, kemudian menuju lambung. Peristaltik mengacu pada

kontraksi berbentuk cincin otot polos sirkuler yang bergerak secara progresif ke depan

dengan gerakan mengosongkan, mendorong bolus di depan kontraksi. Dengan demikian

pendorongan makanan melalui esopagus adalah proses aktif yang tidak mengandalkan

gravitasi.9 Makanan dapat didorong ke lambung bahkan dalam posisi kepala di bawah.

Gelombang peristaltik berlangsung sekitar 5 – 9 detik untuk mencapai ujung bawah

esopagus. Kemajuan gelombang tersebut dikontrol oleh pusat menelan melalui persyarafan

vagus.4

Sekresi esofagus seluruhnya bersifat protektif dan berupa mukus, mukus disekresikan

di sepanjang saluran pencernaan. Dengan menghasilkan lubrikasi untuk lewatnya makanan,

mukus esofagus memperkecil kemungkinan rusaknya esofagus oleh bagian-bagian makanan

yang tajam, mukus juga melindungi dinding esofagus dari asam dan enzim getah lambung

apabila terjadi refluks lambung.4

8

Page 9: Makalah PLENO E8

Gaster

Terbagi menjadi beberapa bagian yaitu fundus adalah bagian lambung yang terletak di

atas lubang esofagus, korpus yaitu bagian tengah atau utama lambung, lambung bagian

bawah yaitu antrum, bagian akhir lambung adalah sfingter pilorus, yang berfungsi sebagai

sawar antara lambung dan bagian atas usus halus, duodenum. Motilistas dilambung dapat

dibagi menjadi empat bagian yaitu:4

Empty Stomach Contractility. Kontraksi pada lambung menuju bagian distal dari

saluran pencernaan. Diperlukan waktu 90 menit untuk mencapai usus besar. Berfungsi

sebagai housekeeping, menyapu sisa-sisa makanan dan bakteri keluar dari traktus GI ke usus

besar.5

Pengisian Lambung. Volume lambung jika kosong sekitar 50 ml, tetapi organ ini

dapat mengembang hingga kapasitasnya mencapai sekitar 1 liter ketika makan. Akomodasi

perubahan volume ini dapat menyebabkan ketegangan pada dinding lambung dan

meningkatkan tekanan intralambung, tapi hal ini tidak akan terjadi karena adanya faktor

plastisitas otot polos lambung dan relaksasi resesif lambung pada saat terisi.4-5

Pencampuran Lambung. Volume telah menyentuh 1 L, tekanan dalam lambung akan

meingkat. Ketika Kontraksi peristaltik lambung yang kuat merupakan penyebab makanan

bercampur dengan sekresi lambung, seperti asam dan enzim pencernaan, dan menghasilkan

kimus. Setiap gelombang peristaltik antrum mendorong kimus ke depan ke arah sfingter

pilorus. Apabila kimus terdorong oleh kontraksi peristaltik yang kuat akan melewati sfingter

pilorus dan terdorong ke duodenum tetapi hanya sebagian kecil saja. Sebelum lebih banyak

kimus dapat diperas keluar, gelombang peristaltik sudah mencapai sfingter pilorus

menyebabkan sfingter berkontraksi lebih kuat, menutup dan menghambat aliran kimus ke

dalam duodenum. Sebagian besar kimus antrum yang terdorong ke depan tapi tidak masuk ke

duodenum berhenti secara tiba-tiba pada sfingter yang tertutup dan bertolak kembali ke

dalam antrum, hanya untuk didorong ke depan dan bertolak kembali pada saat gelombang

peristaltik yang baru datang. Gerakan maju mundur tersebut disebut retropulsi, menyebabkan

kimus bercampur secara merata di antrum. Motilitas gastric dibawah kontrol saraf dan ini

distimulasi oleh distensi lambung.4-5 Gambar 4.

9

Page 10: Makalah PLENO E8

Gambar 4. Proses pencampuran di lambung.

Pengosongan Lambung. Kontraksi peristaltik antrum, selain menyebabkan

pencampuran lambung juga menghasilkan gaya pendorong untuk mengosongkan lambung.

Jumlah kimus yang masuk ke duodenum pada setiap gelombang peristaltik sebelum sfingter

pilorus tertutup tergantung pada kekuatan peristaltik. Intensitas peristaltik antrum sangat

bervariasi tergantung dari pengaruh berbagai sinyal dari lambung dan duodenum.4-5 Tabel 1.

10

Page 11: Makalah PLENO E8

Tabel 1. Faktor-faktor pengaruh motilitas lambung.

Mukosa lambung mempunyai dua tipe kelenjar tubular yang penting, yaitu kelenjar

Oksintik (disebut juga kelenjar gastrik) dan kelenjar pilorik. Kelenjar oksintik menyekresi

asam hidroklorida, pepsinogen, faktor intrinsik, dan mukus. Kelenjar pilorik terutama

menyekresi mukus untuk melindungi mukosa pilorus dari asam lambung. Kelenjar pilorik

juga menyekresi hormon gastrin.4

Sel-sel parietal secara aktif mengeluarhan HCl ke dalam lumen kantung lambung, hal

ini menyebabkan pH lumen turun sampai 2. Pepsinogen merupakan enzim inaktif yang

disintesa oleh aparatus golgi dan retikulum endoplasma kemudian disimpan di sitoplasma

dalam vesikel sekretorik yang dikenal dengan granula zimogen. Pepsinogen mengalami

penguraian oleh HCl menjadi enzim bentuk aktif yaitu pepsin. Pepsin berfungsi untuk

mengaktifkan kembali pepsinogen (proses otokatalitik) dan sintesa protein dengan memecah

ikatan asam amino menjadi peptida.Sekresi mukus berfungsi sebagai sawar protektif dari

cedera terhadap mukosa lambung karena sifat lubrikalis dan alkalisnya dengan menetralisasi

HCl yang terdapat di dekat mukosa lambung. Hormon gastrin disekresikan oleh sel-sel

gastrin (sel-sel G) yang terletak di daerah kelenjar pilorus lambung, gastrin merangsang

peningkatan sekresi getah lambung yang bersifat asam, dan mendorong pertumbuhan mukosa

lambung dan usus halus, sehingga keduanya dapat mempertahankan kemampuan sekresi

mereka.4-5

Usus Halus

Terbagi menjadi tiga segmen yaitu duodenum, jejenum dan ilieum. Pada usus halus

ini terjadi sebagian besar pencernaan dan penyerapan. Motilitas pada usus halus adalah

segmentasi, metode motilitas utama usus halus yaitu proses mencampur dan mendorong

secara perlahan kimus dengan cara kontraksi bentuk cincin otot polos sirkuler di sepanjang

usus halus, diantara segmen yang berkontraksi terdapat daerah yang berisi kimus. Cincin-

cincin kontraktil timbul setiap beberapa sentimeter, membagi usus halus menjadi segmen-

segmen seperti rantai sosis. Segmen-segmen yang berkontraksi, setelah jeda singkat,

melemas dan kontraksi kontraksi berbentuk cincin kemudian muncul di daerah yang semula

melemas. Perjalanan isi usus biasanya memerlukan waktu 3-5 jam untuk melintasi seluruh

panjang usus halus, sehingga tersedia cukup waktu untuk berlangsungnya proses pencernaan

dan penyerapan.4-5

11

Page 12: Makalah PLENO E8

Sekresi usus halus, kelenjar brunner di duodenum mensekresikan mukus alkalis kental

yang membantu melindungi mukosa duodenum dari asam lambung. Rangsang vagus

meningkatkan sekresi kelenjar brunner tetapi mungkin tidak menimbulkan efek pada kelenjar

usus. Selain itu, juga terdapat sekresi HCO3- dalam jumlah yang cukup banyak yang

independen terhadap kelenjar brunner. Setiap hari kelenjar eksokrin yang terletak di mukosa

usus halus mengeluarkan 1,5 liter larutan garam dan mukus cair (succus entericus).5

Pencernaan di dalam lumen usus halus dilaksanakan oleh enzim-enzim pankreas dan

sekresi empedu. Enzim pankreas meyebabkan lemak direduksi menjadi satuan-satuan

monogliserida dan asam lemak bebas yang dapat diserap, protein diuraikan menjadi fragmen

peptida kecil dan beberapa asam amino, dan karbohidrat direduksi menjadi disakarida dan

beberapa monosakarida. Dengan demikian proses pencernaan lemak selesai dalam lumen

usus halus tapi pencernaan protein dan karbohidrat belum. Dari permukaan luminal sel-sel

epitel usus halus terbentuk tonjolan-tonjolan seperti rambut yang disebut Brush Border, yang

mengandung tiga kategori enzim, yaitu : Enterikinase, mengaktifkan enzim pankreas

tripsinogen; disakaridase (sukrose, maltase dan laktase), yang menyelesaikan pencernaan

karbohidrat dengan menghidrolisis disakarida yang tersisa menjadi monosakarida

penyusunnya; aminopeptidase, yang menghidrolisis peptida menjadi komponen asam

aminonya, sehingga pencernaan protein selesai.4-5

Beberapa pencernaan yang terjadi di usus halus:

Penyerapan Garam dan Air

Air diabsorpsi melalui mukosa usus ke dalam darah hampir seluruhnya melalui

osmosis. Jumlah air yang diserap per harinya dari makanan adalah 2000 ml dan dari getah-

getah pencernaan sebanyak 7000 ml/ harinya. 95%nya diabsorpsi dan hanya 100-200 ml air

per hari yang dikeluarkan bersama feses. Natrium diserap secara transpor aktif dari dalam sel

epitel melalui bagian basal dan sisi dinding sel masuk ke dalam ruang paraseluler. Sebagian

Na diabsorpsi bersama dengan ion klorida, dimana ion klorida bermuatan negatif secara pasif

ditarik oleh muatan listrik positif ion natrium.6

Penyerapan Karbohidrat

Karbohidrat diserap dalam bentuk disakarida maltosa, sukrosa, dan laktosa.

Disakaridase yang ada di brush border menguraikan disakarida ini menjadi monosakarida

yang dapat diserap yaitu glukosa, galaktosa dan fruktosa. Glukosa dan galaktosa diserap oleh

transportasi aktif sekunder sedangkan fruktosa diserap melalui difusi terfasilitasi.6

12

Page 13: Makalah PLENO E8

Penyerapan Protein

Protein diserap di usus halus dalam bentuk asam amino dan peptida, asam amino

diserap menembus sel usus halus melalui transpor aktif sekunder, peptida masuk melalui

bantuan pembawa lain dan diuraikan menjadi konstituen asam aminonya oleh aminopeptidase

di brush border atau oleh peptidase intrasel, dan masuk ke jaringan kapiler yang ada di dalam

vilus. Dengan demikian proses penyerapan karbohidrat dan protein melibatkan sistem

transportasi khusus yang diperantarai oleh pembawa dan memerlukan pengeluaran energi

serta kotransportasi Na.6

Penyerapan Lemak

Lemak diabsorpsi dalam bentuk monogliserida dan asam lemak bebas, keduanya akan

larut dalam gugus pusat lipid dari misel empedu, dan zat-zat ini dapat larut dalam kimus.

Dalam bentuk ini, monogliserida dan asam lemak bebas ditranspor ke permukaan mikrovili

brush border sel usus dan kemudian menembus ke dalam ceruk diantara mikrovili yang

bergerak. Dari sini keduanya segera berdifusi keluar misel dan masuk ke bagian dalam sel

epitel. Proses ini meninggalkan misel empedu tetap di dalam kimus, yang selanjutnya akan

melakukan fungsinya berkali-kali membantu absorpsi monogliserida dan asam lemak.6

Usus Besar

Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks dan rektum. Rata-rata kolon menerima

sekitar 500 ml kimus dari usus halus setiap harinya, isi usus yang disalurkan ke kolon terdiri

dari residu makanan yang tidak dapat dicerna (misal selulosa), komponen empedu yang tidak

diserap dan sisa cairan, bahan ini akhirnya yang disebut feses. Selulosa dan bahan makanan

lain yang tidak dapat dicerna membentuk sebagian besar feses dan membantu pengeluaran

tinja secara teratur karena berperan menentukan isi kolon. Gerakan usus besar umumnya

lambat dan tidak propulsif, sesuai dengan fungsinya sebagai tempat absorpsi dan

penyimpanan. Motilitas yang terjadi pada kolon adalah kontraksi haustra yaitu gerakan

mengaduk isi kolon dengan gerakan maju mundur secara perlahan yang menyebabkan isi

kolon terpajan ke mukosa absortif.4-5

Peningkatan motilitas terjadi setiap 3-4 kali sehari setelah makan yaitu terjadi

kontraksi simultan segmen-segmen besar di kolon asendens dan transversum sehingga feses

terdorong sepertiga sampai seperempat dari panjang kolon, gerakan ini disebut gerakan massa

yang mendorong isi kolon ke bagian distal usus besar sebagai tempat defekasi. Sewaktu

13

Page 14: Makalah PLENO E8

gerakan massa di kolon mendororng isi kolon ke dalam rektum, terjadi peregangan rektum

dan merangsang reseptor regang di dinding rektum serta memicu refleks defekasi.4-5

Sewaktu makanan masuk ke lambung terjadi gerakan massa di kolon yang terutama

disebabkan oleh reflek gastrokolon yang diperantarai oleh gastrin ke kolon. Refleks ini sering

ditemukan setelah sarapan timbul keinginan kuat untuk buang air besar. Refleks gastroileum

memindahkan isi usus halus yang tersisa ke dalam usus besar dan reflek gastrokolon

mendorong isi kolon ke dalam rektum yang memacu proses defekasi. Feses di rektum

menyebabkan peregangan yang kemudian dideteksi oleh receptor di rektum terbentuklah

suatu impuls yang menunju mysenteric plexus peristaltic. Hal ini menimbulkan gelombang

pada kolon desenden dan sigmoid. Apabila sfingter anus eksternus (otot rangka) juga

melemas, terjadi defekasi. Sekresi kolon terdiri dari larutan mukus alkalis (HCO3-) yang

fungsinya adalah melindungi mukosa usus besar dari cedera kimiawi dan mekanis, juga

menghasilkan pelumasan untuk memudahkan feses lewat. Dalam keadaan normal kolon

menyerap sebagian besar garam dan air. Natrium zat yang paling aktif diabsorpsi dan,

Klorida diabsorpsi secara pasif mengikuti penurunan gradien listrik, dan air diabsorpsi secara

osmosis.4-5

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sekresi Getah Lambung

Sekresi dari getah lambung diatur oleh mekanisme syaraf dan hormonal. Impuls

parasimpatis yang terdapat pada medulla dihantarkan melalui syaraf vagus dan merangsang

Sel-sel di mukosa lambung untuk mensekresikan pepsinogen, asam klorida, mukus, dan

hormone gastrin.

Ada tiga faktor yang merangsang sekresi lambung, yaitu : fase sefalik, fase gastrik, dan fase

intestinal.

Fase Sefalik

Fase ini muncul sebelum makanan masuk ke lambung dan mempersiapkan lambung

untuk mencerna. Penglihatan, bau, rasa dan pikiran tentang makanan merangsang refleks ini.

Impuls syaraf dari cerebral korteks atau feeding centre di hipotalamus mengirimkan impuls

ke medulla oblongata di otak kemudian medulla oblongata menyampaikan impuls melalui

serabut parasimpatis pada syaraf vagus untuk merangsang sekresi dari sel-sel mukosa

lambung.4

Fase Gastrik

14

Page 15: Makalah PLENO E8

Terjadi ketika makanan memasuki lambung. Semua jenis makanan menyebabkan

penggelembungan (distension) dan merangsang reseptor yang terdapat pada kelenjar lambung

dinding lambung. Reseptor mengirim impuls ke medulla merangsang sekresi dari getah

lambung. Protein dan kafein yang tercerna sebagian merangsang mukosa pilorus untuk

mensekresikan hormon gastrin, selanjutnya hormon gastrin merangsang kelenjar lambung

untuk mensekresikan getah lambung. Kelenjar lambung yang merangsang sekresi sejumlah

besar getah lambung, juga menimbulkan kontraksi lower esophageal spinchter dan ileocecal

spinchter. Sekresi gastrin terhalang saat pH cairan lambung (HCl) mencapai 2.0. Mekanisme

negative feedback ini membantu menyediakan pH optimal untuk memfungsikan enzim-enzim

diperut.4

Fase Intestinalis

Fase ini terjadi saat makanan meninggalkan lambung dan memasuki usus halus. Saat

protein yang telah tercerna sebagian memasuki duodenum, protein ini merangsang lapisan

mukosa pada dinding duodenum untuk melepaskan enteric gastrin, hormon yang merangsang

kelenjar gastric untuk melanjutkan sekresi.4

Selain itu terdapat faktor-faktor yang menghambat sekresi dari lambung untuk

menghasilkan getah lambung. Kehadiran chyme selama fase intestinal

Kehadiran chyme dapat menginisiasi refleks enterogastrik yang menimbulkan rangsangan

untuk menghambat rangsangan syaraf parasimpatis dan merangsang aktivitas syaraf simpatis,

yang pada akhirnya akan menghambat sekresi lambung. Beberapa hormonal intestinal, yaitu

Hormon sekretin, koleosistokinin (CCK), dan Gastric Inhibiting Peptide (GIP). Ketiga

hormon ini menghambat sekresi lambung dan mengurangi motilitas dari saluran pencernaan.

GIP juga merangsang pelepasan insulin. Sekretin dan kolesistokinin juga penting dalam

pengendalian sekresi usus halus dan pankreas, kolesistokinin juga membantu meregulasi

sekresi empedu dari kantung empedu.

15

Page 16: Makalah PLENO E8

Jenis Pencernaan yang ada pada Manusia

a. Pencernaan Protein dimulai di lambung oleh enzim pepsin dan diselesaikan di usus

halus dengan kerja enzim tripsin dan imotripsin pankreatik.

b. Pencernaan Karbohidrat dimulai di mulut oleh aktivitas enzim amlilase saliva dan

diselesaikam di usus halus oleh enzim amylase pankreatik.

c. Pencernaan Lemak lemak didalam usus halus dicerna melalui aktivitas enzim lipasw

pankreatik. Lemak dicerna oleh lipase menjadi asam lemak bebas dan monogliserida.

Akan tetapi, lipase merupakan enzim larut air karena lemak tidak dapat larut dalam

air, pencernaan lemak oleh lipase akan sangat lambat jika tidak untuk emulsifikasi,

yaitu proses pemecahan kompleks lemak yang besar menjadi droplet atau serpihan

yang lebih kecil. 8

Enzim yang dibutuhkan oleh Lambung

Beberapa enzim yang terdapat pada getah lambung :

- Pepsin yang dihasilkan dari pepsinogen dalam lingkungan asam hidroklorida dan

bekerja atas protein, mengubahnya menjadi bahan yang lebih mudah larut, yang

disebut pepton.

- Renin ialah ragi yang membekukan susu dan membentuk kasein dari kassinogen

yang dapat larut. Kasein ialah protein susu dan setelah dipisahkan dapat

dipengaruhi fermen pepsin.

- Lipase adalah enzim yang memecahkan lemak supaya dapat dibedakan dari lipase

getah pancreas terdapat dalam jumlah kecil di dalam lambung, dan pencernaan

lemak dimulai disini.

Perangsangan sekresi getah lambung sebagian diterima dari rangsangan saraf dan

sebagian dari rangsangan kimiawi. Sekresi mulai pada awal orang makan, bila melihat dan

mencium makanan , akan merangsang sekresi. Hal ini sering disebut faktor fisik.Rasa

makanan kemudian merangsang sekresi karena kerja saraf.Makanan di dalam lambung

melepas hormone yang disebut factorgastrin.

Sekresi getah lambung dapat dihalangi system saraf simpatis, seperti yang dapat

terjadi pada gangguan emosi, marah atau takut.Kita sering bicara tentang orang mual karena

takut.Hal ini sebenarnya lambung menolak untuk di isi.8

16

Page 17: Makalah PLENO E8

Kesimpulan

Lambung memiliki struktur yang kompleks sehingga dapat melakukan pencernaan

makanan, dimana lambung memiliki peran yang penting dalam proses pencernaan di tubuh

kita. Lambung mensekresi getah lambung yang mana terdiri dari air, HCL, mukus, dan

enzim-enzim. Di dalam lambung terjadi motilitas, sekresi, disgesti, tetapi tidak terjadi

absorbs. Sekresi getah lambung dipengaruhi berbagai macam faktor seperti hormone, saraf

otonom, dan senyawa-senyawa lainnya, sehingga sekresi getah lambung dapat meningkat

ataupun terhambat. Salah satu yang meningkatkan sekresi getah lambung adalah senyawa

kafein seperti yang terdapat pada kasus. Hipotesis diterima, mual, kembung dan nyeri ulu

hati disebabkan karena si penderita tidak mengisi perutnya dengan makanan tetapi minum

selalu diawali dengan minum kopi

Daftar Pustaka

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004. h. 281-7.

2. Widjaja IH. Anatomi abdomen. Jakarta: EGC; 2007. h. 53-8.

3. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Jakarta: EGC; 2003. h. 515-78.

4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC.2011. h. 641-751.

5. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed 11. Jakarta: EGC. 2007. h. 439-

52.

6. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta : EGC. 2009.

h. 95-288.

7. Corwin E. Patofisiologi. Jakarta : EGC ; 2007. P595

17