42
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh. Proses pencernaan pada manusia terbagi atas 5 macam yaitu: 1. Injesti Adalah proses menaruh atau memasukkan makanan di mulut. Biasanya menggunakan tangan atau menggunakan alat bantu seperti sendok, garpu, sumpit, dan lain sebagainya. 2. Pencernaan Mekanik Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut. Proses ini bertujuan untuk membantu untuk mempermudah proses pencernaan kimiawi. Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai dengan keinginan kita. 3. Pencernaan Kimiawi Proses pencernaan kimiawi yaitu proses mengubah molekul-molekul zat makanan yang kompleks LBM III Page 1

Makalah Pleno Lbm 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah pleno lbm 3

Citation preview

Page 1: Makalah Pleno Lbm 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah

makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang

dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah molekul

makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan

enzim sehingga mudah dicerna oleh tubuh.

Proses pencernaan pada manusia terbagi atas 5 macam yaitu:

1. Injesti

Adalah proses menaruh atau memasukkan makanan di mulut.

Biasanya menggunakan tangan atau menggunakan alat bantu seperti sendok,

garpu, sumpit, dan lain sebagainya.

2. Pencernaan Mekanik

Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi

kecil dan lembut. Proses ini bertujuan untuk membantu untuk mempermudah

proses pencernaan kimiawi. Proses ini dilakukan secara sadar atau sesuai

dengan keinginan kita.

3. Pencernaan Kimiawi

Proses pencernaan kimiawi yaitu proses mengubah molekul-molekul

zat makanan yang kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana

sehingga mudah dicerna. Pencernaan kimiawi dilakukan oleh enzim, asam.

Proses ini dilakukan secara tidak sadar karena yang mengaturnya adalah

enzim.

4. Penyerapan

Penyerapan adalah gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem

sirkulator dan ‘lymphatic capallaSistem pencernaan merupakan sistem yang

memproses mengubah makanan dan menyerap sari makanan yang berupa

nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.

LBM III Page 1

Page 2: Makalah Pleno Lbm 3

B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui penyebab susah BAB

2. Utuk mengetahui mengenai defekasi

LBM III Page 2

Page 3: Makalah Pleno Lbm 3

BAB II

PEMBAHASAN

A. SKENARIO

“SULIT BUANG AIR BESAR”

Seorang bayi perempuan berumur 8 bulan ibawa ibunya ke UGD Rumah

Sakit karena sakit perut dan sudah 5 (lima) hari tidak buang air besar. Hasil

anamnesis didapatkan keterangan bahwa sudah sejak 3 (tiga) bulan yang lalu

buang air besar tidak lancer, pernah 1 (satu) minggu tidak buang air besar dan

dalam sebulan terakhir 2 (dua) kali kesulitan buang air besar disertai sakit perut.

Sekarang ini keluhannya dirasakan paling berat, tetapi bayi tersebut masih bisa

buang angina. Dokter memeriksa lebih lanjut, kemudian mengatakan bahwa

pasien ini mengalami gangguan defekasi dan meminta perawat untuk melakukan

evakuasi feses.

B. TERMINOLOGI

1. Gangguan Defekasi

Merupakan keluhan kesulitan buang air besar, atau buang air besar yang dan

berlangsung terus menerus.

2. Evakuasi Feces

Merupakan tindakan memasukkan jari ke dalam rectum pasien untuk

menghancurkan,mengambil,dan mengeluarkannya dalam bentuk yang telah

hancur.

3. Anamnesis

Proses Tanya jawab antara doker dengan pasien yang bertujuan untuk

mendapatkan sekumpulan informasi subjektif dari pasien terkait dengan

keluhannya yang menyebabkan pasien tersebut datang ke dokter.

4. UGD (Unit Gawat Darurat)

Merupakan salah satu bagian di rumah sakit yang menyediakan penanganan

awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera, yang dapat mengancam

kelangsungan hidupnya.

LBM III Page 3

Page 4: Makalah Pleno Lbm 3

C. PERMASALAHAN

1. Embriologi system pencernaan

2. Anatomi system pencernaan

3. Fisiologi defekasi

4. Mekanisme sulit BAB

5. Gangguan- Gangguan Defekasi

6. Factor penyebab susah BAB

7. Factor penyebap sakit perut

8. Hubungan sakit perut dan susah BAB

D. PEMBAHASAN PERMASALAHAN

1. Embriologi system pencernaan

Dalam permulaan perkembangannya, saluran cerna hanya berupa

tabung sederhana dengan beberapa benjolan. Bakal lambung berupa suatu

pelebaran berbentuk kerucut, sedangkan bakal sekum ditandai oleh suatu

pelebaran yang asimetri. Duktus vitelinus masih berhubungan dengan saluran

kolon usus ini. Pada usia janin bulan kedua dan ketiga, terjadi suatu proses

yang dapat menerangkan timbulnya cacat bawaan pada bayi dikemudian hari.

Usus tumbuh dengan cepat dan berada dibawah tali pusat. Sewaktu usus

menarik kembali ke dalam rongga perut, duodenum dan sekum berputar

deengan arah berlawanan jarum jam. Duodenum memutar dorsal arteri dan

vena mesentrika superior, sedangkan sekum memutar di ventralnya sehingga

kemudian sekum terletak di fosa iliaka kanan.

Sebagai hasil dari pelipatan mudigah kearah sefalokaudal dan lateral,

sebagian dari rongga kantung kuning telur yang dilapisi endoderm bergabung

ke dalam mudigah membentuk usus primitif. Dua bagian lain dari rongga

berlapis tersebut, kantung kuning telur dan allantois, tetap berada di luar

mudigah (Gambar 1. A-D).

Pada lapisan kepala dan ekor mudigah, usus primitif membentuk

sebuah tabung berujung buntu, masing-masing usus depan dan usus

belakang. Pada bagian tengah yaitu, usus tengah, untuk sementara tetap

LBM III Page 4

Page 5: Makalah Pleno Lbm 3

berhubungan dengan kantung kuning telur melalui duktus vitellinus atau

tangkai kuning telur (Gambar 1.D).

  Perkembangan usus primitif  dan turunannya biasanya dibagi menjadi

4 bagian yakni; usus faringeal atau faring, yang membentang dari membrana

bukofaringeal hingga ke divertikulum trakeobronkialis (Gambar 1.D); usus

depan, yang terletak di sebelah kaudal tabung faring tersebut serta

membentang ke kaudal hingga ke tunas hati; usus tengah, mulai dari sebelah

kaudal tunas hati dan berjalan sampai  ke suatu titik tempat kedudukan, pada

orang dewasa, pertemuan dua pertiga kanan dan sepertiga kiri kolon

transversum, dan usus belakang, yang membentang dari sepertiga kiri kolon

transversum hingga ke membrana kloakalis (Gambar 1). Endoderm

membentuk lapisan epitel saluran pencernaan dan membentuk parenkim

berbagai kelenjar seperti hati dan pancreas. Unsur otot dan unsur peritoneum

pada dinding usus tersebut berasal dari mesoderm splangnik.

Gambar 1. Gambar skematik embrio pada perkembangan minggu ke-6, yang

memperlihatkan pasokan darah ke segmen-segmen usus dan pembentukan serta rotasi

saluran usus primer. Arteri mesenterika superior membentuk sumbu untuk rotasi ini dan

memperdarahi usus tengah. Arteri seliaka dan mesenterika inferior masing-masing

memperdarahi usus depan dan usus belakang.

a. Perkembangan Usus Tengah

LBM III Page 5

Page 6: Makalah Pleno Lbm 3

Pada mudigah berumur 5 minggu, usus tengah menggantung pada

dinding dorsal perut oleh suatu mesentrium pendek dan berhubungan

dengan kantung kuning telur melalui duktus vitellinus atau tangkai

kuning telur (Gambar 1 dan 2). Pada orang dewasa, usus tengah mulai

tepat di sebelah distal muara saluran empedu ke duodenum dan berakhir

di perbatasan antara dua pertiga proksimal dan sepertiga distal kolon

transversum. Seluruh usus tengah diperdarahi oleh arteri mesenterika

superior (Gambar 3).

Gambar 2. A. Gambar skematik gelung usus primer sebelum rotasi (pandangan

lateral). Arteri mesenterika superior membentuk sumbu gelung tersebut. Panah

menandakan perputaran yang berlawanan dengan arah jarum jam. B. Pandangan yang

sama seperti A, memperlihatkan gelung usus primer setelah perputaran 180°

berlawanan dengan arah jarum jam. Perhatikan bahwa kolon transversum berjalan di

depan duodenum.

LBM III Page 6

Page 7: Makalah Pleno Lbm 3

Gambar 3. Gambar skematik embrio pada perkembangan minggu ke-6 yang

memperlihatkan pasokan darah ke segmen-segmen usus halus dan pembentukan serta

rotasi saluran usus primer. Arteri mesentrika superior membentuk sumbu untuk rotasi

ini dan memperdarahi usus tengah. Arteri seliaka dan mesentrika inferior masing-

masing memperdarahi usus depan dan usus belakang.

Perkembangan usus tengah ditandai dengan pemanjangan usus

yang cepat dan mesenteriumnya, sehingga terbentuk gelung usus primer

(Gambar 3 dan 4). Pada bagian puncaknya, saluran usus itu tetap

berhubungan langsung dengan kantung kuning telur melalui duktus

vitellinus yang sempit (Gambar 3). Bagian kranial saluran usus ini

berkembang menjadi bagian distal duodenum, jejunum dan bagian ileum.

Bagian kaudal menjadi bagian bawah ileum, sekum, apendiks, kolon

asendens dan dua pertiga bagian proksimal kolon transversum.

LBM III Page 7

Page 8: Makalah Pleno Lbm 3

Gambar 4. A. Gambar skematik gelung usus primer sebelum rotasi (pandangan lateral.

Arteri mesentrika superior membentuk sumbu gelung tersebut. Panah menandakan

perputaran yang berlawanan dengan arah jarum jam. B. Pandangan yang sama seperti

A, memperlihatkan gelung usus primer setelah perputaran 180o berlawanan arah jarum

jam. Perhartika bahwa kolon transversum berjalan di depan duodenum.

b. Herniasi Fisiologi

Perkembangan gelung usus primer ditandai oleh pertambahan

panjang yang cepat, terutama di bagian kranial. Sebagai akibat

pertumbuhan yang cepat ini dan membesarnya hati yang terjadi serentak,

rongga perut untuk sementara menjadi terlampau kecil untuk

menampung semua usus, dan gelung-gelung ini masuk ke rongga selom

ekstraembrional di dalam tali pusat selama perkembangan minggu ke-6

(hernia umbilikalis fisiologis) (Gambar 5).

Gambar 5. Herniasi umbilikus gelung-gelung usus halus pada mudigah kurang lebih 8

minggu (panjang kepala-bokong 35 mm). Perputaran gelung usus dan sekum terbentuk

selama herniasi tersebut.

c. Rotasi Usus Tengah

Serentak dengan pertumbuhan panjangnya, gelung usus primer

berputar mengelilingi sebuah poros yang dibentuk oleh arteri mesenterika

superior (Gambar 4). Apabila dilihat dari depan, perputaran ini

berlawanan arah dengan jarum jam dan perputarannya kurang lebih

270° bila sudah selesai seluruhnya (Gambar 3 dan 5). Bahkan selama

rotasi, pemanjangan gelung usus halus terus berlangsung dan jejunum

LBM III Page 8

Page 9: Makalah Pleno Lbm 3

serta ileum membentuk sejumlah gelung yang memutar (Gambar 5).

Demikian pula usus besar juga sangat memanjang, tetapi tidak ikut

berputar. Rotasi terjadi selama herniasi (kira-kira 90°) maupun pada

waktu kembalinya gelung usus ke rongga perut (180° sisanya).

d. Retraksi Gelung Yang Mengalami Herniasi

Pada minggu ke-10 gelung usus yang mengalami herniasi mulai

kembali ke dalam rongga perut. Sekalipun faktor-faktor yang

bertanggungjawab atas pengembalian ini tidak diketahui dengan pasti,

diduga bahwa menghilangnya mesonefros, berkurangnya pertumbuhan

hati dan bertambah luasnya rongga perut memainkan peranan penting.

Bagian proksimal jejunum merupakan bagian pertama yang masuk

kebali ke rongga perut dan mengambil tempat di sisi kiri (Gambar 6.A).

Letak gelung yang masuk berikutnya makin ke sisi kanan. Tunas sekum,

yang tampak kira-kira pada minggu ke-6 sebagai pelebaran kecil

berbentuk kerucut dari bagian kaudal gelung usus primer adalah bagian

usus terakhir yang masuk kembali ke dalam rongga perut. Untuk

sementara, sekum masih terletak di kuadran kanan atas tepat di bawah

lobus kanan hati (Gambar 6.A). Dari sini usus ini bergerak turun menuju

ke dalam fossa iliaka kanan, sehingga kolon asendens dan fleksura

hepatica menjadi terletak di sebelah kanan rongga abdomen (Gambar

6.B). Selama proses ini, ujung distal tunas sekum membentuk sebuah

divertikulum yang sempit, yakni appendiks primitif (Gambar 7).

LBM III Page 9

Page 10: Makalah Pleno Lbm 3

Gambar 6. A. Pandangan anterior gelung-gelung usus setelah perputaran

270° berlawanan dengan arah jarum jam. Perhatikan gelung-gelung usus yang sedang

berputar dan kedudukan tunas sekum pada kuadran kanan atas perut. B. Pandangan

yang sama seperti A, dengan gelung usus dalam kedudukan akhirnya. Pergeseran

sekum dan apendiks ke arah kaudal membuat mereka terletak pada kuadran kanan

bawah perut.

Karena appendiks berkembang pada saat penurunan kolon, dapatlah

dimengerti bahwa kedudukan akhirnya kerapkali di belakang sekum atau

kolon. Kedudukan appendiks ini masing-masing disebut retrosekalis atau

retrokolika.

Gambar 7. Gambar yang memperlihatkan urutan tahap-tahap perkembangan sekum

dan appendiks. A. 7 minggu, B. 8 minggu, C. pada saat lahir.

Gambar 8. Gambar berbagai kedudukan appendiks. Pada kira-kira 50% kasus,

appendiks didapatkan dalam kedudukan retrosekal atau retrokolika.

e. Mesentrium Usus

Mesentrium pada gelung usus primer, mesentrium proprius,

mengalami perubahan yang banyak sekali bersama dengan peristiwa

rotasi dan pemutaran gelung usus. Ketika bagian kaudal usus tersebut

bergerak ke sisi kanan rongga perut, mesentrium dorsal melilit di sekitar

LBM III Page 10

Page 11: Makalah Pleno Lbm 3

pangkal arteri mesenterika superior (Gambar 3). Kemudian ketika bagian

asendens dan desendens kolon sudah mendapatkan kedudukan yang

sebenarnya, mesenteriumnya didesak menempel ke peritoneum di

dinding abdomen posterior (Gambar 9). Setelah penyatuan lapisan-

lapisan ini, kolon asendens dan desendens tertambat permanen di posisi

retroperitonium. Appendiks, ujung bawah sekum, dan kolon sigmoideum

tetap mempertahankan mesenterium bebasnya (Gambar 9.B).

Gambar 9. Pandangan frontal gelung-gelung usus dengan (A) dan setelah

pengangkatan (B) omentus mayus. Daerah kelabu menunjukkan bagian-bagian dari

mesenterium dorsal yang menyatu dengan dinding abdomen posterior. Perhatikan garis

perlekatan mesenterium proprius.

Nasib mesokolon transversum berbeda lagi. Selaput ini menyatu

dengan dinding posterior omentum mayus (Gambar 8) tetapi tetap

mempertahankan mobilitasnya. Garis perlekatannya membentang dari

fleksura hepatika kolon asendens sampai ke fleksura lienalis kolon

desendens (Gambar 7.B).

LBM III Page 11

Page 12: Makalah Pleno Lbm 3

Gambar 8. A. Skema potongan sagital yang memperlihatkan hubungan antara oentum

mayus lambung, kolon transversum, dan usus halus pada 4 bulan. Pankreas dan

duodenum sudah beradda pada posisi retroperitoneal. B. Potongan yang serupa

dengan A, pada bayi baru lahir. Lembaran-lembaran omentum mayus telah saling

menyatu dan juga menyatu dengan mesokolon transversum. Mesokolon transversum

membungkus duodenum, yang menyatu dengan dinding badan posterior untuk

mengambil posisi retroperitoneal.

Mesenterium gelung usus jejunoileal mula-mula bersambungan

dengan mesenterium kolon asendens (Gambar 9). Ketika mesenterium

mesokolon asendens menyatu dengan dinding abdomen posterior,

mesenterium gelung jejunoileal mendapatkan garis perlekatan yang baru

yang berjalan dari daerah dimana duodenum terletak intraperitoneum

sampai ke persambungan ileosekalis (Gambar 7.B).

Gambar 9. Gambar skema derivat-derivat mesentrium dorsal pada akhir bulan ketiga.

Mesogastrium dorsal menonjol pada sisi kiri lambung, tempat mesogastrium ini

membentuk bagian tepi bursa omentalis.

2. Anatomi dan fisiologi pencernaan

LBM III Page 12

Page 13: Makalah Pleno Lbm 3

a. Lambung

Lambung adalah rongga seperti kantung berbentuk J yang terletak

antara esofagus dan usus halus.Organ ini dibagi menjadi tiga bagian

berdasarkan pembedaan anatomik, histologis, dan fungsional.Fundus

adalah bagian lambung yang terletak di atas lubang esofagus.Bagian

tengah atau utama lambung adalah korpus.Lapisan otot polos di fundus

dan korpus relatiftipis, tetapi bagian bawah lambung, antrum, memiliki

oror yang jauh lebih tebal. Perbedaan ketebalan otor ini memiliki peran

penting-dalam motilitas lambung di kedua regio tersebur, seperti segera

akan anda ketahui. Juga terdapat perbedaan kelenjar di mukosa regio-

regio ini, sepeni akan dijelaskan nanti. Bagian terminal lambung adalah

sffngter pilorus, yang bekerja sebagai sawar antara lambung dan bagian

atas usus halus, duodenum. Lambung melakukan tiga fungsi utama:

LBM III Page 13

Page 14: Makalah Pleno Lbm 3

1) Fungsi terpenting lambung adalah menyimpan makanan yang masuk

sampai makanan dapat disalurkan ke usus halus dengan kecepatan

yang sesuai untuk pencernaan dan penyerapan yang optimal.

Diperlukan waktu beberapa jam untuk mencerna dan menyerap satu

porsi makanan yang dikonsumsi hanya dalam bilangan me nit. Karena

usus halus adalah tempat utama pencernaan dan penyerapan, maka

lambung perlu menyimpan makanan dan menyalurkannya secara

mencicil ke duodenum dengan kecepatan yang tidak melebihi

kapasitas usus halus.

Lambung mengeluarkan asam hidroklorida (HCl) dan enzim yang

memulai pencernaan protein.

Melalui gerakan mencampur lambung, makanan yang tertelan

dihaluskan dan dicampur dengan sekresi lambung untuk menghasilkan

campuran cairan kentai yang dikenal sebagai kimus. Isi lambung harus

diubah menjadi kimus sebelum dapat dialirkan ke duodenum.

Kini kita akan membahas bagaimana lambung melaksanakan fungsi-

fungsi di atas selagi kita meneliti empat proses pencernaan dasar-

motilitas, sekresi pencernaan, dan penyerapan-yang berkaitan dengan

lambung. Dimulai dari motilitas, lambung memiliki motilitas yang

kompleks dan berada di bawah banyak sinyal regulatorik. Empat

aspek motilitas lambung adalah (1) pengisian, (2) penyimpanan, (3)

pencampuran, dan (4) pengosongan.Kita mulai dengan pengisian

lambung.

b. Sekresi Pankreas Dan Empedu

Ketika disalurkan ke dalam usus halus, isi lambung akan bercampur

tidak saja dengan getah yang dikeluarkan oleh mukosa usus halus tetapi

juga dengan sekresi pankreas eksokrin dan hati yang disalurkan ke dalam

lumen duodenum. Kita akan membahas peran masing-masing organ

pencernaan tambahan ini sebelum kita meneliti kontribusi usus halus itu

sendiri.

LBM III Page 14

Page 15: Makalah Pleno Lbm 3

Pankreas adalah sebuah kelenjar memanjang yang terletak di belakang

dan di bawah lambung, di atas lengkung pertama duodenum.Kelenjar

campuran ini mengandung jaringan eksokrin dan endokrin.Bagian

eksokrin yang predominan terdiri dari kelompok-kelompok sel sekretorik

mirip anggur yang membentuk kantung yang dikenal sebagai asinus, yang

berhubungan dengan duktus yang akhirnya bermuara di duodenum.Bagian

endokrin yang lebih kecil terdiri dari pulau-pulau jaringan endokrin

terisolasi, pulaupulau Langerhans, yang tersebar di seluruh

pankreas.Hormon-hormon terpenting yang disekresikan oleh sel pulau-

pulau Langerhans adalah insulin dan glukagon.Pankreas eksokrin dan

endokrin berasal dari jaringan berbeda selama perkembar.rgan masa

mudigah dan hanya memiliki kesamaan lokasi.Meskipun sama-sama

terlibat dalam metabolisme molekul nutrien namun keduanva memiliki

fungsi berbeda di bawah kontrol mekanisme regulatorik yang berlair.ran.

Pankreas eksokrin mengeluarkan enzim pencernaan dan cairan encer

alkalis. Pankreas eksokrin mengeluarkan getah pankreas yang terdiri dari

dua komponen: (1) enzim pankreas yang secara aktif disekresikan oleh sel

asinus yang membentuk asinus dan (2) larutan cair basa yang secara

aktifdisekresikan oleh sel duktus yang melapisi duktus pankreatikus.

Komponen encer alkalis banyak mengandung natrium bikarbor.rat

(NaHCO3).

Seperti pepsinogen, enzim-enzim pankreas disinpan di dalarn granula

zimogen setelah diproduksi, kemudian dilepaskan dengan eksositosis

sesuai kebutuhan. Enzim-enzim pankreas ini penting karena hampir

mencerna makanan secara sempurna tanpa adanya sekresi pencernaan

lain. Sel-sel asinus mer-rgeluarkan tiga jenis enzim pankreas yang mampu

men, cerna ketiga kategori makanan: (1) enzim proteolitik unruk

pencernaan protein, (2) amilase pankreas untuk pencernaan karbohidrat,

dan (l) lipase pankreas untuk mencerna lemak.

c. Fungsi Hati

LBM III Page 15

Page 16: Makalah Pleno Lbm 3

Hati adalah organ metabolik terbesar dan terpenting di tubuh organ ini

dapat dipandang sebagai pabrik biokimia utama tubuh.Perannya dalam

sistem pencernaan adalah sekresi garam empedu, yang membantu

pencernaan dan penyerapan lemak. Hati juga melakukan berbagai fungsi

yang tidak berkaitan dengan pencernaan, termasuk yang berikut:

1) Memproses secara merabolis ketiga kategori utama nutrien

(karbohidrat, protein, dan lemak) setelah zat-zat ini diserap dari saluran

cerna.

2) Mendetoksifikasi atau menguraikan zat sisa tubuh dan hormon serta

obat dan senyawa asing lain.

3) Membentuk protein plasma, rermasuk protein yang dibutuhkan untuk

pembekuan darah dan yang untuk mengangkut hormon steroid dan

tiroid serta kolesterol dalam darah.

4) Menyimpan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak viramin.

5) Mengaktifkan vitamin D, yang dilakukan hati bersama dengan ginjal.

6) Mengeluarkan bakteri dan sel darah merah tua, berkat adanya

makrofag residennya.

7) Mengekskresikan kolesterol dan bilirubin, bilirubin adalah produk

penguraian yang berasal dari destruksi sel darah merah tua.

d. Usus Halus

Usus halus adalah tempat sebagian besar pencernaan dan penyerapan

berlangsung.Tidak terjadi pencernaan lebih lanjut setelah isi lumen

mengalir melewati usus halus, dan tidak terjadi penyerapan nutrien lebih

lanjut, meskipun usus besar menyerap sejumlah kecil garam dan air.Usus

halus terletak bergelung di dalam rongga abdomen, terbentang antara

lambung dan usus besar.Usus halus dibagi menjadi tiga

segmenduodenum, jejunum, dan ileum.

e. Usus besar

LBM III Page 16

Page 17: Makalah Pleno Lbm 3

Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan rektum.Sekum

membentuk kantung buntu di bawah pertemuan antara usus halus dan

usus besar di katup ileosekum.Tonjolan kecil seperti jari di dasar sekum

adalah apendiks, suatu jaringan limfoid yang mengandung limfosit.Kolon,

yang membentuk sebagian besar ususbesar, tidak bergelung seperti usus

halus tetapi terdiri dari tiga bagian yang relatif lurus - kolon asendens,

kolon transversum, dan kolon desendens.Bagian terakhir kolon desendens

membentuk huruf S, membentuk kolon sigmoid (sigmoid artinya

"berbentuk S"), kemudian lurus untuk membentuk rektum (rektum artinya

"lurus").

Kolon normalnya menerima sekitar 500 ml kimus dari usus halus per

hari.Karena sebagian besar pencernaan dan penyerapan telah diselesaikan

di usus halus maka isi yang disalurkan ke kolon terdiri dari residu

makanan yang tak tercerna (misalnya selulosa), komponen empedu yang

tidak diserap, dan cairan.Kolon mengekstraksi H2O dan garam dari isi

lumennya.Apa yang terringgal dan akan dikeluarkan disebut feses (tinja).

Fungsi utama usus besar adalah untuk menyimpan tinja sebelum defekasi.

Selulosa dan bahan lain yang tak tercerna di dalam diet membentuk

sebagian besar massa dan karenanya membantu mempertahankan

keteraturan buang air.

3. Fisiologi defekasi

Buang air besar (biasanya disingkat menjadi BAB) atau defekasi adalah

suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk membuang kotoran berupa

tinja atau feses melalui anus yang telah disimpan sementara dalam rectum,

baik berbentuk padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem

pencernaan mahkluk hidup. Lubang anus terdiri atas otot sfingter yang

berupa otot polos di bagian dalam dan otot lurik dibagian bawah. Manusia

dapat melakukan buang air besar beberapa kali dalam satu hari atau satu kali

dalam beberapa hari. Tetapi bahkan dapat mengalami gangguan yaitu hingga

hanya beberapa kali saja dalam satu minggu atau dapat berkali-kali dalam

LBM III Page 17

Page 18: Makalah Pleno Lbm 3

satu hari, biasanya gangguan-gangguan tersebut diakibatkan oleh gaya hidup

yang tidak benar dan jika dibiarkan dapat menjadi masalah yang lebih besar.

Mekanisme buang air besar (Defekasi)

Bila pergerakan massa mendorong feses masuk ke dalam rectum,

segera timbul keinginan untuk defekasi, termasuk refleks kontraksi

rectum dan relaksasi sfingter anus.

Pendorongan massa feses yang terus menerus melalui anus

dicegah oleh konstriksi tonik dari (1) sfingter ani internus, penebalan otot

sirkular sepanjang beberapa sentimeter yang terletak tepat di sebelah

dalam anus, dan (2) sfingter ani eksternus, yang terdiri dari otot lurik

volunteer yang mengelilingi sfingter internus dan meluas ke sebelah

distal.

Refleks Defekasi

Biasanya, defekasi ditimbulkan oleh refleks defekasi. Satu dari

refles-refleks ini adalah Refleks Intrinsik yang diperantarai oleh sistem

saraf enteric setempat di dalam dinding rectum. Hal ini dapat dijelaskan

sebagai berikut: Bila feses memasuki rectum, distensi dinding rectum

menimbulkan sinyal-sinyal aferen yang menyebar melalui pleksus

mienterikus untuk menimbulkan gelombang peristaltic di dalam kolon

desenden, sigmoid, dan rectum, mendorong feses kea rah anus. Sewaktu

gelombang peristaltic mendekati anus, sfingter ani eksternus juga dalam

keadaan sadar, dan berelaksasi secara volunteer pada waktu yang

bersamaan, terjadilah defekasi.

Refleks defekasi mienterik intrinsic yang berfungsi dengan

sendirinya secara normal bersifat relative lemah. Agar menjadi efektif

dalam menimbulkan defekasi, refleks biasanya harus diperkuat oleh

refleks defekasi jenis lain, yaitu refleks defekasi parasimpatis yang

melibatkan segmen sacral medulla spinalis. Bila ujung-ujung sraf dalam

rectum dirangsang, sinyal-sinyal dihantarkan pertama ke dalam medulla

LBM III Page 18

Page 19: Makalah Pleno Lbm 3

spinalis dan kemudian secara refleks kembali ke kolon desenden,

sigmoid, rectum dan anus melalui serabut-serabut saraf parasimpatis

dalam nervus pelvikus. Sinyal-sinyal parasimpatis ini sangat memperkuat

gelombang peristaltik dan juga merelaksasikan sfingter ani internus,

dengan demikian mengubah refleks defekasi mienterik intrinsic dari

suatu usaha yang lemah menjadi suatu proses defekasi yang kuat, yang

kadang efektif dalam mengosongkan usus besar sepanjang jalan dari

fleksura splenikus kolon sampai ke anus.

Sinyal-sinyal defekasi yang masuk ke medulla spinalis

menimbulkan efek-efek lain, seperti mengambil nafas dalam, penutupan

glottis, dan kontraksi otot-otot dinding abdomen untuk mendorong isi

feses dari kolon turun ke bwah dan pada saat yang bersamaan

menyebabkan dasar pelvis mengalami relaksasi ke bawah dan menarik ke

luar cincin anus untuk mengeluarkan feses.

Bila keadaan memungkinkan untuk defekasi, refleks defekasi

secara sadar dapat diaktifkan dengan mengambil napas dalam untuk

menggerakkan diafragma turun ke bawah dan kemudian

mengontraksikan otot-otot abdomen untuk meningkatkan tekanan dalam

abdomen, jadi mendorong isi feses ke dalam rectum untuk menimbulkan

refleks-refleks yang baru. Refleks-refleks yang ditimbulkan dengan cara

ini hampir tidak seefektif seperti refleks yang timbul secara alamiah,

karena alasan inilah orang yang terlalu sering mengambat refleks

alamiahnya cenderung mengalami konstipasi. Selama buang air besar,

otot dada, diafragma, otot dinding abdomen, dan diafragma pelvis

menekan saluran cerna. Pernapasan juga akan terhenti sementara ketika

paru-paru menekan diafragma dada ke bawah untuk memberi tekanan.

Tekanan darah meningkat dan darah yang dipompa menuju jantung

meninggi.

Buang air besar dapat terjadi secara sadar dan tak sadar.

Kehilangan kontrol dapat terjadi karena cedera fisik (seperti cedera pada

LBM III Page 19

Page 20: Makalah Pleno Lbm 3

otot sphinkter anus), radang, penyerapan air pada usus besar yang kurang

(menyebabkan diare, kematian, dan faktor faal dan saraf).

4. Konstipasi (Susah Buang Air Besar)

Buang air besar yang normal frekuensinya adalah 3 kali sehari

sampai 3 hari sekali. dikatakan konstipasi bila buang air besar kurang

dari 3 kali perminggu atau lebih dari 3 hari tidak buang air besar atau

dalam buang air besar harus mengejan secara berlebihan.

Kolon mempunyai fungsi menerima bahan buangan dari ileum,

kemudian mencampur, melakukan fermentasi, dan memilah karbohidrat

yang tidak diserap, serta memadatkannya menjadi tinja. Fungsi ini

dilaksanakan dengan berbagai mekanisme gerakan yang sangat

kompleks. Pada keadaan normal kolon harus dikosongkan sekali dalam

24 jam secara teratur.). Diduga pergerakan tinja dari bagian proksimal

kolon sampai ke daerah rektosigmoid terjadi beberapa kali sehari, lewat

gelombang khusus yang mempunyai amplitudo tinggi dan tekanan yang

berlangsung lama. Gerakan ini diduga dikontrol oleh pusat yang berada

di batang otak, dan telah dilatih sejak anak-anak.

Proses sekresi di saluran cerna mungkin dapat megalami

gangguan, yaitu kesulitan atau hambatan pasase bolus di kolon atau

rektum, sehingga timbul kesulitan defekasi atau timbul obstipasi.

Gangguan pasase bolus dapat diakibatkan oleh suatu penyakit atau dapat

karena kelainan psikoneuorosis. Yang termasuk gangguan pasase bolus

oleh suatu penyakit yaitu disebabkan oleh mikroorganisme (parasit,

bakteri, virus), kelainan organ, misalnya tumor baik jinak maupun ganas,

pasca bedah di salah satu bagian saluran cerna (pasca gastrektomi, pasca

kolesistektomi).

Untuk mengetahu bagaimana terjadinya konstipasi, perlu diingat

kembali bagaimana mekanisme kerja kolon. Begitu makanan masuk ke

dalam kolon, kolon akan menyerap air dan membentuk bahan buangan

LBM III Page 20

Page 21: Makalah Pleno Lbm 3

sisa makanan, atau tinja. Kontraksi otot kolon akan mendorong tinja ini

ke arah rektum. Begitu mencapai rektum, tinja akan berbentuk padat

karena sebagian besar airnya telah diserap. Tinja yang keras dan kering

pada konstipasi terjadi akibat kolon menyerap terlalu anyak air. Hal ini

terjadi karena kontraksi otot kolon terlalu perlahan-lahan dan malas,

menyebabkan tinja bergerak ke arah kolon terlalu lama.

Konstipasi umumnya terjadi karena kelainan pada transit dalam

kolon atau pada fungsi anorektal sebagai akibat dari gangguan motilitas

primer, penggunaan obat-obat tertentu atau berkaitan dengan sejumlah

besar penyakit sistemik yang mempengaruhi traktus gastrointestinal.

Konstipasi dapat timbul dari adanya defek pengisian maupun

pengosongan rektum. Pengisian rektum yang tidak sempurna terjadi bila

peristaltik kolon tidak efektif (misalnya, pada kasus hipotiroidisme atau

pemakaian opium, dan bila ada obstruksi usus besar yang disebabkan

oleh kelainan struktur atau karena penyakit hirschprung). Statis tinja di

kolon menyebabkan proses pengeringan tinja yang berlebihan dan

kegagalan untuk memulai reflek dari rektum yang normalnya akan

memicu evakuasi. Pengosongan rektum melalui evakuasi spontan

tergantung pada reflek defekasi yang dicetuskan oleh reseptor tekanan

pada otot-otot rektum, serabut-serabut aferen dan eferen dari tulang

belakang bagian sakrum atau otot-otot perut dan dasar panggul. Kelainan

pada relaksasi sfingter ani juga bisa menyebabkan retensi tinja.

Konstipasi cenderung menetap dengan sendirinya, apapun

penyebabnya. Tinja yang besar dan keras di dalam rektum menjadi sulit

dan bahkan sakit bila dikeluarkan, jadi lebih sering terjadi retensi dan

terbentuklah suatu lingkaran setan. Distensi rektum dan kolon

mengurangi sensitifitas refleks defekasi dan efektivitas peristaltik.

Akhirnya, cairan dari kolon proksimal dapat menapis disekitar tinja yang

keras dan keluar dari rektum tanpa terasa. Gerakan usus yang tidak

disengaja (encopresis) mungkin keliru dengan diare.

LBM III Page 21

Page 22: Makalah Pleno Lbm 3

5. Gangguan-gangguan defekasi

a. Konstipasi

Konstipasi adalah penurunan frekuensi defekasi, yang diikuti oleh

pengeluaran feses yang lama atau keras dan kering. Adanya upaya

mengedan saat defekasi adalah suatu tanda yang terkait dengan

konstipasi. Mengedan selama defekasi menimbulkan masalah pada

pasien yang baru menjalani bedah abdomen, ginekologi atau bedah

rektum. Upaya untuk mengeluarkan feses dapat menyebabkan jahitan

terpisah sehingga luka terbuka kembali.

Penyebab umum konstipasi ,diantaranya :

1) Kebiasaan defekasi yang tidak teratur dan mengabaikan keinginan

untuk defekasi.

2) Pasien yang mengkonsumsi diet rendah serat dalam bentuk lemak

hewani dan karbohidrat murni. Serta asupan cairan yang rendah juga

memperlambat peristaltic.

3) Tirah baring yang panjang atau kurangnya olahraga teratur.

4) Pemakaian laksatif yang berat menyebabkan hilangnya refleks

defekasi normal.

Selain itu kolon bagian bawah yang dikosongkan dengan sempurna,

memerlukan waktu untuk diisikembali oleh masa feses.

5) Obat penenang, opiat, antikolinergik, zatbesi , diuretic, antacid dalam

kalsium atau aluminium, dan obat-obatan antiparkinson dapat

menyebabkan konstipasi.

6) Lansia mengalami perlambatan peristaltik, kehilangan elastisitas otot

abdomen, dan penurunan sekresi mukosa usus. Lansia sering

mengonsumsi makanan rendah serat.

b. Impaksi

Impaksi feses merupakan akibat dari konstipasi yang tidak diatasi.

Impaksi adalah kumpulan feses yang mengeras ,mengendap didalam

rektum , yang tidak dapat dikeluarkan feses selama beberapa hari,

walaupun terdapat keinginan berulang untuk melakukan defekasi.

LBM III Page 22

Page 23: Makalah Pleno Lbm 3

c. Diare

Diare adalah peningkatan jumlah feses danpeningkatan pengeluaran

feses dan peningkatan pengeluaran feses yang cair dan tidak berbentuk.

Diare dapat terjadi akibat penyakit yang bisa sembuh sendiri, akibat

infeksi, atau manifestasi penyakit serius, seperti kolitiful seratif,

keganasan usus, atau melabsorpsi. Diare adalah gejala gangguan yang

mempengaruh proses pencernaan, absorpsi, dan sekresi didalam saluran

gastrointestinal. Diare dapat menyebabkan seseorang kehilangan banyak

cairan dikolon. Kehilangan cairan dikolon yang berlebihan dapat

menyebabkan ketidak seimbangan cairan dan elektrolit sertaa sam-basa

yang serius.

d. Inkontensia

Inkontensia feses adalah ketidak mampuan mengontrol keluarnya

feses dan gas dari anus. Kondisi fisik yang merusak fungsi dan control

sfinter anus dapat menyebabkan inkontensia. Kondisi yang membuat

sering nya defekasi, fesesencer, volume nya banyak, dan feses

mengandung air juga mempredisi posisi individu untuk mengalami

inkontensia.

e. Flatulen

Flatulen adalah penyebab umum abdomen menjadi penuh ,terasa

nyeri dan keram. Dalam kondisi normal ,gas dan usus melalui mulut

(bersendawa) atau melalui anus (pengeluaran flatus). Namun , jika ada

penurunan motilitas usus akibat penggunaan opiate, agenanestesi umum,

bedah abdomen, atau imobilisasi , flatulen dapat cukup berat sehingga

menyebabkan distensi abdomen dan menimbulkan nyeri yang terasa

sangat menusuk.

f. Hemoroid

Hemoroid adalah vena vena yang berdilatasi ,membengkak dibagian

rektum , ada 2 jenis hemoroid, yakni hemoroid internal dan hemoroid

ekternal . hemoroid eksternal terlihat jelas sebagai penonjolan kulit ,

apabila lapisan vena mengeras , akan terjadi perubuhan warna menjadi

LBM III Page 23

Page 24: Makalah Pleno Lbm 3

keunguan . hemoroid internal memiliki membrane mukosa dilapisan

luarnya. Peningkatan tekanan vena akibat mengedan selama defekasi,

selama masa kehamilan ,pada gagal jantung kongestif dan penyakit hati

kronik dapat menyebabkan hemoroid.

6. Factor penyebab susah BAB

a. Stres (Faktor psikologis)

Faktor psikologis dapat mempengaruhi kinerja sistem darah secara

keseluruhan. Contohnya pada orang yang sedang dilanda stres, saraf-

saraf pencernaannya dapat terganggu, menyebabkan gerak peristaltik

usus tidak bekerja dengan normal. Hal ini akan mengakibatkan susah

buang air besar. Sembelit akibat stres tidak perlu ditangani dengan

bantuan obat, cukup dengan menghindari stress.

b. Salah Makan

Ada beberapa makanan yang jika dikonsumsi secara berlebihan dapat

memicu susah buang air besar. Makanan-makanan kalengan atau

olahan, daging merah, dan juga gorengan seringkali menyebabkan

susah buang air besar. Selain itu, minuman yang mengandung kafein

seperti teh dan kopi juga bisa menjadi pemicu sembelit.

c. Suka menahan BAB

Suka menahan buang air besar juga sering dilakukan oleh sebagian

orang. Padahal hal ini bisa meredupkan hasrat naluriah atau sinyal

untuk buang air besar. Beberapa alasan mengapa sebagian orang suka

menahan buang air besar biasanya dikarenakan terlalu sibuk atau tidak

menemukan toilet ketika di area publik.

d. Kurang minum air dan konsumsi serat

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa penyebab susah buang

air besar umumnya adalah kurang minum air dan jarang mengkonsumsi

makanan yang mengandung serat. Sinyal untuk buang air besar

biasanya ditandai rasa mulas saat perut terasa penuh. Perasaan penuh di

perut ini bisa diperoleh dari makanan berserat seperti buah dan sayuran.

LBM III Page 24

Page 25: Makalah Pleno Lbm 3

7. Penyebab Sakit Perut

Sakit perut adalah kondisi umum yang mempengaruhi orang dari semua

kelompok umur.Kondisi ini ditandai dengan rasa sakit dan rasa menusuk

pada perut.Karena sakit perut merupakan gejala dari berbagai gangguan dan

penyakit, diagnosis mendalam menjadi diperlukan.Sementara beberapa

penyebab mungkin tidak serius, timbulnya rasa sakit parah harus segera

ditanggapi dan memerlukan perhatian medis segera.

Penyebab Umum Sakit Perut, Berikut akan diulas beberapa penyebab yang

memicu sakit perut.

a. Infeksi Parasit Usus

Usus yang terinfeksi parasit atau cacing dapat memicu sakit perut yang biasanya diiringi dengan hilangnya nafsu makan serta muntah. Infeksi cacing umumnya disebabkan oleh konsumsi makanan yang terkontaminasi dan tidak higienis, serta kuman yang ditransfer dari tangan ke perut.

b. Alergi Makanan

Alergi pada makanan bisa menimbulkan sakit perut.Salah satu penyebab

alergi yang sering dijumpai adalah intoleransi laktosa.Intoleransi laktosa

terutama disebabkan sistem pencernaan yang tidak bisa mencerna laktosa

dari susu.

c. Flu Perut

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri. Flu perut disebut

pula sebagai gastroenteritis.Selain sakit perut, gejala lain yang muncul

termasuk diare, muntah, dan demam.

d. Infeksi

Sakit perut bisa timbul akibat infeksi yang disebabkan oleh bakteri atau

virus.Penyakit yang disebabkan infeksi termasuk flu perut, usus buntu,

infeksi cacingkremi, infeksi diare, infeksi salmonella, infeksi rotavirus,

infeksi saluran kemih, keracunan makanan, penyakit menular seksual,

dan pneumonia.

e. Gangguan Pencernaan

LBM III Page 25

Page 26: Makalah Pleno Lbm 3

Gangguan pencernaan seperti sakit maag, ulcerative colitis, penyakit

Crohn, hernia, wasir, dan tumor, dapat menyebabkan sakit perut ringan

sampai parah.

f. Gangguan Ginekologi

Kondisi ginekologi seperti dismenore, sindrom pramenstruasi, kista

ovarium, kanker ovarium, tumor fibroid, dan kehamilan ektopik akan

menyebabkan sakit perut.

g. Kanker

Kanker usus, kanker hati, kanker kandung kemih, kanker perut, dan

kanker pankreas diketahui memicu sakit perut yang parah.

h. Penyebab Emosional

Gangguan emosi, depresi, kecemasan, stres dan berbagai faktor

psikologis lainnya dapat menyebabkan sakit perut ringan.

i. Obesitas dan Makanan

Obesitas bisa memicu sakit perut akibat timbunan lemak disekitar perut

yang menyebabkan banyak tekanan pada dinding perut.

Demikian pula, asupan makanan yang tidak memadai atau kurangnya

asupan makanan juga menyebabkan sakit perut.

j. Keracunan

Keracunan makanan dan zat lain akan menimbulkan sakit perut ringan

hingga parah. Keracunan harus segera ditangani karena berpotensi

membahayakan keselamatan jiwa.

8. Hubungan Sakit Perut dan Susah Buang Air Besar

Sakit perut dapat timbul akibat adanya penyakit lain yang

menyebabkan nyeri pada perut, konstipasi juga dapat menyebabkan nyeri

perut karena frekuensi buang air besar yang tidak teratur.

makanan melalui proses yang cukup panjang dari mulut kemudian

melewati esofagus lalu masuk ke lambung sampai akhirnya dilakukan

penyerapan zat-zat di usus. Di dalam usus halus makanan yang merupakan

sisa-sisa masuk ke dalam usus besar, di dalam usus besar terdapat bagian

LBM III Page 26

Page 27: Makalah Pleno Lbm 3

yang dinamakan (Ampula) yang menjadi tempat penampunan tinja

sementara. Saat ampula telah penuh, otot pada dinding usus besar

memberikan rangsangan untuk mengeluarkan tinja keluar dari tubuh yang

dipengaruhi oleh saraf yang berada pada dinding usus besar. Selanjutnya,

tubuh akan memproses sinyal berupa rasa mulas yang dialami oleh perut

kita, yang tandanya berarti sisa makanan hasil pencernaan dalam tubuh harus

segera di keluarkan melalui rectum.

LBM III Page 27

Page 28: Makalah Pleno Lbm 3

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa anak tersebut mengalami susah BAB dan sakit perut dikarenakan karena efek dari susah BAB itu sendiri karena keterlambatan atau susah BAB, karena kekurangan cairan dan didukung oleh frekuensi gerakan peristaltic yang kurang efektif sehingga mengakibatkan kimus semakin lama berada di kolon dan otomatis air yang ada pada kimus tersebut juga terus diserap, sehingga menyebabkan kimus sangat kering dan keras sehingga susah untuk dibuang.

LBM III Page 28

Page 29: Makalah Pleno Lbm 3

DAFTAR PUSTAKA

Cecily Lynn betz & Linda A.Gowden.2009. fisiologi-sistem-

pencernaan.Jakarta : EGC

Guyton, Arthur C & Hall, john E. (2012). Fisiologi Kedokteran. Jakarta :

penerbit buku kedokteran EGC

Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran

Edisi 11. Jakarta: EGC.

Slon, ethel.(2004). Anaatomi Dan Fisiologi Bagi Pemula. Jakarta :

penerbit buku kedokteran EGC

Sherwood,Lauralee.2012.Fisiologi Manusia Dari Sel ke

Sistem.Jakarta:EGC

LBM III Page 29