29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan fenomena alam yang berkaitan dengan karakteristik cahaya. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat merambat dalam medium ataupun tanpa medium. Gelombang elektromagnetik merupakan gejala gelombang yang dihasilkan oleh interaksi perubahan medan listrik dan perubahan medan magnet yang terjadi secara bersamaan. Pengetahuan mengenai karakteristik cahaya sangat membantu kita untuk memahami bahwa cahaya berperilaku sebagai gelombang dan lebih tepatnya lagi cahaya sebagai gelombang transversal yang berarti bahwa cahaya merambat tegak lurus terhadap arah osilasinya. Salah satu gejala gelombang yang dapat menunjukkan bahwa cahaya merupakan gelombang transversal adalah peristiwa polarisasi cahaya. Polarisasi cahaya atau polarisasi optik adalah salah satu sifat cahaya yakni jika cahaya itu bergerak berosillasi dengan arah tertentu. Arah polarisasi gelombang ini dicirikan oleh arah vektor bidang medan listrik gelombang tersebut serta arah vektor bidang medan magnetnya. Polarisasi dapat terjadi karena absorpsi (penyerapan), pemantulan, hamburan, dan pembiasan ganda. ~ 1 ~

Makalah Polarisasi Fix

Embed Size (px)

DESCRIPTION

data

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangDalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan fenomena alam yang berkaitan dengan karakteristik cahaya. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat merambat dalam medium ataupun tanpa medium. Gelombang elektromagnetik merupakan gejala gelombang yang dihasilkan oleh interaksi perubahan medan listrik dan perubahan medan magnet yang terjadi secara bersamaan. Pengetahuan mengenai karakteristik cahaya sangat membantu kita untuk memahami bahwa cahaya berperilaku sebagai gelombang dan lebih tepatnya lagi cahaya sebagai gelombang transversal yang berarti bahwa cahaya merambat tegak lurus terhadap arah osilasinya. Salah satu gejala gelombang yang dapat menunjukkan bahwa cahaya merupakan gelombang transversal adalah peristiwa polarisasi cahaya. Polarisasi cahaya atau polarisasi optik adalah salah satu sifat cahaya yakni jika cahaya itu bergerak berosillasi dengan arah tertentu. Arah polarisasi gelombang ini dicirikan oleh arah vektor bidang medan listrik gelombang tersebut serta arah vektor bidang medan magnetnya. Polarisasi dapat terjadi karena absorpsi (penyerapan), pemantulan, hamburan, dan pembiasan ganda. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sebenarnya sering menjumpai gejala-gejala polarisasi. Seperti contohnya adalah warna biru langit akibat fenomena karena hamburan. Karena sebelum sampai di bumi, cahaya matahari telah mmelalui partikel-partikel udara di atmosfer sehingga mengalami hamburan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengangkat Polarisasi sebagai materi yang dibahas dalam makalah ini.

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut :2.1.1. Bagaimana pengertian polarisasi gelombang?2.1.2. Bagaimana jenis-jenis polarisasi gelombang?2.1.3. Bagaimana sumber-sumber polarisasi gelombang?2.1.4. Bagaimana penerapan polarisasi?

1.3 Tujuan MasalahBerdasarkan rumusan masalah diatas, maka adapun tujuan masalah makalah ini sebagai berikut:1.3.1 Untuk mengetahui pengertian polarisasi gelombang.1.3.2 Untuk mengetahui jenis-jenis polarisasi gelombang.1.3.3 Untuk mengetahui sumber-sumber polarisasi gelombang.1.3.4 Untuk mengetahui penerapan polarisasi.

1.4 Manfaat Penulisan1.4.1 Bagi PenulisAdapun manfaat yang didapat oleh penulis adalah penulis dapat lebih melatih kemampuan dalam pembuatan makalah serta penulis dapat menambah kemampuan dengan menganalisis rumusan masalah yang telah dirusmuskan dengan mengumpulkan bahan-bahan dari berbagai sumber.1.4.2 Bagi PembacaAdapun manfaat yang diperoleh oleh pembaca makalah ini adalah dapat menambah pengetahuan berkaitan dengan polarisasi gelombang.

BAB IIPEMBAHASAN2.1. Pengertian PolarisasiCahaya merupakan gelombang transversal, dimana medan E dan medan B saling tegak lurus.

B E k

Gambar 1. Hubungan E dan B dalam Gelombang ElektromagnetCahaya dapat mengalami peristiwa polarisasi. Polarisasi cahaya atau polarisasi optik adalah terserapnya sebagian arah getar cahaya. Polarisasi merupakan salah satu sifat cahaya, yakni jika cahaya itu bergerak berosilasi dengan arah tertentu. Suatu cahaya dikatakan terpolarisasi apabila cahaya itu bergerak merambat mengutamakan arah tertentu. Arah polarisasi pada bidang terpolarisasi gelombang elektromagnetik diambil sebagai arah vektor medan listrik.

Gambar 2. Bidang Osilasi Gelombang EM TerpolarisasiDalam pembahasan tentang persamaan gelombang elektromagnet sebelumnya diperoleh persamaan E = Eo ei(k.z - .t)dan B = Bo ei(k.z - .t)untuk kasus untuk medium yang tidak bersifat penghantar (non konduktif ) yaitu medium dielektrik = 0 dan dalam medium tidak ada muan dari luar, dengan kata lain bahwa medium tidak dimuati listrik dan persamaan E = Eo e-.z ei(.z - .t) dan B = e-.z ei(.z - .t + ) untuk untuk gelombang elektromagnet di udara atau di ruang hampa (n = 1) diperoleh hubungan E = cB. Dari pembahasan sebelumnya, amplitudo gelombang elektromagnet Eo dan Bo dianggap konstan, kedua medan ini berhubungan dalam bentuk persamaan Bo = (k/)x Eo dan kedua medan berada pada bidang yang tegak lurus dengan arah penjalaran gelombang, sedangkan sifat-sifat dari gelombang bergantung pada amplitudo dalam bidang yang dilaluinya.Karena vektor-vektor dari medan listrik dan medan magnet dari gelombang elektromagnet selalu tegak lurus dengan arah penjalaran gelombang, maka akan terdapat derajat kebebasan gerak dari vektor-vektor medan gelombang elektromagnet. Polarisasi dari gelombang elektromagnet merupakan manifestasi dari adanya derajat kebebasan gerak dari vektor-vektor medan gelombang elektromagnet. Dalam kasus lain, diasumsikan bahwa gelombang elektromagnet menjalar ke arah z positif, dengan demikian bidang tranversal dari gelombang adalah bidang xy. Pernyataan ini tidak mutlak menyatakan bahwa amplitudo gelombang dalam arah sumbu x dan y, amplitudo gelombang berada pada bidang xy. Karena Eo terletak pada bidang xy, maka medan listrik dapat diuraikan atas komponen x dan y yaitu;(1)karena Eox dan Eoy keduanya merupakan bilangan kompleks maka kedua besaran medan tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk:(2a) (2b)dengan demikian E yang dinyatakan oleh persamaan E = Eo e-.z ei(.z - .t) dapat dinyatakan menjadi:

(3)Untuk menyederhanakan persamaan tersebut, bisa diasumsikan bahwa k adalah riil, kemudian dengan mengambil bagian riil diperoleh komponen-komponen dari medan listrik dari gelombang elektromagnet adalah:)(4a))(4b)

EyExE1-E1Ex-E2E2ydengan demikian pernyataan dari medan listrik bergantung pada harga relatif amplitudo (E1,E2) dan fase (). Bila -E1 Ex E1 dan - E2 Ey E2 , maka menurut persamaan 4 kuat medan listrik E berada di dalam daerah batas maksimum seperti dilukiskan seperti Gambar 3. Dari gambar tersebut dilukiskan bahwa kuat medan listrik sebagai sebuah besaran fisis gelombang bukan merupakan besaran kompleks. Arah penjalaran gelombang adalah tegak lurus keluar bidang xy.

Gambar 3. Komponen Medan Listrik pada Bidang TransversalUntuk selang waktu tertentu sesuai persamaan (4), komponen-komponen vektor medan listrik akan berubah, dengan demikian E juga akan berubah sesuai dengan perubahan vektor komponennya. Lukisan vektor E akan membentuk suatu lintasan vektor di dalam bidang xy yang dibatasi oleh harga-harga E1 dan E2. Lintasan medan listrik tersebut dapat diperoleh dengan mengeleminasi (k.z - .t) dari persamaan (4).(5a)(5b)Selanjutnya dengan mengurangkan kedua persamaan di atas maka diproleh:(6a) (6b)dengan mengkwadratkan masing-masing dari persamaan (6a) dan (6b) dan menjumlahkannya, maka diperoleh:(7)persamaan (7) adalah merupakan persamaan umum dari sebuah ellip. Dengan demikian, maka medan listrik dikatakan dalam keadaan terpolarisasi secara ellip. Lintasan medan listrik dilukiskan seperti gambar 4.

ExE2Ey -E1E1xE y Gambar 4. Medan Listrik Terpolarisasi secara EllipWalaupun polarisasi di atas diturunkan untuk medan listrik, medan magnet juga akan mengalami polarisasi demikian. Medan magnet dari gelombang elektromagnet juga akan terpolarisasi secara ellip pada bidang xy karena medan magnet selalu tegak lurus medan listrik. Sehingga persamaan yang diturunkan untuk medan listrik juga berlaku untuk medan magnet.

Gambar 5. Proses Polarisasi dengan Menggunakan PolarisatorGambar 5 memperlihatkan cahaya yang tak terpolarisasi yang jatuh pada sebuah plat polarisator yang berfungsi untuk menghasilkan cahaya terpolarisasi dari cahaya yang tak terpolarisasi. Di dalam plat tersebut terdapat sebuah arah pemolarisasi karakteristik tertentu yang diperlihatkan oleh garis-garis sejajar. Plat tersebut hanya akan mentransmisikan komponen-komponen rentetan gelombang yang vektor-vektor listriknya bergetar sejajar kepada arah ini dan akan menyerap komponen-komponen rentetan gelombang yang vektor-vektor listriknya bergetar tegak lurus kepada arah ini. Cahaya yang keluar akan merupakan cahaya yang terpolarisasi bidang. Arah pemolarisasi ini dihasilkan selama proses pembuatan plat tersebut dengan menanamkan molekul-molekul berantai panjang tertentu di dalam sebuah plat plastik yang fleksibel dan kemudian merentangkan plat tersebut sehingga molekul-molekul tersebut dijajarkan sejajar satu sama lain.

EEyExEyx

Gambar 6. Sebuah Rentetan Gelombang E adalah Ekivalen dengan Dua Rentetan Gelombang Komponen Ey dan Ex (Riyanto, 2006)Di dalam gambar 6 plat pemolarisasi terletak di dalam bidang halaman gambar dan arah penjalaran adalah menuju ke dalam halaman gambar. Panah E memperlihatkan bidang getaran dari sebuah rentetan gelombang yang dipilih secara sebarang yang jatuh pada plat tersebut, dua komponen vektor, Ex (yang besarnya E Cos ) dan Ey (yang besarnya E Sin ) dapat menggantikan E yang satu sejajar kepada arah pemolarisasi dan yang satu lagi tegak lurus kepada arah pemolarisasi.

Gambar 7. Cahaya yang tak Terpolarisasi tidak Ditransmisikan oleh Plat-Plat Pemolarisasi yang BersilanganSebuah plat pemolarisasi kedua (Analisator yang berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya terpolarisasi) ditempatkan seperti pada gambar 7. Jika plat kedua dirotasikan terhadap arah penjalaran, maka ada dua kedudukan, yang terpisah sebesar 1800, dimana intensitas cahaya yang ditransmisikan hampir sama dengan nol. Kedudukan-kedudukan inilah yang merupakan kedudukan dimana arah pemolarisasi dari plat I dan II adalah tegak lurus satu sama lain.Jika amplitudo dari gelombang terpolarisasi bidang yang jatuh pada plat II adalah Em, maka amplitudo cahaya yang keluar adalah Em Cos , di mana adalah sudut di antara arah-arah pemolarisasi dari plat I dan II. Dengan mengingat kembali bahwa intensitas cahaya sebanding dengan kuadrat dari amplitudo, maka dapat dilihat bahwa intensitas yang ditransmisikan I berubah dengan menurut persamaan:(8)Dimana Im adalah nilai maksimum dari intensitas yang ditransmisikan. Nilai maksimum tersebut terjadi bila arah-arah pemolarisasi dari plat I dan II adalah sejajar yakni bila = 0 atau 1800. 2.2. Jenis-Jenis Polarisasi

Harga dari sumbu utama ellip dan arah orientasinya terhadap sumbu-sumbu ellip bergantung pada amplitudo E1 dan E2 dan fase relatif dari kedua komponen. Karena persamaan (7) hanya bergantung pada nilai absolut dari beda fase maka dengan meninjau amplitudo dan beda fase persamaan (7) tersebut dapat ditentukan beberapa bentuk dari kasus polarisasi.1. Kasus =0Berdasarkan kasus ini persamaan 7 akan menjadi sebagai berikut.

.(9)yang menyatakan sebuah persamaan garis lurus yang terletak sepanjang diagonal bidang batas xy, seperti gambar berikut.y y

x x (a) (b)Gambar 8. Lintasan vektor medan listrik dari gelombang terolarisasia. Beda fase sama dengan nolb. Beda fase sama dengan 2. Kasus = Untuk kasus polarisasi dengan beda fase = , maka persamaan 7 akan menjadi:

(10)yaitu sebuah lintasan berupa garis lurus. Dalam kasus ini sama seperti pada kasus pertama, gelombang elektromagnet dikatakan terpolarisasi linier, tetapi antara Ex dengan Ey selalu memiliki tanda yang berlawanan. Lintasan vektor medan E ditunjukkan seperti gambar 8b.3. Kasus = Untuk kasus polarisasi dengan = , maka persamaan 7 akan menjadi:

(11)yang menyatakan sebuah persamaan ellip dengan sumbu mayor dan sumbu minor dilukiskan seperti gambar 9. y x

Gambar 9. Polarisasi ellip dengan beda fase= Pada peristiwa polarisasi ellip seperti di atas bisa muncul kasus khusus yaitu pada mana E1 = E2 = E0, maka persamaan (11) di atas akan menjadi sebuah persamaan lingkaran dengan jari-jari lintasan E0.

(12)dan polarisasi yang terjadi disebut polarisasi melingkar. Dalam keadaan demikian vektor medan listrik dari gelombang elektromagnet membentuk sebuah lintasan melingkar.

Dari uraian di atas tampaknya bahwa bentuk dari ellip tidak bergantung pada tanda dari beda fase , akan tetapi arah lintasan dari ellip yang terjadi bergantung pada tanda dari beda fase tersebut.

2.3. Sumber-Sumber PolarisasiSebagai akhir dari pembahasan tentang polarisasi, akan dibahas beberapa peristiwa optik yang merupakan sumber-sumber yang menghasilkan polarisasi, seperti yang telah dikenalkan pada Fisika dasar. Metode yang digunakan untuk menhasilkan polarisasi pada umumnya menghasilkan polarisasi linier. Peristiwa optik yang yang menghasilkan polarisasi diantaranya; pancaran gas laser, efek Zeeman, radiasi synchrotron, peristiwa refleksi dan transmisi, hamburan, dichroisme dan pembiasan ganda.Gas laser memancarkan cahaya monokromatik yang sangat tajam, karena sudut datang memenuhi syarat sebagai sudut Brewster maka memungkinkan terjadi polarisasi. Sumber polarisasi yang lain dapat terjadi bila spektrum garis yang sangat tajam diletakkan dalam medan magnet maka terjadi pecahan garis yang dikenal dengan efek Zeeman, masing-masing komponen garis spektrum tersebut akan terpolarisasi linier atau melingkar. Disamping itu ada sumber polarisasi yang bisa dihasilkan dari radiasi synchrotron, yaitu elektron dengan kecepatan tinggi masuk ke dalam medan magnet, mengakibatkan terbentuk lintasan melingkar. Percepatan yang dialami elektrom menghasilkan pancaran cahaya menyinggung lintasan elektron. Radiasi pancaran cahaya ini merupakan cahaya terpolarisasi .Polarisasi oleh peristiwa refleksi dan transmisi, cahaya yang dipantulkan oleh permukaaan halus akan menjadi terpolarisasi sebagian jika sudut datang tidak nol. Peristiwa ini umumnya sangat kuat terjadi pada sebuah permukaan batas dielektrik bila sudut datang sama atau mendekatai yang namanya sudut Brewster, yang telah dibahas pada topik pemantulan dan pembiasan di Fisika Dasar.Gambar 12 menunjukkan peristiwa polarisasi oleh pemantulan dan transmisi cahaya pada bidang batas y. Bila sinar pantul dan sinar transmisi membentuk sudut 90o adalah tidak mungkin cahaya terrefleksi jika medan listriknya terletak pada bidang datang (polarisasi ),akan tetapi cahaya ini akan ditransmisikan. Cahaya dengan medan listrik berosilasi tegak lurus pada bidang datang (polarisasi ) dapat dipantulkan. Dengan demikian sudut Brewster dapat ditentukan sebagai berikut;

(16)

Gambar 12. Polarisasi oleh refleksi dan transmisiDari hukum Snell diperoleh

(17)

karena dan maka dari persamaan (16) dan (17) diperoleh;

(18)

dengan disebut sudut Brewster. Jika cahaya datang tidak terpolarisasi, maka pada sudut Brewster cahaya pantul akan mengalami polarisasi , sedangakan cahaya transmisi hanya sebagaian kecil saja mengalami poalrisasi , sebagian besar mengalami polarisasi . Polarisasi oleh hamburan, hamburan cahaya dapat terjadi bila pada suatu ruang terjadi distribusi partikel-partikel pusat pengahmabur yang tidak teratur. Sebagai contoh; partikel-partikel debu dalam udara, yang ukurannya jauh lebih kecil dari panjang gelombang cahaya, partikel dalam suspensi kolloid, atau partikel-parikel molekul gas dalam udara. Mekanisme dasar terjadinya polarisasi cahaya darai cahaya datang tak terpolarisasi oleh partikel-partikel penghambur adalah sama dengan yang telah dijelaskan pada polarisasi oleh pemantulan dan transmisi cahaya.

Gambar 13. Peristiwa polarisasi cahaya oleh hamburan partikelGambar 13 menunjukkan bahwa cahaya yang terhambur 90o terhadap arah datang akan mengalami polarisasi linier dengan medan listrik dalam arah tegak lurus terhadap bidang hamburan, yaitu bidang yang dibentuk oleh arah cahaya datang dengan arah cahaya terhambur. Perisitiwa hamburan ini terjadi pada atmosfere bumi. Warna biri dari langit disebabkan oleh terjadinya hamburan panjang gelombang pendek dari cahaya biru yang jauh lebih besar dari hamburan cahaya warna merah. Cahaya biru dari langit adalah cahaya yang terpolarisasi sebagaian dengan vektor medan listrik berosilasi arah sudut kanan bidang yang mengandung cahaya datang dan cahaya terhambur. Pada sudut pandang 90o seperti gambar 13 tampak polarisasi yang lengkap.2.4. Penerapan Polarisasi LCD (Liquid Crystal Displays)Liquid crystal dapat diterjemahkan sebagai kristal cair. Nama ini digunakan karena zat padat dan cair merupakan dua sifat benda yang berbeda. Molekul-molekul zat padat tersebar secara teratur dan posisinya tetap, sedangkan molekul-molekul zat cair letak atau posisinya tidak teratur sehingga dapat bergerak bebas ke segala arah. Fase kristal cair ini berada lebih dekat dengan fase cair karena dengan sedikit penambahan temperatur (pemanasan) fasenya langsung berubah menjadi cair. Sifat ini menunjukkan sensitivitas yang tinggi terhadap temperature. Jadi, kristal cair sangat sensitif terhadap perubahan suhu. Sifat inilah yang menjadi dasar pemanfaatan teknologi kristal cair. Selain temperatur, kristal cair juga sangat sensitive terhadap arus listrik (beda potensial). Prinsip semacam inilah yang digunakan dalam teknologi LCD. Ini sebabnya layar laptop terkadang terlihat berbeda di musim dingin atau saat digunakan di cuaca sangat panas.

Gambar 14. Perbedaan karakteristik molekulJenis kristal cair yang digunakan dalam pengembangan teknologi LCD adalah tipe nematic (molekul-molekulnya mempunyai pola tertentu dengan arah tertentu). Tipe yang paling sederhana adalah Twisted Nematic (TN) yang memiliki struktur molekul terpilih secara alamiah sebesar 90o. Struktur TN ini dapat dilepas pilinannya (untwist) dengan menggunakan arus listrik.

Gambar 15. Fase nematic Gambar 16. Ilustrasi Twisted Nematic (TN)

Gambar 17 menunjukkan kristal cair TN (D) yang diletakkan di antara dua electrode (C dan E) dan masih dibungkus lagi dengan dua panel gelas (B dan F) yang sisi luarnya diberi lapisan tipis polarizing film. Lapisan A merupakan film yang dapat memantulkan cahaya yang berhasil menembus lapisan-lapisan pembungkus LCD. Electrode C dan E dihubungkan dengan tegangan sebagai sumber arus. Panel B memiliki polarisasi yang berbeda 90o dengan panel F.Konsep dasar bagaimana LCD bekerja adalah fisika gelombang dan optik terutama tentang cahaya sebagai gelombang elektromagnetik, cahaya berhubungan dengan warna dan pengelihatan, dan polarisasi cahaya sebagai gelombang. LCD bekerja dengan menggunakan Liquid Crystal yang telah dijelaskan di awal. LCD tidak menghasilkan cahaya, akan tetapi hanya memodifikasi cahaya dari suatu sumber. Hal inilah yang menjadikan LCD hemat energi. Modifikasi cahaya yang dilakukan LCD adalah proses polarisasi cahaya sebagai gelombang elektromagnetik (Murnidian,2008).

Gambar 17. Diagram susunan layar LCD (Ruwanto, 2005)

L C D bisa dilihat pada peralatan yang kita gunakan sehari-hari seperti di Layar computer (layar datar), Kalkulator, Jam tangan digital.

Layar computerkalkulator arloji digitalGambar 18. Beberapa peralatan yang memanfaatkan LCD (Ruwanto, 2005)

L E DLED atau singkatan dari Light Emitting Diode adalah salah satu komponen elektronika yang terbuat dari bahan semi konduktor jenis dioda yang mempu mengeluarkan cahaya. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi pada LED electron menerjang sambungan P-N (Positif-Negatif). Untuk mendapatkan emisi cahaya pada semi konduktor, doping yang pakai adalah galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna cahaya yang berbeda pula.LED memiliki dua kaki yang terbuat dari sejenis kawat. Kawat yang panjang adalah anoda, sedangkan kawat yang pendek adalah katoda.Anoda adalah elektroda, bisa berupa logam maupun penghantar listrik lainnya pada selelektrokimia yang terpolarisasi jika arus mengalir kedalamnya. Arus listrik mengalir berlawanan dengan arah pergerakan electron. .Katoda adalah elektroda dalam selelektrokimia yang terpolarisasi jikaarus listrik mengalir keluar darinya.LED akan menyala bila ada arus listrik mengalir dari anoda ke katoda. Pemasangan kutub LED tidak boleh terebalik karena apabila terbalik kutubnya maka LED tersebut tidak akan menyala. Contoh penggunaan LED bisa dilihat pada lampu belajar.

Kacamata PolarisasiKetika kacamata digunakan, bayangan merah terlihat oleh lensa biru dan bayangan biru terlihat oleh lensa merah. Jadi, masing-masing mata melihat dengan cara yang berbeda. Kedua warna ini yaitu merah dan biru dipilih karena berhubungan dengan panjang gelombang cahaya. Dalam tayangan 3D, warna merah akan membuat benda kelihatan ada di belakang. Dimensi kedalaman diperoleh dengan memainkan kedua warna ini pada proses pembuatan film (Ruwanto, 2005). Gambar 19. (a) Kacamata lensa merah dan biru (b) Kacamata polarisasiMelihat tayangan 3D dengan kacamata dua warna ternyata warna gambarnya menjadi kurang menarik. Hal ini dikarenakan cahaya bergetar ke segala arah. Polarisasi akan menyebabkan cahaya hanya bergetar ke salah satu arah saja. Agar terpolarisasi, cahaya itu dilewatkan melalui polarisator cahaya. Polarisator/filter ini dipasang pada lensa kacamata. Supaya mata kiri dan mata kanan melihat benda yang agak berbeda, lensa mata kanan dipasang filter yang akan menyerap (menahan) gelombang cahaya vertical, sedangkan lensa mata kiri dipasangi filter yang akan menahan gelombang cahaya horizontal. Dengan menggunakan kacamata ini, warna gambar tayangan 3D menjadi indah.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanDengan paparan di atas, adapun kesimpulan yang dapat penulis simpulkan adalah sebagai berikut :3.1.1. Polarisasi cahaya atau polarisasi optik adalah terserapnya sebagian arah getar cahaya. Polarisasi merupakan salah satu sifat cahaya, yakni jika cahaya itu bergerak berosilasi dengan arah tertentu.3.1.2. Harga dari sumbu utama ellip dan arah orientasinya terhadap sumbu-sumbu ellip bergantung pada amplitudo E1 dan E2 dan fase relatif dari kedua komponen.3.1.3. Sumber polarisasi yang bisa dihasilkan dari radiasi synchrotron, yaitu elektron dengan kecepatan tinggi masuk ke dalam medan magnet, mengakibatkan terbentuk lintasan melingkar.3.1.4. Penerapan polarisasi dapat dilihat pada LCD atau kacamata polarisasi.

~ 11 ~