Upload
alfin-remon
View
1.606
Download
47
Embed Size (px)
DESCRIPTION
buku
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan suatu pondasi sangat besar fungsinya pada suatu konstruksi.
Secara umum pondasi didefinisikan sebagai bangunan bawah tanah yang meneruskan
beban yang berasal dari berat bangunan itu sendiri dan beban luar yang bekerja pada
bangunan ke tanah.
Pondasi adalah konstruksi atau struktur terkhir yang memikul seluruh beban
dari bangunan untuk diteruskan ke tanah, cara penerusan beban oleh pondasi ke tanah
ada yang berdasr daya dukung tanah, berdasarkan friction ( lekatan ) ada juga yang
berdasarkan Point Bearing.
Sebuah bangunan tidak dapat begitu saja didirikan langsung diatas tanah,
untuk itu diperlukan adanya struktur bangunan bawah yang disebut PONDASI, jadi
pondasi adalah bangunan sub struktur dibawah tanah yang berfungsi sebagai:
1. mendukung seluruh berat dari bangunan .
2. meneruskan beban yang didukung ke tanah dibawahnya.
3. menstabilkan beban.
Kegagalan di pekerjaan pondasi akan menyebabkan kegagalan diseluruh
konstruksi bangunan. Untuk itu diperlukan pemahaman gambar dan spesifikasi
dengan baik.
Dalam hal ini kita akan bahas tentang pondasi dalam khususnya pondasi tiang
pancang baja. Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur
yang digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur
atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu.. Pondasi tiang
pancang baja merupakan pondasi yang berupa baja profil (profil O/ pipa yang biasa
dipakai) yang nantinya akan diisikan tulangan kedalam tiang pancang tersebut dan
dicor guna dijadikan pondasi. Struktur yang menggunakan pondasi tiang pancang
apabila tanah dasar tidak mempunyai kapasitas daya pikul yang memadai. Kalau hasil
pemeriksaan tanah menunjukkan bahwa tanah dangkal tidak stabil & kurang keras
atau apabila besarnya hasil estimasi penurunan tidak dapat diterima pondasi tiang
pancang dapat menjadi bahan pertimbangan. Lebih jauh lagi, estimasi biaya dapat
menjadi indikator bahwa pondasi tiang pancang biayanya lebih murah daripada jenis
pondasi yang lain dibandingkan dengan biaya perbaikan tanah.
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam pembahasan ini masalah yang akan dibahas adalah :
1. Definisi dan pengenalan dari pondasi tiang pancang baja
2. Kelebihan dan kekurangan dari tiang pancang baja
3. Metode pelaksanaan tiang pancang baja
BAB II
PEMBAHASAN
I.I Definisi dan pengenalan dari pondasi tiang pancang baja
A. UMUM
Adapun beberapa pengertian pondasi dalam kontruksi, antara lain :
1. Suatu badian konstruksi bangunan yang memiliki fungsi untuk memindahkan
beban/bobot/gaya yang ditimbulkan oleh banguna yang ada diatasnya kedalam tanah.
2. Bagian bangunan yang menghubungkan bangunan tersebut dengan tanah, dimana
tanah harus menerima beban dari bangunan tersebut (beban mati dan beban hidup)
dan tugas pondasi untuk membagi beban itu sehingga tekanan tanah yang diizinkan
(daya dukung) tidak terlewati.
3. Konstruksi yang diperhitungkan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin
kestabilan bangunan terhadap berat sendiri dan menghindari penurunan bangunan
yang tidak merata.
Pondasi merupakan bagian dari struktur yang berfungsi meneruskan beban
menuju lapisan tanah pendukung dibawahnya. Dalam struktur apapun, beban yang
terjadi baik yang disebabkan oleh berat sendiri ataupun akibat beban rencana harus
disalurkan ke dalam suatu lapisan pendukung dalam hal ini adalah tanah yang ada di
bawah struktur tersebut. Banyak faktor dalam pemilihan jenis pondasi, faktor tersebut
antara lain beban yang direncanakan bekerja, jenis lapisan tanah dan faktor non teknis
seperti biaya konstruksi, waktu konstruksi.
Pemilihan jenis pondasi yang digunakan sangat berpengaruh kepada keamanan
struktur yang berada diatas pondasi tersebut. Jenis pondasi yang dipilih harus mampu
menjamin kedudukan struktur terhadap semua gaya yang bekerja. Selain itu, tanah
pendukungnya harus mempunyai kapasitas daya dukung yang cukup untuk memikul
beban yang bekerja sehingga tidak terjadi keruntuhan. Dalam kasus tertentu, apabila
sudah tidak memungkinkan untuk menggunakan pondasi dangkal, maka digunakan
pondasi dalam. Pondasi dalam yang juga sering dipakai adalah pondasi tiang pancang
Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang
digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke
tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu.
Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke
tanah yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton.
Tiang pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, di bor atau di dongkrak ke
dalam tanah dan dihubungkan dengan Pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe
tanah, material dan karakteistik penyebaran beban tiang pancang di klasifikasikan
berbeda-beda.
Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem transfer
beban bertahun-tahun. Pada awal peradaban, dari komunikasi, pertahananan, dan hal-
hal yang strategik dari desa dan kota yang terletak dekat sungai dan danau. Oleh
sebab itu perlu memperkuat tanah penunjang dengan beberapa tiang.
Tiang yang terbuat dari baja dipasang dengan dipukul ke dalam tanah dengan
bantuan hammer diesel, kemudian pemberian pasir isian yang dimasukkan kedalam
tiang pancang dan dilajutkan dengan pemasangan tulangan isian pada tiang pancang
baja tersebut. Dan akhirnya tiang pancang bisa dicor dan dilanjutkan pemberian
struktur diatas tiang pancang tersebut.
Pada tahun 1740, Christoffoer Polhem menemukan peralatan pile driving yang
mana menyerupai mekanisme Pile driving saat ini. Tiang baja (Steel pile) sudah
digunakan selama 1800 dan Tiang beton (concrete pile) sejak 1900. Revolusi industri
membawa perubahan yang penting pada sistem pile driving melalui penemuan mesin
uap dan mesin diesel.
Lebih lagi baru-baru ini, meningkatnya permintaan akan rumah dan konstruksi
memaksa para pengembang memanfaatkan tanah-tanah yang mempunyai karakteristik
yang kurang bagus. Hal ini membuat pengembangan dan peningkatan sistem Pile
driving. Saat ini banyak teknik-teknik instalasi tiang pancang bermunculan. Seperti
tipe pondasi yang lainnya, tujuan dari pondasi tiang adalah :
- untuk menyalurkan beban pondasi ke tanah keras
- untuk menahan beban vertical, lateral, dan beban uplift
Struktur yang menggunakan pondasi tiang pancang apabila tanah dasar tidak
mempunyai kapasitas daya pikul yang memadai. Kalau hasil pemeriksaan tanah
menunjukkan bahwa tanah dangkal tidak stabil & kurang keras atau apabila besarnya
hasil estimasi penurunan tidak dapat diterima pondasi tiang pancang dapat menjadi
bahan pertimbangan. Lebih jauh lagi, estimasi biaya dapat menjadi indikator bahwa
pondasi tiang pancang biayanya lebih murah daripada jenis pondasi yang lain
dibandingkan dengan biaya perbaikan tanah.
Dalam kasus konstruksi berat, sepertinya bahwa kapasitas daya pikul dari
tanah dangkal tidak akan memuaskan,dan konstruski seharusnya di bangun diatas
pondasi tiang. Tiang pancang juga digunakan untuk kondisi tanah yang normal untuk
menahan beban horizontal. Tiang pancang merupakan metode yang tepat untuk
pekerjaan diatas air, seperti jetty atau dermaga. (Willy).
Pondasi tiang pancang dipergunakan pada tanah-tanah lembek, tanah berawa,
dengan kondisi daya dukung tanah (sigma tanah) kecil, kondisi air tanah tinggi dan
tanah keras pada posisi sangat dalam. Bahan untuk pondasi tiang pancang adalah :
bamboo, kayu besi/kayu ulin, baja, dan beton bertulang.
Kebanyakan tiang pancang baja yang digunakan adalah tiang pancang pipa.
Karena terbuat dari baja maka kekuatan dari tiang ini sendiri sangat besar sehingga
dalam pengangkutan dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah seperti
halnya pada tiang beton precast. Jadi pemakaian tiang pancang baja ini akan sangat
bermanfaat apabila kita memerlukan tiang pancang yang panjang dengan tahanan
ujung yang besar.
B. PENYAMBUNGAN TIANG
Penyambungan antara potongan tiang baja memerlukan pengelasan standar
tinggi dan harus dilakukan oleh tukang las yang bersertifikat. Pengelasan harus
dikerjakan sedemikian rupa hingga kekuatan penampang baja semula dapat
ditingkatkan. Sambungan harus dirancang dan dilaksanakan dengan cara sedemikian
hingga dapat menjaga alinyemen dan posisi yang benar pada ruas-ruas tiang pancang.
Pengelasan harus diuji secara visual dan dengan cara non destructive.
Biasanya perlu memotong 300 mm hingga 500 mm dari puncak bagian tiang
dipancang untuk meratakan ujungnya dan untuk membuang bagian baja keras yang
sukar dilas.Sambungan yang dilas harus mampu meneruskan momen penuh dalam
tiang (dan untuk pipa baja) biasanya merupakan las ujung penetrasi penuh di
sekeliling permukaan pipa.
C. PERLINDUNGAN TERHADAP KOROSI
Bilamana korosi pada tiang pancang baja mungkin dapat terjadi, maka panjang
atau ruas-ruasnya yang mungkin terkena korosi harus dilindungi dengan pengecatan
menggunakan lapisan pelindung yang telah disetujui dan/atau digunakan logam yang
lebih tebal bilamana daya korosi dapat diperkirakan dengan akurat dan beralasan.
Umumnya seluruh panjang tiang baja yang terekspos, dan setiap panjang yang terpasang
dalam tanah yang terganggu di atas muka air terendah, harus dilindungi dari korosi.
D. KEPALA TIANG PANCANG
Sebelum pemancangan, kepala tiang pancang harus dipotong tegak lurus terhadap
panjangnya dan topi pemancang (driving cap) harus dipasang untuk mempertahankan
sumbu tiang pancang segaris dengan sumbu palu. Setelah pemancangan, pelat topi,
batang baja atau pantek harus ditambatkan pada pur, atau tiang pancang dengan panjang
yang cukup harus ditanamkan ke dalam pur (pile cap).
E. SEPATU TIANG PANCANG
Pada umumnya sepatu tiang pancang tidak diperlukan pada profil H atau profil
baja gilas lainnya. Namun bilamana tiang pancang akan dipancang di tanah keras, maka
ujungnya dapat diperkuat dengan menggunakan pelat baja tuang atau dengan
mengelaskan pelat atau siku baja untuk menambah ketebalan baja. Tiang pancang pipa
atau kotak dapat juga dipancang tanpa sepatu, tetapi bilamana ujung dasar tertutup
diperlukan, maka penutup ini dapat dikerjakan dengan cara mengelaskan pelat datar, atau
sepatu yang telah dibentuk dari besi tuang, baja tuang atau baja fabrikasi.
F. PENGECORAN DALAM TIANG
Sebagian besar pekerjaan tiang pancang pada proyek jembatan adalah pipa baja
yang dipancang didalam tanah dan kemudian diisi dengan beton. Suatu jalinan
penulangan (reinforcing cage) ditempatkan di dalam pipa sebelum pengecoran. Batang-
batang penulangan akan keluar di atas permukaan pemotongan tiang dan berfungsi untuk
mengikat tiang pada kepala jembatan atau cap pilar.
Seringkali tidak praktis memadatkan beton dengan getaran pada bagian bawah
tiang yang dicor di tempat. Beton pada bagian atas setinggi 2 atau 3 meter dari puncak
harus dipadatkan dengan menggunakan cara penggetaran yang biasa
dilakukan.Penulangan harus diletakan di tengah pipa dengan selimut yang disyaratkan.
Hal ini dapat dicapai dengan menempatkan pengatur jarak (spacer) yang sesuai pada
bagian luar jalinan penulangan. Perhatikan bahwa pengatur jarak tersebut mungkin akan
berputar pada waktu jalinan diturunkan kedalam tiang. Pengatur jarak harus dipasang
setiap 90º di sekeliling jalinan penulangan, dan harus diberi jarak antara setiap 2 atau 2,5
meter menurut arah memanjang tiang.
I.II Kelebihan dan kekurangan dari tiang pancang baja
Keuntungan pemakaian Tiang Pancang Baja.
Tiang pancang ini mudah dalam hal penyambungannya.
Tiang pancang ini memiliki kapasitas daya dukung yang tinggi.
Dalam hal pengangkatan dan pemancangan tidak menimbulkan bahaya patah.
Kuat ringan untuk ditangani
mempunyai kemampuan daya dukung tekan (kompresif) yang tinggi bila dipancang
pada lapisan tanah keras
Mampu dipancang dengan keras untuk penetrasi yang dalam hingga mencapai
lapisan dukung, atau untuk mendapatkan daya dukung tahanan geser yang tinggi.
Mudah dipotong atau diperpanjang untuk menyesuaikan dengan variasi ke dalaman
lapisan dukung (bearing stratum)
Kerugian pemakaian Tiang Pancang Baja.
Tiang pancang ini mudah mengalami korosi.
Bagian H pile dapat rusak atau di bengkokan oleh rintangan besar.
I.III Metode pelaksanaan tiang pancang baja
A. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN
Hal pertama yang harus dipersiapkan ketika melakukan pemancangan adalah sebagai
berikut :
1. Pile ( tiang pancang )
Tiang pancang bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah
yang lebih dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang
pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, di bor atau di dongkrak ke dalam
tanah dan dihubungkan dengan Pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe tanah,
material dan karakteistik penyebaran beban tiang pancang di klasifikasikan berbeda-
beda.
Gambar : Tiang pancang Baja
2. Diesel Hummer
Pemancangan pondasi dengan diesel hammer adalah pemancangan dengan Ram yang
bergerak sendiri oleh mesin diesel tanpa memerlukan sumber daya dari luar, seperti
boiler atau kompresor udara. Hammer ini sederhana dan mudah bergerak dari satu
lokasi ke lokasi yang lain. Sebuah Diesel Hammer unit leng-kap terdiri atas : vertical
silinder, sebuah piston atau ram, sebuah anvil, tangki minyak dan pelumas, pompa
solar, injector dan pelumas mekanik
Gambar : Diesel Hammer
3. Service Crane
Bagian atas crawler crane ini dapat berputar 360º dan bergerak di dalamlokasi proyek
saat melakukan pekerjaannya. Bila akan dugunakan diproyek lainmaka crane diangkut
dengan menggunakan lowbed trailer.
Pengangkutan ini dilakukan dengan membongkar boom menjadi beberapa bagian
untuk mempermudah pelaksaan pengangkutan.Pengaruh permukaan tanah terhadap
alat tidak akan menjadi masalah karena lebar kontak antara permukaan dengan roda
cukup besar, kecuali jika permukaannya tanah yang jelek. Pada saat pengangkatan
material, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah posisi alat waktu operasi yang harus
benar-benar water level,keseimbangan alat dan penurunan permukaan tanah akibat
beban dari alat tersebut.
Gambar : Service Crane
B. HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SEBELUM PEMANCANGAN
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan sebelum dilakukannya pemancangan.
Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut diharapkan nantinya bisa melakukan pekerjaan
secara optimal dan menghemat biaya serta waktu yang digunakan. Beberapa hal yang
harus diperhatikan adalah :
1. Karakteristik tanah
apabila didapatkan jenis tanah yang akan dibangun konstruksi diatasnya (jalan,
jembatan, atau gedung) merupakan jenis tanah berpasir dan berlanau. Dimana seperti
yang diketahui bahwa tanah berpasir dan berlanau tersebut memiliki penurunan yang
beragam serta adanya faktor penurunan yang besar. Sehingga diperlukan untuk
memasang pondasi pada tanah yang keras. Dan tanah keras berada sangat dalam pada
kondisi tanah seperti ini. Maka oleh karena itu diperlukanlah pembuatan pondasi yang
bisa mencapai titik lokasi dimana tanah keras berada. Maka pondasi tiang pancanglah
yang dirasa bisa dipakai pada kondisi tanah seperti ini.
Gambar : Tanah berpasir
2. Jenis tiang pancang
Letak tanah keras yang dalam serta diperlukannya kemudahan dalam pembuatan
pondasi menjadi salah satu faktor dipilihnya jenis pondasi tiang pancang. Dan tiang
pancang yang digunakan adalah tiang pancang baja (profil O/ Pipa baja). Dengan
menggunakan tiang pancang baja, maka pemasangan pondasi bisa mencapai tanah
keras sekalipun, dan tiang pancang baja ini bisa memberikan daya dukung yang
sangat kuat terhadap struktur diatasnya nanti. Penyambungan antar tiang pancang juga
cukup mudah. Penyambungan dengan cara me-las tiang pancang yang satu dengan
yang lainnya.
Gambar : Tiang Pancang Baja
3. Cara/jenis pembebanan
Salah satu jenis pembebanan yang dilakukan pada pondasi tiaang pancang ini adalah
dengan menggunakan hammer. Standar hammer yang digunakan adalah dengan berat
hammer harus lebih berat dari tiang pancang itu sendiri. Biasanya penggunaan
hammer dengan berat dua kali lebih berat dari tiang pancang yang akan
dipancangkan. Serta jarak jatuh hammer harus kecil dari 2,5 m (≤ 2,5 m)
Gambar : Hammer Pemancang
4. Metode pukulan
Penggunaan pemukul yang biasanya digunakan pada saat ini adalah dengan
menggunakan hammer diesel. Beberapa hal yang dipertimbangkan dengan
menggunakan hammer diesel ini adalah Tidak memerlukan tenaga luar seperti steam
boiler atau air compressor, lebih sederhana dan mudah dipindah dibanding steam
hammer, unit sudah komplit terdiri atas silinder vertikal, piston atau ram, landasan,
tanki bahan bakar dan pelumas, pompa bahan bakar, injektor dan mesin pelumasan,
diesel hammer dengan ujung terbuka dapat memukul sekitar 40-55 pukulan per menit,
pada jenis tertutup sekitar 75-85 pukulan per menit.
Berikut adalah keuntungan menggunakan hammer diesel :
1. Tidak memerlukan enersi luar sebagai sumber. Jadi lebih mobile dan memerlukan
waktu yang singkat untuk men set up dan start operasi
2. Ekonomis dalam pengoperasiannya
3. Dapat dioperasikan pada daerah yang remote, jauh
4. Alat lebih ringan dibanding steam hammer
5. Pemeliharaan lebih sederhana dengan tingkat pelayanan yang cepat
6. Enersi per pukulan dapat ditingkatkan
7. Kecepatan rendah sehingga mudah pemancangan
Sementara itu kerugian dari penggunaan hammer diesel adalah :
1. Sulit dalam menentukan enersi per pukulan karena tinggi piston ram akan naik
sejalan dengan ledakan bahan bakar
2. Kurang akurat dalam penggunaan rumus dinamis tiang pancang
3. Hammer tidak dapat dioperasikan pada kondisi tanah lunak
4. Jumlah pukulan per menit lebih kecil dibanding steam hammer terutama pada
diesel hammer yang terbuka ujung bawah atau atasnya
5. Panjang disel hammer agak lebih panjang dibanding steam hammer
Gambar : Hammer Diesel
C. LANGKAH KERJA
setelah semua hal pada point diatas telah dipersiapkan, maka pekerjaan pemancangan
bisa dilakukan. Adapun langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut :
1. Penentuan titik-titik dimana tiang pancang akan diletakkan
penentuan ini harus sesuai dengan gambar konstruksi yang telah ditentukan
oleh perencana. Jika sudah fix titik mana yang akan dipancang, nah sampai saat itu,
pekerjaan tiang pancang sudah bisa dilakukan.
Penetuan titik dilakukan oleh surveyor dengan menggunakan Waterpass dan
Theodolite.
Gambar : Penentuan Titik Pemancangan Oleh Surveyor
2. Mendirikan alat pemancang
Alat pemancang tiang didirikan didaerah titik letak pemancangan pondasi
yang akan di pancang, dimana alat pemancang ini harus berdiri tegak terhadap muka
tanah.
Bagian-bagian alat pemancang
Lead
Rangka baja dengan dua bagian paralel sebagai pengatur tiang agar pada saat tiang
dipancang arahnya benar. Jadi leader berfungsi agar jatuhnya pemukul tetap
terpusat pada sistem tiang.
Blok Anvil
Bagian yang terletak pada dasar pemukul yang menerima benturan dari ram dan
mentranfernya ke kepala tiang
Topi Helment atau “drive cap”
Bahan yang dibuat dari baja coar yang diletakkan diatas tiang untuk mencegah
tiang dari kerusakan saat pemancangan dan untuk menjaga agar as tiang sama
dengan as pemukul.
Bantalan ( cushion )
Dibuat dari kayu keras atau bahan lain yang ditempatkan diantara penutup tiang
( pile cap )dan puncak tiang untuk melindungi kepala tiang dari kerusakan.
Ram
Bagian pemukul yang bergerak ke atas dan ke bawah yang terdiri dari piston dan
kepala penggerak.
Gambar : Pendirian Alat Pemancang
3. Proses pengangkutan tiang pancang
Sebelum melakukan pengangkutan menuju alat pemancang, terlebih dahulu
menentukan titik-titik letak pengikatan tiang.titik-titik ini di dasarkan pada momen-
momen lentur khusus yang dikembangkan selama waktu pengambilan tiang pancang.
Beberapa letak titik pengikatan adalah sebagai berikut
Setelah meakukan penenuan titik, lalu dilakukan pengangkatan dilakukan dengan
menggunakan Service Crane. Dengan Service crane ,tiang dipasangkan ke alat
pemancang dimana biasa alat pemancang sudah berada tepat diarea titik pancang.
Gambar : Pengangkutan Tiang Pancang
4. Penyambungan tiang pancang dengan jenis pemukul tiang
Setelah tiang pancang berdiri, lalu diantara kepala penumbuk dan tiang
pancang diberi suatu bantalan dengan tujuan melindungi ujung tiang dari tegangan
lokal yang berlebihan, dan mempunyai pengaruh khusus pada gelombang tegangan
yang timbul pada tiang selama pemancangan. Pemilihan bantalan didasarkan pada
karakteristik pemancangan tiang, seberapa dalam tiang dapat dipancang, daya dukung
tiang dll
Gambar : Penyambungan Tiang ke Hammer
5. Pemancangan Tiang
Pemancangan tiang siap dilakukan setelah Pile terpasang dan posisi alat sudah
berada pada titik pemancangan. Berat penumbuk, tinggi jatuh, dll diperlihatkan pada
tabel dibawah ini :
Pemancangan dihentikan jika telah mencapai tanah keras, indikasi jika pemancangan
sudah mencapai tanah keras adalah palu dari hammer sudah mental tinggi, biasanya
dalam tiap alat pancang sudah ada ukurannya, jika sudah pada posisi seperti itu maka
segera dilakukan pembacaan kalendering.
Gambar : Proses Pemancangan
6. Penyambungan Antar Tiang Pancang.
Pada saat dilakukannya pemancangan dan pada akhirnya pemancangan ternyata
belum ditemukan tanah keras, maka diperlukan penyambungan tiang pancang.
Penyambungan tiang pancang dengan melakukan penglasan antar tiang pancang yang
lama dengan yang baru. Pada saat ingin melakukan penyambungan, sisakan bagian
atas tiang pancang yang akan disambung sepanjang ± 60 cm. Kemudian las besi
dudukan sebanyak 4 buah di tiang pancang lama guna memudahkan tiang pancang
baru yang akan diletakkan diatasnya untuk dilas. Hal ini juga dapat membantu agar
tambahan tiang pancang yang diletakkan dapat dengan pas bersatu dengan yang lama.
Setelah itu baru me-las sekeliling bagian tiang pancang.
Gambar : Penyambungan Tiang Pancang dengan di Las
7. Kalendering
Kalendering adalah grafik catat yang berada pada alat pancangdimana
berfungsi untuk mengetahui sejauh mana pemancangan yang telah dilakukan sudah
memenuhi spesifikasi daya dukung yang diinginkan.
Pembacaan ini dilakukan pada alat pancang sewaktu memancang. Jika dari
bacaan tinggi bacaan sudah bernilai 1 cm atau lebih kecil, maka pemancangan sudah
siap dihentikan. Itu artinya tiang sudah menencapai titik tanah keras, tanah keras
itulah yang menyebabkan bacaan kalenderingnya kecil yaitu 1 cm atau kurang. Jika
diteruskan dikhawatirkan akan terjadi kerusakan pada tiang pancang itu sendiri seperti
pada topi tiang pancang atau badan tiang pancang itu sendiri. Pembacaan 1
kalendering dilakukan dengan 10 pukulan.
Tahapan pelaksanaanya yaitu:
1. Saat kalendering telah ditentukan dihentikan pemukulannya oleh hammer
2. Memasang kertas millimeter block pada tiang pancang menggunakan selotip
3. Menyiapkan spidol yang ditumpu pada kayu, kemudian menempelkan ujung
spidol pada kertas millimeter
4. Menjalankan pemukulan
5. Satu orang melakukan kalendering dan satu orang mengawasi serta menghitung
jumlah pukulan
6. Setelah 10 pukulan kertas millimeter diambil
7. Tahap ini bisa dilakukan 2-3 kali agar memperoleh grafik yang bagus
8. Usahakan kertas bersih, karena kalau menggunakan diesel hammer biasanya kena
oli dan grafiknya jadi kurang valid karena tertutup oli.
9. Setelah tahapan selesai hasil kalendering ditanda tangani kontraktor, pengawas,
dan direksi lapangan untuk selanjutnya dihitung daya dukungnya.
Gambar : Animasi Pengambilan Data Kalendering