Upload
sittirokhmanasyafitri
View
54
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
membahas akuntansi perpajakan tentang pajak pertambahan nilai barang mewah
Citation preview
Perpajakan
nivers
itas Hasanuddin a
nDesember 2012
Dasar hukum pengenaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah adalah Undang-undang Nomor
18 Tahun 2000 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.
Pajak penjualan atas barang mewah dikenakan dengan pertimbangan :
a. Perlu adanya keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen yang
berpenghasilan rendah dengan konsumen yang berpenghasilan tinggi
b. Perlu adanya pengendalian pola konsumsi atas BKB yang tergolong mewah
c. Perlu adanya perlindungan terhadap konsumen kecil tradisional
d. Perlu untuk mengamankan penerimaan Negara
Batasan Suatu barang termasuk BKB Yang tergolong mewah adalah:
a. Bahwa barang tersebut bukan merupakan barang kebutuhan pokok
b. Barang tersebut dimkonsumsi oleh masyarakat tertentu
c. Pada umumnya barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat tertentu
d. Barang tersebut dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi
e. Barang tersebut dikonsumsikan untuk menunjukkan status
PPnBM dikenakan atas:
a. Penyerahan BKB yang tergolong mewah yang dilakukan oleh pengusaha yang
menghasilkan BKB yang tergolong mewah tersebut di dalam daerah dalam kegiatan
usaha atau pekerjaannya
b. Impor BKB yang tergolong mewah oleh siapapun
Objek pajak penjualan atas barang mewah :
1. Penyerahan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang dilakukan oleh
Pengusaha yang menghasilkan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah tersebut di
dalam Daerah Pabean dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya.
2. Impor Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah.
TARIF PAJAK
1. Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah adalah serendah-rendahnya 10% (sepuluh
persen) dan paling tinggi 75% (tujuh puluh lima persen).
Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dapat diteteapkan dalam beberapa
pengelompokan tarif, yaitu tarif terendah sebesar 10% (sepuluh persen) dan paling
tinggi 75% (tujuh puluh lima persen). Perbedaan kelompok tarif tersebut didasarkan
pada pengelompokan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah ang atas
penyerahannya dikenakan juga Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Pengelompokan
Barang Kena Pajak ini ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
2. Atas ekspor Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah dikenakan pajak dengan tarif
0% (nol persen).
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah adalah pajak yang dikenakan atas konsumsi
Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah di dalam Daerah Pabean. Oleh karena itu,
Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang diekspor atau dikonsumsi di luar
Daerah Pabean, dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dengan tarif 0% (nol
persen). Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang telah dibayar atas perolehan
Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah yang diekspor tersebut dapat diminta
kembali.
KELOMPOK BARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH
BERUPA KENDARAAN BERMOTOR YANG DIKENAKAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
Tarif
(%)Jenis Barang Kena Pajak
10 kendaraan bermotor untuk pengangkutan 10 (sepuluh) orang sampai dengan 15 (lima belas)orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semidiesel), dengan semua kapasitas isi silinder;kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel) dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2), dengan kapasitas isi silinder tidak lebih dari 1500 cc;
25 kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api atau dengan nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1500 cc sampai dengan 2500 cc;kendaraan bermotor dengan kabin ganda (double cabin), dalam bentuk kendaraan bak terbuka atau bak tertutup, dengan penumpang lebih dari 3 (tiga) orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2) atau dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan semua kapasitas isi silinder, dengan massa total tidak lebih dari 5 (lima) ton.
30 kendaraan bermotor sedan atau station wagon dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1500 cc;kendaraan bermotor selain sedan atau station wagon dengan motor bakar cetus api atau nyala kompresi (diesel/semi diesel), dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak
(4x4), dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1500 cc.50 kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk
pengemudi selain sedan atau station wagon, dengan motor bakar cetus api, dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 2500 cc sampai dengan 3000 cc;kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi dengan motor bakar cetus api, berupa sedan atau station wagon dan selain sedanatau station wagon, dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1500 cc sampai dengan 3000 cc;kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi dengan motor bakar nyala kompresi (diesel/semi diesel), berupa sedan atau station wagon dan selain sedan atau station wagon, dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 1500 cc sampai dengan 2500 cc; dansemua jenis kendaraan khusus yang dibuat untuk golf.
60 kendaraan bermotor beroda dua dengan kapasitas isi silinder lebih dari 250 cc sampai dengan 500 cc; dankendaraan khusus yang dibuat untuk perjalanan di atas salju, di pantai, di gunung, dan kendaraan semacam itu.
75 kendaraan bermotor untuk pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar cetus api, berupa sedan atau station wagon dan selain sedanatau station wagon, dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2) atau dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4) dengan kapasitas isi silinder lebih dari 3000 cc;kendaraan bermotor pengangkutan kurang dari 10 (sepuluh) orang termasuk pengemudi, dengan motor bakar nyala kompresi (diesel/semi diesel) berupa sedan atau station wagon dan selain sedan atau station wagon, dengan sistem 1 (satu) gandar penggerak (4x2) atau dengan sistem 2 (dua) gandar penggerak (4x4), dengan kapasitas isi silinder lebih dari 2500 cc;kendaraan bermotor beroda 2 (dua) dengan kapasitas isi silinder lebih dari 500 cc;trailer, semi-trailer dari tipe caravan, untuk perumahan atau kemah.
KELOMPOK BARANG KENA PAJAK YANG TERGOLONG MEWAH
SELAIN KENDARAAN BERMOTOR YANG DIKENAKAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
Tarif
(%)Jenis Barang Kena Pajak
10 kelompok alat rumah tangga, pesawat pendingin, pesawat pemanas, dan pesawat penerima siaran televisi;kelompok peralatan dan perlengkapan olah raga;kelompok mesin pengatur suhu udara;kelompok alat perekam atau reproduksi gambar, pesawat penerima siaran radio;kelompok alat fotografi, alat sinematografi, dan perlengkapannya;
20 kelompok alat rumah tangga, pesawat pendingin, pesawat pemanas, selain yang dikenakan tariff 10%;kelompok hunian mewah seperti rumah mewah, apartemen, kondominium, town house, dan sejenisnya;kelompok pesawat penerima siaran televisi dan antena serta reflektor antena, selain yang dikenakan tariff 10%;kelompok mesin pengatur suhu udara, mesin pencuci piring, mesin pengering;pesawat elektromagnetik dan instrumen musik;kelompok wangi-wangian;
30 kelompok kapal atau kendaraan air lainnya, sampan dan kano, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan umum;kelompok peralatan dan perlengkapan olah raga selain yang dikenakan tariff 10%;
40 kelompok minuman yang mengandung alcohol;kelompok barang yang terbuat dari kulit atau kulit tiruan;kelompok permadani yang terbuat dari sutra atau wool;kelompok barang kaca dari kristal timbal dari jenis yang digunakan untuk meja, dapur, rias, kantor, dekorasi dalam ruangan atau keperluan semacam itu;kelompok barang-barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari logam mulia atau dari logam yang dilapisi logam mulia atau campuran daripadanya;kelompok kapal atau kendaraan air lainnya, sampan dan kano, selain yang dikenakan tarif 30%, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan umum;kelompok balon udara dan balon udara yang dapat dikemudikan, pesawat udara lainnya tanpa tenaga penggerak;kelompok peluru senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk keperluan negara;kelompok jenis alas kaki;kelompok barang-barang perabot rumah tangga dan kantor;kelompok barang-barang yang terbuat dari porselin, tanah lempung cina atau keramik;Kelompok barang-barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari batu selain batu jalan atau batu tepi jalan;
50 kelompok permadani yang terbuat dari bulu hewan halus;kelompok pesawat udara selain yang dikenakan tarif 40%, kecuali untuk
keperluan negara atau angkutan udara niaga;kelompok peralatan dan perlengkapan olah raga selain yang dikenakan tarif 10% dan tarif 30%;kelompok senjata api dan senjata api lainnya, kecuali untuk keperluan negara.
75 kelompok minuman yang mengandung alkohol selain yang dikenakan tariff 40%;kelompok barang-barang yang sebagian atau seluruhnya terbuat dari batu mulia dan/atau mutiara atau campuran daripadanya;kelompok kapal pesiar mewah, kecuali untuk keperluan negara atau angkutan umum."
Pengecualian Pengenaan PPnBM Atas Kendaraan Bermotor
Untuk kendaraan bermotor yang dikecualikan dari pengenaan PPnBM adalah
1. Kendaraan bermotor yang digunakan untuk kendaraan ambulan, kendaraan jenazah,
kendaraan pamadam kebakaran, kendaraan tahanan, kendaraan angkutan umum;
2. Kendaraan yang digunakan untuk tujuan Protokoler Kenegaraan; dan
3. Kendaraan bermotor angkutan orang untuk 10 (sepuluh) orang atau lebih termasuk
pengemudi dengan motor bakar nyala kompresi (diesel atau semi diesel) dengan
semua kapasitas isi silinder sebagaimana dimaksud dalam kendaraan bermotor
kelompok 1 huruf “a” (10%) yang digunakan untuk kendaraan dinas TNI atau Polri.
Apabila kendaraan bermotor yang dikecualikan dari pengenaan PPnBM di atas dalam
jangka waktu 5 (lima) tahun sejak impor atau perolehannya ternyata depindahtangankan
atau diubah peruntukannya sehingga tidak sesuai dengan tujuan semula, maka Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang pada saat impor atau perolehannya tersebut
wajib dibayar kembali dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak Barang Kena Pajak
dipindahtangankan atau diubang peruntukannya. Demikian pula halnya apabila jangka 1
(satu) bulan tersebut Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang tidak atau kurang
debayar,maka Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB) ditambah dengan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
Impor yang tidak dikenakan PPn BM
Atas impor dan atau bangunan yang tidak dikenakan PPn BM adalah :
a. Kendaraan Bermotor roda dua yang isi silindernya sampai dengan 250cc
b. Kendaraan sasis
Terhadap kendaraan bermotor jenis angkutan orang dan Van yang diubah dari kendaraan
sasis dikenakan PPn BM sesuai ketentuan
Saat Terutang PPn BM
Penetapan saat terutangnya PPn BM sesuai Direktur jendral Pajak diatur :
a. Saat terutangnya PPn BM atas impor BKP yaitu saat barang masuk pabean sesuai
ketentuan UU Kepabean. Pemungutannya yaitu bersamaan dengan pemungutann Bea
masuk. Kendaraan Brmotor bentuk CBU, PPn BM dipungut oleh Ditjen Bea dan
Cukai
b. Atas penyerahan Kendaraan Bermotor
1. Hasil rakitan eks CKD
2. Kendaraan Bermotor yang telah diubah dari kendaraan sasis atau angkutan barang
Mekanisme Pengenaan PPn BM Atas Kendaraan Bermotor
a. Impor kendaraan bermotor dalam keadaan terbongkar (CKD) oleh ATPM atau
Pabrikan tidak dikenakan PPnBM
b. Penyerahan didalam daerah pabean kendaraan bermotor dalam keadaan CKD tersebut
oleh ATPM dikenakan PPnBM dengan DPP 125% (biaya karoseri ditetapkan 25%)
c. Impor kendaraan jenis sedan dalam keadaan terpasang/CBU oleh bukan ATPM
dikenakan PPnBM. Dalam nilai CIF < 80% nilai CIF kendaraan sejenis yang diimpor
ATPM, maka DPPnya untuk menghitung PPN dan PPnBM sebesar 150%
d. Impor kendaraan bermotor jenis sedan dalam keadaan terpasang oleh ATPM tidak
dikenakan PPnBM. Penyerahan didaerah pabean kendaraan jenis impor dikenakan
PPnBM.
Cara Menghitung PPnBM
Cara menghitung Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang adalah dengan
mengalikan Tarif Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dengan Dasar Pengenaan Pajak
(DPP). Untuk itu perlu diperhatikan DPP-nya apakah harga jual, nilai impor, nilai
pengganti, nilai ekspor, atau nilai lain yang ditetapkan Menteri Keuangan.
Rumus yang digunakan :
PPnBM Terutang = Tarif PPnBM x Dasar Pengenaan Pajak
Contoh :
Harga mobil termasuk Pajak Pertambahan Nilai (10%) dan Pajak Penjualan Atas Barang
Mewah (30%) sebesar Rp 140.000.000,00
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dihitung :
t110+t
x harga atau pembayaran atas penyerahan BKP
t = besaran tarif PPnBM
10110+30
x Rp 140.000.000,00 = Rp 30.000.000,00
Contoh lainnya apabila harga jual mobil (DPP) Rp 280.000.000,00
PPnBM terutang (tarif 30%) = 30% x Rp 280.000.000,00
= Rp 84.000.000,00
PPnBM Bukan Kredit Pajak
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang sudah dibayar pada waktu perolehan atau
impor Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah, tidak dapat dekreditkan dengan Pajak
Pertambahan Nilai maupun Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang dipungut
berdasarkan undang-undang PPN dan PPnBM.
Berbeda dengan Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut pada setiap tingkat penyerahan,
Pajak Penjualan Atas Barang Mewah hanya dipungut pada tingkat penyerahan oleh
Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkan Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah
atau atas impor Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah. Dengan demikian, Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah bukan merupakan Pajak masukan sehingga tidak dapat
dikreditkan. Oleh karena itu, Pajak Penjualan Atas Barang Mewah dapat ditambahkan ke
dalam harga Barang Kena Pajak yang bersangkutan atau debebankan sebagai biaya sesuai
ketentuan perundang-undangan Pajak Penghasilan.
Contoh soal 1. Bpk.Andi seorang importir mengimpor BKP Barang Mewah dengan tarif 20% seharga Rp
200.000.000,- hitung :
- PPN dan PPN-BM
- jumlah yang di bayar Bpk.Andi
jawab :
Jumlah pembayaran Rp200.000.000,-
PPN 10% X Rp 200.000.000 Rp 20.000.000,-
PPN-BM 20% X Rp 200.000.000 Rp 40.000.000,-
----------------------+
jumlah yang harus dibayar Rp 260.000.000,-
2. PT. Cahaya membeli BKP Barang Mewah Langsung dari pabrik seharga Rp 500.000.000
tarif barang Mewah 20% kemudian barang tersebut dijual lagi seharga Rp 750.000.000 di
dalam negeri.
hitunglah :
- PPN dan PPN BM
- Jumlah yang dibayar PT Cahaya
- Jumlah Yang dibayar pembeli
Jawab :
-PPN 10% X Rp 500.000.000 Rp 50.000.000
PPN BM 20% X Rp 500.000.000 Rp 100.000.000
-----------------------+
-PPN dan PPN BM yang harus dibayar Rp 150.000.000
-PPN 10% X Rp 750.000.000
Jumlah yang dibayar pembeli Rp 75.000.000
3.Bpk Sarno seorang importir mengimpor BKP Barang Mewah dengan tarif 30% seharga Rp
300.000.000,-
Hitung : PPN dan PPN Bm serta Jumlah yang harus dibayar
Jawab :
Jumlah Pembayaran Rp 300.000.000,-
PPN 10% X Rp300.000.000 Rp 30.000.000,-
PPN BM 30% X Rp 300.000.000 Rp 90.000.000,-
-----------------------+
Jumlah yang harus dibayar Rp 420.000.000,-