17
1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah Wajah adalah salah satu bagian dari tubuh manusia yang sangat vital. Oleh karena itu, wajah tidak hanya menjadi pusat perhatian bagi kaum perempuan tetapi juga bagi kaum laki    laki. Mereka berusaha untuk menjaga wajah agar tetap terlihat indah. Wajah tersusun atas beberapa jaringan seperti kulit dan otot wajah. Otot wajah menjadi komponen penyusun yang sangat penting. Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk membahas lebih lanjut mengenai otot khususnya otot wajah pada bagian berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya. Terima kasih. Selamat membaca. 1.2 Tujuan Penulisan Berdasar pada kenyataan tersebut, makalah ini dibuat untuk memberikan pengertian dan  penjelasan mengenai struktur otot wajah dan mekanisme kerja otot. Hal ini dimaksudkan agar para pelajar dapat dengan mudah mengetahui serta memahami mengenai otot, khususnya otot wajah.

Makalah pribadi

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPendahuluan1.1 Latar belakang masalahWajah adalah salah satu bagian dari tubuh manusia yang sangat vital. Oleh karena itu, wajah tidak hanya menjadi pusat perhatian bagi kaum perempuan tetapi juga bagi kaum laki laki. Mereka berusaha untuk menjaga wajah agar tetap terlihat indah.Wajah tersusun atas beberapa jaringan seperti kulit dan otot wajah. Otot wajah menjadi komponen penyusun yang sangat penting. Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk membahas lebih lanjut mengenai otot khususnya otot wajah pada bagian berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya. Terima kasih. Selamat membaca.1.2 Tujuan PenulisanBerdasar pada kenyataan tersebut, makalah ini dibuat untuk memberikan pengertian dan penjelasan mengenai struktur otot wajah dan mekanisme kerja otot. Hal ini dimaksudkan agar para pelajar dapat dengan mudah mengetahui serta memahami mengenai otot, khususnya otot wajah.

BAB IIISI Kelumpuhan Otot Wajah2.1 Struktur Otot Wajah2.1.1 Struktur Otot Wajah Secara MakroskopisStruktur otot secara makroskopis adalah struktur otot yang dilihat dari segi anatomis. Secara anatomis, otot otot wajah dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain : Mm. Kulit kepala Mm. Daerah alis mata Mm. Daerah nasal Mm. Daerah mulut

2.1.1.1 Mm. Kulit Kepala M. Occipito FrontalisEkspresi yang dihasilkan oleh otot ini adalah ekspresi mengerutkan dahi. M. Temporo ParietalisOtot ini disebut juga M. Auricularis Superior. Otot ini berada diatas telinga. Otot ini juga membantu saat dahi mengkerut dan saat mengangkat alis dan kelopak mata atas. Ekspresi yang dihasilkan oleh otot ini adalah ekspresi kekhawatiran dan prihatin seperti ibu yang sedang cemas menunggu anaknya pulang saat larut malam.

2.1.1.2 Mm. Daerah alis mata M. Orbicularis OcculiOtot ini melingkari mata. Ekspresi yang dihasilkan oleh otot ini adalah ekspresi keheranan. Pada usia lanjut, otot ini mengakibatkan lipatan pada sudut mata disebut juga lipatan kaki burung gagak. Otot ini dibagi menjadi tiga bagian, yakni:

Pars LacrimanisBagian ini tidak terlihat. Bagian ini berfungsi untuk mengembangkan kantung air mata ( sacus lacrimalis ). Pars PaicobraBagian ini ada di lingkaran dalam. Bagian ini berfungsi untuk reflek mengedip. Pars OrbitaBagian ini ada di lingkaran luar. Bagian ini berfungsi untuk memejamkan mata. M. Corrugator SupercilliOtot ini disebut juga M. Of Pathenic Pain. Otot ini berada didaerah alis. Otot ini juga membantu saat menahan cahaya yang terlalu terang. Ekspresi yang dihasilkan oleh otot ini adalah ekspresi berpikir.

2.1.1.3 Mm. Daerah nasal M. ProcerusEkspresi yang dihasilkan oleh otot ini adalah ekspresi mengancam. M. NasalisEkspresi yang dihasilkan oleh otot ini adalah ekspresi puas, tertawa, keheranan dan mengecilkan lubang hidung. M. Labii superior alae nasiEkspresi yang dihasilkan oleh otot ini adalah ekspresi tidak puas, tidak seneng dan melebarkan lubang hidung.

2.1.1.4 Mm. Daerah mulut M. Orbicularis OrisOtot ini mengelilingi semua bagian mulut. Ketika otot ini melakukan kontraksi ringan maka mulut akan menutup. Ketika otot ini melakukan kontraksi kuat maka mulut akan mencibir. Ekspresi yang dihasilkan oleh otot ini adalah ekspresi wajah yang tidak ramah. M. Zygomaticus MajorOtot ini membantu saat tertawa. M. Zygomaticus MinorOtot ini membantu saat tertawa. M. Levator AnguliKetika otot ini berkontraksi otot ini akan menarik bibir keatas sudut mulut. Ekspresi yang dihasilkan oleh otot ini adalah ekspresi senang dan percaya diri. M. Levator Labii SuperiorKetika otot ini berkontraksi otot ini akan mengakibatkan bibir terangkat bibir atas. M. Levator Labii InferiorKetika otot ini berkontraksi otot ini akan mengakibatkan bibir terdorong bibir bawah. M. Transversus MentiOtot ini menyebabkan dagu ganda. M. Depressor Anguli OrisKetika otot ini berkontraksi otot ini akan menarik bibir kebawah sudut mulut. Ekspresi yang dihasilkan oleh otot ini adalah ekspresi sedih. M. Platisma M. RisoriusOtot ini disebut juga dengan otot tertawa. M. MentalisOtot ini menyebabkan celah pada dagu atau yang sering disebut dengan celahan dagu. Ekspresi yang dihasilkan oleh otot ini adalah ekspresi keragu-raguan dan kebimbangan. M. BuccinatorOtot ini membantu untuk meniup, menangis, tertawa, dan mengembungkan pipi.

2.1.2 Struktur Otot Secara MikroskopisSecara embriologi, otot berasal dari jaringan mesoderm yakni dari sel sel mesenkim (sel yang belum terdiferensiensi dan bersifat polipoten ) dan jaringan ectoderm (misalnya pada iris, m.erector pili, dan korpus siliaris.)Semua jarigan otot terdiri atas sel - sel panjang ynag disebut serat otot. Serat otot ini berukuran relative besar, memanjang, dan berbentuk seperti silinder dengan garis tengah berukuran 10 sampai 100 mikrometer dan panjang sampai 750.000 mikrometer atau 2,5 kaki dan diliputi oleh membrane sel yang dinamakan sarkolema. Sebuah otot terdiri dari sejumlah serat otot yang terletak sejajar satu sama lain. Serat serat tersebut menjulur diseluruh panjang otot. Setiap sitoplasma serat otot mengandung banyak myofibril. Myofibril merupakan cirri structural yang paling menonjol pada serat otot. Setipa myofibril terdiri dari susunan teratur unsu unsure sitoskeleton yang sangat terorganisasi, yakni filament tebal dan filament tipis. Filamen tebal, yang berdiameter kurang lebih 2 kali diameter filament tipis (garis tengah 12 sampai 18 nm dan panjang 1,6 mikrometer), tersusun dari protein myosin. Filamen tipis yang bergaris tengah 5 sampai 8 nm dan panjang 1 nm, tersusun dari aktin, tropomiosin, dan troponin. Troponin itu sendiri terbagi jadi 3 yakni: troponin C, troponin T, dan troponin I. Aktin dan myosin membentuk salah satu motor / penggerak molecular yang mengubah energy hasil hidrolisis atp menjadi gerakan.Bila dilihat menggunakan mikroskop, myofibril terlihat membentuk 2 jenis pita, yakni pita A dan pita I. Pita A tersusun atas tumpukan filament tebal bersama dengan bagian dari filament tipis yang tumpang tindih di kedua ujung filament tebal. Filamen tebal hanya ditemukan di pita A. Daerah yang lebih terang didalam bagian tengah pita A dikenal dengan zona H. Zona H merupakan bagian dimana komponen dari filament filament tipis tidak bertemu. Zona H hanya ditemukan pada bagian tengah dari filament tebal. Pita I tersusun atas filament tipis yang tidak menonjol ke pita A sehingga pita I hanya berisi filament tipis tetapi tidak diseluruh panjang filament tersebut. Dibagian tengah setiap pita I, terlihat garis Z vertical, atau dengan kata lain bahwa pita I yang terang terbagi oleh garis Z . Daerah diantara dua garis Z yang bersebelahan dinamakan sarkomer.Sartkomer merupakan unit fungsional otot. Yang dimaksudkan dengan unit fungsional adalah komponen terkecil yang dapat melaksanakan semua fungsi organ yang bersangkutan. Dengan demikian, sarkomer adalah komponen terkecil suatu serat otot yang mampu berkontraksi.Selama pertumbuhan, otot mengalami peningkatan panjangannya karena penambahan sarkomer, bukan karena peningkatan ukuran sarkomer.Jenis myosin yang terdapat diotot adalah myosin II dengan dua kepala berbentuk globular serta ekor panjang. Di kepala globular ini terdapat tempat tempat yang dapat berikatan dengan aktin (actin binding sites) dan tempat yang bersifat katalitik yang dapat menghidrolisis atp (myosin ATPase site).Filamen tipis adalah polimer yang terdiri dari dua rantai aktin ( actin merupakan protein structural utama pada filament tipis) yang membentuk heliks ganda yang panjang. Setiap molekul aktin memiliki tempat pengikatan khusus untuk melekat dengan jembatan silang myosin. Selain itu juga pada filament tipis terdapat molekul tropomiosin merupakan filament panjang yang terletak di alur di antara dua rantai aktin yang berkesambungan ujung ke ujung. Dalam kondisi relaksasi, tropomiosin menutupi bagian bagian aktin yang berikatan dengan jembatan silang, sehingga molekul ini menghambat interaksi yang akan menghasilkan kontraksi otot.Disamping itu dalam filament tipis juga terdapat molekul troponin merupakan unit kecil globular yang terletak disepanjang molekul tropomiosin. Troponin ini terbagi menjadi 3, yakni : Troponin T mengikat komponen troponin ke tropomiosin, Troponin I menghalangi interaksi myosin dengan aktin, Troponin C mengandung tempat pengikatan untuk Ca2+ yang memicu kontraksi.Troponin dan tropomiosin sering disebut sebagai protein regulator karena peran mereka dalam menutupi (mencegah kontraksi) atau memajankan (memungkinkan kontraksi) tempat tempat pengikatan untuk interaksi jembatan silang antara aktin dan myosin.

Bila dilihat menggunakan mikroskop, terdapat tiga jenis jaringan muscular dalam tubuh berdasarkan strukturnya, antara lain: Otot polos Otot rangka (skelet) Otot jantung

2.1.2.1 Otot PolosSerat otot polos mengandung filament aktin dan myosin. Namun, filamen - filamen ini tidak tersusun dalam pola bergurat seperti pada otot rangka atau otot jantung. Akibatnya otot otot ini tampak polos atau tidak bergurat. Serat otot polos adalah otot involunter (bekerja diluar kesadaran dan tidak dipengaruhi dengan kemauan). Serat otot polos berbentuk fusiform atau mirip kumparan, dan hanya mengandung satu inti dipusat. Otot polos sering tampak sebagai serat tersendiri atau berupa berkas atau fasikulus langsing. Otot ini banyak dijumpai melapisi organ visceral dan pembuluh darah. Pada organ visceral berongga, seperti, saluran cerna,uterus,ureter. Pada pembuluh darah, serat otot ini tersusun melingkar atau sirkular. Otot sirkular ini mengendalikan tekanan darah dengan mengubah diameter pembuluh.Otot polos biasanya menampakan aktivitas spontan berupa kontraksi lambat secara bergelombang menjalari seluruh ototnya. Otot polos saling berkontak melalui taut rekah (gap junction). Ini memungkinkan perpindahan stimulus antar serat otot. Otot polos juga dipersarafi oleh divisi simpatis dan parasimpatis susunan saraf otonom, persarafan ini memengarufi kontraktilitasnya.

2.1.2.2 Otot RangkaOtot rangka bersifat volunter karena kontraksi dan relaksasinya dikendalikan kesadaran. Didalam sitoplasma otot rangka,susunan filament aktin dan myosin sangat teratur. Akibatnya, filament kontraktil ini membentuk gurat - gurat melintang, yang terlihat dengan jelas karena gurat - gurat melintang inilah, maka otot rangka disebut juga otot bergurat melintang/lurik.Otot rangka adalah serat - serat multinuklear panjang dengan inti tersebar diperifer. Otot rangka dikelilingi jaringan ikat. Setiap serat otot rangka diliputi oleh endomisium. Beberapa serat otot rangka menyusun berkas otot / fasikulus yang diliputi oleh perimisium. Beberapa serat otot rangka / fasikulus menyusun otot / musculus yang diliputi oleh epimisium.

Didalam jaringan ikat, terdapat pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe otot rangka.Otot rangka dipersarafi luas oleh saraf motoris besar/ akson. Didekat otot rangka,saraf motoris ini bercabang - cabang dan sebuah akson halus menyarafi satu serat otot. Karena persarafan langsung ini,maka setiap serat otot rangka hanya berkontraksi bila dirangsang oleh saraf itu.Setiap serat otot rangka memiliki tempat berakhirnya akson (akson terminal). Ini disebut motor endplate (taut neuromuscular), yang merupakan tempat impuls dipindahkan dari akson ke serat otot rangka. Diantara akson terminal dan serat otot, terdapat lekuk dangkar disebut celah sinaptik. Didalam semua otot rangka, juga terdapat reseptor regangan sensitive disebut gelending otot( neuromuscular spindle). Gelendong ini terdiri atas serat otot khusus disebut serat intrafusal dan akhiran saraf/ nerve ending, dan semua ini dikelilingi simpai/kapsul jaringan ikat.2.1.2.3 Otot JantungOtot jantung terutama terdapat di dalam dinding, septa jantung, dan didalam dinding pembuluh besar yang langsung melekat pada jantung. Seperti halnya otot rangka, otot jantung memiliki gurat - gurat melintang karena filament aktin dan misoinnya tersusun serupa dan teratur. Tetapi bedanya, otot jantung ini involunter dan berkontraksi secara ritmik dan otomatis. Kontraksi ritmik itu diatur serabut saraf dari system saraf otonom dan berbagai hormone.Serat otot jantung umumnya memiliki satu atau dua inti ditengah, lebih pendek dari serat otot rangka dan bercabang. Ujung terminal serat - serat otot bersebelahan membentuk kompleks tautan end to end yang disebut diskus intekalaris. Didaerah ini, membrane sel bersebelahan saling berkontak dan membentuk taut rekah (gap junction). Diskus interkalaris mengikat dan secara fungsional menggabungkan semua serat otot jantung sehingga memungkinkan penyebaran cepat stimuli utnuk kontraksi seluruh muscular jantung. Difusi ion - ion melalui pori di taut rekah serat otot jantung memungkinkan penggabungan fungsional dan koordinasi aktivitas di seluruh jantung. Hasilnya, otot jantung dapat saling bekerja sama.System pembangkit impuls dan penghantar impuls dalam otot jantung terdapat didalam dinding jantung itu sendiri. System ini terdiri atas serat otot jantung yang dimodifikasi, yang ditemukan di nodus SA (sinoatrial), nodus AV (atriventreikular), berkas his, dan serat purkinje. Nodus SA dianggap sebagai pacemaker jantung.Serat purkunje lebih tebal dan lebih besar dari serat otot jantung dan mengandung banyak glikogen. Filamen kontraktilnya juga lebih sedikit. Serat purkinje meneruskan stimulus dari nodus ke otot - otot jantung lain, mengakibatkan kontraksi ventrikel dan darah diejeksikan ke luar.Divisi parasimpatis dan simpatis susunan saraf pusat otonom mempersarafi jantung didekat nodus. Serat saraf dari difisi parasimpatis, melalui nervus vagus, memperlambat denyut jantung dan menurunkan tekanan darah. Serat saraf divisi simpatis berakibat sebaliknya, yaitu meningkatkan irama sel - sel pacemaker dan akibatnya, frekuensi jantung dan tekanan darah.

2.2 Fungsi OtotTerdapat beberapa fungsi otot, antara lain : Sebagai alat gerak aktifOtot sebagai alat gerak aktif karena otot dapat menggerakan bagian bagian tubuh lain. Misalnya : tulang tulang tidak dapat bergerak bila tidak digerakan oleh otot, demikian pula untuk kulit, rambut dan lainnya. Mempertahankan postur tubuhOtot yang berkontraksi maupun berelaksasi akan mempertahankan tekanan didalam tubuh. Menghasilkan panasDalam mekanisme kerja otot, tidak seluruh energy dalam bentuk ATP akan diubah menjadi energy mekanik, melainkan hanya berkisar 50% yang akan diubah menjadi energy mekanik, sedangkan sisanya akan diubah menjadi panas. Panas yang dihasilkan oleh otot ini berfungsi untuk pengaturan suhu tubuh,2.3 Mekanisme Kerja Otot2.3.1 KontraksiUjung terminal setiap akson yang mempersarafi serat otot memiliki banyak vesikel yang mengandung neurotransmitter asetilkolin. Tibanya impuls saraf atau potensial aksi pada akson terminal / motor neuron akson berakibat vesikel sinaps menyatu dengan membrane plasma dan membebaskan asetilkolin kedalam celah sinaps yaitu celah kecil diantara akson dan serat otot. Neurotransmitter yang dibebaskan tadi berdifusi melalui celah sinaps dan bergabung dengan reseptor asetilkolin pada membrane serat otot dan merangsang serat otot tersebut dalam bentuk potensial aksi. Potensial aksi ini kemudian merambat dari satu serat otot ke serat otot lainnya sehingga menimbulkan depolarisasi membran tubulus.Depolarisasi ini mengakibatkan bagian dari tubulus yakni, reticulum sarkoplasmik melepaskan ion Ca2+. Lalu ion Ca2+ yang keluar akan masuk kedalam tropomiosin. Didalam tropomiosin terdapat troponin sehingga ion Ca2+ akan berikatan dengan troponin C. Kompleks yang dibentuk oleh troponin C dengan ion Ca2+ kemudian akan menarik kepala myosin yang memiliki ATP. Lalu akan saling berikatansehingga tertarik dan terjadi proses sliding. Saat proses ini berlangsung maka akan terjadi kontraksi. Rangsangan itu mengakibatkan kontraksi serat otot itu. Sebuah enzim, asetilkolinesterase, yang terdapat pada membrane serat otot akan menonaktifkan pelepasan asetilkolin. Penonaktifan oleh asetilkolin ini mencegah stimulasi dan kontraksi otot lebih lanjut sampai ada impuls baru tiba di akson terminal.

2.3.2 RelaksasiPada kepala myosin yang diikat oleh kompleks troponin C dengan ion Ca2+ terdapat energy dalam bentuk ATP, yang nantinya energy tersebut akan diambil dalam bentuk menganbil Pi dari ATP sehingga ATP berubah menjadi ADP. Setelah ATP berubah menjadi ATP dan energy yang berasal dari Pi telah habis, maka kepala myosin tersebut akan dilepaskan, sehingga ikatan antara myosin dengan kompleks troponin C dan ion Ca2+ terlepas. Proses ini yang dimaksudkan dengan relaksasi. Bila otot masih bekerja maka akan kembali terulang proses kontraksi seperti diatas. Ikatan yang dibentuk semakin lama akan semakin dalam sehingga otot terlihat seperti memendek. Proses kontraksi dan relaksasi ini sebenarnya terjadi secara bergantian. Namun proses ini hanya tampak jika dilihat secara mikroskopis. Terdapat beberapa rangsang tertentu yang dapat mengakibatkan otot mengalami tetanus. Tetanus merupakan suatu keadaan dimana otot terus menerus mengalami kontraksi maksimal (tonus) tanpa disertai dengan relaksasi.2.4 Atrofi OtotJika suatu otot tidak digunakan, kandungan aktin dan miosinnya akan berkurang, serat-seratnya menjadi lebih kecil, dan dengan demikian otot tersebut berkurang massanya (atrofi) dan menjadi lebih lemah. Atrofi dapat terjadi melalui dua cara, antara lain: Disuse atrophyTerjadi jika suatu otot tidak digunakan dalam jangka waktu lama walaupun persarafannya utuh, seperti ketika seseorang harus menggunakan gips atau berbaring untuk jangka waktu lama. Atrofi denervasiTerjadi setelah pasokan saraf ke suatu otot terputus. Apabila otot dirangsang secara listrik sampai persarafan dapat dipulihkan, seperti pada regenerasi saraf perifer yang terputus, atrofi dapat dihilangkan tetapi tidak dapat dicegah seluruhnya. Aktifitas kontraktil itu sendiri jelas berperan penting dalam mencegah atrofi; namun, faktor-faktor yang belum sepenuhnya dipahami yang dikeluarkan dari ujung-ujung saraf aktif, yang mungkin terkemas bersama dengan vesikel asetilkolin, tampaknya berperan penting dalam integritas dan pertumbuhan jaringan otot.

BAB IIIPenutup3.1 KesimpulanDemikianlah makalah yang berisi mengenai penjelasan mengenai struktur otot wajah dan mekanisme kerja otot. Wajah merupakan bagian yang sangat penting bagi manusia sehingga kaindahan wajah perlu dijaga oleh setiap manusia. Salah satu hal penting yang perlu untuk diketahui agar dapat menjaga keindahan wajah adalah mengenai otot wajah serta bagaimana mekanisme kerja otot. Hal ini akan lebih memudahkan untuk menjaga kesehatan wajah.Oleh karena itu, hal ini sangat perlu diperhatikan.3.2 Kritik dan SaranPenulis berharap dengan adanya makalah ini, para pembaca dapat lebih baik dalam memahami mengenai struktur otot wajah dan mekanisme kerja otot sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.Demikianlah makalah yang berisi tentang struktur otot wajah dan mekanisme kerja otot. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan yang terdapat didalamnya. Oleh karena itu penulis bersedia menerima kritik dan saran yang membangun, agar kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA1. Eroschenko V. P. Atlas Histologi di Fiore Dengan Korelasi Fungsional. 9th ed. Jakarta: EGC; 2003.2. Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2001.3. Ganong W F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 22nd ed. Jakarta: EGC; 20054. Chandra A. Wordprees. Otot Polos. 24 November 2009. Diunduh dari http://images.google.co.id/imglanding?q=otot%20polos&imgurl=http://dodi872.files.wordpress.com/2009/11/otot-polos.jpg&imgrefurl=http://dodi872.wordpress.com/2009/11/24/macam-macam-otot/&usg=__A4C3d0fWxrlzf-_b-n-veKljExk=&h=240&w=320&sz=80&hl=id&itbs=1&tbnid=TcUaBL-ru4dS7M:&tbnh=89&tbnw=118&prev=/images%3Fq%3Dotot%2Bpolos%26hl%3Did%26gbv%3D2%26tbs%3Disch:1&gbv=2&tbs=isch:1&start=0#tbnid=shG0_hu-wi_efM&start=1 , 3 April 2010.5. Chandra A. Wordpress. Otot Rangka. Juni 2009. Diunduh dari http://images.google.co.id/imglanding?q=otot%20rangka&imgurl=http://andienchandra.files.wordpress.com/2009/06/otot-rangka.jpg&imgrefurl=http://andienchandra.wordpress.com/b-i-o-l-o-g-i/sistem-gerak/&usg=__t75Np5eAVnBCHIIkf18_fX-QdTY=&h=349&w=540&sz=26&hl=id&itbs=1&tbnid=iyj-QT5kgVDLXM:&tbnh=85&tbnw=132&prev=/images%3Fq%3Dotot%2Brangka%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26tbs%3Disch:1&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US:official&tbs=isch:1&start=0#tbnid=iyj-QT5kgVDLXM&start=0, 3 April 2010.6. Medical Center. Otot Jantung. 2010. Diunduh dari http://images.google.co.id/imglanding?q=otot%20jantung&imgurl=http://www.pudak-scientific.com/image/bms-45-00-14-otot-jantung_d.jpg&imgrefurl=http://www.pudak-scientific.com/detail_products.php%3Fid%3D382&usg=__DpvOFo09KDoulGumtDlKLhfJU1U=&h=285&w=405&sz=57&hl=id&itbs=1&tbnid=bVp1uela4V4R5M:&tbnh=87&tbnw=124&prev=/images%3Fq%3Dotot%2Bjantung%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26sa%3DG%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26tbs%3Disch:1&client=firefox-a&sa=G&rls=org.mozilla:en-US:official&tbs=isch:1&start=0#tbnid=XRLPcKnk0XLr9M&start=0 , 3 april 20107. Sionk B. Perbesaran dan Atrofi Otot. Diunduh dari http://babbasionk.blog.friendster.com/2008/12/pembesaran-dan-atrofi-otot/ , 3 april 201

13