20
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Selanjutnya ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Teknologi Produksi Tanaman III yang telah membantu dalam menyusun makalah ini. Serta tak lupa kepada seluruh pihak yang turut membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam bentuk dukungan moril maupun materil. Tak ada segala sesuatu di dunia ini yang sempurna. Begitu pula dengan makalah ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca demi kesempurnaan dalam pembuatan makalah ini di kemudian hari dan semoga makalah ini bermanfaat untuk kami maupun bagi siapa saja yang membacanya. Penulis,

Makalah prodtan sawi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah protan sawi

Citation preview

Page 1: Makalah prodtan sawi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga

kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Selanjutnya ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Teknologi Produksi

Tanaman III yang telah membantu dalam menyusun makalah ini. Serta tak lupa kepada

seluruh pihak yang turut membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

bentuk dukungan moril maupun materil.

Tak ada segala sesuatu di dunia ini yang sempurna. Begitu pula dengan makalah ini.

Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca demi

kesempurnaan dalam pembuatan makalah ini di kemudian hari dan semoga makalah ini

bermanfaat untuk kami maupun bagi siapa saja yang membacanya.

Penulis,

DAFTAR ISI

Page 2: Makalah prodtan sawi

BAB I

Rekayasa Media Tumbuh Tanaman Sawi (Brassica juncea) |Teknologi Produksi Tanaman III

1

Page 3: Makalah prodtan sawi

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sawi (Brassica juncea) merupakan tanaman semusim yang berdaun lonjong, halus,

tidak berbulu, dan tidak berkrop. Tanaman sawi berbeda dengan petsai (Brassica

chinensis). Petsai adalah tanaman dataran tinggi sementara sawi juga bisa ditanam di

dataran rendah batang sawi lebih ramping dan lebih hijau sedangkan batang petsai gemuk

dan berkelompok dengan daun putih kehijauan. Sawi yang banyak ditanam di Indonesia

sebenarnya dikenal dengan nama caisim (Nazaruddin, 2003 dalam Friska, 2008).

Tanaman sawi dalam taksonomi tumbuhan mempunyai klasifikasi sebagai berikut :

Angiospermae (Divisi), Dicotyledoneae (kelas), Cruciferae ( Famili), Brassica (Genus) dan

Brassica juncea (Spesies) (Bailey, 1963 dalam Friska, 2008). Suku Cruciferae merupakan

sayuran paling populer dan diusahakan secara luas (Williams, 1993, dalam Friska, 2008).

Tanaman sawi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: bentuk batang yang pendek, tegap dan

daunnya lebar berwarna hijau tua. Daun-daunnya mempunyai tangkai yang pipih (Suryono

dan Rismunandar, 1981, dalam Friska, 2008); akarnya tunggang serta biji sawi berbentuk

bulat pipih dan berwarna kuning kecoklatan (Rubatzky, 1999, dalam Friska, 2008).

Perbanyakan tanaman sawi dilakukan dengan biji. Kebutuhan benih sawi per hektar hanya

700 g. Sebelum dikebunkan biji sawi harus disemaikan dahulu. Bibit yang sudah berdaun 4

helai dapat dipindahkan ke lahan (Nazaruddin, 2003, dalam Friska, 2008). Sawi dikenal

mempunyai tiga varietas (Anonim, 1992 dalam Friska, 2008) yaitu : A.) Sawi Putih, Sawi

putih rasanya enak, daunnya lebar berwarna hijau tua, halus, bertangkai panjang, dan

bersayap. Sayapnya melengkung ke bawah. B.) Sawi Hijau, Sawi ini rasanya agak pahit,

batangnya pendek dan tegap. Daunnya lebar berwarna hijau keputih-putihan dan bertangkai

pipih. C.) Sawi Huma, Batangnya kecil dan panjang. Daunnya panjang sempit berwarna

hijau keputih-putihan, bertangkai, dan bersayap. Sawi ini rasanya enak dan tumbuh baik di

tempat-tempat yang agak kering atau di tegalan.

Rekayasa Media Tumbuh Tanaman Sawi (Brassica juncea) |Teknologi Produksi Tanaman III

2

Page 4: Makalah prodtan sawi

Tanaman sawi mempunyai kandungan gizi yang tinggi (Ryder, 1979 dalam Friska,

2008). Tindall (1983) dalam Friska, 2008 menyatakan bahwa daun sawi yang digunakan

sebagai sayuran mengandung glukosida dan sinirgin. Berikut klasifikasi sawi sebagai

berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Rhoeadales

Famili : Brassicaceae

Genus : Brassica

Spesies : Brassica juncea L

Syarat Tumbuh

Sawi termasuk tanaman sayuran yang tahan terhadap hujan, sehingga ia dapat ditanam

sepanjang tahun, asalkan pada saat musim kemarau disediakan air yang cukup untuk

penyiraman. Keadaan tanah yang diinginkan adalah tanah gembur, kaya dengan bahan

organik, dan drainase yang baik dengan derajat keasaman (pH) 6-7. Sawi tidak cocok

ditanam di tempat yang suhunya tinggi dan tumbuh baik di atas ketinggian 700m atau lebih

(MacDonald and Low, 1984 dalam Friska, 2008).

Tanah Sebagai Media Tumbuh Tanaman

Media tumbuh sangat penting untuk pertumbuhan dan produksi tanaman optimal,

sehingga perlu adanya suatu usaha mencari media tumbuh yang sesuai. Media tanam terdiri

dari dua tipe yaitu campuran tanah (soil-mixes) yang mengandung tanah alami dan

campuran tanpa tanah (soilles-mixes) yang tidak mengandung tanah (Harjadi, 1989 dalam

Anonimus, 2010). Bahan-bahan campuran media tanam harus memiliki peranan yang

khusus di dalam campuran tersebut. Faktor yang harus diperhatikan dalam memilih media

untuk dijadikan campuran adalah kualitas dari bahan tersebut, sifat kimia atau fisiknya,

tersedia di pasaran, murah, mudah cara penggunaan-nya, dapat digunakan untuk berbagai

Rekayasa Media Tumbuh Tanaman Sawi (Brassica juncea) |Teknologi Produksi Tanaman III

3

Page 5: Makalah prodtan sawi

macam tanaman, tidak membawa hama dan penyakit, mempunyai drainase dan kelembaban

yang baik, mempunyai pH yang sesuai dengan jenis tanaman dan mengandung unsur hara

untuk mendukung per-tumbuhan tanaman (Acquaah, 2002 dalam Anonimus, 2010).

Tanah merupakan medium alami tempat tanaman hidup, berkembang biak dan mati dan

karenanya menyediakan sumber bahan organik selama bertahun-tahun karena dapat didaur

ulang untuk nutrisi tanaman (Rao, 1994 dalam Friska, 2008). Bahan organik umumnya

ditemukan di pemukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-5 persen, tetapi

pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah sangat besar (Allison, 1973 dalam Friska, 2008).

Bahan organik dalam tanah terdiri dari bahan organik kasar dan bahan organik halus.

Humus terdiri dari bahan organik halus yang berasal dari hancuran bahan organik tersebut

melalui kegiatan mikroorganisme di dalam tanah. Banyak sumber bahan organik yang

cukup berpotensi di Indonesia yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas

pertanian. Beberapa sumber bahan organik yang cukup penting dan telah banyak digunakan

adalah sisa tanaman , pupuk hijau, pupuk kandang dan kompos (Hardjowigeno, 2003 dalam

Friska, 2008).

1.2. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk membahas mengenai rekayasa media

tumbuh tanaman semusim berorgan target daun yaitu sawi (Brassica juncea L) , pengaruh

berbagai macam media tanam terhadap perkembangan tanaman. Selain itu, makalah ini

disusun untuk memenuhi tugas Teknologi Produksi Tanaman III.

Rekayasa Media Tumbuh Tanaman Sawi (Brassica juncea) |Teknologi Produksi Tanaman III

4

Page 6: Makalah prodtan sawi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Media Tanam

Media tumbuh sangat penting untuk pertumbuhan dan produksi tanaman optimal,

sehingga perlu adanya suatu usaha mencari media tumbuh yang sesuai. Media tanam terdiri

dari dua tipe yaitu campuran tanah (soil-mixes) yang mengandung tanah alami dan

campuran tanpa tanah (soilles-mixes) yang tidak mengandung tanah (Harjadi, 1989).

Bahan-bahan campuran media tanam harus memiliki peranan yang khusus di dalam

campuran tersebut. Faktor yang harus diperhatikan dalam memilih media untuk dijadikan

campuran adalah kualitas dari bahan terse-but, sifat kimia atau fisiknya, tersedia di pasaran,

murah, mudah cara penggunaan-nya, dapat digunakan untuk berbagai macam tanaman,

tidak membawa hama dan penyakit, mempunyai drainase dan kelembaban yang baik,

mempunyai pH yang sesuai dengan jenis tanaman dan mengandung unsur hara untuk

mendukung per-tumbuhan tanaman (Acquaah, 2002).

Tanah

Tanah mengandung unsur hara makro (C, H, O, N, P, K, Ca, Mg dan S) dan unsur hara

mikro (Fe, Mn, Zn, B, Cu, Mo dan Cl). Sifat fisik tanah yang ter-penting untuk menentukan

daya penyediaan unsur hara dan penyediaan air serta udara adalah tekstur dan struktur

tanah (Soepardi, 1983; Islam dan Utomo, 1995). Tanah merupakan media tanam yang

paling umum digunakan dan sebagai bahan campuran media tanam utama, tetapi masih

diperlukan bahan organik sebagai campuran medianya agar tanaman dapat tumbuh dengan

baik (Darajat, 2003 da-lam Yushanita, 2007).

Tanah merupakan hasil pelapukan dari batuan. Jenis tanah dibedakan men-jadi dua,

yaitu tanah mineral dan tanah organik. Tanah mineral adalah tanah yang merupakan hasil

Rekayasa Media Tumbuh Tanaman Sawi (Brassica juncea) |Teknologi Produksi Tanaman III

5

Page 7: Makalah prodtan sawi

pelapukan dari bahan-bahan mineral, sedangkan tanah organik adalah tanah yang berasal

dari hasil pelapukan bahan-bahan organik.

Tanah organik memiliki bahan organik dalam jumlah yang tinggi, misalnya tanah

gambut. Setiap jenis tanah memiliki sifat fisik dan sifat kimia yang berbeda, sebagai con-

toh tanah latosol memiliki sifat kimia yang kurang baik, memiliki KTK yang ren-dah

disebabkan oleh bahan organik sedikit dan memerlukan tambahan unsur hara N, P, K, Ca,

Mg dan beberapa unsur mikro. Tanah latosol mengandung hidro-oksida besi atau

aluminium (Murbandono, 1993).

Pasir

Pasir adalah silika murni dengan ukuran antara 0.5 - 2 mm, pada umumnya pasir

digunakan untuk media campuran karena mudah didapat dan murah, tetapi pasir merupakan

media yang paling berat dari semua media pengakaran. Pasir ditambahkan ke dalam media

untuk meningkatkan porositas dan daya menahan air, tetapi pasir yang terlalu halus dapat

menghalangi lubang-lubang drainase (Harjadi, 1989; Poerwanto, 2003).

Pasir sebagai media membutuhkan irigasi dengan frekuensi tetap atau sesuai dengan

aliran konstan untuk mencegah kekeringan. Penggunaan pasir yang dicampur dengan bahan

lain bertujuan agar media tersebut mempunyai aerasi yang baik untuk pertumbuhan dan

perkembangan tanaman (Soepardi, 1983). Pasir memiliki kapasitas menahan kelembaban

yang sangat rendah dan kandungan hara rendah. Pasir sangat penting karena dapat

meningkatkan ruang pori dan memper-baiki aerasi tanah (Yushanita, 2007).

Kompos

Kompos merupakan sumber bahan organik dan nutrisi yang lengkap bagi tanaman.

Kompos terbuat dari bahan organik yang berasal dari bermacam-macam sumber, seperti:

sekam, pupuk kandang, jerami padi, daun-daunan, dan lain-lain. Semakin beragam sumber

bahan organik yang dikandung suatu media maka semakin tinggi unsur hara yang dapat

diserap oleh tanaman (Sutanto, 2002).

Rekayasa Media Tumbuh Tanaman Sawi (Brassica juncea) |Teknologi Produksi Tanaman III

6

Page 8: Makalah prodtan sawi

Kompos memiliki dua fungsi yaitu sebagai: (1) soil conditioner yang berfungsi

memperbaiki struktur tanah, terutama bagi tanah kering; dan (2) soil ameliorator yang

memperbaiki kapasitas tukar kation (KTK). Manfaat dari kompos adalah: (1)

mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah baik fisik, kimiawi

maupun biologis; (2) mempercepat dan mempermudah penyerapan unsur nitrogen oleh

tanaman; (3) mengurangi tumbuhnya tanaman pengganggu; dan (4) dapat disediakan secara

mudah, murah dan relatif cepat (Santoso, 1998).

Serbuk Sabut Kelapa

Serbuk sabut kelapa (cocopeat) merupakan media hasil penghancuran sa-but kelapa.

Sabut kelapa adalah bagian mesokarp dari buah kelapa, tebalnya 5 cm dan menempati 35 %

dari total buah kelapa yang telah masak petik. Bagian yang berserabut ini merupakan kulit

dari buah kelapa dan dapat dijadikan sebagai bahan baku aneka industri dan juga dapat

dimanfaatkan sebagai media tanam karena me-ngandung unsur kalium dan fosfor

(Palungkun, 1992).

Serbuk sabut kelapa banyak digunakan untuk media tumbuh karena mem-punyai

kapasitas memegang air yang baik, dapat mempertahankan kelembaban (80 %), memiliki

kapasitas tukar kation dan porositas yang baik, mempunyai rasio C/N rendah yang

mempercepat N tersedia dan mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium (Ca),

magnesium (Mg), kalium (K), natrium (N), dan fosfor (P) (Susilawati, 2007).

Arang Sekam

Arang sekam merupakan media yang diperoleh dari pembakaran sekam yang tidak

sempurna (sebelum berubah menjadi abu). Menurut hasil analisis Japa-nese Society dalam

Krisantini et al. (1993), jenis arang sekam paling banyak ditempati oleh SiO2 (52 %), dan

C (31 %), komponen lain adalah Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO dan CuO dalam jumlah

sedikit serta bahan-bahan organik.

Rekayasa Media Tumbuh Tanaman Sawi (Brassica juncea) |Teknologi Produksi Tanaman III

7

Page 9: Makalah prodtan sawi

Arang sekam digunakan dalam campuran media karena sangat ringan (be-rat jenis = 0.2

kg/l), kasar sehingga sirkulasi udara tinggi (banyak pori), berwarna coklat kehitaman

sehingga dapat mengabsorbsi sinar matahari dengan efektif, da-pat mengurangi pengaruh

penyakit khususnya bakteri (Wuryaningsih, 1994). Di dalam media tanam arang sekam

berfungsi sebagai deodorizer, yaitu penyerap bau tidak sedap dan racun dari hasil

dekomposisi pada ruang perakaran, di samping itu arang mempunyai daya serap air yang

tinggi (Arifin dan Andoko,.2004).

Pupuk Kandang

Pupuk kandang merupakan campuran dari kotoran padat, air seni, ampar-an, dan sisa

makanan. Susunan kimia dari pupuk kandang tersebut berbeda dari satu tempat ke tempat

lain tergantung dari macam ternak, umur dan keadaan he-wan, sifat dan jumlah amparan,

cara mengurus, dan menyimpan pupuk sebelum dipakai. Walaupun kandungan unsur hara

dalam pupuk kandang tergolong leng-kap, tidak semuanya dapat dimanfaatkan oleh

tanaman, sebagian besar hilang oleh pencucian dan dekomposisi anaerob, terutam unsur-

unsur N, P, dan K (Yushanita, 2007).

Salah satu jenis kotoran hewan yang banyak digunakan untuk menyedia-kan unsur hara

bagi tanaman adalah kotoran unggas. Pupuk kotoran ayam mem-berikan pengaruh yang

lebih baik dibandingkan pupuk kotoran kambing dan sapi terhadap pertumbuhan tanaman,

karena pupuk kotoran ayam kering mengandung kadar air yang lebih rendah dibandingkan

pupuk kotoran kambing dan sapi. Ko-toran ayam mempunyai kandungan hara (terutama

unsur N dan P) serta bahan or-ganik yang tinggi (Tisdale dan Nelson, 1975).

2.2. Aplikasi Rekayasa Media Tumbuh

Limbah Lumpur Kelapa Sawit

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi andalan Indonesia yang perkembangannya

demikian pesat. Pesatnya perkembangan kelapa sawit di Indonesia didukung oleh kondisi

pedoagroklimatnya yang memang sangat sesuai untuk tanaman kelapa sawit. Kelapa sawit

juga memiliki keunggulan produktifitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan sumber

Rekayasa Media Tumbuh Tanaman Sawi (Brassica juncea) |Teknologi Produksi Tanaman III

8

Page 10: Makalah prodtan sawi

minyak nabati lainnya. Kelapa sawit dapat menghasilkan minyak sekitar 7 ton/ha produksi

kelapa sawit, sedangkan kedelai menghasilkan minyak sebesar 3 ton/ha produksi kedelai

(Elisabeth dan Ginting, 2003). Selain produksi minyak yang tinggi, produk samping atau

limbah pabrik kelapa sawit juga tinggi. Secara umum limbah dari pabrik kelapa sawit

terdiri atas tiga bentuk yaitu limbah cair, padat dan gas. Limbah cair kelapa sawit berasal

dari unit proses pengukusan (sterilisasi), proses klarifikasi dan buangan dari hidrosiklon

(Utomo danWidjaja, 2004).

Pada umumnya, limbah cair kelapa sawit mengandung bahan organik yang cukup tinggi

sehingga potensial mencemari air tanah dan badan air. Limbah padat pabrik kelapa sawit

dikelompokkan menjadi dua yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan berupa

tandan kosong kelapa sawit, cangkang atau tempurung, serabut atau serat, dan

sludge/lumpur. Lumpur sawit merupakan larutan buangan yang dihasilkan selama proses

pemerasan dan ekstraksi minyak (Hutagalung dan Jalaluddin, 1982). Larutan buangan ini

langsung dialirkan ke selokan, kolam, atau sungai di sekitar pabrik. Komposisi limbah

lumpur sawit (sludge) di pabrik kelapa sawit Kertajaya adalah air ± 84.87%, padatan

±13.31% dan minyak ±1.82%.

Kandungan lemak dan protein yang relatif tinggi tersebut menjadikan limbah lumpur

sawit (sludge) dan serat merupakan substrat yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme.

Limbah lumpur kering kelapa sawit yang terdiri dari sludge dan serat cukup potensial untuk

diolah lebih lanjut. Salah satu pemanfaatannya adalah sebagai pakan ternak. Dalzell (1978)

setelah melakukan penelitian dengan menambahkan limbah kelapa sawit pada makanan

sapi , akhirnya menyimpulkan bahwa limbah kelapa sawit merupakan bahan pakan yang

potensial, selain itu juga dapat mengatasi masalah polusi dan memberi nilai tambah pada

pabrik pengolahan kelapa sawit. Berikut data percobaan tentang pemanfaatan limbah

lumpur kelapa sawit :

A = Tanah

B = Tanah + 50% NPK

C = Tanah + 100% NPK

Rekayasa Media Tumbuh Tanaman Sawi (Brassica juncea) |Teknologi Produksi Tanaman III

9

Page 11: Makalah prodtan sawi

D = Tanah + 20% limbah lumpur kering

E = Tanah + 30% limbah lumpur kering

F = Tanah + 40% limbah lumpur kering

G = Tanah + 50% NPK + 20% limbah lumpur kering

H = Tanah + 50% NPK + 30% limbah lumpur kering

I = Tanah + 50% NPK + 40% limbah lumpur kering

J = Tanah + 100% NPK + 20% limbah lumpur kering

K = Tanah + 100% NPK + 30% limbah lumpur kering

L = Tanah + 100% NPK + 40% limbah lumpur kering

Perlakuan dengan pemberian limbah lumpur kering (LS) 20% + NPK 50%, LS 30%

+NPK 50%, dan LS 40%+NPK 50% mampu menyeimbangkan pertumbuhan vegetatif

tanaman (tinggi tanaman dan jumlah daun) dan produktifitas tanaman sawi (Brassica

juncea) jika dibandingkan dengan NPK 100%.

Perlakuan dengan pemberian LS 20%+NPK 50%, LS 30%+NPK 50%, dan LS 40%

+NPK 50% mampu meningkatkan populasi total mikroorganisme tetapi tidak mampu

meningkatkan populasi total fungi jika dibandingkan dengan NPK 100%.

Penambahan limbah lumpur kering kelapa sawit ke dalam media tanam tanaman sawi

(Brassica juncea) mampu menggantikan ketersediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman

sawi untuk mendukung pertumbuhan tanaman tersebut.

Dinamika populasi total mikroorganisme dan total fungi sebagian besar mengalami

kenaikan tetapi ada juga beberapa perlakuan yang mengalami penurunan.

2.3. Bahan Organik

Tanah merupakan medium alami tempat tanaman hidup, berkembang biak dan mati dan

karenanya menyediakan sumber bahan organik selama bertahun-tahun karena dapat didaur

ulang untuk nutrisi tanaman (Rao, 1994). Bahan organik umumnya ditemukan di pemukaan

tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-5 persen, tetapi pengaruhnya terhadap sifat-

Rekayasa Media Tumbuh Tanaman Sawi (Brassica juncea) |Teknologi Produksi Tanaman III

10

Page 12: Makalah prodtan sawi

sifat tanah sangat besar (Allison, 1973). Bahan organik dalam tanah terdiri dari bahan

organik kasar dan bahan organik halus. Humus terdiri dari bahan organik halus yang

berasal dari hancuran bahan organik tersebut melalui kegiatan mikroorganisme di dalam

tanah. Banyak sumber bahan organik yang cukup berpotensi di Indonesia yang dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Beberapa sumber bahan organik

yang cukup penting dan telah banyak digunakan adalah sisa tanaman , pupuk hijau, pupuk

kandang dan kompos (Hardjowigeno, 2003). Adapun pengaruh bahan organik

terhadap sifat-sifat tanah dan akibatnya terhadap pertumbuhan tanaman

adalah:

a. sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah

b. sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lain-lain

c. menambah kemampuan tanah untuk menahan air

d. menambah kemampuan tanah untuk menjerap unsur hara (kapasitas tukar

kation tanah menjadi lebih tinggi)

e. sumber energi bagi mikroorganisme.

Menurut Stevenson (1994), bahan organik dapat meningkatkan kandungan air pada

kapasitas lapang. Bahan organik mengandung sejumlah zat tumbuh dan vitamin serta dapat

merangsang pertumbuhan tanaman dan juga mikroorganisme tanah.

Rekayasa Media Tumbuh Tanaman Sawi (Brassica juncea) |Teknologi Produksi Tanaman III

11

Page 13: Makalah prodtan sawi

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Media tanam bisa direkayasa, bukan hanya tanah saja yang bisa menjadi media

tumbuh bagi tanaman. Asalkan memenuhi persyaratan untuk pertumbuhan tanaman maka

bahan lain pun bisa dijadikan bahan untuk tempat tumbuh tanaman. Asalkan bahan tersebut

mendukung untuk menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman dan bisa menopang

tanaman untuk tumbuh maka bisa dijadikan media tumbuh. Berbagai macam media tumbuh

diantaranya adalah : kompos, cocopeat, pupuk kandang, tanah, dll. Selain itu seiring

perkembangan, didapatkan bahwa limbah lumpur kelapa sawit bisa dimanfaatkan untuk

media tumbuh tanaman, khususnya pada tanaman sawi, hasilnya cukup memuaskan bagi

pertumbuhan sawi yang diuji.

Rekayasa Media Tumbuh Tanaman Sawi (Brassica juncea) |Teknologi Produksi Tanaman III

12

Page 14: Makalah prodtan sawi

DAFTAR PUSTAKA

Setiawan. 2013. Rekayasa media tanam tanaman sawi. http://sustainablemovement.wordpress.com/2013/04/20/rekayasa-media-tanam-tanaman-sawi-terhadap-pertumbuhan-vegetatif-tanaman-sawi/. Diakses pada 27 April 2013.

Friska. 2008. Pemanfaatan Limbah Lumpur Kering Kelapa Sawit Sebagai Sumber Bahan Organik Untuk Campuran Media Tanam Sawi. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/8983/2006der.pdf?sequence=2. Diakses pada 27 April 2013

Rekayasa Media Tumbuh Tanaman Sawi (Brassica juncea) |Teknologi Produksi Tanaman III

13