9
MAKALAH PROMOSI KESEHATAN TENTANG PERUBAHAN PERILAKU MENURUT BENYAMIN BLOOM DOSEN PEMBIMBING: Drs. Moebari M.Kes KELOMPOK 3 ANGGOTA : 1. NI WAYAN NGARTINIASIH 121152 2. NONI WIDYAWATIE 121153 3. NURVITAWANG SEPTIASTUTI 121154 4. PUTRI HARDIYANTI 121155 5. RETNO PUTRI PRATIWI 121157 6. RICA AGUSTIN 121159 7. RIFKI HERYADI 121160 8.RUDI 121161

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dsfsg

Citation preview

Page 1: MAKALAH  PROMOSI KESEHATAN

MAKALAH PROMOSI KESEHATAN TENTANG PERUBAHAN PERILAKU MENURUT

BENYAMIN BLOOM

DOSEN PEMBIMBING: Drs. Moebari M.Kes

KELOMPOK 3

ANGGOTA :

1. NI WAYAN NGARTINIASIH 1211522. NONI WIDYAWATIE 1211533. NURVITAWANG SEPTIASTUTI 1211544. PUTRI HARDIYANTI 1211555. RETNO PUTRI PRATIWI 1211576. RICA AGUSTIN 1211597. RIFKI HERYADI 1211608. RUDI 121161

PRODI DII KEPERAWATAN

AKADEMI KESEHATAN KARYA HUSADA

YOGYAKARTA TAHUN 2013/2014

Page 2: MAKALAH  PROMOSI KESEHATAN

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan

segala rahmat, hidayah dan inayahnya sehingga penyusun makalah " Tentang Perubahan

Perilaku Menurut Benyamin Bloom” yang disusun oleh Kami, kelompok 3 Akademik Kesehatan

Karya Husada Tahun Akademik 2013/2014. Makalahini kami susun untuk memenuhi tugas

promosi kesehatan.

Pada kesempatan ini, Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Moebari.

M.Kes selaku dosen pembimbing serta teman-teman, saudara/i yang tidak disebutkan satu

persatu yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan makalah. Kami menyadari bahwa makalah ini

sangat jauh dari sempurna dan untuk tujuan perbaikan kami akan berterimakasih atas kritik dan

saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini kami terima dengan senang hati

dan tangan terbuka.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusunan pada tahap evaluasi asuhan

keperawatan di Akademi Kesehatan Karya Husada, guna menjadi tenaga perawat profesional

yang berkarakter.

Yogyakarta, 15 November 2013

( KELOMPOK 3)

Page 3: MAKALAH  PROMOSI KESEHATAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2010, p.20).

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari perilaku?2. Jelaskan tentang tingkatan domain perilaku berdasarkan Benyamin Bloom?3. Jelaskan tentang tahap sikap?4. Jelaskan tentang tindakan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui tentang pengertian perilaku

2. Untuk mengetahui tentang tahap sikap

3. Untuk mengetahui tindakan.

Page 4: MAKALAH  PROMOSI KESEHATAN

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2010, p.20).

Bentuk dalam respons perilaku manusia terjadi melalu proses : Stimulus → Organisme → Respons, sehingga teori oleh Skiner ini disebut teori “S-O-R” (stimulus – organisme – respons). Selanjutnya teori ini menjelaskan adanya dua jenis respons, yaitu :

1. Respondent respons atau reflexive. Respon yang ditimbulkan oleh rangsangan – rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut eliciting stimulus, karena menimbulkan respons – respons yang relatif tetap.

2. Operant respons atau instrumental respons. Respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau forcing stimuli atau reinforcer, karena berfungsi untuk memperkuat respons.

Macam – macam perilaku. Pengelompokkan perilaku manusia berdasarkan teori “S-O-R” menjadi dua, yaitu :

1. Perilaku tertutup (covert behavior). Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk “unobservable behavior” atau “covert behavior” yang dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap.

2. Perilaku terbuka (overt behavor). Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau “observable behavior”

B.Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologis pendidikan membagi perilaku

manusia itu ke dalam 3 domain. Pembagian ini dilakukan untuk tujuan pendidikan. Bahwa dalam suatu pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain perilaku tersebut, yakni Kognitif, Afektif, Psikomotor.

Dalam perkembangannya, Teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni :

1. Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan. (knowledge)

2. Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan. (attitude)

3. Tindakan atau praktek yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan dengan materi pendidikan yang diberikan. (practice)

Page 5: MAKALAH  PROMOSI KESEHATAN

Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu lebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek di luarnya. Oleh karena itu menimbulkan pengetahuan baru pada subjek tersebut dan selanjutnya menimbulkan respons batin dalam bentuk sikap si subjek terhadap objek yang diketahui itu.

Pada akhirnya, rangsangan yakni objek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan (action) terhadap atau sehubungan dengan stimulus atau objek tadi. Akan tetapi, di dalam kenyataan stimulus yang diterima oleh subjek dapat langsung menimbulkan tindakan, artinya, seseorang dapat bertindak atau berperilaku baru dengan mengetahui terlebih dahulu terhadap makna stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain, tindakan (practice) seseorang tidak harus disadari oleh pengetahuan atau sikap.

C. Tingkat pengetahuan di Dalam Domain Kognitif.

1. Tahu (know), dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari. Termasuk tingkat pengetahuan yang paling rendah yakni mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain:  menyebutkan,menguraikan, mendefinisikan,  menyatakan. Contoh : menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori dari protein pada anak balita.

2. Memahami (comprehension). Merupakan kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan  dapat menginterpretasikan  materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan. Contoh : dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.

3. Aplikasi (aplication), Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Dapat diartikan  sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode dan prinsip. Misalnya: Dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip siklus pemecahan masalah di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

4. Analisis (analysis), Merupakan kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitan satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja :

Dapat menggambarkan (membuat bagan), Membedakan Memisahkan Mengelompokan.

5. Sintesis (synthesis), Merupakan kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, ( menyusun formulasi baru dari formulasi – formulasi yang ada ). Misalnya :  dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan dan menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan – rumusan yang telah ada.

Page 6: MAKALAH  PROMOSI KESEHATAN

6. Evaluasi (evaluation), Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi  atau objek. Penilaian berdasarkan kriteria sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. Misalnya : Dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi dengan anak  kekurangan gizi.

D. Tingkatan Sikap.

Sikap masih merupakan reaksi tertutup, tidak dapat langsung dilihat , merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas. Ada 4 sikap yang harus di pahami yaitu :1. Menerima (receiving). Orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang 

diberikan (objek). Misalnya : Sikap orang terhadap gizi dapat terlihat dari kesediaan dan perhatian terhadap ceramah-ceramah tentang gizi.

2. Merespon (responding). Merespon yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Usaha tersebut menunjukkan bahwa orang  menerima ide.

3. Menghargai (valuing). Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. Misalnya :  Seorang ibu mengajak ibu lainnya (tetangga, saudara dsb) untuk pergi menimbangkan anaknya  ke posyandu. Berdasarkan contoh diatas, ibu tersebut telah mempunyai sikap positif terhadap  gizi anak.

4. Bertanggung jawab (responsible), Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko. Bertanggung jawab merupakan sikap yang paling tinggi. Misalnya : seorang ibu mau menjadi akseptor KB, meskipun mendapat tantangan dari mertua atau orang tuanya.

E. Tindakan (Praktek)

Tindakan merupakan suatu perbuatan nyata yang dapat diamati atau dilihat. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam bentuk tindakan (overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu

kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas.

Sikap ibu yang sudah positif terhadap imunisasi tersebut harus mendapat konfirmasi dari suaminya, dan ada fasilitas imunisasi yang mudah dicapai, agar ibu tersebut mengimunisasikan anaknya. Disamping faktor fasilitas juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain, misalnya suami atau isteri, orang tua atau mertua sangat penting untuk mendukung praktek keluarga berencana. Ada 4 tingkatan praktek:

1. Persepsi (perception), Persepsi merupakan mengenal dan memilih berbagai objek

sehubungan dengan tindakan  yang  akan diambil. Misalnya : Ibu dapat memilih makanan yang bergizi untuk anak balitanya. Respon terpimpin (guided response).

2. Respon terpimpin yaitu dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar

dan  sesuai dengan contoh. Misalnya : Ibu memasak sayur dengan benar, yaitu mulai dari cara mencuci, memotong dan lamanya memasak.

Page 7: MAKALAH  PROMOSI KESEHATAN

3. Mekanisme (mecanism),Mekanisme yaitu dapat melakukan  dengan benar, secara otomatis/ kebiasaan. Misalnya : Mengimunisasikan bayinya tanpa  perintah atau

ajakan orang lain. 4. Adopsi (adoption), Adopsi merupakan tindakan yang sudah berkembang dengan baik.

Dengan kata lain, dapat memodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Misalnya : ibu dapat memilih dan memasak makanan yang bergizi tinggi berdasarkan bahan- bahan yang murah dan sederhana.