14
Tugas Tata Kelola Perusahaan Kasus Satyam Arindha Purwandari - 1106075143 Firda Amalia - 1106011594 Nayaka Cyantika - 1106001896 Siti Nabila Yusianti - 1106060942

Makalah Satyam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kasus satyam berkaitan dengan corporate governance

Citation preview

Page 1: Makalah Satyam

Tugas Tata Kelola Perusahaan Kasus Satyam

Arindha Purwandari - 1106075143 Firda Amalia - 1106011594

Nayaka Cyantika - 1106001896 Siti Nabila Yusianti - 1106060942

Page 2: Makalah Satyam

2    

Statement of Authorship

Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa tugas terlampir adalah murni hasil

pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan

sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk tugas lain kecuali kami

menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan menggunakannya.

Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau

dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Mata ajaran : Tata Kelola Perusahaan

Judul Makalah : Kasus Satyam

Dosen : Cut Saskia Rachman, M.Ak.

Nama : Arindha Purwandari

NPM : 1106075143

Tanda Tangan :

Nama : Firda Amalia

NPM : 1106011594

Tanda Tangan :

Nama : Nayaka Cyantika

NPM : 1106001896

Tanda Tangan :

Nama : Siti Nabila Yusianti

NPM : 1106060942

Tanda Tangan

Page 3: Makalah Satyam

3    

Daftar Isi

Statementof Authorship 2

Daftar Isi 3

Bab 1 : Penjelasan mengenai Transaksi Pihak Berelasi 4

Bab 2 : Ringkasan Kasus 6

Bab 3 : Related Party Transaction dan Satyam 7

Bab 4 : Pelaporan Keuangan yang salah dan Satyam 8

Bab 5 :Pembahasan dengan kaitan terhadap OECD 11

Daftar Pustaka

Page 4: Makalah Satyam

4    

Penjelasan mengenai transaksi pihak berelasi yang merugikan

Transaksi pihak berelasi merupakan kesepakatan bisnis yang dibuat oleh dua pihak

yang memiliki hubungan istimewa dari sebelum terbentuknya kesepakatan tersebut.

Adapun, menurut IAS, sebuah pihak berelasi dengan entitas, jika:

a. Secara langsung maupun tidak langsung, pihak tersebut :

i. Mengendalikan, dikendalikan, atau dibawah pengendalian bersama,

entitas (termasuk orang tua dan anak perusahaan)

ii. Memiliki kepentingan dalam entitas sehingga dapat mempengaruhi

entitas secara signifikan

iii. Memiliki joint venture atas entitas

b. Pihak merupakan asosiasi dari entitas

c. Pihak merupakan joint venture dimana entitas adalah venturer

d. Pihak merupakan salah satu anggota dari manajemen entitas atau induk

perusahaannya

e. Pihak merupakan keluarga dekat dari (a) atau (d)

f. Pihak merupakan sebuah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama,

atau dipengaruhi secara signifikan oleh atau untuk dengan hak suara yang

signifikan dalam entitas yang didalamnya, secara langsung maupun tidak

langsung, terdapat (d) atau (e)

g. Pihak merupakan suatu program imbalan pasca bekerja untuk imbalan kerja

entitas, atau entitas apapun yang merupakan pihak berelasi dengan entitas.

Dari penjelasan diatas, jelas terlihat tidak ada yang salah dengan adanya transaksi

pihak yang berelasi. Namun transaksi pihak berelasi ini adalah salah satu hal yang

menjadi topik hangat Corporate Governance di dunia bisnis Asia. Asia menjadi fokus

kekhawatiran atas terjadinya transaski pihak berelasi dikarenakan adanya

kecenderungan perusahaan-perusahaan di Asia dimiliki oleh sekelompok atau

keluarga yang menjadi pemegang saham mayoritas sehingga sangat memungkinkan

adanya transaksi yang dilakukan demi kepentingan pribadi. Hal ini membuat transaksi

pihak berelasi merugikan para pihak yang berkepentingan selain dari pihak yang

melakukan transaksi tersebut. Oleh karena itu, OECD mengeluarkan Guide on

Page 5: Makalah Satyam

5    

Fighting Abusive Related Party Transaction in Asia pada September 2009 untuk

mengatur hal ini.

Mengenai transaksi pihak berelasi yang merugikan ini telah disinggung juga

sebelumnya pada prinsip ketiga Corporate Governance OECD. Pada prinsip ketiga,

poin terakhir, menyatakan bahwa adanya kewajiban dari komisaris, direksi dan

manajemen kunci untuk mengungkapkan kepentingannya kepada dewan komisaris

jika baik langsung maupun tidak langsung atau atas nama pihak ketiga mempunyai

kepentingan yang material dalam suatu transaksi atau suatu hal yang mempengaruhi

perusahaan. Pengungkapan kepentingan para pihak di atas kepada dewan komisaris

juga harus diikuti dengan ketidak-ikut sertaan para pihak didalam pengambilan

keputusan yang berkaitan dengan transaksi yang memuat kepentingan mereka

tersebut.

Tidak hanya OECD, Indonesia pun telah mengadopsi prinsip tersebut untuk

melindungi pemegang saham minoritas atas transaksi-transaksi dengan pihak berelasi

yang mungkin merugikan dengan dikeluarkannya berbagai peraturan. Contohnya

adalah peraturan Bapepam No. IX.E.1 yang mengatur mengenai benturan kepentingan

transaksi tertentu. Benturan kepentingan adalah perbedaan antara kepentingan

ekonomis perusahaan dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris,

pemegang saham utama perusahaan atau pihak terafiliasi dari direktur, komisaris atau

pemegang saham utama. Selain itu, peraturan Bapepam No. VIII.G.7 tentang

pedoman penyajian laporan keuangan juga menjelaskan bahwa transaksi hubungan

istimewa harus dirinci pada bagian Catatan Laporan Keuangan.

Dari penuturan diatas, dapat terlihat betapa pentingnya menjaga hak pemegang saham

dengan tidak melakukan transaksi pihak berelasi yang merugikan agar dapat

mencerminkan good corporate governance. Tidak hanya itu, pengungkapan mengenai

transaksi dengan pihak berelasi merupakan juga harus dilakukan agar bisa terhindar

dari transaksi merugikan tersebut.

 

 

 

Page 6: Makalah Satyam

6    

Ringkasan  kasus  

 

Satyam   merupakan   salah   satu   perusahaan   yang   bergerak   di   bidang   informasi  

teknologi.   Perusahaan   ini   didirikan   oleh   B.   Ramalinga   Raju   atau   disebut   Raju  

pada  tahun  1987  di  India.  Spesialisasi  jasa  Satyam  meliputi  teknologi  informasi,  

business   service,   peranti   lunak   komputer,   dan   menjadikan   Satyam   perusahaan  

outsourcing  yang  terdepan  di   India.  Satyam  melakukan  penawaran  pertamanya  

(IPO)   di   Bombay   Stock   Exchange   pada   tahun   1991   dan   sejak   itu   perusahaan  

berkembang  pesat   selama   tahun  1990  hingga   2000an.   Perusahaan-­‐perusahaan  

di   seluruh   dunia-­‐pun   mulai   melirik   India   untuk   mencari   solusi   teknologi  

informasi.   Hal   tersebut   menjadikan   Satyam   perusahaan   outsourcing   ke-­‐4  

terbesar  di   India.  Satyam  memperkerjakan  50,000  karyawan  dan  beroperasi  di  

67  negara.    

 

Satyam   mungkin   dikenal   karena   kasusnya   pada   tahun   2009   mengenai  

pengakuan   Raju   atas   tindakan   manipulasi   laporan   keuangan   yang   ia   lakukan  

yaitu   dengan  menggelembungkan   laporan  posisi   keuangan  dan   laba   rugi.   Pada  

keseempatan   kali   ini,   kami   mengangkat   kasus   lain   dari   Satyam   yaitu   indikasi  

adanya  transaksi  hubungan  istimewa  yang  dianggap  merugikan  beberapa  pihak  

tertentu  dan  mengarah  ke  pengakuan  Raju  yang  terjadi  pada  awal  2009.  

 

Pada   16   Desember   2008,   Satyam   mengumumkan   rencananya   untuk  

mengakuisisi  controlling  interest  di  Maytas  Infrastucture  dan  Maytas  Properties  

senilai  $1,6juta.  Keluarga  dari  Ramalinga  Raju,  yaitu  pemilik  Satyam,  menguasai  

saham  yang  besar  di  dua  perusahaan  Maytas   tersebut..  Kekhawatiran   terhadap  

valuasi  dari  dua  entitas  tersebut,  timing,  metode  pembayaran  dari  para  direktur  

independen   menimbulkan   penyelidikan   yang   lebih   mendalam   oleh   investor  

Satyam   dan   akhirnya   terjadi   pembatalan   rencana   akuisisi   tersebut.   Kejadian  

tersebut   kemudian   diikuti   dengan   empat   direktur   independen   mengundurkan  

diri   dan   Raju   mengakui   atas   tindakan   manipulasi   laporan   keuangan   sebesar  

$1juta  selama  beberapa  tahun  terakhir.  

 

Page 7: Makalah Satyam

7    

Rencana awalnya adalah mentransfer uang kas sebesar 60 juta rupee dari pemegang

saham Satyam ke keluarga Raju (yang merupakan pemegang saham defacto dengan

kepemilikan sebeasr 8%) dan kedua perusahaan Maytas. Hal tersebut mengagetkan

reksa dana dan investor institusi di India dan mereka mengancam adanya tindakan

hukum. Rencana akuisisi tersebut diumumkan oleh Satyam setelah pasar India telah

ditutup pada 16 Desember, tetapi harga saham Satyam di Amerika turun 50% pada

pembukaan. Kesepakatan tersebut-pun dibatalkan keesokan harinya. Meskipun telah

dibatalkan, harga sahamnya tetap turun 30% dan terus turun. Kejadian tersebut diikuti

dengan pengakuan dari Raju.

Dalam suratnya, Raju mengaku telah menggelembungkan dana yang sebenarnya tidak

terjadi di akun kas sebesar 3juta rupee, piutang bunga 3,7juta rupee, dan menurunkan

hutang sebesar 12juta upee.  

 

 Related  Party  Transaction  dan  Satyam  

Akuisisi  yang  dilakukan  Satyam  adalah  transaksi  berelasi  yang  salah.  Transaksi  

berelasi  ini  memiliki  dugaan  adanya  scenario  di  baliknya.    

Keputusan   untuk   mengakuisisi   dua   perusahaan   yang   jelas   berbeda   core  

bisnisnya   dengan   Satyam   adalah   keanehan   pertama.   Maytas   Infra   bergerak   di  

bidang   konstruksi,   sedangkan  Maytas   Properties   bergerak   di   bidang   property.  

Dengan  nilai  akuisisi  senilai  1,6  billion  rupee,  di  mana  Satyam  akan  mengakuisi  

MAytas  Infra  sebanyak  100%  dan  Maytas  Properties  sebanyak  51%,  transaksi  ini  

terlihat   seperti   transaksi   yang   merugikan,   karena   banyaknya   uang   yang  

diinvestasikan   kepada   core   bisnis   yang   tidak   berhubungan,   atau   keputusan  

melakukan  unrelated  diversification  yang  cukup  aneh.    

Maytas  Infra  dan  Maytas  Properties  diketahui  adalah  milik  keluarga  Ramalangga  

Raju,   selaku  CEO  dari   Satyam.  Dengan   begitu,   controlling   shareholders   Satyam  

dan  Maytas   adalah  orang   yang   sama.  Dengan   transaksi   ini,   keluarga  Raju   akan  

mendapatkan   uang   sebanyak   570   juta   dollar.   Karena   mereka   memiliki   35%  

saham  mereka  di  Maytas  Infra,  dan  36%  saham  mereka  di  Maytas  Properties.    

 

Keputusan  pengakuisisian  ini  dengan  anehnya  dapat  melewati  persetujuan  dari  

board  Satyam.    Keputusan  ini   juga  diambil   tanpa  mengambil  suara  dari  pemilik  

Page 8: Makalah Satyam

8    

saham  minoritas,  dengan  alasan  karena  hal   ini   tidak  terdapat  dalam  peraturan.  

Hal  ini  dapat  mengindikasi  adanya  transaksi  berelasi  yang  disalah  gunakan.  Hal  

ini  dapat  disimpulkan  dari  sifat-­‐sifat  transaksi  berikut  ini  :  

a. Tidak  memberikan  pemberitahuan  kepada  pemilik  saham  minoritas    

b. Transaksi  berjumlah  material  

c. Transaksi  beresiko  tinggi  karena  mengakuisisi  perusahaan  yang  berbeda  

core  bisnsisnya  dengan  Satyam  

Pemberitahuan   kepada   pemilik   saham  minoritas   merupakan   suatu   kewajiban,  

agar  pemilik  saham  dapat  mengetahui  apakah  transaksi  berelasi  ini  sudah  benar  

atau  belum.  Transaksi  berelasi   ini  pada  kenyataanya  memiliki  nilai  yang  sangat  

tinggi,  valuasi  terhadap  saham  Maytas  jauh  lebih  tinggi  dibandingkan  nilai  saham  

Maytas  yang  sebenarnya.  

 

Pengumuman   akan   pengakusisian   saham   oleh   Satyam   ini  mengakibatkan   nilai  

saham   Satyam   turun   55%   dari   nilai   yang   sebelumnya.   Hal   ini   yang  

mengakibatkan  pembatalan  pengakusisian  sehari  berikutnya.    

 

Pengakuisisian   ini   ternyata   adalah   satu   kejadian   di   balik   kecurangan   yang  

dilakukan   Satyam.   Dugaan   ini   dapat   dibilang   benar,   mengingat   bahwa   setelah  

pengakuan,   ternyata   Satyam  memiliki   gap  besar   yaitu  1,6   billion   rupee,   antara  

laporan   keuangan   dan   kondisi   keuangan   Satyam   yang   sebenarnya.    

Penyalahgunaan   transaksi   berelasi   ini   ternyata   untuk   menutupi   dan  

mengalihkan   kas   sebanyak   1,6   billion   rupee   dari   buku   Satyam   ke   Maytas,  

sehingga  perbedaan  nilai  buku  yang  telah  ditutupi  selama  bertahun-­‐tahun  dapat  

ditutupi  sekali  lagi.    

Satyam  mengakui   bahwa   aksi   pengakuisisian   ini   adalah   aksinya   yang   terakhir  

untuk  menutupi  fraud  yang  sudah  ia  lakukan  selama  hampir  6  tahun.    

 

 

 

 

 

 

Page 9: Makalah Satyam

9    

Skema  pengakuisisian  Maytas  Infra  dan  Maytas  Properties  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Total  hasil  akuisisi  untuk  keluarga  Raju  :  USD  570  juta  

 

Skema  kepemilikan  saham  Maytas  Infra  dan  Maytas  Properties  oleh  Ramalingga  

Raju  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pelaporan   Keuangan  

yang  Salah  dan  Satyam  

Maytas  Infra   Maytas  Properties  

   

SATYAM  

Ramalingga  Raju  

100%  1,3  billion  rupe  

51%  300  million    

Controlling  stakeholder    

Maytas  Infra   Maytas  Properties  

   

Ramalingga  Raju  35%   36%    

Page 10: Makalah Satyam

10    

Satyam   selama   enam   tahun   terakhir   melakukan   pelaporan   yang   salah.   Hal   ini  

bermula   dari   keinginan   Ramalingga   Raju   untuk   mendapatkan   ijin   perolehan  

dana   dari   bank   untuk   melakukan   ekspansi   Satyam.   Sehingga   Raju   melakukan  

beberapa  manipulasi,  seperti  dijelaskan  di  bawah  ini  :  

a. Saldo  kas  dan  bank   sebesar  50,40  miliar   adalah   fiktif   jika  dibandingkan  

dengan  RS  53,61  milyar  dalam  pembukuan  

b. Piutang  bunga  fiktif  sebesar  RS  3,67  miliar  

c. Utang  yang  understated  senilai  RS  12,3  miliar  

d. Piutang  yang  terlalu  tinggi(overstated)  senilai  RS  4,90  miliar.    

e. Untuk   Q2   September,   pendapatan   lebih   besar   RS   5,88   milyar   dan  

operating   margin   yang   dilaporkan   senilai   Rs   6,49   miliar   seharusnya  

bernilai  Rs  610  juta.  Hal  ini  mengakibatkan  adanya  saldo  kas  fiktif  senilai  

Rs  5,88  miliar  

Sumber  Reuters    

 gap  antaralaporan  public  dan  laporan  perusahaan  

Page 11: Makalah Satyam

11    

Pelaporan   keuangan   yang   salah   ini   sudah   terjadi   beberapa   tahun,   dan  

seharusnya   ketika   prosespengauditan   dijalankan   dengan   benar,   hal   ini   tidak  

seharusnya  bisa  terjadi.    

Kejadian   ini   bisa   terjadi   sampai   beberapa   tahun   karena   auditor   dan   direktur  

independen  tidak  menjalankan  tugas  sesuai  fungsinya.    

• Auditor  tidak  melakukan  pengujian,  meneliti  atas  setiap  verifikasi  

• Tidak  pernah  memverifikasi  dengan  benar  cash  and  balance  

• Sengaja  membiarkan  faktur-­‐faktur  palsu  

• TIdak  pernah  melaporkan  hasil  pekerjaan  audit  kepada  komite  audit  

• Perencanaan  audit  didasarkan  pada  permintaan  chairman  

• Bukti  temuan  serius  sengaja  dibiarkan  oleh  ketua  audit  

 

Proses   ‘kerjasama’   antara   auditor   dan   Satyam   bukan   tanpa   disengaja.   Satyam  

dan   PWC   sebagai   auditor   memiliki   hubungan   bisnis,   di   mana   Satyam   adalah  

partner   dari   PWC  dan  hal   ini   tidak  dapat   dibenarkan  dalam  hubungan   auditor  

dank   klien.   DIketahui   pula   bahwa   perbandingan   pembayaran   biaya   audit   dari  

Satyam   ke   PWC,   relative   jauh   lebih   besar   dibandingkan   usaha   sejenis   Satyam  

dalam  pembayaran  kepada  auditornya  ,  

 

 

 

 

 

 

Pembahasan  dengan  kaitan  terhadap  OECD  

Dengan   terjadinya   transaksi   pihak   berelasi   yang  merugikan  Antara   Satyam  dengan  

Matyas,  maka,  merujuk  kepada  peraturan  OECD  yang  mengatur  mengenai  transaksi  

berelasi  yang  berjudul  “Guide  To  Fighting  Abusive  Related  Transaction   in  Asia”  ada  

beberapa  hal   yang  dapat  dilakukan  dalam  meminimalisir   terjadinya   transaksi  pihak  

berelasi  yang  merugikan.  

 

 

Page 12: Makalah Satyam

12    

Pendekatan  Legislatif  dan  Peraturan  

Dalam   pelaksanaan   transaksi   dengan   pihak   berelasi,   ada   dua   hal   yang   menjadi  

perhatian   para   investor,   yaitu   bagaimana   investor   dapat   mengawasi   transaksi  

tersebut,   dan  pilihan   apa   yang  dimiliki   oleh   investor   apabila   diasumsikan   transaksi  

tersebut  merugikan.    

•   Disclosure  (Pengungkapan)  

Dengan   dilakukannya   disclosure,   investor   dengan   lebih   leluasa   akan   dapat  

mengawasi   transaksi   terkait   pihak   berelasi,   namun   transaksi   yang   akan   di   disclose  

adalah   hanya   transaksi-­‐transaksi   yang   melebihi   suatu   ambang   batas   tertentu,  

dengan  tujuan  meminimalisir  pengeluaran  perusahaan  dan  mengurangi  beban  yang  

berkenaan  dengan  peraturan  

•   Shareholder  Approval  

Untuk   transaksi   terkait   pihak  berelasi   yang  melebihi   suatu   ambang  batas   tertentu,  

harus  dilakukan  persetujuan  oleh  para  shareholder,  dengan  tujuan  agar  shareholder  

dapat   mengawasi   transaksi   tersebut.   Transaksi   yang   memerlukan   shareholder  

approval  biasanya  adalah   transaksi   yang   jumlahnya   lebih  banyak  daripada  ambang  

batas   jumlah   yang   harus   diungkapkan.   Hal   ini   juga   membantu   shareholder   untuk  

meminta   direktur   independen   untuk   berpendapat   mengenai   transaksi   tersebut.  

Direktur  yang  memiliki  benturan  kepentingan  atas   transaksi   tersebut  akan  memilih  

untuk  abstain  dalam  membuat  rekomendasi  untuk  shareholder  

 

Board  Oversight  and  Approval  

Dalam  pengambilan  keputusan  perusahaan,  board  merupakan  pihak   yang  memiliki  

wewenang.   Atas   pengambilan   keputusan   oleh   board   ini,   direktur   independen,  

komite   audit,   auditor   internal   dan   eksternal  memiliki   peran   yang   signifikan   dalam  

mengawasi  transaksi  pihak  berelasi.    

• Direktur  Independen  

Direktur   independen   merupakan   pihak   yang   memainkan   peran   penting   dalam  

mengawasi   transaksi   relasi   yang   merugikan.   Pendapat   dari   direktur   independen  

sangat   penting   untuk  mengawasi   transaksi   pihak   berelasi   dan  memastikan   bahwa  

transaksi   tersebut   merupakan   kepentingan   perusahaan   dan   semua   shareholder.  

Page 13: Makalah Satyam

13    

Dalam   Guide   dikatakan   bahwa   hanya   direktur   independen   berhak   untuk  

mendiskusikan  dan  memutuskan  suatu  transaksi  pihak  berelasi.  

• Auditor  

Auditor     adalah   badan   independen   yang   kompeten   dan   terkualifikasi   yang  

berfungsi   untuk   menyediakan   jaminan   yang   bersifat   eksternal   dan   objektif  

kepada   board   dan   shareholder   bahwa   laporan   keuangan   telah  

merepresentasikan   dengan   baik   gambaran   posisi   keuangan   dan   kinerja  

perusahaan.   Dengan   adanya   auditor,   diharapkan   bahwa   kemunculan   transaksi  

pihak  berelasi   yang  merugikan  dapat   dideteksi   dan  dihindari.   Tanggung   jawab  

utama   auditor   eksternal   adalah   memberikan  opini   atas   kewajaran  

pelaporan  keuangan  organisasi,  terutama  dalam  penyajian  posisi  keuangan  dan  

hasil   operasi   dalam   suatu   periode.   Mereka   juga   menilai   apakah   laporan  

keuangan  organisasi   disajikan   sesuai   dengan   prinsip-­‐prinsip   akuntansi   yang  

diterima  secara  umum,  diterapkan  secara  konsisten  dari  periode  ke  periode,  dan  

seterusnya.  Opini   ini  akan  digunakan  para  pengguna   laporan  keuangan,  baik  di  

dalam  organisasi  terlebih  di  luar  organisasi,  antara  lain  untuk  melihat  seberapa  

besar   tingkat   reliabilitas   laporan   keuangan   yang   disajikan   oleh   organisasi  

tersebut.  Sedangkan,  peran  auditor   internal  bagi  manajemen  adalah  membantu  

organisasi  dalam  mencapai  tujuannya  melalui  pendekatan  disiplin  dan  sistematis  

untuk   mengevaluasi   dan   meningkatkan   efektivitas   pengelolaan   risiko,  

pengendalian,   dan   tata   kelola   organisasi.   Auditor   internal   dapat   membantu  

manajemen   dalam   mengidentifikasi,   menilai,   dan   memitigasi   risiko   dengan  

menguji   kecukupan   dan   keandalan   yang   dibuat  manajemen.   Apabila   dari   hasil  

pengujian  ternyata  pengendalian  tidak  cukup  dan  tidak  memadai,  maka  auditor  

internal   dapat  memberikan   rekomendasi   perbaikan.   Dengan   rekomendasi   dari  

auditor   internal,  selanjutnya  manajemen  memperbaiki  pengendalian  yang  telah  

dibuat   sehingga   cukup   dan   memadai.   Dengan   pengendalian   yang   andal,   maka  

risiko  yang  akan  mengganggu  pencapaian  tujuan  organisasi  berkurang,  sehingga  

tujuan  organisasi  dapat  dicapai  secara  lebih  efektif.  

 

 

 

Page 14: Makalah Satyam

14    

Daftar  Pustaka  

 

http://www.nytimes.com/2009/01/27/business/worldbusiness/27accounting.html?page

wanted=all&_r=0

http://www.asialaw.com/Article/2097602/Channel/16709/The-great-deception.html

http://articles.economictimes.indiatimes.com/2009-01-17/news/27647068_1_maytas-

properties-maytas-deal-board-meeting

http://www.rediff.com/money/2008/dec/22maytas-deal-impact-on-the-companies.htm

http://www.ingovern.com/2014/02/business-world-article-on-contentious-related-

party-transactions/

http://articles.economictimes.indiatimes.com/2008-12-20/news/27735298_1_upaid-

systems-simon-joyce-maytas-deal

Peraturan Bapepam IX.E.1

Peraturan Bapepam VIII.G.7

Guide on Fighting Abusive Related Party Transaction in Asia (September 2009)

OECD Principles of Corporate Governance

Studi penerapan OECD (Bapepam)

Related Party Transactions and Minority Shareholder Rights, OECD