77
Page | 1 Makalah Teori Belajar Behaviorisme Teori Belajar Behaviorsme Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar Dosen Pengampu : Dr. Djono M.Pd DISUSUN OLEH Muhammad Nur Rohim (K4413043) Rita Fatmarani (K4413052) Sativa Permatasari (K4413056) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

makalah sbm revisi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah pembelajaran

Citation preview

Page 1: makalah sbm revisi

P a g e | 1Makalah Teori Belajar Behaviorisme

Teori Belajar Behaviorsme

Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Strategi Belajar

Mengajar

Dosen Pengampu : Dr. Djono M.Pd

 

DISUSUN OLEH

Muhammad Nur Rohim (K4413043)

Rita Fatmarani (K4413052)

Sativa Permatasari (K4413056)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015

Page 2: makalah sbm revisi

P a g e | 2Makalah Teori Belajar Behaviorisme

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah sebagai tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas Teori belajar Behviorisme.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa2. Dosen pengampu Dr. Djono M.Pd.3. Teman-teman yang selalu memberi masukan

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Surakarta, 2015

Penulis

Page 3: makalah sbm revisi

P a g e | 3Makalah Teori Belajar Behaviorisme

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................... I

Daftar Isi.............................................................................................................................. II

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................. 1B. Rumusan Masalah........................................................................................... 2C. Tujuan Penulisan............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3

A. Pengertian Teori Belajar Behaviorisme......................................................... 3B. Tujuan Belajar Behaviorisme......................................................................... 7C. Pendapat Para Ahli........................................................................................ 8D. Aplikasi dan Implikasi Teori Belajar Behaviorisme...................................... 39E. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Behaviorisme............................... 42

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 44 A. Kesimpulan..................................................................................................... 44 B. Daftar Pustaka................................................................................................. 45

Page 4: makalah sbm revisi

P a g e | 4Makalah Teori Belajar Behaviorisme

BAB I

Pendahuluan

a. Latar Belakang Masalah

Teori belajar dan pembelajaran yang digagas oleh berbagai pemikir telah

banyak muncul dalam sejarah umat manusia. Nadanya sangat beragam dan

variatif. Masing-masing mempunya kelemahan dan kelebihan. Pengambilan dan

penerapan teori belajar dan pembelajaran yang kurang relevan dengan situasi dan

kondisi bisa menyebabkan kerugian berbagai pihak yang berhubungan

menyangkut pendidikan dan pembelajaran.

Teori belajar adalah suatu prinsip umum atau kumpulan prinsip yang

saling berhubungan dan merupakan penjelasan atas semua fakta dan penemuan

yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Teori belajar adalah suatu tesis-tesis

yang mendiskripsikan beragam aspek pada hakikat belajar. Dengan adanya teori-

teori yang muncul dari para pemikir, praktisi pendidikan dan praktisi

pembelajaran tertantang untuk mengapresiasi, mempraktikan dan

menyempurnakan. Banyak teori belajar telah berkembang dari abad ke 19 sampai

sekarang.

Dalam makalah ini penulis mencoba menguraikan salah satu teori belajar

yaitu Teori Behaviorisme.

Page 5: makalah sbm revisi

P a g e | 5Makalah Teori Belajar Behaviorisme

b. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian dari Teori Belajar Behaviorisme?

2. Apa tujuan dari Teori Belajar Behaviorisme?

3. Bagaimana Pernyataan atau pendapat dari beberapa pemikir tentang Teori

Belajar Behaviorisme?

4. Apa saja implikasi dari Teori Belajar Behaviorisme?

5. Apa kelebihan dan kekurangan dari Teori Belajar Behaviorisme?

c. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengertian dari Teori Belajar Behaviorisme

2. Untuk mengetahui tujuan dari Teori Belajar Behaviorisme

3. Untuk mengetahui Pernyataan dari beberapa pemikir tentang Teori Belajar

Behaviorisme

4. Untuk mengetahui implikasi dari Teori Belajar Behaviorisme

5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Teori Belajar

Behaviorisme

Page 6: makalah sbm revisi

P a g e | 6Makalah Teori Belajar Behaviorisme

BAB II

Pembahasan

a. Pengertian Teori Belajar Behaviorisme

Teori behavioristik adalah teori perkembangan perilaku, yang dapat

diukur, diamati dan dihasilkan oleh respons pelajar terhadap rangsangan.

Tanggapan terhadap rangsangan dapat diperkuat dengan umpan balik positif atau

negatif terhadap perilaku kondisi yang diinginkan. Hukuman kadang-kadang

digunakan dalam menghilangkan atau mengurangi tindakan tidak benar, diikuti

dengan menjelaskan tindakan yang diinginkan.

Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage

dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.

Belajar merupakan akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respons,

namun stimulus dan respons yang dimaksud harus diamati dan dapat diukur. Teori

ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap

arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal

sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku

yang tampak sebagai hasil belajar. Teori Behaviorisme memandang individu

sebagai makhluk reaktif yang memberi respons terhadap lingkungan.pengalaman

dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka.

Teori Belajar Behaviorisme berorientasi pada “hasil yang dapat diukur,

diamati, dianalisis dan diuji secara obyektif. Pengulangan dan pelatihan digunakan

supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan

dari penerapan teori behaviorisme ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang

diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku

yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif. Evaluasi dan penilaian

didasarkan atas perilaku yang tampak. Dalam teori belajar ini guru tidak banyak

memberikan ceramah tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh, baik dilakukan

sendiri maupun melalui simulasi.

Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil,

bersifat mekanistis (bagai mesin), menekankan peranan lingkungan,

Page 7: makalah sbm revisi

P a g e | 7Makalah Teori Belajar Behaviorisme

mementingkan pembentukan reaksi atau respons, menekankan pentingnya latihan,

dan mementingkan mekanisme hasil belajar.

Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage

dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman Teori

ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap

arah pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran yang dikenal

sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku

yang tampak sebagai hasil belajar.

Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya,

mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau

perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.

Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan

menghilang bila dikenai hukuman.

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon

(Slavin, 2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat

menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang

penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon.

Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon

berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh

guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk

diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat

diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru

(stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan

diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu

hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor

penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement)

maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan

(negative reinforcement) maka respon juga semakin kuat.

Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi:

1. Reinforcement and Punishment;

2. Primary and Secondary Reinforcement;

Page 8: makalah sbm revisi

P a g e | 8Makalah Teori Belajar Behaviorisme

3. Schedules of Reinforcement;

4. Contingency Management;

5. Stimulus Control in Operant Learning;

6. The Elimination of Responses (Gage, Berliner, 1984).

Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah Thorndike, Watson,

Clark Hull, Edwin Guthrie, dan Skinner. Berikut akan dibahas karya-karya para

tokoh aliran behavioristik dan analisis serta peranannya dalam pembelajaran.

Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon.

Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran,

perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan

respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat

pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah laku

akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkrit, yaitu yang dapat diamati, atau

tidak konkrit yaitu yang tidak dapat diamati. Meskipun aliran behaviorisme sangat

mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat menjelaskan bagaimana cara

mengukur tingkah laku yang tidak dapat diamati. Teori Thorndike ini disebut pula

dengan teori koneksionisme (Slavin, 2000). Ada tiga hukum belajar yang utama,

menurut Thorndike yakni:

1. Hukum efek;

2. Hukum latihan dan

3. Hukum kesiapan (bell, Gredler, 1991). Ketiga hukum ini menjelaskan

bagaimana hal-hal tertentu dapat memperkuat respon

Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh

John B. Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus

merupakan unsure subyek tunggal psikologi. Behaviorisme merupakan aliran

revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup

dalam. Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang

menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga

psikoanalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak).

Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata

sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku

yang nyata. Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa

Page 9: makalah sbm revisi

P a g e | 9Makalah Teori Belajar Behaviorisme

ke dalam elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga

behaviorisme sudah melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih

mengakui adanya jiwa dan masih memfokuskan diri pada proses-proses mental.

Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat

diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme memandang pula bahwa ketika

dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan

berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya.

Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia buruk, lingkungan yang baik

akan menghasilkan manusia baik. Kaum behavioris memusatkan dirinya pada

pendekatan ilmiah yang sungguh-sungguh objektif. Kaum behavioris mencoret

dari kamus ilmiah mereka, semua peristilahan yang bersifat subjektif, seperti

sensasi, persepsi, hasrat, tujuan, bahkan termasuk berpikir dan emosi, sejauh

kedua pengertian tersebut dirumuskan secara subjektif. Fungsionalisme Menjadi

dasar bagi behaviorisme melalui pengaruhnya pada tokoh utama behaviorisme,

yaitu Watson. Watson adalah murid dari Angell dan menulis disertasinya di

University of Chicago. Dasar pemikiran Watson yang memfokuskan diri lebih

proses mental daripada elemen kesadaran, fokusnya perilaku nyata dan

pengembangan bidang psikologi pada animal psychology dan child psychology

adalah pengaruh dari fungsionalisme. Meskipun demikian, Watson menunjukkan

kritik tajam pada fungsionalisme.

 Berikut Prinsip-prinsip dasar Behaviorisme

– Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai

perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak

– Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo

problem untuk sciene, harus dihindari.

– Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-

satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.

– Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan

lagi oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme

dan akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson,

dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt

behavior tetap terjadi.Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang

Page 10: makalah sbm revisi

P a g e | 10Makalah Teori Belajar Behaviorisme

terkontrol dan bersifat positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi. Banyak

ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam dua

periode, yaitu behaviorisme awal dan yang lebih belakangan. Terhadap aliran

behaviorisme ini, kritik umumnya diarahkan pada pengingkaran terhadap potensi

alami yang dimiliki manusia. Bahkan menurut pandangan ini, manusia tidak

memiliki jiwa, tidak memiliki kemauan dan kebebasan untuk menentukan tingkah

lakunya sendiri.

b. Tujuan Pembelajaran Behaviorisme

Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada

penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas “mimetic” yang

menuntut peserta didik untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah

dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran

menekankan pada keterampilan yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti

urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum

secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku

teks/buku wajib dengan penekanan pada keterampilan mengungkapkan kembali

isi buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada

hasil belajar.

Evaluasi menekankan pada respon pasif, ketrampilan secara terpisah, dan

biasanya menggunakan paperand pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut

jawaban yang benar. Maksudnya bila peserta didik menjawab secara “benar”

sesuai dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa peserta didik telah

menyelesaikan tugas belajarnya. Evaluasi belajar dipandang sebagai bagian yang

terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah selesai

kegiatan pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan peserta

didik secara individual. Tujuan lainnya yakni dengan menerapkan teori ini

diharapkan bisa membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab siswa.

Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian kecil yang ditandai dengan

pencapaian suatu ketrampilan tertentu. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang

dapat diukur dan diamati. Kesalahan harus segera diperbaiki. Pengulangan dan

latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan.

Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah tebentuknya

Page 11: makalah sbm revisi

P a g e | 11Makalah Teori Belajar Behaviorisme

suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan

positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif. Evaluasi

atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak.

c. Pendapat Para Ahli

1. Jhon B. Watson

Jhon B Watson dilahirkan di greenville pada tanggal 9 januari 1878

dan wafat di new York pada tanggal 25 september 1985.Jhon Watson adalah

penggagas utama aliran behaviorisme di Amerika Serikat.Hal ini bermula

ketika ia meneliti cara seekor tikus yang berusaha keluar dari lorong yang

berbelit belit, ia mengamati dan mencatat semua data dari apa yang telah

dilakukan tikus.gejala perlakuan tikus tersebut kemudian diterapkan untuk

menelaah gejala belajar pada manusia.sedangkan faktor faktor yang dianggap

subjektif diabaikan.akhirnya Watson mengajukan konsep tentang belajar

tersebut berdasarkan kepada perilaku yang di ukur,diamati,dan diuji secara

objektif.

Teori belajar behaviorisme ini pada akhirnya berkembang sehingga

timbul aliran aliran baru seperti teori koneksionismenyathorndike,teori

conditioningnyapaylov, teori continous conditioning nyaguthrie dan teori

operant conditioning nyaskinner.

Aliran behaviorisme yang digagas Watson punya pengaruh bessar

dalam dunia pendidikan dan pembelajaran, Watson menekankan pada

pentingnya pendidikan dalam perkembangan tingkah laku,ia percaya bahwa

seorang manusia bisa dikondisikan dengan cara cara tertentu agar mempunyai

sifat tertentu pula.

Memahami perilaku manusia

Behaviorisme merupakan salah satu pendekatan untuk memahami

perilaku manusia. Behaviorisme memandang individu hanya dari sisi fenomena

jasmaniah dan mengabaikan aspek mental.dengan kata lain behaviorisme tidak

mengakui kecerdasan,bakat,minat dan perasaan individu dalam aktivitas

belajar dan pembelajaran.peristiwa belajar semata mata melatih refleks refleks

sedimikan rupa sehingga menjadi kebiasan yang dikuasai individu.

Page 12: makalah sbm revisi

P a g e | 12Makalah Teori Belajar Behaviorisme

Aliran behaviorisme menekankan pada terbentuknya perilaku yang

tampak sebagai hasil belajar, teori kaum behaviorisme lebih dikenal dengan

nama teori belajar, belajar mengandung arti perubahan perilaku organisme

sebagai pengaruh lingkungan, behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah

manusia itu baik atau jelek,rasional atau emosional,behaviorisme hanya ingin

mengetahui bagaimana perilaku manusia dikendalikan oleh faktor faktor

lingkungan.

Menurut teori ini tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran

dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan, dengan demikian, dalam

tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi para pembelajar

dengan stimulusnya.guru yang menganut teori ini berpendapat bahwa tingkah

laku siswa merupakan reksi terhadap lingkungan dan tingkah laku adalah hasil

belajar.

Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behaviorisme adalah

soal penguatan , bila penguatan ditambahkan, maka respons akan semakin

kuat, begitu pula jika respons dikurangi,maka respons akan semakin melemah.

Misalnya ketika Guru memberi tugas kepada siswa-siswanya, ketika tugas itu

ditambahkan maka Ia akan semakin giat belajar. Maka penambahan tugas

tersebut merupakan penguatan positif (positivereinforcement) dalam belajar.

Bila tugas-tugasnya dikurangi ini justru meningkatkan aktivitas belajarnya,

maka pengurangan tugas merupakan pengutan negatif (negativereinforcement)

dalam belajar. Jadi penguatan merupakan salah satu bentuk stimulus yang

penting untuk diberikan (ditambahkan) atau dihilangkan (dikurangi) untuk

memungkinkan terjadinya respon.

Stimulus dan respons

Teori belajar behaviorisme menjelaskan bahwa belajar adalah

perubahan perilakau yang diamati di ukur dan dinilai secara konkeret sebagai

hasil dari pengalaman, belajar merupakan akibat adanya interaksi antara

stimulus dan respons, namun stimulus dan respons yang dimaksud harus dapat

diamati dan di ukur.

Watson tidak mempercayai unsur keturunan sebagai penentu perilaku,

perilaku manusia adalah hasil belajar sehingga unsur lingkungan sangat

Page 13: makalah sbm revisi

P a g e | 13Makalah Teori Belajar Behaviorisme

penting, dengan demikian, pandangan Watson bersifat deterministik, perilaku

manusia ditentukan oleh faktor eksternal bukan berdasarkan kehendak bebas.

Seseorang dianggap telah belajar jika dia dapat menunjukan

perubahan perilakunya. Perubahan terjadi melalui rangsangan dan

menimbulkan perilaku rekatif . stimulus tidak lalin adalah lingkungan belajar

anak, baik itu internal mau pun eksternal.sedangkan respons adalah akibat

berupa reaksi fisik terhadap stimulus.

Menurut teori ini, dalam belajar yang penting adalah input yang

berupa stimulus dan output yang berupa respons, stimulus adalah apa saja yang

diberikan oleh guru kepada siswanya.sedangkan respons adalah tanggapan

siswa terhadap stimulus yang diberikan kepada guru.proses yang terjadi antara

stimulus dan reaksi tidak penting untuk di amati karena memang proses itu

tidak dapat diukur.yang dapat di amati adalah stimulus dan respons yang di

ekspresikan para murid.

Pengkondisian klasik

Menurut Watson pengkondisian klasik dapat menjelaskan semua

aspek dalam psikologi manusia, segala sesuatu yang terjadi dalam proses

pembelajaran dari respons ucapan sampai respons emosional hanyalah pola

pola stimulus dan respons.watson menyangkal keberadaan pikiran atau

kesadaran, emosi hanyalah kumpulan respons yang dikondisikan secara

jasmani terhadap peristiwa peristiwa di sekitarnya, berpikir hanya dijelaskan

sebagai berbicara secara diam diam.

Respons emosional bisa dibentuk secara buatan melalui

pengkondisian klasik, Watson telah memberikan kontribusi besar pada

psikologis dengan menunjukan bagaimana pengkondisian klasik bisa

menjelaskan proses belajar manusia, bagi mereka yang memandang psikologis

sebagai imu murni, Watson sangat berjasa dengan memaksa para peneliti agar

bersikap lebih ilmiah.

Mindbody

Dalam kerangka mindbody,pandangan Watson sederhana saja,baginya

mind mungkin saja ada.tetapi bukan sesuatu yang di pelajar atau pun akan

dijlaskan melalui pendekatan ilmiah.watson hanya mengakui badan sebagai

Page 14: makalah sbm revisi

P a g e | 14Makalah Teori Belajar Behaviorisme

objek studi ilmiah.penolakan kesadaran ,jiwa dan pikiran adalah ciri utama

behaviorisme.

Sumbangan utama Watson adalah ketegasan pendapatnya bahwa

perilaku dapat dikontrol dan ada hukum yang mengaturnya.jadi psikologis

adalah ilmu yang bertujuan untuk meramalkan perilaku.pandangan ini di

pegang terus oleh banyak ahli dan di terapkan pada situasi

praktis.denganpenolakanya pada pikiran dan kesadaran.watson juga

membangkitkan kembali semangat objektivitas dalam psikologi yang

membuka jalan bagi riset riset empiris pada eksperimen terkontrol.

Watson berpendapat bahwa introspeksi merupakan pendekatan yang

tidak ada gunanya. Alasannya adalah jika psikologi dianggap sebagai suatu

ilmu, maka datanya harus dapat diamati dan diukur. Watson mempertahankan

pendapatnya bahwa hanya dengan mempelajari apa yang dilakukan manusia

(perilaku mereka) memungkinkan psikologi menjadi ilmu yang objektif.

Watson menolak pikiran sebagai subjek dalam psikologi dan mempertahankan

pelaku sebagai subjek psikologi. Khususnya perilaku yang observabel atau

yang berpotensi untuk dapat diamati dengan berbagai cara baik pada aktivitas

manusia dan hewan. 3 prinsip dalam aliran behaviorisme:

1. Menekankan respon terkondisi sebagai elemen atau pembangun pelaku.

Kondisi adalah lingkungan external yang hadir dikehidupan. Perilaku

muncul sebagai respon dari kondisi yang mengelilingi manusia dan hewan.

2. Perilaku adalah dipelajari sebagai konsekuensi dari pengaruh lingkungan

maka sesungguhnya perilaku terbentuk karena dipelajari. Lingkungan

terdiri dari pengalaman baik masa lalu dan yang baru saja, materi fisik dan

sosial. Lingkungan yang akan memberikan contoh dan individu akan

belajar dari semua itu.

3. Memusatkan pada perilaku hewan. Manusia dan hewan sama, jadi

mempelajari perilaku hewan dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku

manusia.

2. Burrhus Frederic Skinner

Operant Conditioning dan Reinforcement

Page 15: makalah sbm revisi

P a g e | 15Makalah Teori Belajar Behaviorisme

B.F Skinner dikenal sebagai tokoh behavioris dengan model

pendekatan model instruksi langsung dan meyakini bahwa perilaku dikontrol

melalui proses pengkondisian operan. Gaya mengajar guru dilakuka dengan

beberapa pengantar dari guru secara searah dan dikontrol guru melalui

pengulangan dan latihan. Manajemen kelas menurut skinner adalah usaha

untuk memodifikasi perilaku antara lain dengan penguatan yaitu memberi

penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan pada

perilaku yang tidak tepat. Pengkondisian operan adalah perilaku yang

dipancarkan secara bebas dan spontan, berbeda dengan perilaku responden

dalam pengkondisian Ivan Pavlov yang muncul karena adanya stimulus

tertentu. Contoh perilaku operan yang mengalami penguatan adalah anak kecil

yang tersenyum mendapat permen oleh orang dewasa yang gemas melihatnya,

maka anak tersebut cenderung mengulangi perbuatannya yang semula tidak

disengaja. Tersenyum adalah operan dan permen adalah penguatnya.

Pada dasarnya, Skinner mendefinisikan belajar sebagai proses

perubahan perilaku. Dalam soal perilaku operan dan penguatan, Skinner

membuat eksperimen yakni di Laboratorium, Skinner memasukkan tikus yang

dilaparkan dalam kotak yang disebut “Skinner Box” yang sudah dilengkapi

dengan berbagai peralatan yaitu tombol, alat pemberi makanan, penampung

makanan, lampu yang dapat diatur nyalanya dan lantai yang dapat dialiri

listrik. Karena dorongan lapar tikus berusaha keluar untuk mencari makanan.

Selama tikus bergerak kesana kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia

menekan tombol, makananpun keluar. Proses ini disebut Pembentukan

(shaping). Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus, Skinner berpendapat

bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah Penguatan (reinforcement).

Pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus-respons akan semakin

kuat bila diberi penguatan.

Skinner membagi penguatan ini menjadi dua antara lain penguatan

positif dan penguatan negatif. Penguatan positif sebagai stimulusdapat

meningkatkan terjadinya pengulangan tingkah laku itu, sedangkan penguatan

negatif dapat mengakibatkan perilaku berkurang atau menghilang. Bentuk-

bentuk penguatan positif berupa hadiah (permen, kado, uang), perilaku

Page 16: makalah sbm revisi

P a g e | 16Makalah Teori Belajar Behaviorisme

(senyum, bertepuk tangan, mengacungi Jempol atau penghargaan (nila A, Juara

I). Sedangkan bentuk penguatan negatif antara lain menunda/tidak memberikan

penghargaan, memberikan tugas tambahan dan menunjukkan perilaku tidak

senang (menggeleng, kening berkerut, muka kecewa, marah dll).

Tidak semua penguatan akan sama efeknya bagi anak. Analisis

perilaku terapan terapan menganjurkan agar guru mencari tahu penguat apa

yang paling baik untuk anak yakni mengindividualisasikan penggunaan

penguat tertentu. Untuk mencari penguatan yang efektif bagi anak, disarankan

untuk meneliti apa yang memotivasi anak di masa lalu, apa dilakukan murid

tetapi tidak mudah diperolehnya, dan persepsi anak terhadap manfaat dan nilai

penguatan. Penguatan alamiah seperti pujian lebih dianjurkan dari pada

penguat imbalan materi seperti permen, mainan, uang dll.

adanya Skinner menganggap reward dan reinforement merupakan

faktor penting dalam belajar. Dia berpendapat bahwa tujuan psikologi adalah

memprediksi dan mengontrol tingkah laku. Operant Conditioning adalah suatu

proses penguatan perilaku operant yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut

dapat diulang kembali atau menghilang sesuai keinginan. Operant

Conditioning menjamin respon terhadap stimulus. Bila tidak menunjukkan

respons terhadap stimulus, maka guru tidak dapat membimbing siswa untuk

mengarahkan tingkah lakunya.

Inti pemikiran Skinner adalah setiiap manusia bergerak karena

mendapat rangsangan dari lingkungannya. Sistem tersebut dinamakan “cara

kerja yang menentukan” (Operant Conditioning). Setiap makhluk hidup selalu

beradadalam proses bersinggungan dalam lingkungannya. Dalam proses itu

makhluk hidup makhluk hidup menerima rangsangan atau stimulus tertentu

yang membuatnya bertindak sesuatu. Rangsangan itu disebut stimulus yang

menggugah. Stimulus tertentu menyebabkan manusia melakukan tindakan-

tindakan tertentu dengan konsekuensi-konsekuensi tertentu pula.

Hukum Belajar dari Skinner

Law of Operant conditioning yaitu timbulnya perilaku operan diiringi

dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan

meningkat.

Page 17: makalah sbm revisi

P a g e | 17Makalah Teori Belajar Behaviorisme

Law of Operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operan yang

telah diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus

penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun, bahkan

musnah.

Yang dimaksud dengan operan adalah sejumlah perilaku yang

membawa efek yang sama terhadap lingkungan. Respons dalam operant

Conditioning terjadi tanpa didahlui oleh stimulus, melainkan oleh efek yang

ditimbulkan oleh penguat.

Teori Skinner dan beberapa prinsip pengajarannya antara lain

1. Perlu adanya tujuan yang jelas dalam pengertian tingkah laku apa

yang diharapkan dicapai oleh siswa. Tujuan ini hendaknya diatur

sedemiakian rupa secara bertahap dari sederhana menuju yng

kompleks.

2. Memberi tekanan kepada kemajuan individu sesuai dengan

kemampuannya.

3. Pentingnya penilaian terus menerus untuk menetapkan tingkat

kemajuan yang dicapai siswa.

4. Prosedur pengajaran dilakukan melalui modifikasi atas dasar hasil

evaluasi dan kemajuan yang dicapainya

5. Hendaknya digunakan penguatan (reinforcement) yang positif

secara sistematis bervariasi dan seseger mungkin pada saat respons

siswa telah terjadi.

6. Prinsip belajar tuntas sebaiknya digunakan agar penguasaan belajar

para siswa diperoleh sesuai dengan tingkah laku yang diharapkan

7. Program remidial bagi siswa yang memerlukan harus diberikan

agar mencapai prinsip belajar.

8. Peranan guru lebih diarahkan kepada peranannya sebagai arsitek

dan pembentuk tingkah laku siswa.

Teori Skinner dinilai lebih sederhana tetapi Komprehensif. Menurut

Skinner hubungan antara stimulus dan respons yang terjadi melalui interaksi

dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku,

tidaklah sederhana yang dikemukakan tokoh-tokoh lainnya. Meurutnya respons

Page 18: makalah sbm revisi

P a g e | 18Makalah Teori Belajar Behaviorisme

yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang

diberikan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan

mempengaruhi respons yang dihasilkan. Respons yang diberikan memiliki

konsekuensi-konsekuensi yang nantinya mempengaruhi munculnya perilaku.

Bagi Skinner yang paling penting untuk membentuk kepribadian seseorang

adalah reward dan punishment. Pendapat ini mengabaikan unsur-unsur seperti

emosi, pikiran dan kebebasan untuk memilih. Dalam proses pembelajaran

Skinner tidak mengenal tentang hukuman. Menurut Skinner, hukuman yang

baik akan terjadi jika pembelajar merasakan sendiri konsekuensi dari

perbuatannya. Dalam konteks ini, pembelajar perlu mengalami sendiri

kesalahan dan merasakan akibat dari kesalahannya tersebutmenurutnya

hukuman verbal maupun fisik bisa berakibat buruk pada siswa.

”Behaviorisme”, sebutan bagi aliran yang dianut Watson, turut

berperan dalam pengembangan bentuk psikologi selama awal pertengahan abad

ini, dan cabang perkembangannya yaitu psikologi stimulus-respon yang masih

tetap berpengaruh. Hal ini terutama karena hasil jerih payah seorang ahli

psikologi dari Harvard, B.F. Skinner. Psikologi stimulus-respon mempelajari

rangsangan yang menimbulkan respon dalam bentuk perilaku, mempelajari

ganjaran dan hukuman yang mempertahankan adanya respon itu, dan

mempelajari perubahan perilaku yang ditimbulkan karena adanya perubahan

pola ganjaran dan hukuman. Skinner, berpendapat kepribadian terutama adalah

hasil dari sejarah penguatan pribadi individu . Meskipun pembawaan genetis

turut berperan, kekuatan-kekuatan sangat menentukan perilaku khusus yang

terbentuk dan dipertahankan, serta merupakan khas bagi individu yang

bersangkutan. Dalam sebuah karyanya, Skinner membuat 3asumsi dasar, yaitu:

1. Perilaku itu terjadi menurut hukum (behavior can be controlled)

2.  Skinner menekankan bahwa perilaku dan kepribadian manusia tidak dapat

dijelaskan dengan mekanisme psikis seperti Id atau Ego

3. Perilaku manusia tidak ditentukan oleh pilihan individual. Kaum behavioris

lebih dikenal dengan teori belajar, karena menurut mereka, seluruh perilaku

manusia, kecuali insting, adalah hasil belajar. Kaum behavioris sangat

mengagungkan proses belajar, terutama proses belajar asosiatif atau proses

Page 19: makalah sbm revisi

P a g e | 19Makalah Teori Belajar Behaviorisme

belajar stimulus-respon, sebagai penjelasan terpenting tentang tingkah laku

manusia. Para pendahulu aliran pemikiran ini adalah Isaac Newton dan Charles

Darwin. Tokoh-tokoh lainnya yaitu Edward Thorndike, Clark Hull, John

Dollard, Neal Miller, dan masih banyak lagi lainnya.

3. Ivan Petrovich Pavlov

Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia yaitu

desa tempat ayahnya Peter Dmitrievich Pavlov menjadi seorang pendeta. Ia

dididik di sekolah gereja dan melanjutkan ke Seminari Teologi. Pavlov lulus

sebagai sarjan kedokteran dengan bidang dasar fisiologi. Pada tahun 1884 ia

menjadi direktur departemen fisiologi pada institute of ExperimentalMedicine

dan memulai penelitian mengenai fisiologi pencernaan. Ivan Pavlov meraih

penghargaan nobel pada bidang PhysiologyorMedicine tahun 1904. Karyanya

mengenai pengkondisian sangat mempengaruhi psikology behavioristik di

Amerika. Karya tulisnya adalah Work of DigestiveGlands(1902) dan

Conditioned Reflexes(1927).

Classic conditioning ( pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah

proses yang ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana

perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara

berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.Eksperimen-

eksperimen yang dilakukan Pavlov dan ahli lain tampaknya sangat terpengaruh

pandangan behaviorisme, dimana gejala-gejala kejiwaan seseorang dilihat dari

perilakunya. Hal ini sesuai dengan pendapat Bakker bahwa yang paling sentral

dalam hidup manusia bukan hanya pikiran, peranan maupun bicara, melainkan

tingkah lakunya. Pikiran mengenai tugas atau rencana baru akan mendapatkan

arti yang benar jika ia berbuat sesuatu.

Bertitik tolak dari asumsinya bahwa dengan menggunakan

rangsangan-rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan

apa yang diinginkan. Kemudian Pavlov mengadakan eksperimen dengan

menggunakan binatang (anjing) karena ia menganggap binatang memiliki

kesamaan dengan manusia. Namun demikian, dengan segala kelebihannya,

secara hakiki manusia berbeda dengan binatang.

Page 20: makalah sbm revisi

P a g e | 20Makalah Teori Belajar Behaviorisme

Ia mengadakan percobaan dengan cara mengadakan operasi leher pada

seekor anjing. Sehingga kelihatan kelenjar air liurnya dari luar. Apabila

diperlihatkan sesuatu makanan, maka akan keluarlah air liur anjing tersebut.

Kini sebelum makanan diperlihatkan, maka yang diperlihatkan adalah sinar

merah terlebih dahulu, baru makanan. Dengan sendirinya air liurpun akan

keluar pula. Apabila perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, maka

pada suatu ketika dengan hanya memperlihatkan sinar merah saja tanpa

makanan maka air liurpun akan keluar pula.

Makanan adalah rangsangan wajar, sedang merah adalah rangsangan

buatan. Ternyata kalau perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang,

rangsangan buatan ini akan menimbulkan syarat(kondisi) untuk timbulnya air

liur pada anjing tersebut. Peristiwa ini disebut: Reflek Bersyarat atau

Conditioned Respons.

Pavlov berpendapat, bahwa kelenjar-kelenjar yang lain pun dapat

dilatih. Bectrev murid Pavlov menggunakan prinsip-prinsip tersebut dilakukan

pada manusia, yang ternyata diketemukan banyak reflek bersyarat yang timbul

tidak disadari manusia.

Dari eksperimen Pavlov setelah pengkondisian atau pembiasaan dapat

diketahui bahwa daging yang menjadi stimulus alami dapat digantikan oleh

bunyi lonceng sebagai stimulus yang dikondisikan. Ketika lonceng dibunyikan

ternyata air liur anjing keluar sebagai respon yang dikondisikan.

Apakah situasi ini bisa diterapkan pada manusia? Ternyata dalam

kehidupan sehar-hari ada situasi yang sama seperti pada anjing. Sebagai

contoh, suara lagu dari penjual es krim Walls yang berkeliling dari rumah ke

rumah. Awalnya mungkin suara itu asing, tetapi setelah si penjual es krim

sering lewat, maka nada lagu tersebut bisa menerbitkan air liur apalagi pada

siang hari yang panas. Bayangkan, bila tidak ada lagu tersebut betapa lelahnya

si penjual berteriak-teriak menjajakan dagangannya. Contoh lain adalah bunyi

bel di kelas untuk penanda waktu atau tombol antrian di bank. Tanpa disadari,

terjadi proses menandai sesuatu yaitu membedakan bunyi-bunyian dari

pedagang makanan(rujak, es, nasi goreng, siomay) yang sering lewat di rumah,

Page 21: makalah sbm revisi

P a g e | 21Makalah Teori Belajar Behaviorisme

bel masuk kelas-istirahat atau usai sekolah dan antri di bank tanpa harus berdiri

lama.

Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa dengan menerapkan

strategi Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti

stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan

respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia

dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.

Conditioned Respons.

Pavlov berpendapat, bahwa kelenjar-kelenjar yang lain pun dapat

dilatih. Bectrev murid Pavlov menggunakan prinsip-prinsip tersebut dilakukan

pada manusia, yang ternyata diketemukan banyak reflek bersyarat yang timbul

tidak disadari manusia.

Dari eksperimen Pavlov setelah pengkondisian atau pembiasaan dpat

diketahui bahwa daging yang menjadi stimulus alami dapat digantikan oleh

bunyi lonceng sebagai stimulus yang dikondisikan. Ketika lonceng dibunyikan

ternyata air liur anjing keluar sebagai respon yang dikondisikan.

Apakah situasi ini bisa diterapkan pada manusia? Ternyata dalam

kehidupan sehar-jhari ada situasi yang sama seperti pada anjing. Sebagai

contoh, suara lagu dari penjual es krim Walls yang berkeliling dari rumah ke

rumah. Awalnya mungkin suara itu asing, tetapi setelah si pejual es krim sering

lewat, maka nada lagu tersebut bisa menerbitkan air liur apalagi pada siang hari

yang panas. Bayangkan, bila tidak ada lagu trsebut betapa lelahnya si penjual

berteriak-teriak menjajakan dagangannya. Contoh lai adalah bunyi bel di kelas

untuk penanda waktu atau tombol antrian di bank. Tanpa disadari, terjadi

proses menandai sesuatu yaitu membedakan bunyi-bunyian dari pedagang

makanan(rujak, es, nasi goreng, siomay) yang sering lewat di rumah, bel

masuk kelas-istirahat atau usai sekolah dan antri di bank tanpa harus berdiri

lama.

Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa dengan menerapkan

strategi Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti

stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan

Page 22: makalah sbm revisi

P a g e | 22Makalah Teori Belajar Behaviorisme

respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia

dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.

Teori ini merupakan menjadi dasar bagi pengembangan aliran

psikologi behaviorisme, sekaligus meletakan pengembangan teori teori tentang

belajar.

Penerapan prinsip-prinsip kondisioning klasik dalam kelas antara lain

1. Memberikan suasana yang menyenangkan ketika memberi tugas pada siswa

2. Membantu siswa mengatasi secara bebas dan sukses situasi yang

mencemaskan atau menekan

3. Membantu siswa untuk mengenal perbedaan dan persamaan terhadap

situasi-situasi sehingga mereka dapat membedakan dan

menggeneralisasikan secara tepat

4. Edward Lee Thorndike

Kunci teori guthrie terletak pada prinsip tunggal bahwa kontiguitas

merupakan fondasi pembelajaran. Guthrie memandang perilaku sebagai

gerakan dari pada sebagai respon. Dalam pembedaan ini, ia mengartikan

gerakan sebagai komponen unit respon yang lebih besar atau tindakan

behavioral. Sejalan dengan itu, perilaku-perilaku terlatih dapat di pandang

sebagai suatu respon kasar yang terdiri dari unit-unit gerakan yang lebih kecil.

Demikian juga stimuli di pandang sebagai situasi kompleks yang terdiri dari

unit-unit gerakan yang lebih kecil. Prinsip kontiguitas menyatakan bahwa suatu

kombinasi elemen-elemen stimulus di sertai dengan gerakan, sekuens gerakan

akan berulang, bila di hadapkan pada elemen stimulus yang sama. Guthrie

berpendapat bahwa pembelajaran adalah suatu pola atau rantai gerakan yang

terpisah yang di timbulkan oleh sinyal-sinyal stimulus lingkungan dan internal.

Karena pandangan Guthrie tentang asosiasi tergantung pada stimulus dan

respon, peran penguatan memiliki interpretasi unik. Guthrie percara pada

pembelajaran satu kali mencoba, dengan kata lain kedekatan hubungan antara

elemen-elemen stimulus dan respon langsung menghasilkan ikatan asosiatif

penuh.

Page 23: makalah sbm revisi

P a g e | 23Makalah Teori Belajar Behaviorisme

Pemikiran tahap pertama Thorndike muncul pada periode sebelum

tahun 1930. Dalam masa ini, Thorndike menggagas beberapa ide penting

berkaitan dengan hukum-hukum belajar, yaitu hukum kesiapan, hukum latihan,

hukum akibat, dan hukum sikap.

Hukum Kesiapan

Dalam hukum kesiapan (law of readiness) ini, semakin siap suatu

organisme memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan

tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi

cenderung diperkuat. Prinsip pertama teori kcneksionisme (telah diuraikan

secara sepintas di depan) adalah belajar suatu kcgiatan membentuk asosiasi

(connection) antara kesan panca indera dengan kecenderungan bertindak.

Misalnya, jika anak merasa senang atau tertarik pada olahraga sepak bola,

maka ia akan cenderung mengerjakan aktivitas sepak bola. Jika hal ini

dilaksanakan, ia merasa puas dan aktivitas sepak bola yang dilakukan bisa

membuka peluang untuk meraih prestasi memuaskan.

Masalah pertama hukum kesiapan adalah jika ada kecenderungan

bertindak dan seseorang melakukannya, maka ia akan, merasa puas. Akibatnya,

ia tak akan melakukan tindakan lain.

Masalah kedua, jika ada kecenderungan bertindak, tetapi seseorang

tidak melakukannya, maka timbulah rasa ketidakpuasan. Akibatnya, ia akan

melakukan tindakan lain untuk mengurangi atau meniadakan

ketidakpuasannya.

Masalah ketiga, bila tidak ada kecenderungan bertindak tetapi

seseorang harus. melakukannya, maka timbullah ketidakpuasan, Akibatnya, ia

akan melakukan tindakan lain untuk mengurangi atau meniadakan

ketidakpuasannya.

Dengan bahasa yang lebih simpel bisa dikatakan:

a. Ketika seseorang telah siap.untuk melakukan sesuatu, maka upaya

melakukan hal itu akan memuaskan.

b. Ketika seseorang telah siap untuk melakukan sesuatu, maka jika ia tak

jadi melakukannya akan muncul kekecewaan.

Page 24: makalah sbm revisi

P a g e | 24Makalah Teori Belajar Behaviorisme

c. Ketika seseorang tidak siap untuk melakukan sesuatu, maka jika ia

dipaksa melakukannya juga akan muncul kekecewaan

Hukum Latihan

Dalam hukum Iatihan (law of exercise), semakin sering tingkah laku

diulang, dilatih, dan dipraktikkan, maka asosiasi tersebut akan semakin kuat

Prinsip hukum Iatihan adalah koneksi antara kondisi (yang merupakan

perangsang} dengan tindakan akan menjadi lebih kuat karena iatihan-latihan,

tetapi akan melemah bila koneksi antara keduanya tidak dilanjutkan atau

dihentikan. Prinsip hukum latihan menunjukkan bahwa prinsip utama dalam

belajar adalah pengulangan. Makin sering diulangi, materi peiajaran akan

semakin dikuasai.

Dengan demikiaan, hukum Iatihan dari Thorndike mempunyai dua

tesis penting sebagai berikut:

Hubungan antara stimulus dan respons akan semakin kuat ketika

keduanya digunakan. Dengan cara melatih hubungan antara kondisi

yang menstimulasi dan respons yang muncul bisa menguatkan

hubungan antara keduanya. Ini adalah bagian dari hukum Iatihan yang

disebut "hukum penggunaan" (law of use).

Hubungan antara stimulus dan respons akan semakin melemah ketika

Iatihan tidak dilanjuikan atau jika ikatan saraf tak difungsikan. Ini

adalah bagian dari hukum Iatihan yang disebut "hukum penidakgunaan"

(law of disuse).

Hukum Akibat

Hukum akibat (law of effect), yaitu hubungan stimulus respons

cenderung diperkuat bila akibatnya menyenangkan, dan sebaliknya cenderung

diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan. Hukum ini menunjuk pada makin

kuat atau makin lemahnya koneksi sebagai hasil perbuatan. Suatu perbuatan

yang disertai akibat menyenangkan cenderung dipertahankan dan lain kali akan

diulangi. Sebaliknya, suatu perbuatan yang mengakibalkan hal yang tidak

menyenangkan cenderung dihentikan dan tidak akan diulangi.

Koneksi antara kesan panca indera dengan kecenderungan bertindak

dapat menguat atau melemah, tergantung pada "buah" hasii perbuatan yang

Page 25: makalah sbm revisi

P a g e | 25Makalah Teori Belajar Behaviorisme

pernah dilakukan. Misalnya, bila anak mengerjakan PR, ia mendapatkan muka

manis gurunya. Namun, jika sebaliknya, ia akan dihukum. Kecenderungan

mengerjakan PR akan membenuik sikapnya.

Hukum Sikap

Hukum Sikap (Attitude) atau watak (disposition) menjelaskan bahwa

perilaku belajar sesaorang tidak hanya ditentukan oleh hubungan stimulus

dengan respons saja, tetapi juga ditentukan keadaan yang ada dalam diri

individu, baik menyangkut aspek kognitif, emosi, sosial, maupun

psikomotornya. Respons terhadap situasi eksternal tergantung pada kondisi

individu serta hakikat dari situasi tersebut. Ditarik dalam hukum pembelajaran,

maka tingkat "perubahan" yang dialami seseorang dalam proses pembelajaran

sangat tergantung pada kondisi seseorang itu sendiri.

Kaitannya dengan hal itu, perbedaan individu dalam proses pembelajaran

juga ditentukan oleh beberapa faktor yang berkaitan dengan individu itu sendiri

seperti keturunan (warisan genetik), bakat (kecenderungan), dan hal-hal yang

dialami saat itu menyangkut persoalan emosional misalnya kenyamanan,

keriangan, kejenuhan, kelelahan, kelaparan, dan sebagainya.

Sesuatu yang dianggap menarik dan memuaskan oleh seorang individu

sangat mungkin dianggap sebaliknya oleh individu lainnya. Sama-sama

menghadapi materi, persoaian, dan obyek yang sama, seorang individu bisa saja

memunculkan kesan dan reaksi yang beragam dan berbeda. hal ini bergantung

pada struktur psikis (watak), latar belakang kehidupan, dan kondisi temporer

seseorang saat belajar.

Pemikiran Tahap Kedua

Seiring berjalannya waktu, seorang pemikir kadang mengalami evolusi

ide. Begitu juga yang dialami Thorndike. la mencoba mengubah, meralat dan

merevisi beberapa hukum belajar yang pemah digagasnya. Inilah pemikiran tahap

kedua Thorndike yang terjadi setelah tahun 1930 Hukum belajar yang direvisi

Thorndike antara lain hukum latihan (law of exercise) dan hukum akibat (law of

effect). Jika semula hukum latihan mcngatakan bahwa proses pengulangan akan

memperkuat asosiasi, memperkuat hubungan stimulus dan respons, dan

memperlancar proses belajar. maka, dalam praktiknya ternyata tidaklah demikian.

Page 26: makalah sbm revisi

P a g e | 26Makalah Teori Belajar Behaviorisme

pengulangan saja ternyata tidak cukup untuk memperkuat hubungan stimulus

respons, sebailiknya tanpa pengulanganpun hubungan stimulus dan respons

belum tentu diperlemah.

Artinya, ada juga kasus di mana seseorang mampu menguasai materi

pelajaran dengan baik tanpa proses pengulangan. Dan ada juga seseorang yang

tetap saja tak mampu menguasai materi pelajaran dengan baik meskipun proses

belajarnya telah diulang-ulang beberapa kali.

Meskipun Thorndike masih mempertahankan bahwa latihan mengarah

pada peningkatan yang minor dan kurangnya latihan mengarah pada proses

pelupaan, untuk tujuan praktis dia membuang keseluruhan dari hukum latihan

setelah tahun 1930.

Hukum akibat direvisi. Jika semula Thorndike mengatakan bahwa suatu

respons atau proses belajar yang diikuti oleh kondisi yang menyenangkan (hadiah,

pujian) akan cenderung menguatkan hasil belajar, dan sebaliknya respons atau

proses belajar yang diikuti dengan hal yang tidak menyenangkan (hukuman) akan

memperlemah hasil belajar. maka, kini direvisi "Bahwa yang berakibat positif

untuk perubahan tingkah laku adalah hadiah, sedangkan hukuman tidak berakibat

apa-apa".

Dengan kalimat lain yang singkat, revisi hukum akibat berbunyi demikian:

"Respons yang diikuti kondisi yang menyenangkan bisa berakibat meningkatkan

kekuatan hubungan, sedangkan hukuman tidak berpengaruh terhadap kekuatan

hubungan".

6. Clark Leonard Hull

Clark Leonard Hull mendasarkan teori belajarnya pada tingkah laku yang

diselidiki kaitannya dengan hubungan penguatan antara stimulus (S) dan respons

(R) atau disingkatS-R. Metode yang digunakan merupakan metode matematika,

dedukrif, dan dapat dites atau diuji. Teori dari Hull sebenarnya tidak jauh beda

dengan teori belajar para behavioris lainnya.

Beberapa persamaan teori belajar Hull dengan beberapa behavioris lainnya

adalah sebagai berikut:

Berdasarkan asosiasi S-R.

Berdasarkan cara makhluk hidup melangsungkan kehidupannya.

Page 27: makalah sbm revisi

P a g e | 27Makalah Teori Belajar Behaviorisme

Berdasarkan kebutuhan biologis dan pemenuhannya.

Orientasinya kepada teori Pavlov

Untuk menjelaskan teori-teori belajarnya, Hull mengembangkan beberapa

definisi tentang kebutuhan (need), dorongan (drive), dan penguatan

(reinforcement),

Kebutuhan (need) adalah keadaan organisme yang menyimpang dari

kondisi biologis optimum pada umumnya yang digunakan untuk melangsungkan

hidupnya. jika kebutuhan tersebut timbul maka organisme akan bertindak untuk

memenuhinya. Hal tersebut dinamakan "mereduksi kebutuhan'' dan teori

belajamya disebut "teori reduksi kebutuhan" atau need reduction theory.

Dorongan (drive) adalah kondisi kekosongan ganda organisme sehingga ia

terdorong untuk melakukan sesuatu. Istilah lain dari dorongan adalah motiv.

Namun, dalam konteks ini, kadang seseorang merasa ingin melakukan sesuatu,

namun orang tersebut tidak memiliki dorongan untuk melakukannya.

Penguatan (reinforcement) yang dimaksud di sini adalah sesuatu yang

dapat memperkuat hubungan S-R, dan respons terhadap stimulus tersebut dapat

mengurangi ketegangan kebutuhan. Penguatan biasanya berupa hadiah.

Kebutuhan yang timbul akan menyebabkan terbentuknya suatu perilaku

yang akan mereduksi kebutuhan secara berangsur-angsur yang dapat dipelajari

responsnya. Stimulus yang dapat menimbulkan respons adalah stimulus yang

mengenai saraf sensoris atau reseptor kemudian menimbulkan impuls yang masuk

afferent, yaitu saraf gerak dan dapat mengaktifkan otot-otot maskuler.

"S" dengan huruf besar merupakan stimulus dan obyeknya. Sedangkan "s"

dengan huruf kecil merupakan stimulus dalam organisme, yakni stimulus yang

sudah berupa impuls. Impuls merupakan perangsang atau stimulus yang sudah ada

dan bekerja dalam saraf.

Dalam teori kali ini yang dipakai adalah "S" dengan huruf besar. Hull

membedakan tendensi untuk timbulnya "R" (dengan huruf besar) dan "r" (dengan

huruf kecil). "R" untuk respons yang tampak dan faklual, sedangkan "r" adalah

predisposisi respons yang masih dalam aktivitas saraf dan merupakan respons

yang masih ada di dalam organisme, tidak tampak tapi mempengaruhi tingkah

Page 28: makalah sbm revisi

P a g e | 28Makalah Teori Belajar Behaviorisme

laku. Hull kadang mengganti S-R menjadi SHR, dimana K merupakan habit atau

kebiasaan.

Hull membedakan antara learning (pengetahuan) dengan performance

(perbuatan). Tindakan dipengaruhi oleh banyak hal, tetapi belajar hanya

dipengaruhi oleh faktor jumlah waktu. Respons khusus terjadi karena adanya

keterusmenerusan dan penguatan. Menurut Hull tingkah laku bersumber pada

kebutuhan yang merupakan tuntutan hidup.

Berkaitan dengan teori belajamya, Hull mengajukan enam belas postulat

dalam cakupan enam hal:

Pertama, Berkaitan dengan tanda-tanda luar yang mendorong atau

membimbing tingkah laku dan representasi sarafnya.

Postulat I: Impuls saraf afferen (sensory) dan bekas lanjutannya.

Jika suatu perangsang mengenai reseptor, maka timbullah impuls saraf afferen

yang cepat mencapai puncak intensitasnya, kemudian berkurang secara berangsur-

angsur. Sesaat saraf afferen berisi impuls dan diteruskan kepada saraf sentral

dalam beberapa detik dan seterusnya timbul respons. Hull mengubah rumus S-R

tradisional menjadi S-s-R atau S-s-r-R. Simbol s adalah impuls atau jejak stimulus

(stimulus trace) dalam saraf sensoris, dan simbol r adalah impuls respons dalam

saraf afferen. Hubungan yang diinginkan Hull adalah antara s dan R. Jejak

stimulus itu menyebabkan reaksi saraf afferen (motor) yang disingkat menjadi r

yang mengejawantah dalam bentuk respons rill. Konsep S-s-r-R bisa diartikan, S

adalah stimulus luar, s adalah jejak stimulus (stimulus trace), r adalah yang

membakar saraf gerak, dan R adalah respons riil.

Postulat 2: Interaksi saraf afferen.

Impuls dalam suatu saraf afferen dapat diteruskan ke satu atau lebih saraf afferen

lainnya. R timbul tidak hanya karena satu stimulus, tetapi lebih dari satu S yang

lalu terjadi kombinasi berbagai stimulus, Rumusnya akan berubah menjadi S-r-R.

Kedua, Respons terhadap kebutuhan, hadiah, dan kekuatan kebiasaan.

Postulat 3: Respons-respons bawaan terhadap kebutuhan (tingkah laku

yang tidak dipelajari).

Sejak lahir, organisme mempunyai hierarki respons penentu kebutuhannya

yang timbul karena ada rangsangan-rangsangan dan dorongan. Respons terhadap

Page 29: makalah sbm revisi

P a g e | 29Makalah Teori Belajar Behaviorisme

kebutuhan tertentu bukan merupakan respons pilihan secara random, tetapi

respons yang memang ditentukan oleh kebutuhannya, misalnya mata kena debu

maka mata berkedip dan keluar air mata. Jika temperatur berubah dari yang

normal, maka manusia mengeluarkan keringat (temperatur terlalu tinggi) atau

menggigil (temperatur terlalu rendah). Tesis Hull mengatakan bahwa

pembelajaran dibutuhkan hanya ketika mekanisme persarafan bawaan dan respons

-respons yang berhubungan dengannya gagal memenuhi kebutuhan makhluk

hidup. Namun, ketika respons bawaan atau respons-respons yang dipelajari bisa

memuaskan kebutuhan-kebutuhan, maka tidak ada alasan untuk mempelajari

respons-respons baru.

Postulat 4: Hadiah dan kekuatan kebiasaan, kontiguitas (kontak,

hubungan) dan reduksi dorongan sebagai kondisi-kondisi untuk belajar.

Kekuatan kebiasaan akan bertambah jika kegiatan-kegiatan reseptor dan

efektor terjadi dalam persamaan waktu yang menyebabkan hubungan kontiguitif

dengan hadiah pertama dan hadiah kedua. Dengan kata lain jika stimulus

mengarah pada respon, sementara respons menghasilkan kepuasan fisik, maka

hubungan stimulus dan respons akan menguat Bila stimulus dan respon yang

mampu memuaskan kebutuhan sering dipasangkan, maka hubungan antara

keduanya kian menguat.

Ketiga, Stimulus pengganti (ekuivalen).

Postulat 5: Generalisasi (penyamarataan).

Kekuatan kebiasaan yang efektif timbul karena stimulus lain daripada

stimulus pertama yang menjadi persyaratan bergantung kepada penindakan

stimulus kedua dari yang pertama dalam kesatuan yang terus-menerus dari

ambang perbedaan. Dengan kata lain yang ingin dibentuk merupakan hasil rata-

rata persyaratan stimulus berikutnya.

Keempat, Dorongan-dorongan sebagai pengaktif (aktivator) respons.

Postulat 6: Stimulus yang berkaitan dengan drive (dorongan, rangsangan).

Jika makhluk hidup mengalami kekurangan dalam kebutuhan fisik, maka

muncullah drive. dan, tiap drive dikaitkan dengan stimulus yang spesifik.

Misaluya, dada berdebar dan nafas tak teratur muncul bersamaan dengan ekspresi

kemarahan yang tak terkendali.

Page 30: makalah sbm revisi

P a g e | 30Makalah Teori Belajar Behaviorisme

Postulat 7: Potensi reaksi yang ditimbulkan oleh dorongan.

Kekuatan kebiasaan disintesiskan ke dalam potensi reaksi dengan

dorongan-dorongan primer yang timbul pada saat tertentu. Potensi reaksi

merupakan suatu fungsi dari penguatan stimulus dan respons scrta drive. Supaya

respons terlatih terjadi, maka penguatan stimulus dan respons harus diaktifkan

oleh drive. Drive tak mengarahkan suatu tindakan dan perilaku, melainkan hanya

membangkitkan dan memperbesarnya.

Kelima, Faktor-faktor yang melawan respons.

Postulat 8: Pengekangan reaksi

Timbulnya suatu reaksi menyebabkan pengekangan reaksi yang lain.

disini, ada kejemuan untuk mengulangi respons. Pengekangan reaksi adalah

penghamburan waktu yang spontan.

Postulat 9: Pengekangan yang dikondisikan (diisyaratkan).

Stimulus yang dihubungkan dengan penghentian respons menjadi

pengekangan yang dikondisikan.

Postulat 10: Faktor potensi pcnghambat.

Ada suatu "potensi pengekangan'' atau "potensi penghambat" variatif yang

menentang keberhasilan respons terlatih. Potensi penghambat ini dinamakan efek

goyangan (oscillation effect). Dalam teori Hull, efek goyangan ini merupakan

faktor yang tak bisa diperkirakan.

Keenam, Bangkitnya respons.

Postulat 11: Reaksi ambang perangsang.

Potensi reaksi efektif harus melampaui reaksi ambang perangsang sebelum

stimulus membangkitkan reaksi.

Postulat 12: Pengaruh efek goyangan.

Pada masa awal latihan, sesudah beberapa kali ulangan yang diberi

reinforcement, potensi reaksi efektif sangat dekat pada ambang reaksi. dan akibat

pengaruh efek goyangan, maka suatu respons terkondisi (CR) dihasilkan pada

beberapa ulangan tetapi tidak pada yang lain.

Postulat 13: Latensi (keadaan diam atau berhenti).

Semakin potensi reaksi efektif melampaui reaksi ambang perangsang,

maka makin pendek latensi respons, artinya respons makin cepat timbul

Page 31: makalah sbm revisi

P a g e | 31Makalah Teori Belajar Behaviorisme

Postulat 14: Hambatan berhenti (ekstingsi).

Makin besar potensi reaksi efektif, makin besar respons yang timbul tanpa

penguatan, sebelum berhenti atau ekstingsi, (terjadi pemadaman).

Postulat 15: Amplitudo respons (besarnya respons}.

Besarnya dorongan disebabkan oleh peningkatan kekuatan potensi efektif

reaksi dalam sistem saraf otonom.

Postulat 16: Respons-respons yang bertentangan.

jika potensi-potensi reaksi kepada dua atau lebih respons-respons yang

bertentangan terjadi dalam organisme pada waktu yang sama, maka hanya reaksi

yang mempunyai potensi reaksi yang lebih besar yang akan memunculkan

respons.

Hull mengajukan postulat-postulat tersebut dengan maksud ingin

mempelajari terbentuknya tingkah laku secara sistemafis dan matematis. Dari

enam belas postulat tersebut, yang menjadi inti adalah postulat nomor empat,

yakni mengenai hadiah dan kekuatan kebiasaan. jika suatu kegiatan efektor (r-R)

dan kegiatan reseptor (S-s) terjadi secara kontinu dan secara tepat berhubungan

dengan pengurangan kebutuhan (G) atau dengan suatu stimulus yang telah secara

tetap berhubungan dengan kebutuhan, hasilnya akan tetap rneningkatkan kepada

suatu kecenderungan bagi impuls afferen untuk menimbulkan reaksi.

Peningkatan dari hadiah yang berturut-turut memuncak membentuk

kombinasi kekuatan kebiasaan yang bergantung kepada peningkatan hadiah.

Esensi teori belajar pada analisis Hull adalah operasi dasar hadiah, pengarah

ulangan, dan tingkatan hadiah.

Menurut Hull, ada tiga fungsi yang berbeda mengenai dorongan:

Tanpa adanya suatu dorongan tidak akan ada penguatan primer, sebab

penguatan primer akan menyebabkan penurunan cepat dari dorongan.

Tanpa adanya dorongan tidak akan timbul respons, sebab dorongan

akan mengaktifkan kebiasaan dalam potensi reaksi. Dorongan akan

melipat gandakan kekuatan kebiasaan.

Tanpa stimulus dorongan yang jelas, tidak akan terjadi regulasi

kebiasaan dari kebutuhan pada organisme.

Prinsip Utama Teori Hull

Page 32: makalah sbm revisi

P a g e | 32Makalah Teori Belajar Behaviorisme

Dasar dari teori belajar Hull adalah teori belajar behavioristik. Menurut

teori behavioristik, belajar adalalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan

respons. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan

perubahan perilakunya. Menurut leori ini, dalam belajar yang penting adalah input

yang berupa stimulus dan output yang berupa respons, Faktor lain yang dianggap

penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila

penguatan ditambahkan (positive reinforcement), maka respons akan semakin

kuat. Begitu pula bila respons dikurangi atau dihilangkan (negative

reinforcement), maka respons juga semakin lemah.

Clark Hull menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respons

untuk menjelaskan pengertian belajar. Namun, Hull juga terpengaruh oleh teori

evolusi Charles Darwin. Bagi Hull semua fungsi tingkah laku bermanfaat,

terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan hidup. Oleh sebab itu Hull

mengatakan kebutuhan. biologis (drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drive

reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan

manusia sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajar pun hampir selalu

dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respons yang akan muncul

mungkin dapat berwujud macam-macam. Penguatan tingkah laku juga masuk

dalam teori ini, tetapi juga dikaitkan dengan kondisi biologis.

Prinsip-prinsip utama teori Hull adalah :

Reinforcement adalah faktor penting dalam belajar yang harus ada.

Namun, fungsi reinforcement bagi Hull lebih sebagai drive reduction

dari pada satisfied factor (faktor pemuas atau pemenuhan).

Dalam mempelajari hubungan S-R, yang perlu dikaji adalah peranan

dari intervening variable (variabel penghalang, campur tangan) atau

yang juga dikenal sebagai unsur O (organisme). Faktor O adalah

kondisi internal dan sesuatu yang disimpulkan (inferred). Efeknya dapat

dilihat pada faktor R yang berupa output. Karena pandangan ini, Hull

dikritik dan dianggap bukan seorang behavioris sejati.

Page 33: makalah sbm revisi

P a g e | 33Makalah Teori Belajar Behaviorisme

Proses belajar baru terjadi setelah keseimbangan biologis terjadi. disini

tampak pengaruh teori Darwin yang mementingkan adaptasi biologis

organisme.

Metode Deduktif

Teori belajar ini dikembangkan Hull dengan menggunakan metode

deduktif. Hull percaya bahwa pengembangan ilmu psikologi harus didasarkan

pada teori dan tidak semata-mata berdasarkan fenomena individual atau secara

induktif. Teori ini terdiri dari beberapa postulat yang menjeiaskan pemikirannya

tcntang aktivitas otak, reinforcement, habit, reaksi potensial, dan sebagainya.

Sumbangan utama Hull adalah pada ketajaman teorinya yang detil,

ditunjang dengan hasil-hasil eksperimen yang cermat dan ekstensif. Akibatnya,

ide Hull banyak dirujuk cleh para ahli behavioristik lainnya dan dikembangkan.

Namun, Hull juga mendapat banyak kritikan di antaranya:

Teorinya dianggap tcrlalu kompleks dan sulit dimengerti. Dalam setiap

penelitiannya. Hull selalu mengembangkan sistem yang rumit dan

sangat bergantung kepada matematika elaborasi.

Idenya tentang proses internal dianggap abstrak dan sulit dibuktikan

melalui eksperimen empiris.

Partikalaristik, usahanya untuk menggeneralisasi hasil eksperimen

dianggap berlebihan.

Pada dasarnya, teori belajar Hull berpusat pada perlunya memperkuat

suatu pengetahuan yang sudah ada. Perilaku individu yang dilihat dalam konteks

homeostatic model selalu mencari keseimbangan dari "drive pemaksa". Inti

tingkat analisis psikologis adalah gagasan mengenai "variabel intervensi" yang

dijelaskan sebagai "unobservable perilaku". Dengan demikian, dari perspektif

yang murni, perilaku Clark Hull dikembangkan John B. Watson yaitu rangsangan-

respons (S-R) ke stimulus-organisme-respons (S-O-R), atau variabel campuran.

Dari teori Clark Hull yang sistematis, dihasilkan banyak sekali penelitian.

Matematika Deduktif

Teori belajar ini merupakan satu perlakuan sistematis dari belajar

berdasarkan teori pengkondisian klasik dan dinyatakan dalam bentuk postulat-

Page 34: makalah sbm revisi

P a g e | 34Makalah Teori Belajar Behaviorisme

postulat deduktif dan akibat-akibatnya yang bersifat wajar. Hukum asasi dari

perolehan kemahiran beranggapan bahwa kekuatan kebiasaan itu dibangun secara

berangsur-angsur dalam bentuk tambahan atau kenaikan-kenaikan kebiasaan.

lewat penguatan yang berdekatan dari unit-unit S-R atau stimulus-respons.

Kekuatan kebiasaaan itu bisa dibuat peka dalam bentuk daya guna atau

prestasi oleh dorongan-dorongan (drives). Apabila tidak terdapat unsur dorongan,

prestasi akan menurun sampai angka nol. Bila tidak ada kekuatan kebiasaan,

prestasi juga akan menurun sampai titik nol karena dorongan dan kekuatan

kebiasaaan itu saling berhubungan dalam satu fungsi yang multiplikatif (fungsi

perkalian).

Oleh karena semua teori-teori yang berdasarkan prinsip-prinsip

pengkondisian ternyata benar, maka Hull menggunakan teori pemunahan dan

perhambatan agar bisa menerangkan dan menghitung masalah penyusutan reaksi.

Pemunahan jelas disebabkan oleh pengulangan tanpa upaya penguatan pada

reaksi-reaksi Perangsang yang berasosiasi dekat dengan satu reaksi yang

mengalami proses pemunahan atau pemadaman mampu menghambat munculnya

reaksi tersebut. Peristiwa lupa akan material verbal atau hal-hal lisan, diduga

mcrupakaii satu kemunduran atau kerusakan fungsi sepanjang perjalanan waktu.

Untuk mengukur jalannya proses belajar, Hull mengemukakan beberapa

kemungkinan di antaranva latensi (keterpendaman, ketersembunyian) reaksi, atau

kecepatan dimana reaksi muncul mengikuti penyajian perangsangnya.

Dalam statemen awal teori Hull ditekankan. masaiah dorongan dan

penguatan primer. Dalam revisi teorinya lebih lanjut dia memberikan lebih banyak

penekanan pada reduksi atau pengurangan perangsang dorongan dan penguatan

sekunder. Teorinya juga diperluas untuk menerangkan belajar secara diskrimlnatif

(mampu membedakan) dan tingkah laku memecahkan masalah.

Dari semua teori-teori pengkondisian, teori Hull terbukti merupakan salah

satu teori yang paling provokatif dengan riset-risetnya, khususnya dalam

penyelidikan mengenai peranan penguatan di dalam penegakan reaksi-reaksi

bersyarat atau reaksi terkondisikan. Hull juga diakui sebagai salah seorang ahli

teori paling awal yang berusaha merumuskan teori belajar secara kuantitatif.

Neo-Hullian: Beberapa Murid Hull

Page 35: makalah sbm revisi

P a g e | 35Makalah Teori Belajar Behaviorisme

Hull punya beberapa murid brilian yang mengibarkan panji-panji mazhab

Neo-Hullian. Murid yang paling, terkenal adalah Kenneth Spence (1907-1967),

yang menghabiskan masa-masa produktifnya di University of Iowa. Spence

mencoba memperbaiki, teori Hull serta menerapkan prinsip-prinsip di sekitar

proses perilaku, termasuk analisis kecemasan. Kontribusi besarnya pada teori

dasar behaviorisme Hullian adalah penjelasan tentang diskriminasi belajar. Spence

berpendapat bahwa ada tanjakan potensi dan hambat rangsang yang dihasilkan di

sekitar nilai-nilai stimulus yang diperkuat dan yang tidak diperkuat, masing-

masing, selama diskriminasi beiajar.

Murid lain yang penting adalah Neal Miller yang berusaha mcnerapkan

analisis Hullian untuk masalah perilaku yang berasal dan literatur psikoanalitik.

Riset Miller soal frustrasi dan konflik psikologi telah menjadi klasik dan

mempengaruhi perilaku masyarakat diberbagai tempat. Neal Miller juga membuat

penemuan penting mengcnai hubungan antara mekanisme penguatan dan kontrol

perilaku otonom.

Penelitian lebih lanjut dalam tradisi neo-Hullian juga meluas kepertanyaan

tentang dasar fisiologis belajar. Dalam perspcktif psiko-fisiologis, penyelidikan

ini berfokus pada beberapa area yang mendasar seperti ontologi pembelajaran,

konsolidasi dan proses pengambilan memori, dan faktor inderawi perhatian.

Temuan ini telah dengan cepat memperluas pemahaman ilmiah dari proses

belajar.

Taat Metode Ilmiah

Hull adalah seorang pemikir dan ilmuwan yang sangat berkeras hati dan

taat pada metode ilmiah, yaitu dengan rancangan percobaan yang dikontrol dan

analisis data yang diperoleh. Perumusan deduktif dari teori belajar melibatkan

serangkaian postulal yang akhimya harus diuji dengan eksperimen.

Salah satu aspek dari pekerjaan Hull adalah pada tes bakat yang akan

membuktikan hal-hal instrumental dalam perkembangan behaviorismenya. Untuk

memfasilitasi penghitungan dan korelasi antara berbagai tes, ia membangun

sebuah "mesin pintar'' yang serba guna. Hull menyelesaikan proyek ini pada tahun

1925 dengan dukungan dari National Research Council. Mesin kreasi Hull sangat

praktis dan bermanfaat. ia mendukung kerberhasilan proyek Hull yang bersifat

Page 36: makalah sbm revisi

P a g e | 36Makalah Teori Belajar Behaviorisme

fisik dengan perangkat yang tepat. Mesin ini juga merupakan susunan kompcnen

yang mampu melakukan operasi karakteristik dari proses mental tingkat tinggi.

Hull dianggap Thomas Hobbes dan David Hume (keduanya adalah pemikir dan

filosof termasyhur) sebagai falsafah leluhur dari behaviorisme. Desain mesin

Clark Hull yang dapat memperlihatkan perilaku cerdas sama dengan formulasi

dari teori perilaku. Clark Hull juga dikenal karena perdebatannya derngan

ilmuwan lainnya. Edward C. Tolman, tentang prinsip-prinsip behaviorisme.

Tolman percaya bahwa Pembelajaran dapat terjadi karena ketiadaan tujuan

(identifikasi ini disebut "latent learning"), sedangkan Hull menegaskan bahwa

dalam pembelajaran tujuan harus dibayangkan sebagai suatu "pahala" atau

"penguatan".

Sebagai seorang behavioris, Hull menyatakan bahwa psikologi dapal

dilihat pada pembentukan kebiasaan yang merupakan akumulasi pengalaman

lingkungan untuk beradaptasi secara efektif. Pendekatan pandangannya benar-

benar sistematis dengan menitik beratkan pentingnya pengamatan dan

eksperimen.

Dalam strategi ini, pendekatan yang dikembangkan Hull mengikuti

geometri Euclidian, sebuah perilaku atau formulasi prinsip yang pertama kali

dipostulatkan dan kemudian diuji secara ketat. Hull berhasil mengujinya dan

sangat didukung kepercayaan prinsip yang mengakibatkan kegagalan revisi dari

prinsip. Dari teori Hull yang positif dan mengikuti kerangka logis, maka secara

empiris suatu hal atau persoalan dapat diverifikasi melalui dernonstrasi.

Mirip dengan Burrhus Frederick Skinner (pemikir behavioris lainnya),

Clark Hull mcnekankan pentingnya proses penguatan dalam aktivitas belajar dan

pembelajaran. Konsep drive dan pengurangan menjadi aspek yang penting dari

teori Hull. Sistem ilmiah Clark Hull yang sangat baik telah merintis revolusi

kognitif, dan juga sebagai pelopor ke alam psikologi kognitif. Pemikiran dan kerja

Hull dianggap sebagai hal yang baik dan usaha yang mulia untuk menetapkan

standar yang tinggi bagi psikologi sebagai ilmu pengetahuan alam, dan sebagai

obyek pelajaran dari kegagalan dalam model ilmu alam untuk psikoiogi dan

merusak efek dari retorika ilmiah. Pada dekade sebelum dan setelah Perang Dunia

II, Clark Hull dilambangkan sebagai psikolog yang berharap bahwa psikologi

Page 37: makalah sbm revisi

P a g e | 37Makalah Teori Belajar Behaviorisme

dapat menjadi tujuan ilmu alam. Hull membangun reputasi sebagai psikolog

eksperimental yang eklektik, kemudian naik tingkat sebagai teoretikus belajar dan

pembelajaran yang ulung dan termasyhur

Aplikasi Teori Hull dalam Dunia Pendidiksn dan Pengajaran

Menurat teori Hull, kondisi yang disusun secara optimal akan

mempermudah siswa untuk belajar. Belajar di kelas dapat diklasifikasikan dalam

tiga tipe yaitu: perbedaan stimulus (stimulus discrimination), perbedaan rcspons

(response differentiation), dan akibat dari hadiah/hukuman (reward/punishment

consequence).

Proses belajar dibedakan menjadi belajar tentang kebiasaan dan belajar

tentang dorongan atau perangsang (incentive). Selanjutnya, terdapat dua motivasi

terhadap beiajar siswa, yaitu dorongan atau kebutuhan siswa terhadap situasi

belajar dan harapan murid terhadap konsekuensi belajar. Oleh karena itu, guru

atau kepala sekolah harus merencanakan kegiatan belajar berdasarkan pengamatan

yang dilakukan terhadap dorongan yang mendasari siswa. Dengan adanya

dorongan belajar, maka belajar merupakan penguatan. Makin banyak belajar,

makin banyak penguatan (reinforcement), maka menjadi makin besar motivasi

untuk menggunakan respons menuju keberhasilan belajar. Belajar dipandang

sangat erat dengan adaptasi kelangsungan hidup (survival).

Beberapa pertanyaan dasar yang menurat teori Hull sangat berperan dalam

proses pembelajaran di kelas adalah :

Bagaimana menyediakan stimulus di kelas dalam usaha membantu

kegiatan beiajar siswa ke arah pencapaian tujuan pendidikan dan tujuan-

tujuan pengajaran?

Apa kebutuhan yang paling penting dari setiap siswa?

Penghargaan apa yang harus disediakan untuk memenuhi kebutuhan-

kebutuhan siswa?

Bagaimana cara untuk meningkatkan dorongan belajar pada siswa?

Bagaimana merencanakan kegiatan belajar dengan memperhitungkan

kebutuhan-kebutuhan siswa dan penghargaan-penghargaan yang

diperlukan?

Page 38: makalah sbm revisi

P a g e | 38Makalah Teori Belajar Behaviorisme

Bagaimana cara meningkatkan kegiatan di kelas agar lebih sesuai dan

lebih tepat dengan kebutuhan siswa?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut jika dicermati akan memberikan arah dan

rambu-rambu bagaimana pengajaran di kelas harus dilakukan.

Arah dan rambu-rambu tersebut adalah:

Pentingnya tujuan bagi siswa, yang dirumuskan melalui tujuan-tujuan

pembelajaran.

Pemberian stimulus oleh guru ditujukan pada pencapaian tujuan

pengajaran.

keberhasilan mengajar dipengaruhi oleh ada tidaknya kebutuhan belajar

pada siswa

motivasi sangat penting dalam pengajaran sesuai dengan kebutuhan

siswa

program belajar mengajar harus dirancang sedemikian rupa sesuai

dengan kebutuhan siswa

Prinsip-prinsip tersebut hendaknya dijadikan dasar dalam menyusun teori

pengajaran.

6. Edwin Ray Guthrie

Hukum Kontiguitas

Prinsip utama teori pembelajaran Guthrie adalah soal hukum kontiguitas

yang berbunyi: "Suatu kombinasi dari rangsangan yang menyertai sebuah gerakan

pada saat terjadinya cenderung diikuti oleh gerakan tersebut. Hal ini bisa terjadi

tanpa keberadaan 'gelombang penegasan' atau 'penguatan' (reinforcement) atau

efek yang menyenangkan".

Dalam hukum kontiguitas ini, jika seseorang melakukan sesuatu dalam

kondisi tertentu, kemudian. di lain waktu ketika berada dalam kondisi yang sama,

maka seseorang cenderung melakukan hal yang sama.

Namun, dilain waktu, menjelang akhir hayatnya, Guthrie merevisi hukum

kcntiguitasnya tersebut. Revisinya berbunyi: "Apa yang diperhatikan menjadi

tanda untuk sesuatu yang dilakukan".

Berkaitan dengan revisinya tersebut, Guthrie tampaknya mengakui bahwa

setiap makhluk hidup pada waktu tertentu menghadapi berbagai stimulus yang

Page 39: makalah sbm revisi

P a g e | 39Makalah Teori Belajar Behaviorisme

besar atau banyak. dan setiap makhluk hidup ternyata tak mampu membentuk

asosiasi terhadap semua stimulus tersebut, melainkan hanya mampu merespons

secara selektif sebagian kecil stimulus saja. Sebagian kecil stimulus itu dikaitkan

dengan respons yang dilakukan. Jadi, setiap makhluk hidup dihadapkan dengan

banyak pilihan dalam kehidupannya. Karena tak mungkin tertarik atau merespons

semuanya, maka dia canderuug memilih atau merespons hal-hal yang paling

diminati dan disukainya saja. Inilah proses seleksi ditengah banyak kemungkinan-

kemungkinan. dan hal ini merupakan bagian dari hakikat atau teori beiajar yang

penting.

One Trial Learning

Dalam kaitannya dengan beiajar dan pembelajaran, Guthrie melontarkan

konsep one-trial learning (pembelajaran satu percobaan). Di sini, Guthrie tidak

setuju dengan hukum frekuensi (the law of frequence) sebagai prinsip beiajar.

Tesis Guthrie dalam konsep one-trial learning adalah: "Suatu pola stimulus

menambah penuh kekuatan kaitannya pada kesempatan pertama stimulus itu

berpasangan dengan respons". Inilah yang disebut ''percobaan pada pembelajaran

satu". Jika stimulus dan respons menjadi klop dan nyambung, maka "pertemuan"

pertama punya kesan yang sangat kuat dan susah dihilangkan. Jadi, beiajar adalah

kedekatan hubungan antara stimulus dan respons yang relevan. Tanpa diulang-

ulang pun jika antara stimulus dan respons telah terjadi hubungan yang kuat,

maka proses pembelajaran telah terjadi. Dengan demikian, frekuensi atau

pengulangan dalam proses pembelajaran ditolak oleh Guthrie.

Prinsip Kebaruan

Selanjutnya, menurut Guthrie dalam proses beiajar dan pembelajaran,

hukum kontiguitas dan one-trial learning memberi ruang yang penting pada

"prinsip kebaruan". Prinsip kebaruan ini berbunyi: "Sesuatu yang terakhir

dilakukan disebabkan keberadaan stimulus akan cenderung dilakukan lagi ketika

kombinasi stimulus berikutnya datang lagi". Jadi, apapun yang dilakukan terakhir

kali oleh seseorang dalam kondisi tertentu punya kecenderungan besar untuk

dilakukan kembali ketika kondisi yang sama muncul lagi.

Gerakan, Tindakan, dan Keterampilan

Page 40: makalah sbm revisi

P a g e | 40Makalah Teori Belajar Behaviorisme

Kaitannya dengan proses beiajar dan pembelajaran, Guthrie membedakan

dua hal yang sepintas hampir sama, yaitu "gerakan" dan "tindakan". Gerakan

merupakan kontraksi otot-otot, sedangkan tindakan adalah kombinasi antara

gerakan-gerakan. Suatu gerakan merupakan bagian kecil dari perilaku, sementara

tindakan adalah sekumpulan gerakan yang membentuk suatu keterampilan atau

komponen-komponen keterampilan. Tindakan juga berkaitan dengan hal yang

dicapai seseorang serta perubahan yang dibuat dalam lingkungan, misalnya

memukul anjing, menyetel radio, mencuci sepatu, memakan nasi, dan sebagainya.

Menurut Guthrie, hukum kontiguitas tidak berkaitan dengan hukum

kckerapan atau keseringan latihan. Suatu gerakan merupakan peristiwa keterkaitan

antara stimulus dan respons, dan karenanya tak bergantung pada keberedaan suatu

latihan. Sekali mengalami telah cukup untuk menetapkan kaitan antara keduanya.

Namun, berbeda dengan gerakan, suatu tindakan memerlukan latihan. Tanpa

latihan, suatu tindakan tidak akan terarah dan sulit mencapai hal yang diinginkan

dan target yang ditetapkan.

Jika suatu tindakan merupakan kumpulan gerakan, maka suatu

keterampilan merupakan kumpulan dari berbagai gerakan yang terarah dan

terlatih. Suatu keterampilan seperti bermain sepak bola, menyervis handphone,

membuat novel, dan mendaki gunung, sebenarnya merupakan pembelajaran yang

tsrdiri dari ratusan bahkan ribuan keterkaitan antara stimulus khusus dan gerakan

khusus.

Menurut Guthrie : "Pembelajaran yang normal terjadi dalam satu episode

keterhubungan saja. Adapun, latihan yang panjang dan pengulangan diperlukan

untuk memantapkan keterampilan karena keterampilan sesungguhnya

membutuhkan banyak gerakan yang khusus untuk dipasangkan pada banyak

kondisi stimulus yang berlainan. Suatu keterampilan bukanlah kebiasaan yang

sederhana, melainkan merupakan suatu kumpulan besar dari kebiasaan yang

mencapai hasil tertentu dalam kondisi yang berlainan"

Reinforcement dan Prinsip Kebaruan

Dalam persoalan mempersepsi hakikat reinforcement dalam belajar dan

pembelajaran, Guthrie tampaknya berbeda pendapat dengan Thorndike. Dalam

hukum akibat, Thorndike mengatakan bahwa "Ketika suatu respons mengarah

Page 41: makalah sbm revisi

P a g e | 41Makalah Teori Belajar Behaviorisme

pada kondisi yang memuaskan, maka kemungkinan untuk muncul kembali akan

meningkat".

Guthrie menyangkal hokum akibat Thorndike tersebut. Menurut Guthrie,

reinforcement sekedar rancangan atau rangkaian mekanis yang bisa disangkal

dengan prinsip kebaruan. Sebagai contoh, Guthrie melakukan eksperimen

memakai seekor kucing yang dimasukkan dalam suatu kurungan. Ia akhirnya bisa

keluar dari kurungan setelah mendorong tongkat pengungkit. dilain waktu, kucing

itu kembali dimasukkan ke dalam kurungan. la pun bisa keluar lagi dari kurungan

setelah melakukan hal yang sama, mendorong tongkat pengungkit. Menurut

Guthrie, kucing berhasil keluar dari kurungan bukan karena faktor reinforcement

berupa hadiah misalnya berupa ikan, melainkan karena hal terakhir atau hal paling

baru yang dilakukan oleh si kucing sebelum keluar dari kurangan, yaitu

mendorong tongkat pengungkit.

Jadi, Ketika si kucing dimasukkan kembali ke dalam kurungan, maka dia

akan segera mendorong kotak pengungkit agar bisa keluar dari kurungan. Di

sinilah prinsip kebaruan bekerja.

Punishment

Menurut Guthrie, berbeda dengan reinforcement yang tidak (terlalu) punya

peran dalam proses belajar, maka hukuman (punishment) punya pengaruh cukup

besar untuk mengubah perilaku makhluk hidup atau lebih spesifik lagi seseorang.

Hukuman jika diberikan secara tepat dalam menghadirkan suatu rangsangan

(stimulus) yang memunculkan perilaku inappropiate (tidak pantas, tidak tepat,

tidak sesuai), dapat menyebabkan subyek melakukan hal yang berbeda.

Guthrie menjelaskan hal itu dengan mengambil ccntoh seorang gadis yang

setiap kali pulang sekolah selalu menaruh tas, kaos kaki, dan sepatu di sembarang

tempat. Sang ibu kemudian menyuruh anaknya (si gadis) untuk mengambil tas,

kaos kaki, dan sepatunya yang tidak pada tempatnya itu, kemudian menyuruh

keluar rumah dan masuk kembali ke rumah untuk meletakkan kembali tas, kaos

kaki, dan sepatu pada tempatnya.

Hukuman seperti itu beberapa kali diterapkan sang ibu setiap sang anak

meletakkan tas, kaos kaki, dan sepatu sembarangan sepulang sekolah. Akhirnya,

perilaku anak pun lama kelamaan berubah. Karena tak igin dihukum dengan cara

Page 42: makalah sbm revisi

P a g e | 42Makalah Teori Belajar Behaviorisme

keluar rumah dan, masuk kembali ke rumah yang bisa jadi membuatnya malu dan

jera, maka sang anak lalu meletakkan tas, kaos kaki, dan sepatu pada tempatya

sepulang sekolah.

Mcnolak Konsep Transfer Latihan

Dalam kaitannya proses belajar dan pembelajaran, Guthrie menolak

konsep transfer latihan. Tak ada jaminan bahwa seorang siswa yang belajar suatu

perkalian angka dipapan tulis dan berhasil mengerjakannya, lalu bisa dipastikan

bisa mengerjakan soal yang sama ketika ia kembali ke tempat duduknya.

Mengapa demikian? Karena ada perbedaan stimulus saat ia mengerjakan soal di

papan tulis dengan saat ia ada di tempat duduknya. Untuk itu, agar siswa mampu

mengerjakan soal atau mengikuti proses belajar dan pembelajaran dengan baik

dan sukses, ia seyogyanya dibiarkan memilih tempat yang menurutnya cocok dan

dikehendaki atau dilokasi yang kita harapkan siswa itu bisa mengikuti proses

belajar dan pembelajaran dengan baik. CR paling tinggi besarannya jika bunyi

yang diperdengarkan mempunyai frekuensi yang sama dengan bunyi saat latihan.

Tinggi rendah frekuensi yang diperdengarkan, akan menghasilkan besaran CR

yang berbeda, bergantung pada kemiripan frekuensinya. semakin dekat

frekuensinya kepada frekuensi dari bunyi pada latihan, maka CR yang dihasilkan

semakin besar.

Dalam generalisasi, kita akan mendapatkan reaksi yang dipelajari terhadap

kondisi yang belum pernah kita hadapi sebelumnya, yakni merespons situasi baru

sama seperti kita merespons siatuasi yang sering kita alami.

d. Aplikasi dan Implikasi Pembelajaran Behaviorisme

Aliran psikologi belajar yang sangat besar pengaruhnya terhadap arah

pengembangan teori dan praktek pendidikan dan pembelajaran hingga kini adalah

aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang

tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan

stimulus responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang

pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode drill atau

pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan

reinforcement dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

Page 43: makalah sbm revisi

P a g e | 43Makalah Teori Belajar Behaviorisme

Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari

beberapa hal seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik

pebelajar, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang

dirancang dan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan

adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah terstruktur dengan

rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar adalah

memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar atau

pembelajar. Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur

pengetahuan yang sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan

dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan

oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Pembelajar diharapkan akan

memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya,

apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh

murid.

Demikian halnya dalam pembelajaran, pebelajar dianggap sebagai objek

pasif yang selalu membutuhkan motivasi dan penguatan dari pendidik. Oleh

karena itu, para pendidik mengembangkan kurikulum yang terstruktur dengan

menggunakan standar-standar tertentu dalam proses pembelajaran yang harus

dicapai oleh para pebelajar. Begitu juga dalam proses evaluasi belajar pebelajar

diukur hanya pada hal-hal yang nyata dan dapat diamati sehingga hal-hal yang

bersifat tidak teramati kurang dijangkau dalam proses evaluasi.

Teori Behaviorisme dalam proses pembelajaran dirasakan kurang

memberikan ruang gerak yang bebas bagi siswa untuk berkreasi,

bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri karena sistem

pembelajaran tersebut bersifat otomatis dan mekanis dalam menghubungkan

stimulus dan spons sehingga terkesan seperti kinerja robot atau mesin. Akibatnya

siswa tidak mampu berkembang sesuai potensi yang dimiliki.

Karena Teori Behaviorisme memandang bahwa pengetahuan telah

tersturuktur rapi dan tertatur, maka siswa haru dihadapkan pada aturan-aturan

yang jelas dan ditetapkan secara ketat. Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat

esensial dalam belajar sehingga pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan

penegakkan disiplin. Kegagalan atau ketidakmampuan dalam penambahan

Page 44: makalah sbm revisi

P a g e | 44Makalah Teori Belajar Behaviorisme

pengetahuan dikategorikan sebgai kesalahan yang perlu dihukum dan

keberhasilan belajar dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi

hadiah. Demikian juga, ketaatan kepada aturan dipandang sebagai penentu

keberhasilan belajar. Siswa adalah obyek berperilaku sesuai dengan aturan,

sehingga kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri

siswa. Guru merupakan pusat dan subyek, sedangkan siswa hanya obyek yang

harus tunduk tanpa reserve guru. Disini, guru mendikte dan membentuk siswa.

Kritik terhadap behavioristik adalah pembelajaran siswa yang berpusat pada

guru, bersifaat mekanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang dapat diamati

dan diukur. Kritik ini sangat tidak berdasar karena penggunaan teori behavioristik

mempunyai persyartan tertentu sesuai dengan ciri yang dimunculkannya. Tidak

setiap mata pelajaran bisa memakai metode ini, sehingga kejelian dan kepekaan

guru pada situasi dan kondisi belajar sangat penting untuk menerapkan kondisi

behavioristik.

Metode behavioristik ini sangat cocok untuk perolehan kemampaun yang

membuthkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti :

Kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya,

contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan komputer,

berenang, olahraga dan sebagainya. Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih

anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa, suka

mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk

penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.

Penerapan teori behaviroristik yang salah dalam suatu situasi pembelajaran

juga mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak

menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai central, bersikap otoriter,

komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus

dipelajari murid. Murid dipandang pasif , perlu motivasi dari luar, dan sangat

dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru. Murid hanya mendengarkan

denga tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang

sebagai cara belajar yang efektif. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari

oelh para tokoh behavioristik justru dianggap metode yang paling efektif untuk

menertibkan siswa.

Page 45: makalah sbm revisi

P a g e | 45Makalah Teori Belajar Behaviorisme

Ada beberapa implikasi teori behavioristik dalam pembelajaran, antara lain :

1. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik

memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah.

Pengetahuan telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan

pengetahuan, sedangkan mengajar adalah memindahkan pengetahuan

(transfer of knowledge) ke orang yang belajar.

2. Peserta didik dianggap sebagai objek pasif yang selalu membutuhkan

motivasi dan penguatan dari pendidik

3. Teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang memberikan

ruang gerak yang bebas bagi peserta didik untuk berkreasi, bereksperimentasi

dan mengembangkan kemampuannya sendiri

4. Karena teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan telah terstruktur

rapi dan teratur, maka Peserta didik atau orang yang belajar harus dihadapkan

pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan terlebih dulu secara ketat

5. Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada

penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas “mimetic”,

yang menuntut peserta didik untuk mengungkapkan kembali pengetahuan

yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes

6. Evaluasi menekankan pada respon pasif, ketrampilan secara terpisah, dan

biasanya menggunakan paperand pencil test.

e. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Behaviorisme

Kelebihan

Sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek

dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti kecepatan, spontanitas,

kelenturan, refleks, dan daya tahan. Contoh : percakapan bahasa asing, mengetik,

menari, berenang, olahraga. Cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang

masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus

dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung

seperti diberi hadiah atau pujian. Dapat dikendalikan melalui cara mengganti

mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan

Page 46: makalah sbm revisi

P a g e | 46Makalah Teori Belajar Behaviorisme

pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa

ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya

Teori belajar Behaviorisme berorientasi pada ”hasil yang dapat diukur dan

diamati”, maka kontrol dan rekayasa terhadap proses belajar dan pembelajaran

atau lebih luas lagi rekayasa terhadap pendidikan bisa dilakukan secara terarah,

jelas dan pasti

Kekurangan

Mahzab Behaviorisme juga kurang dapat menjelaskan adanya variasi

tingkat emosi siswa meskipun mereka memiliki pengalaman penguatan yang

sama. Pandangan ini tidak menjelaskan mengapa dua anak mempunyai

kemampuan dan pengalaman penguatan yang relatif sama ternyata perilakunya

terhadap suatu pelajaran berbeda, juga memilih tugas yang berbeda, juga dalam

memilih tugas sangat berbeda tingkat kesulitannya. Pandangan Behaviorisme

hanya mengakui keberadaan stimulus dan respons yang dapat diamati, dan tidak

memperhatikan keberadaan pengaruh pikiran atau perasaan yang mempertemukan

unsur-unsur yang diamati tersebut

Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan

menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.

Pembelajaran siswa yang berpusat pada guru (teachercenteredlearning), bersifat

meanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur. Murid tidak

mampu berkembang sesuai potensi yang dimiliki sendiri

Teori Behaviorisme juga cenderung mengarahkan siswa untuk berpikir

linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini yang

mengatakan bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping yaitu

membawa siswa menuju atau mencapai target tertentu, menjadikan peserta didik

tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Proses belajar manusia dianalogikan

dengan hewan sangat sulit diterima, mengingat ada perbedaan mencolok antara

hewan dan manusia.

Page 47: makalah sbm revisi

P a g e | 47Makalah Teori Belajar Behaviorisme

BAB III

Penutup

a. Kesimpulan

Melalui penjelasan melalui halaman pembahasan tentang teori

Behaviorisme penulis dapat menyimpulkan bahwa Teori Belajar Behaviorisme

berorientasi pada “hasil yang dapat diukur, diamati, dianalisis dan diuji secara

obyektif”, maka kontrol dan rekayasa terhadap proses belajar dan pembelajaran

dilakukan secara terarah, jelas dan pasti. Teori Behaviorisme mempunyai

sumbangsih nyata untuk membentuk kedisiplinan dan tanggung jawab. Pendidik

yang menggunakan teori ini biasanya merencanakan kurikulum dengan menyusun

isi pengetahuan menjadi bagian yang lebih kecil dengan ditandai suatu

keterampilan tertentu. Di teori ini guru merupakan pusat dan obyek sedangkan

murid obyek. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar.

Page 48: makalah sbm revisi

P a g e | 48Makalah Teori Belajar Behaviorisme

Daftar Pustaka

Hamalik, Oemar, 2008. Kurikulum dan pembelajaran. Jakarta: Bumi aksara

Sanjaya, Wina, 2009.  Strategi pembelajaran berorientasi standar proses

pendidikan. Jakarta: Kencana prenada media group

Andito (ed.), 1998. Belajar Teori Behavioristik ,Bandung : Pustaka

Hidayah.Burhanuddin Daja dan Herman Leonard Beck (red.) ,1992. .

Perbandingan Teori Pembelajaran di Indonesia. Jakarta : INIS

Winfred,F Hill,Rahyubi Heri. 2012. Teori Belajar Dan Aplikasi.Majalengka: Nusa

Dua.

Badarudin H dan Wahyuni esa nur.2010.Teori belajar dan

pembelajaranya.Yogyakarta:ar ruzz media jogja.