14
LAPORAN FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLID “PASTA” Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menempuh mata kuliah Formulasi dan Teknologi Sediaan Semi Solid Disusun oleh Topan firdaus 13.172 Gerardo dimas N. 13.061

makalah sediaan pasta lasari

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fts liquid

Citation preview

LAPORAN FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN SEMI SOLIDPASTA

Untuk memenuhi sebagian persyaratandalam menempuh mata kuliah Formulasi dan TeknologiSediaan Semi Solid

Disusun oleh

Topan firdaus 13.172

Gerardo dimas N. 13.061

AKADEMI FARMASI PUTRA INDONESIA MALANGNovember 2014

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSeiring dengan berkembangnya ilmu dan tekhnologi di dunia farmasi . Semakin hari semakin banyak jenis dan ragam penyakit yang muncul. Perkembangan pengobatan pun terus di kembangkan. Berbagai macam bentuk sediaan obat, baik itu liquid, solid dan semisolid telah dikembangkan oleh ahli farmasi dan industri.Ahli farmasi mengembangkan obat untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, yang bertujuan untuk memberikan efek terapi obat, dosis yang sesuai untuk di konsumsi oleh masyarakat. Selain itu, sediaan semisolid digunakan untuk pemakaian luar seperti krim, salep, gel, pasta dan suppositoria yang digunakan melalui rektum. Kelebihan dari sediaan semisolid ini yaitu praktis, mudah dibawa, mudah dipakai, mudah pada pengabsorbsiannya. Juga untuk memberikan perlindungan pengobatan terhadap kulit.Berbagai macam bentuk sediaan semisolid memiliki kekurangan, salah satu diantaranya yaitu mudah di tumbuhi mikroba. Untuk meminimalisir kekurangan tersebut, para ahli farmasis harus bisa memformulasikan dan memproduksi sediaan secara tepat. Dengan demikian, farmasis harus mengetahui langkah-langkah yang tepat untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. Dengan cara melakukan, menentukan formulasi dengan benar dan memperhatikan konsentrasi serta karakteristik bahan yang digunakan dan dikombinasikan dengan baik dan benar.

1.2 Tujuan Mengetahui langkah-langkah cara pembuatan sediaan pasta yang baik dan tepat. 1.3 Manfaat Dapat memahami langkah-langkah dalam pembuatan sediaan pasta. Untuk dapat mengaplikasikan metode pembuatan pasta. Untuk menambah wawasan dan ketrampilan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 DefinisiPasta lasari adalah obat yang di gunakan untuk anti jerawat, radang kulit, lecet dan luka serta pengeringan dan sanitasi.Pasta merupakan sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian luar/ topikal. Biasanya dibuat dengan mencampurkan bahan obat yang berbentuk serbuk dalam jumlah besar dengan vaselin atau parafin cair atau dengan bahan dasar tidak berlemak yang dibuat dengan gliserol, mucilago atau sabun. Pasta ini serupa dengan salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk), suatu salep tebal, karena merupakan penutup atau pelindung bagian kulit yang diolesi. Digunakan sebagai antiseptik atau pelindung kulit.2.2 Bahan Dasar Pasta Bahan dasar pasta yang sering dipakai adalah vaselin, lanolin, adeps lanae, ungt. Simplex, minyak lemak dan paraffin liquidum yang sudah atau belum bercampur dengan sabun. Kelompok pertama dibuat dari gel fase tunggal mengandung air misalnya pasta Na-karboksimetilselulosa (Na-CMC). Kelompok lain adalah pasta berlemak misalnya Zn-oksida, merupakan salep yang padat, kaku, tidak meleleh pada suhu tubuh, berfungsi sebagai lapisan pelindung pada bagian yang diolesi. Pasta gigi digunakan untuk pelekatan pda selaput lendir agar memperoleh efek lokal (misal, pasta gigi triamsinolon asetonida). Pasta hamamelidis saponata atau hazeline snow (C. M. N) sebetulnya bukan termasuk pasta tetapi krim.2.3 Karakteristik PastaKarakteristik dari sediaan pasta yaitu meliputi: Daya absorbsi pasta lebih besar. Sering digunakan untuk mengabsorbsi sekresi cairan serosal pada tempat pemakaian. Tidak sesuai dengan bagian tubuh yang berbulu. Mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal. Konsistensi lebih kenyal dari unguentum. Tidak memberikan rasa berminyak seperti unguentum. Memiliki presentase bahan padat lebih besar daripada salep yaitu mengandung bahan serbuk (padat) antara 40%-50%.2.4 Basis Pasta2.4.1. Basis hidrokarbon, karakteristik: Tidak diabsorpsi oleh kulit Inert Tidak tercampur dengan airMenghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan tahan air & meningkatkan hidrasi sehingga meningkatkan absorbsi obat melalui kulit.2.4.2 Basis absorpsi Karakteristik: bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah air dan larutan air.2.4.3 Larut air Contoh: PEG2.5 Kelebihan dan Kekurangan Pasta2.5.1 Kelebihan pasta: Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik dari unguentum untuk luka akut dengan tendensi mengeluarkan cairan. sekret/sputummerupakanpendeteksiankumansepertituberkulosispulmonal,pneumoniabakteri,bronkhitiskronis,bronkhietaksis Bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan daya kerja lokal. Konsentrasi lebih kental dari salep. Daya absorbsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan dengan sediaan salep.2.5.2. Kekurangan Pasta: Tidak sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu. Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis. Dapat menyebabkan iritasi kulit.2.6 Evaluasi Sediaan PastaUntuk mengetahui kestabilan sediaan pasta, perlu dilakukan beberapa pengujian, yakni: Organoleptik, merupakan pengujian sediaan dengan menggunakan pancaindra untuk mendiskripsikan bentuk atau konsistensi (misalnya padat, serbuk, kental, cair), warna (misalnya kuning, coklat) dan bau (misalnya aromatik, tidak berbau). (Anonim, 2000). pH, prinsip uji derajat keasaman (pH) yakni berdasarkan pengukuran aktivitas ion hidrogen secara potensiometri/ elektrometri dengan menggunakan pH meter (Anonim, 2004). Caranya pengujian klik. Viskositas, viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, makin tinggi viskositas, akan makin besar tahanannya (Martin et al., 1993). Caranya pengujian klik. Penghamburan/ daya sebar, uji penghamburan diartikan sebagai kemampuan untuk disebarkan pada kulit. Penentuannya dilakukan dengan Extensometer. Caranya yakni salep dengan volume tertentu dibawa ke pusat antara dua lempeng gelas, lempeng sebelah atas dalam interval waktu tertentu dibebani oleh peletakan dari anak timbang. Permukaan penyebaran yang dihasilkan dengan menaiknya pembebanan menggambarkan suatu karakteristik untuk daya hambur (Voigt, 1994). Resitensi panas, uji ini untuk mempertimbangkan daya simpan suatu sediaan salep atau gel dalam daerah iklim dengan perubahan suhu (tropen) nyata dan terus menerus. Caranya yakni salap dalam wadah tertutup diulang dan ditempatkan dalam pertukaran kontinue suhu yang berbeda-beda (misalnya 20 jam pada 370C dan 4 jam pada 400C) dan ditentukan waktunya (Voigt, 1994).

BAB IIIMETODOLOGI KERJA

3.1 Formulasi Sediaan PastaPasta Lasari (FMS hal 113)R/Acid Salicyl2 ZnO25 Amy tritici25 Vas flav ad 100 m.f pasta10 gS.u.e3.2 Alasan pemilihan bahan Asam salisilat dipilih sebagai bahan aktif yang digunakan karena ditinjau dari efektifitanya, stabilitas, dan toksisitas asam salisilat lebih baik dari bahan aktif lainnya seperti Natrium salisilat dan metal salisilat. Zincy Oxyd karena berkhasiat sebagai antiseptik lokal, digunakan pada konsentrasi 25 %. Amyl Tritici / pati gandum sebagai penambah masa pasta dan zat tambahan (keratolitikum) Vaselin Flava, vaselin kuning sabagai basis salep3.3 Monografi Bahan1. Acid Salicyl, asam salisilat (FI III 56)Pemerian : hablur ringan tidak berwarna atau serbuk berwarna putih hampir tidak berbau, rasa agak manis dan tajam.Kelarutan : larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol, mudah larut dalam kloroform dan dalam eter, larut dalam larutan amonium asetat, dinatrium hidrogen fosfat, kalium sitrat, natrium sitrat.Khasiat : antifungi konsentrasinya( 2%- 6% martindale hal 1072 )2. Zincy Oxyd, zink oxyda (FI III 636)Pemerian : serbuk amorf, sangat halus, putih atau putih kekuningan, tidak berbau, tidak berasa, lambat laun menyerap CO2 dalam udaraKelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol, larut dalam asam minerl encer dan dalam larutan alkali hidroksida.Khasiat : antiseptik lokal ( konsentrasinya 25% the merkck index hal 1116 )3. Amyl Tritici / pati gandum (FI IV 109)Pemerian : serbuk sangat halus, putih Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanolKhasiat : zat tambahan, keratolitikum ( konsentrasinya 25 % )

4. Vaselin Flava, vaselin kuning (FI III 633)Pemerian : masa lunak, lengket, bening, kuning muda sampai kuning, sifat ini tetap setelah zat dilebur dan dibiarkan hingga dingin tanpa diasuk. Tidak berbau hampir tidak berasa.Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol, larut dalam kloroform, dalam eter, dan dalam eter minyak tanah Khasiat : zat tambaahan, basis pasta3.4 Penimbangan Bahan 1. Acid salicyl = x 10 gram = 0,2 gram1. ZnO = x 10 gram = 2,5 gram1. Amilum tritici = x 10 gram = 2,5 gram1. Vaselin flavum = 10 gram (0,2 + 2,5 + 2,5) gram = 10 gram 5,2 gram = 4,8 gram3.5 Cara Pembuatan1. Disiapkan alat dan bahan1. Ditimbang acid salicyl, dimasukkan ke dalam mortir lalu ditetesi spiritus fortior 2 tetes kemudian ditunggu sampai menguap dan asam salisilatnya berbentuk serbuk kembali, kemudian disisihkan1. Diayak terlebih dahulu ZnO dengan ayakan 100, kemudian ditimbang hasil ayakan tersebut sesuai kebutuhan lalu dimasukkan ke dalam asam salisilat yang sudah berbentuk serbuk kembali dan digerus ad homogen dan disisihkan1. Ditimbang vaselin flavum kemudian dimasukkan ke dalam mortir panas dan digerus ad halus1. Ditambahkan campuran asam salisilat dan ZnO ke dalam vaselin flavum dan digerus ad homogen.1. Ditimbang amylum tritici dan ditambahkan ke dalam campuran bahan yang lain dan di gerus ad homogen1. Dimasukkan dalam wadah yang sesuai dan diberi etiket.

3.6 Evaluasi Sediaan3.6.1 Uji OrganoleptisOrganoleptis digunakan untuk mengetahui karakteristik sediaan semi solid meliputi bau, warna dan bentuk.Tabel 3.4.1 hasil uji organoleptisSampelBauWarnaBentuk

3.6.2 Uji HomogenitasProsedur kerja :a. Sampel diletakkan di atas kaca preparat/ kaca objek.b. Kemudian bagian atasnya diberi kaca yang sama, ditekan kedua kaca objek agar sampel sediaan terjepit kuat dan merata.c. Diamati ada atau tidaknya partikel-partikel kecil yang menunjukkan sediaan homogen atau tidak.Tabel 3.4.2 hasil uji homogenitasSampelHomogenTidak Homogen

3.6.3 Uji Daya SebarPenyebaran salep diartikan sebagai kemampuan penyebarannya pada kulit.Prosedur kerja :a. Sampel diletakkan di atas kulit tangan, kemudian diratakan sampai merata.b. Diamati adanya partikel-partikel kecil yang tidak terdispersi sempurna.

Tabel 3.4.3 hasil uji daya sebarSampelTerdispersi SempurnaTidak Terdispersi

3.6.4 Uji pHpH standar kulit yang telah ditetapkan, yaitu 4,5 6,5. Uji pH dilakukan untuk sedian krim yang telah dibuat.Prosedurnya yaitu :a. Disiapkan kertas indikator pHb. Dimasukkan sedikit sampel ke dalam mortir dan dilarutkan dengan aquadesc. Kertas indikator pH dicelupkan ke dalam larutan sampel sampai keseluruhan indikator pH tersebut basah dan dilihat pH yang ditunjukkan dengan mencocokkan warna pada trayek pH

Tabel 4.1.4 hasil uji pH pada sediaan krimSampelpH