20
MAKALAH PEMULIAAN TERNAK “Sejarah Pemuliaan Ternak” Diajukan sebagai tugas Dengan tujuan memenuhi nilai Mata Kuliah Pemuliaan Ternak Oleh : Kelas : B Kelompok : 4 TENGKU ADINDA DEWI 200110120051 SAKPAN ANUGRAH I 200110120065 APRILIA NINGRUM 200110120105 FEBRI KERISYANA 200110120106 IHSAN SALAHUDDIN R. 200110120205

Makalah Sejarah Pemuliaan Ternak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rentang sejarah pemuliaan

Citation preview

Page 1: Makalah Sejarah Pemuliaan Ternak

MAKALAH PEMULIAAN TERNAK

“Sejarah Pemuliaan Ternak”

Diajukan sebagai tugas

Dengan tujuan memenuhi nilai Mata Kuliah Pemuliaan Ternak

Oleh :

Kelas : B

Kelompok : 4

TENGKU ADINDA DEWI 200110120051

SAKPAN ANUGRAH I 200110120065

APRILIA NINGRUM 200110120105

FEBRI KERISYANA 200110120106

IHSAN SALAHUDDIN R. 200110120205

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJAJARAN

JATINANGOR

2014

Page 2: Makalah Sejarah Pemuliaan Ternak

I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang cepat

memberikan pengaruh pada pola kehidupan manusia. Bagaimanapun tidak

dapat dipungkiri bahwasannya sebagian besar aspek kehidupan manusia telah

memanfaatkan teknologi. Bioteknologi adalah salah satu jenis teknologi yang

sedang berkembang pesat saat ini. Bioteknologi menjadi salah satu kebutuhan

bagi kehidupan manusia dan memberikan manfaat yang sangat besar.

Salahsatu manfaatnya dalam pemuliaan ternak (animal breeding). Selama ini

banyak yang masih belum paham kapan sekiranya pemuliaan ternak ini

berasal maka dari itu penulis melalui makalah ini akan membahas mengenai

sejarah pemuliaan ternak.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Pemuliaan Ternak?

1.2.2 Bagaimana sejarah awal dari Pemuliaan Ternak?

1.2.3 Bagaimana peranan Pemuliaan Ternak bagi manusia?

1.3 Tujuan Masalah

1.3.1 Memahami pengertian Pemuliaan Ternak

1.3.2 Mengetahui sejarah awal Pemuliaan Ternak

1.3.3 Memahami peranan Pemuliaan Ternak bagi manusia

Page 3: Makalah Sejarah Pemuliaan Ternak

II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pemuliaan Peternakan

Pemuliaan ternak (animal breeding) merupakan salah satu bidang ilmu yang

mempelajari aplikasi cara-cara meningkatkan mutu genetik ternak. Pada usaha

peternakan, sebaik apapun pengelolaan (management) dan pakan (feeding) yang

diberikan kepada ternak, tetapi bila mutu genetik ternak rendah, maka

produktivitas yang diperoleh tidak akan optimal. Dua prinsip dasar untuk

meningkatkan mutu genetik ternak, yaitu sistem seleksi dan perkawinan (selection

and mating systems). Prasyarat untuk dapat lebih memahami ilmu pemuliaan

ternak adalah ilmu statistika, mengingat pembelajaran ilmu pemuliaan ternak

tidak lepas dari perhitungan-perhitungan statistika untuk menggambarkan sifat-

sifat produksi ternak pada populasi tertentu. Oleh karena itu teori dasar statistika

yang berkaitan dengan populasi dan contoh-contoh perhitungannya disajikan pada

buku ini.Parameter genetik yang terdiri dari heritabilitas, korelasi genetik dan

ripitabilitas selalu digunakan dalam proses seleksi ternak.

Pemuliaan ternak adalah suatu cabang ilmu biologi, genetika terapan dan

metode peningkatan mutu genetika ternak. Pemuliaan ternak ini memberi manfaat

dalam memberikan gambaran tingkat produksi yang diperoleh sehingga dapat

memberikan informasi apa yang harus dilakukan dan hasil yang kemungkinan

besar dapat diperoleh. Sedangkan, dua tugas atau peran utama pemuliaan ternak

di bidang genetika adalah untuk mengetahui kemampuan genetik ternak dengan

menggunakan catatan produksi. Kedua, meningkatkan potensi efisiensi gunakan

seleksi dan sistem perkawinan. Seleksi dibedakan untuk antar trah atau rumpun

dan dalam bangsa. Seleksi dalam bangsa dibedakan untuk satu karakteristik dan

banyak karakteristik. Meningkatkan satu karakteristik digunakan seleksi individu

dan famili. Untuk perbaikan lebih dan satu karakteristik digunakan metode 1)

seleksi berurutan (Tandem selection), 2) seleksi penyisihan bebas bertingkat

Page 4: Makalah Sejarah Pemuliaan Ternak

(Independent Culling Level) dan 3) seleksi dengan indeks (Widotono, 2009;

Adjisoedarmo, 1989).

Sistem perkawinan yang paling banyak digunakan dalam penerapan

pemuliaan ternak adalah perkawinan silang. Alasan menggunakan sistem ini ialah

karena dapat digunakan untuk menghasilkan efek heterosis. Heterosis dapat

menyebabkan ternak silangan memiliki produksi 1 - 17% di atas produksi rata-

rata tetuanya.

Saat sekarang ini, saat IT sudah berkembang, aplikasi yang ada di computer,

sangat berguna bagi pemuliaan ternak. Penggunaan komputer dalam genetika dan

pemuliaan ternak dapat dikelompokkan dalam empat kategori yaitu:

penyusunan rancangan penelitian

analisis data,

pemecahan masalah dalam formulasi matematik

simulasi model biologic

Pemuliaan hewan merupakan kegiatan dalam peternakan atau pemeliharaan

hewan lainnya yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas individu maupun

populasi hewan yang bersangkutan untuk karakteristik yang diinginkan manusia.

Karena kebanyakan hewan yang dimuliakan adalah ternak, istilah pemuliaan

ternak juga kerap dipakai.

Penelitian pemuliaan ternak khususnya seleksi, pada dasarnya mempunyai

tiga tujuan. Pertama, untuk menguji teori seleksi, kedua mengumpulkan data

parameter genetik, respons fisiologik yang selanjutnya digunakan untuk me

nyempurnakan metode seleksi. Ketiga, digunakan untuk membandingkan kriteria

seleksi atau sistem perkawinan yang digunakan (Adjisoedarmo, 1976;

Adjisoedarmo, 1989).

Prinsip dasar pemuliaan ternak mengajarkan bahwa kemampuan genetik di

wariskan dari tetua ke anak, secara acak. Diartikan bahwa tidak ada dua anak, apa

lagi lebih yang memiliki kemampuan yang persis sama kecuali pada kasus

monozygote identical twin (dua anak berasal dari satu sel telur). Kemampuan

Page 5: Makalah Sejarah Pemuliaan Ternak

tersebut selanjutnya akan dimunculkan dalam bentuk produksi yang terukur di

bawah faktor lingkungan yang tertentu.

Dalam pemuliaan hewan, diperlukan dasar-dasar pengetahuan yang baik

mengenai pemeliharaan, biologi reproduksi, genetika, biostatistika, dan, dalam

perkembangan terkini, biologi molekuler serta bioinformatika. Metode klasik

yang digunakan adalah persilangan dan seleksi populasi yang dikenal sebagai

penangkaran selektif.

Performa atau produktivitas ternak dipengaruhi oleh Breeding, Feeding, dan

Manajemen. Pengetahuan ini tentunya berdasarkan atas penelitian-penelitian yang

intensif dan komprehensif dan melibatkan berbagai ilmu yang menunjang seperti

Biologi, Reproduksi, Nutrisi dan Statistika. Keadaan ini tentunya bergeser sesuai

dengan waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada saat ini, untuk

mencapai produktivitas dan efesiensi produksi, para akhli menambahkan kriteria

lain seperti pengendalian penyakit, pemasaran produk dan pengolahan pasca

panen.

Pemuliaan ternak dapat ditinjau sebagai suatu metode, maka dalam mencapai

tujuan memerlukan unsur-unsur pengamatan, percobaan, definisi, penggolongan,

pengukuran, generalisasi, serta tindakan lainnya. Selanjutnya metode tersebut

juga membutuhkan langkah-langkah penentuan masalah, perumusan hipotesis,

pengumpulan data, penurunan kesimpulan dan pengujian hasil . Oleh karena itu

pengembangan pemuliaan ternak memerlukan penelitian dan penerapan hasil

penelitian yang berkelanjutan. Siapapun yang tertarik akan meningkatkan

peranan dan pemanfaatan pemuliaan ternak harus mulai dengan mendalami dasar

dan prinsip teori genetika terapan dan melanjutkan dengan penelitian serta

penerapan hasil penelitiannya (Adjisoedarmo, 1977 –1991)

2.2. Sejarah Pemuliaan Peternakan

Sejarah ilmu pemuliaan ternak dimulai saat Bangsa Babylonia sekitar 6000

tahun lalu silsilah kuda untuk memperbaiki keturunannya. Kemudian hal tersebut

dilakukan pula oleh bangsa Cina untuk melakukan seleksi terhadap benih-benih

Page 6: Makalah Sejarah Pemuliaan Ternak

padi untuk mencari sifat unggul tanaman tersebut, Sedangkan orang Amerika dan

Eropa telah melakukan seleksi dan penyerbukan silang terhadap gandum dan

jagung.

Perintis dasar-dasar teori pemuliaan hewan adalah Sewall Wright, Jay Lush,

dan Charles Henderson. Beberapa teori mereka kembangkan pun digunakan

dalam beberapa teknik persilangan dan analisis di bidang pemuliaan tanaman,

khususnya tanaman yang berpenyerbukan silang.

Breeding stock

Breeding stock adalah sekelompok hewan yang digunakan dengan tujuan

untuk dilakukan pemuliaan secara terencana untuk mendapatkan ras baru.

Breeding stock dapat berupa hewan yang masih murni (purebred) maupun hewan

yang bukan ras murni, yang memiliki sifat yang diinginkan sehingga ketika

disilangkan diasumsikan akan dapat menggabungkan, atau mendapatkan sifat

yang lebih baik dari ras sebelumnya.

Backyard breeding

Backyard breeding adalah pemuliaan hewan yang tidak dilakukan melalui

pengawasan pihak yang berwenang sehingga berisiko menghasilkan hewan

dengan kondisi kesehatan yang bermasalah. Begitu banyak pelaku pemuliaan

hewan yang tidak terdaftar menyilangkan berbagai jenis ras demi mendapatkan

hewan dengan penampilan tertentu tanpa memperdulikan kondisi kesehatannya.

Persilangan dengan hanya mengandalkan keuntungan dapat disetarakan dengan

peternakan pabrik yang tidak memenuhi standar kesejahteraan hewan.

Pengembangan pemuliaan ternak sendiri di mulai tahun 1760 dan

dilaksanakan oleh Robert Bakewell di Inggris. Pengembangan dimulai dengan

ternak kuda, domba dan sapi. Dengan tujuan agar sapi cepat dewasa, tidak

menjual tetapi meminjamkan sapi jantan yang mewariskan mutu genetic yang

baik dan membiakan ternak yang baik dengan cara inbreeding. Walaupun saat itu

belum di lakukan recording.

Sebelum tahun 1800, perbaikan mutu genetik ternak masih mengutamakan

seleksi alam dengan kekuatan daya adaptasi. Para akhli pemuliaan telah

Page 7: Makalah Sejarah Pemuliaan Ternak

mengetahui sebagiankarakteristik bangsa-bangsa ternak yang berada di dunia.

Sebagai contoh: untuk daerahyang panas, para peternak memilih sapi Brahman,

untuk daerah dingin dan basah dipilihsapi Herdford, Angus, atau Highlander,

untuk daerah pegunungan dipilih sapi Charolaisdan Simental, dan untuk daerah

gurun dipakai kambing Anggora.

Sekitar tahun 1800, Robert Bakewell merintis metoda seleksi yang sistematik

pada ternak. Beliau mulai mengembangkan populasi ternak superior pada sapi

dengan cara menyeleksisifat-sifat spesifik yang diinginkan, seperti

kecepatanpertumbuhan dan efisiensi penggunaan pakan. Robert Bakewell juga

mengembangkan populasi tertutup melalui inbreeding dan linebreeding untuk

memperoleh populasi yang seragam. Robert Bakewell sampai sekarang dikenal

sebagai bapak Pemuliaan Ternak.

Metode Backewell ditiru secara luas dan mulai ditetapkan syarat-syarat trah.

Trah yang relatip murni tersebut dibawa ke Amerika, kemudian dibiakkan murni

dan disilangkan dengan rumpun lokal.

Asosiasi trah mulai dibentuk pada periode 1870 - 1900, mempunyai andil

besar dalam pengembangan pemuliaan ternak atau perbaikan genetik ternak.

Periode ini ditandai dengan pengembangan buku registrasi untuk menjamin

kemurnian trah diikuti dengan semangat kompetitif oleh berbagai asosiasi trah.

Terjadilah penyisihan ternak berdasar kemurnian trah sesuai dengan syarat yang

ditetapkan oleh asosiasi meskipun belum berdasar pada keunggulan genetik.

Namun tetap diakui bahwa sumbangan asosiasi tersebut sangat besar terhadap

perkembangan peternakan di Amerika.

Periode setelah asosiasi trah adalah pengembangan inseminasi buatan (IB).

Spallanzani pada tahun 1780 melaksanakan IB pada anjing, kemudian pada 1899

di Rusia dikembangkan pada ternak dan mulai 1930 di coba di Eropa. Inseminasi

buatan pada sapi perah di mulai 1938 oleh Perry di New Jersey Dairy Extension

Service. Ide lB menyebar ibarat seganas api dan banyak dibentuk organisasi atau

kelompok IB (Warwick dan Legates, 1979)

Page 8: Makalah Sejarah Pemuliaan Ternak

Periode setelah 1971 keberhasilan IB mulai dilaporkan oleh Departemen

Pertanian Amerika. Dilaporkan bahwa IB telah digunakan pada 8643.089 ekor

sapi, 3620 pejantan digunakan untuk menginseminasi rata-rata 3620 ekor sapi

betina (7 juta lebih sapi perah dan 1 juta lebih sapi pedaging). Pada tahun 1971

penggunaan semen beku mulai didaftar. Sampai 1987 Program lB telah

dilaporkan dapat membantu meningkatkan efektivitas penerapan pemuliaan ternak

dengan seleksi dan sistem perkawinan.

Pada tahun 1800, negara-negara Eropa mengadakan ekspansi dan

kolonialisasi di benuaAmerika, Asia, Afrika dan Australia. Keadaan ini

menyebabkan bangsa-bangsa ternakdari Eropa menyebar ke negara-negara koloni

mereka. Disana terjadi perkawinan antaraternak-ternak lokal dengan ternak dari

Eropa, yang hasilnya terjadi diservikasi gene pool.

Pada tahun 1850an, seorang ilmuwan, Gregor Mendel, merintis teori dasar

penurunan sifat yang sangat memegang peranan penting dalam pengembangan

ilmu pemuliaan. Kalau Robert Bakewell lebih mengarah ke pengembangan praktis

performa ternak dengan tidak mempelajari alasan penurunan sifatnya, Gregor

Mendel berusaha menggali alasan penurunan sifat walau sifat yang digunakan

sangat sederhana, yaitu warna pada bunga ercis. Tetapi teori yang dirintis Mendel

memberi dampak yang sangat luas pada ilmu pemuliaan sampai sekarang. Gregor

Mendel dikenal sebagai bapak Genetika.

Pada tahun 1900, di Amerika terjadi pergeseran populasi dari desa ke kota

dan diikutioleh banyaknya imigran yang memasuki negara tersebut. Kebanyakan

populasi di kotatidak memproduksi makanan sendiri. Keadaan tersebut memicu

peningkatan danefisiensi produksi baik untuk bidang peternakan ataupun

pertanian. Pengaruh nyata padadunia peternakan adalah banyaknya bangsa-bangsa

ternak yang memasuki Amerika dandipelajari karakteristiknya.

Pada tahun 1925, dibangun pusat penelitian di Amerika yang khusus

mempelajariperforma-performa ternak. Station ini mulai membandingkan secara

ilmiah bangsabangsaternak dari berbagai pelosok dunia. Penelitian-penelitian

yang dilakukan lebih mengarah ke uji performa dan seleksi keunggulan genetik

Page 9: Makalah Sejarah Pemuliaan Ternak

dibandingkan denganmanajemen. Hasil-hasil penelitian juga mendemontrasikan

keunggulan ‘Hybrid Vigor’dan hasil ‘Cross Breeding’ dari bangsa ternak

murninya. Rekomendasi-rekomendasihasil penelitian persilangan di station ini

memaksa para peternak bangsa murni diseluruhdunia meminta perlindungan

hukum terancam kepunahan karena para peternak lebihmemilih memelihara

ternak persilangan dibandingkan dengan ternak murni.

Pada sekitar tahun 1925, berkembang ilmu genetika quantitatif yang

merupakan akar dariteori seleksi, persilangan dan evaluasi genetik pada ternak.

Pada tahun 1960, Falconerseorang ilmuwan dari Edinburgh, Skotlandia,

mendeklarasikan bahwa ilmu genetikakuantitatif sebagai ilmu dasar tersendiri.

Ilmu genetika kuantitatif sampai sekarangbanyak dipakai sebagai alat dalam

perbaikan mutu genetik ternak di berbagai industriperbibitan.

Setelah tahun 1960, ilmu pemuliaan ternak mengalami perkembangan yang

pesat dengan ditemukannya Struktur DNA oleh Watson dan Crick. DNA

merupakan dasarmaterial pembawa keturunan penting dan bisa digunakan sebagai

penciri karakteristikspesifik pada mahluk hidup. Penemuan DNA telah banyak

membawa perkembanganmutu genetik yang spesifik, terutama untuk sifat-sifat

yang sulit diukur. Dalamperkembangan selanjutnya, teknologi DNA menjanjikan

bisa membawa perbaikan mutugenetik ternak melalu teknologi manipulasi DNA

dan Penciri pembantu dalam program seleksi.

Di akhir tahun 1970, Handerson mengembangkan teori pendugaan nilai

pemuliaan dengan nama Best Linear Unbiased Prediction (BLUP). Metoda ini

merupakan penyempurnaan dari metoda-metoda terdahulu. Metoda ini sampai

sekarang merupakan metoda standar untuk evaluasi genetik dunia dan banyak

dipakai baik di program evaluasi genetik nasional di banyak negara dan indutri-

industri perbibitan.

Pada tahun 1990, para peneliti pemuliaan berusaha menggabungkan teknik

perbaikanmutu genetik dengan cata genetika kuantitatif dan teknologi DNA.

Teori-teori telahterbentuk tapi sampai saat ini penggabungan kedua teknik ini

masih sangat mahal danbelum efektif dan efisien dipakai di industri perbibitan

Page 10: Makalah Sejarah Pemuliaan Ternak

ternak. Sampai saat ini di banyakindustri masih memakai ilmu genetika kuantitatif

sebagai alat utama, sedangkan teknologiDNA lebih banyak dipakai sebagai Marka

untuk mengetahui karakteristik dan diversitypopulasi.

Sejak tahun 1925, perusahaan-perusahaan perbibitan mulai terbentuk dan

membawa kearah kemajuan performa ternak yang nyata. Sebagai contoh

performa-peforma ternaksaat ini dibandingkan dengan 70 tahun yang lalu:

Produksi susu naik 300% denganjumlah ternak sapi perah turun hampir 50%,

waktu pelihara pada babi lebih pendek 50%dan FCR turun 300%, berat sapih sapi

potong naik 35% dan FCR turun 35%, dan bobotsatu tahun sapi potong naik 25%

sedang FCR turun 50%.

Perubahan nyata juga terjadi pada ayam pedaging dan petelur. Pada ayam

pedagingmisalnya, pada tahun 1950 untuk mendapatkan bobot badan 1,8 kg

diperlukan waktupelihara sekitar 84 hari dengan FCR 3,25. Pada saat ini untuk

mendapatkan bobot badanyang sama diperlukan waktu pemeliharaan hanya 28

hari dengan FCR 1,5. Pada ayampetelur juga mengalami peningkatan mutu bibit

yang luar biasa. Dari tahun 1925 sampai1950 produksi telur naik 8%, dari tahun

1950 sampai 1975 naik 36%, dan dari tahun1975 sampai 1998 naik 20%.

Perbaikan produktivitas ternak masa yang akan datang akang tergantung pada

perbaikan mutu genetik ternak. Perbaikan akan masih melalui ilmu genetika

kuantitatif, sedangkan penggunaan material genetik melalui kloning, transfer inti,

manipulasi gena, dan tenik gena penciri digunakan untuk membantu keakuratan

dalam program seleksi. Perbaikan mutu genetik ternak akan dipercepat dengan

bantuan teknologi reproduksi seperti Inseminasi Buatan, Super Ovulasi, Embrio

Transfer, Invitro Matiration/ Fertilitation, dan Semen Sexing.

Perbaikan mutu genetik melalui rekayasa genetika akan menghadapi banyak

tantangan, terutama yang berhubungan dengan kode etik dan persepsi konsumen

terhadap kealamiahan produk. Konsumen produk peternakan saat ini cenderung

memilih produk – produk yang alami, bahkan manajemen ternak pun sudah

banyak yang beralih ke ektensif kembali. Keadaan ini akan merubah teknik –

Page 11: Makalah Sejarah Pemuliaan Ternak

teknik perbaikan mutu genetik yang selama ini banyak diterapkan untuk ternak –

ternak yang dipelihara secara intensif.

2.3. Peranan Pemuliaan Peternakan

Dua tugas atau peran utama pemuliaan ternak di bidang genetika adalah

untuk mengetahui kemampuan genetik ternak dengan menggunakan catatan

produksi. Kedua, meningkatkan potensi efisiensi gunakan seleksi dan sistem

perkawinan. Peran tersebut tidak akan dapat berjalan sendirinya tanpa di

dahului atau secara bersamaan usaha perbaikan faktor lingkungan di tempat ternak

dipelihara.

Peranan yang menonjol pemuliaan ternak dalam penyusunan kombinasi

genetik adalah peningkatan rerata produksi populasi dan generasi ke generasi

berikutnya. Peningkatan tersebut misal berupa peningkatan produksi susu per

laktasi, kadar lemak susu, berat lahir, pertambahan berat badan, berat sapih, berat

umur tertentu, jumlah anak sepelahiran, berat karkas, kualitas daging, berat wol,

diameter wol, ketebalan lemak, produksi telur, daya tetas serta ketahanan terhadap

penyakit.

Berdasar pengembangan dan penerapan pemuliaan ternak maka peningkatan

produksi ternak dilaksanakan lewat tiga strategi dan bermacam taktik. Tiga

strategi tersebut adalah peningkatan populasi, peningkatan produksi per individu

atau rataan populasi dan stratifikasi penggunaan tanah yang meliputi

ekstensifikasi, intensifikasi dan diversifikasi vertikal dan horizontal, serta rehabili

tasi. Berbagai macam taktik digunakan, antara lain perbaikan tatalaksana, program

pencatatan produksi, penggunaan perkawinan silang, kawin tatar, penggunaan

metode seleksi, teknik inseminasi buatan, penyerempakan birahi, alih janin dan

yang paling mutakhir adalah rekayasa genetika.

Ternak di daerah tropik berbeda dengan di daerah subtropik, umumnya

berbentuk lebih kecil dan produksinya lebih rendah (Mason dan Buvanendran,

1982). Pertanyaan yang dapat diajukan adalah - Apakah perbedaan tersebut karena

faktor iklim apakah keadaan tersebut dapat diubah dengan pergantian ternak, atau

Page 12: Makalah Sejarah Pemuliaan Ternak

pergantian cara pemeliharaan ?. Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut maka

diperlukan bantuan pemuliaan ternak lewat penelitian dan penerapan hasilnya.

Penelitian pemuliaan ternak khususnya seleksi, pada dasarnya mempunyai

tiga tujuan. Pertama, untuk menguji teori seleksi, kedua mengumpulkan data

parameter genetik, respons fisiologik yang selanjutnya digunakan untuk me

nyempurnakan metode seleksi. Ketiga, digunakan untuk membandingkan kriteria

seleksi atau sistem perkawinan yang digunakan (Adjisoedarmo, 1976;

Adjisoedarmo, 1989).

Contoh penerapan hasil penelitian dari Fakultas Peternakan Unsoed yang

telah disebar luaskan penggunaannya di pedesaan adalah Kalender Reproduksi

domba dan kambing (Adjisoedarmo dan Amsar , 1983). Kalender ini sudah

digunakan di 300 kelompok peternak domba dan kambing PPWP (Program

Pengembangan Wilayah Propinsi) Jawa Tengah, yang tersebar di 145 desa, di 40

Kecamatan dan 7 Kabupaten (Demak, Jepara, Kudus, Pati, Rembang, Blora dan

Grobogan) dan telah disebarkan juga di empat kabupaten di Propinsi Bengkulu

(Adjisoedarmo, 1989; Padmowiyoto, 1988). Hasil penelitian metode pengujian

pejantan kambing untuk membandingkan keunggulan genetiknya, di bawah

kondisi pedesaan telah dilaporkan (Adjisoedarmo, 1991).

Page 13: Makalah Sejarah Pemuliaan Ternak

DAFTAR PUSTAKA

Adjisoedarmo, S. 1991. Pemuliaan Ternak dan Pemanfaatan Sistem Komputer,

Orasi Ilmiah dalam rangka Pengukuhan sebagai Guru Besar Tetap

pada Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman :

Purwokerto.

Warwick, Everett James. 1917. Breeding and improvement of farm

animalsMcGraw-Hill: New York