36
PULVIS DAN PULVERESS MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah farmasi praktis teori Dosen Pengampu : Samuel Budi Harsono Disusun oleh : Wige Sudirman 21154621A PROGRAM STUDI S-1 FARMASI FAKULTAS FARMASI

Makalah serbuk

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah ini membahas tentang pulvis dan pulverres

Citation preview

Page 1: Makalah serbuk

PULVIS DAN PULVERESS

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah farmasi praktis teori

Dosen Pengampu : Samuel Budi Harsono

Disusun oleh :

Wige Sudirman

21154621A

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2015

Page 2: Makalah serbuk

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberi petunjuk dan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah

ini yang berjudul “Pulvis dan Pulveress” pada mata kuliah Farmasi Praktis Teori.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa susunan dan materi yang terkandung di

dalam makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya

membangun selalu penulis harapkan dengan senang hati dari semua pihak demi

kesempurnaan makalah ini.

 

Surakarta, 26 Oktober 2015

 

Penulis

Page 3: Makalah serbuk

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masyarakat kini telah banyak mengenal sediaan-sediaan farmasi.

Sediaan-sediaan yang telah beredar tersebut umumnya dibedakan atas sediaan

padat, semi padat, dan cair. Sediaan padat merupakan sediaan yang sudah lama

populer di masyarakat, salah satunya ialah serbuk. Sediaan serbuk merupakan

sediaan yang memiliki keunggulan dibandingkan sediaan lainnya. Dalam

pembuatan sediaan-sediaan ini tentu membutuhkan suatu perancangan formula

yang tepat dan ekonomis serta member efek terapeutik. Dalam memformulasi

suatu sediaan serbuk, tentulah memperhatikan beberapa hal. Adapun hal-hal

tersebut akan dibahas pada makalah ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari pulvis dan pulveres?

2. Apa macam Sediaan pulvis dan pulveres?

3. Bagaimana pembuatan dan peracikan sediaan pulvis dan pulveres?

4. Bagaimana cara mengatasi permasalahan dalam peracikan sediaan pulvis

dan pulveres?

C. Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui obat dengan bentuk sediaan pulvis dan

pulveres

2. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai macam jenis sediaan pulvis dan

pulveres

3. Mahasiswa dapat memaparkan cara membuat dan meracik sediaan pulvis

dan pulveres

4. Mahasiswa dapat mengatasi permasalahan dalam peracikan sediaan pulvis

dan pulveres

Page 4: Makalah serbuk

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Serbuk

Dalam dunia farmasi, sediaan dalam bentuk serbuk sangat banyak

digunakan. Menurut Farmakope Indonesia IV, serbuk adalah campuran kering

bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau

untuk pemakaian luar. Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang

diserbukkan.

Sediaan serbuk dibagi menjadi dua, yaitu pulvis dan pulveres. Pulvis adalah

serbuk yang tidak terbagi-bagi, sedangkan pulveres adalah serbuk yang dibagi

dalam bobot kurang lebih sama dengan dibungkus kertas perkamen atau bahan

pengemas lain yang cocok.

B. Keuntungan dan Kerugian Serbuk

Seperti halnya sediaan farmasi yang lain, sediaan bentuk serbuk memiliki

keuntungan dan kerugian.

Keuntungan bentuk serbuk :

1. Serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada sediaan yang

dipadatkan.

2. Anak–anak atau orang tua yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah

menggunakan obat dalam bentuk serbuk.

3. Masalah stabilitas yang sering dihadapi dalam sediaan cair tidak

ditemukan dalam sediaan serbuk.

4. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam

bentuk serbuk.

5. Obat yang volumenya terlalu besar untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat

dalam bentuk serbuk.

6. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan

penderita.

Kekurangan bentuk serbuk:

1. Keengganan pasien meminum obat yang mungkin rasa pahit, atau rasa

yang tidak enak.

2. Kesulitan menahan terurainya bahan–bahan higroskopis.

Page 5: Makalah serbuk

3. Mudah mencair atau menguap zat–zat yang dikandungnya.

4. Waktu dan biaya yang digunakan pada pengelola dan pembungkusan

dalam keseragaman dosis tunggal.

C. Syarat-Syarat Serbuk

Bila dinyatakan lain serbuk harus kering, halus dan homogen.

1. Pulveres (serbuk bagi)

Keseragaman bobot: timbang isi dari 20 bungkus satu persatu, canpur isi ke 20

bungkus tadi dan timbang sekaligus, hitung bobot isi rata-rata. Penyimpanan

antara penimbangan satu persatu terhadapvbobot si rata-rata tidak lebih dari

15% tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari 10% tiap 18 bungkus.

2. Serbuk oral tidak terbagi

Pada seruk oral tidak terbagi hanya terbatas. Pada obat yang relatif tidak poten,

seperti laksan, antasida, makanan diet dan beberapa analgesik tertentu sehingga

pasien dapat menakar secara aman dengan sendok the atau penakar lain.

3. Serbuk tabur

Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus 100

mesh, agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.

D. Jenis-jenis Serbuk

1. Serbuk adspersorius

Adalah serbuk ringan, bebas dari butiran kasar dan dimaksudkan untuk obat

luar. Umunyta dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus

untuk memudahkan penggunaan pada kulit.

Catatan :

a) Talk, kaolin dan bahan mineral Iainnya yang digunakan untuk serbuk tabur

harus memenuhi syarat bebas bakteri Clostridium tetani, Clostridium

Wellcii, dan Bacillus Anthrocis.

b) Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka.

c) Pada umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan dengan derajat halus

100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.

Contohnya :

Page 6: Makalah serbuk

i. Zinci Undecylenatis

ii. Zinci Undecylenatis Pulyis Adspersorius (For. Nas)

iii. Sulfanilamidi Pulvis Adspersorius (Form.Indo)

iv. Pulvis Paraformaldehydi Compositus (Form. Indo)

v. Pulvis Salicylatis Compositus (Form Indo)

2. Pulvis dentifricius

Serbuk gigi, biasanya menggunakan carmin sebagai pewarna yang dilarutkan

terlebih dahulu dengan chloroform/etanol 90%.

3. Pulvis sternutatorius

Adalah bersin yang penggunaannya dihisap melalui hidung, sehingga serbuk

tersebut harus halus sekali.

4. Pulvis Effervescent

Serbuk ini merupakan serbuk biasa yang sebelum ditelan dilarutkan terlebih

dahulu dalam air dingin atau air hangat dan dari proses pelarutan ini akan

mengeluarkan gas C02, kemudian membentuk larutan yang pada umumnya

jernih. Serbuk ini merupakan campuran antara senyawa asam (asam sitrat atau

asam tartrat) dengan senyawa basa (natrium carbonat atau natrium bicarbonat).

Interaksi asam dan basa ini dalam air akan menimbulkan suatu reaksi yang

menghasilkan gas karbondioksida. Bila ke dalam campuran ini ditambahkan zat

berkhasiat, maka akan segera dibebaskan sehingga memberikan efek

farmakologi dengan cepat. Pada pembuatan, bagian asam dan basa harus

dikeringkan secara terpisah.

E. Derajat Halus Serbuk

Derajat halus serbuk dinyatakan dengan satu atau dua nomor pengayak. Hal

ini dimaksudkan bahwa untuk menentukan derajat halus suatu serbuk harus

dilakukan dengan pengayak. Jika derajat halus serbuk dinyatakan dengan 1

nomor pengayak, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui pengayak

dengan nomor 20 tersebut. Jika derajat halus serbuk dinyatakan dengan dua

nomor pengayak, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui/lolos pada

pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40% melalui pengayak

dengan nomor tertinggi. Contoh: serbuk 10/40 dimaksudkan bahwa serbuk

tersebut semuanya melalui pengayak nomor 10 dan tidak lebih dari 40% dapat

Page 7: Makalah serbuk

melalui pengayak nomor 40. Nomor pengayak menunjukkan jumlah-jumlah lubang

tiap 2,54 cm dihitung searah dengan panjang kawat.

Dalam beberapa hal digunakan istilah umum untuk menyatakan derajat halus

serbuk yang disesuaikan dengan nomor pengayak sebagai berikut:

Serbuk sangat kasar adalah serbuk (5/8)

Serbuk kasar adalah serbuk (10/40)

Serbuk agak kasar adalah serbuk (22/60)

Serbuk agak halus adalah serbuk (44/85)

Serbuk halus adalah serbuk (85)

Serbuk sangat halus adalah serbuk (120)

Serbuk sangat halus sekali adalah serbuk (200/300)

Tabel nomor pengayak

Nomor

pengayak

Lebar nominal

lubang

(mm)

Garis tengah

nominal kawat

(mm)

Perbandingan kira-

kira jumlah luas

lubang terhadap

pengayak

(%)

Penyimpanan

rata-rata

maksimum

(%)

5

8

10

22

25

30

36

44

60

85

100

120

150

170

200

300

3,35

2,00

1,68

0,710

0,600

0,500

0,420

0,355

0,250

0,180

0,150

0,125

0,105

0,090

0,075

0,053

1,730

1,175

0,860

0,445

0,416

0,347

0,286

0,222

0,173

0,119

0,104

0,087

0,064

0,059

0,052

0,032

43

40

44

38

35

35

35

38

35

36

35

35

39

36

35

39

3,2

3,3

3,3

3,9

4,2

4,4

4,5

4,8

5,2

5,6

6,3

6,5

7,0

7,3

8,1

9,1

Page 8: Makalah serbuk

Pada pembuatan serbuk kasar, terutama serbuk simplisia nabati, digerus lebih

dahulu sampai derajat halus tertentu setelah itu dikeringkan pada suhu tidak lebih

dari 50°C. serbuk obat yang mengandung bagian yang mudah menguap, dikeringkan

dengan pertolongan kapur tohor ata bahan pengering lain yang cocok, setelah itu

diserbuk dengan jalan digiling, ditumbuk dan digerus sampai diperoleh serbuk yang

mempunyai derajat halus sesuai yang tertera pada pengayak dan derajat halus

serbuk.

Untuk pembuatan serbuk atau serbuk bagi, FI III memberi petunjuk

digunakan zat dengan derajat halus sebagai berikut:

1. Serbuk sangat halus (120): Carbo asorben, Acidum Boricum, Sulfur

Precipitatum, Magnesii Carbonas, Magnesii Oxydum, Talcum.

2. Serbuk halus (100): Digitali Folia, Saccharose, Ipecacuanae Radix,

Cinchonae Cortex, Opii Pulv., Zinci Oxydum, Tannalbin, Kaolin.

3. Serbuk agak halus (44/85): Laktosa, Mira, Caryophylli, Foeniculi

Fructus.

Obat serbuk kasar, terutama simplisia nabati, digerus lebih dahulu sampai

derajat halus tertentu setelah itu dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 50°C,

seperti:

Foeniculi Fructus (40)

Anisi Fructus (44)

Belladonnae Folia atau Herba (100)

Caryophylli (44)

Digitalis Folia (100)

Ipecacuanhae Radix (100)

Zingiberis Rhizoma (100)

Cinnamomi Cortex (100)

Cinchonae Cortex (100)

Myrrhae (44)

Opii Pulvis (100)

Sapo Medicatus (60)

Sennae Folia (100)

Strammonii Folia/Herba (100)

Strychini Semen (100)

Valerianae Radix (100)

Page 9: Makalah serbuk

Untuk simplisia nabati, tidak boleh menggunakan bagian pertama yang

terayak, tetapi harus terayak habis dan dicampur homogen, karena zat berkhasiat

tidak terbagi rata pada semua bagian simplisia. Sebagai contoh daun kering yang

digerus halus dan diayak, maka muka daun yang akan terayak dulu, setelah itu baru

urat daun dapat terayak. Serbuk Secale Cornuti harus dibuat baru dan tidak boleh

disimpan lebih dari 1 tahun.

F. Pulvis (Serbuk Tak Terbagi)

Pulvis dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, antara lain

1. Pulvis adspersorius (serbuk tabur/bedak). Umumnya, serbuk tabur harus

melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar tidak menimbulkan

iritasi pada bagian yang peka. Pulvis adspersorius harus memenuhi persyaratan

berikut:

a. Harus halus, tidak boleh ada butiran–butiran kasar.

b. Talk, kaolin, dan bahan mineral lainnya harus bebas dari bakteri

Clostridium tetani, C. welchii, dan Bacillus anthracis serta disterilkan

dengan cara (cara kering).

c. Tidak boleh digunakan untuk luka terbuka

2. Pulvis dentrificius (serbuk gigi) biasanya mengandung karmin sebagai

pewarna yang dilarutkan lebih dahulu dalam kloroform atau etanol 90%.

3. Pulvis sternutotarius (serbuk bersin) digunakan untuk dihisap melalui

hidung.

4. Pulvis effervescent adalah serbuk biasa yang sebelum diminum dilarutkan

dahulu dalam air dingin atau air hangat. Jika serbuk ini dilarutkan akan

mengeluarkan gas CO2 yang kemudian membentuk larutan jernih.

Merupakan campuran dari senyawa asam (asam sitrat, asam tartrat) dengan

basa (natrium bikarbonat).

Aturan pembuatan serbuk tabur:

1. Serbuk tabur yang tidak mengandung lemak diayak dengan ayakan no.100.

2. Serbuk tabur yang mengandung zat berlemak diayak dengan ayakan no.44.

3. Seluruh serbuk harus terayak semuanya, yang tertinggal diayakan

dihaluskan lagi sampai seluruhnya terayak.

Page 10: Makalah serbuk

Contoh resep:

R/ Ichtyoli 0,5

Talc. 10

Sol. Formaldehide 0,5

Bol.alba 3

m.f.pulv.adsp. ad 20

s.u.e

Penyelesaian :

Ichtyol dilarutkan dalam etanol 96% atau eter dan ditambah bolus alba.

Sol.Formaldehide diganti 1/3 bobotnya paraformaldehide.

Selain pulvis untuk penggunaan luar, juga dikenal pulvis untuk penggunaan

dalam (per oral). Penentuan dosis untuk pulvis penggunaan dalam menggunakan

takaran sendok makan (C), sendok the (cth), sendok bubur (cp). Penentuan

dosis tiap takaran menggunakan serbuk coba.

Dalam resep pulvis (serbuk tak terbagi), khususnya untuk pemakaian

dalam (ditandai dengan adanya petunjuk pemakaian Cth, C, C.p.) pehitungan

dosis sekali pakai untuk setiap sendok teh/sendok makan/sendok bubur harus

dilakukan perhitungan serbuk coba. Sebagai contoh:

R/ Natrri carbonas 10

Nitras subnitras

NaBr aa 5 (DM 2 g/6 g)

Magnesium Oxyd. 10

Rhei Radix Pulv 5

SL ad 40

S.t.d.d cth I

Pro: Sultan (20 thn)

Penyelesaian:

Hitung dulu serbuk coba

Campur dan gerus halus natrium karbonat, NBB, MgO dan rhei radix

sampai homogen. Untuk menghemat bahan dan mempercepat pengerjaan, dapat

diperkecil jumlah bahan dalam resep dengan perbandingan yang sama

(Natrium karbonas 2 g, NBB 1 g, NabR 1 g, MgO 2, rhei radix 1 g dan SL ad 8

g).

Page 11: Makalah serbuk

Ambil 3 sendok teh (jika petunjuk dalam resep Cth, kalau C ambil

sendok makan) kemudian timbang dan rata-ratakan sehingga didapat rata-rata

satu sendok teh = X gram (Misalnya = 2,2 gram). Sehingga dalam resep yang

memiliki DM ialah NaBr. Dosis sekali pakai NaBr:

Dosis sekali pakai NaBr= x

Total Serbukx jumlah NaBr=2,2

40x5=0,275 g

Dosis sehari pakai NaBr = 3 x 0,275 =0,825

Berdasarkan perhitungan tidak ada dosis yang melampaui dosis sekalipakai

dan sehari dari NaBr (DM= 2 g/6 g). Jika melebihi, serbuk tersebut tidak

dapat dikerja.

Cara membuat serbuk tabur yang mengandung:

1. Adeps Lanae, Vaselinum, Plumbi Oxydi Emplastrum ialah dengan

melarutkan zat tersebut dalam Aether atau Aceton, lalu ditambahkan

sebagian talk diaduk sampai Aether atau aceton menguap, satelah itu

ditambah bahan lainnya.

2. Paraffinum Liquidum dan Oleum Ricini dicampur dulu dengan sama

banyaknya talk lalu ditambahkan sedikit demi sedikit dan aduk, sambil yang

melekat pada dinding mortir dilepas dengan spatel atau kertas film dan

diaduk.

3. Ichtyol diencerkan dulu dengan Aether cum Spiritu lalu dikeringkan dengan

talk, yaitu sambil diaduk dibiarkan aether cum Spiritunya menguap lalu

ditambahkan sisa talk dan serbuk lainnya, sambil yang melekat pada dinding

mortis dilepas dengan spatel atau dengan kertas film.

4. Minyak-minyak eteris dan Formaldehyde Solutio dicampur terakhir dengan

cara memasukkan zat tersebut dalam mortir lalu ditambahkan campuran

serbuk yang telah diayak sedikit demi sedikit.

Cara Pengemasan

1. Untuk pemakaian luar, serbuk tak terbagi umumnya dikemas dalam

wadah kaleng yang berlubang lubang atau sejenis ayakan untuk

memudahkan penggunaan pada kulit. MisaInya bedak tabur.

2. Sedangkan untuk obat dalam, serbuk tak terbagi biasa disimpan dalam

botol bermulut lebar supaya sendok dapat dengan mudah ketuar masuk

melalui mutut botol. Contohnya serbuk antacid, serbuk laksativa.

Page 12: Makalah serbuk

3. Wadah dari gelas digunakan pada serbuk yang mengandung bahan obat

higroskopis/ mudah mencair, serbuk yang mengandung bahan obat yang

mudah menguap. Untuk serbuk yang komponennya sensitif terhadap

cahaya menggunakan wadah gelas berwarna hijau

G. Pulveres (Serbuk Terbagi)

Pulveres (serbuk bagi) adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang ±

sama, dibungkus dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang

cocok.

Bila dokter menulis serbuk bagi, dapat ditulis dengan cara yaitu :

i. Ditulis jumlah obat untuk seluruh serbuk dan lalu dibagi menjadi

beberapa bungkus :

R/ Acidi Acetylosalicylici 10

Fac.pulv.divide in partes

Aequalis no.XX

ii. Ditulis jumlah untuk setiap bungkus serbuknya dan membuat beberapa bungkus :

R/ Acidi Acetylosalicylici 0,5

m.f.pulv,dtd.no.20

Pada cara kesatu ditimbang 10 ngram Asetosal digerus lalu dibagi menjadi 20 serbuk.

Pada cara kedua ditimbang 20 x 0,5 Asetosal, digerus, lalu dibagi menjadi 20 bungkus.

Bila dokter lupa menulis atau eliru menulis d.t.d., akan segera diketahui

mengenai besarnya dosis yang menyimpang dari dosis biasa, apa lebih besar

atau lebih kecil.

Supaya dapat terbagi tepat, maka campuran serbuk sering ditambah zat

tambahan yang berkhasiat netral atau indiferen, seperti Saccharum Lactis,

saccharum album, sampai berat serbuk tiap bungkusnya 500 mg.

Page 13: Makalah serbuk

Penggunaan saccharum album ada keuntungannya sebagai korigen rassa,

tetapi serbuk akan mudah basah karena higroskopis.

Serbuk yang diberikan pada penderita diabetes tidak boleh digunakan

Saccharum album sebagai zat tambahan, tetapi digunakan minnitum atau

Saccharum Lactis.

Serbuk yang harus dibagi tanpa penimbangan untuk menjamin

pembagian yang sama maka penimbangan dilakukan paling banyak hanya 20

bungkus. Apabila lebih dari 20 bungkus, maka serbuk dibagi dalam beberapa

bagian. Dengan cara penimbangan tiap tahap bagian dibagi paling banyak

menjadi 20 bungkus.

Penyimpanan berat masing-masing serbik terhadap yang lain adalah

paling besar 10%. Serbuk bagi dikemas dalam kertas perkamen, bagi serbuk

yang mengandukng zat yang higrokopis serbuk dibungkus dalam kertas

berlilin dan diserahkan dalam pot dengan tutup sekrup.

Pada serbuk yang mengandung minyak eteris tidak digunakan kertas

parafin, sebab minyak etersirnya akan diserap, tetapi dengan kertas perkamen

kemudian dilapisi lagi dengan kertas logam atau kertas perak. Keseragaman

bobot dilakukan dengan menimbang isi dari 20 bungkus satu persatu,

dicampurkan isi ke 20 bungkus tadi dan ditimbang sekaligus dan hitung bobot

rata-ratanya.

Penyimpanan antara penimbangan, satu persatu terhadap bobot isirata-

rata tidak lebih dari 15% dari tiap 2 bungkus dan tidak lebih dari 10% untuk

tiap 18 bungkus yang lain.

Cara Pembuatan

Serbuk diracik dengan cara mencampur satu persatu, sedikit demi sedikit

dan mulai dari bahan yang jumlahnya sedikit kemudian diayak, biasanya

menggunakan pengayak nomor 60 dan dicampur lagi.

Cara mencampur obat-obatan dan bahan-bahan tambahan harus cermat,

dan di bawah ini disusun sesuai dengan petunjuk yang perlu diperhatikan:

1. Jangan mencampur obat berkhasiat keras dalam mortir dalam keadaan tidak

diencerkan, untuk mencegah sebagian obat tertinggal dalam pori-pori

Page 14: Makalah serbuk

dinding mortar. Cara yang baik ialah pilihlah mortir yang halus, masukkuan

dulu kira-kira sama bagian serbuk yang lain, digerus sendirian, baru

dimasukkan dan digerus bersama obat yang berkhasiat keras. Setelah itu

masukkan bagian serbuk yang lain sedikit demi sedikit sambil diaduk dan

digerus. Untuk mencampur tersebut sebaiknya digunakan bagian serbuk

yang lain yang mempunyai warna yang berlainan dan kontras dengan warna

obat berkhasiat keras tersebut. Bila semua serbuk berwarna putihobat

berkhasiat keras tersebut. Bila semua serbuk berwarna putih,berilah zat

warna, biasanya carmin.

2. Bila bagian-bagian serbuk mempunyai BJ yang berlainan, masukkan dulu

serbuk yang BJ-nya besar baru kemudian masukkan bagian serbuk yang BJ-

nya lebih rendah dan diaduk.

Sebagai contoh:

R/ Magnesii Oxydi 5

Bismuth. Subcarbonas 5

Sacharum Lactis 5

m.f.pulv.

S.t.d.d.cp.

Masukkan Bismuth Subcarbonas dulu dalam mortir gerus sambil

diaduk, ditambah Magnesii Oxydum sedikit demi sedikit setelah itu

dimasukkan sacharum Lactis. Magnesia Oxydum adalah serbuk sangat

ringan.

3. Jangan menggerus bahan-bahan serbuk dalam jumlah banyak sekaligus. Hal

ini untuk menghindari agar jangan sampai ada bagian serbuk yang belum

halus. Karena dengan menggerus akan banyak terjadi kristal kasar menjadi

halus. Bila menggerus serbuk secara banyak, akan terjadi serbuk halus yang

banyak pula, tetapi ada bagian-bagian kasar yang terlepas dan tidak ikut

tergerus dengan baik.

Maka itu lebih baik bagian-bagian serbuk digerus masing-masing dalam

mortir sampai halus baru dicampur.

4. Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan-bahan baku serbuk kering.

Maka itu untuk menggerus balus serbuk Kristal lebih baik menggunakan

Page 15: Makalah serbuk

mortir panas. Hal ini khusus untuk menggerus Kalii bromidum, Natrii

Chloridum dan sebagainya.

Memanaskan mortir dilakukan sebagai berikut:

Tuangi moortir dan stamper dengan air panas, biarkan beberapa menit

sampai dinding luar mortir terasa panas, setelah itu air panas dituang keluar

dan keringkan dengan serbet bersih.

Jangan menggunakan mortir panas untuk bahan-bahan yang mudah

menguap, atau rusak pada pemanasan, seperti:

Ammonii Carbbonas, Salol, Natrii Bicarbonas, Ammonii Chloridum dan

peroksida seperti Magnesii Perixydi.

Contoh resep:

R/ Kalii Bromid 0,250

Ephedrine HCL 0,050

Luminal 0,030

m.f.pulv.dtd.No,XXX

s.3.d.d.p.

R/ Natrii Bicarb. 0,200

Amonii Carbonas 0,200

Lumianl 0,030

S.t.d.d.p.

5. Cara mencampur Camphora dalam serbuk dilakukan sebagai berikut:

Larutan Champora dengan Spiritus fortior dalam mortir sampai cukup larut,

jangan berlebihan, setelah itu diaduk dengan bahan lain misalnya Saccharum

Lactis sampai spiritus fortiornya menguap. Pada waktu mengaduk jangan

ditekan untuk mennghindari Champora menggumoal kembali.

Pada pembuatan serbuk Champora untuk pemakaian luar dapat digunakan

eter sebagai pengganti Spiritus fortiori.

6. Cara mencampur Stibii Pentasulfidum dailakukan sebagai berikut:

Dimasukkan serbuk lain dalam mortir, misalnya Saccharum Lactis sebagian

lalu masukkan serbuk Stibii Pentasulfidum dan tambahkan sisa Saccharum

lactis atau serbuk lain, baru diaduk dan digerus tanpa ditekan. Dikerjakan

demikian untuk menghindari serbuk Stibii Pentasulfidasum melekat dan

memberi warna merah pada dinding atau dasr mortir. Pencampuran ini dalam

Page 16: Makalah serbuk

cukup waktu hingga memperoleh serbuk yang homogen yang terlihat pada

pengadukan tidak ada warna yang lebih tua.

Contoh resep:

R/ Camphora 2

Acetosal 3

Phenacetin 2

Coffeini 0,5

m.f.pulv.No.X

S.t.d.d.p.I

R/ Champora 2

Naphtholum 1

Talcum ad 100

m.f.pulv.adsp.

S.u.e

7. Serbuk dengan ekstrak kental

Dalam mortir panas ekstrak kental diencerkan dengan cairan penyari,

misalnya Spiritus dilutes atau Spiritus lainnya secukupnya dan diserbukan

dengan pertolongan zat tambahan yang cocok, misalnya Saccharum Lactis

atau Amylum Oryzae.

8. Serbuk dengan tinctura atau Extractum liquidum

Tincture dan Extractum liquidum diuapkan pelarutnya di atas tangas air

hinnga hampir kering lalu diserbukkan dengan pertolongan bahan tambahan

yang cocok, biasanya digunakan saccharum Lactis bila untuk penggunaan

dalam. Agar serbuk yang dipakai pengeringan tidak menjadi keras, maka

masa selalu dilepas dengan spatel dari dindig mortir.

Bila kandungan zat berkhasiat tidak mudah menguap atau rusak dan jumlah

kecil, maka digunakan mortir panas dan dikeringkan dengan penambahan

Saccharum Lactis.

9. Gula beminyak = Elaeoscchara adalah campuran 2 gram Saccharum lactis

dengan 1 tetes minyal eteris, ytang sering digunakan adalah Oleum Anisi,

Oleum Foeniculi dan Oleum Menthae Piperitae.

Gula minyak tidak boleh disimpan sebagai persediaan, dikemas dalam

kertas perkamen, jangan dikertas parafin sebab minyak eterisnya akan

diserap

Page 17: Makalah serbuk

10. Campuran serbuk yang menjadi basah atau mencair

Arti basah disini adalah menyerap air atau keluar air kristalnya, menyerap

air disini disebabkan oleh karena campuran serbuk itu lebih higroskopis dari

masing-masing serbuk/Kristal.

C ara Pengemasan Serbuk

Secara umumnya serbuk dibungkus dan diedarkan dalarn 2 macam kemasan

yaitu kemasan untuk serbuk terbagi dan kemasan serbuk tak terbagi. Serbuk

oral dapat diserahkan dalam bentuk terbagi pulveres atau tidak terbagi

(pulvis).

Kemasan untuk Serbuk Terbagi :

Pada umumnya serbuk terbagi terbungkus dengan kertas perkamen atau

dapat juga dengan kertas sekofan atau sampul potietitena untuk melindungi

serbuk dari pengaruh lingkungan. Serbuk terbagi biasanya dapat dibagi

langsung (tanpa penimbangan) sebelum dibungkus dalam kertas perkamen

terpisah dengan cara seteliti mungkin, sehingga tiap tiap bungkus berisi

serbuk yang kurang lebih sama jumlahnya. Hat tersebut bisa dilakukan bila

prosentase perbandingan pemakaian terhadap dosis maksimat kurang dari

80%. Bila prosentase perbandingan pemakaian terhadap DM sama dengan

atau lebih besar dari 80% maka serbuk harus dibagi berdasarkan

penimbangan satu per satu.

Pada dasarnya langkah langkah melipat atau membungkus kertas

pembungkus serbuk adalah sebagai berikut :

a) Letakkan kertas rata di atas permukaan meja dan lipatkan 1/2 inci ke

arah kita pada garis memanjang pada kertas untuk menjaga

keseragaman, langkah ini harus dilakukan bersamaan dengan lipatan

pertama sebagai petunjuk.

b) Letakkan serbuk baik yang ditimbang atau dibagi bagi ke tengah

kertas yang telah dilipat, satu kali lipatannya mengarah ke atas di

sebelah seberang dihadapanmu.

c) Tariklah sisi panjang yang belum dilipat ke atas dan letakkanlah

pada kira kira garis lipatan pertama, lakukan hati hati supaya serbuk

tidak berceceran.

d) Peganglah lipatan dan tekanlah sampai menyentuh dasar kertas dan

lipatlah ke hadapanmu setebal lipatan pertama.

Page 18: Makalah serbuk

e) Angkat kertas, sesuaikan dengan ukuran dos tempat yang akan

digunakan untuk mengemas, lipat bagian kanan dan kiri pembungkus

sesuai dengan ukuran dos tadi. Atau bila pengemasnya plastik yang

dilengkapi klip pada ujungnya usahakan ukuran pembungkus satu

dengan yang lainnya seragam supaya tampak rapi.

f) Kertas pembungkus yang telah terlipat rapi masukkan satu per satu

dalam dos atau plastik klip. Pada lipatan kertas pembungkus tidak

boleh ada serbuk dan tidak boleh ada ceceran serbuk.

H. Cara Pembuatan Sediaan Serbuk

Serbuk diracik dengan cara mencampur satu persatu, sedikit demi sedikit

dan dimulai dari bahan yang jumlahnya sedikit kemudian diayak, biasanya

menggunakan pengayak nomor 60 dan dicampur lagi.

Cara mencampur obat-obatan dan bahan-bahan tambahan harus cermat, dan

di bawah ini disusun petunjuk yang perlu diperhatikan.

1. Jangan mencampur obat berkhasiat keras dalam mortir dalam keadaan tidak

diencerkan, untuk mencegah sebagian obat tertinggal dalam pori-pori dinding

mortir. Cara yang baik ialah, pilihlah mortir yang halus, masukkan dulu kira-

kira sama bagian serbuk yang lain, digerus sendirian, baru dimasukkan dan

digerus bersama obat yang berkhasiat keras. Untuk mencampur tersebut

sebaiknya digunakan bagian serbuk yang lain yang mempunyai warna berlainan

dan kotras dengan warna obat berkhasiat keras tersebut. Bila serbuk berwarna

putih, berilah zat warna, biasanya Carmin.

2. Bila bagian-bagian serbuk mempunyai BJ yang berlainan, masukkan dulu

serbuk yang BJ-nya besar kemudian masukkan bagian serbuk yang BJ-nya lebih

rendah dan diaduk. Sebagai contoh, jika di dalam resep terdapat Magnesii

Oxydi, Bismuth Subcarbonas, dan Saccharum Lactis, masukkan bismuth

Subcarbonas dulu dalam mortir, gerus sambil diaduk, ditambah Magnesii

Oxydum sedikit demi sedikit setelah itu masukkan Saccharum Lactis. Magnesii

Oxydum adalah serbuk yang sangat ringan.

3. Jangan menggerus bahan-bahan serbuk dalam jumlah banyak sekaligus. Hal ini

untuk menghindar agar jangan sampai ada bagian serbuk yang belum halus.

4. Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan-bahan baku serbuk kering. Maka

itu untuk menggerus halus serbuk kristal lebih baik menggunakan mortir panas.

Page 19: Makalah serbuk

Hal ini khusus untuk menggerus Kalii Bromidum, Natrii Chloridum, Zincy

Oxydum, dan sebagainya.

Jangan menggunakan mortir panas untuk bahan-bahan yang mudah menguap,

atau rusak pada pemanasan seperti Ammonii Carbonas, Salol, Natrii

Bicarbonas, Ammonii Chloridum, dan peroksida seperti Magnesii Peroxydi.

5. Cara mencampur Champora dalam serbuk dilakukan sebagai berikut:

Larutkan Champora dengan Spiritus Fortior dalam mortir sampai cukup larut,

jangan berlebihan, setelah itu diaduk dengan bahan lain misalkan Saccharum

Lactis sampai Spiritus fortiornya menguap. Pada waktu mengaduk jangan

ditekan untuk menghindari Champora menggumpal kembali. Pada pembuatan

serbuk Champora untuk pemakaian luar dapat digunakan eter sebagai pengganti

Spiritus fortior.

6. Cara mencampur Stibii Pentasulfidum dilakukan sebagai berikut:

Dimasukkan serbuk lain dalam mortir, misalkan Saccharum lactis sebagian lalu

masukkan serbuk Stibii Pentasulfidum dan tambahkan Saccharum Lactis

sisanya atau serbuk lain, baru diaduk dan digerus tanpa ditekan. Dikerjakan

demikian untuk menghindari serbuk Stibii Pentasulfidum melekat dan memberi

warna merah pada dinding atau dasar mortir. Pencampuran ini dalam cukup

waktu hingga memperoleh serbuk yang homogen yang terlihat pada pengadukan

tidak ada warna yang lebih tua.

7. Serbuk dengan ekstrak kental. Dalam mortir panas, ekstrak kental diencerkan

dengan cairan penyari, misalnya Spiritus Dilutus atau Spiritus lainnya

secukupnya dan diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok,

misalkan Saccharum Lactis atau Amylum Oryzae.

8. Serbuk dengan Tinctura atau Extractum Liquidum. Tinctura dan Extractum

liquidum diuapkan pelarutnya di atas tangas air hingga hampir kering lalu

diserbukkan dengan pertolongan bahan tambahan yang cocok, biasanya

digunakan Saccharum Lactis bila untuk obat dalam. Supaya serbuk yang dipakai

pengeringan tidak menjadi keras, maka selalu dilepas dengan spatel dari dinding

mortir.

Bila kandungan zat berkhasiat tidak mudah menguap atau rusak dan jumlahnya

kecil, maka digunakan mortir panas dan dikeringkan dengan penambahan

Saccharum Lactis. Bila jumlah ekstrak cair atau tingtur banyak maka diuapkan

dulu di atas tangas air, diaduk dan bila cairan tinggal sedikit ditambah

Page 20: Makalah serbuk

Saccharum Lactis dan masa selalu dilepas dengan spatel agar serbuk pengering

tidak melekat dinding mortir

Tinctura yang sering dibuat secara tersebut ialah Ratanhiae Tinctura, Opii

Tinctura, Gentianae Tinctura, dan Strophanti Tinctura. Bila zat yang berkhasiat

pada pemanasan di atas tangas air mudah menguap atau rusak (terurai) oleh

pemanasan dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Isi tingtur diketahui secara kualitatif dan kuantitatif. Di sini diambil isi zat

berkhasiatnya saja. Misalkan pada Opii Benzoica Tinctura, Champore

Solutio Spirituosa, dan Iodii Tinctura.

b. Tingtur tidak dapat diganti dengan isi zat berkhasiatnya. Di sini tingtur

diuapkan dengan pemansan serendah mungkin. Dapat dilakukan sebagai

berikut, dalam cawan yang berisi Saccharum Lactis dipanasi di atas tangas

air dan teteskan tingtur sambil diaduk, tetes demi tetes, penambahan tetes

setelah tetes sebelumnya menjadi kering. Dengan cara seperti ini dilakukan

pada Opii Aromatica Tinctura, Valerianae Tinctura.

Serbuk dengan Nitroglycerini Solutio Spirituosa karena jumlah Solutio

tersebut kecil dapat mudah dikeringkan dengan penambahan campuran

serbuk yang lain.

9. Gula berminyak = Elaeosacchara adalah campuran 2 gram saccharum lactis

dengan 1 tetes minyak eteris, yang sering digunakan adalah Oleum Anisi,

Oleum Foeniculi, dan Oleum Menthae Piperitae. Gula berminyak tidak

boleh disimpan sebagai persediaan, dan dikemas dalam kertas perkamen,

jangan dengan kertas paraffin sebab minyak eterisnya akan diserap. Gula

berminyak harus dibuat dengan tetes minyak eteris penuh tidak pecahan,

bila dalam hitungan diperoleh pecahan, dibuat dengan tetes penuh, sisa gula

minyak disisihkan (disimpan).

10. Campuran serbuk yang basah atau mencair disebabkan karena terbebasnya

sebagian atau seluruh air kristal dari tiap bahan, hal ini dapat diatasi dengan

mengambil bahan yang sudah dikeringkan (exsicatus), bila sekiranya bahan

tersebut mempunyai garam exsicatur dengan perbandingan.

Perbandingan zat yang kering dengan zat yang mengandung air kristal

adalah:

a. Ferrosi sulfat: eksikatur = 100:67 (3:2)

b. Magnesium sulfat: eksikatus = 100:67 (3:2)

Page 21: Makalah serbuk

c. Natrii sulfas: eksikatus = 100:50 (2:1)

d. Natrii karbonas: eksikatus = 100:50 (2:1)

e. Tawas: eksikatus = 100:67 (3:2)

11. Sering dalam resep serbuk obat ditambah dengan tablet. Bila tersedia zat aktif

yang ada dalam tablet, sebaiknya diganti zat aktifnya yang sesuai, bila tidak,

tablet digerus dahulu, diayak lalu dicampur denga serbuk lain.

Bila jumlah tablet adalah pecahan, maka dibuat pengenceran dulu yang mudah

dibagi, baru ditimbang dalam perbandingan.

Serbuk tidak bagi, adalah serbuk baik untuk pemakaian dalam maupun

pemakaian luar. Untuk pemakaian dalam ialah: serbuk perut atau serbuk

pencahar, untuk pemakaian luar ialah: serbuk tabur, serbuk luka, serbuk isap,

serbuk gigi.

Cara mencampur serbuk tidak terbagi biasanya digunakan kotak panci

alumunium tertutup untuk mencampur serbuk, di dalamnya terdapat 3 bola besi

yang bila kotak digerakkan akan bergerak dan mencampur serbuk.

Cara dan Perhitungan Pengenceran

1. Pengenceran biasa

Pengenceran biasa dilakukan jika total berat zat aktif yang tertulis di resep di bawah

50 mg dan di atas 1 mg (1 mg < zat aktif < 50 mg).

Contoh:

CTM = 40 mg

Cara perhitungan:

Perbandingan = zat aktif : total pengenceran

1 : 5

50 : 200

CTM = 50 mg

Zat tambahan = 150 mg

Total = 200 mg

Hasil pengenceran= total berat zat aktif dalam resepberat zat aktif hasil perbandingan

x total pengenceran

= 40 mg50 mg

x 200 mg = 160 mg

Sisa pengenceran = total pengenceran – hasil pengenceran

= 200 mg – 160 mg = 40 mg

Page 22: Makalah serbuk

Pengenceran IIPengenceran I

2. Pengenceran bertingkat

Pengenceran bertingkat dilakukan jika total berat zat aktif yang tertulis di resep di

bawah 1 mg (zat aktif < 1 mg).

Contoh:

Atropin = 0,3 mg

Cara perhitungan:

0,3 mg 1 mg 50 mg

Pengenceran I

Perbandingan = zat aktif : total pengenceran

1 : 50

50 : 2500

Atropin = 50 mg

Zat tambahan = 2450 mg +

Total = 2500 mg

Hasil pengenceran= total berat zat aktif dalam resepberat zat aktif hasil perbandingan

x total pengenceran

= 1 mg50 mg

x 2 500 mg = 50 mg

Pengenceran II

Perbandingan = hasil pengenceran I : total pengenceran

1 : 4

50 : 200

Hasil pengenceran I= 50 mg

Zat tambahan = 150 mg +

Total = 200 mg

Hasil pengenceran = total berat zat aktif dalam resepberat minimal zat aktif

xtotal pengenceran

= 0 ,3 mg1 mg

x 200 mg = 60 mg

Jadi, hasil pengenceran yang ditimbang adalah 60 mg untuk digunakan dalam

pembuatan serbuk.

Page 23: Makalah serbuk

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Pulvis (serbuk) adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang

dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk pemakaian luar. Karena

mempunyai luas permukaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih

larut dari pada bentuk sediaan yang dipadatkan.

Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras

atau lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin tetapi

dapat juga terbuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.

Apapun jenis sediaan obatnya pastilah mengandung keuntungan dan

kerugiannya begitupun pada sediaan serbuk maupun sediaan kapsul.

Diperlukan pengetahuan tentang cara pembuatan sediaan serbuk, karena

ada aturan aturan tertentu yang harus dipatuhi dalam cara pembuatan sediaan

ini.

Dalam beberapa hal digunakan istilah umum untuk menyatakan derajat

halus serbuk yang disesuaikan dengan nomor pengayak sebagai berikuts erbuk

sangat kasar adalah serbuk (5/8), serbuk kasar adalah serbuk (10/40), serbuk

agak kasar adalah serbuk (22/60), serbuk agak halus adalah serbuk (44/85),

serbuk halus adalah serbuk (85), serbuk sangat halus adalah serbuk (120),

serbuk sangat halus sekali adalah serbuk (200/300).

B. Saran

Penulis berharap makalah ini dapat memberkan kontribusi yang cukup

untuk mahasiswa farmasi pada khususnya. Adapun kekurangan dalam makalah

kami ini, kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun. Dan penulis

mengingatkan diperlukan pengetahuan dan kecermatan dalam membuat sediaan

serbuk, diantaranya mengetahui aturan-aturan yang harus dipatuhi dalam cara

pembuatannya

C.

Page 24: Makalah serbuk

DAFTAR PUSTAKA

1. Anief, Moh. 2010. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press:

Yogyakarta.

2. Syamsuni, H.A. 2006. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta.

3. https://www.scribd.com/doc/217171854/SEDIAAN-SERBUK#download

diakses pada tanggal 26 oktober 2015 pukul 21:30 WIB.

4. https://www.scribd.com/doc/228923236/Makalah-Serbuk#scribd diakses pada

tanggal 26 oktober 2015 pukul 17:56 WIB.