33
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat berbicara dengan orang lain, dapat makan dan minum sesuka kita, tertawa melihat yang lucu. Semua itu merupakan fungsi dari mulut dan struktur penyusunnya. Pada mulut ada sendi yang berfungsi untuk menggerakan rahang agar dapat membuka dan munutup. Sendi ini juga memungkinkan kita untuk dapat mngunyah makanan. Sendi tersebut adalah temporomandibular joint. Temporomandibular joint (TMJ) merupakan persendian dari kondilus mandibula dengan fossa glenoidalis darei tulang temporal. Temporomandibular joint juga merupakan satu-satunya sendi yang adadi kepala yang bertanggung jawab terhadap pergerakan membuka dan menutup rahang (Martono, 2009). Adapun bagian-bagian dari sendi ini yaitu kondilus mandibula yang di lapisi jaringan fibroelastik tebal yang mengandung fibroblas dan kondrosit, fossa mandibular yang merupakan komponen dari tulang temporal serta berbentuk konkaf, diktus artikularis merupakan bagian dari sendi yang memisahkan kondilus dengan fossa serta eminensia,

Makalah Ske 4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

skenario 4

Citation preview

Page 1: Makalah Ske 4

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat berbicara dengan orang lain, dapat

makan dan minum sesuka kita, tertawa melihat yang lucu. Semua itu

merupakan fungsi dari mulut dan struktur penyusunnya. Pada mulut ada sendi

yang berfungsi untuk menggerakan rahang agar dapat membuka dan munutup.

Sendi ini juga memungkinkan kita untuk dapat mngunyah makanan. Sendi

tersebut adalah temporomandibular joint. Temporomandibular joint (TMJ)

merupakan persendian dari kondilus mandibula dengan fossa glenoidalis darei

tulang temporal. Temporomandibular joint juga merupakan satu-satunya sendi

yang adadi kepala yang bertanggung jawab terhadap pergerakan membuka dan

menutup rahang (Martono, 2009).

Adapun bagian-bagian dari sendi ini yaitu kondilus mandibula yang di

lapisi jaringan fibroelastik tebal yang mengandung fibroblas dan kondrosit,

fossa mandibular yang merupakan komponen dari tulang temporal serta

berbentuk konkaf, diktus artikularis merupakan bagian dari sendi yang

memisahkan kondilus dengan fossa serta eminensia, Ligamen yang

merupakan jaringan ikat fibrous yang kuat serta terdiri dari 3 ligamen, kapsul

sendi yang menutup diktus artikularis, serta otot-otot mastikasi

(Martono,2009). Otot-otot inilah yang berperan dalam gerakan dengan cara

kontraksi otot. Kontraksi otot dapat terjadi apabila ada rangsangan yang di

terima oleh sel otot. Sel otot mnerima rangsangan itu dari sel-sel saraf.

Pada temporomandibular joint ada persarafan yang menghubungkan

dengan saraf pusat agar dapat menghasilkan gerakan. Persarafan pada

temporomandibular joint ini memalui N. Trigeminal (saraf ke V dari saraf

kranial). N.trigeminal ini kemudian bercabang lagi dan menghasilkan cabang

sel saraf lain seperti n.aurikulotemporalis,dll (Sheerwood, 2012). Bagian-

1

Page 2: Makalah Ske 4

2

bagaian dari temporomandibular joint, baik itu kandilus mandibula, fossa

mandibula, ligamen, otot-otot, maupun persarafan, semuanya bekerja sama

dan menyebabkan terjadinya gerakan pada sendi temporomandibular.

Pergerakan pada sendi ini dibedakan menjadi dua, yaitu pergerakan rotasi

yang meliputi gerakan membuka dan menutup rahang, dan gerakan kedua

yaitu gerakan translasi (Martono,2009). Apabila adanya kelaian pada bagian-

bagain dari tempromandibular joint, sendi ini tidak dapat menjalankan

pergerakan dengan baik. Kelaianan pada sendi ini misalnya adalah

ketebatasan dalam membuka mulut yang disebut dengan ankylosis, dan lain-

lain.

Oleh karena itu berdasarkan latar belakang di atas penulis akan membuat

makalah dengan judul “ Temporomandibular Joint dan Pergerakannya”

1.2 Rumusan Masalah

Apakah bagian-bagian temporomandibular joint (TMJ) mempengaruhi

pergerakan pada temporomandibular joint (TMJ)

1.3 Tujuan

1. Mengetahui defenisi, dan bagian-bagian dari temporomandibular joint

(TMJ)

2. Mengetahui pergerakan pada temporomandibular joint (TMJ)

3. Mengetahui kelainan, gejala, dan penanganan pada temporomandibular

joint (TMJ)

Page 3: Makalah Ske 4

3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Mandibula

Mandibula adalah tulang rahang bawah pada manusia yang berfungsi

sebagai tempat menempelnya gigi geligi. Mandibula berhubungan dengan

basis krani dengan adanya temporomandibular joint dan disangga oleh otot-

otot pengunyah. Mandibula terdiri dari korpus berbenutk tapal kuda dan

sepasang ramus. Korpus mandibula bertemu dengan ramus masing-masing

sisi pada sisi angulus mandibulae (Pearce,2002).

2.1.1 Anatomi Mandibula

Bagian – bagian mandibula, yaitu (Pearce,2002) : 

A. Korpus 

Korpus juga mempunyai dua permukaan, yaitu : 

1) Permukaan eksternus 

Permukaan eksternus kasar dan cembung. Pada bagian ini

terdapat suatu linea oblikum yang meluas dari ujung bawah pinggir

anterior ramus menuju ke bawah dan ke muka serta berakhir pada

tuberkumum mentale di dekat garis tengah. Dan terdapat juga foramen

montale yang terletak di atas linea oblikum dan simpisis menti yang

merupakan rigi di garis tengah yang tidak nyata di bagian atas pada

tengah pada tempat persatuan dari kedua belahan foetalis dari korpus

mandibula. 

2) Permukaan internus 

Permukaan internus agak cekung. Pada permukaan ini terletak

sebuah linea milohyodea, yang meluas oblik dari di bawah gigi molar

ke tiga menuju ke bawah dan ke muka mencapai garis tengah, linea

3

Page 4: Makalah Ske 4

4

milohyodea ini menjadi origo dari muskulus milohyodeus. Linea

milohyoidea membagi fossa sublingualis dari fossa submandibularis.

Korpus mempunyai dua buah pinggir, yaitu : 

1) Pinggir atas (alveolaris) 

Merupakan lekuk dari gigi geligi tetap. Terdapat delapan lekuk

dari masing – masing belahan mandibula ( dua untuk gigi seri, satu

untuk gigi taring, dua untuk gigi premolar dan tiga untuk gigi molar).

Pada orang tua setelah gigi-gigi tanggal lekuk-lekuk ini tidak tampak

karena atropi tulang yang mengakibatkan berkurangnya lebar corpus

mandibula. 

2) Pinggir bawah (basis) 

Pinggir ini tebal dan melengkung yang melanjutkan diri ke

posterior dengan pinggir bawah ramus. Sambungan kedua pinggir

bawah ini terletak pada batas gigi molar ke tiga, di tempat ini basis

disilang oleh arteri fasialis. Fossa digastrika yang merupakan

lekukan oval terletak pada masing – masing sisi dari garis tengah.

Merupakan origo dari venter anterior muskulus digastrikus.

Sepanjang seluruh basis dilekatkan lapis dari fasia kolli dan tepat di

atasnya (superfasialis) dilekatkan platisma. 

B. Ramus 

Ramus terdiri dari dua permukaan, yaitu : 

1) Permukaan eksternus (lateralis) 

Permukaan ini kasar dan datar. Bagian posterior atas licin yang

berhubungan dengan glandula parotis. Sisa dari permukaan

merupakan insersio dari muskulus masseter. 

Page 5: Makalah Ske 4

5

2) Permukaan internus (medialis) 

Pada permukaan ini terletak foramen mandibulare yang

merupakan awal dari kanalis mandibularis serta dilalui oleh nervus

dentalis dan pembuluh – pembuluh darahnya. 

Pinggir – pinggir pada ramus, yaitu : 

1. Pinggir superior, merupakan insisura – insisura tajam dan cekung

mandibularis di antara prosesus – prosesus koronoideus dan prosesus

kondiloideus.

2. Pinggir anterior, melanjutkan diri ke bawah dengan garis oblik.

3. Pinggir posterior, tebal dan alur – alur merupakan permukaan

medialis dari glandula parotis.

4. Pinggir inferior, melanjutkan diri dengan pinggir inferior korpus dan

bersama – sama membentuk basis mandibula

Gambar 1. Mandibula dilihat dari bawah

Page 6: Makalah Ske 4

6

Gambar 2. Mandibuka dilihat dari lateral

Gambar 3. Mandibula di lihat dari depan

2.2 Temporamandibula Joint

2.2.1 Pengertian Temporomandibula Joint

Temporomandibula Joint (TMJ) adalah persendian dari kondilus

mandibula dengan fossa gleinodalis dari tulang temporal.

Temporomandibular merupakan satu-satunya sendi yang ada di kepala yang

Page 7: Makalah Ske 4

7

bertanggung jawab terhadap pergerakan membuka dan menutup rahang,

mengunyah serta berbicara yang letaknya dibawah depan telinga

(Martono,2009).

2.2.2 Bagian-bagian TMJ

Menurut Martono (2009), bagian-bagian dari TMJ adalah kondilus

mandibula, fossa mandibula, diktus artikularis, ligamen, otot dan kapsul

sendi (joint capsule).

1. Kondilus mandibula terletak diatas leher amus mandibula. Pada orang

dewasa bentuk kondilus seperti tabung elips dengan lebar 20mm pada

dimensi mediolateral dan 10mm pada dimensi anterior-posterior.

Kondilus memiliki kapsula sendi, tuberkulum medialis, tuberkulum

lateralis. Bagian kondilus yang berartikulasi dilapisi oleh jaringan

fibroelastik tebal, mengandung fibroblas dan kondrosit

2. Fossa mandibula

Kondilus berartikulasi dengan bagian skuamosa dari tulang

temporal yang berbentuk basis kranium. Komponen tulang temporal

tersebut terdiri dari fossa mandibula yang berbentuk konkaf serta

eminensia artikularis yang berbentuk konveks yang terletak di antero

fossa anterior fossa mandibula

3. Diktus artikularis

Merupakan bagian dari sendi temoromandibular yang

memisahkan kondilus dengan fossa mandibula serta eminensia. Diktus

artikularis terdiri dari jaringan pengikt fibrosa yang padat dan sebagian

besar strukturnya tidak di lalui oleh pembuluh saraf dan darah. Bagian

lateral dan medial diskus artikularis tidak melekat pada kapsul sendi

namun melekat ke kutub medial dan lateral kondilus mandibula.

Perlekatan tersebut menyebabkan diskus artikularis bergerak

mengikuti kondilus mandibula.

4. Ligamen

Page 8: Makalah Ske 4

8

Ligamen merupakan jaringan ikat fibrous a.faskuler yang kuat.

Ada tiga ligamen yang berkaitan dengan TMJ yaitu :

a. Ligamen Temporomandibula : yang berjalan miring dari zigoma ke

bawah ke bagian tepi leher kondilus mandibula

b. Ligamen sphenomandibula : berbentuk tipis datar terletak pada

media dari sendi temporomandibular.

c. Ligamen stilomandibula : berinsesi pada angulus mandibula

5. Kapsul sendi

Kapsul sendi menutupi diktus artikularis. Kapsul ini pada bagian

atas menempel pada fossa glenoidalis dan eminensia artikularis. Pada

bagian bawah menempel pada leher kondilus.

6. Otot

Pergerakan TMJ dilakukan oleh otot-otot mastikasi yang

meliputi:

a. Otot masseter : memiliki origo pada arkus zigomatikum dengan

arah serabut kebawah dan melekat pada ramus mandibula.

Insersionya pada ramus mandibula mulai molar kedua sampai

angulus mandibula. Otot ini berfugsi untuk menutup mulut

b. Otot temporalis : memiliki bentuk seperti kipas yang memenuhi

fossa temporalis. Memiliki origo pada fossa temporalis dan fascia

temporalis sedangkan insersionya pada permukaan anterior

prosesus koronoideus dan di sepanjang ramus mandibula. Otot ini

berfungsi menaikkan mandibula dan menarik atau mendorong

mandibula ke arah posterior. Dengan kata lain otot temporalis

berpartisipasi dalam gerakan mandibula dari sisi ke sisi

c. Otot pterigoideus medial : otot ini berbentuk segi empat dan

memiliki kepala superfisial dan kepala dalam. Fungsi otot ini untuk

menutup mulut dan juga membantu otot pterigoideus lateralis

melakukan gerakan protrusif

d. Otot pterigoideus lateralis : berbentuk segitiga dan memiliki dua

kepala. Ketika otot pterigoidues berkontraksi akan mendorong

Page 9: Makalah Ske 4

9

diktus artikularis dan kondilus mandibula ke depan menuju

tuberkulum artikularis. Dengan demikian fungsi utamanya adalah

melakukan gerak protrusif

e. Otot digastrikus memiliki belly yang dihubungkan oleh tendon

yang melekat pada tulang hyoideus. Tendon diantara kedua belly

melekat pada tulang hyoideus adalah titik insersio masing-masing

belly, karena itu otot ini memiliki fungsi tergantung pada tulang

yang difiksasi yaitu ketika mandibula dalam posisi stabil,

ototdigastrikus menaikkan tulang hyoideus. Ketika hyoidues

difiksasi otot digastrikus membuka mulut dengan menurunkan

mandibula.

2.2.3 Persarafan

Saraf mandibula merupakan cabang terbesar dari N. trigeminal, saraf ini

berjalan dari kepala keluar melalui foramen ovale dan menginervasi regio

mandibula, faring, 2/3 anterior lidah dan regio posterior aurikula. Nervus

mandibularis terbagi atas cabang yang kecil anterior dan cabang yang besar

posterior. Cabang anterior adalah saraf motoris utama. Cabang-cabang dari

bagian anterior N. mandibularis ini adalah N. Maseterikus dan N.

pterigoideus lateralis, N. Temporalis profundi ,N. Bukinatorius. Cabang dari

bagian posterior N. mandibularis adalah N. Aurikulotemporalis , N.

Lingualis , N. alveolaris inferior Nervus ini mengadakan cabang-cabang

saraf lagi (Sherwood,2012).

2.2.4 Pergerakan pada TMJ

Pergerakan mandibula merupakan hal yang kompleks. Hal ini

merupakan gabungan dari rotasi dan translasi yang terjadi secara tiga

dimensi. Untuk dapat mengerti dengan baik kompleksitas pergerakan ini,

perlu kiranya mempelajari pergerakan yang terjadi pada sendi

temporomandibular secara tersendiri. Terjadi dua jenis pergerakan dalam

Page 10: Makalah Ske 4

10

sendi temporomandibular (TMJ). Dua jenis pergerakan ini adalah rotasi dan

translasi (Martono,2009).

a. Pergerakan rotasi

Dalam sistem mastikasi rotasi terjadi ketika mulut membuka dan

menutup pada titik atau sumbu yang tetap dalam kondilus. Dengan kata

lain gigi terpisah dan dapat teroklusi kembali tanpa adanya perubahan

posisi dari kondilus. Pada sendi temporomandibular, rotasi terjadi

sebagai pergerakan dalam kavitas inferior sendi. Dengan demikian

rotasi adalah pergerakan anatara permukaan superior kondilus dengan

permukaan inferior dari diskus artikularis. Pergerakan rotasi dari

mandibula dapat terjadi pada tiga bidang yaitu horizontal, frontal, dan

sagital. Pada setiap bidang hal ini terjadi pada sebuah sumbu yang akan

dijelaskan pada masing-masing pembahasan (Martono,2009).

Aksis horizontal dari rotasi

Pergerakan mandibula di sekitar aksis horizontal adalah pergerakan

membuka dan menutup mulut. Pergerakan ini disebut sebagai hinge

movement dan merupakan satu-satunya yang masih dianggap sebagai

pergerakan rotasi murni.

Gambar 4. Aksis horizontal

Aksis vertikal dari rotasi

Pergerakan mandibula di sekitar aksis frontal terjadi ketika satu

kondilus bergerak ke anterior

Page 11: Makalah Ske 4

11

Gambar 5. Aksis vertikal

Aksis sagital dari rotasi

Pergerakan mandibula dalam aksis sagital terjadi ketika satu kondilus

bergerak kea rah inferior.

Gambar 6. Aksis sagital

b. Pergerakan Translasi

Translasi dapat didefinisikan sebagai pergerakan dimana setiap titik

dari objek yang bergerak secara simultan mempunyai kecepatan dan arah

yang sama. Pada sistem mastikasi, translasi terjadi ketika mandibula

bergerak maju seperti pada protrusi. Baik gigi, kondiulus dan ramus

semuanya bergerak pada arah yang sama ke derajat yang sama.Translasi

terjadi pada kavitas superior dari sendi, di antara permukaan superior

diskus artikularis dan permukaan inferior dari fosa artikularis. (antara

Page 12: Makalah Ske 4

12

kompleks diskus kondilus dan fosa artikularis) Selama pergerakan normal

dari mandibula, baik rotasi dan translasi terjadi secara simultan. Dengan

kata lain, ketika mandibula berotasi pada satu atau lebih aksis, setiap aksis

bertranslasi (berubah orientasinya) (Martono,2009).

Gambar 7. Pergerakan translasi

2.3 kelainan pada TMJ

Kelainan temporomandiblar joint disebut juga dengan disfungsi/penyakit temporomandibular joint . Penanganan terhadap disfungsi atau penyakit temporomandibular joint sangat tergantung dari gambaran klinis dan diagnosis. Terdapat dua kategori umum untuk penanganannya, yaitu: perawatan konservatif dan perawatan bedah. Perawatan konservatif meliputi cara terapi fisik, obat- obatan dan mekanis. Sedangkan penanganan secara bedah ditujukan untuk rekonstruksi, untuk kasus trauma dan patologi tertentu dan untuk kelainan susunan bagian dalam (Marpaung, 2003).

2.3.1 Jenis-Jenis Kelainan pada TMJ

1. Pertumbuhan Abnormal

Gangguan pertumbuhan pada sistem mastikasi dibagi dalam dua

kategori umum menurut jaringan yang terlibat yaitu:

a. Gangguan pada tulang

b. Gangguan pada otot

Gangguan kongenital pada tulang diantaranya agenesis (tidak

tumbuh), hypoplasia (perkembangan yang tidak sempurna),

Page 13: Makalah Ske 4

13

hyperplasia (pertumbuhan yang berlebihan), neoplasia

(pertumbuhan yang tidak terkontrol) (Himawan, 2007).

2. Kelainan letak pada sendi temporomandibular

Disc displacement permukaan posterior dari disc menipis dan

inferior retrodiscal lamina dan lateral distal, lateral ligamen memanjang

maka disc akan bergeser melalui permukaan artikularis kondilus

(Himawan, 2007).

3. Dislokasi

Dislokasi adalah pergerakan kandilus ke arah depan dari eminensia

artikulare. Kelainan ini dapat berupa dislokasi tanpa danya pengurangan

atau reduksi dan dislokasi dengan adanya pengurangan atau reduksi

(Himawan, 2007).

4. Ankylosis

Ankylosis merupakan penyakit yang menyebabkan keterbatasan

pada saat pembukaan mulut. Ankylosis dibagi menjadi dua yaitu:

a. Extracapsular ankylosis

Ankylosis tipe ini melibatkan prossesus koronoid dan otot

temporalis disebabkan oleh pembesaran dari prossesus koronoid,

trauma pada area lengkung zigomatic, infeksi disekitar otot

temporalis

b. Intercapsular ankylosis

Disebut juga penyatuan dari sendi, hal ini dapat menyebabkan

pembukaan pada mandibula berkurang. Ditimbulkan oleh

penyatuan dari kondilus, disk, kompleks fossa, penyatuan tulang

(Himawan, 2007).

5. Trauma atau fraktur

Luka pada bagian TMJ khususnya kondilus disebabkan oleh

mekanisme yang sangat bervariasi. Penyebab dari fraktur misalnya

kecelakaan, kekerasan, kecelakaan saat olahraga, jatuh.

Luka digolongkan kedalam luka pukulan wajah karena tinju,

pemukul baseball. Luka yang kedua ketika seseorang bergrak mengenai

Page 14: Makalah Ske 4

14

benda yang diam. Contoh, ketika seseorang jatuh dan dagu mengenai

aspal (Himawan, 2007).

2.3.2 Gejala pada TMD

Menurut Oswari (2003), terdapat beberapa gejala pada TMD:

1. Nyeri sekitar rahang

2. Nyeri kepala

3. Gangguan pengunyahan

4. Bunyi sendi ketika membuka atau menutup mulut

5. Terbatasnya buka mulut

6. Nyeri otot terutama otot leher dan bahu

7. Nyeri telinga

8. Telinga berdengung

9. Vertigo : sakit kepala

2.3.3 Penyebab Gangguan TMJ

Faktor-faktor etiologi TMJ

1. Trauma

Trauma dapat dibagi menjadi dua :

Macrotrauma : Trauma besar yang tiba-tiba dan mengakibatkan

perubahan struktural, seperti pukulan pada wajah atau kecelakaan.

Microtrauma : Trauma ringan tapi berulang dalam jangka waktu

yang lama, seperti bruxism dan clenching. Kedua hal tersebut dapat

menyebabkan microtrauma pada jaringan yang terlibat seperti gigi,

sendi rahang, atau otot (Okeson,2003).

2. Stress emosional

Keadaan sistemik yang dapat mempengaruhi fungsi pengunyahan

adalah peningkatan stres emosional. Pusat emosi dari otak

mempengaruhi fungsi otot. Hipotalamus, sistem retikula, dan sistem

limbik adalah yang paling bertanggung jawab terhadap tingkat

Page 15: Makalah Ske 4

15

emosional individu. Stres sering memiliki peran yang sangat penting

pada TMD. Stres adalah suatu tipe energi. Bila terjadi stres, energi yang

timbul akan disalurkan ke seluruh tubuh. Pelepasan secara internal

dapat mengakibatkan terjadinya gangguan psikotropik seperti

hipertensi, asma, sakit jantung, dan/atau peningkatan tonus otot kepala

dan leher. Dapat juga terjadi peningkatan aktivitas otot nonfungsional

seperti bruxism atau clenching yang merupakan salah satu etiologi

TMD (Okeson,2003).

3. Deep pain input

Aktivitas parafungsional adalah semua aktivitas di luar fungsi normal (seperti mengunyah, bicara, dan menelan), dan tidak mempunyai tujuan fungsional. Contohnya adalah bruxism, dan kebiasaankebiasaan lain seperti menggigit-gigit kuku, pensil, bibir, mengunyah satu sisi, tongue thrust, dan bertopang dagu. Aktivitas yang paling berat dan sering menimbulkan masalah adalah bruxism, termasuk clenching dan grinding. Bruxism adalah mengerat gigi atau grinding terutama pada malam hari, sedangkan clenching adalah mempertemukan gigi atas dan bawah dengan keras yang dapat dilakukan pada siang ataupun malam hari. Pasien yang melakukan clenching atau grinding pada saat tidur sering melaporkan adanya rasa nyeri pada sendi rahang dan kelelahan pada otot-otot wajah saat bangun tidur (Okeson,2003).

2.3.4 Perawatan pada kelainan TMJ

Perawatan pada kelainan TMJ dapat melalui beberapa cara menurut

Syaifuddin (2006), yaitu:

1.Tanpa bedah

a. Mengubah kebiasaan buruk

Penderita sebaiknya lebih memperhatikan kebiasaan-kebiasaan

sehari-hari. Misalnya kebiasaan menggemertakkan gigi, bruxism, atau

menggigit-gigit sesuatu. Kebiasaan ini harus digantikan dengan

kebiasaan baik seperti membiarkan otot mulut dalam kondisi tenang

Page 16: Makalah Ske 4

16

dengan gigi atas dan bawah tidak terlalu rapat, lidah menyentuh

palatum dan berada tepat di belakang gigi maksila.

b. Mengurangi kelelahan TMJ

Sebaiknya tidak membuka mulut terlalu lebar dalam berbagai

kesempatan. Contohnya jangan tertawa berlebihan.

c. Kompres panas atau dingin

Mengompres kedua sisi wajah baik dengan kompres panas atau

dingin akan membantu relaksasi TMJ.

d. Obat anti inflamasi

Seorang dokter gigi akan menyarankan obat anti inflamasi

nonsteroid lainnya, misalkan ibuprofen. Hal ini bertujuan untuk

mengurangi inflamasi dan rasa sakit.

e. Biteplate

TMJ mengalami kelainan pada posisi mengunyah, sebuah

biteplate akan diberikan. pasang di gigi untuk menyesuaikan maksila

dengan mandibula. Posisi mengunyah yang benar tentunya akan

membantu mengurangi tekanan di struktur TMJ.

f. Penggunaan night guard

Alat ini berguna untuk mengatasi kebiasaan bruxism di malam

hari.

g. Terapi kognitif

TMJ mengalami gangguan karena stres atau kecemasan, dokter

gigi akan menyarankan menemui psikiatri untuk mengatasinya.

2. Adapun perawatan lanjutan jika perawatan non bedah tidak berhasil

mengurangi gejala TMD, sebagai berikut :

a. Perawatan gigi

Page 17: Makalah Ske 4

17

Memperbaiki gigitan dengan menyeimbangkan permukaan gigi.

Caranya bisa dengan mengganti gigi yang hilang atau tanggal,

memperbaiki restorasi atau membuat mahkota tiruan baru.

b. Obat kortikosteroid

Untuk sakit dan peradangan pada sendi, obat kortikosteroid akan

diinjeksikan ke dalam TMJ.

c. Arthrocentesis

Prosedur ini dilakukan dengan jalan menyuntikan cairan ke dalam

TMJ untuk membuang kotoran atau sisa peradangan yang mengganggu

TMJ.

d. Pembedahan

Pembedahan ada dua metode yaitu:

1. Discoplasty merupakan pembedahan untuk membentuk atau

contouring meniscus dari temporomandibular

2. Disectomy merupakan prosedur operasi dimana pusat dari

sebuah intervetebral disc, nukleus pulposus, yang

menyebabkan sakit pada saraf tulang belakang atau radiating

urat akan dihilangkan (dibuang).

Page 18: Makalah Ske 4

18

BAB 3

KONSEP MAPIING

3.1 Mapping

3.2 HipotesaBagian-bagian temporomandibular joint (TMJ) mempengaruhi pergerakan

pada temporomandibular joint (TMJ)

TMJ

Kandilus mandibula

Fossa Mandibula

OtotDiktus artikularis

Ligamen Kapsul

Pergerakan TMJ

Translasi Rotasi

Menutup mulutMembuka mulut

Pergerakan TMJ Terganggu

Kelaianan TMJ

18

Page 19: Makalah Ske 4

19

BAB 4

PEMBAHASAN

Temporomandibular joint (TMJ) adalah poersendian dari kondilus mandibula

denga fossa mandibula dari tulang temporal. Temporomandibular joint (TMJ)

merupakan satu-satunya sendi yang ada di kepala yang bertanggung jawab

terhadap pergerakan membuka dan menutup rahang, mengunyah serta berbicara

(Martono, 2009). Temporomandibular joint (TMJ) terdiri dari beberapa bagian

yaitu kandilus mandibular, fossa mandibular, diktus artikukaris, ligamen, kapsul,

dan juga otot-otot. Kamdilus mandibular terletak dia atas leher ramus mndibula,

berbentuk seperti tabung elips. Bagian kondilus yang berartikulasi dilapisi oleh

jaringan ikat fibroelastik tebal, dan mengandung fibroblas dan kondrosit

(Martono, 2009)

Fossa mandibula merupakan komponen tulang temporal yang berbentuk

konkaf, serta terdapat eian besar eminensia yang berbentuk konveks yang terletak

di anterior fossa mandibula. Diktus artikularis merupakan bagian sendi yang

memisahkan antara kondilus dengan fossa mandibula serta eminensia. Diktus

terdiri dari jaringan pengikat fibrosa yang padat dan seb agian besar struktunya

tidak dilalui oleh pembuluh darah dan saraf. Bagian yang menutup diktus

artikukaris adalah kapsul. Kapsul ini pada bagian atas menempeel pada fossa

mandibular dan eminensia, sedangkan pada bagian bawah menempel pada

kandilus mandibular (Martono, 2009).

Ligamen merupakan jaringan ikat fibrous avaskuler yang kuat. Ada tiga

ligamen yang berkaitan dengan temporomandibular joint (TMJ) yaitu ligamen

temporomandibular yang berjalan miring dari zigoma ke bawah bagian tepi leher

kondilus mandibula, ligamen sphenomandibula yang berbentuk tipis datar terletak

pada media dari sendi temporomandibular, ligamen stilomandibula yang melekat

pada angulus mandibula. Adapun otot-otot dari temporomandibular joint (TMJ)

yang berkontraksi untuk melakukan pergerakan. Otot-otot tersebut adalah otot

maseter yang berfungsi untuk menutup mulut, otot temporalis yang berperan

19

Page 20: Makalah Ske 4

20

dalam gerakan mandibula (rahang bawah) dari sisi yang satu ke sisi yang lain, otot

pterygoideus lateralis yang melakukan gerakaan protrusif, otot pterygoideus

medial yang berfubgsi untuk menutup mulut dan membantu otot pterygoideus

lateralis melakukan gerakan protrusif, dan otot digastrikus yang berperan dalam

gerakan membuka mulut (Martono,2009). Bagian-bagian dari temporomandibular

joint (TMJ) ini menyebabkan terjadinya pergerakan pada sendi mandibula. Ada 2

pergerakan yang terjadi pada sendi temporomandibula yaitu pergerakan rotasi dan

pergerakan translasi. Pergerakan rotasi, dalam sistem mastikasi rotasi terjadi

ketika mulut membuka dan menutup pada titik atau sumbu yang tetap dalam

kondilus. Pada sendi temporomandibular, rotasi terjadi sebagai pergerakan dalam

kavitas inferior sendi.

Dengan demikian rotasi adalah pergerakan anatara permukaan superior

kondilus dengan permukaan inferior dari diskus artikularis. Pergerakan rotasi dari

mandibula dapat terjadi pada tiga bidang yaitu horizontal, frontal, dan sagital.

Pergerakan mandibula di sekitar aksis horizontal adalah pergerakan membuka dan

menutup mulut, pergerakan mandibula di sekitar aksis frontal terjadi ketika satu

kondilus bergerak ke anterior, pergerakan mandibula dalam aksis sagital terjadi

ketika satu kondilus bergerak kea rah inferior.

Pergerakan translasi dapat didefinisikan sebagai pergerakan dimana setiap titik

dari objek yang bergerak secara simultan mempunyai kecepatan dan arah yang

sama (Martono,2009)Pada sistem mastikasi, translasi terjadi ketika mandibula

bergerak maju seperti pada protrusi. Apabila tidak ada kelaian pada sendi

temporomandibular maka pergerakan pada sendi temporomandibular normal,

sebaliknya apabila ada kelainan pada sendi temporomandibular dapat

menyebabkan fungsi dan pergerakan temporomandibular terganggu. Kelainan-

kelinan itu bissa di sebabkan oleh adanya gangguan pada bagian-bagian

temporomandibular joint (TMJ) akibat trauma , dan dapat pula di sebabkan oleh

faktor lain seperti stress emosional.

Page 21: Makalah Ske 4

21

Kelainan-kelaian pada sendi temporomandibular antara lain, pertumbuhan

abnormal (pada tulang dan otot), kelaian letak pada sendi temporomandibular,

dislokasi yaitu pergerseran kandilus ke arah depan dari eminensia artikulare,

ankylosis yaitu keterbatasan dalam membuka mulut. Kelaian ini dapat

menyebabkan fungsi temporomandibular joint (TMJ) terganggu.

Page 22: Makalah Ske 4

22

BAB 5

KESIMPULAN

Bagian-bagian dari temporomandibular joint (TMJ) yaitu, kondilus

mandibula, fossa mandibula, diktus artikularis, ligamen, kapsul,dan otot-otot

(m.maseter, m. temporalis, m. pterygoideus medial, m. pterygoideus lateral,

m.digastrikus) akan menyebabkan pergerakan pada sendi temporomaandibular

joint (TMJ) ini. Otot-otot pada temporomandibular joint (TMJ) akan

menggerakan kondilus mandibula, fossa mandibula, agar terjadinya gerakan

rotasi (membuka dan menutup rahang) dan juga gerakan translasi.

21

Page 23: Makalah Ske 4

23

DAFTAR PUSTAKA

Himawan LS, Kusdhany LS, Ariani N, 2007. Tempromandibular Disorders in

Elderly Patients. Med J Indoness.

Marpaung C, Himawan LS, Roemoso FG, Rahardjo TBW, 2003. Hubungan

Antara Tingkat Keparahan Gangguan Sendi Temporomandibula dan

Perbedaan Karakteristik Bunyi Sendi Temporomandibula. JKGUL.

Martono HH, Pranaka K. Buku Ajar Boedhi Darmono Geriatri. Jakarta:

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009. p.11-23.

Okeson, JP, 2003. Management Of Temporomandibular Disorders and Occlusion.

5th ed. St. Louis: mosby p.93-107

Oswari, E. 2003. Penyakit Dan Penanggulangannya. Cetakan V. Jakarta :

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Pearce, C. Evelyn, 2002. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedic. Jakarta:

penerbit PT Gramedia Pustaka Utama

Sheerwood, L. 2012. Fisiologi Manusia : Dari Sel Ke Sistem. Edisi ke-6. Jakarta :

EGC

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta :

EGC