Upload
anggunulfanurpratiwi
View
68
Download
14
Embed Size (px)
DESCRIPTION
skenario 4
Citation preview
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat berbicara dengan orang lain, dapat
makan dan minum sesuka kita, tertawa melihat yang lucu. Semua itu
merupakan fungsi dari mulut dan struktur penyusunnya. Pada mulut ada sendi
yang berfungsi untuk menggerakan rahang agar dapat membuka dan munutup.
Sendi ini juga memungkinkan kita untuk dapat mngunyah makanan. Sendi
tersebut adalah temporomandibular joint. Temporomandibular joint (TMJ)
merupakan persendian dari kondilus mandibula dengan fossa glenoidalis darei
tulang temporal. Temporomandibular joint juga merupakan satu-satunya sendi
yang adadi kepala yang bertanggung jawab terhadap pergerakan membuka dan
menutup rahang (Martono, 2009).
Adapun bagian-bagian dari sendi ini yaitu kondilus mandibula yang di
lapisi jaringan fibroelastik tebal yang mengandung fibroblas dan kondrosit,
fossa mandibular yang merupakan komponen dari tulang temporal serta
berbentuk konkaf, diktus artikularis merupakan bagian dari sendi yang
memisahkan kondilus dengan fossa serta eminensia, Ligamen yang
merupakan jaringan ikat fibrous yang kuat serta terdiri dari 3 ligamen, kapsul
sendi yang menutup diktus artikularis, serta otot-otot mastikasi
(Martono,2009). Otot-otot inilah yang berperan dalam gerakan dengan cara
kontraksi otot. Kontraksi otot dapat terjadi apabila ada rangsangan yang di
terima oleh sel otot. Sel otot mnerima rangsangan itu dari sel-sel saraf.
Pada temporomandibular joint ada persarafan yang menghubungkan
dengan saraf pusat agar dapat menghasilkan gerakan. Persarafan pada
temporomandibular joint ini memalui N. Trigeminal (saraf ke V dari saraf
kranial). N.trigeminal ini kemudian bercabang lagi dan menghasilkan cabang
sel saraf lain seperti n.aurikulotemporalis,dll (Sheerwood, 2012). Bagian-
1
2
bagaian dari temporomandibular joint, baik itu kandilus mandibula, fossa
mandibula, ligamen, otot-otot, maupun persarafan, semuanya bekerja sama
dan menyebabkan terjadinya gerakan pada sendi temporomandibular.
Pergerakan pada sendi ini dibedakan menjadi dua, yaitu pergerakan rotasi
yang meliputi gerakan membuka dan menutup rahang, dan gerakan kedua
yaitu gerakan translasi (Martono,2009). Apabila adanya kelaian pada bagian-
bagain dari tempromandibular joint, sendi ini tidak dapat menjalankan
pergerakan dengan baik. Kelaianan pada sendi ini misalnya adalah
ketebatasan dalam membuka mulut yang disebut dengan ankylosis, dan lain-
lain.
Oleh karena itu berdasarkan latar belakang di atas penulis akan membuat
makalah dengan judul “ Temporomandibular Joint dan Pergerakannya”
1.2 Rumusan Masalah
Apakah bagian-bagian temporomandibular joint (TMJ) mempengaruhi
pergerakan pada temporomandibular joint (TMJ)
1.3 Tujuan
1. Mengetahui defenisi, dan bagian-bagian dari temporomandibular joint
(TMJ)
2. Mengetahui pergerakan pada temporomandibular joint (TMJ)
3. Mengetahui kelainan, gejala, dan penanganan pada temporomandibular
joint (TMJ)
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Mandibula
Mandibula adalah tulang rahang bawah pada manusia yang berfungsi
sebagai tempat menempelnya gigi geligi. Mandibula berhubungan dengan
basis krani dengan adanya temporomandibular joint dan disangga oleh otot-
otot pengunyah. Mandibula terdiri dari korpus berbenutk tapal kuda dan
sepasang ramus. Korpus mandibula bertemu dengan ramus masing-masing
sisi pada sisi angulus mandibulae (Pearce,2002).
2.1.1 Anatomi Mandibula
Bagian – bagian mandibula, yaitu (Pearce,2002) :
A. Korpus
Korpus juga mempunyai dua permukaan, yaitu :
1) Permukaan eksternus
Permukaan eksternus kasar dan cembung. Pada bagian ini
terdapat suatu linea oblikum yang meluas dari ujung bawah pinggir
anterior ramus menuju ke bawah dan ke muka serta berakhir pada
tuberkumum mentale di dekat garis tengah. Dan terdapat juga foramen
montale yang terletak di atas linea oblikum dan simpisis menti yang
merupakan rigi di garis tengah yang tidak nyata di bagian atas pada
tengah pada tempat persatuan dari kedua belahan foetalis dari korpus
mandibula.
2) Permukaan internus
Permukaan internus agak cekung. Pada permukaan ini terletak
sebuah linea milohyodea, yang meluas oblik dari di bawah gigi molar
ke tiga menuju ke bawah dan ke muka mencapai garis tengah, linea
3
4
milohyodea ini menjadi origo dari muskulus milohyodeus. Linea
milohyoidea membagi fossa sublingualis dari fossa submandibularis.
Korpus mempunyai dua buah pinggir, yaitu :
1) Pinggir atas (alveolaris)
Merupakan lekuk dari gigi geligi tetap. Terdapat delapan lekuk
dari masing – masing belahan mandibula ( dua untuk gigi seri, satu
untuk gigi taring, dua untuk gigi premolar dan tiga untuk gigi molar).
Pada orang tua setelah gigi-gigi tanggal lekuk-lekuk ini tidak tampak
karena atropi tulang yang mengakibatkan berkurangnya lebar corpus
mandibula.
2) Pinggir bawah (basis)
Pinggir ini tebal dan melengkung yang melanjutkan diri ke
posterior dengan pinggir bawah ramus. Sambungan kedua pinggir
bawah ini terletak pada batas gigi molar ke tiga, di tempat ini basis
disilang oleh arteri fasialis. Fossa digastrika yang merupakan
lekukan oval terletak pada masing – masing sisi dari garis tengah.
Merupakan origo dari venter anterior muskulus digastrikus.
Sepanjang seluruh basis dilekatkan lapis dari fasia kolli dan tepat di
atasnya (superfasialis) dilekatkan platisma.
B. Ramus
Ramus terdiri dari dua permukaan, yaitu :
1) Permukaan eksternus (lateralis)
Permukaan ini kasar dan datar. Bagian posterior atas licin yang
berhubungan dengan glandula parotis. Sisa dari permukaan
merupakan insersio dari muskulus masseter.
5
2) Permukaan internus (medialis)
Pada permukaan ini terletak foramen mandibulare yang
merupakan awal dari kanalis mandibularis serta dilalui oleh nervus
dentalis dan pembuluh – pembuluh darahnya.
Pinggir – pinggir pada ramus, yaitu :
1. Pinggir superior, merupakan insisura – insisura tajam dan cekung
mandibularis di antara prosesus – prosesus koronoideus dan prosesus
kondiloideus.
2. Pinggir anterior, melanjutkan diri ke bawah dengan garis oblik.
3. Pinggir posterior, tebal dan alur – alur merupakan permukaan
medialis dari glandula parotis.
4. Pinggir inferior, melanjutkan diri dengan pinggir inferior korpus dan
bersama – sama membentuk basis mandibula
Gambar 1. Mandibula dilihat dari bawah
6
Gambar 2. Mandibuka dilihat dari lateral
Gambar 3. Mandibula di lihat dari depan
2.2 Temporamandibula Joint
2.2.1 Pengertian Temporomandibula Joint
Temporomandibula Joint (TMJ) adalah persendian dari kondilus
mandibula dengan fossa gleinodalis dari tulang temporal.
Temporomandibular merupakan satu-satunya sendi yang ada di kepala yang
7
bertanggung jawab terhadap pergerakan membuka dan menutup rahang,
mengunyah serta berbicara yang letaknya dibawah depan telinga
(Martono,2009).
2.2.2 Bagian-bagian TMJ
Menurut Martono (2009), bagian-bagian dari TMJ adalah kondilus
mandibula, fossa mandibula, diktus artikularis, ligamen, otot dan kapsul
sendi (joint capsule).
1. Kondilus mandibula terletak diatas leher amus mandibula. Pada orang
dewasa bentuk kondilus seperti tabung elips dengan lebar 20mm pada
dimensi mediolateral dan 10mm pada dimensi anterior-posterior.
Kondilus memiliki kapsula sendi, tuberkulum medialis, tuberkulum
lateralis. Bagian kondilus yang berartikulasi dilapisi oleh jaringan
fibroelastik tebal, mengandung fibroblas dan kondrosit
2. Fossa mandibula
Kondilus berartikulasi dengan bagian skuamosa dari tulang
temporal yang berbentuk basis kranium. Komponen tulang temporal
tersebut terdiri dari fossa mandibula yang berbentuk konkaf serta
eminensia artikularis yang berbentuk konveks yang terletak di antero
fossa anterior fossa mandibula
3. Diktus artikularis
Merupakan bagian dari sendi temoromandibular yang
memisahkan kondilus dengan fossa mandibula serta eminensia. Diktus
artikularis terdiri dari jaringan pengikt fibrosa yang padat dan sebagian
besar strukturnya tidak di lalui oleh pembuluh saraf dan darah. Bagian
lateral dan medial diskus artikularis tidak melekat pada kapsul sendi
namun melekat ke kutub medial dan lateral kondilus mandibula.
Perlekatan tersebut menyebabkan diskus artikularis bergerak
mengikuti kondilus mandibula.
4. Ligamen
8
Ligamen merupakan jaringan ikat fibrous a.faskuler yang kuat.
Ada tiga ligamen yang berkaitan dengan TMJ yaitu :
a. Ligamen Temporomandibula : yang berjalan miring dari zigoma ke
bawah ke bagian tepi leher kondilus mandibula
b. Ligamen sphenomandibula : berbentuk tipis datar terletak pada
media dari sendi temporomandibular.
c. Ligamen stilomandibula : berinsesi pada angulus mandibula
5. Kapsul sendi
Kapsul sendi menutupi diktus artikularis. Kapsul ini pada bagian
atas menempel pada fossa glenoidalis dan eminensia artikularis. Pada
bagian bawah menempel pada leher kondilus.
6. Otot
Pergerakan TMJ dilakukan oleh otot-otot mastikasi yang
meliputi:
a. Otot masseter : memiliki origo pada arkus zigomatikum dengan
arah serabut kebawah dan melekat pada ramus mandibula.
Insersionya pada ramus mandibula mulai molar kedua sampai
angulus mandibula. Otot ini berfugsi untuk menutup mulut
b. Otot temporalis : memiliki bentuk seperti kipas yang memenuhi
fossa temporalis. Memiliki origo pada fossa temporalis dan fascia
temporalis sedangkan insersionya pada permukaan anterior
prosesus koronoideus dan di sepanjang ramus mandibula. Otot ini
berfungsi menaikkan mandibula dan menarik atau mendorong
mandibula ke arah posterior. Dengan kata lain otot temporalis
berpartisipasi dalam gerakan mandibula dari sisi ke sisi
c. Otot pterigoideus medial : otot ini berbentuk segi empat dan
memiliki kepala superfisial dan kepala dalam. Fungsi otot ini untuk
menutup mulut dan juga membantu otot pterigoideus lateralis
melakukan gerakan protrusif
d. Otot pterigoideus lateralis : berbentuk segitiga dan memiliki dua
kepala. Ketika otot pterigoidues berkontraksi akan mendorong
9
diktus artikularis dan kondilus mandibula ke depan menuju
tuberkulum artikularis. Dengan demikian fungsi utamanya adalah
melakukan gerak protrusif
e. Otot digastrikus memiliki belly yang dihubungkan oleh tendon
yang melekat pada tulang hyoideus. Tendon diantara kedua belly
melekat pada tulang hyoideus adalah titik insersio masing-masing
belly, karena itu otot ini memiliki fungsi tergantung pada tulang
yang difiksasi yaitu ketika mandibula dalam posisi stabil,
ototdigastrikus menaikkan tulang hyoideus. Ketika hyoidues
difiksasi otot digastrikus membuka mulut dengan menurunkan
mandibula.
2.2.3 Persarafan
Saraf mandibula merupakan cabang terbesar dari N. trigeminal, saraf ini
berjalan dari kepala keluar melalui foramen ovale dan menginervasi regio
mandibula, faring, 2/3 anterior lidah dan regio posterior aurikula. Nervus
mandibularis terbagi atas cabang yang kecil anterior dan cabang yang besar
posterior. Cabang anterior adalah saraf motoris utama. Cabang-cabang dari
bagian anterior N. mandibularis ini adalah N. Maseterikus dan N.
pterigoideus lateralis, N. Temporalis profundi ,N. Bukinatorius. Cabang dari
bagian posterior N. mandibularis adalah N. Aurikulotemporalis , N.
Lingualis , N. alveolaris inferior Nervus ini mengadakan cabang-cabang
saraf lagi (Sherwood,2012).
2.2.4 Pergerakan pada TMJ
Pergerakan mandibula merupakan hal yang kompleks. Hal ini
merupakan gabungan dari rotasi dan translasi yang terjadi secara tiga
dimensi. Untuk dapat mengerti dengan baik kompleksitas pergerakan ini,
perlu kiranya mempelajari pergerakan yang terjadi pada sendi
temporomandibular secara tersendiri. Terjadi dua jenis pergerakan dalam
10
sendi temporomandibular (TMJ). Dua jenis pergerakan ini adalah rotasi dan
translasi (Martono,2009).
a. Pergerakan rotasi
Dalam sistem mastikasi rotasi terjadi ketika mulut membuka dan
menutup pada titik atau sumbu yang tetap dalam kondilus. Dengan kata
lain gigi terpisah dan dapat teroklusi kembali tanpa adanya perubahan
posisi dari kondilus. Pada sendi temporomandibular, rotasi terjadi
sebagai pergerakan dalam kavitas inferior sendi. Dengan demikian
rotasi adalah pergerakan anatara permukaan superior kondilus dengan
permukaan inferior dari diskus artikularis. Pergerakan rotasi dari
mandibula dapat terjadi pada tiga bidang yaitu horizontal, frontal, dan
sagital. Pada setiap bidang hal ini terjadi pada sebuah sumbu yang akan
dijelaskan pada masing-masing pembahasan (Martono,2009).
Aksis horizontal dari rotasi
Pergerakan mandibula di sekitar aksis horizontal adalah pergerakan
membuka dan menutup mulut. Pergerakan ini disebut sebagai hinge
movement dan merupakan satu-satunya yang masih dianggap sebagai
pergerakan rotasi murni.
Gambar 4. Aksis horizontal
Aksis vertikal dari rotasi
Pergerakan mandibula di sekitar aksis frontal terjadi ketika satu
kondilus bergerak ke anterior
11
Gambar 5. Aksis vertikal
Aksis sagital dari rotasi
Pergerakan mandibula dalam aksis sagital terjadi ketika satu kondilus
bergerak kea rah inferior.
Gambar 6. Aksis sagital
b. Pergerakan Translasi
Translasi dapat didefinisikan sebagai pergerakan dimana setiap titik
dari objek yang bergerak secara simultan mempunyai kecepatan dan arah
yang sama. Pada sistem mastikasi, translasi terjadi ketika mandibula
bergerak maju seperti pada protrusi. Baik gigi, kondiulus dan ramus
semuanya bergerak pada arah yang sama ke derajat yang sama.Translasi
terjadi pada kavitas superior dari sendi, di antara permukaan superior
diskus artikularis dan permukaan inferior dari fosa artikularis. (antara
12
kompleks diskus kondilus dan fosa artikularis) Selama pergerakan normal
dari mandibula, baik rotasi dan translasi terjadi secara simultan. Dengan
kata lain, ketika mandibula berotasi pada satu atau lebih aksis, setiap aksis
bertranslasi (berubah orientasinya) (Martono,2009).
Gambar 7. Pergerakan translasi
2.3 kelainan pada TMJ
Kelainan temporomandiblar joint disebut juga dengan disfungsi/penyakit temporomandibular joint . Penanganan terhadap disfungsi atau penyakit temporomandibular joint sangat tergantung dari gambaran klinis dan diagnosis. Terdapat dua kategori umum untuk penanganannya, yaitu: perawatan konservatif dan perawatan bedah. Perawatan konservatif meliputi cara terapi fisik, obat- obatan dan mekanis. Sedangkan penanganan secara bedah ditujukan untuk rekonstruksi, untuk kasus trauma dan patologi tertentu dan untuk kelainan susunan bagian dalam (Marpaung, 2003).
2.3.1 Jenis-Jenis Kelainan pada TMJ
1. Pertumbuhan Abnormal
Gangguan pertumbuhan pada sistem mastikasi dibagi dalam dua
kategori umum menurut jaringan yang terlibat yaitu:
a. Gangguan pada tulang
b. Gangguan pada otot
Gangguan kongenital pada tulang diantaranya agenesis (tidak
tumbuh), hypoplasia (perkembangan yang tidak sempurna),
13
hyperplasia (pertumbuhan yang berlebihan), neoplasia
(pertumbuhan yang tidak terkontrol) (Himawan, 2007).
2. Kelainan letak pada sendi temporomandibular
Disc displacement permukaan posterior dari disc menipis dan
inferior retrodiscal lamina dan lateral distal, lateral ligamen memanjang
maka disc akan bergeser melalui permukaan artikularis kondilus
(Himawan, 2007).
3. Dislokasi
Dislokasi adalah pergerakan kandilus ke arah depan dari eminensia
artikulare. Kelainan ini dapat berupa dislokasi tanpa danya pengurangan
atau reduksi dan dislokasi dengan adanya pengurangan atau reduksi
(Himawan, 2007).
4. Ankylosis
Ankylosis merupakan penyakit yang menyebabkan keterbatasan
pada saat pembukaan mulut. Ankylosis dibagi menjadi dua yaitu:
a. Extracapsular ankylosis
Ankylosis tipe ini melibatkan prossesus koronoid dan otot
temporalis disebabkan oleh pembesaran dari prossesus koronoid,
trauma pada area lengkung zigomatic, infeksi disekitar otot
temporalis
b. Intercapsular ankylosis
Disebut juga penyatuan dari sendi, hal ini dapat menyebabkan
pembukaan pada mandibula berkurang. Ditimbulkan oleh
penyatuan dari kondilus, disk, kompleks fossa, penyatuan tulang
(Himawan, 2007).
5. Trauma atau fraktur
Luka pada bagian TMJ khususnya kondilus disebabkan oleh
mekanisme yang sangat bervariasi. Penyebab dari fraktur misalnya
kecelakaan, kekerasan, kecelakaan saat olahraga, jatuh.
Luka digolongkan kedalam luka pukulan wajah karena tinju,
pemukul baseball. Luka yang kedua ketika seseorang bergrak mengenai
14
benda yang diam. Contoh, ketika seseorang jatuh dan dagu mengenai
aspal (Himawan, 2007).
2.3.2 Gejala pada TMD
Menurut Oswari (2003), terdapat beberapa gejala pada TMD:
1. Nyeri sekitar rahang
2. Nyeri kepala
3. Gangguan pengunyahan
4. Bunyi sendi ketika membuka atau menutup mulut
5. Terbatasnya buka mulut
6. Nyeri otot terutama otot leher dan bahu
7. Nyeri telinga
8. Telinga berdengung
9. Vertigo : sakit kepala
2.3.3 Penyebab Gangguan TMJ
Faktor-faktor etiologi TMJ
1. Trauma
Trauma dapat dibagi menjadi dua :
Macrotrauma : Trauma besar yang tiba-tiba dan mengakibatkan
perubahan struktural, seperti pukulan pada wajah atau kecelakaan.
Microtrauma : Trauma ringan tapi berulang dalam jangka waktu
yang lama, seperti bruxism dan clenching. Kedua hal tersebut dapat
menyebabkan microtrauma pada jaringan yang terlibat seperti gigi,
sendi rahang, atau otot (Okeson,2003).
2. Stress emosional
Keadaan sistemik yang dapat mempengaruhi fungsi pengunyahan
adalah peningkatan stres emosional. Pusat emosi dari otak
mempengaruhi fungsi otot. Hipotalamus, sistem retikula, dan sistem
limbik adalah yang paling bertanggung jawab terhadap tingkat
15
emosional individu. Stres sering memiliki peran yang sangat penting
pada TMD. Stres adalah suatu tipe energi. Bila terjadi stres, energi yang
timbul akan disalurkan ke seluruh tubuh. Pelepasan secara internal
dapat mengakibatkan terjadinya gangguan psikotropik seperti
hipertensi, asma, sakit jantung, dan/atau peningkatan tonus otot kepala
dan leher. Dapat juga terjadi peningkatan aktivitas otot nonfungsional
seperti bruxism atau clenching yang merupakan salah satu etiologi
TMD (Okeson,2003).
3. Deep pain input
Aktivitas parafungsional adalah semua aktivitas di luar fungsi normal (seperti mengunyah, bicara, dan menelan), dan tidak mempunyai tujuan fungsional. Contohnya adalah bruxism, dan kebiasaankebiasaan lain seperti menggigit-gigit kuku, pensil, bibir, mengunyah satu sisi, tongue thrust, dan bertopang dagu. Aktivitas yang paling berat dan sering menimbulkan masalah adalah bruxism, termasuk clenching dan grinding. Bruxism adalah mengerat gigi atau grinding terutama pada malam hari, sedangkan clenching adalah mempertemukan gigi atas dan bawah dengan keras yang dapat dilakukan pada siang ataupun malam hari. Pasien yang melakukan clenching atau grinding pada saat tidur sering melaporkan adanya rasa nyeri pada sendi rahang dan kelelahan pada otot-otot wajah saat bangun tidur (Okeson,2003).
2.3.4 Perawatan pada kelainan TMJ
Perawatan pada kelainan TMJ dapat melalui beberapa cara menurut
Syaifuddin (2006), yaitu:
1.Tanpa bedah
a. Mengubah kebiasaan buruk
Penderita sebaiknya lebih memperhatikan kebiasaan-kebiasaan
sehari-hari. Misalnya kebiasaan menggemertakkan gigi, bruxism, atau
menggigit-gigit sesuatu. Kebiasaan ini harus digantikan dengan
kebiasaan baik seperti membiarkan otot mulut dalam kondisi tenang
16
dengan gigi atas dan bawah tidak terlalu rapat, lidah menyentuh
palatum dan berada tepat di belakang gigi maksila.
b. Mengurangi kelelahan TMJ
Sebaiknya tidak membuka mulut terlalu lebar dalam berbagai
kesempatan. Contohnya jangan tertawa berlebihan.
c. Kompres panas atau dingin
Mengompres kedua sisi wajah baik dengan kompres panas atau
dingin akan membantu relaksasi TMJ.
d. Obat anti inflamasi
Seorang dokter gigi akan menyarankan obat anti inflamasi
nonsteroid lainnya, misalkan ibuprofen. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi inflamasi dan rasa sakit.
e. Biteplate
TMJ mengalami kelainan pada posisi mengunyah, sebuah
biteplate akan diberikan. pasang di gigi untuk menyesuaikan maksila
dengan mandibula. Posisi mengunyah yang benar tentunya akan
membantu mengurangi tekanan di struktur TMJ.
f. Penggunaan night guard
Alat ini berguna untuk mengatasi kebiasaan bruxism di malam
hari.
g. Terapi kognitif
TMJ mengalami gangguan karena stres atau kecemasan, dokter
gigi akan menyarankan menemui psikiatri untuk mengatasinya.
2. Adapun perawatan lanjutan jika perawatan non bedah tidak berhasil
mengurangi gejala TMD, sebagai berikut :
a. Perawatan gigi
17
Memperbaiki gigitan dengan menyeimbangkan permukaan gigi.
Caranya bisa dengan mengganti gigi yang hilang atau tanggal,
memperbaiki restorasi atau membuat mahkota tiruan baru.
b. Obat kortikosteroid
Untuk sakit dan peradangan pada sendi, obat kortikosteroid akan
diinjeksikan ke dalam TMJ.
c. Arthrocentesis
Prosedur ini dilakukan dengan jalan menyuntikan cairan ke dalam
TMJ untuk membuang kotoran atau sisa peradangan yang mengganggu
TMJ.
d. Pembedahan
Pembedahan ada dua metode yaitu:
1. Discoplasty merupakan pembedahan untuk membentuk atau
contouring meniscus dari temporomandibular
2. Disectomy merupakan prosedur operasi dimana pusat dari
sebuah intervetebral disc, nukleus pulposus, yang
menyebabkan sakit pada saraf tulang belakang atau radiating
urat akan dihilangkan (dibuang).
18
BAB 3
KONSEP MAPIING
3.1 Mapping
3.2 HipotesaBagian-bagian temporomandibular joint (TMJ) mempengaruhi pergerakan
pada temporomandibular joint (TMJ)
TMJ
Kandilus mandibula
Fossa Mandibula
OtotDiktus artikularis
Ligamen Kapsul
Pergerakan TMJ
Translasi Rotasi
Menutup mulutMembuka mulut
Pergerakan TMJ Terganggu
Kelaianan TMJ
18
19
BAB 4
PEMBAHASAN
Temporomandibular joint (TMJ) adalah poersendian dari kondilus mandibula
denga fossa mandibula dari tulang temporal. Temporomandibular joint (TMJ)
merupakan satu-satunya sendi yang ada di kepala yang bertanggung jawab
terhadap pergerakan membuka dan menutup rahang, mengunyah serta berbicara
(Martono, 2009). Temporomandibular joint (TMJ) terdiri dari beberapa bagian
yaitu kandilus mandibular, fossa mandibular, diktus artikukaris, ligamen, kapsul,
dan juga otot-otot. Kamdilus mandibular terletak dia atas leher ramus mndibula,
berbentuk seperti tabung elips. Bagian kondilus yang berartikulasi dilapisi oleh
jaringan ikat fibroelastik tebal, dan mengandung fibroblas dan kondrosit
(Martono, 2009)
Fossa mandibula merupakan komponen tulang temporal yang berbentuk
konkaf, serta terdapat eian besar eminensia yang berbentuk konveks yang terletak
di anterior fossa mandibula. Diktus artikularis merupakan bagian sendi yang
memisahkan antara kondilus dengan fossa mandibula serta eminensia. Diktus
terdiri dari jaringan pengikat fibrosa yang padat dan seb agian besar struktunya
tidak dilalui oleh pembuluh darah dan saraf. Bagian yang menutup diktus
artikukaris adalah kapsul. Kapsul ini pada bagian atas menempeel pada fossa
mandibular dan eminensia, sedangkan pada bagian bawah menempel pada
kandilus mandibular (Martono, 2009).
Ligamen merupakan jaringan ikat fibrous avaskuler yang kuat. Ada tiga
ligamen yang berkaitan dengan temporomandibular joint (TMJ) yaitu ligamen
temporomandibular yang berjalan miring dari zigoma ke bawah bagian tepi leher
kondilus mandibula, ligamen sphenomandibula yang berbentuk tipis datar terletak
pada media dari sendi temporomandibular, ligamen stilomandibula yang melekat
pada angulus mandibula. Adapun otot-otot dari temporomandibular joint (TMJ)
yang berkontraksi untuk melakukan pergerakan. Otot-otot tersebut adalah otot
maseter yang berfungsi untuk menutup mulut, otot temporalis yang berperan
19
20
dalam gerakan mandibula (rahang bawah) dari sisi yang satu ke sisi yang lain, otot
pterygoideus lateralis yang melakukan gerakaan protrusif, otot pterygoideus
medial yang berfubgsi untuk menutup mulut dan membantu otot pterygoideus
lateralis melakukan gerakan protrusif, dan otot digastrikus yang berperan dalam
gerakan membuka mulut (Martono,2009). Bagian-bagian dari temporomandibular
joint (TMJ) ini menyebabkan terjadinya pergerakan pada sendi mandibula. Ada 2
pergerakan yang terjadi pada sendi temporomandibula yaitu pergerakan rotasi dan
pergerakan translasi. Pergerakan rotasi, dalam sistem mastikasi rotasi terjadi
ketika mulut membuka dan menutup pada titik atau sumbu yang tetap dalam
kondilus. Pada sendi temporomandibular, rotasi terjadi sebagai pergerakan dalam
kavitas inferior sendi.
Dengan demikian rotasi adalah pergerakan anatara permukaan superior
kondilus dengan permukaan inferior dari diskus artikularis. Pergerakan rotasi dari
mandibula dapat terjadi pada tiga bidang yaitu horizontal, frontal, dan sagital.
Pergerakan mandibula di sekitar aksis horizontal adalah pergerakan membuka dan
menutup mulut, pergerakan mandibula di sekitar aksis frontal terjadi ketika satu
kondilus bergerak ke anterior, pergerakan mandibula dalam aksis sagital terjadi
ketika satu kondilus bergerak kea rah inferior.
Pergerakan translasi dapat didefinisikan sebagai pergerakan dimana setiap titik
dari objek yang bergerak secara simultan mempunyai kecepatan dan arah yang
sama (Martono,2009)Pada sistem mastikasi, translasi terjadi ketika mandibula
bergerak maju seperti pada protrusi. Apabila tidak ada kelaian pada sendi
temporomandibular maka pergerakan pada sendi temporomandibular normal,
sebaliknya apabila ada kelainan pada sendi temporomandibular dapat
menyebabkan fungsi dan pergerakan temporomandibular terganggu. Kelainan-
kelinan itu bissa di sebabkan oleh adanya gangguan pada bagian-bagian
temporomandibular joint (TMJ) akibat trauma , dan dapat pula di sebabkan oleh
faktor lain seperti stress emosional.
21
Kelainan-kelaian pada sendi temporomandibular antara lain, pertumbuhan
abnormal (pada tulang dan otot), kelaian letak pada sendi temporomandibular,
dislokasi yaitu pergerseran kandilus ke arah depan dari eminensia artikulare,
ankylosis yaitu keterbatasan dalam membuka mulut. Kelaian ini dapat
menyebabkan fungsi temporomandibular joint (TMJ) terganggu.
22
BAB 5
KESIMPULAN
Bagian-bagian dari temporomandibular joint (TMJ) yaitu, kondilus
mandibula, fossa mandibula, diktus artikularis, ligamen, kapsul,dan otot-otot
(m.maseter, m. temporalis, m. pterygoideus medial, m. pterygoideus lateral,
m.digastrikus) akan menyebabkan pergerakan pada sendi temporomaandibular
joint (TMJ) ini. Otot-otot pada temporomandibular joint (TMJ) akan
menggerakan kondilus mandibula, fossa mandibula, agar terjadinya gerakan
rotasi (membuka dan menutup rahang) dan juga gerakan translasi.
21
23
DAFTAR PUSTAKA
Himawan LS, Kusdhany LS, Ariani N, 2007. Tempromandibular Disorders in
Elderly Patients. Med J Indoness.
Marpaung C, Himawan LS, Roemoso FG, Rahardjo TBW, 2003. Hubungan
Antara Tingkat Keparahan Gangguan Sendi Temporomandibula dan
Perbedaan Karakteristik Bunyi Sendi Temporomandibula. JKGUL.
Martono HH, Pranaka K. Buku Ajar Boedhi Darmono Geriatri. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009. p.11-23.
Okeson, JP, 2003. Management Of Temporomandibular Disorders and Occlusion.
5th ed. St. Louis: mosby p.93-107
Oswari, E. 2003. Penyakit Dan Penanggulangannya. Cetakan V. Jakarta :
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Pearce, C. Evelyn, 2002. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedic. Jakarta:
penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Sheerwood, L. 2012. Fisiologi Manusia : Dari Sel Ke Sistem. Edisi ke-6. Jakarta :
EGC
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta :
EGC