30

Click here to load reader

Makalah tentang Fraud

Embed Size (px)

DESCRIPTION

prevention fraud

Citation preview

Page 1: Makalah tentang Fraud

BAB 3

MEMERANGI KECURANGAN :

SEBUAH GAMBARAN UMUM

Setelah mempelajari bab ini anda seharusnya mampu untuk :

1. Memahami pentingnya pencegahan kecurangan

2. memahami pentingnya studi awal pendeteksian kecurangan

3. Membedakan antara pendekatan berbeda terhadap investigasi

kecurangan

4. Memilih antara aksi legal berbeda yang dapat diambil ketika

kecurangan terjadi

Pencegahan Kecurangan

Pencegahan kecurangan adalah cara paling efektif biaya untuk

mengurangi kerugian dari kecurangan. Ketika kecurangan telah dilakukan,

maka tidak ada pemenang. Pelaku kalah – mereka akan mengalami

konsekuensi legal dan hinaan. Mereka harus melakukan pembayaran ganti

rugi dan pajak, dan mereka menghadapi pinalti keuangan dan konsekuensi

lainnya. Korban kalah – asetnya dicuri dan mereka sekarang harus

membayar fee legal, kehilangan waktu, publisitas negatif, dan konsekuensi

berlawanan lainnya. Organisasi dan individual yang memasang tindakan

pencegahan kecurangan proaktif menemukan bahwa tindakan tersebut

menghasilkan deviden besar. Karena investigasi kecurangan mungkin

sangat mahal, maka pencegahan adalah hal penting.

Seperti dicatat dalam bab 2, orang-orang melakukan kecurangan

karena tiga faktor : (1) tekanan yang dirasakan, (2) kesempatan yang

dirasakan dan (3) beberapa cara untuk merasionalkan kecurangan sebagai

sesuatu yang dapat diterima. Kami kemudian menyampaikan skala yang

menunjukkan bahwa faktor-faktor ini berbeda dalam intensitasnya dari

contoh ke contoh. Ketika tekanan dan kesempatan yang dirasakan adalah

tinggi, maka orang tersebut membutuhkan sedikit rasionalisasi untuk

melakukan kecurangan. Ketika tekanan dan kesempatan yang dirasakan

Page 2: Makalah tentang Fraud

adalah rendah, seseorang membutuhkan lebih banyak rasionalisasi.

Sayangnya, kadang-kadang tekanan dan/atau kemampuan rasionalisasi

sangat tinggi sehingga tidak masalah seberapa keras perusahaan mencegah

kecurangan, pencurian masih terjadi. Sesungguhnya kecurangan seringkali

tidak mungkin untuk dicegah, khususnya secara efektif biaya. Yang dapat

diharapkan perusahaan adalah meminimkan biaya kecurangan.

Organisasi tertentu mempunyai level kecurangan pegawai secara

signifikan lebih tinggi dan lebih rentan terhadap pelaporan keuangan

curang. Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa hampir seluruh

organisasi mempunyai satu tipe kecurangan ataupun tipe lainnya. Hanya

organisasi yang secara hati-hati mengkaji resiko kecurangan dan melakukan

langkah-langkah proaktif untuk menciptakan bentuk lingkungan yang benar

akan mampu mencegah kecurangan.

Pencegahan kecurangan meliputi dua aktivitas fundamental: (1)

menciptakan dan mempertahankan budaya kejujuran dan integritas, dan (2)

menilai resiko kecurangan dan mengembangkan respon kongkrit untuk

meminimkan resiko dan mengeliminasi kesempatan.

Menciptakan Budaya Kejujuran Dan Integritas

Terdapat beberapa cara untuk menciptakan sebuah budaya : (1)

menegaskan bahwa manajemen puncak menjadi model perilaku yang tepat.

(2) Mengangkat bentuk pegawai yang benar. (3) mengkomunikasikan

pengharapan di seluruh organisasi dan meminta konfirmasi tertulis periodik

tentang penerimaan pengharapan tersebut. (4) Menciptakan lingkungan

kerja positif. Dan (5) mengembangkan dan mempertahankan kebijakan-

kebijakan efektif untuk menghukum pelaku ketika terjadi kecurangan.

Penelitian dalam pengembangan moral secara kuat menunjukkan

bahwa kejujuran diperkuat ketika contoh yang benar diberikan – kadang-

kadang disebut sebagai ‘nana di puncak’. Manajemen tidak dapat bertindak

dalam satu cara dan mengharapkan lainnya dalam organisasi untuk

berperilaku secara berbeda. manajemen harus memperkuat aksinya di mana

perilaku tidak jujur, dipertanyakan atau tidak etis tidak akan ditoleransi.

Page 3: Makalah tentang Fraud

Elemen kedua adalah mengangkat pegawai yang benar. Orang-orang tidak

sama-sama jujur atau mereka tidak menggunakan kode etik pribadi yang

sama-sama berkembang dengan baik. Sesungguhnya, penelitian

menunjukkan bahwa banyak orang-orang, ketika dihadapkan dengan

tekanan dan kesempatan signifikan, akan berperilaku secara tidak jujur

daripada menghadapi konsekuensi negatif dari perilaku jujur (contohnya

kehilangan reputasi atau penghargaan diri, kegagalan untuk memenuhi

kuota atau pengharapan, exposure kinerja yang tidak memadai,

ketidakmampuan untuk membayar hutang dan sebagainya). Jika sebuah

organisasi berhasil dalam mencegah kecurangan, seharusnya mempunyai

kebijakan-kebijakan pengangkatan efektif yang membedakan antara

individual sangat etis dan tidak terlalu etis, khususnya ketika mereka

direkrut untuk posisi resiko tinggi. Prosedur pengangkatan proaktif meliputi

sesuatu seperti melakukan investigasi latar belakang tentang pegawai

prospektif, melalui pemeriksaan referensi dan mempelajari bagaimana untuk

menginterpretasikan respon untuk menyelidiki tentang kandidat, dan

menguji atribut kejujuran dan lainnya.

Elemen penting ketiga – mengkomunikasikan pengharapan –

meliputi (1) mengidentifikasi nilai dan etika yang tepat, (2) pelatihan

kesadaran kecurangan yang membantu pegawai memahami problem

potensial yang mereka hadapi dan bagaimana memecahkan atau

melaporkannya, dan (3) mengkomunikasikan hukuman konsisten kepada

pelanggar. Agar kode perilaku efektif, mereka harus ditulis dan

dikomunikasikan kepada pegawai, vendor, dan konsumen. Mereka juga

harus dikembangkan berdasarkan kebutuhan pegawai dan manajemen

mereka sendiri. Meminta pegawai untuk mengkonfirmasi dalam tulisan

bahwa mereka memahami pengharapan organisasi akan menciptakan

budaya kejujuran. Sesungguhnya, banyak organisasi menemukan bahwa

konfirmasi tertulis tahunan sangat efektif dalam mencegah dan mendeteksi

kecurangan sebelum mereka menjadi besar. Hukuman terhadap kecurangan

harus dikomunikasikan secara jelas oleh manajemen puncak ke seluruh

organisasi. Contoh, pernyataan kuat dari tindakan tidak jujur tidak akan

Page 4: Makalah tentang Fraud

ditoleransi dan pelanggar akan dipecat dan dituntut berdasarkan hukum

yang berlaku akan membantu mencegah kecurangan.

Elemen keempat dalam menciptakan budaya yang mengendalikan

kejujuran melibatkan mengembangkan lingkungan kerja yang positif.

Penelitian menunjukkan bahwa kecurangan terjadi tidak terlalu sering ketika

pegawai mempunyai rasa memiliki organisasi dibandingkan ketika mereka

melakukan disalahgunakan, diancam, atau diabaikan. Faktor-faktor yang

berhubungan dengan level kecurangan tinggi karena kurangnya lingkungan

kerja positif adalah sebagai berikut:

1. Manajemen puncak tidak peduli atau perhatian terhadap perilaku

yang tepat

2. umpan balik negatif dan kurangnya pengakuan terhadap kinerja

kerja

3. ketidakadilan yang dirasakan dalam organisasi

4. manajemen otokratis bukannya partisipatif

5. loyalitas organisasional rendah

6. pengharapan anggaran tidak masuk akal

7. bayaran sangat rendah

8. kesempatan pelatihan dan promosi buruk

9. absenteeism atau turnover tinggi

10. kurangnya tanggung jawab organisasional yang jelas

11. Praktek komunikasi buruk di dalam organisasi.

Elemen penting terakhir adalah kebijakan-kebijakan organisasi untuk

menangani kecurangan ketika terjadi. Tidak masalah seberapa baik

mengembangkan budaya kejujuran dan integritas dalam organisasi, masih

memungkinkan terjadi beberapa kecurangan. Bagaimanakah organisasi

bereaksi terhadap kecurangan mengirim sinyal kuat yang mempengaruhi

tingkat kecurangan terjadi di masa yang akan datang. Sebuah kebijakan

efektif untuk menangani kecurangan memastikan bahwa fakta diselidiki

secara mendalam, perusahaan dan tindakan konsisten diberikan kepada

pelaku, resiko dan kontrol dinilai dan diperbaiki, dan komunikasi dan

pelatihan dilakukan secara berkesinambungan.

Page 5: Makalah tentang Fraud

Menilai Dan Mengurangi Resiko Kecurangan

Tidak ada kecurangan yang dilakukan oleh manajemen puncak demi

kepentingan organisasi atau kecurangan yang dilakukan terhadap organisasi

akan terjadi tanpa adanya kesempatan, sebagaimana ditunjukkan oleh bab 2.

Organisasi dapat mengeliminasi kesempatan dengan (1) secara akurat

mengidentifikasi sumber-sumber dan mengukur resiko (2)

mengimplementasikan kontrol Detektif dan prefentif yang tepat, (3)

menciptakan penyebaran pemantauan oleh pegawai, dan (4) memasang

pemeriksaan independen, termasuk fungsi-fungsi audit efektif.

Mengidentifikasi sumber-sumber dan mengukur resiko berarti

bahwa organisasi membutuhkan sebuah proses di mana mendefinisikan area

dengan resiko terbesar dan mengevaluasi dan menguji kontrol yang

meminimkan resiko tersebut. Dalam mengidentifikasi resiko, organisasi

harus mempertimbangkan karakteristik organisasional, industri dan negara

spesifik yang mendorong dan menghalangi kecurangan.

Resiko yang melekat dalam lingkungan organisasi dapat dialamatkan

dengan sistem kontrol yang tepat. Ketika resiko telah dinilai, maka

organisasi dapat mengidentifikasi proses, kontrol dan prosedur lainnya yang

dapat meminimkan resiko. Sistem internal yang tepat meliputi lingkungan

kontrol yang berkembang dengan baik, sistem akuntansi yang efektif dan

prosedur kontrol yang tepat.

Penelitian telah menunjukkan bahwa pegawai dan manajer – bukan

auditor – mendeteksi sebagian besar kecurangan. Oleh karena itu, pegawai

dan manajer harus diajarkan bagaimana untuk mengawasi dan mengenali

kecurangan. Untuk melibatkan pegawai dalam seluruh proses pemantauan

penting, sediakan protocol untuk komunikasi. Protocol tersebut menjelaskan

detail siapa pegawai yang harus melaporkan kecurigaan kecurangan dan

apakah bentuk komunikasi yang harus dilakukan. Protocol tersebut harus

rahasia dan menekankan bahwa retribusi tidak akan ditoleransi. Organisasi

yang serius terhadap Pencegahan kecurangan harus mempermudah pegawai

dan manajer untuk maju dan harus mengganjar (tidak menghukum) untuk

melakukan itu.

Page 6: Makalah tentang Fraud

Pendeteksian Kecurangan

Ketika kecurangan dilakukan oleh pemilik organisasi kecil, yang

melakukan akuntansi sendiri, seperti pada kasus ini, maka kecurangan tidak

dapat dicegah. Jika pemilik melakukan kecurangan, tidak ada orang lain

yang dapat menghentikannya. Tetapi, penekanan dalam situasi ini pada

pendeteksian kecurangan.

Karena sebagian besar kecurangan naik secara dramatis seiring

waktu, sangat penting bahwa kecurangan, ketika terjadi, dideteksi lebih

awal. Pendeteksian melibatkan langkah-langkah dan aksi yang digunakan

untuk mengungkap kecurangan. Ini tidak memasukkan investigasi yang

dilakukan untuk menentukan motif, seberapa besar, metode penggelapan,

atau elemen-elemen pencurian lainnya. Seperti yang akan anda temukan

dalam bab selanjutnya, kecurangan berbeda dengan kejahatan lain di mana

kejadian kejahatan dapat dikenali secara mudah. Karena kecurangan jarang

jelas, satu tugas yang paling sulit adalah menentukan apakah ini benar-benar

terjadi.

Pendeteksian biasanya dimulai ketika pegawai, manajer atau korban

melihat ‘bendera merah’, symptom seperti gangguan dalam trend angka,

atau aset hilang yang menunjukkan sesuatu mencurigakan. Sayangnya,

bendera merah tidak selalu berarti kecurangan telah terjadi. Terdapat dua

cara utama untuk mendeteksi kecurangan : (1) menurut kesempatan dan (2)

secara proaktif mencari dan mendorong pengenalian symptom awal. Di

masa lalu, sebagian besar kecurangan dideteksi karena kecelakaan.

Sayangnya, pada saat pendeteksian kecurangan terjadi, kecurangan sudah

terjadi ketika um kerugian cukup besar. Dalam sebagian besar kasus,

individual dalam organisasi korban kecurangan curiga bahwa kecurangan

terjadi tetapi tidak sampai diangkat karena mereka tidak yakin, tidak ingin

secara salah menuduh seseorang, tidak tahu bagaimana melaporkan

kecurangan, dan ketakutan dijuluki whistleblower (pengadu).

Baru-baru ini, organisasi telah mengimplementasikan sejumlah

inisiatif untuk lebih baik dalam mendeteksi kecurangan. Barangkali inisiatif

pendeteksian paling umum adalah mengetahui hotline di mana pegawai,

Page 7: Makalah tentang Fraud

rekan kerja, dan orang lain dapat menelepon secara anonim. Beberapa

hotline dipertahankan di dalam perusahaan, dan lainnya outsoured kepada

organisasi independen. (Asosiasi pemeriksa kecurangan bersertifikat

misalnya, memberikan pelayanan hotline berbasis fee). Organisasi yang

memasang hotline sekarang mendeteksi banyak kecurangan yang

sebelumnya tidak terdeteksi, tetapi juga membayar harga dalam melakukan

itu. Tidak mengejutkan, banyak panggilan tidak melibatkan kecurangan.

Beberapa adalah olok-olok, beberapa dimotivasi oleh dendam, marah, atau

keinginan untuk membahayakan organisasi atau individual; dan beberapa

bendera merah masuk akal yang disebabkan oleh faktor-faktor selain

kecurangan.

Kecuali untuk hotline, organisasi baru-baru ini telah melakukan

usaha pendeteksian proaktif serius. Kemajuan dalam teknologi sekarang

memungkinkan organisasi menganalisis dan menggali database untuk

mencari bendera merah. Bank misalnya, menggunakan software yang

mengidentifikasi kecurigaan kiting. Program ini mengarahkan perhatian

bank terhadap konsumen yang mempunyai volume transaksi tinggi dalam

periode waktu pendek. Perusahaan asuransi menggunakan program ini

untuk mengkaji klaim di dalam periode singkat setelah pembelian asuransi.

Beberapa program secara sistematis mengidentifikasi bentuk kecurangan

yang mungkin terjadi dengan mengkatalogkan bermacam-macam symptom

yang dihasilkan kecurangan, dan kemudian membangun query real time ke

dalam sistem komputer untuk mencari symptom ini. Penelitian pendeteksian

kecurangan, sebagian besar teknik pencarian dengan menggunakan

komputer, sekarang dilakukan oleh akademisi dan penyelidik lain.

Seseorang yang benar-benar serius tertarik dalam memahami dan melawan

kecurangan harus mengikuti penelitian ini.

Investigasi Kecurangan

Setidaknya ada tiga alasan mengapa auditor harus menentukan

apakah klien overstate revenue. Pertama, pemegang saham perusahaan akan

menghadapi kerugian signifikan. Kedua kegagalan auditor untuk

Page 8: Makalah tentang Fraud

mengungkap overstatement dapat mengarahkan mereka kepada aksi legal

(dan konsekuensi menghasilkan kerugian). Terakhir, dan barangkali yang

terpenting, sebuah overstatement terhadap revenue mengekspos integritas

manajemen kepada keraguan serius bahwa perusahaan menjadi ‘tidak dapat

diaudit’.

Kedua situasi tersebut menciptakan ‘predikasi kecurangan’.

Predikasi merujuk pada lingkungan yang, bila digunakan secara

keseluruhan, akan menghasilkan profesional hati-hati, profesional, percaya

sebuah kecurangan sudah terjadi, sedang terjadi atau akan terjadi.

Investigasi kecurangan harus tidak dilakukan tanpa predikasi. Sebuah

dugaan kecurangan terhadap pihak lain tidak perlu, tetapi harus ada dasar

yang memadai memperhatikan bahwa kecurangan sedang terjadi. Ketika

predikasi muncul, dalam kasus ini, investigasi biasanya dilakukan untuk

menentukan apakah kecurangan terjadi ataukah tidak, sebagaimana halnya

siapa, mengapa, bagaimana, kapan dan di mana elemen-elemen kecurangan

terjadi. Tujuan dari investigasi adalah menemukan kebenaran – menentukan

apakah symptom benar-benar menampilkan kecurangan atau apakah mereka

menampilkan kesalahan tidak disengaja atau faktor-faktor lain. Investigasi

kecurangan adalah sebuah masalah yang kompleks dan sangat sensitif. Jika

investigasi awal dilakukan, reputasi individual tidak bersalah bisa tercoreng,

pihak-pihak yang salah tidak terdeteksi dan bebas mengulangi aksinya, dan

entitas yang dilanggar mungkin tidak mempunyai informasi untuk

digunakan dalam mencegah dan mendeteksi insiden serupa atau

memulihkan kerugian.

Pendekatan Terhadap Investigasi Kecurangan

Investigasi harus dengan persetujuan manajemen. Karena mereka

mungkin agak mahal, investigasi harus dilakukan hanya ketika tidak alasan

untuk percaya bahwa kecurangan sudah terjadi (ketika predikasi muncul).

Pendekatan investigasi berbeda-beda, walaupun sebagian besar penyelidik

menggunakan wawancara.

Page 9: Makalah tentang Fraud

Investigasi kecurangan dapat diklasifikasikan menurut tipe bukti

yang dihasilkan atau elemen-elemen kecurangan. Empat tipe bukti yang

dikumpulkan dalam investigasi kecurangan adalah sebagai berikut:

1. Bukti Testimonial, di mana dikumpulkan dari individual.

Teknik investigasi khusus yang digunakan untuk mengumpulkan

bukti testimoni adalah wawancara, interogasi, dan pengujian

kejujuran.

2. Bukti dokumenter, di mana dikumpulkan dari paper, komputer,

dan sumber tertulis atau tercetak lainnya. Beberapa ekonomi

yang paling umum untuk mengumpulkan bukti ii meliputi

pengkajian dokumen, pencarian catatan publik, audit, pencarian

komputer, perhitungan kekayaan bersih, dan analisis pernyataan

keuangan.

3. Bukti fisik meliputi sidik jari, bekas ban, senjata, kekayaan yang

dicuri, identifikasi angka atau tanda dari obyek yang dicuri, dan

bukti nampak lain yang dapat dihubungkan dengan aksi.

Pengumpulan bukti fisik seringkali melibatkan analisis forensik

oleh ahli.

4. Observasi pribadi melibatkan bukti yang dikumpulkan oleh

penyelidik itu sendiri, termasuk invigilasi, pengawasan, operasi

terbuka, dan lain-lain.

Banyak profesional lain merujuk kepada mengklasifikasikan

pendekatan penyelidikan yang tepat didasarkan pada tiga elemen

kecurangan, sebagaimana ditunjukkan oleh segitiga pada halaman

selanjutnya.

Investigasi pencurian melibatkan usaha untuk menangkap pelaku

dalam aksinya dan usaha pengumpulan informasi. Investigasi

penyembunyian berfokus kepada pencatatan, dokumen, program komputer

dan server, dan tempat lain di mana pelaku mungkin mencoba

menyembunyikan kekurangannya. Investigasi konversi melibatkan

pencarian cara di mana pelaku telah membelanjakan aset yang dicuri.

Sebuah teknik investigasi keempat melibatkan teknik investigative, metode

Page 10: Makalah tentang Fraud

penyelidikan, memperhatikan seluruh pendekatan ketika diaplikasikan pada

seluruh elemen-elemen ini. demikian, pendekatan untuk mengklasifikasikan

teknik penyelidikan disebut dengan segitiga kecurangan plus pendekatan

penyelidikan.

Melakukan Investigasi Kecurangan

Anda harus mengingat bahwa investigasi kecurangan adalah

pengalaman traumatis bagi setiap orang yang terlibat, termasuk pelaku.

Seperti disampaikan sebelumnya, sebagian besar pelaku adalah pelaku

pertama kali yang mempunyai reputasi bagus di tempat kerja, dalam

masyarakat, keluarga dan gereja. Kadang-kadang, mengakui bahwa mereka

diselidiki untuk kecurangan atau melakukan kecurangan lebih menakutkan

bagi mereka. Perhatikan berita kematian berikut.

Mempertahankan etika tinggi dalam melakukan investigasi juga

penting. setidaknya, investigasi kecurangan harus dilakukan sebagai berikut:

1. Mereka harus dilakukan hanya untuk ‘membangun kebenaran

terhadap masalah yang dipertanyakan.

2. Individual yang melakukan investigasi harus berpengalaman dan

obyektif. Jika individual tersebut tidak bekerja secara hati-hati

untuk memilih kata-kata guna menjelaskan insiden atau tidak

mempertahankan perspektif netral, obyektivitas mereka segera

menjadi kecurigaan di mata manajemen dan pegawai.

Investigator harus tidak pernah langsung melompat ke

kesimpulan.

3. Beberapa hipotesis investigator tentang apakah seseorang

melakukan kecurangan atau tidak harus dilindungi secara tepat

ketika membahas kemajuan investigasi d orang lain. Walaupun

investigator bagus seringkali membentuk opini awal atau kesan,

mereka harus secara obyektif menilai setiap bagian informasi

didasarkan pada fakta yang diketahui dan bukti harus selalu

dirahasiakan dalam investigasi.

Page 11: Makalah tentang Fraud

4. investigator harus memastikan bahwa mereka yang perlu tahu

(contohnya manajemen) diberitahukan aktivitas-aktivitas

investigasi dan setuju terhadap teknik dan investigasi yang

dilakukan.

5. investigator yang baik harus memastikan bahwa seluruh

informasi yang dikumpulkan selama penyelidikan diperkuat

secara independen dan ditentukan secara faktual benar.

Kegagalan untuk memperkuat bukti adalah kesalahan umum dari

investigasi tidak berpengalaman.

6. investigasi harus berhati-hati untuk menghindari teknik

penyelidikan yang meragukan. Investigator berpengalaman

memastikan bahwa teknik yang digunakan secara ilmiah dan

legal kuat dan wajar. Kedalaman dan keuletan adalah teknik yang

tidak diragukan lagi untuk menghasilkan kesimpulan sukses.

7. investigator harus melaporkan seluruh fakta secara adil dan

obyektif. Komunikasi melalui bentuk investigasi, dari tahap awal

sampai laporan akhir, harus dikontrol secara hati-hati untuk

menghindari opini dan fakta tak jelas. komunikasi, termasuk

laporan penyelidikan, harus tidak hanya memasukkan informasi

yang diperoleh untuk menunjukkan kesalahan, tetapi juga

memasukkan fakta dan informasi yang mungkin membebaskan

dari tuduhan. Kelalaian dan kegagalan untuk

mendokumentasikan informasi adalah cacat investigative yang

serius, dengan potensial konsekuensi serius.

Aksi Legal

Satu keputusan utama dari perusahaan, stakeholder dan lainnya

harus ditentukan ketika kecurangan sudah diketahui dan apa tindakan

selanjutnya yang harus diambil. mengapa kecurangan terjadi harus selalu

ditentukan, dan kontrol atau tindakan lainnya untuk mencegah atau

menghalangi kejadian ulang harus diimplementasikan. Pertanyaan yang

Page 12: Makalah tentang Fraud

seringkali menyulitkan dan lebih besar yang harus dialamatkan adalah

apakah tindakan legal yang harus dilakukan dengan melihat pada pelakunya.

Sebagian besar organisasi dan korban kecurangan lainnya biasanya

membuat satu dari tiga pilihan berikut : (1) tidak melakukan tindakan legal,

(2) melakukan pemulihan perdata dan/atau (3) melakukan tindakan pidana

terhadap pelaku, di mana kadang-kadang dilakukan untuk mereka oleh

agensi-agensi penegak hukum. walaupun kita mengalamatkan hukum

perdata dan pidana di bab 1, dan akan berfokus pada aksi legal dalam bab

mendatang, tepat menjelaskan secara singkat di sini review pro dan kontra

masing-masing dari alternatif tersebut.

Aksi Perdata

Sebagaimana ditunjukkan oleh bab 1, tujuan dari aksi perdata adalah

mengembalikan uang atau aset lainnya dari pelaku dan lainnya yang

berhubungan dengan kecurangan. Aksi perdata jarang dalam kasus

kecurangan pegawai (karena pelaku biasanya sudah menggunakan uang),

tetapi lebih umum ketika kecurangan melibatkan organisasi lain. vendor

yang menyuap pegawai perusahaan seringkali menjadi target aksi perdata

oleh perusahaan korban, khususnya jika kerugian tinggi. Dengan cara yang

sama, stakeholder dan kreditor yang menderita kerugian dari kecurangan

manajemen hampir selalu menuntut bukan saja pelaku, tetapi biasanya

auditor dan lainnya yang berhubungan dengan perusahaan. pengacara

penuntut biasanya lebih dari sekedar mau untuk mewakili pemegang saham

dalam class action, tuntutan hukum dengan fee kontingen.

Aksi Pidana

Aksi pidana hanya dapat dilakukan oleh agensi-agensi perundang-

undangan atau penegakan hukum. organisasi yang memutuskan untuk

melakukan aksi pidana terhadap pelaku harus bekerja dengan agensi-agensi

federal negara bagian atau lokal untuk membuang pegawai mereka atau

pelaku lainnya dituntut. Pelaku mungkin diminta untuk masuk e dalam

perjanjian restitusi untuk membayar kembali uang yang dicuri untuk periode

Page 13: Makalah tentang Fraud

waktu tertentu. Pinalti pidana yang dilakukan untuk kecurangan menjadi

semakin umum. Eksekutif corporate yang melakukan kecurangan seringkali

diberi vonis 10 tahun dan diperintahkan untuk membayar denda sama

dengan jumlah yang digelapkan. Namun demikian jauh lebih sulit

melakukan dakwaan pidana daripada mendapatkan keputusan dalam kasus

perdata. Sementara hanya jumlah bukti lebih besar (lebih dari 50%)

dibutuhkan untuk memenangkan kasus perdata, dakwaan hanya akan sukses

jika terdapat bukti ‘di luar keraguan yang masuk akal; bahwa pelaku ‘secara

sengaja’ mencuri uang atau aset lain.

Page 14: Makalah tentang Fraud

BAB 4

PREVENTING FRAUD

Pendahuluan

Margaret bekerja di suatu bank, selama hampir 30 tahun Margaret

telah menjadi pegawai yang jujur dan terpercaya. Selama 3 tahun sebelum

masuk masa pensiun Margaret melakukan penggelapan (fraud) uang

perusahaan dengan jumlah lebih dari $600.000. Tindakan penggelapan ini

baru diketahui setelah Margaret pensiun.

Ketika kasus ini diketahui publik perusahaan atau bank tempat

Margaret dulu bekerja menerima dampak dari penggelapan yang dilakukan

Margaret. Banyak nasabah bank tersebut pindah ke bank lain dan hilang

rasa kepercayaan nasabah ke bank tersebut, kepercayaan pegawai terhadap

perusahaan juga mulai menurun, dan akibat kasus ini perusahaan harus

diperiksa oleh pihak yang berwajib. Dan untuk Margaret, rumah dan aset

yang dimiliki olehnya disita, bahkan dana pensiunan yang dimiliki oleh

suaminya yang tidak ikut terlibat disita untuk menutupi kerugian yang

disebabkan oleh Margaret. Margaret disidang atas tuduhan penggelapan dan

dihukum selama satu tahun. Margaret juga diwajibkan untuk mengganti

semua kerugian yang diakibatkan oleh tindakannya. Seluruh keluarga dan

teman Margaret kini menjauhi Margaret tidak ada yang mau menolong

Margaret.

Dari kasus di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada pemenang

ketika suatu fraud itu terjadi, baik pelaku dan korban akan sama-sama rugi.

Rugi yang diderita oleh pelaku dan korban fraud akan lebih besar daripada

uang yang digelapkan.

Jadi jelas ketika fraud terjadi maka akan timbul biaya atau kerugian

yang lebih besar dibandingkan jumlah uang yang digelapkan. Agar fraud

tidak terjadi maka perusahaan harus melakukan pencegahan fraud

(preventing fraud).

Page 15: Makalah tentang Fraud

Hampir semua orang dapat melakukan fraud. Orang yang berada

pada suatu lingkungan yang memiliki integritas yang jelek, kontrol yang

kurang, dan tekanan sangat tinggi, orang cenderung akan melakukan fraud.

Untuk dapat mengurangi resiko fraud di lingkungan pekerjaan atau

di suatu organisasi atau perusahaan ada beberapa cara yaitu dengan,

menciptakan budaya jujur, terbuka dan pendampingan dan menciptakan

sistem yang mengeliminasi kesempatan fraud dan menciptakan ekseptasi

bahwa perbuatan fraud akan dihukum.

Menciptakan Budaya Jujur, Terbuka, dan Pendampingan

Untuk menciptakan budaya jujur, terbuka, dan pendampingan

diperlukan 3 faktor pendukung utama:

1. Mempekerjakan orang yang jujur dan memberikan pelatihan

kewaspadaan terhadap fraud

Untuk menilai seseorang jujur atau tidak memang sangat sulit.

Hal yang bisa dilakukan antara lain dengan menyeleksi latar

belakang para pelamar. Para pelamar dengan masalah judi,

ketergantungan alkohol, ketergantungan narkotika, dan masalah

keuangan akan menjadi tolak ukur yang cukup membantu.

Sekalipun akhirnya diterima, setidaknya perusahaan telah

mempunyai data yang cukup untuk melakukan tindakan

antisipatif. Memastikan apa yang ditulis para palamar dalam CV

mereka adalah hal mutlak yang harus dilakukan saat perekrutan,

mungkin akan menambah waktu dan biaya, namun impliaski

jangka panjang jika hal ini tidak dilakukan justru lebih

merugikan. Selain itu proses wawancara yang baik juga penting

dalam hal menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat,

bisa saja karena faktor lingkungan kerja yang tidak pas atau

bidang pekerjaan tidak sesuai kompetensi mambuat karyawan

tidak betah dan tertekan dan meningkatkan peluang kecurangan.

Jika hal ini tidak mampu dilakukan oleh staf perusahaan, maka

perusahaan dapat menunjuk konsultan untuk menyeleksi

Page 16: Makalah tentang Fraud

karyawan baru. Bahkan terdapat perusahaan yang memberikan

karyawan barunya pelatihan tentang penyalahgunaan dan

kecurangan dan membekali merak dengan kartu kecil yang dapat

disimpan di saku dengan tujuan jika menemukan ketikberesan

atau kecurangan dengan melakukan 4 hal : Berbicara dengan

supevisor atau manajemen, menghubungi keamanan perusahaan,

menghubungi internal audit, dan Menghubungi call center /

hotline number.

2. Menciptakan lingkungan kerja yang positif.

Lingkungan kerja yang positif bukan terjadi secara instan, namun

membutuhkan proses yang panjang dengan pembentukan budaya

organisasi secara turun temurun. Meskipun ada organisasi yang

sejak berdirinya mempunyai komitmen yang kuat untuk

membentuk budaya organisasi yang baik sehingga tercipta

lingkungan kerja yang baik pula. Terdapat 3 elemen penting

dalam lingkungan kerja yang positif antara lain:

Menciptakan ekspektasi tentang kejujuran dan mempunyai

pengelolaan yang baik (good governance) atas organisasi.

Dalam hal ini bisa diterapkan dengan menciptakan aturan

etik dalam organisasi dan berlaku baik bagi manajemen

tingkat atas hingga bawah.

Keterbukaan akses atas kebijakan, melibatkan seluruh

pihak dan dengan kolektifitas diharapkan adanya

konsensus

Mempunyai personel yang baik dan prosedur operasi yang

baik

Peneltian menunjukkan kombinasi personel yang baik

dengan prosedur yang baik akan menentukan tinggi

rendahnya tingkat kecurangan. Ketidakpastian

keberlangsungan kerja misalnya, akan meningkatkan

risiko perbuatan Fraud.

Page 17: Makalah tentang Fraud

3. Menyediakan program pendampingan karyawan untuk membantu

karyawan mengatasi tekanan yang dialaminya.

Hal ini dilakukan dengan mengimplementasikan Employee

Assitance Programs (EAPs). Dengan implementasi ini diharapkan

akan membantu karyawan mengatasi tekanan kerja. Dimana

dalam segitiga Fraud disebutkan salah satu faktor yang

menyebabkan Fraud adalah adanya tekanan. Di program ini juga

diberikan konseling, team building, pemecahan konflik,

assesment, bagaimana menaggapi kritik, dan banyak hal lain

terkait masalah psikologi pekerja.

Menciptakan Sistem yang Mengeliminasi Kesempatan Fraud dan

Menciptakan Ekspektasi Bahwa Perbuatan Fraud akan Dihukum

Mengharap seluruh individu untuk jujur rasanya adalah hal yang

sangat sulit, yang bisa dilakukan adalah menciptakan:

1. Pengendalian Internal yang baik dan memadai

Pengendalian internal membantu usaha manajemen mewujudkan

budaya yang mengedepankan etik, kejujuran dan integritas.

Umumnya digunakan definisi dari COSO untuk mendiskripsikan

kerangka konseptual dari Pengendalian Internal antara lain:

Lingkungan Pengendalian

Filosofi manajemen dan gaya operasi

Integritas

Nilai-nilai etika

Komitmen terhadap kompetensi

Aktivitas Pengendalian

Preventive

Detective

Penilaian Risiko

Pemisahan tugas

Otorisasi

Kontrol fisik

Page 18: Makalah tentang Fraud

Pengecekan independen

Dokumentasi

Komunikasi dan Informasi

Monitoring

2. Mengurangi kolusi dalam organisasi maupun pihak terkait

lainnya.

Penelitian menunjukkan bahwa 29% kecurangan dilakukan secara

kolusi, dan jenis inilah yang paling sulit dideteksi karena ada

unsur saling melindungi masing-masing pihak. Kolusi bisa terjadi

dengan klien, pemasok maupun pihak lain. Beberapa hal yang

menyebabkan terjadinya kolusi:

Kompleksitas bisnis yang makin meningkat, sehingga semakin

membutuhkan spesialisasi

Frekuensi pertemuan dengan klien dan pemasok yang sangat

sering

3. Menciptakan wistle blowing system

Ada beberapa sistem ini tidak efektif antara lain:

Tidak dilindunginya rahasia pelapor

Kultur organisasi

Kebijakan perusahaan

Kewaspadaan yang rendah

Sistem wistle blowing tetap penting untuk diterapkan, karena 80%

Fraud sebenarnya diketemukan oleh karyawan sendiri, namun

mereka terkadang ragu melaporkan dengan berbagai alasan. Yang

perlu dibangun sendiri adalah sistem wistle blowing yang baik

yang ditandai dengan :

Dilindunginya privasi pelapor

Dapat melaporkan ke lembaga independen di luar perusahaan

Akses yang mudah, misalnya call center, sms center, hotline

dll

Adanya tindak lanjut

Page 19: Makalah tentang Fraud

4. Menciptakan ekspekatsi atas hukuman terhadap tindakan fraud.

Bukan bermaksud menakut-nakuti, namun hal ini perlu dilakukan

karena secara sadar maupun tidak secara alamiah manusia akan

berfikir lebih ketika akan melakukan sesuatu yang dia mengetahui

risikonya.

5. Adanya audit yang proaktif

Meskipun dalam penelitian kegiatan audit hanya dapat

mendeteksi sedikit kecurangan dibandingkan sistem wistle

blowing, namun audit mempunyai beberapa keunggulan antara

lain:

Audit mempunyai akses yang lebih luas terhadap laporan

manejemen, sehingga meskipun secara kuantitas kasus

kecurangan yang ditemukan lebih kecil, namun mempunyai

nilai nominal yang besar.

Audit dilakukan lembaga dan orang independen yang

mempunyai kompetensi

Beberapa hal terkait audit yang perlu diperhatikan adalah:

Mengidentifikasi kemungkinan risiko fraud

Mengidentifikasi setiap gejala fraud dari kasus yang

ditemukan

Mendesain program audit untuk setiap gejala fraud

Menginvestigasi setiap fraud yang dapat diidentifikasi