17
Makalah Tentang Negara Hukum dan HAM Kelompok 7 Naufal Nabil Pijati (140710150045) Muhammad Reza K D (140710150049) Ilham Aji Gustoro (140710150022) Agnes Laurencia (140710150003) Novi Lestari (140710150015) Della Azaria (140710150032) Universitas Padjadjaran

Makalah Tentang Negara Hukum Dan HAM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah pembelajaran PKn

Citation preview

Makalah Tentang Negara Hukum dan HAM

Kelompok 7

Naufal Nabil Pijati (140710150045)

Muhammad Reza K D (140710150049)

Ilham Aji Gustoro (140710150022)

Agnes Laurencia (140710150003)

Novi Lestari (140710150015)

Della Azaria (140710150032)

Universitas Padjadjaran

2015

Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjaktkan ke Yang Maha Esa karena rahmat Nya

kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah

Pendidikan Kewarnegaraan yang bertema "Negara Hukum dan HAM".

Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan

makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa

2. Bambang Wijatmoko selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarnegaraan

3. Teman-teman yang telah berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini

Semoga makalah ini dapat dipahami dan dapat berguna bagi pembacanya .

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat

kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat

kami harapkan.

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengatar ................................................................................................... ii

Daftar Isi .......................................................................................................... iii

BAB I Pendahuluan

1. Latar Belakang ............................................................................... 1

2. Tujuan ............................................................................................ 2

BAB II Isi

1. Hak Asasi Manusia........................................................................ 3

Pengertian dan Ruang Lingkup HAM............................... 3

HAM pada Tataran Global................................................ 4

HAM di Indonesia: Permasalahan dan Penegakkannya.... 6

Studi Kasus Terkait Topik................................................. 7

BAB III Penutup

1. Kesimpulan.................................................................................... 9

Daftar Pustaka................................................................................................... 10

iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hukum merupakan peraturan-peraturan hidup di dalam masyarakat yang

dapat memaksa orang agar dapat menaati tata tertib dalam masyarakat serta

memberikan sanksi yang tegas berupa hukuman terhadap yang

tidakmentaatinya.Untuk menjaga agar peraturan-peraturan hukum itu berlangsung

terus dan diterima oleh anggota masyarakat, maka peraturan-peraturan hukum

yang ada harus sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan asas-asas keadilan dari

masyarakat tersebut.

Indonesia merupakan negara hukum yang memiliki tujuan pokok yaitu untuk

melindungi hak azasi manusia dan menciptakan kehidupan bagi warga

yangdemokratis. Keberadaan suatu negara hukum menjadi prasyarat bagi

terselenggaranya hak azasi manusia dan kehidupan demokratis.

Negara Indonesia sebagai negara hukum tertera pada Pasal 1 ayat (3) UUD

Negara RI 1945 (amandemen ketiga), “Negara Indonesia adalah Negara Hukum”

Konsep negara hukum mengarah pada tujuan terciptanya negara yang demokratis,

dan terlindungi hak azasi manusia, serta kesejahteraan yang berkeadilan.

Negara hukum dianggap sebagai konsep universal.Secara embrionik, gagasan

Negara hukum telah dikemukakan oleh plato. Ada tiga unsur dari pemerintah

yang berkonstitusi yaitu:

Pertama, pemerintah dilaksanakan untuk kepentingan umum;

Kedua, pemerintah dilaksanakan menurut hukum yang berdasarkan

pada ketentuan-ketentuan umum, bukan yang dibuat secara sewenang-

wenang yang menyampingkan konvensi dan konstitusi;

ketiga, pemerintah berkonstitusi berarti pemerintah yang dilaksanakan

atas kehendak rakyat, bukan berupa paksaan atau tekanan yang

dilaksanakan pemerintah despotik. Dalam kaitannya dengan konstitusi

bahwa konstitusi merupakan penyusunan jabatan dalam suatu Negara

dan menentukan apa yang dimaksudkan dengan badan pemerintahan

dan apa akhir dari setiap masyarakat.

1

Hak Asasi Manusia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib

dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan

setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat

manusia.Penegakan HAM yang kuat terjadi ketika bangsa ini memperjuangkan

hak asasinya, yaitu: “kemerdekaan”, yang telah berabad-abad dirampas oleh

penjajah.

Para pendiri negeri ini mencantumkan prinsip-prinsip HAM dalam Konstitusi

RI (Undang-undangDasar 1945 danPembukaannya) sebagai pedoman dan cita-

cita yang harus dilaksanakan dan dicapai. Sejak memasuki era reformasi,

Indonesia telah melakukan upaya pemajuan HAM, termasuk menciptakan hukum

positif. Kasus pelanggaran HAM di Indonesia memang masih banyak yang belum

terselesaikan dan tuntas sehingga diharapkan perkembangan dunia HAM di

Indonesia dapat terwujud kearah yang lebih baik. Salah satu tokoh HAM di

Indonesia adalah Munir yang tewas dibunuh di atas pesawat udara saat menuju

Belanda dari Indonesia. Oleh karena itu sebagai warga negara yang baik kita

seharusnya menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia tanpa membeda-bedakan

status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.

1.2 Tujuan

Sebagai Sarana pembelajaran Hak Asasi Manusia (HAM) karena di

indonesia HAM masih menjadi pro kontra dimasyarakat

Memenuhi nilai mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

2

BAB II

ISI

Indonesia sebagai negara hukum memiliki tujuan pokok yaitu melindungi

hak Asasi manusia dan menciptakan kehidupan bagi warga yang demokratis.

Keberadaan suatu negara hukum menjadi prasyarat bagi terselenggaranya hak

Asasi manusia dan kehidupan demokratis. Dasar filosofi perlunya perlindungan

hukum terhadap hak Asasi manusia adalah bahwa hak Asasi manusia adalah hak

dasar kodrati setiap orang yang keberadaannya sejak berada dalam kandungan,

dan ada sebagai pemberian Tuhan, negara wajib melindunginya. Perlindungan hak

Asasi manusia di Indonesia secara yuridis didasarkan pada UUD Negara RI 1945.

2.1. Hak Asasi Manusia

2.1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup HAM

HAM adalah pengakuan terhadap martabat yang melekat dan hak-hak

yang sama, tidak terasingkan dari seluruh anggota keluarga, kemanusiaan,

keadilan dan perdamaian dunia. Sebagai hak-hak yang melekat pada diri manusia,

tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak. Hak tersebut diperoleh

bersama dengan kelahirannya atu kehadirannya dalam kehidupan masyarakat.

(Tilaar: 2001). HAM bersifat universal karena diyakini bahwa beberapa hak

dimiliki tanpa perbedaan atas bangsa, ras, atau jenis kelamin. HAM juga bersifat

supralegal, artinya tidak bergantung pada adanya suatu negara atau undang-

undang dasar, kekuasaan pemerintah, bahkan memiliki kewenangan lebih tinggi

karena berasal dari sumber yang lebih tinggi (Tuhan YME). UU No. 39/1999

tentang HAM mendefinisikan HAM sebagai seperangkat hak yang melekat pada

hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME.

Ruang lingkup HAM meliputi:

Hak Pribadi: hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan, dan lain-

lain

3

Hak milik pribadi dalam kelompok sosial tempat seseorang berada

Kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan

Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial.

2.1.2 HAM pada Tataran Global

PBB telah meratifikasi konsep HAM. Namun, terdapat beberapa konsep utama

mengenai HAM, yaitu:

a. HAM menurut konsep negara-negara Barat

Di negara bagian Barat, kami melihat kecenderungan untuk lebih

mementingkan kemerdekaan diri sebagai seorang individu dan menjadi

bebas sepenuhnya, bukan untuk menjadi warga negara yang taat terhadap

aturan perundang-undangan. Contohnya keinginan untuk meninggalkan

konsep negara yang mutlak, keinginan untuk mendirikan federasi rakyat

yang bebas, bahkan hanya menjadikan negara sebagai koordinator dan

pengawas federasi tersebut. Konsep ini hadir karena pemikiran bahwa hak

asasi lebih dulu ada daripada tatanan negara.

b. HAM menurut konsep sosialis

Berkebalikan dengan HAM menurut konsep negara-negara Barat, HAM

menurut kaum sosialis adalah untuk membatasi kecenderungan-

kecenderungan buruk atas dilaksanakannya HAM di suatu negara.

Contohnya negara berhak membatasi hak asasi manusia apabila situasi

menghendaki. Pada pemikiran kaum sosialis, HAM hilang dari individu

dan terintegrasi dalam masyarakat, sehingga aplikasinya lebih besar.

Konsep ini menganut bahwa HAM tidak ada sebelum negara ada.

c. HAM menurut konsep PBB:

Konsep HAM ini ditengarai oleh sebuah komisi PBB yang dipimpin oleh

Eleanor Roosevelt pada 10 Desember 1948. Konsep ini secara resmi

disebut “Universal Declaration of Human Rights”. Di dalamnya

menjelaskan tentang hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial, dan

kebudayaan yang dinikmati manusia di dunia yang mendorong

4

penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia. Sejak tahun 1957 konsep

HAM ini dilengkapi dengan tiga perjanjian, yaitu:

Hak ekonomi sosial dan budaya

Perjanjian internasional tentang hak sipil dan politik; serta

Protokol opsional bagi perjanjian hak sipil dan politik

internasional.

Pada Sidang Umum PBB, ketiga dokumen tersebut diterima dan

diratifikasi.

Universal Declaration of Human Rights menyatakan bahwa setiap orang

mempunyai:

1. hak untuk hidup

2. kemerdekaan dan keamanan badan

3. hak untuk diakui kepribadiannya menurut hukum

4. hak untuk memperoleh perlakuan yang sama dengan orang lain

menurut hukum

5. hak untuk mendapat jaminan hukum dalam perkara pidana

6. hak untuk masuk dan keluar wilayah suatu negara

7. hak untuk mendapat hak milik atas benda

8. hak untuk bebas mengutarakan pikiran dan perasaan

9. hak untuk bebas memeluk agama, serta mempunyai dan

mengeluarkan pendapat

10. hak untuk berapat dan berkumpul

11. hak untuk mendapatkan jaminan sosial

12. hak untuk mendapatkan pekerjaan

13. hak untuk berdagang

14. hak untuk mendapatkan pendidikan

15. hak untuk turut serta dalam gerakan kebudayaan masyarakat

16. hak untuk menikmati kesenian dan turut serta dalam kemajuan

keilmuan.

5

2.1.3 HAM di Indonesia: Permasalahan dan Penegakkannya

Indonesia sebagai negara dengan konstitusi, berpandangan bahwa

pemajuan dan perlindungan HAM harus didasarkan pada prinsip bahwa hak-hak

sipil, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hak pembangunan merupakan satu

kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, baik dalam penerapan, pemantauan,

maupun dalam pelaksanaannya (Wirayuda: 2005). Ditambah dengan prinsip

saling menghormati, kesederajatan, dan hubungan antarnegara serta hukum

internasional yang berlaku, maka pemajuan dan perlindungan HAM diharapkan

kedepannya semakin aktual dan akurat.

Dengan didasarkan pada Konstitusi NKRI, HAM di Indonesia menjamin

hak untuk hidup, hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan, hak

mengembangkan diri, hak memperoleh keadilan, hak atas kebebasan, hak atas rasa

aman, hak atas kesejahteraan, hak turut serta dalam pemerintahan, hak wanita, dan

hak anak.

Penegakkan hukum dan HAM sangat berkaitan, dan keduanya harus

dilakukan secara tegas, tidak diskriminatif, dan konsisten. Kegiatan-kegiatan

pokok penegakkan hukum dan HAM meliputi hal-hal berikut.

Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi

Peningkatan efektivitas dan penguatan lembaga/institusi hukum maupun

lembaga yang fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia.

Peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakkan hukum dan HAM

dalam rangka menyelenggarakan ketertiban sosial agar dinamika

masyarakat dapat berjalan sewajarnya.

Pengembangan sistem manajemen kelembagaan hukum yang transparan

Pembaruan materi hukum yang terkait dengan pemberantasan korupsi

Peningkatan fungsi intelijen agar aktivitas terorisme dapat dicegah pada

tahap yang sangat dini, serta meningkatkan berbagai operasi keamanan

dan ketertiban.

Peningkatan penanganan dan tindakan hukum terhadap penyalahgunaan

narkotika/obat berbahaya melalui identifikasi serta memutus jaringan

6

pengedarannya, meningkatkan penyidikan, penyelidikan, penuntutan, dan

menghukum para pengedarnya secara maksimal.

2.1.4 Studi Kasus Terkait Topik

Dewasa ini, kasus mengenai pelanggaran HAM yang sedang ramai

dibicarakan adalah "Hukuman mati bagi bandar narkoba". Seperti yang kita

ketahui pada tanggal 29 April 2015, Brimob POLRI sudah menjalankan eksekusi

terhadap 8 bandar narkoba. Eksekusi ini menuai pro dan kontra dimasyarakat luas.

Penyebabnya adalah mereka yang kontra mempertanyakan dimana Hak Asasi

Manusia (HAM) para terpidana, pemerintah seolah mengabaikan HAM yang

mereka miliki dengan mengeksekusi mati mereka. Sedangkan yang mendukung

beranggapan bahwa kejahatan yang terpidana lakukan adalah kejahtan yang

memiliki dampak yang lebih besar terhadap kerusakan moral anak bangsa yang

kemudian bisa memicu terjadinya pelanggaran Hak Asasi Manusia yang lebih

besar dikemudian hari.

Kelompok kami lebih cenderung kepada sisi Pro terhadap eksekusi mati.

Mengapa? karena kelompok kami menganggap kejahatan yang dilakukan oleh

para bandar narkoba merupakan kejahatan yang bisa memicu kejahatan lainnya

yang lebih besar dampaknya terhadap anak muda khususnya sebagai penerus

bangsa. Kemudian indonesia juga sudah menjadi pasar terbesar bagi peredaran

narkotika. Oleh sebab itu, dibutuhkan efek jera bagi pengedar yang mengedarkan

narkotika di indonesia. Karena, apabila pengedar hanya dihukum penjara

pengedar masih dapat menjalankan aktifitas mengedarkan narkoba dari balik jeruji

besi. Hukuman mati juga bertujuan agar para pemuda indonesia takut untuk

menggunakan apalagi mengedarkan narkotika di Indonesia.

HAM memang harus ditegakkan karena ham sudah kita miliki sejak lahir

dan dimiliki oleh setiap orang, namun adakalanya HAM menjadi hilang

disebabkan karena kesalahan yang dilakukan oleh pemegang HAM itu sendiri,

seperti mengedarkan narkoba.

7

Jadi, kelompok kami mendukung terhadap diberlakukannya hukuman mati

kepada para terpidana yang melakukan tindak pidana berat seperti pengedaran

narkoba, pembantaian, tindak pidana yang mengancam keberlangsungan

pemerintahan indonesia.

8

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada dasarnya pandangan manusia terhadap HAM di seluruh dunia sama

walaupun ada perbedaan terhadap pandangan dasar terhadap HAM namun

perbedaan tersebut tidak mengubah paradigma kita terhadap HAM yang dimiliki

oleh setiap manusia di muka bumi sejak mereka dilahirkan.

Di Indonesia sendiri HAM sudah secara aktif ditegakkan walaupun masih

banyak terdapat pelanggaran pelanggaran yang belum dapat diselesaikan secara

tuntas oleh penegak hukum. namun, secara pasti Indonesia sudah mulai

memperbaiki penegakkan hukum yang menyangkut soal pelanggaran HAM. Jadi

kita sebagai mahasiswa harus terus mendesak penegak hukum untuk secara adil

menegakkan HAM di Indonesia tapi kita juga tidak boleh membabi buta untuk

menegakkan HAM, kita harus memahami perkara yang menyangkut masalah

HAM karena apabila si pelaku pidana memang melakukan pidana yang berat dan

satu satunya jalan untuk membuat mereka jera merupakan tindakan yang

melanggar HAM terpidana, maka kita selaku warga negara yang baik harus

mendukung demi kelangsungan dan kedamaian bangsa Indonesia.

9

DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen UPT Bidang Studi Universitas Padjadjaran. Mata Kuliah

Pengembangan Diri Kepribadian : Kewarganegaraan.

10