46
MAKALAH TOKOH KEPERAWATAN FLORENCE NIGHTINGALE & SISTER CALISTA ROY DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 BASILIUS Y. WE’U KRISMAS EKA SAPUTRA ANNISA WAHYUNINGSIH DITA HAYU PANGESTU RIA PARAMITA J. DEVI ZAMILA YENI GRES TANEWA SYAHIDILAH M. ARIF DONY IRFANSYAH ANSELMUS A. LAKO SHULTON IKANG FAUZI FRANSISCO AMARAL SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA

MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

MAKALAH

TOKOH KEPERAWATAN

FLORENCE NIGHTINGALE & SISTER CALISTA ROY

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

BASILIUS Y. WE’U

KRISMAS EKA SAPUTRA

ANNISA WAHYUNINGSIH

DITA HAYU PANGESTU

RIA PARAMITA J.

DEVI ZAMILA

YENI GRES TANEWA

SYAHIDILAH M. ARIF

DONY IRFANSYAH

ANSELMUS A. LAKO

SHULTON

IKANG FAUZI

FRANSISCO AMARAL

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURABAYA

2013/ 2014

Page 2: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

FLORENCE NIGHTINGALE

BAB I

PENDAHULUAN

Page 3: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

A. Latar Belakang

Sejak adanya sejarah kehidupan manusia di bumi ini, manusia telah berusaha

mengumpulkan fakta. Dari fakta ini kemudian disusun dan disimpulkan menjadi berbagai

teori, sesuai fakta yang di kumpulkan tersebut. Teori – teori tersebut kemudian digunakan

untuk memahami gejala – gejala alam dan kemasyarakatan yang lain. Sejalan dengan

perkembangan kebudayaan, sosial, politik, ekonomi dan teknologi umat manusia, teori – teori

tersebut makin berkembang baik kualitas maupun maupun kuantitasnya, seperti apa yang

telah kita rasakan sekarang ini. Makalah ini membahas tentang Teori Florence Nigthingale,

yang didalamnya berisi tentang isi dari teori Nightingale, pembahasan teori, dan contoh peran

perawat berdasarkan teori Nightingale. Apa yang berada dalam makalah ini sangat

bermanfaat dan berguna terutama bagi seorang perawat. Teori Nightingale adalah teori yang

mengemukakan tentang lingkungan. Florence Noghtingale sendiri adalah perawat yang

pertama kali ada di dunia dan beliau di kenal sebagai wanita yang pantang menyerah dalam

merawat pasien dan memiliki jiwa penolong serta sangat berperan penting dalam

perkembangan ilmu keperawatan. Teori dari Florence nightingale sangatlah bermanfaat bagi

para perawat terutama pada saat kita merawat pasien. Mungkin pada saat kita merawat pasien

kita melupakan faktor lingkungan di sekitar pasien, padahal lingkungan sangatlah

berpengaruh dalam penyembuhan pasien. Pasien sangatlah membutuhkan kenyamanan dan

ketenangan pada saat dia di rawat. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menjadi bahan

perhatian kita

semua.

B. Biografi

Florence Nightingale

Lahir 12 Mei 1820

Firenze, Kadipaten Agung Toscana

Meninggal 13 Agustus 1910 (umur 90)

Park Lane, London, Britania Raya

Dikenal karena Memelopori perawatan modern

Profesi Perawat dan statistikawan

Institusi Selimiye Barracks, Scutari

Spesialisasi Kebersihan dan sanitasi rumah sakit

Tanda tangan

Page 4: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

Florence Nightingale (lahir di Florence, Italia, 12 Mei 1820 – meninggal di London,

Inggris, 13 Agustus 1910 pada umur 90 tahun) adalah pelopor perawat modern, penulis dan

ahli statistik. Ia dikenal dengan nama Bidadari Berlampu (bahasa Inggris The Lady With The

Lamp) atas jasanya yang tanpa kenal takut mengumpulkan korban perang pada perang

Krimea, di semenanjung Krimea, Rusia. Florence Nightingale menghidupkan kembali konsep

penjagaan kebersihan rumah sakit dan kiat-kiat juru rawat. Ia memberikan penekanan kepada

pemerhatian teliti terhadap keperluan pasien dan penyusunan laporan mendetil menggunakan

statistik sebagai argumentasi perubahan ke arah yang lebih baik pada bidang keperawatan di

hadapan pemerintahan Inggris.

Masa kecil Florence Nightingale lahir di Firenze, Italia pada tanggal 12 Mei 1820 dan

dibesarkan dalam keluarga yang berada. Namanya diambil dari kota tempat ia

dilahirkan. Nama depannya, Florence merujuk kepada kota kelahirannya, Firenze

dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris. Semasa kecilnya ia tinggal di Lea

Hurst, sebuah rumah besar dan mewah milik ayahnya, William Nightingale yang merupakan

seorang tuan tanah kaya di Derbyshire, London, Inggris. Sementara ibunya adalah keturunan

ningrat dan keluarga Nightingale adalah keluarga terpandang. Florence Nightingale memiliki

seorang saudara perempuan bernama Parthenope.

Pada masa remaja mulai terlihat perilaku mereka yang kontras dan Parthenope hidup

sesuai dengan martabatnya sebagai putri seorang tuan tanah. Pada masa itu wanita ningrat,

kaya, dan berpendidikan aktivitasnya cenderung bersenang-senang saja dan malas, sementara

Florence lebih banyak keluar rumah dan membantu warga sekitar yang membutuhkan.

Perjalanan ke Jerman. Di tahun 1846 ia mengunjungi Kaiserswerth, Jerman, dan mengenal

lebih jauh tentang rumah sakit modern pionir yang dipelopori oleh Pendeta Theodor Fliedner

dan istrinya dan dikelola oleh biarawati Lutheran (Katolik). Di sana Florence Nightingale

terpesona akan komitmen dan kepedulian yang dipraktekkan oleh para biarawati kepada

pasien. Ia jatuh cinta pada pekerjaan sosial keperawatan, serta pulang ke Inggris dengan

membawa angan-angan tersebut.

Pada usia dewasa Florence yang lebih cantik dari kakaknya, dan sebagai seorang putri

tuan tanah yang kaya, mendapat banyak lamaran untuk menikah. Namun semua itu ia tolak,

karena Florence merasa "terpanggil" untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan

kemanusiaan. Pada tahun 1851, kala menginjak usia 31 tahun, ia dilamar oleh Richard

Monckton Milnes seorang penyair dan seorang ningrat (Baron of Houghton), lamaran ini pun

Page 5: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

ia tolak karena ditahun itu ia sudah membulatkan tekad untuk mengabdikan dirinya pada

dunia keperawatan. Keinginan ini ditentang keras oleh ibunya dan kakaknya. Hal ini

dikarenakan pada masa itu di Inggris, perawat adalah pekerjaan hina dan sebuah rumah sakit

adalah tempat yang jorok. Banyak orang memanggil dokter untuk datang ke rumah dan

dirawat di rumah.

Perawat pada masa itu hina karena :

- Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau "buntut" (keluarga tentara yang

miskin) yang mengikuti kemana tentara pergi.

- Profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan terbuka,

sehingga dianggap profesi ini bukan profesi sopan wanita baik-baik dan banyak

pasien memperlakukan wanita tidak berpendidikan yang berada di rumah sakit dengan

tidak senonoh.

- Perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada perempuan karena

alasan-alasan tersebut di atas.

- Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak.

Argumentasi Florence bahwa di Jerman perawatan bisa dilakukan dengan baik tanpa

merendahkan profesi perawat patah, karena saat itu di Jerman perawat juga biarawati Katolik

yang sudah disumpah untuk tidak menikah dan hal ini juga secara langsung melindungi

mereka dari perlakuan yang tidak hormat dari pasiennya. Walaupun ayahnya setuju bila

Florence membaktikan diri untuk kemanusiaan, namun ia tidak setuju bila Florence

menjadi perawat di rumah sakit. Ia tidak dapat membayangkan anaknya bekerja di tempat

yang menjijikkan. Ia menganjurkan agar Florence pergi berjalan-jalan keluar negeri untuk

menenangkan pikiran.

Tetapi Florence berkeras dan tetap pergi ke Kaiserswerth, Jerman untuk mendapatkan

pelatihan bersama biarawati disana. Selama empat bulan ia belajar di Kaiserwerth, Jerman di

bawah tekanan dari keluarganya yang takut akan implikasi sosial yang timbul dari seorang

gadis yang menjadi perawat dan latar belakang rumah sakit yang Katolik sementara keluarga

Florence adalah Kristen Protestan. Selain di Jerman, Florence Nightingale juga pernah

bekerja di rumah sakit untuk orang miskin di Perancis.

Kembali ke Inggris. Pada tanggal 12 Agustus 1853, Nightingale kembali ke London

dan mendapat pekerjaan sebagai pengawas bagian keperawatan diInstitute for the Care of

Page 6: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

Sick Gentlewomen, sebuah rumah sakit kecil yang terletak di Upper Harley Street, London,

posisi yang ia tekuni hingga bulan Oktober 1854. Ayahnya memberinya ₤500 per tahun

(setara dengan ₤ 25,000 atau Rp. 425 juta pada masa sekarang), sehingga Florence dapat

hidup dengan nyaman dan meniti karirnya.

Di sini ia beragumentasi sengit dengan Komite Rumah Sakit karena mereka menolak

pasien yang beragama Katolik. Florence mengancam akan mengundurkan diri, kecuali bila

komite ini merubah peraturan tersebut dan memberinya izin tertulis bahwa:

“ rumah sakit akan menerima tidak saja pasien yang beragama Katolik, tetapi

juga Yahudi dan agama lainnya, serta memperbolehkan mereka menerima

kunjungan dari pendeta-pendeta mereka, termasuk rabi, dan ulama untuk

orang Islam ”

Komite Rumah Sakit pun merubah peraturan tersebut sesuai permintaan Florence.

Pada 1854 berkobarlah peperangan di Semenanjung Krimea. Tentara Inggris bersama tentara

Perancis berhadapan dengan tentara Rusia. Banyak prajurit yang gugur dalam pertempuran,

namun yang lebih menyedihkan lagi adalah tidak adanya perawatan untuk para prajurit yang

sakit dan luka-luka.

Keadaan memuncak ketika seorang wartawan bernama William Russel pergi ke

Krimea. Dalam tulisannya untuk harian TIME ia menuliskan bagaimana prajurit-prajurit yang

luka bergelimpangan di tanah tanpa diberi perawatan sama sekali dan bertanya, "Apakah

Inggris tidak memiliki wanita yang mau mengabdikan dirinya dalam melakukan pekerjaan

kemanusiaan yang mulia ini?" Hati rakyat Inggris pun tergugah oleh tulisan tersebut.

Florence merasa masanya telah tiba, ia pun menulis surat kepada menteri penerangan saat itu,

Sidney Herbert, untuk menjadi sukarelawan.

Pada pertemuan dengan Sidney Herbert terungkap bahwa Florence adalah satu-

satunya wanita yang mendaftarkan diri. Di Krimea prajurit-prajurit banyak yang mati bukan

karena peluru dan bom, namun karena tidak adanya perawatan, dan perawat pria jumlahnya

tidak memadai. Ia meminta Florence untuk memimpin gadis-gadis sukarelawan dan Florence

menyanggupi.

Pada tanggal 21 Oktober 1854 bersama 38 gadis sukarelawan yang dilatih oleh

Nightingale dan termasuk bibinya Mai Smith, berangkat ke Turki menumpang sebuah kapal.

Page 7: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

Pada tanggal November 1854 mereka mendarat di sebuah rumah sakit pinggir pantai di

Scutari. Saat tiba disana kenyataan yang mereka hadapi lebih mengerikan dari apa yang

mereka bayangkan.

Beberapa gadis sukarelawan terguncang jiwanya dan tidak dapat langsung bekerja

karena cemas, semua ruangan penuh sesak dengan prajurit-prajurit yang terluka, dan beratus-

ratus prajurit bergelimpangan di halaman luar tanpa tempat berteduh dan tanpa ada yang

merawat. Dokter-dokter bekerja cepat pada saat pembedahan, mereka memotong tangan,

kaki, dan mengamputasi apa saja yang membahayakan hidup pemilik, potongan-potongan

tubuh tersebut ditumpuk begitu saja diluar jendela dan tidak ada tenaga untuk membuangnya

jauh-jauh ke tempat lain. Bekas tangan dan kaki yang berlumuran darah menggunung

menjadi satu dan mengeluarkan bau tak sedap.

Florence diajak mengelilingi neraka tersebut oleh Mayor Prince, dokter kepala rumah

sakit tersebut dan menyanggupi untuk membantu. Florence melakukan perubahan-perubahan

penting. Ia mengatur tempat-tempat tidur para penderita di dalam rumah sakit, dan menyusun

tempat para penderita yang bergelimpangan di luar rumah sakit. Ia mengusahakan agar

penderita yang berada di luar paling tidak bernaung di bawah pohon dan menugaskan

pendirian tenda. Penjagaan dilakukan secara teliti, perawatan dilakukan dengan cermat;

perban diganti secara berkala, obat diberikan pada waktunya, lantai rumah sakit dipel setiap

hari, meja kursi dibersihkan, dan baju-baju kotor dicuci dengan mengerahkan tenaga bantuan

dari penduduk setempat. Akhirnya gunungan potongan tubuh, daging, dan tulang-belulang

manusiapun selesai dibersihkan, mereka dibuang jauh-jauh atau ditanam.

Dalam waktu sebulan rumah sakit sudah berubah sama sekali, walaupun baunya

belum hilang seluruhnya namun jerit dan rintihan prajurit yang luka sudah jauh berkurang.

Para perawat sukarelawan bekerja tanpa kenal lelah hilir-mudik di bawah pengawasan

Florence Nightingale.

Ia juga menangani perawat-perawat lain dengan tangan besi, bahkan mengunci

mereka dari luar pada malam hari. Ini dilakukan untuk membuktikan pada orang tua mereka

di tingkat ekonomi menengah, bahwa dengan disiplin yang keras dan di bawah

kepemimpinan kuat seorang wanita, anak-anak mereka bisa dilindungi dari kemungkinan

serangan seksual. Ketakutan akan hal inilah yang membuat ibu-ibu di Inggris menentang

anak perempuan mereka menjadi perawat, dan menyebabkan rumah sakit di Inggris

Page 8: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

ketinggalan dibandingkan di benua Eropa lainnya dimana profesi keperawatan dilakukan oleh

biarawati dan biarawati-biarawati ini berada dibawah pengawasan Biarawati Kepala.

Pada malam hari saat perawat lain beristirahat dan memulihkan diri, Florence

menuliskan pengalamannya dan cita-citanya tentang dunia keperawatan, dan obat-obatan

yang ia ketahui. Namun, kerja keras Florence membersihkan rumah sakit tidak berpengaruh

banyak pada jumlah kematian prajurit, malah sebaliknya, angka kematian malah meningkat

menjadi yang terbanyak dibandingkan rumah sakit lainnya di daerah tersebut. Pada

masa musim dingin pertama Florence berada disana sejumlah 4077 prajurit meninggal

dirumah sakit tersebut. Sebanyak 10 kali lipat prajurit malah meninggal karena penyakit

seperti; tipes, tifoid, kolera, dan disentri dibandingkan dengan kematian akibat luka-luka saat

perang. Kondisi di rumah sakit tersebut menjadi sangat fatal karena jumlah pasien melimpah

lebih banyak dari yang mungkin bisa ditampung, hal ini menyebabkan sistem pembuangan

limbah dan ventilasi udara memburuk.

Pada bulan bulan Maret 1855, hampir enam bulan setelah Florence Nightingale

datang, komisi kebersihan Inggris datang dan memperbaiki sistem pembuangan limbah dan

sirkulasi udara, sejak saat itu tingkat kematian menurun drastis. Namun Florence tetap

percaya saat itu bahwa tingkat kematian disebabkan oleh nutrisi yang kurang dari suplai

makanan dan beratnya beban pekerjaan tentara. Pemikiran ini baru berubah saat Florence

kembali ke Inggris dan mengumpulkan bukti dihadapan Komisi Kerajaan untuk Kesehatan

Tentara Inggris (Royal Commission on the Health of the Army), akhirnya ia diyakinkan

bahwa saat itu para prajurit di rumah sakit meninggal akibat kondisi rumah sakit yang kotor

dan memprihatinkan.

Hal ini berpengaruh pada karirnya di kemudian hari dimana ia gigih

mengkampanyekan kebersihan lingkungan sebagai hal yang utama. Kampanye ini berhasil

dinilai dari turunnya angka kematian prajurit pada saat damai (tidak sedang berperang) dan

menunjukkan betapa pentingnya disain sistem pembuangan limbah dan ventilasi udara

sebuah rumah sakit. Pada suatu kali, saat pertempuran dahsyat di luar kota telah berlalu,

seorang bintara datang dan melapor pada Florence bahwa dari kedua belah pihak korban yang

berjatuhan banyak sekali. Florence menanti rombongan pertama, namun ternyata jumlahnya

sedikit, ia bertanya pada bintara tersebut apa yang terjadi dengan korban lainnya. Bintara

tersebut mengatakan bahwa korban selanjutnya harus menunggu sampai besok karena sudah

terlanjur gelap.

Page 9: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

Florence memaksa bintara tersebut untuk mengantarnya ke bekas medan pertempuran

untuk mengumpulkan korban yang masih bisa diselamatkan karena bila mereka menunggu

hingga esok hari korban-korban tersebut bisa mati kehabisan darah. Saat bintara tersebut

terlihat enggan, Florence mengancam akan melaporkannya kepada Mayor Prince.

Berangkatlah mereka berenam ke bekas medan pertempuran, semuanya pria, hanya Florence

satu-satunya wanita. Florence dengan berbekal lentera membalik dan memeriksa tubuh-tubuh

yang bergelimpangan, membawa siapa saja yang masih hidup dan masih bisa diselamatkan,

termasuk prajurit Rusia.

Malam itu mereka kembali dengan membawa lima belas prajurit, dua belas

prajuritInggris dan tiga prajurit Rusia. Semenjak saat itu setiap terjadi pertempuran, pada

malam harinya Florence berkeliling dengan lampu untuk mencari prajurit-prajurit yang masih

hidup dan mulailah ia terkenal sebagai bidadari berlampu yang menolong di gelap gulita.

Banyak nyawa tertolong yang seharusnya sudah meninggal.

Selama perang Krimea, Florence Nightingale mendapatkan nama "Bidadari

Berlampu". Pada tahun 1857 Henry Longfellow, seorang penyair AS, menulis puisi tentang

Florence Nightingale berjudul "Santa Filomena", yang melukiskan bagaimana ia menjaga

prajurit-prajurit di rumah sakit tentara pada malam hari, sendirian, dengan membawa lampu.

“ Pada jam-jam penuh penderitaan itu, datanglah bidadari berlampu untukku. ”

Pulang ke Inggris. Florence Nightingale kembali ke Inggris sebagai pahlawan pada

tanggal 7 Agustus 1857, semua orang tahu siapa Florence Nightingale dan apa yang ia

lakukan ketika ia berada di medan pertempuran Krimea, dan menurut BBC, ia merupakan

salah satu tokoh yang paling terkenal setelah Ratu Victoria sendiri. Nightingale pindah dari

rumah keluarganya di Middle Claydon, Buckinghamshire, ke Burlington Hotel di Piccadilly.

Namun, ia terkena demam, yang disebabkan oleh Bruselosis ("demam Krimea") yang

menyerangnya selama perang Krimea. Dia memalangi ibu dan saudara perempuannya dari

kamarnya dan jarang meninggalkannya.

Sebagai respon pada sebuah undangan dari Ratu Victoria - dan meskipun terdapat

keterbatasan kurungan pada ruangannya - Nightingale memainkan peran utama dalam

pendirian Komisi Kerajaan untuk Kesehatan Tentara Inggris, dengan Sidney Herbert menjadi

ketua. Sebagai wanita, Nightingale tidak dapat ditunjuk untuk Komisi Kerajaan, tetapi ia

Page 10: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

menulis laporan 1.000 halaman lebih yang termasuk laporan statistik mendetail, dan ia

merupakan alat implementasi rekomendasinya. Laporan Komisi Kerajaan membuat adanya

pemeriksaan tentara militer, dan didirikannya Sekolah Medis Angkatan Bersenjata dan sistem

rekam medik angkatan bersenjata.

Ketika ia masih di Turki, pada tanggal 29 November 1855, publik bertemu untuk

memberikan pengakuan pada Florence Nightingale untuk hasil kerjanya pada perang yang

membuat didirikannya Dana Nightingale untuk pelatihan perawat. Sidney Herbert menjadi

sekretaris honorari dana, dan Adipati Cambridge menjadi ketua. Sekembalinya Florence ke

London, ia diundang oleh tokoh-tokoh masyarakat. Mereka mendirikan sebuah badan

bernama "Dana Nightingale", dimana Sidney Herbert menjadi Sekertaris Kehormatan dan

Adipati Cambridge menjadi Ketuanya. Badan tersebut berhasil mengumpulkan dana yang

besar sekali sejumlah ₤ 45.000 sebagai rasa terima kasih orang-orang Inggris karena Florence

Nightingale berhasil menyeamatkan banyak jiwa dari kematian.

Florence menggunakan uang itu untuk membangun sebuah sekolah perawat khusus

untuk wanita yang pertama, saat itu bahkan perawat-perawat pria pun jarang ada yang

berpendidikan. Florence berargumen bahwa dengan adanya sekolah perawat, maka profesi

perawat akan menjadi lebih dihargai, ibu-ibu dari keluarga baik-baik akan mengijinkan anak-

anak perempuannya untuk bersekolah disana dan masyarakat akan lain sikapnya menghadai

seseorang yang terdidik. Sekolah tersebut pun didirikan di lingkungan rumah sakit St.

Thomas Hospital, London. Dunia kesehatan pun menyambut baik pembukaan sekolah

perawat tersebut.

Saat dibuka pada tanggal 9 Juli 1860 berpuluh-puluh gadis dari kalangan baik-baik

mendaftarkan diri, perjuangan Florence di Semenanjung Krimea telah menghilangkan

gambaran lama tentang perempuan perawat. Dengan didirikannya sekolah perawat tersebut

telah diletakkan dasar baru tentang perawat terdidik dan dimulailah masa baru dalam dunia

perawatan orang sakit. Kini sekolah tersebut dinamakan Sekolah Perawat dan Kebidanan

Florence Nightingale (Florence Nightingale School of Nursing and Midwifery) dan

merupakan bagian dari Akademi King College London.

Sebagai pimpinan sekolah Florence mengatur sekolah itu dengan sebaik mungkin.

Tulisannya mengenai dunia keperawatan dan cara mengaturnya dijadikan bahan pelajaran di

sekolah tersebut.

Page 11: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

Saat tiba waktunya anak-anak didik pertama Florence menamatkan sekolahnya, berpuluh-

puluh tenaga pemudi habis diambil oleh rumah sakit sekitar, padahal rumah sakit yang lain

banyak meminta bagian. Perawat lulusan sekolah Florence pertama kali bekerja pada Rumah

Sakit Liverpool Workhouse Infirmary. Ia juga berkampanye dan menggalang dana untuk

rumah sakit Royal Buckinghamshire di Aylesbury dekat rumah tinggal keluarganya. Dengan

perawat-perawat terdidik, era baru perawatan secara modernpun diterapkan ditempat-tempat

tersebut. Dunia menjadi tergugah dan ingin meniru. Mereka mengirimkan gadis-gadis

berbakat untuk dididik di sekolah tersebut dan sesudah tamat mereka diharuskan mendirikan

sekolah serupa di negerinya masing-masing.

Pada tahun 1882 perawat-perawat yang lulus dari sekolah Florence telah tumbuh dan

mengembangkan pengaruh mereka pada awal-awal pengembangan profesi keperawatan.

Beberapa dari mereka telah diangkat menjadi perawat senior (matron), termasuk di rumah

sakit-rumah sakit London seperti St. Mary's Hospital, Westminster Hospital, St Marylebone

Workhouse Infirmary dan the Hospital for Incurables (Putney); dan diseluruh Inggris, seperti:

Royal Victoria Hospital, Netley; Edinburgh Royal Infirmary; Cumberland Infirmary;

Liverpool Royal Infirmary dan juga di Sydney Hospital, di New South Wales, Australia.

Orang sakit menjadi pihak yang paling beruntung di sini, disamping mereka

mendapatkan perawatan yang baik dan memuaskan, angka kematian dapat ditekan serendah

mungkin. Buku dan buah pikiran Florence Nightingale menjadi sangat bermanfaat dalam hal

ini. Pada tahun 1860 Florence menulis buku Catatan tentang Keperawatan (Notes on Nursing)

buku setebal 136 halaman ini menjadi buku acuan pada kurikulum di sekolah Florence dan

sekolah keperawatan lainnya. Buku ini juga menjadi populer di kalangan orang awam dan

terjual jutaan eksemplar di seluruh dunia.

Pada tahun 1861 cetakan lanjutan buku ini terbit dengan tambahan bagian tentang

perawatan bayi. Pada tahun 1869, Nightingale dan Elizabeth Blackwell mendirikan

Universitas Medis Wanita. Pada tahun 1870-an, Linda Richards, "perawat terlatih pertama

Amerika", berkonsultasi dengan Florence Nightingale di Inggris, dan membuat Linda

kembali ke Amerika Serikat dengan pelatihan dan pengetahuan memadai untuk mendirikan

sekolah perawat. Linda Richards menjadi pelopor perawat di Amerika Serikat dan Jepang.

Pada tahun 1883 Florence dianugrahkan medali Palang Merah Kerajaan (The Royal

Red Cross) oleh Ratu Victoria. Pada tahun 1907 pada umurnya yang ke 87 tahun Raja

Inggris, di hadapan beratus-ratus undangan menganugerahkan Florence Nightingale dengan

Page 12: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

bintang jasa The Order Of Merit dan Florence Nightingale menjadi wanita pertama yang

menerima bintang tanda jasa ini.

Pada tahun 1908 ia dianugrahkan Honorary Freedom of the City dari kota London.

Nightingale adalah seorang universalis Kristen. Pada tanggal 7 Februari 1837 – tidak lama

sebelum ulang tahunnya ke-17 – sesuatu terjadi yang akan mengubah hidupnya: ia menulis,

"Tuhan berbicara padaku dan memanggilku untuk melayani-Nya." Meninggal

dunia. Florence Nightingale meninggal dunia di usia 90 tahun pada tanggal 13 Agustus 1910.

Keluarganya menolak untuk memakamkannya di Westminster Abbey, dan ia dimakamkan di

Gereja St. Margaret yang terletak di East Wellow, Hampshire, Inggris

BAB II

TINJAUAN TEORI

Konsep Nightingale menempatkan lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan dan

perhatian di mana perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit merupakan upaya

awal untuk memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran. Nightingale tidak

memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan

pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan,

kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang adekuat ( Nightingale, 1860; Torres, 1986 ). Melalui

observasi dan pengumpulan data, Nightingale menghubungkan antara status kesehatan klien

dengan faktor lingkungan dan sebagai hasil, yang menimbulkan perbaikan kondisi higiene

Page 13: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

dan sanitasi selama perang Crimean. Torres mencatat ( 1986 ) mencatat bahwa nightingale

memberikan konsep dan penawaran yang dapat divalidasi dan digunakan untuk menjalankan

praktik keperawatan. Nightingale dalam teori deskripsinya memberikan cara berpikir tentang

keperawatan dankerangka rujukan yang berfokus pada klien dan lingkungannya ( Torres,

1986). Surat Nightingale dan tulisannya tangannya menuntun perawat untuk bekerja atas

nama klien. Prinsipnya mencakup bidang pelayanan, penelitian, dan pendidikan. Hal paling

penting adalah konsep dan prinsip yang membentuk dan melingkupi praktik keperawatan

(marriner – tomey, 1994). Nightingale berpikir dan menggunakan proses keperawatan. Ia

mencatat bahwa observasi [pengkajian] bukan demi berbagai informasi atau fakta yang

mencurigakan, tetapi demi penyelamatan hidup dan meningkatkan kesehatan dan keamanan.

Kelebihan Teori Keperawatan Florence Nightingale :

Salah satu kisah fakta yang mencetuskan teori modern dalam dunia keperawatan.

Pada zaman keperawatan Florence Nightingale memandang pasien dalam kontek

keseluruhan lingkungan yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial.

Florence Nightingale memandang perawat tidak hanya sibuk dengan masalah

pemberian obat dan pengobatan saja, tetapi lebih berorientasi pada pemberian

udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan, dan nutrisi

adekuat.

Pengkajian atau observasi yang dilakukan Florence Nightingale bukan demi

berbagai informasi atau fakta yang mencurigakan, tetapi demi penyalamatan hidup

dan meningkatkan kesehatan dan keamanan.

Semua tindakan yang dilakukan penuh kasih sayang dan bekerja untuk Tuhan

Y.M.E.

Asuhan keperawatan yang diberikan penuh dengan semangat semata-mata untuk

kesembuhan pasien.

Kelemahan Teori Keperawatan Florence Nightingale :

Teori Keperawatan Florence Nightingale sempat diragukan kemampuannya.

Page 14: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

Perawat pada saat itu dianggap pekerjaan remeh dan disepelekan oleh banyak

orang.

Kurangnya dukungan dari perawat lain dalam proses pelayanan dan

perkembangannya saat itu.

Kurangnya sarana dan pra-sarana yang menunjang.

BAB III

PEMBAHASAN

Teori atau model konsep Florence Nightingale memposisikan lingkungan sebagai

focus asuhan keperawatan, dan perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit,

model dan konsep ini dalam upaya memisahkan antara profesi keperawatan dangan

kedokteran. Orientasi pemberian asuhan keperawatan / tindakan keperawatan lebih

diorientasikan pada pemberian udara, lampu, kenyamanan, kebersihan, ketenangan dan

nutrisi yang adequate, dengan dimulai dari pengumpulan data dibandingkan dengan tindakan

pengobatan semata, upaya teori tersebut dalam rangka perawat mampu menjalankan praktik

keperawatan mandiri tanpa bergantung pada profesi lain.

Model dan konsep ini memberikan inspisi dalam perkembangan praktik keperawatan,

sehingga akhirnya dikembangkan secara luas, paradigma perawat dalam tindakan

keperawatan hanya memberikan kebersihan lingkungan kurang benar, akan tetapi lingkungan

dapat mempengaruhi proses perawatan pada pasien, sehingga perlu diperhatikan.

Teori Nightingale memandang pasien dalam kontek lingkungan keseluruhan: lingkungan

fisik, psikologis, dan sosial. Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang hanya

Page 15: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

sibuk dengan masalah pemberian obat dan pengobatan, tetapi lebih berorientasi pada

pemberian udara, lampu, kenyamanan lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi yang

adekuat ( Nightingale, 1860; Torres, 1986 ). Pemberian nutrisi yang adekuat pada pasien

sangatlah penting. Pasien memerlukan nutsrisi untuk mempertahankan fungsi tubuh dan

untuk tumbuh.

Pasien harus mendapatkan kalori yang cukup, dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan

protein untuk menyuplai energi. Tubuh pasien juga memerlukan asam amino yang ditemukan

dalam protein untuk membangun dan mempertahankan struktur sel dan jaringan yang lebih

besar. Dan akhirnya pasien pun memerlukan vitamin dan mineral untuk metabilisme dan

untuk mengatur banyak proses tubuh pasien. Individu yang sakit memerlukan banyak

makanan daripada orang sehat dalam upaya penyembuhan dan pemulihan. Sebagai contoh

pasien yang menjalani pembedahan membutuhkan diet yang mengandung banyak vitamin C

dan protein karena ini dapat membantu penyemabuhan. Protein juga secara khusus penting

untuk melawan infeksi karena antibodi yang digunakan tubuh untuk melawan infeksi adalah

protein. Diet adekuat juga penting. Namun, banayak penyakit membuat seseorang sulit

makan, atau memebuata pasien sulit untuk mencerna makanan.

Melalui observasi dan pengumpulan data, Nightingale menghubungkan antara status

kesehatan klien dengan faktor lingkungan dan, sebagai hasil, yang menimbulkan perbaikan

kondisi higiene dan sanitasi selama perang Crimean. Kondisi higene penting untuk membantu

pasien tetap bersih dan untuk merawat kulit, mulut, rambut, mata, telinga, kuku. Di jaman

sekarang ketika seseorang sakit, akan sulit memikirkan tentang mandi atau menyikat gigi atau

membersihkan kuku; bernapas atau mengatasi nyeri tampak lebih penting. Oleh karenanya,

perawat perlu melihat apakah pasien dapat mebersihkan diri mereka sendiri dan membantu

mereka bila mungkin. Penting untuk menanyakan pasien apa yang biasanya mereka lakukan

dan bagaimana mereka menginginkan bantuan. Praktik budaya dan agama dapat

membedakan praktik higiene. Higiene adalah sangat pribadi dan masing – masing individu

mempunyai ide yang berbeda tentang apa yang mereka ingin lakukan. Jika memungkinkan,

perawat harus membantu pasien memeniuhi kebutuhan pribadinya daripada melakukan

standar rutin.

Page 16: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

Perawat adalah orang yang membantu proses penyembuhan penyakit tetapi tidak

untuk menyembuhkan penyakit. Ini karena tugas seorang perawat adalah merawat orang

yang sakit dan dokter adalah orang yang berperan penting dan sangat membantu dalam

proses penyembuhan penyakit. Itulah beda perwat dan dokter perawat juga bukan hanya

memberikan obat untuk menyembuhkan penyakit kepada si pasien tetapi mereka juga harus

bisa membuat lingkungan fisik, psikologis, sosial pasien sembuh.

Setelah mereka merasa sehat atau sembuh dari penyakit baik lahir maupun batin

mereka tenang dan nyaman. Pada saat pasien berada di rumah sakit pun perawat di tuntut

untuk memberikan kenyamanan bagi pasien, artinya kita bisa meringankan penderitaan sakit

si pasien itu dan dalam perawatan pasien tidak dibedakan yang kaya dan miskin.

SISTER CALISTA ROY

Page 17: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keperawatan sebagai suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian

integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, yang

berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu,

keluarga, dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan

Page 18: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

manusia. Keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan

pengetahuan serta kurangnya kemauan individu dan kelompok dalam melaksanakan kegiatan

sehari-hari secara mandiri.

Keperawatan merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang respon

manusia terhadap penyakit, pengobatan dan perubahan lingkungan yang dapat menimbulkan

suatu fenomena. Fenomena tersebut dapat diatasi perawat dengan mengaplikasikan berbagai

konsep model dan teori keperawatan yang dimilikinya. Selain itu dengan mengaplikasikan

teori dan konsep model keperawatan, perawat dapat mengetahui apa tindakan keperawatan

yang harus dilakukan dan alasan mengapa tindakan keperawatan tersebut dilakukan.

Aplikasi teori dan konsep model keperawatan dapat diterapkan diberbagai cabang

ilmu keperawatan, baik di keperawatan dasar, keperawatan klinik, maupun keperawatan

komunitas. Di keperawatan jiwa sendiri salah satu teori dan konsep model keperawatan yang

dapat diterapkan adalah Model Adaptasi Roy.

Model Adaptasi Roy menggambarkan manusia sebagai sistem terbuka dan sistem

adaptif yang akan merespons terhadap kejadian atau perubahan-perubahan yang terjadi pada

lingkungan baik yang internal maupun eksternal. Respons yang ditimbulkan tersebut dapat

berupa respon adaptif dan mal-adaptif, sesuai dengan mekanisme koping yang digunakan

pasien dalam menghadapi stressor yang dihadapinya. Roy juga memandang lingkungan

sebagai kondisi internal maupun eksternal yang dapat diatur dan dimanipulasi perawat dalam

rangka membantu pasien memulihkan diri.

Kegiatan keperawatan diarahkan pada penciptaan lingkungan yang memungkinkan

terjadinya penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Selain itu kegiatan keperawatan juga

diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan kemampuan proses adaptasi klien

terhadap stimulus ke arah yang lebih positif. Oleh karena itu diperlukan pemahaman yang

lebih baik tentang teori dan aplikasi Model Adaptasi Roy.

B. Biografi

Page 19: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

Suster Calista Roy adalah seorang suster dari Saint Joseph of Carondelet. Roy

dilahirkan pada tanggal 14 oktober 1939 di Los Angeles California. Ia merupakan anak ke-2

dari Mr. dan Mrs. Fabien Roy. Pada usia 14, ia mulai bekerja di sebuah rumah sakit umum

yang besar sebagai seorang gadis pantry, kemudian sebagai pelayan, dan akhirnya menjadi

seorang asisten perawat. Roy menerima gelar Bachelor of Art Nursing pada tahun 1963 dari

Mount Saint Mary’s College, Los Angeles. Dan pada tahun tahun 1966 ia mendapat gelar

Magister Saint in Pediatric Nursing di University of California, Los Angeles. Roy

memperoleh gelar master di bidang Sosiologi dari University of California, Los Angeles

(UCLA) pada tahun 1973 dan berhasil meraih gelar Ph.D. di bidang yang sama pada tahun

1977. Dia menjabat sebagai postdoctoral fellow di neuroscience keperawatan di University of

California, San Francisco. Dia juga telah dianugerahi empat gelar doktor kehormatan.

Pada tahun 1976, Callista Roy mengembangkan Adaptation Model of Nursing. Model

ini terdiri dari empat domain konsep yaitu individu, kesehatan, lingkungan, dan keperawatan

serta melibatkan enam langkah proses keperawatan. Roy memulai pekerjaa dengan teori

adaptasi keperawatan pada tahun 1964 ketika dia lulus dari University of California Los

Angeles.

Pada tahun 1991, ia mendirikan Penelitian Boston Adaptasi Berbasis Masyarakat di

Keperawatan (BBARNS), yang nantinya akan berganti nama menjadi Asosiasi Adaptasi Roy.

Dia telah mengajar di seluruh Amerika Serikat dan di lebih dari tiga puluh negara lainnya.

Saat ini, ia sedang mempelajari peran awam mitra penelitian dalam pemulihan dari cedera

kepala ringan.

Dalam Sebuah seminar dengan Dorrothy E. Johnson, Roy tertantang untuk

mengembangkan sebuah model konsep keperawatan. Konsep adaptasi mempengaruhi Roy

dalam kerangka konsepnya yang sesuai dengan keperawatan. Dimulai dengan pendekatan

teori sistem. Roy menambahkan kerja adaptasi dari Helsen (1964) seorang ahli fisiologis –

psikologis. Untuk memulai membangun pengertian konsepnya. Helsen mengartikan respon

adaptif sebagai fungsi dari datangnya stimulus sampai tercapainya derajat adaptasi yang di

butuhkan individu. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu : focal

stimuli, konsektual stimuli dan residual stimuli. Roy mengkombinasikan teori adaptasi

Helson dengan definisi dan pandangan terhadap manusia sebagai sistem yang adaptif. Selain

konsep-konsep tersebut, Roy juga mengadaptasi nilai “ Humanisme” dalam model

konseptualnya berasal dari konsep A.H. Maslow untuk menggali keyakinan dan nilai dari

Page 20: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

manusia. Menurut Roy humanisme dalam keperawatan adalah keyakinan, terhadap

kemampuan koping manusia dapat meningkatkan derajat kesehatan. Sebagai model yang

berkembang, Roy menggambarkan kerja dari ahli-ahli lain dari ahli-ahli lain di area adaptasi

seperti Dohrenwend (1961), Lazarus (1966), Mechanic ( 1970) dan Selye (1978). Setelah

beberapa tahun, model ini berkembang menjadi sebagai suatu kerangka kerja pendidikan

keperawatan, praktek keperawatan dan penelitian. Tahun 1970, model adaptasi keperawatan

diimplementasikan sebagai dasar kurikulum sarjana muda keperawatan di Mount Saint

Mary’s College. Sejak saat it lebih dari 1500 staf pengajar dan mahasiswa-mahasiswa

terbantu untuk mengklarifikasi, menyaring, dan memperluas model. Penggunaan model

praktek juga memegang peranan penting untuk klarifikasi lebih lanjut dan penyaringan

model.

Sebuah studi penelitian pada tahun 1971 dan survey penelitian pada tahun 1976-1977

menunjukkan beberapa penegasan sementara dari model adaptasi. Perkembangan model

adaptasi keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang Roy dan profesionalismenya. Secara

filosofi Roy mempercayai kemampuan bawaan, tujuan,, dan nilai kemanusiaan, pengalaman

klinisnya telah membantu perkembangan kepercayaannya itu dalam keselarasan dari tubuh

manausia dan spirit. Keyakinan filosofi Roy lebih jelas dalam kerjanya yang baru pada model

adaptasi keperawatan.

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Teori Filosofi Calista Roy

Roy mengembangkan ilmu dan filosofinya berdasarkan 3 asumsi dasar, yaitu:

Page 21: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

2.1.1 Asumsi dari Teori Sistem

1.Sistem adalah seperangkat bagian yang saling berhubungan dari satu bagian ke bagian lain

2.Sistem adalah bagian dari yang berfungsi bagian yang satu dengan yang lain saling

ketergentungan

3.Sistem mempunyai input, out put, control, proses, dan umpan balik

4.Input merupakan umpan balik yang juga disebut informasi

Sistem kehidupan lebih kompleks dari sistem mekanik, mempunyai standar dan umpan balik

langsung terhadap fungsinya.

2.1.2 Asumsi dari Teori Melson.

1.Perilaku manusia adalah hasil adaptasi dari lingkungan dan kekuatan organisme

2.Perilaku adaptif adalah berfungsinya stimulus dan tingkatan adaptasi, yang

dapat ]berpengaruh terhadap stimulus fokal, stimulus kontekstual, dan stimulus residual

3.Adaptasi adalah proses adanya respon positif terhadap perubahan lingkungan

4.Respon merupakan refkleksi keadaan organisme terhadap stimulus

2.1.3 Asumsi dari Humanisme.

1.Individu mempunyai kekuatan kreatif

2.Perilaku individu mempunyai tujuan dan tidak selalu dalam lingkaran sebab akibat

3.Manusia merupakan makhluk holistic

4.Opini manusia dan nilai yang akan datang

5.Mobilisasi antarmanusia bermakna

Adapun teori Adaptasi Calista Roy yang diambil dari berbagai sumber dari teoritis

keperawatan. Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy (1984) sebagai penerima asuhan

Page 22: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang sebagai

“Holistic Adaptif System” dalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan. Sistem adalah

suatu kesatuan yang dihubungkan karena fungsinya sebagai kesatuan untuk beberapa tujuan

dan adanya saling ketergantungan dari setiap bagian-bagiannya. Sistem terdiri dari proses

input, output, kontrol, dan umpan balik ( Roy,1991 ), dengan penjelasan sebagai berikut :

1.Input

Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus, merupakan kesatuan informasi,

bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat menimbulkan respon, di mana dibagi

dalam tiga tingkatan yaitu stimulus fokal, kontekstual, dan stimulus residual.

a. Stimulus fokal yaitu stimulus yang langsung berhadapan dengan seseorang, efeknya

segera. Misalnya infeksi. 

b. Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus lain yang dialami seseorang baik internal

maupun eksternal yang mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi, diukur, dan secara

subyektif dilaporkan. Rangsangan ini muncul secara bersamaan di mana dapat menimbulkan

respon negatif pada stimulus fokal seperti anemia, isolasi sosial, dll.

c. Stimulus residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan dengan situasi yang ada

tetapi sukar untuk diobservasi meliputi kepercayan, sikap, sifat individu berkembang sesuai

pengalaman yang lalu, hal ini memberi proses belajar untuk toleransi. Misalnya pengalaman

nyeri pada pinggang ada yang toleransi tetapi ada yang tidak.

2.Kontrol

Proses kontrol seseorang, menurut Roy adalah bentuk mekanisme koping yang

digunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan kognator yang merupakan

subsistem.

a) Subsistem regulator.

Subsistem regulator mempunyai komponen-komponen: input, proses, dan output. Input

stimulus berupa internal atau eksternal. Transmiter regulator sistem adalah kimia, neural atau

endokrin. Refleks otonom adalah respon neural dan brain sistem dan spinal cord yang

diteruskan sebagai perilaku output dari regulator sistem. Banyak  proses fisiologis yang dapat

dinilai sebagai perilaku regulator subsistem.

b) Subsistem kognator.

Page 23: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

Stimulus untuk subsistem kognator dapat eksternal maupun internal. Perilaku output dari

regulator subsistem dapat menjadi stimulus umpan balik untuk kognator subsistem. Kognator

kontrol proses berhubungan dengan fungsi otak dalam memproses informasi, penilaian, dan

emosi. Persepsi atau proses informasi berhubungan dengan proses internal dalam memilih

atensi, mencatat dan mengingat. Belajar berkorelasi dengan proses imitasi, reinforcement

(penguatan), dan insight (pengertian yang mendalam). Penyelesaian masalah dan

pengambilan keputusan adalah proses internal yang berhubungan dengan penilaian atau

analisa. Emosi adalah proses pertahanan untuk mencari keringanan, mempergunakan

penilaian dan kasih sayang.

Dalam memelihara integritas seseorang, regulator dan kognator subsistem

diperkirakan sering bekerja sama. Tingkat adaptasi seseorang sebagai sistem adaptasi

dipengaruhi oleh perkembangan individu itu sendiri, dan penggunaan mekanisme koping.

Penggunaan mekanisme koping yang maksimal mengembangkan tingkat adaptasi seseorang

dan meningkatkan rentang stimulus agar dapat berespon secara positif. Untuk subsistem

kognator, Roy tidak membatasi konsep proses kontrol, sehingga sangat terbuka untuk

melakukan riset tentang proses kontrol dari subsitem kognator sebagai pengembangan dari

konsep adaptasi Roy. Selanjutnya Roy mengembangkan proses internal seseorang sebagai

sistem adaptasi dengan menetapkan sistem efektor, yaitu 4 mode adaptasi meliputi fisiologis,

konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.

3. Output

Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapat diamati, diukur atau secara

subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari luar. Perilaku ini merupakan

umpan balik untuk sistem. Roy mengkategorikan output sistem sebagai respon yang adaptif

atau respon yang tidak mal-adaptif. Respon yang adaptif dapat meningkatkan integritas

seseorang yang secara keseluruhan dapat terlihat bila seseorang tersebut mampu

melaksanakan tujuan yang berkenaan dengan kelangsungan hidup, perkembangan, reproduksi

dan keunggulan. Sedangkan respon yang mal-adaptif perilaku yang tidak mendukung

tujuan ini. Roy telah menggunakan bentuk mekanisme koping untuk menjelaskan proses

kontrol seseorang sebagai adaptif sistem. Beberapa mekanisme koping diwariskan atau

diturunkan secara genetik (misal sel darah putih) sebagai sistem pertahanan terhadap bakteri

yang menyerang tubuh. Mekanisme yang lain yang dapat dipelajari seperti penggunaan

antiseptik untuk membersihkan luka. Roy memperkenalkan konsep ilmu Keperawatan yang

Page 24: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

unik yaitu mekanisme kontrol yang disebut Regulator dan Kognator dan mekanisme tersebut

merupakan bagian sub sistem adaptasi.

2.2 Elemen-Elemen Utama dari Teori Calista Roy

Menurut Roy terdapat empat objek utama dalam ilmu keperawatan, yaitu:

1. Manusia (individu yang mendapatkan asuhan keperawatan)

Roy menyatakan bahwa penerima jasa asuhan keperawatan individu, keluarga,

kelompok, komunitas atau sosial. Masing-masing dilakukan oleh perawat sebagai sistem

adaptasi yang holistic dan terbuka. Sistem terbuka tersebut berdampak terhadap perubahan

yang konstan terhadap informasi, kejadian, energi antara sistem dan lingkungan. Interaksi

yang konstan antara individu dan lingkungan dicirikan oleh perubahan internal dan eksternal.

Dengan perubahan tersebut individu harus mempertahankan intergritas dirinya, dimana setiap

individu secara kontinu beradaptasi. Roy mengemukakan  bahwa  manusia  sebagai  sebuah 

sistem adaptif. Sebagai sistem adaptif, manusia dapat digambarkan secara holistik sebagai

satu kesatuan yang mempunyai input, kontrol, output, dan proses umpan balik. Proses kontrol

adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan dengan cara-cara adaptasi. Lebih spesifik

manusia didefenisikan sebagai sebuah sistem adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator

untuk mempertahankan adaptasi dalam empat cara cara adaptasi yaitu: fungsi fisiologis,

konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi.

Dalam model adaptasi keperawatan, manusia dijelaskan sebagai suatu sistem yang

hidup, terbuka dan adaptif yang dapat mengalami kekuatan dan zat dengan perubahan

lingkungan. Sebagai sistem adaptif manusia dapat digambarkan dalam istilah karakteristik

sistem, jadi manusia dilihat sebagai satu-kesatuan yang saling berhubungan antara unit

fungsional secara keseluruhan atau beberapa unit fungsional untuk beberapa tujuan. Input

pada manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah dengan menerima masukan dari

lingkungan luar dan lingkungan dalam diri individuitu sendiri. Input atau stimulus termasuk

variabel standar yang berlawanan yang umpan baliknya dapat dibandingkan. Variabel standar

ini adalah stimulus internal yang mempunyai tingkat adaptasi dan mewakili dari rentang

stimulus manusia yang dapat ditoleransi dengan usaha-usaha yang biasa dilakukan. Proses

kontrol manusia sebagai suatu sistem adaptasi adalah mekanisme koping. Dua mekanisme

kopingyang telah diidentifikasi yaitu : subsistem regulator dan subsistem kognator.Regulator 

dan kognator digambarkan sebagai aksi dalam hubungannya terhadapempat efektor atau cara-

Page 25: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

cara adaptasi yaitu: fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan interdependen. Empat

fungsi mode yang dikembangkan oleh Roy terdiri dari:

a) Fisiologis

Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy mengidentifikasi

sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas,

yang dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5

kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :

(1) Oksigenasi: menggambarkan pola penggunaan oksigen berhubungan dengan respirasi dan

sirkulasi. Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi, pertukaran gas

dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).

(2) Nutrisi: menggambarkan pola penggunaan nutrient untuk memperbaiki kondisi tubuh dan

perkembangan.

(3) Eliminasi: menggambarkan pola eliminasi. Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari

instestinal dan ginjal. ( Servonsky, 1984 dalam Roy 1991)

(4) Aktivitas dan istirahat: menggambarkan pola aktivitas, latihan, istirahat dan tidur.

(5) Integritas kulit: menggambarkan pola fungsi fisiologis kulit.

(6) Rasa/senses: menggambarkan fungsi sensori perceptual berhubungan dengan panca indera

(7) Cairan dan elektrolit: menggambarkan pola fisiologis penggunaan cairan dan elektrolit.

(8) Fungsi neurologist: menggambarkan pola kontrol neurologist, pengaturan dan intelektual.

(9) Fungsi endokrin: menggambarkan pola control dan pengaturan termasuk respon stress dan

sistem reproduksi.

b) Konsep Diri (Psikis)

Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dengan penekanan spesifik pada aspek

psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan dengan

integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi perasaan. Konsep diri

menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the personal self.

Page 26: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

1)      The physical self, yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan dengan

sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat

merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas

2)       The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral- etik dan

spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut merupakan hal

yang berat dalam area ini.

c) Fungsi Peran (Sosial)

Fungsi peran mengidentifikasi tentang pola interaksi sosial seseorang berhubungan

dengan orang lain akibat dari peran ganda.

d) Interdependent

Mode interdependensi adalah bagian akhir dari mode yang dijabarkan oleh Roy. Fokusnya

adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan

saling menghargai.Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan

kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya. Ketergantungan ditunjukkan dengan

kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan

berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari

keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima. tersebut terjadi melalui

hubungan interpersonal terhadap individu maupun kelompok.

2. Keperawatan

Keperawatan adalah bentuk pelayanan professional berupa pemenuhan kebutuhan

dasar dan diberikan kepada individu baik sehat maupun saki yang mengalami gangguan fisik,

psikis dan sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Roy mendefinisikan

bahwa tujuan keperawatan adalah meningkatkan respon adaptasi berhubungan dengan empat

mode respon adaptasi. Perubahan internal dan eksternal dan stimulus input tergantung dari

kondisi koping individu. Kondisi koping seseorang atau keadaan koping seseorang

merupakan tingkat adaptasi seseorang.

3. Konsep sehat

Roy mendefinisikan sehat sebagai suatu continum dari meninggal sampai tingkatan

tertinggi sehat. Dia menekankan bahwa sehat merupakan suatu keadaan dan proses dalam

Page 27: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

upaya dan menjadikan dirinya secara terintegrasi secara keseluruhan, fisik, mental,

dan sosial. Integritas adaptasi individu dimanifestasikan oleh kemampuan individu untuk

memenuhi tujuan mempertahankan pertumbuhan dan reproduksi. Sakit adalah suatu kondisi

ketidakmampuan individu untuk beradapatasi terhadap rangsangan yang berasal dari dalam

dan luar individu. Kondisi sehat dan sakit sangat individual dipersepsikan oleh individu.

Kemampuan seseorang dalam beradaptasi (koping) tergantung dari latar belakang individu

tersebut dalam mengartikan dan mempersepsikan sehat-sakit, misalnya tingkat pendidikan,

pekerjaan, usia, buday dan lain-lain.

4. Konsep lingkungan

Roy mendefinisikan lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari internal dan

eksternal, yang mempengaruhi dan berakibat terhadap perkembangan dari perilaku seseorang

dan kelompok. Lingkunan eksternal dapat berupa fisik, kimiawi, ataupun psikologis yang

diterima individu dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman. Sedangkan lingkungan internal

adalah keadaan proses mental dalam tubuh individu (berupa pengalaman, kemampuan

emosioanal, kepribadian) dan proses stressor biologis (sel maupun molekul) yang berasal dari

dalam tubuh individu. Manifestasi yang tampak akan tercermin dari perilaku individu sebagai

suatu respons. Dengan pemahaman yang baik tentang lingkungan akan membantu perawat

dalam meningkatkan adaptasi dalam merubah dan mengurangi resiko akibat dari lingkungan

sekitar.

2.3 Pengaruh Teori Calista Roy Terhadap Keperawatan

Model adaptasi Roy memberikan petunjuk untuk perawat dalam mengembangkan

proses keperawatan. Elemen dalam proses keperawatan menurut Roy meliputi pengkajian

tahap pertama dan kedua, diagnosa, tujuan, intervensi, dan evaluasi, langkah-langkah tersebut

sama dengan proses keperawatan secara umum.

a) Pengkajian

Roy merekomendasikan pengkajian dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengkajian

tahap I dan pengkajian tahap II. Pengkajian pertama meliputi pengumpulan data tentang

perilaku klien sebagai suatu system adaptif berhubungan dengan masing-masing mode

adaptasi: fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan ketergantungan. Oleh karena itu,

pengkajian pertama diartikan sebagai pengkajian perilaku, yaitu pengkajian klien terhadap

masing-masing mode adaptasi secara sistematik dan holistic. Setelah pengkajian pertama,

perawat menganalisa pola perubahan perilaku klien tentang ketidakefektifan respon atau

Page 28: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

respon adaptif yang memerlukan dukungan perawat. Jika ditemukan ketidakefektifan respon

(mal-adaptif), perawat melaksanakan pengkajian tahap kedua.

Pada pengkajian tahap kedua, perawat mengumpulkan data tentang stimulus fokal,

kontekstual, dan residual yang berdampak terhadap klien. Menurut Martinez, faktor yang

mempengaruhi respon adaptif meliputi: genetik; jenis kelamin, tahap perkembangan, obat-

obatan, alkohol, merokok, konsep diri, fungsi peran, ketergantungan, pola interaksi sosial;

mekanisme koping dan gaya, strea fisik danemosi; budaya, dan lingkungan fisik.

b) Perumusan diagnosa keperawatan

Roy mendefinisikan 3 metode untuk menyusun diagnosa keperawatan:

(1) Menggunakan tipologi diagnosa yang dikembangkan oleh Roy dan berhubungan dengan 4

mode adaptif. Dalam mengaplikasikan diagnosa ini, diagnosa padakasus Tn. Smith adalah

“hypoxia”.

(2) Menggunakan diagnosa dengan pernyataan/mengobservasi dari perilaku yang tampak dan

berpengaruh tehadap stimulusnya. Dengan menggunakan metode diagnosa ini maka

diagnosanya adalah “nyeri dada disebabkan oleh kekurangan oksigen pada otot jantung

berhubungan dengan cuaca lingkungan yang panas”.

(3) Menyimpulkan perilaku dari satu atau lebih adaptif mode berhubungan dengan stimulus

yang sama, yaitu berhubungan. Misalnya jika seorang petani mengalami nyeri dada, dimana

ia bekerja di luar pada cuaca yang panas. Pada kasus ini,diagnosa yang sesuai adalah

“kegagalan peran berhubungan dengan keterbatasan fisik (myocardial) untuk bekerja di cuaca

yang panas”.

c) Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan adalah suatu perencanaan dengan tujuan merubah atau

memanipulasi stimulus fokal, kontekstual, dan residual. Pelaksanaannya juga ditujukan

kepada kemampuan klien dalam koping secara luas, supaya stimulus secara keseluruhan

dapat terjadi pada klien, sehinga total stimuli berkurang dan kemampuan adaptasi meningkat.

Tujuan intervensi keperawatan adalah pencapaian kondisi yang optimal, dengan

menggunakan koping yang konstruktif. Tujuan jangka panjang harus dapat menggambarkan

penyelesaian masalah adaptif dan ketersediaan energi untuk memenuhi kebutuhan tersebut

(mempertahankan, pertumbuhan, reproduksi). Tujuan jangka pendek mengidentifikasi

harapan perilaku klien setelah manipulasi stimulus fokal, kontekstual dan residual.

Page 29: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

d) Implementasi

Implementasi keperawatan direncanakan dengan tujuan merubah atau memanipulasi

fokal, kontekstual dan residual stimuli dan juga memperluas kemampuan koping seseorang

pada zona adaptasi sehinga total stimuli berkurang dan kemampuan adaptasi meningkat.

e) Evaluasi

Penilaian terakhir dari proses keperawatan berdasarkan tujuan keperawatan yang

ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuhan keperawatan didasarkan pada perubahan

perilaku dari kriteria hasil yang ditetapkan, yaitu terjadinya adaptasi pada individu.

2.4  Kelebihan dan Kelemahan Teori Callista Roy

                Roy mampu mengembangkan dan menggabungkan beberapa teori sehingga dapat

mengembangkan model perpaduannya. Yang hingga kini masih menjadi pegangan bagi para

perawat. Keeksistensiannya tentu memiliki sifat kuat atau memiliki kelebihan dalam

penerapan konsepnya dibanding dengan konsep lainnya. Kelebihan dari teori dan model

konseptualnya adalah terletak pada teori praktek dan model adaptasi yang dikemukakan oleh

Roy, perawat bisa mengkaji respon perilaku pasien terhadap stimulus yaitu mode fungsi

fisiologis, konsep diri, mode fungsi peran dan mode interdependensi. Selain itu, perawat juga

bisa mengkaji stressor yang dihadapi oleh pasien yaitu stimulus fokal, konektual dan residual,

sehingga diagnosis yang dilakukan oleh perawat bisa lebih lengkap dan akurat. Dengan

penerapan dari teory adaptasi Roy perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat

mengetahui dan lebih memahami individu, tentang hal-hal yang menyebabkan stress pada

individu, proses mekanisme koping dan effektor sebagai upaya individu untuk mengatasi

stress.

Sedangkan kelemahan dari model adaptasi Roy ini adalah terletak pada sasarannya.

Model adaptasi Roy ini hanya berfokus pada proses adaptasi pasien dan bagaimana

pemecahan masalah pasien dengan menggunakan proses keperawatan dan tidak menjelaskan

bagaimana sikap dan perilaku cara merawat ( caring ) pada pasien. Sehingga seorang perawat

yang tidak mempunyai perilaku caring ini akan menjadi sterssor bagi para pasiennya.

Page 30: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

BAB III

PEMBAHASAN

Berdasarkan analisa terhadap model adaptasi Roy, bahwa model keperawatan roy

lebih menekankan pada manusia secara holistik yang memiliki mekanisme koping untuk

beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. menurut Roy, manusia adalah makhluk holistic

yang memiliki sistem adaptif yang selalu beradaptsi. Konsep ini juga menekankan pentingnya

Page 31: MAKALAH TEORI FLORENCE NIGHTINGALE (gabung ).docx

individu untuk mempertahankan perilaku secara adaptif dan mampu merubah perilaku yang

mal-adaptif agar dapat meningkatkan kesehatannya.

Konsep keperawayan Calista Roy merupakan konsep artikulasi yang baik dari

seseorang sebagai pasien dan perawat dalam mekanisme luar yang beraturan. Roy dalam

mengaplikasikan konsep-konsepnya yang berasal dari sistem dan disesuaikan kepada pasien

yang telah mempersembahkan artikulasinya untuk perawat dalam menggunakan peralatan

untuk praktik, pendidikan, dan penelitian. Konsep-konsepnya tentang individu (Roy

menjelaskan bahwa person bisa berarti individu, keluarga, kelompok atau masyarakat luas

dan masing-masing sebagai sistem adaptasi holistik. Roy memandang person secara

menyeluruh atau holistik yang merupakan suatu kesatuan yang hidup secara konstan dan

berinteraksi dengan lingkungannya. Antara sistem dan lingkungan terjadi pertukaran

informasi bahan dan energi. Interaksi yang konstan antara orang dan lingkungannya akan

menyebabkan perubahan baik internal maupun eksternal. Dalam menghadapi perubahan ini

individu harus memelihara integritas dirinya dan selalu beradaptasi ) dan proses kontribusi

perawat terhadap ilmu pengetahuan dan seni merawat.

Model konseptual Roy berisi 4 elemen yaitu manusia, lingkungan, kesehatan, dan

keperawatan. Manusia dipandang sebagai sitem adaptasi kehidupan yang perilakunya dapat

diklasifikasikan menjadi respon yang adaptif atau respon yang inefektif. Lingkungan terdiri

stimulus internal dan eksternal. Kesehatan adalah proses menjadi terintegrasi dan dapat

mencapai tujuan untuk hidup, pertumbuhan, reproduksi, penguasaan. Tujuan keperawatan

adalah meningkatkan respon adaptasi yang berhubungan dengan adaptasi mode,

menggunakan informasi tentang tingkat adaptasi manusia dan stimulus fokal, kontekstual,

dan residual.