Upload
enyrah
View
86
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Hukum Transfusi darah dalam islam
Citation preview
MAKALAH ISLAM DAN PERSOALAN KONTEMPORER
HUKUM TRANSFUSI DARAH DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Oleh :
Eny Rahayu (1110016100052)
Pendidikan Biologi / 5B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2012
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, yang karena rahmat dan
anugerah-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Islam dan Persoalan
Kontemporer ini dengan tepat waktu. Salawat serta salam semoga tak lupa terhaturkan kepada
nabi Muhammad SAW, yang padanyalah banyak terdapat suri tauladan yang baik untuk diikuti.
Makalah yang berjudul “Transfusi Darah Menurut Perspektif Islam ” ini kami buat
dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Islam dan persoalan kontemporer. Tugas ini
adalah tugas individu yang diberikan kepada kami untuk kemudian ditelaah lebih dalam lagi
demi tujuan menuntut ilmu dan agar dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan secara benar.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen mata kuliah selaku pembimbing kami,
teman-teman yang telah memberi kami inspirasi, dan semua orang yang tidak bisa kami sebutkan
satu persatu.
Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak, begitu pula dengan makalah ini.
Kami sadar makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca supaya kedepannya makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kami khususnya dan bagi para
pembaca umumnya.
Jakarta, Desember 2012
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………...
BAB I
A. Latar belakang……………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………...
C. Tujuan………………………………………………………………………………..
BAB II
A. Pengertian Transfusi Darah…………………………………………………………
B. Hukun Transfusi Darah dalam Islam……………………………………………….
C. Hukum Menjualbelikan Darah Donor………………………………………………
D. Syarat Donor dan Transfusi Darah………………………………………………….
E. Hubungan Donor Dengan Resipien…………………………………………………
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………
ii
iii
4
5
5
6
9
11
12
13
16
16
17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada 50 tahun terakhir ini, pelayanan transfusi darah di dunia barat sangat
berkembang. Misalnya, United Kingdom National Blood Transfusion Service baru saja
memulai kegiatannya pada saat perang dunia kedua. Beberapa kemajuan dramatis pada
bidang bedah dan kedokteran telah dimungkinkan akibat tersedianya komponen darah secara
luas.
Transfusi darah membantu cara-cara pengobatan yang sudah ada, namun perlu
diperhatikan bahwa transfusi darah itu bukanlah pekerjaan yang tanpa resiko. Transfusi /
pemindahan darah telah dilakukan kira-kira 100 tahun yang lalu. ( abad ke 18 ), dimana pada
masa itu pengetahuan tentang pisiologi dan sirkulasi darah yang dirintis oleh William Harvey
masih sangat sempit sekali. Dalam kondisi itu umumnya transfusi banyak mengalami
kegagalan. Dr. Karl Laindsteiner pada tahun 1900 mengumumkan penemuannya tentang
golongan darah manusia, setelah ditemukan golongan darah manusia ini kecelakaan akibat
transfusi tidak lagi membahayakan, tetapi sebaliknya banyak menolong jiwa manusia dari
ancaman kematian karena kehilangan darah.
Kemajuan yang dicapai dalam bidang transfusi ini ditunjang oleh tiga hal, yaitu ;
1. Penemuan golongan darah oleh Dr. Karl Landsteiner (ABO). Penemuan ini
menjelaskan mengapa transfusi yang terdahulu sering mengalami kegagalan bila
penderita memiliki golongan darah yang tidak sama dengan pendonornya.
2. Penemuan suatu zat kimia (asam citrate) sebagai zat anti pembeku darah
(antikoagulan) yang tidak berbahaya bila seseorang penderita diberi darah yang telah
dicapur dengan asam sitrat itu.
3. Ditemukannya pula bahwa penambahan glukosa kedalam darah dapat memperpanjang
hidup sel darah merah diluar tubuh manusia, selama dalam penyimpanan. Dengan
demikian penyimpanan darah beberapa hari diluar tubuh merupakan cara-cara yang
praktis untuk transfusi darah.
4
Berdasarkan latar belakang di atas, maka kami bermaksud untuk menulis tentang
transfusi darah dalam pandangan Islam. Serta bagaimana penggunaan transfusi darah di
Indonesia, tentang siapa yang mendukung maupun menolak, sehingga terjadi silang
pendapat tentang transfusi darah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan transfusi darah?
2. Bagaimana hukun transfusi darah dalam Islam?
3. Bagaimana hukum menjualbelikan darah donor?
4. Apa sajakah syarat donor dan transfusi darah?
5. Bagaimana hubungan donor dengan resipien?
C. Tujuan
1. Mengatahui maksud dengan transfusi darah
2. Untuk menegetahui hukun transfusi darah dalam islam
3. Untuk mengetahui hukum menjualbelikan darah donor
4. Untuk mengetahui syarat donor dan transfusi darah
5. Bagaimana hubungan donor dengan resipien?
5
BAB IIPEMBAHASAN
A. Pengertian Transfusi Darah
Transfusi darah adalah penginjeksian darah dari seseorang (yang disebut donor)
ke dalam system peredaran darah seseorang yang lain (yang disebut resepien). Transfuse
darah tidak pernah terjadi kecuali setelah ditemukannya sirkulasi darah yang tidak pernah
berhenti dalam tubuh.1
Tranfusi darah dimaksudkan adalah untuk menolong manusia yang sedang
membutuhkan dalam menyelamatkan jiwanya. ajaran islam bahkan menganjurkan orang
untuk menyumbangkan darahnya demi kemanusiaan, bukan untuk komersialisasi. Tujuan
mulia tersebut tentu saja harus dibarengi dengan niat yang ikhlas untuk menolong orang
lain.
Darah yang dibutuhkan untuk keperluan transfusi bisa didapat langsung dari
Palang Merah Indonesia (PMI) atau bisa dari bank darah. Darah adalah jaringan cair yang
terdiri dari dua bagian, yaitu cairan yang disebut dengan plasma dan sel darah. Secara
keseluruhan darah manusia kira-kira seperdua belas dari badan atau ditaksir sekitar lima
liter. Dengan rincian 55 persen berbentuk cairan atau plasma dan 45 persen sisanya
adalahs sel darah yang terbagi menjadi sel darah merah, sel darah putih dan butir
pembeku (trombosit). Yang dimaksud dengan plasma darah adalah cairan yang berwarna
kuning dan mengandung 91,0 persen atau 8,5 persen mineral dan 0,11 persen sejumlah
bahan organic seperti lemak, urea, asam urat, kolesterol dan asam amino.2
Unsur kedua dari darah manusia adalah sel darah merah. Setiap milimiter kubik
darah terdapat 5.000.000 sel darah merah. Sel darah merah memerlukan protein dan zat
besi diperlukan. Dalam hal ini wanita lebih membutuhkan zat besi dalam kadar yang
tinggi karena sebagiannya terbuang ketika menstruasi dan perkembangan janin dan
pembuatan air susu. Jika terjadi pendarahan, maka sel darah merah dengan
hemoglobinnya (protein yang mengandung zat besi) sebagai pembawa oksigen hilang.
1 www.wikipedia.com 2 Shaifudin Shidik, Hukum Islam tentang Berbagai Persoalan Kontemporer. (Jakarta : Inti Media), Hal. 171
6
Sel-sel itu bisa diganti dalam beberapa minggu berikutnya. Tapi jika kadar
hemoglobinnya turun sampai 40 persen atau di bawahnya, maka diperlukan transfuse
darah.
Unsure ketiga dari darah manusia adalah sel darah putih . warnanya bening dan
tidak berwarna, bentuknya lebih besar dari sel darah merah tapi jumlahnya kecil, yaitu
setiap satu millimeter kubik terdapat 6.000 sampai 10.000 sel darah putih. Dan yang
terakhir adalah butir pembeku atau trombosit. Bentuknya lebih kecil dari sel darah merah
kira-kira sepertiganya. Jumlahnya sekitar 300.000 trombosit dalam setiap millimeter
kubik darah.
Dalam pelaksanaan transfuse darah, hal yang penting dan harus untuk dicermati
oleh pihak medis adalah golongan darah donor (yang menyumbangkan darah) dan
golongan darah resepien (penerima darah). Golongan darah manusia terdiri dari golongan
AB, A, B, dan O. Hal ini dimaksudkan agar ada kecocokan antara donor dengan resepien
karena antara golongan darah donor dan resepien tidak semua bisa saling member dan
menerima. Berikut ini komposisi golongan darah manusia secara medis :
1. Dilihat dari donor
Gol. AB dapat member darah pada AB
Gol A dapat member kepada A, dan AB.
Gol B dapat member kepada B, dan AB.
Gol. O dapat member semua golongan darah.
2. Dilihat dari resepien
Gol. AB dapat menerima semua golongan.
Gol. A dapat menerima gol.A dan O.
Gol.B dapat menerima golongan B dan O.
Gol. O hanya dapat menerima golongan darah O.3
Fungsinya
Masing-masing unsur darah dalam tubuh kita memiliki peran dan fungsinya masing-
masing. Plasma darah berfungsi untuk perantara penyaluran makanan, lemak dan asam
amino ke jaringan tubuh. Selain itu juga berfungsi untuk mengangkut bahan buangan
3 Ibid, Hal 175
7
seperti urea, asam urat dan sebagian karbon dioksida, menyegarkan cairan jaringan tubuh
dimana melalui cairan ini semua del tubuh dapat menerima makanan.
Sel darah merah bekerja sebagai system transport dari tubuh, mengantar semua bahan
kimia, oksigen dan zat makanan yang diperlukan oleh tubuh menyingkirkan karbon
dioksida dan hasil buangan lainnya serta mengatur panas ke seluruh tubuh.
Sel darah putih mengepung daerah yang terkena infeksi atau cidera, menangkap
organism hidup dan menghancurkannya, menyingkirkan kotoran, menyediakan bahan
pelindung tubuh dan serangan bakteri. Dengan cara ini jaringan yang sakit atau terluka
dapat dibuang dan mempercepat penyembuhannya. Fungsi ini berhubungan dengan
fungsi sel pembeku (trombosit), yaitu membekukan darah yang keluar dari anggota tubuh
yang terluka atau cidera, sehingga darah tersebut dapat tertahan. Seandainya tidak ada
butir pembeku maka darah yang keluar dari anggota tubuh tidak dapat tertahan sehingga
seseorang bisa mati kehabisan darah.4
Setelah memahami fungsi darah bagi tubuh manusia, maka manusia tidak dapat
hidup tanpa darah. Karena semua jaringan tubuh memerlukan darah. Otak manusia
membutuhkan darah yang mencukupi dan teratur. Jika tidak menerima darah dalam
tempo lebih dari empat menit, maka sel otak akan mati. Oleh karena itu, orang yang
kekurangan darah karena terlalu banyak mengeluarkan darah ketika kecelakaan, terkena
benda tajam atau karena muntah darah dan lain sebagainya perlu diberikan tambahan
darah dengan cara transfuse darah.
Ada empat golongan darah yang utama, yaitu A, B, AB dan O. Perbedaan di
antara golongan-golongan ini ditenrukan oleh ada tidaknya dua zat utama (yaitu A dan B)
dalam sel darah merah, serta oleh ada tidaknya dua unsur (yaitu unsur anti-A dan unsur
anti-B) dalam serum darah tersebut. Perlu dicatat bahwa ;walaupun serum dan plasma itu
mirip, tetapi perbedaan antara keduanya adalah bahwa dalam serum, fibrinogen dan
kebanyakan factor-faktor penggumpalan lainnya tidak ada. Jadi, serum ini sendiri tidak
dapat menggumpal karena ia tidak memiliki factor-faktor penggumpal tersebut, yang
adanya adalah di dalam plasma.5
4 Ibid, hal 1765 Ahsin W Al-Hafidz. Fikih Kesehatan. (Jakarta : AMZAH, 2007), Hal. 139
8
Seseorang yang bergolongan darah O di kenal sebagai donor universal, Karena sel
darah merah orang ini tidak mengandung zat kimia A maupun B. tetapi, orang ini tidak
dapat menerima darah orang lain kecuali yang bergolongan O, karena serum darahnya
berisi unsure anti-A dan anti-B sekaligus. Disisi lain, seseorang yang bergolangan darah
AB dapat menerima transfuse darah dari donor kelompok manapun, sehingga ia disebut
sebagai resepien universal, tetapi ia hanya dapat menyumbangkan darahnya pada orang
lain yang segolongan darah AB.
B. Hukum Transfusi Darah
Dalam lembaran Qur’an dan Hadist tidak ditemukan satu nash yang menjelaskan hokum
donor darah. Jika demikian halnya, maka cara yang harus ditempuh untuk mendapatkan
kejelasan hukumnya harus dilakukan ijtihad yang dilakukan secara jama’I (kolektif).
Karena masalah donor berhubungan dengan kesehatan, maka tidak cukup ulama saja tapi
juga dibutuhkan bidang ilmu kedokteran, sehingga tidak terjadi hal yang dapat
mengancam kesehatan si donor dan resipien.6
Donor darah kepada seseorang yang membutuhkan adalah pekerjaan mulia.
Karena dengan mendonorkan sebagian darahnya berarti seseorang telah memberikan
pertolongan kepada orang lain, sehingga seseorang selamat dari ancaman yang membawa
kepada kematian. Karena ini masalah kemanusiaan, maka tidaklah menjadi syarat yang
ketat adanya kesamaan antara donor dan resipien dari segi agama dan kepercayaan, suku
bangsa dan sebagainya. Maka tidaklah salah jika orang Islam menyumbangkan darahnya
kepada orang bergaman non-Islam yang sangat membutuhkan darahnya. Karena
menyumbnagkan darah dengna ikhlas kepada siapa saja termasuk amala kemanusiaan
yang amat dianjurkan oleh Islam. Seperti halnya orang member makan kepada orang
lapar yang terancam akan mati. Hal ini sejalan dengan firman Allah swt :
�اَس� �اَس� َج�ِم�يًعا الَّن �ا الَّن ي �ْح� �ِم�ا َأ َّن� �َأ �اَه�ا َف�َك ي �ْح� َو�َم�ْن� َأ
Artinya : “Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-
olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya” (QS Al-Maidah : 32)
6 Shaifudin , Op.cit hal178
9
Ayat lain yang dapat mengandung isyarat diperbolehkannya donor darah kepada
siapa saja tanpa adanya sekat-sekat agama. Karena manusia secara umum adalah anak
Adam yang mendapat keistimewaan dari Allah SWT maka sesame anak manusia wajib
menjaga martabat dan kemuliaannya, saling menolon dan menghormati (mutual respect).
Salah satu realisasinya adalah dengan memberikan pertolongan melalui donor darah, jika
orang lain membutuhkan.
Artinya : “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka
di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami
ciptakan” (QS Al-Isra : 70)
Setelah diteliti ternyata dalam Al-Qur’an tidak ada ayat dan Hadist yang secara jelas
melarang memberikan donor darah kepada orang yang mebutuhkan. Maka kebolehan donor
darah sejalan dengan kaidah ushul yang artinya “Pada asalnya hokum sesuatu itu boleh
sebelum ada dalil yang mengharamkannya”
Namun jika harus memilih apakah resipien yang Muslim atau yang non_Muslim
dalam keadaan mendesak, maka pilihan utma yang harus ditujukan kepada yang satu
aqidah (resipien Muslim). Karena sesama orang yang seiman adalah bersaudara dan
umpama satu bangunan yang saling mengokohkan antara yang satu dengan yang lainnya.
Rasulullah bersabda :
“Siapa yang tidak memperhatikan urusan orang Muslim, maka bukan kelompok kami yang
sempurna“7
Dilihat dari urgensinya, donor darah dalam hukum Islam tidak lepas dari unsur
kemaslahatan yang bersifat darury, yaitu menyelamatkan jiwa manusia dalam keadaan
7 Marcela Contreras., Petunjuk Penting Transfusi.(Jakarta: EGC. 1995), Hal. 186
10
darurat. Dikatakan darurat sebab tidak menggunakan sesuatu yang diharamkan, yaitu darah
(benda najis), maka seseorang akan mati atau mendekatinya. Misalnya orang yang sedang
pendarahan atau kecelakaan atau yang lainnya. Ia akan mati jika tidak mendapatkan donor
darah secepatnya dari orang lain. Maka kaidah-kaidah yang berhubungan dengan
kedaruratan dapat digunakan.
“bahaya itu harus dicegah atau dihilangkan”
Dalam hal ini, orang sakit kekurangan darah harus dibantu dengan donor darah.
Kaidah ini memberikan ketentuan hokum, bahwa donor darah diperbolehkan jika dengan
mendonorkan darahnya itu tidak membahayakan pihak pendonor. Tapi jika membawa
bahaya atau mengancam keselamatan pihak donor, maka haram bagi seseorang untuk
mendonorkan darahnya .
C. Hukum Menjualbelikan Darah Donor
Jika dilihat dari pengertian donor darah maka orang yang menyumbangkan darahnya
semata untuk menolong orang lain yang memerlukan.berarti si pendonor hanya untuk
kerja kemanusiaan, ia tidak mengharapkan imbalan berupa materi. Ia tidak meminta
sejumlah uang karena ia telah memberikan darahnya. Ini mungkin bisa terjadi jika
resipien mendapatkan darah dari donor yang bersifat langsung diberikan oleh donor tanpa
melalui pihak ketiga. Namun permasalahan yang kita temukan di lapangan si resipien
yang membutuhkan darah seperti di rumah sakit ia tidak mendapatkannya secara Cuma-
Cuma. Tapi ia harus membeli darah dengan harga yang cukup mahal. Permasalahan
bukan lagi donor atau resipien tapi bagaimana hokum menjual-belikan darah yang
menurut hukum Islam tergolong benda najis berdasarkan Hadist riwayat Bukhari dan
Muslim “semua darah itu najis termasuk darah manusia”
Para ulama ahli Fiqh berbeda pendapat tentang hukum menjual-belikand darah
sebagai benda najis. Imam Abu Hanifah dan Zahiri membolehkan menjual-belikan benda
najis yang ada manfaatnya seperti kotoran hewan untuk serbuk. Secara analogi mazhab
ini memperbolehkan jual-beli darah, karena besar manfaatnya bagi manusia untuk
keperluan transfusi darah untuk keperluan operasi dan lain sebagainya. Namun Imam
Syafi’I mengharamkan menjual belikan najis termasuk darah. Ayat al-Qur’an
menyatakan secara tegas bahwa darah termasuk benda yang diharmakan.
11
Artinya : “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan)
yang disembelih atas nama selain Allah” (QS Al-Maidah: 3)
Benda yang diharamkan tidak boleh untuk dijual belikan berdasarkan Hadist Rasulullah :
“Sesungguhnya Allah jika mengharamkan sesuatu, maka mengharamkan juga
harganya” (HR Ahmad dan Abu Daud)
Meskipun Imam Syafi’I mengharamkan menjual belikan darah. Namun supaya tidak
terkena ketentuan nash yang jelas mengharamkan jual beli darah. Maka ia memiliki cara,
yaitu “helah” dengan mengganti aqad dari dari jual beli kepada aqad yang lain seperti
memberikan upah pengambilan dan biaya perwatan darah.8
D. Syarat Donor dan Transfusi darah Menurut Islam
Syarat Donor dan Transfusi Darah adalah sebagai berikut :
a. Tidak menyebabkan kerusakan (kematian pada diri donor)
b. Memberikan manfaat (mencegah kerusakan/kematian) pada akseptor
c. Donor atau Tranfusi tidak boleh dilakukan bila menyebabkan kematian pada
diri donor (darah diambil terlalu banyak), meskipun memberikan manfaat
kepada resipien.
d. Donor darah dapat mencegah bahaya yang sudah pasti (mencegah
kerusakan/kematian resipien)
e. Bahaya yang timbul akibat donor atau transfusi dapat di perkirakan
f. Perbedaan kerugian yang terjadi dan manfaat yang diperoleh jelas (manfaat
lebih besar dari kerugian)
8 Ibid, Hal 185
12
g. Donor darah memberikan manfaat yang sangat besar dan termasuk
mendonorkan anggota badan yang dapat pulih kembali
h. Pendonor tidak akan mendapat kerugian/kerusakan yang berarti, bahkan
mendapat manfaat.
i. Tranfusi darah tidak sama dengan “memakan darah”
j. Kerusakan / kerugian akibat tranfusi dapat diperkirakan dan dicegah dengan
adanya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.
E. Hubungan donor dengan Resipien
Dampak hukum yang diakibatkan dari pendonor yang dampak hukum yang diakibatkan
dari pendonor yang telah menyumbangkan darahnya dan resipien yang telahmenerima
darah. Adakah hubungan kemahraman antara keduanya. Dalam hukum Islam factor-
faktor yang menyebabkan hubungan kemahraman seseorang dengan orang lain telah jelas
bagaimana terkandung dalam al-Qur’an surat an-Nisa: 23, sebagai berikut :
13
Artinya : “Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang
perempuan ; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu yang
perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-
saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang
perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu
isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang telah
kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu
ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-
isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam perkawinan) dua
perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Dari ayat diatas, maka sebab-sebab yang menyebabkan kemahraman seseorang dengan
orang lain adalah9
1. Mahram karena adanya hubungan nasab (keturunan), seperti hubungan anak dengan
ibunya atau saudaranya yangs sekandung (sebapak seibu dan sebagainya)
2. Mahram karena adanya hubungan pernikahan (musaharah). Seperti hubungan antara
mantu dengan mertuanya atau anak tiri dan isterinya yang telah disetubuhi dan
sebagainya.
3. Mahram karena ada hubungan persusuan (radaah). Misalnya hubungan antara
seseorang dengan wanita yang pernah menyusuinya atau dengan orang yang
persusuan dan sebagainya.
Dari keterangan tiga point di atas, maka hubungan seseorang dengan orang lain
akibat donor darah tidaklah berdampak kepada hubungan mahram. Sebab dalam
persusuan dilakukan ketika seseorang masih kecil (bayi) dan ada dampak signifikan
susu yang diberikan kepada seorang ibu terhadap pertumbuhan fisik anak. Sedangkan
donor darah biasanya terjadi pada orang yang telah dewasa dan darah yang
didonorkan kepada resepien tidak ada pengaruh terhadap pertumbuhan fisiknya.
9 Asmuni Abdurrahman. Transplatasi Dipandang dari Hukum Islam. (Persatuan TT : Yogyakarta), hal. 111
14
Karena tidak mengakibatkan hubungan mahram maka antara donor dan resipien
secara hukum adalah seperti hubungan semula sebelum terjadi donor darah.
Keduanya boleh menikah kecuali salah satu keduanya adalah terhitung salah satu dari
ketiga hubungan mahram sebagimana disebut diatas.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari keterangan yang telah di tuliskan di atas maka dapat di simpulkan, transfusi darah
adalah proses mentransfer darah atau darah berbasis produk dari satu orang ke dalam sistem
peredaran darah orang lain. Transfusi darah dapat menyelamatkan jiwa dalam beberapa
situasi, seperti kehilangan darah besar karena trauma, atau dapat digunakan untuk
menggantikan darah yang hilang selama operasi.
B. Saran
Jangan sampai donor darah menyebabkan pelecehan terhadap kehormatan manusia,
karena jual beli anggota badan seperti donor anggota badan lain (ginjal, mata dll).
16
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Asmuni. Transplatasi Dipandang dari Hukum Islam. Persatuan TT : Yogyakarta
Al-Hafidz,Ahsin W. Fikih Kesehatan. Jakarta : AMZAH. 2007
Contreras,marcela.Petunjuk Penting Transfusi.Jakarta: EGC. 1995
Shidik, Saefudin. Hukum Islam tentang Berbagai Persoalan Kontemporer. Inti Media : Jakarta.
2004
Pearce, Evelyn C. Anatomi dan Fisiologi untuk Para Medis, Alih bahasa: Sri Yuliani Handoyo,
Jakarta: PT. Gramedia. 1989
http://ridwananalis.wordpress.com/2012/08/13/makalah-transfusi-darah/ diunduh pada tanggal
28 Desember 2012, pukul 19.00
http://makalah-kesehatan-online.blogspot.com/2009/01/transfusi-darah.html diunduh pada
tanggal 29 Desember 2012, pukul 21.00
http://merahputihevent.wordpress.com/2010/03/24/transfusi-darah/ diunduh pada tanggal 29
Desember 2012 pukul 22.00
17