63
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Demam dengue adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri otot, sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam. Demam berdarah dengue/dengue hemorrhagic fever (DHF) adalah demam dengue yang disertai pembesaran hati dan manifestasi perdarahan. Pada keadaan yang parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi darah dan pasien jatuh dalam syok hipovolemik akibat kebocoran plasma. Keadaan ini disebut dengue shock syndrome (DSS). (1) Periode inkubasi adalah 1-7 hari. Manifestasi klinis bervariasi dan dipengaruhi oleh umur. Pada bayi dan anak muda, penyakit sulit dibedakan dengan ciri demam selama 1-5 hari, inflamasi faring, rhinitis, dan batuk ringan. Sebagian besar anak dewasa yang terkena mengalami demam mendadak , dengan peningkatan suhu hingga 39.4–41.1°C (103–106°F), biasanya diikuti oleh nyeri frontal atau retro-orbital, terutama ketika mata ditekan. Kadang-kadang nyeri punggung muncul sebelum demam (back-break fever). Rash berupa macular luas yang hilang jika ditekan dapat ditemukan setelah 24–48 jam demam. Denyut nadi dapat melambat relatif terhadap derajat demam. Myalgia dan arthralgia semakin lama bertambah berat. Pada hari ke 2 dan 6 demam, dapat terjadi mual dan muntah, generalized 1

MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

  • Upload
    benanto

  • View
    299

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Demam dengue adalah demam virus akut yang disertai sakit kepala, nyeri

otot, sendi dan tulang, penurunan jumlah sel darah putih dan ruam-ruam. Demam berdarah

dengue/dengue hemorrhagic fever (DHF) adalah demam dengue yang disertai pembesaran

hati dan manifestasi perdarahan. Pada keadaan yang parah bisa terjadi kegagalan sirkulasi

darah dan pasien jatuh dalam syok hipovolemik akibat kebocoran plasma. Keadaan ini

disebut dengue shock syndrome (DSS). (1)

Periode inkubasi adalah 1-7 hari. Manifestasi klinis bervariasi dan dipengaruhi oleh

umur. Pada bayi dan anak muda, penyakit sulit dibedakan dengan ciri demam selama 1-5

hari, inflamasi faring, rhinitis, dan batuk ringan. Sebagian besar anak dewasa yang terkena

mengalami demam mendadak , dengan peningkatan suhu hingga 39.4–41.1°C (103–106°F),

biasanya diikuti oleh nyeri frontal atau retro-orbital, terutama ketika mata ditekan. Kadang-

kadang nyeri punggung muncul sebelum demam (back-break fever). Rash berupa macular

luas yang hilang jika ditekan dapat ditemukan setelah 24–48 jam demam. Denyut nadi dapat

melambat relatif terhadap derajat demam. Myalgia dan arthralgia semakin lama bertambah

berat. Pada hari ke 2 dan 6 demam, dapat terjadi mual dan muntah, generalized

lymphadenopathy, cutaneous hyperesthesia or hyperalgesia, perubahan pengecapan, dan

anorexia.(2)

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan

masyarakat diwilayah tropis.

Daerah endemis DBD tersebar di sebagian besar wilayah Indonesia dan berulang kali

menimbulkan kejadian luar biasa.(3) Insidence Rate (IR) demam berdarah dengue selama

tahun 2008 adalah sebesar 60,06 per 10.000 penduduk.

1

Page 2: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

Populasi anak usia sekolah merupakan elemen yang cukup penting karena

proporsinya yang tinggi dalam keseluruhan populasi rakyat Indonesia. Bersamaan dengan

bertambahnya jumlah anak-anak yang bersekolah sebagai akses terhadap pendidikan. Karena

itu lingkungan sekolah paling berperan dalam memberikan suasana belajar dan dorongan

belajar yang positif dibandingkan dengan lingkungan keluarga, khususnya lingkungan

masyarakat. Bagaimanapun juga para siswa selalu berada dalam resiko kesehatan dan status

nutrisi yang buruk. Namun hal tersebut dapat ditangani secara efektif, sederhana dan dengan

biaya yang murah melalui program kesehatan sekolah.

Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) sejak lama

telah dicanangkan secara nasional namun belum memberikan dampak sesuai yang

diharapkan. Hambatan yang selama ini muncul adalah bahwa pemahaman/pengetahuan

masyarakat mengenai DBD cukup baik namun tidak dibarengi dengan sikap dan perilakunya

dalam PSN DBD. PSN DBD tidak dilakukan secara teratur dan berkesinambungan, masih

berupa kegiatan seremonial sesaat, hal ini terjadi juga disekolah.

1.2 Batasan Judul

Hasil kegiatan puskesmas Secang I berdasarkan standar pelayanan minimal mengenai

kegiatan pemberantasan sarang nyamuk di sekolah periode juli-agustus 2015 didapatkan

jumlah sekolah yang melaksanakan PSN sebanyak 5 sekolah dan jumlah sekolah yang ada

sebanyak 45 sekolah. Target satu tahun 90%, hasil cakupan sebesar 11% dan pencapaian

sebesar 12%. Hasil tersebut merupakan masalah karena pencapaian kurang dari 100%.

1.3. Batasan Masalah

jumlah sekolah yag berada di wilayah puskesmas Secang I antara lain sebanyak 45

sekolah, terdiri dari 16 Sekolah Dasar & 14 MI, 9 SLTP, 6 SLTA. Dalam makalah ini,

penulis akan menganalisa mengenai program PSN di sekolah, khususnya di SDN 2 Secang,

kecamatan Secang Magelang.

1.4. Tujuan

Tujuan Umum

2

Page 3: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

Mengetahui, mengidentifikasi, menganalisis serta evaluasi pemecahan masalah

Pemberantasan Sarang Nyamuk d SDN 2 Secang periode juli-agustus 2015.

Tujuan Khusus

1. Menganalisis masalah Pemberantasan Sarang Nyamuk di SDN 1 Secang

2. Mengetahui pemecahan masalah Pemberantasan Sarang Nyamuk di SDN 1

Secang.

1.5. Sasaran

Sasaran kegiatan PSN di sekolah antara lain:

- Seluruh masyarakat sekolah, yaitu kepala sekolah, guru, murid, petugas

kebersihan sekolah, pembina UKS.

- Tempat penampungan air dan barang-barang yang memungkinkan air

tergenang, misalnya bak mandi/WC, tempayan, drum, talang air, tempat

minum burung, vas bunga, pot tanaman air, kaleng bekas, ban bekas, botol

plastik yang dibuang sembarangan, bekas potongan bambu, dan lain-lain.

1.6. Manfaat

Manfaat penulisan makalah ini antara lain:

Bagi Penulis

Mengetahui sampai sejauh mana program pemberantasan sarang nyamuk di

sekolah.

Mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan cakupan kegiatan PSN

disekolah masih cukup rendah.

Menambah wawasan tentang kesehatan lingkungan, khususnya mengenai

kegiatan PSN di sekolah.

Bagi sekolah

Terciptanya lingkuang sekolah yang sehat, bebas jentik dengan

mengevaluasi kegiatan PSN yang sudah ada dan meningkatkan serta

memperbaiki keefektifan kegiatan PSN di sekolah tersebut.

Sekolah bebas dari penyakit demam berdarah dengue dengan

penerapan kegiatan PSN

3

Page 4: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

1. Pengertian

Pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD) adalah kegiatan

memberantas telur, jentik, dan kepompong nyamuk penular DBD (Aedes aegypti) di tempat-

tempat perkembangannya.

PSN DBD di sekolah adalah semua kegiatan untuk memberantas jentik nyamuk Aedes

aegypti di sekolah dilakukan melalu UKS. Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim pelaksana UKS

di sekolah yang secara berjenjang dibina oleh Tim Pembina UKS tingkat Kecamatan, Dati II,

Dati I dan Pusat.

2. Tujuan PSN DBD

Mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti,sehingga penularan DBD dapat dicegah atau

dikurangi.

3. Sasaran PSN DBD

Sasaran pemberantasan sarang nyamuk DBD yiutu semua tempat perkembangbiakan nyamuk

penular DBD.

a. Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari.

b.Tempat penampungan air alamiah.

4.Ukuran Keberhasilan PSN DBD

Keberhasilan kegiatan PSN DBD antara lain dapat diukur dengan Angka Bebas Jentik (ABJ),

apabila ABJ lebih atau sama dengan 95% diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau

dikurangi. Dan juga dilakukan pemeriksaan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk

(tempat-tempat penampungan air) yang ada didalam rumah seperti bak mandi/WC, vas

bunga, tatakan kulkas, dll dan diluar rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun,

lubang pohon, pagar bambu, dll yang dilakukan secara teratur sekali dalam seminggu.(4)

5. Cara PSN DBD

PSN DBD dilakuakn dengan cara ‘3M’, yaitu:

a. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi/wc, drum, dan

lain-lain seminggu sekali (M1).

4

Page 5: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/tempayan,dan lain-lain

(M2).

c. Mengubur dan menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan

(M3).

Selain itu ditambah dengan cara lainnya, seperti:

a. Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat lainnya yang sejenis

seminggu sekali.

b. Memnperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak.

c. Menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon, dan lain-lain (dengan tanah,dan

lain-lain).

d. Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat-tempat yang sulit dikuras atau di daerah

yang sulit air.

e. Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak-bak penampungan air.

f. Memasang kawat kasa.

g. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.

h. Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai.

i. Menggunakan kelambu.

J. Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.

Keseluruhan cara tersebut diatas dikenal dengan istilah ‘3M Plus’.(4)

6. Pelaksana PSN DBD

Pelaksana PSN DBD menutu Depkes RI (2005) yaitu:

a. Di rumah

dilaksanakan oleh anggota keluarga.

b. Tempat-tempat umum

Dilaksanakan oleh petugas yang ditunjuk oleh pimpinan atau penglola tempat-tempat umum,

seperti:

1. Kantor oleh petugas kebersihan kantor

2. Sekolah oleh petugas kebersihan sekolah

3. Pasar oleh petugas kebersihan pasar

4. Dan lain-lain.

2.2 Demam Berdarah Dengue (DBD)

5

Page 6: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan virus

dengue yang termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang

dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis serotipe, yaitu ;

DEN-1, DEN2, DEN-3, DEN-4. Seseorang yang tinggal di daerah endemis dengue dapat

terinfeksi oleh 3 atau 4 serotipe selama hidupnya.(1)

Secara umum konsep paradigma sehat dapat menghasilkan dua poin penting, yaitu

mencegah lebih baik daripada mengobati, dan pentingnya pemberdayaan masyarakat

untuk berperilaku hidup sehat dan hidup dalam lingkungan yang sehat.6,7

Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu

nyamuk aedes aegypti, Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengn menggunakan

beberapa metode yang tepat, yaitu:

1. Lingkungan

Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan

Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat

perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah.

Kesehatan Lingkungan menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan

Indonesia) adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan

ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya

kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.5

2. Biologis

Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik ( ikan adu/ikan cupang).

3. Kimiawi

Cara pengendalian ini antara lain dengan:

Pengasapa/fogging ( dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk nengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.

Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga,kolam, dan lain-lain.

6

Page 7: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

Cara paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkobinasikan cara-

cara diatas, yang disebut dengan ‘3M Plus’, yaitu menutup,menguras,menimbun. Selain itu

juga melakukan beberapa plus seperti Memasang kawat kasa, Menghindari kebiasaan

menggantung pakaian dalam kamar, Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang

memadai, Menggunakan kelambu, Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.

2.3.Unit Kesehatan Sekolah (UKS)

Usaha kesehatan sekolah sudah dirintis sejak tahun 1956 melalui Pilot Project di Jakarta dan

Bekasi yang merupakan kerjasama antara Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan serta Departemen Dalam Negeri. Pada tahun 1980 ditingkatkan menjadi

Keputusan bersama antara Depdikbud dan Depkes tentang kelompok kerja UKS.

Pada tahun 2004 keputusan tersebut diperbaharui oleh Menteri Pendidikan Nasional,Menteri

Kesehatan,Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri, tentang UKS yang bertujuan untuk

meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan

perilaku hidup bersih sehat dan derajat kesehatan peserta didik maupun warga belajar serta

menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan yang harmonis

dan optimal dalam rangka pembentukan manusia indonesia seutuhnya.

Berdasarkan UU No.23 tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan disebutkan bahwa kesehatan

sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam

lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara

harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumberdaya manusia yang

berkualitas.

Berdasarkan Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan Usaha Kesehatan Sekolah adalah

upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu

melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah, perguruan agama serta

usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan

lingkungan sekolah. Sedangkan menurut departemen kesehatan, Usaha Kesehatan Sekolah

adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik

beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama. UKS merupakan wahana untuk

meningkatkan kemampuan hidup sehat yang pada gilirannya menghasilkan derajat kesehatan

yang optimal.

7

Page 8: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

Program tentang pembinaan dan pengembangan usaha kesehatan sekolah (UKS) di

sekolah/satuan pendidikan luar sekolah dilaksanakan melalui tiga program pokok yang

meliputi : pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan kehidupan

sekolah sehat. Dalam mendukung pelaksanaan tiga program pokok UKS di sekolah ataupun

satuan pendidikan luar sekolah

diperlukan program penduduk yang meliputi : ketenagaan, pendanaan, sarana prasarana, dan

penelitian dan pengembangan, pembinaan serta pengembangan usaha kesehatan sekolah

(UKS) dilaksanakan oleh tim UKS yang terdiri atas : tim pembina UKS pusat, tim pembina

UKS propinsi, tim pembina UKS kabupaten / kota,tim pembina UKS kecamatan, tim

pembina UKS di sekolah.

Tugas tim pelaksana UKS dalam melaksanakan tiga program pokok UKS sesuai ketentuan

dan pedoman yang telah ditetapkan oleh pembinaan UKS serta menjalin kerjasama dengan

orang tua murid, instansi terkait lain dan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan UKS,

menyusun program, melaksanakan penilaian/ evaluasi dan menyampaikan laporan kepada tim

pembina UKS.

2.4 Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan

prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta

derajat kesehatan peserta didik maupun warga belajar serta menciptakan lingkungan yang

sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal

dalam rangka pembentukan manusia indonesia seutuhnya.

Untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik

yang mencakup : a) menurunkan angka kesakitan anak sekolah, b) meningkatkan kesehatan

peserta didik baik fisik, mental maupun sosial, c) agar peserta didik mempunyai pengetahuan,

sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip-prinsip hidup sehat serta berpartisipasi

aktif dalam usaha peningkatan kesehatan disekolah, d) meningkatkan cakupan pelayanan

kesehatan terhadap anak sekolah, e) meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap

pengaruh buruk narkotika,rokok,alkohol,dan obat berbahaya lainnya.

Sasaran UKS adalah peserta didik di sekolah / satuan pendidikan luar sekolah, guru, pamong

belajar, pengelola pendidikan, pengelola kesehatan dan masyarakat. Untuk sekolah dasar

usaha kesehatan sekolah diprioritaskan pada kelas I, III dan kelas VI alasannya adalah: Kelas

satu, merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru dan lepas dari

8

Page 9: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

pengawasan orang tua, kemungkinan kontak dengan berbagai penyebab penyakit lebih besar

karena ketidaktahuan dan ketidakmengertian tentang kesekatan. Disamping itu kelas satu

adalah saat yang baik untuk memberikan imunisasi ulangan. Pada kelas satu ini dilakukan

penjaringan untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainan yang mungkin timbul sehingga

mempermudah pengawasan jenjang berikutnya. Kelas III untuk mengevaluasi hasil

pelaksanaan UKS di kelas satu dahulu dan menentukan langkah yang akan dilakukan

selanjutnya dalam program pembinaan UKS. Kelas VI, berguna dalam rangka

mempersiapkan kesehatan peserta didik menuju jenjang pendidikan selanjutnya, sehingga

memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang cukup.

Peranan UKS adalah sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional adalah

sumber daya manusia yang berkualitas yaitu manusia indonesia yang sehat fisik,

mental, dan sosial serta memiliki produktivitas yang optimal dengan pemeliharaan

dan peningkatan kesehatan secara terus menerus yang dimulai sejak dalam

kandungan, balita, usia sekolah sampai usia lanjut.

3. Ruang Lingkup Kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

Ruang lingkup kegiatan usaha kesehatan sekolah yang diselenggarakan untuk

meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan yang sehat

sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis,

optimal serta menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Adapun kegiatan UKS

meliputi upaya preventif, kuratif, promotif, dan rehabilitatif. Sementara penekanan

kegiatan UKS adalah pada upaya promotif dan preventif . Kegiatan UKS lebih

dikenal dengan sebutan Trias UKS, untuk tatanan sekolah dasar (SD) dimana

kegiatannya berupa :

3.1.Pendidikan Kesehatan ( Health Education in School )

Pendidikan kesehatan sendiri bertujuan agar peserta didik memiliki pengetahuan

tentang kesehatan, mengembangkan teknologi tepat guna tentang kesehatan, mampu

bertahan hidup dari segala ancaman yang membahayakan fisik maupun mental

melalui pendidikan keterampilan hidup sehat (PKHS), Antara lain tujuan pendidikam

kesehatan tersebut adalah murid mempunyai pengetahuan tentang isu kesehatan yang

mampu menciptakan nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat

sehingga murid memiliki keterampilan dalam pemeliharaan, pertolongan dan

perawatan kesehatan yang dapat merubah kebiasaan hidup ke arah yang lebih sehat,

dan dapat menularkan perilaku hidup sehat, sehingga murid dapat tumbuh kembang

9

Page 10: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

secara harmonis dan mampu menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit yang

membuat murid memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar yang

akhirnya murid dapat memiliki kesegaran dan kesehatan yang optimal.

Hasil analisis kurikulum tahun 1994 menunjukkan bahwa UKS adalah merupakan

bagian dari pendidikan kesehatan dan jasmani serta ada beberapa pokok bahasan

pendidikan kesehatan yang dalam pembelajarannya dapat disampaikan terpadu dalam

IPA, sebagai contoh, pokok bahasan makanan sehat, penyakit menular dapat digabung

dalam materi IPA . Oleh karena itu, pada KBK yang akan datang, UKS merupakan

bagian dari sains di SD, biologi di SLTP dan SMU.

Materi pendidikan penyuluhan yang dilakukan dalam kegiatahn UKS di sekolah dasar

meliputi kegiatan penyuluhan kesehatan anak, gizi, pengendalian penyakit dan

penyehatan lingkungan, promosi kesehatan dan berbagai penyuluhan yang lainnya.

Pada intinya kegiatan pendidikan UKS untuk anak SD/MI dimulai dengan

membentuk kebiasaan menggosok gigi dengan benar, mencuci tangan, membersihkan

kuku dan rambut serta pendidikan dokter kecil.

3.2. Pelayanan Kesehatan ( School Health Service )

Pelayanan kesehatan meliputi kegiatan peningkatan (Promotif), yaitu latihan

keterampilan teknis pemeliharaan kesehatan dan pembentukan peran serta aktif

peserta didik dalam pelajaran kesehatan, antara lain : kader kesehatan sekolah,

olahraga, kesenian, berkebun dan lomba. Kegiatan pencegahan (Preventif),

memelihara kesehatan yang bersifat umum dan khusus, penjaringan kesehatan bagi

anak, monitoring peserta didik, melakukan usaha pencegahan penyakit menular.

Kegiatan penyembuhan dan pemulihan (Kuratif), dengan mendiagnosa dini terhadap

suatu penyakit, melakukan pengobatan terhadap penyakit, imunisasi, melaksanakan

P3K dan tindakan rujukan ke puskesmas serta pemberian makanan tambahan anak

sekolah

10

Page 11: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

BAB III

ANALISIS MASALAH

Indikator merupakan alat yang paling efektif untuk melakukan monitoring dan

evaluasi. Indikator adalah variabel yang menunjukkan / menggambarkan keadaan dan dapat

digunakan untuk mengukur terjadinya perubahan.

Berdasarkan data sekuder yaitu data SPM Puskesmas Secang , Pada tabel 1, kegiatan

PSN di sekolah belum mencapai target karena kurangnya skor pencapaian pada bulan Juli-

Agustus 2015 kurang dari 100%, dikatakan sebagai masalah. Cakupan PSN di sekolah bulan

Juli-Agustus 2015 sebesar 7% sehingga pencapaiannya masih kurang dari target Standar

Pelayanan Minimum Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 90%. Hal ini terjadi karena adanya

kesenjangan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang nyata dicapai dapat disebabkan

oleh beberapa faktor yaitu Input (man,money,method,material,machine), Proses (P1,P2,P3)

dan lingkungan. Hal ini tentu masih menjadi masalah yang harus dicari penyebab dan upaya

penyelesaiannya

Cakupan program PSN ini diperoleh dari data primer yang berasal dari hasil inspeksi

SDN Karang kajen, Desa Karang Kajen, Kecamatan Secang, dengan kriteria dari Depkes

juga kriteria dari puskesmas. Pengambilan data primer dilaksanakan pada tanggal 16 Juli

2015 sampai 19 Agustus 2015. Jumlah sasaran inspeksi program PSN ini adalah sekolah yang

memiliki pelaksanaan program yang kurang baik atau tidak sesui standard, Desa Karang

Kajen, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.

Berdasarkan hasil inspeksi, pengambilan responden dilakukan pada SDN Karang

kajen. Pengambilan data dilakukan dengan mendatangi SDN responden dan dilakukan

wawancara serta pengamatan.

11

Page 12: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

a. Data berdasarkan SPM Puskesmas Secang Januari – Agustus 2015

Tabel 1. SPM PROMKES

KEGIATAN POKOK

INDIKATOR KINERJA

TARGET Dinkes Kab.MGL 2011

Pembilang (Hasil kegiatan)

Penyebut(Sasaran)

Sasaran (1 tahun)

Sasaran bulan berjalan

Hasil kegiatan Bulan cakupan pencapaianjan

feb

mar

apr

mei

jun

jul

agu

Hasil kegiatan

% <100%

>100%

PROMKES

PSN DI SEKOLAH

90% Jml sekolah yang melaks psn

Jml sekolah yang ada

67 45 2 2 3 4 2 1 1 4 19 43%

47%

Besar Cakupan = Jumlah sekolah yang melaksanakan psn

x 100%

Jumlah sekolah yang ada

Besar Cakupan = 19 100 %

45

= 43 %

Dari data SPM Puskesmas Secang I, besarnya cakupan sekolah yang melaksanakan

PSN di wilayah kerja Puskesmas Secang I adalah 43%. Hasil tersebut belum memenuhi target

Dinkes 2014 yaitu sebesar 90%.

Jumlah pencapaian sekolah yang melaksanakan PSN di wilayah kerja puskesmas Secang I

adalah

12

Page 13: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

Pencapaian = Besar Cakupan

x 100

Target

=

= 47%

13

43%x 100%

90 %

Page 14: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

PROSESP1 : Perencanaan dan penjadwalan pengawasan serta sosialisasi PSN oleh petugas kesehatanP2 : Pelaksanaan peninjauan dan penyuluhan psnP3 : Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan

INPUTMan: masyarakat sekolah SDN Karang Kajen Money: Dana Operasional sekolahMethode:inspeksi, wawancaraMaterial: kelengkapan peralatan kebersihan untuk petugas kebersihanMachine: Blanko wawancara

Cakupan sekolah yang melaksanakan PSN

LINGKUNGANPengetahuan masyarakat sekolah mengenai PSNDana sekolah untuk mengadakan penyuluhan PSNKontainer-kontainer tempat menyimpan air tidak begitu banyak.seluruh pot bunga terisi tanaman

BAB IV

KERANGKA PENELITIAN

A. KERANGKA TEORI

14

Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian Tentang Cakupan Pelaksanaan PSN

Page 15: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

Faktor Lingkungan:Pengetahuan masyarakat sekolah mengenai PSNDana sekolah untuk mengadakan penyuluhan PSNKontainer-kontainer tempat menyimpan air tidak begitu banyak.seluruh pot bunga terisi tanaman

Faktor petugas kesehatan lingkungan:Jumlah petugas kesehatan lingkunganPeran petugas kesehatan lingkungan dalam memberikan informasi aktif tentang PSNPembuatan jadwal dan pelaksanaan inspeksi dan penyuluhanPencatatan dan pelaporan hasil inspeksiPenyuluhan mengenai informasi PSN, manfaat melaksanakan PSN dan mengenai akibat jika tidak melaksanakan PSNEvaluasi kegiatan yang dilakukan

Cakupan sekolah yang melaksanakan PSN di Desa Karang Kajen, Kecamatan Secang, Magelang

B. KERANGKA KONSEP

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian Tentang Cakupan Pelaksanaan PSN oleh sekolah

BAB V

METODE PENELITIAN

A. JENIS DATA YANG DIAMBIL

Pengumpulan data dilakukan di SDN Karangkajen, Desa Karangkajen, Kecamatan

Secang, Kabupaten Magelang, pada tanggal 16 Oktober 2015 sampai 19 Oktober 2015.

Jenis data adalah data primer dan sekunder.

1. Data Primer, diperoleh dari wawancara yang dilakukan kepada kepala sekolah

SDN Karangkajen dan guru UKS SDN Karangkajen yang dimana diantara

15

Page 16: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

sekolah yang menjalankan program PSN merupakan sekolah yang memiliki

program PSN yang tidak berjalan dengan baik.

2. Data sekunder didapat dari data Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas

Secang I dan laporan bulanan pemegang program bagian promosi kesehatan

Puskesmas Secang I.

Data yang diperoleh dianalisis dilakukan analisis masalah secara deskriptif

dan mencari kemungkinan penyebabnya melalui pendekatan system dengan metode

cross sectional, meliputi input (man, money, methode, machine, material), proses

(Perencanaan/P1, Penggerak Pelaksanaan/P2, Penilaian Pengawasan Pengendalian/P3),

serta lingkungan dengan tujuan mengetahui penyebab masalah melalui diagram Fish

Bone. Kemudian ditentukan prioritas pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria

matriks dengan rumus M.I.V/C. Selanjutnya menyusun rencana kegiatan berdasarkan

masalah yang terpilih.

B. BATASAN JUDUL

Laporan kegiatan dengan judul “Evaluasi Program Pemberantasan Sarang

Nyamuk di SDN Karang Kajen, Desa Karang Kajen, Kecamatan Secang, Kabupaten

Magelang” mempunyai batasan pengertian judul sebagai berikut:

1. Evaluasi

Evaluasi adalah proses penilaian yang sistematis mencakup pemberian nilai, atribut,

apresiasi, dan pengenalan permasalahan serta pemberian solusi-solusi atas

permasalahan yang ditemukan.

Program

Program adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk maksud tertentu

2. Pemberantasan Sarang Nyamuk

Adalah segala upaya yang ditujukan untuk memberantas sarang nyamuk

3. SDN Karang Kajen

Adalah salah satu SDN yang terletak di desa Karangkajen

4. Desa

Desa Karangkajen merupakan salah satu desa dari 11 desa yang berada dalam wilayah

kerja Puskesmas Secang.

5. Kecamatan Secang

Kecamatan Secang adalah salah satu kecamatan di wilayah Kabupaten Magelang.

16

Page 17: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

6. Kabupaten Magelang

Kabupaten Magelang adalah salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Tengah.

C. BATASAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

1. Batasan Operasional

Adapun batasan operasional dalam hal ini adalah sebagai berikut :

Sekolah Dasar (SD) yang tidak menjalankan program PSN atau yang

menjalankan program namun belum maksimal.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi secara aplikatif / operasional dari

variabel-variabel yang ada di dalam kerangka konsep. Dalam definisi operasional ini

disebutkan cara pengukuran masing-masing variabel (bila memang bisa diukur).

Sasaran adalah masyarakat sekolah (subjek) dan program PSN (objek) di Desa

Karangkajen, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.

Cakupan adalah persentase hasil perbandingan antara jumlah sekolah yang

melaksanakan PSN dengan jumlah seluruh sekolah yang diperiksa di Desa

Karangkajen, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba. Pengetahuan (knowledge) adalah proses kehidupan yang diketahui manusia

secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui

(subjek) memilliki yang diketahui (objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif

sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam

kesatuan aktif. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat

kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.

Tingkat pengetahuan baik bila skor 81%-100%

Tingkat pengetahuan cukup bila skor 65%-80%

Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 65%

Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati

langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Pengukuran perilaku

dapat dilakukan dengan wawancara dan angket tentang isi materi yang akan diukur

dari subjek penelitian atau responden.

17

Page 18: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

Perilaku baik bila skor 81% - 100%

Perilaku cukup bila skor 65% - 80%

Perilaku kurang bila skor < 60%

Dana sekolah adalah uang yang dimiliki sekolah yang didapat dari penghasilan

sekolah dan denda guna untuk pembangunan sarana sekolah dan kegiatan sekolah

yang memiliki masalah dana untuk menjalankan program PSN. Data ini didapatkan

dari hasil wawancara pendapatan responden.

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara

menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar,

tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada

hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan tentang informasi PSN kepada

masyarakat sekolah SDN Karangkajen tidak diberikan oleh petugas kesehatan.

Peran petugas kesehatan lingkungan adalah menyusun rencana kegiatan unit

kesehatan lingkungan, penyuluhan dan peran serta masyarakat berdasarkan data

program puskesmas dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku; Melaksanakan

kegiatan kesehatan lingkungan; Mengevaluasi hasil kegiatan serta membuat laporan

kegiatan.

D. RUANG LINGKUP KEGIATAN

1. Lingkup lokasi: SDN Karang Kajen, Desa Karangkajen, Kecamatan Secang,

Kabupaten Magelang.

2. Lingkup waktu: Juli – Agustus 2015

3. Lingkup sasaran: masyarakat sekolah SDN Karang Kajen, Desa Karangkajen.

4. Lingkup metode: wawancara, pencatatan, dan pengamatan

5. Lingkup materi: Evaluasi pelaksanaan program PSN dan sarana kesehatan di SDN

Karang Kajen, Kecamatan Secang, Kabuaten Magelang

E. KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI

Kriteria Inklusi

sekolah yang bertempat di Desa Karang Kajen, Kecamatan Secang, yang kurang atau

tidak menjalankan program PSN, yang bersedia diwawancara dan berada di tempat.

Kriteria Ekslusi

18

Page 19: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

a. sekolah yang bertempat di Desa Karang Kajen, Kecamatan Secang, yang

menjalankan program PSN, yang bersedia diwawancara dan berada di tempat.

b. sekolah yang bertempat di Desa Karang Kajen, Kecamatan Secang, yang

menjalankan program PSN, tidak bersedia diwawancara dan berada di tempat.

c. sekolah yang bertempat di Desa Karang Kajen, Kecamatan Secang, yang

menjalankan program PSN, yang tidak bersedia diwawancara dan tidak berada

di tempat.

BAB VI

HASIL PENELITIAN

Data Umum Desa Tuksongo

19

Page 20: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

A. Keadaan Geografis1. Letak Wilayah

Desa Tuksongo secara administratif termasuk dalam wilayah kecamatan Borobudur,

Kabupaten Magelang, terletak di arah Selatan Kabupaten Magelang, terdiri dari 7 dusun

dan terdiri dari 20 RT dan 6 RW, nama-nama dusun tersebut adalah Kesuman I ,

Kesuman II, Puton , Tuksongo I, Tuksongo II, Ganjuran I, Ganjuran II.

2. Batas Wilayah

Wilayah Desa Tuksongo dibatasi oleh :

Sebelah Utara : Desa Borobudur

Sebelah Selatan : Desa Majaksingi

Sebelah Barat : Desa Tanjungsari dan Desa GiriTengah

Sebelah Timur : Desa Ngargogondo

3. Luas Wilayah

Luas Wilayah Desa Tuksongo adalah 228,44 Ha.

B. Keadaan Demografi

1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Desa Tuksongo tahun 2013 adalah 3.320 jiwa. Laki-laki

berjumlah 1.665 jiwa, sedangkan untuk Perempuan berjumlah 1.655. Jumlah KK miskin

535 KK.

2. Data Penduduk

Daftar tabel dibawah ini memberikan gambaran jumlah penduduk Desa

Tuksongo menurut jenis kelamin, usia, mata pencaharian, dan pendidikan.

Tabel 2. Jumlah penduduk Desa Tuksongo menurut jenis kelamin

Jumlah

Penduduk

L P Total Kepala

Keluarga

Kesuman I 191 184 375 124

Kesuman II 224 216 440 21

Puton 331 324 655 212

Tuksongo I 279 306 585 160

20

Page 21: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

Tuksongo II 275 274 549 190

Ganjuran I 179 172 351 110

Ganjuran II 186 179 365 125

1665 1655 3320 1042

(Sumber : Data Statistik Kantor Desa Tuksongo , tahun 2013)

Dengan data lebih rinci penduduk Desa Tuksongo dikelompokkan sebagai berikut :

Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa Tuksongo berdasarkan usia

no Nama

dusun

0-4 5-9 10-

14

15-

19

20-

24

25-

29

30-

39

40-

49

50-

59

>60 jumlah

1 Kesuman I

27 34 27 25 56 27 35 42 42 60 375

2 Kesuman II

32 54 28 32 36 47 55 61 56 39 440

3 Puton 40 30 43 70 93 115 80 80 50 27 628

4 Tuksongo I

33 66 82 42 60 57 88 71 44 42 585

5 Tuksongo II

30 20 54 46 76 120 79 82 43 29 379

6 Ganjuran I

21 31 23 32 25 23 49 64 33 17 248

7 Ganjuran II

32 34 39 23 43 44 37 35 30 48 365

Jumlah 215 26

9

296 270 389 433 423 43

5

298 292 3320

21

Page 22: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

Tabel 4. Jumlah KK miskin

Nama dusun Jumlah KK Jumlah KK Miskin

Kesuman I 124 99

Kesuman II 121 79

Puton 212 150

Tuksongo I 160 45

Tuksongo II 190 83

Ganjuran I 110 40

Ganjuran II 125 39

Jumlah 1042 535

(Sumber : Data Statistik Kantor Desa Tuksongo, tahun 2013)

3. Sarana Kesehatan

Puskesmas induk : 1 buah

Polindes : 1 buah

PKD : 1 buah

22

Page 23: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

Bidan desa : 1 orang di 7 dusun ( dusun Kesuman I, Kesuman II,

Puton, Tuksongo I, Tuksongo II, Ganjaran I, Ganjaran II)

Posyandu : 8 tempat

4. Fasilitas Umum

TPQ/ TPA : 21 buah

TK PAUD : 2 tempat

SD/ MI : 2 tempat

SLTP/MTs : - tempat

SLTA : - tempat

PETA DESA TUKSONGO

Gambar 10 : peta wilayah Desa Tuksongo

DATA KHUSUS DUSUN TUKSONGO I

23

Page 24: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

A. Keadaan Geografis1. Letak Wilayah

Dusun Tuksongo I secara administratif termasuk dalam wilayah desa Tuksongo

kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, terletak di arah Selatan Kabupaten

Magelang, terdiri dari terdiri dari 3 RT dan 1 RW.

2. Batas Wilayah

Wilayah Desa Tuksongo dibatasi oleh :

Sebelah Utara : Desa Borobudur

Sebelah Selatan : Desa Majaksingi

Sebelah Barat : Desa Tanjungsari dan Desa GiriTengah

Sebelah Timur : Desa Ngargogondo

3. Luas Wilayah

Luas Wilayah Desa Tuksongo adalah 228,44 Ha.

B. Keadaan Demografi

1. Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Dusun Tuksongo I tahun 2013 adalah 549 jiwa. Laki-laki

berjumlah 275 jiwa, sedangkan untuk Perempuan berjumlah 306. Terdiri dari 160 KK

dengan jumlah KK miskin 45 KK.

2. Data Penduduk

Daftar tabel dibawah ini memberikan gambaran jumlah penduduk Desa

Tuksongo menurut jenis kelamin dan usia.

Tabel 5. Jumlah penduduk Dusun Tuksogo I menurut jenis kelamin

Jumlah

Penduduk

L P Total Kepala

Keluarga

Tuksongo I 279 306 585 160

(Sumber : Data Statistik Kantor Desa Tuksongo , tahun 2013)

Tabel 6. Jumlah penduduk dusun Tuksongo I menurut umur

RANGE USIA JUMLAH

24

Page 25: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

0-4 tahun 33

5-9 tahun 66

10-14 tahun 82

15-19 tahun 42

20-24 tahun 60

25-29 tahun 57

30-39 tahun 88

40-49 tahun 71

>60 tahun 42

Total 585

A. HASIL WAWANCARA

Hasil Wawancara dengan Petugas Promkes

Tabel dibawah ini merupakan hasil wawancara dengan petugas Kesehatan

Lingkungan di Puskesmas Secang I yaitu ibu Rini, yang dilakukan pada hari Selasa,

15 Oktober 2015 di Puskesmas Secang I.

Tabel 7. Hasil wawancara Input

No Pertanyaan Jawaban

1. Man Berapa jumlah tenaga 1 Petugas Koordinator

25

Page 26: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

kesehatan yang terlibat dalam program Pelaksanaan PSN ?

Promosi Kesehatan

2 Money Dari manakah sumber dana untuk program pemanfaatan jamban sehat?

Dari pemerintah dalam bentuk APBD.

3 Method Bagaimana Anda mengetahui seberapa jauh masyarakat sekolah melaksanakan PSN?

Melalui pengamatan dan wawancara dengan cara kunjungan ke sekolah-sekolah untuk dilakukan pendataan.

Bagaimana cara penyuluhan PSN dilakukan dan apakah anda sudah melakukan penyuluhan tersebut?

Ya, sudah melakukan. Penyuluhan langsung kepada sekolah-sekolah mengenai PSN saat pendataan.

4 Material Dimana penyuluhan mengenai pemanfaatan jamban sehat dilakukan?

Di lapangan. Penyuluhan dilakukan bersamaan kepada masyarakat saat dilakukannya inspeksi sekolah

Apakah terdapat kendaraan operasional untuk petugas Kesehatan Lingkungan?

Terdapat 1 sepeda motor namun untuk bensin menggunakan biaya sendiri

5 Machine Apakah ada buku untuk melakukan pencatatan pelaksanaan PSN oleh sekolah terkait?

Ada, Buku data PSN disekolah yang dibuat oleh coordinator promosi kesehatan untuk memudahkan pencatatan

26

Page 27: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

Tabel 8. Hasil wawancara Proses

No Pertanyaan Jawaban

1 P1 Apakah ada jadwal untuk

pengawasan dan penyuluhan

mengenai pelaksanaan PSN?

Untuk pengawasan

pelaksanaan psn dilakukan

tidak rutin tergantung

keperluan. Namun, untuk

penyuluhan tidak ada jadwal

khusus. Penyuluhan biasa

diberikan bersamaan dengan

saat inspeksi ke sekolah

atau berkoordinasi dengan

program lain untuk

pemberian penyuluhan.

2 P2 Kapan dilakukan penyuluhan

dan pendataan pelaksanaan psn

oleh sekolah?

Saat pendataan berlangsung,

petugas promkes langsung

memberikan penyuluhan

tentang psn.

3 P3 Bagaimana cara melakukan

evaluasi pelaksanaan psn?

Terdapatnya pencatatan

rutin setiap bulan dari kader

promosi kesehatan pada

buku data

27

Page 28: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

BAB VII

HASIL DAN PEMBAHASAN

7.1 Hasil

Data yang diperoleh berasal dari data primer dan data sekunder. Dimana data primer

didapatkan dari wawancara dengan Kepala SDN Karangkajen dan penanggung jawab

program UKS sedangkan data sekunder didapatkan dari laporan bulan Juli-Agustus 2015

yaitu pencapaian PSN di sekolah.

Tabel 9. Hasil Kegiatan PSN di Sekolah Puskesmas Secang I, Juli-Agustus 2015

Indikator Target Cakupan Pencapaian

Kegiatan %

PSN di sekolah 90% 5 7% 8%

7.2. Pembahasan Masalah

Pada tabel 1, kegiatan PSN di sekolah belum mencapai target karena kurangnya skor

pencapaian pada bulan Juli-Agustus 2015 kurang dari 100%, dikatakan sebagai masalah.

Cakupan PSN di sekolah bulan Juli-Agustus 2015 sebesar 7% sehingga pencapaiannya masih

kurang dari target Standar Pelayanan Minimum Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 90%. Hal

ini terjadi karena adanya kesenjangan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang nyata

dicapai dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu Input

(man,money,method,material,machine), Proses (P1,P2,P3) dan lingkungan.

Dari data yang diperoleh kemungkinan penyebab masalah rendahnya cakupan kegiatan

pemberantasan sarang nyamuk di SDN karangkajen, kecamatan Secang, Kabupaten

Magelang.

7.3. Analisa Penyebab

Tabel 2. Pengelompokan Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah

28

Page 29: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

Faktor Input

Tabel 10. Faktor input

INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN

MAN Murid sekolah yang

melaksanakan piket

secara bergantian

setiap harinya

Kurangnya kepatuhan

petugas dilingkungan

sekolah dalam

membersihkan bak

mandi secara rutin

Kurangnya partisipasi

masyarakat sekolah

dalam pelaksanaan

PSN

MONEY Adanya dana

swadaya masyarakat

sekolah untuk

kebersihan

lingkungan

Tidak adanya dana

untuk kegiatan

penyuluhan ke

sekolah

METHOD Dilakukan aturan

denda bagi siswa

yang membuang

sampah sembarangan

Adanya jadwal kerja

bakti di lingkungan

sekolah

Frekuensi penyuluhan

oleh tenaga kesehatan

masih perlu

ditingkatkan.

MATERIAL Toilet dengan bak

mandi khusus guru

yang rutin

dibersihkan

Toilet dengan bak mandi khusus siswa jarang dibersihkan

MACHINE Tersedianya sarana

kebersihan

Kurangnya jumlah

sarana kebersihan

29

Page 30: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

Faktor Proses

Tabel 11 faktor proses

PROSES KELEBIHAN KEKURANGAN

P1

(Perencanaan)

Adanya peraturan

untuk tidak

membuang sampah

sembarangan

Adanya jadwal kerja

bakti di lingkungan

sekolah

Kegiatan 3M oleh

petugas kebersihan

sekolah

Kegiatan penyuluhan

oleh petugas

kesehatan kurang

rutin.

Tidak adanya petugas

kesehatan yang

melakukan kegiatan

penyuluhan PSN di

sekolah.

P2

(Pelaksanaan)

Seluruh masyarakat

sekolah

membersihkan

lingkungan sekolah.

Masyarakat sekolah

turut serta menjaga

kebersihan sekolah

dengan membuang

sampah pada tempat

yang disediakan

Pelaksanaan 3M oleh

masyarakat sekolah

tidak rutin dilakukan.

Masih adanya

beberapa murid

sekola yang

membuang sampah

sembarangan.

Petugas yang

dikhususkan untuk

melakukan

kebersihan 3M

kurang rutin

melaksanakan

tugasnya

P3

(Penilaian,

Adanya pengawasan

dari pihak sekolah

untuk melakukan

Pengawasan kegiatan

PSN disekolah oleh

petugas kesehatan

30

Page 31: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

Pengawasan,

Pengendalian)

sidak secara tiba-tiba

untuk menilai

kebersihan sekolah.

masih kurang rutin

terjadwal.

Pengawasan

kebersihan

lingkungan sekolah

menyangkut 3M oleh

petugas UKS masih

kurang.

Lingkungan Kontainer-kontainer

tempat menyimpan

air tidak begitu

banyak. Hampir

seluruh pot bunga

terisi tanaman

Pengetahuan

masyarakat sekolah

mengenai PSN

Dana sekolah untuk

mengadakan

penyuluhan PSN

Berdasarkan analisi melalui pendekatan sistem tersebut diatas, ditemukan beberapa

masalah dalam kegiatan pemberantasan sarang nyamuk di SD Karangkajen, kecamatan

secang Magelang, yaitu:

1. Kurangnya partisipasi masyarakat sekolah dalam pelaksanaan PSN.

2. Tidak adanya dana untuk kegiatan penyuluhan ke sekolah.

3. Frekuensi penyuluhan oleh tenaga kesehatan masih perlu ditingkatkan.

31

Page 32: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

P1:Kegiatan penyuluhan oleh petugas kesehatan kurang rutin.Tidak adanya petugas kesehatan yang melakukan kegiatan penyuluhan PSN di sekolah.

P2:Pelaksanaan 3M oleh masyarakat sekolah tidak rutin dilakukan.Masih adanya beberapa murid sekolah yang membuang sampah sembarangan.Petugas yang dikhususkan untuk melakukan kebersihan 3M kurang rutin melaksanakan tugasnya

P3:Pengawasan kegiatan PSN disekolah oleh petugas kesehatan masih kurang rutin terjadwal.Pengawasan kebersihan lingkungan sekolah menyangkut 3M oleh petugas UKS masih kurang.

4. Toilet dengan bak mandi khusus siswa jarang dibersihkan.

5. Kurangnya jumlah sarana kebersihan.

6. Kegiatan penyuluhan oleh petugas kesehatan kurang rutin.

7. Tidak adanya petugas kesehatan yang melakukan kegiatan penyuluhan PSN di

sekolah.

8. Pelaksanaan 3M oleh masyarakat sekolah tidak rutin dilakukan.

9. Masih adanya beberapa murid sekola yang membuang sampah sembarangan.

Petugas yang dikhususkan untuk melakukan kebersihan 3M kurang rutin

melaksanakan tugasnya.

10. Pengawasan kegiatan PSN disekolah oleh petugas kesehatan masih kurang rutin

terjadwal.

11. Pengawasan kebersihan lingkungan sekolah menyangkut 3M oleh petugas UKS

masih kurang.

32

Page 33: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

Gambar 3. Analisis Penyebab Masalah dengan Pendekatan Fish Bone

7.4. Penyebab Masalah Paling Mungkin

33

Page 34: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

Setelah dilakukan konfirmasi dari wawancara penulis dengan petugas kesehatan yang

terkait maka didapatkan informasi kepada petugas pengurus UKS dan Kepala SD

Karangkajen, dari kemungkinan penyebab masalah di atas maka didapatkan masalah yang

paling mungkin, yaitu:

1. Kurangnya partisipasi masyarakat sekolah dalam pelaksanaan PSN.

2. Tidak adanya dana untuk kegiatan penyuluhan ke sekolah.

3. Kurangnya sarana kebersihan.

4. Pelaksanaan 3M oleh masyarakat sekolah tidak rutin dilakukan.

5. Pengawasan kegiatan PSN disekolah oleh petugas kesehatan masi kurang rutin

terjadwal.

BAB VIII

34

Page 35: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

PEMECAHAN MASALAH

8.1. Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah menemukan penyebab paling mungkin, maka langkah selanjutnya ialah

menyusun alternatif pemecahan penyebab paling mungkin masalah tersebut. Alternatif

pemecahan masalah tersebut di atas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 12. Alternatif Pemecahan Masalah

No Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan

Masalah

1. Kurangnya partisipasi masyarakat sekolah dalam

pelaksanaan PSN.

Melibatkan

masyarakat sekolah

dalam kegiatan PSN

dilingkungan sekolah.

2. Tidak adanya dana untuk kegiatan penyuluhan ke

sekolah.

Dana untuk kegiatan

yang menyangkut

kesehatan sekolah

didapatkan dari

sekolah sebagai dana

kesehatan sekolah.

Dana dari denda bila

ada yang membuang

sampah sembarangan.

3. Kurangnya sarana kebersihan. Pihak sekolah

menambah jumlah

keranjang sampah

dilingkungan sekolah

dari dana kesehatan

sekolah.

Sumbangan dari

orang tua murid untuk

menambah sarana

35

Page 36: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

kebersihan.

4. Pelaksanaan 3M oleh masyarakat sekolah tidak rutin

dilakukan.

Dibuat jadwal setiap

minggunya untuk

jumat bersih.

Petugas kesehatan

sekolah memantau

kegiatan jumat bersih

setiap minggunya.

5. Pengawasan kegiatan PSN disekolah oleh petugas

kesehatan masi kurang rutin terjadwal.

Dibentuknya Juru

Pemantau Jentik

(jumantik) cilik di

sekolah dan hasil

pantauan dilaporkan

kepada petugas

kesehatan setiap

minggunya.

Petugas kesehatan

mengevaluasi

kegiatan PSN setiap

minggunya.

Penyelesaian masalah sebaiknya memenuhi kriteria:

1. Efektifitas program

Yaitu menunjuk pada kemampuan program mengatasi penyebab masalah yang

ditemukan. Makin tinggi kemampuan, makin efektif cara penyelesaian tersebut.

2. Efisiensi program

Yaitu menunjuk pada pemakaian sumber daya. Bila cara penyelesaian dengan biaya

(cost) yang kecil maka cara tersebut disebut efisien.

Pedoman untuk mengukur efektifitas program:

36

Page 37: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

1. Magnitude (M) adalah besarnya penyebab masalah dari pemecahan masalah

yang dapat diselesaikan. Makin besar (banyak) penyebab masalah yang dapat

diselesaikan dengan pemecahan masalah, maka semakin efektif.

2. Importancy (I) adalah pentingnya cara pemecahan masalah. Makin penting

cara penyelesaian dalam mengatasi penyebab masalah, maka semakin efektif.

3. Vulnerability (V) adalah sensitifitas cara penyelesaian masalah. Makin sensitif

bentuk penyelesaian masalah, maka semakin efektif.

4. Cost (C) adalah perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan

pemecahan masalah. Masing-masing cara pemecahan masalah diberi nilai 1-

5.

Rumus yang digunakan:

mxIxv dibagi c

Masing-masing cara penyelesaian masalah dibandingkan berdasarkan kriteria tersebut

(m,i,v dan c), dengan cara matching antara cara penyelesaian masalah satu dengan

lainnya.

Untuk kriteria c (cost), masing-masing cara penyelesaian masalah diberi nilai 1-5.

Cara memberi nilai: nilai mendekati 1 bila biaya (sumber daya) yang digunakan

semakin kecil. Sebaliknya mendekati nilai 5 bila biaya (sumber daya) makin besar.

8.2. Penentuan Pemecahan Masalah Dengan Kriteria Matrix Menggunakan

Rumus: mxIxv/C

Tabel 13. Kriteria matriks mxIxv/C

Penyelesaian masalah Nilai Kriteria Hasil

Akhir

Urutan

M I V C (M.I.V)/

C

37

Page 38: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

A. Melibatkan masyarakat sekolah dalam kegiatan PSN dilingkungan sekolah.

2 3 2 1 18 IV

B. Dana untuk kegiatan yang

menyangkut kesehatan sekolah

didapatkan dari sekolah sebagai

dana kesehatan sekolah.

4 4 4 3 21 III

C. Pihak sekolah menambah

jumlah keranjang sampah

dilingkungan sekolah dari dana

kesehatan sekolah.

2 3 2 1 12 V

D. Dibuat jadwal setiap

minggunya untuk jumat bersih.

4 5 7 1 140 I

E. Dibentuknya Juru Pemantau

Jentik (jumantik) cilik di

sekolah dan hasil pantauan

dilaporkan kepada petugas

kesehatan setiap minggunya.

5 5 4 2 50 II

38

Page 39: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN

Tabel 14. Plan of Action

No. Kegiatan Tujuan Sasaran LokasiPelaksanaa

nWaktu Dana Metode Tolak ukur

I Dibuat jadwal

setiap minggunya

untuk jumat

bersih.

-Meningkatkan

kedisiplinan dan

tanggung jawab selurh

masyarakat sekolah

untuk menjaga

kebersihan agar

lingkungan sekolah sehat

dan bebas jentik

Warga, sekolah SD Karangkajen

Sekolah Dasar Karangkajen

Masyarakat sekolah

Setiap hari Jumat

Dana sekolah

Kerja bakti Tolak ukur proses

-Terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang diharapkan dan dijadwalkan.

-terbentuknya jadwal rutin kegiatan kebersihan masyarakat sekolah

Tolak ukur hasil :

-lingkungan sekolah bebas jentik.

39

Page 40: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

No

KEGIATAN

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Dibuat jadwal setiap minggunya untuk jumat bersih.

2 . Dibentuknya Juru Pemantau Jentik (jumantik) cilik di sekolah dan hasil pantauan dilaporkan kepada petugas kesehatan setiap minggunya.

3 Dana untuk kegiatan yang menyangkut kesehatan

40

Page 41: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

sekolah didapatkan dari sekolah sebagai dana kesehatan sekolah.

4 Melibatkan masyarakat sekolah dalam kegiatan PSN dilingkungan sekolah.

5 Pihak

sekolah

menambah

jumlah

keranjang

sampah

dilingkung

an sekolah

dari dana

41

Page 42: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

kesehatan

sekolah.

Tabel 15. Gann chart

42

Page 43: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

BAB IX

KESIMPULAN DAN SARAN

9.1. Kesimpulan

Berdasarkan data Standard Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Secang I

menunjukkan hasil kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk di sekolah periode bulan Juli-

Agustus 2015 didapatkan cakupan sebesar 7% dan pencapaian 8%. Hasil ini menunjukkan

bahwa hasil cakupan belum mencapai target SPM Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang

Tahun 2015 yaitu 90%. Dari hasil analisa didapatkan masalah bahwa kurangnya partisipasi

masyarakat sekolah dalam pelaksanaan PSN.

9.2. Saran

Terhadap Puskesmas Secang I: rutin mengevaluasi kegiatan PSN di sekolah

setiap bulannya agar kegiatan PSN berjalan rutin.

Terhadap Sekolah: masyarakat sekolah berpartisipasi aktif dalam kegiatan

PSN dengan rutin mengikuti kegiatan Jumat bersih setip minggunya.

43

Page 44: MAKALAH TUGAS MANDIRI FINALE.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Dengue hemorrhagic fever. Diagnosis, treatment,

prevention and control; edisi ke-2. WHO, 1997.

2. Kliegman, Behrman, Jenson, Stanton. Nelson Textbook of Pediatric. Ed 18. Saunders.

2007.

3. Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Laporan kajian kebijakan penanggulangan

(wabah) penyakit menular (studi kasus DBD). Deputi Bidang SDM dan Kebudayaan

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Jakarta, 2006.

4. Hendra Arif Wibowo. Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue

(PSN DBD).Available from:http://ajang

berkarya.wordpress.com/2008/03/31/pemberantasan-sarang-nyamuk-demam-

berdarah-dengue-psn-dbd/.

5. Definisi Kesehatan Lingkungan. Available at:

http:// kesehatanlingkungan.duniakesehatan/76856 .com . Accesed on, August 19 2015

6. Hartoyo. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Survei Mawas Diri dan Intervensi

Masyarakat dalam Bentuk Pendekatan Kemasyarakatan. Magelang; 2011.

7. Hartoyo. Konsep Pendekatan Masyarakat dalam Kaitannya dengan Desa Siaga.

Magelang; 2011

8.

44