26
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika sosok wanita bekerja memasuki masa berumah tangga, segalanya jadi berbeda. Khusus bagi yang sedang berada di puncak karir, haruskah sesuatu yang telah dirintis sejak usia lajang dilepas begitu saja? Ah, keputusan yang sungguh sulit. Memang setiap orang punya pilihan dan prinsip masing-masing untuk meraih kepuasan dalam karirnya. Ada yang merasa masih banyak ambisi dan obsesi yang belum tercapai. Tetapi, haruskah juga keluarga menjadi prioritas kedua? Hal inilah yang kerap jadi dilema dalam kehidupan pasangan suami- istri. Persoalannya tambah tidak sederhana ketika anak juga menuntut perhatian yang khusus dari sang ibu. Bagaimana agar segala keputusan yang diambil dapat menyenangkan semua pihak dalam keluarga Peran seorang wanita ketika memasuki jenjang perkawinan tampak menjadi begitu kompleks ketika berbagai kepentingan saling berbenturan. Saat seorang wanita dituntut menjadi ibu yang 1

Makalah Wanita Karir

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah Wanita Karir

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ketika sosok wanita bekerja memasuki masa berumah tangga,

segalanya jadi berbeda. Khusus bagi yang sedang berada di puncak karir,

haruskah sesuatu yang telah dirintis sejak usia lajang dilepas begitu saja?

Ah, keputusan yang sungguh sulit. Memang setiap orang punya pilihan dan

prinsip masing-masing untuk meraih kepuasan dalam karirnya. Ada yang

merasa masih banyak ambisi dan obsesi yang belum tercapai. Tetapi,

haruskah juga keluarga menjadi prioritas kedua? Hal inilah yang kerap jadi

dilema dalam kehidupan pasangan suami-istri. Persoalannya tambah tidak

sederhana ketika anak juga menuntut perhatian yang khusus dari sang ibu.

Bagaimana agar segala keputusan yang diambil dapat menyenangkan

semua pihak dalam keluarga

Peran seorang wanita ketika memasuki jenjang perkawinan tampak

menjadi begitu kompleks ketika berbagai kepentingan saling berbenturan.

Saat seorang wanita dituntut menjadi ibu yang bertanggungjawab atas

keberadaan anak dan tetap utuhnya rumah tangga, disamping keinginan

meraih kemajuan dari balik dunia kerja, membuat banyak wanita

terperangkap pada dilema. Harus memilih salah satu - keluarga atau karir.

B. Rumusan Masalah

Pembahasan tentang wanita karir sangatlah luas, namun dalam

penulisan makalah ini, penulis membatasi masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana pengertian wanita karir ?

2. Bagaimana Wanita karir dan keluarga ?

C. Tujuan penulisan

1

Page 2: Makalah Wanita Karir

Dalam setiap penulisan makalah tentunya memiliki tujuan penulisan, dan

tujuan makalah ini menjelaskan pengertian wanita karir serta wanita karir dan

keluarga.

2

Page 3: Makalah Wanita Karir

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Wanita Kariri

Mengenai tentang pengertian wanita karir itu banyak Pendapat Masalah

wanita karier memang jadi bahan pertentangan antara pendukung dan

penentangnya. Yang mendukung tentu datang dengan sejumlah dalil serta

argumentasi. Dan yang menentangnya pun tidak kalah kuat dalil serta

argumennya.

1. Pendapat yang Mendukung Wanita Karir

Tentang Khotijah ra seorang pebisnis

Rasulullah punya seorang istri yang tidak hanya berdiam diri serta

bersembunyi di dalam kamarnya. Sebaliknya, dia adalah seorang wanita

yang aktif dalam dunia bisnis. Bahkan sebelum beliau menikahinya,

beliau pernah menjalin kerjasama bisnis ke negeri Syam. Setelah

menikahinya, tidak berarti istrinya itu berhenti dari aktifitasnya. Bahkan

harta hasil jerih payah bisnis Khadijah ra itu amat banyak menunjang

dakwah di masa awal. Di masa itu, belum ada sumber-sumber dana

penunjang dakwah yang bisa diandalkan. Satu-satunya adalah dari kocek

seorang donatur setia yaitu istrinya yang pebisnis ondang.

Tentu tidak bisa dibayangkan kalau sebagai pebisnis, sosok

Khadijah adalah tipe wanita rumahan yang tidak tahu dunia luar. Sebab

bila demikian, bagaimana dia bisa menjalankan bisnisnya itu dengan baik,

sementara dia tidak punya akses informasi sedikit pun di balik tembok

rumahnya.

Disini kita bisa paham bahwa seorang istri nabi sekalipun punya

kesempatan untuk keluar rumah mengurus bisnisnya. Bahkan meski telah

memiliki anak sekalipun, sebab sejarah mencatat bahwa Khadijah ra.

dikaruniai beberapa orang anak dari Rasulullah SAW.

Aisyah ra dan tokoh masyarakat ikut perang jamal.

3

Page 4: Makalah Wanita Karir

Sepeninggal Khadijah, Rasulullah beristrikan Aisyah ra, seorang

wanita cerdas, muda dan cantik yang kiprahnya di tengah masyarakat

tidak diragukan lagi. Posisinya sebagai seorang istri tidak

menghalanginya dari aktif di tengah masyarakat.

Semasa Rasulullah masih hidup, beliau sering kali ikut keluar

Madinah ikut berbagai operasi peperangan. Dan sepeninggal Rasulullah

SAW, Aisyah adalah guru dari para shahabat yang memapu memberikan

penjelasan dan keterangan tentang ajaran Islam.

Bahkan Aisyah ra. pun tidak mau ketinggalan untuk ikut dalam

peperangan. Sehingga perang itu disebut dengan perang unta, karena saat

itu Aisyah ra. naik seekor unta.

Wanita mempunyai hak untuk memiliki harta sendiri.

Islam mengakui hak milik seroang wanita atas hartanya. Dari hukum

waris, ada pengakuan bahwa wanita berhak mewarisi harta dari orang tua,

kakak, suami atau anaknya.

Dan ketika dinikahi, haruslah diberikan mahar atau harta sebagai

tanda kehalalannya. Mahar ini untuk selanjutnya menjadi hak milik

pribadi wanita tersebut. Suaminya tidak punya hak atas pemberiannya itu.

Maka wanita bebas mencari harta untuk dirinya, bukan sebagai

kewajiban melainkan sebagai kebolehan atau hak pribadinya. Tidak ada

seorang pun yang berhak untuk menghalangi wanita untuk mendapatkan

harta untuk dirinya sendiri.

Para wanita pada di masa Rosululloh SAW keluar rumah.

Tidak ada riwayat yang menyebutkan bahwa para wanita di masa

Rasulullah SAW dikurung di dalam rumah. Sebaliknya, para wanita

shahabiyah diriwayatkan banyak sekali melakukan aktifitas di luar rumah.

Baik untuk urusan dagang, dakwah, silaturrahim, rekreasi bahkan perang

sekalipun.Yang paling jelas dan tidak mungkin ditolak adalah keluarnya

para wanita ke masjid. Sesuatu yang pernah ingin dilarang oleh pihak

4

Page 5: Makalah Wanita Karir

tertentu, namun tetap diberikan hak oleh Rasulullah SAW. Sehingga

shalat jamaah di masjid di masa Rasulullah SAW tetap dihadiri oleh

jamaah wanita. Maka mereka akan mendapat pahala shalat jamaah

sebagaimana laki-laki meskipun bila tidak dilakukannya tidak menjadi

masalah.

Bahkan Rasulullah menyediakan khusus waktu dimana beliau

mengajar para wanita. Para wanita shahabiyah keluar rumah dan

berkumpul untuk belajar dari Rasulullah SAW. Sedangkan para dua hari

raya Islam yaitu `Iedul Fithri dan `Iedul Adh-ha, para wanita dianjurkan

untuk hadir di tempat shalat (mushalla) meskipun mereka sedang

mendapat haidh. Berkumpul bersama dengan para laki-laki untuk

mendengarkan khutbah dan menghadiri shalat `Ied.

2. Pendapat yang menolak Wnita Karir.

Sedangkan mereka yang cenderung menolak kebolehan

wanita bekerja di luar rumah, juga punya dalil dan argumen yang tidak

bisa disepelekan. Diantaranya adalah :

Dalil Al-Quran

Allah SWT telah berfirman tentang keharusan wanita menetap

di dalam rumah, tidak untuk keluar bepergian kesana kemari, mengisi

tempat-tempat pekerjaan laki-laki, serta menjadi penghibur nafsu

syahwat mereka. Dan hendaklah kamu (para wanita) tetap di rumahmu

dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang

Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan

ta`atilah Allah dan Rasul-Nya.

Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu,

hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (QS. Al-ahzab :

33)

Dalam Hadist Rosululloh SAW

5

Page 6: Makalah Wanita Karir

“Dalam beberapa hadits di sebutkan bahwa wanita itu tidak boleh keluar

rumah sebab akan menjadi fitnah. Diriwayatkan oleh At-tirmizy marfu’an

bahwa “Wanita itu adalah aurat bila dia keluar rumah, maka syetan

menaikinya.

Menurut At-turmuzi hadis ini kedudukannya hasan shahih. Dan

secara jelas disebutkan bahwa ketika seorang wanita keluar rumah, maka

syetan akan menaikinya dan akan menjadi sumber masalah baik bagi

dirinya maupun bagi orang lain.

Jangan bandingkan zaman Rosululloh SAW dengan zaman sekarang.

Mereka juga menganggah hampir semua dalil yang menceritakan

tentang keluarnya para wanita di masa Rasululah menjadi tidak relevan di

masa sekarang ini. Sebab kondisi sosialnya sudah jauh berbeda. Para

shahabat yang tinggal di Madinah adalah orang-orang yang suci, bersih dan

sangat menjaga diri dari fitnah. Demikian juga dengan hukum yang berlaku

adalah hukum Islam, dimana hampir tidak ada celah sedikitpun untuk bisa

terjadinya penyelewengan. Maka dalam kondisi yang sedemikan baik itu,

bolehlah para wanita keluar rumah tnapa khawatir terjadi hal yang tidak

diinginkan. Sedangkan yang terjadi sekarang ini justru sebaliknya. Begitu

banyak kemaksiatan dan godaan yang meraja lela digelar di tengah kita.

Maka untuk masa sekarang ini, membiarkan wanita keluar rumah dan

bercampur dengan laki-laki lebih beresiko dan menjadi sumber kerusakan

umat.

Maka sudah selayaknya wanita muslimah yang baik tidak keluar

rumah dan merusak kesucian dirinya dengan kerusakan zaman. Apalagi

berjejalan di kendaraan dengan laki-laki asing, berhimpitan dan bertumpang

tindih satu sama lain tanpa batas.

Dengan memperhatikan dua kutub ini, maka kita perlu mengambil

jalan tengah, antara yang mengharamkan keluarnya wanita dengan yang

menghalalkan. Paling tidak kita mengerti mengapa seseorang

6

Page 7: Makalah Wanita Karir

mengharamkan atau menghalalkan. Sehingga kita tidak terjebak dengan

salah satu dari dua sikap ekstrem yang berlebihan.

1. Mengapa wanita barat di perbolehkan bekerja di luar.

Wahbi Sulaiman Ghawaji dalam bukunya Al-Mar`ah Al-Muslimah

menyebutkan latar belakang yang mendukung mengapa para wanita di

Barat cenderung untuk bekerja ke luar rumah. Diantaranya beliau

menyebutkan :

Budaya di sana adalah bahwa orang tua tidak memberi nafkah

kepada anak mereka sampai batas usia tertentu. Terutama bila sudah berusia

18 tahun, maka semua nafkah dan uang pemberian terputus sama sekali.

Bahkan sekedar untuk menumpang tinggal di rumah orang tua pun sering

harus membayar uang tertentu. Bahkan membayar biaya mencuci bayu dan

menyetrikanya. Maka wajarlah para wanita terpaksa harus bekerja apa saja

dan hal itu sudah ditanamkan sejak kecil. Sebab dia tetap harus

menyambung hidupnya saat masih remaja.

Orang Barat mewarisi budaya hedonis dan rancu tentang wanita.

Atau bahasa yang lebih tepatnya adalah mengikuti hawa nafsunya

saja.Kemana hawa nafsunya membawa, kesanalah mereka akan berjalan.

Dan daya tarik wanita adalah tema yang paling menarik hawa nafsu. Maka

wajarlah naluri mereka mengatakan bahwa seharusnya wanita ada di

berbagai tempat. Di kantor, sekolah, bengkel, pompa bensin sampai pada

tempat yang secara khusus dibuat untuk memberikan pelayanan wanita

secara seksual (rumah bordil).

Maka tidak ada satupun wilayah dan bidang kehidupan di Barat yang

tidak diisi oleh para wanita. Dan keluarnya para wanita ke berbagai tempat

yang tidak cocok dengan jiwa mereka sekalipun sudah menjadi hal yang

tidak bisa dihindari lagi.

Mereka tidak pernah mampu membedakan hakikat laki-laki dan

wanita serta bidang wilayah pekerjaannya. Bahkan cenderung menganggap

7

Page 8: Makalah Wanita Karir

kedua jenis kelamin itu sama saja. Padahal secara pisik pun keduanya sudah

berbeda. Wanita punya rahim sebagai wahana reproduksi yang tidak

dimiliki oleh laki-laki. Wanita punya masa menstruasi yang tidak akan

pernah dialami laki-laki. Perbedaan pisik ini tentu bukan tidak ada artinya.

Justru dengan mengamati perbedaan pisik ini yang berlaku pada semua

jenis ras manusia, kita tahu bahwa ada jenis fungsi dan peran yang

seharusnya juga berbeda. Dan bila salah dalam meletakkan fungsi dan peran

itu, maka akan terjadi ketidak-seimbangan. Maka wajar pula bila ada

banyak hal yang berantakan bila terjadi salah

peletakan fungsi.

3. Adab Wanita Untuk Keluar Rumah dan Tampil Di Muka Umum.

Kalaulah ada pihak yang memberikan sedikit kebebasan bagi wanita

untuk keluar dan bekerja di luar rumah, maka tetaplah harus dengan

memperhatikan dan menjaga batas-batas atau adab Islam, yaitu tidak

ikhtilath (berbaur antara lelaki dan perempuan), tidak membuka aurat, tidak

kholwah (berdua dengan lelaki) dan terhindar dari fitnah.

Dalam kondisi normal, yang seharusnya tampil didepan umum yang terdiri

dari kaum lelaki dan kaum wanita adalah orang laki-laki. Dalam kondisi

tertentu, yakni adanya kebutuhan obyektif baik dalam sekala umum atau

dalam ruang lingkup khusus dan tidak ada yang dapat melakukannya selain

wanita yang bersangkutan, ia boleh tampil didepan umum untuk

menyampaikan da`wah atau memberikan pelajaran dengan memperhatian

ketentuan-ketentuan

Islam, yaitu:

a. Mengenakan Pakaian yang Menutup Aurat

"Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak

perempuanmu dan istri-istri orang-oarang beriman, hendaklah

mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka"(QS Al

Ahzaab 27)

8

Page 9: Makalah Wanita Karir

b. Tidak Tabarruj atau Memamerkan Perhiasan dan Kecantikan

"Janganlah memamerkan perhiasan seperti orang jahiliyah yang

pertama" (QS Al Ahzaab 33)

c. Tidak Melunakkan, Memerdukan atau Mendesahkan Suara

"Janganlah kamu tunduk dalam berbicara (melunakkan dan

memerdukan suara atau sikap yang sejenis) sehingga

berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan

ucapkanlah perkataan yang baik" (QS Al Ahzaab 32).

d. Menjaga Pandangan.

"Katakanlah pada orang-orang laki-laki beriman: Hendaklah

mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya

yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka sesungguhnya

Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan

katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman: Hendaklah

mereka menahan pandangannya dan memelihara

kemaluannya ........"(QS An Nuur 30-31)

e. Aman dari Fitnah .

Hal ini sudah merupakan ijma` ulama.

f. 6. Mendapatkan Izin Dari Orang Tua atau Suaminya

Ini adalah yang paling sering luput dari perhatian para muslimah

terutama aktifis dakwah. Sebab sekali mereka ikut terjun dalam

dunia aktifitas rutinitas, maka seolah-olah izin dari pihak orang

tua maupun suami menjadi hal yang terlupakan. Padahal izin

adalah hal yang perlu didapatkan dan tidak bisa disepelekan

begitu saja.

Pada dasarnya memang wanita harus mendapatkan izin suami untuk

keluar rumah. Dan ini sebenarnya sangat manusiawi sekali. Tidak

merupakan beban dan paksaan atau menjadi halangan.

9

Page 10: Makalah Wanita Karir

Izin dari suami harus dipahami sebagai bentuk kasih sayang dan

perhatian serta wujud dari tanggung-jawab seorang yang idealnya menjadi

pelindung. Semakin harmonis sebuah rumah tangga, maka semakin wajar

bila urusan izin keluar rumah ini lebih diperhatikan.

Namun tidak harus juga diterapkan secara kaku yang mengesankan

bahwa Islam mengekang kebebasan wanita.

Jadi ini sangat tergantung dari bagaimana seorang wanita dan

pasangannya memahami dan menerapkannya dalam rumah tangga. Kalau

hal itu disadari secara wajar dan biasa-biasa saja, maka izin untuk keluar

rumah bukan lah hal yang merepotkan. Sebagaimana pakai jilbab pun tidak

merepotkan bagi yang terbiasa.

Sebaliknya, alasan yang paling sering dilontarkan para wanita yang

belum terbuka hatinya untuk pakai jilbab adalah masalah repot ini juga.

Buat mereka Islam itu merepotkan, karena para wanita jadi tidak bisa

berekspresi dan terkekang sebab kemana-mana musti pakai jilbab. Belum

lagi kalau nanti jilbabnya pletat pletot, bukan makin rapi malah bikin tidak

pd. Itu lah alasan klasik yang paling sering terdengar.

Dan kasus yang sama juga pada wanita modern yang merasa

terkekang ketika keluar rumah harus minta izin suaminya. Bagi mereka

yang tidak terbiasa dengan hal itu, pasti rasanya merepotkan. Tapi bagi

yang sudah biasa, ya biasa-biasa saja. Tidak ada masakah untuk minta izin

suami. Justru minta izin itu bisa menjadi wujud rasa cinta dan saying

B. Wanita karir dan keluarga.

Ketika sosok wanita bekerja memasuki masa berumah tangga,

segalanya jadi berbeda. Khusus bagi yang sedang berada di puncak karir,

haruskah sesuatu yang telah dirintis sejak usia lajang dilepas begitu saja?

Ah, keputusan yang sungguh sulit. Memang setiap orang punya pilihan dan

prinsip masing-masing untuk meraih kepuasan dalam karirnya. Ada yang

merasa masih banyak ambisi dan obsesi yang belum tercapai. Tetapi,

10

Page 11: Makalah Wanita Karir

haruskah juga keluarga menjadi prioritas kedua? Hal inilah yang kerap jadi

dilema dalam kehidupan pasangan suami-istri. Persoalannya tambah tidak

sederhana ketika anak juga menuntut perhatian yang khusus dari sang ibu.

Bagaimana agar segala keputusan yang diambil dapat menyenangkan

semua pihak dalam keluarga?

Mungkinkah keseimbangan antara peran menjadi ibu, tetap

mempertahankan karir tanpa mengesampingkan anak dan keluarga, hanya

sebuah mitos bagi wanita? Peran seorang wanita ketika memasuki jenjang

perkawinan tampak menjadi begitu kompleks ketika berbagai kepentingan

saling berbenturan. Saat seorang wanita dituntut menjadi ibu yang

bertanggungjawab atas keberadaan anak dan tetap utuhnya rumah tangga,

disamping keinginan meraih kemajuan dari balik dunia kerja, membuat

banyak wanita terperangkap pada dilema. Harus memilih salah satu --

keluarga atau karir?

Melalui sebuah observasi dan wawancara dengan banyak wanita

karir sukses, Emma Charlotte Brown -- seorang penulis Australia

menyimpulkan, bahwa untuk keluar dari dilema antara keluarga atau karir

dapat dijawab dengan bagaimana setiap wanita memandang nilai sebuah

kebahagiaan dalam hidupnya. Ada yang merasa tiada kebahagiaan lain

kecuali melihat anak-anak tumbuh didampingi seorang ibu yang dapat

membimbing dan menemani sang anak sepanjang waktu. Itu artinya, rasa

bahagia seorang wanita akan benar-benar terasa bila dapat memenuhi

perannya sebagai ibu. ''The real mother for their children,'' seorang ibu yang

benar-benar hadir untuk anaknya. Namun ada pula wanita yang berpendapat

tak perlu harus meninggalkan dunia kerja sepanjang keluarga dan anak-

anak dapat menerima hal tersebut. Pendapat ini menegaskan harus ada

usaha untuk memenuhi keinginan agar dua unsur penting dalam hidup

wanita yang telah berumah tangga itu berjalan harmonis.

11

Page 12: Makalah Wanita Karir

Apapun keputusan yang diambil, sama-sama punya konsekuensi.

Solusi terbaik adalah dengan membicarakan lebih lanjut pada seluruh

anggota keluarga. Karena pada dasarnya keberadaan suami dan anak harus

diperhatikan secara sungguh-sungguh sebelum akhirnya mengambil sebuah

sikap. Tentu saja setiap keluarga punya pertimbangan sendiri dan profil

yang berbeda-beda. Inilah yang menyebabkan pengambilan kesepakatan

dalam keluarga jadi berbeda. Ternyata ada satu cara yang dinilai cukup

bijaksana dan boleh jadi ini merupakan sebuah ''jalan tengah''. Wanita tak

mesti kehilangan kesempatan kerja karena ada beberapa pekerjaan yang

bisa diambil paruh waktu (part time). Pekerjaan itu bisa diselesaikan di

rumah sambil tetap mengawasi sang anak dan memenuhi kewajiban sebagai

ibu rumah tangga.

Tetap bekerja

Tetap bekerja bukan berarti melupakan keluarga. Karena pekerjaan

yang diambil adalah part time yang memungkinkan seorang wanita

mengerjakannya di rumah. Anna Barr, mantan public relation manager

sebuah produk kosmetik internasional mengisahkan pada saat dirinya

sampai pada puncak karir. ''Segalanya memang tidak mudah, sulit sekali

mengatur waktu antara keluarga dan karir,'' ungkap Anna. Dengan dua

orang putri yang telah masuk masa sekolah, Anna Barr benar-benar merasa

kurang memperhatikan perkembangan sang putri di tengah kesibukannya

saat harus pergi ke kantor pagi-pagi dan pulang setelah petang dengan

keadaan yang lelah. Anak-anak Anna lebih banyak didampingi pembantu

sampai tugas antar jemput dan menemani membuat PR pun beralih. Anna

tak bisa konsen pada kesulitan yang dialami dua putrinya saat menemukan

masalah dimana seorang ibu mungkin dapat memecahkannya. Sang nenek

-- ibu Anna, jadi sering menegur tentang jarangnya Anna bisa bersama

anak-anak.

12

Page 13: Makalah Wanita Karir

Perlahan Anna mencoba mencari solusi. Awalnya pada sang atasan,

Anna minta agar ada semacam kelonggaran buatnya supaya ia bisa

meluangkan sedikit waktu untuk anak-anaknya. Sang bos memberi solusi

dengan konsep job sharing -- ada beberapa pekerjana Anna yang bisa dibagi

dengan teman sekantornya hingga tersisa waktu untuk menjemput dua

putrinya dari sekolah. Namun itupun masih belum cukup, Anna benar-benar

terpanggil untuk memenuhi tugasnya sebagai seorang ibu. Karena di situlah

menurutnya kebahagiaan yang paling nyata. Akhirnya Anna merasa

kebahagiaannya lengkap sebab tetap dapat beraktivitas dan mengasah diri

dengan menjadi konsultan komunikasi pada sebuah lembaga pengembangan

diri. Pekerjaan itu diambilnya paruh waktu. Dalam hal ini konsep pemikiran

Anna sangat jelas, hakikat kesuksesan seorang wanita baginya adalah

keluarga yang bahagia.

Pemikiran Anna tampaknya tak jauh berbeda dengan Nikki

Goldstein, penulis Australia yang semula adalah seorang jurnalis. Ia

memutuskan untuk menjadi penulis freelance ketika masuk masa berumah

tangga. Keputusan itu diambilnya kendati ia belum punya anak. Nikki tak

mau mempunyai suatu beban yang baginya akan sangat mengganggu

konsentrasinya dalam menulis. Bila ia merasa bahagia dengan kehidupan

berumah tangga, maka ia yakin hal tersebut akan membuatnya bisa lebih

produktif lagi. Waktunya pun jadi lebih banyak terisi dengan kegiatan yang

bisa membuatnya merasa lebih ''menikmati hidup''. Nikki yang juga gemar

melakukan latihan meditasi dan yoga ini mengungkapkan, wanita berhak

menentukan sendiri kebahagiaannya tanpa tergantung dari pendapat umum

dalam masyarakat. Namun begitu seorang wanita harus tetap menyadari

sebuah keterbatasan untuk mengatur prioritas dalam hidupnya.

Pengertian Keluarga

Sedikit berbeda dengan Anna dan Nikki, manajer wanita sukses dari

sebuah perusahaan Microsoft Australia, Inese Kingsmill memilih tetap

13

Page 14: Makalah Wanita Karir

bekerja full time. Apakah keluarganya tak bermasalah? Tidakkah sang

suami komplain akan hal ini? ''Sebelumnya kami telah bicara, sepanjang

bisa mengatur waktu, tak pernah ada masalah,'' ungkap Inese. Dibalik itu

semua, Inese mengakui ada beberapa hal yang harus dikorbankannya.

Waktu untuk menyenangkan diri sendiri memang dirasakan sangat sempit

baginya. Karena waktu itu telah ia isi untuk anak-anak dan keluarga. Dalam

beberapa kesempatan Inese dan keluarga sering bepergian bersama untuk

mewujudkan kembali rasa utuh dalam rumah tangga. Ia merasa sangat

beruntung mendapat pengertian yang besar dari suami dan anak-anaknya.

Pengertian keluarga dalam hal ini memegang peranan yang sangat

penting. Dukungan suami dan anak-anak berpengaruh besar bagi mereka

yang memutuskan untuk terus berkarir. Semua tampaknya kembali pada

dasar pemikiran tentang konsep rasa bahagia bagi wanita. Apakah rasa

bahagia itu ada dalam keluarga atau pekerjaan. Alangkah baiknya bila

kedua hal tersebut berjalan seimbang. Sehingga, ungkapan ''be a woman''

yang menekankan agar seorang wanita dapat menjalankan perannya dengan

sungguh-sungguh dapat terwujudnya. Karir, keluarga, dan anak-anak dapat

menjadi wujud yang harmonis dalam diri seorang wanita. 

14

Page 15: Makalah Wanita Karir

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Pendapat yang mendukung wanita karir

Yaitu berdasarkan pada kisah Nabi yang mempunyai istri yang aktif dalam

dunia bisnis, yakni khotijah, harta hasil jerih payah bisnis khotijah ra itu amat

banyak menunjang dakwah. Setelah Khotijah wafat rosululloh menikah dengan

Aisyah ra. Seorang wanita cerdas, muda dan cantik yang kaprahnya di tengah

masyarakat tidak di ragukan, posisinya sebagai seorang istri tidak

menghalanginya dari aktif di tengah masyarakat dan sepeninggal Rosululloh, dia

adalah guru dari para sahabat yang mampu memberikan penjelasan dan

keterangan tentang ajaran Islam.

Tidak ada riwayat yang menyebutkan bahwa para wanita di masa Rosulluloh

SAW di kurung dalam rumah. Sebaiknya para wanita shahabiyah di riwayatkan

banyak sekali melakukan aktivitas di luar rumah baik untuk urusan dagang,

dakwah, silaturrahmi, rekreasi, bahkan perang sekalipun.

Pendapat yang menolak wanita karir

15

Page 16: Makalah Wanita Karir

Dalil al-baqoroh hal 4 dan hadist 4 juga membandingkan zaman Rosululloh

SAW dengan zaman sekarang karena kondisi sosialnya sudah jauh berbeda,

Adap wanita untuk keluar rumah dan tampil di muka umum.

Jika ada atau kalaulah ada pihak yang memberikan sedikit kebebasan bagi

wanita untuk keluar dan bekerja di luar rumah maka tataplah harus

meperhatikan dan menjaga batas-batas atau adap dalam islam yaitu.

Mengenakan pakaian yang menutup aurat.

Sampai hal 8

B. Saran

Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi penulis khususnya pada

para pembaca pada umumnya.

16