5
MAKALAH SATWA HARAPAN “ Budidaya Kepiting Kelapa” Oleh : RISHAD ALFRIANDI 200110110285 LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2014

MAKALAH.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH.docx

MAKALAH

SATWA HARAPAN

“ Budidaya Kepiting Kelapa”

Oleh :

RISHAD ALFRIANDI 200110110285

LABORATORIUM PRODUKSI TERNAK UNGGAS

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

SUMEDANG

2014

Page 2: MAKALAH.docx

Ketam kenari, Birgus latro, atau disebut Kepiting Kelapa merupakan artropoda darat terbesar di dunia. Meskipun disebut ketam/kepiting, hewan ini bukanlah ketam/kepiting. Ketam ini merupakan jenis umang-umang yang sangat maju dalam hal evolusi. Jadi mungkin ia lebih tepat disebut umang-umang kenari, namun demikian penduduk kepulauan Maluku sudah menyebutnya ketam kenari. Ketam ini dikenal karena kemampuannya mengupas buah kelapa dengan capitnya yang kuat untuk memakan isinya. Ia satu-satunya spesies dari genus Birgus.

Ia juga disebut dalam bahasa Inggris "terrestrial hermit crab" (umang-umang darat) karena penggunaan kulit keong oleh umang muda; tetapi, ada juga umang darat lain yang tidak menanggalkan kulit keongnya setelah dewasa. Hewan ini - khususnya genus Coenobita yang masih berkerabat dekat - biasanya disebut "umang-umang darat"; karena dekatnya kekerabatan antara Coenobita dan Birgus maka istilah "umang-umang darat" ini biasanya mengacu pada anggota famili Coenobitidae.

Pembiakan

Ketam kenari kawin secara berulangkali dan cepat di daratan kering pada periode dari Mei sampai September, khususnya Juli dan Agustus. Ketam jantan dan betina berkelahi satu sama lain, lalu yang jantan berbalik ke punggung betina untuk kawin. Seluruh proses perkawinan berlangsung sekitar 15 menit. Tidak lama kemudian, betina bertelur dan melekatkannya dibawah perutnya, membawa telur-telur yang telah dibuahi itu selama beberapa bulan. Bila tiba waktu telur-telur itu menetas, biasanya bulan Oktober atau November, ketam kenari betina melepaskan telur-telur tersebut ke lautan pada saat pasang naik. Seperti pada krustasea dekapoda lain, larvanya bertipe zoea. Dilaporkan bahwa semua ketam kenari melakukan hal ini pada malam yang sama

Page 3: MAKALAH.docx

dan berada di pantai pada saat yang sama. Larva-larva itu mengapung di lautan selama 28 hari, selama itu banyak dari mereka dimakan pemangsa. Setelah itu, mereka hidup di dasar laut dan di pantai sebagai umang-umang, menggunakan cangkang siput yang kosong untuk berlindung selama 28 hari berikutnya. Pada saat ini, mereka kadang-kadang pergi ke daratan kering. Seperti umang-umang -yang lain, ia mengganti cangkang siput itu, dengan bertambah besarnya ukuran mereka. Setelah 28 hari ini, mereka meninggalkan lautan secara permanen dan kehilangan kemampuan bernapas di air. Ketam kenari muda yang tidak dapat menemukan cangkang keong yang beukuran tepat juga sering memakai potongan kelapa retak. Saat mereka tumbuh bahkan melebihi tempurung kelapa, mereka mengembangkan perut yang mengeras. Kira-kira 4 sampai 8 tahun setelah menetas, ketam kenari dewasa dan dapat berkembang biak. Masa perkembangan yang panjang itu tidak biasa ditemukan pada crustacea

Makanan

Makanan ketam kenari terutama terdiri dari buah, termasuk kelapa dan beringin. Tetapi, mereka akan memakan hampir semua yang organik, seperti daun, buah busuk, telur penyu, hewan mati, dan cangkang hewan lain, yang dipercaya menyediakan kalsium. Mungkin mereka juga makan hewan hidup lain yang terlalu lambat untuk lari, seperti tukik penyu yang baru menetas. Selama percobaan pemberian label, seekor ketam kenari diamati menangkap dan memakan tikus polinesia[3]. Ketam kenari sering mencoba mencuri makanan dari ketam lain dan akan menyeret makanan mereka ke tempat bersembunyi untuk makan dengan aman.

Ketam kenari memanjat pohon untuk makan kelapa atau buah, untuk menghilangkan panas atau untuk lari dari pemangsa. Adalah anggapan umum bahwa ketam kenari memotong buah kelapa dari pohonnya lalu memakannya di tanah (dari situlah nama Jerman Palmendieb, yang berarti "pencuri kelapa", dan nama Belanda Klapperdief). Tetapi menurut ahli biologi Jerman Holger Rumpf, hewan itu tidak cukup pintar untuk melakukan hal itu, melainkan ketam itu menjatuhkan buah kelapa ke tanah saat mencoba membuka buah itu di pohon. Ketam kenari membuat lubang ke dalam kelapa dengan capit mereka yang kuat lalu memakan isinya; perilaku ini unik dalam dunia binatang.

Habitat dan penyebaran

Ketam kenari hidup sendiri dibawah tanah atau celah-celah bebatuan, tergantung daerah setempat. Mereka menggali tempat bersembunyi di pasir atau tanah gembur. Di siang hari, ketam kenari bersembunyi, untuk berlindung dan mengurangi hilangnya air karena panas. Di tempat persembunyiannya terdapat serat sabut kelapa yang kuat nan halus, yang dipakainya sebagai alas; sabut kelapa ini dikumpulkan oleh warga lokal untuk dibuat kerajinan.[4] Saat beristirahat di liangnya, ketam kenari menutup jalan masuk dengan salah satu capitnya untuk menjaga kelembapan yang penting untuk pernapasannya. Di area dengan banyak ketam kenari, beberapa ketam juga keluar waktu siang hari, mungkin untuk mendapat keuntungan dalam mencari

Page 4: MAKALAH.docx

makan. Ketam kenari juga kadang-kadang keluar waktu siang jika keadaan lembap atau hujan, karena keadaan ini memudahkan mereka untuk bernapas. Mereka hanya ditemukan di darat, dan beberapa dapat ditemui sejauh 6 km dari lautan. Karena mereka tidak berenang saat dewasa, ketam kenari tiap waktu harus mengkoloni pulau-pulau sebagai larva, yang bisa berenang. Akan tetapi, karena jarak yang jauh antar pulau, beberapa peneliti percaya stadium larva selama 28 hari tidak cukup untuk melalui jarak tersebut dan mereka menganggap ketam kenari muda mencapai pulau lain melalui kayu terapung atau benda lain. Penyebarannya terpisah-pisah, contohnya disekitar pulau Kalimantan, Indonesia atau Irian. Pulau-pulau ini mudah dicapai oleh ketam kenari, dan merupakan habitat yang sesuai, tetapi tidak ada populasi ketam kenari. Hal ini karena ketam kenari dikonsumsi manusia hingga punah. Namun ketam kenari juga diketahui hidup di Taman Nasional Wakatobi di Sulawesi, juga di Maluku, Indonesia.

Budidaya

penangkaran kepiting kenari tersebut tidak bisa dilakukan di sembarang tempat, karena kepiting ini hanya bisa berkembang biak pada vegitasi tertentu. Tempat yang layak untuk dilakukan penangkaran kepiting kenari yakni pantai berbatu dan di sekitarnya harus ada tanaman kelapa sebagai bahan makanan utama kepiting kenari. Kepiting kenari membutuhkan itu karena celah-celah batu menjadi tempat bersembunyi pada siang hari, sedangkan buah kelapa merupakan sumber makanannya utamanya. Sediakan tempat menyerupai habitatnya ada berbatuan dan pohon kelapa. Harga jual daging kepiting kelapa sekitar Rp 300.000/kg.