Upload
fuad-ardiansyah
View
40
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
makalh
Citation preview
MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN
GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN TIPE
INNOVATIVE LEARNER
Disusun oleh :
Fuad hardhiyansyah 11504244003
PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karuniaNyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan
tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan pada semester IV, di tahun ajaran 2013
dengan judul “Gaya Belajar Peserta Didik Dengan Tipe Sensing and Intuitive
Learners”.
Dengan membuat tugas ini kami diharapkan mampu untuk lebih mengenal
tentang jenis-jenis gaya belajar setiap peserta didik dan cara menanganinya, serta
fasilitas-fasilitas pendukung yang bisa diterapkan agar proses belajar mengajar
maksimal.
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna
penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberikan
pengetahuan kepada pembaca untuk bisa menyikapi dan menangani setiap peserta
didik dengan sesuai dengan karakteristik masing-masing
Rabu, 16 April 2013
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR __________________________________________ i
DAFTAR ISI _________________________________________________ ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang _________________________________________ 1
B. Rumusan Masalah ______________________________________ 1
C. Tujuan ________________________________________________ 2
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Gaya Belajar __________________________________ 3
B. Model Gaya Belajar ______________________________________ 4
C. Implikasi Perbedaan Individual dalam Proses Pembelajaran _______ 8
BAB III : PEMBAHASAN
A. Gaya Belajar Tipe Sensing and Intuitive Learners ______________ 10
B. Perbedaan Belajar Tipe Sensing dan Intuitive Learners _________ 10
C. Implikasi dan Strategi Pembelajaran ________________________ 11
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan _____________________________________________ 12
B. Saran __________________________________________________ 13
DAFTAR PUSTAKA ___________________________________________ 14
D.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang kompleks menuntut penanganan
untuk meningkatkan kualitasnya, baik yang bersifat menyeluruh maupun pada
beberapa komponen tertentu saja. Gerakan-gerakan baru dalam pendidikan pada
umumnya termasuk yang kedua yakni upaya peningkatan mutu pendidikan hanya
dalam beberapa komponen saja. Meskipun demikian, sebagai suatu sistem,
penanganan satu atau beberapa komponen itu akan mempengaruhi pula
komponen lainnya. Beberapa dari gerakan-gerakan baru tersebut memusatkan diri
pada perbaikan dan peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar pada sistem
persekolahan, seperti cara guru mengajar dan cara murid belajar.
Sebagai seorang pengajar maka harus mampu memberikan pelayanan
bagi peserta didiknya. Salah satunya dengan cara memahami psikologis peserta
didiknya. Dan juga guru harus memahami bagaimana cara peserta didiknya
belajar, oleh karena itu guru harus bisa mengidentifikasi gaya belajar peserta
didiknya. Perbedaan gaya belajar oleh pembelajar / peserta didik sangatlah
bervariasi. Perbedaan ini memerlukan cara khusus untuk mengadapi masing-
masing karakter peserta didik. Salah satunya tipe Innovative Learner yang akan
kita bahas di makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini yaitu:
1. Apa pengertian Tipe Gaya Belajar Innovative Learner ?
2. Apa implikasi dan bagaimana strategi pembelajaran Tipe Gaya Belajar
Inovative Learner ?
1
C. Tujuan
Adapun tujuan pembahasan tentang Tipe Gaya Belajar Innovative Learner adalah
:
1. Dapat memahami pengertian Tipe Gaya Belajar Innovative Learner ?
2. Dapat memahami implikasi dan strategi pembelajaran Tipe Gaya Belajar
Innovative Learner ?
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Gaya Belajar
Belajar merupakan proses internal yang diukur melalui perilaku.
Pengertian gaya belajar menurut Winkel (2009) adalah cara belajar yang khas
bagi siswa. Apa pun cara yang dipilih, perbedaan gaya belajar itu menunjukkan
cara tercepat dan terbaik bagi setiap individu untuk bisa menyerap sebuah
informasi dari luar dirinya. Jika seseorang bisa memahami bagaimana perbedaan
gaya belajar setiap orang itu, jika suatu ketika, misalnya harus memandu
seseorang untuk mendapatkan gaya belajar yang tepat dan memberikan hasil
yang maksimal bagi dirinya.
Menurut Nasution (2011) gaya belajar atau “learning style” siswa yaitu
cara siswa bereaksi dan menggunakan perangsang–perangsang yang diterima
dalam proses belajar. Menurut penulis gaya belajar adalah cara siswa untuk
membuat suatu strategi dalam belajar dan dapat berpengaruh terhadap hasil
belajar seseorang tersebut.
Para peneliti menemukan adanya berbagai gaya belajar pada siswa yang
dapat digolongkan menurut kategori tertentu. Kesimpulan itu bahwa:
1. Setiap siswa belajar menurut cara sendiri yang disebut gaya belajar. Juga
guru mempunyai gaya mengajar masing–masing.
2. Siswa dapat menemukan gaya belajar itu dengan instrument tertentu.
3. Kesesuaian gaya mengajar dengan gaya belajar mempertinggi efektivitas
belajar.
Informasi tentang adanya gaya belajar yang berbeda–beda mempunyai
pengaruh atas kurikulum dan proses belajar mengajar. Masalah ini sangat
kompleks, sulit, memakan waktu banyak, biaya yang tidak sedikit, frustrasi.
3
Menurut Deporter dan Hernacki (2011) gaya belajar merupakan suatu
kombinasi dari bagaimana seseorang meyerap, dan kemudian mengatur serta
mengolah informasi. Gaya belajar bukan hanya berupa aspek ketika menghadapi
informasi, melihat, mendengar, menulis dan berkata. Tetapi juga aspek
pemrosesan informasi sekunsial, analitik, global atau otak kiri–otak kanan, aspek
lain adalah ketika merespon sesuatu atas lingkungan belajar (diserap secara
abstrak dan konkret).
Dari pengertian–pengertian di atas, disimpulkan bahwa pengertian gaya
belajar adalah cara yang cenderung dipilih siswa untuk bereaksi dan
menggunakan perangsang-perangsang dalam menyerap dan kemudian mengatur
serta mengolah informasi pada proses belajar.
B. Model Gaya Belajar
Model atau pendekatan gaya belajar menurut sudah banyak dikemukakan
para ahli dan mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Menurut Home ( 2005 )
terdapat 8 gaya belajar diantaranya :
1. Modalitas belajar. Siswa mungkin memilih untuk melihat, mendengar,
menyentuh/membentuk, atau melakukan secara fisik terhadap apa yang
dipelajari. Modalitas belajar meliputi mata, telinga, taktil, dan kinestetik.
2. Belajar dengan otak kiri-otak kanan. Siswa yang dominan dalam otak kanan
awalnya mendekati masalah secara acak, dengan pilihan-pilihan visual dan
non verbal ( menggambar peta ). Siswa yang dominan otak kirinya mungkin
mempertimbangkan pemrosesan sekuensial, dengan pilihan verbal dan logis.
3. Belajar sosial. Pilihan pilah di sini meliputi belajar sendiri, bersua, dengan
teman sebaya, bersama kelompok, dengan guru, atau kombinasinya.
4. Lingkungan belajar. Pilihan-pilihan individu terhadap suara, dekorasi
ruangan belajar, waktu, sinar, kedekatan dengan orang lain, partisipasi aktif
atau pasif, formalitas atau informalitas dari lingkungan belajar yang mungkin
membantu atau menghambat belajar.
4
5. Emosi belajar. Tipe lingkungan belajar yang berbeda, metode pembelajaran
atau aktivitas pembelajaran akan mempengaruhi motivasi, ketahanan, atau
tanggung jawab untuk belajar.
6. Belajar kongkrit dan abstrak. Tipe kongkrit memilih memproses informasi
dengan menyentuh, membangun atau memanipulasinya, seperti menghitung
uang atau melakukan kegiatan secara langsung. Pembelajaran absrtak memilih
belajar melalui simbol-simbol
7. Belajar global dan analitik. Pembelajar global memilih untuk
mengkategorikan secara luas, mengamati secara komperhensif, dan
berorientasi pada kelompok. Pembelajar analitik memilih untuk
mengkategorikan secara sempit, mengmati secara detail dan terpusat, serta
meandiri.
8. Multiple intelligence. Model ini menyatakan bahwa setiap orang memiliki
setidaknya 8 kecerdasan. Setiap kecerdasan beroperasi dengan kekuatan yang
berbeda dari bagian otak yang berbeda pula. Delapan kecerdasan tersebut
meliputi: linguistic, logis,-matematik, spasial, musikal, kinestetik,
intrapersonal, interpersonal, dan naturalis.
Menurut Felder dan Solomon ( 2004 ) mereka membagi 4 macam gaya
belajar :
1. Active and reflective learners
Active learner memahami dan menyimpan informasi dengan melakukan
sesuatu secara aktif (mendiskusikan, menerapkan, atau menjelaskan pada
orang lain. Reflective learners memahami dan menyimpan informasi dengan
memikirkan terlebih dahulu
2. Sensing and intuitive learners
Sensing Learners suka mempelajari fakta,suka pada sesuatu yang rinci dan
pasti lebih praktis dan hati-hati. Intuitive learners menemukan kemungkinan
dan hubungan, nyaman dengan abtraksi dan bekerja secara inovatif
5
3. Visual and verbal learners
Visual learners memliki ingatan yang bagus terhadap apa yang dilihat:
diagram, flow chart, film, peragaan. Verbal learners mudah mengingat kata-
kata, tertulis maupun lisan.
4. Sequential and global learners
Sequential learners memahami melalui langkah-langkah yang linier
mengikuti langkah-langkah logis dalam mencari solusi. Global learners
belajar melalui lompatan-lompatan besar, menyerap informasi secara acak dan
memecahkan masalah dengan cara-cara baru.
Menurut Bernice Mccarthy ( 1980 ), dia mengidentifikasi 4 macam gaya
belajar yang dikenal dengan 4MAT System. Menurut McCarthy, pembelajar
membentuk makna melalui sebuah putaran alami, yaitu-bergerak dari merasakan
ke merefleksikan, berpikir, dan terakhir melakukan. Empat gaya belajar tersebut
adalah :
1. Innovative Learner (mengalami = merasakan dan merefleksikan)
a) Suka berbicara mengenai pengalaman dan perasaan mereka, bertanya,
atau bekerja dalam kelompok.
b) Suka belajar masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan
nyata, diasuh oleh guru, diberi jawaban atas pertanyaan “mengapa”.
c) Mempercayai pengalaman sendiri dan dapat melihat situasi baru dari
berbagai perspektif.
d) Merupakan orang-orang yang penuh ide.
e) Dapat mempengaruhi orang lain dan cenderung emosional.
2. Analytic Learner (mengkonseptualisasikan = merefleksikan dan
memikirkan)
a) Berorientasi pada pengetahuan, konseptual, dan keteraturan.
b) Suka belajar dari ceramah-ceramah, bekerja secara mandiri, serta
mendiskusikan ide-ide.
6
c) Bagus dalam pendidikan tradisional yang mengutamakan verbal dan
juga dalam mengarjakan tes.
d) Pencari fakta yang tekun dan teliti.
e) Bagus dalam menciptakan konsep dan modelmodel.
f) Tidak seemosional innovator.
g) Memilih struktur yang lebih berdasar logika dan rasionalitas.
h) Perencana yang sistematis.
3. Common Sense Learner (mengaplikasikan = memikirkan dan melakukan)
a) Memecahkan masalah secara aktif, belajar melalui pencarian,
sentuhan, memanipulasi, membentuk, dan tugas-tugas spasial.
b) Suka memecahkan masalah mereka sendiri, mencoba hal-hal untuk
diri mereka sendiri, dan menguji apa pun yang mereka pelajari secara
fisik.
c) Menikmati kompetisi.
d) Toleransi terhadap ambiguitas cenderung rendah dan lebih suka
berhubungan dengan hal-hal yang sudah jelas.
e) Cenderung deduktif, beorientasi pada berpikir, dan sistematis dalam
belajar.
4. Dynamic Learner (membentuk = membentuk dan melakukan)
a) Belajar dengan menemukan sendiri, mencoba dengan trial & error, dan
bekerja secara mandiri.
b) Suka tugas-tugas terbuka yang memerlukan pengambilan resiko.
c) Suka dan mudah menyesuaikan diri dengan perubahan.
d) Suka membuat langkah-langkah intuitif untuk memecahkan masalah.
e) Antusias dan ambisius.
Menurut Howard Gardner menyatakan bahwa kita semua memiliki
beberapa jalan yang berbeda untuk belajar. Gardner menyebut jalan tersebut
7
multiple intelligence. Teori ini mengajukan 8 kecerdasan yang sama pentingnya,
dan masing-masing memiliki implikasi dalam gaya belajar seseorang:
1. Kecerdasan linguistic verbal (sensitive terhadap kata-kata).
2. Kecerdasan logika-matematika (mampu memberikan penjelasan-penjelasan
dan mengenali pola atau cara yang digunakan ilmuwan
3. Kecerdasan musikal (sensitif terhadap titi nada, melodi, irama, dan nada
dalam suatu komposisi musik/lagu)
4. Kecerdasan visual/spasial (memahami dunia dengan tepat dan mencoba untuk
mengubah aspek-aspek dunia seperti pemahat atau pilot pesawat)
5. Kecerdasan body-kinestetik (dapat menggunakan anggota tubuh dengan cakap
dan dapat menangani objek dengan tangkas, seperti seorang atlet atau penari)
6. Kecerdasan interpersonal (memahami orang dan hubungan seperti penjual
atau guru)
7. Kecerdasan intrapersonal (memiliki akses terhadap kehidupan emosional
seseorang sebagai cara untuk memahami diri sendiri dan orang lain dengan
pandangan-pandangan yang akurat terhadap diri meraka sendiri)
8. Kecerdasan naturalis (berhubungan dengan seluk beluk alam seperti charles
darwin, meriwether lewis, dan clark flamen)
C. Implikasi Perbedaan Individual dalam Proses Pembelajaran
Perbedaan-perbedaan individual sebagaimana telah diuraikan sebelumnya
membawa implikasi terhadap cara guru mengelola proses pembelajaran bagi
siswa di sekolah. Salah satu karakteristik penting dari pembelajaran yang efektif
adalah ketika proses pembelajaran tersebut mampu merespon kebutuhan
individual siswa. Guru dapat membuat variasi metode maupun media dalam
proses pembelajaran. Dari sekian banyak bentuk program pendidikan yang dapat
dipilih, terdapat tiga jenis program yang terbanyak dilaksanakan yakni program
remedial, pengayaan (enrichment) dan program percepatan (accleration).
8
1. Program renedial yaitu pemberian layanan pendidikan kepada siswa yang
mengalami kesulitan atau hambatan dengan memberikan pelajaran dan atau
tugas tambahan secara individual sehingga meraka dapat mengikuti
pembelajaran secara klasikal.
2. Program Pengayaan (Enrichment), yaitu pemberian pelayanan pendidikan
sesuai potensi kecerdasan dan bakat istimewa yang dimiliki siswa, dengan
penyediaan kesempatan dan fasilitas belajar tambahan yang bersifat
perluasan/pendalaman.
3. Program Percepatan (Acceleration), yaitu pemberian pelayanan pendidikan
sesuai potensi kecerdasan dan bakat istimewa yang dimiliki oleh siswa
9
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gaya Belajar Tipe Innovative Learner
Innovative dalam bahasa Indonesia berarti inovatif atau beria
Gaya belajar tipe ini memiliki ciri-ciri antara lain :
a. Suka berbicara mengenai pengalaman dan perasaan mereka, bertanya, atau
bekerja dalam kelompok. Peserta didik yang lebih suka mengungkapkan
pengalaman dan perasaan mereka ke pada kelompoknya atau peserta didik
lain, dengan maksud agar teman kelompoknya tahu apa yang dia sedang
alami atau rasakan terhadap suatu masalah yang mereka hadapi. Selain itu
peserta didik ini lebih aktif dalam bertanya karena keingin tahuannya yang
begitu tinggi.
b. Suka belajar masalah-masalah yang berhubungan dengan kehidupan
nyata, diasuh oleh guru, diberi jawaban atas pertanyaan “mengapa”.
c. Mempercayai pengalaman sendiri dan dapat melihat situasi baru dari
berbagai perspektif.
d. Merupakan orang-orang yang penuh ide.
e. Dapat mempengaruhi orang lain dan cenderung emosional.
f. Lebih berpandangan ke depan
B. Implikasi dan Strategi Pembelajaran
Adanya pembelajar / peserta didik tipe Sensing and Intuitive Learnens
membawa implikasi terhadap cara guru / pengajar untuk mengelola proses
pembelajaran untuk peserta didik ini. Pembelajar tipe ini juga perlu mendapat
respon dari guru terhadap cara berfikirnya, tingkah lakunya, dll, sehingga
10
diperlukan metode atau strategi yang tepat untuk menangani peserta didik yang
seperti ini.
Peserta didik tipe Sensing dan Intuitive sangat menarik untuk dibuat
bekerja secara kelompok karena akan terjadi saling melengkapi dengan kekhasan
sifat-sifat yang mereka miliki. Strategi yang dapat digunakan untuk menangani
peserta didik tipe Sensing and Intuitive :
1. Meminta peserta didik untuk mengenali gaya belajar mereka dan
memberi hadiah / reward untuk kelebihan mereka.
2. Membatu mereka memahami dan mengapa mereka melakukan apa
yang mereka lakukan dalam situasi belajar.
3. Memberikan langkah-langkah kerja secara rinci dan detail untuk
sensors.
4. Memberikan gambaran, pola dan hubungan-hubungan secara konsep
untuk intuitors.
5. Digabungkan dalam sebuah kelompok dengan tujuan agar intuitors
lebih tertarik dalam berkelompok dan sensors akan belajar untuk
menemukan teori, dan sensors akan membantu mengidentifikasi dan
menyusun fakta-fakta dari sebuah percobaan yang dilakukan.
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Sugiharto, dkk ( 2007 ). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY PRESS
Pengertian Gaya Belajar, from : http://www.psychologymania.com/2013/01/
pengertian-gaya-belajar.html ( diakses tanggal 3 April 2013 )
Psikologi Pendidikan, from : http://wong5ayu.wordpress.com/category/psikologi/
( diakses tanggal 3 April 2013 )
Arumi Savitri F, S. Psi. Psikologi Pendidikan, from : http://staff.uny.ac.id/sites/
default/ files/Psikologi%20Pendidikan.pdf ( diakses tanggal 3 April
2013 )
Hariyanto, S.Pd. Macam-Macam Gaya Belajar, from : http://belajarpsikologi.com
/macam-macam-gaya-belajar/ ( diakses tanggal 2 April 2013 )
13