36
MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN OLEH : KELOMPOK 12 : KETUA : ANGGOTA : Asriani sapo (A1K1 15 013) Irianto (A1K1 15 La ode asrafil fajrun (A1C1 13 101) Nawi arwin (A1C3 13 045) Nurmin (A1K1 15 Yuni (A1K1 I5 KELAS : A (GANJIL) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALUOLEO

makalh pengantar pendidikan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hakikat pendidikan.. : pengamtar pendidikan, sturktur dan unsur pendidikan

Citation preview

Page 1: makalh pengantar pendidikan

MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN

PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR PENDIDIKAN

OLEH :

KELOMPOK 12 :

KETUA :

ANGGOTA :

Asriani sapo (A1K1 15 013) Irianto (A1K1 15 La ode asrafil fajrun (A1C1 13 101) Nawi arwin (A1C3 13 045) Nurmin (A1K1 15 Yuni (A1K1 I5

KELAS : A (GANJIL)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2015

Page 2: makalh pengantar pendidikan

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat

serta hidayah-NYA kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunn

makalah ini mengenai mata kuliah Pengantar Pendidikan tentang ”pengertian dan unsur-

unsur pendidikan”. yang saya susun dengan berpedoman pada 3 sumber buku.

Penulis menuliskan dengan mengambil dari beberapa sumber baik dari buku

maupun dari internet dan membuat gagasan dari beberapa sumber yang ada tersebut.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan

tuntunan Allah SWT. Dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis

menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah

berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki sehingga

makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Oleh karena itu penulis dengan rendah hati

dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul agar dalam pembuatan

makalah penulis yang selanjutnya bisa menjadi lebih baik lagi.

Kendari, 15 oktober 2015

Penulis

Page 3: makalh pengantar pendidikan

DAFTAR ISI

Kata pengantar................................................................................................................

Daftar isi .......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar belakang .............................................................................................

1.2 Rumusan masalah ......................................................................................

1.3 Tujuan pembuatan makalah ........................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 pengertian pendidikan ....................................................................................

2.2 status dan struktur pendidikan..........................................................................

2.3 hakikat pendidikan............................................................................................

2.4 unsur-unsur dalam pendidikan.........................................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................................

3.2 Saran ........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................

Page 4: makalh pengantar pendidikan

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan

sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui

pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang

lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.[1] Setiap pengalaman yang memiliki efek

formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau tindakan dapat dianggap pendidikan.

Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah

menengah dan kemudian perguruan tinggi, universitas atau magang.

Sebuah hak atas pendidikan telah diakui oleh beberapa pemerintah. Pada tingkat

global, Pasal 13 PBB 1966 Kovenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya

mengakui hak setiap orang atas pendidikan.[2] Meskipun pendidikan adalah wajib di

sebagian besar tempat sampai usia tertentu, bentuk pendidikan dengan hadir di sekolah

sering tidak dilakukan, dan sebagian kecil orang tua memilih untuk pendidikan home-

schooling, e-learning atau yang serupa untuk anak-anak mereka.

Pendidikan biasanya berawal saat seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur

hidup. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh

banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan

dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.

Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada

pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, "Saya tidak pernah membiarkan sekolah

mengganggu pendidikan saya."[butuh rujukan]

Anggota keluarga mempunyai peran pengajaran yang amat mendalam, sering kali

lebih mendalam dari yang disadari mereka, walaupun pengajaran anggota keluarga berjalan

secara tidak resmi.

Page 5: makalh pengantar pendidikan

Rumusan Masaalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka timbul masaalah-masaalah sbb:

1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan ?

2. Bagaimana status dan struktur pendidikan ?

3. Apa yang dimaksud dengan hakikat pendidikan ?

4. Apa saja yang termaksud dalam unsur-unsur pendidikan ?

1.2 tujuan

Berdasarkan rumusan masaalah diatas, tujuan penyusunan makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan2. Untuk mengetahui status dan struktur pendidikan3. Untuk mengetahui hakikat pendidikan4. Untuk mengetahui unsur-unsur dalam pendidikan

Page 6: makalh pengantar pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup atau

kemajuan yang lebih baik. Secara etimologi atau asal asul kata. Kata pendidikan dalam

bahasa Inggris disebut education yang berasal dari bahas latin yaitu 'educatum' yang

tersusun atas dua kata yaitu 'E' dan "Duco". Kata E berarti sebuah perkembangan dari dalam

ke luar atau dari sedikit menjadi banyak, sementara 'Duco' berarti perkembangan atau

sedang berkembang. Hal ini secara etimologi, pengertian pendidikan adalah menjadi

berkembang atau bergerak dari dalam keluar, atau dengan kalimat lain, pendidikan berarti

proses mengembangkan kemampuan diri sendiri (inner abilities) dan kekuatan individu.

Kata Education sering juga dihubungkan dengan 'Educere' (Latin) yang berarti dorongan

(propulsion) dari dalam keluar. Artinya untuk memberikan pendidikan melalui perubahan

yang diusahakan melalui latihan ataupun praktik. Oleh karena itu definisi pendidikan

mengarahkan untuk suatu perubahan terhadap seseorang untuk menjadi lebih baik.

Pengertian pendidkan dibedakan menjadi 2 yaitu :

A. Pengertian Pendidikan Secara Luas

Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala

lingkungan dan sepanjang hidup. Segala situasi hidup yang mempelajari pertumbuhan

individu, suatu proses pertumbuhan dan perkembangan, sebagai hasil interaksi individu

dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak manusia

lahir.

B. Pengertian Pendidikan Secara Sempit

Pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan disekolah sebagai lembaga

pendidikan formal, segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja

yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran

penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka

Page 7: makalh pengantar pendidikan

Definisi Pendidikan Berdasarkan Fungsi

A. Pendidikan Sebagai Proses Transfarmasi Budaya

Sebagai proses transfarmasi budaya dari satu generasi ke generasi yang lain, nilai-

nilai budaya tersebut mengalami proses transfarmasi dari generasi tua ke generasi muda.

Ada tiga bentuk transfarmasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan misalnya nilai-nilai

kejujuran, rasa tanggung jawab dan lain-lain.

B. Pendidikan Sebagai Proses Pembentukan Pribadi

Sebagai proses pembentukan pribadi pendidikan diartikan suatu kegiatan yang

sistematik dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses

pembentukan pribadi melalui 2 sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum

dewasa dan oleh mereka yang sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa atas

usaha sendiri.

C. Pendidikan Sebagai Proses Penyiapan Warga Negara

Diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar

menjadi warga negara yang baik.

D. Pendidikan Sebagai Penyiapan Tenaga Kerja

Diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar

untuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan dan

ketrampilan kerja pada calon luaran.

Definisi Pendidikan Menurut GBHN

GBHN 1988(BP 7 pusat, 1990: 108) memberikan batasan tentang pendidikan

nasional sebagai berikut: pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa

indonesia dan berdasarkan pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk

meningkatkan kecerdasan serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan

bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Page 8: makalh pengantar pendidikan

Pendidikan Menurut Para Ahli

1) Plato (filosof Yunani yang hidup dari tahun 429 SM-346 M) mengatakan bahwa:

“pendidikan itu ialah membantu perkembangan masing-masing dari jasmani dan akal

dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesempurnaan”.

2) Aristoteles (filosof terbesar Yunani yang lahir pada tahun 384SM-322 SM) mengatakan

bahwa: “ pendidikan itu ialah menyiapkan akal untuk pengajaran”.

3) Ibnu muqaffa (salah seorang tokoh bangsa Arab yang hidup tahun 106 H-143 H)

mengatakan bahwa: “pendidikan itu ialah yang kita butuhkan untuk mendapatkan

sesuatu yang akan menguatkan semua indera kita seperti makanan dan minuman,

dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yang

merupakan santaan akal dan rohani.”.

4) Rousseau (filosof Prancis, 1712-1778 M) mengatakan bahwa: “pendidikan ialah

pembekalan diri kita dengan sesuatu yang belum ada pada kita sewaktu masa kanak-

kanak, akan tetapi kita membutuhkannya diwaktu dewasa”.

5) James mill (filosof Inggris, 1773-1836) mengatakan bahwa: “pendidikan itu harus

menjadikan seseorang cakap, agar dia menjadi orang yang senantiasa berusaha

mencapai kebahagiaan untuk dirinya terutama dan untuk orang lain selainnya”.

6) John dewey (filosof Chicago, 1859 M-1952 M) mengatakan bahwa: “ pendidikan adalah

membentuk manusia baru melalui perantaraan karakter dan fitrah, serta dengan

mencontoh peninggalan-peninggalan budaya lama masyarakat manusia”.

7) Jean-jacques rousseau (filosof swiss 1712-1778) menurutnya: “pendidikan adalah

memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak, tetapi kita

membutuhkannya diwaktu dewasa.”

8) Langeveld adalah seorang ahli pendidikan bangsa Belanda ahli ini merumuskan

pengertian pendidikan sebagai berikut: “pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan

yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai

kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya

sendiri tidak dangan bantuan orang lain”.

Page 9: makalh pengantar pendidikan

9) Ki hajar dewantara (bapak pendidikan nasional indonesia, 1889-1959) merumuskan

pengertian pandidikan sebagai berikut: “pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk

memajukan badi pekerti (karakter, kekuatan batin), pikiran dan jasmani anak-anak

selaras dangan alam dan masyarakatnya”.

10) Darnelawati (1994) berpendapat bahwa pendidikan formal adalah pendidikan disekolah

yang berlangsung secara teratur dan bertingkat mengikuti syarat-syarat yang jelas dan

ketat. Tujuan pendidik adalah untuk memperkaya budi pekerti, pengetahuan dan untuk

menyiapkan seseorang agar mampu dan trampil dalam suatu bidang pekerjaan tertentu.

2. STATUS DAN STRUKTUR PENDIDIKAN

Untuk memahami hubungan antara pendidikan dan struktur sosial, dapat merujuk pada

dua teori makro :

Struktural Fungsionalisme:

perkembangan pemikirannya dapat dibagi menjadi dua babak :

sebelum Perang Dunia (PD) II;

setelah PD II

Struktural Konflik:

Marx

Max Weber

Struktural Fungsional (sebelum PD II)

Pertama kali dicetuskan oleh August Comte yang kemudian dikembangkan oleh Emile

Durkheim seiring dengan tumbuh dan berkembangnya ilmu Sosiologi Disebut juga

sebagai teori fungsionalisme struktural atau pendekatan model konsensus.

Asumsi dari pendekatan ini :

Masyarakat dianggap sebagai organisme hidup, memiliki sistem yang telah mantap dan

terlembaga analogikanya seperti berjalannya mekanisme tubuh manusia.

Masing-masing sistem memiliki peran, di mana kumpulan peran yang saling bekerja sama

itu disebut sebagai struktur.

Page 10: makalh pengantar pendidikan

Dalam kehidupan bermasyarakat, sistem yang terlembaga dan kemudian terbentuk menjadi

struktur itu adalah : keluarga, agama, pendidikan, ekonomi, politik dan sebagainya.

masing-masing mempunyai keterkaitan kooperatif untuk memenuhi kebutuhan anggota

masyarakat.

Fungsi utama dari suatu sistem adalah : sosialisasi, internalisasi, enkulturasi (pembudayaan).

fungsinya adalah untuk melestarikan pola-pola interaksi dan agar masyarakat tidak selalu

berada dalam kekacauan. melalui sosialisasi pula maka anggota masyarakat dipersiapkan

untuk mengisi berbagai peran di masyarakat.

PARA AHLI SOSIOLOGI YANG MENGEMBANGKAN STRUKTURAL FUNGSIONAL

Emile Durkheim:

Fungsi utama pendidikan:

Sebagai agen yang mentransmisikan norma-norma dan nilai-nilai masyarakat;

Fungsi/peran sekolah:

a. Menanamkan nilai-nilai dan keterampilan ‘baru’ yang tidak didapat anak-anak dari

lingkungan keluarga atau sosialnya.

b. Mengajarkan disiplin secara tegasagar murid terbiasa menaati norma dan nilai-nilai

masyarakat, melatih disiplin dirikesalahan yang diperbuatnya akan merusak

masyarakat secara keseluruhan (bukan karena menghindari hukuman)

c. Mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan di masa

datang tempat alih pengetahuan dan keterampilan seiring dengan meningkatnya

pembagian kerja yang kompleks dan terspesialisasi di masyarakat.

TALCOTT PARSONS

Fungsi/peran sekolah:

Sebagai agen sosialisasi yang cukup penting untuk:

a. Menyiapkan anak-anak dengan peran-peran dewasa yang kelak akan dijalaninya.

b. Mensosialisasikan nilai-nilai universalistik yang berbeda dengan nilai-nilai partikularistik

(yang didapat dari rumah).

Page 11: makalh pengantar pendidikan

o Melalui universalistik, anak harus mentaati peraturan sekolah; prestasi

belajarnya diukur dengan soal-soal yang belaku umum (general)

c. Mengoperasikan prinsip-prinsip meritokrasi

d. Menanamkan nilai-nilai berprestasi semua anak dianggap memiliki kesempatan yang

sama untuk bersaing & bekerja keras agar mendapatkan prestasi terbaik (equality of

opportunity)

e. Sebagai agen yang menyeleksi dan menempatkan individu sesuai dengan kapasitas

keahlian yang dimilikinya sehingga dapat mengisi struktur peran & okupasi di

masyarakat.

STURKTURAL FUNGSIONALISME (Setelah PD II)

• Berkembang karena adanya konflik (perang dingin) antara Amerika Serikat dan Uni

Soviet (Rusia).

• Kondisi tersebut memicu beberapa hal :

– Muncul perlombaan teknologi pemakaian senjata nuklir serta teknologi

transportasi modern;

– Ambisi dari masing-masing negara untuk menjadi adidaya, dan memiliki

keunggulan yang ditekankan pada tekonologi.

• Akibatnya Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting, dan

konsekuensinya:

– pendekatan fungsional dan pendekatan human capital berkembang pesat;

– dana pendidikan peningkatannya cukup besar, guna menciptakan teknologi-

teknologi baru, khususnya di AS;

– industri berbasis teknologi semakin berkembang pesat (berekspansi) disertai

dengan kebutuhan tenaga kerja yang memiliki tingkat pendidikan yang

semakin tinggi;

• tujuan jangka panjangnya adalah meningkatkan kemampuan sumber daya

manusianya.

Page 12: makalh pengantar pendidikan

TEORI FUNGSIONALISME TEKNIS :

• sebagian pengembangan dari perspektif fungsionalisme struktural dan mengadopsi

pemikiran Talcott Parsons, khususnya pada konsep pemikiran tentang:

partikularisme vs universalisme dan askripsi vs prestasi.

• Asumsi dari perspektif fungsionalisme teknis:

– Ekspansi dan diferensiasi sistem pendidikan : akibat dari perubahan dalam

struktur profesi dan okupasi yang disebabkan oleh teknologi.

– Lembaga pendidikan adalah satu-satunya sarana untuk meningkatkan

keterampilan yang luas dan kompleks.

– Ada kesemaan kesempatan/peluang untuk memperoleh pendidikan bagi

berbagai lapisan masyarakat.

1. PROPOSISI DASAR DARI TEORI FUNGSI TEKNIS PENDIDIKAN

a. Meningkatnya jumlah tenaga ahli di berbagai bidang pekerjaan terutama disebabkan

oleh perubahan teknologi.

Proposisi tersebut didasari atas fenomena :

pekerjaan yang mensyaratkan keahlian rendah jumlahnya semakin menurun,

dan pekerjaan yang mensyaratkan keahlian tinggi semakin meningkat.

Banyak pekerjaan (di masa y.a.d) yang semakin membutuhkan tenaga

berkeahlian tingkat tinggi.

b. Pendidikan formal pada akhirnya harus menyediakan pelatihan keterampilan bagi

siswa-siswanya.

c. Oleh karena didorong oleh semakin tingginya tuntutan tenaga kerja yang

berpendidikan atau berkeahlian, maka pada akhirnya masyarakat akan menempuh

periode sekolah yang semakin lama/panjang.

KRITIK TERHADAP TEORI FUNGSI TEKNIS PENDIDIKAN :

Page 13: makalh pengantar pendidikan

a. melebih-lebihkan peran teknologi

b. kurang melihat adanya potensi konflik dalam memperebutkan kesempatan kerja di

antara para lulusan sekolah. Potensi konflik itu misalnya :

c. adanya proses tawar-menawar di antara para majikan dan pekerjanya.

d. Para majikan cenderung enggan memberi gaji yang lebih tinggi apabila kemampuan

dan tingkat pendidikan pekerjanya semakin baik.

e. Ada campur tangan faktor askriptif bagi mereka yang ingin meraih sukses pekerjaan.

TEORI KONFLIK DARI MAX WEBER

• Di dasarkan pada stratifikasi atau pengelompokkan yang terjadi di dalam kehidupan

masyarakat.

– Weber melihat bahwa perbedaan dalam stratifikasi tersebut disebabkan adanya

KELOMPOK-KELOMPOK STATUS.

– Suatu kelompok status biasanya memiliki nilai-nilai budaya yang sama, termasuk

gaya hidup; kesamaan bahasa; fashion style, upacara ritual yang sama, olah raga,

rasa seni yang sama, dan sebagainya.

Tiga Sumber Terbentuknya Kelompok Status:

1. perbedaan situasi atau keadaan ekonomi (Weber menyebutkan dengan kelas yang

berbeda)

2. perbedaan posisi kekuasaan atau politik

3. perbedaan kondisi sosial, budaya atau lembaga.

• PENDIDIKAN adalah bagian dari budaya kelompok status tertentu, konsekuensinya:

1. Sekolah bersifat elitis (sepanjang suatu kelompok status mampu melakukan

kontrol pendidikan, maka kontrol itu akan digunakan untuk membantu

anggota-anggotanya mempersiapkan orang-orang untuk masuk ke dalam

klik/lingkaran kelompok tersebut).

Page 14: makalh pengantar pendidikan

2. Pendidikan kemudian dianggap sebagai bagian dari mekanisme penempatan

tenaga kerja/alat seleksi (sebagai syarat formal untuk menyeleksi orang-

orang yang “berbudaya” sama) persaingan antar kelompok status

• Berdasarkan situasi yang demikian itu, maka menurut Randall Collins:

1. Ekspansi pendidikan bukan karena persyaratan teknis di mana dunia kerja

membutuhkan tenaga kerja berkeahlian tinggi, tetapi karena persaingan antar

kelompok status dalam memperebutkan kekayaan, kekuasan dan status.

2. Pendidikan justru semakin memperkuat keberadaan “kebudayaan kelompok

status”

3. Pendidikan juga mengajarkan perbedaan in group dan out group

4. Pasar kerja menjadi tempat yang paling menentukan dalam melakukan seleksi

anggota-anggotanyakualifikasi pendidikan digunakan sebagai alat untuk

melakukan seleksi terhadap tenaga kerja.

3. HAKIKAT PENDIKAN

Hakikat pendidikan diartikan sebagai kupasan secara konseptual terhadap

kenyataan-kenyataan kehidupan manusia baik disadari maupun tidak disadari manusia telah

melaksanakan pendidikan mulai dari keberadaan manusia pada zaman primitif sampai

zaman modern (masa kini), bahkan selama masih ada kehidupan manusia di dunia,

pendidikan akan tetap berlangsung. Kesadaran akan konsep tersebut diatas menunjukkan

bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan. Artinya sebagai pertanda bahwa manusia

sebagai makluk budaya yang salah satu tugas kebudayaan itu tampak pada proses

pendidikan (Syaifullah,1981).

Maka pembahasan tentang hakikat pendidikan merupakan tinjauan yang

menyeluruh dari segi kehidupan manusia yang menampakkan konsep-konsep pendidikan.

Karena itu pembahasan hakikat pendidikan meliputi pengertian-pengertian: pendidikan dan

ilmu pendidikan; pendidikan dan sekolah; dan pendidikan sebagai aktifitas sepanjang hayat.

Komponen-komponen pendidikan yang meliputi:

tujuan pendidikan

Page 15: makalh pengantar pendidikan

pendidik

peserta didik

kurikulum dan metode pembelajaran.

A. TUJUAN PENDIDIKAN

Tujuan Pendidikan (Kemdiknas): "Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan

potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pada periode 2010-2014, Kementerian

Pendidikan Nasional menetapkan visi terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional

untuk membentuk insan indonesia cerdas komprehensif. Insan Indonesia cerdas

komprehensif adalah insan yang cerdas spiritual, cerdas emosional, cerdas sosial, cerdas

intelektual dan cerdas kinestetis.Untuk mewujudkan visi tersebut, Kementerian Pendidikan

Nasional menetapkan lima misi yang biasa disebut lima (5) K, yaitu; ketersediaan layanan

pendidikan; keterjangkauan layanan pendidikan; kualitas/mutu dan relevansi layanan

pendidikan; kesetaraan memperoleh layanan pendidikan; kepastian/keterjaminan

memperoleh layanan pendidikan.

B. PENDIDIK

Pendidik atau guru banyak diartikan orang, ada yang mengatakan di gugu lan ditiru

(Jawa), yaitu orang yang harus di gugu dan di tiru oleh semua muridnya. Artinya segala

sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan di yakini sebagai kebenaran

oleh semua muridnya dan sekaligus untuk diteladani. Adapun definisi guru menurut :

a. Zakiyah Daradjat

Mengartikan guru adalah pendidik professional, karena secara implisit ia telah

menerima dan memikul sebagian tanggung jawab orang tua murid ketika menyekolahkan

anaknya ke sekolah atau madrasah, berarti telah melimpahkan sebagian tanggung jawab

pendidikan anaknya kepada guru.

b. Poerwadarminta

Page 16: makalh pengantar pendidikan

Mengartikan guru adalah orang yang kerjanya mengajar. Guru dalam islam adalah

orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan

seluruh potensinya, baik potensi afektif, kognitif maupun potensi psikomotorik dan mampu

mandiri secara makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial dalam memenuhi tugasnya

sebagai makhluk Allah.

Firman Allah dalam Al-Qur’an :

“Sesungguhnya Allah telah memberi karunia kepada orang yang beriman ketika Allah

mengutus diantara mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri yang membacakan

kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan jiwa mereka dan mengajarkan kepada

mereka al-kitab dan al-hikmah. Dan sesungguhnya sebelum kedatangan Nabi itu, mereka

dalam kesesatan yang nyata (Ali Imran : 3)”.

Petikan ayat tersebut mengandung makna yang utama bahwa Rasulullah SAW selain

sebagai Nabi ia juga sebagai pendidik (Guru). Makna lain yang terkandung dalam ayat

tersebut adalah :

a. Penyucian, yakni pembersihan, pengembangan dan pengangkatan jiwa kepada

pencipta-Nya, menjauhkan diri dari kejahatan dan menjaga diri agar tetap berada pada

fitrah.

b. Pengajaran, yakni pengalihan berbagai pengetahuan dan aqidah kepada akal dan nurani

kaum muslimin agar mereka merealisasikannya dalam tingkah laku kehidupannya.

Pekerjaan Guru adalah mendidik. Mendidik itu merupakan suatu usaha yang amat

kompleks, mengingatkan banyaknya kegiatan yang harus diantisipasi untuk membantu anak

didik menjadi orang yang dewasa. Kecakapan mendidik mutlak diperlukan, agar tujuan

pendidikan itu dapat tercapai, untuk itu seorang guru benar-benar dituntut untuk bekerja

secara profesional. Dengan kata lain guru adalah pekerjaan profesional.

C. PESERTA DIDIK

Peserta didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik ditinjau dari

segi fisik maupun dari segi perkembangan mental. Setiap individu memerlukan bantuan dan

perkembangan pada tingkat yang sesuai dengan tugas perkembangan setiap anak didik.

Page 17: makalh pengantar pendidikan

Peserta didik berbeda menurut kodratnya di mana ia sedang mendapatkan pendidikan.

Dalam keluarga yang berfungsi sebagai peserta didik adalah anak, di sekolah-sekolah adalah

murid, di masyarakat yaitu anak-anak yang mebutuhkan bimbingan dan pertolongan

menurut lembaga yang mengasuh pendidikan tersebut. Dengan demikian pendidikan harus

memahami irama perkembangan setiap peserta didik pada tiap-tiap tingkat perkembangan

sehingga memungkinkan memberikan bantuan yang tepat dan berdaya guna. Adapun

hubungan antara pendidik dan peserta didik itu dalam proses belajar mengajar itulah yang

merupakan faktor yang sangat menentukan.

Setiap kegiatan pendidikan sudah pasti memerlukan unsur anak didik sebagai

sasaran dari pada kegiatan tersebut. Yang dimaksudkan dengan anak didik di sini adalah

anak yang belum dewasa yang memerlukan bimbingan dan pertolongan dari orang lain yang

sudah dewasa, guna dapat melaksankan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai warga

negara, sebagai anggota masyarakat dan sebagai suatu pribadi atau individu yang mandiri.

Sudah di jelaskan bahwa anak pada waktu lahir mendapkan bekal berupa perbuatan

sikap yang di sebut insting. Insting tidak banyak berperan dalam kehidupan manusia. Selain

itu, juga mendapatkan bekal berupa benih dan potensi yang mempunyai kemungkinan

berkembang pada waktunya dan apabila ada kesempatan dan stimulusnya melalui kegiatan

pendidikan yang diberikan padanya. Benih atau potensi tersebut dinamakan pembawaan.

Setiap anak didik mempunyai pembawaan yang berlainan. Karena itu pendidik wajib

senantiasa berusaha untuk mengetahui pembawaan masing-masing anak didiknya, agar

layanan pendidikan yang diberikan itu sesuai dengan keadaan pembawaan masing-masing.

D. Kurikulum

Banyak para ahli yang mendifinisikan kurikulum, yaitu antara lain:

a. Lewis dan Meil

Kurikulum adalah seperangkat bahan pelajaran, merumuskan hasil belajar, penyediaan

kesempatan belajar, kewajiban peserta didik.

b. Taba

Page 18: makalh pengantar pendidikan

Kurikulum adalah tak peduli bagaimana rancangan detailnya. Suatu kurikum biasanya

mengandung suatu kenyataan mengenai maksud dan tujuan tertentu. Ia memberi petunjuk

tentang beberapa pilihan dan susunan isinya. Ia menyuratkan pola-pola belajar dan

mengajar tertentu, baik karena dikehendaki oleh tujuannya maupun oleh susunan isinya.

Akibatnya ia memerluakn suatu program pengevakuasian hasil-hasilnya.

c. Stratemayer Sc

Dewasa ini kurikulum dianggap sebagai hal yang meliputi bahan pelajaran dan kegiatan

kelas yang dilakukan anak dan pemuda; keseluruhan pengalaman di dalam dan diluar

sekolah atau kelas yang di sponsori oleh sekolah: dan seluruh pengalaman hidup murid.

Adapun batasan yang di terima pedidikan harus menetapkan ke arah ilmu pengetahuan,

pengertian-pengertian, kecakapan-kecakapan yang manakah pengalaman-pengalaman yang

baru akan dibimbing. Kebijaksanaan ini menentukan kurikulum berhasil diterapkan di

sekolah apa tidak.

d. Webster

Dalam kamusnya, kurikulum diartikan dalam dua macam, yaitu yang pertama, sejumlah

mata pelajaran yang harus di tempuh atau di pelajari murid di sekolah atau perguruan tinggi

untuk memperolah ijazah tertentu. Yang kedua, sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan

oleh suatu lembaga pendidikan atau suatu departeman.

e. Pasal 1 butir 19 UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, definisi

kurikulum yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk tujuan pendidikan tertentu.

f. Kurikulum secara sederhana kita sebut program pendidikan adalah jalan terdekat untuk

sampai kepada tujuan pendidikan.

Menurut Brubecher, dengan tujuan atau arah proses pendidikan yang ditetapkan,

langkah selanjutnya sesudah jelas yaitu cara-cara dan alat-alat untuk mencapai tujuan

tersebut. Diantara semua itu maka kurikulum meminta perhatian pertama. Sesuai dengan

asal pengertiannya, menurut bahasa latin, kurikulum ialah suatu landasan terbang, suatu

arah yang dilalui orang untuk mencapai tujuan, seperti dalam suatu perlombaan, kurikulum

Page 19: makalh pengantar pendidikan

atau kadang-kadang di sebut bahan pelajaran. Apapun namanya, namun kurikulum itu

menggambarkan landasan di atas, maka murid dan guru berjalan bersama mencapai tujuan

dari pendidikan.

Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat di simpulkan sebagai berikut: kurikulum

merupakan rumusan, tujuan mata pelajaran, garis besar pokok bahasan penilaian dan

perangkat lainnya. Sedangkan pokok pikiran penting yang biasa dalam kurikulum adalah

tujuan pendidikan, bahan pelajaran, pengalaman dan aspek perencanaan.

Isi dari program pendidikan adalah segala sesuatu yang di berikan kepada peserta

didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum meliputi

jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi program masing-masing bidang tersebut,

jenis-jenis bidang studi yang di tentukan atas dasar tujuan instruksional lembaga pendidikan

yang bersangkutan. Isi program suatu bidang studi yang diajarkan sebenarnya adalah isi

kurikulum itu sendiri, atau ada juga yang menyebut dengan nama silabus bagi pendidikan di

perguruan tinggi. Silabus biasanya dijabarkan kedalam bentuk pokok-pokok bahasan dan

sub-sub pokok bahasan, serta uraian bahan pelajaran. Uraian bahan pelajaran inilah yang di

jadikan dasar pangambilan bahan dalam setiap kegiatan belajar mengajar di kelas oleh pihak

pendidik. Penentuan pokok-pokok dan sub-sub pokok bahsan didasarkan pada tujuan

intruksional.

Ada dua tujuan yang terdapat dalam kurikulum dalam suatu pendidikan yaitu :

a. Tujuan yang ingin di capai secara keseluruhan

Tujuan ini biasanya meliputi aspek-aspek ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap dan

nilai-nilai yang di harapkan dimiliki oleh para lulusan lembaga pendidikan yang

bersangkutan. Itulah sebabnya tujuan ini disebut tujuan intruksional atau kelembagaan.

b. Tujuan yang ingin di capai oleh setiap bidang studi/mata kuliah.

Tujuan ini adalah penjabaran tujuan intuksional diatas yang meliputi tujuan

kurikulum dan intruksional yang terdapat dalam GPP (Garis- garis Besar Pengajaran) tiap

bidang studi/mata kuliah. Baik kuirkulum maupun intruksinal juga mencakup aspek-aspek

pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diharapkan dimiliki oleh setiap

Page 20: makalh pengantar pendidikan

peserta didik setelah mempelajari tiap bidang studi dan pokok bahasan dalam proses

pengajaran.

Suatu tujuan tidak akan tercapai dengan mudah tanpa melalui hambatan-hambatan.

Hambatan-hambatan dalam pengembangan kurikulum dikelas antara lain yaitu:

a) Guru

Guru dalam berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum. Hal ini di sebabkan

beberapa hal, pertama: kurang waktu, kedua: perbedaan pendapat antara guru dan kepala

sekolah dalam kurikum yang akan diterapkan dan administatornya, ketiga: kemampuan guru

yang terbatas.

b) Masyarakat

Untuk mengembangan kurikulum dibutuhkan dukungan dari masyarakat baik dalam

pembiayaan maupun dalam memberikan umpan balik terhadap sistem pendidik atau

kurikulum yang sedang berjalan.

c) Biaya

Untuk mengembangan kurikulum, apalagi yang berbentuk eksepimen baik metode,

ini atau sistem secara keseluruhan membutuhkan biaya yang sering tidak sedikit.

E. METODE-METODE PEMBELAJARAN.

a. Metode Ceramah

Metode ceramah adalah cara penyampaian informasi melalui penuturan secara lisan

oleh pendidik kepada peserta didik. Prinsip dasar metode ini terdapat di dalam Al Qur’an

Surat Yunus ayat 23 yang artinya:

Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di

muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, Sesungguhnya (bencana) kezalimanmu

akan menimpa dirimu sendiri (hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi,

Page 21: makalh pengantar pendidikan

kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu

kerjakan. (Q.S. Yunus : 23)

b. Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan

beberapa pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau

bacaan yang telah mereka baca.

c. Metode diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara penyajian/ penyampaian bahan pelajaran dimana

pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik/ membicarakan dan menganalisis

secara ilmiyah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun

berbagai alternative pemecahan atas sesuatu masalah. Abdurrahman Anahlawi menyebut

metode ini dengan sebutan hiwar (dialog).

d. Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah suatu cara mengajar dimana seorang guru

memberikan tugas-tugas tertentu kepada murid-murid, sedangkan hasil tersebut diperiksa

oleh guru dan murid harus mempertanggung jawabkannya.

e. Metode Demontrasi

Metode demontrasi adalah suatu cara mengajar dimana guru mempertunjukan

tentang proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan murid memperhatikannya.

f. Metode Amsal/perumpamaan

Yaitu cara mengajar dimana guru menyampaikan materi pembelajaran melalui

contoh atau perumpamaan.

g. Metode Targhib dan Tarhib

Yaitu cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran dengan

menggunakan ganjaran terhadap kebaikan dan hukuman terhadap keburukan agar peserta

didik melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan.

Page 22: makalh pengantar pendidikan

h. Metode pengulangan (tikror)

Yaitu cara mengajar dimana guru memberikan materi ajar dengan cara mengulang-

ngulang materi tersebut dengan harapan siswa bisa mengingat lebih lama materi yang

disampaikan.

Satu proses yang penting dalam pembelajaran adalah pengulangan/latihan atau

praktek yang diulang-ulang. Baik latihan mental dimana seseorang membayangkan dirinya

melakukan perbuatan tertentu maupun latihan motorik yaitu melakukan perbuatan secara

nyata merupakan alat-alat bantu ingatan yang penting. Latihan mental, mengaktifkan orang

yang belajar untuk membayangkan kejadian-kejadian yang sudah tidak ada untuk

berikutnya bayangan-bayangan ini membimbing latihan motorik. Proses pengulangan juga

dipengaruhi oleh taraf perkembangan seseorang. Kemampuan melukiskan tingkah laku dan

kecakapan membuat model menjadi kode verbal atau kode visual mempermudah

pengulangan. Metode pengulangan dilakukan Rasulullah saw. ketika menjelaskan sesuatu

yang penting untuk diingat para sahabat.

4. UNSUR-UNSUR DALAM PENDIDIKAN

Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:

Subyek yang dibimbing (peserta didik).

Orang yang membimbing (pendidik).

Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif).

Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan).

Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan).

Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode).

Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan).

Penjelasan:

a) Peserta didik

Peserta didik berstatus sebagai subyek didik. Pandangan modern cenderung

menyebutkan demikian oleh karena peserta didik adalah subyek atau pribadi yang otonom,

Page 23: makalh pengantar pendidikan

yang ingin diakui keberadaannya. Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh pendidik

ialah:

Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang

unik.

Individu yang sedang berkembang.

Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.

Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.

b) Orang yang membimbing (pendidik)

Yang dimaksud pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik mengalami pendidikannya dalam

tiga lingkungan yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Sebab itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan ialah orang tua, guru, pemimpin

program pembelajaran, latihan dan masyarakat.

c) Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)

Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik antara peserta didik

dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan

secara optimal ditempuh melalui proses berkomunikasi intensif dengan manipulasi isi,

metode, serta alat-alat pendidikan.

d) Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)

Alat dan metode

Alat dan metode diartikan sebagai segala sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan

dengan sengaja untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara khusus alat melihat jenisnya

sedangkan metode melihat efesiensi dan efektifitasnya. Alat pendidikan dibedakan atas alat

yang preventif dan yang kuratif.

Tempat peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)

Lingkungan pendidikan biasanya disebut tri pusat pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan

masyarakat.

Page 24: makalh pengantar pendidikan

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Suatu pendidikan di mulai dari keberadaan manusia pada zaman primitif sampai

zaman modern (masa kini), bahkan selama masih ada kehidupan manusia didunia

pendidikan akan tetap berlangsung karena itu adalah hakikat manusia dalam kehidupannya.

Dalam pendidikan ada 1). Tujuan pendidikan yaitu: mengembangkan potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab. 2). Pendidik atau guru banyak diartikan orang, ada yang

mengatakan di gugu lan ditiru (Jawa), yaitu orang yang harus di gugu dan di tiru oleh semua

muridnya. Artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan di

yakini sebagai kebenaran oleh semua muridnya dan sekaligus untuk diteladani.3). Peserta

didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang baik ditinjau dari segi fisik maupun

dari segi perkembangan mental.4). kurikulum adalah rumusan, tujuan mata pelajaran, garis

besar pokok bahasan penilaian dan perangkat lainnya.5). metode pembelajaran.

Pendidikan adalah suatu konsep dasar yang bersifat atau bertujuan mengarahkan

membimbing dan membina dari suatu hal yang tidak diketahui menjadi suatu hal yang

diketahui baik secara umum maupun pribadi. Dengan struktur, arahan, sarana dan

prasarana yang telah terencana sehingga mendukung proses pendidikan tersebut dan dapat

dihasilkan suatu serapan materi yang penting. Biasanya hal ini berkaitan dengan landasan

dan ketulusan hati sehingga materi yang disampaikan dapat dipahami secara terbuka. Jadi

pendidikan itu adalah suatu hal yang dibutuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan

menguatkan semua imdera kita seperti makanan dan minuman, dengan yang lebih kita

butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yang merupakan santaan akal dan

rohani.batasan pendidikan yang dibuat oleh para ahli yang beraneka ragam dan

kandungannya berbeda yang satu dangan yang lain. Perbedaan tarsebut mungkin karena

orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan atau karena

falsafah yang melandasinya, dan unsur-unsurnya:

Page 25: makalh pengantar pendidikan

1). Subjek yang dibimbing (peserta didik). 2) Orang yang membimbing (pendidik). 3)

Interaksi antarapeserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif).Kearah mana bimbingan

ditujukan (tujuan pendidikan). 4) Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi

pendidikan). 5) Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode).Tempat dimana

peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan).

3.2 SARAN

“Tak ada gading yang tak retak” begitu pula dengan makalah ini yang jauh dari

kesempurnaan. Maka dari itu, demi kesempurnaan makalah ini kami sangat mengharapkan

masukan-masukan atau saran baik dari Bapak/ibu dosen serta dari rekan-rekan mahasiswa/i

jika didalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan-kesalahan demi kebaikan serta

kemajuan kita bersama.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mudyahardjo, Redja. 2004. Filsafat Pendidikan: Suatu Pengantar. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

2. Saifullah, Ali. 2004. Antra Filsafat dan Pendidikan. Surabaya: Usaha Offset

Printing.

3. Jalaluddin. 2002. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya Media Pratama.

4. Ahmadi, Abu dan Joko Triprasetyo, 2005, Strategi Belajar Mengajar, Bandung :

Pustaka setia.

Page 26: makalh pengantar pendidikan

5. Al Syaibani, Omar Mohammad, 1979, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta : Bulan

Bintang.

6. Horne Herman Harrell. http://ncpedia.org/biography/horne-herman-harrell

7. Philosophy Of Education. http://plato.stanford.edu/entries/education-philosophy/

8. Definition of Education. http://dictionary.reference.com/browse/education