2
Allah SWT berfirman dalam Al quran yang artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggu- pannya…” (Potongan ayat 286 surah al baqarah) Dengan berkaca pada ayat diatas, kita dapat melihat seseorang mampu menyikapi seluruh episode kehidupannya dengan sangat positif dan bijaksana, dan bahkan seberat apapun masalah yang menderanya ia tetap merasa ringan saja. Mungkin saat itulah ia menguatkan imannya. Dengan itu semua rasa syukur dan imannya tetap ada hanya untuk-Nya. Setiap waktu ia gunakan untuk meningkatkan kapasitas diri dan melambungkan berbagai prestasi, dan hal apapun dapat di lakukannya dengan baik. Hingga akhirnya, pencapaian dirinyapun menimbulkan decak kagum dan menginspirasi banyak orang. Hidupnya penuh kegiatan, tetapi seakan tak pernah ada kata lelah yang menghinggapi tubuhnya. Sorot mata yang bersinar optimis, nyaris tanpa beban dan dari tangannya lahir berbagai macam karya yang subhanallah menakjubkan. Gambaran diatas tentu tidaklah lahir begitu saja. Bahkan segala kemampuan dan pencapaiannya yang hebat bukanlah hasil dari sebuah bakat saja, melainkan karena “Life Triangle” (Segitiga Kehidupan). Dengan rumusan “Allah – Me Others” itu semua dapat membentuk kemampuan diri yaitu “kecerdasan mengkoneksi”. Terkoneksi pada Allah, pada diri sendiri, dan pada orang lain yang bertujuan syar‟i, berprestasi dan menginspirasi. Fokus kepada Allah yang membentuk kita menjadi pribadi yang ringan dalam menjalani kehidupan. Karena kita hidup di dunia ini semata-mata hanya untuk beribadah kepada-Nya. Allah berfirman dalam surah Adz Zariat: 56, Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” Begitulah Allah menjelaskan bahwasanya Ia menciptakan jin dan manusia tidak lain adalah untuk beribadah kepada-Nya dan tidak melanggar syari‟at- Nya. Memahami bahwa segala kebaikan dan keburukan yang kita lakukan akan kembali lagi pada kita semua, dan setiap perbuatan buruk pasti akan terlihat. Jadilah pribadi yang taat dan takut berbuat maksiat, jikalau demikian InsyaAllah tempaan dunia akan ringan, sebab surge menjadi harapan. Fokus pada diri sendiri, dalam hal ini bukan berarti egois. Melainkan soal sejauh mana kita mengetahui kapasitas diri kita. Tantangan kehidupan terus bertumbuh diluar kendali kita. Hanya kapasitas diri yang terus bertumbuh lebih tinggi dan tantangan kehidupanlah yang meminimalkan kelemahan seseorang, sehingga bisa tetap berdiri tegar dan kokoh di bumi Allah ini. If you can‟t measure, you can‟t improve. Kita harus bisa mengukur kapasitas diri kita sebelum kita berproses dalam menentukan target pencapaian yang kita harapkan. Bila tidak demikian, kita hanya akan mengupayakan sesuatu yang tidak jelas. Fokus pada orang lain merupakan aktualisasi dari hasil fokus kita pada Allah dan pada diri sendiri. Membanggakan diri itu menyenangkan, tetapi akan lebih menyenangkan lagi ketika kita membanggakan orang lain. Dimulai dengan menuntun tanpa menghakimi, menasihati tanpa menggurui, hingga tumbuh bersama untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Karena kita semua adalah makhluk sosial. Kemampuan yang dikaruniakan Allah kepada kita adalah modal utama untuk berbagi dalam bentuk kebermanfaatan untuk sesama, sebab tidak ada satupun individu yang sempurna. Tumbuh, berhijrah, serta melakukan pencapaian yang lebih tinggi, lebih baik, bermanfaat, serta mulia. Sebaliknya, jauhi dan tinggalkan segala sesuatu yang tidak berguna, karena disitulah salah satu tanda kebaikan keislaman seseorang. Rasulullah saw bersabda: كه مارء ترم اس من حسن اعنيه ي“Salah satu tanda keislaman seseorang adalah meninggalkan segala sesuatu yang tidak berguna” (HR. At Tirmidzi dan Ibnu Majah) Dan ingatlah, di dunia ini banyak yang mahir menasihati, tetapi tidak untuk mengintopeksi diri. Banyak yang mahir menyampaikan teori, namun payah dalam mengaplikasikanya pada diri sendiri. Maka sampaikanlah apa yang memang harus disampaikan, agar menjadi pembelajaran. Kedepankan Allah dalam segala aktivitas kita. Allah dulu Allah lagi Allah terus karena semua terjadi atas seizing-Nya dan bukan rekaan manusia. (Nur Laili Sya‟baniyah, siswa kelas 4c Kulliyatul Mu‟allimin Al Islamiyah 30/03/2018). MAKAM NABI MUHAMMAD Sallallahualaihiwasallam 3 kali makam MAKAM NABI MUHAMMAD Sallallahualaihiwasallam hendak dibongkar orang kafir. Salah satunya yang terjadi pada sekitar tahun 1164 M/557 H. yang dilakukan 2 orang utusan raja nasrani di eropa yang menyamar sebagai jamaah haji Andalusia (spanyol). http://www.hidayatullah.com تصال نقطة اFocal Point Titik Fokus BIRRULWALIDAIN Barang siapa menyebabkan kedua orangtuanya marah dan menangis, dia harus mengembalikan keduanya agar bisa tertawa (senang) kembali (Ibnu Taimiyah)

MAKAM NABI - pmiinfo.compmiinfo.com/wp-content/uploads/2018/02/Bulletin-Reborn.07.2018.pdfGambaran diatas tentu tidaklah lahir begitu saja. Bahkan segala kemampuan dan pencapaiannya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKAM NABI - pmiinfo.compmiinfo.com/wp-content/uploads/2018/02/Bulletin-Reborn.07.2018.pdfGambaran diatas tentu tidaklah lahir begitu saja. Bahkan segala kemampuan dan pencapaiannya

Allah SWT berfirman dalam Al quran

yang artinya:

“Allah tidak membebani seseorang

melainkan sesuai dengan kesanggu-

pannya…” (Potongan ayat 286 surah al

baqarah)

Dengan berkaca pada ayat diatas, kita

dapat melihat seseorang mampu menyikapi

seluruh episode kehidupannya dengan

sangat positif dan bijaksana, dan bahkan

seberat apapun masalah yang menderanya

ia tetap merasa ringan saja. Mungkin saat

itulah ia menguatkan imannya. Dengan itu

semua rasa syukur dan imannya tetap ada

hanya untuk-Nya. Setiap waktu ia gunakan

untuk meningkatkan kapasitas diri dan

melambungkan berbagai prestasi, dan hal

apapun dapat di lakukannya dengan baik.

Hingga akhirnya, pencapaian dirinyapun

menimbulkan decak kagum dan

menginspirasi banyak orang. Hidupnya

penuh kegiatan, tetapi seakan tak pernah

ada kata lelah yang menghinggapi

tubuhnya. Sorot mata yang bersinar

optimis, nyaris tanpa beban dan dari

tangannya lahir berbagai macam karya yang

subhanallah menakjubkan.

Gambaran diatas tentu tidaklah lahir

begitu saja. Bahkan segala kemampuan dan

pencapaiannya yang hebat bukanlah hasil

dari sebuah bakat saja, melainkan karena

“Life Triangle” (Segitiga Kehidupan).

Dengan rumusan “Allah – Me – Others” itu

semua dapat membentuk kemampuan diri

yaitu “kecerdasan mengkoneksi”.

Terkoneksi pada Allah, pada diri sendiri,

dan pada orang lain yang bertujuan syar‟i,

berprestasi dan menginspirasi.

Fokus kepada Allah yang membentuk

kita menjadi pribadi yang ringan dalam

menjalani kehidupan. Karena kita hidup di

dunia ini semata-mata hanya untuk

beribadah kepada-Nya. Allah berfirman

dalam surah Adz Zariat: 56, Artinya:

“Dan aku tidak menciptakan jin dan

manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku”

Begitulah Allah menjelaskan

bahwasanya Ia menciptakan jin dan

manusia tidak lain adalah untuk beribadah

kepada-Nya dan tidak melanggar syari‟at-

Nya. Memahami bahwa segala kebaikan

dan keburukan yang kita lakukan akan

kembali lagi pada kita semua, dan setiap

perbuatan buruk pasti akan terlihat. Jadilah

pribadi yang taat dan takut berbuat maksiat,

jikalau demikian InsyaAllah tempaan dunia

akan ringan, sebab surge menjadi harapan.

Fokus pada diri sendiri, dalam hal ini

bukan berarti egois. Melainkan soal sejauh

mana kita mengetahui kapasitas diri kita.

Tantangan kehidupan terus bertumbuh

diluar kendali kita. Hanya kapasitas diri

yang terus bertumbuh lebih tinggi dan

tantangan kehidupanlah yang

meminimalkan kelemahan seseorang,

sehingga bisa tetap berdiri tegar dan kokoh

di bumi Allah ini.

If you can‟t measure, you can‟t

improve. Kita harus bisa mengukur

kapasitas diri kita sebelum kita berproses

dalam menentukan target pencapaian yang

kita harapkan. Bila tidak demikian, kita

hanya akan mengupayakan sesuatu yang

tidak jelas.

Fokus pada orang lain merupakan

aktualisasi dari hasil fokus kita pada Allah

dan pada diri sendiri. Membanggakan diri

itu menyenangkan, tetapi akan lebih

menyenangkan lagi ketika kita

membanggakan orang lain. Dimulai dengan

menuntun tanpa menghakimi, menasihati

tanpa menggurui, hingga tumbuh bersama

untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Karena kita semua adalah makhluk sosial.

Kemampuan yang dikaruniakan Allah

kepada kita adalah modal utama untuk

berbagi dalam bentuk kebermanfaatan

untuk sesama, sebab tidak ada satupun

individu yang sempurna.

Tumbuh, berhijrah, serta melakukan

pencapaian yang lebih tinggi, lebih baik,

bermanfaat, serta mulia. Sebaliknya, jauhi

dan tinggalkan segala sesuatu yang tidak

berguna, karena disitulah salah satu tanda

kebaikan keislaman seseorang. Rasulullah

saw bersabda:

يعنيهمن حسن اإلسالم املرء تركه ماال

“Salah satu tanda keislaman

seseorang adalah meninggalkan segala

sesuatu yang tidak berguna” (HR. At

Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Dan ingatlah, di dunia ini banyak yang

mahir menasihati, tetapi tidak untuk

mengintopeksi diri. Banyak yang mahir

menyampaikan teori, namun payah dalam

mengaplikasikanya pada diri sendiri. Maka

sampaikanlah apa yang memang harus

disampaikan, agar menjadi pembelajaran.

Kedepankan Allah dalam segala aktivitas

kita. Allah dulu – Allah lagi – Allah terus

karena semua terjadi atas seizing-Nya dan

bukan rekaan manusia. (Nur Laili

Sya‟baniyah, siswa kelas 4c Kulliyatul

Mu‟allimin Al Islamiyah 30/03/2018).

MAKAM NABI MUHAMMAD Sallallahualaihiwasallam

3 kali makam MAKAM NABI

MUHAMMAD Sallallahualaihiwasallam hendak dibongkar orang kafir. Salah satunya yang terjadi pada sekitar tahun 1164 M/557 H. yang dilakukan 2 orang utusan raja nasrani di eropa yang menyamar sebagai jamaah haji Andalusia (spanyol).

http://www.hidayatullah.com

نقطة االتصال

Focal Point Titik Fokus

BIRRULWALIDAIN

Barang siapa menyebabkan kedua orangtuanya marah dan menangis, dia harus mengembalikan keduanya agar bisa tertawa (senang) kembali

(Ibnu Taimiyah)

Page 2: MAKAM NABI - pmiinfo.compmiinfo.com/wp-content/uploads/2018/02/Bulletin-Reborn.07.2018.pdfGambaran diatas tentu tidaklah lahir begitu saja. Bahkan segala kemampuan dan pencapaiannya

Buletin

Ibadurrahman

Pembimbing DR. KH. Elwansyah Elham

Penanggung Jawab

Wiwin Fathurrahman

Tim Redaksi

Ahmad Nurcholish

M. Jumianto

Muhammad Syahroji

M. Eko Wahyu R.

Triaswuri Hadi W.

Widiyono

Penerbit Tim Media Divisi Buletin Mingguan P o n d o k Modern Ibadurrahman. Alamat Balai Pendidikan Pondok M o d e r n Ibadurrahman B a n g u n Rejo Kec. Tenggarong Seberang Kutai K a r t a n e g a r a Kalimantan Timur Hp.081347293016

Salam Redaksi

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…”

(Potongan ayat 286 surah al baqarah) „

Amaliyatu Tadris perdana santri kelas 6 KMI putra putri tahun ajaran 2017-2018. 27/03/2018.

DOELOE

Lomba Folk Song antar kelas di Pondok Modern Ibadurrahman tahun 2018. Selamat kepada para

juara. Juara I kelas 3c, juara II kelas 3b, juara III kelas 5b, juara IV kelas 2e. 22/03/2018

SEKARANG

GAMBAR PILIHAN