16
Makin Tegak Kawal Keselamatan dan Keamanan Maritim HUT KE-31 PANGKALAN PLP 13 6 INF MARITIM NEWSLETTER, MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 Bersiap Melayani Angkutan Lebaran 1440/2019 Ditjen Hubla Bangun Kesepahaman Pemeriksaan Kecelakaan Kapal

Makin Tegak Kawal Keselamatan dan Keamanan Maritimhubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM MAR 2019.pdfMEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makin Tegak Kawal Keselamatan dan Keamanan Maritimhubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM MAR 2019.pdfMEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

Makin Tegak Kawal Keselamatan dan Keamanan Maritim

HUT ke-31 Pangkalan PlP

136

INF MARITIMNEWSLETTER, MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

Edisi III 2019

Bersiap Melayaniangkutan lebaran 1440/2019

Ditjen Hubla Bangun kesepahaman Pemeriksaan kecelakaan kapal

Page 2: Makin Tegak Kawal Keselamatan dan Keamanan Maritimhubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM MAR 2019.pdfMEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERALPERHUBUNGAN LAUT

SUSUNAN PENGURUS

Penanggung JawabDirektur Jenderal Perhubungan Laut

Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut

PengarahDirektur Lalu Lintas dan Angkutan Laut

Direktur KepelabuhananDirektur Perkapalan dan Kepelautan

Direktur KenavigasianDirektur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai

Redaktur PelaksanaKepala Bagian Organisasi dan Hubungan Masyarakat

RedakturKepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat

Penyunting/EditorSilo Darmono

Staf RedaksiPresti Febriana

Putri Mayan KalingiKhairil Nur Wibowo

Anik Vianti

Desain Grafis & FotograferTim Desain Grafis

Indi AstonoAbdurahman

SekretariatRustam HidayatIbrahim Pilpala

Alamat RedaksiGedung Karya Lt. 15. Kementerian PerhubunganJl. Medan Merdeka Barat No.8. Jakarta 10110

021 – 3847118 ext. 4135

[email protected]

@djplkemenhub151

Ditjen Perhubungan Laut dan Fan Page

djplkemenhub151

djplkemenhub151

INF MARITIM

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan terus memperkuat komitmen membangun konektivitas di seluruh penjuru tanah air sekaligus mengawal keselamatan dan keamanan

di setiap jengkal perairan Indonesia. Hal ini tidak lain untuk mendukung semangat Nawa Cita Pemerintahan Presiden Joko Widodo serta turut serta mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) adalah salah satu direktorat di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang memiliki tugas untuk menjamin konektivitas transportasi laut yang selamat dan aman. Peran ini ditegaskan kembali oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut R Agus H Purnomo saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Pangkalan PLP ke-31 pada 26 Februari 2019 di Lapangan Pangkalan PLP Kelas I Tanjung Priok, Jakarta.

Dirjen Agus berharap, Pangkalan PLP semakin mampu berdiri tegak melaksanakan fungsi penjagaan dan penegakan hukum untuk menjamin keselamatan dan keamanan di perairan Indonesia, mengingat luasnya perairan dan banyaknya kapal yang melintasi perairan Indonesia.

Saat ini, terdapat 5 Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai di Indonesia untuk mengawal, yaitu Pangkalan PLP Kelas I Tanjung Priok, Pangkalan PLP Kelas II Tanjung Uban, Pangkalan PLP Kelas II Surabaya, Pangkalan PLP Kelas II Bitung dan Pangkalan PLP Kelas II Tual.

Cerita tentang tugas kelima Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai inilah yang kami sajikan sebagai berita utama dalam Info Maritim Edisi ke-3 Tahun 2019 ini. Meskipun demikian, pada edisi kali ini banyak juga berita yang sangat informatif yang layak diketahui oleh para pembaca. Diantaranya adalah per siapan menghadapi angkutan Lebaran 1440/2019 mendatang untuk membantu masyarakat yang akan melakukan perjalanan mudik yang aman, selamat, tertib dan nyaman dengan moda kapal laut.

Kemudian melalui edisi ini juga pemerintah menginformasikan telah menyiapkan anggaran untuk meningkatkan konektivitas agar seluruh wilayah NKRI. Meskipun demikian, anggaran tersebut tetap harus dioptimalkan terutama anggaran yang alokasikan untuk program pelayanan kapal perintis. Selain itu disajikan juga berita dari berbagai direktorat di Ditjen Perhubungan Laut, termasuk berita tentang kerja sama antara pemerintah RI dengan negara-negara lain, termasuk keikutsertaan Indonesia di forum internasional seperti di International Maritime Organization (IMO). Selamat menikmati. (Wisnu)

Mengawal keselamatan dan keamanan Maritim

kOlOM Redaksi

Page 3: Makin Tegak Kawal Keselamatan dan Keamanan Maritimhubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM MAR 2019.pdfMEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

Makin Tegak Kawal Keselamatan dan Keamanan Maritim

HUT ke-31 Pangkalan PlP

Menapaki usia yang ke-31 tahun, Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan semakin berdiri tegak melaksanakan fungsi penjagaan dan penegakan hukum untuk menjamin keselamatan dan keamanan di perairan Indonesia. Namun, luasnya perairan dan banyaknya kapal yang melintasi perairan Indonesia merupakan suatu tantangan besar bagi PLP dalam mengemban tugas tersebut.

Page 4: Makin Tegak Kawal Keselamatan dan Keamanan Maritimhubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM MAR 2019.pdfMEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

Demikian disampaikan oleh Di-rektur Jenderal Perhubungan Laut saat menjadi Inspektur Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Pangkalan PLP ke-31 pada 26 Februari 2019 di Lapangan Pangkalan PLP Kelas I Tanjung Priok, Jakarta.

“Seiring bertambahnya usia, tentu PLP harus semakin matang dan pro-fesional dalam melayani masyarakat. Hal tersebut sejalan dengan tema HUT Pangkalan PLP ke-31 yaitu ‘Profesio-nalisme Penjaga Laut dan Pantai untuk Peningkatan Keselamatan dan Keama-nan Pelayaran’,” ujar Dirjen Agus.

Menurutnya, tantangan dalam menjaga dan menegakan peraturan di laut sangat kompleks. “Untuk itu, saya minta kepada seluruh jajaran PLP me-ningkatkan koordinasi yang baik antar instansi penegakan hukum di laut ser-ta meningkatkan pengetahuan tentang hukum laut internasional dan hukum nasional,” kata Dirjen Agus.

Peringatan HUT PLP ini dapat di-jadikan momentum untuk mengingat kembali sejarah pembentukan Pangka-lan PLP yang semula adalah Armada Penjagaan Laut dan Pantai, dan pada tahun 2002 berubah nama menjadi Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai melalui Keputusan Menteri Perhubun-gan Nomor KM 65 Tahun 2002.

Saat ini, terdapat 5 Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai di Indone-sia, yaitu Pangkalan PLP Kelas I Tan-jung Priok, Pangkalan PLP Kelas II Tanjung Uban, Pangkalan PLP Kelas II Surabaya, Pangkalan PLP Kelas II Bi-tung dan Pangkalan PLP Kelas II Tual.

Fokus Keselamatan PelayaranKepala Pangkalan PLP Kelas I Tan-

jung Priok, Elwin Refindo menuturkan bahwa pangkalan PLP yang dipimpin-nya fokus pada terciptanya keselama-tan dan keamanan pelayaran khususn-ya di wilayah perairan DKI Jakarta dan sekitarnya yang menjadi tugas pokok dan fungsi dari Pangkalan PLP Kelas I Tanjung Priok untuk penegakan hu-kum di laut.

Guna pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut di atas, saat ini PLP Ke-las I Tanjung Priok didukung oleh 264 orang personil, 13 unit kapal patroli, terdiri dari 2 unit kapal kelas I, 10 unit kapal kelas II dan 1 unit kapal kelas III serta 3 unit Rigid Inflatable Boat (RIB).

Beberapa kapal patroli yang dimi-liki PLP Kelas I Tanjung Priok tersebut

antara lain KN. Trisula, KN. Alugara, KN.Kujang, KN. Celurit, KN. Cundrik, KN. Belati, KN. Golok, KN. Panah, KN. Pedang, KN. Kapak, KN. Damaru, KN. Jembio dan KN. P 348.

Adapun wilayah kerja PLP Kelas I Tanjung Priok meliputi wilayah pe-rairan sebelah barat Provinsi Sumate-ra Utara dan Sumatera Barat, seluruh perairan Sumatera Selatan, Bengkulu, Jambi, Bangka, Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Kepala PLP Tanjung Uban Moha-mad Nasir menyebutkan, Pangkalan PLP Tanjung Uban memiliki sembilan unit armada kapal patroli, yang terdiri dari dua unit kapal patroli kelas I yaitu KN. Kalimasadha dan KN. Sarotama, satu unit kapal kelas II KN. Rantos, juga dua unit kapal kelas IV KN.P-406 dan KN.P-464, serta empat unit kapal kelas V yakni KN.P-543, KN.P-544, KN.P-546 dan KN.P-547.

“Kami juga telah membuat bebera-pa pemetaan wilayah yang berpotensi terjadi kerawanan, seperti peta wila-yah ilegal fishing, peta wilayah rawan tubrukan dan kandas, serta peta tin-gkat kerawanan pencurian dan keru-sakan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran

(SBNP),” imbuhnya.Selain itu, Nasir menyatakan

bahwa Pangkalan PLP Tanjung Uban berkomitmen untuk semakin menin-gkatkan pengawasan di laut terutama kepada sejumlah kapal yang lego jan-gkar dan diduga menyalahi aturan. Juga berkomitmen mendukung ke-berhasilan pengendalian impor, cukai dan ekspor Ilegal di Selat Malaka, Pan-tai Timur Sumatera dan Batam, setelah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara Direkto-rat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dengan Ditjen Perhubungan Laut Ke-menterian Perhubungan di Batam, pertengahan Januari lalu.

Sementara itu, Pangkalan PLP Kelas II Surabaya diperkuat oleh 71 orang personel dan lima unit kapal pa-troli, yaitu satu unit kapal kelas I KN. Chundamani, satu unit kapal kelas II KN. Grantin, dan 3 unit kapal kelas III yakni KN.P-306, KN.P-329 dan KN.P-371.

Kepala Pangkalan PLP Kelas II Su-rabaya, Wawan menyebutkan, wilayah operasi Pangkalan PLP Surabaya me-liputi perairan Jawa Tengah, Jawa Ti-mur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Su-

Page 5: Makin Tegak Kawal Keselamatan dan Keamanan Maritimhubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM MAR 2019.pdfMEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

lawesi Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan.

“Beberapa wilayah perairan yang dianggap rawan akan terjadinya tu-brukan kapal, pencurian SBNP, illegal logging, penyelundupan batu bara, ke-celakaan kapal, kapal kandas, dan pe-langgaran pelayaran yakni di perairan Sampit, Kotabaru, Banjarmasin, alur perairan Surabaya dan Selat Bali,” jelas Wawan.

Sedangkan perairan Balikpapan, Tarakan, Nunukan, dan Pare-Pare menjadi wilayah perairan yang rawan dengan praktik illegal bunkering, hu-man traficking, kegiatan alih muatan, dan kecelakaan kapal.

Pengawasan KetatSementara itu, perairan di wilayah

Indonesia timur merupakan jalur pela-yaran bagi kapal-kapal asing maupun kapal dalam negeri yang bertonase besar sering melintasi daerah-daerah tersebut sehingga memerlukan penga-wasan yang ketat.

Oleh karenanya, diperlukan penja-gaan, pengamanan, penertiban, serta penegakan peraturan keselamatan pe-layaran di wilayah Indonesia Timur, yang mana tugas berat tersebut diem-ban oleh Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP) Kelas II Tual dan Pangkalan PLP Kelas II Bitung.

Kepala Pangkalan PLP Tual Alwan Rasyid, mengungkapkan, wilayah pe-rairan yang diawasi oleh Pangkalan PLP Tual sangat luas sekitar 646.000 mil2, meliputi Laut Arafuru, Laut Ban-da, Laut Seram, Laut Maluku, dan Selat Timor.

“Sedangkan wilayah kerja Pangka-lan PLP Tual mulai dari perairan Ku-pang, Pulau Kambing, Kendari, Luwuk, Sorong, hingga Merauke,” kata Alwan.

Beberapa perairan yang perlu dia-wasi secara ketat, misalnya di perairan Pulau Banda yang memiliki taman wi-sata dan biota laut, penyeberangan fery antar pulau di Maluku yang rawan ke-celakaan, di Perairan Aru sering terja-di illegal fishing ataupun banyaknya illegal logging, di daerah Seram Bagian Barat, perairan sekitar Pulau Kei ban-yak kapal ikan menggunakan bahan peledak, di wilayah pengeboran lepas pantai di Maluku Barat Daya dan tam-bang emas di Pulau Wetar yang rawan bahaya pencemaran dan kebakaran.

Begitupun dengan daerah perai-ran yang banyak dilalui kapal tanpa surat-surat kapal yang lengkap serta daerah rawan pencurian dan pengru-sakan terhadap Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) juga perlu dilakukan pengawasan dan pengamanan khusus, termasuk perlindungan lingkungan Maritim di kawasan wisata Raja Ampat.

Ia menyebutkan, Pangkalan PLP Tual memiliki 6 (enam) unit ka-pal patroli mulai kelas I sampai ke-las IV, yakni KN. Kalawai, KN. Pa-

rang dan KN. Sawalaku, KN.P.308, KN.P.364, KN.P.407, serta 1 (satu) unit Speed Boat dan Sea Rider. Adapun jumlah personil Pangkalan PLP Tual berjumlah 113 orang.

Sedangkan Pangkalan PLP Bitung hadir untuk mengamankan wilayah perairan mulai dari Balikpapan, Tara-kan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah hingga Sorong dengan 6 (enam) unit kapal patroli, bengkel, dermaga, gu-dang dan Rigid Inflatable Boat.

Adapun keenam unit kapal patroli tersebut terdiri dari kapal kelas I s.d. III berjumlah masing-masing 1 (satu) unit yakni KN. Gandiwa, KN. Pasa-timpo, dan KN. 331, serta 3 (tiga) unit kapal kelas V yaitu KN. 50001, KN. 50003 dan KN. 50048.

Kepala Pangkalan PLP Bitung Andy Amran berharap, di usia Pan-gkalan PLP yang akan menginjak 31 tahun, Pangkalan PLP Bitung dapat terus mendukung terwujudnya kese-lamatan dan keamanan pelayaran di perairan Indonesia. (Silo)

Page 6: Makin Tegak Kawal Keselamatan dan Keamanan Maritimhubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM MAR 2019.pdfMEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan Wahju Satrio Utomo me ng ingat kan pentingnya mengelola ang ga ran yang benar dan sesuai ke-pentingan pada pelaksanaan angkutan perintis dan tol laut.

“Setiap rupiah yang digunakan untuk kedua program ini, harus benar-

benar memiliki manfaat besar bagi masyarakat,” ujar pria yang akrab di-sapa Tommy saat menjadi narasum-ber dalam Rapat Koordinasi Nasional Angkutan Perintis dan Tol Laut den-gan tema “Penerapan Ship Manage-ment pada Kapal Milik Negara untuk Menjaga Pelayanan Publik Angkutan

Optimalisasi anggaran kapal Perintis untuk kesejahteraan Rakyat

Pemerintah telah menyiapkan anggaran untuk meningkatkan konektivitas agar seluruh wilayah NKRI terhubung dan barang kebutuhan masyarakat tersedia dengan harga yang wajar. Oleh karenanya, seluruh pihak harus dapat mengoptimalkan agar anggaran tersebut dapat bermanfaat untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.

Page 7: Makin Tegak Kawal Keselamatan dan Keamanan Maritimhubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM MAR 2019.pdfMEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

Penumpang dan Barang (Tol Laut dan Perintis) di Indonesia” di Hotel Grand Mercure Yogyakarta, Kamis, 21 Maret 2019.

Ditjen Hubla juga diminta Tommy harus bisa meningkatkan layanan, agar kedua angkutan tersebut bisa membe-rikan suatu hak hidup yang layak bagi masyarakat yang tinggal di lokasi-loka-si yang terpencil, terluar, di pedalaman dan terisolir.

Hal senada disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Laut R. Agus H. Purnomo saat memberikan penga-rahan pada para peserta Rakornas ter-sebut. Menurutnya, program angkutan perintis dan tol laut adalah program

strategis yang menggunakan anggaran negara sehingga harus dikelola dengan baik dan benar.

Untuk itu, Kementerian Perhubun-gan cq Ditjen Perhubungan Laut terus meningkatkan pelayanan angkutan laut perintis dan angkutan barang tol laut, termasuk melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan Pemerintah Dae-rah (Pemda).

“Di sini Pemda memiliki peran penting sehingga Pemda harus bisa manfaatkan kapal perintis dan kapal tol laut yang singgah di wilayahnya untuk mengangkut muatan hasil komoditi daerahnya secara optimal,” imbuhnya.

Menurut Dirjen Agus, dalam penyelenggaraan angkutan perintis dan tol laut tentu harus didukung den-gan penerapan Manajemen Kapal (Ship Management) yang baik terhadap ka-pal milik Negara.

“Setiap operator kapal harus me-miliki ship management yang baik agar dapat memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat, termasuk den-gan menjaga kebersihan, ketertiban, dan pemeliharaan kapal,” tutur Dirjen Agus.

Lebih lanjut Dirjen Agus mengun-gkapkan bahwa Kemenhub telah me-lakukan berbagai kebijakan agar pen-goperasian kapal perintis dan kapal tol laut dapat berjalan lebih baik.

Misalnya dengan mewajibkan

operator kapal melaksanakan Sistem Perencanan Pemeliharaan (Plan Main-tenance System) agar pemeliharaan kapal negara dapat berjalan baik dan terencana serta melaporkan kondisi kapal tersebut sekurang-kurangnya 3 bulan sekali.

Dirjen Agus berharap agar setelah rapat koordinasi ini, kedepan penye-lenggaraan angkutan laut perintis dan tol laut akan semakin baik yang ten-tunya penggunaan teknologi informasi untuk konsolidasi kargo juga harus di-manfaatkan sehingga tiap tahun mua-tannya dapat terus meningkat,” kata Dirjen Agus.

Sementara itu, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Wisnu Han-doko menjelaskan, pada tahun 2019 Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menyelenggarakan angkutan laut pe-rintis dengan jumlah 113 trayek, den-gan rincian 46 trayek dilayani oleh PT. Pelni melalui mekanisme penugasan dan 67 trayek dilayani oleh operator swasta melalui mekanisme pelelangan umum.

“Kami bersyukur saat ini telah dila-kukan kontrak dengan PT. Pelni mau-pun operator swasta untuk ke 113 tra-yek tersebut dan kapal-kapal perintis sudah beroperasi semua,” tutur Wisnu.

Sedangkan untuk penyelengga-raan angkutan barang di laut (Tol Laut) mencapai 18 trayek, dengan rincian 11 trayek dilayani oleh perusahaan BUMN melalui mekanise penugasan (5 trayek oleh PT. Pelni, 4 trayek oleh PT. Djakarta Lloyd dan 2 trayek oleh PT. ASDP) dan 7 trayek lainnya dilayani oleh operator swasta melalui mekani-sme pelelangan umum.

“Untuk 11 trayek penugasan selu-ruhnya sudah dilakukan kontrak dan kapal sudah beroperasi. Sedangkan yang dioperasikan oleh swasta sudah ditetapkan pemenangnya dan akan di-laksanakan penandatanganan kontrak pada tanggal 25 Maret 2019,” urai Wi-snu.

Pada kesempatan tersebut, dalam Rakornas Perintis dan Tol Laut 2019 juga diberikan penghargaan Tol Laut Award kepada Kepala daerah dan Ke-pala Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Ditjen Perhubungan Laut yang berhasil meraih 3 (tiga) besar jumlah troughput kontainer terbanyak di tahun 2018.(Bowo)

Page 8: Makin Tegak Kawal Keselamatan dan Keamanan Maritimhubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM MAR 2019.pdfMEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIMMEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2018 INF MARITIM

angkutan lebaran 1440/2019

BeRsiaP Melayani

Kementerian Perhubungan cq. Ditjen Perhubungan Laut siap menggelar penyelenggaraan angkutan laut Lebaran tahun 2019 (1440 H) untuk membantu masyarakat yang akan melakukan perjalanan mudik yang aman, selamat, tertib dan nyaman dengan moda kapal laut.

Page 9: Makin Tegak Kawal Keselamatan dan Keamanan Maritimhubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM MAR 2019.pdfMEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIMMEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2018 INF MARITIM

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo usai membuka acara Ra-kornas Perintis dan Tol Laut, Kamis, 21 Maret 2019, di Jogyakarta.

Dirjen Agus menyampaikan bahwa pelaksanaan Angkutan Laut Lebaran Tahun 2019 adalah tugas mulia yang harus dikerjakan dengan rasa tang-gung jawab tinggi, karena diprediksi akan terjadi kenaikan jumlah penum-pang sebanyak 87.893 orang atau 4.8% lebih tinggi dibandingkan realisasi jumlah penumpang tahun 2018 yang berjumlah 1.830.289 orang.

Lebih lanjut, Agus juga mengin-struksikan seluruh jajarannya agar lebih intensif dalam melaksanakan uji kelaiklautan kapal di seluruh pela-buhan, terutama pada pelabuhan yang melayani angkutan laut lebaran, terma-suk pelabuhan penyeberangan.

“Hal ini penting dilakukan untuk memastikan kondisi kapal dalam kea-daan laiklaut, sehingga dapat melayani penumpang pada masa Angkutan Laut Lebaran 2019 mendatang,” tegas Agus.

Agus menambahkan, bahwa selain dilaksanakan oleh seluruh UPT Di-rektorat Jenderal Perhubungan Laut, tim terpadu kantor Pusat Kemente-rian Perhubungan juga akan diterjun-kan untuk melaksanakan uji petik kelaiklautan kapal di beberapa lokasi pelabuhan antara lain Merak, Pontia-nak, Banjarmasin, Tarakan, Sampit, Kumai, Batam/Tanjung Balai Karimun, Semarang, Bau-Bau, Gorontalo dan Sa-marinda.

Selain itu, Agus juga mengin-struksikan kepada jajarannya untuk mengedepankan kesabaran dan kejuju-ran dalam memberikan pelayanan, ser-ta menghindarkan diri dari perbuatan arogan dan perilaku tidak terpuji sela-ma melaksanakan tugas.

Sementara itu, Kasubdit Angkutan Laut Khusus dan Jasa Usaha Terkait, Tri Pudiananta dalam paparannya di acara Press Background Kemenhub tentang Penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2019 di Jakarta menyampaikan, bahwa Penyelenggaraan Angkutan Laut Leba-ran tahun 2019 (1440 H), dilaksanakan mulai H-15 (21 Mei 2019) sampai den-gan H+15 ( 21 Juni 2019).

Bersamaan dengan penyelengga-raan Angkutan Laut Lebaran ini akan dilakukan kegiatan pemantauan dan pengendalian lalu lintas dan angkutan

laut melalui Posko Penyelenggaraan Angkutan Laut Lebaran Tahun 2019 (1440 H), yang juga merupakan bagian dari Posko Angkutan Lebaran Terpadu Kementerian Perhubungan.

“Posko ini dilengkapi dengan mo-nitor CCTV, Tracking System untuk Kapal Penumpang dan Kapal Perintis, serta Aplikasi Pelaporan Naik/Turun Penumpang di 51 Pelabuhan Pantau yang berguna untuk memantau dan mengendalikan lalu lintas dan angku-tan laut pada lebaran tahun 2019 (1440 H),” kata Tri.

Mudik GratisSelain upaya-upaya di atas, untuk

memastikan perjalanan mudik dapat berjalan dengan aman, selamat, tertib dan nyaman serta dapat mengurangi kepadatan dan kecelakaan yang terja-di pada masa angkutan lebaran tahun 2019 ini, Pemerintah melalui Direkto-rat Jenderal Perhubungan Laut kembali mengadakann Program Mudik Gra-tis Sepeda Motor Dengan Kapal Laut Tahun 2019.

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut, Capt. Wisnu Handoko, menjelaskan jadwal keberangkatan angkutan laut mudik gratis dengan kapal bagi pengendara sepeda motor dari Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta – Tanjung Emas Sema-rang pada tanggal 30 Mei dan 1 Juni 2019. Sedangkan untuk jadwal arus balik dari Pelabuhan Tanjung Emas Se-marang – Tanjung Priok Jakarta mulai tanggal 8 dan 10 Juni 2019.

Pemerintah menyiapkan kuota mudik gratis sepeda motor dengan ka-pal laut tahun 2019 ini untuk 4.000 unit sepeda motor dan 8.000 orang dengan menggunakan 1 kapal berkapasitas 2000 penumpang dan 1000 sepeda mo-tor untuk satu kali voyage.

Pendaftaran Mudik Gratis bagi pengendara sepeda motor dapat di-lakukan secara Online mulai 1 April 2019, melalui website http://mudikgra-tis.dephub.go.id/, dan Pendaftaran Of-fline pada Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok dan Lokasi lain-nya yang dianggap menjadi titik pemu-dik sepeda motor.

Sebagai informasi, realisasi penye-lenggaraan angkutan laut Lebaran tahun 2018 (1439 H) pada H-15 (31 Mei 2018) sampai dengan H+15 (1 Juli 2018) terjadi kenaikan realisasi penum-pang sebesar 5,43% apabila dibandin-gkan dengan tahun 2017 atau sebanyak 1.830.289 penumpang naik melalui 52 pelabuhan pantau seluruh Indonesia.

Untuk H-8 (7 Juni 2018) sampai dengan H+8 (24 Juni 2018) terjadi ke-naikan realisasi penumpang sebesar 9,35 % apabila dibandingkan dengan tahun 2017 atau sebanyak 1.166.526 penumpang yang naik melalui 52 pela-buhan pantau seluruh Indonesia.

Sementara itu, Arus Balik Angku-tan Laut Lebaran Tahun 2018 seca-ra nasional dari H+1 sampai dengan H+15 mencapai 108,32% atau 935.177 penumpang dari arus mudik (H-15 sd H2) yang mencapai jumlah total 863.336 penumpang.(Silo)

Page 10: Makin Tegak Kawal Keselamatan dan Keamanan Maritimhubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM MAR 2019.pdfMEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

Pembangunan Makassar New Port tahap pertama (1-A) saat ini sudah mencapai 99 persen penyelesaiannya. Diperkirakan akhir Maret 2019, Makassar New Port tahap pertama akan selesai.

Demikian disampaikan oleh Direktur Kepelabuhanan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhu-bungan, M. Tohir di Jakarta hari ini, Kamis, 14 Maret 2019.

“Proyek Makassar New Port tahap pertama atau 1-A sudah mencapai 99 persen. Proyek tersebut dipastikan ram-pung pada bulan Maret 2019 dengan panjang dermaga untuk tahap pertama ini 320 m dengan luas 22 Ha. Dengan begitu nantinya pelabuhan ini akan memiliki kapasitas penum-pukan peti kemas mencapai 800.000 TEUs per tahun,” ujar Tohir.

Dengan kemajuan pembangunan yang telah mencapai 99%, Tohir optimistis pembangunan salah satu proyek stra-tegis nasional di Kawasan Timur Indonesia (KTI) ini dapat selesai tepat waktu.

Proyek pelabuhan ini dibagi dalam beberapa tahap. Hingga tahun 2032 nanti, Makassar New Port direncanakan memiliki dermaga total sepanjang 2184 meter dan luas la-pangan penumpukan 106 Ha, sehingga total kapasitas terpa-sang sebesar 5 juta TEUs per tahun.

“Pembangunan Pelabuhan ini sangat mendesak diban-gun karena terminal peti kemas Makassar yang ada, dipre-

diksi sudah tidak mampu menampung lagi hingga dua tahun ke depan,” ujar Tohir.

Untuk memastikan pekerjaan pembangunan Makassar New Port tahap 1-A tepat waktu sekaligus merencanakan lanjutan pembangunannya, Kantor Otoritas Pelabuhan Uta-ma Makassar menyelenggarakan kegiatan Monitoring Pem-bangunan Makassar New Port yang dibuka oleh Kepala Kan-tor Otoritas Pelabuhan Utama Makassar, Rahmatullah, di Swiss-belhotel International Makassar, Rabu, 13 Maret 2019.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk membahas kemajuan pembangunan tahap I-A dan Rencana pembangunan tahap I-B, I-C, dan I-D di Makassar New Port serta Finalisasi Revi-si Rencana Induk Pelabuhan (RIP).

Adapun pembangunan Makassar New Port tahap I-B dan tahap I-C telah siap dibangun dan saat ini masih me-nunggu ijin konsesi tahap I-B dan I-C serta proses pengajuan penambahan alat kerja pengerukan dan reklamasi serta per-mohonan perpanjangan ijin keruk.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar, Victor Vikki Subroto, Lantamal VI Makassar, Distrik Navigasi Kelas I Makassar, Dishub Prov. Sulsel, Bappeda Prov. Sulsel, Bappeda Kota Makassar, Dinas Tata Ruang dan Bangunan Kota Makassar, Dishub Kota Makassar, PT. Pelindo IV Makassar dan SBU Makassar New Port.(Presti)

PeMBangUnan MakassaR PORT Tahap Pertama Mencapai 99 Persen

Page 11: Makin Tegak Kawal Keselamatan dan Keamanan Maritimhubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM MAR 2019.pdfMEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

“Sebelumnya UPP Kelas III Pela-buhan Ratu melakukan pengukuran dan menerbitkan pas kecil sebanyak 900 bagi kapal di bawah 7 GT, maka

UUP Pelabuhan Ratu Berhasil Terbitkan 1.025 Pas kecil

pada hari ini kami juga melakukan pengukuran dan menerbitkan pas kecil sebanyak 125 bagi kapal ikan di bawah 7 GT yang tergabung dalam Kelompok Nelayan Jayanti di Pantai Jayanti Cian-jur Selatan,” kata Kepala UPP Kelas III Pelahuhan Ratu Fatah Yasin saat me-lakukan pengukuran dan menerbitkan Pas Kecil 125 kapal ikan Kelompok Ne-layan Jayanti, Cidaun, Jayanti, Cianjur Selatan, Jawa Barat, Senin, 26 Maret 2019.

Fatah Yasin mengatakan di wilayah kerja UPP Pelabuhan Ratu terdapat se-kitar 1.200 unit kapal ikan di bawah 7 GT yang beroperasi sebagai kapal ne-layan dan kapal pengangkut ikan. Den-gan demikian sampai tinggal sekitar 175 unit kapal yang belum dilakukan pengukuran dan diberikan pas kecil se-bagai bukti kepemilikan kapal.

“Kami optimistis pengukuran dan penerbitan pas kecil bagi kapal di ba-wah 7 GT di wilayah kerja UPP Pela-buhan Ratu dapat diselesaikan sebelum pertengahan bulan April 2019 ini,” kata Yasin.

Pengukuran dan penerbitan serti-fikasi kapal ini adalah bentuk kepedu-lian Pemerintah dalam memberikan layanan kepada masyarakat khususnya

nelayan, agar para nelayan mempunyai surat kepemilikan pada kapalnya.

“Pas kecil merupakan dokumen yang sangat penting yang dapat digu-nakan sebagai dokumen kepemilikan kapal, Surat Tanda Kebangsaan Kapal, dokumen kelengkapan berlayar, kea-manan melakukan pelayaran, jaminan kredit usaha, serta memudahkan pen-dataan jika terjadi bahaya di laut atau saat berlayar,” ujarnya.

Sementara Kepala Unit Pelaksa-na Teknis Dinas (UPTD) Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Cidaun, Jayan-ti, Cianjur Selatan Eli Muslihat men-yambut baik pelaksanaan pengukuran dan penerbitan Pas Kecil kepada kapal nelayan Cianjur Selatan dengan tanpa dipungut biaya alias gratis .

Sebagai informasi, terdapat total 38.931 unit kapal yang teridentifikasi dengan ukuran di bawah 7 GT di selu-ruh Indonesia. Berdasarkan data dari Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, terdapat sejumlah total 38.286 unit kapal yang telah disertifikasi pas kecil pertanggal 20 Maret 2019. Dari jumlah total tersebut, 22.271 Pas Kecil diter-bitkan di Pulau Jawa, sedangkan 16.015 Pas Kecil diterbitkan di luar pulau Jawa.(Silo)

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan melalui Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Pelabuhan Ratu telah berhasil melakukan pengukuran dan menerbitkan Pas Kecil untuk 1.025 kapal nelayan kurang dari 7 GT di wilayah kerjanya yaitu Sukabumi, Cianjur, dan Bandung Barat.

Page 12: Makin Tegak Kawal Keselamatan dan Keamanan Maritimhubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM MAR 2019.pdfMEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

Dalam rangka meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) terkait keselamatan pelayaran dan

perlindungan lingkungan maritim, khususnya bagi kapal-kapal asing yang melintasi wilayah perairan Indonesia, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pejabat Pemeriksa Kelaiklautan dan Keamanan Kapal Asing (PSCO) di Bali selama 3 hari mulai Kamis – Sabtu, 14-16 Maret 2019.

Membuka acara, Kasubdit Tertib Berlayar, Capt. Purgana yang mewa-kili Direktur KPLP menyampaikan bahwa kegiatan ini diselenggarakan untuk memberikan ilmu dan berbagi pengalaman untuk para petugas Port State Control Officer (PSCO) yang me-miliki tugas berat guna memastikan setiap kapal asing menerapkan prinsip keselamatan, keamanan dan perlin-dungan lingkungan maritim selama melaksanakan kegiatan/operasional

di pelabuhan dan untuk menunjukan eksistensi pemerintah Indonesia seba-gai negara yang memiliki yuridiksi di pelabuhan.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pela-yaran yang mengamanatkan bahwa kewenangan melakukan pemeriksaan kelaiklautan dan keamanan kapal asing di Pelabuhan diberikan kepada Syahbandar yang kemudian didelegasi-kan kepada para Pejabat Pemeriksa Ke-laiklautan dan Keamanan Kapal Asing/PSCO.

Dalam melaksanakan tugas terse-but, seorang PSCO harus selalu ber-pedoman pada semua aturan yang berlaku, baik yang dikeluarkan oleh International Maritime Organization (IMO), Tokyo MoU, maupun Di-rektorat Jenderal Perhubungan Laut. Aturan-Aturan tersebut, jelas Purgana senantiasa diperbaharui setiap saat, se-suai dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan.

“Untuk itulah, semua PSCO di-tuntut untuk selalu memutakhirkan pengetahuan dan pemahaman tentang

aturan-aturan tersebut,” tegas Purgana.Adapun Bimtek inid iselenggara-

kan untuk memberikan penyegaran kepada para PSCO terkait semua pe-raturan-peraturan terkini yang harus diketahui, dipahami, dipedomani, ser-ta diimplementasikan oleh para PSCO, antara lain IMO Resolution A.1119 (30) yang merupakan hasil revisi dari IMO Resolution A.1052.

“Di dalam resolusi tersebut juga terdapat Tokyo MoU Guideline yang wajib dipahami dan diterapkan di la-pangan oleh para PSCO,” ungkap Pur-gana.

Selain itu, secara Nasional juga ter-dapat aturan-aturan terkini terkait den-gan PSCO seperti Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.119 Tahun 2017 tentang Pejabat Pemeriksa Ke-laiklautan dan Keamanan Kapal Asing. Kemudian ditindaklanjuti dengan Pe-raturan Direktur Jenderal Perhubun-gan Laut Nomor HK.103/1/9/DJPL-18 tentang Pelaksanaan Pemeriksaan Ke-laiklautan dan Keamanan Kapal Asing.

“Dan tidak lama lagi akan terbit Standar Operasional Prosedur (SOP)

Pejabat PSCO Dituntut Selalu Perbarui

keaHlian PeRiksa kaPal asing

Page 13: Makin Tegak Kawal Keselamatan dan Keamanan Maritimhubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM MAR 2019.pdfMEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

Hal tersebut disampaikan oleh Di-rektur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Ahmad saat membu-ka acara Sarasehan Perspektif Hukum terhadap Kecelakaan Kapal di Jakarta, Rabu, 6 Maret 2019.

Pada kesempatan tersebut, Ahmad mengatakan di dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelaya-ran telah diatur secara khusus menge-nai kecelakaan kapal.

“Kecelakaan kapal telah diatur khusus dalam UU no 17 tentang Pelay-aran di pasal 245, Pasal 220 ayat (1) dan (2), Pasal 221 ayat (3),” kata Ahmad.

Ahmad menambahkan bahwa un-tuk meneliti sebab kecelakaan kapal dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam pene-rapan standar profesi kepelautan yang dilakukan oleh Nakhoda dan/atau per-wira kapal atas terjadinya kecelakaan kapal serta merekomendasikan kepada Menteri mengenai pengenaan sanksi

Ditjen Hubla Bangun kesepahaman Pemeriksaan kecelakaan kaPal

administratif atas kesalahan atau ke-lalaian yang dilakukan oleh Nakhoda dan/atau perwira kapal berupa pe-ringatan atau pencabutan sementara Sertifikat Keahlian Pelaut itu menjadi tugas dari Mahkamah Pelayaran sesuai menambahkan bahwa Pasal 253 ayat (1) dan (2) di UU no 17/2008 tentang Pelayaran.

“Aturan tersebut merupakan da-sar hukum yang dipergunakan pada saat terjadinya kecelakaan kapal,” ujar Ahmad.

Ahmad menjelaskan bahwa ber-dasarkan hasil evaluasi pendampingan hukum yang dilakukan oleh Direkto-rat Jenderal Perhubungan Laut kepada para Petugas Pengawas Keselamatan dan Keamanan Pelayaran yang men-galami permasalahan hukum terkait dengan kecelakaan kapal, diperoleh data dan informasi bahwa penanganan hukum terhadap kecelakaan kapal yang mengakibatkan korban jiwa dapat dila-

kukan melalui 2 (dua) jalur.Kedua jalur tersebut adalah mela-

lui pemeriksaan pendahuluan dan pe-meriksaan lanjutan sesuai dengan UU Pelayaran dan/atau melalui penyidikan dan penuntutan dengan dugaan adanya kelalaian sesuai KUHP dan KUHAP.

Kondisi tersebut memberikan per-spektif ketidakpastian hukum terkait status Nakhoda dalam pemeriksaan pendahuluan sebagai Terperiksa dan Tersangka dalam penyidikan.

“Untuk itu, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut menginisiasi pe-laksanaan “Sarasehan Perspektif Hu-kum Terhadap Kecelakaan Kapal” yang bertujuan untuk mendapatkan kesepahaman status penegakan hu-kum terhadap kecelakaan kapal, yang pada akhirnya memberikan kepastian hukum kepada Nakhoda dalam me-laksanakan tanggung jawabnya dalam pemeriksaan kecelakaan kapal,” jelas Ahmad. (Presti)

Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan menggandeng para stakeholder untuk menyamakan pemahaman terhadap penegakan hukum atas kecelakaan kapal dalam persepektif hukum.

Page 14: Makin Tegak Kawal Keselamatan dan Keamanan Maritimhubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM MAR 2019.pdfMEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

Setelah mampu menurunkan di-sparitas harga sebanyak 15-20 persen, kini Pemerintah mendo-rong penyelenggaraan angkutan

logistik Tol Laut bukan hanya port to port (dari pelabuhan ke pelabuhan), tapi sampai end to end (langsung sam-pai ke konsumen), sehingga tepat sasa-ran ke masyarakat agar dapat merasa-kan harga yang terjangkau.

Untuk itu, Pemerintah melalui Ditjen Perhubungan Laut Kemente-rian Perhubungan cq. Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut menggagas program kontainer masuk desa bekerja sama dengan Maritime Research Insti-tute Nusantara (MARIN).

Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Wisnu Handoko pada Rabu, 27 Februri 2019, menyampaikan bahwa program Tol Laut dari waktu ke waktu mengalami perkembangan yang cukup signifikan dalam membangun konekti-vitas antar pulau di seluruh Indonesia.

“Sebagai perwujudan kehadiran negara, Kementerian Perhubungan se-gera mengimplementasikan program kontainer masuk desa untuk mem-perkuat konektivitas ekonomi desa dan nasional melalui program tol laut demi mewujudkan program Nawacita pemerintah dalam rangka menghadir-kan negara di beranda terdepan NKRI,”

Pemerintah gagas Program kOnTaineR MasUk Desa

tegas Capt. Wisnu.Selain diharapkan mampu menu-

runkan disparitas harga, lanjut Capt. Wisnu, program kontainer masuk desa diharapkan dapat memastikan keterse-diaan berbagai bahan pokok dan pen-ting di wilayah desa yang selama ini belum maksimal.

Di awal implementasinya, pro-gram Kontainer Masuk Desa ini akan

difokuskan di salah satu desa di pulau terluar di Indonesia, yaitu Desa Es-sang di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Dan tahap selanjutnya juga akan difokuskan ke daerah Mem-beramo dan Boven Digoel di Papua.

Capt. Wisnu menambahkan bahwa Kementerian Perhubungan bersama Pelindo Marine Service anak perusa-haan PT. Pelindo III Surabaya juga akan menyiapkan mini kontainer (minicon) dengan ukuran yang memungkinkan agar bisa masuk ke wilayah pedesaan dan pulau terpencil yang tidak memi-liki infrastruktur jalan raya yang lebar dan hanya mampu diangkut dengan truk kecil atau mobil bak terbuka.

Capt. Wisnu menyebutkan bahwa publik harus tahu bahwa program tol laut ini merupakan gabungan dari elemen program kewajiban pelayanan publik (PSO) yang terdiri dari angku-tan laut penumpang kelas ekonomi atau yang dikenal sebagai kapal putih Pelni, angkutan laut perintis yang di-kenal dengan kapal Sabuk Nusantara, Tol Laut Angkutan Barang atau dikenal dengan nama Kontainer Tol Laut, dan angkutan kapal khusus ternak. (Silo)

Page 15: Makin Tegak Kawal Keselamatan dan Keamanan Maritimhubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM MAR 2019.pdfMEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan kembali tergabung dalam anggota Delegasi Indonesia untuk menghadiri Sidang 12th Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle

(IMT-GT) Strategic Planning Meeting (SPM) and Related Meetings yang diselenggarakan di Kelantan, Malaysia mulai Kamis hingga Sabtu, 14-16 Maret 2019.

Pada pertemuan ini, Indonesia kembali didaulat menjadi Chairman atau Pimpinan Sidang untuk ICT-Transport Working Group sampai dengan tahun 2020 mendatang. Adapun bertindak sebagai Chairman adalah Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Capt. Wisnu Handoko didampingi oleh Atase Perhubungan Kuala Lumpur, Capt. Antoni Arif Priadi.

Sedangkan bertindak sebagai Ketua Delegasi Indonesia adalah Asisten Deputi Kerjasama Ekonomi Regional dan Subregional Kemenko Perekonomian, Netty Muharni yang memimpin anggota delegasi yang terdiri dari perwakilan Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata, Ke-men terian Tenaga Kerja, Kementerian Komunikasi dan Info rmatika, serta Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).

Capt. Wisnu menjelaskan, bahwa Pertemuan IMT-GT 2019 ini menekankan mengenai perlu terciptanya konektivitas di bidang transportasi antara 3 negara, meliputi transportasi darat, laut maupun udara. Oleh karena itu, pada pertemuan dimaksud, Delegasi Indonesia menyampaikan upaya-upaya yang telah dilakukan guna merealisasikan konektivitas tersebut, antara lain dengan membangun dan mengembangkan infrastruktur jalan, bandar udara,

pelabuhan dan kereta api di beberapa provinsi di wilayah Sumatera yang memang menjadi lokasi yang berdekatan langsung dengan Malaysia dan Thailand dalam kerangka kerjasama IMT-GT.

“Pada pertemuan ini, kita menyampaikan perkembangan proyek-proyek infrastruktur, baik yang telah selesai ataupun yang memasuki tahap uji coba,” ungkap Wisnu.

Pada sektor transportasi laut, Indonesia melaporkan bah-wa pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung telah men capai tahap penyelesaian fase 1 dalam pembangunan Terminal Multipurpose, yang telah dioperasikan sejak awal 2019. Sedangkan untuk Pelabuhan Belawan telah memasuki fase 1 pembangunan container terminal yang telah mencapai 98%.

Selain itu, salah satu proyek kerjasama pada sektor transportasi laut yang menjadi highlight pembahasan pada pertemuan ini adalah perkembangan jalur penyeberangan RoRo Dumai-Malaka. Wisnu mengemukakan bahwa Direktorat Jenderal Perhubungan Laut saat ini tengah melakukan berbagai persiapan dalam pengembangan Rute RoRo Dumai-Malaka, bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Propinsi Riau, Pemerintah Kota Dumai, serta Instansi Pemerintah dan Pemangku Kepentingan terkait lainnya.

“Indonesia telah mengadakan rapat koordinasi nasional pada bulan Januari lalu untuk membahas kesiapan fasilitas dan infrastruktur pelabuhan, baik sarana dan prasarana pelabuhan, kesiapan penyedia jasa angkutan penyeberangan, operator terminal, CIQS, dan dukungan keamanan untuk pengimplementasian RoRo Dumai Malaka ini,” jelas Wisnu. (Mayan)

Ri Bahas Perkembangan infrastruktur Transportasi laut di sidang ke12 iMTgT

Page 16: Makin Tegak Kawal Keselamatan dan Keamanan Maritimhubla.dephub.go.id/publikasi/Newsletter/IM MAR 2019.pdfMEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

MEDIA INTERNAL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT Edisi III 2019 INF MARITIM

Delegasi Indonesia ini terdiri dari perwakilan Direktorat Perkapalan dan Kepelautan serta Bagian Hukum dan Kerjasama Luar Negeri Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, dipimpin oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Capt. Sudiono yang ditunjuk sebagai National Focal Point Indonesia untuk GloFouling Partnership Project dimaksud.

GloFouling Partnership Project, adalah kegiatan yang diinisiasi oleh IMO, bekerja sama dengan Global Environment Facility (GEF) dan United Nation Development Program (UNDP). Kegiatan ini bertujuan untuk meminimalkan perpindahan spesies aquatic melalui biofouling, atau

untuk meminimalkan perkembangan kumpulan organisme aquatic pada bagian bawah lambung dan struktur kapal. Project ini akan fokus pada implementasi IMO Guidelines for the Control and Management of Ships’ Biofouling to Minimize the Transfer of Invasive Aquatic Species (Biofouling Guidelines) sesuai dengan Resolusi MEPC.207 (62).

“Acara Workshop dan Meeting ini, dihadiri oleh para National Focal Point dan National Project Coordinator dari Lead Partnering Countries dari Projet ini, GEF, UNDP, serta potential donors sebagai observers,” ungkap Sudiono.

Sudiono menjelaskan, bahwa Lead Partnering Countries (LPC) dalam

Project ini terdiri dari 12 (dua belas) negara berkembang yang tersebar di seluruh dunia, yaitu Brazil, Ecuador, Fiji, Indonesia, Jordan, Madagascar, Mauritius, Mexico, Peru, Filipina, Sri Lanka, dan Tonga. “Kedua belas negara ini memiliki akses langsung dengan IMO-based Project Team, dapat menyelenggarakan pertemuan-pertemuan regional, serta mendapatkan dukungan untuk menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan kebutuhan di negara tersebut,” tambah Sudiono.

Saat ini, lanjutnya, Project ini didukung oleh 50 (lima puluh) mitra, termasuk negara-negara maju, LSM, akademisi dan lembaga penelitian, serta sektor swasta.(Mayan)

Ri kirim Delegasi pada Workshop iMO Tentang gloFouling di london

Kementerian Perhubungan Cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengirimkan delegasinya untuk menghadiri Inception Workshop dan 1st Meeting of the Global Project Task Force of the GEF-UNDP-IMO GloFouling Partnership Project yang diselenggarakan di Markas Besar International Maritime Organization (IMO) London sejak Senin hingga Rabu, 18-20 Maret 2019.