3
Bentuk kurva permintaan akan uang untuk spekulasi dan keefektifan kebijaksanaan fiscal dan kebijaksanaan moneter Kebijaksanaan fiscal murni apabila kebijaksanaan fiscal tersebut tidak disertai oleh jumlah uang yang beredar. Sebaliknya, yang dimaksud dengan kebijaksanaan moneter yang murni ialah kebijaksanaan moneter yang tidak disertai oleh perubahan nilai G, nilai Tx maupun nilai T. sekalipun dalam dunia nyata yang banyak kita jumpai adalah campuran anatara perubahan G,Tx,T, dan M namun dari segi teori pembahasan pengaruh kebijaksanaan mone secara terpisah besar sekali manfaatnya. Mengenai bentuk kurva LM biasanya dihubungkan dengan bentuk kurva permintaan uang spekulasi, sekalipun bentuk kurva permintaan akan uang untuk transaksi dan untuk berjaga-jaga mempunyai pengaruh juga terhadap bentuk kurva LM. Dengan bentuk standar kurva permintaan akan uang untuk spekulasi, L 2 , yang tergambar pada kuadran timur laut Gambar 5.4.1. dihasilkan kurva LM seperti yang terlihat pada kuadran barat laut, yang selanjutnya dapat dibagi ke dalam tiga bagian , yang masing-masing dengan sebutan: 1. Daerah klasik atau classical range, yaitu bagian daripada kurva LM yang sejajar dengan sumbu tingkat bunga. Dalam gambar bagian yang disebut daerah klasik ialah bagian daripada kurva LM dari

Makro Ekonomi

  • Upload
    risman

  • View
    215

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makro Ekonomi

Citation preview

Page 1: Makro Ekonomi

Bentuk kurva permintaan akan uang untuk spekulasi dan keefektifan

kebijaksanaan fiscal dan kebijaksanaan moneter

Kebijaksanaan fiscal murni apabila kebijaksanaan fiscal tersebut tidak disertai

oleh jumlah uang yang beredar. Sebaliknya, yang dimaksud dengan kebijaksanaan

moneter yang murni ialah kebijaksanaan moneter yang tidak disertai oleh

perubahan nilai G, nilai Tx maupun nilai T. sekalipun dalam dunia nyata yang

banyak kita jumpai adalah campuran anatara perubahan G,Tx,T, dan M namun

dari segi teori pembahasan pengaruh kebijaksanaan mone secara terpisah besar

sekali manfaatnya.

Mengenai bentuk kurva LM biasanya dihubungkan dengan bentuk kurva

permintaan uang spekulasi, sekalipun bentuk kurva permintaan akan uang untuk

transaksi dan untuk berjaga-jaga mempunyai pengaruh juga terhadap bentuk kurva

LM. Dengan bentuk standar kurva permintaan akan uang untuk spekulasi, L2 ,

yang tergambar pada kuadran timur laut Gambar 5.4.1. dihasilkan kurva LM

seperti yang terlihat pada kuadran barat laut, yang selanjutnya dapat dibagi ke

dalam tiga bagian , yang masing-masing dengan sebutan:

1. Daerah klasik atau classical range, yaitu bagian daripada kurva LM yang

sejajar dengan sumbu tingkat bunga. Dalam gambar bagian yang disebut

daerah klasik ialah bagian daripada kurva LM dari titik C ke atas. Ini

merupakan akibat daripada bentuk kurva L2 yang mulai dari titik c ke atas

berimpit dengan sumbu tingkat bunga. Daerah ini disebut sebagian daerah

klasik, disebabkan daerah inilah yang menghasilkan kesimpulan-

kesimpulan teoritik seperti yang dihasilkan oleh para pemikir klasik.

2. Daerah jerat likuiditas atau liquidity trap range, yaitu bagian daripada

kurva LM yang sejajar dengan sumbu pendpaatan nasional nyata.

Sejajarnya kurva LM tersebut dengan sumbu pendpaatan akibat daripada

sejajarnya kurva L2 dengan sumbu L2. Pada tingkat bunga yang demikian

rendahnya harga surat obligasi menjadi tinggi, sehingga semua orang

meramalkan akan terjadinya penurunan harga surat-surat obligasi. Dengan

Page 2: Makro Ekonomi

ramalan tersebut maka tambahan uang yang tersedia untuk spekulasi tidak

lagi dibelikan surat berharga melainkan akan mereka simpan dalam bentuk

uang.

3. Daerah tengah atau intermediate range, yaitu bagian daripada kurva LM

yang berada di antara daerah klasik dan daerah jerat Likuiditas. Pada

daerah tengah elastisitas tingkat bunga kurva LM lebih besar daripada nol,

akan tetapi lebih kecil daripada tidak terhingga.

Dalam gambar 5.4.1 . daerah jerat likuiditas meliputi bagian kurva LM

dimulai dari titik A sampai titik B, daerah Tengah meliputi bagian kurva

LM dari titik B sampai titik C , dan daerah klasik adalah dari titik C ke

atas. Dengan menggunakan sistimatika masalah tentang efektifitas

kebijaksanaan fiscal dan kebijaksanaan moneter dapat diuraikan dengan

lebih mudah. secara singkat dapat diterangkan dengan menggunakan

gamabar 5.4.2. sebagai berikut :

A. Kebijaksanaan Fiskal

1.