21
Malaysia Airlines Penerbangan 370 Malaysia Airlines Penerbangan 370 9M-MRO, pesawat yang hilang, pada tahun 2011 Ringkasan Pesawat hilang Tanggal 8 Maret 2014 Ringkasan Kecelakaan tak diterangkan Penumpang 227 Awak 12 Korban tewas 239 (kemungkinan besar) Selamat 0 (kemungkinan kecil) Jenis pesa wat Boeing 777-200ER Operator Malaysia Airlines Registrasi 9M-MRO Asal Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur Tujuan Bandar Udara Internasional Ibu Kota Beijing Malaysia Airlines Penerbangan 370 (MH370/MAS370) [a] adalah penerbangan penumpang internasional terjadwal yang menghilang pada tanggal 8 Maret 2014 dalam perjalanan dari Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur ke Bandar Udara Internasional Ibu

Malaysia Airlines Penerbangan 370

Embed Size (px)

DESCRIPTION

MAS

Citation preview

Malaysia Airlines Penerbangan 370

Malaysia Airlines Penerbangan 370

9M-MRO, pesawat yang hilang, pada tahun 2011

Ringkasan Pesawat hilang

Tanggal8 Maret 2014

RingkasanKecelakaan tak diterangkan

Penumpang227

Awak12

Korban tewas239 (kemungkinan besar)

Selamat0 (kemungkinan kecil)

JenispesawatBoeing 777-200ER

OperatorMalaysia Airlines

Registrasi9M-MRO

AsalBandar Udara Internasional Kuala Lumpur

TujuanBandar Udara Internasional Ibu Kota Beijing

Malaysia Airlines Penerbangan 370 (MH370/MAS370)[a] adalah penerbangan penumpang internasional terjadwal yang menghilang pada tanggal 8 Maret 2014 dalam perjalanan dari Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur ke Bandar Udara Internasional Ibu Kota Beijing. Pesawat Boeing 777-200ER ini terakhir kali melakukan kontak dengan pengawas lalu lintas udara kurang dari satu jam setelah lepas landas. Dioperasikan oleh Malaysia Airlines (MAS), pesawat ini mengangkut 12 awak kabin dan 227 penumpang dari 15 negara, kebanyakan di antaranya adalah warga negara Tiongkok.Pada hari yang sama, upaya pencarian dan penyelamatan gabungan yang kabarnya merupakan yang terbesar sepanjang sejarah[2] dilancarkan di Teluk Thailand dan Laut Tiongkok Selatan.[3][4] Wilayah pencariannya diperluas hingga Selat Malaka dan Laut Andaman.[5][6][7] Tanggal 15 Maret, setelah muncul laporan media bahwa penyidik AS percaya bahwa pesawat ini berbelok ke barat melintasi Semenanjung Malaya setelah pengawas lalu lintas udara kehilangan kontak dan sebuah satelit masih menerima "ping" dari pesawat selama beberapa jam,[8][9][10][11] pencarian diperluas hingga Samudra Hindia. Per 18 Maret, ada 26 negara yang terlibat dalam pencarian pesawat ini.[12]Pada tanggal 20 Maret, serangkaian foto satelit yang memperlihatkan kemungkinan adanya serpihan pesawat di Samudra Hindia selatan di sebelah barat daya Australia, tepatnya di ujung paling tenggara lokasi selatan, membuat aktivitas pencarian difokuskan di wilayah tersebut.[13] Serpihan lain di sekitarnya terlihat oleh pesawat militer Australia dan Tiongkok pada 24 Maret.[14] Meski keberadaannya masih tidak diketahui, per 24 Maret, pejabat Malaysia Airlines dan pemerintah Malaysia percaya bahwa pesawat ini jatuh di Samudra Hindia Selatan tanpa korban selamat berdasarkan analisis oleh penyelidik penerbangan Britania Raya dan perusahaan satelit Inmarsat.[15][16][17]Daftar isi 1 Kehilangan 1.1 Garis waktu kehilangan 1.2 Komunikasi selanjutnya 1.3 Dugaan hilang 2 Pencarian 2.1 Perkiraan rute 2.2 Lokasi 2.3 Partisipasi internasional 2.4 Pembagian informasi 3 Pesawat 4 Penumpang dan awak 4.1 Penumpang 4.2 Awak 5 Investigasi 5.1 Garis waktu tanggapan 5.2 Partisipasi internasional 5.3 Dugaan keterlibatan penumpang 5.4 Pilot 5.5 KargoKehilanganPesawat ini berangkat dari Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur pada tanggal 8 Maret pukul 00:41 waktu setempat (16:41 UTC, 7 Maret) dan dijadwalkan mendarat di Bandar Udara Internasional Ibu Kota Beijing pukul 06:30 waktu setempat (22:30 UTC, 7 Maret). Pesawat ini sedang naik ke ketinggian jelajah 35,000 feet (11,000m) dengan kecepatan udara sejati 471 knots (542mph; 872km/h) ketika pesawat ini hilang komunikasi dan sinyal transpondernya hilang. Posisi terakhir pesawat ini per 8 Maret pukul 01:21 waktu setempat (17:21 UTC, 7 Maret) adalah 65515LU 1033443BT, sesuai titik jalur navigasi IGARI di Teluk Thailand, dan dari situ rencananya pesawat berbelok sedikit ke arah timur.[18] Pelacakan militer menunjukkan bahwa pesawat ini turun ke ketinggian 12.000 kaki setelah berbelok tajam ke arah Selat Malaka. Belokan tajam ini dianggap dilakukan secara sengaja karena pesawat tersebut butuh 2 menit untuk berbelok seperti itu dan tidak ada panggilan darurat ketika hal ini terjadi.[19]Pesawat ini rencananya akan menghubungi pengawas lalu lintas udara di Ho Chi Minh City ketika melewati ruang udara Vietnam tepat di utara titik kehilangan kontak.[20][21] Kapten pesawat lainnya berusaha menghubungi pilot MH370 "tepat setelah pukul 01:30 a.m." untuk menyampaikan permintaan pengawas lalu lintas udara Vietnam agar menghubungi mereka; kapten mengatakan bahwa ia bisa membina kontak, tetapi hanya mendengar pesan yang tidak jelas dan suara statis.[22]Malaysia Airlines (MAS) mengeluarkan pernyataan media pada pukul 07:24, satu jam setelah kedatangan terjadwal penerbangan ini di Beijing. Pernyataan tersebut menyebut bahwa ATC Malaysia kehilangan kontak dengan pesawat pada pukul 02:40. MAS mengatakan bahwa pemerintah telah memulai operasi pencarian dan penyelamatan.[23] Kemudian diketahui bahwa pengawas lalu lintas udara Subang kehilangan kontak dengan pesawat pukul 01:22 dan memberitahu Malaysia Airlines pukul 02:40. Baik awak kabin maupun sistem komunikasi pesawat tidak mengirimkan sinyal darurat, indikasi cuaca buruk, atau masalah teknis sebelum menghilang dari layar radar.[24][25][26] Kata-kata terakhir yang didengar pengawas lalu lintas udara Malaysia pada pukul 01:19 adalah suara kopilot yang mengatakan, "All right, good night".[27]Garis waktu kehilangan

Rute: Kuala Lumpur Beijing. Inset: wilayah pencarian awal dan jalur yang diketahui. Persegi merah kecil: kontak radar. Lingkaran kecil: klaim penemuan serpihan.Durasi (HH:MM)WaktuPeristiwa

MYTUTC

00:0000:4116:41Lepas landas dari Kuala Lumpur

00:2001:0117:01MH370 mengonfirmasi ketinggian 35,000 feet (11,000m)[28]

00:2601:0717:07Transmisi data ACARS terakhir diterima;[29] MH370 mengonfirmasi ulang ketinggian 35.000 kaki[28]

00:3801:1917:19Kontak suara terakhir dengan ATC Malaysia[27]

00:4001:2117:21Kontak radar sekunder (transponder) terakhir di 65515LU 1033443BT

00:4101:2217:22Transponder dan ADS-B mati

00:4901:3017:30Kontak suara dari pesawat lain gagal, suara tidak jelas/statis[22]

00:5601:3717:37Transmisi data ACARS berhenti (dikirim setiap setengah jam)[29]

01:3002:1118:11Kontak otomatis ACARS pertama dari tujuh kontak dengan satelit 3F1 Inmarsat (dikirim setiap jam)

01:3402:1518:15Kontak radar primer terakhir dengan militer Malaysia, 200 miles (320km) di barat laut Penang

05:4906:3022:30Melewati waktu kedatangan yang dijadwalkan di Beijing

07:3008:1100:11Kontak otomatis ACARS terakhir dengan satelit Inmarsat[30][31]

07:4908:3000:30Dilaporkan hilang[32]

Komunikasi selanjutnya

Pemandangan dek pesawat 9M-MRO, menampilkan banyak sistem komunikasi yang saat ini sedang diselidikiNew Scientist melaporkan bahwa, sebelum pesawat hilang, dua aporan ACARS telah dikeluarkan secara otomatis kepada pusat pengawasan produsen mesin Rolls-Royce di Britania Raya;[33] dan The Wall Street Journal, mengutip sumber di dalam pemerintah AS, menulis bahwa Rolls-Royce menerima laporan operasi pesawat setiap tiga puluh menit selama lima jam, artinya pesawat ini masih terbang selama empat jam setelah transpondernya mati.[34][35][36]Keesokan harinya, Menteri Transportasi Malaysia (sementara) membantah laporan The Wall Street Journal bahwa transmisi mesin terakhir diterima pukul 01:07, sebelum pesawat menghilang dari radar sekunder.[36] Laporan selanjutnya dari Reuters menyebut bahwa buktinya mungkin berupa "ping" yang dikirim oleh sistem komunikasi pesawat, bukan data (laporan telemetri).[37]The Wall Street Journal kemudian mengubah laporannya dan menyatakan bahwa keyakinan bahwa pesawat tersebut masih terbang "didasarkan pada analisis sinyal yang dikirim oleh hubungan komunikasi satelit Boeing 777... hubungan yang dioperasikan dalam mode siaga (standby) dan berusaha membina kontak dengan sebuah satelit atau beberapa satelit. Transmisi ini tidak menyertakan data..."[9][10] Inmarsat mengatakan bahwa "sinyal otomatis yang rutin tercatat" di jaringannya,[38] dan seorang eksekutif perusahaan menambahkan bahwa "pesan hidup" terus dikirimkan setelah pengawas lalu lintas udara pertama kali kehilangan kontak dan "sinyal-sinyal ping" ini dapat dianalisis untuk membantu memperkirakan lokasi pesawat.[39]Pada tanggal 14 Maret, The Independent menulis bahwa, berdasarkan pengiriman ping yang rutin oleh pesawat, pesawat ini mungkin tidak terbelah (disintegrasi) di udara atau mengalami peristiwa mendadak lain: "semua sinyal ping ke satelit, pesan data, dan transponder pasti berhenti pada waktu yang sama".[18] Setelah serangan 11 September 2001, ketika transponder di tiga pesawat yang dibajak dimatikan,[40] banyak pihak mengusulkan pemasangan transponder otomatis;[40] tetapi tidak ada perubahan yang dilakukan karena para pakar penerbangan lebih memilih kendali yang fleksibel seandainya suatu saat perlu diset ulang akibat kesalahan teknis atau arus pendek.[40]Menurut media Tiongkok, kerabat keluarga penumpang mendengar nada sambung ketika menelepon penumpang.[41] Meski begitu, klaim ini diabaikan karena Penerbangan 370 tidak dilengkapi stasiun pemancar (base station) yang ditawarkan oleh beberapa maskapai penerbangan dengan layanan telepon seluler dalam penerbangan,[41] dan jarak dari menara pemancar, ketinggian penerbangan, dan selubung badan pesawat membuat transmisi jenis apapun sangat tidak mungkin terjadi.[41]Dugaan hilangPada tanggal 24 Maret, Malaysia Airlines mengumumkan:Menggunakan analisis yang belum pernah digunakan dalam investigasi [pesawat] seperti ini... Inmarsat dan AAIB telah menyimpulkan bahwa MH370 terbang di sepanjang koridor selatan, dan posisi terakhirnya berada di tengah Samudra Hindia di sebelah barat Perth. Ini adalah lokasi terpencil yang jauh dari tempat pendaratan manapun. Dengan kesedihan dan penyesalan yang mendalam saya beritahu bahwa, berdasarkan data baru ini, penerbangan MH370 berakhir di Samudra Hindia Selatan.[42]Pesan SMS dikirimkan oleh pihak Malaysia Airlines kepada keluarga penumpang dan awak yang isinya "tanpa keraguan lagi" penerbangan ini hilang dan tidak ada korban selamat.[43] Inmarsat menyatakan bahwa analisis mereka didasarkan pada pengukuran efek Doppler pada transmisi "ping" pesawat.[44]PencarianPerkiraan rute

Kemungkinan lokasi terakhir MH370 berwarna merah, berdasarkan ping satelit terakhir pukul 08:11 waktu MalaysiaPada tanggal 11 Maret, dilaporkan bahwa radar militer menunjukkan bahwa pesawat ini telah berbelok ke barat dan terus terbang selama 70 menit sebelum menghilang dari radar Malaysia di dekat Pulau Perak,[45][46] dan pesawat tersebut terlacak sedang terbang di ketinggian yang lebih rendah melintasi Malaysia ke Selat Malaka. Lokasinya diperkirakan 500 kilometres (310mi) dari kontak terakhirnya dengan radar sipil.[47] Keesokan harinya, kepala Angkatan Udara Kerajaan Malaysia membantah laporan bahwa hasil lacakan tersebut tidak boleh disalahartikan.[48][49] Menurut Wakil Menteri Transportasi Vietnam, Pham Quy Tieu, "Kami sudah memberitahu Malaysia pada hari kehilangan kontak dengan pesawat bahwa kami melihat pesawat tersebut berbelok kembali ke barat, namun tidak ditanggapi oleh Malaysia."[50]Para pakar dari Amerika Serikat, yang ditugaskan untuk membantu penyelidikan secara berhati-hati sesuai aturan tanggung jawab,[51] menganalisis data radar dan langsung melaporkan bahwa data radar itu memang memperlihatkan bahwa pesawat terbang ke barat melintasi Semenanjung Malaya. Reuters dan The New York Times menulis bahwa perubahan rute ini menunjukkan bahwa pesawat ini berada di bawah kendali pilot yang sudah terlatih.[8][10][52] The New York Times juga menulis bahwa pesawat mengalami perubahan ketinggian yang besar.[8]Walaupun Bloomberg News mengatakan bahwa analisis "ping" satelit terakhir bisa jadi menandakan lokasi terakhir sekitar 1,000 miles (1,600km) di sebelah barat Perth, Australia,[53] Perdana Menteri Malaysia Najib Razak pada 15 Maret bahwa sinyal terakhir tersebut, diterima pukul 08:11 waktu Malaysia, mungkin berasal dari kawasan utara di sekitar Kazakhstan.[54] Najib menjelaskan bahwa sinyal-sinyal itu pasti berada di salah satu dari dua lokasi potensial: lokasi utara yang merentang kira-kira dari perbatasan Kazakhstan dan Turkmenistan hingga Thailand Utara, atau lokasi selatan yang merentang dari Indonesia sampai Samudra Hindia selatan.[55] Tak satu pun negara di rute penerbangan utara Tiongkok, Thailand, Kazakhstan, Pakistan, dan India yang memiliki bukti bahwa pesawat tersebut memasuki ruang udara mereka.[56]Meski kemudian dikonfirmasi bahwa transmisi terakhir ACARS menunjukkan tidak ada yang aneh dan rute normal ke Beijing,[57] The New York Times melaporkan pernyataan "pejabat senior Amerika Serikat" pada tanggal 17 Maret bahwa jalur penerbangan terjadwalnya sudah diprogram terlebih dahulu menuju koordinat barat yang tidak disebutkan melalui sistem pengelolaan penerbangan sebelum ACARS berhenti berfungsi,[58] dan titik jalur yang "melenceng jauh dari rute ke Beijing" ditambahkan ke sistem.[58] Dengan pemrograman ulang seperti itu, pesawat akan melakukan belokan tajam dengan sudut halus sekitar 20 derajat dan penumpangnya akan merasa biasa-biasa saja. Pemadaman seluruh komunikasi kabin secara mendadak memunculkan dugaan bahwa kehilangan pesawat ini diakibatkan oleh aksi kriminal.[58]LokasiCitra satelit yang kemungkinan menemukan puing-puing

Citra satelit Tiongkok yang dirilis tanggal 22 Maret di 445730LU 901340BT

Peta lokasi yang dirilis 1: 12 Maret (dibantah), 2: 2023 MaretUpaya pencarian awal membuahkan banyak hasil yang tidak relevan. Seorang laksamana Angkatan Laut Vietnam melaporkan bahwa kontak radar dengan pesawat terakhir kali terjadi di atas Teluk Thailand.[24][59] Jejak minyak yang terdeteksi di lepas pantai Vietnam pada tanggal 8 dan 9 Maret terbukti bukan bahan bakar penerbangan.[60][61] Temuan serpihan sekitar 80km (50mi) di selatan Pulau Th Chu pada tanggal 9 Maret juga terbukti bukan berasal dari pesawat terbang.[62] Pencarian yang dipandu citra satelit Tiongkok yang diambil tanggal 9 Maret memperlihatkan tiga objek mengambang berukuran sekitar 24 by 22 metres (79ft 72ft) di 6,7LU 105,63BT juga tidak membuahkan hasil;[63][64] pejabat Vietnam mengatakan bahwa wilayah tersebut telah "disisir secara menyeluruh".[65][66]Angkatan Laut Kerajaan Thailand mengalihkan fokus pencariannya dari Teluk Thailand dan Laut Tiongkok Selatan atas permintaan Malaysia. Saat itu Malaysia sedang mempelajari kemungkinan pesawat berbelok kembali dan jatuh di Laut Andaman dekat perbatasan Thailand.[67] The chief of the Royal Malaysian Air Force, Rodzali Daud, claimed that military recordings of radar signals did not exclude the possibility of the aircraft turning back on its flight path.[68][69] Radius pencarian diperbesar dari radius asli 20 nautical miles (37km; 23mi) dari posisi terakhir yang diketahui,[70] di selatan Pulau Th Chu, menjadi 100 nautical miles (190km; 120mi). Wilayah tersebut disisir dan diperluas hingga Selat Malaka di sepanjang pesisir barat Semenanjung Malaya. Perairan di timur Malaysia di Teluk Thailand dan perairan Selat Malaka di sepanjang pesisir barat Malaysia juga menjadi target pencarian.[4][71][72]Pada tanggal 12 Maret, pihak berwenang mulai menyisir Laut Andaman di barat laut Selat Malaka. Pemerintah Malaysia meminta bantuan India untuk mencari pesawat di daerah tersebut.[73] Tanggal 13 Maret, Sekretaris Pers Gedung Putih mengatakan bahwa "wilayah pencarian lainnya mungkin akan ditambahkan di Samudra Hindia berdasarkan informasi terbaru"[34][74] dan seorang pejabat senior di The Pentagon berkata kepada ABC News: "Kami menduga pesawat itu jatuh di Samudra Hindia."[75] Tanggal 17 Maret, Australia sepakat untuk memimpin pencarian di lokasi selatan dari Sumatera hingga Samudra Hindia Selatan.[76][77] Pencarian ini akan dipimpin oleh Australian Maritime Safety Authority. Wilayah seluas 600,000km2 (230,000sqmi) antara Australia dan Kepulauan Kerguelen yang letaknya lebih dari 3,000 kilometres (1,900mi) dari Perth akan dijelajahi oleh beberapa kapal dan pesawat milik Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.[78]Pada 17 Maret, terungkap bahwa pesan terakhir ACARS pukul 01:07 tidak berarti bahwa sistem pesawat dimatikan pada saat itu juga seperti yang diduga sebelumnya.[26] Otoritas Malaysia mengatakan bahwa ACARS dimatikan antara 01:07 dan kontak terjadwal ACARS selanjutnya yang berakhir pukul 01:37.[79]Tanggal 20 Maret, Perdana Menteri Australia, Tony Abbott, mengumumkan di hadapan parlemen bahwa dua objek yang mungkin terkait dengan pesawat, salah satunya sepanjang 24m (79ft), tertangkap oleh satelit di Samudra Hindia pada tanggal 16 Maret, 2,500km (1,600mi) di barat daya Perth (koordinat 44032LU 911327BT), yang kedalaman lautnya bisa mencapai 5,000 metres (16,000ft).[13][80][81][82] Pesawat patroli laut Lockheed P-3 Orion milik Australia tiba di daerah tersebut pada pukul 02:50 UTC. Kapal HMAS Success milik AL Australia, kapal AL Myanmar, pesawat patroli laut Boeing P-8 Poseidon angkatan laut Amerika Serikat, dua pesawat Orion (satu dari Australia dan satu lagi dari Selandia Baru), dan satu pesawat kargo Lockheed C-130 Hercules juga diterbangkan ke wilayah tersebut.[83] Dua pesawat kargo militer Ilyushin Il-76 milik Tiongkok[84][85] dan dua Orion milik Jepang tiba di RAAF Base Pearce bergabung untuk membantu tim pencari.[86] Pesawat terbang dan kapal penumpang juga membantu pencarian.[87][83][88][89]Tanggal 22 Maret, sebuah citra satelit Tiongkok yang direkam empat hari sebelumnya dirilis dan memperlihatkan kemungkinan serpihan pesawat sekitar 120km (75mi) di barat daya wilayah yang ditampilkan di citra sebelumnya.[90][91][92] Ukuran objek tersebut diperkirakan 22.5m 13m (74ft 43ft), di koordinat 445729LU 901343BT, dekat salah satu titik 4590 kira-kira 3,170km (1,970mi) di barat daya Perth.Partisipasi internasional

Awak USS Kidd mencari pesawat di Laut AndamanMenanggapi insiden ini, pemerintah Malaysia memobilisasi departemen penerbangan sipil, angkatan udara, angkatan laut, dan Maritime Enforcement Agency, serta meminta bantuan internasional melalui Five Power Defence Arrangements dan negara-negara tetangga. Berbagai negara melancarkan misi pencarian dan penyelamatan di perairan Asia Tenggara.[93][94] Dalam kurun dua hari, negara yang terlibat telah mengirim lebih dari 34 pesawat dan 40 kapal ke kawasan tersebut.[4][5][72] Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization Preparatory Commission menganalisis informasi dari serangkaian stasiun deteksi suara infra milik mereka, tetapi gagal menemukan suara apapun yang dikeluarkan oleh Penerbangan 370.[95]Pada tanggal 11 Maret,[96] otoritas Tiongkok[97] mengaktifkan International Charter on Space and Major Disasters, organisasi internasional beranggotakan 15 negara yang bertujuan "...menyediakan sistem terpadu pemerolehan dan penyampaian data antariksa kepada negara-negara yang terkena dampak bencana alam atau buatan manusia melalui Pengguna Berwenang."[98]11 negara lainnya ikut bergabung dalam misi pencarian pada 17 Maret setelah Malaysia meminta lebih banyak bantuan dan total akhirnya mencapai 26 negara.[12] Meski tidak berpartisipasi dalam pencarian, Sri Lanka mengizinkan pesawat pencari memakai ruang udaranya.[99] Aset yang dikerahkan Malaysia meliputi pesawat militer bersayap tetap dan helikopter militer,[100] dan kapal milik angkatan laut dan Malaysian Maritime Enforcement Agency.[100][101][102] Pusat koordinasi pencarian didirikan di National Disaster Control Centre (NDCC) di Pulau Meranti, Cyberjaya.[103] Negara tujuan penerbangan, Tiongkok, mengerahkan fregat Tipe 053H3 Mianyang, kapal polisi laut No. 3411,[104] kapal penghancur Tipe 052C Haikou, dok angkut amfibi Tipe 071 JinggangShan, KunlunShan, kapal patroli Haixun 31, kapal bantuan bawah air Tipe 925 Yongxingdao,[105] kapal penelitian Xuelong, kapal penyelamat Haixun 01, beberapa kapal dagang,[106] kapal penyelamat Nanhaijiu 101, dan kapal suplai Tipe 903 Qiandaohu.[107] Selain itu, sejumlah satelit militernya diberi tugas tambahan untuk mencari pesawat ini.[108] Tiongkok juga mengirim dua Ilyushin Il-76 ke RAAF Base Pearce dekat Perth untuk membantu pencarian di Samudra Hindia Selatan.[32][109][110] Other nations provided the following asset types: Australia: pesawat patroli laut P-3 angkatan udara;[111] kapal angkatan laut HMAS Success, dan empat jet sipil jarak jauh[87] dikirimkan pasca penemuan dugaan serpihan.[112] Bangladesh: fregat angkatan laut BNS Bangabandhu dan BNS Umar Farooq; pesawat patroli laut Dornier Do 228 angkatan laut.[113] Brunei: kapal patroli lepas pantai kelas Darussalam.[114] Kamboja: helikopter Harbin Z-9 dan kapal Angkatan Laut tipe P46.[115] Perancis: tim dari Bureau d'Enqutes et d'Analyses pour la Scurit de l'Aviation Civile (BEA).[116] India: aset darat dan udara dari Komando Andaman dan Nikobar dan Komando Angkatan Laut Timur: kapal Angkatan Laut INS Satpura, INS Sahyadri, INS Saryu, INS Batti Malv, INS Kesari, dan INS Kumbhir; kapal penjaga pantai ICGS Kanaklata Baruah, ICGS Bhikaji Cama, dan ICGS Sagar;[117] pesawat pengintai maritim Angkatan Laut Boeing P-8;[118] Dornier Do 228 angkatan laut dan penjaga pantai,[117][119] C-130 angkatan udara,[120] dan Mil Mi-17.[121] satelit laut Rukmini.[121] Indonesia: korvet KRI Sutanto, kapal patroli KRI Siribua, dan kapal patroli cepat KRI Matacora, KRI Tarihu, dan KRI Krait;[122][123] IPTN NC-212 maritime patrol aircraft.[124] Jepang: pesawat Lockheed P-3 Orion angkatan laut dan Lockheed C-130 Hercules angkatan udara;[125][126] Gulfstream V milik penjaga pantai;[127] and a disaster relief team.[128] Myanmar: kapal Angkatan Laut di Teluk Martaban dan Teluk Bengal.[129] Selandia Baru: pesawat P-3 Orion angkatan udara.[130] Norwegia: satu kapal dagang RoRo Norwegia, Hegh St. Petersburg.[83] Filipina: kapal BRP Gregorio del Pilar, BRP Emilio Jacinto, dan BRP Apolinario Mabini angkatan laut; pesawat Fokker F27 angkatan udara dan Britten-Norman Defender angkatan laut; dan helikopter AgustaWestland AW109 angkatan laut. Kapal cutter kelas Hamilton dan C-130 Hercules disiagakan.[131] Rusia: satelit Resurs-P No.1.[132] Singapura: di Laut Tiongkok Selatan/Selat Malaka: C-130 Hercules angkatan udara;[133][134] fregat kelas Formidable dilengkapi satu helikopter Sikorsky S-70B Seahawk; kapal penyelamat bawah air beserta tim penyelamnya; korvet kelas Victory;[135] pesawat patroli maritim Fokker 50 angkatan udara.[136] Di Samudra Hindia, semua kapal dan pesawat yang sebelumnya dikerahkan disiagakan dan Information Fusion Centre diaktifkan.[137][138] Korea Selatan: pesawat P-3 Orion angkatan laut dan C-130 Hercules angkatan udara.[139] Taiwan: C-130 Hercules angkatan udara; ROCS Tian Dan dan satu fregat kelas La Fayette; dua kapal patroli penjaga pantai.[140] Thailand: Dornier Do 228, helikopter AgustaWestland Super Lynx, dan kapal patroli HTMS Pattani; kapal lainnya disiagakan.[141] Uni Emirat Arab: dua pesawat pencarian dan penyelamatan militer.[142][143] Britania Raya: tim penyidik Air Accidents Investigation Branch (AAIB).[144] HMS Echo a multi-role hydrographic survey ship.[145] Amerika Serikat: pesawat P-3 Orion dan Boeing P-8 angkatan laut;[146] kapal USSKidd dan USSPinckney angkatan laut dilengkapi helikopter Sikorsky MH-60R Seahawk;[147][148][149] tim dari National Transportation Safety Board (NTSB).[150] Vietnam: Antonov An-26, de Havilland Canada DHC-6 Twin Otter, Mil Mi-171, dan kapal angkatan laut, penjaga pantai, pengendali perikanan, dan Maritime Search & Rescue Coordination Centre.[151]Pembagian informasiMeski Menteri Transportasi sementara Malaysia Hishammuddin Hussein, yang juga merupakan Menteri Pertahanan Malaysia, membantah adanya masalah dengan negara-negara yang terlibat dalam pencarian, para akademisi mengatakan bahwa dikarenakan konflik regional, muncul masalah kepercayaan dalam kerja sama dan pembagian hasil intelijen dan hal ini menghambat proses pencarian.[152][153] Pakar hubungan internasional mengatakan bahwa persaingan yang mengakar atas kedaulatan, keamanan, intelijen, dan kepentingan nasional membuat kerja sama multilateral yang bermakna sangat sulit diwujudkan.[152][153] Seorang akademisi Tiongkok mengamati bahwa semua pihak mencari secara terpisah, jadi ini bukan upaya pencarian multilateral.[153]Malaysia awalnya menolak merilis data mentah dari radar militernya karena menganggapnya "terlalu sensitif", namun akhirnya dirilis juga.[152][153] Sejumlah pakar pertahanan mengatakan bahwa memberi negara lain akses ke informasi radar bisa bersifat sensitif di ranah militer. Misalnya, "tingkat pengambilan gambar mereka pada saat yang bersamaan mengungkapan seberapa bagus sistem radar mereka". Ada pihak yang menduga bahwa beberapa negara mungkin sudah punya data radar tentang pesawat tersebut dan enggan berbagi informasi yang mungkin dapat membocorkan kemampuan pertahanan mereka dan mengganggu keamanan mereka.[152] Sama halnya, kapal selam yang berpatroli di Laut Tiongkok Selatan mungkin punya informasi seandainya terjadi tabrakan air, dan pembagian informasi ini dapat mengungkap lokasi kapal selam tersebut dan kemampuan pendengarannya. Akan tetapi, The Guardian mencatat bahwa pemberian izin Vietnam kepada pesawat Tiongkok untuk merambah ruang udaranya merupakan tanda kerja sama yang positif.[153]Citra satelit juga sedang dianalisis oleh masyarakat dengan bantuan situs sumber kerumun (crowdsourcing) Tomnod.[154]PesawatPenerbangan 370 dioperasikan menggunakan Boeing 777-2H6ER,[b] nomor seri 28420, registrasi 9M-MRO. Sebagai Boeing 777 ke-404 yang diproduksi,[156] pesawat ini pertama kali terbang tanggal 14 Mei 2002 dan langsung dikirim ke Malaysia Airlines pada 31 Mei 2002. Pesawat ini dirancang untuk mengangkut 282 penumpang 35 di kelas bisnis dan 247 di ekonomi.[157] 9M-MRO telah terbang selama 53.460 jam dan memiliki 7.525 siklus terbang,[158] dan sebelumnya tidak pernah terlibat insiden besar apa pun.[159] Meski begitu, pernah terjadi insiden kecil saat taksi di Bandar Udara Internasional Pudong Shanghai pada Agustus 2012 sehingga ujung sayapnya patah.[160] Pengecekan 'A' perawatan terakhirnya dilaksanakan tanggal 23 Februari 2014.[158]Para pakar penerbangan umumnya menganggap Boeing 777 sebagai pesawat dengan catatan keselamatan yang "nyaris bersih"[161] dan salah satu pesawat komersial terbaik di dunia.[162] Sejak penerbangan komersial pertamanya bulan Juni 1995, hanya dua kecelakaan serius yang pernah dialami Boeing 777, British Airways Penerbangan 38 tahun 2008 dan Asiana Airlines Penerbangan 214 tahun 2013.Penumpang dan awakPenumpang & awak menurut kebangsaan

KebangsaanJumlah

Australia6

Kanada2

Tiongkok152

Perancis4

Hong Kong[163]1

India5

Indonesia7

Iran[c]2

Malaysia[d]50

Belanda1

Selandia Baru2

Russia1

Taiwan1

Ukraine2

Amerika Serikat3

Total (15 negara dan kawasan)239

Malaysia Airlines merilis nama dan kebangsaan 227 penumpang dan 12 awaknya sesuai manifest penerbangan.[165]PenumpangDua per tiga dari 227 penumpang Penerbangan 370 adalah warga negara Tiongkok, termasuk 19 seniman bersama enam anggota keluarga dan empat staf yang hendak pulang setelah mengikuti pameran kaligrafi di Kuala Lumpur; 38 penumpang lainnya adalah warga negara Malaysia. Sisanya berasal dari 13 negara.[166] Dari 227 penumpang, 20 orang di antaranya merupakan karyawan Freescale Semiconductor, perusahaan yang berpusat di Austin, Texas 12 dari Malaysia dan 8 dari Tiongkok.[167][168]Sesuai perjanjian dengan Malaysia Airlines tahun 2007, Tzu Chi, organisasi Buddha luar negeri yang diizinkan oleh pemerintah RRT, langsung mengirim tim khusus ke Beijing dan Malaysia untuk memberi dukungan emosional kepada keluarga penumpang.[169][170] Pihak maskapai juga mengirimkan tim pendukung dan relawan[171] serta setuju untuk menanggung biaya perjalanan anggota keluarga penumpang ke Kuala Lumpur dan menyediakan akomodasi, layanan kesehatan, dan konseling.[172] 115 anggota keluarga penumpang asal Tiongkok diterbangkan ke Kuala Lumpur.[173] Beberapa anggota keluarga lainnya memilih untuk tetap di Tiongkok, khawatir akan merasa terkurung di Malaysia.[174] Pihak maskapai penerbangan menawarkan ganti rugi belasungkawa ex gratia sebesar US$5.000 kepada keluarga setiap penumpang,[175] tetapi pihak keluarga menganggap pembayaran tersebut tidak bisa diterima dan meminta pihak maskapai untuk mempertimbangkan ulang.[176]AwakSeluruh awak kabin adalah warga negara Malaysia. Kapten penerbangan di pesawat ini adalah Zaharie Ahmad Shah berusia 53 tahun asal Penang. Ia bergabung dengan MAS pada tahun 1981 dan memiliki pengalaman terbang selama 18.365 jam.[177] Zaharie juga merupakan penguji yang berhak melakukan tes simulator bagi para pilot.[178]First officer-nya adalah Fariq Abdul Hamid berusia 27 tahun. Ia sudah bekerja di MAS sejak 2007 dan memiliki pengalaman terbang selama 2.763 jam.[179][180] Fariq sedang menjalani masa peralihan di Boeing 777-200 setelah menyelesaikan pelatihan simulatornya.[180]InvestigasiGaris waktu tanggapanTanggal (UTC)Peristiwa

7 MaretMalaysia Airlines mengonfirmasi bahwa mereka kehilangan kontak dengan Penerbangan MH370 pada pukul 18:40 UTC (02:40 MYT, 8 Maret), kemudian dikoreksi menjadi pukul 17:30 UTC (01:30 MYT)

8 MaretMisi pencarian dan penyelamatan internasional dikerahkan di Laut Tiongkok Selatan

9 MaretWilayah pencarian diperluas seiring muncul dugaan bahwa pesawat mungkin berbelok ke barat

Dua penumpang asal Iran terbukti menaiki pesawat dengan paspor curian

10 MaretSepuluh satelit Tiongkok dikerahkan dalam misi pencarian

Jejak minyak di permukaan Laut Tiongkok Selatan dinyatakan bukan berasal dari bahan bakar jet

Malaysia Airlines mengumumkan bahwa mereka akan memberikan US$5.000 kepada keluarga setiap penumpang

11 MaretInterpol mengatakan bahwa dua identitas palsu dalam manifest tidak terkait dengan hilangnya pesawat

12 MaretCitra satelit Tiongkok yang menunjukkan kemungkinan serpihan Penerbangan 370 di Laut Tiongkok Selatan di 6,7LU 105,63BT dirilis, namun pencarian di lapangan tidak membuahkan hasil[181]

Pemerintah Malaysia menerima info dari Inmarsat bahwa Penerbangan 370 mengirimmkan ping selama beberapa jam setelah ACARS mati

Pemerintah Tiongkok mengkritik Malaysia karena memberikan jawaban yang tidak lengkap seputar Penerbangan 370

13 MaretAmerika Serikat memberitahu agar wilayah pencarian diperluas sampai Samudra Hindia

14 MaretInvestigasi menyimpulkan bahwa Penerbangan 370 masih dikendalikan oleh seseorang setelah hilang kontak dengan pengawas di darat

MAS menonaktifkan nomor penerbangan MH370/MH371[182]

15 MaretMalaysia mengumumkan keberadaan transmisi satelit terakhir dari MH370 dan lokasi pencarian baru di dua lokasi utara dan selatan

Kepolisian Malaysia menggeledah rumah kedua pilot pesawat

16 MaretJumlah negara yang terlibat dalam operasi pencarian dan penyelamatan mencapai 25 negara

17 MaretAustralia memimpin operasi pencarian dari Sumatera hingga Samudra Hindia selatan

18 MaretTiongkok memulai operasi pencarian di wilayah utara negaranya

19 MaretPara ahli berusaha mengembalikan berkas log yang dihapus dari simulator penerbangan di rumah kapten

20 MaretPesawat dan kapal dikirimkan untuk melacak dua objek yang tertangkap oleh satelit di Samudra Hindia selatan di 44032LU 911327BT; 26 negara terlibat dalam pencarian

21 MaretPencarian difokfuskan di perairan 3,000 kilometres (1,900mi) di sebelah barat daya Perth, Australia

22 MaretCitra satelit Tiongkok menunjukkan kemungkinan objek berukuran 22.5 by 13 metres (74 by 43ft) di 445730LU 901340BT, sekitar 3,170 kilometres (1,970mi) di sebelah barat Perth dan 120 kilometres (75mi) dari lokasi objek pertama, namun tidak memastikan keberadaannya

24 MaretPesawat pencari Australia melihat dua objek di laut 1,550 miles (2,490km) di barat daya Perth, satu di antaranya berbentuk persegi besar berwarna oranye[183]

Perdana Menteri Malaysia mengumumkan bahwa Penerbangan MH370 jatuh di Samudra Hindia selatan, dan Malaysia Airlines menyatakan kepada pihak keluarga bahwa mereka berasumsi "tanpa keraguan apapun" tidak ada korban yang selamat[184]

Partisipasi internasionalTanggal 8 Maret, Boeing mengumumkan bahwa mereka telah menyusun tim ahli untuk memberi bantuan teknis kepada para penyelidik[185] sesuai protokol International Civil Aviation Organization (ICAO). Selain itu, United States National Transportation Safety Board (NTSB) dalam pernyataan persnya pada hari itu juga mengumumkan bahwa tim penyelidik bersama penasihat teknis dari Federal Aviation Administration (FAA) telah dikirimkan untuk membantu investigasi.[150] Menurut para ahli, karena investigasi formal dari ICAO belum dimulai, kerja sama dan koordinasi antara pihak yang terlibat bisa terkena dampaknya sehingga menjadi "risiko yang dapat membuat hasil penyelidikan awal yang penting terganggu, dan kemungkinan petunjuk dan rekamannya hilang".[186]Pada tanggal 11 Maret,[96] otoritas Tiongkok[97] mengaktifkan International Charter on Space and Major Disasters, organisasi internasional beranggotakan 15 negara yang bertujuan "...menyediakan sistem terpadu pemerolehan dan penyampaian data antariksa kepada negara-negara yang terkena dampak bencana alam atau buatan manusia melalui Pengguna Berwenang."[98]United States Federal Bureau of Investigation (FBI) telah mengirim ahli teknis dan agen untuk menyelidiki hilangnya pesawat.[187] Seorang pejabat penegak hukum senior AS mengklarifikasi bahwa agen FBI belum dikirimkan ke Malaysia.[188] Pada 17 Maret, investigasi ini juga dibantu oleh Interpol dan otoritas penegak hukum internasional lainnya.[189][190] Pejabat Amerika Serikat dan Malaysia meninjau setiap penumpang di manifest, termasuk dua penumpang yang dikonfirmasi sebagai pemegang paspor curian.[191] Pada 18 Maret, pemerintah Tiongkok mengumumkan bahwa mereka sudah memeriksa semua warga negara Tiongkok di dalam pesawat dan meniadakan kemungkinan adanya pembajak.[192]Dugaan keterlibatan penumpangDua pria yang teridentifikasi di manifest, seorang warga negara Austria dan seorang warga negara Italia, masing-masing melaporkan bahwa paspornya dicuri pada tahun 2012 dan 2013.[25][193] Interpol menyatakan bahwa kedua paspor terdaftar di basis data paspor hilang dan curian, dan tidak ada pemeriksaan yang dilakukan terhadap basis datanya.[194][195] Menteri Dalam Negeri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi, mengkritik pejabat imigrasi negaranya karena gagal menghentikan penumpang yang bepergian dengan paspor Eropa curian.[195]Dua tiket sekali jalan yang dibeli untuk pemegang paspor curian tersebut dipesan melalui China Southern Airlines.[196] Dilaporkan bahwa seorang warga negara Iran memesan tiket termurah ke Eropa melalui telepon di Bangkok, Thailand, dan tiket tersebut dibayar tunai.[197][198] Dua penumpang ini kemudian diidentifikasi sebagai warga negara Iran, masing-masing berusia 19 dan 29 tahun, yang masuk ke Malaysia tanggal 28 Februari menggunakan paspor Iran yang sah. Kepala Interpol mengatakan bahwa organisasinya "menolak menyimpulkan bahwa [hilangnya pesawat] bukan insiden teroris".[164] Kedua pria tersebut diyakini sebagai pencari suaka.[199][200]China Daily melaporkan bahwa ada juga seorang penumpang di manifest Malaysia Airlines yang tidak cocok dengan nama pemegang dan nomor paspornya.[201]Menyadari bahwa pesawat ini mungkin dibajak oleh seseorang yang terampil, dugaan juga sempat diarahkan kepada seorang penumpang yang bekerja sebagai teknisi penerbangan untuk sebuah perusahaan penyewaan jet Swiss.[202]PilotKepolisian menggeledah rumah pilot dan kopilot.[203] CNN memberitakan bahwa polisi juga menyelidiki simulator penerbangan di rumah pilot dan pejabat intelijen AS menduga orang-orang yang berada di kokpit bertanggung jawab atas hilangnya pesawat ini.[204]KargoTanggal 17 Maret, kepala eksekutif Malaysia Airlines, Ahmad Jauhari Yahya, tanpa mengungkap manifest penerbangan mengatakan bahwa pesawat ini mengangkut 3 sampai 4 ton manggis dan tidak ada muatan yang berbahaya.[205][206][207] Tiga hari kemudian, ia juga membenarkan bahwa baterai mudah terbakar yang diidentifikasi sebagai lithium-ion juga berada di dalam pesawat.[208] Ia menambahkan bahwa semua kargo "dikemas sesuai peraturan ICAO", diperiksa beberapa kali, dan sudah mematuhi peraturan.[209][210][211] Pemerintah Malaysia menolak permintaan pengungkapan manifest kargo MH370 secara terperinci. Negara dan pihak pencari yang terlibat dalam proses pencarian dan penemuan di laut mengungkapkan rasa frustrasi mereka. AMSA menyatakan kekhawatirannya karena kerahasiaan manifest tersebut bisa mengganggu upaya pencarian di Samudra Hindia.[212]