3
A. PENDAHULUAN Pengelolaan penggunaan lahan yang telah berpenduduk dan yang masih jarang penduduknya atau yang belum berpenduduk sering mengundang munculnya masalah, khususnya di Indonesia antara lain; kontradiksi antara kebutuhan dan batasan-batasan yang berat demi lingkungan hidup, meningkatnya keperluan hidup, terjadinya kerusakan tanah karena kurang pemeliharaan. Berdasarkan hal tersebut di atas perlu kiranya memberikan informasi pentingnya menjaga kelestarian hutan yang dapat memberikan manfaat bagi ekonomi rakyat dan bagi lingkungan. Adanya kondisi semakin rusaknya hutan mangrove hampir diseluruh pesisir Indonesia tergambar dari semakin menurunnya luasan mangrove yang terkonversi bukan menjadi peruntukannya. Sebagai contoh kasus penanganan hutan mangrove di Delta Mahakam yaitu konversi hutan mangrove menjadi kawasan pertambakan (budidaya udang dan bandeng) di Delta Mahakam, bahkan ada kecenderungan pelaksanaan aturan untuk green belt tidak diindahkan (Irawan dan Sari 2004). Kondisi aktual hutan mangrove yang ada meliputi 79% dari total keseluruhan Delta Mahakam atau seluas 85.558 hektar dari 108.251,31 hektar, dan 51.352,11 hektar dari 85.558 hektar atau 60,02% yang terbuka oleh tambak (Sumaryono, 2007). Terhadap Delta Mahakam. Hal ini dikarenakan adanya perubahan tata ruang provinsi dan kabupaten/kota serta menyesuaikan kembali luas kawasan-kawasan yang diusulkan menjadi 50% tutupan bakau dan nipah, 50% untuk budidaya tambak yang ramah lingkungan. Sehingga pengembangan budidaya mangrove, aneka usaha kehutanan dan perikanan kelautan dan meningkatkan peran kelembagaan untuk menanggulangi kerusakan lingkungan, namun pengusulan RTRWP tersebut belum mendapatkan persetujuan. Kondisi aktual tersebut menunjukkan adanya perubahan fungsi ekosistem hutan mangrove menjadi lahan budidaya. Tentunya jika hal tersebut terus berlangsung maka tidak dapat dipungkiri, kita akan kehilangan hutan mangrove di pesisir dan Delta Mahakam Kabupaten Kutai Kartanegara. Sejalan dengan hal tersebut perlunya dilakukan pendekatan strategis, yaitu pendekatan program mina hutan dalam upaya mengendalikan dan meminimalisir konversi hutan mangrove.

Mamfaat hutan

Embed Size (px)

Citation preview

A. PENDAHULUAN

Pengelolaan penggunaan lahan yang telah berpenduduk dan yang masih jarang

penduduknya atau yang belum berpenduduk sering mengundang munculnya masalah,

khususnya di Indonesia antara lain; kontradiksi antara kebutuhan dan batasan-batasan yang

berat demi lingkungan hidup, meningkatnya keperluan hidup, terjadinya kerusakan tanah

karena kurang pemeliharaan. Berdasarkan hal tersebut di atas perlu kiranya memberikan

informasi pentingnya menjaga kelestarian hutan yang dapat memberikan manfaat bagi

ekonomi rakyat dan bagi lingkungan. Adanya kondisi semakin rusaknya hutan mangrove

hampir diseluruh pesisir Indonesia tergambar dari semakin menurunnya luasan mangrove

yang terkonversi bukan menjadi peruntukannya. Sebagai contoh kasus penanganan hutan

mangrove di Delta Mahakam yaitu konversi hutan mangrove menjadi kawasan

pertambakan (budidaya udang dan bandeng) di Delta Mahakam, bahkan ada kecenderungan

pelaksanaan aturan untuk green belt tidak diindahkan (Irawan dan Sari 2004). Kondisi

aktual hutan mangrove yang ada meliputi 79% dari total keseluruhan Delta Mahakam atau

seluas 85.558 hektar dari 108.251,31 hektar, dan 51.352,11 hektar dari 85.558 hektar atau

60,02% yang terbuka oleh tambak (Sumaryono, 2007).

Terhadap Delta Mahakam. Hal ini dikarenakan adanya perubahan tata ruang

provinsi dan kabupaten/kota serta menyesuaikan kembali luas kawasan-kawasan yang

diusulkan menjadi 50% tutupan bakau dan nipah, 50% untuk budidaya tambak yang ramah

lingkungan. Sehingga pengembangan budidaya mangrove, aneka usaha kehutanan dan

perikanan kelautan dan meningkatkan peran kelembagaan untuk menanggulangi kerusakan

lingkungan, namun pengusulan RTRWP tersebut belum mendapatkan persetujuan. Kondisi

aktual tersebut menunjukkan adanya perubahan fungsi ekosistem hutan mangrove menjadi

lahan budidaya. Tentunya jika hal tersebut terus berlangsung maka tidak dapat dipungkiri,

kita akan kehilangan hutan mangrove di pesisir dan Delta Mahakam Kabupaten Kutai

Kartanegara. Sejalan dengan hal tersebut perlunya dilakukan pendekatan strategis, yaitu

pendekatan program mina hutan dalam upaya mengendalikan dan meminimalisir konversi

hutan mangrove.

B. MANFAAT HUTAN BAGI KEHIDUPAN MANUSIA

Hutan merupakan unsur terpenting bagi semua makhluk hidup di bumi, karena

hutan memiliki banyak manfaat bagi Kehidupan manusia, tumbuh-tumbuhan

dan hewan. Hutan terdiri dari tumbuh-tumbuhan yang lebat, terdiri dari pohon,

semak, paku-pakuan, jamur dan tumbuhan lainnya. selain itu, di hutan terdapat

satwa seperti burung, kijang, rusa, kera dan orangutan (Terdapat di hutan

Kalimantan dan Sumatra ) dan masih banyak jenis-jenis satwa lainnya.

Hutan memiliki banyak fungsi, kegunaan dan manfaat. Ada beberapa manfaat

hutan, antara lain sebagai fungsi ekonomi, fungsi klimatologis, fungsi hidrologis

dan fungsi ekologis. Fungsi ekonomis antara lain sebagai ; Hasil hutan dapat

dijual langsung atau diolah menjadi berbagai barang yang bernilai tinggi,

membuka lapangan pekerjaan bagi pembalak hutan legal, menyumbang devisa

negara dari hasil penjualan produk hasil hutan ke luar negeri.

Manfaat atau fungsi Klimatologis antara lain untuk mengatur iklim, hutan

sebagai paru-paru dunia yang menghasilkan oksigen bagi kehidupan. Hutan juga

memiliki fungsi hidrolis sebagai menampung air hujan di dalam tanah,

mencegah intrusi air laut yang asin dan menjadi pengatur tata air tanah.

Tidak hanya itu, hutan juga memiliki fungsi ekologis sebagai pencegah erosi

banjir, menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah dan yang terpenting dari

fungsi ekologis dari hutan untuk melestarikan keanekaragaman hayati.

Hutan sebagai unsur terpenting bagi kehidupan, saat ini hutan sudah mengalami

perubahan yang sangat memprihatinkan, hutan semkin parah kerusakannya. Hal

ini dikarenakan adanya pembukaan lahan untuk perkebunan, pertaniaan dan

pertambangan. selain itu juga, pembukaan kawasan untuk pemukiman penduduk

dan pembangunan infrasuktur dan kebakaran hutan.

C. KESIMPULAN

Sebagai penutup tulisan ini dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:

Hutan merupakan sumberdaya alam yang tidak ternilai harganya karena

didalamnya terkandung keanekaragaman hayati sebagai sumber plasma nutfah,

sumber hasil hutan kayu dan non-kayu, pengatur tata air, pencegah banjir dan

erosi serta kesuburan tanah, dan sebagainya. Karena itu pemanfaatan dan

perlindungannya diatur oleh Undang-undang dan peraturan pemerintah.

Kebakaran dan penebangan liar merupakan salah satu bentuk gangguan terhadap

sumberdaya hutan dan akhir-akhir ini makin sering terjadi. Kebakaran dan

penebangan hutan menimbulkan kerugian yang sangat besar dan dampaknya

sangat luas, bahkan melintasi batas negara. Di sisi lain upaya pencegahan dan

pengendalian yang dilakukan selama ini masih belum memberikan hasil yang

optimal. Oleh karena itu perlu perbaikan secara menyeluruh, terutama yang

terkait dengan kesejahteraan masyarakat pinggiran atau dalam kawasan hutan.

Berbagai upaya perbaikan yang perlu dilakukan antara lain dibidang penyuluhan

kepada masyarakat khususnya yang berkaitan dengan faktor-faktor penyebab

kebakaran hutan, peningkatan kemampuan aparatur pemerintah terutama dari

Departemen Kehutanan, peningkatan fasilitas untuk mencegah dan

menanggulagi kebakaran hutan, dan penebangan liar ,pembenahan bidang

hukum dan penerapan sangsi secara tegas

Akibat penebangan hutan,2100 mata air mengering dan akibat dari penebangan

juga mengakibatkan kerusakan sumber air (mata air) akan semakin cepat.

D. SARAN

Bagi para pembaca makalah ini dan juga semua orang bahwa hutan merupakan

sumber kehidupan bagi manusia apabila hutan sudah tidak ada lagi maka

kehidupan manusia akan berubah dan kemiskinan akan terjadi. Maka dari itu

menjaga kelestarian hutan jangan lah dianggap mudah. Dan bagi para pecinta

alam ,teruskanlah usaha penjagaan itu dengan sebaik-baiknya dan juga

tingkatkan kewaspadaan terhadap orang-orang yang mau merusaknya, cegah

agar tidak terjadi kerusakan di