Upload
nova-dila
View
642
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
A. PENDAHULUAN
Pengelolaan penggunaan lahan yang telah berpenduduk dan yang masih jarang
penduduknya atau yang belum berpenduduk sering mengundang munculnya masalah,
khususnya di Indonesia antara lain; kontradiksi antara kebutuhan dan batasan-batasan yang
berat demi lingkungan hidup, meningkatnya keperluan hidup, terjadinya kerusakan tanah
karena kurang pemeliharaan. Berdasarkan hal tersebut di atas perlu kiranya memberikan
informasi pentingnya menjaga kelestarian hutan yang dapat memberikan manfaat bagi
ekonomi rakyat dan bagi lingkungan. Adanya kondisi semakin rusaknya hutan mangrove
hampir diseluruh pesisir Indonesia tergambar dari semakin menurunnya luasan mangrove
yang terkonversi bukan menjadi peruntukannya. Sebagai contoh kasus penanganan hutan
mangrove di Delta Mahakam yaitu konversi hutan mangrove menjadi kawasan
pertambakan (budidaya udang dan bandeng) di Delta Mahakam, bahkan ada kecenderungan
pelaksanaan aturan untuk green belt tidak diindahkan (Irawan dan Sari 2004). Kondisi
aktual hutan mangrove yang ada meliputi 79% dari total keseluruhan Delta Mahakam atau
seluas 85.558 hektar dari 108.251,31 hektar, dan 51.352,11 hektar dari 85.558 hektar atau
60,02% yang terbuka oleh tambak (Sumaryono, 2007).
Terhadap Delta Mahakam. Hal ini dikarenakan adanya perubahan tata ruang
provinsi dan kabupaten/kota serta menyesuaikan kembali luas kawasan-kawasan yang
diusulkan menjadi 50% tutupan bakau dan nipah, 50% untuk budidaya tambak yang ramah
lingkungan. Sehingga pengembangan budidaya mangrove, aneka usaha kehutanan dan
perikanan kelautan dan meningkatkan peran kelembagaan untuk menanggulangi kerusakan
lingkungan, namun pengusulan RTRWP tersebut belum mendapatkan persetujuan. Kondisi
aktual tersebut menunjukkan adanya perubahan fungsi ekosistem hutan mangrove menjadi
lahan budidaya. Tentunya jika hal tersebut terus berlangsung maka tidak dapat dipungkiri,
kita akan kehilangan hutan mangrove di pesisir dan Delta Mahakam Kabupaten Kutai
Kartanegara. Sejalan dengan hal tersebut perlunya dilakukan pendekatan strategis, yaitu
pendekatan program mina hutan dalam upaya mengendalikan dan meminimalisir konversi
hutan mangrove.
B. MANFAAT HUTAN BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
Hutan merupakan unsur terpenting bagi semua makhluk hidup di bumi, karena
hutan memiliki banyak manfaat bagi Kehidupan manusia, tumbuh-tumbuhan
dan hewan. Hutan terdiri dari tumbuh-tumbuhan yang lebat, terdiri dari pohon,
semak, paku-pakuan, jamur dan tumbuhan lainnya. selain itu, di hutan terdapat
satwa seperti burung, kijang, rusa, kera dan orangutan (Terdapat di hutan
Kalimantan dan Sumatra ) dan masih banyak jenis-jenis satwa lainnya.
Hutan memiliki banyak fungsi, kegunaan dan manfaat. Ada beberapa manfaat
hutan, antara lain sebagai fungsi ekonomi, fungsi klimatologis, fungsi hidrologis
dan fungsi ekologis. Fungsi ekonomis antara lain sebagai ; Hasil hutan dapat
dijual langsung atau diolah menjadi berbagai barang yang bernilai tinggi,
membuka lapangan pekerjaan bagi pembalak hutan legal, menyumbang devisa
negara dari hasil penjualan produk hasil hutan ke luar negeri.
Manfaat atau fungsi Klimatologis antara lain untuk mengatur iklim, hutan
sebagai paru-paru dunia yang menghasilkan oksigen bagi kehidupan. Hutan juga
memiliki fungsi hidrolis sebagai menampung air hujan di dalam tanah,
mencegah intrusi air laut yang asin dan menjadi pengatur tata air tanah.
Tidak hanya itu, hutan juga memiliki fungsi ekologis sebagai pencegah erosi
banjir, menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah dan yang terpenting dari
fungsi ekologis dari hutan untuk melestarikan keanekaragaman hayati.
Hutan sebagai unsur terpenting bagi kehidupan, saat ini hutan sudah mengalami
perubahan yang sangat memprihatinkan, hutan semkin parah kerusakannya. Hal
ini dikarenakan adanya pembukaan lahan untuk perkebunan, pertaniaan dan
pertambangan. selain itu juga, pembukaan kawasan untuk pemukiman penduduk
dan pembangunan infrasuktur dan kebakaran hutan.
C. KESIMPULAN
Sebagai penutup tulisan ini dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:
Hutan merupakan sumberdaya alam yang tidak ternilai harganya karena
didalamnya terkandung keanekaragaman hayati sebagai sumber plasma nutfah,
sumber hasil hutan kayu dan non-kayu, pengatur tata air, pencegah banjir dan
erosi serta kesuburan tanah, dan sebagainya. Karena itu pemanfaatan dan
perlindungannya diatur oleh Undang-undang dan peraturan pemerintah.
Kebakaran dan penebangan liar merupakan salah satu bentuk gangguan terhadap
sumberdaya hutan dan akhir-akhir ini makin sering terjadi. Kebakaran dan
penebangan hutan menimbulkan kerugian yang sangat besar dan dampaknya
sangat luas, bahkan melintasi batas negara. Di sisi lain upaya pencegahan dan
pengendalian yang dilakukan selama ini masih belum memberikan hasil yang
optimal. Oleh karena itu perlu perbaikan secara menyeluruh, terutama yang
terkait dengan kesejahteraan masyarakat pinggiran atau dalam kawasan hutan.
Berbagai upaya perbaikan yang perlu dilakukan antara lain dibidang penyuluhan
kepada masyarakat khususnya yang berkaitan dengan faktor-faktor penyebab
kebakaran hutan, peningkatan kemampuan aparatur pemerintah terutama dari
Departemen Kehutanan, peningkatan fasilitas untuk mencegah dan
menanggulagi kebakaran hutan, dan penebangan liar ,pembenahan bidang
hukum dan penerapan sangsi secara tegas
Akibat penebangan hutan,2100 mata air mengering dan akibat dari penebangan
juga mengakibatkan kerusakan sumber air (mata air) akan semakin cepat.
D. SARAN
Bagi para pembaca makalah ini dan juga semua orang bahwa hutan merupakan
sumber kehidupan bagi manusia apabila hutan sudah tidak ada lagi maka
kehidupan manusia akan berubah dan kemiskinan akan terjadi. Maka dari itu
menjaga kelestarian hutan jangan lah dianggap mudah. Dan bagi para pecinta
alam ,teruskanlah usaha penjagaan itu dengan sebaik-baiknya dan juga
tingkatkan kewaspadaan terhadap orang-orang yang mau merusaknya, cegah
agar tidak terjadi kerusakan di