23
Baca Bantu...... Hal 7 MANADO— Para narapidana kasus korupsi, tidak satupun diberi ganjaran remisi atau pengurangan masa tahanan HUT Proklamasi ke- 67. Dari 1.939 napi yang menghuni semua rumah tahanan (Rutan) dan lembaga pemasyarakatan (Lapas) di Sulut, para terpidana korupsi, termasuk Syachrial Damopolii, Abdi Buchari, Mieke Nangka (terlilit kasus MBH gate) Jeferson Rumajar mantan Wali Kota Tomohon (kasus APBD Kota Tomohon) dan Elly Lasut mantan Bupati Talaud belum diberi remisi. ‘’Remisi para narapidana ka-sus korupsi hingga kini belum dike- luarkan Kemenkum dan HAM RI,” ungkap Kepala Divisi Kanwil Kementerian Hukum dan HAM JAKARTA - Masyarakat ha- rus siap merogoh kocek lebih dalam untuk membayar tagihan listrik. Sebab, mulai tahun depan, pemerintah berencana menaikkan tarif tenaga listrik (TTL) secara bertahap. Dalam pidato Rancangan Anggaran Pendapatan dan Be- lanja Negara (RAPBN) dan Nota Keuangan di DPR tadi malam, Presiden Susilo Bambang Yudho- yono mengatakan usulan kenaikan itu akan disampaikan ke parlemen. Menurut presiden, kenaikan itu perlu untuk menurunkan beban subsidi energi, khususnya subsidi listrik. “(Kenaikan) Secara otomatis setiap triluwan mulai bulan Januari 2013,” ujar presiden. Menurut SBY, penyesuaian otomatis secara berkala diterapkan oleh banyak negara di dunia. Antara lain karena beban bagi LEWAT perjuangan yang luar biasa panjang dan menelan nyawa yang tidak sedikit, Indonesia akhirnya memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Salah satu yang menyaksikan serta merasakan langsung atmosfir kemerdekaan adalah Fredy Engel Tinangon. Saat itu, lelaki kelahiran Desa Telap, Kecamatan Eris, Minahasa ini adalah orang kepercayaan salah satu orang penting di Indonesia yang diberi kepercayaan menjadi Gubernur Sulawesi, DR GSSJ Ratulangi. MERDEKA! Pekikan ini menandakan kebe- basan yang nyata semakin parau, semakin tak ter- dengar dan hampir hilang. 67 tahun lepas dari penjajah dirasa belum merdeka dari penyelewengan, kesengsaraan dan keserakahan. Ke- sengsaraan dari rasa dendam, ke- sewenangan, rasa ketakutan dan ke- terbelakangan. Bagi rakyat, pe- mimpin harus dapat membawa bangsa dan negara ini kepada kemerdekaan yang sejati. Dengan tidak adanya ketergantungan apapun bentuk dan warnanya. Berdiri di atas kaki sendiri atau mandiri. JUMAT, 17 AGUSTUS 2012 Alamat: Manado Post Center Manado Town Square Blok B 14/15 Telp. 0431 855558, 855559, Fax: 0431 860398 homepage: www.manadopost.co.id e-mail: [email protected] Wartawan dan seluruh karyawan event organizer, iklan, dan pemasaran Manado Post dilarang menerima uang atau pemberian dalam bentuk apapun dari sumber berita dan relasi. Seluruh urusan pembayaran ke Manado Post dalam bentuk advetorial, society, iklan, dan koran harus melalui kontrak dan atau kwitansi resmi. Bila sumber atau relasi mensinyalir adanya transaksi ilegal sangat dianjurkan menyampaikan sms pengaduan ke 085343951819 HIKMAH RAMADHAN CATATAN Baca Kemerdekaan...... Hal 7 Baca Merdeka... Hal 7 Baca Gross.... Hal 7 Baca Listrik.... Hal 7 Baca Abdi.... Hal 7 NOMOR: 7770 RP.4.000,- Baca Treis... Hal 7 Baca Saksi... Hal 7 Baca Tugu... Hal 7 ‘’UTANG uang, bisa dibayar dengan mencicil. Tapi kalau utang budi, saya yakin Tuhan Yesus sudah memperhitungkan berkat mereka yang melakukan DIRAWAT INTENSIF SILOAM: Treis Kowaas yang merdeka setelah 11 ta- hun digerogoti tumor ganas ovarium. Treis Akhirnya Merdeka… Editor: Tommy Waworundeng Peliput: Naomi Siregar PERINGATAN Hari Kemerdekaan Repu- blik Indonesia di tahun ini, sebagaimana tahun 2011 kemarin terasa spesial karena dirayakan pada saat umat Islam sementara dengan semangat kekhusyuan menjalankan ibadah Puasa. Memaknai “ke- merdekaan” apalagi jika di-embel-embeli kata “sejati” dari sisi terminologi kehi- dupan kita berbangsa dan bernegara dalam tinjauan nilai-nilai spiritual keagamaan, telah begitu meluber kajian dan ulasannya, kemudian bila kita bertanya, seberapa besarkah biasnya terasa? Menjawab belum…, tentu akan berkonotasi pesimis dan Kemerdekaan Sejati H.JUSUF DANY PONTOH, SAg MH. Ketua MUI Kotamobagu Oleh: Erwin Pohe MARKETING SERIES (4) MUNGKIN Anda tidak percaya statement di atas? Dulu saya juga begitu. Saya sudah tiga kali ke New Zealand untuk me- nikmati cantiknya negeri yang memang cantik sekali itu. Tempat film Lord of the Rings dibuat. Ke Swiss, negeri yang aduhai indahnya, selain untuk urusan marketing, juga guna mengajar di St Gallen Business School, Zurich. Berkeliling bersama Ibu Dubes Lucia dari KBRI di Bern waktu itu, Swiss adalah negara yang cantik secara alamiah sejak lahir. Pemandangannya elok, keindahan natural Gross National Happiness sebagai Pengganti GDP kebaikan itu.” Ungkapan tulus ini meluncur dari bibir Treis Kowaas, perempuan yang terbaring lemah di salah satu ruang rawat inap di Siloam Hospitals Manado. Ia, pada akhirnya menikmati arti Merdeka! SEORANG wali kota di Spanyol menjadi perbincangan di seantero jagat berkat aksi Robin Hood-nya merampok sebuah Supermarket SEMENTARA ITU Bantu Warga Miskin Wali Kota Merampok Juan Gordillo Listrik Naik, BBM Tidak Pidato Kenegaraan Presiden, 30 Anggota DPR Sulut Bolos Editor: Tommy Waworundeng Peliput: Angel Rumeen/JPNN Abdi Cs Tak Dapat Remisi 41 Napi Langsung Bebas Editor: Idham Malewa Peliput: Ibrahim Hiola Fredy Tinangon, Pengawal Pribadi Sam Ratulangi SIAPA yang percaya adanya Republik Lan Fang kalau melihat kondisi Desa Mandor, Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, saat ini” Padahal, konon desa dengan 813 kepala keluarga tersebut adalah pusat kongsi milik pendiri republik pertama di Nusantara itu, Lo Fang Pak. Bahkan, berbagai literatur menyebut bahwa kongsi tersebut sangat besar dan makmur. Butuh waktu sekitar dua jam dari Pontianak untuk bisa mencapai desa yang dipimpin H Effendi tersebut. Beruntung, akses menuju Menelusuri Sisa-Sisa Kejayaan Lan Fang, “Republik” Pertama di Indonesia (2-Habis) Tugu Peringatan Jadi Tempat Cari Nomor Togel Sudah sangat jarang yang bersembahyang di tugu yang didirikan untuk menghormati Lo Fang Pak di Mandor, Kalimantan Barat. Kondisi Mandor sekarang merupakan cermin saat kongsi-kongsi Tionghoa, termasuk Lan Fang, mulai dihancurkan Belanda. DHIMAS GINANJAR, Mandor Landak cukup baik karena menjadi jalan internasional. Banyak bus berseliweran mengantar penumpang ke Malaysia hingga Brunei Darussalam atau kembali ke Pontianak. Begitu sampai Kecamatan Mandor, tidak banyak warga yang tahu letak tugu presiden pertama Republik Lan Fang itu. Pamornya kalah dengan Tugu Mandor, monumen yang dibangun DISESALKAN: Sebanyak 30 anggota DPR Sulut, tidak hadir saat sidang mendengarkan pidato kenegaraan Presiden RI. Dari 45 anggota, hanya 15 yang hadir. Tampak kursi anggota DPR yang kosong. Saksi Sejarah Pengibaran Merah Putih Fredy Engel Tinangon BERUBAH: Deretan penjual pakaian di pasar Mandor, Pontianak, Kalimantan Barat. HENDRA EKA/JAWA POS SEJARAH: Wali Kota Solo Joko Widodo menaiki penutup mesin mobil Esemka yang diproduksi anak negeri. Mobil Esemka yang telah digunakan sebagai mobil dinas Wali Kota Solo ini meru- pakan salah satu bukti kebangkitan Indonesia di usia ke-67 tahun. Wali kota yang berhasil ini menjadi calon kuat Gubernur DKI Jakarta untuk per- tarungan putaran kedua September nanti. Editor: Stenly Kowaas

Manado Post Jumat 17 Agustus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Listrik Naik, BBM Tidak

Citation preview

Page 1: Manado Post Jumat 17 Agustus

Baca Bantu...... Hal 7

MANADO— Para narapidana kasus korupsi, tidak satupun diberi

ganjaran remisi atau pengurangan masa tahanan HUT Proklamasi ke-67. Dari 1.939 napi yang menghuni semua rumah tahanan (Rutan) dan lembaga pemasyarakatan (Lapas) di Sulut, para terpidana korupsi, termasuk Syachrial Damopolii, Abdi Buchari, Mieke Nangka (terlilit kasus MBH gate) Jeferson Rumajar mantan Wali Kota Tomohon (kasus

APBD Kota Tomohon) dan Elly Lasut mantan Bupati Talaud belum diberi remisi.

‘’Remisi para narapidana ka-sus korupsi hingga kini belum dike-luarkan Kemenkum dan HAM RI,” ungkap Kepala Divisi Kanwil Kementerian Hukum dan HAM

JAKARTA - Masyarakat ha-rus siap merogoh kocek lebih dalam untuk membayar tagihan listrik. Sebab, mulai tahun depan, pemerintah berencana menaikkan tarif tenaga listrik (TTL) secara bertahap.

Dalam pidato Rancangan Anggaran Pendapatan dan Be-lanja Negara (RAPBN) dan Nota Keuangan di DPR tadi malam, Presiden Susilo Bambang Yudho-

yono mengatakan usulan kenaikan itu akan disampaikan ke parlemen. Menurut presiden, kenaikan itu perlu untuk menurunkan beban subsidi energi, khususnya subsidi listrik.

“(Kenaikan) Secara otomatis setiap triluwan mulai bulan Januari 2013,” ujar presiden.

Menurut SBY, penyesuaian otomatis secara berkala diterapkan oleh banyak negara di dunia. Antara lain karena beban bagi

LEWAT perjuangan yang luar biasa panjang dan menelan nyawa yang tidak sedikit, Indonesia akhirnya memproklamirkan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Salah satu yang menyaksikan serta merasakan langsung atmosfir kemerdekaan adalah Fredy Engel

Tinangon.Saat itu, lelaki kelahiran Desa

Telap, Kecamatan Eris, Minahasa ini adalah orang kepercayaan salah satu orang penting di Indonesia yang diberi kepercayaan menjadi Gubernur Sulawesi, DR GSSJ Ratulangi.

MERDEKA! Pekikan ini menandakan kebe-basan yang nyata semakin parau, semakin tak ter-

dengar dan hampir hilang. 67 tahun lepas dari penjajah dirasa belum merdeka dari penyelewengan, kesengsaraan dan keserakahan. Ke-sengsaraan dari rasa dendam, ke-sewenangan, rasa ketakutan dan ke-terbelakangan.

Bagi rakyat, pe-mimpin harus dapat membawa bangsa

dan negara ini kepada kemerdekaan yang sejati. Dengan tidak adanya ketergantungan apapun bentuk dan warnanya. Berdiri di atas kaki sendiri atau mandiri.

������������������� � � � �

J U M A T , 1 7 A G U S T U S 2 0 1 2

Alamat: Manado Post CenterManado Town Square Blok B 14/15

Telp. 0431 855558, 855559, Fax: 0431 860398homepage: www.manadopost.co.id

e-mail: [email protected]

Wartawan dan seluruh karyawan event organizer,iklan, dan pemasaran Manado Post dilarang menerima

uang atau pemberian dalam bentuk apapun darisumber berita dan relasi.

Seluruh urusan pembayaran ke Manado Postdalam bentuk advetorial, society, iklan,

dan koran harus melalui kontrakdan atau kwitansi resmi.

Bila sumber atau relasi mensinyalir adanya transaksiilegal sangat dianjurkan menyampaikan sms

pengaduan ke 085343951819

HIKMAH RAMADHAN

CATATAN

Baca Kemerdekaan...... Hal 7

Baca Merdeka... Hal 7

Baca Gross.... Hal 7

Baca Listrik.... Hal 7

Baca Abdi.... Hal 7

NOMOR: 7770 RP.4.000,-

Baca Treis... Hal 7Baca Saksi... Hal 7

Baca Tugu... Hal 7

‘’UTANG uang, bisa dibayar dengan mencicil. Tapi kalau utang budi, saya yakin Tuhan Yesus sudah memperhitungkan berkat mereka yang melakukan

DIRAWAT INTENSIF SILOAM:

Treis Kowaas yang merdeka setelah 11 ta-

hun digerogoti tumor ganas

ovarium.

Treis Akhirnya Merdeka…

Editor: Tommy Waworundeng Peliput: Naomi Siregar

PERINGATAN Hari Kemerdekaan Repu-blik Indonesia di tahun ini, sebagaimana tahun 2011

kemarin terasa spesial karena dirayakan pada saat umat Islam sementara dengan semangat kekhusyuan menjalankan ibadah Puasa.

Memaknai “ke-merdekaan” apalagi jika di-embel-embeli kata “sejati” dari sisi terminologi kehi-dupan kita berbangsa dan bernegara dalam tinjauan nilai-nilai spiritual keagamaan, telah begitu meluber

kajian dan ulasannya, kemudian bila kita bertanya, seberapa besarkah biasnya terasa? Menjawab belum…, tentu akan berkonotasi pesimis dan

Kemerdekaan Sejati

H.JUSUF DANY PONTOH, SAg MH.Ketua MUI Kotamobagu

Oleh: Erwin Pohe

MARKETING SERIES

(4)

MUNGKIN Anda tidak percaya statement di atas?

Dulu saya juga begitu. Saya sudah tiga kali ke New Zealand untuk me-nikmati cantiknya negeri yang memang cantik sekali itu. Tempat film Lord of the Rings dibuat. Ke Swiss, negeri yang aduhai indahnya, selain untuk urusan marketing, juga guna mengajar di St Gallen Business School, Zurich.

Berkeliling bersama Ibu Dubes Lucia dari KBRI di Bern waktu itu, Swiss adalah negara yang cantik secara alamiah sejak lahir. Pemandangannya elok, keindahan natural

Gross National Happiness sebagai

Pengganti GDP

kebaikan itu.” Ungkapan tulus ini meluncur dari bibir Treis Kowaas, perempuan yang terbaring lemah di salah satu ruang rawat inap di Siloam Hospitals Manado. Ia, pada akhirnya menikmati arti

Merdeka!

SEORANG wali kota di Spanyol menjadi perbincangan di seantero jagat berkat aksi Robin Hood-nya merampok sebuah Supermarket

SEMENTARA ITU

Bantu Warga MiskinWali Kota Merampok

Juan Gordillo

Listrik Naik, BBM TidakPidato Kenegaraan Presiden, 30 Anggota DPR Sulut Bolos

Editor: Tommy WaworundengPeliput: Angel Rumeen/JPNN

Abdi Cs Tak Dapat Remisi 41 Napi Langsung Bebas

Editor: Idham MalewaPeliput: Ibrahim Hiola

Fredy Tinangon, Pengawal Pribadi Sam Ratulangi

SIAPA yang percaya adanya Republik Lan Fang kalau melihat kondisi Desa Mandor, Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, saat ini” Padahal, konon desa dengan 813 kepala keluarga tersebut adalah pusat kongsi milik pendiri republik pertama di

Nusantara itu, Lo Fang Pak. Bahkan, berbagai literatur menyebut bahwa kongsi tersebut sangat besar dan makmur.

Butuh waktu sekitar dua jam dari Pontianak untuk bisa mencapai desa yang dipimpin H Effendi tersebut. Beruntung, akses menuju

Menelusuri Sisa-Sisa Kejayaan Lan Fang, “Republik” Pertama di Indonesia (2-Habis)

Tugu Peringatan Jadi Tempat Cari Nomor TogelSudah sangat jarang yang bersembahyang di tugu yang

didirikan untuk menghormati Lo Fang Pak di Mandor, Kalimantan Barat. Kondisi Mandor sekarang merupakan cermin saat kongsi-kongsi Tionghoa, termasuk Lan Fang,

mulai dihancurkan Belanda.

DHIMAS GINANJAR, Mandor

Landak cukup baik karena menjadi jalan internasional. Banyak bus berseliweran mengantar penumpang ke Malaysia hingga Brunei Darussalam atau kembali ke Pontianak.

Begitu sampai Kecamatan Mandor, tidak banyak warga yang tahu letak tugu presiden pertama Republik Lan Fang itu. Pamornya kalah dengan Tugu Mandor, monumen yang dibangun

DISESALKAN: Sebanyak 30 anggota DPR Sulut, tidak hadir saat sidang mendengarkan pidato kenegaraan Presiden RI. Dari 45 anggota, hanya 15 yang hadir. Tampak kursi anggota DPR yang kosong.

Saksi Sejarah Pengibaran Merah Putih

Fredy Engel Tinangon

BERUBAH: Deretan penjual pakaian di pasar Mandor, Pontianak,

Kalimantan Barat. HENDRA EKA/JAWA POS

SEJARAH: Wali Kota Solo Joko Widodo menaiki penutup mesin mobil Esemka yang diproduksi anak negeri. Mobil Esemka yang telah digunakan sebagai mobil dinas Wali Kota Solo ini meru-pakan salah satu bukti kebangkitan Indonesia di usia ke-67 tahun. Wali kota yang berhasil ini menjadi calon kuat Gubernur DKI Jakarta untuk per-tarungan putaran kedua September nanti.

Editor: Stenly Kowaas

Page 2: Manado Post Jumat 17 Agustus
Page 3: Manado Post Jumat 17 Agustus
Page 4: Manado Post Jumat 17 Agustus
Page 5: Manado Post Jumat 17 Agustus
Page 6: Manado Post Jumat 17 Agustus
Page 7: Manado Post Jumat 17 Agustus
Page 8: Manado Post Jumat 17 Agustus
Page 9: Manado Post Jumat 17 Agustus
Page 10: Manado Post Jumat 17 Agustus
Page 11: Manado Post Jumat 17 Agustus

11MAX MANGIMBULUDE

J U M A T , 1 7 A G U S T U S 2 0 1 2

SAMBUNGAN HAL 1KEMERDEKAAN............

SAMBUNGAN HAL 1TREIS...........

SAMBUNGAN HAL 1GROSS............

SAMBUNGAN HAL 1LISTRIK............

SAMBUNGAN HAL 1MERDEKA............

SAMBUNGAN HAL 1TUGU............

SAMBUNGAN HAL 1SAKSI............

SAMBUNGAN HAL 1BANTU............

SAMBUNGAN HAL 1ABDI............

yang sulit ditandingi. Selain itu, karena dua negara tersebut termasuk negara yang sudah tinggi GDP per kapitanya, penduduknya sangat civilized. Semua turis diperlakukan dengan sopan dan terhormat walaupun semuanya mahal.

Di Tiongkok juga banyak keindahan alam yang bisa kita temui. Tapi, karena Tiongkok belum masuk negara kaya, kita masih bisa dengan mudah menemui orang meludah sembarangan. Juga untuk urusan antre. Orang masih demen main serobot dan tidak peduli terhadap turis yang mestinya diperlakukan sebagai tamu.

Amerika punya banyak tempat yang man-made seperti dunia hiburan di Las Vegas, Hollywood, dan Disneyland. Eropa secara umum memang penuh kebuda-yaan yang memesona, tapi tetap saja orang bilang Swiss yang paling cantik.

Persepsi itu langsung buyar begitu saya mendarat di Lapangan Terbang Timpu, ibu kota Bhutan. Saya pergi ke negeri itu untuk sebuah spiritual trip ke tempat-tempat yang lekat dengan Buddhism.

Karena itu, sebelumnya saya ke Tibet dulu, melihat istana Dalai Lama di Lhasa, walaupun sudah ditinggal ngungsi ke India. Setelah

itu, saya pergi ke Nepal, tempat kelahiran Sidharta Gautama dan tempat terkenal untuk melakukan pendakian Pegunungan Himalaya. Baru setelah itu ke Bhutan, negara Buddhis.

Perjalanan khusus itu khusus untuk memperkuat konsep marketing dengan penekanan human spirit. Saya sendiri penasaran, kenapa buku Marketing 3.0 : From Product to Customer to Human Spirit bisa best seller di Korea, Jepang, dan Tiongkok. Apakah karena di negara-negara itu banyak umat Buddha?

Yang saya temukan: Di Tibet saya mengalami penurunan rasa suka terhadap pemerintah Tiongkok yang begitu menjaga ketat tempat-tempat suci orang Tibet. Baik di pasar, tempat keramaian, bahkan Istana Dalai Lama sekalipun. Di Nepal banyak tempat yang masih kotor, malah secara keseluruhan terkesan kumuh.

Di situ mereka selalu mem-banggakan harmoni hidup berdampingan. Banyak kuil Hindu dan Buddha yang berdekatan, mirip dengan Candi Borobudur bagi umat Buddha dan Prambanan yang Hindu. Bagi orang Nepal, Sidharta Gautama yang kelak jadi Buddha adalah reinkarnasi dari salah satu dewa Hindu.

Nepal baru terlihat indah ketika

saya keliling puncak Himalaya dengan pesawat. Mirip Swiss dengan puncak-puncak es abadinya.

Nah, begitu mendarat di Timpu, saya langsung melihat sebuah negara yang hijau, menawarkan ketenteraman dan rasa damai. Di pegunungan hijau yang serasa mengepung kota-kota di Bhutan, rumah tradisional bersorak dengan cat warna-warni. Dengan dasar keseimbangan spirit alam, rumah-rumah itu tidak boleh lebih tinggi daripada pohon di sekitarnya. Malah sembilan puluh persen penduduknya masih mengenakan pakaian tradisional Bhutan.

Partai politik pun dibentuk supaya rakyat bisa belajar berdemokrasi. Internet yang dulu dilarang mulai diperbolehkan dalam kapasitas terbatas. Bhutan ingin membuka diri ke dunia secara step-by-step. Yang unik dan baru, raja tuanya memperkenalkan gross national happiness atau GNH sebagai pengganti gross domestic product (GDP).

Konsep GNH itu memang berasal dari Buddhism, tapi bersifat universal karena melibatkan konservasi alam dan kejujuran dari pejabat pemerintah serta rasa damai dan tertib di kalangan masyarakat. Saat negara-negara dengan GDP per kapita tinggi makin pusing dihajar krisis, para ahli ekonomi

dari sana pun menengok Bhutan membicarakan GNH.

Tiap tahun Bhutan bahkan menyelenggarakan konferensi GNH yang dihadiri para profesor ekonomi dari Barat. Kebalikan dengan Nepal, orang Bhutan berwajah Tionghoa, tapi ekonominya banyak bergantung pada India. Untuk mendapatkan grassroots insight, saya pun rajin mengunjungi kuil dan festival budaya yang berlangsung di sana. Di situlah saya menemukan tiga hal yang mendasar: love, karma, and next life!

Bagaimana manusia harus berbuat baik dengan cinta kepada orang lain supaya dapat karma baik?

Dengan kepercayaan bahwa kehidupan berikutnya akan ter-upgrade terus, maka akan sampai akhirnya pada pintu Nirvana, hidup kekal dan bahagia di sana. Bhante Uttamo, teman saya yang bergelar mahatera, pernah mengatakan kepada saya, buat Buddhism, market share tidak penting.

Yang diutamakan adalah way of life kita sebagai manusia untuk selalu berbuat kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Marketing adalah urusan horizontal kepada orang lain. Kita butuh konsep horizontal marketing yang mendasarkan sikap “baik” kepada orang lain.

Bagaimana pendapat Anda? (*)

dan terlalu naif, mengatakan iya pun kelihatannya terlalu bombastis.

Asumsinya sederhana dan hal ini telah menjadi konsumsi umum, bahwa kemerdekaan bangsa ini dirasakan telah banyak dikotori, dicederai dan dipasung oleh oknum-oknum anak bangsa kita juga, di beragam strata kehidupan mirip pameo “jeruk makan jeruk” dengan mengatasnamakan banyak hal, boleh jadi ini sekedar ungkapan kegamangan tapi insya Allah akan mewakili setiap orang yang sedang berproses mencari arti kemerdekaan sejati, yang telah 67 tahun didengung-dengungkan di bangsa ini.

D a l a m w a h a n a a j a r a n Islam, di salah satu lembaran episode sejarah, Khalifah Umar Bin Khattab R.A pernah berkata “Sejak kapan kamu memperbudak manusia, padahal mereka dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan merdeka,” ucapan Khalifah Umar, yang sangat populer ini, disampaikan kepada Gubernur Mesir Amru bin Ash, pernyataan ini secara eksplisit menunjukkan tentang komitmen dan keberpihakan Islam terhadap kemerdekaan manusia dari segala aspek dan pernyataan sederhana inipun secara implisit mempunyai nilai obyektivitas tinggi bahwa

m e m a k n a i k e m e r d e k a a n seyogyanya tidak boleh sampai kebablasan, apalagi overlap (keluar jalur), kerena Islam memandang kemerdekaan bukan tanpa batas.

Kemerdekaan sejati da-lam Islam adalah totalitas peng-hambaan kepada kuasa Ilahiyah dan kemampuan melapaskan diri dari jeratan nafsu. Ketika seorang Muslim terbebas dari seluruh belenggu setan dan hawa nafsu, lalu mengembalikan seluruh aspek kehidupannya kepada tatanan aturan Allah, disanalah ia sebenarnya mendapatkan kemerdekaan sejati.

Dengan pemahaman ke-merdekaan seperti ini kita boleh yakin, akan melahirkan kekuatan dan keberanian yang maha dahsyat dalam diri seorang muslim.

Fakta sejarah tentang kebenaran pernyataan ini, jelas terlihat saat takluknya dua imperium besar, Persia dan Romawi di awal sejarah Islam oleh kekuatan-kekuatan individual muslim yang telah memahkotai diri dengan “kemerdekaan sejati” salah satu sampelnya, terjadi pada perang Qoddisyiyah salah satu peperangan dalam perjalanan risalah Islam, saat itu Panglima Perang Saad Bin Abi Waqqosh memerintahkan Rabi bin Amir untuk menghadap Rustum seorang panglima perang kerajaan Persia. Rustum bertanya kepada Rabi, tentang tujuan pasukan Islam

datang ke wilayahnya. Kemudian dengan lantang Rabi menjawab dan jawaban itu tercatat oleh tinta emas dalam sejarah, “Kami datang untuk membebaskan manusia dari penghambaan terhadap sesamanya kepada penghambaan terhadap Allah Yang Maha Perkasa, dari dunia yang sempit menuju Dunia yang luas, dari kesewenang-wenangan agama kepada keadilan Islam.

Ungkapan monumenta l pernah ditegaskan oleh Rosu-lullah SAW pada kesempatan yang lain, tentang musuh yang terbesar dan terberat untuk dihadapi manusia adalah hawa nafsu yang sangat eternal dalam dirinya, ketika Rosulullah pulang dari salah satu peperangannya, Beliau bersabda: “Kalian baru kembali dari jihad kecil menuju jihad besar, mereka para sahabat bertanya, dan apakah jihad yang terbesar itu? Nabi Muhammad menjawab, perjuangan hamba Allah (mujahadah) atas hawa nafsu mereka.” Terlepas dari kontradiksi Sanad (isi hadits) dari hadits tersebut, hadits ini memberikan rujukan komparasi, bahwa orang yang mengikuti hawa nafsu, sejatinya bukan hamba Allah tetapi budak nafsu, sebab seseorang pasti akan sangat kerepotan bila mempunyai dua “Majikan besar” dalam dua kutub yang sangat berlawanan, dengan demikian, pembebasan diri dari budak nafsu dengan

strategi pengendalian adalah kemenangan dan kemerdekaan terbesar. boleh jadi inilah aspek maknawy yang paling hakiki saat ini yang bisa cerna, saat peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia 17 Agustus 1945 yang ke 67 tahun 2012 Masehi, hampir berbarengan dengan ending Romadhan tahun 1433 Hijriyah ini.

Akh i rnya J ika konsep kemerdekaan ini menjadi mi l ik umat musl im yang mayoritas mendiami negeri ini, di wujud nyatakan nilainya dengan baik, niscaya kita sangat boleh berharap tidak akan ada lagi praktek-praktek Neoimperialisme di Negeri ini, yang secara implisit kulitnya menawarkan kemakmuran dan kesejahteraan, padahal mereka menjadi predator terhadap sisi kemanusiaan manusia yang lain di banyak starata kehidupan, seperti “Trade mark” Dajjal yang akan datang di akhir zaman yang membungkus kesesatan dalam kotak berjudul kemaslahatan dan perlindungan. Semoga kita akan dilindungi Allah, dari Dajjal-Dajjal yang bertopeng Penguasa, Politikus, Bi rokra t dan se te rusnya . Amiin, Berhati-hatilah,…..MERDEKAKAN DIRIMU KARENA KEMERDEKAAN DIRI ADALAH KEKUATAN YANG MAHA DAHSYAT !!!, Wallahua’lam. bishshawwab.

sebuah kata: Merdeka, sebagai seorang perempuan.

Hari-hari Treis sebelumnya tak selega saat ini. Selama 11 tahun ia menahan rasa sakit yang teramat sangat di bagian perutnya. Ibu muda ini menuturkan, awalnya kebanyakan orang menyangka, ketika itu ia sedang mengandung. Namun sangkaan berubah menjadi rasa heran, lantaran perut Treis secara perlahan membesar tapi tidak ada tanda-tanda akan melahirkan. Apa yang terjadi padanya?

“Pada tahun 2001, saya mendadak sering merasakan sakit perut, menjelang hingga usai menstruasi (mens). Kadang sakitnya di perut sebelah kanan, dan saat mens bulan berikutnya sakit pindah ke perut sebelah kiri. Rasanya itu seperti ditusuk-tusuk,” ucap Treis, Kamis (16/8) kemarin. Mungkin ini hanya efek dari ‘penyakit bulanan’, kira-kira seperti itulah kesimpulan yang tersimpan di dalam pikirannya.

Rutinitas sebagai ibu rumah tangga yang mesti merawat dua orang anak asuhnya, Morgan dan Jordan, perlahan mengalihkan perhatian Treis akan kondisi kesehatan diri sendiri. Hidup pas-pasan pun membuat perempuan kelahiran Pulutan, 37 tahun itu makin enggan berobat ke dokter. Ia berpikir, pekerjaan pendamping hidupnya, James Putong, sebagai petugas keamanan, belum tentu bisa meringankan beban keluarga mereka. Apalagi jika ditambah dengan keluhan penyakitnya. “Saya nggak mau menyerah dengan rasa sakit, karena saya punya tanggung jawab dalam keluarga,” ujarnya dengan tatapan yakin.

Namun, sekuat-kuatnya daya tahan tubuh Treis, toh ia tak bisa menghindar sehingga tumbang. Warga Desa Remboken, Dusun II, Timu, Minahasa ini akhirnya memutuskan berkonsultasi dengan dokter. “Empat tahun lalu (tahun 2008), perut saya sudah membesar. Saya akhirnya ke dokter di Manado. Dan, saya sempat takut karena terkejut dengan diagnosa dokter,” katanya dengan bibir bergetar. “Ternyata ada kista di rahim saya,” ucapnya lagi. Lagi-lagi apa daya, uang tak punya, biaya operasi kista teramat mahal. Terlebih, Treis tak punya jaminan kesehatan dalam bentuk apa pun, baik Jamkesmas atau Jamkesda. Ia pun hanya bisa melabuhkan harapannya dalam doa. “Bila sudah mau anfal (kambuh, red) tinggal beli obat Antalgin dan Amoksilin di warung. Kalau sudah minum dua obat itu,

tunggu beberapa jam saja, nanti hilang rasa nyerinya,” terang Treis.

Pengobatan ala kadarnya itu dia rasa sudah cukup, karena tak mengganggu aktivitas sebagai seorang ibu.

Ketulusan Treis membesarkan dua anak asuhnya ternyata berbuah manis. Ketika kapal rumah sakit milik Amerika USNS Hospital Mercy bersandar di Kota Manado, awal Juni lalu, Treis yang amat bersemangat membawa Morgan untuk menjalani operasi bibir sumbing. Para petugas medis yang melihat kondisi perut Treis, yang ketika itu bak perempuan hamil 7 bulan, kemudian melarangnya masuk ke kapal lantaran dikira sedang hamil. Setelah Treis menjelaskan kondisinya, para medis Amerika dan negara lain di kapal tersebut memutuskan untuk memeriksa lebih lanjut keadaan perut perempuan itu.

Ternyata, tak sekadar kista yang telah lama bersarang, melainkan tumor ganas stadium dua. Demi mengurangi risiko pasca operasi, Treis pun kemudian dirujuk pihak medis USNS Mercy ke Siloam Hospitals Manado.

Setelah melihat riwayat penyakit dan kondisi kehidupan Treis, pihak Siloam tanpa pikir panjang langsung mengambil alih penanganan medis perempuan tersebut. Dr RAA Mewengkang SpOG, selaku dokter spesialis obstetri/ginekologi, segera membentuk tim dokter

praoperasi. Tindakan diteruskan dengan konsultasi bersama tim dokter spesialis kanker di Rumah Sakit Kanker Siloam di Jakarta. Terbentuklah tim dokter yang terdiri dari Dr Ronny AA Mewengkang SpOG, Dr Imam Rasidik SpOG, Dr Roy Ratu SpOG, Dr Mordekey Layhat SpAn, dan Dr Andre Karema SpAn. Pada 8 Agustus kemarin, tim ahli ini kemudian melakukan operasi selama tiga jam. “Di indung telur sebelah kiri, kami dapati tumor ganas ukuran 35 Cm x 25 Cm. Setelah dikeluarkan, kami perkirakan beratnya kira-kira 10-12 Kilogram,” terang Dr Ronny. Ia menambahkan, motivasi para dokter untuk lakukan operasi terhadap pasien ini bukan semata-mata karena tugas, melainkan panggilan jiwa seorang dokter yang telah disumpah untuk menolong sesama, terutama yang benar-benar membutuhkan. “Kami tak akan membiarkan pasien dengan kondisi seperti Treis menderita, selama itu masih bisa diobati,” ucap dokter yang telah mendedikasikan dirinya di dunia medis sejak tahun 1974 ini, sambil menerangkan bahwa Siloam Hospitals Manado tak sepeser pun membebankan biaya operasi dan obat kepada Treis.

Namun, kemerdekaan Treis belum sepenuhnya dia peroleh. Tumor ganas di ovarium (indung telur) tersebut bisa benar-benar sembuh jika dilakukan tindakan pasca

operasi, berupa kemoterapi. “Selama enam bulan, pasien harus menjalani kemoterapi,” kata Dr Ronny. Satu kali kemoterapi dibutuhkan biaya sebesar Rp12 juta-Rp15 juta. Berarti biaya yang mesti dikeluarkan selama enam kali kemoterapi kira-kira Rp82 jutaan. “Setelah kemoterapi, akan dilakukan operasi kedua untuk melihat perkembangan tumor. Jika sudah kering dan tak ada tanda-tanda, maka pasien tidak perlu kuatir lagi,” tambahnya.

Treis amat bersyukur, doanya didengar Tuhan. Andaikan tidak bersabar menghadapi kanker ovarium, andai tidak berniat mengantar Morgan melakukan operasi bibir sumbing di kapal USNS Mercy, ia tidak akan bertemu dengan dokter-dokter handal di Siloam Hospitals Manado. Kini ia masih menunggu, adakah saudara-saudara yang telah merdeka di luar sana yang peduli padanya, pada proses penyembuhan dengan kemoterapi yang membutuhkan biaya besar.

Apa yang menjadi harapan Treis saat ini? “Saya sudah amat bersyukur dengan kebaikan pihak rumah sakit yang mau menangani penyakit saya. Tidak pernah saya sengaja menyusahkan orang lain dengan kondisi ini. Saya hanya percaya, Tuhan tidak pernah terlelap. Ia akan menolong saya, lewat tangan siapa pun yang Ia percayakan,” katanya, dengan airmata syukur yang menetes haru. (***)

Merupakan tugas para pemimpin kita untuk mengemban makna kemerdekaan melenyapkan bidang-bidang tergelap bangsa ini. Adalah tugas para pemimpin bangsa untuk mencari sudut-sudut kegelapan yang mungkin masih melilit bangsanya.

Tidak ada alasan bagi para pemimpin untuk tidak dapat mendeteksi bidang-bidang gelap tersebut. Kemerdekaan suatu bangsa adalah sensor yang membawa terang bagi kesejahteraan bangsa itu sendiri.

Dari data-data ekonomi, moneter sumber daya alam bahkan sumber daya manusia yang menjadi pahlawan devisa bagi negara telah menjadi kuli. Bank-bank, pertambangan-pertambangan, hutan-hutan dan lain sebagainya dikelola pihak luar.

Kita bukan menjadi tuan di negeri kita sendiri, tapi jadi kuli dari negara lain di negeri sendiri. Model penjajahan di era ini ada yang sebutkan penjajahan ekonomi, penjajahan kebudayaan dan sebagainya. Yang merupakan kegelapan bukan terang.

Kita lihat saja kemiskinan, kebodohan, diskriminasi, Korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) masih merupakan sudut kegelapan yang belum dapat dituntaskan. Meski sudah di bentuk Komisi Pemberan tasan Korups i (KPK) dalam pemberantasan penyelewengan yang hasilnya masih jauh dari harapan.

Jika periode kemerdekaan masih menciptakan bidang-bidang kolonialisme berupa kemiskinan, kebodohan diskriminasi dan penyelewengan, maka nilai-nilai kemerdekaan bangsa tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Walau sudah lebih dari sete-ngah abad merdeka, Bangsa Indonesia ternyata belum bisa melepaskan dari belenggu bidang-bidang kegelapan tersebut. Sektor pendidikan yang seharusnya jadi penumpas kebodohan telah dimanipulasi sehingga terwujudlah pendidikan yang komersial, sekolah menjadi lahan bisnis.

Rakyat yang miskin kian terjebak dalam kebodohan tanpa pendidikan yang layak.

Pencapaian yang diraih belum berbanding lurus. Sebab setiap saat rakyat melihat betapa banyak aset bangsa yang dicuri, baik oleh bangsa lain maupun pejabat negeri sendiri.

Indonesia Merdeka lebih dengan otot daripada otak. Heroisme perjuangan dengan bambu runcinglah yang melekat dalam memori kolektif bangsa, lebih cenderung reaksioner menyatakan kedaulatan negeri, tetapi miskin strategi politik, melindungi, melestarikan dan menjadikan kekayaan budaya go international. Rakyat memburu produk impor yang sebenarnya bisa di produksi dalam negeri.

R e v o l u s i k i t a b u k a n membutuhkan warga kaya atau miskin, serta bukan ajang pengadilan rakyat. Jalan Indonesia adalah revolusi sosial. Merdeka dari mentalitas dan struktur feodal, menempatkan rakyat sebagai fokus bernegara, merdeka dari budaya korup.

Bangsa ini perlu membangun integritas. Kemerdekaan masih sebatas formalitas. Penguatan atas kesadaran nasionalisme saat ini membutuhkan keteladanan dari elit politik. Para pemimpin harus dapat memberi contoh kepada seluruh masyarakat Indonesia. Pemimpin harus lebih memperjuangkan tujuan bangsa dari pada kepentingan sempit kelompok.

Tidak habis pikir pula, praktek korupsi merebak luas di Indonesia justru terjadi di tengah-tengah era gencarnya pencanangan kampanye anti korupsi. Entah apa dan siapa yang salah, praktik korupsi di kalangan elite justru berlangsung ganas ditengah upaya penciptaan tata kelola pemerintahan bersih, good governance.

Terlepas dari berbagai tantangan, bangsa Indonesia mempunyai alasan tetap optimis untuk menjadi negara maju dan kuat karena memiliki sumber daya alam yang cukup. Berbagai pencapain pembangunan dan kemajuan selama 67 tahun terakhir memberikan harapan besar.

Kita menuntut kebebasan penuh berdemokrasi, padahal hasilnya bukan rakyat menggunakan kekuasaan, melainkan kekua-saanlah yang mengunakan rakyat. Pengelompokan manusia

memerlukan seorang pemimpin yang dipercayai untuk mengambil keputusan mengenai urusan kehidupan bersama. Pengambilan keputusan seperti ini, per definisi adalah suatu tindakan politik.

Praktek politik jika didalami lebih jauh akan membawa kita pada realitas objektif mengenai keadaan Indonesia saat ini. Tidak mudah menemukan anak bangsa yang didadanya menyala kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Sulit sekali mencari warga bangsa yang masih meyakini bahwa negara ini masih berdaulat penuh. Pada umumnya mereka menyatakan bahwa bangsa ini sudah tidak berdaulat secara politik, tidak mandiri secara ekonomi dan tidak berkepribadian secara kebudayaan.

Elit politik saat ini hanya menjadi pemimpin bagi kelompok kecil. Akibatnya hubungan antara masyarakat dan elit politik seperti terputus. Kualitas elit politik saat ini masih rendah karena sebagian besar terdiri dari politisi yang berpikir pragmatis yang hanya disibukkan berbagai transaksi, negosiasi atau deal.

Untuk mengatasi situasi ini, pemimpin harus kembali merujuk pada tujuan berbangsa dan bernegara sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.

67 tahun bangsa ini telah merdeka, Jikalau bangsa ini tidak mau segera kembali kepada kesejatiannya sebagai bangsa yang merdeka dalam arti yang sebenar-benarnya, maka tak akan pernah bangsa ini menjadi bangsa yang besar. Semestinya semua para elit bekerja untuk mewujudkan semua tujuan bangsa itu.

Banyak hal yang harus dilakukan negara ini. Indonesia telah merdeka,tapi rakyatnya belum merdeka akan keadilan, kemakmuran dan kejujuran. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, saya mengharapkan Indonesia saat ini bisa menjadi merdeka sesungguhnya. Tak ada lagi penderitaan rakyat. Tak ada lagi permusuhan antar umat beragama, tak ada lagi kemiskinan dan diskriminasi serta korupsi.(***)

untuk mengenang tragedi berdarah pembantaian sedikitnya 21.037 warga Kalimantan Barat (Kalbar) oleh tentara Jepang pada 28 Juni 1944.

Ternyata, arah menuju Tugu Lo Fang Pak berbeda dengan monumen tragedi Mandor. Tepatnya, arah pasar Mandor lantas masuk ke kompleks pasar di sisi sebelah kanan. Nah, tugu tersebut berada tepat di belakang samping SDN 20, Jalan Kopiang, Desa Mandor.

“Memang, lebih banyak yang tahu makam Mandor (monumen peringatan, Red),” ujar Effendi. Terkait dengan tugu di tempatnya, dia membenarkan bahwa obelisk tersebut untuk menghormati Lo Thai Pak (sebutan Lo Fang Pak bagi orang Mandor). Namun, dia menggeleng saat ditanya lebih dalam siapa dan apa itu kongsi Lan Fang.

Yang diingat Effendi, pernah berdiri kelenteng di dekat tugu tersebut. Namun, dengan sangat

konsumen terasa lebih ringan dibanding dengan penyesuaian yang hanya dilakukan setiap satu tahun atau lebih. “Penyesuaian TTL ini tentu harus disertai dengan perbaikan struktur tarif dan perbaikan efisiensi terus menerus,” katanya. “Pemerintah menyadari bahwa dalam pelaksanaannya, “penyaluran subsidi yang seharusnya ditujukan kepada masyarakat berpendapatan rendah, “masih banyak yang kurang tepat sasaran, sehingga juga dinikmati oleh masyarakat yang mampu secara ekonomi,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui, pemerintah terakhir kali menaikkan tarif listrik pada 2011 lalu. Pada 2012, pemerintah sebenarnya juga mengusulkan kenaikan tarif listrik, namun ditolak oleh DPR, sehingga batal. Lalu, berapa persen kenaikan tarif listrik pada 2013 nanti, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan, pemerintah mengusulkan kenaikan secara bertahap triwulan, misalnya

sebesar 4 persen. Sehingga, selama satu tahun bisa tercapai akumulasi kenaikan tarif listrik 16 persen. “Dicicil-cicil (kenaikannya) biar tidak terasa,” ujarnya.

Namun, jika tarif listrik dinaikkan rata-rata 10 persen dan parameter lainnya tetap, yakni minyak USD 120 per barel, kurs Rp 9.000 per USD, dan pertumbuhan konsumsi listrik 8 persen, besaran subsidi turun menjadi Rp 87,14 triliun. Dalam pidato tadi malam, SBY mengatakan, subsidi BBM juga harus dikendalikan. Namun, SBY tidak menyebut adanya rencana kenaikan harga BBM subsidi.

30 ANGGOTA DPR SULUT BOLOS

Sementara itu, pemandangan yang sangat memprihatinkan tampak dalam sidang paripurna lanjutan pembacaan pidato RAPBN 2013 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tadi malam. Anggota DPRD Sulut yang hadir hanya 15 dari 45 orang wakil rakyat di Gedung Cengkih Sario ini. Sisanya 30 wakil rakyat sangat disayangkan, tidak hadir saat pidato kenegaraan Presiden SBY.

Sehingga jiwa kenegarawan mereka patut dipertanyakan.

Pimdeprov, Arthur Kotambunan ketika dikonfirmasi mengatakan, ada beberapa anggota yang minta izin. “Sebelumnya agenda sidang ini dilaksanakan sore hari. Perubahan waktu pelaksanaan sidang lanjutan juga baru diketahui kemarin malam. Mungkin ada yang terlanjur mengagendakan acara malam ini,” ujar Kotambunan. Ia menjelaskan, rapat paripurna ini untuk Deprov tidak diwajibkan kuorum. Tampak hadir dalam paripurna ini, Gubernur Dr SH Sarundajang, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kapolda Brigjen Pol Dicky Atotoy, Danrem 131 Santiago Brigjen TNI Jhon Lumban Tobing, Danlantamal VIII Laksma Guguk Handayani, Kepala BIN Brigjen Supangkat, Danlanudsri Letkol Pnb Jorry S Koloay, Kajati Hindiyana SH, Kepala Pengadilan Tinggi Andi Ware Pasiringi SH, Wakil Gubernur Dr Djouhari Kansil, Sekprov Ir Siswa R Mokodongan, para kepala SKPD, dan tokoh masyarakat.(gel/jpnn)

Pada 17 Agustus 1945 sendiri, Sam Ratulangi menempati rumah dinas gubernur di di Jalan Klaperlaan dan Gowa Wegh, Makassar. “Waktu itu, saya seorang diri diperintah langsung oleh pak Ratulangi untuk mengibarkan Bendera Merah Putih,” ujar Tinangon. “Waktu saya menaikan bendera, awalnya yang menyaksikan hanyalah Sam Ratulangi dan keluarga,” sambung lelaki yang menikah dengan Juliana Tumewan pada 16 Januari 1948 tersebut.

Tinangon yang merupakan pengawal pribadi Sam Ratulangi menambahkan, saat bendera Merah Putih berada di tengah tiang, tiba-tiba dari selokan bermunculan ratusan orang. “Mereka adalah pejuang kemerdekaan RI di Makassar yang sebelumnya sembunyi karena takut terpantau tentara penjajah,” ungkap pejuang yang sudah berusia 89 tahun ini.

Ayah dari Emsye, Hermina, Marlin, Hans dan Adri berkisah, saat itu para pejuang muncul dengan memegang bambu runcing,

pedang dan bedil sambil berteriak merdeka. “Sampai saat ini saya merinding mengingat peristiwa heroik waktu itu,” katanya. Kejadian setelah proses pengibaran bendera berujung pada kesedihan. Tinangon mengatakan, beberapa saat setelah bendera dikibarkan, Sam Ratulangi ditangkap di rumah dinasnya.

“Sekalipun saya dan keluarga Mneer Sam menyaksikan penang-kapan oleh tentara penjajah, kami tidak bisa berbuat apa-apa,” ungkap sosok yang pernah mengikuti pendidikan Kaiin Yoseijo (Sekolah Pelayaran Jepang) di Makassar, saat Sam Ratulangi menjadi Gubernur

Sulawesi tahun 1944-1946.Sehari setelah peristiwa

penangkapan, Tinangon mengaku diminta Moovrow (Istri Sam Ratulangi) untuk mencari tahu dimana sang gubernur ditahan. “Cukup lama saya mencari informasi, sampai kemudian muncul kabar bahwa Mneer Sam sudah diasingkan di Pulau Irian Jaya, tepatnya di Serui,” tutup lelaki yang lebih menginginkan dikubur di Desa Telap, Kecamatan Eris, ketimbang di Taman Makam Pahlawan, menyusul Satya Lencana Bintang Gerilya yang pernah disematkan kepadanya. (lee)

Sulut N Putra Surya A SH MH Kamis (16/8) kemarin.

Mantan Plt Wali Kota Manado Abdi Buchari, tahanan kasus dugaan korupsi dana Bantuan Sosial Pemkot Manado membenarkan tidak diberi remisi. ‘’Kami belum dapat remisi,’’ aku Buchari via BBM kepada Koran ini. Surya menjelaskan, remisi diberikan berdasarkan besaran perolehan napi dan anak pidana, tindak pidana Pasal 34, ayat 2 PP 28/2006 (tindak pidana umum). Dari total 1.939 Napi di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Tuminting, Lapas Papakelan sampai Rumah Tahanan Negara (Rutan) yang tersebar di kabupaten dan kota di Sulut, ada sebanyak 41

untuk kemudian menyerahkan hasil rampokan itu kepada masyarakat miskin.

Adalah Juan Manuel Sanchez Gordillo, Wali Kota Marinaleda yang berpopulasi 2.645 yang membuat kehebohan ini. Wali kota di Provinsi Andalusia ini berpartisipasi dalam dua kali aksi penyerbuan di supermarket.

Menurut harian Guardian,

tujuh orang telah ditahan dalam aksi yang dilakukan dengan cara menumpuk troli dengan bahan makanan di supermarket dan keluar tanpa membayar, sementara Gordillo menunggu di luar. Sang walikota berusia 56 tahun itu tidak ditangkap karena dia dianggap sebagai wakil Andalusia di pe-merintahan. Aksi perampokan tersebut dilakukan oleh Gordillo menyusul semakin memburuknya kondisi ekonomi di Spanyol. (vnc)

orang langsung mendapat remisi umum 2 atau langsung bebas. Napi yang langsung bebas tersebar di LP Tuminting 14 orang, LP Tondano 7, LP Tahuna 1 narapidana, LP Bitung 11 orang, Rutan Malendeng 3, dan Rutan Kotamobagu 3. Sisanya tersebar di Cabang Rutan (Crt) Amurang 1 serta Ctr Tamako 1.

Sementara itu napi LP Tomohon, LP Ulu Siau, Crt Enemawira, Crt Lirung serta Crt Tagulandang tidak satupun yang bisa menghirup udara segar. “Besok yang paling banyak bebas dari LP Tuminting berjumlah 14 narapidana,” banding Surya.

Selain napi yang langsung dibebaskan, Kanwilkum dan HAM mengurangi masa tahanan antara 1- 6 bulan untuk para narapidana yang menerima remisi umum 1

(narapidana yang menjalani sisa masa tahanan ). Jumlah mereka sebanyak 1.041. “Mereka itu mendapat remisi bervariasi,’’ jelasnya.

Menurut Surya, para Napi masih akan menerima remisi Hari Raya Idul Fitri 2012. Namun, berapa yang akan menerima remisi Kanwilkum HAM Sulut hingga kemarin belum menerima surat dari Kemenkum dan HAM RI. “Baru kami terima remisi umum yaitu menyambut HUT RI ke 67,” terangnya.

Meski remisi para narapidana Tipikor belum diberikan pada saat HUT ke 67, akan diberikan setelah itu. “Ya kalau remisinya baru keluar misalnya usai Proklamasi tetap akan diberitahukan ke narapidana itu,” singkat Surya. (ctr-01).

terpaksa bangunan yang dulu berada tepat di samping SD tersebut dibongkar warga. “Sudah tidak ada lagi yang sembahyang di sana. Akhirnya dibongkar pada 2005,” imbuhnya.

Tugu tersebut kini berada di belakang dua rumah warga. Hanya berbentuk bangunan tinggi dengan panjang sekitar 3,5 meter yang dikelilingi pagar setinggi paha orang dewasa. Di badan tugu terdapat sebuah tulisan dalam bahasa Mandarin berukuran besar berwarna merah. Di empat sisi bagian bawah juga terdapat tulisan dalam bahasa Mandarin. Di antara pagar tersebut terdapat sebuah patung singa. Selebihnya, ilalang yang mengelilingi bangunan dengan luas sekitar 4 x 4 meter itu. Beberapa artikel di internet menyebut bahwa tugu itu dibangun tepat di area kantor Lo Fang Pak.

Tidak terlalu luas memang. Namun, saat Jawa Pos ke sana Selasa (14/8) lalu masih ada bekas orang bersembahyang. Itu terlihat dari adanya bekas lilin dan mangkuk putih yang belum dibersihkan.

Menurut Effendi, biasanya warga Tionghoa yang melakukan penghormatan bakal membersihkan areal tugu juga. “Tapi, itu sangat jarang. Belum tentu sebulan sekali ada yang datang,” tandasnya.

Dia juga tak tahu pasti kapan tepatnya tugu tersebut dibangun. Bahkan, saat dia bertanya kepada beberapa orang, jawaban itu tak kunjung ditemukan. Apalagi, para tetua, khususnya yang masih memiliki darah Tionghoa, sudah tak ada lagi di Desa Mandor.

Satu hal yang bisa dia pastikan, usia tugu tersebut lebih tua daripada dirinya. Sebab, saat dia masuk desa tersebut pada 1978, tugu itu sudah ada. Tidak banyak perbedaan kecuali kelenteng yang sudah dirobohkan warga.

Minimnya kepedulian membuat monumen tersebut tidak memiliki berbagai fungsi, selain untuk sembahyang. Beberapa pengunjung juga nekat menjadikan tugu tersebut sebagai sarana mencari nomor togel. “Ada saja yang ke sana untuk mencari nomor. Entah siapa yang memulai,” katanya heran.(jpnn)

Page 12: Manado Post Jumat 17 Agustus
Page 13: Manado Post Jumat 17 Agustus
Page 14: Manado Post Jumat 17 Agustus
Page 15: Manado Post Jumat 17 Agustus
Page 16: Manado Post Jumat 17 Agustus
Page 17: Manado Post Jumat 17 Agustus
Page 18: Manado Post Jumat 17 Agustus
Page 19: Manado Post Jumat 17 Agustus
Page 20: Manado Post Jumat 17 Agustus
Page 21: Manado Post Jumat 17 Agustus
Page 22: Manado Post Jumat 17 Agustus
Page 23: Manado Post Jumat 17 Agustus