16
Manajemen dalam islam

Manajemen dalam islam.pptx

Embed Size (px)

Citation preview

Manajemen dalam islam

Manajemen dalam islamManajemen sangat di butuhkan dalam kegiatan kita sehari-hari, baik secara individu dalam mengatur perencanaan waktu, maupun dalam kelompok seperti pengelolaan kehidupan keluarga yang harmonis. Dalam Islam, manajemen merupakan hal pokok yang harus diperhatikan. Hal ini berdasar tujuan Allah SWT menciptakan manusia sebagai khalifah (pemimpin) di bumi. Allah SWT pun telah memberikan pedoman pengelolaannya dalam Al-Quran dan juga Hadist Rasulullah SAW, sehingga segala tindakan yang dilakukan tidak akan menyimpang dan menyempurnakannya sebagai khalifah yang taat pada Allah SWT.Dalam memimpin sebuah organisasi, Al - Quran dalam QS. Al-Anaam ayat 152 menyatakan,Maka hendaklah kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu).Dalam ayat di atas, disebutkan jelas bahwa seorang pemimpin (manajer) harus berlaku adil, kualitas kompetensi individu harus di junjung tinggi tanpa memandang kekerabatan. Disamping itu, seorang pemimpin harus mampu mencegah terjadinya perselisihan dalam organisasinya. Memotivasi para anak buah juga merupakan hal wajib yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin agar organisasi berjalan meningkat, tertib, rapi, dan teratur.

Manajemen dalam islamPrinsip manajemenUntuk melaksanakan kewajiban seorang pemimpin tersebut, diperlukan manajemen yang baik dan sehat. Manajemen yang baik tersebut harus memenuhi syarat-syarat yang tidak boleh di tinggalkan (conditio sine qua non) demi mendapat hasil terbaik dalam rangka mencapai falah. Al-Quran dan Al-Hadist pun telah mensyariatkan beberapa prinsip sebagai berikut : A. Prinsip Amar Maruf Nahi MunkarSetiap muslim harus melakukan perbuatan yang maruf, yaitu perbuatan yang baik dan terpuji seperti tolong-menolong, menegakkan keadilan, mempertinggi efisiensi, dan sebagainya. Sedangkan perbuatan tercela (munkar) seperti korupsi, suap, pemborosan, dan sebagainya harus dijauhi. Wajib hukumnya untuk menyerukan kebajikan dan mencegah kemunkaran bagi para manajer agar keputusan yang diambil mampu dipergunakan secara bijak.Prinsip manajemen B. Kewajiban Menegakkan KebenaranManajemen merupakan suatu metode pengelolaan yang baik dan benar, untuk menghindari kesalahan, kekeliruan, serta untuk menegakkan kebenaran yang telah diatur oleh Allah SWT.

C. Kewajiban Menyampaikan AmanahDalam QS. An-Nisa ayat 58, Allah SWT berfirman, yang artinya,Sesungguhnya Allah SWT memerintahkan kamu untuk menyampaikan amanah kepada yang berhak menerimanya.Seorang manajer perusahaan misalnya, merupakan pemegang amanat dari para pemegang saham, yang wajib mengelola perusahaan dengan baik, sehingga menguntugkan pemegang saham dan memuaskan konsumennya. Celaka baginya apabila menyalahgunakan amanat yang telah diberikan kepadanya, Allah SWT akan menghukumnya baik di dunia maupun di akhirat.Dengan demikian, jelaslah bahwa hak dan kewajiban seseorang dalam manajemen telah diatur secara tegas dalam hukum syariah. Semua hukum tersebut wajib dilaksanakan dan ditegakkan seperti hukum-hukum yang lainnya. Islam memberikan keluwesan dalam ber-ijtihad. Dengan peralatan dalil nash Al-Quran dan Al-Hadist yang ditunjang dengan kemodernitasan ilmu pengetahuan, seorang manajer akan ber-ijtihad dengan hasil yang memuaskan.Landasan Manajemen Islam Ada empat landasan untuk mengembangkan manajemen menurut pandangan Islam, yaitu: kebenaran, kejujuran, keterbukaan, dan keahlian. Seorang manajer harus memiliki empat sifat utama itu agar manajemen yang dijalankannya mendapatkan hasil yang maksimal. Yang paling penting dalam manajemen berdasarkan pandangan Islam adalah harus ada jiwa kepemimpinan. Kepemimpinan menurut Islam merupakan faktor utama dalam konsep manajemen. Mohammad Hidayat, seorang konsultan bisnis syariah, menekankan pentingnya unsur kejujuran dan kepercayaan dalam manajemen Islam. Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang sangat terpercaya dalam menjalankan manajemen bisnisnya. Manajemen yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW, adalah menempatkan manusia bukan sebagai faktor produksi yang semata diperas tenaganya untuk mengejar target produksi. Menurut Hidayat, manajemen Islam pun tidak mengenal perbedaan perlakuan (diskriminasi) berdasarkan suku, agama, atau pun ras. Nabi Muhammad SAW bahkan pernah bertransaksi bisnis dengan kaum Yahudi. Ini menunjukkan bahwa Islam menganjurkan pluralitas dalam bisnis maupun manajemen.Dasar dan Tujuan ManajemenDasar manajemen yang utama sebenarnya adalah manusia itu sendiri. Manusia yang terdiri dari unsur jasmani dan rohani yang memilik kebutuhannya masing-masing. Unsur fisik manusia yang memiliki kebutuhan khusus seperti makan, minum, dan pakaian harus patuh dengan hukum fisik yang ada. Namun, manusia juga harus mampu memanfaatkan akal yang telah dianugerahkan kepadanya untuk mengembangkan ilmu pengetahun dan mengungkap rahasia ciptaan Allah SWT yang ada di langit dan bumi. Dengan demikian, manusia akan mampu membentuk moral spiritual yang ada untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Fungsi moral spiritual ini diperankan oleh hati. Hati berfungsi memberikan pertimbangan nafsu, untuk berusaha memenuhi kebutuhan jasmani dan rohaninya.Dasar dan Tujuan ManajemenManajemen dalam badan usaha, baik industri, niaga dan jasa, tanpa terkecuali industri perbankan, di dorong oleh motif mendapatkan keuntungan (profit). Untuk mencapai itu, manajemen haruslah diselenggarakan dengan efesien. Sikap ini harus dimiliki oleh setiap pengusaha dan manajer dimana pun mereka berada. Namun, dalam masyarakat individualistis, kepentingan bersama dapat ditangguhkan demi kepentingan diri sendiri. Hal ini disebabkan karena mereka telah meninggalkan nilai religius yang berdasarkan hubungan tanggung jawab antara manusia dengan Tuhannya, baik mengenai suruhan maruf dan pencegahan yang munkar, hanya untuk memenuhi kebutuhannya.Sementara itu, dalam Islam, tujuan akhir manajemen adalah tujuan hidup manusia. Seperti yang telah disampaikan, tujuan hidup manusia di bumi adalah sebagai khalifah yang taat hanya kepada Allah SWT (Tauhid) dan yakin tentang adanya hari akhirat.Landasan manajemen islamHidayat mengungkapkan, ada empat pilar etika manajemen bisnis menurut Islam seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

Pilar pertama, tauhid artinya memandang bahwa segala aset dari transaksi bisnis yang terjadi di dunia adalah milik Allah SWT, manusia hanya mendapatkan amanah untuk mengelolanya.Pilar kedua, adil artinya segala keputusan menyangkut transaksi dengan lawan bisnis atau kesepakatan kerja harus dilandasi dengan akad saling setuju.Pilar ketiga, adalah kehendak bebas artinya manajemen Islam mempersilahkan umatnya untuk menumpahkan kreativitas dalam melakukan transaksi bisnisnya sepanjang memenuhi asas hukum ekonomi Islam, yaitu halal.Pilar keempat adalah pertanggungjawaban artinya semua keputusan seorang pimpinan harus dipertanggungjawabkan oleh yang bersangkutan.Fungsi manajemenManajemen memiliki beberapa fungsi yang terkait dengan pencapaian tujuan. Para ilmuan memiliki beragam pendapat tentang fungsi-fungsi manajemen atau juga disebut dengan unsur-unsur manajemen. Menurut Louis A. Allen dalam bukunya yang berjudul Management and Organization, menegemukakan tentang Element of Management terdiri dari, Planning, (perencanaan), Organization (pengorganisasian), Coordination (koordinasi), Motivating (motivasi), Controling (pengawasan) atau disingkat dengan POCMC.Kemudian menurut George R. Terry Planning, Organizing, Actuating, Controling atau disingkat dengan POAC. Sedangkan menurut James A.F. Stoner bahwa fungsi manajemen meliputi, Planning, Organizing, Leading, Controling atau disingkat dengan POLC. Dari beberapa unsur/fungsi manajemen akan mengantarkan kepada tujuan yang diharapkan oleh suatu institusi/organisasi tertentu.Fungsi manajemenDalam konteks Islam manajemen memiliki unsur-unsur yang tidak jauh berbeda dengan konsep manajemen secara umum. Hal ini telah tertuang dalam Al-Quran dan Al-Hadits sebagai falsafah hidup umat Islam. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut.Pertama () atau Planning, yaitu perencanaan/gambaran dari sesuatu kegiatan yang akan datang dengan waktu dan metode tertentu. Sebagaimana Nabi telah bersabda,

Artinya: Sesungguhnya Allah SWT sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan , dilakukan secara itqan (tepat, tearah, jelas, tuntas. (HR. Thabrani). Setiap apa yang diperbuat oleh manusia maka ia harus mempertanggung jawabkannya. Agama mengajarkan umatnya untuk membuaat perencanaan yang matang dan itqan, karena setiap pekerjaan akan menimbulkan sebab akibat. Adanya perencanaan yang baik akan menimbulkan hasil yang baik juga sehingga akan disenangi oleh Allah SWT. Tentunya penilaian yang paling utama hanya penilaian yang datangnya dari Allah SWT.Kedua () atau Organization, merupakan wadah tentang fungsi setiap orang dan hubungan pekerjaan baik secara vertikal maupun horizontal. Dalam QS. Ali Imran : 103, Allah SWT bersabda, Artinya: Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah SWT, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah SWT kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhanAyat di atas menunjukkan bahwa organisasi merupakan kumpulan orang-orang yang bisa diorganisir dengan baik. Maka hendaknya bersatu-padulah dalam bekerja dan memegang kometmen untuk menggapai cita-cita dalam satu payung organisasi dimaksud.Ketiga () atau Coordination, upaya untuk mencapai hasil yang baik dengan seimbang, termasuk diantara langkah-langkah bersama untuk mengaplikasikan planning dengan mengharapkan tujuan yang diidamkan. Allah SWT berfirman, Artinya; Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu kedalam Islam keseluruhannya, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah setan, karena setan itu musuhmu yang nyata. (Al-Baqarah; 208)Apabila manusia ingin mendapat predikat iman maka secara totalitas harus melebur dengan peraturan Islam. Iman bila diumpamakan dengan manusia yang ideal dan Islam sebagai planning dan aturan-aturan yang mengikat bagi manusia, maka tercapainya tujuan yang mulia, memerlukan adanya kordinasi yang baik dan efektif sehingga akan mencapai tujuan ideal.Keempat konsisten sesuai dengan sesuatu yang diembannya, bahkan lebih-lebih meningkatkan spirit lagi karena mereka menganggap bahwa setiap tugas pertanggung jawaban yang paling utama adKeempat () atau Controling , pengamatan dan penelitian terhadap jalannya planning. Dalam pandangan Islam menjadi syarat mutlak bagi pimpinan untuk lebih baik dari anggotanya, sehingga kontrol yang ia lakukan akan efektif. Allah SWT berfirman, Artinya; Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (Q.S. Ash-Shoff; 1)

Menjaga keselamatan dan kesuksesan institusi merupakan tugas utama manajer, baik organisasi keluarga maupun organisasi secara universal. Bagaimana manajer bisa mengontrol orang lain sementara dirinya masih belum terkontrol. Dengan demikian seorang manajer orang terbaik dan harus mengontrol seluruh anggotanya dengan baik. Para pelaksana institusi akan melaksanakan tugasnya dengan alah kepada Sang Khaliq yang mengetahui segala yang diperbuat oleh makhluk-Nya.Kelima () atau Motivation, menggerakan kinerja semaksimal mungkin dengan hati sukarela. Masalah yang berhubungan dengan motivasi Allah SWT telah berfirman,

Artinya: Dan bahwasanya mausia tiada memperoleh selain dari apa yang telah diusahakannya. (Q.S. An-Najm; 39) Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman:

Artinya: Sesungguhnya Allah SWT tidak akan mengobah sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Q.S. Ar-Radu; 11)

Dari dua ayat tersebut di atas berimplikasi adanya motivasi untuk selalu berusaha dan merubah keadaan. Dengan adanya usaha dan adanya upaya merubah keadaan ke arah yang lebih baik akan mengantarkan kepada tujuan dan kesuksesan yang nyata.Dari uraian di atas merupakan bentuk anjuran Islam bagi umat manusia untuk memiliki motivasi dalam menjalani hidup. Dengan tingginya semangat dan motivasi sebagai modal awal dalam meraih kehidupan yang lebih cerah dan terarah. Dengan demikian bahwa planning yang menjadi acuan utama akan dengan mudah untuk bisa direalisasikan, karena dengan berdasarkan agama, motivasi manusia tidak sekedar hanya tumenyelesaikan ntutan duniawi saja, tetapi juga terhadap pertanggung jawaban ukhrawinya.Keenam () atau disebut Leading, mengatur, memimpin segala aktifitas kepada tujuan. Dalam Al-Quran dan Al-Hadits banyak membahas tentang kepemimpinan. Diantaranya firman Allah SWT., dalam surat Al-Anam sebagai berikut,

Artinya; Dialah yang menetapkan kamu menjadi penguasa di muka bumi, dan ditinggikan-Nya sebagaian kamu atas sebagian yang lain beberapa derajat, sebagai cobaan bagimu tentang semua yang diberikannya kepadamu. (Al-Anam; 165)

Dalam konsepi ajaran Islam bahwa pemimpin tidak hanya terfokus kepada seseorang yang yang memimpin institusi formal dan non formal. Tuntutan Islam lebih uiversal bahwa kepemimpinan itu lebih spesifik lagi kepada setiap manusia yang hidup ia sebagai pemimpin, baik memimpin dirinya maupun kelompoknya.Dengan demikian kepemimpinan dalam ajaran Islam dimulai dari setiap individu. Setiap orang harus bisa memimpin dirinya dari taqarrub kepada Allah SWT dan menjahui larangan-Nya. Apabila manusia sudah bisa memeimpin dirinya, maka tidak mustahil bila ia akan lebih mudah untuk memimpin orang lain. Disamping itu pertanggungjawaban pemimpin dalam konteks Islam tidak serta merta hanya kepada sesama manusia, tetapi yang paling utama adalah pertanggungjawaban kepada Khaliknya.Manajemen Barat

Manajemen Timur

Manajemen Islam

Manusia merupakan faktor produksi, sehingga manusia harus bekerja sebaik mungkin dalam mengejar target. Penggajian yang diperoleh berdasarkan hasil pekerjaan.

Manusia diperlakukan secara utuh dan tidak hanya melihat manusia sebagai faktor produksi saja. Penanganan sumber daya manusia dalam manajemen Timur hanya berujung pada peningkatan hasil kerja, yang disebabkan rasa gembira yang timbul akibat diperlakukan sebagai manusia.

Manusia dalam bekerja harus diperlakukan secara adil, semua hasil jerih payahnya harus diperhitungkan meskipun sedikit. Bekerja bukanlah dalam rangka mendapatkan penghasilan saja, namun juga merupakan ibadah yang terkandung dalam pekerjaan itu sendiri.Sehingga, pekerja tidak akan terlalu menuntut karena komponen ibadah dalam Manajemen Islam.

Perbedaan pokok Manajemen Barat, Timur, dan Islam