26
MANAJEMEN EPISTAKSIS SPONTAN MASIF Pembimbing Jurnal : dr. Sudarman, Sp. THT-KL Oleh : Ardiningsih G99131002 Della Rafika I S

Manajemen Epistaksis Masif - Jurnal Dr. Putu

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jurnal

Citation preview

MANAJEMEN EPISTAKSIS SPONTAN MASIF

Pembimbing Jurnal : dr. Sudarman, Sp. THT-KL

Oleh :Ardiningsih G99131002Della Rafika I S

PENDAHULUAN

ANATOMI

Vaskularisasi Rongga Hidung

MANAJEMEN UMUM EPISTAKSIS

Antikoagulan untuk Epistaksis

Ligasi Arteri Sphenopalatina dengan Endoskopi Transnasal

SEJARAH

•tampon diangkat•tampon diangkat

•rongga hidung dibersihkan dari semua gumpalan darah•rongga hidung dibersihkan dari semua gumpalan darah

•Pemeriksaan endoskopi rinci sebelum diberikan agendekongestan

•Pemeriksaan endoskopi rinci sebelum diberikan agendekongestan

•epinefrin pada hidung selama 5-10 menit•epinefrin pada hidung selama 5-10 menit

•disuntikkan lokal anestesi yang mengandung epinefrin•disuntikkan lokal anestesi yang mengandung epinefrin

Persiapan hidung menyeluruh

•maxillary antrostomy•maxillary antrostomy

TEKNIK TESPAL

• Shires et al• Insisi pada dinding nasal lateral : 90%

berhasil• Kauterisasi lebih berhasil dari pemotongan,

• Shires et al• Insisi pada dinding nasal lateral : 90%

berhasil• Kauterisasi lebih berhasil dari pemotongan,

• Tingkat Kesuksesan TESPAL• Kecil• retrospektif85%

• Kumar et al (2003)• Keberhasilan sebesar 98%

• Tingkat Kesuksesan TESPAL• Kecil• retrospektif85%

• Kumar et al (2003)• Keberhasilan sebesar 98%

• Nouraei et al• kegagalan bedah (epistaksis

berulang) 2 minggu setelah TESPAL• Tingkat kegagalan 12%

• Nouraei et al• kegagalan bedah (epistaksis

berulang) 2 minggu setelah TESPAL• Tingkat kegagalan 12%

• Faktor risiko kegagalan :1. Penggunaan warfarin2. Trombosit rendah3. Tidak menggunakan kauterisasi

untuk ligasi SPA

• Faktor risiko kegagalan :1. Penggunaan warfarin2. Trombosit rendah3. Tidak menggunakan kauterisasi

untuk ligasi SPA

Komplikasi TESPAL

Ligasi Arteri Ethmoidalis dengan Endoskopi Transnasal Anterior

• Epistaksis AEA lebih jarang• Secara tradisional -> ligasi

• Insisi eksternal Lynch eksternal• Pemotongan AEA lamina papyracea & periorbita

• Epistaksis AEA lebih jarang• Secara tradisional -> ligasi

• Insisi eksternal Lynch eksternal• Pemotongan AEA lamina papyracea & periorbita

• Syarat TEAEAL• AEA berjalan dalam tulang mesenterium

di dasar tengkorak ethmoid

• Syarat TEAEAL• AEA berjalan dalam tulang mesenterium

di dasar tengkorak ethmoid

Penelitian•mengontrol epistaksis masif di ethmoidPenelitian•mengontrol epistaksis masif di ethmoid

Komplikasi•Bekas luka •Kebocoran cairan spinal •Cedera orbital terkait•Kegagalan mengontrol epistaksis

Komplikasi•Bekas luka •Kebocoran cairan spinal •Cedera orbital terkait•Kegagalan mengontrol epistaksis

Teknik TEAEAL

1. CT scan sinus preoperatif

2. anestesi umum

3. persiapan hidung

Kesuksesan TEAEAL

EMBOLISASI ARTERI

• Pengelolaan endovaskular dalam epistaksis masif pertama (1974)• Pilihan terapi baik

• Pengelolaan endovaskular dalam epistaksis masif pertama (1974)• Pilihan terapi baik

1. Angiogram preembolisasi dari ICA dan ECA1. Angiogram preembolisasi dari ICA dan ECA

2. Embolisasi IMA•Kontralateral•Kadang-kadang arteri wajah kontralateral

2. Embolisasi IMA•Kontralateral•Kadang-kadang arteri wajah kontralateral

3. Resiko -> iskemi jaringan lunak3. Resiko -> iskemi jaringan lunak

4. Dikelola -> pelepasan tampon nasal dini4. Dikelola -> pelepasan tampon nasal dini

Teknik Embolisasi

Keberhasilan Embolisasi

80 dan 90% berhasil Christensen et al

Dari 23 penelitian Tingkat keberhasilan

rata-rata 88%.

Komplikasi Embolisasi

Willem et al sementara minor, sementara mayor persisten

Komplikasi sementara minor 25 dan 50% kasus Terapi konservatif

Komplikasi sementara mayor dan persisten gejala sisa dapat

parah kesakitan

Pembedahan dibandingkan Embolisasi untuk Epistaksis Masif

Pertimbangan

Keunggulan TESPAL

KEUNGGULAN EMBOLISASI

KESIMPULAN