105
MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN MADINATUNNAJAH JOMBANG TANGERAGN SELATAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh Mr. Nawawee Maeroh NIM. 1111018200044 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M

MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN

MADINATUNNAJAH JOMBANG TANGERAGN SELATAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Mr. Nawawee Maeroh

NIM. 1111018200044

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M

Page 2: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan
Page 3: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan
Page 4: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan
Page 5: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan
Page 6: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

ABSTRAKSI

Nama : Mr. Nawawee Maeroh (1111018200044) Judul: Manajemen

Kurikulum Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang

Tangerang Selatan. Skripsi ini di bawah bimbingan Dr. Jejen

Musfah, MA Jurusan Manajen Pendidikan. Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syafir

Hidayatullah Jakarta 2016.

Pesantren merupakan suatu lembaga pendidikan Islam yang

tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar dan mempunyai kekhasan

tersendiri, dimana kiai sebagai figure pemimpin dan santri sebagai

objek yang diberikan ilmu agama dan asrama sebagi tempat tinggal

para santri. Pendidikan ini bertujuan untuk membina warga negara agar

berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam dan

menanamkan rasa keagamaan tersebut pada semua aspek kehidupannya

serta menjadikannya sebagai orang yang berguna bagi agama,

masyarakat, bangsa dan negara.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan manajemen

kurikulum pondok pesantren madinatunnajah. Ada 3 hal yang

dideskripsikan sehubungan dengan manajemen kurikulum pondok

pesantren madinatunnajah, yaitu: perencanaan kurikulum, pelaksanaan

kurikulum dan evaluasi kurikulum. Untuk mengetahui bagaimana

manajemen kurikulum Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang

Tangerang Selatan ini, penulis menggunakan metode penelitian

lapangan seperti observasi, studi dokumen dan wawancara. Analisis

yang digunakan adalah analisi kualitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kurikulum Pondok Pesantren

Madinatunnajah Jombang Tangerang Selatan menggunakan kurikulum

perpaduan antara kurikulum pesantren dengan kurikulum pemerintah

(Kementerian Agama). Manajemen kurikulum pondok pesantren

berjalan cukup baik dan sistematis, dimana kurikulum dirumuskan oleh

tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

atau tujuan kurikulum, mulai dari; perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi. Dengan didukung oleh sumberdaya manusia, sarana dan

prasarana yang memadai untuk mendukung proses pembelajaran, serta

dukungan masyarakat yang tinggi. Namun demikian penulis

memberikan saran bagi pesantren agar lebih meningkatkan efektivitas

manajemen kurikulum, agar pesantren lebih meningkat dan unggul

dalam bidang pendidikan.

i

Page 7: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, segala puji hanya bagi Allah,

Tuhan semesta alam, yang telah memberikan limpahan nikmat dan

karunia-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Sholawat teriringai salam semoga tercurah kepada junjungan besar

Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga dan sahabatnya yang

senantiasa menjadi suri tauladan bagi ummat manusai menuju jalan

yang benar hingga akhir zaman.

Dengan penuh keinsafan dan kelemah yang dimiliki oleh penulis

dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Alhamdulillaah dengan

barokah do‟a, bantuan, bimbingan, motivasi serta dukungan dari

berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Dengan selesai skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih banyak

kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan.

2. Dr. Jejen Musfah, MA. dan Dr. Mua‟rif SAM, M.Pd, selaku

Dosen Pembimbing yang tak henti-henti memberi bimbingan,

masukan, pengarahan serta meluangkan waktu banyak untuk

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Dr. Hasyim Asy‟ari, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Manajemen

Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Manajemen Pendidikan atas ilmu

dan pengalaman yang telah diberikan selama penulis belajar di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. KH. M. Agus Abdul Ghofur Rochim, M.Pd, selaku Pimpinan

Pondok Pesantren , EkoTristiono, S.Pd.I, MM, selaku Sekretasi,

Muhammad Sukron, S.TAh.I, MM, selaku Kepala Biro

Pendidikan Pondok Pesantren Madinatunnajah dan para Ustadz-

ii

Page 8: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

ustadz yang telah mengizinkan serta membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Kedua orang tuaku tercinta ibunda Robiyah dan ayahanda Hj.

Abdullah yang telah berjuang tak kenal lelah untuk do‟a,

mengasuh, mendidik, membimbing, kasih sayang dengan segala

pengorbanan beliau sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini.

7. Adik-adikku tercinta, Suhaimi, Toyibah dan Fakhruddin serta

seluruh saudara-saudaraku sekalian, yang selalu memberi

motivasi dan selalu mendo‟akan sehingga penulis dapat

menyelesiakan skripsi ini.

8. Semua temam-teman Jurusan Manajemen Pendidikan Angkatan

2011, Zulfahmi, Saefullah, Saeful Bahri, Uswatun Hasanah dan

yang lain, yang penulis tidak bisa disebutkan, terimakasih atas

motivasinya untuk penulis.

9. Rekan-rekan seperjuangan senasib sebangsa Melayu Patani serta

rekan-rekan Organisasi Himpunan Pelajar Patani di Indonesia

(HIPPI-JAKARTA) yang selalu memberi semangat dan motivasi

tak terhingga kepada penulis.

Terimakasih atas segalanya. Hanya Allah yang bisa membalas

segala kebaikan yang telah diberikan semua pihak.

Akhir ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum

senpurna oleh keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan waktu

pembuatan yang penulis miliki, oleh sebab itu penulis mengharap kritik

dan saran yang dapat dijadikan bahan untuk melengkapi dan

memperbaiki skripsi ini. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi

semua. Aamiiin.

Jakarta, 23 Oktober 2015

Penulis

iii

Page 9: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................................. i

KATAPENGANTAR ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah .................................................................... 6

D. Perumusan Masalah .................................................................... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 7

BAB II : KAJIAN TEORI

A. Pondok Pesantren ........................................................................ 9

1. Pengertian Pondok Pesantren ................................................ 9

2. Tipologi Pondok Pesantren .................................................... 10

3. Elemen Pondok Pesantren ..................................................... 11

4. Tujuan Pondok Pesantren ...................................................... 12

5. Fungsi Pondok Pesantren ...................................................... 14

6. Kurikulum Pondok Pesantren ................................................ 15

7. Pelaksanaan Kurikulum Pondok Pesantren ........................... 19

B. Manajemen Kurikulum ................................................................ 21

1) Pengertian Manajemen Kurikulum ....................................... 21

2) Ruanglingkup Manajemen Kurikulum ................................. 25

3) Pedoman Pelaksanaan Kurikulum ........................................ 26

4) Komponen-Komponen Kurikulum ....................................... 28

5) Fungsi-Fungsi Manajemen Kurikulum ................................. 30

6) Pengembangan Kurikulum Pesantren .................................... 34

iv

Page 10: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Waktu dan Penelitian ...................................................... 36

B. Sumber Data ............................................................................... 36

C. Metode Penelitian ....................................................................... 36

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrutmen .................................. 37

E. Teknik Analisa Data ................................................................... 39

BAB IV: HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Madinatunnajah ................ 41

1) Letak Geografi ...................................................................... 41

2) Sejarah Singkat ..................................................................... 41

3) Visi dan Misi serta Motto dan Prinsip .................................... 42

4) Keadaan Guru dan Siswa ....................................................... 43

5) Keadaan Sarana dan Prasarana ............................................... 44

6) Profil Kurikulum ................................................................... 45

B. Analisa Manajemen Kurikulum Pondok Pesantren ..................... 46

1) Manajemen Kurikulum Pondok Pesantren ............................. 46

a. Perencanaan Kurikulum ................................................... 46

b. Pelaksanaan Kurikulum ................................................... 48

c. Evaluasi Kurikulum ......................................................... 61

C. Faktor Pendukung dan Penghambat ............................................ 62

1) Faktor Pendukung .................................................................. 62

2) Faktor Penghambat ................................................................ 62

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 64

B. Saran-saran ................................................................................. 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v

Page 11: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Lembar Pengesahan Revisi Proposal Skripsi

LAMPIRAN 2 : Surat Bimbingan Skripsi

LAMPIRAN 3 : Surat Permohonan Izin Penelitian

LAMPIRAN 4 : Keadaan Sarana dan Prasarana

LAMPIRAN 5 : Pedoman Wawancara dan Instrutmen Penelitian

LAMPIRAN 6 : Susunan Pengurus Harian Pondok Pesantren

LAMPIRAN 7 : Job Deskripsi Pondok Pesantren

LAMPIRAN 8 : Poto Kegiatan Penunjang Pembelajaran

LAMPIRAN 9 : Surat Keterangan Penelitian

LAMPIRAN 10 : Daftar Referensi

vi

Page 12: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

DAFTAR TABEL

TABEL 3.1 : Instrutmen Penelitian

TABEL 3.2 : Instrutmen Observasi

TABEL 3.3 : Jenis Dokumen

TABEL 4.4 : Jumlah Santri Tahun Pelajaran 2015-2016

TABEL 4.5 : Jumlah Guru Tahun Pelajaran 2015-2016

vii

Page 13: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesantren adalah lembaga pendidikan yang memiliki karakter

tersendiri yang merupakan fenomena unik khas Indonesia dan telah

teruji eksistensi dan peranannya dalam sejarah perjalanan bangsa

Indonesai. Keberadaan pesantren pun telah lebih dulu ada sebelum

berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia karena pesantren

didirikan oleh masyarakat (Ulama/Kiai) dengan asas kemandirian dan

keikhlasan. Pada awalnya pesantren adalah lembaga pendidikan dan

penyiaran Islam yang berbasis masyarakat, namun sejalan dengan

perubahan dan dinamika yang berkembang di tengah-tengah

masyarakat, pesantren pun dituntut harus mampu menjadi jembatan

tranformasi sosial budaya bagi masyarakat dimana pesantren berada

dalam segala bidang pendidikan dan kehidupan.

Pesantren dengan berbagai macam karakter sebagai miniatur Islam

lagir untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang Islam

secara menyeluruh. Baik melalui peran pendidikan, dakwah, sosial,

budaya, ekonomi dan lain sebagainya. Meskipun sebagian orang

berangapan bahwa pesantren merupakan benteng tradisionalisme yang

sangat tidak kreatif dan inovatif, namun lembaga pendidikan pesantren

memiliki peran yang ideal dalam melakukan transformasi kultural

meskipun berjalan dalam jangka waktu sangat panjang.1

Pada masa sebelum Indonesia merdeka pesantren telah berperan

besar dalam melahirkan pejuang-pejuang yang tangguh dalam

memperjuangkan kemerdekaan. Setelah kemerdekaan pesantren juga

terus berperan dalam mencerdaskan anak bangsa, hal ini sangat senada

dengan tujuan pendidikan nasional sendiri, yaitu mencerdaskan

1 Rohinah M. Noor, MA, KH.Hasyim Asy‟ari Memodernisasi NU & Pendidikan Islam,

(Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2012), Cet. I, h. 88

1

Page 14: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

kehidupan bangsa, sedangkan pesantren di era globalisasi walaupun

sudah mendapat legitimasi dari pemerintah, namun ada juga pandangan

dari kalangan masyarakat bahwa lulusan pesantren hanya bisa shalat

dan mengaji.

Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang memiliki karakter

khusus dalam perspektif wacana pendidikan nasional sekarang ini,

sistem pesantren mendukung spekulasi yang bermacam-macam.

Minimal ada tujuh teori yang mengungkap spekulasi tersebut. Teori

pertama menyebutkan bahwa pesantren merupakan bentuk tiruan

terhadap pendidikan Hindu dan Budha sebelum Islam datang di

Indonesia. Teori kedua mengklaim berasal dari India. Teori ketiga

menyatakan bahwa pesantren ditemukan di Baghdad. Teori keempat

sumber dari perpaduan Hindu dengan Budha (pra Muslim di Indonesia).

Teori kelima mengungkapkan dari kebudayaan Hindu-Budha dan Arab.

Teori keenam menegaskan dari India dan orang Islam Indonesia. Teori

ketujuh menilai dari India, Timur Tengah dan tradisi lokal yang lebih

tua.2

Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang tertua di

Indonesia, pesantren memiliki akar sejarah yang jelas. Menurut para

ahli sejarah orang yang pertama kali mendirikan pesantren terdapat

perselisihan pendapat, sehingga mareka menyebutkan Syaikh Maulana

Malik Ibrahim, yang dikenal dengan Syaikh Maghribi, dari Gurajat,

India, sebagai pendiri pesantren yang pertama di jawa. Pesantren bukan

hanya menekan misi pendidikan saja, melaikan juga dakwah, justeru

misi kedua ini lebih menonjol. Lembaga pendidikan tertua ini selalu

mencari lokasi untuk menyalur dakwah tersebut tepat sasaran sehingga

terjadi benturan antara nilai-nilai yang dibawanya dengan nilai-nilai

yang telah mengakar di masyarakat setempat.3

2 Mujamil Qomar, M.Ag, Pesantren dari Transformasi Metodelogi Menuju

Demokratisasi Institusi, (Jakarta: PT Glora Aksara Pertama, 2005), h. 10 3 Ibid., h. 8

2

Page 15: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

Pengembangan yang mendesak untuk dilakukan di pesantren

adalah pembaharuan yang bersifat horizontal, pembaharuan ini meliputi

sistem pendidikan dan manajemen pesantren. Pembaharuan sistem

pendidikan ini meliputi; jenis, jenjang dan sumberdaya pendidikan.

Pembaharuan jenis pendidikan adalah dengan memasukan jenis

pendidikan lain disamping pendidikan agama seperti pendidikan

akademik atau pendidikan kejuruan (keterampilan). Jenis pendidikan

akademik dimaksud untuk mengantisipasi pesatnya perkembangan ilmu

pengetahuan di luar dunia pesantren, sehingga diperlukan sebuah

pendekatan yang bersifat religius-dokteriner dalam menyampaikan misi

pesantren, sedangkan pembaharuan pendidikan kejuruan adalah untuk

menciptakan relevansi antara dunia pendidikan pesantren dengan

kebutuhan masyarakat. Adapun pembaharuan jenjang pendidikan

tingkat tinggi, pengembangan ini juga erat kaitnya dengan pesatnya

perkembangan ilmu pengetahuan di luar pesantren, sebagian pesantren

sejak lama sudah mengadakan pembaharuan ini. Namun masih terbatas

dengan pendidikan tinggi “keagamaan”, sedangkan pembaharuan

sumber daya manusia adalah pengembangan pendukung dan penunjang

pelaksanaan pendidikan, baik manusia, dana, sarana prasarana.

Pembaharuan ini erat kaitnya degnan kelangsungan hidup pesantren

dimasa depan.4

Dalam manajemen pendidikan nasional, ada tiga faktor dalam

sistem manajemen yaitu manajemen sebagai faktor upaya, organisasi

sebagai faktor sarana, dan administrasi sebagai faktor karsa. Tiga

kategori ini dapat diberikan arah dan perpaduan dalam merumuskan,

mengendalikan pelaksanaan, mengawasi serta menilai pelaksanaan

kebijakan-kebijakan dalam upaya mencapai suatu tujuan, kebutuhan

pesantren akan kebutuhan manajemen yang mendukung dapat

dikatakan cukup mendesak terutama bagi pesantren yang besar dan

4 M. Ali Hasan-Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Pedoman

Ilmu Jaya, 2009), Cet. II, h. 104

3

Page 16: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

memiliki jenis pendidikan yang beragam dengan jumlah santri yang

besar pula. Untuk kategori ini dipandang perlunya menejer yang handal

dan sangat mungkin seorang kiai dalam satu saat bertindak sebagai

menejer. Karena ditangannyalah terletak tanggung jawab, wewenang,

dan kiai harus bertanggu jawab terhadap setiap tindakan dan hasil yang

dibuat oleh satuan organisasi yang menjadi tanggung jawabnya.5

Perkembangan dalam dunia pendidikan yang sangat memberi

pengaruh besar tidak terlepas dengan kurikulum di dalam satuan

pendidikan itu sendiri, karena kurikulum merupakan alat yang penting

dalam keberhasilan suatu pendidikan, tanpa kurikulum yang baik dan

tepat maka akan sulit dalam mencapai tujuan dan sasaran pendidikan

yang telah dicita-cita oleh suatu lembaga pendidikan, karena segala hal

harus ada manajemennya bila ingin menghasilkan sesuatu yang baik,

sesuai dengan apa yang diharapkan, maka hal yang menjadi tolak ukur

paling berpengaruh di antaranya adalah kurikulum yang dikelola

dengan baik, dimana kurikulum senantiasa mengalami perubahan sesuai

dengan perkembangan zaman.

Berkaitkan dengan pesantren sebagai lembaga pendidikan, konsep

kurikulum yang digunakan dalam pesantren tidak hanya mengacu

kepada pengertian kurikulum sebagai materi semata-mata, malaikan

jauh lebih luas dari itu, yakni menyangkut keseluruhan pengalaman

belajar santri yang masih berada dalam tanggung jawab pesantren,

sehingga misi dan cita-cita pesantren dapat berperan dalam

pembangunan masyarakat.

Kurikulum yang digunakan di pondok pesantren Madinatunnajah

Jombang Tangerang Selatan adalah kurikulum perpaduan antara

kurikulum pemerintah (Kementerian Agama) dengan kurikulum

pendidikan pesatren, yang tentunya hal ini akan banyak mata pelajaran

yang diambil oleh santri sehingga manajemen kurikulum harus

dipersiapkan secara tepat dan memberikan kenyamanan dalam belajar

5 Ibid., h. 105

4

Page 17: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

para santri, sehingga lulusannya dapat melanjutkan ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi, baik di dalam maupun di luas negeri.

Manajemen kurikulum dengan sistem Tarbiyatul Mu‟alimin wal

Mu‟alimat Al-Islamiyah (TMI) harus bisa merubah cara pandang

masyarakat yang keliru, hal ini juga harus didukung dengan prestasi

yang dikuasai para santri, sehingga pandangan masyarakat terhadap

pendidikan yang diterapkan di pondok pesatren pada akhirnya bisa

memberi kontribusi besar kepada masyarakat.

Dari gambaran di atas tentunya tidak terlepas dengan peran seorang

pimpinan atau tim penyusun kurikulum pesantren dalam manajemen

kurikulum yang sangat berpengaruh bagi kemajuan lembaganya serta

mempunyai kebijakan strategis untuk mendukung program pemerintah

dalam hal mencerdaskan anak bangsa agar mempunyai sumber daya

manusia yang berkualitas dan berakhlak mulia. Hal yang perlu

dipertimbangkan atau yang menjadi tolak ukur dalam menyusun

kurikulum diantaranya adalah; guru, siswa (santri), sarana prasarana,

dan tenaga kependidikan.

Perpaduan kurikulum pemerintah (Kementerian Agama) dengan

kurikulum pendidikan pesantren pasti akan mempengaruhi proses

pembelajaran yang berlangsung selama 24 (dua puluh empat) jam baik

kegiatan intra kurikuler dan ekstra kurikuler, diantara progam ekstra

kurikuler adalah sperti program Praktik Pengabdian Masyarakat (PPM),

Keterampilan Wirausaha (Koperasi), Tahfiz al-qur‟an dan Pidato Tiga

Bahasa (Arab, Inggeris dan Indonesai) dll, agar terbentuk karakter

kepemimpinan, mental, dan kecekapan hidup kepada setiap santri.

Proses pembelajaran yang efektif, mulai dari proses perencanaan,

pelaksanaan dan evaulasi pembelajaran, karena pembelajaran yang

dikelola dengan manajemen yang efektif diharapkan dapat

mengembangkan potensi santri sehingga memiliki pengetahuan,

keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang terlekat pada santri dan dapat

5

Page 18: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

membantu santri untuk berkembang dan menyesuaikan diri dengan

lingkungannya.

Dari uraian di atas, manajemen dan kurikulum yang baik sangat

penting dilakukan oleh pondok pesantren, maka peneliti merasa tertarik

dan terpanggil untuk melakukan penelitian dengan judul “Manajemen

Kurikulum Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang

Tangerang Selatan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Manajemen kurikulum dan sistem pembelajaran pondok

pesantren kurang efektif.

2. Banyaknya mata pelajaran yang harus diambil oleh peserta

didik.

3. Sarana dan prasarana kurang menunjang kegiatan pembelajaran.

4. Masih adanya masyarakat yang belum mengakui pendidikan

pesantren.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, banyak

variabel yang memengaruhi menejemen kurikulum pesantren. Namun

keterbatasan pada waktu, biaya, tenaga dan sebagainya maka penelitian

ini penulis membatasi pada masalah Manajemen Kurikulum Pondok

Pesantren Madinatunnajah Jombang Tangerang Selatan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat

merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana manajemen kurikulum pondok pesantren

madinatunnajah jombang tangerang selatan.?

6

Page 19: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

2. Faktor apa saja sebagai pendukung dan penghambat dalam

manajemen kurikulum pondok pesantren madinatunnajah

jombang tangerang selatan.?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengetahui bagaimana manajemen kurikulum pondok

pesantren madinatunnajah jombang tangerang selatan.

b. Mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan faktor

pengambat dalam manajemen kurikulum pondok pesantren

madinatunnajah jombang tangerang selatan.

2. Manfaat Penelitian

a. Akademis

1. Penelitian ini diharapakan dapat menjadi salah satu

bahan kajian dalam upaya untuk mendalami manajemen

kurikulum di suatu lembaga pendidikan, khususnya di

Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Tangerang

Selatan.

2. Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui manajemen

kurikulum pondok pesantren mu‟adalah, khusunya

Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Tangerang

Selatan.

3. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar

studi perbandingan bagi penelitian lain yang sejenis.

b. Praktis

1. Sebagai bahan masukan kepada pengelola madrasah di

Pondok pesantren Madinatunnajah Jombang Tangerang

Selatan, khususnya manajemen kurikulum, sehingga

dapat dijadikan bahan tolak ukur untuk mengetahui

7

Page 20: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

dengan jelas berhasil tidaknya dalam melaksanakan

manajemen kurikulum pondok pesantren.

2. Untuk memperbanyak tetang teori dan konsep

manajemen kurikulum di pondok pesantren. Disamping

itu agar dapat dijadikan suatu perbaikan bila dalam

pelaksanaannya masih terdapat kekurangan.

8

Page 21: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pondok Pesantren

1. Pengertian Pondok Pesantren

Kata pesantren yang berasal dan kata santri dengan mendapat

awalan “pe” dan akhiran “an”, yang artinya tempat tinggal para santri

atau tempat murid-murid belajar mengaji dan sebagainya, istilah santri

berasal dari bahasa Tamil yang berarti guru mengajar. Sumber lain

menyebut bahwa kata itu berasal dari kata India Chasti dari akar kata

Shastra yang berarti buku-buku suci, buku-buku agama atau buku-buku

tentang lmu pengetahuan.6

Istilah pesantren sering disebut dalam bahasa sehari-hari dengan

tambahan kata “pondok” menjadi “pondok pesantren”. Dari segi

bahasa, kata pondok dengan kata pesantren tidak ada perbedaan yang

mendasar karena kata pondok berasal dari bahasa Arab Funduq yang

artinya hotel atau pesantren. Dalam pemahaman masyarakat Indonesia

dapat diartikan sebagai tempat berlangsungnya suatu pendidikan agama

Islam yang telah melembaga sejak zaman dahulu, jadi pada hakikatnya

pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan agama Islam.7

Dalam buku berjudul Pedoman Pembina Pondok Pesantren yang di

keluar oleh Departemen Agama mendefinisikan pondok pesantren

adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam yang pada

umumnya pendidikan dan pengajaran tersebut diberikan dengan cara

non-klasikal di mana seorang kiai mengajar santri-santri berdasarkan

kitab-kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh ulama-ulama besar

sejak abad pertengahan, sedangkan para santri biasanya tinggal dalam

pondok pesantren tersebut.8

6 Iskandar Engku, M.A & Siti Zubaidah, M.Ag, Sejarah Pendidikan Islam, (Bandung: PT

Rosdakarya, 2012), Cet. I, h. 172 7 Ibid., h. 172

8 Ibid., h. 172

9

Page 22: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

Secara umum pesantren dapat diklasifikasi menjadi dua, yaitu

pesantren salaf (tradisional) dan pesantren khalaf atau modern.

Pesantren salaf adalah pendidikannya semata-mata berdasarkan pada

pola pengajaran klasikal atau lama, yakni berupa pengajian kitab

kuning dengan metode klasikal serta belum dikombinasikan dengan

pola pendidikan modern, jenis pesantren ini pun bisa meningkat dengan

membuat kurikulum tersendiri. Pesantren khalaf adalah pesantren yang

disamping tetap dilestarikan unsur-unsur utama pesantren, juga

memasukan kedalamnya unsur-unsur modern yang ditadai dengan

sistem klasikal atau sekolah yang adanya ilmu-ilmu umum yang

digabung dengan pola pedidikan pesantren klasikal.

Dengan demikian pesantren modern merupakan pendidikan yang

diperbarui pada segi-segi tertentu untuk disesuaikan dengan sistem

sekolah. Pesantren ini menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan dan

kegiatan pendidikan formal, baik itu jalur umum (SD, SMP dan SMA)

maupun jalur berciri khas agama Islam (MI, MTs, MA, MAK).

Biasanya kegiatan pembelajaran kepesantrenan pada pondok pesantren

yang ini memiliki kurikulum pondok pesantren yang klasikal dan

berjenjang.9

Dengan demikian dapat dikatakan, pondok pesantren merupakan

lembaga pendidikan Islam yang mempunyai kekhasan tersendiri,

dimana seorang kiai sebagai figure pemimpin dan santri sebagai objek

yang diberikan ilmu agama dan asrama sebagi tempat tinggal para

santri.

2. Tipologi Pondok Pesantren

Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam mengalamai

perkembangan bentuk sesuia dengan perubahan zaman, terutama

adanya dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perubahan

bentuk pesantren bukan berarti sebagai pondok pesantren yang telah

9 Ibid., h. 173

10

Page 23: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

hilang keikhlasannya. Dalam hal ini pondok pesantren tetap menjadi

lembaga pendidikan Islam yang tumbuh dan berkembang dimasyarakat

untuk masyarakat.

Secara umum masyarakat mengelompokan pondok pesantren

dalam dua kategori yaitu: (1) pondok pesantren salaf dan (2) pondok

pesantren modern. Sebenarnya ada tiga betuk pondok pesantren yaitu:

(1) bentuk salaf murni, dengan karakteristik yaitu: hanya

menyelenggarakan kajian kitab-kitab kuning yang dikategorikan

sebagai mu‟tabarah dengan sistem bejalar seorang dan badongan, (2)

bentuk salaf yang dikombinasikan dengan sistem lain yaitu

menyelenggarakan pengajian kitab kuning dan membuka sistem

madrasi (klasika) dan (3) Bentuk non-salaf yaitu pesantren yang

menyelenggarakan sistem klasikal dan tidak membuka pengajian kitab

kuning sebagai materi utamanya.10

3. Elemen Pondok Pesantren

Setidaknya pesantren memiliki lima elemen dasar, yaitu: kiai,

santri, masjid, pondok, dan kitab kuning sebagai elemen unik yang

membedakan sistem pendidikan pesantren dengan lembaga pendidikan

liannya. Secara rinci kelima elemen tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Kiai

Kiai memiliki peran yang sangat esensial dalam pendirian,

pertumbuhan, perkembangan dan pengurusan pondok pesantren.

Sebagai pemimpin pesantren, keberhasilan pesantren banyak

bergantung pada keahlian dan kedalaman ilmu, karisma dan

wibawa, serta keterampilan seorang Kiai.

2. Masjid

Hubungan antara pendidikan Islam dan masjid sangat erat dalam

tradisi Islam di seluruh dunia. Masjid sebagai pusat pendidikan

10

Ibid., h. 175

11

Page 24: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

rohani, sosial, politik, dan pendidikan Islam, masjid memiliki peran

yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari dalam

masyarakat. Dalam konteks pesantren, masjid diangap sebagai

“tempat praktek solat lima waktu, khutbah, pengajaran kitab-kitab

Islam klasik dan solat jum‟at”

3. Santri

Santri merupakan unsur yang penting dalam perkembangan sebuah

pesantren, karena langkah pertama dalam membangun pesantren

adalah harus ada murid yang datang belajar dari seorang alim.

Sanrti biasanya terdiri dari dua kelompok, yaitu: santri kalong dan

santri mukim. Santri kalong adalah santri yang tidak menetap

dalam pondok pesantren. Sedangkan santri mukim adalah santri

yang menetap dalam pondok pesantren.

4. Pondok

Pondok adalah tempat sederhana yang merupakan tempat tinggal

kiai bersama para santri. Selain sebagai asrama para santri, pondok

juga digunakan untuk tempat mengembangkan keterampilan

kemandiriannya agar mareka siap hidup mendiri dalam masyarakat

sesudah tamat dari pesantren.

5. Kitab Kuning

Kitab Islam klasik yang dikarang oleh para ulama dahulu.

Dikalangan pesantren kitab Islam klasik sering disebut kitab

kuning. Pada zaman dahulu pengajaran kitab kuning merupakan

satu-satunya pengajaran formal yang diberikan dalam lingkungan

pesantren.11

4. Tujuan Pondok Pesantren

Tujuan umum pondok pesantren adalah membina warga negara

agar berkepribadian muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam

dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada semua aspek

11

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren : Studi Pandangan Hidup Kiai dan Visinya

Mengenai Masa Depan Indonesia, (Jakarta: Pustaka Nasional, 2011), h. 79

12

Page 25: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

kehidupannya serta menjadikannya sebagai orang yang berguna bagi

agama, masyarakat, bangsa dan negara.

Adapun tujuan khusus pondok pesantren adalah sebagai berikut:

a. Mendidik santri anggota masyarakat untuk menjadi orang muslim

yang bertakwa kepada Allah SWT, berkhlak mulia, memiliki

kecerdasan, keterampilan dan sehat lahir batin sebagai warga

negara yang berpancasila.

b. Mendidik santri untuk menjadi manusia muslim selaku kader-kader

ulama yang mubaligh yang berjiwa ikhlas, tabah tangguh,

wiraswasta dalam mengamalkan ajaran Islam secara utuh dan

dinamis.

c. Mendidik santri agar menjadi tenaga-tenaga yang cakap dalam

berbagai sektor pembangunan, khususnya pembangunan mental

spiritual.

d. Mendidik santri untuk membantu meningkatkan kesejahteraan

sosial masyarakat lingkungan dalam rangka usaha pembangunan

masyarakat bangsa.12

Menurut M. Arifin bahwa tujuan didirikannya pendidikan

pesantren pada dasarnya terbagi pada dua yaitu:

a. Tujuan Khusus

Yaitu mempersiapkan para santri untuk menjadi orang alim dalam

ilmu agama yang diajarkan oleh Kiai yang bersangkutan serta

mengamalkannya dalam masyarakat.

b. Tujuan Umum

Yakni membimbing anak didik agar menjadi manusia yang

berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya

menjadi mubaligh Islam dalam masyarakat sekitar dan melalui

ilmu dan amalnya.

Dari beberapa tujuan di atas dapat disimplkan bahwa tujuan

pondok pesantren berfungsi sebagai alat Islamisasi sekaligus

12

Mujamil Qomar, M.Ag. Op. Cit.,h. 7

13

Page 26: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

memadukan tiga unsur pendidikan yakni: 1) ibadah untuk menanamkan

iman, 2) tabligh untuk menyebarkan ilmu, dan 3) amal untuk

mewujudkan kegiatan masyarakat sehari-hari.

5. Fungsi Pondok Pesantren

Dari waktu ke waktu fungsi pesantren berjalan secara dinamis,

berubah dan berkembang mengikuti dinamika sosial masyarakat global.

Pada awalnya lembaga tradisional ini mengembangkan fungsi sebagai

lembaga sosial dan penyiaran agama. Azyumardi Azra menyebut ada

tiga fungsi utama pesantren, yaitu 1) transmisi dan transfer ilmu-ilmu

Islam, 2) pemeliharaan tradisi Islam, dan 3) reproduksi ulama.

Dalam perjalannya hingga sekarang pesantren sudah

menyelenggarakan pendidikan formal baik berupa sekolah umum,

madrasah dan perguruan tinggi. Disamping itu pesantren sudah

menyelenggarakan pendidikan non formal berupa madrasah diniyah

yang mengajarkan bidang ilmu-ilmu agama saja. Pesantern juga

mengembangkan pendidikan fungsinya sebagai lembaga solidaritas

sosial dengan melayani semua lapisan masyarakat muslim tanpa

membedakan sosial ekonomi mareka.13

Fungsi dan peran pesantren dalam kaitan dengan arus perubahan

adalah memproyeksikan nilai-nilai transendental dalam dataran praksis

sebagai nilai yang hidup dan dipraktikan melalui proses pembinaan

yang dilakukan secara sistematis dan simultan.14

Pondok pesantren

memiliki fungsi yang sesuai dengan fungsi pendidikan nasional sebagai

pencetak generasi bangsa yang intelek yang dilandasi nilai-nilai

keislaman dan integritas. Pondok pesantren sebagai lembaga

pendidikan yang berperan terhadap perubahan dan pembangunan

nasional.

13

Sulthon & Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2005),

h. 91. 14

Muin, Pesantren dan Pengembangan Ekonomi Umat, (Jakarta: CV Prasati, 2007), h. 23

14

Page 27: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

Dengan demikian pesantren telah terlibat dalam menegakan negara

dan mengisi pembangunan sebagai pusat perhatian pemerintah. Hanya

saja dalam kiatan dengan peran tradisional, sering diidentifikasi

memiliki tiga peran penting dalam masyarakat Indonesia; 1) Sebagai

pusat berlangsungnya transmisi ilmu-ilmu Islam tradisional, 2) Sebagai

penjaga dan pemelihara keberlangsungan Islam tradisional, dan 3)

Sebagai pusat reproduksi ulama. Lebih dari itu pesantren tidak hanya

memainkan tiga peran tersebut, tetapi juga menjadi pusat penyuluh

kesehatan, pusat pengembangan teknologi tepat guna bagi masyarakat

pedesaan, pusat usaha-usaha penyelamatan dan pelestarian lingkungan

hidup dan lebih penting lagi menjadi pusat pemberdayaan ekonomi

masyarakat di sekitarnya.15

6. Kurikulum Pondok Pesantren

Kurikulum pesantren senantiasa mengacu pada pengertian yang

luas, sehingga bisa meliputi kegiatan-kegiatan intra-kurikuler maupun

ekstra-kurikuler, dan bisa melibatkan di samping aktivitas yang

diperankan oleh santri juga diperankan oleh kiai. Demikian juga

kegiatan-kegiatan yang memiliki bobot wajib diikuti maupun sekadar

anjuran termasuk liputan kurikulum.16

Pemaknaan kurikulum dalam pandangan para ahli pendidikan telah

mengalami pergeseran secara horizontal. Kurikulum dipahami sebagai

sejumlah mata pelajaran di sekolah yang harus ditempuh untuk

mendapat ijazah atau tingkat, maka sekarang pengertian tersebut

berusaha diperluaskan. Kurikulum yang dimaksudkan adalah segala

sesuatu usaha yang ditempuh sekolah untuk memengaruhi belajar, baik

berlangsung di dalam kelas dan di halaman sekolah, maupun di luar

kelas. Kurikulum pesantren dalam wacana selanjutnya senantiasa

mengacu kepada pengertian yang luas, sehinga bisa meliputi kegiatan-

15

Mujamil Qomar, M.Ag, Op. Cit., h. 25 16

Ibid., h. 108

15

Page 28: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

kegiatan intra-kurikuler maunpun ekstra-kurikuler, dan bisa melibakan

disamping aktivitas yang diperankan santri juga diperankan kiai.17

Dengan variasinya kurikulum, maka ada lembaga pendidikan

pesantren yang lebih mengkhususkan diri pada bidang fikih, ada pula

yang mengkhususkan nahwu shoraf dan lain sebagainya. Bahkan pada

perkembangan selajutnya terdapat beberapa pesantren yang khusus

muncul keahlian tidak hanya dibidang keagamaan, misalnya pertanian,

koperasi dan sebagainya.

Kurikulum yang dikembangakan di pesantren pada saat ini dapat

dibedakan menjadi dua jenis sesuai dengan jenis pola pesantren itu

sendiri, yaitu:

1. Pesantren Salaf (tradisional)

Kurikulum pesantren salaf yang statusnya sebagai lembaga

pendidikan non-formal hanya mempelajari kitab-kitab klasik yang

meliputi: Tauhid, Tafsir, Hadis, Usul Fiqh, Tasawuf, Bahasa Arab

(Nahwu, Shoraf, Balaghoh Dan Tajuwid), Mantik, Akhlak.

Pelaksanaan kurikulum pesantren ini berdasarkan kemudahan dan

kompleksitas ilmu atau masalah yang dibahas dalam kitab. Jadi ada

tingkat awal, menengah, dan lanjutan.

Itulah gambaran sekilas isi kurikulum pesantren salafi yang

umumnya keilmuan Islam digali dari kitab-kitab klasik dan

pemberian keterampilan yang bersifat pragmatis dan sederhana.

2. Pesantren Modern

Pesantren jenis ini yang mengkombinasikan antara pesantren

salafi dengan medel pendidikan formal dengan mendirikan satuan

pendidikan semacam SD/MI,SMP/MTs, SMA/SMK/MA bahkan

sampai pada perguruan tinggi. Kurikulum yang digunakan adalah

kurikulum pesantren salaf yang diadaptasikan dengan kurikulum

pendidikan Islam yang disponsori oleh pemerintah (Kementrian

Agama) dalam sekolah (Madrasah), sedangkan kurikulum khusus

17

Ibid., h. 108

16

Page 29: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

pesantren dialokasikan dalam muatan lokal atau diterapkan malalui

kebijaksanaan sendiri.

Gambaran kurikulum lainnya adalah pada pembagian waktu

belajar, yaitu mareka belajar keilmuan sesuai dengan kurikulum

yang ada di perguruan tinggi (madrasah) pada waktu kuliah,

sedangkan waktu selebihnya dengan jam pelajaran yang dapat dari

pagi sampai malam untuk mengkaji keilmuan Islam khas pesantren

(pengajian kitab klasik).18

Kurikulum pondok pesantren yang setara (mu‟adalah) dengan

pemerintah penulis akan uraikan sebagai mana berikut:

a. Landasan Filosofi

Kurikulum Satuan Pendidikan Mu‟adalah dikembangkan dengan

landasan filosofi yang berdasarkan nilai-nilai kepesantrenan untuk

mengembangkan memberikan dasar bagi upaya mengembangkan

kapasitas peserta didik menjadi manusia muslim Indonesia yang

berkualitas yang mengenai ilmu-ilmu agama Islam dan mampu

berkontribusi dalam kehidupan sosial. Landasan filosofi yang dijadikan

pijakan dalam pengembangan kurikulum satuan pendidikan mu‟adalah

seperti berikut:

1) Pendidikan Mu‟adalah berakar pada tradisi pesantren dalam rangka

membentuk manusia seutuhnya yang mampu menjalankan peran

kekhalifahan di muka bumi dan sekaligus sebagai hamba Allah

yang harus mengabdikan dirinya semata-mata kepada Allah dalam

menjalankan peran tersebut.

2) Kurikulum satuan pendidikan mu‟adalah dikembangkan dalam

rangka dasar yang menempatkan peserta didik sebagai subjek

pengetahuan. Kurikulum diarahkan untuk dapat mengembangkan

kapasitas peserta didik sebagai pribadi yang bukan hanya sekadar

mendapatkan pengetahuan keagamaan dari kyai atau ustad, tetapi

18

Ridwan Abawihda, Kurikulum Pendidikan Pesantren dan Tentangan Perubahan

Global, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 117

17

Page 30: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

juga dapat memperoleh dan mengembang pengetahuan melalui

interaksi dengan sesama santri, masyarakat atau sumber belajar

lain.

b. Landasan Sosiologi

Kurikulum satuan pendidikan mu‟adalah dikembangkan atas dasar

pengakuan adanya praktik pendidikan yang sangat baik yang

berlangsung di pesantren dalam rangka mengembang potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah

SWT, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggujawab sebagaimana

termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. Praktik pendidikan yang

sangat baik ini mengkristal pada tradiri kultural yang ada di pesantren.

Pendidikan di pesantren tidak bertujuan untuk mengajar materi,

kekuasaan dan keagungan duniawi, tetapi dilakukan semata-mata

merupakan pengamalan atas kewajiban dan pengabdian kepada Allah

SWT.

Pengembangan kurikulum pada satuan pendidikan mu‟adalah juga

didasarkan atas tradisi yang berorientasi pada pengauasaan kitab kuning

yang merupakan salah satu karakteristik pesantren di tanah air dalam

upaya mencetak kader ulama yang mutafaqqih fid din yang bertumpu

pada nilai-nilai kultural yang mederat (tasamuh). Kegiatan penguasaan

kitab kuning ini dilakukan tidak hanya di ruang kelas, tetapi juga di luar

kelas, dengan masjid sebagai sentral berbagai kegiatan pesantren.

c. Landasan Psikopedagogis

Kurikulum satuan pendidikan mu‟adalah dikembangkan atas dasar

tradisi epistemologi Islam yang meyakini bahwa ilmu tidak hanya

diperoleh melalui kajian eksperimen yang dikalukan secara rasional,

tetapi juga merupakan nur Allah yang terpacar kedalam hati manusia

yang meniscayakan adanya kesucian. Seiring dengan itu maka

pembelajaran dalam kurikulum satuan pendidikan mu‟adalah dipahami

bukan sekadar sebagai proses capaian rasional secara kasbi, tetapi juga

18

Page 31: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

merupakan suatu proses intuitif suci secara ladunni dari Allah SWT

kepada peserta didik. Oleh karena itu, dalam pembelajaran satuan

pendidikan mu‟adalah perlu dibarengi dengan proses penyucian hati

yang dilakukan melalui berbagai kegiatan ubudiyah, mujahadah dan

riyadhah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan bukan untuk

mencari kemegahan dan kedudukan.19

d. Landasan Yuridis

Landasan yuridis pengembangan kurikulum pada satuan

pendidikan mu‟adalah adalah:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Ungang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional;

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

Nasional Pendidikan sebagaimana telah dua kali diubah terakhir

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2015 tentang

perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan

Agama dan Pendidikan keagamaan;

5. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 13 tahun

2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam;

6. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 18 Tahun

2014 tentang Satuan Pendidikan Mu‟adalah dapa Pondok

Pesantren.20

7. Pelaksanaan Kurikulum Pondok Pesantren

Terkait dengan pelaksanaan kurikulum pesantren, seorang guru

dalam melaksanakan pembelajaran untuk dapat mengadopsi atau

19

Kementerian Agama RI, Kerangka Dasar Dan Strutur Kurikulum Satuan Pendidikan

Mu‟adalah Salafiyah Setingkat Madrasah Aliyah, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pesantren

Tahun 2015. h. 7-9 20

Kementerian Agama RI, Pedoman Pendidikan Diniyah Formal, Direktorat Pendidikan

Diniyah dan Pesantren, Tahun 2015. h. 157

19

Page 32: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

mengadaptasi teori-teori pembelajaran dari teori yang digunakan

dengan teori yang baru, yang salah satunya sebagaimana tertuang dalam

peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi (SI) sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kurikulun didasarkan pada kompetensi,

perkembangan dan kondisi santri untuk menguasai kompetensi

yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini santri harus

mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta

memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara

bebas, dinamis dan menyenangkan.

2. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar

belajar, yaitu: (1) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa; (2) belajar untuk memahami dan

menghayati; (3) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat

secara efektif; (4) belajar untuk hidup bersama dan

berguna bagi orang lain; dan (5) belajar untuk membangun dan

menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang efektif,

aktif, kreatif, dan menyenangkan.

3. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan santri mendapat

pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau

percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan

kondisi santri dengan tetap memperhatikan keterpaduan

pengembangan pribadi santri yang berdimensi ketuhanan,

keindividuan, kesosialan, dan moral.

4. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan santri dan

pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka,

dan hangat dengan prinsip tut wuri handayani, ing madyo

mangun karso, ing ngarso sung tulodo (di belakang memberikan

daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan

prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan).

20

Page 33: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

5. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan

multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang

memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber

belajar.

6. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam,

sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan

pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

7. Kurikulum dilaksanakan mencakup seluruh komponen

kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan

diri, diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan

kesinambungan yang cocok dan memadai antara kelas dan jenis

serta jenjang pendidikan.21

Dengan demikian dapat katakan bahwa ketujuh prinsip tersebut

harus diperhatikan, karena pembelajaran merupakan proses

menciptakan santri belajar. Untuk itu, pembelajaran harus dimulai dari

perencanaan, pelaksanaan (proses) dan penilaian hasil belajar. Evaluasi

proses pembelajaran dengan kata lain, pelaksanaan kurikulum

merupakan proses pembelajaran atau interaksi edukatif antara guru

yang menciptakan suasana belajar dan santri yang merespon terhadap

usaha guru tersebut.

B. Manajemen Kurikulum

1. Pengertian Manajemen Kurikulum

Manajemen kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum

yang kooperatif, komprehensif, sistemik, dan sistematis dalam rangka

mewujudkan tercapainya kurikulum. Dalam pelaksanaannya

manajemen kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan konteks

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, otonomi yang diberikan kepada

lembaga pendidikan dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan

21

Permendiknas No 22/2006, Lampiran, 3 (Jakarta: Depdinas, 2006), h. 5-6.

21

Page 34: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi misi

lembaga pendidikan atau sekolah tidak mengambil kebijakan nasional

yang telah ditetapkan.22

Manajemen kurikulum mencakup kegiatan perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi kurikulum. Dalam manajemen kurikulum

kegiatan dititikberatkan pada usaha-usaha pembinaan situasi belajar di

sekolah agar selalu terjamin kelancarannya. Kegiatan manajemen

kurukulum di antaranya sebagai berikut:

a. Perencanaan kurikulum

Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-

kesempatan belajar yang dimaksudkan untuk membina siswa

kearah perubahan tingkah laku yang diinginkan dan menilai

sampai mana perubahan-perubahan telah terjadi pada diri siswa.

Di dalam perencanaan kurikulum minimal ada lima hal yang

memengaruhi perencanaan dan pembuat keputusan, yaitu

filosopis, materi, manajemen pembelajaran, pelatihan guru, dan

sistem pembelajaran.

b. Pelaksanaan kurikulum

Pembelajaran di kelas merupakan tempat melaksanakan

kurikulum dan menguji kurikulum. Dalam kaitan pembelajaran

semua konsep, prinsip, nilai, pengetahuan, metode, alat dan

kemampuan guru diuji dalam bentuk perbuatan, yang akan

mewujudkan bentuk kurikulum yang nyata. Oleh karena itu guru

adalah kunci pemegang pelaksanaan dan keberhasilan

kurikulum. Guru bertindak sebagai perencana, pelaksana dan

penilai serta pengembang kurikulum yang sebenarnya.

c. Evaluasi kurikulum

Evaluasi kurikulum yang efektif lebih bersifat komprehensif

yang di dalamnya meliputi pengukuran. Di samping itu evaluasi

pada hakikatnya merupakan suatu proses membuat keputusan

22

Rusman, M.Pd., Manajemen Kurikulum, (Jakarta: PT Raja Grafino Persada, 2009), h. 3

22

Page 35: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

tentang nilai suatu objek. Keputusan evaluasi tidak hanya

didasarkan pada hasil pengukuran saja, dapat pula didasarkan

pada hasil pengamatan. Baik yang didasarkan pada hasil

pengukuran maupun bukan pengukuran, pada akhirnya

menghasilkan keputusan nilai tentang suatu program atau

kurikulum.23

Terdapat lima prinspi yang harus diperhatikan dalam melaksanakan

manajemen kurikulum, yaitu:

1. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum

merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam manajemen

kurikulum. Pertimbangan bagaimana peserta didik dapat mencapai

hasil belajar sesuai dengan tujuan kurikulum yang harus menjadi

sasaran dalam manajemen kurikulum.

2. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus

berasaskan demokrasi yang menempatkan pengelola, pelaksanaan

dan subjek didik pada posisi yang seharusnya dalam melaksanakan

tugas dengan penuh tanggungjawab untuk mencapai kurikulum.

3. Koopratif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam

kegiatan manajemen kurikulum perlu adanya kerja sama yang

positif dari berbagai pehak yang terlibat.

4. Efektifitas dan efisiansi, rangkaian manajemen kurikulum harus

mempertimbangkan efektifitas dan efisiansi untuk mencapai tujuan

kurikulum sehingga kegiatan kurikulum tersebut memberi hasil

yang berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relatif singkat.

5. Mengarahkan visi mivi dan tujuan, yang ditetapkan dalam

kurikulum, proses manajemen kurikulum harus dapat memperkuat

dan mengarahkan visi, misi dan tujuan kurikulum.24

Dalam proses pendidikan perlu dilaksanakan manajemen

kurikulum agar perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum

23

Ibid., h. 21 24

Ibid., h. 4

23

Page 36: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

berjalan lebih efektif, efisian dan optimal dalam memberdayakan

berbagi sumber belajr, pengalaman belajr, maupun komponen

kurikulum. Ada beberapa fungsi dari manajemen kurikulum di

antaranya sebagai berikut:

1. Meningkatkan efisiansi pemanfaatan sumberdaya kurikulum,

pemberdayaan sumber maupun komponen kurikulum dapat

ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif.

2. Meningkatkan keadilan dan kesempatan pada siswa untuk

mencapai hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat

dicapai oleh peserta didik tidak hanya melaui kegiatan

instrakurikuler, tapi juga ekstrakurikuler dan kokurikuler yang

dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum.

3. Meningkatkan relevansi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan

peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum

yang dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan

hasil yang relevan dengan kebutuhan peserta didik maupun

lingkuangan sekitar.

4. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa

dalam mencapai tujuan pembelajran, pengelolaan kurikulum yang

profesional, efektif dan terpadu dapat memberikan motivasi pada

kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.

5. Meningkatkan efisiansi dan efektifitas proses belajar mengajar,

proses pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat

konsistensi antara desain yang telah direncanakan dengan

pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian ketidaksesuaian

antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan.

6. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu

mengembangkan kurikulum, kurikulum yang dikelola secara

profesional akan melibatkan masyarakat, khususnya dalam mengisi

24

Page 37: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

bahan ajar atau sumber belajar perlu disesuaikan dengan ciri khas

kebutuhan pembangunan daerah setempat.25

Keberhasilan manajemen kurikulum sangat dipengaruhi oleh faktor

manusianya, mulai dari tingkat tpo leader (ditingkat pusat) sampai

dengan tingkat pelaksana dilapangan (guru). Tentu dalam

pelaksanaannya, orang tersebut harus didukung oleh sumber-sumber

lian, seperti sarana dan prasarana, biaya, waktu, teknologi, termasuk

kemampuan manajerialnya.26

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

manajemen kurikulum adalah suatu kegiatan yang dirancang untuk

memudahkan mengelola pendidikan dalam pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar yang di awali dari tahap perencanaan dan di akhiri dengan

evaluasi program, agar kegiatan belajar mengajar dapat terarah dengan

baik.

2. Runglingkup Manajemen Kurikulum

Manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari kurikulum

tingkat satuan pendidikan (KTSP) dan manajemen berbasis sekolah

(MBS). Runglingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi kurikulum. Pada tingkat

satuan pendidikan kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk

merealisasikan dan merelevansikan kebutuhan daerah dan kondisi di

sekolah yang bersangkutan, sehingga kurikulum tersebut merupakan

kurikulum yang intergritas dengan peserta didik maupun dengan

lingkungan sekolah.27

Pokok kegiatan utama studi manajemen kurikulum adalah meliputi

bidang perencanaan dan pengembangan, pelaksanaan dan perbaikan

kurikulum. Manajemen perencanaan dan pengembangan kurikulum

berdasarkan asumsi bahwa: telah tersedia informasi dan data tentang

25

Ibid., h. 5 26

Zainal Arifin, M.Pd, Konsep dan Model Perkembangan Kurikulum, (Bandung :PT

Remaja Rosdakarya, 2011), h. 23-26. 27

Rusman, M.Pd, Manajemen Kurikulum, Op. Cit., h. 4

25

Page 38: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

masalah-masalah dan kebutuhan yang mendasari disusunnya

perencanaan yang tepat. Manajemen pelaksanaan kurikulum

berdasarkan asumsi bahwa kurikulum telah direncanakan sebelumnya

dan siap dioprasionalkan. Manajemen perbaikan kurikulum berdasarkan

asumsi bahwa, perbaikan kurikulum di sekolah perlu diperbaiki dan

dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Evaluasi kurikulum berdasarkan asumsi bahwa perbaikan, perencanan

dan pengembangan, pelaksanaan, pengadministrasian, evaluasi dan

perbaikan kurikulum bergerak dalam satuan sistem dalam siklus yang

berkesinambungan dalam lingkaran proses sistem pendidikan

menyeluruh.28

3. Pedoman-Pedoman Pelaksanaan Kurikulum

Di samping perencanaan yang merupakan tujuan pendidikan dan

susunan bahan pelajaran, pemerintah pusat mengeluarkan pedoman-

pedoman umum yang harus diikuti oleh sekolah untuk menyusun

perencanaan yang sifatnya operasional di sekolah, pedoman-pedoman

tersebut antara lain berupa: struktur program, program penyusunan

akademik, pedoman penyusunan program pelajaran, pedoman program

rencana mengajar, pedoman penyusunan program satuan pelajaran,

pembagian tugas guru, pengaturan siswa ke dalam kelas.

a. Struktur Program

Struktur program adalah susunan bidang pelajaran yang harus

dijadikan pedoman pelaksanaan kurikulum disuatu jenis dan

jenjang pendidikan. Berdasarkan struktur sekolah dapat menyusun

jadual pelaksanaan pelajaran disesuaikan dengan kondisi sekolah

asal tidak menyimpang dari ketentuan yang ada

b. Penyusunan Jadual Pelajaran

Penyusunan Jadual Pelajaran adalah urutan mata pelajaran sebagai

pedoman yang harus diikuti dalam pelaksanaan pembagian

28

Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2012), Cet. XII, h. 20

26

Page 39: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

pelajaran. Jadual bermanfaat sebagai pedoman bagi guru, siswa

maupun kepala sekolah

c. Penyusunan kalender pendidikan

Menyusun rencana kerja sekolah untuk kegiatan selama satu tahun

merupakan bagian manajemen kurikulum terpenting yang harus

sudah tersusun sebelum ajaran baru

d. Pembagian tugas guru

Prinsip manajemen yang sering di kehendaki dilaksanakan di

Indonesia adalah “bottom up policy” bukan “top down policy” yaitu

menampung pendapat bawahan sebelum pimpinan memutuskan

suatu kebijakan, atau keputusan didasarkan atas musyawarah

bersama. Oleh karena itu maka mengadakan pembagian tugas guru,

kepala sekolah tidak main perintah atau main tunjuk tetapi

dibicarakan dalam rapat meja guru sebelum tahun ajaran dimulai.

e. Pengaturan atau penempatan siswa dalam kelas

Pengaturan siswa dalam kelas sebaiknya sudah dilakukan bersama

waktu dengan pendaftaran ulang siswa tersebut. Hal ini akan

mempermudah siswa baru pada peristiwa hari baru masuk ke

sekolah. Oleh karena kemampuan siswa belum kenal, maka yang di

pakai untuk pertimbangan penempatan ke kelas antara lain: jenis

kelamin, asal sekolah, dll.

f. Penyusunan rencana mengajar

Langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru setelah

menerima tugas untuk tahun ajaran yang akan datang adalah

mempersiapkan segala sesuatu agar apabila sudah sampai saat

melaksanakan mengajar tinggal memusatkan perhatian pada

lingkup yang khusus yaitu interaksi belajar mengajar.29

29

Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, (Yogjakarta: Aditya

Media, 2008), h. 133-138

27

Page 40: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

4. Komponen-Komponen Kurikulum

Mengingat bahwa fungsi kurikulum dalam proses pendidikan

adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka hal ini

berarti bahwa sebagai alat pendidikan, kurikulum memiliki bahgian-

bahgian penting dan penunjang yang dapat mendukung oprasinya

dengan baik. Bahgian-bagian ini disebut komponen yang saling

berkaitan, berintraksi dalam berupaya mencapai tujuan.

a. Menurut Hasan Langgulung ada 4 komponen utama kurikulum

yaitu:

1) Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan itu. Dengan

lebih tegas lagi orang yang bagaimana yang ingin kita bentuk

dengan kurikulum tersebut.

2) Pengetahuan (knowledge), informasi-informasi, data-data,

aktifitas-aktifitas dan pengalaman-pengalaman dari mana

terbentuk kurikulum itu. Bagian inilah yang disebut mata

pelajaran.

3) Metode dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guru-guru

untuk mengajar dan memotivasi murid untuk membawa mareka

ke arah yang dikehendaki oleh kurikulum.

4) Metode dan cara penilaian yang dipergunakan dalam mengukur

dan menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yang

direncanakan kurikulum tersebut.

b. Menurut Penulis komponen kurikulum itu meliputi:

1) Tujuan yang ingin dicapai meliputi: (a) tujuan akhir, (b) tujuan

umum, (c) tujuan khusus, (d) tujuan sementara. Di dalam

kurikulum berbasis kompetensi seorang pendidik harus pula

dapat merumuskan kompetensi yang ingin dicapai yaitu: (1)

kompetensi lulusan, (2) kompetensi lintas kurikulum, (3)

kompetensi mata pelajaran, (4) kompetensi dasar.

28

Page 41: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

2) Isi kurikulum

Berupa materi pembelajaran yang diprogram untuk mencapai

tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Materi tersebut disusun

kedalam silabus, dan dalam mengaplikasikannya dicantumkan

pula dalam satuan pembelajaran dan rencana pembelajaran.

3) Media (sarana dan prasarana)

Media sebagai sarana perantara dalam pembelajaran untuk

menjabarkan isi kurikulum agar lebih mudah dipahami oleh

peserta didik. Media tersebut berupa benda (materi) dan bukan

benda (non materi).

4) Strategi

Strategi merujuk pada pendekatan dan metode serta teknik

mengajar yang digunakan. Dalam strategi termasuk juga

komponen penunjang lain seperti : (a) sistem administrasi, (b)

pelayanan BK, (c) remedial, (d) pengayaan, dsb.

5) Proses pembelajaran

Komponen ini sangat penting, sebab diharapkan melalui proses

pembelajaran ini akan terjadi perubahan tingkah laku pada diri

peserta didik sebagai indikator keberhasilan pelaksanaan

kurikulum. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran dituntut

sarana pembelajaran yang kondusif, sehingga memungkinkan

dan mendorong kreativitas peserta didik dengan panduan

pendidik.

6) Evaluasi

Dengan evaluasi (penilaian) dapat di ketahui cara pencapaian

tujuan.30

Evaluasi ditunjukan untuk menilai pencapaian tujuan

yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan mengajar

secara keseluruhan.

30

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), h. 153-155

29

Page 42: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

5. Fungsi-Fungsi Manajemen Kurikulum

Paradigma baru pendidikan tersebut akan berpengaruh terhadap

tatanan manajemen kurikulum, khususnya pada perecanaan kurikulum,

pelaksanaan kurikulum, dan evaluasi kurikulum. Secara garis besar

terdapat beberapa kegiatan berkenaan dengan fungsi manajemen

kurikulum dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Perencanaan kurikulum

Perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan belajar

yang dimaksudkan untuk membina siswa ke arah perubahan

tingkah laku yang diinginkan dan penilaian hingga mana

perubahan-perubahan telah terjadi dapa diri siswa.

a. Fungsi perencanaan kurikulum

Pimpinan perlu menyusun rencana kurikulum secara cermat, teliti,

menyeluruh dan rinci, karena memiliki multi fungsi sebagai

berikut:

1. Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau alat

manajemen, yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber

peserta yang diperlukan, media penyampaiannya, tindakan

yang perlu dilakukan, sumber biaya, tenaga, sarana yang

diperlukan, sistem kontrol dan evaluasi, peran dan unsur-

unsur ketenagaan untuk mencapai tujuan manajemen

operasional.

2. Perencanaan kurikulum sebagai penggerak roda organisasi

untuk menciptakan perubahan dalam masyarakat sesuai

dengan tujuan organisasi. Perencanaan kurikulum yang

matang besar sumbangannya terhadap pembuatan keputusan

oleh pimpinan, dan oleh karenanya perlu memuat informasi

kebijakan yang relevan, disamping seni kepemimpinan dan

pengetahuan yang telah dimilikinya.

30

Page 43: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

3. Perencanaan kuruikulum berfungsi sebagai motivasi untuk

melaksanakan sistem pendidikan sehingga mencapai hasil

optimal.31

2. Pelaksanaan kurikulum

Pelaksanaan kurikulum dibagi menjadi dua tingkat yaitu

pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah dan tingkat kelas. Dalam

tingkat sekolah yang berperan adalah kepala sekolah, dan pada

tingkat kelas yang berperan adalah guru. Walaupun dibedakan

tugas kepala sekolah dengan guru dalam pelaksanaan kurikulum

serta diadakan perbedaan tingkat dalam pelaksanaan administrasi,

yaitu tingkat kelas dan tingkat sekolah, namun dalam pelaksanaan

administrasi kurikulum tersebut senantiasa bergandengan dan

bersama-sama bertanggungjawab melaksanakan proses

administrasi kurikulum.

a. Pelaksanaan kurikulum tingkat sekolah

Pada tingkat ini kepala sekolah bertanggung jawab untuk

malaksanakan kurikulum di lingkungan sekolah yang

dipimpinnya. Kepala sekolah wajib melakukan kegiatan-

kegiatan yakni menyusun rencana tahunan, menyusun jadual

pelaksanaan kegiatan, memimpin rapat dan membuat notula

rapat, membuat statistik dan menyusun laporan.

Pada umumnya pimpinan harus memiliki sikap/tingkah laku

tertentu yang justru merupakan kelebihan dibandingkan dengan

bawahannya yang dipimpin sikap/tingkah laku tersebut antara lain:

1) Mampu mengelola sekolah, 2) Kemampuan profesional atau

keahlian dalam jabatannya, 3) Bersikap rendah hati dan sederhana,

4) Bsersikap menolong, 5) Sabar dan memiliki kestabialan emosi.

(6) Percaya diri, 7) Berfikir kritis.

31

Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Op. Cit., h. 125

31

Page 44: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

b. Pelaksanaan kurikulum tingkat kelas

Pembagian tugas guru harus diatur secara administrasi untuk

menjamin kelancaran pelaksanaan kurikulum di lingkungan

kelas. Pembagian tugas tersebut meliputi tiga jenis kegiatan

administrasi yaitu: 1) Pembagian tugas mengajar, 2)

Pembagian tugas pembinaan ekstra kurikulum, 3) Pembagian

tugas bimbingan belajar.

3. Penilain kurikulum

Sistem penialaian kurikulum adalah proses pembuatan

pertimbangan berdasarkan seperangakt kriteria yang disepakati dan

dapat dipertanggungjawabkan untuk membuat keputusan mengenai

kurikulum. Ada tiga faktor utama yang perlu diperhatikan

antaranya adalah:

1. Pertimbangan adalah pangkal pembuatan keputusan yang

menentukan hasil penilaian untuk ini dibutuhkan informasi

yang akurat, releven dan dapat dipercayai, sehingga

pertimbangan yang dilakukan dan keputusan yang

dihasilkan efektif.

2. Deskripsi objek penilaian adalah perubahan yang terjadi

sebagai produk suatu kurikulum pendidikan. Produk itu

perlu dirinci agar lebih jelas, dapat diamati dan terukur.

3. Kriteria yang dapat dipertanggungjawabkan adalah ukuran-

ukuran yang digunakan untuk menilai suatu objek, dalam

hal ini adalah kurikulum diklat tenaga program.

a. Fungsi penilaian kurikulum

1) Edukatif, untuk mengetahui kedayagunaan dan keberhasilan

kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan

latihan.

2) Intruksional, untuk mengetahui pendayagunaan dan

keterlaksanaan kurikulum dalam rangka pelaksanaan proses

belajar mengajar dan proses diklat.

32

Page 45: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

3) Diagnosis, untuk memperoleh informasi masukan dalam

rangka perbikan kurikulum diklat.

4) Administratif, untuk memperoleh informasi masukan dalam

rangka pengelolaan program diklat.

Penilaian kurikulum diklat berdasarkan asas-asas sebagai

berikut: 1) Rasional, artinya berdasarkan pertimbangan yang

mendasarkan objektif, 2) Spesifikasi, artinya mengandung tujuan

yang jelas dan khusus, 3) Manfaat, artinya bermanfaat sesuai

dengan hakikat peserta yang mempelajari kurikulum tersebut, 4)

Efektivitas, artinya mengacu kepada ciri-ciri dan kondisi yang

perlu untuk menentukan dampak kurikulum, 5) Kondisi, artinya

persyaratan yang diperlukan untuk melaksanakan kurikulum, 6)

Praktis, artinya mengacu kepada faktor-faktor dasar yang

menunjang kurikulum, 7) Desiminasi, artinya berhubungan

dengan pelaksanaan komunikasi yang efektif.

b. Tujuan penilaian kurikulum

Untuk memperoleh informasi yang akurat sebagai bahan

pertimbangan untuk membuat keputusan tentang kurikulum

yang meliputi:

1) Keputusan tentang perencanaan kurikulum yang mengarah ke

pencapaian tujuan umum dan tujuan khusus.

2) Keputusan tentang komponen masukan kurikulum, seperti

ketenagaan, sarana prasarana, waktu dan biaya.

3) Keputusan tentang implementasi kurikulum yang

mengarahkan kegiatan-kegiatan pengajaran dan latihan.

4) Keputusan tentang produk kurikulum yang menyangkut efek

dan dampak program pendidikan.32

Sebagai sebuah lembaga pendidikan, lebih banyak memfokuskan

diri kepada kegiatan akademik. Visi sekolah merupakan sebuah janji

sekolah kepada manyarakat yang harus dicapai melalui berbagai

32

Ibid., h. 238-239

33

Page 46: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

kegiatan sekolah, terutama kegiatan dalam bidang akademik yang

merupakan bagian besar dalam sistem manajemen sekolah

merencanakan suatu kegiatan akademik, yang mana rencana tersebut

kemudian dituangkan dalam suatu dokumen yang disebut kurikulum.

6. Pengembangan Kurikulum Pesantren

Pengembangan kurikulum pesantren pada dasarnya tidak terlepas

dari visi pembangunan nasional yang berupaya menyelamatkan dan

memperbaiki kehidupan nasional yang tertera dalam garis besar hukum

Negara. Oleh karena itu pengembangan tersebut hendaknya

mengakomodasi tuntutan-tuntutan sistematik (Depdiknas, Depag).

Secara konseptual, sebenarnya lembaga pesantren potimis akan

mampu memenuhi tuntutan reformasi pembangunan nasional di atas

dapat dibangun melalui perubahan kurikulum pesantren yang berusaha

membekali peserta didik untuk menjadi subjek pembangunan yang

mampu menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif dan

profesional pada bidangnya masing-masing.

Realitas menunjukan pada saat ini lembaga pesantren telah

berkembang secara bervariasi baik dilihat dari segi isi (kurikulum) dan

bentuk/manajemen/struktur organisasi. Hasan Basri (Dalam Nata,

2001:120-121) mengembangkan lembaga non formatif ini kedalam lima

pola, yakni: 1) pesantren yang hanya terdiri dari masjid dan rumah kiai;

2) pesantren yang terdiri dari masjid, rumah kiai, dan asrama atau

pondok; 3) pesantren yang terdiri dari masjid, rumah kiai, pondok, dan

madrasah; 4) pesantren yang terdiri dari masjid, rumah kiai, pondok,

madrasah dan tempat keterampilan; dan 5) pesantren yang terdiri dari

masjid, rumah kiai, pondok, madrasah, tempat keterampilan,

universitas, gedung pertemuan, tempat olahraga dan sekolah umum.33

Secara sederhana dan lebih mudah dipelajari secara mendalam,

maka rung lingkup studi dikembangkan manajemen kurikulum dalam

33

Sulthon & Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren,Op. Cit., h. 74

34

Page 47: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

tulisan ini, terdiri pada: 1) Manajemen perencanaan dan pengembangan

kurikulum, 2) Manajemen pelaksanaan kurikulum, 3) Supervisi

pelaksanaan kurikulum, 4) Pemamtauan dan penilaian kurikulum, 5)

Perbaikan kurikulum, 6) Disentralisasi dan sentralisasi pengembangan

kurikulum.34

Sebenarnya tidak terhitung prinsip yang dapat digunakan dalam

pengembangan kurikulum, tetapi prinsip-prinsip tersebut dapat

dikelompokkan dua jenis, yaitu prisip umum dan khusus. Prinsip

pengembangan kurikulum secara umum antara lain adalah: 1) Prinsip

berorientasi kepada tujuan dan kompetensi, 2) Relevensi, 3) Efisiansi,

4) Keefektifan, 5) Fleksibilitan, 6) Integritas, 7) Kontinuitas, 8)

Sinkronitas, 9) Objektivitas, 10) Demokrasi. Adapun prinsip

pengembangan kurikulum secara khusus antara lain adalah: 1) Prinsip

tujuan kurikulum, 2) Isi kurikulum, 3) Ditaktik-metodik, 4) Media dan

sumber belajar, 5) Evaluasi.35

Dari keterangan tersebut dampak sangat jelas sekali bahwa ruang

lingkup manajemen kurikulum itu ada prinsip dari proses manajemen

itu sendiri. Hal ini dikarenakan dalam proses pelaksanaan kurikulum

mempunyai titik kesamaan dalam prinsip proses manajemen, sehingga

di dalam pelaksanaan kurikulum harus mengadakan pendekatan dengan

ilmu manajemen.

34

Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Op. Cit., h. 21 35

Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Op. Cit., h. 31-38

35

Page 48: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Madinatunnajah

Jombang Tangerang Selatan, sedangkan untuk waktu penelitiannya

mulai pada bulan Mei sampai bulan Juni 2016 dengan guna waktunya

satu bulan.

B. Sumber Data

Penelitian ini yang menjadi sumber data adalah pimpinan

pesantren, ketua bidang kurikulum, ustadz-ustadz dan sumber lain

seperti dokumen-dokumen dan peristiwa yang terjadi di pesantren

Madinatunnajah Jombang Tangerang Selatan.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode Kualitatif dengan

menggunakan pendekatan deskriptif. Metode kualitatif adalah suatu

penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis

fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, pemikiran orang secara individual

maupun kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan

prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada penyimpulan.

Penelitian kualitatif bersifat induktif: peneliti membiarkan

permasalahan-permasalahan muncul dari data untuk interpretasi. Data

dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi

dalam konteks yang mendetail disertai catatan-catatan hasil wawancara

yang mendalam serta hasil analisis dokumen dan catatan-catatan.

Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yaitu pertama,

menggambarkan dan mengukapkan (to describe and explore) dan kedua

menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain).

Kebanyakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Bebrapa penelitian

36

Page 49: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

memberikan deskripsi tentang situasi yang kompleks dan arah bagi

penelitian selanjutnya.36

D. Teknik Pengambilan Data dan Instrutmen

Dalam penelitian ini, pengambilan data dilakukan secara langsung

di lapangan dengan tiknik pengambilam data yang menggunakan adalah

teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Dari teknik

pengambilan data tersebut penjelasannya dideskripsikan sebagai

berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara yang dilakukan untuk menggali

informasi secara langsung dari informan/sumber informasi. Dengan

mengadakan tanya jawab antara peneliti dengan pimpinan

pesantren, ketua bidang kurikulum dan ustadz-ustadz, dalam

penelitian ini peneliti wawancara langsung dengan pimpinan

pesantren, ketua bidang kurikulum dan ustadz-ustadz. Untuk

memperoleh informasi secara langsung dari pihak yang

bersangkutan dan hasilnya digunakan untuk melengkapi

pembahasan. Karena wawancara adalah teknik yang sangat primer

dalam metode penelitian pendekatan kualitatif.

Tabel 3.1

Instrutmen Wawancara

No Butir Kajian

1 Sejarah berdiri pesantren

2 Keberadaan siswa dan guru

3 Keberadaan sarana prasarana

4 Keberadaan pesantren

5 Kurikulum pesantren

36

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010), Cet. IX h. 54

37

Page 50: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

2. Obeservasi/pengamatan

Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak

menggunakan perkataan atau tidak disertai dengan komunikasi

lisan. Pada umumnya teknik observasi melibatkan panca indra

penglihatan terhadap data visual, ataupun panca indra lain seperti

pendengaran, sentuhan, serta penciuman.37

Dalam pengamatan

penelitian ini berjenis non-partisipatif yaitu peneliti tidak

melibatkan diri dalam kondisi objek yang diamati. Setelah

instrument observasi dibuat, peneliti mulai datang ke lokasi

penelitian untuk melihat fenomena-fenomena yang terjadi di lokasi

tersebut.

Tabel 3.2

Instrutmen Observasi

No Objek Observasi

1 Kegiatan pembelajaran

2 Tata bangunan pesantren

3 Sarana dan fasilitas pesantren

4 Situasi dan dondisi pesantren

5 Kegiatan ekstra kurikuler

3. Studi Dokumen

Studi dokumen adalah cara untuk mencari informasi dari data-

data yang sudah berlalu untuk menguatkan hasil dari observasi dan

pengamatan. Bentuk dokumen bisa berupa gambar, catatan tertulis

baik yang diarsipkan oleh Pondok Pesantren Madinatunnajah

Jombang Tangerang Selatan sendiri, atau dari media cetak dan dari

internet. Setelah instrumen dokumentasi dibuat, maka peneliti

datang ke lokasi penelitian untuk melakukan pencatatan data

37 Djuju, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2006), h. 199

38

Page 51: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

dokumentasi yang diperlukan sebagai penunjang validitas

informasi atau data yang diperoleh peneliti.

Tabel 3.3

Jenis Dokumen

No Jenis data Ada Tdk Ket.

1 SK pendiri pesantren Sedia

2 Surat keterangan Kemenag Sedia

3 Profil pesantren Sedia

4 Buku pedoman guru Sedia

5 Silabus dan RPP Sedia

6 Kitab rujukan pesantren Sedia

7 Kalender akademik Sedia

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses pengaturan urutan data,

mengorganisasikannya ke dalam satu pola kategori, dan satuan urutan

data. Secara rinci langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini,

peneliti melakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, penarikan

kesimpulan dan verifikasi.

1) Reduksi data

Reduksi adalah cara yang dilakukan untuk merangkum,

memilih data-data pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting

dan membuang hal-hal yang tidak penting, sehingga data lebih

jelas. Dengan cara ini data penelitian yang sangat banyak dipilih

sesuai keterkaitan dengan pembahasan. Kegiatan reduksi data

bukanlah suatu hal yang terpisah dan berdiri sendiri dari proses

analisis data, akan tetapi merupakan bagian dari proses itu sendiri.

2) Penyajian data

Penyajian data dalam metode kualitatif adalah teks yang

bersifat naratif. Dengan penyajian tersebut diharapkan data akan

39

Page 52: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

tersaji secara terorganisai, sistematis sehingga mudah difahami.

Dengan penyajian data tersebut diharapkan dapat menguasai data

dan tidak tenggelam dalam data yang begitu banyak.

3) Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Penarikan kesimpulan dan verivikasi merupakan langkah

ketiga dalam proses analisis data. Penarikan kesimpulan ini,

peneliti menemukan hal-hal baru hasil dari penelitian yang

dilakukan. Kemudian dari kesimpulan harus diverifikasi supaya

data yang didapatkan benar apa adanya baik dari deskripsi atau

objek gambar yang kurang jelas menjadi jelas.

40

Page 53: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Madinatunnajah

1. Letak Geografis

Pondok Pesantren Madinatunnajah terletak di Jl. Jombang-BSD

No. 97 Jombang Raya Lele, Kec. Ciputat Kota Tangerang Selatan,

Banten 15414. Pondok Pesantren Madinatunnajah terletak lebih kurang

11 km dari Kampung Utan Ciputat. Adapun batas-batas Pesantren

Madinatunnajah yaitu:

1. Sebelah utara berbatasan dengan rumah penduduk

2. Sebelah timur berbatasan dengan rumah penduduk

3. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan raya

4. Sebelah barat berbatasan dengan rumah penduduk

Pondok Pesantren Madinatunnajah yang dipinggir desa ini dengan

ladang yang luas memberikan keuntungan yang sangat besar bagi

pendidikan yaitu santri dapat belajar dengan tenang dan konsentrasi

dalam mendalami ilmu. Posisi masjid dan bangunan rumah kyai ada di

tengan pesantren sehingga mudah untuk mengadakan kegiatan

pendidikan.38

2. Sejarah Singkat

Pondok Pesantren Madinatunnajah didirikan pada tanggal 14

Febuari 1997 oleh Almukarram Drs. KH Mahrus Amin, sebagai Ketua

Yayasan Pendidikan dan Wakaf Islamiyah Annajah (YPWIA).

Dibangun di atas lahan milik pribadinya seluas 2 hekter (sekarang

berkembang menjadi dua setengah hekter) terletak di Jombang Ciputat

Tnggerang Selatan. Kemudian diresmikan oleh KH. Shoiman

Lukmanul Hakim salah satu pimpinan Pondok Modern Darussalam

Gontor pada tanggal 20 September 1997.

38

Ustad Eko Tristiano, Wawancara pada Tanggal 26 Mei 2016

41

Page 54: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

Pendiri Pondok Pesantren Drs. KH. Mahrus Amin bercita-cita

untuk mendirikan 1000 (seribu) pesantren di Indonesia, sesuai yang

diamanatkan ileh KH. Imam Zarkasyi Pendiri Pondok Modern Gontor.

Maka ketika mendapat kesempatan untuk berdoa di dalam Ka‟bah,

beliau memohon agar diberikan kemampuan untuk mewujudkan cita-

citanya tersebut melalui Darunnajah sebagai lambang perjuangan

Rasulullah SAW di Makkah, dan Madinatunnajah sebagai lambang

perjuangan di Madinah.

Oleh karena itu, keberadaan Pondok Pesantren Madinatunnajah di

setiap daerah diharapkan memberi manfaát sebesar-besarnya bagi

masyarakat Indonesia, dengan memberikan kesempatan pendidikan

kepada anak-anak bangsa dan memberikan beasiswa untuk anak-anak

yatim dan dhu‟afa serta kader-kader daerah.

Proses pendidikan dan pengajaran di Pesantren Madinatunnajah

berlangsung selama dua puluh empat jam, baik di dalam dan di luar

kelas, agar terbentuk karakter kepemimpinan, mental dan kecakapan

hidup (life skill) pada diri setiap santri yang berasal dari seluruh

nusantara dan luar negeri.39

3. Visi dan Misi serta Motto dan Prinsip

Visi

“Mendidik dan menyiapkan kader-kader pemimpin ummat dan

bangsa yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, berpengetahuan

luas, terampil dan ulet”

Misi

a. Menyelenggarakan pendidikan yang bertujuan untuk menyiapkan

kader pemimpin ummat dan bangsa.

b. Mendidik para santri agar memiliki imam dan taqwa dan akhlak

mulia serta berpengetahuan luas.

c. Membina para santri agar terampil dan ulet dalam kehidupannya.

39

Studi Dokumen pada Tanggal 14, 24 dan 26 Mei 2016 (2016 : 1)

42

Page 55: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

d. Menyiapkan santri yang berguna dan kembali ke masyarakat.

Moto

a. Berakhlak mulia

b. Berwawasan cendekia

c. Berbudaya madani

Prinsip

“Berdiri di atas dan untuk semua golongan”.40

4. Keadaan Guru dan Siswa (Santri)

a. Jumlah santri Tarbiyatul al-Muallimin wa al-Muallimin al-

Islamiyah (TMI)

Tabel 4.4

Jumlah Santri Tahun Pelajaran 2015-2016

No Jenjang Pendidikan L P Jumlah

1 Madrasah Diniyah /TPQ 64 52 116

2 Raudhatul Athfal 35 38 73

3 Madrasah Ibtidaiyah 87 88 175

4 Madrasah Tsanawiyah 108 105 113

5 Madrasah Aliyah 82 50 132

6 Ma‟had Aly 36 11 47

JUMLAH 412 344 756

Julam santri pada umum mengalami peningkatan pada setiap

tanuh, hal ini tidak terlepas dengan peran dukungan dan kepercayaan

masyarakat kepada pesantren. Menurut hasil wawancara dengan

pimpinan dan para ustadz, jumlah santri pada setiap tahun selalu

40

Studi Dokumen pada Tanggal 14, 24 dan 26 Mei 2016 (2016 : 1)

43

Page 56: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

meningkat, dikarenakan ada beberapa faktor yang mendukung seperti

peran lulusan (alumni) pesantren dan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler

seperti khitanan masal, pemeriksaan umum, majlis taklim Pesan Ulama

(Pengajian dan Silaturrohim Awal Bulan Bersama Ulama) serta

kegiatan sosial keagamaan lainnya, sehingga bermanfaat dan bisa

memberi kontribusi kepada masyarakat.

b. Jumlah guru Tarbiyatul al-Muallimin wa al-Muallimin al-

Islamiyah (TMI)

Tabel 4.5

Jumlah Guru Tahun Pelajaran 2015-2016

No Jenjang Pendidikan L P Jumlah

1 Madrasah Diniyah /TPQ - 10 116

2 Raudhatul Athfal - 7 73

3 Madrasah Ibtidaiyah 9 11 175

4 Madrasah Tsanawiyah 16 15 113

5 Madrasah Aliyah 12 12 132

6 Ma‟had Aly 10 - 47

JUMLAH 47 55 102

5. Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana pendidikan sangatlah penting dan bermanfaat

untuk menunjang kelancaran proses pembelajaran karena meskipun

kegiatan pembelajaran sudah baik, namun tidak didukung dengan alat-

alat atau sarana prasarana pendidikan maka hasil yang diperoleh tidak

akan sempurna sesuai yang diharapkan. Menurut hasil observasi

penulis, sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan pendidikan

dan pembinaan santri Tarbiyatul al-Muallimin wa al-Muallimin al-

44

Page 57: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

Islamiyah (TMI) cukup memadai, terdiri dari sarana prasarana yang

menunjang kegiatan pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas,

sehingga kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan bisa

mengembangakan minat dan bakat para santri melalui berbagai kegiatan

intra kurikuler dan ekstra kurikuler. Sarana prasarana yang dimiliki oleh

pesantren di antaranya adala: 1) Ruang kelas yang berfungsi sebagai

tempat kegiatan pembelajaran teori. 2) Ruang perpustakaan yang

berfungsi tempat kegiatan santri dan guru mendapat informasi dari

berbagai bahan jenis buku yang tersedia. 3) Laboraturium komputer

yang berfungsi sebagai tempat praktik pembelajaran komputer. 4)

Ruang pimpinan yang berfungsi sebagai tempat melakukan kegitan

pengelolaan pesantren. 5) Ruang guru yang berfungsi sebagai tempat

guru bekerja dan istirehat serta bisa juga sebagai tempat menerima tamu

dari luar. dll

6. Profil Kurikulum

Hasil pengamatan penulis, kurikulum yang berlaku di Pondok

Pesantren Madinatunnajah adalah perpaduan antara kurikulum

pendidikan pesantren dengan kurikulum pemerintah (Kementerian

Agama), sehingga lulusannya dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan

yang lebih tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri. Tarbiyatul al-

Muallimin wa al-Muallimin al-Islamiyah (TMI), dapat ketahui bahwa

TMI Pondok Pesantren Madinatunnajah adalah jenjang pendidikan

selama 6 (enam) tahun yaitu, I, II dan III yang setara dengan kelas I, II,

III SMP dan kelas IV, V dan VI yang setara degnan kelas I, II dan III

SMA dengan menggunakan kurikulum yang berkolaborasi, sesuai

dengan nama Tarbiyatul al-Muallimin wa al-Muallimin al-Islamiyah

(TMI), mendidik santrinya untuk mampu mendidik, memimpin dan

mampu berdakwah dengan harapan ketika kembali ke daerah masing-

masing dengan konsep Islam, agar agama Islam tetap tegak.41

41

Wawancara dengan Pimpinan Pesantren pada Tanggal 26 Mei 2016

45

Page 58: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

Pesantren Madinatunnajah menyelenggarakan program pendidikan

yang berjenjang mulai dari pra-sekolah sampai ke perguruan tinggi,

yaitu:

1. Madrasah Diniyah Taklimiyah/Taman pendidikan Al-qur‟an

2. Raudhatul Athfal/Taman Kanak-Kanak

3. Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar

4. Tarbiyatu Al-Muallimin Al-Islamiyah yaitu, setingkat dengan

MTs/SLTP dan MA/SLTA

5. Ma‟had Aly/Perguruan Tinggi

Kurikulum Tarbiyatul al-Muallimin wa al-Muallimin al-Islamiyah

(TMI) yang bersifat integratif, komprehensif, dan mandiri, memadukan

intra kurikuler, ko kurikuler, dan ekstra kurikuler dalam satu kesatuan

sistem pendidikan pesantren yang mampu memadukan tri pusat

pendidikan, pendidikan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pola seperti

ini memungkinkan untuk terjadinya integrasi antara iman, ilmu, dan

amal, antara teori dan praktik dalam satu kesatuan. Hal ini didukung

oleh keberadaan siswa di dalam pesantren selama 24 jam.42

B. Analisis Manajemen Kurikulum Pondok Pesantren Madinatunnajah

1. Manajemen Kurikulum Pondok Pesantren Madinatunnajah

a. Perencanaan Kurikulum

Perancanaan kurikulum yang terdiri dari, intra kurikuler, ko

kurikuler dan ekstra kurikuler. Intra kurikuler berisi tentang ulum

Islamiyah, ulum lughawiyah dan ulum aaamma. Ko kurikuler berisi

tentang praktik ibadah, praktik pengembangan bahasa, pengembangan

sain dan teknologi, dan bimbingan dan pengembangan minat dan bakat

yang diimplementasikan dalam kegiatan keterampilan, kesenian,

olahraga, dan keilmuan. Ekstra kurikuler berisi tentang latihan

berorganisasi, pengembangan minat dan bakat. Tujuan pendidikan

Tarbiyatul al-Muallimin wa al-Muallimin al-Islamiyah (TMI) adalah

42

Studi Dokumen pada Tanggal, 16, 24 dan 26 Mei 2016

46

Page 59: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

menciptakan kader-kader masyarakat yang shaleh, berakhlak mulia,

berbudaya madani, berwawasan luas. Ini merupakan mimpi kita dan

semua pesantren, bahwa pesantren itu wadah pertahanan ummat

Islam.43

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

tujuan pendidikan tertentu (UU nomor 20 tahun 2003 PP nomor 19

tahun 2005). Secara yuridis, kurikulum TMI Pondok Pesantren

Madinatunnajah Jobang didasarkan kepada aturan perundang-undangan

yang berlaku. Diantara aturan dan peraturan yang menjadi dasar

penyusunan dan pengembangan kurikulum adalah undang-ungang

nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan

Pemerintah RI nomor 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan

Pendidikan keagamaan, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia

nomor 13 tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam, Peraturan

Menteri Agama nomor 18 tahun 2014 tentang Satuan Pendidikan

Mu‟adalah dapa Pondok Pesantren dan Statuta TMI Pondok Pesantren

Madinatunnajah Jombang, menerangkan bahwa TMI Pondok Pesantren

Madinatunnajah Jombang menyelenggarakan kurikulum Dirosah

Islamiyah dengan pola Muallimin dan mempunyai kedudukan sama

sesuai dengan prinsip-prinsip keadilan dalam pendidikan.44

Secara filosofis apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan dialami

oleh siswa (santri) sehari-hari dalam kehidupan di pesantren adalah

unsur yang mendidik. Selajutnya nilai-nilai dan falsafah pendidikan

tersebut diwujudkan dalam rumusan-rumusan visi TMI Pondok

Pesantren Madinatunnajah Jombang sebagai lembaga pendidikan

pencetak kader-kader pemimpin ummat, menjadi tempat ibadah

thalabul „ilmi, dan menjadi pusat pengetahuan Islam, bahasa Alquran,

43

Wawancara dengan Pimpinan Pesantren pada Tanggal 26 Mei 2016 44

Studi Dokumen pada Tanggal, 16, 24 dan 26 Mei 2016

47

Page 60: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

dan ilimu pengetahuan umum, dengan tetap berjiwa pesantren. Prinsip-

prinsip dasar seperti itulah yang menjadi acuan dalam penyusunan dan

pengembangan kurikulum TMI Pondok Pesantren Madinatunnajah

Jombang.

Pada aspek teoritis, kurikulum TMI Pondok Pesantren

Madinatunnajah Jombang dikembangkan atas dasar teori pendidikan

berdasarkan tradisi budaya pesantren secara berkesinambungan.

Karakterristik kurikulum TMI dikembangkan pada kompetensi ini yang

merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi yang

harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang. Kurikulum ini

membidik kompetensi siswa (santri) pada aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik dalam proses pembelajaran yang didasarkan pada upaya

mengenai kompetensi dapa tingkat yang menekankan karakter siswa.45

Dari hasil pengamatan penulis, kurikulum pendidikan TMI di

Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang berjalan secara tertulis.

Dimana kurikulum dirumuskan oleh tim penyusun kurikulum untuk

menentukan arah kebijakan pendidikan, mulai dari perencanaan,

pelaksanaan dan hingga sampai dengan evaluasi pendidikan. Beberapa

data yang dapat diperolehkan di antaranya adalah profil pondok

pesantren, silabus, kitab rujukan sebagai pegangan dan jadual kegiatan

harian.

b. Pelaksanaan Kurikulum

Berdasarkan hasil pengamatan penulis, pelaksanaan kurikulum

terbagi menjadi dua tingkatan yaitu, pelaksanaan kurikulum tingkat

sekolah dan tingkat kelas. Dalam pelakasanaan kurikulum di tingkat

sekolah pimpinnan pesantren bertanggung jawab atas pelaksanaannya,

sedangkan di tingkat kelas guru yang bertanggung jawab. Pendidikan

Tarbiyatul al-Muallimin wa al-Muallimin al-Islamiyah (TMI)

dilaksanakan 24 (dua puluh empat) jam, dimana proses belajar

45

Ibid.

48

Page 61: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

mengajar yang mengedepankan aspek akademis dilaksanakan mulai

pukul 08.00 sampai pukul 11.30, selain waktu tersebut siswa

mengalami proses pendidikan dengan sekian banyaknya kegiatan yang

mendukung intra kurikuler dan ekstra kurikuler.

Strategi pembelajaran, menurut Pemimpin Pesantren dan para

ustadz lebih ditekankan pada kebutuhan santri memahami ilmu-ilmu

keagamaan, bagaimana santri dapat memahami materi pembelajaran

yang diperolehnya dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Keterampilan lainnya diperoleh dengan pengalaman bagaimana dapat

mengerjakan sesuatu, dan pembelajaran secara khusus.46

1. Proses Pembelejaran

Secara umum metode pendidikan Tarbiyatul al-Muallimin wa al-

Muallimin al-Islamiyah (TMI) dilaksanakan dengan keteladanan,

pengarahan, penugasan, pembiasaan, dan penciptaan lingkungan.

a. Keteladanan

Keteladanan dicontohkan oleh kyai, guru, dan siswa (santri).

Metode ini sangat efektif dalam mendidik karakter, karena

sebaik-baik pendidikan adalah dengan perbuatan, bukan

sekadar dipidatokan.

b. Pengarahan

Setiap pekerjaaan selalu diawali dengan pengarahan. Hal itulah

yang diterapkan dalam proses pendidikan, sehingga

memungkinkan siswa (santri) untuk memahami nilai-niali

filosofis dari setiap apa yang dikerjakan, dan bukan hanya

sekadar mengerjakan tugas dan kewajibannya.

c. Penugasan

Diantara metode yang benar dalam mendidik adalah dengan

penugasan. Siswa (santri) dapat menghayati nilai-nilai

pendidikan setelah mengerjakan tugas yang diberikan, siswa

diberi tanggung jawab untuk mengerjakan tugas dalam jumlah

46

Wawancara dengan Pimpinan Pesantren dan Para Ustad pada Tanggal 26 Mei 2016

49

Page 62: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

yang cukup banyak, hal tersebut melatih siswa mampu

memecahkan problem yang dihadapinya.

d. Pembiasaan

Metode pembiasaan yang diterapkan cukup efektif di dalam

melatih siswa (santri) untuk melakukan hal-hal yang positif,

karena siswa dibiasakan berdisiplin bahkan dengan sedikit

paksaan.

e. Pencipta Lingkungan

Lingkungan yang kondusif mutlak ada dalam sistem

pendidikan asrama, karena kondisi tersebut mendukung

terciptanya miliu belajar yang sehat, segala apa yang didengar,

dilihat, dan dirasakan oleh siswa adalah merupakan unsur-

unsur yang mendidik.47

Menurut hasil observasi dan wawancara penulis, metode klasikal

yang digunakan adalah wetonan. Metode wetonan cara penyampaian

materi pelajaran yaitu ustatz membaca dan menjelaskan materi/kitab

tersebut, sementara santri mendengarkan, memaknai dan menerima.

Namun dalam beberapa kesempatan, karena sesuatu dan lain hal

digunakan pula metode sorongan yaitu beberapa santri datang kepada

ustadz dengan kitab yang dikajinya. Ustadz membaca berulang-ulang

dan diikuti oleh santri seorang demi seorang sampai hafal. Lalu ustadz

memberi penjelasan dan contoh-contoh. Selanjutnya diikuti dengan

pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab berdasarkan mareti yang

dikajinya.

Dalam beberapa kesempatan ustadz dapat memberi kepercayaan

pembelajaran kepada santri yang dipilih dari para santri senior sebagai

upaya latihan bagi para santri senior, namun tetap dibawah pengawasan

ustadz yang bersangkutan, metode ini diberikan kepada mareka yang

belajar kitab kuning yang hanya berlaku pada bulan Ramadhan saja.

Namun metode ini dianggap cukup efektif karena dengan cara ini

47

Studi Dokumen pada Tanggal 16, 24, dan 26 Mei 2016

50

Page 63: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

pengajaran maupun pelimpahan nilai-nilai sebagai “delivery culture”

berlangsung dengan cukup intensif.48

2. Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum Tarbiyatul al-Muallimin wa al-Muallimin al-

Islamiyah (TMI) terdiri dari Intra Kurikuler, Ko Kurikuler dan Ekstra

Kurikuler.

a. Intra Kurikuler

Kegiatan intra-kurikuler merupakan kegiatan utama yang

dilakukan oleh setiap sekolah atau pesantren yang sudah teratur,

jelas dan terjadual. Kegiatan ini terdiri dari beberapa mata pelajaran

yang harus ditempuh oleh setiap peserta didik (santri) sesuai

dengan jenjang masing-masing. Adapun struktur intra-kurikuler di

Tarbiyatul al-Muallimin wa al-Muallimin al-Islamiyah (TMI)

terbagi menjadi beberapa bagian di antaranya sebagai berikut:

Pertama, struktur Ulum Islamiyah. Struktur ini berisi mata

pelajaran yaitu:

a) Al-Qur‟an

b) Tajwid

c) Tafsir

d) Hadits

e) Musthalahul Hadist

f) Ushul Fiqh

g) Fiqih

h) Aqidah Akhlak

i) Tarikh Islam

j) Sejarah Kebudayaan Islam

Kedua, struktur Ulum Lugha. Struktur ini berisi mata pelajaran

yaitu:

a) Tarbiyah

48

Wawancara dengan Pimpinan pesantren pada Tanggal 26 Mei 2016

51

Page 64: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

b) Qowaidul Fiqhiyah

c) Imla‟

d) Insya‟

e) Muthala‟ah

f) Nahwu

g) Sharaf

h) Balaghah

i) Mahfuzhat

j) Khath

k) Bahasa Inggris

l) Bahasa Indonesia

Ketiga, struktur Ulum Ammah. Struktur ini berisi mata pelajaran

yaitu:

a) Matematika

b) Biologi

c) Geografi

d) Ilmu Pengetahuan Alam

e) Ilmu Pengetahuan Sosial

f) Sejarah

g) Akuntansi

h) Kewarganegaraan

i) Kepribadian

j) Sosiologi

k) Teknologi Informasi Komunikasi.49

Struktur kegiatan intra-kurikuler merupakan pola susunan mata

pelajaran yang harus ditempuh oleh setiap peserta didik (santri) dalam

kegiatan belajar mengajar sesuai dengan jenjang masing-masing.

Struktur intra-kurikuler di Tarbiyatul al-Muallimin wa al-Muallimin al-

Islamiyah (TMI) terdiri atas kelompok mata pelajaran keagamaan

Islam, kelompok mata pelajaran pendidikan umum, dan muatan lokal.

49

Studi Dokumen pada Tanggal 16, 24, dan 26 Mei 2016.

52

Page 65: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

Menurut Ustad Eko Tristiono, materi di dalam kelas harus menunjang

kegiatan di luar kelas.

b. Ko Kurikuler

Kegiatan ko-kurikuler merupakan kegiatan yang sangat erat

sekali dan menunjang serta membantu kegitan intra-kurikuler yang

dilaksanakan di luar jam pelajaran yang bertujuan agar peserta

didik (santri) lebih memahami materi yang sudah diajar dalam

kelas. Adapun struktur kegiatan ko-kurikuler yang dilaksanakan di

Tarbiyatul al-Muallimin wa al-Muallimin al-Islamiyah (TMI) di

antaranya sebagai berikut:

Pertama, Penunjukan Praktik Ibadah. Struktur ini berisi

beberapa masalah di antaranya adalah:

a) Thaharah

b) Solat

c) Infaq dan Sodakah

d) Puasa

e) Membaca Al-qur‟an

f) Dzikir Wirid dan Doa

g) Kajian Kitab Klasik

h) Manasik Haji

i) Mengurus Jenazah

j) Imamah dan Khutbah Jum‟at (santri kelas 6)

k) Hafalan Surat-surat Pendek dan Ayat-ayat Pilihan

l) Ibadah Qurban

Kedua, Praktik Pengembangan Bahasa. Struktur ini berisi

beberapa kegiatan di antaranya adalah:

a) Krusus Bahasa Arab dan Inggris

b) Latihan pidato 3 bahasa (Arab, Inggris, Indonesia)

c) Language Encouragement

d) Arabic and English Week

53

Page 66: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

e) Hadiitsu al-Arbi'a

f) Syahru al-Lughah untuk (Siswa Kelas 6)

Ketiga, Pengembangan Sains dan Teknologi. Struktur ini berisi

beberapa kegiatan di antaranya adalah:

a) Laboratorium Sains

b) Pelatihan Multimedia

c) Kursus Komputer

Keempat, Bimbingan dan Pengembangan Belajar. Struktur ini

berisi beberapa kegiatan di antaranya adalah:

a) Tahfizul‟ Al-Qur‟an

b) Belajar Terbimbing (al-ta‟allum al-muwajjah)

c) Diskusi dan Seminar

d) Latihan Mengajar Kursus Sore

e) Menulis Karya Ilmiyah.50

c. Ekstra Kurikuler

Kegiatan ekstra-kurikuler merupakan kegiatan yang

dilaksanakan di luar jam pelajaran atau kegiatan tambahan yang

harus ada disetiap sekolah atau pesantren, karena kegiatan ekstra

kurikuler juga sangat berpengaruh besar dangan kelulusan dan

prestasi peserta didik (santri). Selain dari kegiatan intra-kurikuler,

kegiatan ekstra-kurikuler juga merupakan kegiatan tambahan di

luar struktur program pelajaran yang berfungsi agar memperbanyak

dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan serta

mengembang minat, bakat dan keterampilan para santri. Ada

beberapa kegiatan ekstra-kurikuler yang dilaksanakan di Tarbiyatul

al-Muallimin wa al-Muallimin al-Islamiyah (TMI) antara lain

adalah:

Pertama, Latihan Berorganisasi. Struktur ini berisi beberapa

kegiatan di antaranya adalah:

50

Studi Dokumen pada Tanggal 16, 24, dan 26 Mei 2016.

54

Page 67: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

1) Organisasi Santri Madinatunnajah (OSMN), Panitia Bulan

Ramadhan (PBR) dan Panitia Bulan Syawwal (PBS).

Teknik, waktu dan tempat pelaksanaan

OSMN, PBR dan PBS merupakan wadah resmi pendidikan

keorganisasian di pesantren sekaligus sebagai penopang

kreatifitas santri. Pengurus OSMN, PBR, dan PBS adalah santri

senior kelas 6 yang dipilih dan disetujui oleh pimpinan

pesantren setahun sekali.

Organisasi Santri Madinatunnajah (OSMN), dipilih dan

dikukuhkan pada tahun ajaran kedua, dan bertugas selama 1

tahun. Dalam menjalankan tugasnya organisasi ini dibagi dalam

beberapa bagian untuk mengurus dan mengatur totalitas

kehidupan siswa (santri) di bawah bimbingan pengasuh

pesantren dengan bantuan staf pengasuhan santri.

PBR dipilih dan diangkat menjelang bulan Ramadhan yang

bertugas memenej seluruh kegiatan pada bulan Ramadhan

meliputi; pelaksanaan ibadah shalat tarawih, tadarrus,

musyawarah kerja OSMN dan Koordinator, kegiatan nuzulu al-

qur‟an, pembekalan bahasa, dan kegiatan ekstra lainnya.

PBS dipilih dan dikukuhkan pada pertengahan bulan

Ramadhan yang bertugas memenej seluruh kegiatan pada bulan

Syawwal meliputi; pelaksanaan ibadah shalat Ied, penerimaan

santri baru, penyambutan dan penempatan tamu-tamu yang

berkunjung ke pesantren, persiapan penyambutan siswa lama

setelah berlibur, silaturrahim wali santri dengan bapak pimpinan

pesantren, dan pelaksanaan pekan perkenalan khutbatu al-„arsy.

2) Organisasi Gerakan Pramuka Madinatunnjah (GPMN)

Teknik, waktu dan tempat pelaksanaan

Organisasi Gerakan Pramuka Madinatunnjah (GPMN)

bertanggung jawab dalam mengatur seluruh kegiatan

kepramukaan di Pondok Pesantren Madinatunnajah. Penentuan

55

Page 68: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

ketua pengurus organisasi ini diadakan setiap bulan Jumada

Tsani bertempat di setiap gugus depan.

Setiap gugus depan mengutus 5-10 pembina yang telah

memenuhi syarat (kelas dan nilai awal tahun) untuk dipilih

menjadi ketua Koordnator dan ketua Pembina gugus depan. Dari

kandidat yang ada kemudian dipilih secara langsung oleh

seluruh anggota gugus depannya sehingga menyisakan 2

kandidat ketua dan 2 kandidat Pembina gugus depan.

Setiap kandidat yang lolos kemudian diseleksi kembali oleh

pimpinan pondok sehingga tersisa 10 kandidat ketua koordinator

dari seluruh gugus depan yang berjumlah 10. Para kandidat

kemudian memberikan suaranya untuk memilih 2 diantara

mereka untuk menjadi ketua dan wakil ketua koordinator. Untuk

kandidat Pembina gugusdepan dipilih langsung oleh pimpinan

pondok.

Ketua dan wakil ketua yang terpilih kemudian membuat

formatir kepengurusan organisasi dengan 7 bagian, yaitu; Ketua

dan wakil ketua, Sekretaris, Keuangan, Kedai pramuka, Latihan,

Perpustakaan, dan Perlengkapan. Dengan jumlah personil

menyesuaikan.

3) Organisasi Asrama.

Teknik, waktu dan tempat pelaksanaan

Ciri khas dunia pondok pesantren adalah adanya asrama

untuk tempat tinggal santri yang dikelola oleh pengurus asrama.

Secara struktural organisasi asrama ini dibawah pengawasan dan

manajemen Organisasi Santri Madinatunnajah (OSMN). Jika

OSMN ditangani oleh siswa kelas 6, organisasi asrama diurus

oleh siswa kelas 5 dengan dibantu oleh santri-santri kelas

dibawahnya (kelas 4 dan kelas 3).

Mekanisme pemilihan pengurus asrama meliputi; pertama

pengurus harian OSMN memilih 3 calon kandidat untuk

56

Page 69: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

ditetapkan sebagai ketua, wakil ketua, dan ketua keamanan

asrama atas bimbingan staf pengasuhan santri. Kedua, pengurus

terpilih menyusun formasi pengurus asrama yang terdiri dari

sekretaris, bendahara, bagian keamanan, penggerak bahasa,

bagian olahraga, bagian kesenian dan bagian kesehatan.

Program kerja pengurus asrama dirancang dalam

musyawarah kerja asrama yang diadakan secara serentak pada

malam puasa Arafah. Dengan adanya organisasi asrama ini

seluruh siswa mendapatkan pengawalan secara langsung dalam

menjalankan disiplin.

Kegiatan asrama meliputi; Mahkamah keamanan dan

bahasa, absensi kehadiran di asrama, piket kebersihan asrama,

piket malam, petugas pemukul bel, lari pagi dan pembersih

pondok mingguan.

4) Organisasi Konsulat.

Teknik, waktu dan tempat pelaksanaan

Organisasi konsulat memiliki peran yang sangat penting

dalam membantu lancarnya pelaksanaan program kerja

Organisasi Santri Madinatunnajah (OSMN). Secara struktural

organisasi ini dibawah Organisasi Santri Madinatunnajah

(OSMN) Organisasi konsulat ini diurus oleh siswa kelas 5.

Mekanisme pemilihan pengurus konsulat melalui beberapa

tahapan; pertama, seluruh anggota konsulat memilih calon ketua

konsulat dari siswa kelas 5 yang ada di konsulat masing-masing

dengan pengawasan pembimbing konsulat. Kedua, calon yang

terpilih diajukan kepada staf pengasuhan untuk mendapatkan

pengesahan dari pimpinan pesantren. Ketiga, ketua konsulat

terpilih menyusun formasi pengurus konsulat yang terdiri dari

sekretaris, bendahara, humas, dan perlengkapan.

5) Klub-klub olahraga, kesenian dan keterampilan.

57

Page 70: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

Teknik, waktu dan tempat pelaksanaan

Club olah raga di Pondok Pesantren Madinatunnajah

merupakan wadah pengembangan minat dan bakat siswa dalam

bidang olah raga dan seni.

Anggota club terdiri dari siswa yang telah diseleksi oleh

pengurus yang kemudian mendapatkan bimbingan dan pelatihan

secara rutin oleh para pembimbing di bawah pengawasan

Bagian Olah Raga (BAGOR).

Jadwal latihan masing-masing club, diatur oleh BAGOR

sesuai dengan batas waktu olah raga, yaitu pukul 15.45 sampai

16.30. Anggota club yang berprestasi akan direkrut sebagai

pemain inti pondok (Timnas) dan akan mendapatkan bimbingan

dan pelatihan yang lebih intensif.

Sebagai upaya peningkatan prestasi siswa (santri) maka

BAGOR mengadakan kegiatan kompetisi antar club yaitu;

Madinatunnajah Olympiad.

Kedua, Pengembangan Minat dan Bakat. Struktur ini berisi

beberapa kegiatan di antaranya adalah:

1) Kepramukaan (Mengguan)

Teknik, waktu dan tempat pelaksanaan

Kegiatan ini dilaksanakan seminggu sekali pada hari kamis

dengan durasi latihan 120 menit di kampus pesantren.

Latihan kepramukaan mingguan diikuti oleh seluruh siswa

pesantren dari kelas 1 sampai kelas 4 sebagai peserta didik,

kelas 5 sebagai pembantu Pembina, kelas 6 sebagai Pembina

dan pengurus Koordinator Gerakan Pramuka, dan sebagian guru

sebagai majelis pembimbing gugus depan dan majelis

pembimbing koordinator.

Kegiatan ini diawali dengan upacara pembukaan oleh

seluruh peserta didik di Gudep masing-masing yang dipimpin

oleh pembinanya, dilanjutkan dengan latihan kepramukaan dari

58

Page 71: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

pukul 14.00 sampai 15.30 di tempat-tempat yang telah

ditentukan, dan ditutup dengan upacara penutupan latihan.

2) Keterampilan

Keterampilan santri terdiri dari;

a. Tata boga

b. Kaligrafi

c. Komputer

d. Las, dll.

3) Kesenian

Kesenian santri terdiri dari;

a. Musik

b. Beladiri

c. Taeter

d. Lukis

e. Hadroh

f. Marawis

g. Tari daerah

4) Olahraga

Olahraga santri terdiri dari;

a. Sepak bola

b. Futsal

c. Basket

d. Badminton

e. Voli

f. Tenis meja, dll.

5) Wira Usaha

Teknik, waktu dan tempat pelaksanaan

Koperasi pelajar adalah merupakan bagian Organisasi

Santri Madinatunnajah (OSMN). Bersamaan dengan proses

penentuan dan pemilihan formasi pengurus OSMN, pengurus

bagian koperasi pelajar terlebih dahulu dipilih dan disaring atas

59

Page 72: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

kemampuan dasar dan kecakapan siswa (santri) dalam

bidangnya. Pengurus koperasi melaksanakan tugas dengan

secara bergantian sesuai jadual piket yang ditentukan masing-

masing. Pengurus koperasi bertanggungjawab penuh terhadap

kelengkapan dan ketersediaan kebutuhan primer dan sekunder

santri. Secara administrasi pengurus koperasi wajib melaporkan

ke staf pengasuh yang bersifat harian, mingguan, bulanan dan

tahunan.

Untuk ketertiban administrasi dan jalannya unit usaha ini,

maka dibentuk pembimbing dari dewan guru yang bertugas

mengarah, mengontrol dan mengevaluasi.

6) Keilmuan

Teknik, waktu dan tempat pelaksanaan

Kegiatan harian Forum Pengembangan Potensi dan

Wawasan Santri (FP2WS) meliputi penyusunan karya ilmiah,

diskusi, debat dan sidang redaksi penerbitan majalah dinding.

Adapun kegiatan mingguannya meliputi penerbitan majalah

dinding dan halaqoh keilmuwan.

Kegiatan harian diikuti oleh siswa kelas 2 sampai kelas 4

yang dibimbing oleh siswa kelas 5 sebagai pengurus dan diawasi

oleh siswa kelas 6. Setelah maghrib kegiatan dilaksanakan mulai

pukul 18.30 sampai pukul 19.30 di kamar bagian. Pengurus

memulai kegiatan dengan memberikan sebuah pengantar tentang

materi yang akan dibahas kemudian dilanjutkan dengan

pembahasan lebih lanjut oleh petugas kegiatan yang telah

ditentukan. Materi-materi dan petugas dalam kegiatan ini telah

dijadwal oleh pengurus siswa kelas 5. Adapun kegiatan

mingguan dilaksanakan setelah shalat Jum‟at di masjid dengan

60

Page 73: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

mengundang guru-guru sebagai nara sumber dan diikuti oleh

seluruh pengurus.51

c. Evaluasi Kurikulum

Evaluasi kurikulum merupakan sistem penilaian yang sistematis

tetang manfaat, kesesuaian efektifitas dari kurikulum yang diterapkan.

Evaluasi kurikulum ini dapat mencakupi keseluruhan kurikulum atau

komponen-komponen yang ada dalam kurikulum seperti tujuan, materi,

metode pembelajaran Tarbiyatul al-Muallimin wa al-Muallimin al-

Islamiyah (TMI) Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang

Tangerang Selatan, penilaian atas prestasi santri dilakukan dengan

prinsip objektif, adil, transparan, terpadu, dan menyeluruh. Semua

pengalaman yang dialami oleh santri tidak luput dari penilaian, baik

yang bersifat akademis maupun non akademis. Penilaian meliputi aspek

kognitif, afektif, dan psikomotor.

Secara garis bersar penilaian hasil belajar dilaksanakan 2 kali

dalam setahun melalui pertengahan tahun dan akhir tahun. Di samping

itu ada bentuk penilain yang lain berupa ulangan umum dan ulangan

harian. Menurut Pimpinan Pesantren, penilaian yang diterapkan

Tarbiyatul al-Muallimin wa al-Muallimin al-Islamiyah (TMI) Pondok

Pesantren Madinatunnajah Jombang Tangerang Selatan, dibagi menjadi

2 macam, yaitu penilaian kuantitatif dan penilaian kualitatif. Penilaian

kuantitatif dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan tes praktik terhadap

aspek intra kurikuler. Sedangkan pada aspek ko kurikuler dan ekstra

kurikuler penilaian dilakukan melalui pengamatan, penugasan, dan

penilaian hasil karya siswa dalam bentuk rapot mental.52

51

Studi Dokumen pada Tanggal 16, 24, dan 26 Mei 2016 52

Wawancara dengan Pimpinan Pesantren dan Para Ustad pada Tanggal 26 Mei 2016

61

Page 74: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

C. Faktor Pendukung dan Penghambat Manajemen Kurikulum

Untuk mewujudkan sebuah Pondok Pesantren yang berkualitas,

tentu akan memerluka faktor pendukung dan mempertimbangkan faktor

penghambatnya dan sudah menjadi kebiasaan bahwa setiap sesuatu

yang akan menegakan kebenaran dan kemajuan tidak terlepas dari

adanya dukungan dan hambatan. Demikian dengan Pondok Pesantren

Madinatunnajah juga ada faktor-faktor dalam pengelolaan kurikulum

itu sendiri, baik itu datang dari guru, santri, sarana prasarana dan

lingkungan. Hasil penulis dapat dari wawancara dengan Pimpinan dan

para ustad-ustad sebagai berikut:53

a. Faktor Pendukung

1. Panduan kurikulum Pondok Pesantren Gontor sebagai monitor

implementasi di lapangan, sehingga dapat menjadi bahan

perencanaan dan pengembangan kurikulum selanjutnya.

2. Pembentukan tim penyusunan yang bertugas sebagai perumus

konsep dasar dan garis-garis besar kebijakan pendidikan dan

tujuan kurikulum. Tim ini dapat terlibat juga pihak pesantren

dan tokoh masyarakat.

3. Kurikulum satuan pendidikan pesantren berpaduan dengan

kurikulum pemerintah (Kementrian Agama).

4. Pondok pesantren ini sudah memiliki sarana dan prasarana yang

memadai dan ruang permanen yang cukup baik untuk

pelaksanaan pendidikan dan pengajaran.

b. Faktor Penghambat

1. Tenaga kependidikan belum semuanya memahami secara

mendalam dengan kurikulum mu‟adalah ini, karena pemerintah

(Kementerian Agama) baru saja memutuskan pada tahun 2015.

2. Tidak semuanya santri berprestasi sesuai dengan tujuan

kurikulum mu‟adalah (Kementerian Agama) sehingga tenaga

53

Ibid.

62

Page 75: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

kependidikan di pondok pesantren madinatunnajah ini harus

membuat kebijakan tersendiri.

3. Kementerian Agama pasa saat ini belum sepenuhnya dapat

melakukan pembinaan secara terencana dan berkesinambungan,

termasuk didalamnya manajemen kurikulum, yang selama ini

kurang sering tersentuh dalam pembinaan.

63

Page 76: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dikemukan beberapa

temuan sebagai berikut:

1. Kurikulum TarbiyatulMu‟allimin wal Mu‟allimat al-Islamiyah

(TMI) menggunakan kurikulum perpaduan (mu‟adalah) yakni

mengkombinasikan kurikulum pemerintah (Kementrian Agama)

dengan kurikulum pendidikan pondok pensantren.

2. Adanya tim penyusunan dan perumusan kurikulum sebagai

pengelola dalam menentukan arah kebijakan dan tujuan

kurikulum pondok pesantren.

3. Adanya beberapa faktor sebagai pendukung dan penghambat

dalam pengelolaan kurikulum pondok pesantren.

Berdasarkan temuan-temuan tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa pengelolaan kurikulum pada Pondok Pesantren Madinatunnajah

Jombang Tangerang Selatan telah berjalan dengan baik dan sistematis,

hal ini dibuktikan adanya:

1. Manajemen kurikulum TarbiyatulMu‟allimin wal Mu‟allimat al-

Islamiyah (TMI) dirumuskan oleh tim penyusun dan perumusan

kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan atau

tujuan kurikulum, mulai dari: (1) Perencanaan kurikulum yaitu

terbentuknya tim penyusunan dan perumusan kurikulum dalam

menentukan tujuan pendidikan. (2) Pelaksanaan kurikulum yaitu

kurikulum terbagi menjadi dua bagian yakni kurikulum di

tingkat sekolah dan di tingkat kelas, kurikulum di tingkat

sekolah akan dipertanggungjawakan oleh pimpinan pesantren,

sedangkan kurikulum di tingkat kelas guru sebagai penanggung

jawabnya. (3) Evaluasi kurikulum yakni secara garis bersar

penilaian hasil belajar dilaksanakan 2 kali dalam setahun

64

Page 77: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

melalui pertengahan tahun dan akhir tahun. Di samping itu ada

bentuk penilain yang lain berupa ulangan umum dan ulangan

harian (Intra Kurikuler), sedangkan pada aspek ko kurikuler dan

ekstra kurikuler penilaian dilakukan melalui pengamatan,

penugasan, dan penilaian hasil karya siswa dalam bentuk rapot

mental.

2. Faktor pendukung dalam pengelolaan kurikulum di antaranya

adalah: (a) Panduan kurikulum Pondok Pesantern Gontor

sebagai monitor implementasi di lapangan, sehingga dapat

menjadi bahan perencanaan dan pengembangan kurikulum

selanjutnya. (b) Pembentukan tim penyusunan yang bertugas

sebagai perumus konsep dasar dan garis-garis besar kebijakan

pendidikan dan tujuan kurikulum, tim ini dapat terlibat juga

pihak pesantren dan tokoh masyarakat. (c) Kurikulum satuan

pendidikan pesantren berpaduan dengan kurikulum pemerintah

(Kementrian Agama) (d) Pondok pesantren ini sudah memiliki

sarana dan prasarana yang memadai dan ruang permanen yang

cukup baik untuk pelaksanaan pendidikan dan pengajaran,

sedangkan faktor penghambat dalam penglolaan kurikulum di

antaranya adalah: (a) Tenaga kependidikan belum semuanya

memahami secara mendalam dengan kurikulum mu‟adalah ini,

karena pemerintah (Kementerian Agama) baru saja memutuskan

pada tahun 2015. (b) Tidak semuanya santri berprestasi sesuai

dengan tujuan kurikulum mu‟adalah (Kementerian Agama)

sehingga tenaga kependidikan di pondok pesantren

madinatunnajah ini harus membuat kebijakan tersendiri. (c)

Kementerian Agama pasa saat ini belum sepenuhnya dapat

melakukan pembinaan secara terencana dan berkesinambungan,

termasuk didalamnya manajemen kurikulum, yang selama ini

kurang sering tersentuh dalam pembinaan.

65

Page 78: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang manajemen kurikulum Pondok

Pesantren Madinatunnajah Jombang Tangerang Selatan, maka dapat

penulis sarankan sebagai berikut:

1. Kepada pimpinan pesantren disarankan untuk memiliki

pengetahuan kepemimpinan, perencanaan dan pandangan yang

luas tentang pengelolaan kurikulum, melakukan fungsinya

sebagai menejer pesantren dalam meningkatakan proses

pembelajaran serta melakukan studi banding antar pesantren

untuk menyerap kiat-kiat kepemimpinan dari pimpinan

pesantren.

2. Kepada guru/ustdaz disarankan untuk lebih memperdalam dan

menguasai konsep kurikulum perpaduan ini, sehingga

kurikulum pesantren bisa menyesuaikan dengan kondisi

masyarakat saat ini, termasuk model pembelajaran, mata

pelajaran, sistem evaluasi yang cocok akan lebih menukil pada

tatanan operasional.

3. Kepada komite atau masyarakat disarankan untuk lebih aktif

dalam penyusunan program kegiatan di pesantren dan selalu

ikut serta dalam mengambil kebijakan dan keputusan di

pesantren dalam pelaksanaan manajemen kurikulum.

4. Kepada pemerintah (Kementrian Agama) disarankan agar lebih

bertanggung jawab dalam perkembangan dan pembinaan

kurikulum secara terencana dan berkesinambungan, termasuk di

dalamnya manajemen kurikulum, yang selama ini kurang sering

tersentuh dalam pembinaan.

66

Page 79: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Djuju, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2006.

Iskandar Engku, M.A & Siti Zubaidah, M.Ag, Sejarah Pendidikan

Islam, Bandung: PT Rosdakarya, 2012.

Kementerian Agama RI, Kerangka Dasar Dan Strutur Kurikulum

Satuan Pendidikan Mu‟adalah Salafiyah Setingkat Madrasah Aliyah,

Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pesantren Tahun 2015.

Kementerian Agama RI, Pedoman Pendidikan Diniyah Formal,

Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pesantren, Tahun 2015.

Mujamil Qomar, M.Ag, Pesantren dari Transformasi Metodelogi

Menuju Demokratisasi Institusi, Jakarta: PT Glora Aksara Pertama,

2005.

M. Ali Hasan-Mukti Ali, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam,

Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2009.

Muin, Pesantren dan Pengembangan Ekonomi Umat, Jakarta: CV

Prasati, 2007.

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2010.

Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2012.

Permendiknas No 22/2006, Lampiran 3, Jakarta: Depdinas, 2006.

Rusman, M.Pd., Manajemen Kurikulum, Jakarta: PT Raja Grafino

Persada, 2009.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2002.

Ridwan Abawihda, Kurikulum Pendidikan Pesantren dan Tentangan

Perubahan Global, Jakarta: Pustaka Pelajar, 2012.

Rohinah M. Noor, MA, KH.Hasyim Asy‟ari Memodernisasi NU &

Pendidikan Islam, Jakarta: Grafindo Khazanah Ilmu, 2012.

Suharsimi Arikunto & Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan,

Yogjakarta: Aditya Media, 2008.

Page 80: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

Sulthon & Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta: Diva

Pustaka, 2005.

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren : Studi Pandangan Hidup Kiai

dan Visinya Mengenai Masa Depan Indonesia, Jakarta: Pustaka

Nasional, 2011.

Zainal Arifin, M.Pd, Konsep dan Model Perkembangan Kurikulum,

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Hasil Wawancara dengan Pimpinan Pesantren, Ketua Bidang kurikulum

dan para Ustadz pada tanggal 26 Mei 2016 di Pondok Pesantren

Madinatunnajah Jombang Tnggerang Selatan.

Page 81: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

LAMPIRAN

Page 82: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan
Page 83: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan
Page 84: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan
Page 85: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

KEADAAN SARANA DAN PRASARANA

No Agenda Jumlah

1 Masjit 1 unit

2 Asrama santri putra 4 gedung

3 Asrama santri putri 4 gedung

4 Kamar mandi putra 18 unit

5 Kamar mandi putri 54 unit

6 Tempat jemuran putra 3 unit

7 Tempat jemuran putri 3 unit

8 Kantor 8 unit

9 Ruang belajar 8 gedung

10 Sarana olahraga (futsal, voli, basket, dll)

11 Ruang pimpinan 1 unit

12 Perumahan guru keluarga 20 unit

13 Laboratorium computer 1 unit

14 Laboratorium bahasa 1 unit

15 Perpustakaan 1 unit

16 Tokoh santri 2 uint

17 Kanten santri 4 unit

18 Minimarket 1 unit

19 Laundry 2 unit

20 Dapur umum 1 unit

21 Ruang makan putra 1 unit

22 Pos jaga 2 unit

23 Rung kesehatan 1 unit

24 Lahan pakir 3 unit

Page 86: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

PEDOMAN WAWANCARA DAN INSTRUTMRN PENELITIAN

1. Bagaimana sejarah/latar belakang berdiri pesantren?

a. Tanggal, bulan dan tahun

b. Pendiri pertama

c. Organisasi yang menaungi (Yayasan)

d. Tempat pertama berdiri

2. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap pesantren?

3. Bagaimana visi dan misi pesantren sebagai tanggung jawab masyarakat?

4. Bagaimana tingkatan satuan pendidikan yang dikembangkan di pesantren?

5. Bagaimana tujuan pendidikan di pesantren sebagai pengembang tujuan

pendidikan Islam dan nasional?

6. Bagaimana kurikulum yang berlaku di pesantren?

a. Tim pembuat/penyusun kurikulum

b. Standar kurikulum di pesantren

c. Pemahaman ustaz terhadap kurikulum

7. Bagiamana profil kurikulum pesantren pada umumnya?

8. Bagaimana manajemen kurikulum pesantren?

a. Perencanaan kurikulum

b. Pelaksanna kurikulum

c. Evaluasi kurikulum

9. Apa yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam manajemen

kurikulum?

10. Bagaimana program pembelajaran di pesantren?

a. Program jangka panjang

b. Program tahunan

c. Strategi pembelajaran

11. Bagaimana kebijakan operasional pengembangan kurikulum pesantren?

12. Apa faktor yang paling berpengaruh terhadap pengembangan kurikulum?

a. Faktor internal

b. Faktor eksternal

Page 87: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

PEDOMAN OBSERVASI

1. Kegiatan pembelajaran

2. Tata bangunan pesantren

3. Sarana dan fasilitas pesantren

4. Situasi dan dondisi pesantren

SUMBER DOKUMENTASI

1. Profil Pesantren

2. Buku pedoman guru

3. Silabus, RPP mengajar

4. Kitab rujukan pesantren

5. Kitab dan buku pegangan para ustadz

Page 88: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

SUSUNAN PENGURUS HARIAN

PONDOK PESANTREN MADINATUNNAJAH

TAHUN PELAJARAN 2015 – 2016

1. PENDIRI DAN PIMPINAN UMUM : Drs. KH. Mahrus Amin

2. PIMPINAN & DIREKTUR TMI : KH. M. Agus Gofurur, M.Pd.

Sekretaris : Eko Tristiono, S.Pd.I, MM

3. Ka. BIRO ADMINISTRASI & KEUANGAN : Diana Zahra, S.Pd.I, SE,Sy

3a. Sekretariat : Nurjaya

Mz. Habibi

3b. Baitul Mal wat Tamwil (BMT) : 1. Fajar Soleh

2. Abdul Kholik

3. Shofa Marwa

3c. Panitia Penerimaan Santri Baru (PPSB) : Muplihudin, S.Pd.I

4. Ka. BIRO PENDIDIKAN : Muhammad Sukron, S.Th.I, MM

4a. Ka. Bagian Pendidikan Dasar : Hj. Nana Rusydianah, S.Th.I, MM

4a.1 Kepala MDT : Nur Azizah, S.Pd.I, Lc

Tata Usaha : Adwiani Aisyah

4a.2. Kepala RA : Syarifah, S.Pd.I

Wakil Kepala RA : Suzanti, S.Pd.I

Tata Usaha : 1. Khostianah

2. Maftuhah

4a.3. Kepala MI : Mansyur, S.Pd.I

Wakil Kepala MI : H. Abdul Qodir Al-Amin, S.Pd.I

Tata Usaha : 1. Nur Arifin

2. Naskarlina

4a.4 Pengasuh Ma‟had Tahfizh : Ahmad Fahrurrozi, S.Pd.I

Staf Pengasuh Asrama : 1. Fathonah, S.Pd.I

Page 89: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

2. Jumadil Awal, S.Pd.I

3. Mar‟atul Ismah, S.Kom.I

4b. Ka. Bagian Pendidikan TMI : Syaefullah, S.Pd.I, Lc

4b.1a. Staf Bagian Pendidikan TMI : 1. Lingga Mohammad Cung

2. Deden Abdillah

3. Anis Fikri, Lc

4. Irnawati, Lc

4b.1b. Bimbingan dan Konseling : Muplihudin, S.Pd.I

Ika Elvandary, S.Psi.I

4b.2. Kepala MTs : Abdul Rohim, S.Pd.I, MM

Wakil Kepala MTs : Eko Tristiono, S.Pd.I, MM

Tata Usaha : 1. Muhammad Abdullah

2. Adwiani Aisyah

4b.3. Kepala MA : Syaefullah, S.Pd.I, Lc

Wakil Kepala MA : Abdul Majid, S.Pd.I

Tata Usaha : 1. Nachrowi, S.Pd

2. St. Ramlah

4b.4. Ka. Laboratorium Madinatunnajah : Abdul Majid, S.Pd.I

Staf Laboratorium Komputer & : 1. Abdul Kholil

Bahasa 2. Nur Arifin

3. Rohmat Maulana

Staf Laboratorium IPA TMI : Ir. Sirwanti Destari

Staf Perpustakaan : Ambarwati

4c. Ka. Bagian Pendidikan Tinggi : Drs. Ramadhanus MH,M.Ph

Wakil Kabag. Pendidikan Tinggi Syamsul Rahmat

Ewinoviyanti

5. Ka. BIRO PENGASUHAN PUTRA : Subchi Japar, S.Pd.I

Page 90: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

5a. Bagian Penegakan Disiplin : 1. Sobar, S.Pd.I

2. Muhammad Ilham

3. Abdul Kholil

4. Ahmad Yani

5. Ahmad Irfa‟i

5b. Bagian Kepramukaan : Muhammad Yusuf Sangaji

M. Maulana Sakti

5c. Bagian Seni Bela Diri : Nur Arifin

5d. Bagian Kesehatan : Ahmad Irfa‟i

Ka. BIRO PENGASUHAN PUTRI : Ita Iskarima, Lc

5e. Bagian Penegakan Disiplin : 1. Masitoh, S.Pd.I, Lc

2. Rohayatun, S.Pd.I

3. Sri Dewi, S.Sos.I

4. Ida Yosepa, S.Pd.I

5. Neli Nuzulul Fikri

5f. Bagian Kepramukaan : Mika Aulia

Devi Eka Putri

5g. Bagian Seni Bela Diri : Sarah Azizah

5h. Bagian Kesehatan : Erni Indrawati

6. Ka. BIRO USAHA DAN KOPERASI : Hamdi, S.Pd.I

6a. Manajer SMEsCO Madinatunnajah : Ridwan Zaelani, S.Pd.I

Staf SMEsCO Madinatunnajah : 1. Wahyu

2. Fajri Maulana

3. Hamdan Hadi

4. Khoirunnisa

6b. Manajer Usaha : Hamdi, S.Pd.I

Staf Usaha Grosir : Syamsul Rahmat

Page 91: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

Samsul Bahri

Staf Usaha Toko Pelajar Putra : 1. Azhari

2. Zulhadi

Staf Usaha Toko Pelajar Putri : 1. Fitrotul Inayah

2. Ewinoviyanti, S.Pd.I

3. Saniah

2. Ida Meida Al-Qorni

3. Nurhayati

Staf Usaha Las : 1. Iye‟ Hidayatullah

2. Ahmad Fauzi

3. Sumarno

4. Al A‟la Imaduddin

5. Syahrul Leukaki

Staf Usaha Jahit : Agus Lubis

6c. Manajer TPKU : Fajar Soleh

Staf TPKU : 1. Ade Agam Pajri

2. Lalu Zaimul Umam

3. Mujitahidin

4. Saeful

5. M. Zuhri

6d. Ketua KOPPONTREN : Hamdi, S.Pd.I

7. Ka. BIRO PEMBANGUNAN : Andri Irawan, SE

7a. Bagian Rumah Tangga : Arsan, S.Pd.I

M. Maulana Sakti

Bagian Pembangunan : Nasrullah

7b. Bagian Sound System : Yusuf Khoiru Fadlilah

7c. Bagian Belanja Dapur : Samsul Hijjah

Page 92: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

Hamdan Hadi

7c. Bagian Distribusi Logistik : 1. Solehah

2. Syamsiah

3. Mujunah

4. Halimah

8. Ka. BIRO KEMASYARAKATAN : H. Ahmad Subhan, Lc

9a. DKM Utsman bin Affan : Ahmad Yani

9b. Hubungan Masyarakat (HUMAS) : Mansyur, S.Pd.I

9c. Ketua Majelis PESAN ULAMA : Sobar, S.Pd.I

9d. Penelitian dan Pengembangan : Ir. Asep Wahyu Setia

(LITBANG) A. Solahuddin, S.Ag

Ditetapkan di : Tangerang Selatan

Pada tanggal : 01 Juli 2015

Ketua YPPMN,

KH. M. Agus Gofurur Rochim, M.Pd

Page 93: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

JOB DESKRIPSI

PONDOK PESANTRENMADINATUNNAJAH

1. BIRO PENGASUHAN SANTRI (BPS)

1. Bertanggung jawab kepada pimpinan

2. Mengkoordinasikan dan mensinergikan lembaga-lembaga di bawahnya.

3. Menjalankan fungsi-fungsi pengawasan dan pengamanan terhadap

santri.

4. Melakukan fungsi-fungsi pengawasan dan bimbingan terhadap

perilaku, sikap dan akhlaq santri

5. Menjalin komunikasi yang baik dengan wali santri

6. Membangun dan menjaga citra Pesantren yang baik

7. Mewujudkan ketertiban kehidupan santri di Pesantren

8. Berkoordinasi dan bekerjasama dengan lembaga lain di

Madinatunnajah untuk mensukseskan program Pesantren

9. Menjalin kerja sama dengan Pesantren lain untuk

mengembangkan dan memperluas pengalaman santri

10. Membentuk, mengarahkan dan membiasakan sikap dan perilaku

santri berdasarkan syari'at Islam

11. Memotivasi santri untuk selalu berdisiplin

2. BIRO PENDIDIKAN DASAR (BPD)

1. Bertanggung jawab kepada pimpinan

2. Mengkoordinasikan dan mensinergikan lembaga-iembaga di

bawahnya

3. Melakukan fungsi pengawasan dan bimbingan terhadap

lembaga di bawahnya

Page 94: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

4. Meningkatkan kompetensi guru dan tenaga administrasi

5. Berkoordinasi dan bekerjasama dengan lembaga lain di

Madinatunnajah untuk mensukseskan program Pesantren.

6. Mendistribusikan jam rnengajar

2.1 Kepala RAT/PG

1. Bertanggung jawab kepada Kepala Biro Pendidikan Dasar

2. Melakukan supervisi terhadap guru dan tenaga kependidikan

RAT dan PG

3. Menjalin kerjasama dengan TK/RA lain dalam

mengembangkan program RAT di Madiinatunnajah

4. Meiakukan fungsi-fungsi administrasi dan komunikasi

dengan pihak-pihak atau dinas terkait

5. Menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik dengan

orang tua/wali murid RAT Madinatunnajah (POMG).

6. Berkoordinasi dan bekerjasama dengan lembaga lain di

Madinatunnajah untuk mensukseskan program pesantren

7. Menyusun kalender pendidikan

8. Menyusun rencana program kegiatan'

9. Menyusun rencana anggaran kegiatan

2.2 Kepala MIT

1. Bertanggung jawab kepada Kepala Biro Pendidikan Dasar

2. Melakukan supervisi terhadap guru dan tenaga kependidikan

MIT

3. Menjalin kerjasama dengan SD/MI lain dalam

mengembangkan program MIT Madinatunnajah

Page 95: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

4. Melakukan fungsi-fungsi administrasi dan komunikasi

dengan pihak-pihak atau dinas terkait.

5. Menjalin komunikasi dan kerjasama yang baik dengan

orang tua /wali murid MIT Madinatunnajah (POMG)

6. Berkoordinasi dan bekerjasama dengan lembaga lain di

Madinatunnajah untuk mensukseskan program Pesantren

7. Menyusun kalender pendidikan

8. Menyusun rencana program kegiatan

9. Menyusun rencana anggaran kegiatan MIT

10. Mengangkat kepanitiaan dalam kegiatan intern MIT

3. BIRO PENDIDIKAN TMl

1. Bertanggung jawab kepada pimpinan Pesantren

2. Mengkoordinasikan dan mensinergikan lembaga-lembaga di

bawahnya

3. Melakukan fjngsi pengawasan dan bimbingan terhadap

lembaga di bawahnya

4. Meningkatkan kompetensi guru dan tenaga administrasi

5. Melakukan fungsi pengawasan dan bimbingan akademik terhadap

santri

6. Melakukan funysi pengawasan dan bimbingan ibadah

amaliyah terhadap santri

7. Berkoordinasi dan bekerjasama dengan lembaga lain di

Pesantren Madinatunnajah untuk mensukseskan program

Pesantren

8. Mendistribuskan jam mengajar

9. Membuat kalender pendidikan TMI

Page 96: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

10. Menyusun kurikulum TMl

11. Menyusun RAPB TMl

12. Mengangkat kepanitiaan TMl

Mid Semester

Ujian Akhir Semester (UAS)

UAS dan Ujjian Akhir Nasional (UAN)

3.1 Kepala MTs dan Aliyah (TMl)

1. Bertanggung jawab kepada kepala Bro Pendidikan TMl,

2. Melakukan supervisi terhadap guru dan tenaga kependidikan

TMl

3. Menjalin kerjasama dengan MTs, MA atau lernbaga lain

yang dianggap pertu dalam mengembangkan program TMl

Madinatunnajah

4. Melakukan fungsi-fungsi administrasi dan komunikasi

dengan pihak-pihak atau dinas terkait

5. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan atasan

6. Membangun hubungan baik dengan orang tua murid

7. Berkoordinasi dan bekerjasama dengan biro dan

iembaga lain di Madinatunnajah untuk mensukseskan

program Pesantren

8. Bekerjasama dengan Biro Pengasuhan dalam

mengawasi dan membimbing santri dalam beiajar

9. Menyususn kalender pendidikan

10. Menyusun rencana program kegiatan

Page 97: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

4. BIRO KEUANGAN

1. Bertanggung jawab kepada Pimpinan

2. Mengkoordinasikan dan mensinergikan lembaga-iembaga di

bawahnya

3. Melakukan fungsi pengawasan terhadap lembaga-iembaga di

bawahnya

4. Berkoodinasi dan bekerjasama dengan biro lain

5. Melakukan pencatatan keuangan Pesantren

6. Menyiapkan skema administrasi keuangan bagi lembaga-

iembaga di Madinatunnajah

7. Menyusun rencana potensi anggaran pendapatan dan belanja

Pesantren

5. BIRO PENGEMBANGAN DAN USAHA (BPU)

1. Bertanggung jawab kepada pimpinan

2. Bertanggung jawab atas keseluruhan kerja dibidang

pengembangan dan usaha

3. Mengkoordinasikan dan mensinergikan lembaga-iembaga di

bawahnya

4. Berkoordinasi dengan kepala biro lainnya yang berkaitan

dengan pengembangan dan usaha

5. Menjalin komunikasi dan membangun kerjasama dengan pinak-

pihak terkait dengan pembangunan dan penggalian dana, baik

kepada Pemerintah,

swasta maupun perorangan

6. Menyusun program kerja Biro Pembangunan dan Usaha dan

bertanggung jawab terhadap implementasinya

Page 98: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

7. Mengembangkan strategi pengembangan Pesantren dan usaha

penggalian dana

8. Melakukan fungsi pengawasan terhadap Iembaga di bawahnya

6. BIRO RUMAH TANGGA (BRT)

1. Bertanggung jawab kepada Pimpinan

2. Mengkoordinasikan dan mensinergikan lembaga-iembaga di

bawahnya

3. Melakukan fungsi pengawasan terhadap Iembaga di bawahnya

4. Melakukan fungsi pengawasan dan perawatan terhadap barang-

barang milik Pesantren

5. Menciptakan terobosan atau program dalam mernbantu

meningkatkan kesejahteraan asatidzah dan karyawan Pesantren

Madinatunnajah

6. Melakukan inventarisasi barang-barang milik Pesantren

7. Bekerjasama dan berkoordinasi dengan biro lain dalam

mensukseskan program pesantren

8. Menciptakan suasana tertib, nyaman dan indah

9. Menyediakan peralatan kerumah tanggaan

7. BIRO KEMASYARAKATAN (BKM)

1. Bertanggung jawab kepada pimpinan Pesantren

2. Mengkoordinasikan dan mensinergikan lembaga-lembaga dt

bawahnya

3. Bekerjasama dan berkoordinasi dengan biro lain dalam

mensukseskan program pesantren

Page 99: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

4. Melakukan fungsi pengawasan dan bimbingan terhadap

lembaga di bawahnya

5. Melakukan terobosan atau program daiam membangun komunikasi

yang baik dengan masyarakat

6. Menjalin silaturrohim antara keluarga Pesantren

7. Berkoordinasi dan bekerjasama dengan biro lain dalam

menyukseskan program pesantren

8. Menjalin komunikasi melalui keikutsertaan secara pro aktif

dalam kegtatan-kegiatan kemasyarakatan

Page 100: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

POTO-POTO KEGIATAN PENUNJANG BELAJAR

Ms.Namji Steinamann, Director of Asia

Pasific.Ed Of East West Center

berdialog dengan santriwati di Laboratorium

Bahasa pada kunjungan di Pesantren

Madinatunnajah, 11 Nopember 2008

Kunjungan Santri MIT Ke

Dinas Pemadam Kebakaran

Jakarta Selatan

Para santri sedang berlatih

kegiatan Pramuka

Pertandingan Seni Bela diri

Pencak Silat

Antar santri

Page 101: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

PESAN ULAMA,

pengajian rutin awal bulan

Pembagian daging Qurban

Kegiatan penyembelihan

Hewan Qurban yang melibatkan

santri dan masyarakat sekita

Tabligh Akbar Bersama KH. Zainuddin Mz dan Menteri Negara

Koperasi dan UKM.

Page 102: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan
Page 103: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

DAFTAR REFERENSI

No. No Footnote Halaman

Skripsi

Halaman

Referensi

Paraf

Pembimbing

1 1. Rohinah M. Noor, MA,

KH.Hasyim Asy‟ari

Memodernisasi NU &

Pendidikan Islam, (Jakarta:

Grafindo Khazanah Ilmu,

2012)

BAB 1

1

88

2 2. Mujamil Qomar, M.Ag,

Pesantren dari Transformasi

Metodelogi Menuju

Demokratisasi Institusi,

(Jakarta: PT Glora Aksara

Pertama, 2005)

2 10

3 4. M. Ali Hasan-Mukti Ali,

Kapita Selekta Pendidikan

Agama Islam, (Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya, 2009)

3 104

4 6. Iskandar Engku, M.A & Siti

Zubaidah, M.Ag, Sejarah

Pendidikan Islam, (Bandung:

PT Rosdakarya, 2012)

BAB 2

8

172

5 11. Zamakhsyari Dhofier,

Tradisi Pesantren : Studi

Pandangan Hidup Kiai dan

Visinya Mengenai Masa Depan

Indonesia, (Jakarta: Pustaka

Nasional, 2011)

11 79

6 13. Sulthon & Khusnurdilo,

Manajemen Pondok Pesantren,

13 91

Page 104: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

(Jakarta: Diva Pustaka, 2005)

7 14. Muin, Pesantren dan

Pengembangan Ekonomi

Umat, (Jakarta: CV Prasati,

2007)

13 23

8 18. Ridwan Abawihda,

Kurikulum Pendidikan

Pesantren dan Tentangan

Perubahan Global, (Jakarta:

Pustaka Pelajar, 2012)

16 117

9 19. Kementerian Agama RI,

Kerangka Dasar Dan Strutur

Kurikulum Satuan Pendidikan

Mu‟adalah Salafiyah Setingkat

Madrasah Aliyah, Direktorat

Pendidikan Diniyah dan

Pesantren Tahun 2015.

18 7-9

10 20. Kementerian Agama RI,

Pedoman Pendidikan Diniyah

Formal, Direktorat Pendidikan

Diniyah dan Pesantren, Tahun

2015.

18 157

11 21. Permendiknas No 22/2006,

Lampiran, 3 (Jakarta:

Depdinas, 2006)

20 5-6

12 22. Rusman, M.Pd.,

Manajemen Kurikulum,

(Jakarta: PT Raja Grafino

Persada, 2009)

21 3

13 26. Zainal Arifin, M.Pd, 24

Page 105: MANAJEMEN KURIKULUM PONDOK PENSANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31994/3/NAWAWEE... · tim penyusun kurikulum untuk menentukan arah kebijakan pendidikan

Konsep dan Model

Perkembangan Kurikulum,

(Bandung :PT Remaja

Rosdakarya, 2011)

14 28. Oemar Hamalik,

Manajemen Pengembangan

Kurikulum, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2012)

25 20

15 29. Suharsimi Arikunto & Lia

Yuliana, Manajemen

Pendidikan, (Yogjakarta:

Aditya Media, 2008)

26 133-138

16 30. Ramayulis, Ilmu

Pendidikan Islam, (Jakarta:

Kalam Mulia, 2002)

28 153-155

17 36. Nana Syaodih

Sukmadinata, Metode

Penelitian Pendidikan,

(Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010)

BAB 3

34

54

18 37. Djuju, Evaluasi Program

Pendidikan Luar Sekolah,

(Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2006)

35 199

Jakarta, 16 November 2015

Dr. Jejen Musfah, MA

NIP. 197706022000511004