Upload
phunghuong
View
250
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK FMIPA – UNNES SEMARANG
( Studi Kasus di FMIPA-UNNES Semarang )
TESIS
Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh :
TITI WAHYUKAENI NIM : 1103503061
PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2005
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tesis ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
tesis.
Semarang, 2005 Pembimbing I Pembimbing II Prof. Dr. Sarosa Purwadi Prof. Dr. Madya Ekosusilo, M.Pd NIP. 130077390 NIP. 131098520
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Tesis ini telah dipertahankan di dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program
Pascasarjana Universitas Negeri Semarang, pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 4 Agustus 2005
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Prof. Mursid Saleh, Ph.D Prof. Dr. Retno Sriningsih S.
NIP. 130354512 NIP. 130431317
Penguji I Penguji II / Pembimbing II
Prof. Soelistio ML., Ph.D Prof. Dr. Madyo Ekosusilo, M.Pd
NIP. 130154821 NIP. 131098520
Penguji III / Pembimbing I
Prof. Dr. Sarosa Purwadi
NIP. 130077390
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis ini benar-benar hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 2005
Titi Wahyukaeni
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Ing ngarso sung tulodho
Ing madyo mangun karso
Tut wuri handayani
Teruntuk :
• Suami tercinta atas dukungan dan
doanya.
• Anak-anakku tersayang yang telah
memberikan bantuannya secara moril
maupun materiil.
• Sobat-sobatku atas doa dan
suportnya.
vi
SARI
Wahyukaeni, Titi. 2005. Manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPA – UNNES Semarang (Studi Kasus di FMIPA – UNNES Semarang). Program Studi Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : I. Prof. Dr. Sarosa Purwadi, II. Prof. Dr. Madyo Ekosusilo, M.Pd.
Kata kunci : manajemen, Laboratorium Kimia Organik
Fungsi Laboratorium Kimia Organik adalah menyelenggarakan pengabdian masyarakat dalam pengembangan sumber daya alam. Penelitian tersebut diarahkan pada upaya pengembangan potensi bahan alam di daerah Jawa Tengah dan sekitarnya, sehingga dapat memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat dan pemerintah daerah.
Fokus penelitian adalah manajemen Laboratorium Kimia Organik. Fokus dijabarkan menjadi empat sub fokus, yaitu : perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan Laboratorium Kimia Organik.
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dan mengkaji perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, pengamatan peran serta, dan studi dokumentasi. Informan dipilih secara purposif dipadukan dengan Snowball Sampling. Analisis data dilakukan dengan cara : reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa : (1) Perencanaan : SDM yang mendukung, sedangkan alat dan bahan serta fasilitas yang belum cukup untuk kebutuhan kegiatan Laboratorium Kimia Organik karena dana yang terbatas; (2) Pengorganisasian : di Laboratorium Kimia Organik hanya ada penanggung jawab laboratorium dan laboran, ini bukan organisasi tetapi merupakan unsur organisasi. Kedudukan Penanggung Jawab Laboratorium yang masih semi formal; (3) Penggerakan : perlu penambahan Laboratorium Pangan, Laboratorium Mikro-biologi, Laboratorium Biokimia. Perlu peningkatan bimbingan kegiatan Laborato-rium Kimia Organik, perlu ada reorganisasi; (4) Pengawasan : melalui kartu kendali, papan informasi yang mencantumkan daftar kegiatan Laboratorium Kimia Organik ditunjang dengan tulisan-tulisan sebagai pengendali kerja di Laboratorium Kimia Organik. Pengawasan belum dilakukan secara optimal terutama saat praktikum karena jumlah mahasiswa yang melebihi kapasitas Laboratorium Kimia Organik.
Disarankan untuk : (1) UNNES, memberikan kebijakan pengembangan laboratorium kimia melalui reorganisasi dan memfasilitasi pendanaan; (2) Ketua Jurusan membuat rencana strategis untuk pengembangan Laboratorium Kimia Organik; (3) Kepala Laboratorium Kimia mensosialisasikan manajemen labora-torium kepada personel Laboratorium Kimia Organik; (4) Penanggung Jawab Laboratorium berperan aktif meningkatkan kinerja di Laboratorium Kimia Organik;
vii
(5) Dosen Pengampu Praktikum meningkatkan penelitian, bimbingan praktikum, dan pelayanan masyarakat; (6) Laboran atau Teknisi meningkatkan kualitas pelayanan kegiatan-kegiatan di Laboratorium Kimia Organik.
viii
PRAKATA
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan ramat, taufiq, hidayah serta inayahNya, sehingga tesis ini dapat
terselesaikan.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Sarosa
Purwadi dan Bapak Prof. Dr. Madyo Eksusilo, M.Pd. Pembimbing Tesis yang
memberikan bimbingan, bantuan, nasihat dan dorongan serta saran-saran sehingga
terselesainya tesis ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Kasmadi, M.Si
(Dekan FMIPA), Drs. Edy Cahyono, M.Si (Ketua Jurusan Kimia), Bapak Drs.
Kasmui, M.Si (Kepala Laboratorium Kimia), Bapak Dr. Supartono, M.S.
(Penanggung Jawab Laboratorium Kimia Organik) yang telah mengijinkan saya
serta membantu saya dalam pengumpulan data yang saya perlukan.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada suamiku tercinta
(Sutoro) dan anak-anakku tersayang (Bowo, Sari) yang telah memberikan
dukungan sepenuhnya untuk menyelesaikan studi S2 di Program PascaSarjana
UNNES Semarang.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Drs. Kusorosiadi,
M.Si, Bapak Drs. Edy Cahyono, M.Si, Bapak Dr. Supartono, MS, Ibu Dra. Nanik
Wijayati, M.Si, dosen pengampu praktikum Kimia Organik dan lainnya yang
belum saya sebut disini yang membantu dalam pengumpulan data yang saya
perlukan.
ix
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Bapak Sirojudin, S.Pd
(teman sejawat) yang telah banyak membantu penyelesaian tesis ini melalui
diskusi-diskusi sehingga banyak masukan-masukan yang sangat berharga dalam
penulisan tesis ini.
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada Bapak Wiji dan Ibu
Nuni Widiarti, S.Pd yang membantu lancarnya pengumpulan data-data.
Atas segala bantuan, bimbingan, nasihat, saran-saran yang telah diberikan
untuk penyempurnaan tesis ini disampaikan terima kaish dengan disertai doa
semoga amal kebajikan tersebut mendapatkan balasan yang lebih dari Allah SWT.
Amin ya robbal ‘alamin.
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iii PERNYATAAN .............................................................................................. iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v SARI ................................................................................................................ vi ABSTRACT .................................................................................................... viii PRAKATA ...................................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Fokus Penelitian ........................................................................ 2 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 2 D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 3
1. Manfaat Teoretis ................................................................. 3 2. Manfaat Praktis ................................................................... 4
E. Lokasi Penelitian ....................................................................... 4 F. Penegasan Istilah ....................................................................... 5
1. Perencanaan ........................................................................ 5 2. Pengorganisasian ................................................................. 5 3. Penggerakan ........................................................................ 6 4. Pengawasan ......................................................................... 6
G. Asumsi dan Lingkup Penelitian ................................................ 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 8
A. Manajemen ................................................................................ 8 1. Pengertian Manajemen ........................................................ 8 2. Manajemen sebagai Seni ..................................................... 9 3. Manajemen sebagai Suatu Organisasi ................................. 9 4. Manajemen sebagai Orang .................................................. 9 5. Manajemen sebagai Disiplin Ilmu ...................................... 9 6. Manajemen sebagai Proses ................................................. 10
B. Fungsi-fungsi Manajemen ........................................................ 10 1. Perencanaan (Planning) ...................................................... 11
a. Tingkat atas (top level) ................................................. 12 b. Tingkat menengah (midle level) ................................... 12 c. Tingkat bawah (bottom level) ....................................... 12
2. Pengorganisasian (Organizing) ........................................... 13 3. Penggerakan (actuating) ..................................................... 13
a. Motivasi ........................................................................ 14 b. Kepemimpinan .............................................................. 15
xi
c. Komunikasi ................................................................... 15 4. Pengawasan (controlling) ................................................... 16
C. Laboratorium ............................................................................. 18 1. Personil Pengelola Laboratorium ........................................ 19 2. Bangunan laboratorium ....................................................... 20 3. Fasilitas Laboratorium ........................................................ 21 4. Alat-alat laboratorium ........................................................ 21 5. Zat (Chemicals) ................................................................... 22
D. Manajemen Laboratorium ......................................................... 22 1. Kelompok Pengelola ........................................................... 23
a. Struktur organisasi laboratorium .................................. 24 b. Rincian tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang ......... 24
2. Kelompok yang Dikelola .................................................... 25 BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 27
A. Pendekatan Penelitian ............................................................... 27 B. Rancangan Penelitian ................................................................ 28 C. Kehadiran Peneliti di Lapangan ................................................ 29 D. Data, Sumber Data dan Instrumen Penelitian ........................... 30
1. Data ..................................................................................... 30 2. Sumber Data ........................................................................ 31 3. Instrumen Penelitian ........................................................... 32
E. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 33 1. Wawancara Mendalam ........................................................ 33 2. Observasi Partisipan ............................................................ 36 3. Studi Dokumentasi .............................................................. 37
F. Analisis Data ............................................................................. 38 1. Reduksi Data ....................................................................... 39 2. Penyajian Data .................................................................... 41 3. Penarikan Kesimpulan ........................................................ 43
G. Pengecekan Kebsahan Data ...................................................... 43 1. Derajat Kepercayaan (Credibility) ...................................... 43 2. Keteralihan (Transferability) .............................................. 44 3. Ketergantungan (Dependability) ........................................ 44 4. Kepastian (Confirmability) ................................................. 44
H. Pertimbangan Etika Penelitian .................................................. 45 BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ...................... 47
A. Paparan Data ............................................................................. 47 1. Paparan data tentang Perencanaan Laboratorium Kimia
Organik FMIPA UNNES Semarang ................................... 47 2. Paparan data tentang pengorganisasian Laboratorium
Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ......................... 71 3. Paparan data tentang penggerakan Laboratorium Kimia
Organik FMIPA UNNES Semarang .................................... 79 4. Paparan data tentang Pengawasan Laboratorium Kimia
Organik FPMIPA – UNNES ................................................ 89
xii
B. Temuan-Temuan Penelitian ....................................................... 108 1. Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA
UNNES Semarang ............................................................... 108 a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai .......................... 108 b. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat
rencana ............................................................................... 109 c. Menetapkan perancanaan dan memprediksi hambatan
serta hal-hal yang mendukung .......................................... 109 d. Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh
dalam pelaksanaan ............................................................ 111 e. Menetapkan waktu ......................................................... 112
2. pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ............................................................... 113 a. Mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan ................................. 113 b. Mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan ....................... 113 c. Menyusun struktur organisasi ....................................... 113 d. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab .............. 114 e. Menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab ....... 116 f. Menyusun staf personel ................................................ 117
3. penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ............................................................... 117 a. Memberi pengarahan dan perintah ............................... 117 b. Memberikan motivasi ................................................... 117 c. Mengadakan bimbingan dan pembinaan ....................... 118 d. Melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis ...................................................... 118 4. Pengawasan Laboratorium Kimia Organik FPMIPA –
UNNES ................................................................................ 119 a. Mengadakan pengamatan kegiatan ................................ 119 b. Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan
rencana .......................................................................... 120 c. Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan ......... 120
BAB V PEMBAHASAN .............................................................................. 121 A. Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES
Semarang ................................................................................... 121 1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai ............................... 122 2. Pengumpulan data yang diperlukan untuk membuat
rencana ................................................................................ 123 3. Menetapkan rencana dan memprediksi hambatan serta hal-
hal yang mendukung ............................................................ 124 4. Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh
dalam pelaksanaannya .......................................................... 126 5. Menetapkan waktu ............................................................... 127
xiii
B. Pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang ...................................................................... 127 1. Mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan ........................................ 127 2. Mengelompokkan jenis pekerjaan ....................................... 128 3. Menyusun struktur organisasi .............................................. 129 4. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-
masing petugas ..................................................................... 130 5. Menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab .............. 131
C. Penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang .................................................................................... 131 1. Memberikan pengarahan dan perintah ................................. 131 2. Memberikan motivasi .......................................................... 132 3. Memberikan bimbingan dan pembinaan .............................. 133 4. Melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis ............................................................. 134 D. Pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES
Semarang .................................................................................... 135 1. Mengadakan pengamatan kegiatan ...................................... 135 2. Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan
rencana ................................................................................. 136 3. Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikannya ......... 138
BAB VI KESIMPULAN ............................................................................... 140 A. Kesimpulan ................................................................................ 140 B. Saran-saran ................................................................................ 146
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 148
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Pengertian, Fungsi dan Kegiatan Manajemen .................................... 17
Tabel 2 Subyek Penelitian .............................................................................. 31
Tabel 3 Setting dan Peristiwa yang diamati ..................................................... 37
Tabel 4 Kode Topik Liputan Penelitian Berdasarkan Fokus Penelitian dengan Penjabaran ke dalam Sub Fokus Penelitian ......................... 40
Tabel 5 Penuturan informan tentang merumuskan tujuan yang akan dicapai .............................................................................................. 47
Tabel 6 Penuturan informan tentang mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana ................................................................... 49
Tabel 7 Penuturan informan tentang rencana pengembangan Laboratorium Kimia Organik .................................................................................. 52
Tabel 8 Penuturan informan tentang hambatan yang ada dengan atau dilaksanakannya perencanaan pengembangan Laboratorium Kimia Organik ............................................................................................. 56
Tabel 9 Penuturan informan tentang memprediksi dukungan yang ada dengan akan dilaksanakan perencanaan pengembangan Laboratorium Kimia Organik ........................................................... 63
Tabel 10 Penuturan informan tentang menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaannya ............................................. 67
Tabel 11 Penuturan informan tentang menentukan waktu pengembangan Laboratorium Kimia Organik ........................................................... 71
Tabel 12 Penuturan informan tentang mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan ................................... 72
Tabel 13 Penuturan informan tentang mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan .......................................................................................... 73
Tabel 14 Penuturan informan tentang menyusun struktur organisasi ............. 75
Tabel 15 Penuturan informan tentang merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-masing petugas .......................................... 77
Tabel 16 Penuturan informan tentang menyusun staf personel ...................... 79
Tabel 17 Penuturan informan tentang memberi pengarahan dan perintah ...... 80
Tabel 18 Penuturan informan tentang memberikan motivasi ......................... 82
Tabel 19 Penuturan informan tentang mengadakan bimbingan dan pembinaan ........................................................................................ 84
xv
Tabel 20 Penuturan informan tentang melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis ................................... 87
Tabel 21 Penuturan informan tentang mengadakan pengamatan kegiatan ..... 91
Tabel 22 Penuturan informan tentang mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana ............................................................ 94
Tabel 23 Penuturan informan tentang mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan .......................................................................................... 96
Tabel 24 Hasil Rapat Jurusan dengan KBK Bidang Kimia Organik .............. 98
Tabel 25 Penuturan Para Informan tentang Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ..................................... 99
Tabel 26 Penuturan Para Informan tentang pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ..................................... 102
Tabel 27 Penuturan Para Informan tentang penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ..................................... 103
Tabel 28 Penuturan Para Informan tentang pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ..................................... 104
Tabel 29 Penuturan Para Informan Pada Hasil Rapat Jurusan Bersama KBK Bidang Kimia Organik ..................................................................... 106
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Susunan Organisasi Laboratorium ............................................... 24
Gambar 2 Pola Pikir Manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang ........................................................................ 107
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Catatan Lapangan (C.L.: 01) ..................................................... 150 (Wawancara)
Lampiran 2 Catatan Lapangan (C.L.: 02) ...................................................... 155
Lampiran 3 Catatan Lapangan (C.L.: 03) ...................................................... 160
Lampiran 4 Catatan Lapangan (C.L.: 04) ...................................................... 165
Lampiran 5 Catatan Lapangan (C.L.: 05) ...................................................... 173
Lampiran 6 Catatan Lapangan (C.L.: 06) ...................................................... 177
Lampiran 7 Catatan Lapangan (C.L.: 07) ...................................................... 182
Lampiran 8 Catatan Lapangan (C.L.: 08) ...................................................... 189
Lampiran 9 Catatan Lapangan (C.L.: 09) ...................................................... 192
Lampiran 10 Catatan Lapangan (C.L.: 10) ...................................................... 196
Lampiran 11 Catatan Lapangan (C.L.: 11) ...................................................... 202
Lampiran 12 Catatan Lapangan (C.L.: 12) ...................................................... 206
Lampiran 13 Catatan Lapangan (C.L.: 13) ...................................................... 211
Lampiran 14 Catatan Lapangan (C.L.: 14) ...................................................... 216
Lampiran 15 Catatan Lapangan (C.L.: 15) ...................................................... 219
Lampiran 16 Catatan Lapangan (C.L.: 16) ...................................................... 223 (Observasi/Pengamatan)
Lampiran 17 Catatan Lapangan (C.L.: 17) ...................................................... 224
Lampiran 18 Dokumen Penelitian (DOK. 01) ................................................ 225
Lampiran 19 Dokumen Penelitian (DOK. 02) ................................................ 226
Lampiran 20 Dokumen Penelitian (DOK. 03) ................................................ 231
xviii
Lampiran 21 Dokumen Penelitian (DOK. 04) ................................................ 243
Lampiran 22 Dokumen Penelitian (DOK. 05) ................................................ 246
Lampiran 23 Dokumen Penelitian (DOK. 06) ................................................ 256
Lampiran 24 Dokumen Penelitian (DOK. 07) ................................................ 269
Lampiran 25 Denah Laboratorium Kimia Organik dan Biokimia Jurusan Kimia FMIPA-UNNES Semarang ............................................ 276
Lampiran 26 Kode dan Batasan Operasional ................................................. 277
Lampiran 27 Keputusan Program PascaSarjana Universitas Negeri Semarang No. 117/PPs/2004 tentang Pengangkatan Dosen Pembimbing Tesis ..................................................................... 279
Lampiran 28 Izin Penelitian dari dari Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang No. 197/J.40.4.1/PG/2005 ......... 280
Lampiran 29 Ijin Penelitian dari Dekan FMIPA-UNNES Semarang No. 593/J.40.1.4/PP/2005 ................................................................. 281
Lampiran 30 Surat Keterangan dari Ketua Jurusan No. 473/J.40.1.4.4/PP/2005 .............................................................. 282
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang mengelola dua
program studi yaitu program studi Pendidikan Kimia dan Program Studi Kimia.
Pengajaran sains memiliki karakteristik dalam pembuktian secara ilmiah
terhadap teori dan pengetahuan yang dipelajari. Pembuktian itu dilakukan antara
lain di laboratorium dalam kegiatan praktikum, karena itu Laboratorium Kimia
memiliki peran sentral dalam sistem pengajaran di Jurusan Kimia.
Manajemen laboratorium terus dibenahi agar fungsi Laboratorium
Kimia dapat ditingkatkan menjadi laboratorium kimia yang representatif untuk
menyelenggarakan praktikum dan penelitian bidang ilmu kimia sehingga
dihasilkan lulusan yang berkualitas. Peningkatan ini sekaligus akan mendorong
penelitian dosen sebagai salah satu tugas tri dharma perguruan tinggi.
Fungsi Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES adalah untuk
menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam
pengembangan sumber daya alam. Penelitian konversi bahan alam pemanfaatan
dan pengembangannya sangat diperlukan dalam upaya menggali sumber daya
alam di daerah dan sebagai pendukung utama pelaksanaan kebijakan otonomi
daerah. Peralatan laboratorium yang memadai dapat meningkatkan pelayanan
kepada dosen dan mahasiswa dalam melaksanakan praktikum, penelitian-
penelitian. Penelitian tersebut diarahkan pada upaya pengembangan potensi
2
bahan alam di daerah Jawa Tengah dan sekitarnya sehingga dapat memberikan
informasi ilmiah kepada masyarakat dan pemerintah daerah.
Bangunan fisik Laboratorium Kimia terdiri atas 3 lantai yang terdiri dari
laboratorium Kimia Dasar, Laboratorium Kimia Anorganik, Laboratorium
Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Kimia Organik /
Biokimia, Laboratorium Komputasi dan PBM Kimia. Program Studi Kimia
FMIPA-UNNES mengembangkan beberapa program terpadu, yaitu:
peningkatan kemampuan dan keterampilan lulusan, pengembangan sistem
pembelajaran berbasis riset dan pengadaan laboratorium penelitian dan
instrumentasi dengan mewujudkan manajemen laboratorium.
Beberapa prinsip dalam paradigma, baru manajemen pendidikan tinggi
dicoba diupayakan penjabarannya dalam program yang sesuai dengan sumber
daya yang dimiliki. Jurusan dengan sarana yang tersedia, dengan sumber daya
yang dimiliki antara lain Laboratorium Kimia Organik.
Atas dasar latar belakang masalah sebagaimana diuraikan tersebut, maka
penelitian tentang “Manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES
Semarang” dilakukan. Penelitian tersebut sampai kini memang belum ada yang
melakukannya.
B. Fokus Penelitian
Penelitian difokuskan pada masalah Manajemen Laboratorium Kimia
Organik FMIPA-UNNES Semarang. Fokus penelitian dijabarkan lebih lanjut
dalam empat sub fokus yaitu :
3
1. Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.
2. Pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.
3. Penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.
4. Pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji perencanaan Laboratorium Kimia
Organik FMIPA-UNNES Semarang.
2. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengorganisasian Laboratorium
Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.
3. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji penggerakan Laboratorium Kimia
Organik FMIPA-UNNES Semarang.
4. Untuk mengidentifikasi dan mengkaji pengawasan Laboratorium Kimia
Organik FMIPA-UNNES Semarang.
D. Manfaat Penelitian
3. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat :
a. Menjadi bahan acuan bagi peneliti lain yang berminat meneliti tentang
permasalahan yang terkait dengan manajemen Laboratorium Kimia
Organik FMIPA-UNNES Semarang.
4
b. Memberikan informasi dalam mengembangkan teori yang berkaitan
dengan manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES
Semarang
4. Manfaat Praktis :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi :
a. Pengelola Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang
yaitu sebagai bahan evaluasi terhadap manajemen laboratorium yang
dikelolanya.
b. Seluruh laboratorium di Jurusan Kimia atau di lembaga-lembaga
pendidikan yang sama, agar pemantauan atas manajemen laboratorium
dapat lebih mudah dilakukan.
c. Lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia yaitu sebagai gambaran
dalam penyusunan program atau pengembangan manajemen
laboratorium kimia.
E. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Laboratorium Kimia Organik
FMIPA-UNNES Semarang. Ditetapkannya lokasi ini karena di laboratorium-
laboratorium Kimia yang ada di FMIPA-UNNES Semarang, yaitu
Laboratorium Kimia Dasar, Laboratorium Kimia Anorganik, Laboratorium
Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Kimia Organik
Biokimia, Laboratorium PBM-Komputasi.
5
Kegiatan di Laboratorium Kimia Organik meliputi pelayanan praktikum
untuk mata kuliah kimia organik, biokimia dan kimia bahan pangan, penelitian
dosen dan mahasiswa, serta kegiatan layanan masyarakat yang membutuhkan
analisis proksimat, isolasi dan identifikasi serta transformasi komponen
organik bahan alam, pelatihan dan informasi pembuatan ekstraks empon-
empon, penetapan nilai gizi, dan pengawetan bahan pangan. Dengan padatnya
kegiatan di Laboratorium Kimia Organik, sedang kondisi laboratorium seperti
sekarang, maka perlu segera diperluas dengan menambahkan Laboratorium
Pangan dan Laboratorium Biokimia.
Inilah yang menjadi alasan kenapa peneliti mengambil lokasi di
Laboratorium Kimia Organik.
F. Penegasan Istilah
Penegasan istilah diperlukan untuk menghindari terjadinya interprestasi
yang berbeda dari para pembaca.
5. Perencanaan
Kegiatan menyusun keputusan dalam bentuk langkah yang akan
ditempuh dalam melaksanakan kegiatan Laboratorium Kimia Organik
FMIPA-UNNES Semarang.
6. Pengorganisasian
Pengaturan dan pembagian kerja sekelompok orang dalam bentuk
kerjasama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien dalam
Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.
6
7. Penggerakan
Kegiatan penggerakan orang agar secara sadar dengan
memanfaatkan fasilitas yang tersedia mau melaksanakan apa yang telah
direncanakan dalam Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES
Semarang.
8. Pengawasan
Kegiatan mengawasi dan mengontrol semua kegiatan agar tidak terjadi
penyimpangan sesuai dengan program yang telah dibuat Laborato-rium
Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.
G. Asumsi dan Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertolak dari asumsi bahwa :
1. Para pengelola Laboratorium Kimia Organik atas dasar pengalaman
kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat menunjang keefektifan manaje-
men laboratorium yang mereka lakukan.
2. Para pengelola Laboratorium Kimia Organik telah dibekali pula
pengetahuan praktis tentang manajemen laboratorium melalui penataran
atau pelatihan tersebut meningkatkan kemampuan dan ketrampilan mereka
dalam melaksanakan manajemen laboratorium.
3. Pengalaman perolehan penataran atau pelatihan dilengkapi pula buku
pedoman praktis, para pengelola laboratorium dapat dengan lancar dan
mencapai hasil yang optimal dalam manajemen laboratorium.
7
Lingkup penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang tidak
dapat diatasi oleh peneliti. Keterbatasan-keterbatasan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Substansi penelitian ini adalah manajemen Laboratorium Kimia Organik
FMIPA-UNNES Semarang. Substansi yang lebih luas tidak termasuk
jangkauan penelitian ini dan perlu diadakan penelitian tersendiri.
2. Penelitian ini dilaksanakan dalam satu situs yaitu di Laboratorium Kimia
Organik FMIPA-UNNES Semarang. Hasil penelitian lebih dari satu situs
mungkin hasilnya akan berbeda.
3. Peneliti sebagai instrumen penelitian tidak dapat terhindar dari adanya
kemungkinan bias. Untuk mengatasi bias tersebut digunakan triangulasi
keabsahan data, baik melalui metode atau sumber data.
4. Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu (tahun 2004/2005).
Implikasinya kemungkinan hasil penelitian ini hanya berlaku untuk kurun
waktu tersebut.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen
1. Pengertian Manajemen Manajemen memiliki berbagai arti dan definisi, tergantung dari siapa yang
mendefinisikan dan kapan mendefinisikannya. Istilah manajemen sen-diri
berasal dari bahasa Inggris ‘management’, yang berasal dari kata kerja ‘to
manage’ yang artinya: ‘to handle’ (mengurus, menangani), to control
(menguasai, mengawasi), to make and keep submissive (menjaga agar
tetap patuh, tunduk), to organize (mengorganisir), to alter by manipulation
(me-ngubah dengan cara memanipulasi), to carry out a purpose
(melaksanakan tujuan).
2. Manajemen sebagai Seni
Sebagai suatu seni manajemen berarti melaksanakan fungsi-fungsi dan
tugas organisasi melalui orang. Pelaksanaannya menggunakan berbagai
teknik, misalnya : (1) melalui hubungan antar manusia (human relations);
(2) mendelegasikan wewenang, menugaskan atau membagi tugas dan
tang-gung jawab dengan orang lain; (3) berkomunikasi, termasuk di
dalamnya mengambil keputusan dan memecahkan masalah; (4) mengelola
perubahan; (5) manajemen sebagai ilmu pengetahuan; (6) manajemen di
sini berkaitan dengan membangun filsafat, hukum-hukum, teori, prinsip,
9
proses dan praktek, yang bisa diterapkan di berbagai situasi termasuk di
sekolah.
3. Manajemen sebagai Suatu Organisasi
Sebagai suatu organisasi, manajemen menciptakan struktur formal dan
struktur tersebut didasarkan pada misi, tujuan, target, fungsi dan tugas.
Misalnya, departemen pertahanan dan keamanan dapat menunjuk pada
pengelolaan militer dan polisi (juga masalah dalam dan luar negeri),
sedang Menteri Ekonomi menangani keuangan, perdagangan, koperasi,
dan lain-lain).
4. Manajemen sebagai Orang
Manajemen dapat dilihat sebagai orang atau sekelompok orang. Misalnya,
seorang guru mengatakan “Manajemen sekolah telah mengubah jadwal di
pertengahan semester” ini bisa berarti anda sendiri, atau pimpinan sekolah,
atau guru senior, atau mungkin tim (seperti menteri koordinator di
kabinet).
5. Manajemen sebagai Disiplin Ilmu
Dalam pengertian ini, manajemen sebagai suatu bidang kajian yang terdiri
dari berbagai subjek atau topik. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap
dalam manajemen bisa diperoleh melalui belajar, pengataman, atau
pendidikan yang memberikan ijazah atau sertifikat.
10
6. Manajemen sebagai Proses
Manajemen sebagai kumpulan proses, termasuk misalnya, pengambilan
keputusan, pemecahan masalah, atau perencanaan aksi. Semua proses ini
melibatkan pesan sumber-sumber seperti manusia, barang, dana, dan
waktu. Sering proses-proses ini disebut sebagai fungsi-fungsi manajer.
Definisi yang lebih kompleks dan mencakup aspek-aspek penting
pengelolaan, seperti yang dikemukakan oleh Stoner (1990) sebagai berikut
“Managemen adalah perencanan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha para pengawas, usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya / organisasi lainnya
agar mencapai tujuan organisasi yang lebih ditetapkan”.
B. Fungsi-fungsi Manajemen
G.R. Terry, H. Albers, Richard D. Anderson, Henry Fayol, Herbert G. Hicks,
Luther Gulick, Ernest Dale dalam (Winardi. 2000 : 161-163) G.R. Terry
(Principles organ Management) menyatakan bahwa fungsi-fungsi fundamental
manajemen meliputi hal-hal sebagai berikut : Planning (Perencanaan),
Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Menggerakkan), Controlling
(Mengawasi). Ingat singkatan P.O.A.C.
H. Albers (Management, The Basic Concepts) mengemukakan fungsi-fungsi
manajemen sebagai berikut : Planning, Organizing, Directing, Controlling.
11
Richard D. Anderson (Management Practice) membagi manajemen dalam 5
elemen sebagai berikut : Planning, Organizing, Staffing, Excecuting,
Appraising.
Henry Fayol (Bapak Konsepsi Proses) memasukkan fungsi-fungsi berikut
dalam aktivitas manajemen : Planning, Organization, Command,
Coordination, Control.
Herbert G. Hicks (The Management of Organizations) mengemukakan
pembagian berikut : Planning, Organizing, Motivating, Communicating,
Controlling, Creating.
Luther Gulick yang pada tahun 1930 mengemukakan istilah singkatan : P O S
D C O R B. Didalamnya terkandung 7 buah fungsi yaitu : Planning,
Organizing, Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, Budgeting.
Ernest Dale dalam bukunya : Management Theory and Practice membagi
fungsi-fungsi manajemen dalam : Planning, Organizing, Direction,
Innovation, Representation.
Beberapa fungsi manajemen dari beberapa pakar tersebut, peneliti
menggunakan fungsi manajemen yang diutarakan oleh G.R. Terry yaitu
meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan.
1. Perencanaan (Planning)
Menurut Terry (1998) perencanaan meliputi tindakan memilih dan
menggabungkan fakta-fakta dan membuat serta menggabungkan asumsi-
asumsi mengenai yang akan datang dalam memvisualisasikan serta
12
merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan dan dianggap perlu untuk
mencapai hasil-hasil yang diinginkan.
Graves dalam Sarwoto (1998 : 70) membedakan tiga tingkatan dalam
perencanaan menurut tingkatannya dalam organisasi sebagai berikut :
a. Tingkat atas (top level)
Pada tingkat ini perencanaan lebih bersifat memimpin /
directive, yaitu memberi petunjuk serta menggariskan dalam segala
hal, baik mengenai tujuan maupun caranya, jadi perencanaan sifatnya
belum begitu positif untuk segera dapat dilaksanakan.
b. Tingkat menengah (midle level)
Pada tingkat ini perencanaan lebih bersifat administrative
(manajerial) yaitu sudah lebih jelas menunjuk pada cara-cara
bagaimana tujuan-tujuan dan cara-cara yang telah digariskan dalam
perencanaan yang bersifat directive dapat dilaksanakan sebaik-
baiknya.
c. Tingkat bawah (bottom level)
Yaitu tingkat dimana tiap-tiap anggota kelompok lebih banyak
mempunyai tugas menghasilkan, sehingga tugas itu lebih bersifat
operatif (operational) yaitu pekerjaan yang harus berakhir dengan
menghasilkan sesuatu yang konkrit. Maka sifat perencanaan pada
tingkat ini juga lebih bersifat operatif, yaitu bagaimana cara
menjalankan sesuatu agar dicapai hasil yang sebaik dan sebenar
mungkin.
13
Menurut Handayaningrat (1988) perencanaan adalah proses berfikir
yang sistematis dalam menetapkan segala sesuatu yang akan
dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan. Sedangkan fungsi
perencanaan meliputi serangkaian keputusan yang berupa menentukan
tujuan, kebijaksanaan, membuat program, menentukan metode yang
akan dicapai, dan prosedur serta menyusun jadwal pelaksanaan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah suatu proses untuk menentukan,
mengelompokkan tugas, dan pengaturan secara bersama, aktivitas untuk
mencapai tujuan, menentukan orang-orang yang akan melakukan aktivitas,
menyediakan alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang dapat
didelegasikan kepada setiap individu yang akan melaksanakan aktivitas
tersebut (Hasibuan, 1990). Sedangkan Winardi (2000) mengatakan
pengorganisasian adalah suatu proses di mana suatu pekerjaan yang ada
dibagi atas komponen-komponen yang dapat ditangani dan aktivitas untuk
mengkoordinasikan hasil-hasil yang dicapai untuk mencapai tujuan.
3. Penggerakan (actuating)
Penggerakan adalah fungsi manajemen yang paling penting dan dominan
dalam proses manejemen. Penggerakan (directing = actuating = leading)
amat rumit dan kompleks karenanya sangat sulit diterapkan apabila
karyawan tidak dapat dikuasai sepenuhnya, dan suatu organisasi tanpa
penggerakan tidak ada output yang konkrit. Terry (1998 : 313) actuating
merupakan usaha untuk penggerakan anggota-anggota kelompok
14
sedemikian rupa supaya mereka berkeinginan dan berusaha untuk
mencapai sasaran-sasaran perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu
ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut. Siagian (2000) mengatakan
penggerakan adalah keseluruhan proses dalam memberikan dorongan
kepada bawahan untuk bekerja sehingga mereka mau bekerja secara ikhlas
dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi. Pada bagian lain
Handoko (1991 : 25) memberikan istilah, penggerakan adalah pengarahan
dan oleh Handoko mengartikan pengarahan adalah untuk
membuat/mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan
dan harus mereka lakukan. Beberapa komponen penggerakan yang perlu
dipahami adalah motivasi, komunikasi, kepemimpinan dan pengawasan.
a. Motivasi
Menurut faham behaviourisme motivasi diartikan sebagai suatu
kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan
sebuah kondisi yang memberi arah atau ketahanan (persistence) pada
tingkah laku tersebut. Sedangkan faham kognitif motivasi
didefinisikan sebagai perspektif yang dimiliki seseorang mengenai
dirinya sendiri dan lingkunganya. (Suciati 1997 : 4 1).
Motivasi sebagai proses psikologi timbul diakibatkan oleh faktor di
dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut dengan faktor instrinsik
yaitu dapat berupa sikap, kepribadian, serta pengalaman sebagai
harapan cita-cita yang menjangkau ke masa depan. Sedangkan faktor
dari luar diri dapat ditimbulkan oleh berbagai sumber yang dapat
15
datang lingkungan kerja dimana manusia, itu beraktivitas atau
lingkungan dimana ia tinggal, bisa karena pemimpin, kolega atau
faktor-faktor lain yang sangat kompleks. Tetapi dapat dikatakan bahwa
faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik motivasi timbul oleh karena
ada rangsangan (Wahjosumidjo 1994 174, 175).
b. Kepemimpinan
Blanchard dkk (1986 99) kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
aktivitas seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan
dalam situasi tertentu. Seseorang yang dapat mempengaruhi orang lain
dapat dikatakan sebagai pemimpin, dan orang yang dipengaruhi adalah
pengikut. Kepemimpinan juga dapat dikatakan suatu usaha
mempengaruhi orang antar perorangan (interpersonal) lewat proses
komunikasi untuk mencapai sesuatu atau beberapa tujuan Gibson
(1990 : 263). Dari kedua pendapat diatas dapat dirumuskan definisi
kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau
kelompok dalam usaha ke arah pencapaian tujuan.
c. Komunikasi
Komunikasi adalah proses pencapaian pesan antara komunikan dan
komunikator. Dalam penyampaian pesan itu ada hal-hal yang harus
diperhatikan antara lain dengan menggunakan umpan balik, artinya
komunikasi tersebut mestinya dua arah. Komunikasi dua arah ini
memungkinkan proses komunikasi berjalan lebih efektif. Gibson
(1990) kelangsungan hidup organisasi erat hubungannya dengan
16
kemampuan pemimpin untuk menerima, mengirim dan bertindak atas
dasar informasi. Dari pendapat di atas dapat digambarkan bahwa
komunikasi sebagai suatu landasan organisasi dapat berlangsung
secara efektif.
4. Pengawasan (controlling)
Pengertian pengawasan pada umumnya oleh Siagian dalam Subagio (2000
: 175) adalah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan
organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang
dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Handoko (1991:25) mendefinisikan pengawasan adalah penemuan dan
penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah
dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Dari kedua pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa pengawasan adalah pengukuran dan
koreksi atas pelaksanaan kerja dengan maksud untuk mewujudkan
kenyataan atau menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan rencana
yang disusun dapat dilaksanakan dengan baik.
Dari berbagai pernyatan-pernyataan mengenai perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan manajemen dapat
disimpulkan sebagai berikut :
C. Laboratorium
Laboratorium, pengertiannya dapat disimak dari kata “Laboratory” seperti pada
kamus Welester’s yaitu “A building or room in which scientific experiments are
conducted, or where drugs, chemicals explosives are tested and compounded”.
17
Menurut keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No. 0134/0/1983, tentang organisasi dan tata kerja lnstitut keguruan dan Ilmu
Pendidikan Bandung, tanggal 5 Maret 1983, Pasal 57 ayat 1 yang dimaksud
laboraorium adalah sebagai berikut: Laboratorium/studio adalah sarana
penunjang jurusan dalam satu atau sebagian cabang ilmu, teknologi atau seni
tertentu sesuai dengan keperluan bidang studi yang bersangkutan, dan unit
sumber daya dasar untuk pengembangan ilmu dan pendidikan.
Keputusan Mendiknas RI Nomor 225/0/2000: Statuta UNNES Pasal 39
(1) Laboratorium/Studio merupakan perangkat penunjang
pelaksanaan pendidikan pada jurusan dalam pendidikan
akademik dan profesional.
(2) Laboratorium/Studio dipimpin oleh seorang dosen yang
keahliannya telah memenuhi persyaratan sesuai cabang
ilmu pengetahuan, teknologi, olahraga, seni dan budaya
serta bertanggungjawab langsung kepada Ketua Jurusan.
Pasal 40
Laboratorium/studio mempunyai tugas melakukan kegiatan
dalam cabang ilmu pengetahuan, teknologi, olahraga, seni dan
budaya tertentu sebagai penunjang pelaksanaan tugas jurusan
sesuai dengan ketentuan bidang yang bersangkutan.
18
Pasal 41 ayat (2)
Penambahan dan penutupan laboratorium / studio ditetapkan
sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan jurusan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Laboratorium Kimia Organik adalah suatu ruangan atau kamar tempat
dilangsungkannya kegiatan praktek atau penelitian yang ditunjang oleh adanya
seperangkat alat-alat laboratorium serta ditunjang oleh adanya infrastruktur
laboratorium yang lengkap (termasuk fasilitas air, listrik, gas) (Ditjen Dikti,
2002).
Dalam pendidikan, laboratorium adalah tempet proses belajar mengajar
melalui metoda praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar
dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk
mengobservasi gejala-gejala yang dilengkapinya secara langsung. Praktikum
di dalam pendidikan dapat diartikan sebagai suatu metoda mendidik untuk
belajar dan mempraktekan segala aktivitas dalam proses belajar mengajar
untuk menguasai suatu keahlian.
Komponen-komponen laboratorium pendidikan kimia dapat dikatego-rikan ke
dalam lima komponen yang terdiri dari bangunan laboratorium, fasi-litas
laboratorium, alat-alat laboratorium, zat (chemical), dan personil pengelo-la
laboratorium.
1. Personil Pengelola Laboratorium
Suatu komponen yang penting dalam pengelolaan laboratorium adalah
para personelnya, yaitu yang akan melaksanakan tugas pengelolaan
19
laboratorium. Para personel akan terdiri dari beberapa orang yang
jumlahnya akan tergantung pada keadaan lab, jumlah praktikan, dan tujuan
para praktikan yang melaksanakan praktikum atau eksperimen di
laboratorium itu. Yang ideal personel-personel yang akan terlibat
langsung berdasarkan birokrasi dan hirarki tanggung jawab bidang kerja
yang harus ditanganinya akan terdiri dari: (1) kepala laboratorium, (2)
penanggung jawab laboratorium, (3) pembimbing praktikum (asisten), (4)
tenaga teknisi dan analis, (5) tenaga pembantu (juru laboratorium).
Masing-masing personel harus memahami dan mengerti bidang kerja yang
menjadi tanggung jawabnya, sesuai dengan peraturan yang berlaku pada
lembaganya dan selalu berorientasi kepada tujuan dan fungsi laboratorium
yang dibinanya. Antara para personil pengelola yang langsung dan jalur
vertikal secara administrasi harus terbina suatu hubungan yang harmonis,
dan masing-masing dapat memahami bahwa mereka semua itu merupakan
komponen-komponen dari sistem dalam pendidikan. Pembinaan personel
secara teknis dan administrasi dari waktu ke waktu agar selalu
ditingkatkan dan dibina sehingga pelaksananan kerjanya mencapai tujuan
yang optimal. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa keberhasilan tugas
dalam melaksanakan pengelolaan laboratorium akan ditentukan oleh para
personilnya, dan lembaga yang membinanya.
2. Bangunan laboratorium
Bangunan laboratorium diantaranya terdiri dari : (1) lokasi dan bentuk
bangunan laboratorium, (2) ruang praktikum, (3) ruangan tempat alat
20
(gudang alat), (4) ruangan tempat zat (gudang zat), (5) ruang alat optik, (6)
ruangan komputer, (7) ruangan persiapan praktikum, (8) ruang timbang,
(9) ruang pembimbing, asisten, (10) ruang gelap (fotografi), (11) ruang
bengkel laboratorium, (12) W.C.
3. Fasilitas Laboratorium
Fasilitas laboratorium diantaranya terdiri dari : (1) meja praktikum dan
kursi bulat, (2) meja mimbar, (3) papan tulis, (4) rak (lemari alat), (5) rak
(lemari zat), (6) instalasi air, bak air, kran-kran air, dan bak cuci, (7)
instalasi jaringan listrik, (8) lemari asam, (9) alat-alat penangkal
kebakaran, (10) kotak obat-obatan dan alat PPPK, (11) sumber api/gas dan
pembakar, (12) alat-alat bengkel yaitu gunting, pisau, cetok, kikir, palu,
tang, gergaji, obeng, testpen, kunci pembuka kran, kuas, cat pembuat
etikel botol, pelubang sumbat, sablon huru, kelengkapan alat-alat
pengerjaan gelas, (13) jam dinding, (14) kipas angin (blower), (15) lemari
es, (16) alat pembuat aquades, (17) barometer, (18) termometer ruangan,
(19) buku-buku rujukan materi praktikum, (20) telepon/alat komunikasi
lainnya, (21) papan pengumuman.
4. Alat-alat laboratorium, (alat-alat yang digunakan untuk pelaksanaan
praktikum kimia).
Alat-alat laboratorium kimia dapat dikelompokkan berdasarkan sifat-
sifatnya, keadaannya (bentuknya) fungsinya/ harganya, dan frekwensi
penggunaannya, serta kondisinya. Dalam pengelolaan alat-alat
laboratorium cara pengelompokkan alat-alat itu dapat dilakukan sebagai
21
berikut: alat-alat ukur, alat-alat gelas, alat-alat yang terbuat dari logam,
alat-alat yang terbuat dari kayu.
5. Zat (Chemicals) : zat yang bersifat racun keras, asam kuat dan larutan
basa yang mudah menguap, zat cair senyawa organik, zat berbentuk gas,
dan zat padat, misalnya macam-macam asam basa, garam dan unsur.
D. Manajemen Laboratorium
Manajemen adalah suatu proses penggunaan sumberdaya secara efektif untuk
mencapai suatu sasaran. Manajemen laboratorium akan mencakup kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan. Hal-hal yang
berkaitan dengan kegiatan tersebut diantaranya mengatur dan memelihara alat
dan bahan, menjaga disiplin di laboratorium dan keselamatan laboratorium
serta mendayagunakannya.
Manajemen laboratorium dapat diartikan sebagai pelaksanaan dalam
pengadministrasian, perawatan, pengamanan, perencanaan untuk pengemba-
ngannya secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuannya. Dalam melaksa-
nakannya selalu berorientasi dibinanya faktor-faktor keselamatan yang terlibat
didalam laboratorium dan lingkungannya.
Pelaksanaan manajemen laboratorium bertujuan agar dapat menunjang
kegiatan belajar-mengajar di laboratorium dan juga kegiatan penelitian agar
berlangsung secara optimal. Dari sisi lain pengetahuan laboratorium
merupakan usaha yang diarahkan kepada sarana dan prasarana serta serta
personil yang terlibat dalam peran dan kegiatannya.
22
Dalam manajemen laboratorium, lima macam komponen laboratorium seperti
yang telah dikemukakan di atas, dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok,
yaitu kelompok pengelola (sebagai sumber daya manusia), dan kelompok
yang dikelola yaitu bangunan laboratorium, fasilitas laboratorium, alat-alat
laboratorium, dan zat (chemicals). Dalam uraian disini, akan dicoba meninjau
fungsi dan aspek dari masing-masing kelompok itu.
1. Kelompok Pengelola
Beberapa hal mengenai personil pengelola laboratorium, akan dicoba
dikemukakan landasan, tugas, fungsi dan aspek dari para personel
laboratorium dalam pelaksanaannya.
Para personel laboratorium sesuai dengan bidang dan tanggung jawabnya
agar memiliki ketrampilan, dan pemahaman tentang laboratorium,
fasilitasnya, alat-alatnya dan zat-zatnya. Para personel laboratorium agar
mengetahui dan memahami tentang tugas dan fungsi dari laboratorium
berdasarkan peraturan dan tugas dari lembaga institusinya.
Para personil dalam melaksanakan tugas dan fungsi laboratorium untuk
mencapai tujuannya, agar memahami dan mempelajari penjelasan-
penjelasan dan penjabaran dari keputusan dan peraturan yang ada
diantaranya mengenai hal-hal seperti berikut ini:
23
a. Struktur organisasi laboratorium.
DEKAN
PD II PD III PD I
JURUSAN JURUSANJURUSAN
LAB * LAB * LAB *
ASISTEN **ASISTEN ** ASISTEN **
Gambar 1 Susunan Organisasi Laboratorium
Keterangan : * Dibantu oleh Lab. Teknisi ** Dibantu oleh tenaga laboran (Tim Supervisi, Ditjen Dikti, 2002)
b. Rincian tugas, Tanggung Jawab, dan Wewenang
Rincian tugas, tanggung jawab, dan wewenang bidang kerja dan
masing-masing personil pengelola dan hubungannya secara vertikal
dan horizontal, serta hak-haknya berdasarkan peraturan dan
perundang-undangan ketenaga kerjaan yang berlaku.
Selain mengerjakan hal itu para personel laboratorium akan/harus
mengerjakan pekerjaan sebagaimana telah dikemukakan di atas. Untuk
menyempurnakan pelaksanaan pengelolaan laboratorium para personel
laboratorium pada setiap kesempatan, agar selalu meneliti berbagai
aspek dari komponen-komponen laboratorium, sehingga peranan
24
laboratorium hasilnya optimum dalam segi pencapaian tujuan
instruksional, dan tujuan institusional, serta terbinanya suatu
profesionalisme dalam melaksanakan kerja. Suatu sistem pembinaan
ketatalaksanaan kerja dan pembinaan dari para personil laboratorium
perlu diperhatikan oleh pihak yang berwenang baik secara teknis atau
administratif, karena pelaksanaan bekerja di laboratorium baik segi
waktu pelaksanaan kerja, disiplin yang diperlukan, atau hal-hal yang
dapat merugikan kesehatan dirinya, merupakan sesuatu yang tidak
dapat dielakkan pada waktu mereka melaksanakan tugasnya. Karena
itu untuk semua orang yang bekerja di laboratorium agar mempelajari
dan memahami berbagai bahaya yang mungkin dapat ditimbulkan dari
laboratorium, dan juga selalu harus memperhatikan faktor-faktor untuk
membina keselamatan (safety) dalam bekerja di laboratorium.
2. Kelompok yang Dikelola
Kelompok ini terdiri dari bangunan laboratorium, fasilitas laboratorium,
alat-alat laboratorium, zat, dan lingkungannya serta praktikan. Untuk
pengelolaan masing-masing komponen tersebut dapat menerapkan
berbagai macam sistem yang sesuai dengan landasan, fungsi, dan tujuan
penggunaan laboratorium dari instansi atau lembaga yang membawahinya.
Suatu sistem laboratorium di UNNES diantaranya sebagai berikut ini :
a. Komponen bangunan laboratorium dan fasilitasnya
b. Manajemen laboratorium Kimia
25
Berbagai faktor dapat mempengaruhi jalannya manajemen laboratorium
dan uraian dalam tesis ini diarahkan kepada manajemen laboratorium
kimia yang dapat diterapkan untuk menyempurnakan pengelolaan
Laboratorium Kimia Organik di FMIPA-UNNES.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan latar alami
(natural setting) sebagai sumber data langsung mengenai manajemen
laboratorium Kimia Organik. Penelitian yang menggunakan pendekatan
kualitatif sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (1998) yang
dikutip oleh Sonhadji (1994).
Peneliti melakukan serangkaian kegiatan di lapangan mulai dari
penjajagan ke lokasi penelitian yaitu Laboratorium Kimia Organik, studi
orientasi, kegiatan praktikum, penelitian, pelayanan masyarakat dan dilanjut-
kan dengan studi secara terfokus mengenai perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan Laboratorium Kimia Organik.
Pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh personel
laboratorium pada awalnya bersifat pasif, kemudian beranjak menjadi aktif.
Pengamatan secara pasif dilakukan dengan hanya melihat-lihat hal-hal yang
dilakukan personel laboratorium tanpa memberi komentar maupun
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menimbulkan kecurigaan.
Pengamatan secara aktif dilakukan dengan cara melibatkan diri dalam
kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan, misalnya kegiatan praktikum
penelitian, pelayanan masyarakat.
Peneliti juga mengadakan wawancara hal-hal yang berkaitan dengan
pelaksanaan manajemen Laboratorium Kimia Organik. Wawancara dilengkapi
dengan cara mengkaji dokumen-dokumen yang relevan.
27
Semua data dikumpulkan sendiri oleh peneliti sebagai instrumen utama
dan dilakukan pada latar yang alami. Peneliti sendiri yang mengadakan
pengamatan, wawancara, mengumpulkan dokumen-dokumen yang diperlukan.
B. Rancangan Penelitian
Rancangan (desain) yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
kasus. Kasusnya adalah manajemen laboratorium kimia organik. Bogdan dan
Biklen (1998) menyarankan bahwa rancangan penelitian studi kasus paling
baik disajikan dalam bentuk cerobong (funnel). Bentuk cerobong ini
merupakan langkah yang sistematis, berawal dari eksplorasi yang bersifat luas
dan dalam, kemudian berlanjut dengan kegiatan pengumpulan dan analisis
data yang lebih menyempit dan terarah pada suatu topik tertentu.
Dipilihnya rancangan studi kasus dalam penelitian ini, karena metode
ini mudah untuk dilaksanakan, sehingga bagi peneliti pemula sangat cocok,
bila dibanding dengan studi multi situs atau multi kasus (Scott, 1965 yang
dikutip oleh Bogdan dan Biklen, 1998).
Penelitian ini menggunakan rancangan studi kasus observasi, karena
penelitian ini diarahkan untuk mengungkapkan suatu peristiwa manajemen
Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang dengan cara
mengadakan pengamatan peran serta.
C. Kehadiran Peneliti di Lapangan
Kehadiran dan keterlibatan peneliti di lapangan harus diutamakan
dalam penelitian kualitatif, karena peneliti merupakan instrumen penelitian
28
utama yang harus hadir di lapangan untuk mengumpulkan data yang
diperlukan dalam situasi yang sesungguhnya (Moleong, 2000).
Peneliti merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data,
penganalisis data, penafsir data, dan sekalius menjadi pelapor dari hasil
penelitian (Moleong, 2000). Peneliti harus berusaha semaksimal mungkin
untuk dapat memperoleh data sesuai dengan kenyataan di lapangan, sehingga
data yang terkumpul benar-benar relevan dan terjamin keabsahannya. Peneliti
harus bersikap hati-hati, terutama dengan informan kunci agar tercipta suasana
yang mendukung keberhasilan dalam pengumpulan data.
Peneliti sebagai instrumen penelitian harus mampu menyesuaikan diri
dengan situasi dan kondisi di lapangan yaitu di Laboratorium Kimia Organik
maupun di tempat dimana peneliti bisa ketemu personil laboratorium misalnya
saat melakukan wawancara. Hubungan baik antara peneliti dengan subyek
sebelum, selama dan sesudah memasuki latar merupakan kunci utama
keberhasilan pengumpulan data. Hubungan yang baik dapat menjamin
kepercayaan dan saling pengertian. Tingkat kepercayaan yang tinggi akan
membantu kelancaran proses penelitian, sehingga data yang diinginkan dapat
diperoleh dengan mudah dan lengkap. Peneliti harus menghindari kesan-kesan
yang akan merugikan informan (White, dikutip oleh Koentjaraningrat, 1989
dalam Madyo Ekosusilo, 2003). Untuk kehadiran dan keterlibatan peneliti
harus diketahui/secara terbuka oleh subjek penelitian.
Data yang telah terkumpul pada saat tertentu perlu segera dianalisis
agar dapat membantu peneliti dalam memahami dan menjelaskan kasus-kasus
29
yang terjadi untuk dibuat ikhtisarnya, sehingga dapat segera dipahami secara
baik.
D. Data, Sumber Data dan Instrumen Penelitian
1. Data
Data yang dikumpulkan melalui penelitian adalah sesuai dengan fokus
penelitian, yaitu tentang manajemen laboratorium kimia organik. Jenis
data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu: (1) data primer,
dan (2) data sekunder. Data primer diperoleh dalam bentuk verbal atau
kata-kata atau ucapan lisan dan perilaku dari subyek (informan) berkaitan
dengan manajemen laboratorium kimia organik FMIPA Semarang.
Moleong (1994) menegaskan bahwa karakteristik data primer adalah
dalam bentuk kata-kata atau ucapan lisan dan perilaku manusia yaitu hasil
wawancara mengenai perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengawasan. Data sekunder bersumber dari dokumen-dokumen dan foto-
foto, tulisan-tulisan, rekaman-rekaman, gambar-gambar yang dapat
digunakan sebagai pelengkap data primer yang berhubungan dengan
manajemen laboratorium kimia organik.
2. Sumber Data
Laboratorium Kimia Organik bernaung di bawah Kepala laboratorium
Kimia, dengan jumlah dosen pengampu praktikum 12 orang termasuk
penanggung jawab laboratorium. Seorang guru besar emiritus, seorang lagi
30
sedang menempuh program S3, dan seorang sedang menempuh program
S2. Dari 12 orang tidak semuanya dijadikan sampel penelitian sebagai
sumber data, namun yang menjadi sampel sebagai sumber data adalah
yang dapat memberikan informasi yang diperlukan.
Penetapan informan sebagai sumber data menggunakan teknik purposif.
Penggunaan teknik purposif didasari oleh pemahaman bahwa peneliti
cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya
untuk menjadi sumber data yang mentap dan mengetahui masalahnya
secara mendalam (Sutopo, 1988).
Dengan teknik purposif, akhimya ditetapkan sampel yang menjadi
informan sebagai sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 2 Subyek Penelitian
No. Nama Informan Kode Jabatan 1 Drs. Edy Cahyono, M.Si KJ
DP2 Ketua Jurusan FMIPA-UNNES Semarang.
2 Drs. Kasmui, M.Si KL Kepala Laboratorium Kimia FMIPA-UNNES Semarang
3 Dr. Supartono, MS PJL
DP1
Penanggung Jawab Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang Dosen Pengampu Praktikum Kimia Organik
4 Drs. Kusorosiadi, M.Si DP4 Dosen Pengampu Praktikum Kimia Organik
6 Dra. Nanik Wijayati, M.Si DP3 Dosen Pengampu Praktikum Kimia Organik
Dari informan kunci yang satu selanjutnya dikembangkan untuk
mencari informan lainnya dengan teknik bola salju (snowball sampling).
Teknik bola salju ini digunakan untuk mencari informasi secara terus-
31
menerus dari informan satu ke yang lainnya, sehingga data yang diperoleh
semakin banyak, lengkap dan mendalam.
Teknik bola salju ini baru akan dihentikan apabila data yang
diperoleh dianggap telah jenuh (saturation data), atau jika data tentang
manajemen laboratorium tidak berkembang lagi sehingga sama dengan
data yang telah diperoleh sebelumnya (point of theoretical saturation).
3. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai
instrumen kunci. Peneliti sebagai instrumen akan dapat menekankan pada
keutuhan (holistic emphasis), mengembangkan dasar pengetahuan
(knowledge-based expansion), kesegaran memproses (processual
immediacy), dan mempunyai kesempatan untuk mengklarifikasi dan
meringkas (opportunity for clafirication and summarization), serta dapat
memanfaatkan kesempatan untuk menyelidiki respon yang istimewa/ganjil
atau khas (explore atypical or idiosyncratic responses). (Madyo Ekosusilo,
2003).
Peneliti melakukan sendiri wawancara, observasi, mengumpulkan
data-data, mengklarifikasi, memaknainya sampai membuat laporan akhir.
E. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data penelitian ini digunakan tiga teknik, yaitu (1)
wawancara mendalam (in depth interview), (2) observasi partisipan
(participant observation); dan (3) studi dokumentasi (study of documents).
32
Tiga teknik tersebut merupakan tiga teknik dasar dalam penelitian kualitatif
yang disepakati oleh sebagian besar penulis (Bogdan & Biklen, 1982;
Nasution, 1988; Sonhadji dalam Arifin, 1994); dalam Madyo Ekosusilo, 2003.
1. Wawancara Mendalam
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan
oleh dua belah pihak yaitu pewawancara dan yang diwawancarai
(Moleong, 2000). Tujuan dilakukan wawancara adalah untuk memperoleh
konstruksi yang terjadi tentang pengakuan, keseriusan dan sebagainya
(Sonhadji, 1984 dalam Madyo Ekosusilo 2003).
Tahap pertama peneliti, menentukan siapa saja orang-orang yang
diwawancarai. Dalam hal ini orang-orang yang diwawancarai, yaitu : ketua
jurusan, kepala laboratorium, penanggung jawab laboratorium, dosen-
dosen pengampu praktikum, teknisi, laboran, mahasiswa.
Tahap kedua mempersiapkan wawancara. Peneliti mempersiapkan daftar
pertanyaan. Pertanyaan mengenai perencanaan mencakup bagaimana : (1)
merumuskan tujuan yang akan dicapai; (2) mengumpulkan data yang
diperlukan untuk membuat rencana; (3) menetapkan perencanaan dan
memprediksi hambatan serta hal-hal yang mendukung; (4) menentukan
beberapa altematif yang akan ditempuh dalam pelaksanaan; (5)
menetapkan waktu.
Pertanyaan mengenai pengorganisasian mencakup bagaimana : (1)
mengidentifikasi pekerjaan/kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai
tujuan; (2) mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan; (3) menyusun struktur
33
organisasi; (4) merumuskan wewenang dan tanggung jawab
masing-masing petugas; (5) menetapkan jalur wewenang dan tanggung
jawab; (6) menyusun staf personil.
Pertanyaan mengenai penggerakan mencakup bagaimana : (1) memberi
pengarahan dan perintah ; (2) memberikan motivasi; (3) mengadakan
bimbingan dan pembinaan; (4) melaksanakan koordinasi dan menciptakan
hubungan kerja yang harmonis.
Pertanyaan mengenai pengawasan mencakup bagaimana : (1) mengadakan
pengamatan kegiatan; (2) mengukur dan membandingkan pelaksanaan
dengan rencana; (3) mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan.
Semua pertanyaan tersebut berkaitan dengan manajemen laboratorium
Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.
Tahap ketiga, melakukan wawancara dan memelihara agar wawancara
produktif. Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat grand
tour. Pertanyaan bersifat umum dalam suasana santai, sambil memberikan
informasi yang berharga, respon dan diberi kesempatan secara bebas untuk
mengorganisasi jalan pikirannya sendiri. Pertanyaan-pertanyaan
difokuskan pada hal-hal yang akan diungkap sesuai fokus penelitian yaitu
tentang perencanaan, pengorganisasian, penggera-kan dan pengawasan
Laboratorium Kimia Organik dengan berpedoman pada pertanyaan-
pertanyaan yang telah dipersiapkan. Peneliti berusaha menjaga agar
percakapan selalu diorientasikan pada penggalian informasi dengan cara
34
memberi kesempatan seluas-luasnya kepada informan untuk
menyampaikan informasi yang diperlukan, agar wawancara bisa produktif.
Tahap keempat peneliti menghentikan wawancara karena sudah banyak
mendapatkan Informasi yang diperlukan dan informan sudah kelihatan
capai. Peneliti segera merangkum dan mengecek kembali kepada informan
apakah yang dikatakan informan sudah benar atau belum atau barangkali
informan ingin memantapkan atau menambah informasi yang diberikan
sebelumnya.
Wawancara dilakukan dengan menggunakan perekam data berupa lembar
catatan lapangan dan tape recorder yang selanjutnya dituangkan dalam
transkrip wawancara. Khusus untuk perekam suara hanya digunakan
apabila informan/informan mengijinkan.
Pertanyaan yang diajukan bersifat terbuka dan mendalam. Pertanyaan
bersifat terbuka dalam arti pertanyaan yang diajukan berdasarkan keadaan
pada saat itu dan berkembang dalam mencari informasi sebanyak-
banyaknya dari informan, tidak didasarkan pada urutan item yang sudah
dipersiapkan sebelumnya. Misalnya informasi mengenai struktur
organisasi di Laboratorium Kimia Organik, akhirnya informasinya
melebar ke keadaan di UGM, UNDIP. Inilah tugas peneliti yang harus bisa
memilih mana data yang diperlukan dan mana yang dibuang. Pertanyaan
bersifat mendalam dalam arti pertanyaan yang diajukan untuk melacak
latar belakang fakta-fakta yang diungkapkan.
35
2. Observasi Partisipan
Observasi partisipan dilakukan dalam tiga tahap, dimulai dari
observasi deskriptif (descriptive observation) secara luas dengan
melukiskan secara umum keadaan laboratorium Kimia Organik - UNNES
Semarang. Tahap berikutnya dilakukan observasi terfokus (focused
observations) untuk menemukan aspek-aspek yang perlu diberdayakan.
Tahap akhir setelah dilakukan analisis dan observasi berulang-ulang,
diadakan penyempitan lagi dengan melakukan observasi dengan mencari
perbedaan di antara aspek-aspek tersebut. Semua hasil pengamatan dicatat
sebagai rekaman pengamatan lapangan (field note) yang selanjutnya
dilakukan refleksi.
Semua data yang diperoleh melalui observasi dicatat pada buku
catatan lapangan yang selalu dibawa oleh peneliti selama pengamatan
berlangsung. Selanjutnya data hasil pengamatan tersebut dipindahkan ke
dalam lembar catatan lapangan yang formatnya seperti berikut : bagian
pertama berisi tempat, waktu dan judul kejadian, bagian kedua berisi
rekonstruksi suasana dan dialog dan bagian ketiga berisi tanggapan
pengobservasian. Rekaman tersebut diketik satu spasi.
Tujuan dilakukan observasi partisipan adalah untuk mengamati
peristiwa sebagaimana yang dirasakan oleh subjek dan untuk
mengembangkan pemahaman terhadap latar sosial yang kompleks beserta
hubungan-hubungan yang ada di dalamnya (Arismunandar, 1992 dalam
Madyo Ekosusilo, 2003).
36
Tabel 3 Setting dan Peristiwa yang diamati NO MACAM SITUASI YANG DIAMATI KETERANGAN
1 Keadaan Fisik • Suasana lingkungan laboratorium • Ruang laboratorium dan penataannya • Ruang laboratorium beserta isinya • Hiasan, lukisan, benda yang ada di laboratorium
Setting dan peristiwa-peristiwa yang penting diambil gambarnya / fotonya
2 Rapat-Rapat • Rapat rutin intern laboratorium • Rapat Dinas (rapat dengan pejabat) • Pembinaan dari Dinas
Jika berhalangan tidak bisa menghadiri rapat, bisa dilakukan wawancara atau melihat hasil notulen rapat.
3 Suasana Kegiatan Praktikum Kebiasaan memulai dan mengakhiri praktikum Proses bimbingan pengampu praktikum
4 Suasana Kegiatan Pelayanan Masyarakat Penelitian yang dilakukan atas permintaan institusi, jurusan lain
3. Studi Dokumentasi
Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi digunakan untuk
melengkapi data yang diperoleh melaui wawancara dan observasi. Data
yang diperoleh dan dokumentasi terdiri atas berbagai tulisan dan rekaman
seperti buku-buku pedoman, laporan resmi, catatan harian, notulen rapat.
Data yang diperoleh melalui dokumentasi termasuk data sekunder dan
sumber non manusia. Lincoln dan Guba (1985) mengartikan rekaman
sebagai setiap tulisan atau persiapan yang dipersiapkan oleh atau untuk
individual dan organisasi dengan tujuan membuktikan adanya suatu
peristiwa.
Dokumen-dokumen yang dihimpun dan dikaji dalam penelitian
antara lain : (1) Master Plan 2005-2025 dan rencana strategi 5 tahun
jurusan kimia yang disusun oleh Kepala Laboratorium, Ketua Jurusan dan
37
beberapa dosen; (2) peningkatan kualitas manajemen laboratorium dan
organisasi internal oleh Kepala Laboratorium; (3) keselamatan kerja di
laboratorium; (4) daftar bahan kimia, alat-alat gelas; (5) dana laboratorium
kimia FMIPA-UNNES Semarang; (6) dokumen yang berkaitan dengan
manajemen laboratorium kimia organik, baik berupa foto atau dokumen
tertulis lainnya; (7) daftar dosen pengampu praktikum kimia organik; (8)
denah laboratorium kimia organik; (9) rencana kegiatan laboratorium
kimia organik; (10) lain-lain yang relevan dengan fokus penelitian.
Dokumen-dokumen tersebut setelah dibaca dan dikaji kemudian
dibuat ringkasannya pada lembar ringkasan dokumen. Dari dokumen-
dokumen tersebut diharapkan banyak membantu dalam memahami latar
penelitian dalam laboratorium Kimia Organik.
F. Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman (1984) analisis deskriptif dilaksanakan
melalui tiga alur kegiatan yang paling berkaitan satu dengan lainnya. Tiga alur
kegiatan itu adalah : (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan
kesimpulan atau verifikasi. Dari tiga alur di bawah ini diharapkan dapat
membuat data jadi bermakna.
Peneliti melakukan analisis data melalui tiga alur berikut ini :
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
38
mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat ditarik suatu
kesimpulan akhir dan diverifikasikan.
Reduksi data ini berlangsung secara terus-menerus selama penelitian
berlangsung. Setelah pengumpulan data selesai dilakukan, semua catatan
lapangan dibaca, dipahami dan dibuat ringkasan kontak yang berisi uraian
hasil penelitian terhadap catatan lapangan, pemfokusan, dan penjawaban
terhadap masalah manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPA-
UNNES Semarang. Ada empat belas catatan lapangan yang merupakan
hasil wawancara tentang : perencanaan, pengorgani-sasian, penggerakan
dan pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES
Semarang. Selanjutnya ada tiga catatan lapangan tentang pengamatan
rapat, kejadian-kejadian di Laboratorium Kimia Organik. Ada lima
dokumentasi yaitu : master plan 2005 – 2025 Jurusan Kimia, peningkatan
kualitas manajemen dan organisasi internal, keselamatan kerja di
Laboratorium Kimia Organik, program kerja Kepala Laboratorium Kimia
Organik, dan lembaran-lembaran peringatan kerja di Laboratorium Kimia
Organik.
Semua data yang telah dituangkan dalam catatan lapangan, ringkasan
dibaca dan ditelaah sekali lagi secara seksama untuk mengidentifikasi
topik-topik liputan. Setiap topik-topik liputan dibuatkan kode yang
menggambarkan topik tersebut, kode-kode itu digunakan untuk
mengorganisasi satuan-satuan data. Rekaman hasil wawancara ditulis
dalam buku-buku tersendiri.
39
Satuan data yang diperlukan dalam satu sub fokus hasil rekaman satu
wawancara dipindah pada satu buku halaman kanan dan merupakan
paparan data. Sedangkan halaman kiri yang kosong nantinya dipakai untuk
menuliskan temuan-temuan data.
Berdasarkan fokus penelitian yang telah ditetapkan maka topik-topik
liputan penelitian diberi kode sebagai berikut :
Tabel 4 Kode Topik Liputan Penelitian Berdasarkan Fokus
Penelitian dengan Penjabaran ke dalam Sub Fokus
Penelitian
KODE TOPIK SUB FOKUS
P.PERC.
Perencanaan laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES
T.UJ Merumuskan tujuan yang akan dicapai D.T Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana
RCN.HAM.DUK Menetapkan rencana dan memprediksi hambatan serta hal-hal yang mendukung
ALT Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaan
WKT Menetapkan waktu P.ORG Pengorganisasian laboratorium Kimia Organik FMIPA-
UNNES PEK. Mengidentifikasi pekerjaan/kegiatan yang perlu dilakukan
untuk mencapai tujuan JN.PEK Mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan ST.ORG Menyusun struktur organisasi WW.TJ Merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-masing
petugas JAL.WW.TJ Menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab
ST.PERS Menyusun staff personil
P.PENGG Penggerakan laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES
PENG.PERT.MOTV Memberi pengarahan dan perintah Memberikan motivasi
BIMB.PEMB Mengadakan bimbingan dan pembinaan KORD. Melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja
40
KODE TOPIK SUB FOKUS yang harmonis
P.PENGS Pengawasan laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES PENGM. Mengadakan pengamatan kegiatan MEMBD. Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dari rencana TINDK. Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan
Kegiatan selanjutnya adalah penyortiran data. Setelah kode-kode dibuat
secara lengkap, semua catatan lapangan dibaca kembali dan setiap satuan
data yang tertera di dalamnya diberi kode yang sesuai. Kode-kode tersebut
ditulis di bagian kiri catatan lapangan. Hasil kegiatan pengkodean di
fotocopy dan dipotong-potong berdasarkan satuan datanya, sedangkan
yang asli disimpan sebagai arsip. Potongan-potongan catatan lapangan
tersebut dikelompokkan sesuai dengan kode masing-masing.
2. Penyajian Data
Miles dan Huberman (1984) menegaskan bahwa penyajian data
dimaksudkan untuk menemukan pola-pola yang bermakna serta
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. Penyajian data dalam penelitian ini juga dimaksudkan untuk
menemukan suatu makna dari data-data yang telah diperoleh, kemudian
disusun secara sistematis, dan bentuk informasi yang kompleks menjadi
sederhana namun selektif.
Karena data yang didapatkan berupa kata-kata, kalimat-kalimat atau
paragraf-paragraf, baik dari penuturan informan, obervasi maupun
dokumentasi, maka agar dapat tersaji dengan baik dan dapat dicari kembali
41
kebenarannya, maka di bawah satuan data yang dikutip tersebut diberi
label atau notasi tertentu. Contoh satuan data yang dikutip atau disajikan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Suasana lingkungan laboratorium Kimia Organik khususnya dan umumnya, suasana tenang, cocok untuk praktikum, tapi sayang bu letaknya terlalu jauh dari ruang Dosen sehingga kalau habis mengajar mau datang ke laboratorium terutama kalau hujan ini agak kesulitan. (W.01.DP.2.03.12-14)
Label yang ada pada kutipan di atas terdiri atas delapan belas digit. Digit
pertama, menunjukkan cara pemerolehan data. W artinya wawancara, P
artinya pengamatan dan D artinya dokumentasi. Digit ketiga dan keempat
nomor urut catatan lapangan. Digit keenam, ketujuh dan kesembilan
menunjukkan informan, yaitu Dosen Pengampu Praktikum Dua. Digit ke
sebelas dan dua belas menunjukkan halaman dari data yang ada pada
transkip. Digit keempat belas, lima belas, tujuh belas, dan delapan belas
menunjukkan baris ke berapa data tersebut dikutip.
Setelah dilakukan pengkodean dan pemberian label atau notasi tertentu
maka data-data tersebut disajikan sebagai suatu paparan data. Dari
penyajian data tersebut kemudian dianalisa dan didapatkan temuan-temuan
data yang diperoleh di lapangan dan hubungan-hubungan kausal yang
dirumuskan berdasarkan interpretasi data yang ditemukan.
Dalam penelitian ini data yang telah diperoleh disajikan pula dalam bentuk
gambar diagram, matrik dan skema.
42
3. Penarikan Kesimpulan
Analisis data yang dikumpulkan selama pengumpulan data dan sesudah
pengumpulan data digunakan untuk menarik suatu kesimpulan, sehingga
dapat menggambarkan suatu pola tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Analisis data yang terus menerus dilakukan mempunyai implikasi terhadap
pengurangan dan atau penambahan data yang dibutuhkan. Hal ini
memungkinkan peneliti untuk kembali ke lapangan.
Peneliti telah mulai mencari makna atau arti dan simbol-simbol, mencatat
keteraturan pola-pola, penjelasan-penjelasan, dan alur sebab akibat yang
terjadi. Sejak pengumpulan data peneliti dapat membuat kesimpulan-
kesimpulan yang sifatnya masih longgar dan terbuka, mula-mula masih
belum jelas lama-kelamaan menjadi lebih rinci dan mengakar. Kesimpulan
final mungkin bisa diperoleh setelah pengumpulan data berakhir, hal ini
tergantung pada kumpulan catatan lapangan, dan pengkodean yang
digunaan (Miles & Huberman 1984).
G. Pengecekan Kebsahan Data
1. Derajat Kepercayaan (Credibility)
Kredibilitas atau derajat kepercayaan data perlu dilakukan untuk
membuktikan apakah yang diamati oleh peneliti benar-benar telah sesuai
dengan apa yang sesungguhnya terjadi secara wajar di lapangan. Derajat
kepercayaan data (kesahihan data) dalam penelitian kualitatif digunakan
43
untuk memenuhi kriteria (nilai) kebenaran yang bersifat emic, baik bagi
pembaca maupun bagi subjek yang diteliti.
2. Keteralihan (Transferability)
Transferabilitas atau keteralihan dalam penelitian kualitatif dapat dicapai
dengan cara “uraian rinci”. Peneliti berusaha melaporkan hasil
penelitiannya secara rinci. Uraian laporan diusahakan dapat mengungkap
secara khusus segala sesuatu yang diperlukan oleh pembaca, agar para
pembaca dapat memahami temuan-temuan yang diperoleh. Penemuan itu
sendiri bukan bagian dari uraian rinci melainkan penafsirannya yang
diuraikan secara rinci dengan penuh tanggung jawab berdasarkan
kejadian-kejadian nyata.
3. Ketergantungan (Dependability)
Dependabilitas atau kebergantungan dilakukan untuk menanggulangi
kesalahan-kesalahan dalam konseptualisasi rencana penelitian,
pengumpulan data, interpretasi temuan, dan pelaporan hasil penelitian, dan
perlu dependent auditor.
4. Kepastian (Confirmability)
Konfirmabilitas atau kepastian diperlukan untuk mengetahui apakah data
yang diperoleh objektif atau tidak. Data dapat dikatakan obyektif jika telah
disepakati oleh beberapa atau banyak orang, namun penekanannya tetap
pada datanya.
Berdasarkan jenis data yang dibutuhkan dan orientasi teknik analisis dalam
penelitian ini, maka guna pengecekan keabsahan datanya akan digunakan
44
kriteria derajat kepercayaan (credibility) dengan cukup menggunakan
teknik acuan segitiga atau lazim disebut triangulasi (Moleong, L.J., 2000).
Dalam penelitian ini menggunakan derajat kepercayaan (credibility) dan
teknik triangulasi sudah cukup untuk mengukur keabsahan data,
mengingat langkah-langkah yang ditempuh dalam teknik triangulasi
tercermin pula keteralihan (transferability), ketergantungan
(dependability), dan kepastian (confirmability).
H. Pertimbangan Etika Penelitian
Konflik antara peneliti dan subjek yang diteliti bisa terjadi. Konflik
bisa terhindar bila selama penelitian berlangsung prinsip-prinsip etik yang
disarankan oleh Spradley (1980). Lofland dan Lofland (1984), Spindler
(1989). Dan Smith dan Glass (1987) yang dikutip oleh Mantja (l989) dalam
Madyo Ekosusilo (2003) harus diikuti :
1. Memperhatikan, menghargai, dan menjunjung tinggi informan.
2. Memperhatikan kepekaan, minat, dan hak azasi informan.
3. Mengkomunikasikan maksud peneliti kepada informan.
4. Tidak melanggar kebebasan dan tetap menjaga rahasia pribadi informan.
5. Tidak mengekspoitasi informan.
6. Mengkomunikasikan hasil penelitian kepada informan atau pihak-pihak
terkait secara langsung jika diperlukan.
45
7. Memperhatikan pandangan emik informan yang muncul dalam
kebudayaan, sehingga informan memiliki pandangan dan penafsiran
terhadap sekitarnya.
Para informan tidak keberatan apabila namanya disebut dalam penelitian ini.
46
BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. PAPARAN DATA
Berdasarkan fokus penelitian sebagaimana bab I, paparan data ini
dikelompokkan menjadi empat yaitu : (1) perencanaan Laboratorium Kimia
Organik FMIPA-UNNES Semarang, (2) pengorganisasian Laboratorium
Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang, (3) penggerakan Laboratorium
Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang, (4) pengawasan Laboratorium
Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.
Paparan data tentang perencanaan Laboratorium Kimia Organik
FMIPA UNNES Semarang meliputi :
5. Merumuskan Tujuan Yang Akan Dicapai
Merumuskan tujuan yang akan dicapai yang diputuskan oleh Ketua
Jurusan maupun Kepala Laboratorium bahwa tujuan yang ingin dicapai pada
prinsipnya Laboratorium Kimia Organik betul-betul punya posisi yang
strategis dibutuhkan masyarakat luar maupun di dalam kampus.
Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5 Penuturan informan tentang merumuskan tujuan yang akan dicapai
Informan PenuturanKetua Jurusan Tujuan Laboratorium Kimia Organik adalah untuk meningkatkan fungsi
pelayanan laboratorium dalam hal pengajaran. Artinya praktikum dan pengabdian masyarakat serta kegiatan-kegiatan mahasiswa. (W.01.KJ.02.16-18)
Kepala Laboratorium
Tujuannya adalah ingin Laboratorium Kimia khususnya Laboratorium Kimia Organik ini sebagai pusat informasi dan pusat penelitian. (W.12. KL.02.31-32)
47
6. Mengumpulkan Data yang Diperlukan Untuk Membuat Rencana
Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana
sebagaimana yang dituturkan Ketua Jurusan Kimia bahwa data tersebut
diperoleh setiap tahun dengan melaksanakan evaluasi diri yang pada dasarnya
adalah analisis SWOT. Evaluasi diri ini sebagai dasar menentukan arah
pengembangan Laboratorium Kimia Organik pada tahun berikutnya, sangsi
tidak dikenakan mahasiswa praktikum yang melanggar disiplin, Laboratorium
Kimia Organik belum mempunyai bengkel gelas. Ketua Laboratorium
menuturkan perlunya observasi ke Perguruan Tinggi yang ada dan lebih maju.
Laboratorium yang pantas untuk kimia yang mana. Dosen Pengampu pernah
melakukan kunjungan ke Laboratorium Kimia Organik di UGM tetapi
keadaan laboratoriumnya malah lebih kotor. Namun setiap asisten hanya
membimbing 3 mahasiswa yang sebelumnya asisten tersebut telah digembleng
dulu. Pada saat kegiatan praktikum dosen justru tidak datang. Di UGM setiap
laboratorium mempunyai Kepala Laboratorium bukan Penanggung Jawab
Laboratorium. Sedangkan di UNS Kepala Laboratorium berkuasa penuh tetapi
tidak pegang keuangan, hanya mengusulkan kebutuhan laboratorium kepada
Dekan.
Dosen pengampu praktikum Bapak Dr. Supartono, MS terutama seba-
gai penanggung jawab Laboratorium Kimia Organik ingin menunjukkan pada
masyarakat bahwa Laboratorium Kimia Organik bisa seperti di Perguruan
Tinggi lain yang lebih maju. Beliau berusaha mengajukan proposal untuk
kemajuan Laboratorium Kimia Organik. Selain itu masih sering terjadi
48
kecelakaan di Laboratorium Kimia Organik antara lain : percikan zat kimia,
kebakaran karena pemanas spiritus. Kejadian lain yang tidak diharapkan
mengambil zat dalam botol besar, memakai pipet kotor. Saat praktikum bila
zatnya tidak ada diganti zat lain yang sifatnya sama, bila zat itupun tidak ada
terpaksa praktikum untuk materi itu tidak dilaksanakan. Letak laboratorium
sebaiknya di lantai dasar, jangkauannya mudah. Toilet tidak dibedakan untuk
dosen dan mahasiswa, hanya dibedakan untuk laki-laki dan perempuan. Alat
mikroskop ada. Limbah ditampung ke satu saptitank. Aliran listrik banyak
dimanfaatkan terutama untuk pemanasan, AC tidak ada. Ada yang tidak
berfungsi, tidak disingkirkan, misalnya oven.
Penuturan para informan tersaji pada tabel berikut ini.
Tabel 6 Penuturan informan tentang mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana
Informan Penuturan
Ketua Jurusan Setiap tahun kita melaksanakan evaluasi diri sebagai dasar untuk menetapkan arah pengembangan program-program yang akan dilaksanakan tahun berikutnya. Evaluasi Diri yang menyangkut laboratorium menyangkut aspek sarana prasarana juga kegiatannya, kegiatan perkuliahan maupun penelitian yang sudah dilaksanakan kemudian juga menyangkut sumber daya manusia. Kemudian fasilitas-fasilitas pendukung sarana dan prasarana kita kumpulkan berdasarkan data yang ada, informasi-informasi dosen dan laboran, teknisi laboratorium, mana yang harus dipertahankan, mana yang perlu perbaikan dan bagian mana yang harus ditingkatkan dan dihilangkan. Ini perlu dilaksanakan atau evaluasi diri itu pada dasarnya adalah analisis SWOT yaitu memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. (W.01.KJ.02.22-33) Disiplin ini tidak diberi dengan sangsi. Sangsi yang tidak ditegakkan pada mahasiswa praktikum misalnya mahasiswa terlambat, mahasiswa tidak lulus pre test diperkenankan ikut praktikum, tidak mengenakan jas praktikum ini bisa mengakibatkan tidak baik bagi pendidikan si anak. Disiplin ini kalau saya melihat sangat tergantung pada dosen pengampu. Dengan demikian kita perlu mengingatkan pada dosen pengampu bagaimana kita menegakkan disiplin itu untuk keselamatan kerja di laboratorium. Tetapi saya rasa faktor yang lain adalah jumlah mahasiswa. Kalau dulu satu lab jumlah mahasiswa 20 tetapi kalau jumlah mahasiswa lebih dari 20 pengawasan terhadap kegiatan praktikum mahasiswa ya jadi kurang baik. (W.08.KJ.03.15-25) Belum ada, tetapi namanya untuk reparasi atau perbaikan atau tugas teknisi tidak harus kerja di bengkel. Jadi perbaikan gelas, kalibrasi, alat-alat elektronik
49
Informan Penuturan tidak perlu punya bengkel tertentu. Karena alat-alat itu berada di tempat, tidak bergeser, tidak di gudangkan. Jadi bisa diperbaiki di tempat itu. (W.07.KJ.04.29-33)
Kepala Laboratorium
Kita berpikir observasi dari perguruan tinggi yang ada yang lebih maju. Lab. yang pantas untuk Kimia Organik lab. yang mana. Ya perlu tambahan lab. Bio Kimia lab. Pangan, lab. Instrumen, lab. Mikrobiologi, lab. Pendidikan dan sebagainya, nah kita kan ndak ada. (W.12.KL.03.28-33)
Dosen Pengampu
Kalau di UGM keadaan laboratoriumnya malah lebih kotor. Namun asisten mahasiswa lebih dari satu. Kalau di UGM satu asisten membimbing tiga mahasiswa. Asistennya digembleng dulu, dosennya malah tidak pernah masuk saat praktikum. (W.09.DP.3.03.37-40; W.09.DP.3.04.01-02)
Begini bu. Setiap laboratorium di UGM misal laboratorium Kimia Organik, laboratorium Kimia Fisik, laboratorium Kimia Dasar, laboratorium Kimia Analis semua itu mempunyai Kepala laboratorium bukan penanggung jawab laboratorium seperti itu Kepala laboratorium berkuasa penuh tetapi tidak pegang keuangan hanya mengusulkan saja. (W.10.DP.4.03.05-10) Setahu saya begitu laboratorium lain belum berpikir begitu, menurut pengamatan saya hal itu perlu dilakukan, terutama sebagai penanggung jawab saya harus memiliki bentuk yaitu peduli laboratorium, supaya bisa berfungsi seperti laboratorium yang lain. Saya juga tidak hanya satu bentuk tanggung jawab juga yang berarti menunjukkan pada masyarakat bahwa kita bisa seperti jurusan kimia di Perguruan Tinggi yang lain. (W.06.DP.1.05.11-16) Bukan begitu siapapun nanti orangnya, seandainya ada yang menggantikan saya di sini saya tetap akan mengajukan proposal untuk kemajuan laboratorium Kimia Organik. Saya punya tanggung jawab moral. Dan proposal itu bersifat kompetensi dan ini diseluruh Indonesia. Kalau proposal cukup baik ya itu akan lolos. (W.06.DP.1.05.25-29) Memang pernah terjadi kecelakaan. Kecelakaan yang ada sampai sekarang yang satu zat tumpah, alat pecah, percikan zat kimia. Paling kecelakaan agak serius satu kali dalam satu semester. Kebetulan laboran / teknisinya sendiri. Dia mencampur zat, namanya bu Nunik. Mencampur asam sulfat pekat tidak tahu kalau dicampur mendadak itu akan meledak. Dan meledak, kepercikan kena mata, kemudian diguyur air mengalir. Tetapi masih terasa kesakitan, akhirnya dibawa ke rumah sakit. Kebakaran karena pemanas spiritus dimana spiritusnya kebakar. Hal semacam itu harus dimatikan dengan pasir karena di laboratorium tidak ada pasir. (W.11.DP.4.02.14-23) Ada juga terjadi mahasiswa memindahkan lampu spirtus untuk menyalakan tidak menggunakan korek api, sehingga spirtus tumpah terjadi kebakaran dan mengenai dahi mahasiswa. Kira-kira terjadi tahun 2003, dan itu semua tanggung jawab kepala laboratorium. (W.09.DP.3.03.16-19) Sering juga terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Misalnya cara meneteskan, mengambil zat dalam botol, zat dalam botol 2 lt diambil sedikit pakai pipet padahal pipet kotor. (W.09.DP.3.03.12-14) Bila praktikum zatnya tidak ada diganti dengan zat lain yang sifatnya sama. Kalau memang zatnya tidak ada ya tidak dilakukan. (W.09.DP.3.04.21-22) Menurut saya Laboratorium Kimia Organik itu sebaiknya berada di lantai dasar. Karena jangkauannya mudah terutama untuk air. Seperti dulu yang sekarang dipakai SMA 3, yaitu laboratorium Farmasi. (W.11.DP.4.04.37-39) Toilet di laboratorium Kimia Organik ada. Ada disamping ( sambil menunjuk ) satu tetapi tidak dibedakan untuk dosen dan mahasiswa, hanya dibedakan untuk perempuan dan laki-laki saja. (W.05.DP.1.01.26-28) Microskop juga ada, jumlahnya juga tidak terlalu banyak. Tetapi itu digunakan terutama pengamatan molekul kristal bukan yang menyangkut pembentukan kristal, mereka harus mengawasi di bawah microskop. Kebetulan hari ini
50
Informan Penuturan praktikumnya tidak mengamati bentuk molekul kristal, jadi tidak kita keluarkan. (W.04.DP.1.03.38-42) Kalau limbah itu kita punya saluran akhirnya menuju septitank yang berada dibelakang laboratorium. Semua limbah dari laboratorium Kimia ini menuju ke satu septitank. (W.04.DP.1.07.10-12) Aliran listrik memang diperlukan. Waktu praktikum sering kali juga memanfaatkan listrik seperti yang Ibu ketahui pada destilasi tadi memerlukan mantel heater untuk pemanasannya. (W.04.DP.1.07.06-08) AC alam jadi tidak ada AC nya. (W.04.DP.1.07.14) Umumnya laboratorium itu bersih karena ada cleaning service yang stand by. Untuk Kimia Organik saya ampu selalu saya anjurkan mahasiswa masing-masing masing-masing kelompok harus membawa lap jadi sehabis praktikum mahasiswa membersihkan sendiri. Tapi tempat-tempat yang mestinya untuk praktikum itu isinya rangkaian alat yang tidak bisa difungsikan harusnya disingkirkan. Misal alat oven itu tidak berfungsi, tidak bisa dipakai kok ya tidak disingkirkan. Tapi katanya yang bagus belum ada. (w.11.dp.4.02.33-40)
7. Menetapkan Rencana dan Memprediksi Hambatan Serta Hal-Hal
Yang Mendukung
a. Menetapkan Rencana
Seperti yang dituturkan Ketua Jurusan dan Kepala
Laboratorium dalam perencanaan pengembangan laboratorium tidak
dapat dipisahkan dengan laboratorium yang merupakan bagian dari
jurusan, pengembangannya mestinya harus searah dengan pengemba-
ngan jurusan pada lingkup bidang studi. Rencana Laboratorium Kimia
Organik juga didasarkan musyawarah, masukan-masukan dari dosen-
dosen pengampu. Perencanaan tersebut berkaitan dengan SDM; alat-
alat, bahan-bahan, serta perawatannya. Pengembangan laboratorium
dilaksanakan setiap tahun. Kepala Laboratorium Kimia menuturkan
bahwa setelah melihat perkembangan penelitian, maka kelihatan
laboratoriumnya hanya segini tok, masih sangat kurang.
51
Kemudian mengenai pengembangan Laboratorium Kimia
Organik sudah lama direncanakan yaitu penambahan Laboratorium
Biokimia, Laboratorium Mikrobiologi, dan Laboratorium Pangan.
Apalagi setelah Dr. Supartono, MS masuk Laboratorium Kimia
Organik kelihatan beliau ingin mengembangkannya. Sedangkan Dosen
Pengampu menuturkan bahwa ruang sudah cukup untuk praktikum,
tapi kalau untuk penelitian perlu tambahan ruang. Alat-alat canggih
perlu dimiliki, untuk memperlancar kegiatan Laboratorium Kimia
Organik misalnya spektroskopi, IR, MS, NMR.
Penuturan para informan disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 7 Penuturan informan tentang rencana pengembangan Laboratorium Kimia Organik
Informan Penuturan
Ketua Jurusan Selama ini perencanaan masing-masing laboratorium didasarkan musyawarah, masukan-masukan dari Dosen Pengampu praktikum dan selalu kita dengar, kita tindak lanjuti, kita evaluasi dibantu oleh asisten dari mahasiswa, mahasiswa yang mendapatkan beasiswa yang sedang melaksanakan praktikum untuk menjadi asisten praktikum dan membantu pelaksanaan jalannya praktikum. (W.01.KJ.04.07-12) Pada prinsipnya perencanaan di laboratorium itu kan sumber daya manusia, bahan, alat juga perawatan (maintenance), untuk alat kita sulit mendapatkan teknisi yang bisa memperbaiki membantu merawat alat-alat kita yang rusak. Di Semarang ini masih terbatas. (W.01.KJ.03.14-18) Pengembangan menyangkut fasilitas kita kembangkan setiap tahun. Misalnya lima tahun yang lalu dengan sekarang saya rasa sudah banyak perubahan. Tetapi untuk alat yang besar seperti IR dalam waktu dekat ini kita tidak mungkin memilikinya tetapi seperti yang pernah saya utarakan bahwa kita tidak perlu punya tetapi bisa mengakses yang kita usahakan pemenuhannya sekarang adalah alat untuk kegiatan praktikum. (W.08.KJ.01.34-42) Perencanaan dulu ya Bu. Dalam perencanaan pengembangan laboratorium tidak dapat dipisahkan dengan laboratorium yang merupakan bagian dari jurusan, pengembangannya mestinya harus searah dengan pengembangan jurusan pada lingkup bidang studi. (W.01.KJ.02.12-15)
Kepala Laboratorium
Sudah lama sebetulnya rencana ini, yaitu mengembangkan lab. Paling tidak sembilan laboratorium yang dua atau tiga justru berkembang dari Laboratorium Kimia Organik, yaitu laboratorium Biokimia, laboratorium Mikrobiologi, laboratorium pangan. (KL.12.W.01.43-44 s/d KL.12.W.02.01-02) Sekarang ini baru angan-angan. Baru sekarang ini dimunculkan ya kemarin tampaknya belum muncul. Kita melihat perkembangan lab. Waktu itu kan kerjanya tidak begitu banyak dan kelihatannya sudah cukup. Tetapi begitu
52
Informan Penuturan penelitian berkembang, Oo... ternyata lab. kita segini thok, kita mikir kita kurang. Apalagi setelah Dr. Partono masuk sini kelihatannya lab. ingin dikembangkan. Kita berpikir observasi dari perguruan tinggi yang ada yang lebih maju. Lab. yang pantas untuk Kimia Organik lab. yang mana. Ya perlu tambahan lab. Bio Kimia lab. Pangan, lab. Instrumen, lab. Mikrobiologi, lab. Pendidikan dan sebagainya, nah kita kan ndak ada. (W.12.KL.03.23-33)
ahun ini kita sudah membuat usulan lewat rapat kerja kemarin (Kamis 14-04-2005) akan mengundang arsitek yang akan membuat rencana gedungnya. Misal kita butuh sembilan ruang bagaimana gambarnya, letaknya di mana kemudian kita ajukan ke pusat. Disetujui atau tidaknya itu urusan sana. Bagaimanapun kita akan mengejar, karena lab. Kimia ini masih sangat sedikit. Entah lima tahun atau sepuluh tahun yang akan datang realisasinya yang penting kita sudah mengajukan rencananya. (W.12.KL.02.20-28) Nah, itu yang termasuk salah satu dari sembilan lab. yang kita usulkan adalah Workshop alat-alat gelas. Jadi ruang reparasi gelas, itu salah satunya. Setahun yang Ialu kita sudah menganggarkan hanya karena ada SP4 dan SPMnya untuk nangani ini dulu. (W.13.KL.02.27-30)
Dosen Pengampu
Ruang sudah cukup untuk praktikum tapi kalau untuk penelitian mahasiswa perlu ada ruang tersendiri sehingga bila ada penelitian jangan mengganggu jalannya praktikum yang sudah terjadwal rapi. Isinya sementara ini cukup untuk praktikum sehari-hari. Kalau untuk pelaksanaan penelitian masih banyak zat, instrumen yang kurang. Seperti spektroskopi IR, GC, MS, NMR kira-kira kalau dibeli harganya tidak terjangkau. Misal nanti kalau bisa mengusulkan alat-alat ini, karena Kimia Organik tanpa alat seperti ini tidak bisa berjalan baik terutama penelitiannya. (W.10.DP.4.02.18-24)
b. Memprediksi hambatan yang ada dengan akan dilaksanakannya
perencanaan Laboratorium Kimia Organik
Seperti yang dituturkan oleh Ketua Jurusan,Bp. Drs. Edy Cahyono,
M.Si bahwa hambatan terletak pada manajemennya. Selama ini
laboratorium dikembangkan berdasar Kelompok Bidang Keahlian yaitu
Kimia Dasar, Kimia Anorganik, Kimia Analitik, Komputasi, Proses
Belajar Mengajar Kimia, dan Kimia Organik/Biokimia. Tapi kenyataannya
enam laboratorium hanya dipimpin satu kepala laboratorium dan dibantu
satu penanggung jawab laboratorium. Belum punya teknisi hanya ada satu
laboran yaitu Bp. Wiji yang merangkap teknisi.
53
Alat-alat yang besar (canggih) masih terbatas, terutama mengenai
pengadaannya sulit kalau tidak dibantu pemerintah masih terbatas yang
bergelar Prof, Dr, dan beliau sibuk dengan kegiatan struktural, kegiatan
senat sehingga kegiatan laboratorium ditinggalkan bahkan cenderung
meninggalkan laboratorium, itu yang diprihatinkan.
Penanggung Jawab Laboratorium, Bp. Dr. Supartono, M.Si
menuturkan bahwa peralatan gelas dan bahan belum mencukupi untuk
kebutuhan praktikum maupun penelitian. Volume kegiatan terlalu padat
yaitu setiap praktikum terdiri dari 35 – 40 mahasiswa, padahal kapasitas
laboratorium hanya untuk 20 mahasiswa.
Beberapa zat dan peralatan yang diusulkan tidak terpenuhi,
sehingga beberapa materi praktikum tidak bisa dijalankan mungkin dana
kurang, tetapi kan ada skala prioritasnya kalau begini keadaannya seperti
terbelenggu. Layanan masyarakat masih di bawah seksi layanan
masyarakat jurusan kimia, belum spesifik. Misalnya untuk bidang Kimia
Orgnaik di bawah seksi Kimia Organik. Kerusakan pada lemari asam yaitu
blowernya tidak jalan. Pintu laboratorium apabila dibuka, akan menutupi
ruang Penanggung Jawab Laboratorium.
Kepala Laboratorium menuturkan bahwa hambatan yang paling
besar adalah dana yaitu 70 juta dan penerimaannya bertahap, pertama 30
juta, dan berikutnya 40 juta. Tahun ini 160 juta per tahun, DIK rutin 7 juta
setahun dan kemudian kebijakan dari pusat. Letak kantor dan laboratorium
54
yang terpisah. Akhirnya dosen senangnya di kantor sehingga tidak tahu
perkembangan laboratorium.
Laboratorium Kimia Organik akan dihargai oleh rakyat, oleh
masyarakat sekitar, menginginkan universitas jadi Universitas Rakyat
tetapi karena kualitasnya seperti ini, dimana posisi laboratorium. Karena
rakyat mencari universitas yang bonafit, tidak lepas dari alat, fasilitas,
manajemen yang modern. Sepuluh tahun ke depan kita akan tenggelam
atau yang kualitasnya rendah SPMB nilai rendah 20 – 70 dari kalangan
menengah ke bawah. Tidak ada tangga darurat, tentunya laboratorium
punya tangga samping sebagai tangga darurat, bila terjadi kecelakaan
untuk menanggulanginya. Justru ruang kuliah ada tangga daruratnya,
sama-sama lantai tiga, pada awalnya pembangunan gedung ini sudah tidak
bener. Tentang dana yang terbatas, dengan adanya layanan masyarakat ada
masukan dana sedikit-sedikit tanpa minta tambahan dana dari pusat.
Dosen Pengampu, Bp. Drs. Kusorosiadi, M.Si. menambahkan
bahwa untuk biokimia sekali praktikum mahasiswa jumlah 46 orang,
karena biasanya kelas atas masih ikut. Sehingga satu kelompok 6 orang,
ada 8 kelompok padahal efektif 1 kelompok terdiri dari 3 orang.
Belum mempunyai bengkel gelas, sehingga teknisi yang sudah
dilatih dan sudah trampil tidak dimanfaatkan, sayang. Hambatan adalah
dana, untuk membeli alat misalnya kompresor gurinda mahal, sebetulnya
terjangkau hanya pejabat belum siap. Padahal memecahkan alat kecil saja,
bila beli sepuluh ribu, tetapi kalau diperbaiki hanya lima ribu. Kalau listrik
55
mati airnya macet, air mengambil dari kamar mandi. Letak Laboratorium
Kimia Organik yang jauh dari ruang dosen, sehingga kalau habis mengajar
mau ke laboratorium kesulitan terutama apabila habis hujan. Ibu Dra.
Nanik Wijayati, M.Si menuturkan bahwa UGM Laboratorium Kimia
Organik satu asisten membimbing tiga mahasiswa. Di Laboratorium
Kimia Organik asisten satu atau dua, masih kurang. Sedangkan Bapak Dr.
Supartono, MS menuturkan bahwa Laboratorium Kimia Organik belum
punya pintu emergensi, untuk menanggulangi bila terjadi kecelakaan. Air
sering macet, pusat perlu membuat reservoar yang mudah mengalir ke
lantai tiga. Listrik bila mati maka akan mengganggu kebutuhan air,
padahal Laboratorium Kimia Organik banyak membutuhkan air. Ada
ruang timbang tetapi karena belum punya neraca elektrik, maka
ruangannya untuk kegiatan penelitian. Tidak punya alat-alat untuk
perbaikan workshop, sehingga mantel heater harus diperbaiki di UGM.
Mestinya pelayanan masyarakat bidang Kimia Organik diserahkan pada
Laboratorium Kimia Organik. Untuk praktikum Akademi Kebidanan,
Dosen Pengampu praktikum Kimia Organik terlibat. Siapapun yang ingin
mengakses atau memerlukan alat itu tidak perlu ijin dulu pada pengelola
Laboratorium Kimia Fisik, kalau orangnya tidak ada, terus terhambat.
Penuturan para informan tersebut disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 8 Penuturan informan tentang hambatan yang ada dengan atau dilaksanakannya perencanaan pengembangan Laboratorium Kimia Organik
Informan Penuturan
Ketua Jurusan Kalau hambatan pada manajemen dulu, selama ini laboratorium dikembangkan berdasarkan Kelompok Bidang Keahlian ( KBK ) : Kimia Dasar, Kimia
56
Informan Penuturan Anorganik, Kimia Analitik, Alat komputasi, PBM Kimia, Kimia Organik Biokimia. Tetapi pada kenyataannya di jurusan Kimia ini enam laboratorium hanya dipimpin oleh satu Kepala Laboratorium. ... (W.01.KJ.02.36-41)
Selama ini kita dibantu oleh pengelola laboratorium, tetapi laboratorium yang dipimpin oleh seorang Dosen pada masing-
masing KBK kewenangannya secara formal belum cukup artinya dari sisi status mereka hanya diberi surat tugas dari Dekan, dari
sisi ini bagian finansial atau belum digariskan secara tetap di universitas itulah hambatan yang kita alami. (W.01.KJ.03.08-13)
Belum ada. Jadi selama ini hanya ada satu Laboran yaitu Pak Wiji. Teknisi ini sifatnya masih umum, untuk seluruh laboratorium, tidak per laboratorium, tetapi idealnya bahwa setiap laboratorium punya satu teknisi, kemudian minimal ada satu Laboran. (W.01.KJ.03.20-23) Pengelolaannya saya kira laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES tidak begitu ketinggalan. Kekurangan kita adalah pada organisasinya seperti di UGM laboratorium Kimia Organik mempunyai satu kepala laboratorium. Kemudian yang lain adalah di tempat kita hanya ada satu laboran dan satu teknisi. Di UGM satu laboratorium ada sekitar 4 laboran dan satu administrasi. Kemudian saat kita rasakan kekurangannya adalah alat instrumentasi. Alat-alat yang besar itu kita masih terbatas (W.07.KJ.05.42-44; W.07.KJ.06.01-05) Kalau dengan laboratorium Kimia UNDIP Insya Allah kita tidak ketinggalan. Dengan UGM, ITB kita masih jauh, tetapi artinya kita tidak. Kalau Organiknya sendiri kita masih kecil, masih pekerjaan yang harus dilakukan terutama mengenai pengadaan alat. Ini sangat sulit kalau tidak dibantu dari pemerintah. Ciri-ciri alat-alat organik, instrumen itukan mahal-mahal. Misalnya IR sampai lima ratus juta. Itu kalau hanya mengandalkan dana-dana dari jurusan, tidak ada komitmen universitas kita akan selalu begitu. (W.07.KJ.06.08-15) Kita masih terbatas Prof, Dr nya. Karena kalau sudah Prof Dr itu kegiatan di laboratoriumnya berkurang, karena mereka sibuk dengan kegiatan struktural, kegiatan senat dsb. Sehingga kegiatan di laboratorium sangat berkurang. Itulah perbedaannya dengan laboratorium Kimia Organik di UGM. Itu juga kritik kita sendiri. Di UGM, ITB mereka rumahnya adalah laboratorium. Prinsipnya kalau kita ruang dosen disini, ruang laboratorium disana, ruang pengajar jadi tidak menyatu di laboratorium jadi misalnya seseorang gelar Dr, Prof jarang mereka melakukan kegiatan di laboratorium. Bahkan cenderung meninggalkan laboratorium itu yang kita prihatinkan. (W.07.KJ.06.19-28)
Penanggung jawab laboratorium
Hambatan tentu ada Bu. Pertama-tama kegiatan Laboratorium Kimia Organik itu sangat padat, belum lagi mahasiswa yang akan melaksanakan penelitian beberapa zat yang kita usulkan termasuk peralatan, mengenai realisasi usulan itu tergantung Kepala Laboratorium, sehingga beberapa usulan mungkin tidak terpenuhi. Sehingga beberapa praktikum tidak bisa dilaksanakan seperti yang diharapkan. Misalnya mantel heater yang diperlukan mahasiswa dalam melakukan praktikum isolasi, destilasi. Nah karena jumlahnya terbatas, hanya tiga yang baik, akhirnya beberapa cara kita lakukan meskipun itu bisa kita lakukan tapi itu merupakan kendala alat. (W.02.PJL.02.27-36) Yang kedua juga peralatan-peralatan gelas yang masih sangat terbatas meskipun sudah berulangkali kita usulkan. Realisasi pengusulan itu juga sekali lagi sepenuhnya tanggung jawab Kepala Laboratorium dalam hal ini yang mengelola manajemen Laboratorium dan keuangan. Terus zat-zat juga begitu sehingga beberapa praktikum perlu kita tinggalkan tidak tuntas. Itu kendala-
57
Informan Penuturan kendala dari segi peralatan. Lalu dari segi volume kegiatannya yang begitu padat dan jumlah mahasiswa. Misalnya mahasiswa sampai jumlah 35 – 40. Padahal Laboratorium kapasitas menurut ukuran ruangnya maksimum 20 orang, sehingga kadang-kadang anak-anak itu ya berjubel. (W.02.PJL.02.36-45) Di bawah jurusan. [Jadi nanti jurusan itu tidak lagi membawahi Kepala Laboratorium Kimia begitu tetapi beberapa Kepala Laboratorium]. Jadi kalau begini ini banyak hal yang menyebabkan hambatan-hambatan. Seperti usulan-usulan tidak bisa segera direalisasi, alasannya ya macam-macam. Okelah mungkin dana kurang itu kan ada skala prioritas. Yah memang itulah sebagai institusi negeri mengandalkan dana pemerintah. Saya sendiri juga sedang katakanlah ikut prihatin itu tetapi ke depan Insya Allah dapat mengemukakan hal-hal yang lebih baik. Ada suatu kelebihan kalau itu bisa dilakukan kalau kita sudah bisa tanggung jawab begitu punya lab yang bisa diharapkan maka lab-lab itu masing-masing akan bisa hidup dan bisa menjamin kehidupannya justru itulah kekhasan masing-masing. Nah kalau begini ini seperti kita terbelenggu. (W.03.PJL.02.42-46; W.03.PJL.03.01-08) Untuk ke depan, untuk perbaikan pada kondisi semacam ini sebaiknya manajemen laboratorium itu diserahkan kepada Kepala Laboratorium bukan penanggung jawab laboratorium. Ketua Laboratorium di sini satu membawahi enam atau tujuh laboratorium. Bagaimana bisa menghandel laboratorium kalau kita mengharapkan masing-masing laboratorium untuk maju. Jadi kedepan sebaiknya tidak ada penanggung jawab laboratorium tetapi Ketua Laboratorium Kimia Organik, Kimia Dasar, Kimia Fisika, Kimia Analitik, PBM, Komputasi, Kimia Anorganik. (W.03.PJL.02.33-40) Sementara ini belum dapat ditonjolkan Bu dari laboratorium Kimia Organik. Tetapi kedepan harusnya Laboratorium Kimia Organik itu harusnya lebih bisa berperan dalam pendidikan, layanan masyarakat, penelitian dan penelitian laboratorium Kimia Organik itu banyak yang kita lakukan baik layanan masyarakat seperti yang selama ini dilakukan kita kembangkan lebih baik misalnya layanan analisis bahan makanan misalnya saja jamu tradisional. Sekarang ini pelayanan di bawah seksi layanan masyarakat apakah itu bidang Kimia Organik, Kimia Fisika semuanya di bawah layanan masyarakat. Katakanlah belum spesifik. (W.03.PJL.03.21-29) Ya, lemari asam yang kita miliki di lab Kimia Organik ada kerusakan pada sistem blowernya. Untuk mengatasi itu kita punya laminar pengganti lemari asam. Itu semua sudah saya usulkan / laporkan kepala lab, tetapi untuk perbaikannya memerlukan cukup dana. Tidak hanya itu Bu di depan pintu lab Kimia Organik ada hal-hal yang perlu diperbaiki membukanya juga arah yang tidak benar, sudah saya laporkan Kepala Laboratorium, Tapi ya itu saja hasilnya. (W.03.PJL.05.21-27)
Kepala laboratorium
Penghambat yang paling besar dana. Kemudian kebijakan dari pusat (UNNES) mungkin bukan karena bahan di atas tidak paham tetapi mungkin karena hambatan dana juga saya itu dengar dari Bapak Rsektor saat workshop lokakarya kepala laboratorium tahun 2004 itu juga menjadi kendala memang dana. (W.12.KL.04.01-05)
mungkin dari sisi manajemen sekarang ada kepala lab. yang tunjangannya diberi oleh UNNES. Karena dana lab. sedikit, kita masing-masing mengetahui karena SPP mahasiswa kita kan SPP untuk masyarakat kecil. Walaupun tuntutan kita sebetulnya tinggi dengan IKIP menjadi UNNES.
lah dilematis bu jadinya, memang kita akan dihargai, oleh rakyat, oleh orang sekitar kita, kalau kita saja kualitasnya kaya begitu. Kita menginginkan universitas jadi universitas rakyat, tetapi karena kualitas kita seperti itu posisi kita ada di mana. Wong mereka itu mencari universitas yang bonafit, tidak bisa
58
Informan Penuturan lepas daripada alat, fasilitas dari manajemen lab. dan manajemen yang modern.
n mempertahankan label rakyat sementara lab. kita lab. kosong apa harus dipertahankan. Sekarang bisa. Untuk Rektor yang sekarang ini. Tetapi 10 tahun ke depan kita akan tenggelam atau barangkali kita akan gulung tikar. Sekarang muncul PTS di era globalisasi ini dengan lab. yang sangat besar kualitasnya. Mereka akan lari ke sana semuanya. Walaupun kita dapat konsumen paling-paling yang kualitasnya rendah menengah ke bawah ya rakyat kecil itu akhirnya. Kita tidak mengatakan bodo (sambil ketawa). Ya sementara ini input yang masuk kita kan kalangan menengah ke bawah itu. (W.12.KL.04.01-27) Saya kira ndak ada masalah. Terletak di mana yang penting eksit apa namanya, keselamatan kalau terjadi apa-apa. Tetapi pernah saya dengar “kalau gedung tiga lantai tidak perlu tangga darurat”. Malah pertanyaan saya kenapa yang ada tangga/jalan daruratnya. malah (DI s/d D4) (ruang kuliah) ada di samping. Padahal bukan lab. Tetapi kenapa justru lab. tidak ada padahal sama lantai tiga (tingkat tiga). Atau memang ora bener. Kan mestinya lab. yang punya tangga samping berbahaya lebih besar risikonya. Nggak masuk akal sebetulnya “jawaban seperti itu”. Memang dari awalnya pembangunan gedung ini sudah keliru semua. Saya kira tata letak gedung ini sudah salah. Pertama, tata letak gedung di sini tidak memungkinkan kerjanya pekerjaan yang baik. Kantor dan lab. dipisah. Akhirnya senengnya di kantor saja. Tidak tahu perkembangan di laboratorium. Kantor harusnya letaknya dekat lab. Di UGM, jelas orang datang ke kampus Kimia. Ya datang ke lab. Suasananya langsung penelitian. Tidak suasana ngerumpi, suasana ngomong, atau suasana di belakang meja. Tetapi betul ada suasana belajar. Karena Laboratorium intinya. Jadi itu menerapkan bahwa kampus ya Laboratorium. (W.14.KL.01.34-44; W.14.KL.02.01-06) Kita lihat bahwa dana untuk lab. itu sangat kecil. Suatu contoh lab. Kimia selama satu tahun itu hanya satu juta. Ini jelas sangat tidak mungkin, untuk pengembangan lab. Apalagi memang ada tambahan berupa kiriman bahan kimia satu tahun 17 juta. Ditambah mungkin kiriman bahan kemikalia lagi dari P2U setahun itu. Kalau kemarin 70 juta, kalau tahun ini dianggarkan 100 juta. Tapi itu kita menerima hanya dalam bentuk bahan. Yang kita terima dalam bentuk uang itu hanya setahun 70 juta. Itupun penerimaannya bertahap. Jadi mungkin dua kali pertama 30 juta dan berikutnya melengkapi 40 juta. Kalau uang sekian tidak mungkin untuk mengembangkan lab. Kimia, karena lab. ini sangat mahal. (W.12.KL.02.36-46) Bahan kimianya saja sekali beli 15 juta, sepuluh juta. Satu semester tidak cukup. Padahal satu tahun saja hanya segitu. Padahal kita menginginkan lab. Kimia ini merupakan lab. yang digunakan/ dibutuhkan masyarakat kita. Mereka bisa menggunakan jasa kita dan kita dapat biaya untuk pemeliharaannya. Nah itu akan berjalan kalau memang kita mempunyai alat-alat yang dibutuhkan oleh masyarakat, Itu bisa kalau kita eksis (hmmmmmm). Tidak mungkin lab. akan berkembang kalau kita tidak mencarikan dana yang sekarang kita ada layanan masyarakat ada masukan sedikit-sedikit. Kita bisa membeli alat-alat tanpa minta tambahan dana dari UNNES. (W.12.KL.03.01-11) Sama saja. Contoh SPMB kan nilai rendah. Paling 70, paling rendah 20 itu sebenarnya kan kualitas rendah to. Bagaimana output kita menjadi baik kalau inputnya saja begitu ?
59
Informan Penuturan Selama sekian tahun kita mengajar kalau inputnya saja
sekitar itu kan sulitnya bukan main.
Skill bisa dikembangkan lagi setelah mereka lulus. (W.12.KL.04.28-35) Dana berasal dari : DIK Suplemen yang besarnya 70 juta setahun yang kedua dana DIK rutin, kita setor kwitansi baru dapat uang. Kemarin 17 juta itu setahun. Kita kadang setor lima juta dapat tiga juta, nanti beberapa bulan lagi satu juta sisanya yang lain kita diminta mengusulkan kebutuhan alat-alat atau kemikalia yang sekarang 100 juta, yang kemarin 70 juta. (W.13.KL.04.14-19)
Dosen Pengampu
Untuk Biokimia sekali praktikum 46 maka siswa karena biasanya kelas atas masih ikut. Satu kelompok 6 orang jadi ada 8 kelompok. Padahal efektif satu kelompok itu maksimal tiga. (W.11.DP.4.01.35-37)
Kalau kita mempunyai bengkel yang bagus mereka yang
perlu memperbaiki gelas alat praktikum akan datang kesini.
Jadi kita mempunyai income yang bagus. Tapi sayangnya
sudah dilatih sudah trampil, tidak dilaksanakan yang
berwenang. Sayangnya saya tidak jadi orang yang
berwenang. Ha ... ha ... (W.10.DP.4.05.07-11)
Yang menjadi hambatan adalah keuangan, kalau tempat sih banyak sekali. Alat untuk mengerjakan itu lho yang mahal. Alatnya misal untuk mevariasikan kompresor gurindo, sebetulnya ya terjangkau hanya pejabat kita yang belum siap. Padahal waktu saya di Yogya itu memecahkan alat kalau kita beli harganya lima puluh ribu rupiah. Tetapi setelah hanya diperbaiki di bengkel hanya lima ribu rupiah. La itu eman misalnya mahasiswa sini banyak yang memecahkan dibawa ke Yogya untuk memperbaiki sayangnya laboran teknisi sudah dilatih tetapi belum dimanfaatkan, mudah-mudahan tahun yang akan datang (W.10.DP.4.05.13-22) Kebutuhan air selama listrik tidak mati mencukupi. Karena reservoar di atas dengan laboratorium kimia ada lima air tidak mencukupi bila listrik mati. Kalau listrik mati ya air macet. Kemudian air mengambil dari kamar mandi masing-masing. Tetapi ya tidak sering hanya kadang-kadang saja. Bahkan saya pernah penelitian tiga hari tiga malam kalau memakai air leding berapa yang saya gunakan. Saya pintu satu ember air saya belikan pompa untuk ikan jadi tidak memboroskan air dan tidak menghabiskan air. Jadi limbah laboratorium Kimia Organik itu belum bahaya, tidak ada keluhan dari masyarakat sekitar (W.11.DP.4.04.19-27) Suasana lingkungan laboratorium Kimia Organik khususny dan umumnya, suasana tenang, cocok untuk praktikum, tapi sayang bu letaknya terlalu jauh dari ruang Dosen sehingga kalau habis mengajar mau datang ke laboratorium terutama kalau hujan ini agak kesulitan. Jadi kalau Bapak yang mengajar
60
Informan Penuturan praktikum itu di tempat laboratorium itu sendiri sehingga mudah untuk menjangkau (W.10.DP.4.02.03-06) Pernah, kalau rajinnya rajin sini bu. Kalau di UGM keadaan labnya malah lebih kotor. Namun asistennya (asisten mahasiswa lebih dari satu) Jadi berhubung dana. Karena asisten itu perlu dibayar juga. Kalau di UGM satu asisten membimbing tiga mahasiswa. Asisten digembleng dulu. Dosennya malah tidak pernah masuk pada saat praktikum. Kalau di laboratorium Kimia Organik, kita asistennya satu, kadang-kadang dua orang setiap ada praktikum. Jadi masih kurang seharusnya. (W.09.DP.3.03.37-40; W.09.DP.3.04.01-04) Ee …, kita belum mempunyai pintu emergency, yang ada ya itu Bu pintu kanan kiri ( atau depan dan belakang ) hanya pemanfaatannya kalau ada kecelakaan yang perlu penanganan khusus sepertinya belum kita miliki. Jadi masih perlu pembenahan. (W.04.DP.1.05.12-15) Mengenai listrik alhamdulillah sudah diperbaiki Ketua Laboratorium justru kebutuhan air yang menjadi masalah. Untuk kegiatan destilasi memerlukan pendingin sehingga ini memerlukan air oleh karena itu sebaiknya air tidak boleh terganggu. (W.04.DP.1.08.34-37) Ya sering. Barangkali jaringannya tidak betul. Perlu menggunakan pompa yang kuat untuk mudah mengalir ke lantai tiga. Jadi kita perlu mengandalkan dari pusattetapi perlu membuat reservoir yang mudah mengalir ke lantai tiga. Kadang instalasi kurang baik sehingga sering terjadi macet. (W.05.DP.1.01.17-21) Air cukup, hanya kendalanya listrik. Bila listrik mati, air tidak mengalir. Karena kita tidak punya tandon air yang seharusnya itu ada. Apalagi sekarang banyak komputer, jadi sering mati juga listriknya (W.09.DP.3.04.24-26) Betul Bu, mestinya yang baik kalau memang menggunakan lantai semacam ini ada semacam escalator atau semacam lift. Memang biaya besar. Kalau memang menghendaki biaya tidak besar ya dibuatkan pintu emergency yang memang spesial digunakan untuk hal-hal semacam kecelakaan dan tidak campur dengan pintu yang biasa dipakai untuk keluar masuk. Jadi misalnya perlu penanganan khusus, perlu gerakan cepat, perlu diberi tempat atau ruangan yang bebas hambatan. Misalnya jalan untuk turun tidak perlu melalui jalan yang berliku-liku ( enam putaran ). (W.04.DP.1.06.01-09) Yaa … mestinya yang ada diujung sana ( sambil menunjuk ruangan ) neraca elektrik yang mestinya kita miliki. Kita sudah ada ruang timbang dan dimanfaatkan mahasiswa yang melakukan penelitian-penelitian sampel atau preparatnya terutama yang melakukan tugas akhir supaya tidak bercampur dengan yang sedang melakukan kegiatan praktikum, mereka terpaksa memakai ruang itu. Mestinya untuk ruang timbang tetapi karena falitas neraca elektrik belum ada ya dimanfaatkan untuk kegiatan penelitian. (W.04.DP.1.08.25-32) Kita tidak punya alat-alat untuk perbaikan workshop. Alat-alat kita yang rusak biasanya dibawa keluar oleh Kepala Laboratorium, misalnya ke UGM. Memang sebaiknya ada semacam ahli yang bisa menghendel beberapa peralatan, terutama peralatan yang ada hubungannya dengan listrik, misalnya mantel heater. Kita juga sudah mencoba memperbaiki tetapi tidak bisa, sudah saya laporkan pada Kepala Laboratorium apakah perlu diganti atau diperbaiki. Menurut saya itu tidak bisa diperbaiki karena mantelnya jadi satu dengan elektrolitnya (W.05.DP.1.01.31-38) Kegiatan pelayanan masyarakat ada seksi tersendiri. Penanggung jawab Laboratorium Kimia organik tidak banyak terlibat dalam kegiatan masyarakat. Tetapi kalau kita terlibat hanya pelayanan semacam kalau jasa praktikum dari
61
Informan Penuturan Akademi Kebidanan, kalau mereka tidak punya laboratorium dan membutuhkan pekerjaan laboratorium kita ikut membantu seksi pelayanan masyarakat dalam mengampu pelaksanaan praktikumnya. Tetapi jasa-jasa yang lain seperti analisis sampell itu sungguh tidak terlibat. Mestinya yang baik itu kalau memang jasa pelayanan pada masyarakat menyangkut bidang Kimia Organik diserahkan pada Laboratorium Kimia Organik. Tetapi karena ini struktur organisasinya dari UNNES begitu, saya tidak bisa berbuat banyak (W.05.DP.1.03.31-41) Alat kamera, kita tidak memerlukan itu karena Kimia Organik atau Bio Kimia tidak memerlukan kamera, yang diperlukan justru spektofotometri. Alat spektofotometri itu ada di ruang instrumental. Ini sebetulnya menghambat kegiatan karena kalau ada di ruang instrumen atau di ruang kimia Fisik kita harus keluar masuk laboratorium fisik yang juga, minta ijin. Memang agak kacau pengelolaannya. Mestinya kalau memang alat itu tidak perlu diletakkan ditempat yang jauh begitu. Kalaupun ditempatkan di ruang instrumental, siapapun yang ingin mengakses atau memerlukan alat itu tidak perlu ijin dulu pada pengelola Kimia Fisik. Mestinya secara bebas bisa menggunakan alat itu. Siapapun boleh pakai. Jadi tidak perlu ijin dulu, kalau orangnya tidak ada, terus terhambat (W.04.DP.1.03.44-46; W.04.DP.1.04.01-08)
c. Memprediksi dukungan yang ada dengan akan dilaksanakan
perencanaan pengembangan Laboratorium Kimia Organik
Ketua Jurusan Bapak Drs. Edy Cahyono, M.Si menuturkan
pengembangan laboratorium mulai terarah. Doktor-doktor muda seperti
Bapak Dr. Supartono, MS masih konsens terhadap penelitian, dengan
demikian mau tidak mau akan berkecimpung di laboratorium. Demikian
pula dosen muda yang melakukan penelitian melibatkan mahasiswa
laboran maka dengan sendirinya Laboratorium Kimia Organik akan
berkembang. Dana yang ada adalah dana Sardik dan SPL.
Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan bahwa
pendukung yang pertama adalah sumber daya manusia dimana dosen
pengampu kimia organik rata-rata sudah S2 dan muda-muda, kalau tidak
diwadahi eman-eman. Sepuluh tahun yang akan datang mereka sudah tua,
kalangan senat yang didominasi kalangan sepuh-sepuh jangan berpikir
62
sepuh terus tetapi berpikir muda berpikir dengan paradigma berbeda
jangan berpikir jaman dulu lagi. Sedangkan penanggung jawab
laboratorium Bp. DR. Supartono, M.Si menuturkan bahwa pendukung
utama adalah sumber daya manusia yaitu dosen maupun asisten cukup
baik.
Dosen pengampu praktikum Bapak Drs. Kusorosiadi, M.Si
menuturkan bahwa laboran yang ada di Laboratorium Kimia Organik
adalah yang paling senior, paling bagus, dan paling sering dikirim
pelatihan walaupun ia lulusan ST, tahu bahan kimia. Pelayanan
masyarakat untuk jurusan biologi, UNDIP dengan adanya alat AAS. KIT
seperangkat alat yang dipesan SMA. Kerja sama dengan instalasi lain,
Akademi yang tidak punya laboratorium, praktikum di Laboratorium
Kimia Organik. Misalnya mahasiswa Akper Ungaran, Purwodadi, Jepara,
Akademi Kebidanan.
Penuturan para informan tersebut disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 9 Penuturan informan tentang memprediksi dukungan yang ada dengan akan dilaksanakan perencanaan pengembangan Laboratorium Kimia Organik
Informan Penuturan
Ketua Jurusan Jadi dalam mengembangkan laboratorium mulai terarah. Jadi mungkin doktor-doktor muda seperti pak Partono itu masih konsens terhadap penelitian. Penelitian laboratorium kan jarang sekali kita. Kita masih berharap mudah-mudahan pak Partono mulai dengan grand yang membiayai penelitian dengan demikian mau tidak mau akan berkecimpung di laboratorium, tetapi kalau tidak ada penelitian hanya sekedar praktikum pengembangan laboratorium tidak akan berkembang dengan cepat. Tetapi kalau dosen-dosen banyak melakukan penelitian apakah itu dosen muda melibatkan mahasiswa melibatkan laborat itu akan berkembang dengan sendirinya (W.07.KJ.06.41-44; W.07.KJ.07.01-06)
Kepala laboratorium
Sedangkan sebagai pendukung yang pertama adalah SDM. Pengampu Praktikum Kimia itu rata-rata sudah S2 dan itu muda-muda. Seandainya mereka tidak diwadahi ya eman-eman. Sepuluh tahun yang akan datang
63
Informan Penuturan mereka sudah tua. Kalangan senat yang didominasi kalangan sepuh-sepuh jangan berpikir sepuh terus tetapi berpikir muda, berpikir dengan paradigma yang berbeda, jangan berpikir dengan paradigma jaman dulu lagi. Melihat ke depan melihat Perguruan Tinggi di luar kita, jangan IKIP Veteran dulu kan swasta yang kita lihat UGM, ITB, UNDIP, UPI yang begitu maju, bubungan masyarakat besar, mendapat penghargaan besar dari masyarakat dan makin berjubel peminatnya (W.12.KL.04.35-46)
Penanggung jawab laboratorium
...Paling dari SDMnya. Kalau dari dosen dan asisten cukup baik. Di samping itu kita dibantu beberapa mahasiswa sebagai asisten mahasiswa (W.02.PJL.03.10-12)
Dosen Pengampu
Di laboratorium Kimia Organik teknisi atau disini merangkap laboran adalah yang paling senior dan yang paling bagus dan yang paling sering dikirim pelatihan sehingga untuk laboratorium Kimia Organik pelayanannya cepat walaupun dia lulusan ST tahu bahan kimia. Mungkin lebih tahu dari mahasiswanya. Sering laboran mengambil ke laboratorium-laboratorium yang lain. Laboratorium Kimia Organik paling komplit zat-zat kimianya jadi kemungkinan laboratorium kimia lain mengambil zat ke laboratorium Kimia Organik (W.11.DP.4.02.05-12) Yang kedua layanan terhadap analisis, jadi ada seorang mahasiswa terutama jurusan Biologi KK, Undip juga ada yang menganalisis proteinnya brapa Nnya berapa. Satu logamnya apa saja dan berapa. Karena kita mempunyai alat AAS. Yang ketiga pelayanan membuat KIT seperangkat alat yang bisa dipakai di SMA semester 1, 2, 3, 4 dan dijual dipesan oleh SMA. Misal SMA 2 diluar itu kita tawarkan kalau ada MGMP. Layanan yang keempat adalah memberikan penyuluhan atau pengalaman -pengalaman. Suatu sekolah pula yang ingin mengetahui pengalaman-pengalaman terutama Kimia Organik (W.11.DP.4.03.37-47; W.11.DP.4.04-06) Laboratorium kimia umumnya melayani dari luar. Layanan itu berupa kerja sama dengan instansi lain, akademi yang tidak punya laboratorium, mereka ikut praktikum disini. Disana itu petunjuknya berbeda dengan yang membuat larutan. Sudah saya berkali-kali menyiapkan. Di dalam petunjuk praktikum bahwa ptealin itu enzim yang menderna amilum tetapi di dalam larutannya itu amilosa. Dari akademi kebidanan, akademi perawat, praktikum Bio kimia di sana anak belum tahu Kimia Organik saya kadang-kadang ngelus dada. Kalau mengalami semacam itu. Maka kadang-kadang mencampur itu seperti orang masak saja, plang-plung, plang-plung. Kalau ada semacam itu saya berusaha kalau setelah praktikum saya suruh jelaskan satu persatu. Tujuannya saya supaya dia tidak mlongo kok, plang-plung, plang-plung tapi tahu maknanya, sehingga kalau berhasil mengatakan Ooo... Ini biasanya praktikum mahasiswa Akper Ungaran Purwodadi, Jepara, Akbid (W.11.DP.4.03.18-31)
8. Menentukan Beberapa Alternatif Yang Akan Ditempuh Dalam
Pelaksanaan
Ketua Jurusan menuturkan bahwa perlu menjalin kerjasama dengan
laboratorium di luar UNNES, setiap setahun sekali mengajak mahasiswa di
laboratorium UGM. Mereka melakukan pelatihan dan interpretasi data-data
64
dengan alat-alat spektroskop, sinar-X. Preparasi yang kecil-kecil tidak perlu
dibawa ke UGM. Perlu memiliki alat-alat canggih, mengembangkan unit
pelayanan masyarakat sebagai sumber pendanaan. Meminta dosen untuk
merevisi petunjuk praktikum.
Idealnya untuk masa-masa yang akan datang Kepala laboratorium
mengkoordinir semua penanggung jawab laboratorium dan berfungsi sebagai
koordinator. Masing-masing penanggung jawab laboratorium itu nantinya
Kepala Laboratorium, yaitu Kepala Laboratorium Kimia Organik. Struktur
organisasi idealnya satu laboratorium ada satu kepala laboratorium, satu
teknisi, satu laboran, dan dibantu asisten, agar masing-masing laboratorium
bisa mandiri. Penyimpanan alat, inventarisasi alat-bahan didistribusikan ke
masing-masing laboratorium, tetapi karena keterbatasan dana, pengadaan alat
belum semua bisa disupier masih dilakukan dengan cara prioritas alat dan
bahan apa yang diutamakan.
Ada dua guru besar, satu doktor, satu menempuh S3. Dalam waktu
deat yang sudah S2 diberi kesempatan melanjutkan ke S3. Laboratorium
Kimia Organik harus menemukan dulu payung penelitiannya. Perlu suasana
akademik karya siswa yang bisa bersaing di tingkat universitas atau lokal.
Selanjutnya Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan
bahwa akan membongkar pintu laboratorium, tapi harus seijin pembantu
dekan 2. Akan mengembangkan penelitian dengan mengajukan proposal-
proposal penelitian.
65
Makin banyak dosen melaksanakan penelitian, makin rame laborato-
rium. Pelaksanaan rencana tahun depan (2006) hanya mereka mendengar dan
merespon keinginan kita, hanya mereka punya uang apa tidak. Ini semua tidak
lepas dari skenario yang ada di UNNES. Keseluruhan mengenai keuangan,
anggaran. Kita tidak bisa ngomong sendiri, memutuskan sendiri. Semester ini
akan ada pelatihan instrumen keselamatan kerja. Setiap laboratorium ada
kepala laboratorium, mengusahakan dana taktis dari layanan masyarakat, hasil
penjualan KIT SMA, SMP, Perguruan negeri lain yang praktek di
Laboratorium Kimia. Konsumen sampai UNS, UMS, UNISSULA, UNDIP,
UNIKA mungkin yang telah hanya UGM. Rencana akan mengajukan proyek
A2, barangkali bisa untuk menambah alat.
Penanggung Jawab Laboratorium menuturkan bahwa beberapa zat
yang tidak ada atau tidak dipenuhi oleh Kepala Laboratorium, kalau bisa kita
cari penggantinya, mungkin bisa kita tempuh. Kalau susunan organisasi di
laboratorium Kimia Organik, hanya penanggung jawab – saya, didalamnya itu
ada teknisi dan laboran. Jadi tidak ada organisasi yang besar. Jadi kita
merupakan unsur suatu organisasi. Dosen-dosen yang memanfaatkan
Laboratorium untuk kegiatan penelitiannya, kita ya welcome saja artinya
dipersilahkan, itu atas tanggung jawab dosen itu sendiri bukan tanggung jawab
penanggung jawab Laboratorium. Kalau Laboratorium Kimia Organik diberi
otonomi manajemen, maka bisa ditunjukkan. Ini lho Laboratorium Kimia
Organik, jasa layanan pada pendidikan apa pada penelitian apa mencoba
mereka-reka, membuat proposal yang barangkali bisa menelorkan dana untuk
66
pengembangan laboratorium. Orang-orang organik yang penelitian di
laboratorium silahkan. Tetapi ada kontribusi untuk laboratorium, jangan hanya
memakai saja tetapi kontribusinya tidak ada. Tidak bisa dipisahkan antara
Kimia Organik dan Biokimia, akan lebih baik kalau hanya satu Laboratorium
Bio Organik. Tidak harus Kimia Organik punya sendiri, Bio Kimia punya
sendiri tidak harus begitu tetapi kalau kita punya Laboratorium Bio Organik
duanya sudah bisa dilaksanakan. Kimia Organik dan Biokimia katakanlah
sebagai saudara kembarnya. Kimia organik sebatas isolasi dari molekul-
molekul organik, Biokimia sebatas pada kajian kimia segi biomolekul dan
fungsinya.
Dosen pengampu praktikum Dr. Supartono, MS menuturkan bahwa
kalau mau mengandalkan kondisi keuangan institusi baik tingkat jurusan
maupun universitas terlalu lama. Ke depan mencoba mengajukan proposal
atau hibah. Kalau proposal terloloskan, terealisasi maka sedikit demi sedikit
Laboratorium Kimia Organik dibenahi melalui segi peralatan yang sangat
terbatas. Apalagi laboran dan teknisi dapat terlibat dalam kegiatan hibah,
mereka ikut mendapatkan insentif atau kesejahteraan. Dr. Supartono, MS
sebagai penanggung jawab laboratorium tahun ini mencoba mengajukan
proposal. Insya Allah kalau berhasil Laboratorium Kimia Organik akan ramai.
Penuturan para informan tersebut disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 10 Penuturan informan tentang menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaannya
Informan Penuturan
Ketua Jurusan Mau tidak mau kita harus menjalin kerjasama dengan laboratorium di luar UNNES. Ini untuk bisa dapat fasilitas mereka. Misalnya yang bisa kita lakukan
67
Informan Penuturan setiap setahun sekali bisa mengajak mahasiswa untuk kuliah praktikum sehari di laboratorium Kimia Organik UGM. Mereka akan diberi materi semacam pelatihan dan interprestasi data-data dengan alat-alat spektroskop, sinar-X. Sebagian alat itu kita tidak punya jadi kita arahkan kesana juga dalam mengatasi ini, kegiatan-kegiatan penelitian juga kita arahkan. (W.01.KJ.04.21-26) ...alat-alat yang canggih itu harus kita miliki dan konsekuensinya kita harus menyiapkan dana, perawatan, pengadaan yang besar. Yang tidak mungkin dapat kita jangkau dalam waktu dekat, tetapi kita harus punya akses keluar sehingga kebutuhan-kebutuhan dapat tercukupi. (W.01.KJ.04.26-36) Kita mengembangkan unit pelayanan masyarakat, ini juga sebagai sumber pendanaan. (W.01.KJ.04.40-41) ... kita meminta pada dosen praktikum untuk merevisi petunjuk praktikumnya sesuai dengan alat yang ada. Jadi jangan sampai alatnya sudah kita kembangkan tetapi praktikum yang dilaksanakan mahasiswa masih konvensional. (W.01.KJ.05.07-11) Ya ..., sebab yang ideal untuk masa-masa yang akan datang, Ketua Jurusan, lalu ada Ketua Prodi, ada Sekretaris Jurusan, dibawahnya sejajar dengan Ketua Prodi itu adalah kepala laboratorium. Kepala laboratorium itu mengkoordinir semua penanggung jawab laboratorium. Kepala laboratorium sekarang ini nanti fungsinya sebagai koordinator. Masing-masing penanggung jawab laboratorium itu nantinya kepala laboratorium. Kepala laboratorium Kimia Organik dan seterusnya, tetapi sementara ini karena belum resmi namanya ya penanggung jawab laboratorium (W.07.KJ.03.32-40) Struktur organisasi saya rasa idealnya kalau kita mau berkembang dengan baik mestinya satu laboratorium itu ada satu kepala laboratorium, satu teknisi dan kemudian dibantu oleh asisten kimia. Kenyataan yang sekarang ada laboratorium itu hanya ada satu kepala laboratorium yang mengelola seluruh laboratorium. Kita sedang berusaha untuk bagaimana agar masing-masing laboratorium itu bisa mandiri. (W.07.KJ.02.27-32) Sekarang yang kita lakukan meneruskan yang saya lakukan dan bagaimana melengkapi alat dan sifatnya penyimpanan alat-alat dan bahan itu terpusat kita distribusikan pada masing-masing laboratorium setelah itu dilakukan termasuk inventarisasi pada masing-masing laboratorium berjalan. Kita dalam waktu yang pendek ini akan mencoba melakukan pengelolaan atau reorganisasi. Kepala laboratorium itu mestinya per laboratorium. Oleh karena pendanaan dan statuta UNNES sendiri tapi kita akan coba lakukan masing-masing laboratorium itu kita tata untuk inventarisasi alat dan bahan. Jadi untuk kegiatan parktikum saja sudah mandiri. Tetapi sementara seperti sekarang ini di mana sumber sana terbatas, pengadaan alat juga belum bisa kita suplier masih kita lakukan dengan cara prioritas alat apa yang kita utamakan jadi tidak semua kita bisa membelikan (W.07.KJ.02.33-45) Pengembangan sumber daya untuk pendidikan ada dua guru
besar, ada satu doktor dan ada yang sedang menempuh S3.
Saya rasa pengembangan sumber daya dalam waktu dekat
mudah-mudahan yang S2 ini diberikan kesempatan untuk S3.
Pengembangan aktifitas yaitu membangun masyarakat akademik jadi laboratorium Organik ini harus ketemu dulu payung penelitiannya. Sementara
68
Informan Penuturan ini yang berkembang pada masyarakat sini kualitasnya saja saya rasa tidak kalah dengan bidang penelitian dosen di bidang lain karena sudah masuk penelitian dasar melalui tahap kompetisi tingkat nasional. Kemudian dari laboratorium Kimia Organik muncul karya siswa yang bisa bersaing tingkat universitas atau tingkat lokal. Jadi perlu diberi suasana akademik di laboratorium. (W.08.KJ.02.04-16)
Kepala laboratorium
Tapi mungkin salah satu jalan ya kita bongkar dulu. Mestinya tidak boleh karena bukan kewenangan kepala laboratorium itu harus dilaporkan pada PD2. Tapi juga kita pernah bongkar ruang instrumen KF ya atas sepengetahuan PD2, boleh. (W.14.KL.01.23-27) Pertama kali kami harus mengembangkan sendiri, terutama dari penelitian. Walaupun saya tidak hanya dikampus tetapi juga diluar. Saya harus menulis, proposal penelitian apapun, itu sesuai dengan kemampuan saya. (W.12.KL.05.08-11) Begini bu, karena penelitian kita kan penelitian murni. Makin banyak dosen mengambil penelitian makin ramai laboratorium artinya semakin ramai fasilitasnya semakin baik lingkungan lab. Pelaksanaan rencana itu kami berharap tahun depan lah (2006). Mereka mendengar dan merespon keinginan kita, hanya mereka punya uang apa tidak. Insya Allah perencanaan di semester ini sudah jadi. Kita sudah mencari orang yang membuat rencana gambar. Hanya tembusnya akan kita usahakan, karena itu juga tidak lepas dari skenario yang ada di UNNES keseluruhan mengenai keuangan, anggaran dan sebagainya, Kita tidak bisa omong sendiri, memutuskan sendiri (W.13.KL.01.18-28) ... Paling sembilan lab. yang dua atau tiga justru berkembang dari lab. KO, lab. Biokimia, lab. Mikrobiologi, lab. Pangan. (W.12.KL.01.44; W.12.KL.02.01-02) Pada tahun 2004 yang dikatakan Kalab seluruh Indonesia itu sama. Bahkan laboratorium kita itu malah lebih baik di dalam pengelolaan keuangan. Bahkan UNS sendiri sempat saya kunjungi ke sana, kalab digaji Rp. 15.000 per bulan. Tetapi mereka dapat SK resmi dari rektornya. (W.15.KL.02.28-31) Tapi kita juga pernah membongkar ruang instrumen KF ya atas sepengetahuan PD2 boleh memang posisi pintunya yang tidak bener. Tidak hanya di lab KO, tetapi di lab. Kimia Analit juga, di Kimia Dasar juga sama berarti kalau saya bongkar bukan satu tapi semuanya dan bergantian atau bertahap semuanya saya bongkar. (W.14.KL.01.25-29) Pemadam kebakaran kita punya. Rencananya semester ini kita akan ada pelatihan instrumen keselamatan kerja. Kita sudah merencanakan. Jadi hari yang tidak ada kuliah, ujian atau praktikum, mungkin Juni - Juli. Tahun kemarin kita tidak bisa melaksanakan dengan tepat karena ada program SP4 itu Kepala Lab. menjadi tukang kesana kemari. Pemadam kebakaran setiap lab. ada. Kemarin saya beli dua, kecil. Kebetulan kita punya langganan. Nanti kalau ada pelatihan saya beli. Karena kalau pelatihan kan isinya hilang, jadi saya akan isi ulang. Pemadam kebakaran itu memang tidak pernah digunakan (W.14.KL.02.22-31) Untuk struktur organisasi yang akan datang kita merencanakan setiap lab. ada Kepala Lab. Kita berharap juga nanti bertambah teknisi dan laboran. Teknisi menangani yang terkait dengan fasilitas, laborap membantu setiap kali praktikumnya. Seperti yang saya berikan di sini (menunjukkan job discription) sesuai dengan pelaksanaan faktual di lab. yang membuat Kalab bersama Ketua Jurusan (W.13.KL.02.17-23) Dana-dana yang sifatnya taktis dana dari SPL, sebagian dana SPI, displit untuk membantu dana lab. Dana taktis dari layanan masyarakat. KIT yang banyak dibeli SMA, SMP, dari
69
Informan Penuturan perguruan negeri lain yang praktikum di sini, keuangan masuk di bendahara layanan masyarakat, Ibu Haryani. Dan uangnya bisa dikembangkan untuk layanan masyarakat, misal pembuatan buku ajar, pembuatan buku praktikum, CD pembelajaran interaktif, analis berbagai macam penelitian ini sudah saya masukkan di internet semuanya. Ini saja dengan alat yang seperti itu konsumen sampai Solo UNS, UMS Solo, UNISSULA, UNDIP, UNIKA. Mungkin yang nggak ke sini hanya UGM. Maka tahun ini saya belikan alat spektofotometer yang tiga puluh enam parameter bisa digunakan untuk mengukur kebutuhan jenis konsentrasi zat (W.13.KL.04.24-36) Yang jelas kita berusaha dari proyek A2, kalau SP4 sangat kecil 400 juta. Kalau A2, 11/2Milyar barangkali bisa kita arahkan untuk menambahi alat. Salah satu jalan untuk bisa membeli alat ya kita mengajukan proposal proyek itu. Kalau kita tidak dapat ya ngalamat itu. Kita sekarang ini paling setahun hanya dapat 50 juta. 50 juta saja nantinya sudah dipotong tenaga, bahan, alat sisanya sedikit sekali. Tapi paling tidak ada denyut nadi yang hidup (W.12.KL.03.14-20)
Penanggung jawab laboratorium
Beberapa zat yang tidak ada atau tidak dipenuhi oleh Kepala Laboratorium, kalau bisa kita cari penggantinya, mungkin bisa kita tempuh. (W.02.PJL.03.25-27) Dosen-dosen yang memanfaatkan Laboratorium untuk kegiatan penelitiannya, kita ya walcome saja artinya dipersilahkan, itu atas tanggung jawab dosen itu sendiri bukan tanggung jawab penanggung jawab Laboratorium. (W.02.PJL.04.04-07) Tapi kalau tidak ada ya kita tinggal. Kalau mungkin ya kita ganti dengan amyl alkohol. Kenyataannya zatnya tidak ada jadi cenderung untuk ditinggalkan. (W.02.PJL.03.27-29) Beda kalau kita misalnya masing-masing diberi otonomi manajemen, kita akan mempunyai spesifikasi sendiri-sendiri. Ini lo Kimia Organik. Jasa layanannya kepada pendidikannya apa, kepada penelitian apa. Jelaslah kalau begini ini hanya katakanlah penanggung jawab kewenangannya 20 % saja tidak ada. Asal bisa jalan saja begitu (W.03.PJL.03.08-12) Sebagai penanggung jawab Laboratorium Kimia Organik dan Biokimia, saya mencoba mereka-reka, membuat proposal yang barangkali bisa menelorkan dana untuk mengembangkan kegiatan akademiknya laboratorium meskipun sampai kini belum kunjung datang atau belum berhasil. Itu sebaiknya. Jadi soal dana yang kecil itu monggo itu diatur bagaimana yang perlu, toh kita bisa membuat skala prioritas yang mana dulu di semester ini sehingga nanti teman-teman dosen pun ada rasa kepemilikan ndak. Kepemilikan orang-orang organik ya misalnya kalau penelitian di sana ya silahkan. Tetapi ada konstribusi untuk laboratorium. Jangan hanya memakai saja tetapi konstribusinya tidak ada (W.15.PJL.03.34-43) Masih dalam transisi. Mestinya misalnya bila secara formal sebagai lab Bioorganik itu tidakberarti Kimia Organiknya hilang. Kegiatan-kegiatan apa sebagai kegiatan Kimia Organik atau Biokimia masih bisa dilakukan. Hanya keterbatasan saja kita tidak bisa memisahkan antara Kimia Organik dan Bio Kimia. Kita hanya punya lab Kimia Organik / Bio Kimia akan lebih baik kalau hanya satu lab kita namai lab Bio Organik, begitu. Kegiatan-kegiatan Kimia Organik masih bisa dilakukan, sementara ini kalau kita ke trend yang baru Bio Kimia Organik juga bisa dilakukan. Tidak harus Kimia Organik punya sendiri, Bio Kimia punya sendiri tidak harus begitu tetapi kalau kita punya lab Bio Organik duanya sudah bisa dilaksanakan (W.03.PJL.04.08-18) Betul, untuk Kimia Organik dan Bio Kimia itu katakanlah sebagai saudara kembarnya. Tetapi yang lebih trend baru ini Kimia Organik hanyalah sebatas isolasi dari molekul-molekul organik, khususnya molekul-molekul yang
70
Informan Penuturan terdapat pada makhluk hidup. Bio Kimia sementara inihanya terbatas pada kajian kimia segi bio molekul dan fungsinya. Trend baru yang sekarang ini dikembangkan oleh para ahli baik dari barat maupun di Indonesia sekarang ini. Ini justru jembatan dari keduanya, kajian dari struktur dan fungsi ini yang disebut Laboratorium Bio Organik. Kalau kita menggabungkan atau memberi jembatan diantaranya bio kimia dan Kimia Organik akan lebih baik kalau lab. Bioorganik. Karena pada lab Bioorganik kegiatan Kimia Organik masih bisa dilakukan begitu juga penelitian yang berhubungan dengan Bio Kimia atau justru kajian dari keduanya yaitu dari struktur dan fungsi (W.03.PJL.03.32-44)
Dosen Pengampu
Maksud saya kalau mau mengadalkan kondisi keuangan institusi baik itu tingkat jurusan maupun universitas itu terlalu lama untuk mengharapkan idealisme yang kita miliki. Kedepan kita mencoba untuk mengajukan proposal atau hibah. Kalau proposal bisa terloloskan terealisasi maka itu sedikit demi sedikit laboratorium kimia organik kita benahi baik melalui segi peralatannya yang sangat terbatas. Nah apalagi teknisi dan laboran dapat terlibat dalam kegiatan hibah mereka ikut mendapatkan insentif atau kesejahteraan (W.06.DP.1.04.38-45) Kemarin kita baru mencoba mengajukan hibah properti untuk mencoba menghidupkan laboratorium Kimia Organik, tetapi baru pada tahap evaluasi awal ternyata pada finalnya ada beberapa yang tidak disetujui oleh Dirjen Dikti, sehingga kita mau tidak mau harus mengalah dulu, kita tidak bisa menerima hibah. Saya sebagai penanggung jawab laboratorium saya untuk tahun ini mencoba untuk mengajukan proposal dan insya Allah kalau saya berhasil teman-teman yang lain mencoba untuk hal yang sama sehingga makin ramai laboratorium Kimia Organik dan semakin menjadi baik (W.06.DP.1.05.01-09)
9. Menentukan Waktu
Penelitian dosen rencana tahun 2006 dikembangkan untuk
pengembangan laboratorium serta rencana membangun bengkel gelas,
reorganisasi struktur laboratorium dilaksanakan tahun 2006, demikian
dituturkan kepala laboratorium. Sedangkan diperkirakan oleh Ketua Jurusan
dengan Kepala Laboratorium setelah kira-kira dua tahun lagi setelah masing-
masing laboratorium tertata, akan difungsikan penanggung jawab
laboratorium benar-benar sebagai kepala laboratorium. Tugas penanggung
jawab laboratorium tersebut ya merencana, mengelola, mengawasi, mengelola
keuangan, pengembangan diserahkan pada masing-masing laboratorium.
Penuturan para informan tersaji dalam tabel berikut ini.
71
Tabel 11 Penuturan informan tentang menentukan waktu pengembangan Laboratorium Kimia Organik
Informan Penuturan Ketua Jurusan
Tetapi untuk tahun 2006 kita akan merencanakan ada bengkel gelas tetapi kesulitan untuk meletakkan tempatnya. (W.07.KJ.05.09-10) Saya perkirakan dengan ketua laboratorium untuk menata struktur semacam itu kira-kira dua tahun lagi. Setelah pemberdayaannya cukup atau dosen-dosen siap untuk membantu pada masing-masing laboratorium. Kemudian nanti sifatnya karena tugasnya organisasi dari universitas yang ada hanya satu kepala laboratorium. Saya kira saya tidak bisa menentukan kapan tetapi jurusan secara intern sudah ada rencana kesana. Penanggung jawab laboratorium sifatnya masih memberi saran, masukan kepada kepala laboratorium. Tetapi suatu saat mesti tahun kedua setelah masing-masing laboratorium tertata kita akan memfungsikan penanggung jawab laboratorium itu benar-benar sebagai kepala laboratorium. Kita kan baru satu tahun ini sebagai ketua jurusan. Tugas penanggung jawab tersebut ya merencana, mengelola, mengawasi, mengelola keuangan, pengembangan kita serahkan pada masing-masing laboratorium. Sekarang ini lingkupnya masih terlalu kecil masih bisa dikelola satu kepala laboratorium (W.07.KJ.04.01-15)
Paparan data mengenai pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik
FMIPA UNNES Semarang dapat diperoleh gambaran yang meliputi.
1. Mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu
Ketua Jurusan Bp. Drs. Edy Cahyono, M.Si menuturkan bahwa saat ini
sedang dilaksanakan kegiatan sistem perencanaan, penyusunan program dan
penganggaran (SP4) yaitu inventarisasi alat dan bahan, dan pengadaan manual.
Sedangkan penanggung jawab laboratorium Bp. DR. Supartono, MS menuturkan
bahwa kegiatan yang lain adalah kegiatan praktikum, penelitian mahasiswa dalam
menyelesaikan tugas akhir, layanan masyarakat, serta penelitian dosen.
Penuturan para informan tersaji pada tabel berikut ini.
Tabel 12 Penuturan informan tentang mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan
Informan Penuturan
Ketua Jurusan Kebetulan pada kegiatan SP4 usulan alat dan bahan (zat organik juga
72
Informan Penuturan merupakan usulan hibah inventarisasi alat dan bahan, kemudian juga pengadaan manual. (W.07.KJ.01.35-37)
Penanggung jawab laboratorium
...Disamping kegiatan praktikum secara rutin dan kegiatan-kegiatan penelitian mahasiswa yang melakukan tugas akhir dan layanan pada masyarakat dan kemudian dosen-dosen yang memanfaatkan laboratorium untuk kegiatan penelitian. (W.02.PJL.03.02-05)
2. Mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan
Penanggung jawab Laboratorium Kimia Organik menuturkan bahwa
untuk mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan menggunakan fasilitas
Kelompok Bidang Keahlian (KBK) Bidang Kimia Organik.
Pada awal-awal semester diadakan pertemuan untuk mengidentifikasi
pekerjaan yang akan dilakukan oleh dosen pengampu praktikum, asisten.
Sedangkan jenis-jenis pekerjaan meliputi layanan masyarakat, kegiatan
praktikum mahasiswa, penelitian mahasiswa maupun dosen.
Penuturan ini tersaji pada tabel berikut ini.
Tabel 13 Penuturan informan tentang mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan
Informan Penuturan
Penanggung jawab laboratorium
Selama ini untuk jenis-jenis pekerjaan yang menyangkut Laboratorium ya sementara ini kita menggunakan fasilitas KBK bidang kelompok keahlian untuk bidang Kimia Organik. Biasanya pada awal-awal semester kita lakukan petemuan untuk kemudian kita mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan oleh Dosen terutama yang mengampu praktikum, lalu untuk kegiatan praktikum terus dibagi kemudian dilakukan asistensi atau tidak perlu pertemuan. Selanjutnya jenis-jenis pekerjaan adalah itu tadi misalnya layanan kepada mahasiswa baik untuk kegiatan praktikum maupun untuk kegiatan penelitian mahasiswa, untuk tugas akhir atau untuk pelayanan kepada masyarakat. Nah pelayanan kepada masyarakat ini dikelola oleh tim khusus yang dalam hal ini diketuai Bu Haryani. (W.02.PJL.03.36-47)
73
3. Menyusun Struktur Organisasi
Ketua Jurusan menuturkan bahwa kenyataan yang ada di Laboratorium
Kimia Organik adalah satu laboran, penanggung jawab laboratorium dan
kepala laboratorium.
Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan bahwa
sangat tidak efektif bila Kepala Laboratorium membawahi enam laboratorium,
ini sebetulnya tidak mungkin, karena satu kepala laboratorium harus
menguasai enam bidang keahlian. Bisa juga tetapi tidak bisa mendetail seperti
kalau hanya menguasai satu bidang keahlian.
Barangkalai perlu ngaca pada perguruan tinggi yang besar dengan
sendirinya dananya besar, tetapi kita akan mengacu kesana bahwa setiap
laboratorium akan ditangani seorang kepala laboratorium. Kepala
laboratorium ini betul-betul dapat Surat Keputusan dari Rektor. Sekarang yang
dapat SK Rektor saya saja. Sedangkan untuk penanggung jawab laboratorium
bukan SK Rektor atau Dekan atau dari mana jangan-jangan SK-nya dari
langit.
Selanjutnya penanggung jawab laboratorium Bp. DR. Supartono, MS
Dosen Pengampu Praktikum Kimia Organik menuturkan bahwa susunan
organisasi di Laboratorium Kimia Organik hanya ada penanggung jawab
laboratorium, teknisi dan laboran saja. Jadi di Laboratorium Kimia Organik
tidak ada organisasi besar, yang ada hanya unsur organisasi. Penanggung
jawab laboratorium tugasnya agar laboratorium bisa berjalan, tanggung jawab
sepenuhnya pada Kepala Laboratorium.
74
Dosen Pengampu Praktikum Kimia Organik Bapak Drs. Kusorosiadi,
M.Si menuturkan bahwa itu semua kebijakan dari pemerintah. Jadi tidak
menyangkut per perguruan tinggi. Sekarang perguruan tinggi mempunyai
otonomi mengatur wilayahnya sendiri. Waktu ada Pertemuan Kepala
Laboratorium seluruh Jawa Tengah kira-kira bulan Mei 2004. Semua Kepala
Laboratorium mengeluh bahwa susunan organisasi sudah benar, hanya kurang
ada propors untuk penanggung jawab laboratorium yang hanya nama saja,
tidak mendapatkan honor sehingga kemajuan tertunda. Berkali-kali diusulkan
oleh kepala laboratorium bahwa setiap laboratorium itu penanggung jawabnya
adalah kepala laboratorium. Sehingga akan saling berlomba dan menunjukkan
laboratorium, yang ketinggalan akan malu dan berusaha memberbaiki
laboratoriumnya. Jadi tidak ada penanggung jawab laboratorium, itu sudah
berkali-kali diusulkan pada rektor. Harapan pengguna laboratorium mudah-
mudahan lebih baik lagi.
Penuturan para informan tersebut merupakan dasar penyusunan
struktur organisasi di Laboratorium Kimia Organik. Adapun struktur
organisasi adalah Kepala Laboratorium, Penanggung Jawab Laboratorium,
Bendahara Laboratorium, Tim Yanmas, Dosen Praktikum, Teknisi, Laboran,
Asisten.
Penuturan para informan tersebut tersaji pada tabel berikut ini.
Tabel 14 Penuturan informan tentang menyusun struktur organisasi
Informan Penuturan Ketua Jurusan Jadi kalau kita melihat kenyataan yang ada adalah satu laboran satu
penanggung jawab kemudian dosen muda yang dimintai membantu mengelola laboratorium dan kepala laboratorium. Jadi laboratorium Kimia Organik ini adalah satu bagian dari enam laboratorium kimia lain misal laboratorium
75
Informan Penuturan kimia fisik dan sebagainya (W.07.KJ.02.22-26)
Kepala laboratorium
Yang jelas untuk manajemen sekarang tidak baik. Sekarang Kalab. membawahi sekian lab, itu jelas sangat tidak efektif. Maka sudah meniadi bahan pemikiran Kalab di UNNES, bila struktur jabatan di lab. ini diubah. Kalau di Kimia Kalab satu tidak mungkin. Tidak bisa memahami betul kebutuhan Organik, Analitik. Mungkin bisa tetapi tidak sedetail daripada orang organik sendiri. Misalnya ini butuhnya apa atau paling tidak arah kebutuhan penelitian itu saja tidak memahami. Karena saya orang fisik. Saya memahami sesuai dengan bidang saya. Makanya barangkali kita perlu ngaca pada Perguruan Tinggi yang besar dengan sendirinya dananya besar tetapi kita akan mengacu ke sana bahwa setiap lab. ditangani oleh seorang kepala lab. Dan Kalab ini betul-betul dapat SK dari rektor yang sekarang yang dapat SK Rektor saya saja. Sedangkan untuk penanggung jawab lab. bukan SK Rektor atau dari Dekan atau dari mana. Jangan-jangan SKnya dari langit (sambil ketawa) (W.13.KL.01.31-45) Untuk internal kita penanggung jawab, adalah bagian dari lab. Itu yang menentukan dari Ketua Jurusan. Mereka masih anak buahnya Ketua Jurusan. Sehingga siapa yang menjadi penanggung jawab lab. yang menentukan adalah Ketua Jurusan termasuk ketua KBK itu. (Sambil menyerahkan struktur organisasi lab. Kalab menambahkan). Sebetulnya masih ada ruang referensi di bawah. Ibu Ir. Winarni, M.Si itu bagian dari lab, teknis pelaksanaan di sana masih di bawah Kalab (W.13.KL.01.02-10)
Penanggung jawab laboratorium
Kalau susunan organisasi di Laboratorium Kimia Organik hanya penanggung jawab saya. Di dalamnya itu ada teknisi dan laboran. Jadi tidak ada organisasi yang besar jadi kita merupakan unsur suatu organisasi lain di sana. Kita hanya penanggung jawab agar laboratoriumnya bida berjalan, sepenuhnya tanggung jawab kepala laboratorium. (W.02.PJL.04.09-14)
Dosen Pengampu
Begini bu. Itu semua kebijaksanaan dari pemerintah. Jadi bukan menyangkut per Perguruan Tinggi. Di samping itu sekarang perguruan tinggi kan mempunyai otonomi mengatur wilayah sendiri. Waktu ada pertemuan Kepala laboratorium seluruh Jawa Tengah, kira-kira Mei 2004 Kepala laboratorium itu berkumpul dan semua mengeluh bahwa susunan organisasi laboratorium itu sudah benar, hanya kurang ada proporsi untuk penanggung jawab itu yang hanya nama saja, tidak mendapatkan honor, sehingga kemajuan tertunda. Berkali-kali diusulkan oleh Kepala laboratorium bahwa setiap laboratorium itu penanggung jawabnya adalah Kepala laboratorium dan langsung dibawahi karyawan. Sehingga itu akan berlomba dan menunjukkan laboratorium dan laboratorium yang ketinggalan akan malu dan berusaha memperbaiki laboratoriumnya. Jadi tidak ada penanggung jawab laboratorium. Itu sudah berkali-kali diusulkan pada Rektor, mudah-mudahan jadi lebih baik lagi. Harapan kita yang sering menggunakan laboratorium itu (W.10.DP.4.03.23-37)
4. Merumuskan Wewenang dan Tanggung Jawab Masing-Masing Petugas
Ketua Jurusan menuturkan bahwa wewenang dan tanggung jawab kalau
sebagai laboran, teknisi, kepala laboratorium secara struktural ada. Penanggung
76
jawab laboratorium ini semi formal, memang ada surat tugas Dekan, namun masih
sulit untuk mengkoordinasi peran serta penanggung jawab laboratorium. Ini
memang belum optimal, karena strukturnya secara resmi belum ada. Ini hanya
embrio kalau suatu saat fungsi penanggung jawab laboratorium seperti fungsi
kepala laboratorium. Sementara ini penanggung jawab laboratorium memang
belum bekerja dengan baik. Tugas masing-masing penanggung jawab
laboratorium merangkap, ketua KBK, sehingga fokus kegiatan laboratorium
sementara ini masih banyak ditangani kepala laboratorium. Wewenang dan
tanggung jawab kepala laboratorium adalah sebagai koordinator semua
penanggung jawab laboratorium. Penanggung jawab laboratorium melakukan
perencanaan, usulan-usulan, dan mengontrol kegiatan laboratorium. Dosen
praktikum bertanggung jawab pelaksanaan praktikum. Asisten mahasiswa
membantu dosen, teknisi, laboran dalam pelaksanaan praktikum.
Sedangkan Kepala Laboratorium menuturkan bahwa teknisi menangani
yang terkait dengan fasilitas. Laboran membantu setiap kali praktikum.
Dosen pengampu praktikum Dr. Supartono, MS menuturkan karena
diserahi tugas sebagai penanggung jawab laboratorium, membuat supaya
Laboratorium Kimia Organik tidak kolep, dan jadi contoh laboratorium yang lain
di jurusan kimia.
Penuturan para informan dapat disajikan tabel berikut ini.
Tabel 15 Penuturan informan tentang merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-masing petugas
Informan Penuturan
Ketua Jurusan
Tugas penanggung jawab laboratorium itu mestinya kewenangan melakukan perencanaan, melakukan usulan-usulan, pembenahan termasuk mengontrol kegiatan yang ada di laboratorium. (W.07.KJ.03.12-15)
77
Informan Penuturan Wewenang dan tanggung jawab kalau sebagai laboran, teknisi, sebagai kepala laboratorium, memang secara struktural ada. Tetapi kalau penanggung jawab laboratorium ini semi formal memang ada surat tugas dari dekan tetapi karena kita sendiri masih kesulitan untuk mengkoordinasi peran serta penangung jawab laboratorium ini memang belum optimal, ya memang strukturalnya secara resmi belum ada. Ini hanya embrio kalau suatu saat masing-masing laboratorium itu fungsi penanggung jawab laboratorium itu seperti fungsi kepala laboratorium yang sekarang. Pada suatu saat kepala laboratorium itu koordinator fungsi penanggung jawab laboratorium yang sekarang itu sama dengan fungsi kepala laboratorium (W.07.KJ.03.19-30)
Penanggung jawab laboratorium itu merangkap ketua KBK. Penanggung jawab laboratorium itu
mestinya kewenangannya melakukan perencanaan, melakukan usulan-usulan, pembenahan termasuk
mengontrol kegiatan-kegiatan yang ada di laboratorium. Sementara ini memang belum bekerja
dengan baik. Karena memang struktur organisasinya yang terutama. Tugas masing-
masing penanggung jawab laboratorium itu karena merangkap sebagai ketua KBK fokus pada kegiatan
di laboratorium jadi sementara ini yang masih banyak berperan kepala laboratorium.
Dalam waktu yang akan datang akan kita pekerjakan penanggung jawab laboratorium itu diberi wewenang penuh mengelola alat, bahan, merencanakan, merevisi, mengembangkan arah penelitian di laboratorium, mengembangkan bahan ajar KBK yang sesuai (W.07.KJ.03.03-15)
Kepala laboratorium
Teknisi menanggapi yang terkait dengan fasilitas. Laboran membantu setiap kali praktikumnya. (W.13.KJ.02.20-21)
Dosen Pengampu
Ya paling tidak karena saya diserahi sebagai pengelola atau penanggung jawab, ya salah satu tanggung jawab saya adalah supaya laboratorium Kimia Organik itu tidak kolep bisa berjalan seperti yang diharapkan, jadi contoh laboratorium yang lain di jurusan kimia ini (W.06.DP.1.05.19-32)
5. Menetapkan Jalur Wewenang dan Tanggung Jawab
Dari hasil masukan berbagai pihak ditetapkan jalur wewenang dan
tanggung jawab masing-masing petugas oleh Ketua Jurusan bersama Kepala
Laboratorium. Hal ini dapat dilihat pada penuturan Kepala Laboratorium
bahwa :
78
“Semua sudah saya beri, kecuali ilang. Karena setiap laboran kita beri ini (job diskripsi). Dosen barupun kita bagi-bagikan. Itupun baru ngeprin satu hari kemarin. Nggak tahu mereka simpan atau mereka baca.” (W.14.KL.03.25-28)
Wewenang dan tanggung jawab tertuang dalam job deskripsi berikut.
6. Menyusun Staf Personel
Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan bahwa yang
memilih personel itu adalah ketua jurusan, sedangkan kepala laboratorium
hanya mengusulkan. Sebelum ini, Dikti pernah mengeluarkan peraturan
bahwa Kepala Laboratorium adalah seorang Guru Besar. Masalahnya terkait
dengan pengembangan akademiknya, termasuk mengatur kebijaksanaan.
Teknisi yang ada belum memenuhi syarat karena menerimanya tiban.
Seharusnya teknisi/laboran minimal D3, sedangkan yang ada sekarang ST.
Baru saja menerima satu dari jurusan Kimia, jadi tahu kimia. Sedangkan
penanggung jawab laboratorium Bp. DR. Supartono, MS menuturkan bahwa
untuk menyusun staf personel ada di tangan kepala laboratorium.
Untuk teknisi merangkap laboratorium yaitu Pak Wiji. Mengenai
penanggung jawab laboratorium merangkap ketua KBK atau tidak, tidak
masalah. Sebaiknya setiap laboratorium ada manajernya.
Penuturan para informan dalam tabel berikut ini :
Tabel 16 Penuturan informan tentang menyusun staf personel
Informan Penuturan Kepala laboratorium
Kalau milih bukan saya. Hanya saya mengusulkan, ketua jurusan yang menentukan (kepala laboratorium menyerahkan dokumen yang berisi susunan personel laboratorium. (W.02.KL.02.08-37; W.02.KL.03.01-27) Kan dulu sebelum ini, Dikti pernah mengeluarkan bahwa seorang Kalab adalah seorang Guru Besar. Itu dulu kan. Masalahnya adalah terkait dengan ini dengan pengembangan akademiknya, termasuk mengatur kebijaksanaan itu,
79
Informan Penuturan monggo. Untuk tenaga yang ditugasi mesti akan membagi waktu sekarangpun kalau saya ditunjuk sebagai penanggung jawab laboratorium, maka saya setiap semesternya supaya ditugasi mata kuliah praktikum. Sehingga saya bisa setiap semesternya kesana (W.15.KL.03.21-27) Jurusan Kimia, teknisinya belum memenuti syarat. Kita menerimanya teknisi tiban. Tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Kita sudah mengusulkan katanya diberi dua tetapi ditarik satu. Alhamdulillah Martin ini dari jurusan Kimia, jadi paling tidak tahu tentang Kimia dan ini sebagai laboran/teknisi yang ada Bu Retno, Bu Ida, Pak Wiji (ST) harusnya minimal D3. Yang jelas dari sisi akademisnya tidak memenuhi syarat (W.13.KL.02.36-42)
Penanggung jawab laboratorium
Ya ada ditangan kepala laboratorium sebab manajemen keseluruhan laboratorium kimia itu ada di tangan kepala laboratorium. Nah saya penanggung jawab hanya sebatas mengatur kegiatan-kegiatan supaya tidak terganggu (W.02.PJL.04.20-23) Selama ini yang ada ya satu. Tetapi memang sebenarnya teknisi sendiri dan Laboran sendiri (W.02.PJL.03.15-16) Mengenai otonomi laboratorium akan ada beberapa yang saya sampaikan dari kegiatan sampai ke penggunaan dana. Kebijakan tiap PT memang berbeda masing-masing maunya apakan. Tetapi toh sudah ada indikator yang bagus dari pak Kasmui mengikuti yang baik dari PT yang lain. Berikutnya penanggung jawab (Ketua) KBK terpisah ya memang tidak perlu terpisah dan tidak perlu menyatu. Karena orangnya yang ada itu ya ndak apa. Tapi kalau seandainya diperlukan teroisah ya ndak apa-apa. Itu justru kalau memang mau otonomi, maksudnya nanti tidak ada PJL yang ada adalah Kepala Laboratorium Kimia Organik, apa yang dimaksudkan saya tidak tahu sebab sepengetahuan saya kalau ada penanggung jawab. Itu, kata itu kan pantes-pantes orang ngomong kan. Kalau setiap laboratorium itu sebaiknya ada seorang manajernya. Manajer itulah yang menentukan kebikakan-kebijakan, termasuk akademiknya (W.15.PJL.03.06-20)
Paparan data tentang penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-
UNNES Semarang dapat diperoleh gambaran yang meliputi :
1. Memberi Pengarahan dan Perintah
Penanggung jawab laboratorium Bp. DR. Supartono, MS menuturkan
bahwa ia tidak memberi perintah tetapi koordinatif, jadi melakukan koordinasi
dengan dosen, asisten, teknisi untuk menginventarisasi peralatan dan zat-zat
yang diperlukan.
80
Sedangkan Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si memberi
pengarahan melalui omong-omong dengan teknisi pada saat kegiatan
praktikum akan lebih efektif. Kepala laboratorium datang saat ada kegiatan
praktikum sambil memberi pengarahan terhadap hal-hal yang janggal di
laboratorium. Setiap semester empat kali dilakukan pengarahan, dua kali pada
awal dan dua kali pada akhir semester, dan rapat-rapat insidentil tidak perlu
menunggu saat rapat. Kepala laboratorium keliling kalau ada yang kotor
disapu.
Penuturan para informan disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 17 Penuturan informan tentang memberi pengarahan dan perintah
Informan Penuturan Penanggung jawab laboratorium
Untuk penggerakan staf sebagai penanggung jawab tidak memberi perintah tetapi lebih bersifat koordinatif. Misalnya saja untuk suatu semester kita secara koordinatif saja, dengan para tenaga yang ada di laboratorium apakah itu asisten dosen, dosen apakah teknisi, marilah kita sama-sama inventarisasi mengenai kegiatan laboratorium yang mungkin dilakukan termasuk peralatan dan zat-zat yang diperlukan kita lakukan secara koordinatif. (W.02.PJL.04.27-33)
Kepala laboratorium
Kadang dengan kegiatan kebidanan yang sifatnya tidak formal malah lebih sering. Omong-omong dengan teknisi malah yang begini ini yang lebih efektif. Sering saya datang ke lab. tetapi semua tidak tahu kalau saya akan ke lab. Di lab. Kimia manapun saya kelilingi semua. Saya tidak ingin orang tahu saya datang ke sana di lab. manapun. Di sini saya sekaligus melakukan bimbingan misalnya saat praktikum ada hal-hal yang janggal, saya akan membimbing pembetulannya. (W.13.KL.03.04-12) Setiap semester, paling tidak empat kali, dua kali pada awal dan dua kali pada akhir, dan itu juga yang insidental ketika saya harus rapat, ya rapat tidak sampai menunggu akhir semester. (W.13.KL.03.01-04) Makanya saya keliling, kalau kotor ya disapu dan sebagainya (W.13.KL.03.45)
2. Memberikan Motivasi
Ketua Jurusan Bapak Drs. Edy Cahyono, M.Si menuturkan bahwa
beliau memberi ruang, tempat, kesempatan serta mengajak dosen muda para
81
doktor untuk mengajukan proposal ke Dikti. Apabila diterima akan
menjadikan laboratorium jadi ramai.
Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan bahwa di
FMIPA laboratorium merupakan jantungnya. Bila jantungnya kropos gimana
jurusan kimia mau sehat. Beliau setelah melakukan kunjungan ke Batam,
UGM, UPI kemudian hasil laporan pak Tjahyo dan pak Edy dari
kunjungannya ke ITB, ternyata posisi laboratorium kimia masih jauh di
bawah. Hal itu dikarenakan dana dan kebijakan pusat yang belum mendukung
pengembangan manajemen laboratorium kimia pada umumnya dan kimia
organik pada khususnya. Hal ini dipertegas penanggung jawab laboratorium
Bp. Dr. Supartono, MS bahwa Laboratorium Kimia Organik merupakan
jantungnya kimia, jadi motivasinya adalah dengan memberdayakan /
mempertahankan kehidupan dan kegiatan laboratorium itu sendiri, jangan
sampai kolep.
Dosen pengampu praktikum Dr. Supartono, MS menuturkan bahwa
untuk kesejahteraan laboratorium perlu susu dan kacang hijau, paling
seminggu tiga kali tidak terlalu mewah. Penanggung jawab laboratorium tidak
ada, hanya dapat cinderamata setahun sekali.
Penuturan para informan tersaji pada tabel berikut ini.
Tabel 18 Penuturan informan tentang memberikan motivasi
Informan Penuturan Ketua Jurusan Ya, bu Titi kita memberikan ruang, memberikan tempat, memberikan
kesempatan, mengajak apa yang kita lakukan yang bisa kita lakukan. Sekarang ini adalah mendorong dosen muda, para doktor untuk bisa memproduksi proposal mengajukan ke Dikti ke program-program lain. Kalau mereka mengajukan hibah dalam jumlah kecil atau besar, mesti laboratorium akan ramai. Jadi penelitian itu kita dorong untuk memaanfaatkan kita
82
Informan Penuturan (W.07.KJ.06.32-38)
Kepala laboratorium
itu adalah jantungnya di laboratorium, La kalau jantungnya kropos, gimana mau sehat (W.12.KL.05.03-04)
elas misalnya di Batam karena kita penelitian di sana, kita bisa membandingkan. Yang kedua di UGM jelas. Kemudian di UPI, tahun kemarin kita sama-sama ke sana ITB juga, dan yang kemarin Pak Tjahyo dan Pak Edy laporannya sudah saya lihat, ternyata posisi kita masih sangat di bawah. Tapi kita perlu menggeliat bahwa kita ini belum ada apa-apanya, pertama benturan kita adalah dana dan kebijakan kebijakan yang belum mendukung pengembangan manajemen lab. Kimia yang baik atau lab-lab di UNNNES pada umumnya (W.12.KL.03.38-46) Kalau itu memang tergantung SDMnya sendiri-sendiri. Kalau kinerjanya tinggi asal ada SK atau uang, ya kita tidak bisa memaksakan karena ia nyatanya mau butuh uang. Mau ngomong apa monggolah. Tetapi kalau memang kita merasa jadi bagian dari lab. Kita berkembang bukan dari orang teknik, tetapi dari Laboratorium. Kita sadar itu, maka mestinya kita ban, ak berkiprah dari lab (W.13.KL.21-27)
Penanggung jawab laboratorium
....kita harus bersyukur bahwa kita mempunyai laboratorium yang notabene adalah sebenarnya adalah merupakan jantungnya kimia. (W.02.PJL.04.33-35) Jadi motivasinya adalah kita memberdayakan atau memperhatikan kehidupan dari kegiatan laboratorium itu sendiri jangan sampai koleb sebagai lembaga pendidikan di Perguruan Tinggi, yah kegiatan yang tidak terpisahkan dari jurusan kimia. Kita harus lebih baik di masa mendatang. (W.02.PJL.04.37-41)
Dosen Pengampu
Kesejahteraan harusnya ada susu dan kacang hijau. Mau tidak mau orang yang bekerja di laboratorium Kimia Organik yang seharusnya seminggu tiga kali ya tidak terlalu mewah (W.06.DP.1.04.24-26) Selama ini insentif tenaga laboran dan teknisi itu ada dari jurusan. Hanya besarnya yang saya tidak tahu. Sebab pada waktu rapat Ketua Jurusan tidak pernah menginformasikan pada kita semua. Penanggung jawab laboratorium insentifnya tidak ada yang ada hanya semacam cindera mata setahun sekali (W.06.DP.1.04.29-33)
3. Mengadakan Bimbingan dan Pembinaan
Ketua Jurusan Bp. Drs. Edy Cahyono, M.Si menuturkan bahwa
pembinaan dapat dilakukan dengan cara mengikusertakan laboran itu dengan
kegiatan-kegiatan penelitian dosen. Pembinaan teknisi dan laboran ke UPI dan
ITB selama satu, dua atau tiga bulan mengenai pelatihan pengelolaan alat,
bahan dan praktikum. Tahun 2005 direncanakan untuk Kepala Laboratorium
magang pengelolaan laboratorium di UGM, UNS. Dosen dan Penanggung
Jawab Laboratorium studi banding ke laboratorium yang lebih maju sehingga
dapat mengembangkan laboratorium ke arah mana. Sedangkan pembinaan
83
seperti yang dituturkan kepala laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si dilakukan
empat kali dalam satu semester. Demikian juga bimbingan secara formal
misalnya pada seminar-seminar, pelatihan-pelatihan, rapat-rapat. Sedangkan
dosen pengampu praktikum Drs. Kusorosiadi, M.Si menuturkan selama
praktikum bimbingan dilakukan dengan membetulkan hal-hal yang tidak
benar.
Pembinaan dari Diknas Jakarta, kemudian ke UGM, bagaimana
menyambung, mengelas, dan membuat kaca. Sayangnya setelah pulang karena
di Laboratorium Kimia Organik tidak punya bengkel gelas maka kemampuan
tersebut tidak dapat dimanfaatkan. Sedangkan Dr. Supartono, MS dosen
pengampu praktikum menuturkan bahwa untuk mengencerkan asam sulfat,
membuat larutan aqua bromata dilakukan asisten dipandu dosen. Untuk
membuat larutan garam mahasiswa membuat sendiri karena cukup aman.
Penempatan zat-zat dilakukan laboran pak Wiji sesuai dengan bentuk maupun
sifat zat-zat tersebut. Zat-zat yang bersifat asam ditaruh di lemari asam.
Pembuangan limbah untuk logam berat dibuang di bak penampungan, zat
yang tidak berbahaya dibuang di bak air diguyur air. Untuk minyak
dibersihkan dengan etanol teknis. Bahan-bahan kasar, dedaunan ditempat
sampah.
Penanggung jawab Laboratorium Kimia Organik Bp. Dr. Supartono,
MS menuturkan bahwa bimbingan teknisi dan laboran sepenuhnya tanggung
jawab jurusan. Sedangkan untuk tenaga dosen dan asisten di bawah
84
laboratorium atau kepala laboratorium. Pembinaan dilakukan di ITB dan UPI
yaitu semacam pelatihan.
Penuturan para informan tersaji pada tabel berikut ini :
Tabel 19 Penuturan informan tentang mengadakan bimbingan dan pembinaan
Informan Penuturan
Ketua Jurusan ...misalnya pak Wiji (laboran) mempunyai keterampilan melaksanakan kegiatan eksperimen di laboratorium, kemudian membantu melaksanakan analisis prosemat yang kita kembangkan. Jadi dengan cara mengikutsertakan laboran itu dengan kegiatan-kegiatan penelitian dosen. (W.07.KJ.04.22-25) ... Tidak ada pendidikan khusus bagi pengelola laboratorium ya bu. Tetapi bagi teknisi dan laboran pengembangan keterampilan kita usahakan. Pernah dikirim ke UPI, ke ITB selama 1 bulan, 2 bulan atau tiga bulan untuk pak Wiji dan bu Retno (teknisi/laboran). Selain itu pelatihan pengelolaan alat dan pengelolaan bahan dan praktikum. Kemudian pernah hampir setiap tahun dalam jurusan kimia seperti kita ajak mereka sehari melakukan pelatihan di Balai Kesehatan. Balai kesehatan itu laboratnya Depkes. Di samping itu juga di tahun ini 2005 direncanakan untuk mengirim penanggung jawab Kimia Dasar dan Kepala Laboratorium untuk melakukan magang pengelolaan laboratorium di UGM, UNS. Kita juga merencanakan mengirim laboran dan teknisi untuk melaksanakan pelatihan. (W.07.KJ.05.09-21)
... Kita juga sudah mengirim dosennya melakukan pelatihan instrumentasi di UGM juga kursus
komputer di lembaga kursus komputer. Dan dosen sudah melatih mahasiswa kita sendiri dengan melaksanakan melatih instrumentasi itu mereka sudah turut belajar. Tiap ada alat baru memang kita coba untuk sosialisasi. Juga pernah kita melakukan pelatihan keselamatan kerja dengan mengundang dari dinas kebakaran Semarang. Kemudian pakar dari UGM bisa untuk laboran maupun dosen. Semua kita coba kembangkan kemampuan masing-masing dengan kondisi laboratorium yang memungkinkan. Kalau semacam studi banding hampir semua dosen dan penanggung jawab laboratorium kita ikutkan dengan kegiatan serupa sehingga bisa membandingkan antara laboratorium kita dengan laboratorium yang sudah maju sehingga kita bisa mengembangkan laboratorium kita ke arah mana. (W.07.KJ.05.23-39)
Kepala laboratorium
Dalam keadaan formal kita sering misalnya pertemuan dengan teknisi atau laboran daripada dengan penanggung jawab laboratorium. Secara teknik sehari-hari banyak masalah. Setiap semester paling tidak empat kali, dua kali pada awal dan dua kali pada akhir. Dari itu juga yang insidental, ketika saya harus rapat, ya rapat tidak sampai menunggu akhir semester. (W.13.KL.02.45-46; W.13.KL.03.01-04) Bimbingan secara formal termasuk pembenaran secara formal misalnya pada : seminar-seminar, pelatihan, rapat-rapat. (W.13.KL.03.16-17)
Dosen pengampu praktikum
Selama praktikum asisten dan dosen pengawasan jalannya praktikum. Selama pengawasan, apabila ada mahasiswa yang melakukan kesalahan mereka membetulkan mahasiswa yang sedang melakukan kesalahan.
85
Informan Penuturan (W.11.DP.4.01.27-29) Mencampur zat kimia dilakukan asisten di bawah panduan kita misalnya mengencerkan asam sulfat, membuat larutan aquabiomata. Tidak diperkenankan mahasiswa membuat sendiri. Beberapa larutan yang dirasa cukup aman misalnua larutan garam mereka membuat sendiri. Kalau larutan itu cukup insklusif atau berbahaya kita siapkan supaya tidak terjadi masalah pada mahasiswa. Zat-zat baru diarsip oleh tenaga laborran kita Pak Wiji. Kalau zat bersifat asam ditaruh di lemari asam. Namun yang berupa padatan juga ditaruh di lemari tersendiri, begitu juga cairan ditempatkan tersendiri. Masalah pembuangan material yang berbahaya, misalnya logam berat kita buang ke reservoar atau bak penampungan. Zat yang tidak berbahaya ya kita buang di bak air, diguyur air dan prinsipnya air mengalir sedangkan untuk tumpukan asam kita bersihkan, kita sentor dengan air, demikian juga basa. Sedangkan untuk minyak asal bukan oli kita bersihkan dengan pelarut tertentu misalnya etanol teknis cukup aman tidak mengganggu lingkungan. Untuk zat yang berbahaya itu kita buang direservoir (W.06DP.1.01.23-38) Pembinaan dari dinas sampai saat ini kok belum pernah saya rasakan. Misalnya dari Fakultas, dari jurusan itu tidak pernah ada. Yang selama ini saya rasakan justru dari rekan-rekan itu untuk saling berkoordinasi begitu saja lantas seandainya perlu kegiatan untuk pelayanan masyarakat melayani mahasiswa dari tempat lain, kita saling bahu-membahu bagaimana melaksanakan itu. Dari Akademi Kebidanan Mardi Waluyo dari Ungaran kita saling bahu-membahu menservis atau melayani kebutuhan-kebutuhan mereka (W.05.DP.1.02.41-46; W.05.DP.1.03.01-02) Zat-zat yang tidak berbahaya seperti lar gula, lar garam itu prinsipnya air harus mengalir. Kalau tidak mengalir ya tidak boleh membuang disitu. Bahan-bahan yang kasar, dedaunan bisa dibuang di tempat sampah (W.06.DP.1.02.21-23) Zat yang tidak berbahaya dibuang diwastafel lalu cukup diguyur Bu secukupnya (W.06.DP.1.01.42-43) Betul demikian Bu Titi, walaupun pengampu praktikum semua sudah S2 tetapi usia menentukan juga untuk pendewasaan laboratorium Kimia Organik (W.06.DP.1.05.42-44) Begini Pembinaan itu ada dua. Ada dari Diknas dari Jakarta dan yang ditinjau hanya laboratorium Kimia Organik khususnya. Umumnya laboratorium Kimia. Sedangkan untuk laboratorium Fisika Biologi matematika kok tidak, yang kedua kita mengirimkan teknisi ke ITB sudah tiga kali sampai empat kali. Kemudian ke UGM, bagaimana cara menyambung, mengelas dan membuat kaca. Hanya saja karena tidak ada kemampuan laboratorium kita setelah mereka pulang, laboratorium kita tidak mampu membuat work shop atau bengkel kaca. Kalau ada alat kaca yang pecah sedikit itu bisa disambungkan daripada kita mengirim ke UGM untuk mengelas (W.10.DP.4.04.32-41)
Penanggung jawab laboratorium
Secara organisatoris pembinaan dan bimbingan bagi teknisi maupun laboran sepenuhnya tanggung jawab jurusan. Untuk tenaga-tenaga dosen atau asisten di bawah bimbingan laboratorium atau Kepala Laboratorium. (W.02.PJL.04.40-43) Di luar UNNES bisa dilakukan kalau ada semacam pelatihan. Biasanya ada tawaran dari Dirjen Dikti dari institusi yang lain misalnya saja seperti yang pernah dilakukan di ITB di UPI itu memang diberi kesempatan untuk mengirim tenaganya, tapi itu adalah tanggung jawab jurusan atau fakultas. Manajemen keuangannya juga ada di sana Bu. Jadi kalau toh kita mengirim, jadi berapa biaya yang diperlukan untuk kegiatan pelatihan itu tanggung jawab jurusan dan fakultas (W.02.PJL.05.07-13)
86
4. Melaksanakan Koordinasi dan Menciptakan Hubungan Kerja yang
Harmonis
Ketua Jurusan Bp. Drs. Edy Cahyono, M.Si menuturkan bahwa
komunikasi dengan laboran adalah penting, memperhatikan kesejahteraan
adalah sangat penting. Setiap melakukan koordinasi dengan memberikan
saran-saran, mendengarkan keluhan-keluhan. Sedangkan penanggung jawab
laboratorium Bp. Dr. Supartono, MS melakukan koordinasi dengan cara
pertemuan, saling iur pendapat. Hubungan kerja harmonis-harmonis saja,
saling berkoordinasi dalam kegiatan akademis melalui pertemuan-pertemuan
rutin dilakukan pembagian tugas. Misalnya siapa yang membuat buku ajar,
penelitian-penelitian terkoordinasi dengan baik. Pertemuan ini dilakukan pada
awal semester. Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan
bahwa dalam melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang
harmonis tergantung sumber daya manusia. Kalau memang merasa jadi bagian
laboratorium mestinya banyak berkiprah dari laboratorium.
Dosen pengampu praktikum Bp. Dr. Supartono, MS menuturkan
bahwa dalam satu semester dilakukan rapat dua kali. Pada awal semester
dilakukan pembagian tugas, sedangkan pada pertengahan menginventarisasi
kebutuhan untuk ke depan memproyeksikan apa yang perlu perbaikan. Beliau
memberikan masukan-masukan untuk meletakkan alat di ruang tertentu,
sehingga orang lain yang akan menggunakan tidak akan kesulitan. Namun
demi keamanan alat tersebut masih diletakkan di tempat semula. Mengenai
kerapian dan kebersihan, kalau memang peralatan maka dicari alternatif untuk
87
mencukupinya. Tentang kecelakaan yang terjadi diatasi bersama dengan
Dosen Pengampu yang kebetulan ada di laboratorium untuk pertolongan
pertamanya.
Bp. Drs. Kusorosiadi, M.Si menuturkan bahwa rapat rutin sekali dalam
satu semester yaitu dalam hal pembagian tugas. Sedangkan apabila ada hal-hal
yang perlu dibicarakan misalnya ada alat-alat baru yang datang maka perlu
dilaksanakan rapat mendadak.
Penuturan para informan tersaji pada tabel berikut ini.
Tabel 20 Penuturan informan tentang melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis
Informan Penuturan
Ketua Jurusan Tetapi yang saya kembangkan waktu di laboratorium terutama komunikasi dengan laboran, memperhatikan kesejahteraan laboran itu sangatlah penting. Kita tidak bisa berbuat apa supaya penghasilannya itu bertambah di laboratorium. Buat mereka nyaman bekerja di laboratorium... (W.08.KJ.02.28-33) ... Saya sebagai Ketua Jurusan kita berusaha setiap koordinasi kita bisa masuk memberikan saran, mendengarkan keluhan-keluhan sehingga kita bisa kerja sama dengan kepala laboratorium. (W.08.KJ.02.25-29)
Penanggung jawab laboratorium
Selama ini koordinasi yang kita lakukan dengan cara pertemuan-pertemuan lalu saling isi pendapat begitu, lalu dalam hal ini hubungan kerja di laboratorium saya rasa sampai saat ini kok tidak ada yang menjadi kendala, ya harmonis-harmonis begitu saja. Jadi masing-masing berada pada posisi tanggung jawab masing-masing. Dan saya sebagai pengampu praktikum Kimia Organik, saya berada di sana, sementara itu teman-teman yang lain barangkali juga sejenis praktikum Kimia Organik, tetapi kelas yang berbeda juga, mereka pada posisinya. Jadi kita saling berkoordinasi dalam kegiatan akademis baik kalau kita ada pertemuan rutin selalu kita lakukan misalnya pembagian-pembagian, siapa yang harus menyusun buku ajar atau melakukan penelitian-penelitian seperti juga SPF itu dari tingkat jurusan atau fakultas itu kita koordinasi pada awal semester (W.02.PJL.05.16-28)
Kepala laboratorium
Kalau itu memang tergantung SDMnya sendiri-sendiri. Kalau kinerjanya tinggi, kalau ada SK atau uang ya kita tidak bisa memaksakan. Karena ia nyatanya mau, butuh uang. Mau ngomong apa monggo lah. Tetapi kalau memang kita merasa jadi bagian laboratorium, kita berkembang bukan dari uang, teknik, tetapi dari laboratorium, kita sadar itu. Maka mestinya kita banyak berkiprah dari laboratorium. (W.13.KL.03.21-27)
Dosen Pengampu
Satu semester kita adakan rapat dua kali, pertama adalah pada awal semester dan pada pertengahan semester. Pada awal semester dengan pembagian tugas, sedangkan pada pertengahan semester kita menginventarisasi kebutuhan untuk kedepan, sambil evaluasi yang telah kita lakukan setengah semester yang sedang berjalan. Selama ini kita sudah menjelang pertengahan semester nanti
88
Informan Penuturan ada pertemuan dari rekan-rekan kelompok bidang Kimia Organik untuk bisa mengisi kebutuhan mendatang dan mengevaluasi beberapa kegiatan yang telah kita lakukan untuk semester ini dan kedepan untuk kita proyeksikan apa saja yang perlu diperbaiki (W.05.DP.1.02.26-46) Ya, sering saya memberi masukan-masukan sebagai warga jurusan kimia tetapi kalau berulang kali tidak pernah diterima ya kita akhirnya diamlah. Yah saya tidak putus asa, masalahnya kemampuan seseorang itu dicerminkan pada sikap. Jadi kalau mereka mampunya hanya sampai disitu ya kita tidak bisa apa-apa. Jadi misalnya alat jangan ditaruh di ruang sana supaya bisa dipakai semua orang, tapi ya tetap ditaruh di ruang sana. Sehingga orang lain yang akan menggunakan akan kesulitan. Dia tidak memikirkan sampai disitu, tahunya hanya di sana ada alat dan ditempatkan di ruang itu ya sudah, ya sudah aman alat itu ditaruh di situ. Bagaimana alat itu bisa diberdayakan mereka tidak pikir. Ya kita tetap menghargai mereka (W.05.DP.1.03.43-47; W.05.DP.1.04.01-06) Mengenai tanggung jawab misalnya ada kecelakaan itu pertama pengampu praktikum, tetapi kalau mahasiswa yang melakukan penelitian ya pembimbingnya. Tanggung jawab penanggung jawab laboratorium memang juga ada tetapi hanya setidaknya itu tadi yang saya sebutkan. Kerapian, kebersihan saya sebagai penanggung jawab juga ada tetapi tanggung jawabnya sebatas pada alternatif pemecahannya. Masalahnya menyangkut manajemen keuangan. Mengenai kerapian dan kebersihan mestinya juga perlu fasilitas dana sehingga menyangkut keuangan juga. Saya sebagai pengampu praktikum Kimia Organik, saya juga memberi perhatian yang penuh sehingga kita bisa melakukan strategi yang perlu juga termasuk peralatan-peralatan apa yang digunakan mencari alternatif bila peralatan tersebut tidak mencukupi. Terhadap kecelakaan yang seharusnya memberikan pertolongan pertama tetapi sebagai penanggung jawab misalnya pas kebetulan saya tahu saya akan bersihkan dahulu sebelum orang orang lain melakukan. Seperti kasusnya pernah terjadi mungkin karena mahasiswa tidak tahan bau amoniak. Karena sya tahu anak itu langsung saya bawa sama-sama teman lain, saya bawa di ruang terpisah. Kita tidurkan, kita buka pakaian praktikumnya kemudian semua pakaian ketat kita longgarkan dengan bantuan Bu Muryati kemudian kita beri minum sampai beberapa saat sampai siuman, kebetulan anak tersebut sedang menstruasi (W.05.DP.1.09-29) Rapat untuk praktikum itu hanya sekali, yang utama adalah rapat rutin yang tak pernah ditinggalkan satu semester sekali. Itu dalam hal pembagian asisten praktikum bagi mahasiswa berprestasi dan biasanya beasiswa diajak kalau mau jadi asisten praktikum. Tugasnya adalah membantu dosen-dosen dalam pelaksanaan praktikum. Setiap laboratorium semua datang dan membagi tugas dan membagi asisten-asisten sejumlah praktikum yang ada dan sejumlah hari yang ada. Misalnya satu semester ada lima praktikum. Tiga kelas organik, dua kelas bio kimia jumlah asistennya berapa setiap praktikum didampinginya dua assisten. Tujuan asisten itu diamping mereka dapat pengetahuan yang lebih banyak juga pengalaman yang lebih banyak untuk membantu para dosen. Kemudian rapat mendadak misal kemarin ada rapat keseluruhan, ada alat-alat yang baru datang dan pembagian alat. Kemudian rapat untuk dosen-dosen harus mengampu supaya setiap dosen bisa melaksanakan praktek agar bisa menghayati bagaimana merasakan praktek itu. Rapat rutin itu satu semester sekali dan tidak pernah dilewatkan. Jadi rapat itu dilaksanakan berapa kali tergantung situasi dan kondisi (W.10.DP.4.04.13-30)
89
Paparan data tentang pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA
UNNES Semarang dapat diperoleh gambaran yang meliputi :
1. Mengadakan Pengamatan Kegiatan
Kepala Laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan bahwa
dalam mengecek dosen pengampu praktikum tidak langsung tetapi melalui
teknisi/laboran dengan bertanya dosen pengampu siapa yang tidak datang,
kemudian meneleponnya.
Saat penelitian maupun praktikum selalu diadakan pengawasan
terhadap alat, bahan, gas, listrik dan api. Pengawasan terhadap kerja dosen
dilakukan dengan cara Timur. Menegur laboran dengan bergurau. Kadang-
kadang saya menyapu sendiri. Penataan masih diarahkan ke kantor. Padahal
scientist kan basicnya atau jantungnya adalah laboratorium. Harapan beliau
jangan sampai kalau laboratorium kesandung. Dosen jangan hanya mengajar
di kelas, itu bukan dosen menurutnya, sekedar praktis. Ada cleaning services
tetapi tidak bisa diandalkan akhirnya menggunakan orang lain dan dibayar.
Ketua Jurusan Bp. Drs. Edy Cahyono, M.Si melakukan pengamatan
hanya sesekali saja, melihat kegiatan praktikum mahasiswa. Setiap kali
praktikum minimal ada dua dosen pengampu dan satu laboran. Sedangkan
penanggung jawab laboratorium Bp. Dr. Supartono, MS melakukan
pengamatan dengan kartu kendali, papan informasi untuk merekam kegiatan
praktikum, penelitian, tugas akhir. Untuk tugas akhir dan penelitian
pengawasan atau tanggung jawab sepenuhnya pada pembimbingnya. Kalau
praktikum pengawasan atau tanggung jawab sepenuhnya pada dosen
90
pengampu praktikum. Beliau menyayangkan bila terjadi kecelakaan saat
dilaksanakan praktikum, tugas akhir maupun penelitian. Mestinya bisa
diantisipasi sebelumnya ketika prosedur yang dibuat mahasiswa itu,
dikonsultasikan pada dosen pembimbing. Bp. Drs. Kusorosiadi, M.Si dosen
pengampu menuturkan bahwa pelayanan kebutuhan kegiatan praktikum kimia
organik cepat dan yang paling senior dan sering dikirim pelatihan.
Laboratorium dikepalai penanggung jawab laboratorium yang tidak
dapat honorarium apa-apa, jadi kurang maju. Tetapi setelah rapat laboratorium
penanggung jawab laboratorium akan diberi honorarium per bulan Rp.
50.000,00, sepertinya ada kemajuan.
Dosen pengampu praktikum Dr. Supartono, MS menuturkan bahwa
pada kegiatan praktikum, mula-mula dilakukan pre-test untuk mengetahui
kesiapan mahasiswa. Kemudian breafing untuk memberikan pengarahan
mengenai hal-hal yang dilaukan saat praktikum tentang konsep-konsep dasar,
perhatian terhadap hal-hal yang berbahaya. Breafing termasuk membahas pre-
test. Kalau mereka salah akan ketawa-ketawa kecil, kalau benar akan bangga.
Selanjutnya setelah praktikum membuat laporan sementara, kemudian
membuat laporan yang sebenarnya pada minggu berikutnya.
Dosen pengampu praktikum Drs. Kusorosiadi, M.Si menuturkan di
bawah meja dicat dan ditutup untuk menyimpan zat kimia organik, bio kimia,
sehingga laboran tidak kesulitan untuk mengambil zat dan itu dikabulkan.
Kepala laboratorium (Bp. Drs. Kasmui, M.Si) adalah ahli komputer data-data
sudah dimasukkan komputer sehingga jangkauannya. Sebelum praktikum
91
mahasiswa menjalani tes awal selanjutnya baru dilakukan praktikum.
Kemudian mahasiswa membuat laporan sementara pada buku. Sebelum
praktikum ada pembagian piket bersama teknisi menyiapkan zat-zat yang akan
digunakan praktikum.
Penuturan para informan disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 21 Penuturan informan tentang mengadakan pengamatan kegiatan
Informan Penuturan Kepala laboratorium
Pelaksanaan pengamatan praktikum kadang-kadang dosen tidak datang. Dari laboran, teknisi mesti saya tanya mungkin dosen tidak tahu kalau saya ngecek. Misalnya “Bu/Bapak ini kok ada praktikum tapi dosennya tidak datang”. Biasanya dosennya saya telepon apa sedang sibuk. Setiap hari saya selalu menengok. Sekarang mulai semester ini (genap 2004/2005) jendela harus dibuka semua tidak boleh ada satu jendela yang tertutup. (W.13.KL.04.44-46; W.13.KL.05.01-05) Kembali ke pengawasan terhadap penelitian. Pengawasan terhadap alat, bahan, gas, listrik, api dan sebagainya. Pelaksanaan penelitian mahasiswa juga ada aturannya. Saya tempel. Pengawasan terhadap kerja dosen jelas tetapi kita dengan cara Timur. Laboran dengan sambil bergurau kita tegur. Memang kita pendekatannya pendekatan personal. Menegur dengan guyon misalnya kalau nyapu, kadang-kadang saya membersihkan sendiri. Pengawasan dosen merupakan tanggung jawab lab. yang punya anak buah di situ. Sementara saya sifatnya kan sidak. Laporan laporan masuk saya baru menyampaikan Oo ini tidak betul, oo ini kok pas praktikum tidak datang, laporan masuk saya dengan cara saya supaya beliau itu mengerti bahwa itu tanggung jawabnya. Biasanya saya keliling dari lab. Kimia Anorganik, Kimia Dasar, Kimia Analisa, Kimia Fisika sampai Kimia Organik ... (W.14.KL.02.32-45) Memang kondisinya seperti itu. Kita sudah mulai mencoba untuk nata bu. Nampaknya perhatian kemarin hanya ke arah sana, maksudnya ke arah kantor. Sebagai orang Scientis kan basicnya atau jantungnya di lab. Jangan sampai kalau ke lab kesandung. Dosen jangan hanya ngajar di kelas, itu bukan dosen menurut saya, sekedar praktis. Ruang penanggung jawab lab. itu mestinya tanggung jawab penanggung jawab sendiri. Ada cleaning service, tapi jadi masalah juga pada awal semester saya tanya juga : “Kamu itu jane punya wewenang seberapa”. Kalau memang tidak sampai di situ ya saya tangani sendiri. Sekarang ini saya mbayar orang lain sendiri, karena cleaning servisnya tidak bisa diandalkan, Cleaning service juga masuk lab. hanya tanggung jawab kebersihannya adalah laboran. Makanya saya keliling, kalau kotor ya disapu dan sebagainya (W.13.KL.03.32-45)
Ketua Jurusan Pengamatan dilakukan oleh kepala laboratorium. Hanya sesekali saya berusaha datang di laboratorium bagaimana mahasiswa melaksanakan penelitian atau praktikkum. Pengamatan yang dilakukan adalah terhadap pelaksanaan praktikum. Kalau praktikum berjalan minimal ada dua dosen pengampu ada
92
Informan Penuturan satu laboran. (W.08.KJ.02.32-36)
Penanggung jawab laboratorium
Untuk pengamatan kegiatan kita punya kartu kendali. Kartu kendali itu untuk memantau kegiatan-kegiatan mahasiswa dalam melakukan pratikum. Disamping itu kita juga punya papan informasi untuk merekam kegiatan-kegiatan penelitian mahasiswa yang melakukan baik mahasiswa yang melakukan penelitian, tugas akhir maupun teman-teman yang sedang melakukan penelitian. Catatan rekaman kita tulis (menyerahkan DOK, 03) (W.03.PJL.01.18-23) Mestinya kalau mahasiswa itu melakukan tugas akhir ini sepenuhnya berada pada pembimbingnya. Demikian untuk penanggung jawab laboratoriun juga memiliki tanggung jawab. Sekali lagi tanggung jawab penuh adalah berada pada tanggung jawab pembimbing. Untuk penelitian atau tugas akhir mestinya pembimbingnya memberikan pengawasan paling tidak dari prosedur yang mereka susun. Jangan sampai zat-zat yang mudah terbakar bersentuhan dengan peralatan yang mengandung unsur api. Tanggung jawab dari penanggung jawab laboratorium memang tidak sepenuhnya pada mahasiswa yang melakukan penelitian. Sepenuhnya hal seperti itu dari dosen pembimbingnya, kalau itu tugas akhir. Kalau itu kejadiannya pada saat praktikum ini memang dosen pengampu praktikum. Saya juga ikut menyesalkan kalau sampai hal itu terjadi mestinya bisa diantisipasi sebelumnya ketika prosedur yang dibuat mahasiswa itu dikonsultasikan pada dosen pembimbingnya (W.03.PJL.02.07-20)
Dosen pengampu praktikum
Di Laboratorium Kimia Organik teknisi atau disini merangkap laboran adalah yang paling senior dan yang paling bagus dari yang paling sering dikirim pelatihan. Sehingga untuk Laboratorium Kimia Organik pelayanannya cepat, walaupun dia lulusan S1 tahu bahan kimia (W.11.DP.4.02.05-08) Untuk Kimia FMIPA UNNES masih agak lumayan Kepala laboratorium diberi kuasa untuk pegang uang dan belanja sendiri. Setiap bagian di laboratorium itu dikepalai oleh penanggung jawab laboratorium yang dibawahi langsung Kepala laboratorium dan tidak dapat honor apa-apa jadi kurang maju. Saya pikir tetapi setelah rapat laboratorium sepertinya kemajuan sedikit mengenai laboratorium Kimia Organik di FMIPA UNNES dan kimia yang lain itu penanggung jawab akan diberi honor seadanya, kalau tidak salah yang saya dengar kemarin Rp. 50.000 per bulan. (W.10.DP.4.03.10-18) Pada kegiatan praktikum ini intinya ada beberapa tahapan. Mereka itu untuk kesehariannya kita lakukan pre–test. Itu untuk mengetahui kesiapan mahasiswa menjelang kegiatan praktikum. Tes bentuknya tertulis soalnya ya dua atau tiga dalam waktu lima belas menit. Berikutnya setelah dilakukan pre-test dan kita lakukan brifing. Ini kita maksudkan untuk memberikan pengarahan pada paramahasiswa memberi hal-hal yang akan dilakukan termasuk juga mohon perhatian jika menyangkut zat-zat yang berbahaya. Bahkan kalau ada mahasiswa yang memerlukan pembakaran jangan dekat dengan kompor spiritus sambil menjelaskan konsep-konsep dasar yang melandasi dari kegiatan praktikum itu (W.05.DP.1.03.05-11) Selama ini pada pengalaman tahun-tahun lalu justru mereka terbantu dengan adanya pre-test sebab persiapan mereka akan lebih baik lalu juga adaptasi atau penemuan-penemuan konsep akan mereka peroleh. Jadi setelah pre-test lalu breefing. Breefing itu termasuk membahas pre-test yang mereka belum paham. Dengan sendirinya kalau mereka salah akan ketawa-ketawa kecil, karena salah, tetapi kalau benar bangga bahwa dia benar melakukannya (W.05.DP.1.03.23-29) Setiap menjelang praktikum selalu dilakukan breafing, ya tidak lama sekitar lima belas menit. Paling tidak tiga puluh menit, itu untuk pre-test sama breafing. Selanjutnya sisa waktu sepenuhnya untuk kegiatan praktikum sampai
93
Informan Penuturan ia membuat laporan sementara. Untuk minggu berikutnya ia harus membuat laporan yang sebenarnya (W.05.DP.1.03.16-20) Zat kimia letaknya bertebaran tidak teratur lalu saya usulkan, agar dibawah meja di tepi itu kita cat dan ditutup untuk menyimpan zat, dan itu dikabulkan kepala laboratorium. Jadi misal ini untuk Bio Kimia, ini untuk Kimia Organik I dan ini untuk Kimia Organik II sehingga laboran maupun yang piket tidak kesulitan untuk mengambil zat maupun alat. Bahkan kalau ada, praktikum, saya yang membimbing biasanya ada tiga deretan meja. Masing-masing deretan meja itu sudah ada zat-zat yang akan digunakan praktikum untuk menja itu jadi tidak perlu mencari zat ke meja lain (W.11.DP.4.03.03-11) Setelah Kepala laboratorium yang baru (yang dimaksud Bapak Kasmui) kelihatannya penataan zatnya sudah rapi. Kalau kepala laboratorium ini seorang ahli komputer sehingga penataannya sudah sedemikian rupa dimasukkan dalam komputer dan mudah penjangkauan apa yang ada disana. Karena penataannya sudah cukup lumayan daripada yang sebelumnya (W.10.DP.4.02.10-15) Sebelum praktikum, mahasiswa menjalani pre test atau test awal dengan tujuan mahasiswa membaca apa yang akan dipraktikumkan. Setelah diberi test awal mahasiswa diperbolehkan mengikuti praktikum. Waktu kita menjelaskan pertama ada pembagian untuk piket, jadi mahasiswa menyiapkan zat-zat, bersama teknisi untuk kebutuhan praktikum yang akan datang. Setelah praktikum mahasiswa diharuskan membuat laporan sementara dengan menggunakan buku (W.10.DP.4.05.32-38)
2. Mengukur dan Membandingkan Pelaksanaan Dengan Rencana
Penanggung jawab laboratorium Bp. Dr. Supartono, MS menuturkan
sementara ini kalau dibandingkan antara yang diusulkan pelaksanaannya
masih belum klop dengan realisasinya. Barangkali menyangkut masalah
pendanaan, peralatan-peralatan maupun zat-zat itu memerlukan dana cukup
besar. Laboratorium adalah jantungnya kimia, bagi jurusan kimia adalah
nomor satu, jika laboratorium itu kolep maka kita tidak ada suaranya. Kepala
laboratorium Bp. Drs. Kasmui, M.Si menuturkan pelaksanaan masih banyak
yang menyimpang dari job. Penanggulangan dirembug antara kepala
laboratorium dan ketua laboratorium. Dulu perhatian terhadap laboratorium
tidak begitu besar. Sekarang mulai semangat dengan laboratorium mestinya
kalau kerja, walaupun tanpa SK mestinya tidak perlu dikomando oleh kepala
94
laboratorium karena itu merupakan kewenangannya. Itu yang menyangkut job,
sudah disampaikan pada awal semester, tidak hanya sekali setahun mungkin
malah diingatkan bolak-balik. Bahwa ini kerja kitam, amanah kita dan tugas
kita.
Penuturan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 22 Penuturan informan tentang mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana
Informan Penuturan
Kepala Laboratorium
Masih banyak yang menyimpang dari job. Penanggulangannya kita rembug dengan Ketua Jurusan. Memang dari dulu seperti itu tidak hanya sekarang. Dulu perhatian kita terhadap lab. tidak begitu besar. Sekarang mulai semangat dengan lab. Sehingga ooo ada hal yang tidak benar, cepet ketahuan. Misalnya kalau “Ada ini Pak Edy, saya tidak bisa nangani. Saya bukan masalah nangani-iya bu, yang penting, kerjanya lancar. Kalau mau ngganti silahkan, kalau tidak ya monggo. Mestinya kalau kerja walaupun tanpa SK mestinya kan tidak perlu dikomando oleh kepala lab. karena itu merupakan kewenangan dia. Waktu kita mengadakan wawancara Workshop, manajemen lab. itu sudah saya sampaikan setiap awal semester ini. Saya bagi (menunjukkan blangko usulan-usulan). Tiap semester kan mengajukan usulan yang diisi oleh penanggung jawab lab. Nah ini yang menyangkut job ini, kita harus ketemu lagi dan itu tidak bisa hanya sekali setahun mungkin malah diingatkan bolak-balik. Bahwa ini kerja kita bahwa ini amanah kita, ini tugas kita (W.14.KL.03.07-23)
Penanggung jawab laboratorium
Mengukur barangkali terlalu kuantitatif mungkin sulit dilakukan, hanya barangkali membandingkan antara pelaksanaan dengan usulan yang kita lakukan selama ini, perencanaan memang ada Ketua Laboratorium ada di bawah Bp. Kasmui tetapi kami sebagai penanggung jawab laboratorium hanya mengajukan usulan-usulan. Saya hanya bisa membandingkan antara usulan-usulan yang pernah saya berikan kepada Kepala Laboratorium. Pernah saya sebutkan bahwa kita sebagai penanggung jawab laboratorium hanya mengusulkan, realisasi usulan hanya berada di tangan Kepala Laboratorium. Sementara ini kalau saya bandingkan antara yang saya usulkan dengan pelaksanaannya masih belum klop. Barangkali menyangkut masalah pendanaan, untuk laboratorium itu cukup besar. Peralatan-peralatan maupun zat-zat itu memerlukan dana yang cukup besar. Kita tahu bahwa laboratorium itu adalah jantung kimia. Jadi mau tidak mau laboratorium kimia bagi jurusan kimia adalah nomor satu, jika laboratorium itu kolep maka kita tidak ada suaranya (W.03.PJL.01.30-44)
95
3. Mengambil Tindakan Yang Perlu Untuk Perbaikan
Ketua Jurusan Bp. Drs. Edy Cahyono, M.Si menuturkan bahwa dosen
yang berpendidikan S2 diberi kesempatan untuk melanjutkan studi ke S3.
Mengirim dosen, mahasiswa untuk pelatihan instrumentasi ke UGM, pelatihan
keselamatan kerja. Mengirim dosen untuk studi banding, membandingkan
laboratorium kita dengan laboratorium yang sudah maju sehingga kita
mengembangkan laboratorium kimia organik ke arah mana. Mengirim Kepala
Laboratorium magang pengelolaan laboratorium di UGM. Mengusulkan alat,
bahan, dan pengadaan manual. Reorganisasi dimana kepala laboratorium
mengepalai satu laboratorium. Mendorong dosen muda, para doktor untuk
mengajukan proposal ke Dikti. Mengirim dosen mengikuti seminar atau
workshop. Sedangkan penanggung jawab laboratorium Bp. Dr. Supartono, MS
menuturkan bahwa dosen yang S2 untuk melanjutkan ke S3. Sokur-sokur bisa
jadi guru besar. Meningkatkan layanan masyarakat, mengajukan proposal /
hibah. Melibatkan teknisi dan laboran dalam kegiatan hibah sehingga mereka
ikut mendapatkan insentif / kesejahteraan.
Kepala laboratorium menuturkan bahwa ada pelatihan instrumen untuk
laboran. Kemudian akan membongkar pintu laboratorium yang tidak betul.
Selanjutnya kepala laboratorium sering datang ke laboratorium untuk
melakukan tindakan apabila ada hal-hal yang janggal dengan membimbing
pembetulannya. Laboratorium Kimia Organik juga akan dikembangkan dengan
membangun Laboratorium Biokimia, dan Laboratorium Pangan. Ada lahan
96
luas di samping parkir, bisa untuk pengembangan Laboratorium Kimia pada
umumnya dan Laboratorium Kimia Organik pada khususnya.
Penuturan para informan disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel 23 Penuturan informan tentang mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan
Informan Penuturan
Ketua Jurusan Saya rasa pengembangan sumber daya dalam waktu dekat mudah-mudahan yang S2 ini diberikan kesempatan untuk S3. (W.08.KJ.02.05-07) Kita juga sudah mengirim dosennya melakukan pelatihan instrumentasi di UGM juga kursus komputer di lembaga kursus komputer. Dan dosen sudah melatih mahasiswa kita sendiri dengan melaksanakan melatih instrumentasi itu mereka sudah turut belajar. (W.07.KJ.06.25-29) Tiap ada alat baru memang kita coba untuk sosialisasi. Juga pernah kita melakukan pelatihan keselamatan kerja dengan mengundang dari dinas kebakaran Semarang. Kemudian pakar dari UGM bisa untuk laboran maupun dosen. (W.07.KJ.06.30-33) Kalau semacam studi banding hampir semua dosen dan penanggung jawab laboratorium kita ikutkan dengan kegiatan serupa sehingga bisa membandingkan antara laboratorium kita dengan laboratorium yang sudah maju sehingga kita bisa mengembangkan laboratorium kita ke arah mana. (W.07.KJ.06.35-39) Di samping itu juga di tahun ini 2005 direncanakan untuk mengirim penanggung jawab Kimia Dasar dan Kepala Laboratorium untuk melakukan magang pengelolaan laboratorium di UGM, UNS. Kita juga merencanakan mengirim laboran dan teknisi untuk melaksanakan pelatihan. (W.07.KJ.05.17-21) Kebetulan pada kegiatan SP4 usulan alat dan bahan (zat organik juga merupakan usulan hibah inventarisasi alat dan bahan, kemudian juga pengadaan manual. (W.07.KJ.01.35-37) Kita dalam waktu ini akan mencoba melakukan pengelolaan atau reorganisasi. Kepala laboratorium itu mestinya per laboratorium. (W.07.KJ.02.37-39) Tetapi untuk tahun 2006 kita akan merencanakan ada bengkel gelas tetapi kesulitan untuk meletakkan tempatnya. Tempat yang sekarang ini tidak cukup untuk menampung kegiatan tambahan. Kalau nanti ada bengkel gelas akan kita usahakan, tapi ini mendesak karena sementara di laboratorium di Semarang ini belum ada bengkel gelas (W.07.KJ.04.36-40) ...yang bisa kita lakukan sekarang ini adalah mendorong dosen muda, para doktor untuk bisa memproduksi proposal mengajukan ke Dikti ke program-program lain. Kalau mereka mengajukan hibah dalam jumlah kecil atau besar, mesti laboratorium akan ramai. Jadi penelitian itu kita dorong untuk memaanfaatkan laboratorium kita. (W.07.KJ.07.33-38) Oleh karena itu kita setiap tahun melakukan atau memfasilitasi kegiatan-kegiatan nasional untuk mengirim dosen mengikuti seminar keluar kota, atau workshop. Itu tujuannya agar laboratorium nantinya akan berkembang dengan sendirinya. (W.08.KJ.01.27-30)
Penanggung jawab laboratorium
Dosen pengampu umumnya sudah S2, malah saya sarankan untuk melanjutkan S3. Kalau sekedar pengampu praktikum, sudah cukup untuk institusi yang baik, sehingga seorang dosen itu S3 sudah harus ditangani dan sukur bisa jadi Guru Besar. (W.06.DP1.05.31-34)
97
Informan Penuturan Tetapi kedepan harusnya Laboratorium Kimia Organik itu harusnya lebih bisa berperan dalam pendidikan, layanan masyarakat, penelitian dan penelitian laboratorium Kimia Organik itu banyak yang kita lakukan baik layanan masyarakat seperti yang selama ini dilakukan kita kembangkan lebih baik misalnya layanan analisis bahan makanan misalnya saja jamu tradisional. (W.03.PJL.03.22-27) Kedepan kita mencoba untuk mengajukan proposal atau hibah. Kalau proposal bisa terloloskan terealisasi maka itu sedikit demi sedikit laboratorium kimia organik kita benahi baik melalui segi peralatannya yang sangat terbatas. Nah apalagi teknisi dan laboran dapat terlibat dalam kegiatan hibah mereka ikut mendapatkan insentif atau kesejahteraan. (W.06.DP1.04.40-45)
Kepala laboratorium
Ada pelatihan instrumen terhadap laboran yang datang ke sini. (W.13.KL.03.17-18)
Ya - ya tetapi itu bukan kewenangan saya Bu. Itu urusannya yang membangun. “Pak ini
dibongkar”. Wah saya ini di sini baru satu tahun. Artinya yang membangun itu yang harus ditegur.
Gimana ya bu wong ini, zat aja kita sudah usul bolak balik ya tidak ditangani. Apalagi yang
berkaitan dengan perbaikan. Tapi mungkin salah satu jalan ya kita bongkar dulu. Mestinya, tidak boleh, karena bukan kewenangan Kalab itu harus dilaporkan ke PD2 (W.14.KL.01.18-25) Sering saya datang ke lab. tetapi semua tidak tahu kalau saya akan ke lab. Di lab. Kimia manapun saya kelilingi semua. Saya tidak ingin orang tahu saya datang ke sana di lab. manapun. (W.13.KL.03.08-10) Sudah lama sebetulnya rencana ini, yaitu mengembangkan laboratorium. Paling sembilan lab. yang dua atau tiga justru berkembang dari lab. KO, lab. Biokimia, lab. Mikrobiologi, lab. Pangan. (W.12.KL.01.43-44; W.12.KL.02.01-02) Kita akan membuat perencanaan gedung, disamping tempat parkir. Intinya adalah menang-menangan. Misalnya kalau disetujui ya alhamdulillah. Yang penting kita sudah punya rencana ke depan, jangan sampai kita tidak punya lahan. Lahan kita hanya sebelah barat, sempit. Nampaknya tidak bagus. Nampaknya ada lahan luas di samping parkir. Kalau dibangun gedung lagi Insya Allah cukup untuk lab. Kimia. Kenyataan memang kita butuh hanyak ruang tambahan lab. Kita belum punya ruang instrumen, kita belum punya ruang research. Kita belum punya lab. Pangan, lab. Mikrobiologi, lab. Biokimia (W.12.KL.02.07-16)
Dalam rapat Ketua Jurusan dengan Kelompok Bidang Keahlian bidang
Kimia Organik, seperti apa yang dituturkan Kepala Laboratorium bahwa Kepala
Laboratorium belum dapat memenuhi kebutuhan alat dan zat karena memang
dananya terlalu kecil, yang dipesan Bp. Dr. Supartono, MS Penanggung Jawab
98
Laboratorium. Selanjutnya mengenai jabatan kepala laboratorium Rektor pernah
mengatakan Kepala laboratorium bukan jabatan struktural.
Kepala laboratorium menawarkan apakah penangggung jawab
laboratorium perlu dipisahkan dengan ketua kelompok bidang keahlian, agar
kerjanya bisa lebih efektif. Selanjutnya perlukah penanggung jawab laboratorium
diberi insentif. Ketua Jurusan merencanakan insentif penanggung jawab
laboratorium Rp. 50.000,- per bulan.
Penanggung jawab laboratorium menanggapi tentang penanggung jawab
laboratorium terpisah atau tidak dengan ketua kelompok bidang keahlian itu.
Monggo, yang penting fokus pada pengembangan laboratorium. Untuk mencari
dana penanggung jawab laboratorium mencoba mengajukan proposal penelitian,
dan dananya bisa untuk pengembangan laboratorium. Semua ini dituturkan para
informan dalam tabel berikut ini.
Tabel 24 Hasil Rapat Jurusan dengan KBK Bidang Kimia Organik
Informan PenuturanKepala laboratorium
Saya mohon maaf karena tidak bisa memenuhi kebutuhan bapak ibu sekalian. Kenyataan uang kita kecil, satu tahun hanya 70 juta itu tidak cukup untuk memenuhi pesenan Pak Partono. (P.15.KL.02.10-12) Pada tahun 2004 yang dikatakan Kalab seluruh Indonesia itu sama. Bahkan laboratorium kita itu malah lebih baik di dalam pengelolaan keuangan. Bahkan UNS sendiri sempat saya kunjungi ke sana, kalab digaji Rp. 15.000 per bulan. Tetapi mereka dapat SK resmi dari rektornya. (P.15.KL.02.28-31). Apakah penanggung jawab laboratorium dipisahkan dengan ketua KBK ? Supaya bisa kerja lebih efektif. (P.15.KL.02.33-34) Bagaimana kalau kita memberi insentif pada penanggung jawab laboratorium. (P.15.KL.02.35).
Ketua Jurusan Kita rencanakan honorer penanggung jawab laboratorium per bulan kita rencanakan lima puluh ribu rupiah. Kalau kita pikirkan ada penanggung jawab, ada perpustakaan semua cukup banyak 10 x 50.000 = 500.000. Kita mencoba menggeliat. (P.15.KJ.02.38-41) Untuk itu ketua KBK duduk merangkap penanggung jawab laboratorium atau mau ditunjuk untuk penanggung jawab laboratorium orang lain yang ada di KBK itu. (P.15.KJ.02.42-44). Untuk misalnya Pak Partono, sebagai ketua KBK, akan menunjuk anggota siapa sebagai penanggung jawab laboratorium monggo. Kita fokus pada pengembangan laboratorium, misal 1/3 atau setengah dari dana SPL untuk
99
Informan Penuturan pengembangan laboratorium. (P.15.KJ.03.01-04).
Penanggung jawab laboratorium
...Kalau setiap laboratorium itu sebaiknya ada seorang manajernya. Manajer itulah yang menentukan kebikakan-kebijakan, termasuk akademiknya. (P.15.PJL.03.18-20). Untuk tenaga yang ditugasi mesti akan membagi waktu sekarangpun kalau saya ditunjuk sebagai penanggung jawab laboratorium, maka saya setiap semesternya supaya ditugasi mata kuliah praktikum. Sehingga saya bisa setiap semesternya kesana.... (P.15.PJL.03.24-27) ....Mengenai insentif dari insentif jurusan ya terserah itu manajemen dari jurusan. Ya kalau memang itu ada, atau adanya baru Rp. 50.000 atau memang tidak ada ya ndak masalah... (P.15.PJL.03.27-29) Sebagai penanggung jawab Laboratorium Kimia Organik dan Biokimia, saya mencoba mereka-reka, membuat proposal yang barangkali bisa menelorkan dana untuk mengembangkan kegiatan akademiknya laboratorium meskipun sampai kini belum kunjung datang atau belum berhasil.... (P.15.PJL.03.34-37)
Dari keseluruhan manajemen yang telah dipaparkan dimuka dapat dibuat
sebuah matriks yang menggambarkan proses manajemen Laboratorium Kimia
Organik UNNES Semarang.
Matrik yang menggambarkan penuturan para informan tentang manajemen
Laboratorium Kimia Organik ini bukan berarti berbeda antara yang dituturkan
informan yang satu dengan yang lain, tetapi semata-mata merupakan hal yang
saling melengkapi. Hal ini disajikan pada tabel (25, 26, 27, 28) berikut ini :
1. Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang
Tabel 25 Pola Kegiatan Para Informan tentang Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang
Informan
Kegiatan
Ketua Jurusan Kepala Laboratorium Penanggung Jawab Laboratorium
Dosen Pengampu
1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai
Meningkatkan fungsi pelayanan Laboratorium Kimia Organik.
Laboratorium Kimia Organik sebagai pusat informasi dan penelitian.
- -
2. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana.
(1) Evaluasi diri dengan analisis SWOT.
(2) Sangsi yang tidak ditegakkan
(3) Jumlah
Observasi Perguruan Tinggi yang lebih maju.
(1) Peduli Laboratorium Kimia Organik.
(2) Pengajuan proposal
(3) Cleaning service
(1) Satu asisten membim-bing 3 mahasis-wa.
100
Informan Kegiatan
Ketua Jurusan Kepala Laboratorium Penanggung Jawab Laboratorium
Dosen Pengampu
mahasiswa melebihi kapasitas
(4) Belum punya bengkel las.
ada (4) Mikroskop ada (5) Laboratorium
Kimia Organik di lantai dasar
(6) Toilet tidak dibedakan untuk dosen dan mahasiswa
(2) Di UNS kepala laborato-rium berkuasa penuh
(3) Sering gangguan listrik dan air
(4) Tidak ada AC
(5) Sering terjadi kecela-kaan di Laborato-rium Kimia Organik
(6) Zat tidak ada saat praktikum
3. Menetapkan a. Rencana dan
memprediksi
(1) SDM, bahan, alat juga perawatan.
(2) Memiliki alat canggih
Pengembangan laboratorium : Lab. Biokimia, Lab. Mikrobiologi, Lab. Pangan, Workshop alat-alat gelas, bongkar pintu lab.
- Memiliki alat canggih
b. Hambatan (1) Satu Kepala Laboratorium membawahi enam laboratorium
(2) Belum ada teknisi (3) Alat canggih
belum dimiliki (4) Prof, Dr,
cenderung meninggalkan laboratorium
(1) Letak lab. dan kantor yang terpisah
(2) Dana (penghambat terbesar)
(3) Kebijakan pusat (4) Tidak ada tangga
darurat (5) Input mahasiswa
rendah
(1) Praktikum dilaksanakan dalam kelompok besar (1 kelompok rata-rata 5 orang)
(2) Alat gelas terbatas (3) Zat-zat kimia
terbatas (4) Setiap praktikum
jumlah mahasiswa besar yaitu 35-40 orang, sehingga kegiatan lab.padat
(1) Satu kelompok terdiri 6 orang, padahal ada 8 kelompok saat praktikum
(2) Tidak punya bengkel gelas
(3) Air, listrik sering macet
(4) Lab. jauh dari kantor
(5) Asisten satu
(6) Tidak ada pintu emergensi
101
Informan Kegiatan
Ketua Jurusan Kepala Laboratorium Penanggung Jawab Laboratorium
Dosen Pengampu
(7) Tidak ada neraca elektrik
(8) Tidak ada Yanmas KO
(9) Letak spektofotometri jauh dari Lab. KO
c. Pendukung (1) Doktor muda konsens terhadap penelitian
(2) Dana PGSM, Sardik, SPL
SDM rata-rata sudah S2 muda-muda.
(1) Ada asisten mahasiswa.
(2) SDM cukup baik.
(1) Laboran senior
(2) Punya alat, AAS
(3) KIT SMA, SMP
(4) Layanan masyarakat dengan instansi lain
(5) Kerja sama dengan instansi lain
4. Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam
(1) Menjalin kerjasam
(2) Mengembangkan penelitian
(3) Pelatihan interpretasi alat-alat canggih
(4) Memiliki alat-alat canggih
(5) Mengembangkan unit pelayanan masyarakat
(6) Merevisi petunjuk praktikum.
(7) Ada kepala lab. KO dan mandiri
(8) Menemukan payung penelitian
(1) Mengembangkan penelitian kimia murni. Proyek A2
(2) Merintis dana taktis (3) Mengembangkan
unit pelayanan masyarakat
(4) Mengubah struktur organisasi laboratorium.
(5) Mengusulkan rencana gambar pengembangan Laboratorium Kimia Organik
(6) Membongkar pintu Laboratorium Kimia Organik.
(7) Pelatihan instrumen keselamatan kerja.
(1) Membuat proposal penelitian
(2) Mengembangkan layanan masyarakat misalnya jamu tradisional
(3) Zat tidak ada, dapat diganti zat lain.
(4) Satu laboratorium dikepalai satu kepala laboratorium
(5) Mengubah struktur organisasi laboratorium organik
(6) Mengusulkan pembenahan pintu laboratorium.
5. Menetapkan waktu. Lima tahun (2005-2010) mendatang
Lima tahun (2005-2010) mendatang
102
2. Pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES
Semarang
Tabel 26 Pola Kegiatan Para Informan tentang pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang
Informan
Kegiatan
Ketua Jurusan Kepala Laboratorium Penanggung
Jawab Laboratorium
1. Mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
Inventarisasi pengadaan manual, pemenuhan alat, penetapan alat, penyimpanan alat, keselamatan kerja
Praktikum mahasiswa, tugas akhir, mahasiswa, layanan masyarakat, penelitian
2. Mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan
Menggunakan fasilitas Kelompok Bidang Studi (KBK)
3. Menyusun struktur organisasi
Kepala Laboratorium membawahi enam laboratorium sangat tidak efektif
Struktur organisasi Laboratorium Kimia Organik merupakan unsur organisasi saja.
4. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-masing petugas
(1) Kepala laboratorium merupakan koordinator semua PJL.
(2) Penanggung jawab kewenangannya melakukan usulan-usulan, pembenahan termasuk mengontrol kegiatan yang ada di laboratorium.
(3) Dosen praktikum bertanggung jawab pelaksanaan praktikum.
(4) Asisten mahasiswa membantu dosen, teknisi, laboran dalam pelaksanaan praktikum
(5) Laboran, teknisi, Kepala Laboratorium secara struktural ada.
(6) Penanggung jawab laboratorium semi formal, surat tugas dari dekan.
Teknisi menangani yang terkait dengan fasilitas laboran membantu setiap kali praktikumnya.
5. Menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab
(1) Kepala Laboratorium mengusulkan ketua
103
Informan Kegiatan
Ketua Jurusan Kepala Laboratorium Penanggung
Jawab Laboratorium
Jurusan yang memutuskan.
(2) Job deskripsi ketua jurusan, ketua laboratorium, penanggung jawab laboratorium, dosen pengampu, laboran/teknisi dan asisten.
6. Menyusun staf personel
Kepala Laboratorium mengusulkan, Ketua Jurusan yang menentukan
3. Penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang
Tabel 27 Pola Kegiatan Para Informan tentang penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang
Informan
Kegiatan
Ketua Jurusan Kepala Laboratorium
Penanggung Jawab
Laboratorium Dosen Pengampu
Praktikum 1. Memberi
pengarahan dan perintah.
Minimal empat kali setiap semester insidental : tidak perlu menunggu saat formal.
Pertemuan formal dengan teknisi atau laboran sering daripada dengan PJL.
Bersifat koordinatif
2. Memberikan motivasi.
Memberi ruang, tempat dan kesempatan dosen mengajukan proposal
(1) Laboratorium merupakan jantungnya FMIPA, kalau jantungnya kropos gimana mau sehat.
(2) Posisi lab. masih di bawah lab. UGM, ITB, UPI
(3) Kesadaran berkiprah di lab.
Laboratorium merupakan jantungnya jurusan kimia. Laboratorium jangan sampai kolep maka perlu Laboratorium Kimia Organik.
(1) Kesejahteraan laboratorium.
(2) Insentif penanggung jawab lab.
3. Mengadakan bimbingan dan pembinaan.
(1) Mengikutsertakan laboran dengan penelitian dosen.
(2) Laboran dan teknisi pelatihan di UPI, ITB
(3) Dosen pelatihan instrumentasi di UGM
(1) Seminar-seminar pelatihan, rapat-rapat.
(2) Pelatihan instrumen keselamatan kerja
(3) Tidak formal: omong-omong
Pelatihan di ITB, UPI. Pelatihan dari Dirjen Dikti.
(1) Studi banding, magang
(2) Pengawasan saat praktikum
(3) Pembinaan dari Diknas
(4) Mengirim teknisi ITB, UGM
104
Informan Kegiatan
Ketua Jurusan Kepala Laboratorium
Penanggung Jawab
Laboratorium Dosen Pengampu
Praktikum dengan teknisi
4. Melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis.
(1) Komunikasi dengan laboran, memperhatikan kesejahteraannya.
(2) Memberi saran, mendengarkan keluhan-keluhan, kerjasama dengan kepala laboratorium
Tergantung sumber daya manusianya
Pertemuan-pertemuan saling iur pendapat
(1) Awal dan pertengahan semester
(2) Koordinasi penempatan alat
(3) Penanganan kecelakaan
(4) Sosialisasi alat baru
4. Pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang
Tabel 28 Pola Kegiatan Para Informan tentang pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang
Informan
Kegiatan
Ketua Jurusan Kepala Laboratorium
Penanggung Jawab
Laboratorium
Dosen Pengampu Praktikum
1. Mengadakan pengamatan kegiatan
Sesekali mengamati jalannya praktikum
(1) Setiap hari menengok laboratorium
(2) Dengan cara timur, pendekatan personal
(3) Kebersihan, penataan
(1) Kartu kendali mahasiswa praktek.
(2) Papan informsi praktikum, tugas akhir, penelitian.
(3) Kejadian di laboratorium Kimia Organik
(1) Teknisi dan laboran di Laboratorium Kimia Organik yang paling senior dan cepat pelayanannya.
(2) Laboratorium dibawahi penanggung jawab laboratorium tidak dapat honorarium, jadi kurang maju.
(4) Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana.
Banyak menyimpang dari job.
Yang diusulkan dengan pelaksanaannya masih belum klop.
(5) Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan.
(1) SDM : yang S2 melanjutkan ke S3.
(2) Pelatihan instrumen di UGM untuk dosen dan
(1) Pelatihan instrumen keselamatan kerja
(2) Membongkar pintu penanggung
(1) SDM : yang S2 melanjutkan ke S3 apalagi bisa jadi Guru Besar.
(2) Meningkatkan layanan
105
Informan Kegiatan
Ketua Jurusan Kepala Laboratorium
Penanggung Jawab
Laboratorium
Dosen Pengampu Praktikum
mahasiswa maupun laboran dan teknisi
(3) Studi banding ke laboratorium yang lebih maju
(4) Setiap tahun publikasi penelitian dalam seminar nasional.
(5) Kepala laboratorium magang pengelolaan laboratorium di UGM, UNS
(6) Meningkatkan layanan masyarakat
(7) Mengajukan proposal proyek A2
(8) Memanfaatkan proyek SP4 2004/2005
(9) Reorganisasi Kepala Laboratorium itu mestinya per laboratorium
(10) Membangun bengkel gelas (workshop)
(11) Mendorong penelitian di Laboratorium Kimia Organik
jawab laboratorium
(3) Menambah laboratorium Biokimia, laboratorium pangan, laboratorium mikrobiologi
(4) Menambah satu meja dan dua kursi di ruang PJL.
(5) Membuat perencanaan gedung
masyarakat di Laboratorium Kimia Organik mengenai jamu tradisional
(3) Mengajukan proposal hibah dengan melibatkan teknisi dan laboran
(4) Tidak ada penanggung jawab laboratorium tetapi kepala Laboratorium Kimia Organik.
Hasil rapat jurusan kimia bersama KBK bidang Kimia Organik dapat
dibuat matrik sebagai berikut :
106
Tabel 29 Hasil Rapat Jurusan Bersama KBK Bidang Kimia Organik Sesuai apa yang dituturkan para informan
Ketua Jurusan Kepala Laboratorium Penanggung Jawab
Laboratorium Penanggung jawab laboratorium bisa dipisah atau tidak dipisah dengan Ketua KBK. Kita fokus pada pengembangan laboratorium. Honorer penanggung jawab laboratorium Rp. 50.000 per bulan.
1. Dana kecil tidak cukup memenuhi kebutuhan laboratorium.
2. Mengusulkan perubahan struktur organisasi laboratorium.
3. Penanggung jawab laboratorium dipisahkan dengan Ketua KBK.
4. Penanggung jawab la-boratorium diberi in-sentif Rp 50.000/bulan
Untuk menambah dana mencoba mengajukan proposal. Setiap laboratorium perlu manajer laboratorium. Penanggung jawab laboratorium dengan Ketua KBK tidak perlu terpisah dan tidak perlu menyatu. Ada insentif atau tidak ada insentif untuk penanggung jawab laboratorium tidak masalah.
107
Gambar 2 Pola Pikir Manajemen Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang
M A N A J E M E N
L A B O R A T O R I U M
K I
M I A
O R G A N I K
PERENCANAAN 1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai 2. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat
rencana 3. Menetapkan rencana dan memprediksi hambatan
serta hal-hal yang mendukung 4. Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh
dalam pelaksanaan 5. Menetapkan waktu
PENGORGANISASIAN 1. Mengidentifikasi pekerjaan/kegiatan yang perlu
dilakukan untuk mencapai tujuan 2. Mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan 3. Menyusun struktur organisasi 4. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-
masing petugas 5. Menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab 6. Menyusun staff personil
PENGGERAKAN 1. Memberi pengarahan dan perintah 2. Memberikan motivasi 3. Mengadakan bimbingan dan pembinaan 4. Melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan
kerja yang harmonis
PENGAWASAN 1. Mengadakan pengamatan kegiatan 2. Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan
rencana 3. Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan
108
B. TEMUAN-TEMUAN PENELITIAN
Temuan-temuan penelitian yang dikemukakan pada bagian ini adalah
temuan-temuan berdasarkan paparan data yang diperoleh di lapangan dan
hubungan-hubungan kausal yang dirumuskan berdasarkan interpretasi data
yang ditemukan. Penyajian temuan-temuan tersebut untuk menjawab
permasalahan penelitian sebagaimana yang dikemukakan pada bab
pendahuluan.
Atas data fokus penelitian dan paparan data-data yang telah disajikan
sebelumnya, akhirnya dapat dihasilkan temuan-temuan penelitian sebagai
berikut :
1. Proses Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES
Semarang
Berdasarkan paparan data mengenai perencanaan Laboratorium
Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang, dirumuskan temuan-temuan
penelitian sebagai berikut :
a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai
Pada prinsipnya Laboratorium Kimia Organik betul-betul
punya posisi yang strategi dibutuhkan masyarakat luas maupun di
dalam dan di luar kampus.
Tujuan ini belum tercapai secara maksimal karena keterbatasan
alat, bahan dan dana.
109
b. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana
Data tersebut diperoleh setiap tahun dengan melaksanakan
evaluasi diri serta observasi ke Perguruan Tinggi yang lebih maju
antara lain ke laboratorium : Batam, UGM, ITB.
Evaluasi diri yang menyangkut aspek (a) sarana – prasarana;
juga (b) kegiatan perkuliahan maupun penelitian yang sudah
dilaksanakan; (c) sumber daya manusia; (d) fasilitas-fasilitas
pendukung (listrik air, gas) dikumpulkan informasi-informasi dosen
dan laboran, teknisi laboratorium. Aspek mana yang harus
dipertahankan, mana yang perlu perbaikan dan bagian mana yang perlu
ditingkatkan dan mana yang perlu dihilangkan.
c. Menetapkan perancanaan dan memprediksi hambatan serta hal-
hal yang mendukung
1) Rencana
Didasarkan musyawarah, masukan-masukan dari dosen-
dosen pengampu. Rencana tersebut adalah (a) pengembangan
SDM; pengembangan alat-alat, bahan-bahan, serta perawatannya,
pengembangan Laboratorium Kimia Organik yaitu Laboratorium
Biokimia, Laboratorium Pangan, dan Laboratorium Mikrobiologi
dan peningkatan kegiatan Laboratorium Kimia Organik.
Dalam rencana pengembangan laboratorium tidak dapat
dipisahkan dengan laboratorium yang merupakan bagian dari
110
jurusan, pengembangannya mestinya harus searah dengan
pengembangan jurusan pada lingkup bidang studi.
2) Hambatan
Hambatan-hambatan berikut ini merupakan kelemahan
Laboratorium Kimia Organik berdasarkan evaluasi diri
menggunakan analissi SWOT. Adapun hambatan-hambatan
tersebut : (a) kepala laboratorium kimia organik membawahi enam
laboratorium. kondisi ini tentu tidak sehat, sebab seorang kepala
laboratorium tidak mungkin menguasai segala permasalahan
masing-masing laboratorium yang bersifat spesifik; (b) belum ada
teknisi; (c) alat-alat dan bahan-bahan kimia terbatas; (d) letak
laboratorium yang jauh dari kantor; (e) kegiatan laboratorium yang
padat; (f) setiap kelompok praktikum terdiri 4 sampai 5 mahasiswa
masih dalam jumlah besar; (g) keterbatasan dana; (h) kebijakan
pusat yang belum mendukung; (h) Profesor, Doktor yang
cenderung meninggalkan laboratorium; (i) usulan zat belum
terealisasi semua; (j) layanan masyarakat belum spesifik; (k)
asisten membimbing 30-35 mahasiswa.
3) Pendukung
Beberapa pendukung berikut ini merupakan kekuatan
Laboratorium Kimia Organik berdasarkan evaluasi diri
menggunakan analisis SWOT. Adapun beberapa pendukung
tersebut : (a) adanya kerjasama dengan laboratorium di luar
111
UNNES; (b) pelatihan dan interpretasi alat-alat canggih; (c)
tersedianya unit layanan masyarakat; (d) SDM rata-rata sudah S2;
(e) ada asisten mahasiswa; (f) banyak dosen melakukan penelitian;
(g) dengan tersedianya jurusan interkom di Laboratorium Kimia
Organik terhubung langsung dengan jurusan sehingga
memudahkan arus komunikasi dan informasi; (h) doktor muda
yang konsens terhadap penelitian; (i) ada dana dari PGSM, dana
Sardik, dana SPL; (j) laboran paling senior; (k) punya alat AAS; (l)
KIT seperangkat alat untuk SMA, SMP.
d. Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam
pelaksanaan
1) Mengembangkan penelitian
2) Pelatihan interpretasi alat-alat canggih
3) Memiliki alat-alat canggih
4) Mengembangkan unit layanan masyarakat bidang Kimia Organik
5) Penggunaan dana Sardik dan SPL untuk laboratorium
6) Merevisi petunjuk praktikum
7) Mengembangkan teknik / metode praktikum
8) Mengganti zat lain bila saat praktikum zatnya tidak ada
9) Mengubah struktur organisasi laboratorium, bahwa satu kepala
laboratorium membawahi satu laboratorium
112
10) Menambahkan Lab. Kimia Organik dengan laboratorium Biokimia,
laboratorium Pangan, laboratorium Mikrobiologi
11) Membongkar pintu penanggung jawab laboratorium.
12) Laboratorium Kimia idealnya ada satu Kepala Laboratorium, satu
teknisi, satu laboran dan dibantu asisten
13) Untuk yang sudah S2 diberi kesempatan Studi S3
14) Menemukan payung penelitian Laboratorium Kimia Organik
15) Membuat rencana gambar gedung Laboratorium Kimia pada
umumnya dan Laboratorium Kimia Organik pada khususnya
16) Pelatihan instrumen keselamatan kerja
17) Mengajukan proposal proyek A2
Dengan menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh
tersebut, diharapkan Laboratorium Kimia Organik tidak akan kolep,
tidak terbelenggu dan bisa menunjukkan pada rakyat, ini lho
Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.
d. Menetapkan waktu
Waktu lima tahun mendatang diharapkan Laboratorium Kimia
Organik baru bisa berkembang menjadi laboratorium yang repre-
sentatif. Namun mulai sekarang sudah dimulai dengan pengem-
bangannya. Pembuatan gambar rencana gedung diperkirakan semester
genap tahun 2005, tahun 2006 rencana membangun bengkel gelas.
Sebenarnya setiap tahun Laboratorium Kimia Organik mengalami
113
perubahan, namun belum begitu jelas. Lima tahun sebelumnya, dengan
sekarang baru kelihatan ada perubahan hanya belum optimal.
2. Pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES
Semarang
Berdasarkan paparan data mengenai pengorganisasian Laborato-
rium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang, dirumuskan temuan-
temuan penelitian sebagai berikut ini :
a. Mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu dilakukan untuk
mencapai tujuan
Kegiatan dalam jangka pendek terutama (a) inventarisasi alat
dan bahan, mengenai pengadaan, penataan, penyimpanan dan kompo-
nen keselamatan kerja; (b) kegiatan praktikum secara rutin, (c) peneli-
tian dosen maupun mahasiswa, (d) tugas akhir mahasiswa dan (e)
layanan masyarakat.
b. Mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan
Sementara ini menggunakan fasilitas Kelompk Bidang studi
(KBK) untuk bidang Kimia Organik. Jenis-jenis pekerjaan tersebut adalah
(a) mengelola laboratorium, (b) menginventarisasi laboratorium, (c)
membimbing praktikum, (d) melayani kebutuhan kegiatan laboratorium.
c. Menyusun struktur organisasi
Ditegaskan bahwa Kepala Laboratorium membawahi enam
laboratorium ini sangat tidak efektif. Organisasi yang ada di Laborato-
114
rium Kimia Organik hanyalah merupakan unsur suatu organisasi.
Adanya hanya Kepala Laboratorium, Penanggung Jawab laboratorium,
dan teknisi merangkap laboran.
Memang perlu ngaca pada perguruan tinggi yang lebih maju,
untuk menentukan Laboratorium Kimia Organik yang mana yang
cocok Kepala Laboratorium diharapkan spesifik, yaitu kepala Labo-
ratorium Kimia Organik. Sehingga akan malu apabila laboratoriumnya
tertinggal dengan laboratorium yang lain. Kalau Kepala Laboratorium
Kimia dipegang orang yang ahli di bidang Kimia Organik mestinya
pengembangannya akan lebih lancar bila dibandingkan dipegang yang
ahli di bidang lain.
d. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab
Penanggung jawab laboratorium kewenangannya melakukan
perencanaan, melakukan usulan-usulan, pembenahan termasuk
mengontrol kegiatan yang ada di laboratorium. Teknisi menangani
yang terkait dengan fasilitas. Laboran membantu setiap kali
praktikumnya. Wewenang dan tanggung jawab dosen praktikum
bertanggung jawab pelaksanaan praktikum. Asisten mahasiswa
membantu dosen, teknisi, laboran dalam pelaksanaan praktikum.
Wewenang dan tanggung jawab dicantumkan pada job
deskripsi berikut ini :
Job Diskripsi Kepala Laboratorium : 1. Merencanakan dan mengadakan alat dan bahan untuk
kegiatan praktikum sesuai usulan dari Penanggungjawab laboratorium, laboran dan teknisi.
115
2. Merencanakan dan mengadakan alat dan bahan untuk kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat se-suai usulan dari Penanggungjawab laboratorium, laboran dan teknisi.
3. Mengatur dan melaporkan administrasi keuangan peng-gunaan dana. DIK, DIKS, Sardik/BOP, dan sumber dana lain dari masyarakat dan pengguna laboratorium untuk kelancaran Kegiatan praktikum, penelitian, pemeliharaan dan pengembangan laboratorium.
4. Menginventarisasi alat dan bahan di laboratorium. 5. Melaksanakan perbaikan dan pemeliharaan fasilitas dan alat
di laboratorium. 6. Mengembangkan tim layanan masyarakat untuk kemajuan
laboratorium dan kesejahteraan staf laboratorium. 7. Mewakili Ketua jurusan jika berhalangan dalam tugas yang
menyangkut pengembangan fasilitas, dan keuangan. 8. Memfasilitasi pengembangan KBK dan mengembangkan
kedasama dengan pihak luar untuk pemenfaatan dan peningkatan fasilitas laboratorium.
Job Diskripsi Penanggungjawab Laboratorium: 1. Membantu kalab dalam hal merencanakan program keda
laboratorium 2. Merencanakan dan mengelola kebutuhan dan penggunaan
bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian 3. Merencanakan dan mengelola kegiatan praktikurn dan
penelitian mahasiswa, termasuk merekrut asisten labora-torium
4. Mendata kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian
5. Mengusulkan kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum dan penelitian
6. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan prakti-kum dan penelitian mahasiswa
7. Memonitor dan mengevaluasi keda dosen praktikum, tek-nisi, laboran, dan asisten
8. Melaporkan kondisi laboratorium kepada kalab Job Diskripsi Dosen praktikum: 1. Membantu penanggungjawab laboratorium dalam merenca-
nakan kebutuhan bahan dan alat, serta kegiatan praktikum 2. Merencanakan dan mengatur pelaksanaan praktikum secara
teratur 3. Melakukan pretes praktikum bersama asisten 4. Memantau dan mengevaluasi kegiatan praktikum 5. Melaksanakan kegiatan responsi praktikum.
116
6. Memantau kerja asisten laboratorium Job Diskripsi Teknisi/laboran: 1. Membantu kerja penanggungjawab laboratorium secara
teknis 2. Mendata kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan prakti-
kum dan penelitian 3. Mengusulkan kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan
praktikum dan penelitian kepada penanggungjawab labora-torium atau kalab
4. Membantu dosen praktikum dalam menyiapkan pelaksa-naan kegiatan praktikum
5. Membantu, dosen praktikum dalam pelaksanaan praktikum mahasiswa
6. Mendata dan mengatur penggunaan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum dan penelitian
7. Menjaga kebersihan dan keamanan laboratorium yang menjadi tanggungjawabnya
8. Melaporkan kebutuhan bahan dan alat praktikum dan penelitian kepada penanggungjawab laboratorium atau kalab
9. Melaporkan kondisi laboratorium masing-masing kepada penanggungjawab laboratorium atau kalab
Job Diskripsi Asisten Laboratorium: 1. Membantu dosen praktikum dan teknisi/laboran dalam
menyiapkan praktikum 2. Membantu dosen praktikum dalam pelaksanaan praktikum 3. Membantu dosen praktikum dalam penilaian kegiatan dan
laporan praktikum 4. Menjaga keamanan dan kebersihan laboratorium bersama
teknisi/laboran (D.02.KL.02-03)
e. Menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab
Untuk penanggung jawab laboratorium memang belum
sepenuhnya berperan serta optimal ya memang strukturnya.
Secara resmi belum ada kedudukannya masih semi formal.
Sedangkan job diskripsi untuk laboran dan teknisi masih menjadi satu,
padahal wewenang dan tanggung jawabnya berbeda.
117
f. Menyusun staf personel
Ada di tangan Kepala Laboratorium. Dari usulan Kepala
Laboratorium selanjutnya Ketua Jurusan yang mengambil keputusan.
Susunan personel bisa dilihat pada organisasi Laboratorium Kimia
Organik FMIPA-UNNES Semarang (halaman ....)
3. Penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES
Semarang
Berdasarkan paparan data mengenai penggerakan Laboratorium
Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang, dirumuskan temuan-temuan
penelitian sebagai berikut ini :
a. Memberi pengarahan dan perintah
Untuk penggerakan staf, penanggung jawab laboratorium tidak
memberi perintah tetapi lebih bersifat koordinatif. Omong-omong
dengan teknisi malah efektif. Disini sekaligus memberi pengarahan.
Hal ini dilakukan secara non formal yaitu seolah-olah Kepala
Laboratorium tidak mau diketahui orang kalau mau ke laboratorium
untuk memberi pengarahan.
Dalam memberi pengarahan maupun perintah sering dilakukan
secara non formal daripada formal dan dilakukan secara personal.
b. Memberikan motivasi
Laboratorium adalah jantungnya FMIPA jadi motivasinya
dengan mengembangkan laboratorium itu sendiri, jangan sampai
kolep.
118
Motivasi dengan berbagai cara misalnya memberi ruang, tempat,
kesempatan bagi dosen untuk kesehatan kerja di Laboratorium Kimia
Organik mau diberi susu, kacang hijau, itu semua tergantung Sumber
Daya Manusianya. Diharapkan mereka merasa memiliki, sehingga
sering berkiprah di Laboratorium Kimia Organik.
c. Mengadakan bimbingan dan pembinaan
Bimbingan dilakukan secara formal dan insidental. Secara
formal antara lain melaksanakan : seminar-seminar, pelatihan-pelati-
han, rapat-rapat. Bimbingan secara insidental sering dilakukan, karena
sewaktu-waktu dapat dilaksanakan. Pembinaan dilakukan dengan : stu-
di banding, magang, dan pengawasan praktikum.
Pembinaan dan bimbingan teknisi dan laboran sepenuhnya
tanggung jawab jurusan. Untuk tenaga dosen dan asisten di bawah
bimbingan kepala laboratorium.
Bimbingan belum dilaksanakan secara optimal, terbukti mash
sering terjadi kecelakaan saat dilaksanakan praktikum, penelitian atau
tugas akhir mahasiswa. Pembinaan juga, misalnya teknisi yang masih
dirangkap laboran dikirim pelatihan, tetapi seteah kembali ketrampi-
lannya tidak bisa dimanfaatkan karena belum punya bengkel.
d. Melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang
harmonis
Hal ini dilaksanakan dengan memperhatikan laboran atau
teknisi, memberikan saran-saran, menerima keluhan-keluhan, saat-saat
119
pertemuan mengutamakan iur pendapat. Selain itu dilaksanakan
bergantung Sumber Daya Manusianya.
Kalau memang merasa jadi bagian laboratorium, mestinya
banyak berkiprah di laboratorium.
Hubungan kerja harmonis-harmonis saja, hanya masih ada
beberapa yang belum klop, misalnya meletakkan alat di satu pihak
untuk keamanan dan di satu pihak untuk lebih mudah diberdayakan.
Koordinasi yang dilaksanakan juga belum optimal karena untuk
memfungsikan yang belum jelas kedudukannya juga mengalami
kesulitan. Namun demikian semua bisa saling menghormati.
4. Pengawasan Laboratorium Kimia Organik FPMIPA - UNNES
Berdasarkan paparan data mengenai pengawasan Laboratorium
Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang, dirumuskan temuan-temuan
penelitian sebagai berikut ini :
a. Mengadakan pengamatan kegiatan
Pengamatan kegiatan laboratorium setiap hari melalui papan
informasi, kartu kendali. Sesekali Kepala Laboratorium mengadakan
pengamatan terhadap praktikum, penelitian.
Ada lembar-lembar peraturan atau peringatan yang dipasang di
laboratorium, misalnya : “Kenalilah Logo Kemasan Bahan Kimia”.
Teknik kerja di laboratorium; aturan kerja di laboratorium; persiapan
kerja di laboratorium; penanggulangan keadaan darurat; penanganan
limbah; prosedur pelaksanaan penelitian di laboratorium; alur
120
penanganan analisis sampel. Terlihat papan informasi diletakkan
(digantung menutupi kaca) (gambar : CL:04 halaman 8) sehingga
menutupi pandangan.
Pengamatan belum dilaksanakan secara optimal. Untuk
praktikum masih baik pengamatan yang dilakukan Dosen Pengampu
maupun asisten sedangkan untuk tugas akhir, penelitian pengamatan
tidak begitu ketata, kadang-kadang mahasiswa melakukan sendiri tanpa
Dosen Pembimbing. Hal seperti ini yang kadang-kadang menimbulkan
kecelakaan. Walaupun sebetulnya sebelum melakukan penelitian sudah
diberi pengarahan terlebih dulu oleh Dosen Pembimbing.
b. Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana
Sementara ini antara yang diusulkan dengan pelaksanaannya
masih belum klop. Barangkali menyangkut masalah dana.
Masalah dana merupakan masalah utama. Kebijakan pusat ini
merupakan penyebab berikutnya.
c. Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan
Tindakan perbaikan antaralain meningkatkan sumber daya
manusia, pelatihan-pelatihan, studi banding, seminar-seminar,
penelitian-penelitian, tambahan ruang laboratorium, usulan alat-alat
dan bahan-bahan reorganisasi membangun bengkel gelas. Dosen yang
sudah pendidikan untuk melanjutkan ke S3. Sokur-sokur Guru Besar.
Meningkatkan pelayanan masyarakat, mengajukan proposal hibah A2.
konsultasi dengan atasan dalam hal ini UNNES.
121
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam bab ini dipaparkan pembahasan yang lebih mendalam mengenai fokus
penelitian yang dirumuskan pada bab pendahuluan, yaitu :
(1) perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang; (2)
pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang; (3)
penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang; (4)
pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang.
A. Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang
Menurut Handayaningrat (1988) perencanaan adalah proses berfikir
yang sistematis dalam menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan
dalam rangka mencapai tujuan. Sedangkan fungsi perencanaan meliputi
serangkaian keputusan yang berupa menentukan tujuan, kebijaksanaan,
membuat program, menentukan metode yang akan dicapai, dan prosedur serta
menyusun jadwal pelaksanaan.
Perencanaan Laboratorium Kimia Organik searah dengan apa yang
digariskan Handayaningrat (1988), yaitu menentukan tujuan. Kebijaksanaan
dilaksanakan bersama, atas dasar masukan berbagai pihak. Membuat program
kerja pengembangan laboratorium, dengan langkah pengumpulan data dengan
melakukan evaluasi diri dengan analisis SWOT. Demikian juga prosedur
122
pelaksanaan dengan menentukan alternatif yang ditempuh beserta jadwal
pelaksanaannya.
Terry (1997) perencanaan meliputi tindakan memilih dan
menggabungkan fakta-fakta dan membuat serta menggabungkan asumsi-
asumsi mengenai yang akan datang dalam memvisualisasikan serta
merumuskan aktivitas-aktivitas yang diusulkan dan dianggap perlu untuk
mencapai hasil-hasil yang diinginkan.
Kepala laboratorium menentukan perencanaan telah mengacu pada apa
yang telah digariskan Terry, yaitu menggabungkan fakta-fakta dari hasil
evaluasi diri dan memprediksi hambatan maupun dukungan serta menentukan
alternatif yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan.
6. Merumuskan tujuan yang akan dicapai
Dalam merumuskan tujuan yang akan dicapai sudah searah dengan
apa yang digariskan pada surat keputusan RI berikut ini :
Keputusan Mendiknas RI Nomor 225/0/2000: Statuta UNNES
Pasal 39 (1)
Laboratorium/Studio merupakan perangkat penunjang
pelaksanaan pendidikan pada jurusan dalam pendidikan akademik
dan profesional.
Dalam perencanaan pengembangan Laboratorium Kimia Organik
tidak dapat dipisahkan dengan laboratorium yang merupakan bagian dari
jurusan, pengembangannya mestinya harus searah dengan pengembangan
jurusan pada lingkup bidang studi. Jadi pada prinsipnya tujuan
123
Laboratorium Kimia Organik adalah untuk meningkatkan fungsi pelayanan
Laboratorium Kimia Organik dalam hal pengajaran, artinya praktikum dan
pengabdian masyarakat serta kegiatan-kegiatan mahasiswa Laboratorium
Kimia Organik betul-betul punya posisi yang strategis, dibutuhkan
masyarakat luar maupun di dalam kampus dan bisa menghasilkan
pemasukan dana untuk pendanaan kehidupan di Laboratorium Kimia
Organik.
Tujuan yang akan dicapai tersebut menurut Graves dalam Sarwoto
(1988 : 70) merupakan tingkatan dalam organisasi sebagai tingkat atas (top
level). Pada tingkat ini perencanaan lebih bersifat memimpin / directive,
yaitu memberi petunjuk serta menggariskan dalam segala hal, baik
mengenai tujuan maupun caranya, jadi perencanaan sifatnya belum begitu
positif untuk segera dapat dilaksanakan.
7. Pengumpulan data yang diperlukan untuk membuat rencana
Setiap tahun dilaksanakan evaluasi diri sebagai dasar untuk
menentukan arah pengembangan program-program yang akan
dilaksanakan pada tahun berikutnya. Evaluasi diri yang menyangkut aspek
sarana prasarana juga kegiatannya, perkuliahan maupun penelitian yang
sudah dilaksanakan. Kemudian juga menyangkut sumber daya manusia.
Kemudian fasilitas-fasilitas pendukung sarana dan prasarana dikumpulkan
berdasarkan data yang ada. Informasi-informasi dosen dan laboran, teknisi
laboratorium, mana yang harus dipertahankan, mana yang perlu perbaikan
dan bagian mana yang harus ditingkatkan dan dihilangkan.
124
Baru sekarang ini dimunculkan untuk pengembangan laboratorium
dengan melaksanakan evaluasi diri. Kemarin-kemarin sudah hanya belum
seserius sekarang ini, seperti yang dituturkan Kepala Laboratorium bahwa :
Waktu itu Laboratorium Kimia Organik kerjanya tidak begitu banyak, dan kelihatannya sudah cukup. Tetapi begitu penelitian berkembang ternyata Laboratorium Kimia Organik hanya segini tok.
Apalagi setelah Dr. Supartono masuk karena sudah menyelesaikan program S3nya, kelihatannya ingin mengem-bangkan Laboratorium Kimia Organik melalui pemberdayaan. (W.12.KL.03.25-28)
Menurut Ratnaningsih, Emy (2004) bahwa konsep dasar model
evaluasi diri yang penggunaannya cukup adalah modul pencapaian sasaran
atau congruency model. Pada dasarnya model ini adalah proses
kuantifikasi (pengukuran secara kuantitatif) dengan membandingkan
prestasi yang telah dicapai terhadap tujuan yang telah diinginkan.
Kelemahan model ini adalah kesulitan untuk mengukur secara tepat
dampak dari pelaksanaan suatu proses pengembangan. Sebagai manifestasi
dari asumsi konsep dasar evaluasi diri, maka evaluasi diri yang
dilaksanakan di Laboratorium Kimia Organik, kelemahannya memang
sulit apabila mengukur antara pelaksanaan dan rencana. Yang dapat
dilakukan adalah membandingkan antara pelaksanaan dan rencana.
8. Menetapkan rencana dan memprediksi hambatan serta hal-hal yang
mendukung
Menurut Graves dalam Sarwoto (1988 : 70) bahwa rencana di
laboratorium tersebut merupakan tingkat menengah (midle level). Pada
125
tingkat ini perencanaan lebih bersifat administrative (manajerial) yaitu
sudah lebih jelas menunjuk pada cara-cara bagaimana tujuan-tujuan dan
cara-cara yang telah digariskan dalam perencanaan yang bersifat directive
dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.
Pada prinsipnya pengembangan di laboratorium itu adalah
mengenai rencana sumber daya manusia, bahan-bahan, alat-alat juga
perawatannya. Ketua Jurusan sulit mencari teknisi yang bisa memperbaiki,
merawat alat-alat di laboratorium.
Walaupun teknisi sudah dikirim untuk pelatihan, tetapi setelah sampai di
tempat tidak ditunjang dengan peralatan dan bengkel yang ada, amat
disayangkan.
Hambatan pada manajemen yaitu selama laboratorium
dikembangkan berdasarkan Kelompok Bidang Keahlian (KBK) : Kimia
Dasar, Kimia Anorganik, Kimia Analitik, Alat Komputasi, PBM Kimia,
Kimia Organik Biokimia. Tetapi pada kenyataannya di UNNES ini satu
laboratorium hanya dipimpin oleh satu Kepala Laboratorium. Padahal
pengembangan laboratorium pada masa mendatang ini membutuhkan
pengembangan didasarkan pada kelompok keahlian pada bidang masing-
masing. Tetapi status UNNES masih menggariskan pada setiap jurusan.
Ini yang berbeda dari universitas-universitas yang lain.
Penghambat yang paling besar adalah dana. Kemudian kebijakan
dari pusat (UNNES), mungkin bukan karena beliau tidak paham
126
kebutuhan Laboratorium Kimia Organik tetapi mungkin karena hambatan
dana juga. Sebagaimana dituturkan Bapak Rektor pada saat Workshop
Lokakarya Kepala Laboratorium tahun 2004, yang menjadi kendala yang
paling besar adalah dana. Memang ini dilematis, bagaimana laboratorium
akan dihargai oleh rakyat, oleh orang sekitar kita, kalau kualitasnya begini.
Dengan mempertahankan label rakyat, sementara Laboratorium Kimia
Organik bisa dibilang kosong apa harus dipertahankan. Untuk sekarang
bisa tetapi untuk sepuluh tahun mendatang kalau Laboratorium Kimia
Organik tidak segera diberdayakan akan tenggelam atau barangkali gulung
tikar.
Pendukung yang pertama adalah sumber daya manusia, rata-rata
sudah S2 dan masih muda-muda. Seandainya mereka tidak diwadahi ya
eman-eman. Ada seorang Guru Besar emiritus yang dapat memberikan
bimbingan agar laboratorium tidak kolep justru akan berkembang.
Kemudian seorang sedang studi lanjut S3. Diharapkan segera selesai dan
dapat memperkuat kehidupan Laboratorium Kimia Organik. Hal ini
ditegaskan bahwa apa artinya memiliki alat-alat canggih kalau tidak
didukung SDM yang profesional dan berkemauan untuk mengembangkan
Laboratorium Kimia Organik.
9. Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam
pelaksanaannya
Graves dalam Sarwoto (1988 : 70) menyatakan rencana tingkat
bawah (bottom level) adalah tingkat dimana tiap-tiap anggota kelompok
127
lebih banyak mempunyai tugas menghasilkan, sehingga tugas itu lebih
bersifat operatif (operational) yaitu pekerjaan yang harus berakhir dengan
menghasilkan sesuatu yang konkrit. Maka sifat perencanaan pada tingkat
ini juga lebih bersifat operatif, yaitu bagaimana cara menjalankan sesuatu
agar dicapai hasil yang sebaik dan sebenar mungkin.
Beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaannya
adalah merupakan rencana tingkat bawah, yaitu lebih bersifat operatif
artinya bagaimana bertindak agar dicapai hasil sebaik mungkin.
Yang pertama perlu ditempuh adalah penelitian, dengan menulis proposal
terutama penelitian murni, atau pendidikan yang ada kaitannya dengan
kegiatan Laboratorium Kimia Organik. Artinya semakin rame fasilitasnya,
semakin baik lingkungan Laboratorium Kimia Organik. Mulai tahun ini
atau paling tidak tahun 2006 terlaksana. Mengusulkan hibah kompetitif
A2, konsultasi dengan atasan dalam hal ini UNNES untuk pengembangan
Laboratorium Kimia Organik.
10. Menetapkan waktu
Pengembangan Laboratorium Kimia Organik dicapai secara maksimal,
diharapkan lima tahun mendatang. Hal tersebut dilakukan bertahap, tahap
jangka pendek (1 – 2 tahun), jangka menengah (5 tahun), dan jangka pan-
jang (20 tahun). Untuk jangka waktu lima tahun mendatang Laboratorium
Kimia Organik diharapkan mengalami pengembangan cepat.
128
B. Pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES
Semarang
6. Mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu dilakukan untuk
mencapai tujuan
Identifikasi pekerjaan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yaitu
inventarisasi alat dan bahan, pengadaan manual, pemenuhan alat untuk
praktikum, penataan alat, penyimpanan alat, keselamatan kerja, kegiatan
praktikum, penelitian dosen maupun mahasiswa, tugas akhir mahasiswa,
layanan masyarakat. Belum terlihat identifikasi pengelolaan dana khusus
Laboratorium Kimia Organik termasuk dana layanan masyarakat.
Sedangkan Winardi (2000) mengatakan pengorganisasian adalah
suatu proses di mana suatu pekerjaan yang ada dibagi atas komponen-
komponen yang dapat ditangani dan aktivitas untuk mengkoordinasikan
hasil-hasil yang dicapai untuk mencapai tujuan. Apa yang dikatakan
Winardi ini merupakan dasar dalam mengidentifikasi kegiatan untuk
mencapai tujuan.
7. Mengelompokkan jenis pekerjaan
Selama ini untuk jenis-jenis pekerjaan yang menyangkut
Laboratorium Kimia Organik menggunakan fasilitas Kelompok Bidang
Keahlian, bidang Kimia Organik. Mengidentifikasi pekerjaan yang akan
dilakukan Kepala Laboratorium, Ketua Jurusan, Penanggung Jawab Labo-
ratorium, Dosen Pengampu Praktikum, Teknisi, Laboran. Layanan Masya-
129
rakat apa yang harus dilakukan. Karena layanan masyarakat merupakan
sumber pendanaan maka perlu pengelolaan khusus layanan masyarakat
untuk Laboratorium Kimia Organik. Hal ini perlu identifikasi pekerjaan
layanan masyarakat bidang Kimia Organik untuk pengembangan Labora-
torium Kimia Organik.
Pengorganisasian adalah suatu proses untuk menentukan,
mengelompokkan tugas, dan pengaturan secara bersama, aktivitas untuk
mencapai tujuan, menentukan orang-orang yang akan melakukan aktivitas,
menyediakan alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang dapat
didelegasikan kepada setiap individu yang akan melaksanakan aktivitas
tersebut (Hasibuan, 1990).
8. Menyusun struktur organisasi
Struktur organisasi dirasa idealnya kalau mau berkembang dengan
baik mestinya satu laboratorium itu ada satu teknisi, satu laboran dan
kemudian dibantu oleh asisten Kimia Organik. Dan satu laboratorium
dikepalai oleh kepala laboratorium yang hanya membawahi satu labora-
torium. Kemudian tidak ada penanggung jawab laboratorium, jadi yang
ada Kepala Laboratorium Kimia Organik.
Struktur organisasi laboratorium menurut Tim Supervisi Ditjen
Dikti, 2002 bahwa susunan organisasi laboratorium terdiri atas Kepala
Laboratorium dibantu oleh teknisi dan asisten dibantu oleh tenaga laboran,
130
jadi tidak ada penanggung jawab laboratorium. Kepala laboratorium
langsung bertanggung jawab pada laboratorium.
Kenyataan yang sekarang satu Kepala Laboratorium membawahi
enam laboratorium dan masing-masing dibantu satu penanggung jawab
laboratorium. Hal itu kurang sehat atau kurang efektif. Apalagi teknisi
merangkap laboran. Jadi struktur organisasi Laboratorium Kimia Organik
hanyalah merupakan unsur organisasi.
Dikemukakan oleh Foster yang dikutip oleh Moekijat (1992 : 2)
bahwa tidak tersedianya tenaga kerja dari jenis apapun akan membuat
bagian itu tidak mampu melaksanakan hal yang sebenarnya mungkin
dilaksanakan. Dengan tidak adanya teknisi di Laboratorium Kimia Organik
membuat Laboratorium Kimia Organik tidak mampu melaksanakan per-
baikan alat-alat, instrumen. Apalagi belum ada bengkel gelas. Dengan
belum ada Kepala Laboratorium Kimia Organik dan Penanggung Jawab
Laboratorium Kimia Organik kedudukannya masih semi formal, maka hal
ini akan menghambat kemajuan Laboratorium Kimia Organik.
9. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-masing petugas
Wewenang dan tanggung jawab Kepala Laboratorium, teknisi dan statuta
memang secara struktural ada. Tetapi kalau penanggung jawab labora-
torium ini semi formal. Memang ada surat tugas dari dekan, sehingga
untuk mengkoordinasi peran serta penanggung jawab laboratorium belum
optimal. Diharapkan dengan pengembangan Laboratorium Kimia Organik
131
maka laboratorium tertata sehingga fungsi penanggung jawab laboratorium
benar-benar sebagai Kepala Laboratorium, diperkirakan dalam waktu dua
tahun kemudian dapat terealisasi.
10. Menetapkan jalur wewenang dan tanggung jawab
Untuk merumuskan dan menetapkan wewenang dan tanggung jawab
organisasi laboratorium sepenuhnya di tangan Ketua Jurusan dari usulan
Kepala Laboratorium. Dengan kondisi penanggung jawab laboratorium
sekarang ini, kelihatan belum begitu mantap dalam melaksanakan
wewenang maupun tanggung jawabnya.
C. Penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang
Penggerakan adalah fungsi manajemen yang paling penting dan domi-
nan dalam proses manejemen. Penggerakan amat rumit dan kompleks
karenanya sangat sulit diterapkan apabila karyawan tidak dapat dikuasai
sepenuhnya, dan suatu organisasi tanpa penggerakan tidak ada output yang
konkrit. Terry (1998 : 313) penggerakan merupakan usaha untuk meng-
gerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa supaya mereka ber-
keinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan tersebut
oleh karena para anggota itu ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
5. Memberikan pengarahan dan perintah
Handoko (1991 : 25) memberikan istilah, menggerakkan adalah
pengarahan dan oleh Handoko mengartikan pengarahan adalah untuk
132
membuat para karyawan melakukan apa yang diinginkan dan harus
mereka lakukan. Beberapa komponen penggerakan yang perlu dipahami
adalah motivasi, komunikasi, kepemimpinan dan pengawasan.
Kepala Laboratorium maupun penanggung jawab laboratorium
memberikan pengarahan senang melakukannya secara formal atau tidak
formal atau dalam keaadaan insidental. Sedang secara formal dilakukan
empat kali dalam satu semester.
Penanggung jawab laboratorium dalam penggerakan yang dilakukan
bukannya memberikan perintah tetapi koordinatif. Misalnya koordinasi
dengan para tenaga yang ada di laboratorium, apakah itu dosen, asisten
atau laboran bersama-sama melakukan inventarisasi alat-alat dan zat-zat
yang diperlukan.
Dosen pengampu praktikum dan teknisi maupun laboran bekerja seperti
apa yang dilakukan seniornya, dalam hal ini kepala laboratorium ataupun
penanggung jawab laboratorium. Untuk itu perlu bekal kemampuan
manajerial dalam manajemen Laboratorium Kimia Organik dalam mem-
berikan pengarahan maupun perintah. Dalam memberikan pengarahan dan
perintah peran kepemimpinan sangat penting. Kepemimpinan juga dapat
dikatakan suatu usaha mempengaruhi orang antar perorangan
(interpersonal) lewat proses komunikasi untuk mencapai sesuatu atau
beberapa tujuan Gibson (1990 : 263).
133
6. Memberikan motivasi
Menurut Prunarka (dalam Sedamaryanti, 1999 : 79) bahwa
pendayagunaan mengandung makna : (1) Menekankan kepada memberi-
kan atau mengalihkan sebagian kekuasaan kepada masyarakat, organisasi
atau individu agar menjadi lebih berdaya guna; (2) Menekankan
menstimulasi, mendorong dan memotivasi individu agar pendayagunaan
mempunyai kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan pilihan.
Motivasi ini didukung dengan keberadaan laboratorium yang
merupakan jantungnya jurusan Kimia. Jadi motivasinya dengan
mengembangkan Laboratorium Kimia Organik jangan sampai kolep.
Laboratorium Kimia Organik harus lebih baik di masa mendatang,
kondisinya masih memerlukan bantuan, baik dari fakultas atau tingkat
Universitas.
Pada bagian lain Siagian (1991) mengatakan penggerakan adalah
keseluruhan proses dalam memberikan dorongan kepada bawahan untuk
bekerja sehingga mereka mau bekerja secara ikhlas dalam rangka untuk
mencapai tujuan organisasi.
7. Memberikan bimbingan dan pembinaan
Secara organisatoris pembinaan dan bimbingan bagi teknisi
maupun laboran sepenuhnya tanggung jawab jurusan. Untuk tenaga dosen
dan asisten di bawah bimbingan laboratorium atau Kepala Laboratorium
Kimia Organik.
134
Blanchard dkk (1986 99) kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi aktivitas seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai
tujuan dalam situasi tertentu. Seseorang yang dapat mempengaruhi orang
lain dapat dikatakan sebagai pemimpin, dan orang yang dipengaruhi
adalah pengikut.
Dalam memberikan bimbingan Ketua Jurusan harus bisa
mempengaruhi laboran maupun teknisi, demikian juga Kepala Labora-
torium harus bisa mempengaruhi dosen maupun asisten untuk mencapai
tujuan.
Sementara itu penanggung jawab laboratorium hanya bertanggung
jawab pada kondisi atau kegiatan akademiknya saja. Misalnya kegiatan
praktkum apa yang diperlukan.
Bimbingan secara formal antara lain seminar-seminar, pelatihan-
pelatihan, rapat-rapat. Sedangkan pembinaan dilakukan dengan studi
banding, magang. Bimbingan dan pembinaan tersebut merupakan pening-
katan kemampuan dosen maupun karyawan. Bimbingan melalui pelatihan-
pelatihan belum begitu optimal pemanfaatannya.
8. Melaksanakan koordinasi dan menciptakan hubungan kerja yang
harmonis
Komunikasi adalah proses pencapaian pesan antara komunikan dan
komunikator. Dalam penyampaian pesan itu ada hal-hal yang harus
diperhatikan antara lain dengan menggunakan umpan balik, artinya
135
komunikasi tersebut mestinya dua arah. Komunikasi dua arah ini
memungkinkan proses komunikasi berjalan lebih efektif.
Hal ini dilakukan dengan cara pertemuan-pertemuan, iur pendapat,
saling berkoordinasi dalam kegiatan akademik, sampai saat ini hubungan
kerja harmonis-harmonis saja jadi semua berada pada posisi tanggung
jawab masing-masing.
Berhasilnya suatu usaha sangat ditentukan oleh orang-orang yang
berada di dalam organisasi, baik yang digerakkan maupun yang penggera-
kan. Suatu organisasi tidak akan berhasil apabila manusia-manusianya
tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan oleh usaha kerja-
sama tersebut (Musanef, 1994: 34).
Walaupun demikian itu semua tergantung pada Sumber Daya
Manusianya. Kalau kinerjanya tinggi, hanya karena ada Surat Keputusan
atau uang, kurang merasa jadi bagian dari laboratorium tentunya dalam
melaksanakan koordinasi kurang bersemangat, dengan demikian hubungan
kerjapun kurang harmonis. Hubungan kerja di Laboratorium Kimia Orga-
nik belum begitu harmonis karena masih terjadi hal-hal yang tidak
sependapat, tetapi dengan alasan yang sama benarnya, dan akhirnya saling
menghormati.
Gibson (1990) kelangsungan hidup organisasi erat hubungannya
dengan kemampuan pemimpin untuk menerima, mengirim dan bertindak
atas dasar informasi. Dari pendapat tersebut dapat digambarkan bahwa
136
komunikasi sebagai suatu landasan organisasi dapat berlangsung secara
efektif, dengan demikian hubungan kerjapun jadi harmonis.
D. Pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA-UNNES Semarang
3. Mengadakan pengamatan kegiatan
Pengertian pengawasan pada umumnya oleh Siagian dalam
Subagio (2000 : 175) adalah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh
kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang
dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Pengamatan terhadap kegiatan-kegiatan di Laboratorium Kimia
Organik dengan melihat pada papan informasi. Untuk kegiatan praktikum
mahasiswa dengan kartu kendali. Kenyataan dosen dalam melakukan
pengamatan kegiatan praktikum sering dilibatkan dengan koreksi
persiapan praktikum mahasiswa sehingga pengamatan yang dilakukan
belum maksimal. Asisten mahasiswa juga kurang berani atau kurang
mampu memberikan bimbingan selama kegiatan praktikum. Laboran
enggan memberikan keterangan pada mahasiswa bila zat tidak ada, atau
paling tidak lapor pada dosen, sehingga kadang-kadang mahasiswa tidak
puas dan akhirnya mengerjakan semaunya.
Handoko (1991:25) mendefinisikan pengawasan adalah penemuan
dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah
dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
137
Untuk itu diterapkan cara dengan memancangkan rambu-rambu
keselamatan kerja yang terdiri : teknik, aturan, persiapan kerja di labora-
torium; prosedur penelitian, analisis sampel serta mengenali logo bahan
kimia; penanganan limbah; penanggulangan keadaan darurat.
4. Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana
Albert Bandura (dalam Warella, 1995: 38) menyatakan bahwa
manajer dapat memberdayakan karyawan dengan mempengaruhi empat
faktor sebagai berikut : (a) Meaning: pemberian arti terhadap pekerjaan, di
mana bawahan melihat kerja mereka sebagai sesuatu yang sangat berarti
dan mengganggapnya sebagai sesuatu yang penting. (b) Competence:
karyawan mampu melaksanakan semua pekerjaan yang harus diselesaikan.
(c) Self Determination: karyawan mempunyai otonomi yang berarti,
demikian juga kebebasan dan ketidaktergantungan serta dapat
menggunakan inisiatif pribadi dalam melaksanakan tugas. (d) Impact: ini
mengacu pada perasaan bahwa seseorang dapat mempengaruhi serta
pengawasan hal-hal yang terjadi di lingkungan kerjanya.
Untuk mengukur barangkali terlalu kuantitatif. Antara yang
diusulkan dengan pelaksanaannya memang belum klop baik itu usulan,
alat maupun zat. Hal ini disebabkan karena dana yang terbatas, namun
mestinya kan ada skala prioritas. Itulah institusi negeri yang kalau hanya
mengandalkan dana dari pemerintah. Kalau begini memang sepertinya
Laboratorium Kimia Organik terbelenggu. Tidak ada teknisi, sehingga
138
penataan laboratorium masih terlihat adanya zat-zat yang disimpan di
lemari asam.
Beda misalnya masing-masing laboratorium diberi otonomi
manajemen. Laboratorium Kimia Organik akan mempunyai spesifikasi
sendiri, dan mudah untuk pengembangannya.
Belum terlihat jelas inisiatif dosen, asisten, laboran / teknisi untuk
peningkatan pelaksanaan tugas. Walaupun sudah mulai dilakukan penelitian-
penelitian tentang teknik atau metode praktikum yang dilaksanakan dosen
untuk peningkatan praktikum.
5. Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikannya
Manajemen Laboratorium Kimia Organik dapat ditingkatkan
dengan tindakan sebagai berikut :
a. Dana perlu ditingkatkan dari UNNES maupun Dikti, Sardik dan SPL,
terutama dari layanan masyarakat.
b. Perubahan struktur organisasi laboratorium. Kepala Laboratorium
membawahi satu laboratorium. Tidak ada Penanggung Jawab
Laboratorium tetapi Kepala Laboratorium Kimia Organik.
c. Memperlakukan dosen, asisten, teknisi/laboran melaksanakan tugas
masing-masing sesuai job deskripsi, dan mengindakan peraturan-
peraturan Laboratorium Kimia Organik yang ada.
d. Mengembangkan Laboratorium Kimia Organik dengan menambahkan
Laboratorium Biokimia, Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium
139
Pangan, Workshop, walaupun dalam waktu dekat belum bisa
dilaksanakan.
e. Peningkatan penelitian dosen dan hibah kompetitif A2, bimbingan
mahasiswa dalam kegiatan praktikum.
f. Penciptaan iklim laboratorium yang kondusif, termasuk pembenahan
pintu laboratorium yang tidak benar, penambahan kursi dan meja
Penanggung Jawab Laboratorium yang memadai untuk melakukan
kegiatan.
g. Peningkatan pelayanan masyarakat
(a) penataan arsip layanan analisis sampel; (b) penentuan tarip standar
layanan analisis; (c) perencanaan strategis layanan masyarakat
(pengembangan usaha dan penambahan bahan-bahan dan
instrumentasi); (d) promosi layanan analisis ke laboratorium perguruan
tinggi lain (pembuatan leaflet / brosur).
Peningkatan pelayanan masyarakat ini merupakan sumber dana besar
bagi manajemen Laboratorium Kimia Organik.
h. Merekrut teknisi atau laboran yang berkualifikasi sesuai dengan bidang
keahliannya.
140
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan
Sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian maka temuan hasil
penelitian ini dapat disimpulkan menjadi empat yaitu yang berkaitan dengan :
(1) perencanaan, (2) pengorganisasian, (3) penggerakan dan (4) pengawasan.
1. Perencanaan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES Semarang
Tujuan untuk meningkatkan fungsi pelayanan Laboratorium Kimia
Organik, punya posisi yang strategis dibutuhkan masyarakat luar maupun
di dalam kampus.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan melaksanakan evaluasi
diri dan analisis SWOT, yaitu untuk mengetahui kekuatan, hambatan,
peluang dan ancaman. Mengembangkan manajemen Laboratorium Kimia
Organik.
Hambatan : (1) struktur organisasi satu Kepala Laboratorium
membawahi 6 laboratorium; (2) belum memiliki alat canggih; (3) letak
laboratorium yang jauh dari kantor; (4) tidak punya teknisi; (5) jumlah
mahasiswa melebihi kapasitas laboratorium; (6) satu asisten membimbing
30 – 35 mahasiswa; (7) praktikum dilaksanakan dalam kelompok besar, 4-
5 mahasiswa per kelompok; (8) kegiatan laboratorium padat; (9) dana
terbatas; (10) kebijakan pusat belum mendukung; (11) petunjuk praktikum
yang konvensional.
141
Dukungan : (1) SDM rata-rata S2; (2) ada asisten mahasiswa; (3)
dana layanan masyarakat, SARDIK, SPL, SP4.
Beberapa alternatif yang akan ditempuh antara lain (1) menjalin
kerjasama; (2) meningkatkan penelitian; (3) meningkatkan pelayanan
masyarakat, misal jamu tradisional; (4) memanfaatkan sebaik-baiknya
dana Sardik, SPL; (5) mengembangkan metode atau teknik praktikum; (6)
mengembangkan laboratorium dengan penambahan Lab. Biokimia, Lab.
Pangan, Lab. Mikrobiologi; (7) saat praktikum dengan tidak adanya zat
dapat diganti yang lain yang ada; (8) reorganisasi.
Dimulai tahun 2005 ke depan dapat dilaksanakan. Diprediksi lima
tahun terealisasi semua.
2. Pengorganisasian Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES
Semarang
Identifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu dilakukan untuk
mencapai tujuan mencakup : nama alat dan bahan, macam kegiatan labora-
torium : penelitian, praktikum dan pelayanan masyarakat. Selanjutnya
dikelompokkan ke dalam pekerjaan inventarisasi alat, inventarisasi bahan,
dan inventarisasi kegiatan laboratorium.
Organisasi di Laboratorium Kimia Organik hanya terdiri Kepala
Laboratorium, teknisi dan laboran. Penanggung jawab laboratorium hanya
melaksanakan agar kegiatan laboratorium bisa berjalan.
142
Wewenang dan tanggung jawab personel Laboratorium Kimia
Organik, yaitu : Kepala Laboratorium merupakan koordinator laborato-
rium, Penanggung jawab laboratorium bertanggung jawab pelaksanaan
praktikum, Asisten mahasiswa membantu dosen, teknisi, laboran dalam
pelaksanaan praktikum, Teknisi menangani yang terkiat dengan fasilitas,
Laboran membantu setiap kali praktikum.
3. Penggerakan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES
Semarang
Pengarahan dilakukan setiap semester empat kali, dua kali
dilakukan pada awal dan dua kali pada akhir semester. Perintah ini
dilakukan dengan melakukan saling koordinasi antara Kepala
Laboratorium, Penanggung Jawab Laboratorium, Dosen Pengampu
Praktikum, Laboran, Teknisi dan Asisten Mahasiswa.
Laboratorium Kimia Organik merupakan jantungnya jurusan
Kimia, kalau jantungnya kropos gimana mau sehat. Untuk itu motivasinya
adalah mengembangkan jangan sampai Laboratorium Kimia Organik
kolep.
Pengembangan dengan melakukan pembinaan yaitu mengikut
sertakan laboran dalam penelitian dosen, penelitian dari Dikti, mengirim
laboran dan teknisi ke UPI, ITP, Balai Kesehatan, pelatihan instrumentasi
keselamatan kerja, seminar-seminar, rapat-rapat, dan studi banding.
Selanjutnya dilaksanakan bimbingan kegiatan penelitian, kegiatan
praktikum dan kegiatan pelayanan masyarakat.
143
Untuk menciptakan hubungan kerja yang harmonis yaitu dengan
melaksanakan komunikasi dengan laboran, memperhatikan kesejahtera-
annya, memberi saran-saran, mendengarkan keluhan-keluhan, kerja sama
antar Kepala Laboratorium, PJL, Dosen Pengampu, Asisten, Laboran,
Teknisi, dan saling iur pendapat.
Namun itu semua bergantung pada sumber daya manusianya, kalau
kinerjanya tinggi asal ada SK atau uang ya tidak dipaksakan. Koordinasi
dan hubungan kerja akan harmonis bila memang semua merasa jadi bagian
dari Laboratorium Kimia Organik.
4. Pengawasan Laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES
Semarang
Ketua Jurusan sesekali melaksanakan pengamatan kegiatan
laboratorium. Kepala Laboratorium setiap hari menengok laboratorium
terkecuali kalau tugas di luar kota.
Dosen pengampu praktikum dalam melaksanakan pengamatan
masih kurang efektif, karena dengan mengerjakan atau koreksi persiapan
praktikum, sedangkan asisten yang hanya satu untuk mengamati 30 – 35
mahasiswa kurang mampu. Masih terlihat meja penuh buku dan tas yang
sebenarnya tidak digunakan.
Kemudian kecelakaan kecil, pemecahan alat gelas. Memang
kejadian-kejadian di Laboratorium Kimia Organik hal semacam itu sudah
biasa terjadi. Ini menunjukkan bahwa belum dilaksanakan tata tertib
bekerja di Laboratorium Kimia Organik secara optimal.
144
Alat yang digunakan untuk pengamatan yaitu dengan kartu
kendali, papan informasi. Kemudian peraturan-peraturan antara lain : (1)
kenalilah logo kemasan bahan kimia; (2) teknik kerja di laboratorium,
aturan kerja di laboratorium; (3) persiapan kerja di laboratorium; (4)
penanggulangan keadaan darurat; (5) penanganan limbah; (6) prosedur
pelaksanaan penelitian di Laboratorium Kimia Jurusan Kimia FMIPA-
UNNES Semarang; (7) alur penanganan analisis sampel. Walaupun
peraturan-peraturan itu sudah dijelaskan kadang-kadang masih
dilanggarnya.
Tulisan-tulisan besar yang dipasang di laboratorium untuk
membantu memperkecil kejadian-kejadian laboratorium yang tidak
diinginkan, antara lain : (a) jagalah kebersihan, keamanan, kerapian; (b)
dilarang membuang sampah / kotoran dalam bak air; (c) sebelum anda
pulang, tolong dicek lagi: listrik sudah dimatikan? Kompor gas sudah
dimatikan? Kran sudah dimatikan? Ingat ya, harga laboratorium mahal,
tapi harga nyawa lebih mahal lagi; (d) ingat selain petugas dilarang
menghidupkan atau mematikan alat water distillation ini; (e) ingat selain
petugas dilarang mengoperasikan alat ini.
Dengan tulisan-tulisan tersebut mash juga ada yang mengabaikan-
nya, bahkan atau sengaja tidak melakukannya. Misalnya saja selesai,
praktikum kran tidak dimatikan.
Sampai saat ini apa yang direncanakan untuk diusulkan,
realisasinya belum klop terutama mengenai zat maupun alat-alat.
145
Kemudian yang lainnya memang belum kelihatan, karena pelaksanaan
dijadwalkan dalam waktu lima tahun ke depan. Kemungkinan satu atau
dua tahun mendatang akan terlihat. Pelaksanaannya akan bertahap.
Sedangkan tindakan yang perlu dilakukan untuk perbaikan antara
lain : (1) mengusulkan adanya kebijakan dari Dikti mengenai perubahan
struktur organisasi; (2) mengusulkan adanya kebijakan UNNES untuk
mendukung dan membantu pengembangan Laboratorium Kimia Organik;
(3) peningkatan penelitian dosen, mengajukan hibah kompetitif A2; (4)
mengusulkan bantuan dana laboratorium dari SPL, Sardik diperbesar
dengan sendirinya dana untuk Laboratorium Kimia Organik akan lebih
besar pula. (5) merekrut laboran/teknisi sesuai dengan bidang keahliannya.
(6) peningkatan pelayanan masyarakat, (7) penciptaan ahli laboratorium
yang kondusif.
B. Saran Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini, maka dapat disarankan
hal-hal sebagai berikut : 1. Untuk UNNES, dengan memberikan umpan balik untuk perbaikan dan
pengembangan Laboratorium Kimia Organik FMIPA Semarang.
2. Untuk Ketua Jurusan : membuat rencana strategi pengembangan Labora-
torium Kimia Organik.
3. Untuk Kepala Laboratorium, mengusulkan lagi perubahan struktur orga-
nisasi Laboratorium Kimia Organik melalui workshop, lokakarya Kepala
Laboratorium kepada rektor. Sosialisasi manajemen Laboratorium Kimia
146
Organik untuk Penanggung Jawab Laboratorium, Dosen Pengampu
Praktikum, Laboran, Teknisi dan Asisten.
4. Untuk Penanggung Jawab Laboratorium, tetap berperan aktif dalam
pengembangan Laboratorium Kimia Organik, walaupun kedudukannya
semi formal.
5. Untuk Dosen Pengampu laboratorium, meningkatkan kegiatan bimbingan
praktikum dan perlu meningkatkan penelitian-penelitian tugas akhir dan
layanan masyarakat untuk pengembangan Laboratorium Kimia Organik.
6. Untuk Laboran dan Teknisi, peningkatan pelayanan kegiatan praktikum,
penelitian, tugas akhir mahasiswa, dan layanan masyarakat.
147
DAFTAR PUSTAKA
Blanchard, Kenneth, H. Harsey, P., 1986. Manajemen Perilaku Organisasi : Pemberdayaan Sumber Daya Manusia. Terjemahan Agus Dharma. Jakarta: Erlangga.
Bogdan, R.C & S.K Biklen, 1998. Qualitatur Research for Education : An Introduction to Theory and Methods. London : Allyn and Bacon, Inc.
Creswell, J.W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design
Choosing Among Five Tradition. London : Sage Publication.
Gasperz, Vincent. 1997. Manajemen Bisnis Total, Dalam Era Globalisasi. Jakarta: Gramedia.
Gibson, J.L., Ivansevich, J.M., Donelly, J.H., 1990. Organisasi dan Manajemen : Perilaku Struktur – Proses. Terjemahan Djoerban Wahid. Jakarta : Erlangga.
Hagemen, G., 1993. Motivasi Untuk Pembinaan Organisasi. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo.
Handoko, Hani. 1991. Manajemen. Edisi II. Yogyakarta : BPFE.
Hasibuan, M.S.P. 1990. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta : Gunung Agung.
Irawan Prasetya, Suciati, Wardani. 1997. Teori Belajar, Motivasi dan Ketrampilan Mengajar. Jakarta : PAU-PPAI Universitas Terbuka.
Jurusan Kimia. 2004. RENSTRA. Program Studi Kimia.
Kasmui, Widodo, A.T., Cahyono Edy. 2005. Master Plan 2004-2025. Rencana Strategi 5 Tahun Jurusan Kimia Semarang.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 225/0/2000 tentang Statuta Universitas Negeri Semarang.
Madyo Ekosusilo. 2003. Hasil Penelitian Kualitatif. Sukoharjo: Universitas Bantara Press.
Miles, M.B. & A.M Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi dan Mulyarto. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
148
Moleong J, Lexy. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Rosdakarya
Musanef. 1994. Manajemen Kepegawaian di Indonesia. Jakarta : Gunung Agung.
Nasution, S. 1998. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatis. Bandung: Tarsito.
Ratnaningsih, Emy. 2004. “Evaluasi Diri di Institusi Pendidikan Tinggi dalam Konteks Peningkatan Kualitas Belajar-Mengajar”. Makalah disajikan dalam Seminar Kimia dan Pendidikan Kimia, Jurusan Kimia FMIPA-UNNES Semarang. 9 Oktober.
Sarwoto. 1998. Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Surabaya : Ghalia Indonesia.
Siagian, S.P. 2000. Peranan Staf dalam Manajemen. Jakarta : Gunung Agung.
Sonhadji, K.H. Misi Strategi dan Kendala Penelitian Kualitatif. Makalah disampaikan dalam Lokakarya Penelitian Kualitatif Tingkat Lanjut Angkatan III, 24 Oktober 1994 s.d 29 Desember 1994. Pusat Penelitian IKIP Malang
Stoner, J.A.F. 1992. Manajemen II. Terjemahan Maulana, dkk. Jakarta : Erlangga.
Sutopo, 1988. Penelitian Kualitatif, Sebuah Pendekatan Interpretatif Bagi Pengkajian Proses dan Maksud Hubungan Antar Subyektif. Surakarta. Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP UNS.
Terry George. 1998. Pengantar Manajemen. Jakarta.
Tilaar, HAR. 2000. Paradigma Bau Pendidikan Nasional. Jakarta :
Penerbit Rineka Cipta.
Tim Supervisi. 2002. Manajemen Laboratorium, Administrasi Laboratorium, Pendanaan Laboratorium, Pelatihan Manajemen Laboratorium. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Peningkatan Manajemen Pendidikan Tinggi.
Tjiptono, Fandy dan Diana Anastasia. 2001. Total Quality Management. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Wahjosumidjo. 1994. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Winardi. 1982. Pengantar Ilmu Manajemen. Bandung : Penerbit Remaja.
Winardi. 2000. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta : Rineka Cipta.
149
Tabel : 1 Proyeksi Populasi dan Sumber Daya Jurusa Kimia 2005 - 2020
No. Jenis TS 2005-2010
2010-2015
2015-2020
2020-2025
1 Mahasiswa Kimia Terapan D3 (120) 120 240 240 P. Kimia S1 (289) (350) 350 350 350 Kimia S1 (181) (300) 300 300 300 P. Kimia S2 (P.
IPA) - (20) 30 30 40
Kimia S2 - - 20 30 30 P. Kimia S3 (P.
IPA) - - 5 8 10
2 Dosen S1 (2) (2) 2 5 5 S2 P. Kimia/IPA (1) (1) 3 3 5 S2 Kimia (5) (7) 25 10 12 S2 lain (2) (2) 6 6 4 S3 P. Kimia/IPA (2) 3 5 8 S3 Kimia (1) (1) 7 10 13 S3 lain - - 3 4 5 Guru Besar (2) (3) 6 8 103 Staf
Pendukung Laboran (1) (1) 10 10 10
Teknisi - (1) 10 10 104 Laboratorium R. Lab. Organik (216
W)(216 M2)
216 M2 216 M2 216 M2
R. Lab. Biokimia - (300 M2)
300 M2 300 M2 300 M2
R. Lab. Pangan - (216 M2)
216 M2 216 M2 216 M2
R. Kepala Laboratorium
(28 M2)
(28 M2) 28 M2 28 M2 28 M2
R. Penanggungjawab Lab.
(7x9 M2)
(7x9 M2)
7x9 M2 10x9 M2 10x9 M2
Ruang Workshop Alat/Media
- 216 M2 216 M2 216 M2 216 M2
5 Sarana Laboratorium
Instalasi Listrik:
- Genset - 1 1 1 1 - UPS 3 8 12 14 14 Instalasi Air tandon (+ filter) Lengkap Lengkap Lengkap Instalasi Pengolah
Limbah Bak Bak Standar Standar Standar
Perlengkapan Keselamatan Kerja
minim Lengkap Lengkap Lengkap Lenekap
150
No. Jenis TS 2005-2010
2010-2015
2015-2020
2020-2025
6 Alat Laboratorium
AAS 1 1 2 3 4
Spectrophotometer Computerized
- - 1 2 3
Spectrophotomel 2 3 3 5 5 Spectronic
Genesys1 2 2 4 6
GC - 1 1 2 2 GC MS - - 1 1 2 HPLC - - 1 1 1 IR - - 1 1 1 FTIR - - 1 1 1 NMR - - 1 1 17 Media
Pembelajaran OHP 8 10 9 9 9
LCD 3 5 5 6 6 Laptop 2 3 4 5 68 Penelitian Dana 1 j uta s/d 5 j
uta 15x5 10x5 5x5 5x5 5x5
Dana 5 i uta s/d 15 j uta
3x5 5x5 W 10x5 15x5
Dana 15 j uta s/d 3 0 j uta
3x5 10x5 12x5 15x5 17x5
> 30 juta 3 4 5 7 99 Pengabdian
Masyarakat Jumlah Judul 12x5 10x5 13x5 15x5 20x5
Jurnal 33 50 100 200 300 CD - 100 200 400 1000
10 Pendanaan Dana Masyarakat: 40% 45% 45% 43% 40% Dana Pemerintah: 32% 25% 20% 20% 20% Hibah: 25% 25% 25% 25% 25% Lainnya 3% 5% 10% 12% 15%
Sumber : Kasmui, 2005: 31 – 33. Keterangan : ( ) Menunjukkan proyeksi Laboratorium Kimia Organik. Hal ini dituturkan oleh Kepala Laboratorium bapak Drs. Kasmui, M.Si berdasarkan Master Plan 2005-2010 dan rencana 5 tahun jurusan kimia.
151
Tabel 2 Pengertian, Fungsi dan Kegiatan Manajemen
PERENCANAAN PENGORGANISASIAN PENGGERAKKAN PENGAWASAN
PENGERTIAN
Kegiatan menyusun keputusan dalam bentuk langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pelaksanaan
Pengaturan dan pembagian kerja sekelompok orang dalam bentuk kerjasama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien
Kegiatan mengarahkan orang agar sacara sadar dengan memanfaatkan fasilitas yang tersedia mau melaksanakan apa yang telah direncanakan
Kegiatan mengawasi dan mengontrol semua kegiatan agar tidak terjadi penyimpangan sesuai dengan program yang telah dibuat
FUNGSI
Sebagai: 1. Pedoman dalam
pelaksanaan 2. Pengarah dan
penuntun semua kegiatan
3. Pengendali semua kegiatan
4. Tolok ukur keberhasilan
Sebagai alat untuk:1. Mengidentifikasi
pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan
2. Membuat struktur organisasi
3. Menetapkan aturan hubungan kerja
4. Menentukan wewenang dan tanggung jawab
5. Mengatur usaha bersama
Sebagai alat untuk:1. Mempengaruhi orang lain
supaya mau melaksanakan rencana
2. Memberi kesempatan pada orang lain sesuai dengan kemampuannya
3. Memumpuk kesetiaan terhadap organisasi
4. Memelihara dan memupuk rasa tanggung jawab
Sebagai alat untuk :1. Mengontrol kegiatan agar
tidak menyimpang dari rencana
2. Mengukur tingkat keberhasilan usaha yang telah dilakukan
3. Mendinamisasi kegiatan organisasi
KEGIATAN
1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai
2. Mengumpulkan data yang diperlukan
1. Mengidentifikasi pekerjaan / kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan
2. Mengelompokkan jenis-jenis pekerjaan
1. Memberi pengarahan dan perintah
2. Memberikan motivasi 3. Mengadakan bimbingan dan
pembinaan 4. Melaksanakan koordinasi
1. Mengasakan pengamatan kegiatan.
2. Mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana.
152
untuk membuat rencana
3. Menetapkan perancanaan dan memprediksi hambatan serta hal-hal yang mendukung
4. Menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaan
5. Menetapkan waktu
3. Menyusun struktur organisasi
4. Merumuskan wewenang dan tanggung jawab masing-masing petugas
5. Menetapkan jalur wewenang dan tanggungjawab
6. Menyusun staf personil
dan menciptakan hubungan kerja yang harmonis
3. Mengambil tindakan yang perlu untuk perbaikan.
153
ORGANISASI LABORATORIUM KIMIA FMIPA UNNES TAHUN 2004
KEPALA LABORATORIUM
DRS. KASMUI, M.SI
TEKNISI WIDJI
BENDAHARA TEKNIS NUNI WIDIARTI, SPd
UNIT LAYANAN MASYARAKAT DRA. SRI HARYANI, M.SI
NUNI WIDIARTI
BENDAHARA MAHASISWA DRA. IDA IRYANI K.
SURATMAN BEJO
TEKNISIBASIRUN / RETNO
PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM LAB. KIMIA DASAR
DRA. SRI SUSILOGATI, M.SI
TEKNISI PARIYADI
PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM LAB. KIMIA FISIKA DRS. SIGIT P, M.SI
TEKNISI DRA. IDA IR
PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM LAB. KIMIA ANALITIK
DRA. SRI WARDANI, M.SI
PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM LAB. KIMIA ORGANIK DR. SUPARTONO, M.S
LAB. PBM DRA. SAPTORINI, M.SI
ANORGANIKDRS. WARLAN S, M.SI
154
KEPALA LABORATORIUM DRS.
TEKNISI WIDJI
BENDAHARA
TEKNIS UNIT LAYANAN
MASYARAKAT
BENDAHARA
MAHASISWA
SURATMAN BEJO
TEKNISIBASIRUN /
PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM
LAB. KIMIA DASAR
TEKNISI
PARIYADI
PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM
LAB. KIMIA FISIKA
TEKNISI DRA. IDA IR
PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM
LAB. KIMIA ANALITIK PENANGGUNG JAWAB LABORATORIUM
LAB. KIMIA ORGANIK
LAB. PBM
DRA. SAPTORINI, M.SI
ANORGANIKDRS. WARLAN S,
155
HASIL EVALUASI DIRI DAN ANALISIS SWOT LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
KEKUATAN
(STRENGHTH) KELEMAHAN (WEAKNESS)
PELUANG (OPPORTUNITY)
TANTANGAN (TREAT)
(1) Adanya kerja sama dengan pihak lain.
(2) Tersedianya unit layanan masyarakat.
(3) SDM rata-rata sudah S2.
(4) Ada asisten mahasiswa. (5) Banyak dosen
melakukan penelitian. (6) Ada interkom
terhubung langsung dengan jurusan.
(7) Petunjuk praktikum tersedia.
(8) Telah dilaksanakan pelatihan analisis instrumen.
(9) Pengelolaan uang laboratorium kimia yang terbuka dan
(1) Kepala Laboratorium membawahi enam laboratorium.
(2) Belum ada teknisi. (3) Alat dan bahan kimia terbatas. (4) Letak Laboratorium Kimia
Organik yang jauh dari kantor. (5) Kegiatan Laboratorium Kimia
Organik yang padat. (6) Setiap kelompok praktikum
jumlah rata-rata 5 mahasiswa masih jumlah besar.
(7) Keterbatasan dana. (8) Kebijakan pusat yang belum
mendukung. (9) Belum ada pengelolaan dana
khusus Laboratorium Kimia Organik.
(10) Belum ada Kepala Laboratorium Kimia Organik.
(1) Sebagian besar dosen berpendidikan S2, berpotensi untuk studi lanjut S3.
(2) Banyak tawaran wokshop pengelolaan dan ketrampilan laboratorium.
(3) Menambah laboratorium pangan, laboratorium biokimia, laboratorium mikrobiologi.
(4) Membenahi pintu penanggung jawab laboratorium.
(5) Mengusulkan asisten mahasiswa lebih dari satu untuk membimbing praktikum.
(6) Adanya tawaran program A2, penelitian, pengabdian
(1) Metode praktikum yang konvensional membuat mahasiswa bosan.
(2) Keterbatasan alat, bahan dan SDM yang belum memadai akan menghambat fungsi Laboratorium Kimia Organik yang representatif untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan di laboratorium.
156
aspiratif. (10) Doktor muda konsens
pada penelitian (11) Laboran senior cepat
pelayanannya (12) Membuat KIT untuk
SMA, SMP (13) Punya alat AAS (14) Dana PGSM, Sardik,
SPL
(11) Belum ada layanan masyarakat yang dikelola bidang Kimia Organik.
(12) Kondisi pintu laboratorium dan pintu penanggung jawab laboratorium yang mengganggu.
(13) Satu asisten mahasiswa membimbing sekitar 30-45 mahasiswa.
masyarakat. (7) Tersedianya lahan untuk
pengembangan Laboratorium Kimia Organik.
RANGKUMAN EVALUASI DIRI DAN ANALISIS SWOT JURUSAN KIMIA No Aspek Kekuatan Kelemahan Peluang Tantangan l Kemahasiswaan - Rasio jumlah
mahasiswa yang diterima terhadap jumlah peminat semakin kecil
- Tidak ada mahasiswa DO
- Kualitas input mahasiswa berdasar rata-rata NEM/ UAN meningkat
- Mahasiswa berprestasi dan LKTM
- Mahasiswa mampu mengadakan
- distribusi asal mahasiswa masih di sekitar Jawa Tengah
- kemampuan bahasa Inggris mahasiswa relatif rendah
- kualitas input mahasiswa semakin meningkat mempercepat perbaikan prestasi belajar
- jumlah lembaga pendidikan tinggi terus bertambah, memungkinkan penurunan kualitas dan kuantitas calon mahasiswa
157
No Aspek Kekuatan Kelemahan Peluang Tantangan Olimpiade kimia dan lomba karya tulis siswa SMA
2 Dosen dan tenaga pendukung
- 57,1 % staf berpendidikan S2, 8,2 % staf berpendidikan S3. Diantara staf yang berpendidikan S2 ada 4 % staf studi lanjut S3, dan 12,2 % studi lanjut S2, 8,2% staf guru besar.
- persentase kehadiran dosen dalam perkuliahan besar (91,75 %)
- beban SKS mengajar tiap dosen tidak terlalu besar (10,6 sks per semester)
- Rasio jumlah dosen terhadap jumlah mahasiswa memadai (1 : 9,6).
- banyak dosen terlibat dalam kegiatan penelitian
- banyak dosen terlibat dalam kegiatan pengabdian masyarakat
- sebagian besar staf yang telah berpendidikan S-31 dan bergelar guru besar mendekati usia pensiun
- kemampuan bahasa Inggris sebagian besar staf dosen relatif kurang
- penelitian dan pengabdian pada masyarakat dosen yang tingkat kompetisinya tinggi, kurang
- sedikitnya dosen yang studi lanjut S3 dan S2 kependidikan.
- publikasi ilmiah dosen di jurnal terakreditasi kurang
- Kualifikasi dan jumlah tenaga administrasi dan laboran kurang
- sebagian besar dosen muda berpendidikan S2, berpotensi untuk studi lanjut S3
- adanya berbagai tawaran studi lanjut, penelitian, dan pengabdian masyarakat jurusan dapat mengusulkan formasi tenaga administrasi dan laboran sesuai kebutuhan banyak tawaran workshop pengelolaan dan ketampilan laboratorium di berbagai instansi
- berkurangnya staf karena pensiun bila tidak ada regenerasi tepat waktu
- tingkat kompetisi tawaran penelitian dan pengabdian masyarakat semakin tinggi
- metode pembelajaran yang konvensional membuat mahasiswa bosan
158
No Aspek Kekuatan Kelemahan Peluang Tantangan 3 Kurikulum - telah dilaksanakan
revisi kurikulum menuju kurikulum berbasis kompetensi perguruan tinggi 70% matakuliah Prodi Pendidikan Kimia setara dengan Prodi Ilmu Kimia
- Karakteristik kurikulum masing-masing prodi telah dirumuskan
- belum dilakukan review kurikulum oleh ahli terkait dan stake holders
- belum diterapkan kurikulum secara nasional
- PIP universitas belum dirumuskan
- Pelaksanaan kurikulum belum, sepenuhnya berbasis kompetensi
- lulusan berkesempatan memperoleh gelar sarjana science lebih mudah disamping gelar sarjana pendidikan memungkinkan jurusan mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik prodi
- link and match
- kurikulum yang tidak relevan dengan kebutuhan pasar kerja menghasilkan lulusan tidak siap pakai kurikulum belum sejalan dengan kurikulum sekolah
4 Sarana dan prasarana
- jumlah ruang kuliah telah mencukupi
- jumlah ruang laboratorioum untuk kegiatan praktikum telah mencukupi
- telah ada ruang referensi jurusan
- 50 % ruang kuliah telah dilengkapi dengan OHP
- tersedia 3 buah LCD
- kurangnya media pembelajaran untuk latihan mengajar bagi mahasiswa
- jumlah dan jenis alat-alat untuk kegiatan praktikum belum mencukupi
- belum tersedianya jaringan komputer untuk mendukung perkuliahan komputasi Kimia
- kurangnya fasilitas komunikasi di Jurusan
- kurangnya buku dan jurnal terbitan terbaru di perpustakaan Jurusan Kimia
- tersedianya ruang untuk laboratium PBM
- ketertinggalan dibidang teknologi informasi
5 Pendanaan - meningkatnya sumber dana yang dikelola oleh Jurusan
- pengelolaan
- struktur sumber pendanaan Jurusan sebagaian besar berasal dari mahasiswa
- terbatasnya dana di Jurusan
- adanya tawaran program A2 - otonomi Jurusan memerlukan sustainabilitty pendanaan.
159
No Aspek Kekuatan Kelemahan Peluang Tantangan keuangan di Jurusan terbuka dan aspiratif
kurang mendukung pelaksanaan PBM yang optimal.
6 Tata Pamong - terciptanya organisasi dan manajemen internal yang semakin solid.
- terbentuk sajian pembelajaran yang bermutu
7 Pengelolaan program
- sistem distribusi beban kerja telah sesuai dengan bidang keahlian
- telah ada kerjasama dengan pihak luar.
- belum ada sistem evaluasi kinerja staf akademik
- belum tersedianya data base yang akurat untuk administrasi perkuliahan, akreditasi, evaluasi diri, dan akuntabilitas.
- jumlah dan kualitas staf administrasi kurang
- kualifikasi lulusan laboran belum sesuai kebutuhan
- adanya staf dosen yang berkemampuan mengembangkan sistem LAN
- otomasi dan komputerisasi layanan akademik di perguruan tinggi negeri dan swasta yang terkemuka
- beberapa perguruan tinggi telah melaksanakan proses pembelajaran internet
8 Proses pembelajaran
- persentase kehadiran dosen dan mahasiswa dalam perkuliahan besar
- semua mata acara praktikum setiap mata kuliah terlaksana sesuai target.
- petunjuk praktikum untuk semua mata acara praktikum tersedia
- Beberapa matakuliah telah disajikan
- rata-rata IPK mahasiswa 2,72 belum memenuhi tuntutan pasar kerja.
- terbatasnya jumlah handout dan buku terjemahan di perpustakaan Jurusan
- materi dan kegiatan praktikum kurang terintegrasi dengan matakuliah teori
- praktikum dilaksanakan dalam kelompok besar
- kurangnya kegiatan latihan mengajar sebelum mahasiswa melaksanakan kegiatan PPL
- proses pembelajaran yang tertib memungkinkan tercapainya prestasi akademik mahasiswa yang optimal.
- proses pembelajaran kurang produktif jika tidak didukung media pembelajaran dan teaching aids yang memadai.
160
No Aspek Kekuatan Kelemahan Peluang Tantangan dengan pengantar bahasa Inggris
- Telah dihasilkan beberapa CD pembelajaran interaktif dalam proses pembelajaran.
- rata-rata waktu penulisan skripsi relatif lama
- sistem pembimbingan skripsi kurang terprogram
- metode pembelajaran tidak didukung media interaktif
9 Suasana akademik
- telah dilaksanakan seminar nasional dan pelatihan analisis instrumen secara rutin
- mahasiswa berprestasi dalam LKTM tingkat wilayah.
- banyak dosen dan staf laboratorium terlibat dalam kegiatan kemahasiswaan
- Beberapa dosen telah melakukan Hibah Pengajaran, termasuk Hibah Pengajaran berbahasa Inggris
- Telah diterbitkan Buku dan CD Life Skill
- Telah dilaksanakan lomba mengajar
- kelompok bidang keahlian dosen belum terkoordinasi dengan baik
- sistem penilaian kurang transparan.
- adanya tawaran program kreatifitas dan lomba karya ilmiah bagi mahasiswa setiap tahun.
- kemandirian mahasiswa dalam mengakses arus informasi ilmiah melalui internet dan jurnal.
161
No Aspek Kekuatan Kelemahan Peluang Tantangan kimia berbahasa Inggris
10 Sistem Informasi
- Telah dibangun sistem LAN, intranet, dan internet
- Telah memiliki situs akademik komunitas jurusan kimia
- Telah dibangun databasis SIM jurusan kimia, laboratorium kimia, referensi, dan skripsi/TA
- Belum memiliki komputer server - Bandwidth internet masih
termasuk kecil yaitu 128 kbps, sehingga agak lambat dalam akses internet.
- Akses informasi menjadi lebih mudah
- Mahasiswa memiliki ketrampilan dalam bidang IT
- Mendukung proses pembelajaran dan penelitian
- Mengembangkan sistem e-learning.
- Jaringan internet menuntut biaya tinggi dalam pengadaan dan maintenance.
11 Jaminan mutu - Telah disusun SAP, GBPP dan Silabi tiap matakuliah
- Telah disusun kontrak perkuliahan sebanyak 50% dari matakuliah yang ada.
- Tim Penjamin Mutu baru terbentuk di tingkat universitas.
- -
12 Penelitian, publikasi dan Abdimas
- persentase proposal penelitian yang diterima cukup tinggi
- beberapa dosen telah melaksanakan PTK
- Proposal penelitian skala nasional (Penelitian Dasar dan Hibah Bersaing)
162
No Aspek Kekuatan Kelemahan Peluang Tantangan telah berhasil didanai DP3M).
13 Lulusan - jumlah wisudawan lulus tepat waktu (8 semester) meningkat, beberapa lulusan menduduki jabatan di berbagai instansi di tingkat nasional dan regional
- IPK rata-rata lulusan relatif kurang memuaskan dibandingkan tuntutan pasar kerja
- banyak lulusan yang bekerja di luar disiplin ilmunya
- belum adanya sistem pemantauan lulusan.
- lulusan yang memiliki kemampuan untuk berkontribusi secara global.
- pengangkatan guru PNS tidak proporsional dengan jumlah lulusan.
163
CATATAN LAPANGAN (C.L. : 17)
OBSERVASI : KEGIATAN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK TEMPAT : LABORATORIUM KIMIA ORGANIK WAKTU : JUMAT, 1 APRIL 2005 KEJADIAN : SUASANA PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK
MAHASISWA JURUSAN KIMIA, SEMESTER 2 FMIPA-UNNES SEMARANG
REFLEKSI
1. ARTI PENTINGNYA FOTO Foto ini menunjukkan keteledoran pengawasan dosen pengampu serta
tidak tertibnya mahasiswa dalam melakukan praktikum Kimia Organik.
2. GARIS-GARIS BESAR ARTI FOTO
Foto ini menunjukkan situasi meja praktikum yang berantakan, karena
tas-tas yang berada di atas meja praktikum saat kegiatan praktikum.
3. KAITAN FOTO DENGAN PENELITIAN Foto tersebut relevan dengan sub fokus pengawasan Laboratorium
Kimia Organik. Dari foto tersebut dapat direfleksikan bahwa pengawasan
Dosen Pengampu terhadap ketertiban mahasiswa masih lemah. Dengan
adanya tas-tas di atas meja akan mengganggu jalannya praktikum, misalnya
dalam mengoperasikan alat-alat praktikum seperti terlihat pada foto.
164
CATATAN LAPANGAN
( C.L. : 01 )
TEKNIK : WAWANCARA
INFORMAN : Bp. DRS. EDY CAHYONO, M.Si
HARI / TANGGAL : KAMIS, 31 MARET 2005
WAKTU : 08.45 – 09.00
TEMPAT : RUANG KETUA JURUSAN
TOPIK : PERENCANAAN LABORATORIUM
KIMIA ORGANIK FMIPA-UNNES
SEMARANG
Bapak Edy Cahyono adalah Ketua Jurusan Kimia sejak tahun 2003.
Sebelumnya pernah menjadi Kepala Laboratorium Kimia. Beliau juga dosen
pengampu praktikum Kimia Organik, cukup tegas, sabar, lemah-lembut, serta
suka pada keindahan tata ruang. Tugas beliau memang padat antara lain rapat-
rapat, melayani dosen dan mahasiswa maupun karyawan. Karena kesibukannya
sehari-hari memang agak sulit untuk mengatur waktu mewawancarai. Namun
dengan penuh kesabaran akhirnya peneliti memperoleh kesepakatan waktu
untuk mewawancarainya. Sebetulnya waktu yang disediakan satu jam, tetapi
karena ada acara rapat mendadak, baru lima belas menit wawancara terpaksa
dihentikan. Beliau bersedia melanjutkan wawancara, dengan menentukan
kesepakatan waktu terlebih dahulu.
Adapun hasil wawancara secara lengkap dapat ditranskipkan sebagai
berikut :
P : Selamat Pagi Pak Edi
KJ : Selamat pagi bu
165
P : Bp. Edy sebagai KJ pernah sebelumnya sebagai Kepala
Laboratorium Kimia, pengampu praktikum kimia organik. Kalau tidak salah
pada seminar dan lokakarya jurusan kimia pada tanggal 26 Pebruari 2004,
Bapak mengatakan bahwa pengembangan jurusan dilaksanakan dengan
pendekatan Total Quality Management ( TQM ) yaitu dengan pemberdayaan
karyawannya. Bapak berkenan memberikan gambaran pengembangan
laboratorium melalui pemberdayaan personil- personilnya ?
KJ : Insya Allah Bu.
P : Barangkali Bapak dapat merumuskan tujuan yang akan dicapai dalam perencanaan pemberdayaan laboratorium Kimia Organik
KJ : Perencanaan dulu ya Bu. Dalam perencanaan pengembangan laboratorium tidak dapat dipisahkan dengan laboratorium yang merupakan bagian dari jurusan, pengembangannya mestinya harus searah dengan pengembangan jurusan pada lingkup bidang studi. Jadi pada prinsipnya tujuan pemberdayaan laboratorium adalah untuk meningkatkan fungsi pelayanan laboratorium dalam hal pengajaran. Artinya praktikum dan pengabdian masyarakat serta kegiatan-kegiatan mahasiswa.
P : Menurut Bapak bagaimana mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana tersebut.
KJ : Setiap tahun kita melaksanakan evaluasi diri sebagai dasar
untuk menetapkan arah pengembangan program-program yang akan
dilaksanakan tahun berikutnya. Evaluasi Diri yang menyangkut laboratorium
menyangkut aspek sarana prasarana juga kegiatannya, kegiatan perkuliahan
maupun penelitian yang sudah dilaksanakan kemudian juga menyangkut
sumber daya manusia. Kemudian fasilitas-fasilitas pendukung sarana dan
prasarana kita kumpulkan berdasarkan data yang ada, informasi-informasi
dosen dan laboran, teknisi laboratorium, mana yang harus dipertahankan,
mana yang perlu perbaikan dan bagian mana yang harus ditingkatkan dan
dihilangkan. Ini perlu dilaksanakan atau evaluasi diri itu pada dasarnya adalah
analisis SWOT yaitu memperhatikan kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman.
P : Kemudian bagaimana menetapkan perencanan dan memprediksi hambatan ?
KJ : Kalau hambatannya terutama pada manajemennya dulu. Hambatan pada manajemen itu selama laboratorium dikembangkan berdasarkan Kelompok Bidang Keahlian ( KBK ) : Kimia Dasar, Kimia Anorganik,
166
Kimia Analitik, Alat komputasi, PBM Kimia, Kimia Organik Biokimia. Tetapi pada kenyataannya di UNNES ini satu laboratorium hanya dipimpin oleh satu Kepala Laboratorium. Padahal pengembangan laboratorium pada masa mendatang ini membutuhkan pengembangan didasarkan pada kelompok keahlian pada bidang masing-masing. Tetapi status UNNES masih menggariskan pada setiap jurusan. Ini yang berbeda dari universitas-universitas yang lain. Ketika kita mulai merencanakan langkah ke depan memerlukan masukan-masukan dari pelaksana di laboratorium. Selama sumber daya belum memenuhi kualifikasi yang diharapkan. Teknisi hanya punya satu yaitu teknisi tetap, kemudian ada teknisi honorer berkualifikasi sarjana tetapi alhamdulillah pada tahun ini ada satu teknisi yang masuk tetapi pada tahun-tahun sebelumnya. Laboran kita memiliki empat tetap dan satu laboran honorer. Kualifikasinyapun belum D3, ada satu ST lainnya SD. Ini merupakan hambatan, artinya kalau kita ingin berfikir ke depan mereka ikut membantu. Selama ini kita dibantu oleh pengelola laboratorium, tetapi laboratorium yang dipimpin oleh seorang Dosen pada masing-masing KBK kewenangannya secara formal belum cukup artinya dari sisi status mereka hanya diberi surat tugas dari Dekan, dari sisi ini bagian finansial atau belum digariskan secara tetap di universitas itulah hambatan yang kita alami. Disamping itu rencana ini kalau kita rencanakan pengembangannya berkaitan dengan pendanaan. Pada prinsipnya perencanaan di laboratorium itu kan sumber daya manusia, bahan, alat juga perawatan ( maintenance ), untuk alat kita sulit mendapatkan teknisi yang bisa memperbaiki membantu merawat alat-alat kita yang rusak. Di Semarang ini masih terbatas.
P : Siapa Teknisi untuk Laboratorium Kimia Organik ? KJ : Belum ada. Jadi selama ini hanya ada satu Laboran yaitu
Pak Wiji. Teknisi ini sifatnya masih umum, untuk seluruh laboratorium, tidak per laboratorium, tetapi idealnya bahwa setiap laboratorium punya satu teknisi, kemudian minimal ada satu Laboran.
Situasi bagian depan Lab. KO Laboran : Bpk. Wiji
Habis memasang hasil penelitian mahasiswa
167
P : Untuk teknisi tidak tetap, siapa ? KJ : Teknisi tidak tetap, masih honorer dari universitas, yaitu saudara Nunik
terutama lebih membantu dalam bidang analisis dan administrasi keuangan laboratorium.
P : Unsur-unsur apa sebagai pendukung dalam perencanaan pemberdayaan laboratorium.
KJ : Selama ini perencanaan masing-masing laboratorium didasarkan musyawarah, masukan-masukan dari Dosen Pengampu praktikum dan selalu kita dengar, kita tindak lanjuti, kita evaluasi dibantu oleh asisten dari mahasiswa, mahasiswa yang mendapatkan beasiswa yang sedang melaksanakan praktikum untuk menjadi asisten praktikum dan membantu pelaksanaan jalannya praktikum.
P : Setelah melakukan evaluasi diri analisis SWOT memprediksikan hambatan-hambatan serta pendukung rencana pemberdayaan Laboratorium Kimia Organik lalu bagaimana menentukan alternatif-alternatif yang ditempuh dalam pelaksanaannya ?
KJ : Alternatifnya dalam hal ini penelitian yang dilakukan Dosen dan mahasiswa lebih berkembang dari perkembangan alam yang ada. Mau tidak mau kita harus menjalin kerjasama dengan laboratorium-laboratorium di luar UNNES ini untuk bisa dapat fasilitas mereka. Misalnya yang bisa kita lakukan setiap setahun sekali bisa mengajak mahasiswa Kimia Murni untuk kuliah praktikum sehari di laboratorium Kimia Organik UGM. Mereka akan diberi materi semacam pelatihan dan interprestasi data-data dengan alat-alat spektroskop, sinar-X. Sebagian alat itu kita tidak punya jadi kita arahkan kesana juga dalam mengatasi ini, kegiatan-kegiatan penelitian juga kita arahkan. Preparasi yang kecil-kecil disini, tetapi kalau tidak bisa ya kita bawa ke UGM, BLKI, Balai Kesehatan di Jawa Tengah, Laboratorium-laboratorium yang sejenis yang ada di Jawa Tengah, Balai Perindustrian, BPOM kemudian laboratorium sekitar Jawa Tengah dan beberapa Dosen yang mengalami kesulitan mendapatkan jasa ini, dapat bekerja sama dengan BPD ini untuk mengatasi kekurangan memang tidak semua alat-alat yang canggih itu harus kita miliki dan konsekuensinya kita harus menyiapkan dana, perawatan, pengadaan yang besar. Yang tidak mungkin dapat kita jangkau dalam waktu dekat, tetapi kita harus punya akses keluar sehingga kebutuhan-kebutuhan dapat tercukupi.
P : Bagaimana Bapak menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaannya. Sekaligus memiliki alternatif yang baik.
KJ : Ya kita tidak boleh berkecil hati, artinya kita akan mengambil langkah yang strategis untuk mengatasi kesulitan ini. Kita mengembangkan Unit pelayanan masyarakat, ini juga sebagai sumber pendanaan. Dana-dana yang dikumpulkan laboratorium ini kita khususkan unit pengadaan laboratorium yang terjangkau. Alat-alat itu harus terencana secara baik sehingga pengadaannya akan lebih bermanfaat. Jadi sementara ini sudah banyak dari PGSM dana-dana sardik, dana-dana SPL yang digunakan untuk pengembangan laboratorium. Sementara ini yang kita fokuskan
168
adalah laboratorium instrumental dan laboratorium PBM karena laboratorium ini digunakan keseluruhannya, sementara kebutuhan atas teknologi informasi dan media pembelajaran yang ditunjang oleh komputer sangat diperlukan kita fokuskan pada kelengkapan laboratorium PBM komputasi pada dua tahun akhir ini. Tetapi laboratorium kimia organikpun tetap dikembangkan dengan dana yang terbatas. Jadi yang masih belum dilaksanakan adalah dengan adanya alat-alat itu kita meminta pada dosen praktikum untuk merevisi petunjuk praktikumnya sesuai dengan alat yang ada. Jadi jangan sampai alatnya sudah kita kembangkan tetapi praktikum yang dilaksanakan mahasiswa masih konvensional. Jadi setiap tahun revisi praktikum selalu kita lakukan, mengembangkan inovasi materi atau pada materi atau teknik-teknik laboratorium.
P : Terima kasih Bp. Edy. Tadi Bp. Telah mengingatkan saya waktunya sampai jam 09.00 untuk wawancara hari ini. Sekarang sudah jam 09.00. Mau dilanjutkan apa kita akhiri sampai di sini dulu.
KJ : Sementara ini dulu. Lain kali bisa kita lanjutkan lagi ya Bu. P : Baiklah Pak Edy, kami ucapkan banyak terima kasih. Untuk selanjutnya
kami mohon dengan sangat berkenan memberikan informasi yang masih kami perlukan.
169
CATATAN LAPANGAN
( C.L. : 02 )
TEKNIK : WAWANCARA
INFORMAN : Bp. Dr. SUPARTONO, MS
HARI / TANGGAL : KAMIS, 31 MARET 2005
WAKTU : 09.30 – 10.30
TEMPAT : RUANG DOSEN
TOPIK: PERENCANAAN,
PENGORGANISASIAN, PENGGERAKAN
LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
Bapak Supartono adalah Penanggung Jawab Laboratorium Kimia
Organik. Beliau telah menyelesaikan studi S3 di bandung. Perhatian terhadap
perkembangan Laboratorium Kimia Organik sangat besar. Selain Penanggung
Jawab Laboratorium Kimia Organik-Biokimia, Ketua Kelompok Bidang
Keahlian (KBK) bidang Kimia Organik beliau juga Dosen Pengampu praktikum
Kimia Organik.
Beliau menyediakan waktu untuk wawancara hari Kamis, jamnya bisa
pagi bisa siang sebelum jam 13.00 WIB. Karena wawancara dengan Ketua
Jurusan selesai jam 09.00 WIB, maka peneliti menghubungi Bapak Supartono
apakah bersedia diwawancarai, dan beliau bersedia setelah selesai mahasiswa
konsultasi. Peneliti menunggu kira-kira tiga puluh menit. Tepat jam 09.30 WIB
setelah mahasiswa selesai konsultasi, wawancara dapat dimulai.
Adapun hasil wawancara secara lengkap dapat ditranskipkan sebagai
berikut :
170
P : Selamat pagi Pak Partono. Penanggung jawab Laboratorium.
PJL : Ya terima kasih Bu Titi. P : Bapak sebagai penanggung jawab Laboratorium Kimia
Organik tentunya banyak mengetahui tentang keadaan Laboratorium Kimia
Organik. Untuk itu apakah Bapak berkenan sekedar memberikan gambaran
tentang Laboratorium Kimia Organik. Bapak berkenan ?
PJL : Ooh berkenan sekali.
P : Terima kasih. Bisa kita mulai sekarang ?
PJL : Bisa.
P : Agar Laboratorium Kimia Organik itu lebih berfungsi,
sepertinya Bapak Partono setuju perlu pemberdayaan ( personel-personel )
Laboratorium.
PJL : Ya setuju Bu.
P : Bagaimana merumuskan tujuan yang akan dicapai ?
PJL : Ini yang dimaksud Bu Titi apakah yang sebaiknya,
atau yang ada sekarang.
P : Yang ada sekarang.
PJL : Merumuskan tujuan yang akan dicapai itu tanggung
jawab penuh ada di tangan Kepala atau Ketua Jurusan dalam hal ini Bapak
Kasmui, saya sebagai penanggung jawab hanya sebatas Laboratorium itu bisa
berjalan. Jadi mengenai tujuan yang akan dicapai itu keputusan itu adalah
Kepala Laboratorium.
P : Baik. Bapak juga pengampu praktikum Kimia Organik.
Tentunya berkeinginan juga untuk memperdayakan Laboratorium. Untuk
pemberdayaan Laboratorium tersebut tentunya akan mengalami hambatan,
namun juga ada unsur pendukung. Bagaimana menetapkan perencanaan dan
memprediksi hambatan serta hal-hal yang mendukung.
PJL : Hambatan tentu ada Bu. Pertama-tama kegiatan
Laboratorium Kimia Organik itu sangat padat, belum lagi mahasiswa yang
171
akan melaksanakan penelitian beberapa zat yang kita usulkan termasuk
peralatan, mengenai realisasi usulan itu tergantung Kepala Laboratorium,
sehingga beberapa usulan mungkin tidak terpenuhi. Sehingga beberapa
praktikum tidak bisa dilaksanakan seperti yang diharapkan. Misalnya mantel
heater yang diperlukan mahasiswa dalam melakukan praktikum isolasi,
destilasi. Nah karena jumlahnya terbatas, hanya tiga yang baik, akhirnya
beberapa cara kita lakukan meskipun itu bisa kita lakukan tapi itu merupakan
kendala alat. Yang kedua juga peralatan-peralatan gelas yang masih sangat
terbatas meskipun sudah berulangkali kita usulkan. Realisasi pengusulan itu
juga sekali lagi sepenuhnya tanggung jawab Kepala Laboratorium dalam hal
ini yang mengelola manajemen Laboratorium dan keuangan. Terus zat-zat
juga begitu sehingga beberapa praktikum perlu kita tinggalkan tidak tuntas. Itu
kendala-kendala dari segi peralatan. Lalu dari segi volume kegiatannya yang
begitu padat dan jumlah mahasiswa. Misalnya mahasiswa sampai jumlah 35 –
40. Padahal Laboratorium kapasitas menurut ukuran ruangnya maksimum 20
orang, sehingga kadang-kadang anak-anak itu ya berjubel.
P : Apakah pelaksanaan praktikum tidak dibuat sift ?
PJL : Kalau mau dibuat sift berarti membuka kelas baru. Hal itu tidak dimungkinkan karena mau tidak mau menambah waktu yang berarti menggeser kegiatan praktikum, sebab yang direvisi tindakannya Jurusan Kimia tetapi Jurusan-jurusan lain seperti Jurusan Fisika, Jurusan Biologi, Jurusan Matematika.
P : Itu hambatannya ya. PJL : Ya, dari segi volumenya pengadaan peralatan yang
terbatas. P : Kemudian unsur apa sebagai pendukungnya ? PJL : Pendukung sementara ini yang dimaksud Bu Titi
barangkali ada kegiatan-kegiatan. Paling dari sumber daya manusianya. Kalau dari Asisten dan Dosen cukup baik. Disamping itu kita dibantu beberapa mahasiswa sebagai asisten mahasiswa. Teknisi satu atau dua cukup Pak Wiji dan Bu Retno.
P : Teknisi disini sama tidak dengan Laboran ? PJL : Selama ini yang ada ya satu. Tetapi memang
sebenarnya teknisi sendiri dan Laboran sendiri.
172
P : Bagaimana Bapak menentukan beberapa alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaan setelah memprediksi hambatan serta hal-hal yang mendukung.
PJL : Ya selama ini untuk mengatasi hambatan-hambatan semacam itu dengan peralatan yang terbatas itu maka praktikumnya dilakukan secara berkelompok. Misalkan dalam satu kelas itu 35 orang dijadikan 7 kelompok, masing-masing 5 orang, kalau alatnya ada tiga ya gantian. Jadi sekali waktu mereka setelah menyelesaikan salah satu topik berputar, itu caranya. Beberapa zat yang tidak ada atau tidak dipenuhi oleh Kepala Laboratorium, kalu bisa kita cari penggantinya, mungkin bisa kita tempuh. Tapi kalau tidak ada ya kita tinggal. Kalau mungkin ya kita ganti dengan amyl alkohol. Kenyataannya zatnya tidak ada jadi cenderung untuk ditinggalkan.
P : Begitu ya Pak Partono. PJL : Yaa ( sambil ketawa kecil ) P : Apa masih bisa kita lanjutkan lagi ? PJL : Bisa Bu ( dengan suara yang masih tegar ) P : Terima kasih. Selanjutnya bagaimana mengidentifikasi
pekerjaan ( kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan ) PJL : Selama ini untuk jenis-jenis pekerjaan yang
menyangkut Laboratorium ya sementara ini kita menggunakan fasilitas KBK bidang kelompok keahlian untuk bidang Kimia Organik. Biasanya pada awal-awal semester kita lakukan petemuan untuk kemudian kita mengidentifikasi pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan oleh Dosen terutama yang mengampu praktikum, lalu untuk kegiatan praktikum terus dibagi kemudian dilakukan asistensi atau tidak perlu pertemuan. Selanjutnya jenis-jenis pekerjaan adalah itu tadi misalnya layanan kepada mahasiswa baik untuk kegiatan praktikum maupun untuk kegiatan penelitian mahasiswa, untuk tugas akhir atau untuk pelayanan kepada masyarakat. Nah pelayanan kepada masyarakat ini dikelola oleh tim khusus yang dalam hal ini diketuai Bu Haryani. Jadi jenis pekerjaannya ada macam-macam tadi. Disamping kegiatan praktikum secara rutin dan kegiatan-kegiatan penelitian mahasiswa yang melakukan tugas akhir dan layanan pada masyarakat dan kemudian Dosen-dosen yang memanfaatkan Laboratorium untuk kegiatan penelitiannya, kita ya walcome saja artinya dipersilahkan, itu atas tanggung jawab dosen itu sendiri bukan tanggung jawab penanggung jawab Laboratorium.
P : Bagaimana menyusun struktur organisasinya ?
PJL : Kalau susunan organisasi di laboratorium Kimia
Organik, hanya penanggung jawab – saya, didalamnya itu ada teknisi dan
laboran. Jadi tidak ada organisasi yang besar. Jadi kita merupakan unsur suatu
organisasi. Jadi jurusan tidak ada organisasi lagi disana, kita hanya
173
penanggung jawab bertanggung jawab agar laboratoriumnya bisa berjalan,
sepenuhnya tanggung jawab Ketua Laboratorium.
P : Bagaimana Bapak merumuskan wewenang dan tanggung
jawab masing-masing petugas ?
PJL : Yang merumuskan wewenang dan tanggung jawab
laboran dan teknisi sepenuhnya juga ada ditangan Ketua Laboratorium.
P : Demikian juga, bagaimana menyusun staf personilnya ?
PJL : Ya ada di tangan Ketua Laboratorium, sebab
manajemen keseluruhan laboratorium kimia itu ada ditangan Kepala
Laboratorium. Nah saya penanggung jawab hanya sebatas mengatur kegiatan-
kegiatan supaya tidak terganggu.
P : Terima kasih Pak Partono. Apa masih bisa dilanjutkan
wawancara ini ?
PJL : Masih Bu.
P : Bagaimana Bapak memberikan pengarahan dan perintah,
juga motivasi ?
PJL : Untuk menggerakkan staf sebagai penanggung
jawabtidak memberi perintah tetapi lebih bersifat koordinatif. Misalnya saja
untuk suatu semester kita secara koordinatif saja, dengan para tenaga yang ada
di laboratorium apakah itu asisten dosen, dosen apakah teknisi, marilah kita
sama-sama inventarisasi mengenai kegiatan laboratorium yang mungkin
dilakukan termasuk peralatan dan zat-zat yang diperlukan kita lakukan secara
koordinatif. Mengenai motivasi kita harus bersyukur bahwa kita mempunyai
laboratorium yang notabene adalah sebenarnya adalah merupakan jantungnya
kimia. Kondisinya masih memerlukan bantuan kita semua, baik dari pimpinan
tingkat Fakultas, apalagi tingkat Universitas. Jadi motivasinya adalah kita
memperdayakan atau memperhatikan kehidupan dari kegiatan laboratorium itu
sendiri jangan sampai koleb sebagai lembaga pendidikan di perguruan tinggi,
yah kegiatan yang tidak terpisahkan dari jurusan kimia. Kita harus lebih baik
di masa mendatang.
174
P : Bagaimana mengadakan bimbingan dan pembinaan ?
PJL : Bimbingan dan pembinaan dilakukan institusi
jurusan. Secara organisatoris pembinaan dan bimbingan bagi teknisi maupun
laboran sepenuhnya tanggung jawab jurusan untuk tenaga-tenaga dosen atau
asisten di bawah bimbingan laboratorium atau Kepala Laboratorium.
Sementara itu penanggung jawab laboratorium hanya bertanggung jawab pada
kondisi atau kegiatan akademiknya saja. Misalnya kegiatan praktikum apa
yang diperlukan untuk semacam staf dan sebagainya itu ada di bawah
koordinasi jurusan.
P : Pembinaan atau bimbingan bisa dilakukan di luar UNNES
atau FAKULTAS.
PJL : Di luar UNNES bisa dilakukan kalau ada semacam
pelatihan. Biasanya ada tawaran dari Dirjen Dikti dari institusi yang lain
misalnya saja seperti yang pernah dilakukan di ITB di UPI itu memang diberi
kesempatan untuk mengirim tenaganya, tapi itu adalah tanggung jawab
jurusan atau fakultas. Manajemen keuangannya juga ada di sana Bu. Jadi
kalau toh kita mengirim, jadi berapa biaya yang diperlukan untuk kegiatan
pelatihan itu tanggung jawab jurusan dan fakultas.
P : Bagaimana melaksanakan koordinasi dan menciptakan
hubungan kerja yang harmonis ?
PJL : Selama ini koordinasi yang kita lakukan dengan
cara pertemuan-pertemuan lalu saling isi pendapat begitu, lalu dalam hal ini
hubungan kerja di laboratorium saya rasa sampai saat ini kok tidak ada yang
menjadi kendala, ya harmonis-harmonis begitu saja. Jadi masing-masing
berada pada posisi tanggung jawab masing-masing. Dan saya sebagai
pengampu praktikum Kimia Organik, saya berada di sana, sementara itu
teman-teman yang lain barangkali juga sejenis praktikum Kimia Organik,
tetapi kelas yang berbeda juga, mereka pada posisinya. Jadi kita saling
berkoordinasi dalam kegiatan akademis baik kalau kita ada pertemuan rutin
selalu kita lakukan misalnya pembagian-pembagian, siapa yang harus
175
menyusun buku ajar atau melakukan penelitian-penelitian seperti juga SPF itu
dari tingkat jurusan atau fakultas itu kita koordinasi pada awal semester.
P : Terima kasih Pak Partono sekarang sudah jam 10.15 menit
apa Pak Partono tidak ada tugas lain ?
PJL : Kali ini saya hentikan disini dulu, bu. Setiap saat
saya siap membantu ibu tetapi ada kesepakatan waktu terlebih dulu.
P : Sekali lagi saya sampaikan terima kasih atas berkenaan
Bapak menerima saya.
176
CATATAN LAPANGAN ( C.L. : 03 )
TEKNIK : WAWANCARA INFORMAN : DR. SUPARTONO, MS HARI / TANGGAL : KAMIS / 01 APRIL 2005 WAKTU : 09.30 – 10.30 TEMPAT : RUANG DOSEN TOPIK : PENGAWASAN LABORATORIUM
KIMIA ORGANIK Wawancara ini yang kedua lanjutan wawancara sebelumnya. Seperti yang terdahulu sesudah melayani konsultasi mahasiswa, baru menerima peneliti untuk melakukan wawancara. Walaupun habis memberi konsultasi mahasiswa, Bapak DR. Supartono, M.S. dengan sikap ramah namun tegas menerima peneliti. Hasil wawancara dapat disajikan dalam transkrip berikut ini. P : Apakah bisa kita lanjutkan wawancara untuk hari ini.
PJL : Bisa, bisa … bisa Bu P : Bagaimana mengadakan pengamatan kegiatan ? PJL : Untuk pengamatan kegiatan, kita punya kartu
kendali. Karu kendali itu untuk memantau kegiatan-kegiatan mahasiswa dalam melakukan praktikum. Di samping itu kita juga punya papan informasi untuk merekam kegiatan-kegiatan penelitian yang dilakukan baik mahasiswa yang melakukan penelitian tugas akhir maupun teman-teman yang sedang melakukan penelitian. Catatan rekaman kita tulis. Kita memang ada semacam white board untuk mencatat kegiatan-kegiatan penelitian yang dilakukan termasuk mahasiswa dan dosen pembimbingnya. Sehingga bisa kita pantau, sehingga kegiatan-kegiatan itu bisa kita pantau dari sana dan dengan kartu kendali.
P : Bagaimana mengukur dan membandingkan pelaksanaan dengan rencana ?
PJL : Mengukur barangkali terlalu kuantitatif mungkin sulit dilakukan, hanya barangkali membandingkan antara pelaksanaan dengan usulan yang kita lakukan selama ini, perencanaan memang ada Ketua Laboratorium ada di bawah Bp. Kasmui tetapi kami sebagai penanggung jawab laboratorium hanya mengajukan usulan-usulan. Saya hanya bisa membandingkan antara usulan-usulan yang pernah saya berikan kepada Kepala Laboratorium. Pernah saya sebutkan bahwa kita sebagai penanggung jawab laboratorium hanya mengusulkan, realisasi usulan hanya berada di tangan Kepala Laboratorium. Sementara ini kalau saya bandingkan antara yang saya usulkan dengan pelaksanaannya masih belum klop. Barangkali menyangkut masalah pendanaan, untuk laboratorium itu cukup besar.
177
Peralatan-peralatan maupun zat-zat itu memerlukan dana yang cukup besar. Kita tahu bahwa laboratorium itu adalah jantung kimia. Jadi mau tidak mau laboratorium kimia bagi jurusan kimia adalah nomor satu, jika laboratorium itu kolep maka kita tidak ada suaranya.
P : Pada hari Senin tanggal 28 Maret 2005 saya masuk
laboratorium Kimia Organik. Di situ ada seorang mahasiswa sedang
melakukan penelitian dan terjadi kecelakaan kecil dimana zat dalam erlemeyer
yang sedang dipanaskan itu terbakar. Sedangkan yang berada di dalam
laboratorium hanya ada seorang asisten mahasiswa. Dalam hal ini siapa yang
seharusnya bertanggung jawab atas terjadinya peristiwa ini ?
PJL : Mestinya kalau mahasiswa itu melakukan tugas
akhir ini sepenuhnya berada pada pembimbingnya. Demikian untuk
penanggung jawab laboratoriun juga memiliki tanggung jawab. Sekali lagi
tanggung jawab penuh adalah berada pada tanggung jawab pembimbing.
Untuk penelitian atau tugas akhir mestinya pembimbingnya memberikan
pengawasan paling tidak dari prosedur yang mereka susun. Jangan sampai zat-
zat yang mudah terbakar bersentuhan dengan peralatan yang mengandung
unsur api. Tanggung jawab dari penanggung jawab laboratorium memang
tidak sepenuhnya pada mahasiswa yang melakukan penelitian. Sepenuhnya
hal seperti itu dari dosen pembimbingnya, kalau itu tugas akhir. Kalau itu
kejadiannya pada saat praktikum ini memang dosen pengampu praktikum.
Saya juga ikut menyesalkan kalau sampai hal itu terjadi mestinya bisa
diantisipasi sebelumnya ketika prosedur yang dibuat mahasiswa itu
dikonsultasikan pada dosen pembimbingnya.
P : Apakah Bp. Partono dalam rapat jurusan mengajukan hal
semacam itu di forum rapat ?
PJL : Hala-hal semacam itu Bu ? Pada rapat jurusan hal
itu tentunya sudah kami kemukakan tetapi sekali lagi bahwa kegiatan dosen-
dosen tidak hanya membimbing praktikum saja tetapi ada kegiatan lain cukup
padat. Yang saya maksudkan di sini dosen-dosen itu mestinya dari segi
prosedural sudah bisa diantisipasi walaupun pengawasan langsung perlu
dilakukan juga. Dan bahkan kalau kegiatan ini secara baik paling tidak secara
178
periodik dikontrol oleh pembimbing setiap hari Rabu atau setiap hari Senin
harus dikontrol di mana mahasiswa melakukan penelitian.
P : Maaf terhenti karena membalik kaset dulu. Sudah silahkan
dilanjutkan lagi.
PJL : Untuk ke depan, untuk perbaikan pada kondisi
semacam ini sebaiknya manajemen laboratorium itu diserahkan kepada
Kepala Laboratorium bukan penanggung jawab laboratorium. Ketua
Laboratorium di sini satu membawahi enam atau tujuh laboratorium.
Bagaimana bisa menghandel laboratorium kalau kita mengharapkan masing-
masing laboratorium untuk maju. Jadi kedepan sebaiknya tidak ada
penanggung jawab laboratorium tetapi Ketua Laboratorium Kimia Organik,
Kimia Dasar, Kimia Fisika, Kimia Analitik, PBM, Komputasi, Kimia
Anorganik.
P : Kepala Laboratorium itu semua di bawah koordinasi siapa ?
PJL : Di bawah jurusan. [Jadi nanti jurusan itu tidak lagi
membawahi Kepala Laboratorium Kimia begitu tetapi beberapa Kepala
Laboratorium]. Jadi kalau begini ini banyak hal yang menyebabkan hambatan-
hambatan. Seperti usulan-usulan tidak bisa segera direalisasi, alasannya ya
macam-macam. Okelah mungkin dana kurang itu kan ada skala prioritas. Yah
memang itulah sebagai institusi negeri mengandalkan dana pemerintah. Saya
sendiri juga sedang katakanlah ikut prihatin itu tetapi ke depan Insya Allah
dapat mengemukakan hal-hal yang lebih baik. Ada suatu kelebihan kalau itu
bisa dilakukan kalau kita sudah bisa tanggung jawab begitu punya lab yang
bisa diharapkan maka lab-lab itu masing-masing akan bisa hidup dan bisa
menjamin kehidupannya justru itulah kekhasan masing-masing. Nah kalau
begini ini seperti kita terbelenggu. Beda kalau kita misalnya masing-masing
diberi otonomi manajemen, kita akan mempunyai spesifikasi sendiri-sendiri.
Ini lo Kimia Organik. Jasa layanannya kepada pendidikannya apa, kepada
penelitian apa. Jelaslah kalau begini ini hanya katakanlah penanggung jawab
kewenangannya 20 % saja tidak ada. Asal bisa jalan saja begitu.
179
P : Tidak tertera hitam diatas putih wewenang dan tanggung
jawab penanggung jawab laboratorium.
PJL : Betul, tidak ada hitam diatas putih, putih diatas
hitam hanya halo-halo saja.
P : Sudah banyak yang saya dapatkan dari Bp. Partono
mengenai laboratorium Kimia Organik. Mohon Bapak jelaskan dari beberapa
laboratorium yang ada di jurusan Kimia, keunikan Laboratorium Kimia
Organik itu sebetulnya apa ?
PJL : Sementara ini belum dapat ditonjolkan Bu dari
laboratorium Kimia Organik. Tetapi kedepan harusnya Laboratorium Kimia
Organik itu harusnya lebih bisa berperan dalam pendidikan, layanan
masyarakat, penelitian dan penelitian laboratorium Kimia Organik itu banyak
yang kita lakukan baik layanan masyarakat seperti yang selama ini dilakukan
kita kembangkan lebih baik misalnya layanan analisis bahan makanan
misalnya saja jamu tradisional. Sekarang ini pelayanan di bawah seksi layanan
masyarakat apakah itu bidang Kimia Organik, Kimia Fisika semuanya di
bawah layanan masyarakat. Katakanlah belum spesifik.
P : Jamu tradisional katakanlah empon-empon apakah tidak
termasuk Bio Kimia. Apa sebenarnya beda Kimia Organik dengan Bio Kimia
?
PJL : Betul, untuk Kimia Organik dan Bio Kimia itu
katakanlah sebagai saudara kembarnya. Tetapi yang lebih trend baru ini Kimia
Organik hanyalah sebatas isolasi dari molekul-molekul organik, khususnya
molekul-molekul yang terdapat pada makhluk hidup. Bio Kimia sementara
inihanya terbatas pada kajian kimia segi bio molekul dan fungsinya. Trend
baru yang sekarang ini dikembangkan oleh para ahli baik dari barat maupun di
Indonesia sekarang ini. Ini justru jembatan dari keduanya, kajian dari struktur
dan fungsi ini yang disebut Laboratorium Bio Organik. Kalau kita
menggabungkan atau memberi jembatan diantaranya bio kimia dan Kimia
Organik akan lebih baik kalau lab. Bioorganik. Karena pada lab Bioorganik
180
kegiatan Kimia Organik masih bisa dilakukan begitu juga penelitian yang
berhubungan dengan Bio Kimia atau justru kajian dari keduanya yaitu dari
struktur dan fungsi.
P : Sementara ini belum diberlakukan lab Bio Kimia di Jurusan
Kimia ?
PJL : Belum. Saya pernah memecahkan itu pada awal
atau pada pertengahan tahun 2003 tetapi paradigma teman-teman belum bisa
diajak kesana, Insya Allah saya berangsur sering memproklamirkan lab Kimia
Organik menjadi lab. Bioorganik dapat dilaksanakan dapat menerima apa
yang saya sampaikan.
P : Pada buku panduan jurusan Kimia sepertinya tercantum lab
Bioorganik tetapi pelaksanaannya di lab sudah dilakukan.
PJL : Masih dalam transisi. Mestinya misalnya bila secara
formal sebagai lab Bioorganik itu tidakberarti Kimia Organiknya hilang.
Kegiatan-kegiatan apa sebagai kegiatan Kimia Organik atau Biokimia masih
bisa dilakukan. Hanya keterbatasan saja kita tidak bisa memisahkan antara
Kimia Organik dan Bio Kimia. Kita hanya punya lab Kimia Organik / Bio
Kimia akan lebih baik kalau hanya satu lab kita namai lab Bio Organik,
begitu. Kegiatan-kegiatan Kimia Organik masih bisa dilakukan, sementara ini
kalau kita ke trend yang baru Bio Kimia Organik juga bisa dilakukan. Tidak
harus Kimia Organik punya sendiri, Bio Kimia punya sendiri tidak harus
begitu tetapi kalau kita punya lab Bio Organik duanya sudah bisa
dilaksanakan.
P : Belum lelah Bapak ?
PJL : Belum Bu. Silahkan diteruskan lagi.
P : Bagaimana lemari asam di lab Kimia Organik, masih
berfungsi atau tidak, blowernya masih jalankah ?
181
Lemari asam lama
(tidak berfungsi)
Lemari asam (baru)
182
PJL : Ya, lemari asam yang kita miliki di lab Kimia
Organik ada kerusakan pada sistem blowernya. Untuk mengatasi itu kita
punya laminar pengganti lemari asam. Itu semua sudah saya usulkan /
laporkan kepala lab, tetapi untuk perbaikannya memerlukan cukup dana.
Tidak hanya itu Bu di depan pintu lab Kimia Organik ada hal-hal yang perlu
diperbaiki membukanya juga arah yang tidak benar, sudah saya laporkan
Kepala Laboratorium, Tapi ya itu saja hasilnya.
P : Saya sudah sangat merepotkan Pak Partono terima kasih
kesediaan Bapak meluangkan waktu. Saya mohon dengan sangat mudah-
mudahan Bapak masih berkenan kalaupun kami masih memerlukan
penjelasan.
PJL : Masih Bu. Saya masih selalu membuka pintu
silahkan apa yang masih perlu saya bantu sehubungan dengan saya sebagai
penanggung jawab laboratorium.
183
CATATAN LAPANGAN ( C.L. : 04 )
TEKNIK : WAWANCARA INFORMAN : DR. SUPARTONO, MS HARI / TANGGAL : JUMAT / 07 APRIL 2005 WAKTU : 09.30 – 11.00 TEMPAT : RUANG PENANGGUNG JAWAB
LB. KO TOPIK : PERANGKAT LABORATORIUM
KIMIA ORGANIK Peneliti datang jam 08.00 saat itu Bp. Partono sedang membimbing praktikum Kimia Organik mahasiswa pendidikan Kimia 2A didampingi asisten dosen Ibu Ratna Dewi K dan seharusnya ditemani Ibu Sri Kadarwati, S.Si. Tetapi Ibu Sri Kadarwati , S.Si tidah hadir karena hamil tua. Dibantu juga asisten mahasiswa Peni Mardiani. Sebelum dimulai wawancara peneliti menyempatkan turut mengamati jalannya praktikum saat-saat mulai praktikum masih terlihat adanya buku dan tas yang berantakan di atas meja praktikum yang sangat mengganggu kecermatan praktikum dan pandangan yang tidak menyedapkan.
184
Situasi praktikum Meja praktikum penuh tas dan buku yang tidak diperlukan
Karena kurang teraturnya posisi berdiri mahasiswa dan jumlah mahasiswa 33 dengan luas laboratorium yang ada maka ada mahasiswa yang tidak sengaja menyentuh gelas ukur lalu jatuh dan pecah. Semua peristiwa tersebut sempat peneliti ambil gambarnya.
Suasana praktikum KO terlihat berjubel (dari sisi kanan)
Suasana praktikum KO terlihat berjubel (dari sisi belakang)
185
Tepat jam 09.00 Bp. Partono berkenan untuk diwawancarai. Tempat di ruang
penanggung jawab laboratorium, sementara tugasnya digantikan BP. Drs.
Sudarmin, M.Si yang kebetulan berada di laboratorium Kimia Organik. Bp.
Sudarmin adalah juga dosen pengampu praktikum Kimia Organik, namun saat ini
baru menempuh program S3 di Bandung.
Drs. Sudarmin, M.Si sedang membimbing praktikum
Adapun hasil wawancara secara lengkap bisa ditranskripkan sebagai berikut :
P : Selamat pagi Pak Partono. Saya ingin tahu lebih mengenai keadaan di
Laboratorium Kimia Organik.
DP1 : Yah, selamat pagi Bu Titi. Seperti Ibu ketahui bahwa Laboratorium
Kimia Organik adalah bagian dari Laboratorium Kimia. Sementara di
sini ini adalah ruang penanggung jawab laboratorium, semuanya masih
serba sederhana. Seperti Ibu ketahui kursipun belum ada ( yang dimaksud
186
adalah kursi yang ada sandarannya ), adanya hanya kursi bulat seperti
kursi untuk praktikum. Sepertinya untuk ruang praktikum ada di sebelah
ini dan ruang untuk peralatan dan ruang-ruang yang digunakan untuk
praktikum mahasiswa. Untuk alat yang sifatnya instrumental oleh kepala
laboratorium ditaruh di ruang instrumen tempatnya jadi satu dengan
laboratorium Kimia Fisika. Sedangkan alat-alat yang dipakai anak-anak
ya alat-alat yang biasa glassware, sentrifuge sederhana dan juga mantel
heater yang jumlahnya sangat terbatas. Juga ada peralatan untuk destilasi
yang sangat konvensional.
P : Microskop ada Pak ?
DP1 : Microskop juga ada, jumlahnya juga tidak terlalu banyak. Tetapi itu
digunakan terutama pengamatan molekul kristal bukan yang menyangkut
pembentukan kristal, mereka harus mengawasi di bawah microskop.
Kebetulan hari ini praktikumnya tidak mengamati bentuk molekul kristal,
jadi tidak kita keluarkan.
P : Alat kamera, serta loupe diperlukan untuk praktikum Kimia Organik.
DP1 : Alat kamera, kita tidak memerlukan itu karena Kimia Organik atau Bio
Kimia tidak memerlukan kamera, yang diperlukan justru spektofotometri.
Alat spektofotometri itu ada di ruang instrumental. Ini sebetulnya
menghambat kegiatan karena kalau ada di ruang instrumen atau di ruang
kimia Fisik kita harus keluar masuk laboratorium fisik yang juga, minta
ijin. Memang agak kacau pengelolaannya. Mestinya kalau memang alat
itu tidak perlu diletakkan ditempat yang jauh begitu. Kalaupun
187
ditempatkan di ruang instrumental, siapapun yang ingin mengakses atau
memerlukan alat itu tidak perlu ijin dulu pada pengelola Kimia Fisik.
Mestinya secara bebas bisa menggunakan alat itu. Siapapun boleh pakai.
Jadi tidak perlu ijin dulu, kalau orangnya tidak ada, terus terhambat.
P : Di Laboratorium Kimia Dasar adakah hiasan, lukisan atau benda-benda
lain yang ada di laboratorium.
DP1 : Ya kalau lukisan tidak diperlukan, justru yang diprlukan itu hiasan tokoh-
tokoh kimia.
P : Tetapi sepertinya tokoh kimia itu juga tidak ada terpancang.
DP1 : Kebetulan semua itu tidak dimiliki oleh Laboratorium Kimia Organik.
Kalau pun diperlukanya yang diperlukan kimia.
P : Bagaimana kondisi pintu keluar masuk Laboratorium Kimia Organik ?
DP1 : Ada dua pintu dan kedua pintu itu bisa dimanfaatkan untuk masuk
maupun keluar, prinsipnya seharusnya laboratorium yang baik itu pintu
itu membuka keluar dan tidak mengganggu ruang yang lain. Seperti Ibu
ketahui ini sadah betul ( sambil menunjuk pada pintu Laboratorium
Kimia Organik yang kalau dibuka mengganggu ruang lain : di foto
peneliti ) membukanya keluar tetapi kalau dibuka ini mengganggu
ruangan. Ini disainnya juga tidak begitu bagus ( sambil menunjuk kondisi
memasang pintuyang tidak benar / mestinya ini dipindah supaya daun
pintunya tidak menutup jalan untuk ruang yang lain. ( ruang penanggung
jawab laboratorium ) Inipun sudah saya laporkan ke Kepala
188
Laboratorium setahun yang lalu tetapi juga belum tertangani. Barangkali
nanti perlu mengingatkan lagi.
189
Terlihat dari arah dalam R. PJL. Bila pintu Kelihatan disini kalau PJL mau
R. PJL dibuka (arah ke dalam), sedangkan keluar, posisinya seperti terlihat pada
pintu lab. KO dibuka (arah keluar) gambar yaitu buka pintu PJL
akan menutupi pintu R. PJL. sambil tutup pintu lab. KO.
P : Selanjutnya Pak. Tadi saya melihat suasana praktikum di laboratorium
Kimia Organik terjadi kecelakaan kecil yaitu alat gelas ukur yang pecah.
Nah bila kecelakaannya agak serius misalnya kebakaran ( mudah-
mudahan hal ini tidak terjadi ) dan saat itu baru ada praktikum yang
190
jumlahnya cukup besar. Untuk keselamatannya apakah ada pintu
emergency ?
DP1 : Ee …, kita belum mempunyai pintu emergency, yang ada ya itu Bu pintu
kanan kiri ( atau depan dan belakang ) hanya pemanfaatannya kalau ada
kecelakaan yang perlu penanganan khusus sepertinya belum kita miliki.
Jadi masih perlu pembenahan.
P : Laboratorium Kimia Organik terletak di lantai tiga. Nah kalau misalnya
terjadi kecelakaan yang memerlukan penanganan serius, untuk menuju
lantai bawah harus melalui tangga enam putaran. Apakah Bp. Punya
saran atau usulan supaya hal tersebut bisa teratasi dengan baik ?
DP1 : Betul Bu, mestinya yang baik kalau memang menggunakan lantai
semacam ini ada semacam escalator atau semacam lift. Memang biaya
besar. Kalau memang menghendaki biaya tidak besar ya dibuatkan pintu
emergency yang memang spesial digunakan untuk hal-hal semacam
kecelakaan dan tidak campur dengan pintu yang biasa dipakai untuk
keluar masuk. Jadi misalnya perlu penanganan khusus, perlu gerakan
cepat, perlu diberi tempat atau ruangan yang bebas hambatan. Misalnya
jalan untuk turun tidak perlu melalui jalan yang berliku-liku ( enam
putaran ).
P : Di depan laboratorium Kimia Organik ada laboratorium Fisika. Bapak
setuju kalau antara laboratorium Kimia Organik lantai tiga diberi jalan ke
laboratorium fisika lantai tiga. Bagaimana tanggapan Bapak ?
191
DP1 : Kalau diberi jalan menuju laboratorium fisika bisa saja, tetapi lab fisika
juga ada koordinator sehingga perlu koordinasi yang baik. Justru lalu
lalang mahasiswa itu akan mengganggu kegiatan di laboratorium Fisika.
Atau sebaliknya lalu lalangnya mahasiswa Fisika akan mengganggu
kegiatan laboratorium Kimia Organik.
P : Jenis atap di ruang laboratorium apakah memenuhi syarat ?
DP1 : Memang adanya begini ya memenuhi syarat tidaknya, kalau menurut
saya ada semacam penghisap, bila ada zat-zat yang keluar bisa terserap
keluar, misalnya uap, gas beracun. Jadi tidak mengganggu atau diberi
wayer sehingga terjadi sirkulasi udara di dalam ruangan.
P : Bagaimana fungsi jendela-jendela yang ada di laboratorium Kimia
Organik ?
Situasi jendela Lab. KO sebelah kiri
192
DP1 : Jendela-jendela cukup, hanya ada jendela yang sulit dibuka karena
kurang dirawat.
P : Kondisi dinding di laboratorium.
DP1 : Dinding tidak masalah, tidak perlu dirisaukan. Tata ruanbg laboratorium
cukup baik cuma karena volume kegiatan di laboratorium cukup padat
kondisi lantai lumayan baik.
P : Bagaimana dengan listriknya.
DP1 : Aliran listrik memang diperlukan. Waktu praktikum sering kali juga
memanfaatkan listrik seperti yang Ibu ketahui pada destilasi tadi
memerlukan mantel heater untuk pemanasannya.
P : Bagaimana pembuangan limbahnya ?
DP1 : Kalau limbah itu kita punya saluran akhirnya menuju septitank yang
berada dibelakang laboratorium. Semua limbah dari laboratorium Kimia
ini menuju ke satu septitank.
P : Perlukah AC untuk laboratorium Kimia Organik.
DP1 : AC alam jadi tidak ada AC nya.
P : Jenis-jenis lemari yang ada di laboratorium ?
Situasi jendela Lab. KO (sebelah kanan).
Bagian atas ventilasi terlihat lemari alat gelas, bahan, mikroskop.
193
DP1 : Lemari ada di laboratorium saja kebetulan untuk laboratorium tidak
banyak stoknya. Mestinya di laboratorium Kimia Organik ada gudang
penyimpanan alat, ruang untuk preparasi pembuatan pelarut atau reagen-
reagen yang ada ruang pengampu praktikum, ruang peralatan yang
diujung sana itu ( sambil menunjuk ruangannya ).
194
R. asisten, R. alat, bahan, R. Timbang
Sebelah kiri : R. asisten
Sebelah tengah : R. Alat, alat/bahan
Sebelah kanan : R. timbang
P : Apa itu bukan ruang timbang ?
DP1 : Yaa … mestinya yang ada diujung sana ( sambil menunjuk ruangan )
neraca elektrik yang mestinya kita miliki. Kita sudah ada ruang timbang
dan dimanfaatkan mahasiswa yang melakukan penelitian-penelitian
sampel atau preparatnya terutama yang melakukan tugas akhir supaya
tidak bercampur dengan yang sedang melakukan kegiatan praktikum,
mereka terpaksa memakai ruang itu. Mestinya untuk ruang timbang
tetapi karena falitas neraca elektrik belum ada ya dimanfaatkan untuk
kegiatan penelitian.
195
P : Untuk kebutuhan listrik cukup di laboratorium Kimia Organik.
DP1 : Mengenai listrik alhamdulillah sudah diperbaiki Ketua Laboratorium
justru kebutuhan air yang menjadi masalah. Untuk kegiatan destilasi
memerlukan pendingin sehingga ini memerlukan air oleh karena itu
sebaiknya air tidak boleh terganggu.
P : Sekarang sudah jam 11.00 sesuai dengan kesepakatan kita untuk
mengakhiri wawancara hari ini. Bagaimana menurut Bapak ?
DP1 : Saya kira benar, bu. Kebetulan ini praktikum juga sudah hampir selesai.
Saya harus menerima laporan sementara hasil praktikum.
P : Terima kasih, selamat bertugas lagi Pak Partono.
196
CATATAN LAPANGAN ( C.L. : 05 )
TEKNIK : WAWANCARA INFORMAN : DR. SUPARTONO, MS HARI / TANGGAL : JUMAT / 14 APRIL 2005 WAKTU : 09.00 – 10.30 TEMPAT : RUANG PENANGGUNG JAWAB
LB. KO TOPIK : PERANGKAT LABORATORIUM
KIMIA ORGANIK
Seperti biasa peneliti datang jam 08.00 selagi Bapak DR. Supartono, M.S. membimbing praktikum KO. Beliau dibantu Ibu Ratna Dewi. K.ST.M.Si dan Ibu Kadarwati, S.Si dan asisten mahasiswa Peni Mardiane. Tepat jam 09.00 wawancara dimulai dan ini adalah kelanjutan wawancara sebelumnya. Hasil wawancara bisa ditranskripsikan sebagai berikut : P : Ada gangguan masalah air. DP1 : Ya sering. Barangkali jaringannya tidak betul. Perlu menggunakan
pompa yang kuat untuk mudah mengalir ke lantai tiga. Jadi kita perlu mengandalkan dari pusattetapi perlu membuat reservoir yang mudah mengalir ke lantai tiga. Kadang instalasi kurang baik sehingga sering terjadi macet.
P : kondisi seperti ini Fakultas sudah tahu ? DP1 : Mestinya sudah tahu, setiap semester saya sudah melapor kepada Kepala
Laboratorium dan sampai pada jurusan dan Fakultas. P : Bagaimana dengan toilet untuk Laboratorium Kimia Organik ? DP1 : Toilet di laboratorium Kimia Organik ada. Ada disamping ( sambil
menunjuk ) satu tetapi tidak dibedakan untuk dosen dan mahasiswa, hanya dibedakan untuk perempuan dan laki-laki saja.
P : Ruang perbaikan / Workshop di laboratorium Kimia Organik apakah sssudah ada ?
DP1 : Kita tidak punya alat-alat untuk perbaikan workshop. Alat-alat kita yang rusak biasanya dibawa keluar oleh Kepala Laboratorium, misalnya ke UGM. Memang sebaiknya ada semacam ahli yang bisa menghendel beberapa peralatan, terutama peralatan yang ada hubungannya dengan listrik, misalnya mantel heater. Kita juga sudah mencoba memperbaiki tetapi tidak bisa, sudah saya laporkan pada Kepala Laboratorium apakah perlu diganti atau diperbaiki. Menurut saya itu tidak bisa diperbaiki karena mantelnya jadi satu dengan elektrolitnya.
P : Bagaimana penyediaan dana Laboratorium Kimia Organik sepengetahuan Bapak ?
197
DP1 : Manajemen keuangan itu sepenuhnya ada di Kepala Laboratorim yaitu Bapak Kasmui. Kami sebagai penanggung jawab Laboratorium Kimia Organik bertanggung jawab atas apa yang diperlukan yaitu pengadaan zat dan keuangan ditangan Kepala Laboratorium.
P : Apa Bapak masih bersedia kalau wawancara ini dilanjutkan ? DP1 : Ya, masih bersedia Bu Titi.
P : Mohon penjelasan rapat-rapat yang dilakukan mengenai rapat rutin, rapat
dinas, pembinaan dari dinas ?
Rapat Kelompok Bidang Studi Kimia Organik Di Ruang Pertemuan Jurusan
DP1 : Satu semester kita adakan rapat dua kali, pertama adalah pada awal
semester dan pada pertengahan semester. Pada awal semester dengan
pembagian tugas, sedangkan pada pertengahan semester kita
menginventarisasi kebutuhan untuk kedepan, sambil evaluasi yang telah
kita lakukan setengah semester yang sedang berjalan. Selama ini kita
sudah menjelang pertengahan semester nanti ada pertemuan dari rekan-
rekan kelompok bidang Kimia Organik untuk bisa mengisi kebutuhan
198
mendatang dan mengevaluasi beberapa kegiatan yang telah kita lakukan
untuk semester ini dan kedepan untuk kita proyeksikan apa saja yang
perlu diperbaiki. Rapat dinas itu dikumpulkan oleh Kepala Laboratorium
sekali dalam satu semester. Itu hanya bersifat informatif artinya yang
menyangkut dana yang mereka habiskan berapa, lalu yang diterima
berapa sambil menampung usulan-usulan dari penanggung jawab. Tapi
sekali lagi usulan itu datang dari penanggung jawab tetapi realisasinya
tetap pada kepala Laboratorium. Kalau Kepala Laboratoriumnya tidak
merealisasi ya penanggung jawab tidak bisa apa-apa. Pembinaan dari
dinas sampai saat ini kok belum pernah saya rasakan. Misalnya dari
Fakultas, dari jurusan itu tidak pernah ada. Yang selama ini saya rasakan
justru dari rekan-rekan itu untuk saling berkoordinasi begitu saja lantas
seandainya perlu kegiatan untuk pelayanan masyarakat melayani
mahasiswa dari tempat lain, kita saling bahu-membahu bagaimana
melaksanakan itu. Dari Akademi Kebidanan Mardi Waluyo dari Ungaran
kita saling bahu-membahu menservis atau melayani kebutuhan-
kebutuhan mereka.
P : Sebelum mahasiswa melakukan praktikum, hal-hal apa yang sebelumnya
perlu diberikan mahasiswa ?
DP1 : Pada kegiatan praktikum ini intinya ada beberapa tahapan. Mereka itu
untuk kesehariannya kita lakukan pre–test. Itu untuk mengetahui
kesiapan mahasiswa menjelang kegiatan praktikum. Tes bentuknya
tertulis soalnya ya dua atau tiga dalam waktu lima belas menit.
199
Berikutnya setelah dilakukan pre-test dan kita lakukan brifing. Ini kita
maksudkan untuk memberikan pengarahan pada paramahasiswa memberi
hal-hal yang akan dilakukan termasuk juga mohon perhatian jika
menyangkut zat-zat yang berbahaya. Bahkan kalau ada mahasiswa yang
memerlukan pembakaran jangan dekat dengan kompor spiritus sambil
menjelaskan konsep-konsep dasar yang melandasi dari kegiatan
praktikum itu.
P : Kapan dilakukan breifing ?
DP1 : Setiap menjelang praktikum selalu dilakukan breafing, ya tidak lama
sekitar lima belas menit. Paling tidak tiga puluh menit, itu untuk pre-test
sama breafing. Selanjutnya sisa waktu sepenuhnya untuk kegiatan
praktikum sampai ia membuat laporan sementara. Untuk minggu
berikutnya ia harus membuat laporan yang sebenarnya.
P : Apakah dengan pre-test dan persiapan praktikum banyak membantu
kelancaran jalannya praktikum mahasiswa ?
DP1 : Selama ini pada pengalaman tahun-tahun lalu justru mereka terbantu
dengan adanya pre-test sebab persiapan mereka akan lebih baik lalu juga
adaptasi atau penemuan-penemuan konsep akan mereka peroleh. Jadi
setelah pre-test lalu breefing. Breefing itu termasuk membahas pre-test
yang mereka belum paham. Dengan sendirinya kalau mereka salah akan
ketawa-ketawa kecil, karena salah, tetapi kalau benar bangga bahwa dia
benar melakukannya.
200
P : Bagaimana dengan kegiatan pelayanan masyarakat ?
DP1 : Kegiatan pelayanan masyarakat ada seksi tersendiri. Penanggung jawab
Laboratorium Kimia organik tidak banyak terlibat dalam kegiatan
masyarakat. Tetapi kalau kita terlibat hanya pelayanan semacam kalau
jasa praktikum dari Akademi Kebidanan, kalau mereka tidak punya
laboratorium dan membutuhkan pekerjaan laboratorium kita ikut
membantu seksi pelayanan masyarakat dalam mengampu pelaksanaan
praktikumnya. Tetapi jasa-jasa yang lain seperti analisis sampell itu
sungguh tidak terlibat. Mestinya yang baik itu kalau memang jasa
pelayanan pada masyarakat menyangkut bidang Kimia Organik
diserahkan pada Laboratorium Kimia Organik. Tetapi karena ini struktur
organisasinya dari UNNES begitu, saya tidak bisa berbuat banyak.
P : Bagaimana penempatan peralatan ?
DP1 : Ya, sering saya memberi masukan-masukan sebagai warga jurusan kimia
tetapi kalau berulang kali tidak pernah diterima ya kita akhirnya diamlah.
Yah saya tidak putus asa, masalahnya kemampuan seseorang itu
dicerminkan pada sikap. Jadi kalau mereka mampunya hanya sampai
disitu ya kita tidak bisa apa-apa. Jadi misalnya alat jangan ditaruh di
ruang sana supaya bisa dipakai semua orang, tapi ya tetap ditaruh di
ruang sana. Sehingga orang lain yang akan menggunakan akan kesulitan.
Dia tidak memikirkan sampai disitu, tahunya hanya di sana ada alat dan
ditempatkan di ruang itu ya sudah, ya sudah aman alat itu ditaruh di situ.
201
Bagaimana alat itu bisa diberdayakan mereka tidak pikir. Ya kita tetap
menghargai mereka.
P : Bapak saya tadi masuk ruang praktikum, terjadi kecelakaan kecil.
Sebetulnya siapa itu yang bertanggung jawab.
DP1 : Mengenai tanggung jawab misalnya ada kecelakaan itu pertama
pengampu praktikum, tetapi kalau mahasiswa yang melakukan penelitian
ya pembimbingnya. Tanggung jawab penanggung jawab laboratorium
memang juga ada tetapi hanya setidaknya itu tadi yang saya sebutkan.
Kerapian, kebersihan saya sebagai penanggung jawab juga ada tetapi
tanggung jawabnya sebatas pada alternatif pemecahannya. Masalahnya
menyangkut manajemen keuangan. Mengenai kerapian dan kebersihan
mestinya juga perlu fasilitas dana sehingga menyangkut keuangan juga.
Saya sebagai pengampu praktikum Kimia Organik, saya juga memberi
perhatian yang penuh sehingga kita bisa melakukan strategi yang perlu
juga termasuk peralatan-peralatan apa yang digunakan mencari alternatif
bila peralatan tersebut tidak mencukupi. Terhadap kecelakaan yang
seharusnya memberikan pertolongan pertama tetapi sebagai penanggung
jawab misalnya pas kebetulan saya tahu saya akan bersihkan dahulu
sebelum orang orang lain melakukan. Seperti kasusnya pernah terjadi
mungkin karena mahasiswa tidak tahan bau amoniak. Karena sya tahu
anak itu langsung saya bawa sama-sama teman lain, saya bawa di ruang
terpisah. Kita tidurkan, kita buka pakaian praktikumnya kemudian semua
pakaian ketat kita longgarkan dengan bantuan Bu Muryati kemudian kita
202
beri minum sampai beberapa saat sampai siuman, kebetulan anak
tersebut sedang menstruasi.
P : Bagaimana keadaan peralatan PPPK ? Apakah lengkap, maksud saya
cukup untuk mengatasi hal-hal yang sering terjadi di laboratorium Kimia
Dasar ?
DP1 : Ada tetapi di ruang Kepala Laboratorium. Sebaiknya setiap laboratorium
ada sehingga hal-hal itu terjadi siapapun yang nangani bisa
memanfaatkan. Kepala Laboratorium juga kadang-kadang tidak siap
ditempat. Bila kebetulan kita butuh mereka tidak ada ya kacau jadinya.
Hali ini sadah saya sampaikan pada Kepala Laboratorium ya akhirnya
hanya sebatas usul saja tidak sampai pada realisasinya.
P : Jam 10.30 sepertinya Bapak Partono mau membimbing praktikum.
Bagaimana apa wawancara mau dilanjutkan atau dihentikan.
DP1 : Sebaiknya dihentikan dulu, bu. Ini masih ada waktu untuk saya masuk ke
Lab. KO membimbing praktikum. Saya selalu siap sewaktu-waktu
dibutuhkan Bu Titi.
P : Terima kasih Pak.
203
CATATAN LAPANGAN ( C.L. : 06 )
TEKNIK : WAWANCARA INFORMAN : DR. SUPARTONO, MS HARI / TANGGAL : JUMAT / 21 APRIL 2005 WAKTU : 08.00 – 09.00 TEMPAT : RUANG PENANGGUNG JAWAB
LB. KO TOPIK : PERANGKAT LABORATORIUM
KIMIA ORGANIK Hari ini wawancara dimulai jam 08.00 yang sudah merupakan kesepakatan peneliti dengan Bapak Partono. Dan ini merupakan kelengkapan wawancara sebelumnya. Hari ini tidak ada kegiatan praktikum karena kebetulan mahasiswa sedang pre-test materi praktikum KO. Hasil wawancara secara lengkap bisa ditranskripkan sebagai berikut : P : Selamat pagi pak Partono. Bisa dimulai wawancara hari ini. DP1 : Selamat pagi Bu Titi. Bisa dimulai bu silahkan. P : Bagaimana mencampur zat kimia, menangani zat-zat yang baru, atau zat-
zat yang kurang diketahui ? DP1 : Mencampur zat kimia dilakukan asisten di bawah panduan kita misalnya
mengencerkan asam sulfat, membuat larutan aquabiomata. Tidak diperkenankan mahasiswa membuat sendiri. Beberapa larutan yang dirasa cukup aman misalnua larutan garam mereka membuat sendiri. Kalau larutan itu cukup insklusif atau berbahaya kita siapkan supaya tidak terjadi masalah pada mahasiswa. Zat-zat baru diarsip oleh tenaga laborran kita Pak Wiji. Kalau zat bersifat asam ditaruh di lemari asam. Namun yang berupa padatan juga ditaruh di lemari tersendiri, begitu juga cairan ditempatkan tersendiri. Masalah pembuangan material yang berbahaya, misalnya logam berat kita buang ke reservoar atau bak penampungan. Zat yang tidak berbahaya ya kita buang di bak air, diguyur air dan prinsipnya air mengalir sedangkan untuk tumpukan asam kita bersihkan, kita sentor dengan air, demikian juga basa. Sedangkan untuk minyak asal bukan oli kita bersihkan dengan pelarut tertentu misalnya etanol teknis cukup aman tidak mengganggu lingkungan. Untuk zat yang berbahaya itu kita buang direservoir.
P : Sampai jam berapa saya diberi waktu ? DP1 : Sampai jam 11.00 Bu, karena ini hari Jumat.
204
P : Baiklah untuk zat-zat yang tidak berbahaya dimana pembuangannya. DP1 : Zat yang tidak berbahaya dibuang diwastafel lalu cukup diguyur Bu
secukupnya. P : Apa tidak terjadi penyumbatan di wastafel ?
Bentuk wastafel terlihat di depan
DP1 : Zat-zat yang tidak berbahaya seperti lar gula, lar garam itu prinsipnya air
harus mengalir. Kalau tidak mengalir ya tidak boleh membuang disitu.
Bahan-bahan yang kasar, dedaunan bisa dibuang di tempat sampah.
P : Ada alat pemadam kebakaran. Bagaimana pemanfaatannya ?
DP1 : Ada di ruang laboratorium. Itu sudah beberapa tahun yang lalu tidak
pernah diisi. Ya sudah saya laporkan ya itu sih murah tetapi kadang-
kadang menjadi hal yang mahal.
P : Berapa jumlah laborat maupun teknisi yang ada di Laboratorium Kimia
Organik ?
205
DP1 : Sebagai laborat Pak Wiji dan sebagai teknisi Bu Retno. Malah ada
asisten mahasiswa tiga.
P : Saya lihat tadi tiga ruang ya berada di laboratorium Kimia Organik
kelihatan tidak rapi misalnya dos-dos yang berantakan baik di atas lemari
maupun di lantai.
206
Diatas rak terdapat dos-dos tidak terpakai.
Rak alat-alat gelas (di ruang bahan/alat)
Di atas lemari terlihat dos tidak terpakai (di ruang alat-bahan)
207
Di ruang timbang terlihat barang-barang yang berserakan
DP1 : Memang tidak bisa rapi saat sedang dilaksanakan praktikum tetapi bila
kegiatan telah selesai kita rapikan lagi.
P : Bagaimana kesejahteraan karyawan atau laboran ?
DP1 : Kesejahteraan harusnya ada susu dan kacang hijau. Mau tidak mau orang
yang bekerja di laboratorium Kimia Organik yang seharusnya seminggu
tiga kali ya tidak terlalu mewah.
P : Ada insentif untuk tenaga laboran atau teknisi. Maaf ini termasuk Bapak
Partono apa mendapat insentif ?
DP1 : Selama ini insentif tenaga laboran dan teknisi itu ada dari jurusan. Hanya
besarnya yang saya tidak tahu. Sebab pada waktu rapat Ketua Jurusan
tidak pernah menginformasikan pada kita semua. Penanggung jawab
208
laboratorium insentifnya tidak ada yang ada hanya semacam cindera
mata setahun sekali.
P : Semacam hadiah lebaran begitu.
DP1 : Ya mungkin semacam itu bukan bentuk uang, sampai sekarang.
P : Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan Bapak untuk
memberdayakan Laboratorium Kimia Organik ?
DP1 : Maksud saya kalau mau mengadalkan kondisi keuangan institusi baik itu
tingkat jurusan maupun universitas itu terlalu lama untuk mengharapkan
idealisme yang kita miliki. Kedepan kita mencoba untuk mengajukan
proposal atau hibah. Kalau proposal bisa terloloskan terealisasi maka itu
sedikit demi sedikit laboratorium kimia organik kita benahi baik melalui
segi peralatannya yang sangat terbatas. Nah apalagi teknisi dan laboran
dapat terlibat dalam kegiatan hibah mereka ikut mendapatkan insentif
atau kesejahteraan.
P : Apakah sudah pernah mengajukan hibah ?
DP1 : Kemarin kita baru mencoba mengajukan hibah properti untuk mencoba
menghidupkan laboratorium Kimia Organik, tetapi baru pada tahap
evaluasi awal ternyata pada finalnya ada beberapa yang tidak disetujui
oleh Dirjen Dikti, sehingga kita mau tidak mau harus mengalah dulu, kita
tidak bisa menerima hibah. Saya sebagai penanggung jawab laboratorium
saya untuk tahun ini mencoba untuk mengajukan proposal dan insya
Allah kalau saya berhasil teman-teman yang lain mencoba untuk hal
209
yang sama sehingga makin ramai laboratorium Kimia Organik dan
semakin menjadi baik.
P : Apakah laboratorium Kimia Organik saja yang baru mengajukan hibah ?
DP1 : Setahu saya begitu laboratorium lain belum berpikir begitu, menurut
pengamatan saya hal itu perlu dilakukan, terutama sebagai penanggung
jawab saya harus memiliki bentuk yaitu peduli laboratorium, supaya bisa
berfungsi seperti laboratorium yang lain. Saya juga tidak hanya satu
bentuk tanggung jawab juga yang berarti menunjukkan pada masyarakat
bahwa kita bisa seperti jurusan kimia di Perguruan Tinggi yang lain.
P : Apa usaha Bapak Partono yang diandalkan untuk mengembangkan
laboratorium Kimia Organik ?
DP1 : Ya paling tidak karena saya diserahi sebagai pengelola atau penanggung
jawab, ya salah satu tanggung jawab saya adalah supaya laboratorium
Kimia Organik itu tidak kolep bisa berjalan seperti yang diharapkan, jadi
contoh laboratorium yang lain di jurusan kimia ini.
P : Bagaimana bila Pak Partono menduduki jabatan struktural lupakah pada
laboratorium Kimia Organik ?
DP1 : Bukan begitu siapapun nanti orangnya, seandainya ada yang
menggantikan saya di sini saya tetap akan mengajukan proposal untuk
kemajuan laboratorium Kimia Organik. Saya punya tanggung jawab
moral. Dan proposal itu bersifat kompetensi dan ini diseluruh Indonesia.
Kalau proposal cukup baik ya itu akan lolos.
210
P : Bagaimana kondisi dosen pengampu praktikum Kimia Organik ?
DP1 : Dosen pengampu umumnya sudah S2, malah saya sarankan untuk
melanjutkan S3. Kalau sekedar pengampu praktikum, sudah cukup untuk
institusi yang baik, sehingga seorang dosen itu S3 sudah harus ditangani
dan sukur bisa jadi Guru Besar.
P : Yakinkah Bapak kalau sudah S2 tidak lupa atau harus meninggalkan hal-
hal yang kecil ini ?
DP1 : Harusnya tidak lupa, justru malah jangan sampai kegiatan mengampu
praktikum saya dilepas. Paling tidak seminggu sekali supaya saya tahu
pasti kondisi laboratoriumnya itu bagaimana.
P : Yang saya harapkan demikian sehingga laboratorium Kimia Organik
lebih dewasa dan lebih bisa diberdayakan.
DP1 : Betul demikian Bu Titi, walaupun pengampu praktikum semua sudah S2
tetapi usia menentukan juga untuk pendewasaan laboratorium Kimia
Organik.
P : Terima kasih sementara saya akhiri dulu sampai di sini.
211
CATATAN LAPANGAN
(C.L. : 07) TEKNIK : WAWANCARA INFORMAN : Bp. Drs. EDY CAHYONO, MSi HARI/TGL : SENIN, 04 - 04 - 05 TEMPAT : RUANG KETUA JURUSAN WAKTU : 12.00 - 13.00
TOPIK : PENGORGANISASIAN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
Bp. Edy Cahyono adalah dosen pengampu praktikum Kimia Organik. Beliau juga sebagai Ketua Jurusan Kimia maka pada pagi hari ini sampai jam 12.00 ada kesibukan di jurusan, maka wawancara baru bisa dimulai jam 12.00 siang. Setelah sholat Dzuhur beliau baru bisa diwawancarai. Adapun hasil wawancara dapat ditranskripkan sebagai berikut :
P : Kelihatannya Pak Edy lelah sekali dari jam 07.00 sampai
jam 12.00 siap di jurusan melakukan tugas rutin. Tetapi saya harapkan
mudah-mudahan pak Edy masih siap untuk memberikan gambaran
mengenai laboratorium Kimia Organik. Siap pak Edy
KJ : Siap bu P : Terima kasih
Bagaimana mengidentifikasi pekerjaan atau kegiatan yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan untuk pemberdayaan laboratorium Kimia Organik.
KJ : Untuk mengidentifikasi pekerjaan atau kegiatan yang diperlukan tentu berhubungan dengan tujuan itu yaitu tujuan a, b, c dari tujuan yang direncanakan itu. Tentu, disesuaikan dengan sumber daya yang ada misalnya dalam perencanaan dan kegiatan yang dilakukan : inventarisasi alat dan bahan sementara ini belum dilakukan dengan baik maka kegiatan yang dilakukan lebih dulu adalah bagaimana melakukan inventarisasi. Inventarisasi ini tidak bisa dilakukan oleh laboran sendiri, karena kemampuannya. Sedangkan inventarisasi yang dilakukan laboratorium kimia ini inventarisasinya sudah dibantu oleh komputer. Untuk itu dalam pelaksanaan kegiatan perencanaan dibantu oleh dosen muda. Kebetulan pada kegiatan DP4 usulan alat dan bahan (zat organik juga merupakan usulan hibah inventarisasi alat dan bahan, kemudian juga pengadaan manual. Jadi sementara laborannya cuma satu sementara
212
teknisi-teknisinya masih menjalankan tugas lain maka menginventarisasi dan mengidentifikasi tugas-tugas itu. Tugas dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Jangka pendek yang sedang dilakukan terutama inventarisasi, pengadaan manual, pemenuhan alat untuk praktikum dan penataan alat, penyimpanan alat, dan masalah keselamatan kerja. Karena terbatasnya sumber daya yang ada kita dibantu oleh teknisi dan laboran. Seringkali kepala laboratorium itu harus terjun sendiri. Untuk alat keselamatan kerja itu kepala laboratorium sendiri yang berusaha untuk mendapatkannya. Demikian juga untuk inventarisasi kepala laboratorium sendiri harus membuat rancangan teknisnya biasanya dilakukan oleh dosen-dosen dan laboran.
P : Selain itu revisi petunjuk praktikum yang dilaksanakan laboran. Jadi setiap tahun kita lakukan revisi kegiatan praktikum, misalnya kesalahan cetak hal-hal yang tidak bisa dilaksanakan karena tidak ada alat-alat atau tidak ada bahan, juga bila ada tambahan alat yang baru. Pengadaan alat dengan persetujuan dari ketua KBK (Kepala bidang keahlian), jadi yang saya lakukan dulu setiap dalam rapat dengan dosen pembimbing praktikum dengan ketua KBK itu dilakukan musyawarah. Setelah pengadaannya biasanya kepala laboratorium membuat daftar kebutuhan yang disebarkan pada bidang supplier. Dari situ kita dapatkan harga yang lebih murah dari yang lain yang kita sepakati. Hampir setiap kegiatan terfokus dan tergantung pada kepala laboratorium. Untuk pembagian tugas belum berlangsung dengan baik kita sudah berusaha mendapatkan informasi sebanyak mungkin dan penanggung jawab praktikum.
P : Bagaimana menyusun organisasi, agar semua personelnya dapat diberdayakan
KJ : Jadi kalau kita melihat kenyataan yang ada adalah satu laboran satu penanggung jawab kemudian dosen muda yang dimintai membantu mengelola laboratorium dan kepala laboratorium. Jadi laboratorium Kimia Organik ini adalah satu bagian dari enam laboratorium kimia lain misal laboratorium kimia fisik dan sebagainya. Struktur organisasi saya rasa idealnya kalau kita mau berkembang dengan baik mestinya satu laboratorium itu ada satu kepala laboratorium, satu teknisi dan kemudian dibantu oleh asisten kimia. Kenyataan yang sekarang ada laboratorium itu hanya ada satu kepala laboratorium yang mengelola seluruh laboratorium. Kita sedang berusaha untuk bagaimana agar masing-masing laboratorium itu bisa mandiri. Sekarang yang kita lakukan meneruskan yang saya lakukan dan bagaimana melengkapi alat dan sifatnya penyimpanan alat-alat dan bahan itu terpusat kita distribusikan pada masing-masing laboratorium setelah itu dilakukan termasuk inventarisasi pada masing-masing laboratorium berjalan. Kita dalam waktu yang pendek ini akan mencoba melakukan pengelolaan atau reorganisasi. Kepala laboratorium itu mestinya per laboratorium. Oleh karena pendanaan dan statuta UNNES
213
sendiri tapi kita akan coba lakukan masing-masing laboratorium itu kita tata untuk inventarisasi alat dan bahan. Jadi untuk kegiatan parktikum saja sudah mandiri. Tetapi sementara seperti sekarang ini di mana sumber sana terbatas, pengadaan alat juga belum bisa kita suplier masih kita lakukan dengan cara prioritas alat apa yang kita utamakan jadi tidak semua kita bisa membelikan.
P : Kok belum saya dengar Bp. menyinggung mengenai penanggung jawab laboratorium ?
KJ : Penanggung jawab laboratorium itu merangkap ketua KBK. Penanggung jawab laboratorium itu mestinya kewenangannya melakukan perencanaan, melakukan usulan-usulan, pembenahan termasuk mengontrol kegiatan-kegiatan yang ada di laboratorium. Sementara ini memang belum bekerja dengan baik. Karena memang struktur organisasinya yang terutama. Tugas masing-masing penanggung jawab laboratorium itu karena merangkap sebagai ketua KBK fokus pada kegiatan di laboratorium jadi sementara ini yang masih banyak berperan kepala laboratorium. Dalam waktu yang akan datang akan kita pekerjakan penanggung jawab laboratorium itu diberi wewenang penuh mengelola alat, bahan, merencanakan, merevisi, mengembangkan arah penelitian di laboratorium, mengembangkan bahan ajar KBK yang sesuai.
P : Personel-personel laboratorium itu yaitu Kepala laboratorium, penanggung jawab laboratorium, teknisi, laboran, mengenai wewenang dan tanggung jawab apa sudah tertuang hitam di atas putih
KJ : Wewenang dan tanggung jawab kalau sebagai laboran, teknisi, sebagai kepala laboratorium, memang secara struktural ada. Tetapi kalau penanggung jawab laboratorium ini semi formal memang ada surat tugas dari dekan tetapi karena kita sendiri masih kesulitan untuk mengkoordinasi peran serta penangung jawab laboratorium ini memang belum optimal, ya memang strukturalnya secara resmi belum ada. Ini hanya embrio kalau suatu saat masing-masing laboratorium itu fungsi penanggung jawab laboratorium itu seperti fungsi kepala laboratorium yang sekarang. Pada suatu saat kepala laboratorium itu koordinator fungsi penanggung jawab laboratorium yang sekarang itu sama dengan fungsi kepala laboratorium
P : Kapan ketua jurusan itu membawahi beberapa ketua laboratorium KJ : Ya ..., sebab yang ideal untuk masa-masa yang akan datang, Ketua
Jurusan, lalu ada Ketua Prodi, ada Sekretaris Jurusan, dibawahnya sejajar dengan Ketua Prodi itu adalah kepala laboratorium. Kepala laboratorium itu mengkoordinir semua penanggung jawab laboratorium. Kepala laboratorium sekarang ini nanti fungsinya sebagai koordinator. Masing-masing penanggung jawab laboratorium itu nantinya kepala laboratorium. Kepala laboratorium Kimia Organik dan seterusnya, tetapi
214
sementara ini karena belum resmi namanya ya penanggung jawab laboratorium.
P : Itu kapan ya kira-kira bisa dilaksanakan. Kalau itu bisa dilaksanakan mestinya laboratorium Kimia Organik bisa diberdayakan secara optimal. Tidak hanya laboratorium Kimia Organik tetapi laboratorium kimia yang lain.
KJ : Saya perkirakan dengan ketua laboratorium untuk menata struktur semacam itu kira-kira dua tahun lagi. Setelah pemberdayaannya cukup atau dosen-dosen siap untuk membantu pada masing-masing laboratorium. Kemudian nanti sifatnya karena tugasnya organisasi dari universitas yang ada hanya satu kepala laboratorium. Saya kira saya tidak bisa menentukan kapan tetapi jurusan secara intern sudah ada rencana kesana. Penanggung jawab laboratorium sifatnya masih memberi saran, masukan kepada kepala laboratorium. Tetapi suatu saat mesti tahun kedua setelah masing-masing laboratorium tertata kita akan memfungsikan penanggung jawab laboratorium itu benar-benar sebagai kepala laboratorium. Kita kan baru satu tahun ini sebagai ketua jurusan. Tugas penanggung jawab tersebut ya merencana, mengelola, mengawasi, mengelola keuangan, pengembangan kita serahkan pada masing-masing laboratorium. Sekarang ini lingkupnya masih terlalu kecil masih bisa dikelola satu kepala laboratorium.
P : Bagaimana memberi bimbingan atau pengarahan, maupun mengevaluasi pada personel-personel laboratorium maupun dosen pengampu laboratorium, agar fungsi laboratorium Kimia Organik bisa optimal.
KJ : Kenyataan laboran kita itu lulusan teknik belum mempunyai keterampilan yang baik, kita tidak bisa memaksakan target-target tertentu pada mereka tetapi cara pemberdayaannya adalah dari apa yang mereka bisa, misalnya pak Wiji mempunyai keterampilan melaksanakan kegiatan eksperimen di laboratorium kemudian membantu melaksanakan analisis prosemat yang kita kembangkan. Jadi dengan cara mengikutsertakan laboran itu dengan kegiatan-kegiatan penelitian dosen.
P : Saya dengar tadi pak Wiji sebagai laboran. Dia bisa sebagai teknisi ? KJ : Oh tidak P : Bagaimana ruang perbaikan atau workshop laboratorium Kimia Organik KJ : Belum ada, tetapi namanya untuk reparasi atau perbaikan atau tugas
teknisi tidak harus kerja di bengkel. Jadi perbaikan gelas, kalibrasi, alat-alat elektronik tidak perlu punya bengkel tertentu. Karena alat-alat itu berada di tempat, tidak bergeser, tidak di gudangkan. Jadi bisa diperbaiki di tempat itu.
P : Kalau begitu saat ini kita belum perlu punya ruang perbaikan atau workshop
KJ : Tetapi untuk tahun 2006 kita akan merencanakan ada bengkel gelas tetapi kesulitan untuk meletakkan tempatnya. Tempat yang sekarang ini tidak cukup untuk menampung kegiatan tambahan. Kalau nanti ada
215
bengkel gelas akan kita usahakan, tapi ini mendesak karena sementara di laboratorium di Semarang ini belum ada bengkel gelas.
P : Apakah di seluruh Semarang belum ada yang punya bengkel gelas KJ : Setahu saya yang ada di Yogya saja. Nanti kita bisa mengembangkan itu
saya rasa lebih baik. Tetapi teknisi pekerjaannya tidak hanya memperbaiki
P : Pak Edy sangat profesional dalam pengelolaan manajemen laboratorium. Karena pak Edi sekarang sebagai Ketua Jurusan, sebagai pengampu praktikum Kimia Organik, juga sebelumnya sebagai Kepala Laboratorium. Dalam pemberdayaan laboratorium ini pembinaan atau bimbingan apa yang perlu dilakukan.
KJ : Kalau saya profesional sih tidak tetapi saya hanya belajar dari pengalaman-pengalaman saya hanya belajar dengan pelatihan dari Dikti. Lebih dari itu saya hanya melihat, merancang, mengangankan kemudian melaksanakan. Tidak ada pendidikan khusus bagi pengelola laboratorium ya bu. Tetapi bagi teknisi dan laboran pengembangan keterampilan kita usahakan. Pernah dikirim ke UPI, ke ITB selama 1 bulan, 2 bulan atau tiga bulan untuk pak Wiji dan bu Retno (teknisi/laboran). Selain itu pelatihan pengelolaan alat dan pengelolaan bahan dan praktikum. Kemudian pernah hampir setiap tahun dalam jurusan kimia seperti kita ajak mereka sehari melakukan pelatihan di Balai Kesehatan. Balai kesehatan itu laboratnya Depkes. Di samping itu juga di tahun ini 2005 direncanakan untuk mengirim penanggung jawab Kimia Dasar dan Kepala Laboratorium untuk melakukan magang pengelolaan laboratorium di UGM, UNS. Kita juga merencanakan mengirim laboran dan teknisi untuk melaksanakan pelatihan.
P : Bagaimana dengan dosen pengampu praktikum KJ : Dosen pengampunya hampir semua sudah berpendidikan S2 maka
memiliki kemampuan melaksanakan pembimbingan praktikum di laboratorium. Kita juga sudah mengirim dosennya melakukan pelatihan instrumentasi di UGM juga kursus komputer di lembaga kursus komputer. Dan dosen sudah melatih mahasiswa kita sendiri dengan melaksanakan melatih instrumentasi itu mereka sudah turut belajar. Tiap ada alat baru memang kita coba untuk sosialisasi. Juga pernah kita melakukan pelatihan keselamatan kerja dengan mengundang dari dinas kebakaran Semarang. Kemudian pakar dari UGM bisa untuk laboran maupun dosen. Semua kita coba kembangkan kemampuan masing-masing dengan kondisi laboratorium yang memungkinkan. Kalau semacam studi banding hampir semua dosen dan penanggung jawab laboratorium kita ikutkan dengan kegiatan serupa sehingga bisa membandingkan antara laboratorium kita dengan laboratorium yang
216
sudah maju sehingga kita bisa mengembangkan laboratorium kita ke arah mana.
P : Bagaimana laboratorium Kimia Organik kalau dibandingkan dengan laboratorium di UGM maupun UPI
KJ : Pengelolaannya saya kira laboratorium Kimia Organik FMIPA UNNES tidak begitu ketinggalan. Kekurangan kita adalah pada organisasinya seperti di UGM laboratorium Kimia Organik mempunyai satu kepala laboratorium. Kemudian yang lain adalah di tempat kita hanya ada satu laboran dan satu teknisi. Di UGM satu laboratorium ada sekitar 4 laboran dan satu administrasi. Kemudian saat kita rasakan kekurangannya adalah alat instrumentasi. Alat-alat yang besar itu kita masih terbatas
P : Bagaimana laboratorium Kimia Organik dibandingkan dengan laboratorium Kimia UNDIP
KJ : Kalau dengan laboratorium Kimia UNDIP Insya Allah kita tidak ketinggalan. Dengan UGM, ITB kita masih jauh, tetapi artinya kita tidak. Kalau Organiknya sendiri kita masih kecil, masih pekerjaan yang harus dilakukan terutama mengenai pengadaan alat. Ini sangat sulit kalau tidak dibantu dari pemerintah. Ciri-ciri alat-alat organik, instrumen itukan mahal-mahal. Misalnya IR sampai lima ratus juta. Itu kalau hanya mengandalkan dana-dana dari jurusan, tidak ada komitmen universitas kita akan selalu begitu.
P : Di jurusan kimia ada dua doktor, Prof empat, lalu satu doktor dari luar negeri. Apa itu belum mendukung apabila lab organik kita setaraf dengan laboratorium di Yogya ?
KJ : Kita masih terbatas Prof, Dr nya. Karena kalau sudah Prof Dr itu kegiatan di laboratoriumnya berkurang, karena mereka sibuk dengan kegiatan struktural, kegiatan senat dsb. Sehingga kegiatan di laboratorium sangat berkurang. Itulah perbedaannya dengan laboratorium Kimia Organik di UGM. Itu juga kritik kita sendiri. Di UGM, ITB mereka rumahnya adalah laboratorium. Prinsipnya kalau kita ruang dosen disini, ruang laboratorium disana, ruang pengajar jadi tidak menyatu di laboratorium jadi misalnya seseorang gelar Dr, Prof jarang mereka melakukan kegiatan di laboratorium. Bahkan cenderung meninggalkan laboratorium itu yang kita prihatinkan.
P : Bagaimana bapak memberdayakan personel laboratorium termasuk dosen pengampu praktek termasuk Prof atau doktornya, demi pengembangan laboratorium Kimia Organik
KJ : Ya, bu Titi kita memberikan ruang, memberikan tempat, memberikan kesempatan, mengajak apa yang kita lakukan yang bisa kita lakukan. Sekarang ini adalah mendorong dosen muda, para doktor untuk bisa memproduksi proposal mengajukan ke Dikti ke program-program lain. Kalau mereka mengajukan hibah dalam jumlah kecil atau besar, mesti
217
laboratorium akan ramai. Jadi penelitian itu kita dorong untuk memaanfaatkan kita.
P : Jadi dengan mengajukan proposal dapat mengembangkan laboratorium Kimia Organik ya
KJ : Jadi dalam mengembangkan laboratorium mulai terarah. Jadi mungkin doktor-doktor muda seperti pak Partono itu masih konsens terhadap penelitian. Penelitian laboratorium kan jarang sekali kita. Kita masih berharap mudah-mudahan pak Partono mulai dengan grand yang membiayai penelitian dengan demikian mau tidak mau akan berkecimpung di laboratorium, tetapi kalau tidak ada penelitian hanya sekedar praktikum pengembangan laboratorium tidak akan berkembang dengan cepat. Tetapi kalau dosen-dosen banyak melakukan penelitian apakah itu dosen muda melibatkan mahasiswa melibatkan laborat itu akan berkembang dengan sendirinya.
P : Sepertinya di luar sudah ada beberapa yang akan menghadap Bapak Edy. Waktu menunjukkan jam 12.40. Bagaimana melanjutkan wawancara ini
KJ : Sebaiknya dihentikan dulu bu, besuk pagi setelah sholat dzuhur kita bisa lanjutkan lagi
P : Terima kasih pak Edy, selamat siang.
218
CATATAN LAPANGAN
(C.L. : 08) TEKNIK : WAWANCARA INFORMAN : Bp. Drs. EDY CAHYONO, MSi HARI/TGL : SELASA, 05 - 04 - 05 TEMPAT : RUANG KETUA JURUSAN WAKTU : 13.00 - 14.00 TOPIK : PENGGERAKAN LABORATORIUM
KIMIA ORGANIK Sesuai kesepakatan peneliti dengan pak Edy, maka wawancara dilakukan di ruang Ketua Jurusan agar suasana tenang. Wawancara ini dimulai jam 13.05 merupakan kelanjutan wawancara sebelumnya. P : Apa bapak Edy sudah siap untuk memberikan penjelasan, Oo iya
Selamat siang pak Edy KJ : Selamat siang bu Titi, saya sudah siap
P : Apakah dosen kimia pernah mengajukan proposal hibah ?
KJ : Yang saya ketahui kalau di Kimia Organik saya rasa cukup produktif sementara ini dosen muda sudah sering dapat seperti saya sendiri, bu Nanik, pak Darmin sudah pernah dapat
P : Bagaimana untuk pengembangan laboratorium Kimia Organik KJ : Penelitian Kimia Organik alomalies mengembangkan
laboratorium Kimia Organik. Laboratorium tidak perlu diteliti menurut
saya, atau perlu sebatas melakukan evaluasi kegiatan di laboratorium.
Laboratorium itu rohnya adalah penelitian itu. Selama tidak ada penelitian
atau praktikum di laboratorium ya seperti laboratorium di sekolah. Tetapi
bila ada penelitian dosen - mahasiswa praktikum itu akan hidup sendiri.
Oleh karena itu kita setiap tahun melakukan atau memfasilitasi kegiatan-
kegiatan nasional untuk mengirim dosen mengikuti seminar keluar kota,
atau workshop. Itu tujuannya agar laboratorium nantinya akan berkembang
219
dengan sendirinya. Kalau dalam suatu laboratorium tidak ada penelitian
menurut saya seperti laboratorium ....
P : Apa maksud pengembangan laboratorium, mohon penjelasan ! KJ : Pengembangan dapat dilihat dari beberapa sisi, misalnya pengembangan
bisa menyangkut sumber daya, kemudian pengembangan menyangkut aktivitas. Pengembangan menyangkut fasilitas kita kembangkan setiap tahun. Misalnya lima tahun yang lalu dengan sekarang saya rasa sudah banyak perubahan. Tetapi untuk alat yang besar seperti IR dalam waktu dekat ini kita tidak mungkin memilikinya tetapi seperti yang pernah saya utarakan bahwa kita tidak perlu punya tetapi bisa mengakses yang kita usahakan pemenuhannya sekarang adalah alat untuk kegiatan praktikum. Untuk praktikum yang dulu tidak dapat dilaksanakan sekarang, kita kembangkan dan praktikumnya supaya bisa dilaksanakan, jadi sudah ada pengembangannya. Pengembangan sumber daya untuk pendidikan ada dua guru besar, ada satu doktor dan ada yang sedang menempuh S3. Saya rasa pengembangan sumber daya dalam waktu dekat mudah-mudahan yang S2 ini diberikan kesempatan untuk S3. Pengembangan aktifitas yaitu membangun masyarakat akademik jadi laboratorium Organik ini harus ketemu dulu payung penelitiannya. Sementara ini yang berkembang pada masyarakat sini kualitasnya saja saya rasa tidak kalah dengan bidang penelitian dosen di bidang lain karena sudah masuk penelitian dasar melalui tahap kompetisi tingkat nasional. Kemudian dari laboratorium Kimia Organik muncul karya siswa yang bisa bersaing tingkat universitas atau tingkat lokal. Jadi perlu diberi suasana akademik di laboratorium.
P : Bagaimana menjalin kerja sama sehingga terjadi hubungan harmonis antara personel-personel di laboratorium Kimia Organik.
KJ : Saya tidak bisa menilai bu Titi. Tetapi yang saya kembangkan waktu di laboratorium terutama komunikasi dengan laboran, memperhatikan kesejahteraan laboran itu sangatlah penting. Kita tidak bisa berbuat apa supaya penghasilannya itu bertambah di laboratorium. Buat mereka nyaman bekerja di laboratorium, terutama di jalur kolaborasi atau kerjasama dengan laboran. Teknisi terutama saat jarak (jeda) arus semester satu ke semester berikutnya. Dan saya sebagai Ketua Jurusan kita berusaha setiap koordinasi kita bisa masuk memberikan saran, mendengarkan keluhan-keluhan sehingga kita bisa kerja sama dengan kepala laboratorium. Koordinasi semacam itu juga untuk dengan kepala prodi dan saya rasa punya keterlibatan dengan laboratorium.
P : Bagaimana pengamtan yang dilakukan terhadap kegiatan yang menyangkut laboratorium terutama laboratorium Kimia Organik.
220
KJ : Pengamatan dilakukan oleh kepala laboratorium. Hanya sesekali pada saat praktikum saja (KJ) berusaha datang di laboratorium bagaimana mahasiswa melakanakan penelitian atau praktikum. Pengarahan yang dilakukan adalah terhadap pelaksanaan praktikum. Kalau praktikum berjalan, minimal ada dua dosen dan satu laboran. Saya rasa di jurusan kimia ini sudah dijalankan.
P : Pengalaman yang saya alami akhir-akhir ini pada tanggal 31 Maret 05 hari Kamis saya masuk laboratorium Kimia Organik, seorang mahasiswa sedang penelitian ekstrak jambu. Disitu ada seorang asisten mahasiswa. Tetapi ada kebakaran kecil dimana etanol yang ada pada ekstrak jambu itu terbakar sehingga mahasiswa itu kebingungan atau panik. Ada pak Basirwa (laboran) tetapi justru lari keluar. Akhirnya kita tangani bisa padam. Kemudian lagi hari Jum’at 1 April 05 juga saya ke laboratorium mau ketemu Penanggung jawab laboratorium. Kebetulan bukan sedang mengampu praktikum, dibantu dosen muda Ibu Dewi dan asisten mahasiswa Sdri. Peny heran saya saat dilaksanakan praktikum di atas meja berantakan ada buku-buku dan tas mahasiswa. Apakah itu sebelumnya juga demikian. Selanjutnya terjadi kecelakaan kecil pecahnya alat. Menurut tanggapan Bp. Bagaimana dengan pemberdayaan laboratorium Kimia Organik sendiri.
KJ : Bisa terjadi semacam ini itu akan tergantung pada dosen pembimbingnya P : Padahal dosen pengampu sudah berpengalaman bertahun-tahun KJ : Kalau dulu dosen itu tidak mau dianggap galak terhadap mahasiswa.
Hubungan dosen dengan mahasiswa jauh jadi ada jarak antara dosen dengan mahasiswa sehingga mahasiswa itu segan. Tetapi sekarang hubungan Dosen mahasiswa lebih dekat. Nah ini kadang-kadang membuat dosen lebih cerewet. Artinya toh nantinya tidak di apa-apakan. Disiplin ini tidak diberi dengan sangsi. Sangsi yang tidak ditegakkan pada mahasiswa praktikum misalnya mahasiswa terlambat, mahasiswa tidak lulus pre test diperkenankan ikut praktikum, tidak mengenakan jas praktikum ini bisa mengakibatkan tidak baik bagi pendidikan si anak. Disiplin ini kalau saya melihat sangat tergantung pada dosen pengampu. Dengan demikian kita perlu mengingatkan pada dosen pengampu bagaimana kita menegakkan disiplin itu untuk keselamatan kerja di laboratorium.
Tetapi saya rasa faktor yang lain adalah jumlah mahasiswa. Kalau dulu satu lab jumlah mahasiswa 20 tetapi kalau jumlah mahasiswa lebih dari 20 pengawasan terhadap kegiatan praktikum mahasiswa ya jadi kurang baik.
P : Hal semacam demikian lebih banyak ditangani penanggung jawab laboratorium atau kepala laboratorium.
KJ : Sejauh masih bisa diselesaikan Kepala laboratorium, ya cukup tingkat itu saja. Bila ada laboran yang kurang disiplin, ada mahasiswa yang kita baik maka kita usahakan pemecahannya secara bersama. Tetapi hal kecil masalah laboratorium itu selalu terjadi. Berusaha kita cegah tetapi
221
penyebab utama adalah tata tertib laboratorium itu. Sebetulnya sudah ada kerjasama atau pengampu itu. Kalau dulu defisit mungkiin ini maksud dosen biar cepet. Tetapi bisa melihat dalam satu hari masuk ke berapa laboratorium kondisinya kan berbeda-beda laboratorium yang sama untuk dosen yang berbeda juga berbeda.
222
CATATAN LAPANGAN (C.L. : 09)
TEKNIK : WAWANCARA INFORMAN : Ibu Dra. NANIK WIJAYATI, MSi HARI/TGL : SELASA, 12 - 04 - 05 TEMPAT : RUANG PENANGGUNG JAWAB
LABORATORIUM WAKTU : 10.00 - 11.00 TOPIK : PENGGERAKAN LABORATORIUM
KIMIA ORGANIK FMIPA-UNNES SEMARANG
Ibu Nanik Wijayati adalah Dosen Pengampu Praktikum Kimia Organik. Peneliti
datang jam 09.00 WIB, saat itu Bu Nanik sedang membimbing praktikum
Kimia Organik dibantu Bu Dewi Selvia Fardhayanti dan Bu Ratna Dewi
Kusumaningtyas serta Asisten Mahasiswa Peni Mardiani.
Bu Nanik, Bu Dewi serta Bu Ratna mula-mula sibuk mengoreksi laporan
persiapan mahasiswa sambil mengawasi jalannya praktikum. Sesekali apabila ada
hal-hal yang tidak jelas bagi mahasiswa baru salah satu menjelaskan. Sedangkan
asisten mahasiswa berkeliling mengawasi jalannya praktikum.
Mahasiswa yang melakukan praktikum saat itu jumlahnya 20 mahasiswa,
sehingga ruangan tidak begitu kelihatan berjubel dan berdesakan. Namun
hal-hal yang tidak kelihatan, sedap dipandang saat itu adalah masih
kelihatan adanya tas yang terletak di atas meja praktikum. Tetapi tiga
puluh menit setelah mahasiswa praktikum, Bu Nanik sempat
mengingatkan mahasiswa untuk meletakkan tas-tas di tempat yang telah
disediakan.
223
Tepat jam 10.00 WIB, Bu Nanik bersedia diwawancarai. Supaya tidak
mengganggu praktikum, wawancara dilaksanakan di ruang Penanggung Jawab
Laboratorium Kimia Organik.
Adapun hasil wawancara bisa ditranskripkan secara lengkap sebagai berikut : P : Selamat pagi bu Nanik DP3 : Selamat pagi bu Titi P : Bagaimana suasana laboratorium Kimia Organik menurut bu Nanik DP3 : Suasananya sudah bagus, hanya dosen perlu pengembangan dalam
arteasi alatnya masih sederhana, belum ada alat penentuan juga fungsi senyawa Organik, alat G C belum ada, bahkan penyering panaspun kita belum punya. Untuk oven juga belum ada. Hanya untuk alat praktikum kita sudah bisa jalan. Namun untuk penelitian kita masih kerja sama / minta bantuan UGM
P : Bagaimana suasana lingkungan laboratorium Kimia Organik ? DP3 : Suasananya sudah bagus, pembuangannya lancar P : Hiasan, lukisan atau benda-benda lain apa yang berada di laboratorium DP3 : Keselamatan kerja belum ada, mungkin dilbrtru bawah ada, tidak ada
gambar pendukung misal SPU atau gambar alat P : Kapan dilaksanakan rapat di laboratorium Kimia Organik DP3 : Diadakan awal dan akhir semester
Rapat Kelompok Bidang Studi Kimia Organik
Di Ruang Pertemuan Jurusan
224
P : Pembinaan apa saja yang dilaksanakan di laboratorium yang pernah ibu ketahui
DP3 : Pembinaan dilakukan misal di Institusi lain misalnya studi banding, magang disana
P : Bagaimana praktikum dari awal sampai akhir DP3 : Tata tertib diberikan, buat kontrak dengan mahasiswa. Mula-mula
dilakukan pre test, lalu praktikum hasilnya di serahkan pada dosen asisten praktikum. Asisten itu hanya mebantu pada pelaksanaan praktikum, mungkin zatnya bagaimana cara mencampurkan, melarutkan
P : Kejadian apa yang sering terjadi di laboratorium Kimia Organik DP3 : Sering juga terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Misalnya cara
meneteskan, mengambil zat dalam botol, zat dalam botol 2 lt diambil sedikit pakai pipet padahal pipet kotor.
P : Bila terjadi kecelakaan bagaimana penanganan pertama DP3 : Ada juga terjadi mahasiswa memindahkan lampu spirtus untuk
menyalakan tidak menggunakan korek api, sehingga spirtus tumpah terjadi kebakaran dan mengenai dahi mahasiswa. Kira-kira terjadi tahun 2003, dan itu semua tanggung jawab kepala laboratorium
P : Bagaimana kerapian, kebersihan laboratorium Kimia Organik DP3 : Sekarang sudah bagus. Kalau dulu sering banjir, laboratorium sering
kotor karena hujan, mahasiswa masuk sepatu kotor dengan tanah merah. Kerja cleaning service bagus mahasiswa menggunakan jas praktikum lengan panjang walaupun masih ada pakaian lengan pendek karena sudah terlanjur bekerja dengan lengan pendek
P : Bagaimana disiplin kerja sama saat mahasiswa melaksanakan praktikum
DP3 : Sudah bagus, tetapi kadang-kadang ada yang mlolor juga jadi masih perlu diingatkan.
P : Bagaimana pengembangan laboratorium Kimia Organik, ada saran yang perlu bu Nanik sampaikan.
DP3 : Penanaman tanaman obat di sekitar. Dibawah meja praktikum dibuat meja untuk alat-alat per kelompok
P : Pernah ibu ke laboratorium Kimia Organik di UGM atau ITB. Bagaimana bila dibandingkan dengan laboratorium Kimia Organik jurusan Kimia FMIPA UNNES Semarang ?
DP3 : Pernah, kalau rajinnya rajin sini bu. Kalau di UGM keadaan labnya malah lebih kotor. Namun asistennya (asisten mahasiswa lebih dari satu) Jadi berhubung dana. Karena asisten itu perlu dibayar juga. Kalau di UGM satu asisten membimbing tiga mahasiswa. Asisten digembleng dulu.
225
Dosennya malah tidak pernah masuk pada saat praktikum. Kalau di laboratorium Kimia Organik, kita asistennya satu, kadang-kadang dua orang setiap ada praktikum. Jadi masih kurang seharusnya.
P : Bagaimana kondisi lemari asam di laboratorium Kimia Organik ini. DP3 : Ada dua, yang satu agak besar nempel di tembok sudah tidak dipakai
hanya untuk penyimpanan alat saja. Sedangkan yang satu kecil, dan baru jadi langsung terserap. Ada penyerapnya di atas. Jadi tidak dikeluarkan, kalau yang lama dapat mencemari udara. Kalau yang baru ini tidak karena ada penyerapnya.
P : Ada berapa ruang yang ada di laboratorium Kimia Organik. DP3 : Ada tiga ruang, memang yang satu untuk ruang dosen, yang tengah
ruang alat dan yang di tepi satunya ruang penelitian. P : Ada ruang timbang di laboratorium Kimia Organik DP3 : Ruang timbang di pojok, bersamaan dengna ruang penelitian P : Dimana tempat penyimpanan alat maupun zat (bahan) DP3 : Penyimpanan alat-alat ada di ruang tengah jadi untuk zat-zat ada zat
cair, padat ada di lemari sebelah kiri (sambil menunjuk ke lemari yang memanjang di tembok tepi ruang praktikum)
P : Bagaimana kondisi saat praktikum DP3 : Bila praktikum zatnya tidak ada diganti dengan zat lain yang sifatnya
sama. Kalau memang zatnya tidak ada ya tidak dilakukan P : Bagaimana kondisi air, listrik DP3 : Air cukup, hanya kendalanya listrik. Bila listrik mati, air tidak
mengalir. Karena kita tidak punya tandon air yang seharusnya itu ada. Apalagi sekarang banyak komputer, jadi sering mati juga listriknya
P : Berapa kali dilaksanakan praktikum untuk satu minggu DP3 : Hari selasa untuk kimia murni, siangnya untuk kelas paralel.
Sedangkan hari Rabu dan Jumat untuk pendidikan kimia. P : Bagaimana pemanfaatan laboratorium Kimia Organik. DP3 : Pelayanan masyarakat dari UNISSULA, UNPAD mengajukan sampel
yang mengerjakan sesuai dengan bidang Kimia Organik. Tetapi sekarang dikoordinir bu Nunik. Tetapi tidak ada kesulitan karena tinggal yang sudah ada dulu. Jadi sudah tidak dan error lagi
P : Terima kasih bu Nanik
226
CATATAN LAPANGAN (C.L. : 10)
TEKNIK : WAWANCARA INFORMAN : Drs. KUSORO SIADI, MSi HARI/TGL : JUM’AT, 15 - 04 - 05 TEMPAT : RUANG DOSEN WAKTU : 09.00 - 10.00 TOPIK : PENGGERAKAN LABORATORIUM
KIMIA ORGANIK FMIPA-UNNES SEMARANG
Bapak Kusoro adalah Dosen Mata Kuliah Kimia Organik dan Biokimia.
Selain Dosen Mata Kuliah tersebut, juga Dosen Pengampu Praktikum
Kimia Organik maupun Praktikum Biokimia. Beliau memahami betul
tentang Laboratorium Kimia Organik, karena pernah melaksanakan
penelitian tentang pelaksanaan praktikum Kimia Organik di Jurusan Kimia
FMIPA-UNNES Semarang.
Sebelum dilaksanakan wawancara peneliti menghubungi lewat telepon
terlebih dahulu. Beliau menerima dengan senang hati dan menentukan hari
Jumat jam 09.00 WIB siap untuk diwawancarai. Pada hari Jumat jam
08.00 WIB peneliti sudah menunggu di ruang Bapak Kusoro, karena
kebetulan saat itu beliau tidak mengajar, jadi 08.30 WIB Bapak Kusoro
datang, dan kita berbincang-bincang sebentar tentang hal-hal di luar topik
pembicaraan.
227
Baru setelah beliau siap untuk diwawancarai, peneliti mulai melakukan
wawancara tepat jam 09.00 WIB.
Adapun hasil wawancara dapat ditranskripkan sebagai berikut :
P : Selamat pagi Pak Kusoro
DP4 : Selamat pagi
P : Bagaimana keadaan atau suasana lingkungan laboratorium
Kimia Organik
DP4 : Suasana lingkungan laboratorium Kimia Organik khususny dan umumnya, suasana tenang, cocok untuk praktikum, tapi sayang bu letaknya terlalu jauh dari ruang Dosen sehingga kalau habis mengajar mau datang ke laboratorium terutama kalau hujan ini agak kesulitan. Jadi kalau Bapak yang mengajar praktikum itu di tempat laboratorium itu sendiri sehingga mudah untuk menjangkau
P : Bagaimana suasana ruang laboratorium dan penataannya DP4 : Setelah Kepala laboratorium yang baru (yang dimaksud Bapak Kasmui)
kelihatannya penataan zatnya sudah rapi. Kalau kepala laboratorium ini seorang ahli komputer sehingga penataannya sudah sedemikian rupa dimasukkan dalam komputer dan mudah penjangkauan apa yang ada disana. Karena penataannya sudah cukup lumayan daripada yang sebelumnya.
P : Apa saja yang ada di laboratorium dan apakah sudah mencukupi untuk kebutuhan laboratorium.
DP4 : Ruang sudah cukup untuk praktikum tapi kalau untuk penelitian mahasiswa perlu ada ruang tersendiri sehingga bila ada penelitian jangan mengganggu jalannya praktikum yang sudah terjadwal rapi. Isinya sementara ini cukup untuk praktikum sehari-hari. Kalau untuk pelaksanaan penelitian masih banyak zat, instrumen yang kurang. Seperti spektroskopi IR, GC, MS, NMR kira-kira kalau dibeli harganya tidak terjangkau. Misal nanti kalau bisa mengusulkan alat-alat ini, karena Kimia Organik tanpa alat seperti ini tidak bisa berjalan baik terutama penelitiannya. Untuk itu mahasiswa kita yang penelitian menganalisis zat yang ada biasanya lari ke UGM yang alatnyalk, ya maklum karena disini PT yang baru, baru muncul kira-kira beberapa tahun yang lalu. Jadi alat-alat ini yang belum ada, entah kira-kira berapa tahun lagi
P : Apakah Bapak mengetahui betul untuk laboratorium Kimia Organik di UGM?
DP4 : Laboratorium Kimia Organik UGM di tahun 1995 itu kebakaran. Setelah itu orang-orang (alumni) itu menyumbang untuk membeli alat baru sehingga lebih lengkap dibandingkan sebelum terbakar.
228
Laboratorium Kimia Organik khususnya untuk UGM dibagi menjadi tiga bagian yang satu adalah untuk praktikum mahasiswa, kedua Bio kimia yang lengkap dengan sepuluh solidnya dan ruang penelitian.
Kebetulan waktu disana, dimintai untuk membantu mengampu praktikum Bio kimia. Kalau disini masih satu menurut saya masih kurang. Untuk penelitian dan Bio kimia. Kalau Bio kemudian biasanya dengan mikrobiologi, karena laboratorium itu harus disimpan mikroba-mikroba yang baik.
P : Apakah sepengetahuan Bapak di UGM masih ada penanggung jawab laboratorium
DP4 : Begini bu. Setiap laboratorium di UGM misal laboratorium Kimia Organik, laboratorium Kimia Fisik, laboratorium Kimia Dasar, laboratorium Kimia Analis semua itu mempunyai Kepala laboratorium bukan penanggung jawab laboratorium seperti itu Kepala laboratorium berkuasa penuh tetapi tidak pegang keuangan hanya mengusulkan saja
Untuk Kimia FMIPA UNNES masih agak lumayan Kepala laboratorium diberi kuasa untuk pegang uang dan belanja sendiri. Setiap bagian di laboratorium itu dikepalai oleh penanggung jawab laboratorium yang dibawahi langsung Kepala laboratorium dan tidak dapat honor apa-apa jadi kurang maju. Saya pikir tetapi setelah rapat laboratorium sepertinya kemajuan sedikit mengenai laboratorium Kimia Organik di FMIPA UNNES dan kimia yang lain itu penanggung jawab akan diberi honor seadanya, kalau tidak salah yang saya dengar kemarin Rp. 50.000 per bulan. Kalau hanya lima puluh ribu per bulan dapat apa. Tapi hanya tambahan insentif untuk mendorong supaya setiap laboratorium itu berlomba supaya lebih maju daripada sekarang
P : Menurut pak Kusaro posisi Kepala laboratorium sama penanggung jawab untuk masa mendatang apakah akan masih seperti ini
DP4 : Begini bu. Itu semua kebijaksanaan dari pemerintah. Jadi bukan menyangkut per Perguruan Tinggi. Di samping itu sekarang perguruan tinggi kan mempunyai otonomi mengatur wilayah sendiri. Waktu ada pertemuan Kepala laboratorium seluruh Jawa Tengah, kira-kira Mei 2004 Kepala laboratorium itu berkumpul dan semua mengeluh bahwa susunan organisasi laboratorium itu sudah benar, hanya kurang ada proporsi untuk penanggung jawab itu yang hanya nama saja, tidak mendapatkan honor, sehingga kemajuan tertunda. Berkali-kali diusulkan oleh Kepala laboratorium bahwa setiap laboratorium itu penanggung jawabnya adalah Kepala laboratorium dan langsung dibawahi karyawan. Sehingga itu akan berlomba dan menunjukkan laboratorium dan laboratorium yang ketinggalan akan malu dan berusaha memperbaiki laboratoriumnya. Jadi tidak ada penanggung jawab laboratorium. Itu sudah berkali-kali diusulkan pada Rektor, mudah-mudahan jadi lebih baik lagi. Harapan kita yang sering menggunakan laboratorium itu.
229
P : Kembali ke laboratorium Kimia Organik FMIPA apakah Bapak menemui adanya hiasan, lukisan, benda yang anda adi laboratorium Kimia Organik
DP4 : Kalau lukisan tidak ada, tetapi kalau chart misal sistem periodik, silus area, yang biasanya untuk praktikum itu dan kita diskusi untuk sekedar menjelaskan. Tapi kalau sekarang itu tidak dipasang di tembok karena tembok penuh semua tertutup lemari. Tetapi ditaruh di ruang penanggung jawab laboratorium ada di ruang persiapan disana ada chart-chart bio kimia, periodik dsb
P : Dimana letak ruang persiapan ? DP4 : Ruang laboratorium dibagi dua, ruang praktikum yang besar lalu
ruangan kecil masih dibagi tiga ruangan yang satu utnuk R. Dosen untuk mengoreksi, untuk mengabsen yang ditengah ruang persiapan, dan yang atrium lagi ruang untuk menyusun zat-zat yang sudah dipakai tetapi belum boleh dibuang bersama ruang timbangan analitik
P : Rapat-rapat apa saja yang pernah dilaksanakan dan berapa kali tiap semester yang bapak ketahui
DP4 : Rapat untuk praktikum itu hanya sekali, yang utama adalah rapat rutin yang tak pernah ditinggalkan satu semester sekali. Itu dalam hal pembagian asisten praktikum bagi mahasiswa berprestasi dan biasanya beasiswa diajak kalau mau jadi asisten praktikum. Tugasnya adalah membantu dosen-dosen dalam pelaksanaan praktikum. Setiap laboratorium semua datang dan membagi tugas dan membagi asisten-asisten sejumlah praktikum yang ada dan sejumlah hari yang ada. Misalnya satu semester ada lima praktikum. Tiga kelas organik, dua kelas bio kimia jumlah asistennya berapa setiap praktikum didampinginya dua assisten.
Tujuan asisten itu diamping mereka dapat pengetahuan yang lebih banyak juga pengalaman yang lebih banyak untuk membantu para dosen.
Kemudian rapat mendadak misal kemarin ada rapat keseluruhan, ada alat-alat yang baru datang dan pembagian alat. Kemudian rapat untuk dosen-dosen harus mengampu supaya setiap dosen bisa melaksanakan praktek agar bisa menghayati bagaimana merasakan praktek itu. Rapat rutin itu satu semester sekali dan tidak pernah dilewatkan. Jadi rapat itu dilaksanakan berapa kali tergantung situasi dan kondisi.
P : Bagaimana pembinaan yang dilakukan di laboratorium Kimia Organik ? DP4 : Begini Pembinaan itu ada dua. Ada dari Diknas dari Jakarta dan yang
ditinjau hanya laboratorium Kimia Organik khususnya. Umumnya laboratorium Kimia. Sedangkan untuk laboratorium Fisika Biologi matematika kok tidak, yang kedua kita mengirimkan teknisi ke ITB sudah tiga kali sampai empat kali. Kemudian ke UGM, bagaimana cara menyambung, mengelas dan membuat kaca. Hanya saja karena tidak ada kemampuan laboratorium kita setelah mereka pulang, laboratorium kita tidak mampu membuat work shop atau bengkel kaca. Kalau ada alat
230
kaca yang pecah sedikit itu bisa disambungkan daripada kita mengirim ke UGM untuk mengelas.
P : Kalau akan didirikan workshop / bengkel, kira-kira tempatnya dimana ? Dan setujukah pak ?
DP4 : Setuju sekali. Saya sebagai pengampu praktikum sudah mengusulkan kepada Ketua Jurusan untuk laboratorium itu masing-masing perlu ditambah laboratorium micro teaching. Laboratorium praktikum juga sudah mengusulkan workshop ini atau bengkel.
Kalau kita mempunyai bengkel yang bagus mereka yang perlu memperbaiki gelas alat praktikum akan datang kesini. Jadi kita mempunyai income yang bagus. Tapi sayangnya sudah dilatih sudah trampil, tidak dilaksanakan yang berwenang. Sayangnya saya tidak jadi orang yang berwenang. Ha ... ha ...
P : Dimana letak hambatan untuk mendirikan workshop/bengkel DP4 : Yang menjadi hambatan adalah keuangan, kalau tempat sih banyak
sekali. Alat untuk mengerjakan itu lho yang mahal. Alatnya misal untuk mevariasikan kompresor gurindo, sebetulnya ya terjangkau hanya pejabat kita yang belum siap.
Padahal waktu saya di Yogya itu memecahkan alat kalau kita beli harganya lima puluh ribu rupiah. Tetapi setelah hanya diperbaiki di bengkel hanya lima ribu rupiah. La itu eman misalnya mahasiswa sini banyak yang memecahkan dibawa ke Yogya untuk memperbaiki sayangnya laboran teknisi sudah dilatih tetapi belum dimanfaatkan, mudah-mudahan tahun yang akan datang
P : Mohon Bapak memberikan gambaran mengenai jalannya praktikum dari awal sampai akhir
DP4 : Begini bu, kalau kita praktikum biasanya akan dimulai pengenalan alat, tata tertib, lalu kontrak praktekum. Kalau memanaskan pakai spiritus, jangan pemanas spiritus dalam keadaan nyala diangkat kemana-mana. Kalau spiritusnya dalam botol terbakar, bisa memecahkan tempatnya dan terjadi kebakaran. Rambut panjang jangan diurai, diikat ditekuk keatas biar tidak mengganggu. Hari pertama adalah pengenalan dan tata caranya.
Sebelum praktikum, mahasiswa menjalani pre test atau test awal dengan tujuan mahasiswa membaca apa yang akan dipraktikumkan. Setelah diberi test awal mahasiswa diperbolehkan mengikuti praktikum.
Waktu kita menjelaskan pertama ada pembagian untuk piket, jadi mahasiswa menyiapkan zat-zat, bersama teknisi untuk kebutuhan praktikum yang akan datang. Setelah praktikum mahasiswa diharuskan membuat laporan sementara dengan menggunakan buku.
Dalam penelitian saya, setelah praktikum hasil didiskusikan dan dipresentasikan. Kalau sekarang membuat laporan, lalu besok praktek lagi, membuat laporan sehingga mahasiswa itu tidak tahu mana yang
231
salah. Jadi kalau hasil praktikum itu dipresentasikan atau didiskusikan, berarti Ooo... praktikum saya berarti salah.
P : Dalam penelitian pak Kusoro bagaimana membagi waktu dengan materi yagn dipraktikum yang nantinya dipresentasikan dan didiskusikan.
DP4 : Ya biasanya mahasiswa praktikum itu tidak menghabiskan waktu. Masih ada seperempat jam atau setengah jam. Waktu ini yang kita manfaatkan. Atau besok jumlah praktikum misal 10 materi beberapa praktikum saya hilangkan. Lebih baik praktikum dikurangi tetapi anaknya pinter. Misalnya alkohol - ether, alzhena-alkuna, aldehid -kelon. Ini yang saya lakukan ternyata hasilnya lebih bagus.
Jadi itu saya yakin sekali. Dan itu akan mendukung keberhasilan praktikum. Saat praktikum diberi waktu untuk diskusi dan presentasi. Kalau presentasi itu ada banyak manfaat, mahasiswa bisa membuat transparan, mahasiswa bisa membeberkan pada orang lain. Jadi mahasiswa bisa mengetahui mana yang salah, bisa menyimpulkan setelah kita diskusi.
P : Apakah Bapak Kusoro masih berkenan melanjutkan wawancara ini ? DP4 : Karena sekarang sudah jam 10.00 sesuai dengan kesepakatan semula,
kita hentikan. Jumlah ibu bisa dilanjutkan lagi hari Sabtu, 14-04-05 jam 08.00-10.00
P : Terima kasih pak Kusoro. Selamat pagi. Selamat ketemu lagi
232
CATATAN LAPANGAN
(C.L. : 11)
TEKNIK : WAWANCARA INFORMAN : Drs. KUSORO SIADI, MSi HARI/TGL : SABTU, 16 - 04 - 05 TEMPAT : RUANG DOSEN WAKTU : 08.00 - 10.00 TOPIK : PENGGERAKAN LABORATORIUM
KIMIA ORGANIK Wawancara ini kelanjutan wawancara sebelumnya. Bapak Kusoro ini pernah melakukan penelitian, setelah praktikum mahasiswa dikenakan kegiatan diskusi. Pada hari Jum’at kemarin menceritakan hasil penelitian di laboratorium Kimia Organik, sekarang dilanjutkan dan itu ada hubungannya dengan wawancara bisa ditranskrepkan sebagai berikut : P : Selamat ketemu lagi pak Kusoro. Tidak bosan kan. Bisa dimulai
sekarang DP4 : Ya bu, saya justru senang bu, silahkan dimulai P : Nilai praktikum mahasiswa sebelum dan sesudah dilaksanakan
presentasi dan diskusi apakah ada peningkatan DP4 : Maksud saya untuk menilai hasil praktikum intinya biasanya kalau
praktikum itu intinya, nilainya tidak ada yang D minimal C atau malah tidak lulus, yang tidak lulus itu kadang mahasiswanya tidak ikut praktikum beberapa kali
P : Adakah kejadian pada saat melakukan praktikum. Kalau Bapak mengetahui adanya kejadian, kapan itu terjadi dan seringkali hal itu terjadi
DP4 : Selama praktikum asisten dan dosen mengawasi jalannya praktikum itu. Selama mengawasi apabila ada mahasiswa yang melakukan kesalahan mereka membetulkan mahasiswa yang sedang melakukan kesalahan. Misalnya untuk membuktikan adanya monosakarida pakai tes Benedik. Dia mencatat hasilnya tidak benar. Maka seperti yang dalam penelitian saya maka perlu dilakukan presentasi dan diskusi.
P : Sekali praktikum rata-rata berapa kelompok dan tiap kelompok terdiri dari berapa mahasiswa
DP4 : Untuk Biokimia sekali praktikum 46 maka siswa karena biasanya kelas atas masih ikut. Satu kelompok 6 orang jadi ada 8 kelompok. Padahal efektif satu kelompok itu maksimal tiga. Karena banyaknya mahasiswa
233
kurangnya alat. Kalau dibagi kelas I dan Kelas II maka dosen tambah waktunya otomatis zat bertambah pula.
P : Bagaimana menurut pengamatan pak Kusoro mengenai kerja laboran atau teknisi di laboratorium Kimia Organik.
DP4 : Di laboratorium Kimia Organik teknisi atau disini merangkap laboran adalah yang paling senior dan yang paling bagus dan yang paling sering dikirim pelatihan sehingga untuk laboratorium Kimia Organik pelayanannya cepat walaupun dia lulusan ST tahu bahan kimia. Mungkin lebih tahu dari mahasiswanya. Sering laboran mengambil ke laboratorium-laboratorium yang lain. Laboratorium Kimia Organik paling komplit zat-zat kimianya jadi kemungkinan laboratorium kimia lain mengambil zat ke laboratorium Kimia Organik.
P : Bagaimana penanganan bila terjadi kecelakaan di laboratorium DP4 : Memang pernah terjadi kecelakaan. Kecelakaan yang ada sampai
sekarang yang satu zat tumpah, alat pecah, percikan zat kimia. Paling kecelakaan agak serius satu kali dalam satu semester. Kebetulan laboran / teknisinya sendiri. Dia mencampur zat, namanya bu Nunik. Mencampur asam sulfat pekat tidak tahu kalau dicampur mendadak itu akan meledak. Dan meledak, kepercikan kena mata, kemudian diguyur air mengalir. Tetapi masih terasa kesakitan, akhirnya dibawa ke rumah sakit. Kebakaran karena pemanas spiritus dimana spiritusnya kebakar. Hal semacam itu harus dimatikan dengan pasir karena di laboratorium tidak ada pasir.
P : Selain itu apalagi yang ada di laboratorium untuk melakukan pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan
DP4 : Ada pemadam kebakaran, PPPK ada di ruang persiapan P : Kalau terjadi semacam itu siapa yang bertanggung jawab DP4 : Ya pembimbing praktikum itu. Tetapi penanggung jawab laboratorium
paling tidak yang menetralkan keadaan panik tersebut. Semua pengobatan ditanggung kepala laboratorium
P : Bagaimana kerapian, kebersihan yang terjadi di laboratorium Kimia Organik
DP4 : Umumnya laboratorium itu bersih karena ada cleaning service yang stand by. Untuk Kimia Organik saya ampu selalu saya anjurkan mahasiswa masing-masing masing-masing kelompok harus membawa lap jadi sehabis praktikum mahasiswa membersihkan sendiri.
Tapi tempat-tempat yang mestinya untuk praktikum itu isinya rangkaian alat yang tidak bisa difungsikan harusnya disingkirkan. Misal alat oven itu tidak berfungsi, tidak bisa dipakai kok ya tidak disingkirkan. Tapi katanya yang bagus belum ada.
234
P : Bagaimana letak alat dan zat yang digunakan mahasiswa
untuk praktikum di laboratorium Kimia Organik
DP4 : Zat kimia letaknya bertebaran tidak teratur lalu saya usulkan, agar dibawah meja di tepi itu kita cat dan ditutup untuk menyimpan zat, dan itu dikabulkan kepala laboratorium. Jadi misal ini untuk Bio Kimia, ini untuk Kimia Organik I dan ini untuk Kimia Organik II sehingga laboran maupun yang piket tidak kesulitan untuk mengambil zat maupun alat. Bahkan kalau ada, praktikum, saya yang membimbing biasanya ada tiga deretan meja. Masing-masing deretan meja itu sudah ada zat-zat yang akan digunakan praktikum untuk menja itu jadi tidak perlu mencari zat ke meja lain
P : Bagaimana perhatian terhadap tugas masing-masing yang berada di laboratorium Kimia Organik
DP4 : Kalau itu SKS nya dan pengampunya tiga. Kalau SKS itu pengampunya dua. Kalau praktikum berjalan semua mengawasi jalannya praktikum
P : Bagaimana mahasiswa mencampur zat kimia, menemui zat -zat baru atau zat yang kurang diketahui
DP4 : Laboratorium kimia umumnya melayani dari luar. Layanan itu berupa kerja sama dengan instansi lain, akademi yang tidak punya laboratorium, mereka ikut praktikum disini. Disana itu petunjuknya berbeda dengan yang membuat larutan. Sudah saya berkali-kali menyiapkan. Di dalam petunjuk praktikum bahwa ptealin itu enzim yang menderna amilum tetapi di dalam larutannya itu amilosa. Dari akademi kebidanan, akademi perawat, praktikum Bio kimia di sana anak belum tahu Kimia Organik saya kadang-kadang ngelus dada. Kalau mengalami semacam itu. Maka kadang-kadang mencampur itu seperti orang masak saja, plang-plung, plang-plung. Kalau ada semacam itu saya berusaha kalau setelah praktikum saya suruh jelaskan satu persatu. Tujuannya saya supaya dia tidak mlongo kok, plang-plung, plang-plung tapi tahu maknanya, sehingga kalau berhasil mengatakan Ooo... Ini biasanya praktikum mahasiswa Akper Ungaran Purwodadi, Jepara, Akbid.
P : Apa manfaat bagi mereka DP4 : Jelas ada, tetapi manfaatnya tidak mutlak 100% karena praktikumnya
maraton. Kalau disini praktikum Biokimia saja smt V, kalau disana smt. I padahal mahasiswanya ada yang dari SMEA
P : Sepertinya tadi akan ada yang diutarakan. DP4 : Yang kedua layanan terhadap analisis, jadi ada seorang mahasiswa
terutama jurusan Biologi KK, Undip juga ada yang menganalisis proteinnya brapa Nnya berapa. Satu logamnya apa saja dan berapa. Karena kita mempunyai alat AAS. Yang ketiga pelayanan membuat KIT
235
seperangkat alat yang bisa dipakai di SMA semester 1, 2, 3, 4 dan dijual dipesan oleh SMA. Misal SMA 2 diluar itu kita tawarkan kalau ada MGMP. Layanan yang keempat adalah memberikan penyuluhan atau pengalaman -pengalaman. Suatu sekolah pula yang ingin mengetahui pengalaman-pengalaman terutama Kimia Organik.
P : Bagaimana pembuangan zat kimia berbahaya di laboratorium Kimia Organik
DP4 : Begini, memang kita tahu bahwa zat kimia itu berbahaya. Tetapi tidak semua. Nasi itu zat kimia tetapi enak. Memang orang yang tidak tahu, bahwa zat kimia itu berbahaya padahal tidak. Yangberbahaya itu justru sedikit yang banyak itu manfaatnya. Misal daging ayam yang berbahaya itu sedikit khususnya Kimia Organik itu sedikit sekali. Bahkan hampir tidak ada, tapi ada juga yang berbahaya. Ada zat radioaktif, tetapi kita tahu umpamanya ditutup dengan faal, timbal timah sehinga dia tidak akan keluar. Kemudian zat - zat yang berbahaya itu dibuang pasir yang seharusnya ditempatnya di seperti kendel jangan plastik kemudian dibuang di belakang Kimia Organik (seperti jumleng)
P : Bagaimana kebutuhan air listrik di laboratorium Kimia Organik DP4 : Kebutuhan air selama listrik tidak mati mencukupi.
Karena reservoar di atas dengan laboratorium kimia ada lima air tidak
mencukupi bila listrik mati. Kalau listrik mati ya air macet. Kemudian air
mengambil dari kamar mandi masing-masing. Tetapi ya tidak sering hanya
kadang-kadang saja. Bahkan saya pernah penelitian tiga hari tiga malam kalau
memakai air leding berapa yang saya gunakan. Saya pintu satu ember air saya
belikan pompa untuk ikan jadi tidak memboroskan air dan tidak
menghabiskan air. Jadi limbah laboratorium Kimia Organik itu belum bahaya,
tidak ada keluhan dari masyarakat sekitar.
P : Bagaimana mencari jalan keluar bila terjadi kecelakaan agar mahasiswa tidak desak-desakan melalui tangga yang hanya satu
DP4 : Itu memang sebetulnya perlu latihan karena lewat tambang saya biasa pramuka latihan seperti itu biasa. Satu-satunya jalan ya itu saja bahkan pintu darurat sebelah laboratorium juga tidak ada. ITB laboratorium Kimia Organik Lantai Bawah, UGM laboratorium Kimia Organik lantai dua, laboratorium Kimia Organik UNNES lantai tiga. Laboratorium Kimia Organik UGM pernah kebakaran yaitu tahun 1995
P : Sebaiknya dimana keberadaan laboratorium Kimia Organik ? DP4 : Menurut saya Laboratorium Kimia Organik itu sebaiknya berada di
lantai dasar. Karena jangkauannya mudah terutama untuk air. Seperti dulu yang sekarang dipakai SMA 3, yaitu laboratorium Farmasi.
P : Terima kasih pak Kusoro.
236
CATATAN LAPANGAN
(C.L. : 12)
TEKNIK : WAWANCARA INFORMAN : Bp. Drs. KASMUI, M.Si (KACAB KIMIA) HARI/TGL : JUMAT, 15-04-2005 WAKTU : 14.00-15.30 TEMPAT : RUANG KEPALA LAB TOPIK : PERENCANAAN LABORATORIUM
KIMIA ORGANIK FMIPA-UNNES SEMARANG
Bapak Kasmui adalah Kepala Laboratorium Kimia yang terdiri dari enam laboratorium yaitu Laboratorium Kimia Dasar, Laboratorium Kimia Anorganik, Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Kimia Organik-Biokimia dan Laboratorium PBM-Komputasi. Beliau mengajar beberapa mata kuliah antara lain Kimia Fisika. Selain itu sibuk menyusun Sistem Perencanaan Penyusunan Program dan Penganggaran (SP4), rapat-rapat, mengawasi pembangunan muhsola, menerima tamu rekanan masalah alat dan bahan.
Karena padatnya kegiatan beliau, sehingga setiap kali sudah ada kesepakatan waktu untuk diwawancarai, akhirnya batal juga karena mendadak saat itu ada kegiatan yang memang tidak dapat ditunda atau ditinggalkan. Biasanya beliau menyediakan waktu untuk dapat diwawancarai setelah jam 13.00 WIB. Peneliti dengan sabar terus menghubungi lewat telepon maupun ketemu langsung beliau. Akhirnya terjadi kesepakatan waktu, dan pada hari Jumat tepat jam 14.00 WIB wawancara dapat dilaksanakan.
Adapun hasil wawancara secara lengkap dapat ditranskipkan sebagai berikut : P : Selamat sore Pak Kasmui. Assalamu’alaikum. KL : Selamat sore. Walaikumsalam. P : Berkenan bapak memberi gambaran mengenai lab. Kimia
umumnya dan lab KO khususnya. Ada rencana untuk
237
mengembangkan lab. Kimia pada umumnya atau lab. KO pada
khususnya ?
KL : Sudah lama sebetulnya rencana ini, yaitu mengembangkan
laboratorium. Paling sembilan lab. yang dua atau tiga justru
berkembang dari lab. KO, lab. Biokimia, lab. Mikrobiologi, lab.
Pangan. Sedangkan yang enam : Lab. Research, Instrumen, dan lab.
lain yang jumlahnya sembilan yang pada waktu rapat kerja fakultas
bulan Maret 2005 kemarin kita sudah usulkan sembilan ruang
laboratorium.
P : Di mana letak pengembangan lab. ? KL : Kita akan membuat perencanaan gedung, disamping tempat parkir.
Intinya adalah menang-menangan. Misalnya kalau disetujui ya alhamdulillah. Yang penting kita sudah punya rencana ke depan, jangan sampai kita tidak punya lahan. Lahan kita hanya sebelah barat, sempit. Nampaknya tidak bagus. Nampaknya ada lahan luas di samping parkir. Kalau dibangun gedung lagi Insya Allah cukup untuk lab. Kimia. Kenyataan memang kita butuh hanyak ruang tambahan lab. Kita belum punya ruang instrumen, kita belum punya ruang research. Kita belum punya lab. Pangan, lab. Mikrobiologi, lab. Biokimia.
P : Rencana membangun tambahan lab. Kimia, apakah sudah ada gambaran untuk terlaksana ? Dana dari mana kalau saya boleh tahu ?
KL : Tidak bisa mengatakan pasti bu. Tetapi itu usulan dari kita. Kalau tidak ada usulan P2U tidak tahu. Mulai tahun ini kita sudah membuat usulan lewat rapat kerja kemarin (Kamis 14-04-2005) akan mengundang arsitek yang akan membuat rencana gedungnya. Misal kita butuh sembilan ruang bagaimana gambarnya, letaknya di mana kemudian kita ajukan ke pusat. Disetujui atau tidaknya itu urusan sana. Bagaimanapun kita akan mengejar, karena lab. Kimia ini masih sangat sedikit.
Entah lima tahun atau sepuluh tahun yang akan datang realisasinya yang penting kita sudah mengajukan rencananya.
P : Apa sebetulnya tujuan rencana pengembangan lab. Kimia umumnya juga termasuk lab. KO khususnya ?
KL : Tujuannya adalah ingin lab. Kimia khususnya lab. KO ini sebagai pusat informasi dan pusat penelitian.
Kita ingin lab. kita maju jadi betul-betul punya posisi yang strategis dibutuhkan masyarakat luar maupun di dalam kampus dan bisa menghasilkan masukan dana untuk pendanaan kehidupan di laboratorium, Kita lihat bahwa dana untuk lab. itu sangat kecil. Suatu contoh lab. Kimia selama satu tahun itu hanya satu juta. Ini jelas sangat tidak mungkin, untuk pengembangan lab. Apalagi memang ada tambahan berupa kiriman bahan kimia satu tahun 17 juta. Ditambah mungkin kiriman bahan kemikalia lagi
238
dari P2U setahun itu. Kalau kemarin 70 juta, kalau tahun ini dianggarkan 100 juta. Tapi itu kita menerima hanya dalam bentuk bahan. Yang kita terima dalam bentuk uang itu hanya setahun 70 juta. Itupun penerimaannya bertahap. Jadi mungkin dua kali pertama 30 juta dan berikutnya melengkapi 40 juta. Kalau uang sekian tidak mungkin untuk mengembangkan lab. Kimia, karena lab. ini sangat mahal. Bahan kimianya saja sekali beli 15 juta, sepuluh juta. Satu semester tidak cukup. Padahal satu tahun saja hanya segitu. Padahal kita menginginkan lab. Kimia ini merupakan lab. yang digunakan/ dibutuhkan masyarakat kita. Mereka bisa menggunakan jasa kita dan kita dapat biaya untuk pemeliharaannya. Nah itu akan berjalan kalau memang kita mempunyai alat-alat yang dibutuhkan oleh masyarakat, Itu bisa kalau kita eksis (hmmmmmm). Tidak mungkin lab. akan berkembang kalau kita tidak mencarikan dana yang sekarang kita ada layanan masyarakat ada masukan sedikit-sedikit. Kita bisa membeli alat-alat tanpa minta tambahan dana dari UNNES.
P : Biaya dari mana yang bisa mensukseskan rencana pengembangan lab. Kimia, menurut pandangan Bapak ?
KL : Yang jelas kita berusaha dari proyek A2, kalau SP4 sangat kecil 400 juta. Kalau A2, 11/2Milyar barangkali bisa kita arahkan untuk menambahi alat. Salah satu jalan untuk bisa membeli alat ya kita mengajukan proposal proyek itu. Kalau kita tidak dapat ya ngalamat itu. Kita sekarang ini paling setahun hanya dapat 50 juta. 50 juta saja nantinya sudah dipotong tenaga, bahan, alat sisanya sedikit sekali. Tapi paling tidak ada denyut nadi yang hidup.
P : Untuk membuat rencana untuk pengembangan lab. Kimia tersebut data-data apa saja yang dikumpulkan /dipersiapkan Pak. Kasmui ?
KL : Sekarang ini baru angan-angan. Baru sekarang ini dimunculkan ya kemarin tampaknya belum muncul. Kita melihat perkembangan lab. Waktu itu kan kerjanya tidak begitu banyak dan kelihatannya sudah cukup. Tetapi begitu penelitian berkembang, Oo... ternyata lab. kita segini thok, kita mikir kita kurang. Apalagi setelah Dr. Partono masuk sini kelihatannya lab. ingin dikembangkan. Kita berpikir observasi dari perguruan tinggi yang ada yang lebih maju. Lab. yang pantas untuk Kimia Organik lab. yang mana. Ya perlu tambahan lab. Bio Kimia lab. Pangan, lab. Instrumen, lab. Mikrobiologi, lab. Pendidikan dan sebagainya, nah kita kan ndak ada.
P : Lab. mana saja yang sudah diobservasi Bapak Kasmui ? KL : Yang jelas misalnya di Batam karena kita penelitian di sana, kita
bisa membandingkan. Yang kedua di UGM jelas. Kemudian di UPI, tahun kemarin kita
sama-sama ke sana ITB juga, dan yang kemarin Pak Tjahyo dan Pak Edy laporannya sudah saya lihat, ternyata posisi kita masih sangat di bawah. Tapi kita perlu menggeliat bahwa kita ini belum ada apa-apanya, pertama benturan kita adalah dana dan kebijakan kebijakan yang belum mendukung pengembangan manajemen lab. Kimia yang baik atau lab-lab di UNNNES pada umumnya.
239
P : Apa saja yang menjadi penghambat atau pendukung rencana pengembangan lab. tersebut ?
KL : Penghambat yang paling besar dana. Kemudian kebijakan dari pusat (UNNES) mungkin bukan karena beliau di atas tidak paham tetapi mungkin karena hambatan dana juga.
Saya itu dengar dari Bapak Rektor saat Workshop Lokakarya Kalab Tahun 2004 itu yang menjadi kendala memang dana.
Tidak mungkin dari sisi manajemen sekarang ada kepala lab. yang tunjangannya diberi oleh UNNES. Karena dana lab. sedikit, kita masing-masing mengetahui karena SPP mahasiswa kita kan SPP untuk masyarakat kecil. Walaupun tuntutan kita sebetulnya tinggi dengan IKIP menjadi UNNES.
Itu adalah dilematis bu jadinya, memang kita akan dihargai, oleh rakyat, oleh orang sekitar kita, kalau kita saja kualitasnya kaya begitu. Kita menginginkan universitas jadi universitas rakyat, tetapi karena kualitas kita seperti itu posisi kita ada di mana. Wong mereka itu mencari universitas yang bonafit, tidak bisa lepas daripada alat, fasilitas dari manajemen lab. dan manajemen yang modern.
Dengan mempertahankan label rakyat sementara lab. kita lab. kosong apa harus dipertahankan.
Sekarang bisa. Untuk Rektor yang sekarang ini. Tetapi 10 tahun ke depan kita akan tenggelam atau barangkali kita akan gulung tikar. Sekarang muncul PTS di era globalisasi ini dengan lab. yang sangat besar kualitasnya. Mereka akan lari ke sana semuanya. Walaupun kita dapat konsumen paling-paling yang kualitasnya rendah menengah ke bawah ya rakyat kecil itu akhirnya. Kita tidak mengatakan bodo (sambil ketawa). Ya sementara ini input yang masuk kita kan kalangan menengah ke bawah itu.
P : Walaupun IKIP sudah jadi UNNES ? KL : Sama saja. Contoh SPMB kan nilai rendah. Paling 70, paling rendah 20 itu
sebenarnya kan kualitas rendah to. Bagaimana output kita menjadi baik kalau inputnya saja begitu ?
Selama sekian tahun kita mengajar kalau inputnya saja sekitar itu kan sulitnya bukan main.
Skill bisa dikembangkan lagi setelah mereka lulus. Sedangkan sebagai pendukung yang pertama adalah SDM. Pengampu Praktikum Kimia itu rata-rata sudah S2 dan itu muda-muda. Seandainya mereka tidak diwadahi ya eman-eman. Sepuluh tahun yang akan datang mereka sudah tua. Kalangan senat yang didominasi kalangan sepuh-sepuh jangan berpikir sepuh terus tetapi berpikir muda, berpikir dengan paradigma yang berbeda, jangan berpikir dengan paradigma jaman dulu lagi.
Melihat ke depan melihat Perguruan Tinggi di luar kita, jangan IKIP Veteran dulu kan swasta yang kita lihat UGM, ITB, UNDIP, UPI yang begitu maju, bubungan masyarakat besar, mendapat penghargaan besar dari masyarakat dan makin berjubel peminatnya.
240
Jadi salah, kita mengatakan makin tinggi makin rendah. Buktinya UGM sendiri begitu. Nanti akhirnya akan dipergunakan perbaikan kualitas. FMIPA itu adalah jantungnya di lab. Lha kalau jantungnya keropos gimana mau sehat. Barangkali kalau IPS, PMP mereka kan di masyarakat, kita kan di laboratorium.
P : Dalam pengembangan lab. kimia ini alternatif apa yang akan ditempuh dan kapan direncanakan ?
KL : Pertama kali kami harus mengembangkan sendiri, terutama dari penelitian. Walaupun saya tidak hanya di kampus, tetapi juga di luar, saya harus menulis proposal penelitian apapun, itu sesuai dengan kemampuan saya.
P : Saat sholat asar, apa perlu dihentikan dulu Pak ? KL : Baiklah bu, untuk hari ini kita sudahi dulu. Satu saat saya selalu
siap untuk membantu ibu. P : Terima kasih nanti Bapak akan saya hubungi lagi untuk
menentukan kesepakatan waktu.
241
CATATAN LAPANGAN (C.L. : 13)
TEKNIK : WAWANCARA
INFORMAN : Drs. KASMU1, M.Si (KALAB KIMIA) HARI/TGL : SELASA, 19-04-2005 WAKTU : 13.00 - 14.00 TEMPAT : RUANG KEPALA LAB TOPIK : PENGORGANISASIAN, PENGGERAKAN,
PENGAWASAN LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
Hari ini merupakan wawancara kedua, kelanjutan dari wawancara
pertama yang dilakukan sebelumnya. Sebagaimana biasa dilakukan peneliti sebelum wawancara dimulai perlu diciptakan situasi dan kondisi secara persuasif. Hasil wawancara dapat disajikan dalam transkip berikut ini.
P : Bapak Kasmui saya mohon kelengkapan mengenai alternatif yang akan ditempuh untuk pengembangan lab. kimia organik ?
KL : Begini bu, karena penelitian kita kan penelitian murni. Makin banyak dosen mengambil penelitian makin ramai laboratorium artinya semakin ramai fasilitasnya semakin baik lingkungan lab. Pelaksanaan rencana itu kami berharap tahun depan lah (2006).
Mereka mendengar dan merespon keinginan kita, hanya mereka punya uang apa tidak.
Insya Allah perencanaan di semester ini sudah jadi. Kita sudah mencari orang yang membuat rencana gambar. Hanya tembusnya akan kita usahakan, karena itu juga tidak lepas dari skenario yang ada di UNNES keseluruhan mengenai keuangan, anggaran dan sebagainya, Kita tidak bisa omong sendiri, memutuskan sendiri.
P : Bagaimana struktur organisasi sekarang. Dan untuk masa mendatang apakah ada perubahan (rencana) ? KL : Yang jelas untuk manajemen sekarang tidak baik.
Sekarang Kalab. membawahi sekian lab, itu jelas sangat tidak efektif. Maka sudah meniadi bahan pemikiran Kalab di UNNES, bila struktur jabatan di lab. ini diubah. Kalau di Kimia Kalab satu tidak mungkin. Tidak bisa memahami betul kebutuhan Organik, Analitik. Mungkin bisa tetapi tidak sedetail daripada orang organik sendiri. Misalnya ini butuhnya apa atau paling tidak arah kebutuhan penelitian itu saja tidak memahami. Karena saya orang fisik. Saya memahami sesuai dengan bidang saya. Makanya barangkali kita perlu ngaca pada Perguruan Tinggi yang besar dengan sendirinya dananya besar tetapi kita akan mengacu ke sana bahwa setiap lab. ditangani oleh seorang kepala lab. Dan Kalab ini betul-betul dapat SK dari rektor yang sekarang yang dapat SK Rektor saya saja. Sedangkan untuk
242
penanggung jawab lab. bukan SK Rektor atau dari Dekan atau dari mana. Jangan-jangan SKnya dari langit (sambil ketawa).
(Kalab memberi Struktur Organisasi yang sekarang). Untuk internal kita penanggung jawab, adalah bagian dari lab. Itu
yang menentukan dari Ketua Jurusan. Mereka masih anak buahnya Ketua Jurusan. Sehingga siapa
yang menjadi penanggung jawab lab. yang menentukan adalah Ketua Jurusan
termasuk ketua KBK itu.
(Sambil menyerahkan struktur organisasi lab. Kalab
menambahkan).
Sebetulnya masih ada ruang referensi di bawah. Ibu Ir. Winarni, M.Si itu bagian dari lab, teknis pelaksanaan di sana masih di bawah Kalab.
P : R. Referensi dengan R. Perpustakaan sama tidak ? KL : Intinya sama cuma karena kita tidak boleh menaruh
label perpustakaan aturan di UNNES kita menggunakan ruang instrumen.
Katanya begitu, kita tidak pernah melihat hitam di atas putih, tetapi katanya
pak Edy kita tidak boleh menulis perpustakaan.
Referensi untuk seluruh Jurusan Kimia dilengkapi dengan internet juga. Untuk struktur organisasi yang akan datang kita merencanakan setiap lab. ada Kepala Lab. Kita berharap juga nanti bertambah teknisi dan laboran.
Teknisi menangani yang terkait dengan fasilitas, laborap membantu setiap kali praktikumnya. Seperti yang saya berikan di sini (menunjukkan job discription) sesuai dengan pelaksanaan faktual di lab. yang membuat Kalab bersama Ketua Jurusan.
Untuk referensi belum masuk, tetapi intinya penanggung jawab lab, bu.
P : Perlukah ada Workshop/bengkel ? KL : Nah, itu yang termasuk salah satu dari sembilan lab. yang kita
usulkan adalah Workshop alat-alat gelas. Jadi ruang reparasi gelas, itu salah satunya. Setahun yang Ialu kita sudah menganggarkan hanya karena ada SP4 dan SPMnya untuk nangani ini dulu.
P : Bagaimana cara mengurusi personel-personel lab. (memilihnya) ? KL : Kalau yang milih bukan saya. Hanya saya
mengusulkan pada Ketua Jurusan. Ketua Jurusan yang menentukan.
Pekerjaannya, kita sosialisasikan pada awal dan akhir semester.
P : Untuk teknisi dan laboran sesuai dengan keahliannya ? KL : Jurusan Kimia, teknisinya belum memenuti syarat. Kita
menerimanya teknisi tiban. Tidak sesuai dengan yang kita inginkan.
243
Kita sudah mengusulkan katanya diberi dua tetapi ditarik satu. Alhamdulillah Martin ini dari jurusan Kimia, jadi paling tidak tahu tentang Kimia dan ini sebagai laboran/teknisi yang ada Bu Retno, Bu Ida, Pak Wiji (ST) harusnya minimal D3. Yang jelas dari sisi akademisnya tidak memenuhi syarat.
P : Bagaimana memberi pengarahan atau perintah untuk mengembangkan lab ? KL : Dalam keadaan formal kita sering misalnya
pertemuan dengan teknisi atau laboran daripada dengan penanggung jawab
lab. Secara teknis sehari-hari banyak masalah. Setiap semester, paling tidak
empat kali, dua kali pada awal dan dua kali pada akhir, dan itu juga yang
insidental ketika saya harus rapat, ya rapat tidak sampai menunggu akhir
semester. Kadang dengan kegiatan kebidanan yang sifatnya tidak formal
malah lebih sering.
Omong-omong dengan teknisi malah yang begini ini yang lebih efektif.
Sering saya datang ke lab. tetapi semua tidak tahu kalau saya akan ke lab. Di lab. Kimia manapun saya kelilingi semua. Saya tidak ingin orang tahu saya datang ke sana di lab. manapun. Di sini saya sekaligus melakukan bimbingan misalnya saat praktikum ada hal-hal yang janggal, saya akan membimbing pembetulannya. Misalnya saya masuk ke lab. KF baunya bukan main, ternyata jendelanya tertutup semua. Di sini saya bilang : Pak mbok tolong jendelanya dibuka semuanya.
Bimbingan secara formal termasuk pembinaan secara formal misalnya pada seminar, pelatihan, rapat-rapat. Ada pelatihan instrumen terhadap laboran yang datang ke sini.
P : Bagaimana menciptakan hubungan yang harmonis antara personel lab ?
KL : Kalau itu memang tergantung SDMnya sendiri-sendiri. Kalau kinerjanya tinggi asal ada SK atau uang, ya kita tidak bisa memaksakan karena ia nyatanya mau butuh uang. Mau ngomong apa monggolah. Tetapi kalau memang kita merasa jadi bagian dari lab. Kita berkembang bukan dari orang teknik, tetapi dari laboratorium. Kita sadar itu, maka mestinya kita ban, ak berkiprah dari lab.
Sekalipun ia gelar Dr. bukan malah pergi dari lab. malah keliru. Padahal strukturnya di lab. bukan di ruang TU bukan di kantorlah tapi di lab.
P : Bagaimana kondisi ruang penanggung jawab ? KL : Memang kondisinya seperti itu. Kita sudah mulai mencoba untuk
nata bu. Nampaknya perhatian kemarin hanya ke arah sana,
244
maksudnya ke arah kantor. Sebagai orang Scientis kan basicnya atau jantungnya di lab. Jangan sampai kalau ke lab kesandung.
Dosen jangan hanya ngajar di kelas, itu bukan dosen menurut saya, sekedar praktis.
Ruang penanggung jawab lab. itu mestinya tanggung jawab
penanggung jawab sendiri. Ada cleaning service, tapi jadi masalah juga
pada awal semester saya tanya juga : “Kamu itu jane punya wewenang
seberapa”. Kalau memang tidak sampai di situ ya saya tangani sendiri.
Sekarang ini saya mbayar orang lain sendiri, karena cleaning servisnya
tidak bisa diandalkan, Cleaning service juga masuk lab. hanya tanggung
jawab kebersihannya adalah laboran. Makanya saya keliling, kalau kotor
ya disapu dan sebagainya.
P : Dari mana saja dana lab ? KL : Jadi lab. mengumpulkan dana taktis. Misalnya dana-dana yang tidak
bisa kita pertanggung jawabkan atau kita kwitansikan. Suatu contoh misalnya membersihkan ruangan, misalnya yang rawan itu sawang-sawang itu.
Seperti kemarin ruang penanggung jawab lab. itu kita cek
semua. Supaya ada suasana baru dengan harapan penanggung jawab lab.
merasa memiliki. Jelas permintaan ini bukan kepada saya, karena saya
tidak punya uang. Insya Allah seminggu atau dua minggu lagi akan datang
untuk setiap ruang penanggung jawab lab. satu meja dan dua kursi.
Terpaksanya kursi dari kayu biasa, karena semester ini dana dipakai untuk
kebutuhan alat-alat lab. Nanti kalau sudah ada dana, kursi itu kita ambil
dan kita ganti yang baik. Sedangkan kursi yang lama bisa dipakai untuk
kebutuhan yang lain.
Dana berasal dari : DIK Suplemen yang besarnya 70 juta setahun yang kedua dana DIK rutin, kita setor kwitansi baru dapat uang. Kemarin 17 juta itu setahun. Kita kadang setor lima juta dapat tiga
245
juta, nanti beberapa bulan lagi satu juta sisanya yang lain kita diminta mengusulkan kebutuhan alat-alat atau kemikalia yang sekarang 100 juta, yang kemarin 70 juta.
P : Berarti dana itu untuk masing-masing lab. ? KL : Kita tidak membagi, tetapi masing-masing lab. membuat usulan
yang kebutuhannya ini semua kebutuhan lab. kita kumpulkan (sambil menunjukkan format usulan zat dan kemikalia).
Dana-dana yang sifatnya taktis dana dari SPL, sebagian dana SPI, displit untuk membantu dana lab.
Dana taktis dari layanan masyarakat. KIT yang banyak dibeli SMA, SMP, dari perguruan negeri lain yang praktikum di sini, keuangan masuk di bendahara layanan masyarakat, Ibu Haryani. Dan uangnya bisa dikembangkan untuk layanan masyarakat, misal pembuatan buku ajar, pembuatan buku praktikum, CD pembelajaran interaktif, analis berbagai macam penelitian ini sudah saya masukkan di internet semuanya. Ini saja dengan alat yang seperti itu konsumen sampai Solo UNS, UMS Solo, UNISSULA, UNDIP, UNIKA.
Mungkin yang nggak ke sini hanya UGM. Maka tahun ini saya belikan alat spektofotometer yang tiga puluh enam parameter bisa digunakan untuk mengukur kebutuhan jenis konsentrasi zat.
P : Ada berapa spektofotometer ? KL : Jumlahnya banyak. Spektronik analog ada 3 tetapi hanya satu
dipakai yang lain goyang. Spectronic education digital display, photometer portable, digital Hanna 36 parameter (2) dan ini untuk Anorganik dan Organik dan ada spektronik genesis. P : Bagaimana pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan
yang dilakukan di laboratorium ?
KL : Pelaksanaan pengamatan praktikum kadangkadang dosen tidak datang. Dari laboran, teknisi mesti saya tanya. Mungkin dosen tidak tahu kalau saya ngecek. Misal : “Bu, Bapak, ini kok ada praktek tapi dosennya tidak datang Biasanya dosennya saya telpon apa sedang sibuk ? Setiap hari saya selalu menengok. Sekarang mulai semester
ini pintu, jendela harus dibuka semua tidak boleh ada salah satu jendela
tertutup.
P : Saya kira cukup sekian dulu Pak Kasmui. Mohon maaf selalu merepotkan. Selamat sore.
KL : Ya Bu Titi. Sama-sama. Saya sering tidak bisa, yah karena padatnya kegiatan. Namun saya masih tetap bersedia untuk dimintai penjelasan.
P : Terima kasih pak.
246
CATATAN LAPANGAN (C.L. : 14)
TEKNIK : WAWANCARA
INFORMAN : Drs. KASMUI, M.Si (KALAB KIMIA) HARI/TGL : RABU, 11-05-2005 WAKTU : 13.00 - 14.30
TEMPAT : LAB. KOMPUTASI TOPIK : PENGAWASAN LABORATORIUM
KIMIA ORGANIK
Hari ini merupakan wawancara ketiga, Bapak Drs. Kasmui, M.Si ini menyediakan waktu wawancara selalu setelah shalat luhur jadi setelah jam 13.00. Wawancara ini melengkapi hasil wawancara sebelumnya. Hasil wawancara disajikan dalam transkip berikut ini.
P : Saya melihat ada salah satu pintu lab. KO kalau dibuka menutupi
pintu penanggung jawab lab. KO. Bagaimana pendapat Bapak ? KL : Ya - ya tetapi itu bukan kewenangan saya Bu. Itu urusannya yang
membangun. “Pak ini dibongkar”. Wah saya ini di sini baru satu tahun. Artinya yang membangun itu yang harus ditegur.
Gimana ya bu wong ini, zat aja kita sudah usul bolak balik ya tidak ditangani. Apalagi yang berkaitan dengan perbaikan.
Tapi mungkin salah satu jalan ya kita bongkar dulu. Mestinya, tidak boleh, karena bukan kewenangan Kalab itu harus dilaporkan ke PD2. Tapi kita juga pernah membongkar ruang instrumen KF ya atas sepengetahuan PD2 boleh memang posisi pintunya yang tidak bener. Tidak hanya di lab KO, tetapi di lab. Kimia Analit juga, di Kimia Dasar juga sama berarti kalau saya bongkar bukan satu tapi semuanya dan bergantian atau bertahap semuanya saya bongkar.
P : Bagaimana/di mana letak lab. yang baik menurut Bapak ? KL : Saya kira ndak ada masalah. Terletak di mana yang penting eksit apa
namanya, keselamatan kalau terjadi apa-apa. Tetapi pernah saya dengar “kalau gedung tiga lantai tidak perlu tangga darurat”. Malah pertanyaan saya kenapa yang ada tangga/jalan
daruratnya. malah (DI s/d D4) (ruang kuliah) ada di samping. Padahal bukan lab. Tetapi kenapa justru lab. tidak ada padahal sama lantai tiga (tingkat tiga). Atau memang ora bener. Kan mestinya lab. yang punya tangga samping berbahaya lebih besar risikonya. Nggak masuk akal sebetulnya “jawaban seperti itu”.
Memang dari awalnya pembangunan gedung ini sudah keliru semua. Saya kira tata letak gedung ini sudah salah. Pertama, tata letak gedung di sini tidak memungkinkan
kerjanya pekerjaan yang baik. Kantor dan lab. dipisah. Akhirnya senengnya
247
di kantor saja. Tidak tahu perkembangan di laboratorium. Kantor harusnya letaknya dekat lab. Di UGM, jelas orang datang ke kampus Kimia. Ya datang ke lab. Suasananya langsung penelitian. Tidak suasana ngerumpi, suasana ngomong, atau suasana di belakang meja. Tetapi betul ada suasana belajar. Karena laboratorium intinya. Jadi itu menerapkan bahwa kampus ya laboratorium.
Pengawasan terhadap penelitian sudah saya sampaikan pada pembimbing juga.
P : Saya dua kali berturut-turut masuk lab, yang saat itu sedang dilaksanakan praktikum, dengan dosen pengampu yang berbeda.
Yang pertama, buku, tas, masih berantakan di meja. Yang kedua, ada juga di meja buku sama tas, Walaupun yang kedua ini tidak keseluruhan. Bagaimana pelaksanaan tata tertib lab. ? KL : Yang bertanggung jawab di sini adalah penanggung
jawabnya. Saya negurnya tidak orangnya tapi laborannya “Mbok jangan begitu”. Misal saya masuk, ada satu cop-copan listrik itu untuk empat alat, itu kan berbahaya sekali. Kalau semacam itu mestinya ada koordinasi dengan dosen praktikum, kalau terlalu lama penanggung jawab belum ada yang langsung kepala lab. supaya tidak timbul kecelakaan.
P : Bagaimana pengawasan untuk keselamatan kerja ? KL : Pemadam kebakaran kita punya. Rencananya semester ini kita akan
ada pelatihan instrumen keselamatan kerja. Kita sudah merencanakan. Jadi hari yang tidak ada kuliah, ujian atau praktikum, mungkin Juni - Juli.
Tahun kemarin kita tidak bisa melaksanakan dengan tepat karena ada program SP4 itu Kepala Lab. menjadi tukang kesana kemari.
Pemadam kebakaran setiap lab. ada. Kemarin saya beli dua, kecil. Kebetulan kita punya langganan. Nanti kalau ada pelatihan saya beli. Karena kalau pelatihan kan isinya hilang, jadi saya akan isi ulang. Pemadam kebakaran itu memang tidak pernah digunakan.
Kembali ke pengawasan terhadap penelitian. Pengawasan terhadap alat, bahan, gas, listrik, api dan sebagainya.
Pelaksanaan penelitian mahasiswa juga ada aturannya. Saya tempel. Pengawasan terhadap kerja dosen jelas tetapi kita dengan cara Timur. Laboran dengan sambil bergurau kita tegur. Memang kita pendekatannya pendekatan personal. Menegur dengan guyon misalnya kalau nyapu, kadang-kadang saya membersihkan sendiri.
Pengawasan dosen merupakan tanggung jawab lab. yang punya anak buah di situ. Sementara saya sifatnya kan sidak. Laporan laporan masuk saya baru menyampaikan Oo ini tidak betul, oo ini kok pas praktikum tidak datang, laporan masuk saya dengan cara saya supaya beliau itu mengerti bahwa itu tanggung jawabnya. Biasanya saya keliling dari lab. Kimia Anorganik, Kimia Dasar, Kimia Analisa, Kimia Fisika sampai Kimia Organik. Hampir setiap saya begitu hanya mereka tidak tahu, yang seperti itu tidak pernah saya ceritakan pada orang lain, wong wis pada tuwane.
248
Tapi saya tahu bahwa ini tanggung jawab saya juga. Jadi kalau ada apa-apa saya juga kena. P : Job diskripsi sudah direncanakan, apakah itu sudah
dilaksanakan semua ? KL : Masih banyak yang menyimpang dari job. Penanggulangannya kita
rembug dengan Ketua Jurusan. Memang dari dulu seperti itu tidak hanya sekarang. Dulu perhatian kita terhadap lab. tidak begitu besar. Sekarang mulai semangat dengan lab. Sehingga ooo ada hal yang tidak benar, cepet ketahuan. Misalnya kalau “Ada ini Pak Edy, saya tidak bisa nangani. Saya bukan masalah nangani-iya bu, yang penting, kerjanya lancar. Kalau mau ngganti silahkan, kalau tidak ya monggo. Mestinya kalau kerja walaupun tanpa SK mestinya kan tidak perlu dikomando oleh kepala lab. karena itu merupakan kewenangan dia.
Waktu kita mengadakan wawancara Workshop, manajemen lab. itu sudah saya sampaikan setiap awal semester ini. Saya bagi (menunjukkan blangko usulan-usulan). Tiap semester kan mengajukan usulan yang diisi oleh penanggung jawab lab. Nah ini yang menyangkut job ini, kita harus ketemu lagi dan itu tidak bisa hanya sekali setahun mungkin malah diingatkan bolak-balik. Bahwa ini kerja kita bahwa ini amanah kita, ini tugas kita.
P : Semua sudah tahu tentang job diskripsi itu ? KL : Semua sudah saya beri, kecuali ilang. Karena setiap laboran kita
beri ini (job diskripsi). Dosen barupun kita bagi-bagikan. Itupun baru ngeprin satu hari kemarin. Nggak tahu mereka simpan atau mereka baca.
P : Terima kasih sekali. Dan ini sudah jam 15.30. Sepertinya Bapak sudah kelihatan lelah. Kita akhiri sampai di sini dulu.
249
CATATAN LAPANGAN
(C.L. : 15)
TEKNIK : OBSERVASI (PENGAMATAN) KEGIATAN : RAPAT
HARI/TANGGAL : KAMIS, 31 MARET 2005 TEMPAT : RUANG RAPAT JURUSAN
WAKTU : 10.00 12.00 WIB
Rapat ini dilaksanakan setelah selesai rapat jurusan. Hadir dosen-dosen
Kelompok Bidang Keahlian Bidang Kimia Organik dan merupakan anggota
KBK yaitu :
1. Drs. Edy Cahyono, M.Si
2. Dr. Supartono, MS
3. Dra. Sri Muryati D., Apt, M.Kes
4. Drs. Ersangkono Kusumo, MS
5. Dra. Nanik Wijayati, M.Si
6. Dewi Selvia Fardhyanti, ST
7. Dra. Sri Mursiti, M.Si
8. Ratna Dewi Kusumaningtyas, ST
9. Hayono, S.Pd
Yang tidak hadir seorang Guru Besar Emiritus, dua orang sedang studi
lanjut satu S2, satunya S3.
Kaitan rapat dengan penelitian adalah mengenai dana, alat, sistem informasi,
struktur organisasi, rencana laboratorium, PJL.
Adapun hasil rekaman rapat disajikan sebagai berikut :
250
Kalab (Drs. Kasmui, M.Si) dalam penuturannya :
Assalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarrokatuh Bapak/Ibu sekalian barangkali baru 15 bulan saya menduduki Kalab, barangkali belum berpengalaman. Disini tidak ada yang benar, tidak ada yang salah, mari kita kerja sama. Bapak/Ibu sekalin ada beberapa pesanan dosen yaitu spektofotometri, kita mempunyai uang dan SPL. Alat ada 36 tetapi yang baik 25. Alat yang digunakan untuk penelitian saya letakkan di ruang instrumen. Alat ada satu di organik dan satu di anorganik. Saya mohon maaf karena tidak bisa memenuhi kebutuhan bapak ibu sekalian. Kenyataan uang kita kecil, satu tahun hanya 70 juta itu tidak cukup untuk memenuhi pesenan Pak Partono. Ada pelanggan instrumentasi dan keselamatan kerja di laboratorium. Tahun kemarin tidak bisa mengadakan karena ada kesibukan SP4. Kemudian yang kedua situs komunitas jurusan Rp. 250.000,- bisa untuk SIM jurusan, laboratorium, perpustakaan. Untuk laboratorium ditangani Pak Harjito dosen baru. Disediakan juga unit situs. Kemudian SIM laboratorium, sifatnya internet operator ditangani mbak Nunik. Misalnya mencari etanol kesulitan letaknya dimana, itu bisa segera dicari. Kita ada enam laboratorium yang dibawahi atau dikelola oleh penanggung jawab laboratorium yang dibawahi kalab. Setiap penanggung jawab laboratorium bisa melaksanakan, mengelola. Kita sebetulnya sudah mengusulkan struktur jabatan di UNNES ini dirombak. Pernah kita melakukan seminar / lokakarya semua laboratorium kita hadirkan semua disana. Kata Pak Rektor memang kepala laboratorium bukan jabatan struktural seperti PD-PD. Pada tahun 2004 yang dikatakan Kalab seluruh Indonesia itu sama. Bahkan laboratorium kita itu malah lebih baik di dalam pengelolaan keuangan. Bahkan UNS sendiri sempat saya kunjungi ke sana, kalab digaji Rp. 15.000 per bulan. Tetapi mereka dapat SK resmi dari rektornya. Kemudian hasilnyapun berbeda kondisi laboratorium keuangan, alat, zat. Apakah penanggung jawab laboratorium dipisahkan dengan ketua KBK ? Supaya bisa kerja lebih efektif. Bagaimana kalau kita memberi insentif pada penanggung jawab laboratorium. KJ : Ketua Jurusan (Drs. Edy Cahyono, M.Si) menuturkan bahwa :
Kita rencanakan honorer penanggung jawab laboratorium per bulan kita rencanakan lima puluh ribu rupiah. Kalau kita pikirkan ada penanggung jawab, ada perpustakaan semua cukup banyak 10 x 50.000 = 500.000. Kita mencoba menggeliat. Untuk itu ketua KBK duduk merangkap penanggung jawab laboratorium atau mau ditunjuk untuk penanggung jawab laboratorium orang lain yang ada di KBK itu.
251
Untuk misalnya Pak Partono, sebagai ketua KBK, akan menunjuk anggota siapa sebagai penanggung jawab laboratorium monggo. Kita fokus pada pengembangan laboratorium, misal 1/3 atau setengah dari dana SPL untuk pengembangan laboratorium. PJL (Penanggung Jawab Laboratorium) Dr. Supartono, MS menuturkan sebagai
berikut :
Mengenai otonomi laboratorium akan ada beberapa yang saya sampaikan dari kegiatan sampai ke penggunaan dana. Kebijakan tiap PT memang berbeda masing-masing maunya apakan. Tetapi toh sudah ada indikator yang bagus dari pak Kasmui mengikuti yang baik dari PT yang lain. Berikutnya penanggung jawab (Ketua) KBK terpisah ya memang tidak perlu terpisah dan tidak perlu menyatu. Karena orangnya yang ada itu ya ndak apa. Tapi kalau seandainya diperlukan teroisah ya ndak apa-apa. Itu justru kalau memang mau otonomi, maksudnya nanti tidak ada PJL yang ada adalah Kepala Laboratorium Kimia Organik, apa yang dimaksudkan saya tidak tahu sebab sepengetahuan saya kalau ada penanggung jawab. Itu, kata itu kan pantes-pantes orang ngomong kan. Kalau setiap laboratorium itu sebaiknya ada seorang manajernya. Manajer itulah yang menentukan kebikakan-kebijakan, termasuk akademiknya. Kan dulu sebelum ini, Dikti pernah mengeluarkan bahwa seorang Kalab adalah seorang Guru Besar. Itu dulu kan. Masalahnya adalah terkait dengan ini dengan pengembangan akademiknya, termasuk mengatur kebijaksanaan itu, monggo. Untuk tenaga yang ditugasi mesti akan membagi waktu sekarangpun kalau saya ditunjuk sebagai penanggung jawab laboratorium, maka saya setiap semesternya supaya ditugasi mata kuliah praktikum. Sehingga saya bisa setiap semesternya kesana. Mengenai insentif dari insentif jurusan ya terserah itu manajemen dari jurusan. Ya kalau memang itu ada, atau adanya baru Rp. 50.000 atau memang tidak ada ya ndak masalah. Tapi cobalah diterapkan hambatan teknis masalah dana. Dana segitu itu memang untuk pengembangan laboratorium yang baik malah pusing saja. Saya juga mengerti. Tapi kalau memang itu sudah mau diniatkan begitu apa semacam dana itu tidak kita cobakan. Sebagai penanggung jawab Laboratorium Kimia Organik dan Biokimia, saya mencoba mereka-reka, membuat proposal yang barangkali bisa menelorkan dana untuk mengembangkan kegiatan akademiknya laboratorium meskipun sampai kini belum kunjung datang atau belum berhasil. Itu sebaiknya. Jadi soal dana yang kecil itu monggo itu diatur bagaimana yang perlu, toh kita bisa membuat skala prioritas yang mana dulu di semester ini sehingga nanti teman-teman dosen pun ada rasa kepemilikan ndak. Kepemilikan orang-orang organik ya misalnya kalau penelitian di sana ya silahkan. Tetapi ada konstribusi untuk laboratorium. Jangan hanya memakai saja tetapi konstribusinya tidak ada. Misalnya alatnya yang dipakai kita bantu. Terima kasih, saya dukung. Silahkan.
252
Kalab (Kepala Laboratorium) :
Terima kasih pak Partono. Yang penting tujuannya adalah meningkatkan laboratorium. Terima kasih. Wassalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarrokatuh.
253
CATATAN LAPANGAN (C.L. : 16)
OBSERVASI : KEGIATAN LABORATORIUM
KIMIA ORGANIK TEMPAT : LABORATORIUM KIMIA ORGANIK WAKTU : KAMIS, 31 MARET 2005 KEJADIAN : KECELAKAAN KECIL YAITU
KEBAKARAN ALAT ERLEMEYER DENGAN ISI EKSTRAK JAMBU
Rekonstruksi suasana Jam 10.00 Seorang mahasiswa sedang penelitian ekstrak jambu. Saat itu ada seorang asisten mahasiswa. Tidak ada dosen pembimbing maupun laboran. Mahasiswa panik, peneliti mencoba membantu mengambil lap basah untuk ditutupkan, akhirnya padam.
Tanggapan pengobservasian
Sebaiknya saat mahasiswa melakukan penelitian harus ada laboran
atau pembimbing yang berada di laboratorium.
254
CATATAN LAPANGAN (C.L. : 17)
OBSERVASI : KEGIATAN LABORATORIUM
KIMIA ORGANIK TEMPAT : LABORATORIUM KIMIA ORGANIK WAKTU : JUMAT, 1 APRIL 2005 KEJADIAN : SUASANA PRAKTIKUM
Rekonstruksi suasana Praktikum mahasiswa Semester 2, jam 09.00 – 11.00 terlihat suasana meja yang penuh tas dan buku yang tidak dipakai berserakan di meja praktikum. Dosen pengampu ada, namun sibuk koreksi persiapan mahasiswa. Ada juga asisten mahasiswa.
Tanggapan pengobservasian
Seharusnya hal itu tidak terjadi kalau semua mengikuti peraturan
laboratorium.