48
Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 1 Materi 02. Manajemen Pelaksanaan Kurikulum A. Latar Belakang Kualitas pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai faktor, satu di antaranya tersedianya kurikulum sekolah yang disusun secara berkualitas berdasarkan panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikeluarkan oleh BSNP. Kurikulum Sekolah merupakan ruhnya sekolah dalam menentukan arah pendidikan untuk kemajuan sekolah di masa yang akan datang. Peranan kepala sekolah dalam penyusunan kurikulum sekolah sangat diperlukan,terutama karena kepala sekolah memiliki kompetensi manajerial. Menurut Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 salah satu tugas pengawas sekolah adalah melakukan supervisi manajerial. Untuk dapat melakukan kegiatan tersebut diperlukan kemampuan pengawas dalam menguasai Manajemen Pelaksanaan Kurikulum. Pengawas Sekolah yang menguasai Manajemen Pelaksanaan Kurikulum Sekolah akan mampu membimbing kepala sekolah dalam penyusuanan KTSP sesuai sasaran, bermutu, dan berdampak pada para pendidik dalam penyusunan silabus dan RPP ,kemudian berimbas pada peningkatan kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan menuju peningkatan kualitas siswa. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Bahasan materi kegiatan belajar mencakup peranan Pengawas Sekolah pada penyusunan KTSP dan Penilaian Hasil Belajar. B. Kompetensi Setelah mengikuti diklat, calon pengawas sekolah mampu membimbing Kepala Sekolah / Tim Pengembang Kurikulum/Tim Pengembang Sekolah dalam:

Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

  • Upload
    lehanh

  • View
    234

  • Download
    9

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 1

Materi 02.

Manajemen Pelaksanaan Kurikulum

A. Latar Belakang

Kualitas pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai faktor, satu di antaranya

tersedianya kurikulum sekolah yang disusun secara berkualitas berdasarkan

panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikeluarkan oleh BSNP.

Kurikulum Sekolah merupakan ruhnya sekolah dalam menentukan arah pendidikan

untuk kemajuan sekolah di masa yang akan datang. Peranan kepala sekolah dalam

penyusunan kurikulum sekolah sangat diperlukan,terutama karena kepala sekolah

memiliki kompetensi manajerial. Menurut Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007

salah satu tugas pengawas sekolah adalah melakukan supervisi manajerial. Untuk

dapat melakukan kegiatan tersebut diperlukan kemampuan pengawas dalam

menguasai Manajemen Pelaksanaan Kurikulum. Pengawas Sekolah yang

menguasai Manajemen Pelaksanaan Kurikulum Sekolah akan mampu membimbing

kepala sekolah dalam penyusuanan KTSP sesuai sasaran, bermutu, dan

berdampak pada para pendidik dalam penyusunan silabus dan RPP ,kemudian

berimbas pada peningkatan kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan

menuju peningkatan kualitas siswa.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,isi dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam

mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian

tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar

kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga

kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar

pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Bahasan materi kegiatan belajar mencakup peranan Pengawas Sekolah pada

penyusunan KTSP dan Penilaian Hasil Belajar.

B. Kompetensi

Setelah mengikuti diklat, calon pengawas sekolah mampu membimbing Kepala Sekolah / Tim Pengembang Kurikulum/Tim Pengembang Sekolah dalam:

Page 2: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 2

1. Terampil mengelola kurikulum

2. Menetapkan sistem penilaian hasil belajar di sekolah

C. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi materi Manajemen Kurikulum dalam Diklat

Fungsional calon Pengawas Sekolah ini peserta diklat diharapkan dapat:

1. Menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

2. Mengelola Penilaian Hasil Belajar

D. Ruang lingkup Materi dan Alokasi waktu

a. Ruang lingkup materi spesifik membahas hal-hal sebagai berikut:

1. Penyusunan KTSP meliputi:

a. Perumusan visi, misi, tujuan sekolah, dan contoh

b. Prinsip-prinsip pelaksanaan kurikulum

c. Muatan kurikulum KTSP

d. Muatan kurikulum 2006 maupun 2013

e. Pengaturan beban belajar

f. Penyusunan kalender akademik

2. Penilaian hasil belajar meliputi:

a. Pengertian

b. Fungsi penilaian

c. Tujuan penilaian

d. Prinsip penilaian

e. Lingkup penilaian

f. Instrumen penilaian

g. Mekanisme penilaian

h. Hasil belajar

Page 3: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 3

b. Alokasi Waktu

No. Materi Diklat Alokasi

1. Penyusunan Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP)

3 JPL

2. Penilaian Hasil Belajar 2 JPL

E. Langkah-Langkah Pembelajaran

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

1. PENYUSUNAN DOKUMEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN

PENDIDIKAN (KTSP)

a. Pengantar Materi penyusunan dokumen KTSP ini akan membahas tentang komponen-

komponen KTSP menurut KTSP tahun 2006 dibandingkan dengan perubahan

yang ada pada kurikulum tahun 2013. Komponen yang harus disesuaikan dan

dikembangkan sesuai dengan perubahan kurikulum tahun 2013 adalah: 1) Visi,

misi, dan tujuan satuan pendidikan; 2) Muatan kurikulum nasional, daerah, dan

kekhasan satuan pendidikan; 3) Pengaturan beban belajar; 4) Kalender

pendidikan.

Pendahuluan Pengkondisian

Perkenalan dan Ice breaking

25 menit

PENYUSUNAN

KTSP

3 JPL

PENILAIAN

HASIL

BELAJAR

2 JPL

Penutup/

Refleksi

20 menit

Page 4: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 4

Kegiatan ini mulai dengan refleksi melalui brainstorming penyusunan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

b. Uraian Materi

1. Perumusan Visi, Misi, Tujuan Satuan Pendidikan, dan Contoh

Sekolah dengan Kurikulum 2006 maupun Kurikulum 2013 perlu merumuskan

visi, misi, tujuan satuan pendidikan.

Rumusan visi satuan pendidikan perlu memperhatikan karakteristik kurikulum.

Visi adalah cita-cita bersama pada masa mendatang dari warga satuan

pendidikan, yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan

pendidikan.

Perumusan visi tentunya harus didasarkan pada landasan yuridis formal, yaitu

Undang-Undang Pendidikan dan sejumlah Peraturan Pemerintah, khususnya

tujuan pendidikan nasional sesuai dengan jenjang dan jenis sekolahnya serta

dengan profil sekolah/ madrasah yang bersangkutan. Dengan kata lain, visi

sekolah/ madrasah harus tetap berada dalam koridor kebijakan nasional,

tetapi sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan masyarakat yang dilayani.

Rumusan pada tujuan pendidikan nasional boleh jadi sama, tetapi profil

sekolah/madrasah khususnya potensi dan kebutuhan masyarakat yang dilayani

sekolah/madrasah bisa bervariasi dan tidak selalu sama. Oleh karena itu,

dimungkinkan setiap sekolah/madrasah memiliki rumusan visi yang berbeda

dengan sekolah/madrasah lain, asalkan tidak keluar dari koridor kebijakan

nasional yaitu tujuan pendidikan nasional.

a. Penyusunan Visi

1) Pengertian

Visi merupakan keinginan dan pernyataan moral yang menjadi dasar atau

rujukan dalam menentukan arah dan kebijakan pimpinan dalam

membawa gerak langkah sekolah/madrasah menuju masa depan yang

lebih baik, sehingga eksistensi atau keberadaan sekolah/madrasah dapat

diakui oleh masyarakat. Visi merupakan gambaran tentang masa depan

(future) yang realistik dan ingin diwujudkan dalam kurun waktu tertentu.

Ini sejalan dengan pendapat Akdon (2006: 94) yang menyatakan bahwa

“Visi adalah pernyataan yang diucapkan atau ditulis hari ini, yang

Page 5: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 5

merupakan proses manajemen saat ini yang menjangkau masa yang akan

datang”

2) Rumusan Visi

Visi yang tepat bagi satuan pendidikan akan menjadi accelerator

(pemercepat) kegiatan instansi pemerintah bersangkutan, meliputi

perencanaan strategi, perencanaan kinerja tahunan, pengelolaan sumber

daya, pengembangan indikator kinerja, pengukuran kinerja, dan evaluasi

pengukuran kinerja sekolah/madrasah tersebut.

3) Syarat perumusan visi

a) Visi bukanlah fakta, tetapi gambaran pandangan ideal masa depan

yang ingin diwujudkan.

b) Visi dapat memberikan arahan, mendorong warga sekolah untuk

menunjukkan kinerja yang baik.

c) Dapat menimbulkan inspirasi dan siap menghadapi tantangan

d) Menjembatani masa kini dan masa yang akan datang.

e) Gambaran yang realistik dan kredibel dengan masa depan yang

menarik.

f) Sifatnya tidak statis dan tidak untuk selamanya.

4) Kriteria Visi

Rumusan Visi yang baik mempunyai kriteria (ciri-ciri) sebagai berikut :

a) Rumusannya singkat, padat dan mudah diingat;

b) Bersifat inspiratif dan menantang untuk mencapainya;

c) Sesuatu yang ideal yang ingin dicapai dimasa yang akan datang

yang membawa eksistensi/keberadaan suatu pendidikan;

d) Menarik bagi seluruh warga sekolah dan pihak-pihak yang terkait

(stakeholders);

e) Memberikan arah dan fokus strategi yang jelas;

f) Mampu menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan

strategis yang terdapat dalam suatu organisasi;

g) Memiliki orientasi terhadap masa depan, sehingga segenap jajaran

satuan pendidikan ikut berperan dalam pencapaiannya;

h) Mampu menumbuhkan komitmen seluruh warga sekolah;

Page 6: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 6

i) Menjamin kesinambungan kepemimpinan dan kebijakan organisasi

serta menjembatani keadaan masa sekarang dan masa yang akan

datang;

j) Memungkinkan untuk perubahan atau penyesuaian dengan

perkembangan/perubahan tugas dan fungsi.

5) Teknik Perumusan Visi

Visi satuan pendidikan dirumuskan dengan cara sebagai berikut :

Mereview (meninjau kembali) masalah yang dihadapi, baik internal

maupun eksternal dengan pendekatan analisis Strengths, Weakness,

Opportunities, dan Threats (SWOT); dengan cara menganalisis konteks

tentang kekuatan, kelemahan yang dimiliki oleh sekolah. Serta melihat

peluang dan ancaman yang terjadi di sekeliling sekolah/madrasah.

b. Penyusunan Misi

1) Pengertian

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksanakan

sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu

tertentu untuk menjadi rujukan bagi penyusunan program jangka

pendek, menengah, dan jangka panjang, berdasarkan masukan dari

seluruh warga sekolah.

2) Tujuan Perumusan Misi

Misi satuan pendidikan adalah pangkal dari perencanaan strategi suatu

satuan pendidikan. Misi satuan pendidikan akan menggiring penentuan

tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh satuan pendidikan, untuk

itu perlu dirumuskan secara cermat dan memungkinkan untuk dicapai

serta dapat diukur pencapaiannya. Perumusan misi satuan pendidikan

merupakan hal yang mendasar meskipun sulit, namun harus

diupayakan.

Perumusan dan penetapan misi satuan pendidikan harus secara

eksplisit menyatakan apa yang akan dicapai atau fungsi apa yang

dilaksanakan oleh satuan pendidikan untuk mencapai tujuan satuan

pendidikan.

Penetapan misi sebagai pernyataan cita-cita satuan pendidikan dan

seluruh komponen yang terkait yang akan menjadi landasan kerja yang

Page 7: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 7

harus diikuti oleh seluruh komponen sekolah guna mewujudkan tujuan

satuan pendidikan.

3) Kriteria Misi

Rumusan misi yang baik mempunyai kriteria (ciri-ciri) sebagai berikut : a) Rumusannya sejalan dengan visi satuan pendidikan;

b) Rumusannya jelas dengan bahasa yang lugas;

c) Rumusannya menggambarkan pekerjaan atau fungsi yang harus

dilaksanakan;

d) Dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu;

e) Memungkinkan untuk perubahan/penyesuaian dengan perubahan

visi.

c. Tujuan Satuan Pendidikan 1) Pengertian

Tujuan satuan pendidikan adalah, gambaran tingkat kualitas yang akan

dicapai dalam kurun waktu tertentu maksimal 4 (empat) tahun oleh

setiap satuan pendidikan dengan mengacu pada karakteristik dan/atau

keunikan setiap satuan pendidikan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Tujuan satuan pendidikan merupakan penjabaran dari pernyataan misi,

tujuan tidak harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi

harus dapat menunjukkan kondisi yang ingin dicapai dimasa

mendatang (Akdon, 2006: 143). Tujuan juga berfungsi mengarahkan

perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka

merealisasikan misi, oleh karena itu tujuan harus dapat menyediakan

dasar yang kuat untuk menetapkan indikator. Pencapaian tujuan dapat

dijadikan indikator untuk menilai kinerja sekolahBeberapa kriteria

penyusunan tujuan sekolah antara lain :

a) mendeskripsikan hal-hal yang perlu diwujudkan sesuai dengan

karakteristik satuan pendidikan. Tujuan harus serasi dan

mengklarifikasikan visi, misi, dan nilai-nilai satuan pendidikan.

b) Pencapaian tujuan akan dapat memenuhi atau berkontribusi

memenuhi misi, program dan sub program sekolah/madrasah.

c) esensinya tidak berubah, kecuali terjadi pergeseran lingkungan,

atau dalam hal isu strategik hasil yang diinginkan.

Page 8: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 8

d) biasanya secara relatif berjangka panjang

e) menggambarkan hasil program

f) menggambarkan arah yang jelas dari sekolah/ madrasah.

g) menantang, namun realistik dan dapat dicapai.

h) Penjabaran dari visi dan misi ke tujuan dan sasaran dapat

digambarkan seperti berikut ini.

Gambar 3

Kaitan Visi, Misi ,Tujuan dan Sasaran

d. Contoh Visi Sekolah

a. Sekolah yang terletak di kota besar, peserta didiknya berasal dari keluarga mampu, berpendidikan tinggi, yang memiliki harapan anaknya menjadi orang hebat, lulusannya melanjutkan ke sekolah favorit yang lebih tinggi, dapat merumuskan visinya:

UNGGUL DALAM PRESTASI, BERAKHLAQUL,

KARIMAH, TERAMPIL DAN MANDIRI

b. Sekolah yang terletak di daerah pedesaan yang umumnya tidak maju dari sekolah perkotaan dan banyak peserta didiknya tidak melanjutkan ke sekolah favorit atau berprestasi, dapat merumuskan visinya:

TERDIDIK, TERAMPIL, DAN MANDIRI BERDASARKAN IMAN TAQWA

c. Sekolah yang terletak di pinggiran kota (urban) yang umumnya tingkat

kemajuannya menengah dibanding sekolah di perkotaan atau pedesaan, masyarakatnya pekerja, perilaku moral rendah, dan banyak peserta didiknya tidak melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, dapat merumuskan visinya BERAKHLAQULKARIMAH, MANDIRI, DAN TERAMPIL BERDASARKAN IMTAQ.

Ketiga contoh visi tersebut, sama-sama benar sepanjang dalam koridor tujuan

pendidikan nasional, sesuai dengan tujuan dari setiap jenjang sesuai dengan

peraturan pemerintah.

Visi yang pada umumnya dirumuskan dalam kalimat yang filosofi seperti contoh

di atas seringkali memiliki aneka tafsir, setiap orang dapat menafsirkan secara

Page 9: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 9

berbeda-beda sehingga dapat menimbulkan perselisihan dalam implementasinya.

Bahkan jika terjadi penggantian pimpinan sekolah maka kepala sekolah yang

baru tidak jarang memberi tafsir yang berbeda kepada kepala sekolah

sebelumnya. Oleh karena itu agar tidak memberikan tafsir yang berbeda, visi

sebaiknya diberi penjelasan berupa indikator-indikator visi.

Perhatikan contoh penjelasan indikator-indikator visi di bawah ini.

”Unggul dalam prestasi berdasarkan iman dan taqwa” dapat dijabarkan

sebagai berikut:

Contoh Visi

VISI INDIKATOR Unggul dalam prestasi � Unggul dalam memperoleh UASBN atau UN

� Unggul dalam persaingan melanjutkan ke jenjang pendidikan di atasnya

� Unggul dalam karya ilmiah remaja � Unggul dalam lomba kreativitas � Unggul dalam lomba kesenian � Unggul dalam lomba olah raga � Unggul dalam keterampilan (mengoprasikan Komputer

dan internet, Public Speaker) Beriman dan bertaqwa � Unggul dalam disiplin

� Unggul dalam aktvitas keagamaan � Unggul dalam kepedulian sosial

Contoh Misi Sekolah

Misi Indikator (misi)

Mengembangkan sumber daya secara optimal dalam rangka mempersiapkan siswa di era global

� Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap peserta didik berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi yang dimiliki.

� Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah.

� Mendorong dan membantu setiap peserta didik untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat dapat dikembangkan secara optimal.

� Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.

� Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah warga sekolah dan kelompok kepentingan yang terkait dengan sekolah.

Contoh Tujuan Sekolah

Rumusan Tujuan Indikator (Tujuan)

Menghasilkan lulusan � Pada tahun 2014 rata-rata UASBN mencapai nilai

Page 10: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 10

Rumusan Tujuan Indikator (Tujuan)

yang kompetitif dan berbudaya

minimal 7,00. � Pada tahun 2014 proporsi lulusan yang melanjutkan ke

sekolah unggul minimal 40% � Pada tahun 2015 memiliki tim kesenian yang tampil

pada acara setingkat propinsi.

2) Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Kurikulum

Dalam pelaksanaan kurikulum 2006 di setiap satuan pendidikan

menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut.

a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi

peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya.

Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang

bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya

secara bebas, dinamis dan menyenangkan.

b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a)

belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b)

belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu

melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama

dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan

menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,

dan menyenangkan.

c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan

yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan

potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap

memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang

berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.

d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan

pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan

hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing

ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah

membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan

teladan).

Page 11: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 11

e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan

multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan

memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip

alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di

masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan

sumber belajar, contoh dan teladan).

f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan

budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan

muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran,

muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam

keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai

antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan

3. Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Muatan KTSP pada kurikulum 2006 terdiri atas mata pelajaran, muatan lokal

dan pengembangan diri. Muatan KTSP diwujudkan dalam struktur kurikulum

satuan pendidikan dan penjelasannya berdasarkan Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang

Standar isi pada Bab II berisi:

a. Struktur Kurikulum SD/MI

1) Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan

pengembangan diri

2) Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan “IPA

Terpadu” dan “IPS Terpadu”.

3) Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan

tematik, sedangkan pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui

pendekatan mata pelajaran.

4) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan

sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan

dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per

minggu secara keseluruhan.

5) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.

Page 12: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 12

6) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38

minggu.

b. Struktur Kurikulum SMP/MTs

1) Kurikulum SMP/MTs memuat 10 mata pelajaran, muatan lokal, dan

pengembangan diri.

2) Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SMP/MTs merupakan “IPA

Terpadu” dan “IPS Terpadu”.

3) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan

sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan

dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per

minggu secara keseluruhan.

4) Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit.

5) Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38

minggu.

c. Struktur Kurikulum SMA/MA

1) Kurikulum SMA/MA Kelas X

a). Kurikulum SMA/MA Kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran, muatan

lokal, dan pengembangan diri.

b). Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan

sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan

dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per

minggu secara keseluruhan.

c). Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.

d). Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-

38 minggu.

2). Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII

a). Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program IPA, Program IPS,

Program Bahasa, dan Program Keagamaan terdiri atas 13 mata

pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri.

Page 13: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 13

b). Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan

sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan

dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per

minggu secara keseluruhan.

c). Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.

d). Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-

38 minggu.

d. Struktur Kurikulum Pendidikan Kejuruan

Struktur kurikulum Pendidikan kejuruan dijelaskan sebagai berikut.

1) Di dalam penyusunan kurikulum SMK/MAK mata pelajaran dibagi ke

dalam tiga kelompok, yaitu kelompok normatif, adaptif, dan produktif.

Kelompok normatif adalah mata pelajaran yang dialokasikan secara tetap

yang meliputi Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa

Indonesia, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, dan Seni

Budaya. Kelompok adaptif terdiri atas mata pelajaran Bahasa Inggris,

Matematika, IPA, IPS, Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi,

dan Kewirausahaan. Kelompok produktif terdiri atas sejumlah mata

pelajaran yang dikelompokkan dalam Dasar Kompetensi Kejuruan dan

Kompetensi Kejuruan. Kelompok adaptif dan produktif adalah mata

pelajaran yang alokasi waktunya disesuaikan dengan kebutuhan program

keahlian, dan dapat diselenggarakan dalam blok waktu atau alternatif

lain.

2) Materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan Kompetensi

Kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan program keahlian untuk

memenuhi standar kompetensi kerja di dunia kerja.

3) Evaluasi pembelajaran dilakukan setiap akhir penyelesaian satu standar

kompetensi atau beberapa penyelesaian kompetensi dasar dari setiap

mata pelajaran.

4) Pendidikan SMK/MAK diselenggarakan dalam bentuk pendidikan sistem

ganda.

5) Alokasi waktu satu jam pelajaran tatap muka adalah 45 menit.

Page 14: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 14

6) Beban belajar SMK/MAK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka,

praktik di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri

ekuivalen dengan 36 jam pelajaran per minggu.

7) Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK/MAK adalah 38 minggu

dalam satu tahun pelajaran.

8) Lama penyelenggaraan pendidikan SMK/MAK tiga tahun, maksimum

empat tahun sesuai dengan tuntutan program keahlian.

4. Muatan Kurikulum 2013

Muatan KTSP pada kurikulum 2013 terdiri atas Muatan Nasional, Muatan

Lokal, Dan Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan

a. Muatan nasional

Muatan kurikulum pada tingkat nasional yang dimuat dalam KTSP adalah

sebagaimana yang diatur dalam ketentuan sebagai berikut:

1) untuk SD/MI mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014 tentang Kerangka Dasar dan

Struktur Kurikulum SD/MI;

2) untuk SMP/MTs mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kerangka Dasar dan

Struktur Kurikulum SMP/MTs;

3) untuk SMA/MA mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kerangka Dasar dan

Struktur Kurikulum SMA/MA;

4) untuk SMK/MAK mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kerangka Dasar dan

Struktur Kurikulum SMK/MAK.

b. Muatan lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan

kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,

termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan

ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh

satuan pendidikan.

Page 15: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 15

Muatan lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah provinsi atau

kab/kota sesuai dengan kewenangannya dan/atau satuan pendidikan dapat

berbentuk sejumlah bahan kajian terhadap keunggulan dan kearifan

daerah tempat tinggalnya yang menjadi:

1) bagian mata pelajaran kelompok B; dan/atau

2) mata pelajaran yang berdiri sendiri pada kelompok B sebagai mata

pelajaran muatan lokal bila pengintegrasian tidak dapat dilakukan.

c. Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan

Muatan kekhasan pada satuan pendidikan berupa bahan kajian dan

pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal serta program kegiatan

yang ditentukan oleh satuan pendidikan yang bersangkutan dengan

mempertimbangkan kebutuhan peserta didik.

Peran kepala sekolah dalam menyusun dan mengelola muatan kekhasan

sekolah dengan memberdayakan Tim Pengembang Kurikulum Sekolah

dan Kepala Sekolah sebagai pembina atau narasumber. Bahan kajian yang

bisa dijadikan kekhasan sekolah misalnya: keterampilan berbahasa asing,

program komputer, seni budaya, dan keterampilan/kompetensi yang

sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan industri. Hal ini dimulai dengan

mengadakan sosialisasi kepada seluruh warga sekolah agar benar-benar

sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan lingkungan sekolah, serta

kepentingan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

5. Pengaturan Beban Belajar pada Kurikulum 2013

Untuk mencapai tujuan satuan pendidikan diperlukan pengaturan beban

belajar yang sesuai dengan perkembangan peserta didik, muatan

pembelajaran, kecepatan belajar dan jenjang pendidikannya. Beban belajar

dalam KTSP diatur dalam bentuk sistem paket atau sistem kredit semester.

a. Sistem Paket

Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur

kurikulum setiap satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu

untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap

dalam satu tahun pelajaran. Beban belajar pada sistem paket berdasarkan

Page 16: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 16

Permendikbud No 57, 58, 59 dan 60 tahun 2014 terdiri atas pembelajaran

tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri.

1) Beban belajar tatap muka

Merupakan keseluruhan kegiatan interaksi pembelajaran yang terjadi di

sekolah antara pendidik - peserta didik dan harus diikuti oleh peserta

didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.

Adapun beban belajar tatap muka pada setiap jenjang berbeda sesuai

dengan karakteristik perkembangan usia peserta didik dan muatan

pembelajaran yang dipelajarinya. Adapun beban belajar tatap muka

setiap jenjang satuan pendidikan adalah sebagai berikut :

a) Beban Belajar Sistem Paket Sekolah Dasar

(1) Beban belajar di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dinyatakan

dalam jam pembelajaran per minggu.

(2) Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pembelajaran.

(3) Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pembelajaran.

(4) Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam pembelajaran.

(5) Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam

pembelajaran.

(6) Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 35 menit.

(7) Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester

paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.

(8) Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18

minggu dan paling banyak 20 minggu.

(9) Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14

minggu dan paling banyak 16 minggu.

(10) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu

dan paling banyak 40 minggu.

b) Beban belajar di Sekolah Menengah Pertama

(1) Beban belajar di Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah

Tsanawiyah dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu.

(2) Beban belajar satu minggu Kelas VII, VIII, dan IX adalah 38 jam

pembelajaran.

(3) Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 40 menit.

Page 17: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 17

(4) Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester

paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.

(5) Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18

minggu dan paling banyak 20 minggu.

(6) Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14

minggu dan paling banyak 16 minggu.

(7) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu

dan paling banyak 40 minggu.

c) Beban Belajar Sekolah Menengah Atas

(1) Beban belajar di Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah

dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu.

(2) Beban belajar satu minggu Kelas X adalah 42 jam pembelajaran.

(3) Beban belajar satu minggu Kelas XI dan XII adalah 44 jam

pembelajaran.

(4) Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45 menit.

(5) Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII dalam satu semester paling

sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.

(6) Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18

minggu dan paling banyak 20 minggu.

(7) Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14

minggu dan paling banyak 16 minggu.

(8) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu

dan paling banyak 40 minggu

d) Beban Belajar Sekolah Menengah Kejuruan

(1) Beban belajar di Sekolah Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah

Kejuruan dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Beban

belajar satu minggu Kelas X, XI, dan XII adalah 48 jam

pembelajaran. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 45

menit.

(2) Beban belajar di Kelas X, XI, dan XII dalam satu semester paling

sedikit 18 minggu dan paling banyak 20 minggu.

(3) Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil paling sedikit 18

minggu dan paling banyak 20 minggu.

Page 18: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 18

(4) Beban belajar di kelas XII pada semester genap paling sedikit 14

minggu dan paling banyak 16 minggu.

(5) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36

minggu dan paling banyak 40 minggu.

(6) Beban belajar kegiatan praktik kerja di SMK diatur: (i) 2 (dua)

jam praktik di sekolah setara dengan 1 (satu) jam tatap muka,

dan (ii) 4 (empat) jam praktik di dunia usaha dan industri setara

dengan 2 (dua) jam tatap muka.

2) Beban Belajar Penugasan Terstruktur dan Mandiri Sistem Paket

Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri pada satuan

pendidikan dengan sistem paket menggunakan proporsi terhadap tatap

muka antara 0%-40% untuk SD/MI, 0%-50% untuk SMP/MTs, dan 0%-

60% untuk SMA/MA/SMK/MAK dari waktu kegiatan tatap muka mata

pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut

mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam

mencapai kompetensi.

Di luar pengaturan yang telah di uraikan di atas, satuan pendidikan

dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan

belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan

faktor lain yang dianggap penting. Konsekuensi penambahan beban

belajar pada satuan pendidikan menjadi tanggung jawab satuan

pendidikan yang bersangkutan.

b. Sistem Kredit Semester

Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan program

pendidikan yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan

mata pelajaran yang diikuti setiap semester pada satuan pendidikan. Beban

belajar setiap mata pelajaran pada SKS dinyatakan dalam satuan kredit

semester (SKS), dengan beban belajar 1 (satu) SKS terdiri atas 1 (satu)

jam pembelajaran tatap muka, 1 (satu) jam penugasan terstruktur, dan 1

(satu) jam kegiatan mandiri.

1) Prinsip-Prinsip Penggunaan Beban Belajar Sistem SKS

Page 19: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 19

Penyelenggaraan SKS di SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK mengacu

pada prinsip sebagai berikut:

a) Peserta didik menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran

yang diikuti pada setiap semester sesuai dengan kemampuan, bakat,

dan minatnya.

b) Peserta didik yang berkemampuan dan berkemauan tinggi dapat

mempersingkat waktu penyelesaian studinya dari periode belajar

yang ditentukan dengan tetap memperhatikan ketuntasan belajar.

c) Peserta didik didorong untuk memberdayakan dirinya sendiri dalam

belajar secara mandiri.

d) Peserta didik dapat menentukan dan mengatur strategi belajar

dengan lebih fleksibel.

e) Peserta didik memiliki kesempatan untuk memilih kelompok

peminatan, lintas minat, dan pendalaman minat, serta mata pelajaran

sesuai dengan potensinya.

f) Peserta didik dapat pindah ke sekolah lain yang sejenis dan telah

menggunakan SKS dan semua kredit yang telah diambil dapat

dipindahkan ke sekolah yang baru (transfer kredit).

g) Sekolah menyediakan sumber daya pendidikan yang lebih memadai

secara teknis dan administratif.

h) Penjadwalan kegiatan pembelajaran diupayakan dapat memenuhi

kebutuhan untuk pengembangan potensi peserta didik yang

mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

i) Guru memfasilitasi kebutuhan akademik peserta didik sesuai dengan

kemampuan, bakat, dan minatnya.

2) Persyaratan penyelenggaraan adalah satuan pendidikan SMP/MTs,

SMA/MA, dan SMK/MAK yang terakreditasi A dari Badan Akreditasi

Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-S/M) dapat menyelenggarakan SKS.

3) Unsur-Unsur Beban Belajar SKS

Beban belajar setiap mata pelajaran pada SKS dinyatakan dalam SKS.

Beban belajar satu SKS meliputi satu jam pembelajaran tatap muka,

satu jam penugasan terstruktur, dan satu jam kegiatan mandiri, yang

pengertiannya sebagai berikut:

Page 20: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 20

a) Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa

proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik.

b) Kegiatan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa

pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang

oleh pendidik untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaian

penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.

c) Kegiatan mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa

pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang

oleh pendidik untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu

penyelesaiannya diatur oleh peserta didik atas dasar kesepakatan

dengan pendidik.

4) Cara Menentukan Beban Belajar Pada SKS

Penetapan beban belajar SKS untuk SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK

ditetapkan sebagai berikut:

a) Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran SMP/MTs

berlangsung selama 40 menit;

b) Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran SMA/MA

berlangsung selama 45 menit;

c) Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran SMK/MAK

berlangsung selama 45 menit

d) Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri bagi

peserta didik pada SMP/MTs maksimum 50% dari jumlah waktu

kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.

e) Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri bagi

peserta didik pada SMA/MA/SMK/MAK maksimum 60% dari jumlah

waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.

5) Penetapan Beban Belajar SKS untuk SMP/MTs

Page 21: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 21

Berdasarkan pada Tabel 1 dapat dijelaskan lebih lanjut bahwa untuk menetapkan beban belajar 1 SKS yaitu dengan formula sebagai berikut :

SKS = = 2 jam pembelajaran

Dengan demikian, beban belajar SKS untuk SMP/MTs dengan mengacu

pada rumus tersebut dapat ditetapkan bahwa setiap pembelajaran

dengan beban belajar 1 SKS pada sistem SKS sama dengan beban

belajar 2 jam pembelajaran pada Sistem Paket.

6) Penetapan Beban Belajar SKS untuk SMA/MA/SMK/MAK

Tabel 2. Penetapan beban belajar SKS di SMA/MA/SMK/MAK Berdasarkan pada sistem paket

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat dijelaskan bahwa untuk menetapkan

beban belajar 1 SKS adalah dengan formula sebagai berikut:

Dengan demikian, beban belajar SKS untuk SMA/MA/ SMK/MAK dengan

mengacu pada rumus tersebut dapat ditetapkan bahwa setiap

Page 22: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 22

pembelajaran dengan beban belajar 1 SKS pada SKS sama dengan beban

belajar 1.88 jam pembelajaran pada Sistem Paket

7) Beban Belajar Minimal Sistem Kredit Semester

Agar proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan yang

menggunakan SKS dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien perlu

ditetapkan batas minimal beban belajar SKS sebagai berikut:

a) Beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik SMP/MTs yaitu

minimal 114 SKS, yang dapat ditempuh paling cepat 2 tahun (4

semester) dan paling lama 5 tahun (10 semester).

b) Beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik SMA/MA yaitu

minimal 130 SKS, yang dapat ditempuh paling cepat 2 tahun (4

semester) dan paling lama 5 tahun (10 semester).

c) Beban belajar yang harus ditempuh oleh peserta didik SMK/MAK yaitu

minimal 144 SKS, yang dapat ditempuh paling cepat 2 tahun (4

semester) dan paling lama 5 tahun (10 semester).

(1) Komposisi Beban Belajar

Komposisi beban belajar di SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK adalah sebagai berikut: (a) Komposisi beban belajar untuk peserta didik SMP/MTs terdiri

atas kelompok A dan B .

(b) Komposisi beban belajar untuk peserta didik SMA/MA terdiri

atas kelompok A , B , dan salah satu dari kelompok C

(peminatan), serta lintas minat dan/atau pendalaman minat.

(c) Komposisi beban belajar untuk peserta didik SMK/MAK terdiri

atas kelompok A , B , C1 (kelompok mata pelajaran bidang

keahlian), C2 (kelompok mata pelajaran dasar program

keahlian), dan salah satu dari C3 (kelompok mata pelajaran

paket keahlian).

(2) Kriteria Pengambilan Beban Belajar

Kriteria yang digunakan dalam pengambilan beban belajar adalah

sebagai berikut:

(a) Fleksibilitas dalam SKS yaitu peserta didik diberi keleluasaan

untuk menentukan beban belajar pada setiap semester.

Page 23: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 23

(b) Pengambilan beban belajar oleh peserta didik didampingi oleh

Pembimbing Akademik.

(3) Kriteria yang digunakan untuk menentukan beban belajar bagi

peserta didik yaitu:

(a) pengambilan beban belajar (jumlah SKS) pada semester 1

sesuai dengan prestasi yang dicapai pada satuan pendidikan

sebelumnya atau hasil tes seleksi masuk dan/atau

penempatan peserta didik baru;

(b) pengambilan beban belajar (jumlah SKS) semester berikutnya

ditentukan berdasarkan Indeks Prestasi (IP) yang diperoleh

pada semester sebelumnya.

(c) Peserta didik wajib menyelesaikan mata pelajaran yang

tertuang dalam Struktur Kurikulum.

(d) Satuan pendidikan dapat mengatur penyajian mata pelajaran

secara tuntas dengan prinsip ”on and off”, yaitu suatu mata

pelajaran bisa diberikan hanya pada semester tertentu dengan

mempertimbangkan ketuntasan kompetensi pada setiap

semester.

6. Penyusunan Kalender Pendidikan

a. Alokasi waktu

Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan

dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender

pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta

didik selama satu tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajajaran

efektif, dan hari libur yang mencakup:

1) Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran

pada awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.

2) Pengaturan waktu belajar efektif, yang meliputi:

a) Minggu efektif belajar, adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran

untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Sekolah

dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar sesuai dengan

keadaan dan kebutuhan.

Page 24: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 24

b) Waktu pembelajaran efektif, adalah jumlah jam pelajaran setiap miggu

yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran

termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain yang

dianggap penting oleh satuan pendidikan, yang pengaturannya

disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah

3) Pengaturan Waktu Libur

Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan

pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan. Penetapan waktu libur

dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku tentang hari

libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda

tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari

libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan

hari libur khusus.

Tabel 1: Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan

NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU

KETERANGAN

1. Minggu efektif belajar reguler setiap tahun (Kelas I-V, VII-VIII, X-XI)

Minimal 36 minggu

Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan

2. Minggu efektif semester ganjil tahun trakhir setiap satuan pendidikan (Kelas VI, IX, dan XII)

Minimal 18 minggu

3. Minggu efektif semester genap tahun trakhir setiap satuan pendidikan (Kelas VI, IX, dan XII)

Minimal 14 minggu

4. Jeda tengah semester Maksimal 2 minggu

Satu minggu setiap semester

5. Jeda antar semester Maksimal 2 minggu

Antara semester I dan II

6. Libur akhir tahun ajaran Maksimal 3 minggu

Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir & awal tahun ajaran

7. Hari libur keagamaan Maksimal 4 minggu

Daerah khusus yg memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

8. Hari libur umum/ nasional

Maksimal 2 minggu

Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah

Page 25: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 25

NO KEGIATAN ALOKASI WAKTU

KETERANGAN

9. Hari libur khusus Maksimal 1 minggu

Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan masing-masing

10. Kegiatan khusus satuan pendidikan

Maksimal 3 minggu

Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh satuan pendidikan tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

b. Manfaat kalender pendidikan

1) Bagi sekolah

a) Sebagai dasar dalam merancang program sekolah untuk satu tahun

pelajaran, baik yang berhubungan dengan manajerial maupun

akademik

b) Sekolah dapat merumuskan pengaturan waktu untuk kegiatan

pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran

c) Dapat merancang jumlah hari dan minggu efektif dalam satu tahun

pelajaran yang sedang berjalan

d) Dapat mengetahui jumlah hari libur dalam satu tahun pelajaran, baik

libur keagamaan maupun libur umum.

2) Bagi guru

Sebagai pedoman dalam menyusun program dan rencana pembelajaran

selama satu tahun pelajaran, sesuai dengan jumlah minggu dan hari

efektif kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran.

c. Langkah dalam penyusunan kalender pendidikan

1) Menyiapkan kalender umum untuk mengetahui jumlah minggu, jumlah

minggu efektif, jumlah hari libur, mengacu pada kalender pendidikan yang

dikeluarkan oleh dinas pendidikan ataupun yayasan penyelenggara

pendidikan.

2) Mengkaji jumlah jam mata pelajaran pada setiap minggu sesuai dengan

jenjang pendidikan (Permendikbud No. 57 untuk SD, Permendikbud No.

Page 26: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 26

58 untuk SMP, Permendikbud No. 59 untuk SMA dan Permendikbud No.

60 untuk SMK).

3) Mengidentifikasi kegiatan akademik tahun sebelumnya sebagai bahan

perbandingan untuk tahun pelajaran yang akan berjalan.

4) Menghitung jumlah minggu efektif, merancang waktu kegiatan

pembelajaran, merancang waktu pelaksanaan kegiatan penilaian, terdiri

dari : Ulangan tengah semester, Ulangan Akhir Semester, Ujian Nasional

(UN), Ujian sekolah.

5) Merencanakan kegiatan-kegiatan sekolah lainnya sesuai dengan

kebutuhan.

Page 27: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 27

C. Latihan

PENTINGNYA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

1. Mengapa KTSP itu penting? Tuliskan jawaban disertai contoh konkrit pada sekolah Saudara.

2. Apa manfaat KTSP bagi sekolah Saudara? Apa saja kriteria yang dapat

dipertimbangkan untuk menilai sebuah KTSP itu baik?

3. Apa yang terjadi jika suatu sekolah dikelola tanpa memiliki KTSP?

LK. 02. 01

Page 28: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 28

MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KTSP

1. Siapa yang seharusnya menyusun dan mengelola KTSP? 2. Bagaimana bentuk kegiatan penyusunan KTSP?

LK. 02.02

Page 29: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 29

KAJIAN VISI SEKOLAH

1. Apa pendapat Saudara tentang visi sekolah tersebut di atas?

2. Tuliskan kelebihan dan kekurangan visi sekolah tersebut? 3. Menurut Saudara, bagaimana penyempurnaan visi di atas yang tepat?

LK. 02.03

“MENJADI LEMBAGA TERPADU YANG MAMPU MEWUJUDKAN

LULUSAN YANG BERKUALITAS, BERKAPASITAS GLOBAL DAN

BERKEPRIBADIAN”

Page 30: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 30

4. Bagaimana merumuskan pencapaian indikator dari visi yang telah Saudara sempurnakan?

5. Bagaimana perumusan misi dan tujuan dari visi yang telah Saudara sempurnakan tersebut?

Page 31: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 31

PENGEMBANGAN MATA PELAJARAN MUATAN LOKAL

1. Jelaskan komponen-komponen yang harus ada pada pengembangan mata pelajaran Muatan Lokal!

2. Bagaimana cara mengembangkan mata pelajaran Muatan Lokal?

LK. 02.04

Page 32: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 32

KAJIAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

Komponen KTSP Kesesuaian dengan

konsep*

Keterlaksanaan dan kesesuaian dengan

kondisi sekolah/madrasah **

Usulan Perbaikan

*diisi dengan:

√ bila komponen sesuai dengan konsep dan kebijakan KTSP secara substantif. X bila komponen tidak sesuai dengan konsepdan kebijakan KTSP secara substantif.

— bila komponen tidak ada dalam dokumen. **diisi dengan:

√ bila komponen dapat diterapkan di sekolah/madrasah karena sesuai dengan kemampuan dan kondisi sekolah.

X bila komponen tidak dapat diterapkan di sekolah/madrasah karena kurang sesuai dengan kemampuan dan kondisi sekolah.

— bila komponen tidak ada dalam dokumen.

LK. 02.05

Page 33: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 33

d) Rangkuman

1. Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: (i)

perumusan visi dan misi berdasarkan analisis konteks dengan tetap

mempertimbangkan keunggulan dan kebutuhan nasional dan daerah;

penyiapan dan penyusunan draf; reviu, revisi, dan finalisasi; pemantapan

dan penilaian; serta pengesahan.

2. Prinsip penyusunan KTSP meliputi, 1. Peningkatan Iman, Takwa, dan

Akhlak Mulia; 2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan; 3. Peningkatan

Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan dan

Kemampuan Peserta Didik; 4. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah

dan Lingkungan; 5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional ; 6

tuntutan dunia kerja; 7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan

Seni; 8. Agama; 9. Dinamika perkembangan global 10. Persatuan nasional

dan nilai-nilaia kebangsaan; 11. kondisi sosial budaya masyarakat

setempat; 12. Kesetaraan gender; 13. karakteristik Satuan Pendidikan

3. Komponen KTSP, terdri dari : visi,misi dan tujuan pendidikan satuan

pendidikan; muatan Kurikulum satuan pendidikan (muatan Kurikulum pada

tingkat nasional, tingkat daerah dan tingkat satuan pendidikan);

Pengaturan Beban Belajar, dan Kalender Pendidikan

4. Visi mendeskripsikan cita-cita yang hendak dicapai oleh satuan pendidikan.

Misi mendeskripsikan indikator-indikator yang harus dilakukan melalui

rencana tindakan dalam mewujudkan visi satuan pendidikan. Tujuan

pendidikan mendeskripsikan hal-hal yang perlu diwujudkan sesuai dengan

karakteristik satuan pendidikan. Oleh karena itu perumusannya harus

sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan

Page 34: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 34

e) REFLEKSI

Setelah kegiatan pembelajaran 1, lakukanlah refleksi dengan

menjawab pertanyaan berikut ini.

1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi ini?

2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah

mempelajari materi ini?

3. Apa manfaat materi ini terhadap tugas Bapak/Ibu sebagai

pengawas sekolah?

4. Apa rencana tindak lanjut yang akan Bapak/Ibu lakukan

setelah kegiatan ini?

Page 35: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 35

KEGIATAN PEMBELAJARAN: 2

PENILAIAN HASIL BELAJAR

A. Pengantar

Proses pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai Kompetensi Dasar yang

dirumuskan dalam kurikulum. Sementara itu, kegiatan penilaian dilakukan untuk

mengukur dan menilai tingkat pencapaian Kompetensi Dasar. Penilaian juga

digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran,

sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan dan perbaikan proses

pembelajaran yang telah dilakukan. Oleh sebab itu proses pembelajaran yang baik

perlu didukung oleh sistem penilaian yang baik, terencana, dan berkesinambungan.

Penilaian pada Kurikulum 2006 terdiri dari penilaian kognitif, afektif dan psikomotor.

Penilaian Kognitf lebih dominan dibanding dengan affektif dan psikomotor. Hal itu

dituangkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2007

tentang Standar Penilaian Pendidikan. Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek

afektif dari kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, sebagai perwujudan

sikap dan perilaku beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, dilakukan oleh guru

agama dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan

sumber lain yang relevan. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan

kesadaran dan tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan warganegara yang

baik sesuai dengan norma dan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam kehidupan

bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian dari penilaian kelompok mata

pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian oleh guru pendidikan kewarganegaraan

dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain

yang relevan.

Kurikulum 2013 yang menekankan pada pembelajaran berbasis aktivitas, maka

penilaiannya lebih menekankan pada penilaian proses yakni pada aspek sikap,

pengetahuan, dan keterampilan. Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap

terlaksananya penilaian tersebut.

Page 36: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 36

Tugas kepala sekolah dalam manajemen implementasi kurikulum 2006 dan 2013,

salah satunya adalah mengelola penilaian hasil belajar di sekolah sesuai Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 tahun 2015.

B. Uraian Materi

Pada materi Penilaian Hasil belajar ini diuraikan tentang Pengertian, Fungsi

penilaian, Tujuan penilaian, Prinsip penilaian, Lingkup penilaian, Instrumen

penilaian, Mekanisme penilaian, dan Hasil belajar

1. Pengertian

a. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi/data

tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek

pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan

sistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan

perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar.

b. Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan adalah proses pengumpulan

informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek

pengetahuan dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan

sistematis dalam bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah/madrasah.

c. Satuan Pendidikan adalah Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar

Luar Biasa (SD/MI/SDLB), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah

Tsanawiyah/Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMP/MTs/SMPLB),

Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa

(SMA/MA/SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah

Kejuruan/Sekolah Menengah Kejuruan Luar Biasa (SMK/MAK/SMKLB).

d. Penilaian Akhir adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian

kompetensi peserta didik pada akhir semester dan/atau akhir tahun.

e. Ujian Sekolah/Madrasah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur

pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar

dan/atau penyelesaian dari suatu Satuan Pendidikan.

f. Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria

ketuntasan belajar yang ditentukan oleh Satuan Pendidikan yang mengacu

pada standar kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan karakteristik

Page 37: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 37

peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi Satuan Pendidikan.

2. Fungsi Penilaian

a. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berfungsi untuk:

1) memantau kemajuan belajar

2) memantau hasil belajar

3) mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara

berkesinambungan

b. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dilaksanakan untuk memenuhi fungsi

formatif dan sumatif dalam penilaian

3. Tujuan Penilaian

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik memiliki tujuan untuk:

a. mengetahui tingkat penguasaan kompetensi;

b. menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi;

c. menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat

penguasaan kompetensi; dan

d. memperbaiki proses pembelajaran.

4. Prinsip Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang Pendidikan Dasar dan

Pendidikan Menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan

kemampuan yang diukur;

b. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,

tidak dipengaruhi subjektivitas penilai;

c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik

karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,

budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender;

d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen

yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran;

e. Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan

keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;

f. Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup

semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian

yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik;

Page 38: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 38

g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan

mengikuti langkah-langkah baku;

h. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian

kompetensi yang ditetapkan; dan

i. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi

teknik, prosedur, maupun hasilnya.

5. Lingkup Penilaian

a. Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik mencakup aspek sikap, aspek

pengetahuan, dan aspek keterampilan.

b. Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan mencakup aspek

pengetahuan dan aspek keterampilan.

6. Instrumen Penilaian

a. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik menggunakan berbagai instrumen

penilaian berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok,

dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat

perkembangan peserta didik.

b. Instrumen penilaian yang digunakan oleh Satuan Pendidikan dalam bentuk

Penilaian Akhir dan/atau Ujian Sekolah/Madrasah memenuhi persyaratan

substansi, konstruksi, dan bahasa serta memiliki bukti validitas empirik

7. Mekanisme Penilaian

a. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi:

1) perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat

penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus;

2) penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dilakukan untuk memantau proses,

kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan

pengukuran pencapaian satu atau lebih Kompetensi Dasar;

3) penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan sebagai

sumber informasi utama dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali

kelas atau guru kelas;

4) hasil penilaian pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk

predikat atau deskripsi;

5) penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan

Page 39: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 39

penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai;

6) penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek,

portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai;

7) hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik

disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi; dan peserta didik

yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedi.

b. Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan meliputi:

1) menyusun perencanaan penilaian tingkat Satuan Pendidikan;

2) KKM yang harus dicapai oleh peserta didik ditetapkan oleh Satuan

Pendidikan;

3) penilaian dilakukan dalam bentuk Penilaian Akhir dan Ujian

Sekolah/Madrasah;

4) Penilaian Akhir meliputi Penilaian Akhir semester dan Penilaian Akhir

tahun;

5) hasil penilaian sikap dilaporkan dalam bentuk predikat dan/atau deskripsi;

6) hasil penilaian pengetahuan dan keterampilan dilaporkan dalam bentuk

nilai, predikat dan deskripsi pencapaian kompetensi mata pelajaran;

7) laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester, dan akhir tahun

ditetapkan dalam rapat dewan guru berdasar hasil penilaian oleh pendidik

dan hasil penilaian oleh Satuan Pendidikan; dan

8) kenaikan kelas dan/atau kelulusan peserta didik ditetapkan melalui rapat

dewan guru.

8. Hasil Belajar

a. hasil belajar yang diperoleh dari penilaian oleh pendidik digunakan untuk

menentukan kenaikan kelas peserta didik.

b. peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila hasil belajar dari paling

sedikit 3 (tiga) mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan, keterampilan

belum tuntas dan/atau sikap belum baik.

Page 40: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 40

C. LATIHAN

Diskusikan kasus berikut, gunakan LK. 02. 06

Kasus

Seorang kepala sekolah telah menetapkan sistem penilaian di sekolahnya. Sistem penilaian yang digunakan adalah Penilaian Acuan Patokan (PAP). Kebijakan tersebut telah tercantum dalam dokumen KTSP. Semua guru telah diberitahu tentang kebijakan tersebut.

Pada saat penyampaian laporan hasil pendidikan (rapor) setiap kelas mengundang orangtua peserta didik. Seperti biasa orangtua peserta didik menanyakan peringkat anaknya di kelas. Karena desakan tersebut akhirnya guru membuat peringkat yang ditulis di papan tulis.

Sebagai pengawas sekolah, apa yang anda lakukan menghadapi situasi tersebut sehubungan sistem penilaian yang telah ditetapkan?

Page 41: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 41

SISTEM PENILAIAN DI SEKOLAH

Amati kasus tersebut! Sebagai calon pengawas sekolah, apa yang anda lakukan menghadapi situasi tersebut sehubungan sistem penilaian yang telah ditetapkan? Berikan pendapat anda terkait sistem penilaian yang telah ditetapkan.

LK. 02.07

Page 42: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 42

Jelaskan tentang mekanisme penilaian hasil belajar oleh pendidik dan satuan

pendidikan.

LK. 02.08

Page 43: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 43

Jelaskan tentang sistem penilaian hasil belajar sesuai Buku Panduan

Panilaian SD,SMP,SMA dan SMK yang dikeluarkan oleh Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 2015!

LK. 02. 09

Page 44: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 44

D. Rangkuman

1. Penilaian Hasil Belajar dilakukan oleh Pendidik dan Santuan Pendidikan.

Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan

informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap,

aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana

dan sistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan

perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar. Penilaian

Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dilakukan secara terencana dan

sistematis dalam bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah/madrasah. Penilaian

Hasil Belajar oleh Pendidik dilaksanakan untuk memenuhi fungsi formatif dan

sumatif dalam penilaian. Instrumen yang digunakan dalam penilaian sikap

adalah observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, dan jurnal.Penilaian

pengetahuan melalui tes tertulis maupun lisan dan penugasan.Penilaian

Keterampilan melalui penilaian praktik (unjuk kerja), Proyek, dan portofolio

2. Mekanisme Penilaian:

Mekanisme Penilaian Hasil Belajar dilakukan oleh Pendidik dan Satuan

Pendidikan. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik mekanismenya meliputi 7

aspek, sedangkan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan

mekanismenya meliputi 8 aspek.

Penilaian Acuan Kriteria (PAK), Penilaian Acuan Kriteria adalah penilaian yang

dilakukan untuk mengetahui kemampuan siswa dibandingkan dengan kriteria

yang telah dibuat terlebih dahulu. PAK berasumsi bahwa hampir semua orang

bisa belajar apa saja namun membutuhkan waktu yang berbeda. Konsekuensi

dari acuan ini adalah adanya kegiatan remedial.

Page 45: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 45

b. REFLEKSI

.Setelah kegiatan pembelajaran 2, lakukanlah refleksi dengan menjawab pertanyaan berikut ini.

1. Apa yang Bapak/Ibu pahami setelah mempelajari materi ini?

2. Pengalaman penting apa yang Bapak/Ibu peroleh setelah

mempelajari materi ini?

3. Apa manfaat materi ini terhadap tugas Bapak/Ibu sebagai

pengawas sekolah?

Page 46: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 46

DAFTAR PUSTAKA

Ana Ratna Wulan (2013). Penilaian Proses dan Hasil Belajar Kurikulum 2013. Bahan Paparan: Disajikan dalam workshop pembahasan dan finalisasi naskah pendukung pembelajaran, Direktorat Pembinaan SMA, Kemdikbud,22 Agustus, 2013

BSNP.(2007). Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi. http://ardanayudhistira.blogspot.com/2012/02/pengertian-fungsi-dan-tujuan-penilaian.html (diunduh 10 Januari 2014

Depdiknas;2008 Pedoman Penilaian dan Rapor Direktorat Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 SMA/MA dan SMK/MAK: Peminatan (2013).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.Penilaian Autentik Pada Proses dan Hasil Belajar (2013). Hand out 2.3.1 Pelatihan Instruktur Nasional Implementasi Kurikulum 2013.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendikan Dasar dan Menengah.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2014 tentang Peminatan pada Pendidikan Menengah.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembelajaran.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , Buku Pedoman Penilaian Sekolah Dasar

tahun 2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , Buku Pedoman Penilaian Sekolah

Menengah Pertama tahun 2015

Page 47: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 47

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , Buku Pedoman Penilaian Sekolah Menengah Atas tahun 2015

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan , Buku Pedoman Penilaian Sekolah

Menengah Kejuruan tahun 2015

Oemar Hamalik. (2002). Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo

Page 48: Manajemen Pelaksanaan Kurikulum - tendikdikdasmen.nettendikdikdasmen.net/unduhan/files/Tambahan Materi Presentasi Bimte… · Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas

Materi Diklat Pembentukan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah-Manajemen Pelaksanaan Kurikulum 48