Manajemen Sdm Presentasi Edit

Embed Size (px)

Citation preview

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PERENCANAAN SDM DAN REKRUTMEN DOSEN:BAPAK ABUD SALIM, SE, MM .

DISUSUN OLEH: RATU NUR MUSTIKA FATIMAH RUSLI SHELLA NIM: 2010-01-011 NIM:2010-01-013 NIM:2010-01-015

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA) JAKARTA 2011

PENDAHULUAN Karyawan memiliki peran penting bagi maju mundurnya suatu perusahan. Suatu perusahaan tanpa didukung oleh karyawan yang sesuai baik dari segi kualitas, kuantitas, strategi, operasional, dan fungsional maka perusahaan itu tidak akan mampu mempertahankan keberadaan, mengembangkan, dan memajukannya di masa mendatang. Produktivitas suatu perusahaan akan meningkat apabila SDM yang ada pada perusahaan tersebut merupakan orang-orang yang sudah direncanakan, disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Mengelola SDM di era globalisasi bukan merupakan hal yang mudah. Oleh karena itu, berbagai macam suprastruktur dan infrastruktur perlu disiapkan untuk mendukung proses terwujudnya SDM yang berkualitas. Perusahaan yang ingin tetap eksis dan memiliki citra positif di mata masyarakat tidak akan mengabaikan aspek pengembangan kualitas SDM-nya. Oleh karena itu peran manajemen sumber daya manusia dalam organisasi tidak kecil, bahkan sebagai sentral pengelola maupun penyedia SDM bagi departemen lainnya. Aspek yang ada dalam pengelolaan sumber daya manusia ini cukup banyak, yaitu mencakup proses perencanaan, rekrutmen, seleksi, induksi, penilaian, pengembangan, kompensasi, bargaining, keamanan, kontinuitas dan informasi. Dalam makalah ini kami mencoba membatasinya pembahasan masalah pada aspek rekrutmen saja. Dalam hal rekrutmen, masalah yang sangat mendasar yang dihadapi oleh banyak organisasi, lembaga atau perusahaan adalah bagaimana menarik para pelamar atau peminat pekerjaan agar dapat bekerja secara optimal dalam perusahaan, bahkan lebih dari itu para pekerja nantinya dapat menopang keberlangsungan organisasi, lembaga atau perusahaan dimana mereka bekerja bahkan setelah mereka bekerja. Karena kenyataannya rekrutmen yang banyak dilakukan oleh lembaga, perusahaan dan organisasi tertentu cenderung hanya pada taraf pendaftaran atau registration saja. Sehingga kualifikasi pekerja yang diharapkan tidak berhasil didapatkan. Rekrutmen adalah pintu awal yang menentukan berhasil tidaknya sebuah organisasi di masa yang akan datang. Oleh karena itu, semua yang terkait dengan rekrutmen harus dilakukan dengan terencana dan sedetail mungkin. Dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal mengenai rekrutmen, mulai dari perencanaan SDM, pengertian sampai dengan kendalakendala yang terjadi dalam proses rekrutmen. Dengan adanya tulisan ini diharapkan mampu menambah ilmu dan wawasan sekaligus menjadi wahana pembelajaran terutama bagi

mahasiswa, dan sebagai dasar pembanding dalam rangka melakukan penelitian lebih lanjut pada bidang ini, serta bagi pihak yang memerlukan referensi yang terkait dengan isi makalah ini, baik sebagai bahan bacaan atau sebagai literatur. PERENCANAAN SDM Pada presentasi sebelumnya kita telah mempelajari mengenai analisis jabatan sebagai langkah pertama pada rangkaian prosedur yang harus dilalui oleh sebuah organisasi untuk dapat menentukan tugas/tanggung jawab dari posisi yang ada dan karakteristik orang yang bekerja pada suatu posisi. Hasil dari analisa jabatan sendiri berupa deskripsi dan spesifikasi pekerjaan yang digunakan untuk membantu manajemen terutama pada HR department dalam menentukan jenis orang yang akan direkrut dan dipekerjakan. Perencanaan SDM adalah perkiraan (forecast) secara sistematik mengenai

kebutuhan/permintaan (demand) dan persediaan (supply) tenaga kerja di masa depan pada sebuah organisasi/perusahaan. Pengertian lain menyebutkan bahwa Perencanaan SDM adalah proses menetapkan strategi untuk memperoleh, memanfaatkan, mengembangkan, dan mempertahankan bisnis perusahaan. Perencanaan SDM dilihat dari jangka waktunya terbagi menjadi dua, yakni Perencanaan Jangka Pendek dan Perencanan Jangka Sedang/Panjang. Perencanaan Jangka Pendek sendiri merupakan kegiatan untuk mengisi kekosongan tenaga kerja selama satu tahun mendatang. Sedangkan, Perencanaan Jangka Sedang/Panjang adalah kegiatan mengestimasi/memprediksi kebutuhan (demand) tenaga kerja untuk 2 tahun atau lebih di masa mendatang. Untuk perencanaan SDM lebih dari 3 tahun (jangka panjang) sendiri sebenarnya jarang dibuat, karena sulit melakukan prediksi permintaan SDM yang menghadapi berbagai perubahan lingkungan. SDM sesuai kebutuhan organisasi/perusahaan sekarang dan pengembangannya di masa depan, dan menjaganya agar selalu terintegrasi dengan rencana

Prinsip utama perencanaan SDM adalah menjamin terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja baru, dari sudut jumlah (kuantitas), keterampilan/keahlian (kualitas), serta ketepatan penempatan dan waktu mendayagunakannya. Diawali dengan mendayagunakan secara efektif dan efisien

pekerja yang dimiliki (sumber internal), sebelum merencakan untuk merekrut SDM dari sumber luar (eksternal).

Terdapat 4 kegiatan terpadu dari perencanaan SDM, yakni: 1. Kegiatan Penyediaan SDM (Rekrutmen dan Seleksi) 2. Kegiatan memperkirakan supply dan demand SDM (mutasi, promosi, PHK, pensiun, dan pengunduran diri). 3. Kegiatan mengembangkan mutu SDM (dengan diklat, training pengembangan, dan lain sebagainya) 4. Kegiatan evaluasi kondisi SDM (penilaian evaluasi kerja). Adapun syarat yang harus dipenuhi sehingga perencanaan SDM dapat dikatakan baik, ialah: 1. Melalui rencana lebih mempermudah setiap upaya untuk mencapai tujuan perusahaan. Karena sejak penyusunan hingga pelaksanaannya perlu melibatkan semua pihak, karena rencana hanyalah sebagai alat dan bukan tujuan. 2. Penyusunan perencanaan perlu ditangani oleh ahlinya dengan kemampuan dan pengetahuan yang memadai. 3. Penyusun perencanaan harus dilaksanakan oleh mereka yang ahli dan pengalaman dibidangnya.4. Perencanaan yang baik, adalah hasil kombinasi antara top down and bottom up.

5. Perencanaan yang disusun harus berdasarkan pada data yang akurat.6. Perencanaan perlu disertai dengan program kerja atau action plan.

7. Perencanaan perlu secara jelas menggambarkan skala prioritas. 8. Perencanaan disusun dengan cara dan bahasa yang sederhana sehingga akan memudahkan dalam pelaksanaannya, terutama bagi mereka yang tidak terlibat dalam penyusunan perencanaan. 9. Perencanaan yang baik adalah yang fleksibel, sebagai antisipasi atas perubahan, kebijakan pemerintah dan kondisi yang tidak menentu. 10. Tersedia celah-celah jika pada suatu saat tertentu terpaksa dilakukan penyimpangan agar bisnis perusahaan tidak terganggu.

11. Dalam penyusunan hendaknya telah diperhitungkan kemungkinan faktor- faktor ketidakpastian. 12. Perencanaan dihitung serealistis mungkin, dengan mengabaikan keinginan-keinginan pihak tertentu. 13. Perencanaan yang disusun adalah rencana yang mungkin dapat dilaksanakan (realistis). TUJUAN DAN MANFAAT PERENCANAAN SDM Setiap perusahaan pasti menghadapi masa depan yang memiliki unsur ketidakpastian serta keterbatasan sumber daya dan SDM yang dimiliki. Kondisi ini mengharuskan sumber dana, sumber daya, dan SDM direncanakan dan digunakan sebaik-baiknya agar memperoleh manfaat yang maksmimal. Adapun manfaat dari diterapkannya perencanaan SDM pada suatu perusahaan antara lain: Perusahaan dapat memanfaatkan SDM yang ada dalam perusahaan secara lebih baik, tidak hanya dalam rangka pemanfaatan SDM dalam melaksanakan tugas-tugas saat ini, akan tetapi setidaknya berhubungan dengan empat kepentingan di masa depan, yakni: promosi karyawan, peningkatan kemampuan karyawan, relokasi karyawan, dan alih tugas tanpa perubahan level dalam hirearki perusahaan. Melalui perencanaan SDM yang matang, efektivitas kerja juga dapat lebih ditingkatkan apabila SDM yang dimiliki telah sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Produktivitas dapat lebih ditingkatkan apabila memiliki data tentang pengetahuan, pekerjaan, serta pelatihan yang telah diikuti oleh SDM. Hal ini juga akan meningkatkan disiplin kerja yang akan menghasilkan sesuatu secara lebih profesional demi kepentingan perusahaan. Perencanaan SDM berkaitan dengan penentuan kebutuhan tenaga kerja di masa depan, baik dalam arti jumlah dan kualifikasinya untuk mengisi berbagai jabatan dan menyelenggarakan berbagai aktivitas baru kelak. Salah satu segi manajemen SDM yang dewasa ini dirasakan semakin penting adalah penanganan informasi ketenagakerjaan. Tersedianya informasi yang cepat dan akurat semakin penting bagi perusahaan, terutama perusahaan yang memiliki SDM banyak dengan cabang yang tersebar di berbagai tempat (baik dalam maupun luar negeri).

Sebagai bahan dasar penelitian untuk kepentingan perencanaan dalam hal SDM terkait dengan situasi pasar kerja dalam arti: a. Permintaan pemakai tenaga kerja dilihat dari segi jumlah, jenis, kualifikasi, dan lokasinya. b. Jumlah pencari kerja beserta bidang keahlian, keterampilan, latar belakang profesi, tingkat upah atau gaji dan sebagainya. Pemahaman demikian penting karena bentuk rencana yang disusun dapat disesuaikan dengan situasi pasar kerja tersebut, terutama dalam mencari calon-calon potensial untuk diterima dalam perusahaan.

Sebagai dasar penyusunan program kerja bagi satuan kerja yang menangani SDM dalam perusahaan. Kebijakan perusahaan di bidang SDM sendiri meliputi: rekrutmen, seleksi, penempatan, kompensasi, jaminan hari tua, pemutusan hubungan kerja, jaminan kesehatan, dan pengisian jabatan kunci dalam perusahaan.

Menjadu acuan dalam menyusun program pengembangan SDM yang dimiliki perusahaan.

Sedangkan, tujuan dari diterapkannya perencanaan SDM antara lain: Untuk menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi suatu posisi/ jabatan dalam perusahaan Untuk menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan, sehingga setiap pekerjaan ada yang mengerjakannya. Untuk menghindari terjadinya mismanajemen dan tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas Untuk mempermudah koordinasi , integrasi, dan sinkronisasi (KIS) sehingga produktivitas kerja meningkat.Untuk menghindari kekurangan dan kelebihan karyawan. Menjadi pedoman dalam melaksanakan mutasi( vertikal atau horizontal) dan pensiun karyawan. Menjadi dasar dalam melakukan penilaian karyawan. Menjadi acuan dalam menyusun program pengembangan SDM. Menjadi dasar untuk penyusunan program kerja bagi satuan kerja yang menangani SDM dalam perusahaan, seperti dalam hal pengadaan karyawan baru.

DEMAND/PERMINTAAN SDM Penyebab utama muculnya permintaan SDM terbagi menjadi 3, yakni: Eksternal Internal Tenaga Kerja Berhubungan dengan Berhubungan dengan Berhubungan dengan pengembangan perusahaan Faktor perundangundangan Teknologi Kompetitor ekonomi, kondisi organisasi Rencana Strategik Anggaran Perkiraan produksi dan penjualan Spekulasi Struktur organisasi dan pekerjaan Terdapat cara-cara memperkirakan kebutuhan/permintaan tenaga kerja sebuah perusahaan di masa mendatang, dari cara yang informal hingga formal (cermat dam teliti). Berikut penjelasannya. TEKNIK PREDIKSI PERMINTAAN SDM Kualitatif Kuantitatif Teknik Lain berdasarkan Yakni: berdasarkan analisis Yakni: dengan pengalaman, statistik data kuantitatif menggunakan indikator di data lain masa luar data SDM, antara lain: dalam Berdasarkan SDM Analisis Bisnis dan indeks. Analisis Bisnis Baru Perencanaan budget menggunakan antara desain kondisi tenaga kerja yang dimiliki Pemberhentian Permohonan berhenti Pemutusan Hubungan Kerja Meninggal dunia Absen/tidak hadir.

sosial, politik, dan

Yakni: keahlian,

intuisi, dll. Caranya dengan:

Mempelajari kebutuhan lalu, oleh manajer.

staff di tiap departemen bentuk: Proyeksi kecenderungan (Trends Projection) Ekstrapolasi penggunaan Untuk perusahaan besar, biasanya diawali dengan melakukan survey untuk mengetahui kebutuhan

Teknik ini mendasarkan

staff tiap departemen/ Kemudian hasil survey ini didiskusikan dalam kelompok terbatas dan hasilnya beberapa untuk

diri

pada

tingkat atau masa membuat datang. dari bahwa organisasi

perubahan kecenderungan lalu, akan berangkat untuk

adalah alternative dipilih diskusi Delphi oleh dapat dengan yakni

proyeksi di masa yang Penggunaan teknik ini pemikiran kehidupan

manajer puncak. Hasil Teknik dengan keahlian orang manajer), berfungsi penengah, menyimpulkan berbagai pendapat, dan melaporkan kesimpulankesimpulan pendapat dari sekelompok dilanjutkan

merupakan suatu yang berulang (kontinum). Rata-rata Eksponen (Exponential Smoothing) Program Linieritas Programming), termasuk Teknik Komputer. Hubungan (Linier dll model Simulasi bergerak Penentu (Moving Average)

menggunakan sekelompok (biasanya yang sebagai

computer dalam bentuk

orang tersebut kepada para ahli. Laporan ini kemudian dikaji ulang dengan cara melakukan survey para ulang ahli sampai mencapai

konsensus. Setiap teknik memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing karena sifatnya memprediksi, sehingga tidak ada yang paling akurat. Perbedaannya, Perencanaan Kualitatif tidak menetapkan signifikansi tingkat keakuratan hasil prediksi. Sedangkan,

Perencanaan Kuantitatif secara terprogram menetapkan tingkat signifikansi keakuratan hasil prediksi. Di luar metode di atas, Desleer membagi beberapa metode lain untuk memprediksi kebutuhan SDM, antara lain:1. Analisa Tren. Metode ini mempelajari variasi dalam level pekerjaan perusahaan pada

beberapa kurun waktu terakhir untuk memprediksikan kebutuhan di masa yang akan datang. Analisa tren dapat memberikan perkiraan awal, tetapi level pekerjaan jarang hanya bergantung pada ukuran waktu. Faktor lain (seperti perubahan dalam volume penjualan dan produktivitas) juga mempengaruhi kebutuhan pengisian staff.2. Analisa Rasio, caranya dengan membuat prediksi berdasarkan rasio di antara (1)

faktor penyebab (seperti volume penjualan) dan jumlah karyawan yang dibutuhkan (missal, jumlah tenaga penjual).3. Scatter Plot, yakni gambar penyebar yang memperlihatkan secara grafis bagaimana

dua variable, seperti ukurtan aktivitas bisnis dan level penyusunan staff perusahaan berhubungan. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Untuk meningkatkan efisiensi Perencanaan SDM secara keseluruhan di lingkungan sebuah organisasi/perusahaan, perlu dikembangkan Sistem Informasi SDM sebagai sumber data yang dapat menunjang Sistem Informasi Manajemen. Sistem Informasi SDM adalah prosedur menghimpun, menyimpan, dan memanfaatkan informasi/data mengenai para pekerja (SDM) untuk mewujudkan dan mengembangkan eksistensi organisasi/perusahaan secara kompetitif. Data/informasi tersebut dihimpun dari berbagai sumber seperti: deksripsi dan spesifikasi pekerjaan,/jabatan, standar pekerjaan, perencanaan SDM, formulir lamaran, hasil interview dan tes (hasil rekrutmen dan seleksi), hasil audit SDM, daftar upah/gaji, dan lain sebagainya. REKRUTMEN Setelah suatu perusahaan mempunyai gambaran tentang hasil analisis pekerjaan dan rancang pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan, maka tugas departemen

SDM adalah mengisi jabatan dengan SDM yang cocok dan berkualitas untuk pekerjaan itu. Kualitas SDM suatu perusahaan tergantung pada kualitas suatu proses rekrutmennya. Rekrutmen adalah serangkaian kegiatan yang dimulai ketika sebuah perusahaan atau organisasi memerlukan tenaga kerja dan membuka lowongan sampai mendapat calon karyawan yang diinginkan/qualified sesuai lowongan jabatan yang ada. Dengan demikian, tujuan rekrumetmen adalah menerima pelamar sebanyak-banyaknya sesuai dengan kualifikasi kebutuhan perusahaan dari berbagai sumber, sehingga memungkinkan akan terjaring calon karyawan dengan kualitas tertinggi dari yang terbaik. Rekrutmen merupakan sebuah proses yang kompetitif bagi perusahaan, dimana mereka harus mampu bersaing unuk mengidentifikasi, menarik, dan mempekerjakan karyawan yang paling berkualifikasi. Tanpa karyawan yang berkualifikasi, strategi bisnis sebaik apapun tidak akan berjalan. Ada beberapa pengertian rekrutmen menurut para ahli, sebagai berikut:

Henry Simamora (1997:212) dalam buku koleksi digital Universitas Kristen Petra menyatakan bahwa Rekrutmen (Recruitment) adalah serangkaian aktivitas mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian dan pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam perencanaan kepegawaian.

Drs. Fautisno Cardoso Gomes (1995:105) menyatakan bahwa rekruitmen merupakan proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi.

Menurut Randall S. Schuler dan Susan E. Jackson (1997:227) dalam Nanang Nuryanta (2008) rekrutmen antara lain meliputi upaya pencarian sejumlah calon karyawan yang memenuhi syarat dalam jumlah tertentu sehingga dari mereka perusahaan dapat menyeleksi orang-orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada.

Menurut Noe at. all ( 2000 ) rekrutmen didefinisikan sebagai pelaksanaan atau aktifitas organisasi awal dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mencari tenaga kerja yang potensial.

Rekrutmen bukanlah hanya proses searah dari organisasi (pencarian Tenaga Kerja), tetapi juga dari arah kandidat (pencarian pekerjaan yang sesuai). Pertemuan 2 arah ini dapat terjadi bila kondisinya tepat, yaitu bila ada kesesuaian antara usaha perekrutan yang dilakukan dengan usaha pencarian kerja kandidat. Untuk itu, ada 3 kondisi lain yang harus terpenuhi, yaitu (1) adanya median komunikasi, (2) persepsi kandidat bahwa ia sesuai dengan persyaratan pekerjaan yang ada, dan (3) adanya motivasi kandidat untuk melamar. Karena pentingnya pertemuan kondisi-kondisi diatas, perencanaan rekrutmen perlu dipersiapkan dengan matang melalui spesifikasi yang jelas mengenai jumlah orang yang dibutuhkan dan kapan mereka dibutuhkan. Jumlah karyawan yang dibutuhkan dapat dirumuskan dari analisa utilisasi dan prediksi angkatan kerja, sedangkan kapan mereka dibutuhkan dapat dianalisa dari keseluruhan angkatan kerja berdasarkan kelompok pekerjaan yang dicari dan data historis mengenai karyawan baru, promosi, transfer, serta turnover. Tentu saja kebutuhan karyawan baru harus sesuai dengan time frame/recruitment pipeline, yaitu jangka waktu sejak resume diterima sampai karyawan baru mulai bekerja. Selain pertemuan-pertemuan kondisi diatas, keberhasilan suatu perekrutan masih dipengaruhi faktor-faktor lain seperti kesesuaian resume yang diajukan terhadap persyaratan pekerjaan, jumlah undangan yang diberikan kepada kandidat sesuai jenis posisinya, lokasi geografis mengakibatkan terbatasnya lowongan dan kandidat yang bersedia, dan selisih waktu yang diperlukan untuk perekrutan antar level karyawan baru. Rekrutmen memiliki beberapa prinsip, antara lain: a. Mutu karyawan yang akan direkrut harus sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, untuk itu sebelumnya perlu dibuat analisis pekerjaan, deskripsi pekerjaan, dan spesifikasi pekerjaan.b. Jumlah karyawan yang diperlukan harus sesuai dengan job yang tersedia. Untuk

mendapatkan hal tersebut perlu dilakukan, peramalan kebutuhan tenaga kerja dan analisis terhadap kebutuhan tenaga kerja (work force analysis). c. Biaya yang perlu diminimalkan. d. Perencanaan dan keputusan-keputusan strategis tentang perekrutan. e. Fleksibility. f. Pertimbangan-pertimbangan hukum.

Dahulu, paradigma dalam rekrutmen hanya berfokus pemenuhan masing-masing unit kerja, dengan kriteria kemampuan dalam bekerja. Kata kuncinya adalah bisa bekerja. Kemudian bergeser tidak saja mampu bekerja, tapi juga mampu berkinerja. Ternyata dalam perkembangannya terus bergeser hingga yakni kecocokan dalam semua aspek tapi masih mampu bertumpu pada kinerja dengan output yang jelas dan terukur. Pergeseran ini terjadi setelah melihat persaingan kompetisi yang luar biasa, makin mengglobalnya perusahaan tanpa melupakan kondisi lokal yang ada, dan adanya keinginan melakukan rekayasa untuk menduplikasi orang-orang sukses di bidang pekerjaannya dalam perusahaan sehingga perusahaan menjadi kumpulan dari orang-orang yang sukses. Berdasarkan pengalaman, para praktisi melihat kecocokan dalam rekrutmen harus meliputi empat aspek kecocokan, yakni:

Antara orang dengan posisi pekerjaan (Person Job Fit). Konsep ini mencocokan antara dua dimensi job profile dan person profile. Untuk melakukan proses pencocokan maka seorang rekruter harus mempunyai referensi yang valid tentang job profile terlebih dahulu sebelum melakukan person profile terhadap para kandidat karyawan yang ada. Job profile adalah proses job analisis yang menghasilkan job description dan job specification yang menunjang kondisi performa perusahaan. minimal memuat tugas (kewajiban), otoritas Job description sendiri akuntabilitas dan (hak),

(pertanggungjawaban kinerja). Dari job description ini akan diperoleh sebuah gambaran yang jelas tentang sebuah pekerjaan baik dari sisi karakteristik pekerjaan (motivation to perform) maupun syarat requirement-nya (ability to perform) yang disebut job specification. Job specification minimal memuat spesifikasi umum, spesifikasi potensi, spesifikasi personality dan spesifikasi kompetensi yan mengarah kepada spesifikasi kinerja. Spesifikasi umum berisi usia dan pendidikan. Spesifikasi potensi minimal berisi IQ dan EQ. Spesifikasi personality berisi tipe-tipe kepribadian dan karakteristik dari pekerjaan. Spesifikasi kompetensi berisi dimensi-dimensi yang dibutuhkan untuk mengeksekusi pekerjaan. Dari Job profile tersebut barulah kemudia seorang rekruter mencari kandidat yang sesuai dengan melakukan person profile dan serangkaian test.

Kecocokan orang dengan organisasi (Person-Organization Fit). Perhatian perusahaan dewasa ini terhadap organisasi sangat inten sekali, terutama dengan munculnya unit organization merencanakan, developent dalam struktur Human Resources. Unit serta ini khusus mengorganisasikan, mengimplementasikan, mengawasi

perkembangan organisasi sedetail mungkin, termasuk di dalamnya memformulasikan sebuah sistem kedalam proses rekrutmen. Untuk memahami organisasi secara sederhana, maka prinsip Balance Scorecard bisa dipakai. Disebutkan bahwa organization capital terdiri dari culture,leadership, teamwork, dan aligment. Untuk keperluan rekrutmen, minimal team work dan culture, sedangkan leadership diperlukan untuk posisi-posisi manajerial. Seorang rekruter harus mengetahui rencana culture yang akan dibentuk perusahaan. Apakah berorientasi pada persaingan, inovasi, pelayanan, efisiensi atau kombinasi. Dengan berpegang teguh pada culture tersebut, maka rekruter dapat memasukan syarat-syarat tertentu dalam spesifikasi rekrutmen. Sebagai contoh, perusahaan yang berorientasi pada pelayanan, maka orangorang yang dipilih adala orang-orang yang mempunyai karakteristik mampu melayani dengan prima.

Kecocokan orang dengan lokasi (Person-Location Fit). Prinsip ini berlaku seiring dengan makin ekspansifnya perusahaan dan makin menasional bahkan mengglobalnya perusahaan sehingga penyesuaian terhadap kondisi lokal setempat sangat diperlukan. Hal ini terkait dengan perbedaan karakteristik orang-orang di berbagai wilayah di dunia. Karena itu, seorang rekruter harus tahu dan mengerti demografi dan lokasi perusahaan dan mampu memformulasikannya dalam rekrutmen. Mulai dari penduduk, pekerjaan, agama dan budaya yang dianut, bahkan dalam kasus tertentu sampai cita rasa yang disukai. Location profile ini bisa didapat melalui BPS setempat atau melakukan survei sendiri.

Kecocokan orang dengan lingkungan kerja (Person-Work Environment Fit). Prinsip ini sifatnya tertentu saja, dan hanya pada industri tertentu seperti perusahaan kimia, untuk posisi yang menuntutt ketahanan fisik yang tinggi dan mental yang stabil, dan perusahaan tambang untuk pekerja di lokasi lapangannya.

Selain itu, dalam mengembangkan kebijakan rekrutmen juga perlu memperhatikan struktur dan fungsi pasar tenaga kerja internal dan eksternal. Pasar tenaga kerja adalah suatu area geografis dimana jumlah penawaran dan permintaan tenaga kerja akan menentukan harga tenaga kerja itu sendiri. Jika permintaan tinggi namun penawaran terbatas, misalnya pada perusahaan-perusahaan IT saat ini, maka harga tenaga kerja akan cenderung tinggi. Hal yang sama berlaku bila yang terjadi adalah sebaliknya. Untuk memudahkan perusahaan menentukan batas pasar tenaga kerja, dapat digunakan batas geografis, pendidikan, industri, lisensi/sertifikat (mis : untuk dokter hewan), dan keanggotaan serikat. Secara garis besar sumber penerimaan SDM dalam perekrutan terbagi menjadi dua, yakni:

Dari sumber internal perusahaan, dimana SDM yang ditarik adalah berasal dari perusahaan/lembaga itu sendiri. Dengan cara ini perusahaan mencari karyawan yang ada di dalam lingkungan sendiri untuk ditempatkan dalam posisi tertentu. Adapun keuntungannya antara lain: biayanya relatif lebih rendah, dapat memelihara loyalitas dan mendorong usaha yang lebih besar antara para karyawan perusahaan, serta karyawan sudah terbiasa dengan suasana perusahaan. Perekrtutan dalam perusahaan dapat dilakukan melalui:-

Penawaran terbuka untuk suatu jabatan (Job Posting Programs).

Rekrutmen ini

merupakan sistem mencari kerja yang berkemampuan tinggi untuk mengisi jabatan kosong dengan memberikan kesempatan kepada semua karyawan yang berminat. Caranya, karyawan yang berminat tersebut menyampaikan permohonan untu mengikuti seleksi intern.-

Perbantuan kerja (Departing Employees). Rekrutmen ini dapat dilakukan melalui perbantuan pekerja untuk suatu jabatan dari unit kerja lain. Kemudian, setelah selang beberapa waktu, apabila pekerja yang diperbantukan dirasakan adalah calon yang tepat, maka dapat diangkat untuk mengisi jabatan kosong tersebut.

-

Employee referrals,

yaitu dengan referensi dari karyawan internal dengan

memberikan penghargaan berupa bonus bagi yang mereferensikan Mempekerjakan kembali karyawan lama. Pilihan ini memiliki pro dan kontra. Sisi baiknya, mantan karyawan adalah kuantitas yang telah dikenal (kurang lebih), dan telah mengenal budaya, gaya, dan cara perusahaan melakukan banyak hal. Di sisi lain, karyawan yang telah keluar mungkin kembali dengan perilaku yang kurang positif.

Sumber perekrutan eksternal atau dari luar perusahaan. Sumber perekrutan eksternal terbagi dua, yakni dalam negeri dan luar negeri. Sumber perekrutan eksternal dalam negeri didapat antara lain berdasarkan:

-

Walks in dan Write ins (pelamar yang datang dan menulis lamaran sendiri). Walks-in yaitu seseorang yang datang ke Departemen SDM untuk mengetahui lowongan pekerjaan apa yang sedang dicari. Sedangkan, write-ins yaitu pelamar mengisi jawaban pada blanko pertanyaan yang disediakan perusahaan.

-

Rekomendasi dari karyawan. Pengiklanan (surat kabar, majalah, televisi, radio, dan lain sebagainya). Agen-agen keamanan tenaga kerja negara. Melalui cara ini, perekrutan untuk posisi tertentu cukup efektif, terutama untuk jenis pekerjaan yang memerlukan keahlian tertentu dan langka.

-

-

Agen-agen penempatan tenaga kerja. Lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan yang menggunakan tenaga kerja khusus yang menghasilkan SDM berkualitas dan siap kerja. Departemen Tenaga Kerja Organisasi profesi/keahlian seperti kumpulan arsitek, akuntan, pelatih, konsultan, dan profesional lainnya. Tenaga-tenaga profesional mencari perusahaan. Cara ini dilakukan biasanya hanya untuk menarik para pelamar yang profesional untuk jabatan-jabatan eksekutif atau pekerjaan khusus yang memerlukan kemampuan tinggi.

-

Asosiasi-asosiasi pekerja Program pelatihan kerja yang diselenggarakan pihak swasta Pekerja sewaan Open house perusahaan.

Sedangkan, untuk sumber eksternal dari luar negeri, maka perekrutan dilakukan dengan cara: Profesional Search Firm Educatioal Institution Profesional Association Military Operation Government-Funded and Community Training Program

Dari beberapa sumber rekrutmen yang ada, baik internal maupun eksternal, perusahaan menemukan data-data bahwa : Kontak informal digunakan secara luas dan lebih efektif pada semua tingkat pekerjaan.

Penggunaan jasa ketenagakerjaan umum/agen berkurang seiring meningkatnya tingkat keahlian yang dibutuhkan. Pasar internal adalah sumber perekrutan utama, kecuali untuk posisi level bawah. Perusahaan besar paling sering menggunakan jalur informal dan pasar internal.

Adapun proses rekrutmen dapat dijelaskan melalui bagan berikut:Perencanaan SDM Rencana Tindakan yang Ditetapkan Permintaan Khusus Manajer

Lowongan Pekerjaan yang Teridentifikasi

Informasi analisis Pekerjaan Persyaratan Pekerjaan Komentar Manajer Metode Rekrutmen

Pelamar yang Memuaskan

Internal

Eksternal

KENDALA DAN TANTANGAN REKRUTMEN Pada prakteknya, suatu proses rekrutmen pasti akan menghadapi kendala dan tantangan/ Adapun kendala yang dihadapi dalam proses rekrutmen oleh penyelenggara, diantaranya: a. Faktor-faktor organisasional yang meliputi kebijakan promosi dari dalam, yaitu apabila terjadi kekosongan jabata, maka akan diisi oleh karyawan yang ada didalam, kebijakan tentang status kepegawaian dan rencana SDM. Dalam merumuskan kebijakan perusahaan tentang sistem imbalan maka ada empat hal yang perlu dipertimbangkan yaitu : 1. Kepentingan para anggota organisasi sesuai dengan kesepakatan 2. Kemampuan perusahaan 3. Keharusan mentaati peraturan 4. Penyeimbang lokasi

b. Kebiasaan pencari tenaga kerja yang harus mampu bertindak dan berpikir. c. Kondisi eksternal ( Lingkungan yang harus diperhitungan) yang meliputi: 1. 2. Tingkat pengangguran Kedudukan perusahaan pencari tenaga kerja baru vis a vis organisasi lain yang bergerak dibidang kegiatan yang sama 3. 4. 5. 6. 7. Langka tidaknya keahlian atau ketrampilan tertentu Proyeksi angkatan kerja pada umumnya Peraturan perundang- undangan dibidang ketenagakerjaan Praktik rekrutmen oleh organisasi lain Kendala terakhir yang harus dipertimbangkan oleh pencari tenagga kerja yaitu tuntutan tugas yang kelas dikerjakan oleh pekerja baru tersebut.

Sedangkan, hal-hal yang menjadi tantangan dalam rekrutmen, yaitu: a.b.

Para rekruter menghadapi permasalahan dalam menarik pelamar, Sumber atau channel transisional perekrutan tidak memadai seperti yang terjadi pada tahun 1900an

c.

Departemen SDM harus terus menemukan kebutuhan pelanggannya, manajer operasi yang memiliki pekerjaan harus diisi

ALTERNATIF REKRUTMEN Suatu proses rekrutmen karyawan biasanya memerlukan biaya yang tinggi, antara lain untuk preproses riset interview, pembayaran fee agen rekrutmen, dan masalah relokasi serta pemrosesan karyawan baru. Di samping itu, para karyawan yang diproses dalam rekrutmen serta dinyatakan lulus seleksi dan diterima menjadi karyawan, nantinya akan sukat dikeluarkan (diberhentikan) meskipun mereka hanya memperlihatkan kinerja marjinal saja.

Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan secara hati-hati berbagai alternatif sebelum memutuskan rekutmen. Adapun beberapa alternatif terhadap rekrutmen yakni:a. Overtime (lembur). Salah satu metode yang paling banyak digunakan untuk

menghadapi fluktuasi jangka pendek dalam volume kerja adalah melalui penggunaan tenaga kerja overtime atau lembur. Metode ini dapat menolong baik pemberi kerja maupun para pekerja itu sendiri. Pemberi kerja dapat menerima manfaat dengan meghindari biaya rekrutmen, seleksi, dan latihan. Para pekerja itu sendiri mendapat manfaat dengan menerima pembayaran lebih tinggi.b. Subcontracting. Ketika terjadi kenaikan permintaan jangka panjang bagi barang-

barang atau jasanya, suatu perusahaan dapat saja tidak melakukan penambahan karyawan melainkan dengan memilih mengkontrakkan pekerjaan itu ke pihak lain (subcontracting).c. Temporary Employees. Biaya total dari karyawan tetap pada umumnya diperkirakan

30-40% di atas total cost. Ini tidak termasuk biaya rekrutmen. Untuk menghindari biaya-biaya ini dan untuk mempertahankan fleksibilitas pada saat pekerjaan bervariasi, banyak perusahaan menggunakan karyawan sementara yang disediakan oleh perusahaan lain. Dengan model ini, biaya-biaya rekrutmen, absensi, pergantian pegawai, dan pemberiaan manfaat kepada karyawan dapat dihindari.d. Employee Leasing. Melalui pendekatan ini berarti suatu perusahaan secara formal

memberhentikan beberapa atau sebagian besar karyawannya. Suatu leasing company kemudian mempekerjakan mereka, biasanya dengan upah yang sama dan menyewakan (lease) kembali kepada majikan semula yang telah menjadi client-nya. Leasing company tersebutlah yang menerima seluruh tanggung jawab sebagai pemberi kerja termasuk administrasi SDM. Manfaat utama dari employee leasing adalah client bebas dari administasi sumber daya manusia, termasuk memelihara program kesejahteraan karyawan. Manfaat leasing juga meluas pada karyawan. Karena perusahaan leasing menyediakan para pekerja untuk banyak perusahaan.

REKRUTMEN YANG EFEKTIF Bagi sebuah perusahaan, pelaksanaan rekrutmen dan seleksi karyawan merupakan tugas yang sangat penting, krusial dan membutuhkan tanggung jawab yang besar. Hal ini dikarenakan

kualitas sumber daya manusia yang akan digunakan perusahaan sangat tergantung dengan bagaimana prosedur rekrutmen dan seleksi dilaksanakan. Di sisi lain, proses rekrutmen pun membutuhkan biaya yang besar. Oleh karenanya dibutuhkan perencanaan matang agar rekrutmen bisa berjalan secara efektif dan efisien. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diterapkan untuk membuat proses rekutmen ini mejadi lebih efektif.1. Buatlah analisa jabatan. Analisalah jabatan yang tersedia tersebut dan buatlah job

description yang sangat detail, sebab hal ini akan memberikan gambaran yang sempurna akan kualifikasi seperti apa yang harus dimiliki oleh pelamar. Tentukanlah tugas, kegiatan dan tanggung jawab.2. Mentukan kualifikasi dari calon karyawan yang dibutuhkan. Tentukanlah kualifikasi dari

tenaga yang dibutuhkan dengan spesifik sesuai dengan job descriptionnya dan jangan lakukan kompromi. Pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan karakter yang bagaimana yang harus dimiliki si pemegang jabatan kelak.3. Cantumkanlah spesifikasi ini pada lowongan pekerjaan yang dipubikasikan sehingga para

pelamar dapat mempertimbangkannya. 4. Cocokanlah karakteristik pelamar yang ada baik pengetahuan, keterampilan, pengalaman dan lain-lain dengan klualifikasi yang dibutuhkan. Kegagalan dalam mencocokkan halhal tersebut di atas dapat berdampak kepada kinerja karyawan tidak optimal dan kepuasan kerja sangat rendah, sehingga tidak jarang hal ini membuat karyawan dan manajemen menjadi frustrasi. Oleh karena itu pilihlah kandidat yang benar-benar sesuai dengan kriteria untuk ikut dalam tes tertulis maupun interview. 5. Lakukanlah test atau interview dengan mengacu kepada spesifikasi jabatan yang sudah ada serta kualifikasi yang dibutuhkan. Hal ini akan menentukan siapa yang dapat memenuhi kriteria yang ada dalam memenuhi jabatan yang tersedia. KESIMPULAN Dalam menjaga eksistensi suatu organisasi diperlukan proses rekrutmen yang tepat dan memenuhi syarat. Berjalannya proses rekrutmen ditentukan oleh faktor dari dalam organisasi dan faktor dari luar (lingkungan) organisasi. Untuk itu diperlukan perhatian yang khusus dalam mengelola proses rekrutmen pada suatu organisasi. Dari mulai perencanaaan sampai dengan saat rekrutmen tersebut dijalankan.

Pada proses rekrutmen harus disesuaikan antara kemampuan pelamar kerja dan deskripsi pekerjaan yang ada. Agar nantinya tidak ada pekerjaan yang ditempati oleh orang yang tidak sesuai dengan kemampuan dan keterampilannya. Hal ini perlu dilakukan agar organisasi yang menerima pelamar kerja dapat berjalan dengan baik dan efektif.

DAFTAR PUSTAKA BUKU DAN JURNAL: Desleer, Gary. Manajemen Sumber Daya Manusia, Indeks, Jakarta: 2010. Dessler, Gary. Human Resource Management, An Asian Perpective, Prentice Hall, Jurong, Singapore: 2009. Nawawi, Hadari. Diktat Perkuliahan Program MM STIE-Ibii, Jakarta: 2001. Rivai, Veithzal. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktik, Rajawali Press, Jakarta: 2009.

WEBSITE: Sudahkah Anda melakukan Rekrutmen yang Efisien dan Efektif ?,

www.vibizmanagement.com , Jumat, 28 Januari 2011