18
Manajemen Sumber Daya Aparatur KOMPENS ASI Kelompok 7 Arisandi Ananto (105030100111020) Subaidah (105030100111107) Agniesya Oktaviali C.D (105030103111002) Nabila Riza Novitri (105030103111036) Euginia Astikaningtyas U (105030107111068) Kelas H

Manajemen Sumber Daya Aparatur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kelompok 7 Arisandi Ananto (105030100111020 ) Subaidah (105030100111107 ) Agniesya Oktaviali C.D (105030103111002 ) Nabila Riza Novitri (105030103111036) Euginia Astikaningtyas U (105030107111068 ) Kelas H. Manajemen Sumber Daya Aparatur. KOMPENSASI. Konsep Dasar Kompensasi. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: Manajemen Sumber Daya Aparatur

Manajemen Sumber Daya Aparatur

KOMPENSASIKelompok 7

Arisandi Ananto (105030100111020)Subaidah (105030100111107)Agniesya Oktaviali C.D

(105030103111002) Nabila Riza Novitri (105030103111036)Euginia Astikaningtyas U

(105030107111068)

Kelas H

Page 2: Manajemen Sumber Daya Aparatur

Konsep Dasar Kompensasi

Menurut Malayu S.P. Hasibuan :Kompensasi diartikan  ”sebagai semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan”.

Kompensasi berbentuk uang, artinya gaji dibayar dengan sejumlah uang kartal kepada karyawan yang bersangkutan. Kompensasi berbentuk barang, artinya gaji dibayar dengan barang. Misalnya gaji dibayar 10% dari produksi yang dihasilkan.

Page 3: Manajemen Sumber Daya Aparatur

Lanjutan Konsep Dasar Kompensasi

Melayu S.P Hasibuan (2003:121), merinci tujuan pemberian imbalan atau kompensasi adalah sebagai berikut:

1. Sebagai ikatan kerjasama2. Memberikan kepuasan kerja 3. Rekruitmen yang efektif4. Alat untuk memotivasi5. Stabilitas karyawan6. Disiplin7. Pengaruh serikat buruh8. Pemerintah

Page 4: Manajemen Sumber Daya Aparatur

1. Sebagai ikatan kerjasamaDengan pemberian imbalan kompensasi maka

akan tercipta suatu ikatan kerjasama formal antara majikan dengan karyawan, disuatu pihak karyawan mempunyai kewajiban untuk mengerjakan dengan baik semua tugas yang dibebankan perusahaan kepadanya, dipihak lain perusahaan mempunyai kewajiban membayar imbalan atau kompensasi sesuai dengan tugas yang dibebankan.

2. Memberikan kepuasan kerja Dengan pemberian imbalan atau

kompensasi diharapkan karyawan dapat memenuhi kebutuhan psikologis, kebutuhan social serta kebutuhan lainnya, sehingga karyawan memperoleh kepuasan kerja.

Page 5: Manajemen Sumber Daya Aparatur

3. Rekruitmen yang efektifApabila kebijaksanaan imbalan atau

kompensasi yang akan diterapkan dipandang cukup besar, tentunya pengadaan karyawan yang qualified akan lebih mudah.

4. Alat untuk memotivasiImbalan atau kompensasi akan sangat

mempengaruhi motivasi seseorang dalam bekerja. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk dapat memenuhi kebutuhannya, individu membutuhkan uang yang diperolehnya sebagai imbalan dari tempat ia bekerja, dalam hal ini juga akan mempengaruhi semangatnya dalam bekerja.

Page 6: Manajemen Sumber Daya Aparatur

5. Stabilitas karyawanImbalan yang cukup juga akan berpengaruh

kepada stabilitas karyawan. Keluar masuknya karyawan dapat ditekan bahkan bisa dikatakan tidak ada apabila imbalan yang diberikan dirasa cukup adil sehingga karyawan merasa nyaman dalam bekerja.

6. DisiplinDisiplin merupakan salah satu faktor yang

sangat penting untuk diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

7. Pengaruh serikat buruhDengan kompensasi yang baik pengaruh

serikat buruh dapat dihindarkan dan karyawan akan sangat berkonsentrasi pada pekerjaannya.

Page 7: Manajemen Sumber Daya Aparatur

8. PemerintahKebijakan imbalan yang ditetapkan

perusahaan harus berpedoman kepada peraturan perundang-undangan mengenai tarif upah yang telah ditetapkan pemerintah, maupun kebijakan-kebijakan lainnya yang disesuaikan dengan keadaan perekonomian saat itu.

Page 8: Manajemen Sumber Daya Aparatur

Beberapa jenis kompensasi secara umum :a. Gaji dan Upah

Ada beberapa pendapat dari para ahli yang membedakan antara upah dan gaji dengan konsep yang berbeda beda, tetapi rata-rata memiliki maksud yang sama. Hasibuan (1900:133) menyatakan bahwa :

“Upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada pekerja harian dengan berpedoman atas perjanjian yang disepakati membayarnya. Sedangkan gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti”

Sedangkan Moekijat (1900:56-57) membedakan pengertian antara gaji dan upah, yaitu:

“Upah secara sempit diartikan sebagai jasa pegawai atau pekerja jam-jaman atau pegawai-pegawai yang tidak bersifat melakukan pengawasan dan tata usaha. Sedangkan gaji dibayarkan kepada pemimpin-pemimpin, pengawas-pengawas, pegawai tata usaha dan pegawai-pegawai kantor serta para manajer lainnya”.

Jenis Kompensasi

Page 9: Manajemen Sumber Daya Aparatur

b. InsentifGuna lebih mendorong produktivitas kerja yang

lebih tinggi, banyak organisasi yang menganut sistem insentif sebagai bagian sistem imbalan yang berlaku bagi para karyawan organisasi. Nawawi (2003:317) menyebutkan bahwa “Insentif adalah penghargaan atau ganjaran yang diberikan untuk memotivasi para pekerja agar produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau sewaktu-waktu”. Insentif merupakan bagian dari keuntungan, terutama diberikan kepada pekerja yang bekerja secara baik atau yang berprestasi. Program insentif adalah salah satu cara untuk memungkinkan seluruh pekerja merasakan bersama kemakmuran perusahaan. Insentif dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu sistem insentif pada tingkat individual dan sistem insentif pada tingkat kelompok. Yang termasuk dalam sistem insentif individual adalah “Piecework, bonus produksi, komisi, kurva, kematangan”. Dan insentif pada tingkat kelompok mencakup insentif produksi, bagi keuntungan dan pengurangan biaya (Siagian:2003:268).

Page 10: Manajemen Sumber Daya Aparatur

Prinsip – Prinsip Kompensasi

Pemberian kompensasi yang tepat dan efektif dalam organisasi harus memenuhi syarat adil dan layak pada karyawan. Agar pemberian kompensasi efektif, organisasi perlu memper hatikan prinsip berikut (Wayne F. Cascio, 1991: 185) : a. Prinsip

Kewajaran b. Prinsip Keadilanc. Prinsip

Keamanand. Prinsip Kejelasan

e. Prinsip Pengendalian biaya

f. Prinsip Perangsangg. Prinsip

Keseimbanganh. Prinsip Kesepakatan

Page 11: Manajemen Sumber Daya Aparatur

a. Prinsip Kewajaran Artinya pemberian kompensasi dengan

memperhatikan perbandingan antara jumlah gaji tertinggi dan terendah, biaya hidup, dan sebagainya.

b. Prinsip KeadilanArtinya dalam pemberian kompensasi harus

terdapat unsur keadilan baik dalam kaitannya dengan waktu kerja maupun prestasi kerja.

c. Prinsip KeamananArtinya pemberi an kompensasi

memperhatikan hal yang tidak berkaitan langsung dengan pekerjaan atau jabatan.

Page 12: Manajemen Sumber Daya Aparatur

d. Prinsip Kejelasan Dalam pemberian kompensasi mudah dihitung

atau mudah dimengerti oleh karyawan.

e. Prinsip Pengendalian biayaArtinya pemberian kompensasi harus

dihindarkan dari unsur pemborosan organisasi.

f. Prinsip PerangsangArtinya pemberian kompensasi harus mampu

meransang karyawan untuk memberikan sumbangan yang maksimal atau konstribusi pada organisasi.

Page 13: Manajemen Sumber Daya Aparatur

g. Prinsip KeseimbanganArtinya pemberian kompensasi harus

mempertimbangkan keseimbangan antara kompensasi yang diberikan karena kaitannya dengan pekerjaan atau jabatan, dengan yang tidak terkait dengan pekerjaan atau jabatan.

h. Prinsip KesepakatanArtinya dalam pemberian kompensasi

hendaknya merupakan hasil atau kesepakatan bersama antara karyawan dengan pihak manajemen dalam organisasi.

Page 14: Manajemen Sumber Daya Aparatur

Sistem Kompensasi Pada PNS

Menurut Melayu S.P Hasibuan (2000:124) sistem kompensasi terdiri dari sistem waktu, sistem hasil, sistem borongan. Setiap sistem mendasarkan pada hal-hal tertentu dengan tujuan dapat mempengaruhi pegawai yang berprestasi. Lebih jelasnya berkaitan dengan sistem kompensasi dijelaskan sebagai berikut:

a. Sistem Waktub. Sistem Hasil (Output)c. Sistem Borongan

Page 15: Manajemen Sumber Daya Aparatur

a. Sistem WaktuPemberian kompensasi

berdasarkan pada sistem waktu yaitu besarnya kompensasi (gaji, upah) ditetapkan berdasarkan standar waktu seperti jam, minggu, dan bulan. Besarnya sistem waktu hanya di dasarkan kepada lamanya bekerja dan tidak dikaitkan dengan prestasi kerja. Kelebihan sistem ini adalah pengelolaan kompensasi lebih mudah dan besarnya kompensasi yang diberikan relatif tetap. Sedangkan kelemahan dari sistem ini adalah bahwa pegawai yang malaspun akan tetap mendapatkan kompensasi sesuai dengan perjanjian.

Page 16: Manajemen Sumber Daya Aparatur

b. Sistem Hasil (Output)Sistem hasil adalah sistem kompensasi

dimana besarnya kompensasi didasarkan kepada banyaknya hasil yang dikerjakan bukan lamanya waktu mengerjakannya. Semakin banyak barang yang dihasilkan, maka semakin besar pula kompensasi yang akan diterimanya. Kebaikan sistem hasil adalah memberikan kesempatan kepada pegawai yang berprestasi untuk memperoleh kompensasi yang lebih besar. Sedangkan kelemahan dari sistem hasil adalah kualitas barang yang dihasilkan kurang baik karena pegawai cenderung untuk mencapai hasil yang lebih banyak sehingga kualitas kurang diperhatikan.

Page 17: Manajemen Sumber Daya Aparatur

c. Sistem Borongan Dalam sistem borongan besarnya

kompensasi di dasarkan kepada volume pekerjaan dan lama mengerjakannya. Penetapan besarnya kompensasi berdasarkan sistem borongan cukup rumit karena membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengerjakannya serta banyak alat yang diperlukan untuk menyelesaikannya.

Page 18: Manajemen Sumber Daya Aparatur

TERIMA KASIH