If you can't read please download the document
Upload
hadan
View
224
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
MANAJEMENRISIKO 2016
S U R V E Y N A S I O N A L
crmsindonesia.org
Survey Nasional Manajemen Risiko 2016 oleh CRMS Indonesia
CRMS Indonesia adalah penyedia pelatihan manajemen risiko terbesar di Indonesia yang telah membantupengembangan kapabilitas manajemen risiko bagi praktisi dan organisasi di Indonesia.
Daftar Pustaka
3 Indonesia dan KompetisiRegional6 Potret dan Tren ManajemenRisiko di Indonesia79
13151822
Adopsi Manajemen Risiko diIndonesia
Standar Manajemen Risikodi Indonesia
Perspektif Lokal: RisikoTerbesar di 2016
Kepemimpinan Risiko:Akuntabilitas Risiko
Membangun KompetensiKepemimpinan Risiko
Simpulan
I N D O N E S I AD A N
K O M P E T I S IR E G I O N A L
C R M S I N D O N E S I A
Globalisasi telah menjadi salah satu pencetusutama munculnya berbagai bentuk kerja sama,kolaborasi, inovasi, maupun teknologi baru di
seluruh dunia, tanpa kecuali.
Di kawasan Asia Tenggara, semangat globalisasiinilah yang melahirkan Masyarakat Ekonomi
ASEAN atau MEA, sebuah integrasi ekonomi darinegara-negara anggota ASEAN untuk mewujudkan
perdagangan bebas antarnegara di kawasan ini.
Tentunya kehadiran MEA tidak dapat dipandangsebelah mata. Jika seluruh kekuatan ekonomi
negara anggotanya digabungkan, maka ASEANdiprediksi akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar
keempat di dunia pada tahun 2050 mendatang.
4 / Survey Nasional Manajemen Risiko 2016
CRMS Indonesia
Survey Nasional Manajemen Risiko yang dilakukanoleh CRMS Indonesia pada tahun 2016 memilikitujuan untuk memotret kondisi Manajemen Risiko diIndonesia demi memberikan gambaran lebih tajamdan konkret mengenai cara perusahaan di Indonesiamemanfaatkan Manajemen Risiko sebagai salahsatu instrumen strategisnya, terutama dalam rangkamenghadapi MEA.
Berjalan sejak akhir Mei hingga pertengahan Juni2016, survey ini diikuti oleh 213 praktisi ManajemenRisiko dari berbagai perusahaan dan industri yangterdapat di Indonesia.
Rumah bagi lebihdari 600 juta orang
Penghasil pekerjaketiga terbesar
setelah Cina dan India.
Ada upaya peningkatankompetensi
secara jangka panjang akanmeningkatkan kekuatanASEAN di tingkat global.
lebih besar daripada seluruhUni Eropa maupun Amerika
Utara
Dengan segala kelebihan yang ditawarkannya, berbagai sentimen positifselalu digambarkan mewarnai kehadiran Masyarakat Ekonomi ASEAN. Akantetapi, bagaimana kekuatan Indonesia dalam menghadapi era baru ini?
213
Mei-Juni2016
praktisi
Apa saja keunggulan ASEAN?
5 / Survey Nasional Manajemen Risiko 2016
CRMS Indonesia
Sejauh apa perusahaan Anda menerapkan EnterpriseRisk Management?
Kerangka ERM apa yang digunakan olehperusahaan Anda?
Siapa yang memiliki tanggung jawab paling tinggidalam proses Manajemen Risiko di perusahaanAnda?
Risiko apa saja yang merupakantantangan terbesar yang dihadapi olehperusahaan Anda saat ini?
Keahlian apa yang menurut Anda pentinguntuk dimiliki oleh penanggung jawab tertinggiManajemen Risiko dalam perusahaan?
1
3
5
2
4
Survey mengajukan 5 buah pertanyaan kepada seluruh peserta, yaitu:
P O T R E TD A N
T R E NM A N A J E M E N
R I S I K OD I
I N D O N E S I A
C R M S I N D O N E S I A
Secara umum, Manajemen Risiko telah memungkinkan perusahaanuntuk mengambil keputusan yang lebih baik di berbagai tingkat, dari
tataran penetapan strategi keseluruhan perusahaan, hingga kepengambilan keputusan yang bersifat operasional.
Dengan informasi risiko yang tepat dan akurat, perusahaan dapatmengambil keputusan yang lebih baik, sehingga dapat secara
langsung berkontribusi terhadap peningkatan performa bisnis secarakeseluruhan.
Dengan kemampuan mengantisipasi berbagai risiko, sebuahperusahaan menjadi lebih lincah baik dalam meminimalisasi efek
negatif maupun meraih kesempatan yang muncul. Hal inimenjadikan Manajemen Risiko sebuah kemampuan strategis yang
akan sangat dibutuhkan oleh berbagai perusahaan, terutama didalam lingkungan perdagangan bebas seperti MEA.
Terlepas dari seluruh keunggulanyang ditawarkan oleh ManajemenRisiko, salah satu tantangan terbesaradalah kesulitan yang dihadapi olehberbagai perusahaan dalammengadopsi Manajemen Risikosecara terstruktur dan terintegrasi.
Komponen pertama dalam SurveyNasional Manajemen Risiko 2016didesain untuk secara lebih khususmelihat bagaimana
7 / Survey Nasional Manajemen Risiko 2016
CRMS Indonesia
Adopsi Manajemen Risiko di Indonesia
Sangat Lemah Lemah Menengah Baik Optimal
ManajemenRisiko dilakukansecara intuitif,
dan belumterdapat upaya
formalisasiManajemen
Risiko.
ManajemenRisiko telah
diatur secarainformal, tetapibelum terdapat
pelatihanmaupun
komunikasi.
ManajemenRisiko telah
distandardisasi,terdapat prinsip-prinsip tertulis,
disertaipelatihan dasar.
Terdapat sistempengawasan
terhadapimplementasiManajemen
Risiko, prinsip-prinsip sudah
dijalankan,disertai
perbaikansecara periodik.
ManajemenRisiko
dijalankansecara optimal,dengan prinsip
dan prosesyang telahterintegrasi
dalam prosesbisnis.
tingkat kematangan dari adopsiManajemen Risiko di berbagaiperusahaan Indonesia, denganmenggunakan kerangka pengukurankematangan Manajemen Risiko yangdiperkenalkan oleh Maria Ciorciaridan Dr. Peter Blattner.
Dalam kerangka ini terdapat 5 tingkatkematangan Manajemen Risiko,yaitu:
Berdasarkan lima tingkat kematangandiatas, sebagian besar responden (39.9%)menyatakan bahwa implementasiManajemen Risiko di perusahaan merekaberada pada tingkat kematangan Baik,diikuti oleh perusahaan di tingkatkematangan Menengah (25.8%).
Hal ini mengindikasikan bahwa mayoritasperusahaan Indonesia telahmenginternalisasi prinsip-prinsip ManajemenRisiko dan telah memiliki beberapa sistempendukung seperti pelatihan dasar,pengawasan, dan perbaikan periodik.
Hampir satu dari lima perusahaan diIndonesia juga telah menjalankanManajemen Risiko secara optimal denganmengintegrasikan implementasinya kedalam setiap proses bisnis.
8 / Survey Nasional Manajemen Risiko 2016
CRMS Indonesia
Mayoritasperusahaan Indonesia
telah menggunakanframework
Manajemen Risiko.
Sejauh apa perusahaan Andamenerapkan Enterprise Risk
Management?
pertanyaan 1:
Manajemen Risiko dilakukan secara intuitif, belumada upaya formalisasi.
Manajemen Risiko sudah diatur secarainformal, tetapi belum ada pelatihan ataukomunikasi.
Manajemen Risiko distandardisasi, ada prinsip-prinsip tertulis, disertai pelatihan dasar.
Ada sistem pengawasan terhadap implementasiManajemen Risiko. Prinsip-prinsip sudahdijalankan, dan ada perbaikan secara periodik.
Manajemen Risiko dijalankan secara optimal,prinsip dan proses telah terintegrasi dalamproses bisnis.
Dengan meningkatnya kesadaran akanpentingnya Manajemen Risiko,berbagai pendekatan ManajemenRisiko pun lahir. Salah satunya adalahISO 31000:2009 yang dikeluarkan olehInternational StandardizationOrganization atau ISO pada tahun2009.
ISO 31000 ini bertujuan untukmenyediakan sebuah standar universalManajemen Risiko, yang dapatdiadopsi oleh berbagai perusahaandari berbagai ukuran, industri, dannegara yang berbeda di seluruh prosesbisnis yang dijalankannya.
9 / Survey Nasional Manajemen Risiko 2016
CRMS Indonesia
Standar Manajemen Risiko di Indonesia
Secara terstruktur, keberadaaansebuah standar atau panduan akanmembantu perusahaan untukmenyelaraskan spesifikasi teknissebuah produk, jasa, ataupun proses,sehingga membuat perusahaan yangmengadopsinya menjadi lebih efisien,dan meningkatkan daya saingnyasecara keseluruhan.
Di dalam konteks Manajemen Risiko,adanya kebutuhan terhadap sebuahstandar dan panduan ManajemenRisiko menjadi alasan utamadilahirkannya berbagai standarseperti COSO Enterprise Risk
10 / Survey Nasional Manajemen Risiko 2016
CRMS Indonesia
Management, ISO 31000 Risk Management Standard, dan sebagainya.
Komponen kedua dalam Survey Nasional Manajemen Risiko 2016, berupaya untuk melihatkerangka Manajemen Risiko apa yang digunakan oleh perusahaan di Indonesia.
Hasil dari komponen ini menunjukkanbahwa ISO 31000 telah menjadi standaryang diadopsi oleh perusahaan diIndonesia secara luas, dengan lebih darisetengah (61.5%) respondenmenggunakan kerangka tersebut diperusahaannya.
ISO 31000merupakan standaryang paling banyak
digunakan olehperusahaanIndonesia.
ISO 31000 COSO Lainnya Gabungan Belum /Tidak tahu
Framework ERM apa yang digunakan oleh perusahaan Anda?pertanyaan 2:
11 / Survey Nasional Manajemen Risiko 2016
CRMS Indonesia
Terlebih lagi, penggunaan ISO31000 lebih banyak diadopsi olehperusahaan-perusahaan dengantingkat kematangan ManajemenRisiko Menengah (63.54%),Baik (69.41%), dan Optimal(64.10%).
Berdasarkan hasil di atas, dapatdisimpulkan bahwa ISO 31000mendukung penerapanManajemen Risiko yang lebihoptimal.
Hal ini disebabkan oleh adanyakelengkapan dokumen yangmembantu perusahaan dalammengimplementasikanManajemen Risiko ke dalamseluruh aktivitas perusahaannya.Dokumen-dokumen pelengkaptersebut terdiri atas tigadokumen sebagai berikut.
ISO Guide 73:2009Definisi-definisi umum, deskripsiaktivitas, dan terminologi kerangkadan proses dalam ManajemenRisiko. Disusun untuk memastikankesatuan pemahaman terhadapistilah-istilah yang berhubungandengan Manajemen Risiko.
ISO/TR 31004:2013Pedoman pengelolaan risiko yangefektif. Mencakup pendekatanterstruktur untuk mengintegrasikanManajemen Risiko sesuai standarISO 31000, penjel