46
MANAJEMEN TENAGA KEPENDIDIKAN Manajemen tenaga kependidikan merupakan kegiatan yang mencakup penetapan norma, standar, prosedur, pengangkatan, pembinaan, penatalaksanaan, kesejahteraan dan pemberhentian tenaga kependidikan sekolah agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mencapai tujuan sekolah. Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Untuk mewujudkan keseragaman perlakuan dan kepastian hukum bagi tenaga kependidikan sekolah dasar dalam melaksanakan tugas dan fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Konsep Manajemen Tenaga Kependidikan, tenaga kependidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan/atau memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Adapun komponen dari manajemen ini adalah sebagai berikut: 1. Penyusunan formasi 2. Pengadaan pegawai 3. Kenaikan pangkat 4. Pembinaan dan pengembangan karier pegawai 5. Ketatalaksanaan tenaga kependidikan a. Pembuatan Buku Induk Pegawai b. Daftar Urut Kepegawaian ( DUK ) c. Kartu Pegawai ( KARPEG ) d. Tabungan Asuransi Pegawai ( TASPEN ) e. Asuransi Kesehatan ( ASKES ) f. Kartu Istri ( KARIS ) dan Kartu Suami ( KARSU) Terdapat beberapa dimensi kegiatan manajemen tenaga kependidikan/ kepegawaian, antara lain : 1. Recruitment atau penarikan mulai dari pengumuman penerimaan pegawai, pendaftaran, pengetesan, pengumuman diterimanya pegawai sampai dengan daftar ulang. 2. Placement atau penempatan, yaitu proses penanganan pegawai baru yang sudah melaksanakan pendaftaran ulang untuk diberi tahu pada bagian seksi mana mereka ditempatkan. Penugasan dilakukan sesuai dengan bidang keahlian dan kebutuhan lembaga. Didalam tahap ini sebenarnya penanganan bukan berarti sampai menempatkan dan memberi tugas saja, tetapi juga menggunakan pegawai tersebut sebaik- baiknya, merangsang kegairahan kerja dengan menciptakan kondisi atau suasana kerja yang baik. Di samping itu juga memberi kesejahteraan pegawai berupa gaji, insentif, memberi cuti izin, dan pertemuan-pertemuan yang bersifat kekeluargaan. 3. Development atau pengembangan, dimaksudkan untuk penigkatan mutu pegawai baik dilakukan dengan melalui pendidikan maupun kesempatan- kesempatan lain seperti penataran, diskusi ilmiah, lokakarya, membaca majalah dan surat kabar, menjadi anggota organisasi profesi

Manajemen Tenaga Kependidikan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Manajemen Pendidikan

Citation preview

MANAJEMEN TENAGA KEPENDIDIKANManajemen tenaga kependidikan merupakan kegiatan yang mencakup penetapan norma, standar, prosedur, pengangkatan, pembinaan, penatalaksanaan, kesejahteraan dan pemberhentian tenaga kependidikan sekolah agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mencapai tujuan sekolah.Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Untuk mewujudkan keseragaman perlakuan dan kepastian hukum bagi tenaga kependidikan sekolah dasar dalam melaksanakan tugas dan fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.Konsep Manajemen Tenaga Kependidikan, tenaga kependidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan/atau memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Adapun komponen dari manajemen ini adalah sebagai berikut:1. Penyusunan formasi2. Pengadaan pegawai3. Kenaikan pangkat4. Pembinaan dan pengembangan karier pegawai5. Ketatalaksanaan tenaga kependidikana. Pembuatan Buku Induk Pegawaib. Daftar Urut Kepegawaian ( DUK )c. Kartu Pegawai ( KARPEG )d. Tabungan Asuransi Pegawai ( TASPEN )e. Asuransi Kesehatan ( ASKES )f. Kartu Istri ( KARIS ) dan Kartu Suami ( KARSU)Terdapat beberapa dimensi kegiatan manajemen tenaga kependidikan/ kepegawaian, antara lain :1. Recruitment atau penarikan mulai dari pengumuman penerimaan pegawai, pendaftaran, pengetesan, pengumuman diterimanya pegawai sampai dengan daftar ulang.2. Placement atau penempatan, yaitu proses penanganan pegawai baru yang sudah melaksanakan pendaftaran ulang untuk diberi tahu pada bagian seksi mana mereka ditempatkan. Penugasan dilakukan sesuai dengan bidang keahlian dan kebutuhan lembaga. Didalam tahap ini sebenarnya penanganan bukan berarti sampai menempatkan dan memberi tugas saja, tetapi juga menggunakan pegawai tersebut sebaik-baiknya, merangsang kegairahan kerja dengan menciptakan kondisi atau suasana kerja yang baik. Di samping itu juga memberi kesejahteraan pegawai berupa gaji, insentif, memberi cuti izin, dan pertemuan-pertemuan yang bersifat kekeluargaan.3. Development atau pengembangan, dimaksudkan untuk penigkatan mutu pegawai baik dilakukan dengan melalui pendidikan maupun kesempatan-kesempatan lain seperti penataran, diskusi ilmiah, lokakarya, membaca majalah dan surat kabar, menjadi anggota organisasi profesi dan lain sebagainya. Mengatur kenaikan pangkat dan kenaikan gaji, dapat dikategorikan sebagai pemberian kesejahteraan dan dapat dikategorikan sebagai pengembangan pegawai. Pegawai yang diberi penghargaan dengan atau pemberian kedudukan, akan mendorong pegawai tersebut untuk lebih meningkatkan tanggung jawabnya.4. Pengawasan atau evaluasi, merupakan aspek terakhir dalam penanganan pegawai. Pada tahap ini dimaksudkan bahwa pada tahap-tahap tertentu pegawai diperiksa, apakah yang mereka lakukan sudah sesuai dengan tugas yang seharusnya atau belum. Selain evaluasi atau penilaian juga dilakukan untuk mengetahui tingkat kenaikan kemampuan personil setelah mereka memperoleh pembinaan dan pengembangan.

A.Pengertian dan Jenis-jenis Tenaga KependidikanDalam masyarakat, tenaga kependidikan masih dianggap mempunyai dua arti yaitu guru yang ada dalam masyarakat (informal) seperti guru mengaji, ustad maupun orang tertua atau disegani dalam masyarakat tersebut. Yang kedua yaitu tenaga kependidikan formal yaitu guru yang ada dalam sekolah-sekolah. Namun peran guru disini tidak hanya di sekolah saja tetapi juga di lungkungan masyarakatnya sehari-hari.Tenaga kependidikan berbeda dengan tenaga personil (tenaga lembaga pendidikan). Lembaga pendidikan merupakan organisasi pelaksana pendidikan dan pengelola penyelenggara pendidikan. Tenaga pendidikan termasuk personil yang ada di dalam lembaga pendidikan, tetapi tidak semua personil yang ada di dalam lembaga pendidikan dapat disebut tenaga pendidikan. Tenaga kependidikan adalah tenaga- tenaga (personil) yang berkecimpung di dalam lembaga atau organisasi pendidikan yang memiliki wawasan pendidikan (memahami falsafah dan ilmu pendidikan), dan melakukan kegiatan pelaksanaan pendidikan (mikro atau makro) atau penyelenggaraan pendidikan. (Hartati Sukirman, 2000: 8).Menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 khususnya Bab I Pasal 1 ayat (5) menyebutkan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dimana tenaga kependidikan tersebut memenuhi syarat yang ditentukan oleh undang-uandang yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang, diserahi tugas dalam suatu jabatan dan digaji pula menurut aturan yang berlaku.Tenaga kependidikan merupakan seluruh komponen yang terdapat dalam instansi atau lembaga pendidikan yang tidak hanya mencakup guru saja melainkan keseluruhan yang berpartisipasi dalam pendidikan. Dilihat dari jabatannya, tenaga kependidikan dibedakan menjadi tiga, yaitu:a.Tenaga strukturalMerupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan-jabatan eksekutif umum (pimpinan) yang bertanggung jawab baik langsung maupun tidak langsung atas satuan pendidikan.b.Tenaga fungsionalMerupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan fungsional yaitu jabatan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan keahlian akademis kependidikan.c. Tenaga teknis kependidikanMerupakan tenaga kependidikan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya lebih dituntut kecakapan teknis operasional atau teknis administratif.Status KetenagaanTempat Kerja di SekolahTempat Kerja di Luar Sekolah

Tenaga Struktural* Kepala Sekolah* Wakil Kepala Sekolah- Urusan Kurikulum- Urusan Kesiswaan- Urusan Sarana dan Prasarana- Urusan Pelayanan Khusus* Pusat : Menteri, Sekjen, Dirjen* Wilayah : Ka.Kanwil ; Kormin ; Kepala Bidang* Daerah : Kakandepdiknas Kab./Kec. : Kasi

Tenaga Fungsional* Guru* Pembimbing/Penyuluh (Guru BP)* Pengembangan Kurikulum dan Teknologi Kependidikan* Pengembang tes* Pustakawan* Penilik* Pengawas* Pelatih* Tutor & Fasilitator* Pengembangan Pendidikan

Tenaga Teknis* Laboran* Teknisi Sumber Belajar* Pelatih (Olahraga) ; Kesenian & Keterampilan* Petugas TU* Teknisi Sumber Belajar/Sanggar Belajar* Petugas TU

Tabel 1. Jenis-jenis tenaga kependidikan untuk lingkungan Departemen Pendidikan NasionalSedangkan menurut Hartati Sukirman (2000:8), tenaga kependidikan dibagi menjadi tiga macam yaitu:1. Tenaga pendidikTenaga pendidik adalah personil di lembaga pelaksanaan pendidikan yang melakukan salah satu aspek atau seluruh kegiatan (proses) pendidikan, mikro ataupun makro. Adanya tenaga pendidik selain mengajar secara teori juga diharapkan dapat membimbing anak didiknya.Tenaga pendidik dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu:2. PengajarPengajar adalah personil yang secara legal profesional bertugas melaksanakan kegiatan pendidikan. Pengajar tidak hanya dikonotasikan sebagai pemberi materi pelajaran saja, melainkan utuh sebagai pendidik, hanya saja pendidikannya dilakukan melalui materi pelajaran tertentu.3. PembimbingPembimbing adalah personil yang bertugas melaksanakan kegiatan pendidikan yang khas, yaitu tertuju pada orang-orang yang bermasalah secara psikologis-rohaniah atau sosial.4. Supervisor pendidikanSupervisor pendidikan adalah personil yang bertugas melaksanakan kegiatan pendidikan terhadap para pengajar dan pembimbing dalam pelaksanaan tugasnya.5. Tenaga administrator pendidikanAdministrator pendidikaan merupakan personil yang bertugas melaksanakan kegiatan pengelolaan penyelenggaraan pendidikan. Personil yang meiliki wawasan pendidikan yang luas dan kemampuan administratorial pengelolaan penyelenggaraan pendidikan.Kelompok administrator tersebut meliputi:1. Perencana pendidikan profesional2. Pengembang kurikulum pendidikan3. Peneliti dan pemngembang pendidikan4. Perancang sarana dan media pendidikan6. Tenaga teknisi pendidikanMerupakan orang-orang yang bertugas memberikan layanan pendidikan melalui pendekatan kondisional ( fasilitas dan layanan khusus). Tenaga teknisi pendidikan ini dapat meliputi:1. Pustakawan pendidikan2. Petugas pusat sumber belajar3. Laboran-pendidikTenaga kependidikan merupakan hasil analisis jabatan yang dibutuhkan oleh suatu sekolah atau satuan organisasi yang lebih luas. Sejalan dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan PP No.25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom, maka jenis-jenis tenaga kependidikan dapat bervariasi sesuai kebutuhan organisasi yang bersangkutan.

B.Pengadaan Tenaga KependidikanBeberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengadaan tenaga kependidikan adalah:1. Formasi (benar-benar diperlukan tambahan tenaga edukatif.2. Mengacu pada analisa jabatan yang telah disusun agar sesuai dengan kualifikasi maupun syarat yang ditentukan.3. Objektif, artinya dalam pelaksanaan tenaga kependidikan tidak menganut nepotisme dan kolusi ( pemberian sesuatu).4. The right man on the right place, kesesuaian tugas dengan kemampuan yang dimiliki pegawai.Pengadaan tenaga kependidikan diselengarakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:1. PengumumanPengumuman ini dilakukan untuk memberitahukan kepada seluruh masyarakat yang memenuhi kualifikasi melalui media cetak maupun media elektronik. Dalam pengumuman pengadaan tenaga kependidikan,hal yang harus tercantum adalah sebagai berikut:Jenis atau macam pegawai yang dibutuhkan Persyaratan yang dituntut dari para pelamar. Batas waktu dimulai dan diakhiri pendaftaran. Alamat dan tempat pengajuan pelamaran. Lain-lain yang dipandang perlu.2. PendaftaranPendaftaran dilakukan setelah pengumuman tersebar dan pendaftar mengajukan pemohonan dengan memenuhi syarat yang telah ditentukan beserta lampiran lainnya yang dibutuhkan.3. Seleksi atau penyaringanDalam pengadaan tenaga kependidikan, penyaringan dilaksanakan melalui dua tahap yaitu: a) Penyaringan administrativePenyaringan administrative dilaksanakan berupa pemeriksaan terhadap kelengkapan beserta lampirannya. Apabila terdapat kekurangan lengkapan dalam hal administrative maka pesrta tersebut akan gagal. b) Ujian atau testSetelah peserta yang lulus dala tes penyaringan administrative maka akan mengikuti ujian pegawai dengan materi pengetahuan umum, pengetahuan tehnis, dan lainnya yang dipandang perlu.4. Pengumuman.Pengumuman ini berisi peserta yang lolos dalam seleksi sesuai ketentuan dan penempatan kerja.C.Pengangkatan dan Penempatan Tenaga KependidikanPenempatan dan penugasan berkaitan erat dengan pengangkatan seseorang dalam suatu kedudukan dan jabatan tertentu. Pengangkatan dan penempatan tenaga kependidikan yang bukan tenaga pendidik pada satuan pendidikan yang disclenggarakan oleh Pemerintah dilakukan oleh Menteri, Menteri lain, atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen dengan memperhatikan keseimbangan antara penempatan dan kebutuhan serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi pegawai negeri.Prinsip dasar pengangkatan dan penempatan tenaga kependidikan harus adalah kesesuaian tugas dengan kemampuan yang dimilki pegawai tersebut. Menurut Hadari Nawawi dalam Hartati sukirman (2000: 39) langkah pengorganisasian dalam kegiatan penempatan harus dilakukan dengan mempertimbangkan minat, bakat, kemampuan dan berat ringannya tugas yang akan dipikul bagi setiap personil.Untuk dapat diangkat sebagai tenaga pendidik, calon tenaga pendidik yang bersangkutan selain memiliki kualifikasi sebagai tenaga pengajar harus pula memenuhi persyaratan berikut:1. Sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan dengan tanda bukti dari yang berwenang, yang meliputi:a. Tidak menderita penyakit menahun (kronis) dan/atau yang menular.b. Tidak memiliki cacat tubuh yang dapat menghambat pelaksanaan tugas sebagai tenaga pendidik.c. Tidak menderita kelainan mental.2. Berkepribadian, yang meliputi:a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.b. Berkepribadian Pancasila.Kegagalan dalam pengangkatan dan penampatan tenaga kependidikan akan menyebabkan berbagai hal seperti tidak tercapainya sasaran program pendidikan, tidak adanya suasana kerja yang harmonis, pelaksanaan kerja yang tidak efisien, penyimpangan prosedur kerja, kurang diperhatikannya aturan kerja yang ada, penyalah gunaan tanggung jawab, dan lain sebagainya.D.Pembinaan dan Pengembangan Tenaga KependidikanPembinaan atau pengembangan tenaga kependidikan merupakan usaha mendayagunakan, memajukan dan meningkatkan produktivitas kerja setiap tenaga kependidikan yang ada di seluruh tingkatan manajemen organisasi dan jenjang pendidikan. Tujuan dari kegiatan pembianaan ini adalah tumbuhnya kemampuan setiap tenaga kependidikan yang meliputi pertumbuhan keilmuan, wawasan berpikir, sikap terhadap pekerjaan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari sehingga produktivitas kerja dapat ditingkatkan.Pembinaan karier tenaga kependidikan meliputi kenaikan pangkat dan jabatan berdasarkan prestasi kerja dan peningkatan disiplin.Yang pembinaan disini adalah segala usaha untuk memanajukan dan meningkatkan mutu, keahlian, kemampuan, dan keterampilan, demi kelancaran pelaksanaan tugas pendidikan. Adapun alasan diadakannya pengembangan tehnologi diantaranya yaitu:1. perkembanagan ilmu dan tehnologi.2. menutup kelemahan dari seleksi.3. menumbuhkan ikatan batin.Prinsip yang patut diperhatikan dalam penyelenggaraan pembinaan tenaga kependidikan, yaitu:a. Dilakukan untuk semua jenis tenaga kependidikan baik untuk tenaga stuktural, tenaga fungsional maupun tenaga teknis penyelengara pendidikan.b. Berorientasi pada perubahan tingkah laku dalam rangka peningkatan kemampuan profesional dan atau teknis untuk pelaksanaan tugas sehari-hari sesuai dengan posisinya masing-masing.c. Mendorong peningkatan kontribusi setiap individu terhadap organisasi pendidikan tau sistem sekolah; dan menyediakan bentuk-bentuk penghargaan, kesejateraan dan insentif sebagai imbalan guna menjamin terpenuhinya secara optimal kebutuhan sosial ekonomis maupun kebutuhan sosial-psikologi.d. Mendidik dan melatih seseorang sebelum maupun sesudah menduduki jabatan/posisi.e. Dirancang untuk memenuhi tuntutan pertumbuhan dalam jabatan, pengembangan profesi, pemecahan masalah, kegiatan remidial, pemeliharaan motivasi kerja dan ketahanan organisasi pendidikan.f. Pembinaan dan jenjang karir tenaga kependidikan disesuaikan dengan kategori masing-masing jenis kependidikan itu sendiri.Menurut Hartati Sukirman (2000: 63) ditinjau dari sudut manajemen secara umum, proses pembinaan dan pengembangan meliputi beberapa langkah yaitu:1. Menganalisis kebutuhanAnalisis kebutuhan dilakukan dengan cara mengidentifikasi ketrampilan kinerja, menyusun program-program yang sesuai, melaksanakan riset, dan meningkatkan kinerja.2. Menyusun rancangan intruksionalRancangan intruksional meliputi sasaran, metode intruksional, media, urutan dan gambaran mengenai materi pelatihan, yang merupakan kurikulum bagi program pelatihan tersebut.3. Mengesahkan program latihanSuatu program pelatihan harus memperoleh pertimbangan dan persetujuan dari unsur instansi yang berwenang.4. Tahap implementasiTahap ini merupakan tahap pelaksanaan program pelatihan yang menggunakan berbagai teknik pelatihan misalnya diskusi, loka karya, dan seminar, dalam rangka penyampaian pengetahuan kepada para peserta program pelatihan.5. Tahap evaluasi dan tindak lanjutPada tahap ini program pelatihan dinilai sejauhmana keberhasilannya atau kegagalannya. Aspek yang perlu dievaluasi misalnya kemampuan dan hasil belajar, reaksi peserta terhadap program pelatihan, dan perilaku kinerja setelah mengikuti program pelatihan.Dalam hal pengembangan pegawai, banyak cara yang sudah dikembangkan. pengembangan ini dilaksanakan dengan:1. Bimbingan berupa petunjuk yang diberikan kepada pegawai, pada waktu melaksanakan tugasnya.2. Latihan-latihan berupa intern dan ekstern.3. Pendidikan formal4. Promosi berupa pengangkatan jabatan ke yang lebih tinggi.5. Penataran6. Lokakarya atau workshop7. dan sebagainya.Cara yang lebih populer adalah melalui penataran (inservice training) baik dalam rangka penyegaran maupun dalam rangka peningkatan kemampuan tenaga kependidikan. Cara-cara lainnya dapat dilakukan sendiri-sendiri (self propelling growth) atau bersama-sama (collaborative effort), misalnya mengikuti kegiatan atau kesempatan;ore-service training,on the job training, seminar, workshop, diskusi panel, rapat-rapat, simposium, konferensi dan sebagainya.E.Pemberhentian Tenaga KependidikanPemberhentian tenaga kependidikan merupakan proses yang membuat seseorang tenaga kependidikan tidak dapat lagi melaksanakan tugas pekerjaan atau fungsi jabatannya baik untuk sementara waktu maupun untuk selama-lamanya.Pemberhentian dengan hormat tenaga kependidikan atas dasar:1. permohonan sendiri.2. meninggal dunia.3. mencapai batas usia pensiun, dilakukan oleh penyelenggara satuan pendidikan yang bersangkutan.Sedangkan pemberhentian tidak dengan hormat tenaga kependidikan dilakukan atas dasar:1. Hukuman jabatan;2. Akibat pidana penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dilakukan oleh penyelenggara satuan pendidikan yang bersangkutan.Selain itu, dalam Pemberhentian tenaga kependidikan dapat dilakukan karena sebab lain diantaranya sebagai berikut :1. Pemberhentian atas permintaan sendiri2. Pemberhentian karena mencapai batas usia pensiun3. Pemberhentian karena adanya penyederhanaan organisasi.4. Pemberhentian karena melakukan pelanggaran5. Pemberhentian karena tidak cakap jasmani dan rohani6. Pemberhentian karena meninggalkan tugas7. Pemberhentian karena meninggal dunia atau hilang

Tenaga kependidikanDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasTenaga Kependidikanadalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjangPenyelenggaraan Pendidikan.Yang termasuk kedalam tenaga kependidikan adalah:Kepala Satuan Pendidikan[sunting sumber]KepalaSatuan Pendidikanyaitu orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk memimpin satuan pendidikan tersebut. Kepala Satuan Pendidikan harus mampu melaksanakan peran dan tugasnya sebagaiedukator,manajer,administrator,supervisor,leader,inovator,motivator,figurdanmediator(Emaslim-FM) Istilah lain untuk Kepala Satuan Pendidikan adalah: Kepala Sekolah Rektor Direktur, serta istilah lainnya.Pendidik[sunting sumber]Pendidikatau di Indonesia lebih dikenal denganpengajar, adalah tenaga kependidikan yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi pendidik. Pendidik mempunyai sebutan lain sesuai kekhususannya yaitu: Guru (lihatguru) Dosen (lihatdosen) Konselor (lihatkonselor) disebut guru BP/BK. Pamong belajar (lihat contohSMP Terbuka) widyaiswara tutor instruktur fasilitator Ustadz, dan sebutan lainnya.Tenaga Kependidikan lainnya[sunting sumber]Orang yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, walaupun secara tidak langsung terlibat dalam proses pendidikan, diantaranya: Wakil-wakil/Kepala urusanumumnya pendidik yang mempunyai tugas tambahan dalam bidang yang khusus, untuk membantu Kepala Satuan Pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan pada institusi tersebut. Contoh:Kepala Urusan Kurikulum Tata usaha, adalah Tenaga Kependidikan yang bertugas dalam bidang administrasi instansi tersebut. Bidang administrasi yang dikelola diantaranya; Administrasi surat menyurat danpengarsipan, AdministrasiKepegawaian, AdministrasiPeserta Didik, AdministrasiKeuangan, AdministrasiInventarisdan lain-lain. Laboran, adalah petugas khusus yang bertanggung jawab terhadap alat dan bahan diLaboratorium. Pustakawan(lihatperpustakaan) Pelatihekstrakurikuler, Petugas keamanan (penjaga sekolah), Petugas kebersihan, dan lainya.

2. PENDIDIK TENAGA PROFESIONAL MERENCANAKAN PEMBELAJARAN. MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN. MENILAI HASIL PEMBELAJARAN. MEMBIMBING MELATIH MENILITI MENGABDI KEPADA MASYARAKAT.Seperti: GURU DOSEN TUTOR INSTRUKTUR PAMOMG BELAJAR KONSELOR WIDYAISWARA FASILITATOR PENGUJI DST

JENIS DAN KATEGORI TENAGA KEPENDIDIKANPengertian Pendidik dan Tenaga KependidikanPendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakanpendidikan.Tenaga Kependidikanadalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

Perbedaan Pendidik dan Tenaga KependidikanPendidik dan tenaga kependidikan adalah dua profesi yang sangat berkaitan erat dengan dunia pendidikan, sekalipun lingkup keduanya berbeda. Hal ini dapat dilihat dari pengertian keduanya yang tercantum dalam Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sementara Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.Dari definisi di atas jelas bahwa tenaga kependidikan memiliki lingkup profesi yang lebih luas, yang juga mencakup di dalamnya tenaga pendidik, pustakawan, staf administrasi, staf pusat sumber belajar, kepala sekolah adalah diantara kelompok profesi yang masuk dalam kategori sebagai tenaga kependidikan.Sementara mereka yang disebut pendidik adalah orang-orang yang dalam melaksanakan tugasnya akan berhadapan dan berinteraksi langsung dengan para peserta didiknya dalam suatu proses yang sistematis, terencana, dan bertujuan. Penggunaan istilah dalam kelompok pendidik tentu disesuaikan dengan lingkup lingkungan tempat tugasnya masing-masing. Guru dan dosen, misalnya, adalah sebutan tenaga pendidik yang bekerja di sekolah dan perguruan tinggi. Hubungan antara pendidik dan tenaga kependidikan dapat digambarkan dalam bentuk spektrum tenaga kependidikan berikut: (Miarso, 1994).Pendidik (guru) yang akan berhadapan langsung dengan para peserta didik, namun ia tetap memerlukan dukungan dari para tenaga kependidikan lainnya, sehingga ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Karena pendidik akan mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya apabila berada dalam konteks yang hampa, tidak ada aturan yang jelas, tidak didukung sarana prasarana yang memadai, tidak dilengkapi dengan pelayanan dan sarana perpustakaan serta sumber belajar lain yang mendukung. Karena itulah pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran dan posisi yang sama penting dalam konteks penyelenggaraan pendidikan (pembelajaran). Karena itu pula, pada dasarnya baik pendidik maupun tenaga kependidikan memiliki peran dan tugas yang sama yaitu melaksanakan berbagai aktivitas yang berujung pada terciptanya kemudahan dan keberhasilan siswa dalam belajar.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat diUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 BAB XI. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN.Pasal 39(1) Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.(2) Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Pasal 40(1) Pendidik dan tenaga kependidikan berhak memperoleh:1.penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai; penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;2. pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas;3. perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual; dane. kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas(2) Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajibana. menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis.b. mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; danc. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.Pasal 41(1) Pendidik dan tenaga kependidikan dapat bekerja secara lintas daerah.(2) Pengangkatan, penempatan, dan penyebaran pendidik dan tenaga kependidikan diatur oleh lembaga yang mengangkatnya berdasarkan kebutuhan satuan pendidikan formal.(3) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memfasilitasi satuan pendidikan dengan pendidik dan tenaga kependidikan yang diperlukan untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu.(4) Ketentuan mengenai pendidik dan tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.Pasal 42(1) Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.(2) Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi.(3) Ketentuan mengenai kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.Pasal 43(1) Promosi dan penghargaan bagi pendidik dan tenaga kependidikan dilakukan berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan prestasi kerja dalam bidang pendidikan.(2) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi.(3) Ketentuan mengenai promosi, penghargaan, dan sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.Pasal 44(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib membina dan mengembangkan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah.(2) Penyelenggara pendidikan oleh masyarakat berkewajiban membina dan mengembangkan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakannya.(3) Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib membantu pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan formal yang diselenggarakan oleh masyarakat.

Jenis Tenaga PendidikanPeran Tenaga Pendidik dalam Proses PendidikanEfektivitas dan efisien belajar individu di sekolah sangat bergantung kepada peran guru. Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan bahwa dalam pengertian pendidikan secara luas, seorang guru yang ideal seyogyanya dapat berperan sebagai :1. Konservator (pemelihara) sistem nilai yang merupakan sumber norma kedewasaan;2. Inovator (pengembang) sistem nilai ilmu pengetahuan;3. Transmitor (penerus) sistem-sistem nilai tersebut kepada peserta didik;4. Transformator (penterjemah) sistem-sistem nilai tersebut melalui penjelmaan dalam pribadinya dan perilakunya, dalam proses interaksi dengan sasaran didik;5. Organisator (penyelenggara) terciptanya proses edukatif yang dapat dipertanggungjawabkan, baik secara formal (kepada pihak yang mengangkat dan menugaskannya) maupun secara moral (kepada sasaran didik, serta Tuhan yang menciptakannya).Sedangkan dalam pengertian pendidikan yang terbatas, Abin Syamsuddin dengan mengutip pemikiran Gage dan Berliner, mengemukakan peran guru dalam proses pembelajaran peserta didik, yang mencakup :1. Guru sebagai perencana (planner) yang harus mempersiapkan apa yang akan dilakukan di dalam proses belajar mengajar (pre-teaching problems).2. Guru sebagai pelaksana (organizer), yang harus dapat menciptakan situasi, memimpin, merangsang, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana, di mana ia bertindak sebagai orang sumber (resource person), konsultan kepemimpinan yang bijaksana dalam arti demokratik & humanistik (manusiawi) selama proses berlangsung (during teaching problems).3. Guru sebagai penilai (evaluator) yang harus mengumpulkan, menganalisa, menafsirkan dan akhirnya harus memberikan pertimbangan (judgement), atas tingkat keberhasilan proses pembelajaran, berdasarkan kriteria yang ditetapkan, baik mengenai aspek keefektifan prosesnya maupun kualifikasi produknya.Selanjutnya, dalam konteks proses belajar mengajar di Indonesia, Abin Syamsuddin menambahkan satu peran lagi yaitu sebagai pembimbing (teacher counsel), di mana guru dituntut untuk mampu mengidentifikasi peserta didik yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam batas kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial teaching).Di lain pihak, Moh. Surya (1997) mengemukakan tentang peranan guru di sekolah, keluarga dan masyarakat. Di sekolah, guru berperan sebagai perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran, penilai hasil pembelajaran peserta didik, pengarah pembelajaran dan pembimbing peserta didik. Sedangkan dalam keluarga, guru berperan sebagai pendidik dalam keluarga (family educator). Sementara itu di masyarakat, guru berperan sebagai pembina masyarakat (social developer), penemu masyarakat (social inovator), dan agen masyarakat (social agent).Lebih jauh, dikemukakan pula tentang peranan guru yang berhubungan dengan aktivitas pengajaran dan administrasi pendidikan, diri pribadi (self oriented), dan dari sudut pandang psikologis.Syarat-syarat Profesi Tenaga PendidikMengingat tugas tenaga kependidikan yang demikian kompleksnya, maka profesi ini memerlukan persyaratan khusus. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional.Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud adalah: tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik dari perguruan tinggi terakreditasi, yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.Kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan. Selain kemampuan kompetensi juga berarti keadaan berwenang atau memenuhi syarat menurut ketentuan hukum.Jadi kompetensi guru adalah merupakan kemampuan guru dalam melaksanakan kewajibankewajibanya secara bertanggung jawab dan layak.Intinya, Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan kewenangan pendidik dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh pendidik dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.Kompetensi pendidik sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi: (a) kompetensi pedagogik, (b) kompetensi kepribadian, (c) kompetensi perofesional, dan (d) kompetensi sosial. Kompetensi dikemukan dalam penjelasan Pasal 28, ayat 3 adalah sebagai berikut.1. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.2. Kompentensi Pribadikemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan ber-akhlak mulia.1. Mengembangkan Kepribadian- Bertakwa kepada Allah SWT- Berperan akkif dalam masyarakat- Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru1. Berinteraksi dan Berkomunikasi- Berinteraksi dengan rekan sejawat demi pengembangan kemampuan professional- Berinteraksi dengan masyarakat sebagai pengemban misi pendidikan1. Melaksanakan Bimbingan dan Penyuluhan- Membimbing siswa yang mengalami kesulitan belajar- Membimbing murid yang berkelainan dan berbakat khusus1. Melaksanakan Administrasi Sekolah- Mengenal administrasi kegiatan sekolah- Melaksanakan kegiatan administrasi sekolah1. Melaksanakan penelitian Sederhana Untuk Keperluan Pengajaran- Mengkaji konsep dasar penelitian ilmiah- Melaksanakan penelitian sederhana1. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi Profesional:1. Menguasai landasan kependidikan- Mengenal tujuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan Nasional- Mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat.- Mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.1. Menguasai bahan pengajaran:- Menguasai bahan pengajaran kurikulum pendidikan dasar dari menengah- Menguasai bahan pengajaran.1. Menyusun program pengajaran- Menetapkan tujuan pembelajaran- Memilih dan mengembangkan bahan pembelajaran- Memilih dan mengembangkan media pengajaran yang sesuai- Memilih dan memanfaatkan sumber belajar.1. Melaksanakan program pengajaran- Menciptakan iklim belajar mengajar yang tepat- Mengatur ruangan belajar- Mengelola interaksi belajar mengajar1. Menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan- Menilai prestasi murid untuk kepentingan pengajaran- Menilai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.1. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.Kompetensi guru yang diteliti meliputi empat kategori.1. Kemampuan guru dalam merencanakan program belajar mengajar.1. Kemampuan guru dalam menguasai bahan pelajaran.2. Kemampuan guru dalam melaksanakan dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar.3. Kemampuan dalam menilai kemajuan proses belajar mengajar.Kualifikasi pendidik pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1), namun pada saat ini relatif banyak pendidik yang tidak memenuhi kriteria tersebut.

Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru adalah:1. Fleksibilitas kognitifFleksibilitas kognitif ( keluwesan ranah cipta ) merupakan kemampuan berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam situasi tertentu.Kebalikanya adalah frgiditas kognitif atau kekakuan ranah cipta yang ditandai dengan kekurang mampuan berpikir dan bertindak yang sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi.Guru yang fleksibel pada umunya di tandai dengan keterbukaan berpikir dan beradaptasi.Selain itu ia juga mempunyai resistensi (daya tahan ) terhadap ketertutupan ranah cipta yang prematur dalam pengamatan dan pengenalan.Ketika mengamati dan mengenali suatu objek atau situasi tertentu seorang guru yang fleksibel selalu berpikir kritis.Berpikir kritis adalah berpikir dengan penuh pertimbangan akal sehat yang di pusatkan pada pengambilan keputusan untuk mempercayai atau mengingkari sesuatu,dan melakukan atau menghindari sesuatu (Heger & Kaye,1990).1. Keterbukaan Psikologis pribadi guru.Keterbukaan Psikologis pribadi guru. Hal lain yang menjadi paktor menentukan keberhasilan tugas guru adalah keterbukaan psikologs guru itu sendiri.Guru yang terbuka secara psikologi akan di tandai dengan kesediaanya yang relatip tinggi untuk mengkomunikasikan dirinya dengan faktor-faktor ekstern antar lain siswa,teman sejawat,dan lingkungan pendidikan tempatnya bekerja.Ia mau menerima kritik dengan ikhlas.Disamping itu ia juga memiliki empati,yakni respon afektip terhadap pengalaman emosionalnya dan perasaan tertentu orang lain.(Reber,1988). Contohnya jika seorang muridnya di ketahui sedang mengalami kemalangan,maka ia turut bersedih dan menunjukan simpati serta berusaha memberi jalan keluar.Keterbukaan psikologis sangat penting bagi guru mengingat posisinya sebagai anutan siswa..Keterbukaan psikologis merupakan prakondisi atau prasyarat penting yang perlu dimiliki guru untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain.Keterbukaan psikologis juga di perlukan untuk menciptakan suasana hubungan antar pribadi guru dan siswa yang harmonis ,sehingga mendorong siswa untuk mengembangkan dirinya secara bebas dan tanpa ganjalan.Kategori dan Jenis Tenaga Kependidikana. Kepala Satuan PendidikanKepala Satuan Pendidikan yaitu orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk memimpin satuan pendidikan tersebut. Kepala Satuan Pendidikan harus mampu melaksanakan peran dan tugasnya sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator, figur dan mediator (Emaslim-FM) Istilah lain untuk Kepala Satuan Pendidikan adalah: Kepala SekolahKepala Sekolah''' Adalah seorang pemimpin pada sebuah sekolah dan merupakan manajer tingkat atas pada sebuah organisasi pendidikan (khususnya SD, SMP, SMA atau SMK). Kepala sekolah mempunyai dua peran utama, pertama sebagai pemimpin institusi bagi para guru, dan kedua memberikan pimpinan dalam manajemen. RektorRektor dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai pimpinan lembaga perguruan tinggi. Di dalamUndang-Undang Sistim Pendidikan Nasional 2009(UU SISDIKNAS), Rektor adalah pimpinan tertinggi perguruan tinggi yang berkewajiban memajukan ilmu pengetahuan di masing-masing institusi melalui pendidikan dan penelitian, serta memberikan kontribusi maksimal kepada hal layak luas.Rektor dalam lingkup akademis merupakan jabatan pimpinan utama dari lembaga pendidikan formal, pada umumnya merupakan lingkup Perguruan Tinggi (universitas dan institut).b. PendidikPendidik atau di Indonesia lebih dikenal dengan pengajar, adalah tenaga kependidikan yang berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan tugas khusus sebagai profesi pendidik. Pendidik mempunyai sebutan lain sesuai kekhususannya yaitu: GuruGuru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru. Dosen (lihat dosen) KonselorKonselor adalah seorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan konseling. Berlatar belakang pendidikan minimal sarjana strata 1 (S1) dari jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB), Bimbingan Konseling (BK), atau Bimbingan Penyuluhan (BP). Mempunyai organisasi profesi bernama Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKIN). Melalui proses sertifikasi, asosiasi ini memberikan lisensi bagi para konselor tertentu sebagai tanda bahwa yang bersangkutan berwenang menyelenggarakan konseling dan pelatihan bagi masyarakat umum secara resmi. Konselor bergerak terutama dalam konseling di bidang pendidikan, tapi juga merambah pada bidang industri dan organisasi, penanganan korban bencana, dan konseling secara umum di masyarakat. Khusus bagi konselor pendidikan yang bertugas dan bertanggungjawab memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik di satuan pendidikan (sering disebut Guru BP/BK atau Guru Pembimbing), ia tidak diwajibkan mempunyai sertifikat terlebih dulu. Pamong belajaradalah pembimbing belajar mandiri siswa yaitu Anggota masyarakat yang peduli akan pendidikan. Dengan ketentuan pendidikan minimal SMA, dan berada pada lingkungan sekitar Tempat Kegiatan Belajar widyaiswaraWidyaiswara adalah pegawai negeri sipil (PNS) yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar, dan/atau melatih pegawai negeri sipil (PNS) pada lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat) pemerintah. TutorTutor adalah guru yang bertugas pada pendidikan anak usia dini, pendidikan kesetaraan, dan pendidikan keaksaraan.Tutor merupakan pembimbing dan pemotivasi peserta didik untuk mempelajari sendiri modul pembelajarannya. Tutor pendidikan kesetaraan bertugas membimbing peserta didik untuk secara aktif mempelajari materi ajar yang tersaji dalam modul. Dengan demikian tutor pendidikan kesetaraan lebih bersifat pembimbing dan motivator dari pada guru yang mengajar. Pendidikan kesetaraan meliputi Paket A, Paket B, dan Paket C. Oleh karena itu, tutor pendidikan kesetaraan terdiri dari tutor Paket A, tutor Paket B, dan tutor Paket C. Tutor pendidikan keaksaraan dikenal dengan tutor Keaksaraan Fungsional (KF) mengingat KF merupakan pendekatan penghapusan buta aksara yang digunakan pada saat ini. Pada pendidikan keaksaraan, sifat mengajar tutor lebih kental. fasilitatorPeran utama seorang fasilitator adalah menjadi pemandu proses. Ia selalu mencoba proses yang terbuka, inklusif, dan adil sehingga setiap individu berpartisipasi secara seimbang. Fasilitator juga menciptakan ruang aman dimana semua pihak bisa sungguh-sungguh berpartisipasi.Kekuatan seorang fasilitator adalah menjadicontent neutraldanpemandu proses.Karakter utama seorang fasilitator yang baik adalah ia netral pada subtansi (contentneutral). Content neutral berarti ia tidak mengambil posisi pada isu yang sedang dibicarakan dan tidak memiliki kepentingan pada hasil yang dicapai dari proses diskusi tersebut.c. Tenaga Kependidikan lainnyaOrang yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan, walaupun secara tidak langsung terlibat dalam proses pendidikan, diantaranya: Wakil-wakil/Kepala urusanumumnya pendidik yang mempunyai tugas tambahan dalam bidang yang khusus, untuk membantu Kepala Satuan Pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan pada institusi tersebut. Contoh:Kepala Urusan Kurikulum Tata usaha, adalah Tenaga Kependidikan yang bertugas dalam bidang administrasi instansi tersebut. Bidang administrasi yang dikelola diantaranya; Administrasi surat menyurat dan pengarsipan, Administrasi Kepegawaian, Administrasi Peserta Didik, Administrasi Keuangan, Administrasi Inventaris dan lain-lain. Laboran, adalah petugas khusus yang bertanggung jawab terhadap alat dan bahan di Laboratorium. PustakawanPustakawan ialah seseorang yang bekerja di perpustakaan dan membantu orang menemukan buku, majalah, dan informasi lain. Pada tahun 2000-an, pustakawan juga mulai membantu orang menemukan informasi menggunakan komputer, basis data elektronik, dan peralatan pencarian di internet. Terdapat berbagai jenis pustakawan, antara lain pustakawan anak, remaja, dewasa, sejarah, hukum, dsb. Pustakawan wanita disebut sebagaipustakawati. Pelatih ekstrakurikuler, Petugas keamanan (penjaga sekolah), Petugas kebersihan, dan lainya.

WidyaiswaraDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

WidyaiswaraadalahPegawai Negeri Sipil(PNS) yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar, dan/atau melatih Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada lembaga pendidikan dan pelatihan (diklat)pemerintah.Daftar isi[sembunyikan] 1Dasar hukum 2Pencalonan dan pengangkatan widyaiswara 3Persyaratan administrasi calon widyaiswara 4Evaluasi kompetensi calon widyaiswara 5Jenjang jabatan 6Pemberhentian dari jabatan widyaiswara 6.1Pemberhentian sementara 6.2Pemberhentian dari jabatan widyaiswara 6.3Pengangkatan kembali 7Pranala luarDasar hukum[sunting|sunting sumber]1. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Diklat PNS.2. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2006 tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Widyaiswara.3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (PERMENPAN) Nomor 14 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya.4. Peraturan Bersama Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) dan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 1 Tahun 2010 dan Nomor 2 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya.5. Peraturan Kepala LAN Nomor 9 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Kewidyaiswaraan Berjenjang.6. Peraturan Kepala LAN Nomor 10 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Diklat Calon Widyaiswara.7. Peraturan Kepala LAN Nomor 1 Tahun 2006 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Widyaiswara dan Angka Kreditnya.8. Peraturan Kepala LAN Nomor 2 Tahun 2006 tentang Pedoman Tata Kerja dan Tata Cara Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Widyaiswara.9. Peraturan Kepala LAN Nomor 3 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Orasi Ilmiah Widyaiswara.10. Peraturan Kepala LAN Nomor 4 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kewidyaiswaraan Substansi Diklat Kepemimpinan Tingkat III.11. Peraturan Kepala LAN Nomor 5 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kewidyaiswaraan Substansi Diklat.Pencalonan dan pengangkatan widyaiswara[sunting|sunting sumber]Widyaiswara dicalonkan secara internal dan diangkat oleh pejabat yang berwenang dengan penempatan dalam lingkungan instansi dari pejabat yang mengangkat melalui surat rekomendasi yang diterbitkan oleh Lembaga Administrasi Negara setelah calon widyaiswara dinyatakan lulus syarat administrasi dan uji/evaluasi kompetensi melalui paparan spesialisasi mata diklat.Persyaratan administrasi calon widyaiswara[sunting|sunting sumber]1. Surat usulan mengikuti Diklat dan Seleksi Calon Widyaiswara dari Pejabat Pembina Kepegawaian instansi yang ditujukan kepada Kepala LAN.2. Lulus dan menerima Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) Diklat Calon Widyaiswara.3. Mengisi Lembar Biodata dari LAN.4. Berijazah serendah-rendahnya S-1 atau D-IV.5. Usia maksimal 50 tahun pada saat menerima surat rekomendasi dari Kepala LAN.6. SK Pengangkatan/Pemberhentian jabatan terakhir.7. Melengkapi: Daftar Riwayat Hidup, DP-3 terbaru, dan Ijazah/Sertifikat.8. Rencana kerja mengajar individu minimum 500 JP setahun.9. Program Diklat di Unit Diklat instansi pengusul satu tahun berjalan.10. Surat Keterangan Pengalaman Mengajar Diklat PNS (apabila ada).11. Karya Tulis Ilmiah yang pernah dibuat/diterbitkan (apabila ada).12. Mempersiapkan minimum 2 (dua) spesialisasi Diklat.13. Melengkapi GBPP/Rancang Bangun Pembelajaran Mata Diklat, SAP/Rencana Pembelajaran, Bahan Ajar/Modul, dan Copy OHT/Slide sebanyak 2 (dua) rangkap dari spesialisasi yang dipaparkan dan 1 (satu) rangkap dari yang tidak dipaparkan.Evaluasi kompetensi calon widyaiswara[sunting|sunting sumber]1. Penguasaan materi;2. Relevansi materi dengan tujuan pembelajaran;3. Sistematika Penyajian;4. Penggunaan metode dan alat bantu;5. Keterampilan menjawab pertanyaan;6. Daya simpatik, gaya dan sikap dalam penyajian;7. Penggunaanbahasa Indonesiayang baik dan benar;8. Kualitas bahan Diklat (GBPP, SAP, Modul, OHT);9. Ketepatan waktu dalam penyajian;10. Keterampilanbahasa Inggris.Jenjang jabatan[sunting|sunting sumber]1. Widyaiswara Utama (Pembina Utama Madya Gol. IV/d - Pembina Utama Gol. IV/e)2. Widyaiswara Madya (Pembina Gol. IV/a - Pembina Utama Muda Gol. IV/c)3. Widyaiswara Muda (Penata Gol. III/c - Penata Tk. I Gol. III/d)4. Widyaiswara Pertama (Penata Muda Gol. III/a - Penata Muda Tk. I Gol. III/b)Pemberhentian dari jabatan widyaiswara[sunting|sunting sumber]Pemberhentian sementara[sunting|sunting sumber]Widyaiswara dibebaskan sementara dari jabatannya apabila: Dalam jenjang Widyaiswara Pertama sampai dengan Widyaiswara Utama Gol. IV/d tidak dapat mengumpulkan Angka Kredit minimal untuk kenaikan pangkat/jabatan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak pengangkatan/kenaikan jabatan terakhir. Tidak dapat mengumpulkan Angka Kredit minimal 25 dalam satu tahun bagi Widyaiswara Utama Gol. IV/e. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang dan berat, diberhentikan sementara sebagai PNS, ditugaskan penuh di luar Jabatan Widyaiswara, menjalani cuti di luar tanggungan negara, dan tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan.Pemberhentian dari jabatan widyaiswara[sunting|sunting sumber]Widyaiswara diberhentikan dari jabatannya, apabila: Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara tidak dapat mengumpulkan Angka Kredit minimal yang ditentukan untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap, kecuali hukuman disiplin berat berupa penurunan pangkat.Pengangkatan kembali[sunting|sunting sumber]Widyaiswara yang telah selesai menjalani pembebasan sementara dapat diangkat kembali dalam Jabatan Widyaiswara.

Makalah Manajemen TenagaPendidikanMAKALAH MANAJEMEN PENDIDIKANMANAJEMEN TENAGA KEPENDIDIKANPENDAHULUANLatar BelakangDalam rangka perkembangan organisasi dari waktu ke waktu di berbagai negara memunculkan kesepakatan bahwa sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting, karena kontribusi sumber daya manusia dinilai sangat signifikan dalam pencapaian tujuan organisasi. Dalam rangka pencapaian tujuan organisasi melalui pengelolaan sumber daya manusia yang dimiliki secara tepat dan relevan maka aktivitas yang berkenaan dengan manajemen sumber daya manusia menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dinamika suatu organisasi.Mengacu pada era globalisasi yang menuntut keunggulan bersaing dari setiap organisasi, persaingan global telah meningkatkan standar kinerja dalam berbagai dimensi, meliputi kualitas, biaya dan operasionalisasi yang lancar. Penting pula pengembangan lanjut dari organisasi dan para pegawainya. Dengan menerima tantangan yang ditimbulkan dari standar yang makin meningkat ini, organisasi yang efektif bersedia melakukan hal-hal penting untuk dapat bertahan dan meningkatkan kemampuan strategis. Hanya dengan mengantisipasi tantangan ini, organisasi dapat meningkatkan kemampuannya dan para pegawai dapat mempertajam keahlian mereka.Dalam sistem pendidikan nasional, organisasi yang bergerak dalam sistem tersebut merupakan sub sistem yang memiliki sumber daya manusia yang perlu dikelola secara tepat. Secara nyata mereka adalah para tenaga kependidikan yang memiliki peran sangat penting dalam mewujudkan tujuan organisasi pendidikan yang pada gilirannya memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian tujuan pendidikan nasional.PEMBAHASANManajemen tenaga kependidikan merupakan kegiatan yang mencakup penetapan norma, standar, prosedur, pengangkatan, pembinaan, penatalaksanaan, kesejahteraan dan pemberhentian tenaga kependidikan sekolah agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mencapai tujuan sekolah.Manajemen tenaga kependidikan atau manajemen personalia pendidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Untuk mewujudkan keseragaman perlakuan dan kepastian hukum bagi tenaga kependidikan sekolah dasar dalam melaksanakan tugas dan fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.Konsep Manajemen Tenaga Kependidikan, tenaga kependidikan bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola, dan/atau memberikan pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Adapun komponen dari manajemen ini adalah sebagai berikut:6. Penyusunan formasi7. Pengadaan pegawai8. Kenaikan pangkat9. Pembinaan dan pengembangan karier pegawai10. Ketatalaksanaan tenaga kependidikana. Pembuatan Buku Induk Pegawaib. Daftar Urut Kepegawaian ( DUK )c. Kartu Pegawai ( KARPEG )d. Tabungan Asuransi Pegawai ( TASPEN )e. Asuransi Kesehatan ( ASKES )f. Kartu Istri ( KARIS ) dan Kartu Suami ( KARSU)Terdapat beberapa dimensi kegiatan manajemen tenaga kependidikan/ kepegawaian, antara lain :5. Recruitment atau penarikan mulai dari pengumuman penerimaan pegawai, pendaftaran, pengetesan, pengumuman diterimanya pegawai sampai dengan daftar ulang.6. Placement atau penempatan, yaitu proses penanganan pegawai baru yang sudah melaksanakan pendaftaran ulang untuk diberi tahu pada bagian seksi mana mereka ditempatkan. Penugasan dilakukan sesuai dengan bidang keahlian dan kebutuhan lembaga. Didalam tahap ini sebenarnya penanganan bukan berarti sampai menempatkan dan memberi tugas saja, tetapi juga menggunakan pegawai tersebut sebaik-baiknya, merangsang kegairahan kerja dengan menciptakan kondisi atau suasana kerja yang baik. Di samping itu juga memberi kesejahteraan pegawai berupa gaji, insentif, memberi cuti izin, dan pertemuan-pertemuan yang bersifat kekeluargaan.7. Development atau pengembangan, dimaksudkan untuk penigkatan mutu pegawai baik dilakukan dengan melalui pendidikan maupun kesempatan-kesempatan lain seperti penataran, diskusi ilmiah, lokakarya, membaca majalah dan surat kabar, menjadi anggota organisasi profesi dan lain sebagainya. Mengatur kenaikan pangkat dan kenaikan gaji, dapat dikategorikan sebagai pemberian kesejahteraan dan dapat dikategorikan sebagai pengembangan pegawai. Pegawai yang diberi penghargaan dengan atau pemberian kedudukan, akan mendorong pegawai tersebut untuk lebih meningkatkan tanggung jawabnya.8. Pengawasan atau evaluasi, merupakan aspek terakhir dalam penanganan pegawai. Pada tahap ini dimaksudkan bahwa pada tahap-tahap tertentu pegawai diperiksa, apakah yang mereka lakukan sudah sesuai dengan tugas yang seharusnya atau belum. Selain evaluasi atau penilaian juga dilakukan untuk mengetahui tingkat kenaikan kemampuan personil setelah mereka memperoleh pembinaan dan pengembangan.A.Pengertian Tenaga KependidikanDalam masyarakat, tenaga kependidikan masih dianggap mempunyai dua arti yaitu guru yang ada dalam masyarakat (informal) seperti guru mengaji, ustad maupun orang tertua atau disegani dalam masyarakat tersebut. Yang kedua yaitu tenaga kependidikan formal yaitu guru yang ada dalam sekolah-sekolah. Namun peran guru disini tidak hanya di sekolah saja tetapi juga di lungkungan masyarakatnya sehari-hari.Tenaga kependidikan berbeda dengan tenaga personil (tenaga lembaga pendidikan). Lembaga pendidikan merupakan organisasi pelaksana pendidikan dan pengelola penyelenggara pendidikan. Tenaga pendidikan termasuk personil yang ada di dalam lembaga pendidikan, tetapi tidak semua personil yang ada di dalam lembaga pendidikan dapat disebut tenaga pendidikan. Tenaga kependidikan adalah tenaga- tenaga (personil) yang berkecimpung di dalam lembaga atau organisasi pendidikan yang memiliki wawasan pendidikan (memahami falsafah dan ilmu pendidikan), dan melakukan kegiatan pelaksanaan pendidikan (mikro atau makro) atau penyelenggaraan pendidikan. (Hartati Sukirman, 2000: 8).Menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003 khususnya Bab I Pasal 1 ayat (5) menyebutkan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Dimana tenaga kependidikan tersebut memenuhi syarat yang ditentukan oleh undang-uandang yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang, diserahi tugas dalam suatu jabatan dan digaji pula menurut aturan yang berlaku.B.Jenis-jenis Tenaga KependidikanTenaga kependidikan merupakan seluruh komponen yang terdapat dalam instansi atau lembaga pendidikan yang tidak hanya mencakup guru saja melainkan keseluruhan yang berpartisipasi dalam pendidikan. Dilihat dari jabatannya, tenaga kependidikan dibedakan menjadi tiga, yaitu:a.Tenaga strukturalMerupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan-jabatan eksekutif umum (pimpinan) yang bertanggung jawab baik langsung maupun tidak langsung atas satuan pendidikan.b.Tenaga fungsionalMerupakan tenaga kependidikan yang menempati jabatan fungsional yaitu jabatan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya mengandalkan keahlian akademis kependidikan.c. Tenaga teknis kependidikanMerupakan tenaga kependidikan yang dalam pelaksanaan pekerjaannya lebih dituntut kecakapan teknis operasional atau teknis administratif.Status KetenagaanTempat Kerja di SekolahTempat Kerja di Luar Sekolah

Tenaga Struktural* Kepala Sekolah* Wakil Kepala Sekolah- Urusan Kurikulum- Urusan Kesiswaan- Urusan Sarana dan Prasarana- Urusan Pelayanan Khusus* Pusat : Menteri, Sekjen, Dirjen* Wilayah : Ka.Kanwil ; Kormin ; Kepala Bidang* Daerah : Kakandepdiknas Kab./Kec. : Kasi

Tenaga Fungsional* Guru* Pembimbing/Penyuluh (Guru BP)* Pengembangan Kurikulum dan Teknologi Kependidikan* Pengembang tes* Pustakawan* Penilik* Pengawas* Pelatih* Tutor & Fasilitator* Pengembangan Pendidikan

Tenaga Teknis* Laboran* Teknisi Sumber Belajar* Pelatih (Olahraga) ; Kesenian & Keterampilan* Petugas TU* Teknisi Sumber Belajar/Sanggar Belajar* Petugas TU

Tabel 1. Jenis-jenis tenaga kependidikan untuk lingkungan Departemen Pendidikan NasionalSedangkan menurut Hartati Sukirman (2000:8), tenaga kependidikan dibagi menjadi tiga macam yaitu:1. Tenaga pendidikTenaga pendidik adalah personil di lembaga pelaksanaan pendidikan yang melakukan salah satu aspek atau seluruh kegiatan (proses) pendidikan, mikro ataupun makro. Adanya tenaga pendidik selain mengajar secara teori juga diharapkan dapat membimbing anak didiknya.Tenaga pendidik dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu:2. PengajarPengajar adalah personil yang secara legal profesional bertugas melaksanakan kegiatan pendidikan. Pengajar tidak hanya dikonotasikan sebagai pemberi materi pelajaran saja, melainkan utuh sebagai pendidik, hanya saja pendidikannya dilakukan melalui materi pelajaran tertentu.3. PembimbingPembimbing adalah personil yang bertugas melaksanakan kegiatan pendidikan yang khas, yaitu tertuju pada orang-orang yang bermasalah secara psikologis-rohaniah atau sosial.4. Supervisor pendidikanSupervisor pendidikan adalah personil yang bertugas melaksanakan kegiatan pendidikan terhadap para pengajar dan pembimbing dalam pelaksanaan tugasnya.5. Tenaga administrator pendidikanAdministrator pendidikaan merupakan personil yang bertugas melaksanakan kegiatan pengelolaan penyelenggaraan pendidikan. Personil yang meiliki wawasan pendidikan yang luas dan kemampuan administratorial pengelolaan penyelenggaraan pendidikan.Kelompok administrator tersebut meliputi:5. Perencana pendidikan profesional6. Pengembang kurikulum pendidikan7. Peneliti dan pemngembang pendidikan8. Perancang sarana dan media pendidikan6. Tenaga teknisi pendidikanMerupakan orang-orang yang bertugas memberikan layanan pendidikan melalui pendekatan kondisional ( fasilitas dan layanan khusus). Tenaga teknisi pendidikan ini dapat meliputi:4. Pustakawan pendidikan5. Petugas pusat sumber belajar6. Laboran-pendidikTenaga kependidikan merupakan hasil analisis jabatan yang dibutuhkan oleh suatu sekolah atau satuan organisasi yang lebih luas. Sejalan dengan UU No.22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah dan PP No.25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom, maka jenis-jenis tenaga kependidikan dapat bervariasi sesuai kebutuhan organisasi yang bersangkutan.C.Tugas Tenaga KependidikanPasal 39 ayat (1) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa tugas tenaga kependidikan itu adalah melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.JabatanDeskripsi Tugas

Kepala SekolahBertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan penyelenggaraan pendidikan di sekolahnya baik ke dalam maupun ke luar yakni dengan melaksanakan segala kebijaksanaan, peraturan dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh lembaga yang lebih tinggi.

Wakil Kepala Sekolah (Urusan Kurikulum)Bertanggung jawab membantu Kepala Sekolah dalam penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan kurikulum dan proses belajar mengajar

Wakil Kepala Sekolah (Urusan Kesiswaan)Bertanggung jawab membantu Kepala Sekolah dalam penyelenggaraan kegiatan kesiswaan dan ekstrakurikuler

Wakil Kepala Sekolah (Urusan Sarana dan Prasarana)Bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan inventaris pendayagunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana serta keuangan sekolah

Wakil Kepala Sekolah (Urusan Pelayanan Khusus)Bertanggung jawab membantu Kepala Sekolah dalam penyelenggaraan pelayanan-pelayanan khusus, seperti hubungan masyarakat, bimbingan dan penyuluhan, usaha kesehatan sekolah dan perpustakaan sekolah.

Pengembang Kurikulum dan Teknologi PendidikanBertanggung jawab atas penyelenggaraan program program-program pengembangan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan pengembangan alat bantu pengajaran

Pengembang TesBertanggung jawab atas penyelenggaraan program-program pengembangan alat pengukuran dan evaluasi kegiatan-kegiatan belajar dan kepribadian peserta didik

PustakawanBertanggung jawab atas penyelenggaraan program kegiatan pengelolaan perpustakaan sekolah

LaboranBertanggung jawab atas penyelenggaraan program kegiatan pengelolaan laboratorium di sekolah

Teknisi Sumber BelajarBertanggung jawab atas pengelolaan dan pemberian bantuan teknis sumber-sember belajar bagi kepentingan belajar peserta didik dan pengajaran guru

PelatihBertanggung jawab atas penyelenggaraan program-program kegiatan latihan seperti olahraga, kesenian, keterampilan yang diselenggarakan

Petugas Tata UsahaBertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan-kegiatan dan pelayanan administratif atau teknis operasional pendidikan di sekolah

Tabel 2. Jabatan dan Deskripsi Jabatan Tenaga Kependidikan di SekolahD.Pengadaan Tenaga KependidikanBeberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pengadaan tenaga kependidikan adalah:1. Formasi (benar-benar diperlukan tambahan tenaga edukatif.2. Mengacu pada analisa jabatan yang telah disusun agar sesuai dengan kualifikasi maupun syarat yang ditentukan.3. Objektif, artinya dalam pelaksanaan tenaga kependidikan tidak menganut nepotisme dan kolusi ( pemberian sesuatu).4.The right man on the right place, kesesuaian tugas dengan kemampuan yang dimiliki pegawai.Pengadaan tenaga kependidikan diselengarakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:1. PengumumanPengumuman ini dilakukan untuk memberitahukan kepada seluruh masyarakat yang memenuhi kualifikasi melalui media cetak maupun media elektronik. Dalam pengumuman pengadaan tenaga kependidikan,hal yang harus tercantum adalah sebagai berikut:Jenis atau macam pegawai yang dibutuhkan Persyaratan yang dituntut dari para pelamar. Batas waktu dimulai dan diakhiri pendaftaran. Alamat dan tempat pengajuan pelamaran. Lain-lain yang dipandang perlu.2. PendaftaranPendaftaran dilakukan setelah pengumuman tersebar dan pendaftar mengajukan pemohonan dengan memenuhi syarat yang telah ditentukan beserta lampiran lainnya yang dibutuhkan.3. Seleksi atau penyaringanDalam pengadaan tenaga kependidikan, penyaringan dilaksanakan melalui dua tahap yaitu: a) Penyaringan administrativePenyaringan administrative dilaksanakan berupa pemeriksaan terhadap kelengkapan beserta lampirannya. Apabila terdapat kekurangan lengkapan dalam hal administrative maka pesrta tersebut akan gagal. b) Ujian atau testSetelah peserta yang lulus dala tes penyaringan administrative maka akan mengikuti ujian pegawai dengan materi pengetahuan umum, pengetahuan tehnis, dan lainnya yang dipandang perlu.4. Pengumuman.Pengumuman ini berisi peserta yang lolos dalam seleksi sesuai ketentuan dan penempatan kerja.E.Pengangkatan dan Penempatan Tenaga KependidikanPenempatan dan penugasan berkaitan erat dengan pengangkatan seseorang dalam suatu kedudukan dan jabatan tertentu. Pengangkatan dan penempatan tenaga kependidikan yang bukan tenaga pendidik pada satuan pendidikan yang disclenggarakan oleh Pemerintah dilakukan oleh Menteri, Menteri lain, atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen dengan memperhatikan keseimbangan antara penempatan dan kebutuhan serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi pegawai negeri.Prinsip dasar pengangkatan dan penempatan tenaga kependidikan harus adalah kesesuaian tugas dengan kemampuan yang dimilki pegawai tersebut. Menurut Hadari Nawawi dalam Hartati sukirman (2000: 39) langkah pengorganisasian dalam kegiatan penempatan harus dilakukan dengan mempertimbangkan minat, bakat, kemampuan dan berat ringannya tugas yang akan dipikul bagi setiap personil.Untuk dapat diangkat sebagai tenaga pendidik, calon tenaga pendidik yang bersangkutan selain memiliki kualifikasi sebagai tenaga pengajar harus pula memenuhi persyaratan berikut:1. Sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan dengan tanda bukti dari yang berwenang, yang meliputi:a. Tidak menderita penyakit menahun (kronis) dan/atau yang menular.b. Tidak memiliki cacat tubuh yang dapat menghambat pelaksanaan tugas sebagai tenaga pendidik.c. Tidak menderita kelainan mental.2. Berkepribadian, yang meliputi:a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.b. Berkepribadian Pancasila.Kegagalan dalam pengangkatan dan penampatan tenaga kependidikan akan menyebabkan berbagai hal seperti tidak tercapainya sasaran program pendidikan, tidak adanya suasana kerja yang harmonis, pelaksanaan kerja yang tidak efisien, penyimpangan prosedur kerja, kurang diperhatikannya aturan kerja yang ada, penyalah gunaan tanggung jawab, dan lain sebagainya.F.Pembinaan dan Pengembangan Tenaga KependidikanPembinaan atau pengembangan tenaga kependidikan merupakan usaha mendayagunakan, memajukan dan meningkatkan produktivitas kerja setiap tenaga kependidikan yang ada di seluruh tingkatan manajemen organisasi dan jenjang pendidikan. Tujuan dari kegiatan pembianaan ini adalah tumbuhnya kemampuan setiap tenaga kependidikan yang meliputi pertumbuhan keilmuan, wawasan berpikir, sikap terhadap pekerjaan dan keterampilan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari sehingga produktivitas kerja dapat ditingkatkan.Pembinaan karier tenaga kependidikan meliputi kenaikan pangkat dan jabatan berdasarkan prestasi kerja dan peningkatan disiplin.Yang pembinaan disini adalah segala usaha untuk memanajukan dan meningkatkan mutu, keahlian, kemampuan, dan keterampilan, demi kelancaran pelaksanaan tugas pendidikan. Adapun alasan diadakannya pengembangan tehnologi diantaranya yaitu:4. perkembanagan ilmu dan tehnologi.5. menutup kelemahan dari seleksi.6. menumbuhkan ikatan batin.Prinsip yang patut diperhatikan dalam penyelenggaraan pembinaan tenaga kependidikan, yaitu:a. Dilakukan untuk semua jenis tenaga kependidikan baik untuk tenaga stuktural, tenaga fungsional maupun tenaga teknis penyelengara pendidikan.b. Berorientasi pada perubahan tingkah laku dalam rangka peningkatan kemampuan profesional dan atau teknis untuk pelaksanaan tugas sehari-hari sesuai dengan posisinya masing-masing.c. Mendorong peningkatan kontribusi setiap individu terhadap organisasi pendidikan tau sistem sekolah; dan menyediakan bentuk-bentuk penghargaan, kesejateraan dan insentif sebagai imbalan guna menjamin terpenuhinya secara optimal kebutuhan sosial ekonomis maupun kebutuhan sosial-psikologi.d. Mendidik dan melatih seseorang sebelum maupun sesudah menduduki jabatan/posisi.e. Dirancang untuk memenuhi tuntutan pertumbuhan dalam jabatan, pengembangan profesi, pemecahan masalah, kegiatan remidial, pemeliharaan motivasi kerja dan ketahanan organisasi pendidikan.f. Pembinaan dan jenjang karir tenaga kependidikan disesuaikan dengan kategori masing-masing jenis kependidikan itu sendiri.Menurut Hartati Sukirman (2000: 63) ditinjau dari sudut manajemen secara umum, proses pembinaan dan pengembangan meliputi beberapa langkah yaitu:1. Menganalisis kebutuhanAnalisis kebutuhan dilakukan dengan cara mengidentifikasi ketrampilan kinerja, menyusun program-program yang sesuai, melaksanakan riset, dan meningkatkan kinerja.2. Menyusun rancangan intruksionalRancangan intruksional meliputi sasaran, metode intruksional, media, urutan dan gambaran mengenai materi pelatihan, yang merupakan kurikulum bagi program pelatihan tersebut.3. Mengesahkan program latihanSuatu program pelatihan harus memperoleh pertimbangan dan persetujuan dari unsur instansi yang berwenang.4. Tahap implementasiTahap ini merupakan tahap pelaksanaan program pelatihan yang menggunakan berbagai teknik pelatihan misalnya diskusi, loka karya, dan seminar, dalam rangka penyampaian pengetahuan kepada para peserta program pelatihan.5. Tahap evaluasi dan tindak lanjutPada tahap ini program pelatihan dinilai sejauhmana keberhasilannya atau kegagalannya. Aspek yang perlu dievaluasi misalnya kemampuan dan hasil belajar, reaksi peserta terhadap program pelatihan, dan perilaku kinerja setelah mengikuti program pelatihan.Dalam hal pengembangan pegawai, banyak cara yang sudah dikembangkan. pengembangan ini dilaksanakan dengan:8. Bimbingan berupa petunjuk yang diberikan kepada pegawai, pada waktu melaksanakan tugasnya.9. Latihan-latihan berupa intern dan ekstern.10. Pendidikan formal11. Promosi berupa pengangkatan jabatan ke yang lebih tinggi.12. Penataran13. Lokakarya atau workshop14. dan sebagainya.Cara yang lebih populer adalah melalui penataran (inservice training) baik dalam rangka penyegaran maupun dalam rangka peningkatan kemampuan tenaga kependidikan. Cara-cara lainnya dapat dilakukan sendiri-sendiri (self propelling growth) atau bersama-sama (collaborative effort), misalnya mengikuti kegiatan atau kesempatan;ore-service training,on the job training, seminar, workshop, diskusi panel, rapat-rapat, simposium, konferensi dan sebagainya.G.Pemberhentian Tenaga KependidikanPemberhentian tenaga kependidikan merupakan proses yang membuat seseorang tenaga kependidikan tidak dapat lagi melaksanakan tugas pekerjaan atau fungsi jabatannya baik untuk sementara waktu maupun untuk selama-lamanya.Pemberhentian seorang pegawai dapat karena pelanggaran disiplin, pengunduran diri, pengurangan tenaga atau pensiun. Aturan tentang pemberhentian pegawai harus jelas karena menyangkut nasib seseorang, terutama tentang pemberhentian karena pelanggaran disiplin dan pengurangan tenaga karena dapat memicu ketidakpuasan seseorang yang dikenai tindakan ini. Untuk pemberhentian karena pengunduran diri harus dilihat apakah pegawai yang bersangkutan memiliki ikatan atau perjanjian tertentu dengan sekolah atau tidak. Sedangkan pemberhentian karena memasuki usia pensiun sebaiknya didahului oleh program persiapan pensiun.Pemberhentian dengan hormat tenaga kependidikan atas dasar:4. permohonan sendiri.5. meninggal dunia.6. mencapai batas usia pensiun, dilakukan oleh penyelenggara satuan pendidikan yang bersangkutan.Sedangkan pemberhentian tidak dengan hormat tenaga kependidikan dilakukan atas dasar:3. Hukuman jabatan;4. Akibat pidana penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dilakukan oleh penyelenggara satuan pendidikan yang bersangkutan.Selain itu, dalam Pemberhentian tenaga kependidikan dapat dilakukan karena sebab lain diantaranya sebagai berikut :8. Pemberhentian atas permintaan sendiri9. Pemberhentian karena mencapai batas usia pensiun10. Pemberhentian karena adanya penyederhanaan organisasi.11. Pemberhentian karena melakukan pelanggaran12. Pemberhentian karena tidak cakap jasmani dan rohani13. Pemberhentian karena meninggalkan tugas14. Pemberhentian karena meninggal dunia atau hilangPENUTUPKesimpulanManajemen tenaga kependidikan merupakan kegiatan yang mencakup penetapan norma, standar, prosedur, pengangkatan, pembinaan, penatalaksanaan, kesejahteraan dan pemberhentian tenaga kependidikan sekolah agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mencapai tujuan sekolah.DAFTAR PUSTAKADaryanto, H.M. 2005.Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.Mulyana, Nurhadi. 1983.Administrasi Pendidikan Di Sekolah, cetakan ketujuh. Yogyakarta: Andi Offset.Rivai, Moh. 1982.Administrasi Pendidikan Dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Jenmars.Sahertian, Piet A. dan Ida Alcida Sahertian. 1987.Supervisi Dalam Rangka Pembinaan dan Peningkatan Profesi Mengajar. Malang : IKIP Malang.Sukirman, Hartati. 2000.Manajemen Tenaga Pendidikan.Yogyakarta: FIP UNY.Sutopo, Hendyat. 1999.manajemen Dan Organisasi Sekolah. Malang:IKIP Malang.Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP Malang cet-2. 1989.Administrasi Pendidikan. Malang: IKIP Malang.

BAB IIKAJIAN TEORIA. Konsep Dasar Rekruitmen1. PengertianDalam rangka memiliki guru yang berkualitas sangat tergantung pada kualitas proses rekrutmennya. Semakin baik prosesnya, semakin besar pula kemungkinan didapatkannya individu-individu yang sangat memenuhi kualifikasi sesuai dengan yang diharapkan oleh sekolah .Perekrutan diartikan sebagai proses penarikan sejumlah calon yang berpotensi untuk diseleksi menjadi pegawai. (Marihot Tua, 2002:96).Rekruitmen adalah proses mencari, menemukan, dan menarik para pelamar yang kapabel untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatau organisasi. (Sondang P, 2001:102).Rekruitmen (Penarikan) adalah proses mendapatkan sejumlah calon tenaga kerja yang kualifaid untuk jabatan/pekerjaan utama (produk lini dan penunjangnya) di lingkungan suatu organisasi/perusahaan.(Hadari Nawawi, 1996:169).Rekrut bararti anggota baru, merekrut dapat diartikan mendaftar calon anggota baru. (Hartati Sukirman, 2000:29).Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang efektif dan efisien membantu tercapainya tujuan perusahaan. (H. Malayu,2002: 28).Penarikan adalah usaha mencari dan mempengaruhi tenaga kerja, agar mau melamar lowongan pekerjaan yang ada dalam suatu perusahaan.Rekruitment is the process of searching for prospective employees and stimulating them to apply for job in the organizational.(Penarikan adalah proses pencarian dan pemikatan para calon pegawai yang mampu bekerja di dalam organisasi). Jadi, penarikan adalah usaha mencari dan menarik tenaga kerja agar melamar lowongan kerja yang ada pada suatu perusahaan.(H. Malayu, 2002: 40).2. Faktor Yang Mempengaruhi RekruitmenSebelum penarikan tenaga kerja dilakukan oleh suatu organisasi, maka ada dua faktor yang harus mandapat perhatian organisasi agar penarikan tenaga kerja tersebut dapat direncanakan dan dilaksanakan dengan baik. Kedua faktor tersebut adalah sebagai berikut:0. Faktor Intern Organisasi1. Kebijakan promosi2. Kebijakan tentang kompensasi3. Kebijakan tentang status pegawai4. Rencana sumber daya manusia0. Faktor Ekstern Organisasi1. Faktor-faktor lapangan kerja dan angkatan kerja yang tersedia di masyarakat.2. UU kerja yang dibuat pemerintah.3. Situasi dan kondisi perusahaan yang sejenis.4. Situasi dan kondisi tenaga kerja yang tersedia.(Marihot Manullang, 2006: 35-37).3. PrinsipBeberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan rekruitmen tenaga pendidikan adalah:0. Formasi1. Mengacu pada analisa jabatan yang telah disusun, agar sesuai dengan kualifikasi maupun ketentuan/syarat yang ditentukan.2. Obyektif3. The right man on the place(Hartati Sukirman, 2000: 31).4. ProsesProses penarikan karyawan yang baik adalah sebagai berikut:0. Penentuan dasar penarikan1. Penentuan sumber-sumber penarikan2. Metode-metode penarikan3. Kendala-kendala penarikan.(H. Malayu,2002: 41).Langkah-langkah perekrutan:0. Penentuan jabatan yang kosong1. Penentuan persyaratan jabatan2. Penentuan sumber dan metode perekrutan.(Marihot Tua, 2002: 105-107).5. Ruang LingkupRuang lingkup kegiatan rekruitmen meliputi:0. 0. Pengumuman tentang penerimaan calon pegawai tenaga pengajar/tenaga pendidikan.1. Pendaftaran calon pegawai tenaga edukatif/pendidikan.2. Melaksanakan ujian saringan.3. Mengumumkan hasil ujian saringan.4. Memproses pengusulan untuk diangkat sebagai calon pegawai tenaga pendidikan.5. Mengatur penempatan sesuai dengan surat keputusan.(Hartati Sukirman, 2000: 32).B. Konsep Dasar Tenaga Kependidikan1. PengertianMenurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1992 tentang Tenaga Kependidikan bahwa jenis tenaga pendidikan disebutkan terdiri atas tenaga pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti dan pengembang di bidang belajar. Tenaga pendidik terdiri atas pembimbing, pengajar, dan pelatih. Pengelola satuan pendidikan terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua, rektor dan pimpinan satuan pendidikan luar sekolah ( pasal 3, 42). (Hartati Sukirman, 2000: 33).Tenaga pendidikan adalah tenaga-tenaga (personel) yang berkecimpung di dalam lembaga atau organisasi pendidikan yang:0. Memiliki wawasan pendidikan (memahami falsafah ilmu pendidikan)1. Melakukan kegiatan:1. Pelaksanaan pendidikan (mikro dan atau makro)2. Pengelolaan penyelenggaraan pendidikan(Hartati Sukirman, 2000: 32).C. Konsep Dasar Sekolah Dasar1. PengertianSekolah Dasar (disingkat SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah Dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari Kelas 1 sampai Kelas 6. Saat ini murid Kelas 6 diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (dahulu Ebtanas) yang mempengaruhi kelulusan siswa. Lulusan Sekolah Dasar dapat melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat).Pelajar Sekolah Dasar umumnya berusia 7-12 tahun. Di Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, yakni Sekolah Dasar (atau sederajat) 6 tahun dan Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat) 3 tahun.http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Dasar2. Tujuan dan FungsiTujuan pendidikan merupakan gambaran kondisi akhir atau nilai-nilai yang ingin dicapai dari suatu proses pendidikan. Setiap tujuan pendidikan memiliki dua fungsi, yaitu (a) menggambarkan tentang kondisi akhir yang ingin dicapai, dan (b) memberikan arah dan cara bagi semua usaha atau proses yang dilakukan. Tujuan SD harus selalu mengacu pada tujuan pendidikan nasional dan tujuan sekolah dasar serta memperhatikan tahap dan karakteistik perkembangan siswa, kesesuaian dengan lingkungan dan kebutuhan pembangunan daerah, arah pembangunan nasioanal serta memperhatikan perkembangn ilmu pengetahuan dan teknologi.Tujuan pendidikan SD mencakup pembentukan dasar kepribadian siswa sebagai manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan tingkat perkembangandirinya. Secara operasional pendidikan SD, dinyatakan di dalam Kurikulum Pendidikan Dasar yaitu: member bekal kemampuan dasar membaca, menulis dan berhitung, pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP.Fungsi yang mendasar dan menonjol dari pendidikan SD adalah fungsi edukatif, dari pada fungsi pengajaran; dimana upaya bimbingan dan pembelajaran diorientasikan pada pembentukan landasan kepribadian yang kuat. Dari sudut perkembangan individu, fungsi tersebut sangat sesuai dengan tingkat dan karakteristik perkembangan siswa SD. Fungsi ini diwujudkan dengan modeling, yaitu memberikan contoh konkret dan keteladanan perilaku yang etis, normatif dan bertanggung jawab dalam setiap berinteraksi dengan siswa.http://www.g-excess.com/id/pages/fungsisd.htmlD. Konsep Dasar Job Descriptions1. PengertianUraian pekerjaan adalah informasi tertulis yang menguraikan tugas dan tanggungjawab, kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan, dan aspek-aspek pekerjaan pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi.(H. Malayu,2002: 33).Yang dimaksudkan dengan diskripsi pekerjaan/jabatan adalah:0. 0. Diskripsi pekerjaan/jabatan adalah hasil analisis pekerjaan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menghimpun dan mengolah informasi mengenai suatu pekerjaan/jabatan, yang dirumuskan dalam bentuk tertulis.1. Diskripsi pekerjaan/jabatan adalah dokumentasi (tertulis) tentang batasan dan penjabaran suatu pekerjaan/jabatan menjadi tugas-tugas, wewenang, tanggungjawab, kondisi kerja dan spesifikasinya.2. Diskripsi jabatan/pekerjaan adalah seluruh penyajian ringkas secara tertulis mengenai informasi pekerjaan/jabatan dan syarat-syarat pelaksanaanya sebagai hasil analisis pekerjaan/jabatan.3. Diskripsi pekerjaan/jabatan adalah uraian tertulis yang berisi tentang tugas-tugas pokok (utama) dari suatu pekerjaan/jabatan sebagai hasil analisis pekerjaan/jabatan. (Hadari Nawawi, 1996:107).Uraian jabatan adalah sebuah pernyataan tertulis yang menggambarkan tugas-tugas wewenang, tanggungjawab, dan kondisi kerja serta aspek-aspek lain dari sebuah pekerjaan yang biasanya ditulis dalam bentuk cerita.(Marihot Tua, 2002: 59).2. ManfaatDalam pelaksanaan job description mempunyai manfaat sebagai berikut;0. Atasan untuk mengoptimalkan peran dan tanggungjawab bawahan.1. Pimpinan Organisasi untuk dapat memimpin dan memberikan motivasi agar pemegang jabatan menghasilkan kinerja optimal.2. Pemegang jabatan sebagai panduan dan pedoman kerja serta mengetahui apa yang harus dilakukan dan diharapkan dari organisasi.3. Perekrut untuk mengetahui kandidat yang tepat dan paling cocok sesuai kebutuhan jabatan.4. Trainer untuk mengetahui kebutuhan pelatihan bagi pemegang jabatan.5. Assessor untuk melakukan analisa terhadap pemegang jabatan (competency assessment,in-depth interviewdll).6. Perencana Karir (Succession Planner)- untuk menempatkan individu sesuai dengan peran, tanggungjawab dan kebutuhan organisasi.7. Perencanaan dan Pengembangan Organisasi (Organization Development & Planner) untuk membuat perencanaan pengembangan organisasi yang membutuhkan pemahaman tentang jabatan dan jenis peran / tanggungjawab yang diperlukan.8. Job Evaluatoruntuk membobot jabatan dan membandingkan jabatan lain di dalam organisasi.http://ilmusdm.wordpress.com/2007/11/30/membuat-uraian-jabatan-job-description/E. Konsep Dasar Job Spesifikasi1. PengertianSpesifikasi pekerjaan adalah:0. Spesifikasi pekerjaan/jabatan adalah karakteristik atau syarat-syarat pekerja yang harus dipenuhi untuk dapat melaksanakan suatu pekerjaan/jabatan secara sukses.1. Spesifikasi pekerjaan/jabatan (job specifications) adalah seluruh ringkasan mengenai persyaratan pekerja yang akan melaksanakan suatau tugas (pekerjaan/jabatan).2. Spesifikasi pekerjaan/jabatan adalah persyaratan pengetahuan, keterampilan/keahlian, kemampuan mental, kemampuan fisik dan sifat-sifat kepribadian tertentu yang dipersyaratkan pada pekerja untuk dapat melaksanakan pekerjaan/jabatan tertentu secara efektif dan efisien.(Hadari Nawawi, 1996:108).Spesifikasi pekerjaan adalah uraian persyaratan kualitas minimum orang yang bisa diterima agar dapat menjalankan satu jabatan dengan baik dan kompeten.Spesifikasi pekerjaan (job spesifaction) menjelaskan minimumkualifikasi yang harus dimiliki oleh seseorang untuk dapat melakukan pekerjaantertentu. Informasi yang terdapat dalam spesifikasi pekerjaan ada 3 (tiga) kategori,yaitu sebagai berikut:a. Persyaratan-persyaratan kualifikasi umum seperti pengalaman dan pelatihan.b. Persyaratan-persyaratan pendidikan, termasuk pendidikan menengah, Universitas atau kejuruan.c. Pengetahuan, keahlian-keahlian dan kemampuan.Spesifikasi pekerjaan ini secara khusus dipersiapkan oleh para ahli atasan langsung, pemegang jabatan, dan analisis pekerjaan.Tujuannya adalahuntuk menentukan karakteristik personalia: Latar belakang pendidikan Pengalaman Pelatihan kejuruan(H. Malayu, 2002: 34).1. ManfaatManfaat dari spesifikasi pekerjaan adalah dapat menggambarkan persyaratan pegawai yang diinginkan untuk melaksanakan pekerjaannya, yang dapat berhubungan dengan pendidikan, keahlian, dan persyaratan mental dan fisik. (Marihot Tua, 2002: 61).F. Konsep Dasar Job Evaluations1. PengertianEvaluasi pekerjaan (job evaluations) adalah menilai berat atau ringan, mudah atau sukar, besar atau kecil risiko pekerjaan dan memberikan nama, ranking (peringkat), serta harga atau gaji suatu jabatan.(H. Malayu. 2002: 35).G. Konsep Dasar Kepala Sekolah1. PengertianWahjosumidjo mengartikan bahwa Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Sementara Rahman, dkk mengungkapkan bahwa Kepala sekolah adalah seorang guru (jabatan fungsional) yang diangkat untuk menduduki jabatan structural (kepala sekolah) di sekolah. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepala sekolah adalah sorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan bersama.http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/18/profesionalisme-kepemimpinan-kepala-sekolah/2. TugasSeorang kepala sekolah mempunyai tugas :(a) menyelenggarakan kegiatan pendidikan;(b) membina kesiswaan;(c) melaksanakan bimbingan dan penilaian bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya;(d) menyelenggarakan administrasi sekolah:(e) merencanakan pengembangan, pendayagunaan, dan pemeliharaan sarana prasarana;(f) melaksanakan hubungan sekolah dengan lingkungan, orang tua dan / masyarakat. Kepala sekolah dalam jabatannya itu berfungsi sebagai Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor (dibuatkan akronim fungsinya : EMAS).http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/18/profesionalisme-kepemimpinan-kepala-sekolah/3. SyaratUntuk mendukung Standar Nasional Pendidikan kita menurut Permendiknas tersebut seseorang yang akan diangkat menjadi kepala sekolah wajib memenuhi standar kepala sekolah / madrasah yang berlaku nasional. Standar Kepala Sekolah dimaksud adalah sebagaimana tercantum pada lampiran peraturan menteri dimaksud, yang meliputi Standar Kualifikasi dan Standar Kompetensi.Adapun Standar Kualifikasi dimaksud meliputi :1) Kualifikasi Umum :(a) Pendidikan Minimum Sarjana (S-1) atau Diploma IV (dalam draft semula diutamakan S-2);(b) Berusia setinggi-tingginya 56 tahun saat diangkat sebagai kepala sekolah;(c) Pengalaman mengajar minimal 5 tahun menurut jenjang sekolahnya;(d) Pangkat minimal III/c bagi PNS.2) Kualifikasi Khusus menyangkut :(a) Berstatus sebagai guru sesuai jenjang mana akan menjadi kepala sekolah;(b) Mempunyai sertifikat pendidik sebagai guru sesuai jenjangnya;(c) Mempunyai sertifikat kepala sekolah sesuai jenjangnya yang diterbitkan oleh lembaga yang ditetapkan Pemerintah.Berkenaan dengan Standar Kompetensi, seseorang dapat diangkat sebagai Kepala Sekolah jika dia memiliki kompetensi-kompetensi sebagai berikut :(a) Kompetensi kepribadian;(b) Kompetensi Manajerial;(c) Kompetensi Kewirausahaan;(d) Kompetensi Supervisi;(e) Kompetensi Sosial.H. Guru1. PengertianGuru(pendidik) adalah setiap orang yang dengan sengaja mempengaruhi orang lain untuk mencapai tingkat kemanusiaan yang lebih tinggi.(Dwi Siswoyo. 2007: 118).2.TugasDalam bahasa Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 20, maka tugas guru adalah:0. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.1. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembanagn ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.2. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakangkeluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.3. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika.4. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.(Dwi Siswoyo. 2007: 125).3. SyaratDalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu :1. Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman terhadap peserta didik; (c)pengembangan kurikulum/ silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.2. Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang: (a) mantap; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e) berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (h) mengevaluasi kinerja sendiri; dan (i) mengembangkan diri secara berkelanjutan.3. Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk : (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.4. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep, struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi secara profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.http://www.depdiknas.go.id/Keutamaan konsep kompetensi menurut Rychen 5 adalah bahwa kompetensi merupakan hal yang perlu dimiliki oleh setiap individu, dan merupakan instrumen untuk menghadapi tuntutan dan tantangan lingkungan yang kompleks. Setiap individu harus berpartisipasi di dalam beberapa rangkaian aktivitas dalam lingkungannya yang berbeda. Jelas bahwa untuk bekerja dengan baik dan berhasil seseorang membutuhkan kompetensi dari ranah yang berbeda atau kompetensi dasar tertentu yang berbeda pula. (Dominique Simon Rychen. 2002: 121)BAB IIIPEMBAHASANA. Rekruitmen1. PengertianDalam kegiatan operasional kepegawaian yang pertama dilakukan adalah pengadaan/penarikan/rekruitmen. Rekruitmen adalah suatu proses usaha mencari, menemukan, dan menarik, serta seleksi untuk mendapatkan sejumlah calon pegawai yang berpotensi dan kapabel untuk menduduki/bekerja pada suatu jabatan tertentu dalam suatu organisasi.2. Faktor Yang Mempengaruhi RekruitmenTerdapat 2 faktor yang mempengaruhi rekruitmen, faktor tersebut adalah sebagai berikut:1. 0. Faktor Intern Organisasi1. Kebijakan promosiContoh: Suatu atasan menetapkan bahwa bawahannya akan dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Hal seperti itu sudah diatur dan dilakukan pada saat rutin, misalnya ada kenaikan jabatan baru setiap 3 tahun sekali. Maka dalam waktu/saat tersebut terdapat pegawai yang naik jabatannya, dengan demikian, jabatan lainnya juga akan ikut naik, dan jabatan yang kosong pastinya diisikan kepada calon karyawan baru.1. Kebijakan tentang kompensasiContoh: Suatu atasan memberikan suatu kompensasi kepada ba