45
LI 1.1 memahami dan menjelaskan system limfaticus LO 1.1 makroskopis Sistem limfatikus adalah sistem sirkulasi sekunder pada tubuh yang berfungsi mengalirkan cairan limfa atau disebut juga sebagai getah bening yang ada di dalam tubuh. Cairan limfe berasal dari plasma darah yang keluar dari pembuluh darah kapiler arteriole sistem kardivaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Jaringan limfoid terdiri dari 4 buah, yaitu dan ini termasuk dari organ limfois sekundr atau perifer: 1. Limfonodus Terletak disekitar pembuluh darah yang berfungsi untuk memproduksi limfosit dan anti bodi untuk mencegah penyebaran infeksi lanjutan, menyaring aliran limfatik sekurang-kurangnya oleh satu nodus sebelum dikembalikan kedalam aliran darah melalui duktus torasikus, sehingga dapat mencegah penyebaran infeksi lebih luas. Terdapat permukaan cembung dan bagian hillus (cekung) yang merupakan tempat masuknya pembuluh darah dan saluran

Mandiri MPT Fira

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pbl

Citation preview

Page 1: Mandiri MPT Fira

LI 1.1 memahami dan menjelaskan system limfaticusLO 1.1 makroskopis

Sistem limfatikus adalah sistem sirkulasi sekunder pada tubuh yang berfungsi mengalirkan cairan limfa atau disebut juga sebagai getah bening yang ada di dalam tubuh. Cairan limfe berasal dari plasma darah yang keluar dari pembuluh darah kapiler arteriole sistem kardivaskular ke dalam jaringan sekitarnya.Jaringan limfoid terdiri dari 4 buah, yaitu dan ini termasuk dari organ limfois sekundr atau perifer:

1. Limfonodus

Terletak disekitar pembuluh darah yang berfungsi untuk memproduksi limfosit dan anti bodi untuk mencegah penyebaran infeksi lanjutan, menyaring aliran limfatik sekurang-kurangnya oleh satu nodus sebelum dikembalikan kedalam aliran darah melalui duktus torasikus, sehingga dapat mencegah penyebaran infeksi lebih luas. Terdapat permukaan cembung dan bagian hillus (cekung) yang merupakan tempat masuknya pembuluh darah dan saluran limfe eferen yang membawa aliran limfe keluar dari limfonodus. Saluran afferen memasuki limfonodus pada daerah sepanjang permukaan cembung.

a. Bentuk LimfonodusOval seperti kacang tanah atau kacang merah dengan pinggiran cekung (hillus)

b. Ukuran LimfonodusSebesar kepala peniti atau buah kenari, dapat diraba pada daerah leher, axilla, dan inguinal dalam keadaan infeksi.

Page 2: Mandiri MPT Fira

Daerah tubuh yang terdapat limfonodus1. Dilihat dari letaknya pada tubuh

a. Limfonodus superfisial b. Limfonodus servikal (leher)c. Limfonodus axilla (ketiak)d. Limfonodus inguinal (lipat paha)

2. Limfonodus profundusa. Limfonodus iliaka (berkenaan dengan ilium)b. Limfonodus lumbal (sepanjang vertebra lumbalis)c. Limfonodus torasikus (pada pangkal paru)d. Limfonodus mesenterikus (melekat pada mesenterium usus haluse. Limfonodus portal (pada fissura portal hepar/ celah porta hati)

3. Menurut Snell’s letak limfonodus terbagi atas a. Kepala dan leher bagian lateral dan belakang yaitu di sepanjang

m.sternocleidomastoideus, lingual, pharynx, cavum nasi, palatum, muka, mandibular/dasar mulut.

b. Extremitas superior yaitu manus, antebrachii, brachii, dan region axillaris.c. Kelenjar mammae yaitu dibawah musculo pectoralis meliputi kulit dan otot.d. Thorax yaitu meliputi dinding thorax, jantung, pericardium dan paru, pleura,

esophagus menuju aliran limfe thorax dan kelenjar mamae masuk ke dalam node limfaticus abterior dan posterior.

e. Abdomen dan pelvis yaitu meliputi daerah peritoneum dan disekitar aorta, vena cava inferior serta pembuluh darah intestinum. Aliram limfe superficialis bagian depan dan lateral dan belakang diatas pusat masuk menuju nn II axillaris anterior dan posterior dan dibawah pusat ke nn llmfatisi inguinalis superficialis.

f. Extremitas inferior yaitu disepanjang a,v tibialis, region popliteal, region inguinale. Aliran limfe masuk limfonodus inguinale.

2. Lien

Merupakan organ limfoid yang terbesar, lunak, rapuh, vaskular berwarna kemerahan karena banyak mengandung darah dan berbentuk oval. Pembesaran limpa disebut dengan splenomegali. Pembesaran ini terdapat pada keaadan leukimia, cirrosis hepatis, dan anemia berat.

Page 3: Mandiri MPT Fira

a. Letak TimusRegio hipochondrium sinistra intra peritoneal. Pada proyeksi costae 9, 10, dan 11. Setinggi vertebrae thoracalis 11-12. Batas anterior yaitu gaster, ren sinistra, dan flexura colli sinistra. Batas posterior yaitu diafragma, dan costae 9-12.

b. Ukuran Timus Sebesar kepalan tangan masing-masing individu.

c. Fiksasi 1. Fiksasi lien ke renal melalui ligamentum renolienalis.2. Fiksasi lien ke gaster melalui ligamentum gastrolienalis.3. Fiksasi lien ke colon melalui ligamentum colic

d. Aliran darah Aliran darah akan masuk kedaerah hillus lienalis yaitu arteri lienalis dan keluar melalui vena lienalis ke vena porta menuju hati.

Lien dibungkus oleh jaringan perlekatan peritoneum pada permukaan yang disebut kapsula lienalis dan lien memiliki serat otot polos yang membantu pengaturan volume darah didalam lien, juga serat kolagen dan elastis.

3. Thymus

Timus tumbuh terus hingga pubertas. Setelah mulai pubertas, timus akan mengalami involusi dan mengecil seiring umur kadang sampai tidak ditemukan. akan tetapi masih berfungsi untuk menghasilkan limfosit T yang baru dan darah. Mempunyai 2 buah lobus, mempunyai bagian cortex dan medulla, berbentuk segitiga, gepeng dan kemerahan. Thymus mempunyai 2 batasan, yaitu :

a. Batasan anterior : manubrium sterni dan rawan costae IVb. Batasan atas : Regio colli inferior (trachea)

a. Letak TimusTerdapat pada mediastinum superior, dorsal terhadap sternum. Dasar timus

bersandar pada perikardium, ventral dari arteri pulmonalis, aorta, dan trakea.

Page 4: Mandiri MPT Fira

Batas anterior yaitu manubrium sterni, dan rawan costae IV. Batas Atas yaitu regio colli inferior (trachea).

b. Perdarahan TimusBerasal dari arteri thymica cabang dari arteri thyroidea inferior dan

mammaria interna. Kembali melalui vena thyroidea inferior dan vena mammaria interna.

4. Tonsil

Tonsil terletak dalam satu lekukkan yang dikenal sengan Fossa Tonsilaris yamh dibatasi 2 otot yang melengkung berbentuk arcus Palatoglosus dan arcus Palatopharyngeus. Dasar fossa tonsilaris dinamakan dengan istilah Tonsila bed dan tonsil termaksud salah satu dari organ limfoid yang terdiri atas 3 buah tonsila yaitu Tonsila Palatina, Tonsila Lingualis, Tonsila Pharyngealis. Ketiga tonsil tersebut membentuk cincin pada saluran limf yang dikenal dengan “Ring of Waldeyer” hal ini yang menyebabkan jika salah satu dari ketiga tonsila ini terinfeksi dua tonsila yang lain juga ikut meradang. Organ limfoid yang terdiri atas 3 buah tonsila, yaitu :

a. Tonsila palatine1. Terletak pada dinding lateralis, orofaring dekstra dan sinistra2. Terletak dalam satu lekukan yang dikenal dengan fossa tonsilaris,

dasar dari lekukan itu adal tonsil bed3. Tonsil membuka ke cavum oris terdiri dari 12-15 crypta tonsilaris4. Ditutupi oleh selapis jaringan ikat fibrosa yang berbentuk capsula5. Persyarafan tonsil oleh N IX (Glossopharyngues) dan N palatinus

(N V2)6. Pendarahan berasal dari arteria tonsilaris cabang a.maxillaris

externa (facialis) dan arteria tonsilaris vabang a.pharyngica ascendens lingualis

b. Tonsila inguialis

Page 5: Mandiri MPT Fira

1. Terletak dibelakang lidah, 1/3 bagian posterior, tidak mempunya papilla sehingga terlihat permukaan berbenjol-benjol (folikel).

2. Pendarahan tonsil berasal dari arteria dorsalis lingue (cabang arteria lingualis), arteria carotis eksterna

c. Tonsila pharyngealis1. Terdapat di daerah nasofaring dibelakang pintu hidung belakang2. Bila membesar disebut adenoid, dapat menyebabkan sesak nafas

karena dapat menyumbat pintu nares posterior (choanae), terletak di daerah nasopharynx, tepatnya diatas torus tobarius dan OPTA

Perdarahan tonsil yaitu aliran darah berasal dari arteri tonsillaris yang merupakan cabang dari arteri maxillaris externa (fascialis) dan arteri pharyngica ascendens lingualis.

LO 1.2 mikroskopisa. Limfonodus/nodus limfatikus/kelenjar limfe

Organ bersimpai berbentuk bulat / mirip ginjal, terdiri dari jaringan limfoid.

Tersebar diseluruh tubuh disepanjang jalannya pembuluh limfe Nodus ditemukan di ketiak dan di lipat paha, sepanjang pembuluh-

pembuluh besar di leher dan dalam jumlah besar di toraks dan abdomen terutama dalam mesenterium

Limfonodus memiliki sisi konveks (cembung) dan konkaf (cekung) yg disebut hilus tempat arteri dan saraf masuk dan vena keluar dr organ

Korteks luar Dibentuk oleh jar.limfoid yang terdiri dari satu jar. sel retikular

dan serat retikular yang dipenuhi oleh limfosit B Di dalam jar.limfoid korteks terdapat struktur berbentuk sferis

yang disebut nodulus limfatikus Terdapat sinus subkapsularis, yang dibentuk oleh suatu jar.ikat

longgar dari makrofag, sel retikular dan serat retikular Korteks dalam

Merupakan kelanjutan korteks luar, mengandung beberapa nodulus

Mengandung banyak limfosit T Medulla

Terdiri dari korda medularis yg merupakan perluasan korteks dalam

Banyak mengandung Limfosit B dan beberapa sel plasma Korda medularis dipisahkan oleh struktur seperti kapiler yg

berdilatasi sinus limfoid medularis yang mengandung cairan limfe

Limfe mengalir ke nodus limfatikus untuk membersihkannya dari partikel asing sebelum kembali ke sirkulasi darah.

Sewaktu cairan limfe mengalir melalui sinus, 99% atau lebih antigen dan kotoran lainnya dipindahkan oleh aktivitas fagositosis makrofag.

Page 6: Mandiri MPT Fira

Infeksi dan perangsangan antigenik menyebabkan limfonodus yang terinfeksi membesar dan membentuk pusat-pusat germinativum yang banyak dengan proliferasi sel yang aktif

b. Tonsil1) Tonsila palatine

Terletak pada dinding lateral faring bagian oral Permukaan tonsila palatina dilapisi oleh epitel berlapis gepeng

tanpa lapisan tanduk yang juga melapisi bagian mulut lainnya Setiap tonsila memiliki 10-20 invaginasi epitel (epitel berlapis

gepeng tanpa lapisan tanduk) yang menyusup ke dalam parenkim membentuk kriptus yang mengandung sel-sel epitel yg terlepas, limfosit hidup dan mati, dan bakteri dalam lumennya

Yang memisahkan jar.limfoid dari organ-organ berdekatan adalah satu lapis jaringan ikat padat yamgg disebut simpai tonsila yg biasanya bekerja sebagai sawar terhadap penyebaran infeksi tonsila

Di bawah tonsila palatina terdapat jar.ikat padat yang membentuk kapsul. Dari kapsul terbentuk trabekula dengan pembuluh darah, dibawah kapsul terdapat serat otot rangka

2) Tonsila lingualis Lebih kecil dan lebih banyak Terletak pada pangkal lidah Ditutupi epitel berlapis gepeng Masing-masing mempunyai sebuah kriptus

3) Tonsila faringea Merupakan tonsila tunggal yang terletak dibagian supero-

posterior faring. Ditutupi epitel bertingkat silindris bersilia Terdiri dari lipatan-lipatan mukosa dengan jar. Limfoid difus

dan nodulus limfatikus Tidak memiliki kriptus Simpai lebih tipis dari T. palatina

c. Timus Timus memiliki suatu simpai jaringan ikat yg masuk ke dlm

parenkim dan membagi timus menjadi lobulus. Setiap lobulus memiliki satu zona perifer gelap disebut korteks dan

zona pusat yg terang disebut medula korteks dan medula berisi sel-sel limfosit.

Sel limfosit berasal dr sel mesenkim yg menyusup ke dlm suatu epitel primordium dr kantung faringeal ke 3 dan 4.

Korteks timus limfosit T yg sangat banyak,

Page 7: Mandiri MPT Fira

Sel retikular epitel yg tersebar Bbrp makrofag

Medulla timus Mengandung sel retikular dan limfosit Sel2 ini menyebabkan medula tampak lebih pucat dibanding

bgn korteks Mengandung badan hassal (corpusculum tymicum) yang

merupakan sel retikular epitel gepeng yg tersusun konsentris , mengalami degenerasi dan mengandung granula keratohialin.

Timus mengalami involusi stlh pubertas Timus ditempati oleh sel-sel yg dihasilkan dr sumsum tulang. Sel-sel ini mulai menjalani diferensiasinya mjd sel T Timus menghasilkan beberapa faktor pertumbuhan protein yg

merangsang proliferasi dan diferensiasi limfosit T

d. Lien (limpa) Merupakan tempat destruksi bagi banyak sel darah merah. Merupakan tempat pembentukan limfosit yang masuk ke dalam

darah. Limpa bereaksi segera terhadap antigen yang terbawa darah dan

merupakan organ pembentuk antibodi penting Dibungkus oleh simpai jaingan ikat padat yang menjulurkan

trabekula yang membagi parenkim atau pulpa limpa menjadi kompartemen tidak sempurna

Pulpa limpa tidak mempunyai pembuluh limfe Limpa dibentuk oleh jalinan kerja jaringan retikular yang

mengandung sel limfoid, makrofag dan sel-sel antigen-presenting Tidak memperlihatkan adanya daerah korteks dan medula yang

jelas Kapsul pada limpa lebih tebal dibanding pada limfonodus Pulpa limpa

Pada permukaan irisan melalui limpa, tampak bintik-bintik putih dalam parenkim nodulus limfatikus (pulpa putih/pulpa alba)

Pulpa alba terdapat dalam jaringan merah tua yang penuh dengan darah pulpa merah/pulpa rubra.

Pulpa rubra terdiri atas bangunan memanjang yaitu korda limpa (korda billroth) yg terdapat diantara sinusoid

Pulpa putih Terdiri dari jar. limfoid yang menyelubungi A. sentralis dan

nodulus limfatikus Sel-sel limfoid yang mengelilingi A. sentralis terutama

Limfosit T dan membentuk selubung periarteri. Nodulus limfatikus terutama limfosit B Diantara pulpa putih dan pulpa merah terdapat zona

marginalis Pulpa merah: jar.retikular dengan ciri khas, yaitu adanya:

korda limpa yang terdiri dari sel dan serat retikular makrofag

Page 8: Mandiri MPT Fira

limfosit sel plasma dan banyak unsur darah (eritrosit, trombosit,

granulosit) Banyak terdapat sinusoid

Zona marginalis Terdiri dari banyak sinus dan jar.ikat longgar. Terdapat sedikit limfosit dan banyak makrofag yg aktif Banyak mengandung antigen darah peran utama dalam

aktivitas imunologis limpa Fungsi limpa

Pembentukan limfosit dibentuk dalam pulpa putih pulpa rubra sinusoid

bercampur darah Destruksi eritrosit Dilakukan oleh makrofag dalam korda pulpa merah Pertahanan organisme Oleh karena kandungan limfosit B, limfosit T, sel antigen

presenting dan makrofag

LI 2 memahami dan menjelaskan antigenLO 2.1 definisi

Istilah antigen mengandung dua arti, pertama untuk mengambarkan molekul yang

memacu respon imun (juga disebut imunogen) dan kedua untuk menunjukkan

molekul yang dapat bereaksi dengan antibodi atau sel T yang sudah disensitasi

(Baratawidjaja, 2006). Antigen yaitu setiap substansi asing yang dapat menginduksi

timbulnya respon imun (Bloom, 2002).

Bloom, 2002, Buku Ajar Histologi, Edisi 12, diterjemahkan oleh Jan Tambayong,

Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

LO 3.2 fungsiLO 3.3 sifatAda dua sifat antigen, yaitu :

Imunogenisitas yang dapat merangsang pembentukan antibody khusus; dan kreativitas yang dapat bereaksi dengan antibody khusus. Tidak mudah hancur atau terurai oleh cairan-cairan tubuh (darah, limpah dsb).

Selalu berupa protein yang mempunyai berat molekul lebih dari 10.000 (sepulih ribu).

LO 2.2 klasifikasiCiri-ciri antigen :1. Keasingan

Molekul harus bersifat nonself.

2. Ukuran molecular

Page 9: Mandiri MPT Fira

Imunogen yang paling poten adalah imunogen yang berukuran besar. Hapten dapat menjadi imunogenik jika berikatan dengan protein pembawa

3. Kompleksitas struktural dan kimiawiDiperlukan tingkat kompleks tertentu. Contoh homopolimer kurang bersifat imunogenik dibandingkan heteropolimer yang menganduk 2-3 AA yang berbeda.

4. Determinan antigen ( Epitop)Merupan unit terkecil dr suatu antigen kompleks yang mampu berikatan dengan antibodi.

5. Konstitusi penjamu.6. Dosis, rute dan waktu pemberian antigen

a. Pembagian antigen menurut epitop Unideterminan, univalent = hanya satu jenis determinan/epitop pada

satu molekul Unideterminan, multivalent = hanya satu jenis determinan tetapi dua

atau lebih determinan tersebut ditemukan pada satu molekul Multideterminan, univalent = banyak epitop yang bermacam-macam

tetapi hanya satu dari setiap macamnya (kebanyakan protein) Multideterminan, multivalent = banyak macam determinan dan

banyak dari setiap macam pada satu molekul (antigen dengan berat molekul yang tinggi dan kompleks secara kimiawi)

b. Pembagian antigen menurut spesifiksitas Heteroantigen = dimiliki oleh banyak spesies Xenoantigen = dimiliki spesies tertentu Aloantigen (isoantigen) = spesifik untuk individu dalam satu spesies Antigen organ spesifik = dimiliki organ tertentu Autoantigen = dimiliki alat tubuh sendiri

c. Pembagian antigen menurut ketergantungan terhadap sel T T dependent = memerlukan pengenalan oleh sel T terlebih dahulu

untuk dapat menimbulkan respons antibody. Kebanyakan antigen protein termasuk dalam golongan ini

T independent = dapat merangsang sel B tanpa bantuan sel T untuk membentuk antibody. Kebanyakan antigen golongan ini berupa molekul besar poliremik yang dipecah di dalam tubuh secara perlahan-lahan, misalnya lipopolisakarida, ficcol, dekstran, levan dan flagelin polimerik bakteri

d. Pembagian antigen menurut sifat kimiawi Hidrat arang (polisakarida) = pada umumnya imunogenik,

glikoprotein yang merupakan bagian permukaan sel banyak mikroorganisme dapat menimbulkan respon imun terutama

Page 10: Mandiri MPT Fira

pembentukan antibody. Contoh lain adalah respon imun yang ditimbulkan golongan darah ABO, sifat antigen dan spesifitas imunnya berasal dari polisakarida pada permukaan sel darah merah

Lipid = biasanya tidak imunogenik, tetapi menjadi imunogenik bila diikat protein pembawa. Lipid dianggap hapten, contohnya adalah sfingolipid

Asam nukleat = tidak imunogenik, tetapi bisa menjadi imunogenik bila diikat protein molekul pembawa. DNA dalam bentuk heliksnya biasanya tidak imunogenik. Respons imun terhadap DNA terjadi pada penderita LES

Protein = biasanya imunogenik dan umumnya multideterminan dan univalent.

LI 3 memahami dan menjelaskan antibodiLO 3.1 definisi

Antibodi adalah protein yang dibentuk sebagai respon terhadap suatu antigen dan secara spesifik mengadakan reaksi dengan antigen tersebut. Antibodi tidak dapat menghancurkan antigen. Antibodi tidak bisa secara langsung menghancurkan antigen. Fungsi utama antibodi adalah menonaktifkan dan menandai antigen untuk pengancuran lebih lanjut. Umumnya, jika antibodi bertemu dengan antigen akan terbentuk kompleks antigen-antibodi.

LO 4.2 fungsi dan struktur molekul Hb

    Antibodi disebut juga imunoglobin. Ada lima imunoglobin (Ig) utama, yaitu IgG, IgA, IgM,IgD, dan Ig E.a. Imunogloblin G (igG)    Merupakan antibodi yang paling berlimpah dalam sirkulasi. Antibodi ini dengan mudah melewati dinding pembuluh darah dan memasuki cairan jaringan. IgG juga menembus plasenta dan memberikan kekebalan pasif bagi ibu ke janin. Ig G melindungi tubuh dari bakteri, virus, dan toksin yang beredar dalam darah dan limfa, dan memicu kerja sistem komplemen.  ). b. Imunogloblin A (IgA)    IgA dihasilkan paling banyak dalam bentuk dua monomer Y (suatu dimer) oleh sel-sel yang terdapat berlimpah pada membran mukosa. Fungsi utama IgA adalah untuk mencegah pertautan virus dan bakterike permukaan epitelium. Ig A ditemukan dalam sebagian besar sekresi tubuh, seperti ludah, keringat dan air mata. Campbell, Neil A. et al. (2004). c. Imunogloblin M (Ig M)    Immunoglobin M ialah antibodi yang disintesis pertama kali dalam stimulus antigen. Konsentasinya dalam darah menurun secara cepat. Hal ini diagnostik bermanfaat karena kehadiran IgM umumnya mengindikasikan adanya infeksi baru oleh patogen yang menyebabkan pembentukannya. Sintesis imunoglobin M dilakukan oleh fetus waktu intrauterin. Oleh karena tidak dapat melaan plasenta, maka IgM pada bayi yang baru lahir menunjukkan tanda-tanda infeksi intrauterin.

Page 11: Mandiri MPT Fira

d. Imunogloblin D (IgD)   Antibodi IgD tidak mengaktifkan sistem komplemen dan tidak menembus plasenta. IgD terutama ditemukan pada permukaan sel B, yang kemungkinan berfungsi sebagai suatu reseptor antigen yang diperlukan untuk memulai diferensiasi sel-sel B menjadi sel plasma dan sel B memori.e. Imunogloblin E (IgE)    Antibodi IgE berukuran sedikit besar dibandingakan dengan molekul IgG dan hanya mewakili sebagian kecil dari total antibodi dalam darah. Ig E disekresikan oleh sel plasma di kulit, mukosa, serta tonsil. Jika bagian ujung IgE terpicu oleh antigen, akan menyebabkan sel melepaskan histamin yang menyebabkan peradangan dan reaksi alergi.Campbell, Neil A. et al. (2004)

LO 4.3 klasifikasi

LO 4.4 mekanisme pembentukan antibodiAntibodi merupakan senjata yang tersusun dari protein dan dibentuk untuk melawan

sel-sel asing yang masuk ke tubuh manusia. Senjata ini diproduksi oleh sel-sel B,

sekelompok prajurit pejuang dalam sistem kekebalan.

Antibodi akan menghancurkan bakteri atau virus tertentu yang menyerang sistem

pertahanan tubuh manusia. Antibodi mempunyai dua fungsi, pertama untuk

mengikatkan diri kepada sel-sel musuh, yaitu antigen. Fungsi kedua adalah

membusukkan struktur biologi antigen tersebut lalu menghancurkannya.Berada dalam

aliran darah dan cairan non-seluler, antibodi mengikatkan diri kepada bakteri dan

virus penyebab penyakit. Mereka menandai molekul-molekul asing tempat mereka

mengikatkan diri. Dengan demikian sel prajurit tubuh dapat membedakan sekaligus

melumpuhkannya.Antibodi bersesuaian dengan antigen secara sempurna, seperti anak

kunci dengan lubangnya yang dipasang dalam struktur tiga dimensi.Tubuh manusia

mampu memproduksi masing-masing antibodi yang cocok untuk hampir setiap musuh

yang dihadapinya. Antibodi bukan berjenis tunggal. Sesuai dengan struktur setiap

musuh, maka tubuh menciptakan antibodi khusus yang cukup kuat untuk menghadapi

musuh. Hal ini karena antibodi yang dihasilkan untuk suatu penyakit belum tentu

berhasil bagi penyakit lainnya.

Membuat antibodi spesifik untuk masing-masing musuh merupakan proses yang luar

biasa dan proses ini dapat terwujud hanya jika sel-sel B mengenal struktur musuhnya

dengan baik. Dan, di alam ini terdapat jutaan musuh (antigen).Satu sel B yang

sedemikian kecil, menyimpan jutaan bit informasi dalam memorinya, dan dengan

sadar menggunakannya dalam kombinasi yang tepat. Tersimpannya jutaan formula

Page 12: Mandiri MPT Fira

dalam suatu sel yang sangat kecil merupakan keajaiban yang diberikan kepada

manusia. Yang tak kurang menakjubkan adalah bahwa kenyataannya sel-sel

menggunakan informasi ini untuk melindungi kesehatan manusia.Satu sel B

menggandakan antibodi spesifiknya dan mencantolkannya ke permukaan luar

membran selnya. Antibodi memanjang keluar seperti jarum, aerial yang sudah

menyesuaikan diri menunggu berkontak dengan sekeping protein tertentu yang bisa

mereka kenali. Antibodi tersebut terdiri dari dua rantai ringan dan dua rantai berat

asam amino yang bersambungan dalam bentuk Y. Setelah digandakan sampai jutaan,

sebagian besar sel B berhenti membelah dan menjadi sel plasma, jenis sel yang bagian

dalamnya berisi alat untuk membuat satu produk antibodi. Sebagian sel B lain

membelah terus tak berhingga, dan menjadi sel memori. Antibodi bebas yang dibuat

oleh sel plasma berkeliling di darah dan cairan limpa. Ketika antibodi mengikatkan

diri pada antigen sasarannya, bentuknya berubah. Perubahan bentuk inilah yang

membuat antibodi "menempel" di bagian luar makrofag.

http://biologipedia.blogspot.com/2011/03/antigen-dan-antibodi.html

mekanisme kerja

Antibodi diproduksi melalui proses yang disebut seleksi klonal (clonal

selection). Setiap individu mempunyai jumlah besar limfosit B (sekitar 107).

Setiap sel B mempunyai reseptor permukaan (IgM dan IgD) yang dapat

bereaksi terhadap satu antigen (atau kelompok antigen yang serupa).

Suatu antigen akan bereaksi dengan limfosit B yang mempunyai reseptor

permukaan yang paling sesuai. Setelah berikatan dengan antigen, sel B akan

terstimulasi untuk berpoliferasi dan membentuk klon sel. Sel-sel B yang

terpilih ini akan segera berubah menjadi sel plasma dan mensekresi antibodi

yang spesifik terhadap antigen. Sel plasma mensintesis immunoglobin dengan

spesifitas antigenik yang sama dengan yang dibawa oleh sel B yang di seleksi.

Spesifisitas antigenik tidak akan berubah meskipun terjadi perubahan kelas

rantai berat antibodi.

Page 13: Mandiri MPT Fira

LI 4 memahami dan menjelaskan mekanisme imunitasLO 4.1 definisiLO 4.2 fungsi

1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh.

2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak untuk perbaikan jaringan.

3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal.Sasaran utama: bakteri patogen & virus.

LO 4.3 klasifikasi system imunA. SIstem imun non spesifik

Disebut nonspesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroba tertentu, telah ada dan siap berfungsi sejak lahir.

1. Pertahanan Fisik/Mekanik

kulit, selaput lendir, silia saluran napas, batuk dan bersin : garis pertama terdepan terhadap infeksi.

2. Pertahanan Biokimia

Page 14: Mandiri MPT Fira

a. As.lemak pada kel.sebaseus di kulit : mempunyai efek denaturasi terhadap protein membran

b. Lisozim dalam keringat, ludah, air mata, dan air susu ibu : hancurkan lapisan peptidoglikan dinding bakteri positif gram

c. ASI-->laktooksidase dan as.neuraminik : antibakterial terhadap e.coli dan stapilococus

d. Saliva-->laktooksidase : merusak dinding dan menimbulkan kebocoran sitoplasma , dan berfungsi sebagai opsonin dalam lisis sel mikroba

e. HCL , enzim proteolitik, antibodi, empedu dalam usus halus, menciptakan lingkungan yang dapat mencegah infeksi banyak mikroba

f. Mukus yang kental melindingi sel epitel mukosa dapat menangkap bakteri dan bahan lainnya --> dikeluarkan oleh silia

3. Pertahanan Humoral

Molekul larut yang diproduksi ditempat infeksi atau cedera dan berfungsi lokal

a. Komplemen

Berbagai bahan dalam sirkulasi seperti lektin, interferon, CRP.

Berperan sebagai opsonin yang meningkatkan fagositosis, sebagai faktor kemotaktik dan juga menimbulkan lisis bakteri dan parasit

b. Protein Fase Akut

APP : kadar beberapa protein dan serum

APRP : bila protein naik atau turun selama fase akut

Berperan sebagai antimirobial dalam serum yang meningkat dengan cepat setelah sistem imun nonspesifik diaktifkan.

Contoh ; CRP , Lektin

c. Protein fase akut lain

mengurangi cedera jaringan dan meningkatkan resolusi, dan perbaikan cedera inflamasi. Contoh; haptoglobin, amiloid serum A.

d. Mediator asal fosfolipid

Untuk produksi PG dan LTR --> meningkatkan permeabilitas vaskular dan vasodilatasi.

Page 15: Mandiri MPT Fira

e. Sitokin IL-1 , IL-6 , IL-a

Sebagai proinflamasi : merangsang hati untuk mengeluarkan protein fase akut.

4. Pertahanan Seluler

a. Fagosit mononuklear

Terdiri atas monosit dalam sirkuasi dan makrofag dalam jaringan. Pada dasarnya, monosit dan makrofag sama-sama mempunyai fungsi yg sama, yaituuntuk fagositosis mikroba patogen, melepas mediator inflamasi dan sitokin, sertamempresentasikan antigen dari patogen yg dicerna kepada sel limfosit T. Penghancurankuman(fagosit) dilakukan dengan membentuk fagolisoson, yaitu fusi antar fagosom ygdidalamnya terdapat patogen dan lisosom, yg akan mendestruksi patogen, baik dengan mengunakan enzim pencernaan dari lisosom maupun menggunakan spesies oksigen reaktif.Hal ini juga mengawali pengelepasan mediator inflamasi maupun sitokin yg akanmenginduksi baik sel-sel imun spesifik maupun nonspesifik lainnya.

b. Fagosit Polimorfonuklear atau Granulocyte

Merupakan 60-70% dari seluruh jumlah darah putih normal dan dapat keluar dari pembuluh darah(kemotaksis/responinflamasi). Granulosit dibagi menurut pewarnaan histologiknya menjadi neutrofil, eosinofildan basofil.Sel-sel ini mempunyai granul-granul yg mengandung enzim pencernaan.

c. Neutrofil

Merupakan sel pertama yg dikerahkan ketempat bakteri masuk. Fungsi utamaneutrofil adalah fagositosis, baik dengan jalur oksigen dependen dan independen. Neutrofil jgdapat mengenal patogen scr langsung.

d. Eosinofil

Merupakan 2-5% dari sel darah putih orangsehat. Eosinofil jg berfungsi sebagai fagosit, dengan cara melepaskan isi granul nya yg bersifat toksik ke sel sasaran. Sel ini berperan penting pada infeksi parasit.

e. Basofil

Berjumlah sangat sedikit,sekitar <0,5% dari seluruh sel darah putih. Basofil dapat berfungsi sebagai fagosit dengan memiliki enzim pencernaan(protease) tapi fungsi utamanyadengan melepas mediator inflamasi, seperti histamin,leukotrien,heparin, dll.

Page 16: Mandiri MPT Fira

f. Sel mast

Sel mast adalah sel yg dalam struktur, fungsi dan proliferasinya serupa dengansel basofil, bedanya adalah sel mast hanya ditemukan dalam jaringan yg berhubungan dengan pembuluh darah. Sel mast diaktifkan dengan pengaruh PAF, C3a,C5a dan mediator lainnya.Bila sudah teraktivasi, maka sel mast akan degranulasi mengeluarkan berbagai sitokin yg berperan dalam proses inflamasi.

g. Sel Natural Killer (NK)

Termasuk sel limfosit karena berkembang dari sel asal progenitor yg sama dengan sel B dan T. Sel NK dapatmengenali dan membunuh berbagai selyg sudah terinfeksi tanpa bantuan tambahan untuk aktivasinya. Sel NK mengandung perforinyg dapat melubangi membran sel sasaran dan granzim untuk sitotoksik, sama seperti Th. Selini memproduksi IFN-γ dan TNF-α yg merupakan sitokin proinflamasi serta berperan dalam pengaktifan makrofag dan regulator sel Th

h. Sel Dendritik(SD)

Merupakan antigen presenting cell(APC) paling efektif karenaletaknya yg strategis di tempat-tempat mikroba masuk tubuh. SD mengenali antigen,mengawali respon imunitas seluler dan humoral yg mengaktifkan sel T dan sel B. APCmempresentasikan peptida antigen ke sel T CD4 melalui MHC-II atau ke sel T CD* melaluiMHC-I, sehingga dapat mengaktifkan kedua sel tersebut.

B. Sistem imun spesifik

Timbulnya sensitifitas setelah terkena pajanan pertama kali.

1. Sistem imun spesifik humoralSel B melepas antibodi untuk menyingkirkan mikroba ekstraselular

2. Sistem imun spesifik selularSel T mengaktifkan makrofag sebagai efektor untuk menghancurkan mikroba atau mengaktifkan sel CTC/Tc sebagai efektor yang menghancurkan sel terinfeksi.

Page 17: Mandiri MPT Fira

LI 5 memahami dan menjelaskan vaksin dan imunisasi

LO 5.1 Definisi

Vaksin berasal dari bahasa latin vacca (sapi) dan vaccinia (cacar sapi). Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau “liar”.

Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin dapat juga berupa organisme mati atau hasil-hasil pemurniannya (protein, peptida, partikel serupa virus, dsb.). Vaksin akan mempersiapkan sistem kekebalan manusia atau hewan untuk bertahan terhadap serangan patogen tertentu, terutama bakteri, virus, atau toksin. Vaksin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan sel-sel degeneratif (kanker).

Pemberian vaksin diberikan untuk merangsang sistem imunologi tubuh untuk membentuk antibodi spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin. Ada beberapa jenis vaksin. Namun, apa pun jenisnya tujuannya sama, yaitu menstimulasi reaksi kekebalan tanpa menimbulkan penyakit.

 JENIS-JENIS VAKSIN

1.        Live attenuated vaccine

Vaksin hidup yang dibuat dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan daya virulensinya dengan cara kultur dan perlakuan yang berulang-ulang, namun masih mampu menimbulkan reaksi imunologi yang mirip dengan infeksi alamiah. Sifat vaksin live attenuated vaccine, yaitu :

Vaksin dapat tumbuh dan berkembang biak sampai menimbulkan respon imun sehingga diberikan dalam bentuk dosis kecil antigen

Respon imun yang diberikan mirip dengan infeksi alamiah, tidak perlu dosis berganda

Dipengaruhi oleh circulating antibody sehingga ada efek netralisasi jika waktu pemberiannya tidak tepat.

Vaksin virus hidup dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik Dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi alamiah Mempunyai kemampuan proteksi jangka panjang dengan keefektifan

mencapai 95% Virus yang telah dilemahkan dapat bereplikasi di dalam tubuh, meningkatkan

dosisi asli dan berperan sebagai imunisasi ulangan

Contoh : vaksin polio (Sabin), vaksin MMR, vaksin TBC, vaksin demam tifoid, vaksin campak, gondongan, dan cacar air (varisela).

2.        Inactivated vaccine (Killed vaccine)

Page 18: Mandiri MPT Fira

Vaksin dibuat dari bakteri atau virus yang dimatikan dengan zat kimia (formaldehid) atau dengan pemanasan, dapat berupa seluruh bagian dari bakteri atau virus, atau bagian dari bakteri atau virus atau toksoidnya saja. Sifat vaksin inactivated vaccine, yaitu :

Vaksin tidak dapat hidup sehingga seluruh dosis antigen dapat dimasukkan dalam bentuk antigen

Respon imun yang timbul sebagian besar adalah humoral dan hanya sedikit atau tidak menimbulkan imunitas seluler

Titer antibodi dapat menurun setelah beberapa waktu sehingga diperlukan dosis ulangan, dosis pertama tidak menghasilkan imunitas protektif tetapi hanya memacu dan menyiapkan system imun, respon imunprotektif baru barumuncul setelah dosis kedua dan ketiga

Tidak dipengaruhi oleh circulating antibody Vaksin tidak dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik Tidak dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi alamiah

Contoh : vaksin rabies, vaksin influenza, vaksin polio (Salk), vaksin pneumonia pneumokokal, vaksin kolera, vaksin pertusis, dan vaksin demam tifoid.

3.        Vaksin Toksoid

Vaksin yang dibuat dari beberapa jenis bakteri yang menimbulkan penyakit dengan memasukkan racun dilemahkan ke dalam aliran darah. Bahan bersifat imunogenik yang dibuat dari toksin kuman. Hasil pembuatan bahan toksoid yang jadi disebut sebagai natural fluid plain toxoid yang mampu merangsang terbentuknya antibodi antitoksin. Imunisasi bakteri toksoid efektif selama satu tahun. Bahan ajuvan digunakan untuk memperlama rangsangan antigenik dan meningkatkan imunogenesitasnya. Contoh : Vaksin Difteri dan Tetanus4.     Vaksin Acellular dan Subunit

Vaksin yang dibuat dari bagian tertentu dalam virus atau bakteri dengan melakukan kloning dari gen virus atau bakteri melalui rekombinasi DNA, vaksin vektor virus dan vaksin antiidiotipe. Contoh vaksin hepatitis B, Vaksin hemofilus influenza tipe b (Hib) dan vaksin Influenza.5.     Vaksin Idiotipe

Vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab (fragment antigen binding) dari antibodi yang dihasilkan oleh tiap klon sel B mengandung asam amino yang disebut sebagai idiotipe atau determinan idiotipe yang dapat bertindak sebagai antigen. Vaksin ini dapat menghambat pertumbuhan virus melalui netralisasai dan pemblokiran terhadap reseptor pre sel B.6.     Vaksin Rekombinan

Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus dalam jumlah besar. Gen virus yang diinginkan diekspresikan dalam sel prokariot atau eukariot. Sistem ekspresi eukariot meliputi sel bakteri E.coli, yeast, dan baculovirus. Dengan teknologi DNA rekombinan selain dihasilkan vaksin protein juga dihasilkan vaksin DNA. Penggunaan virus sebagai vektor untuk membawa gen sebagai antigen pelindung dari virus lainnya, misalnya gen untuk antigen dari berbagai virus disatukan ke dalam

Page 19: Mandiri MPT Fira

genom dari virus vaksinia dan imunisasi hewan dengan vaksin bervektor ini menghasilkan respon antibodi yang baik. Susunan vaksin ini (misal hepatitis B) memerlukan epitop organisme yang patogen. Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode gen epitop bagi sel penerima vaksin.7.     Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines)

Vaksin dengan pendekatan baru dalam teknologi vaksin yang memiliki potensi dalam menginduksi imunitas seluler. Dalam vaksin DNA gen tertentu dari mikroba diklon ke dalam suatu plasmid bakteri yang direkayasa untuk meningkatkan ekspresi gen yang diinsersikan ke dalam sel mamalia. Setelah disuntikkan DNA plasmid akan menetap dalam nukleus sebagai episom, tidak berintegrasi kedalam DNA sel (kromosom), selanjutnya mensintesis antigen yang dikodenya.

Selain itu vektor plasmid mengandung sekuens nukleotida yang bersifat imunostimulan yang akan menginduksi imunitas seluler. Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandung kode antigenyang patogen dan saat ini sedang dalam perkembangan penelitian. Hasil akhir  penelitian pada binatang percobaan menunjukkan bahwa vaksin DNA (virus dan bakteri) merangsang respon humoral dan selular yang cukup kuat,sedangkan penelitian klinis pada manusia saat ini sedang dilakukan.

http://infoimunisasi.com/vaksin/definisi-vaksin/.LO 5.2 imunitas

Definisi imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit

tertentu. Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu

penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini

berfungsi melindungi terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap

sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa

kanak-kanak.

Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin

jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin

maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang

ditemukan.

1. Imunisasi BCG

Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC).

BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan. BCG ulangan tidak dianjurkan

karena keberhasilannya diragukan. Vaksin disuntikkan secara intrakutan pada lengan

atas, untuk bayi berumur kurang dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,05 mL dan untuk

anak berumur lebih dari 1 tahun diberikan sebanyak 0,1 mL. 1. BCG

Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang dilemahkan,

sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis. Kontraindikasi untuk vaksinasi BCG

Page 20: Mandiri MPT Fira

adalah penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita leukemia, penderita

yang menjalani pengobatan steroid jangka panjang, penderita infeksi HIV).

Reaksi yang mungkin terjadi:

1. Reaksi lokal : 1-2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikan timbul

kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah

menjadi pustula (gelembung berisi nanah), lalu pecah dan membentuk luka terbuka

(ulkus). Luka ini akhirnya sembuh secara spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan

meninggalkan jaringan parut.

2. Reaksi regional : pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau leher, tanpa disertai

nyeri tekan maupun demam, yang akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan.

Komplikasi yang mungkin timbul adalah:

• Pembentukan abses (penimbunan nanah) di tempat penyuntikan karena penyuntikan

yang terlalu dalam. Abses ini akan menghilang secara spontan. Untuk mempercepat

penyembuhan, bila abses telah matang, sebaiknya dilakukan aspirasi (pengisapan

abses dengan menggunakan jarum) dan bukan disayat.

• Limfadenitis supurativa, terjadi jika penyuntikan dilakukan terlalu dalam atau

dosisnya terlalu tinggi. Keadaan ini akan membaik dalam waktu 2-6 bulan.

- Perlindungan Penyakit : TBC / Tuberkolosis

- Penyebab : Bakteri Bacillus Calmette Guerrin

- Kandungan : Bacillus Calmette-Guerrin yang dilemahkan

- Waktu Pemberian :

I. Umur / usia 2 bulan

Imunisasi DPT

Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis

dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan

dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Pertusis (batuk rejan) adalah

inteksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap

serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa

minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat

bernafas, makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius,

seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri yang

bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang

Vaksin DPT adalah vaksin 3-in-1 yang bisa diberikan kepada anak yang berumur

kurang dari 7 tahun. Biasanya vaksin DPT terdapat dalam bentuk suntikan, yang

disuntikkan pada otot lengan atau paha. Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali,

Page 21: Mandiri MPT Fira

yaitu pada saat anak berumur 2 bulan (DPT I), 3 bulan (DPT II) dan 4 bulan (DPT

III); selang waktu tidak kurang dari 4 minggu. Imunisasi DPT ulang diberikan 1 tahun

setelah DPT III dan pada usia prasekolah (5-6 tahun). Jika anak mengalami reaksi

alergi terhadap vaksin pertusis, maka sebaiknya diberikan DT, bukan DPT.

Setelah mendapatkan serangkaian imunisasi awal, sebaiknya diberikan booster vaksin

Td pada usia 14-16 tahun kemudian setiap 10 tahun (karena vaksin hanya

memberikan perlindungan selama 10 tahun, setelah 10 tahun perlu diberikan booster).

Hampir 85% anak yang mendapatkan minimal 3 kali suntikan yang mengandung

vaksin difteri, akan memperoleh perlindungan terhadap difteri selama 10 tahun. DPT

sering menyebakan efek samping yang ringan, seperti demam ringan atau nyeri di

tempat penyuntikan selama beberapa hari. Efek samping tersebut terjadi karena

adanya komponen pertusis di dalam vaksin.

Pada kurang dari 1% penyuntikan, DTP menyebabkan komplikasi berikut:

- demam tinggi (lebih dari 40,5? Celsius)

- kejang

- kejang demam (resiko lebih tinggi pada anak yang sebelumnya pernah mengalami

kejang atau terdapat riwayat kejang dalam keluarganya)

- syok (kebiruan, pucat, lemah, tidak memberikan respon).

Jika anak sedang menderita sakit yang lebih serius dari pada flu ringan, imunisasi

DPT bisa ditunda sampai anak sehat. Jika anak pernah mengalami kejang, penyakit

otak atau perkembangannya abnormal, penyuntikan DPT sering ditunda sampai

kondisinya membaik atau kejangnya bisa dikendalikan. 1-2 hari setelah mendapatkan

suntikan DPT, mungkin akan terjadi demam ringan, nyeri, kemerahan atau

pembengkakan di tempat penyuntikan. Untuk mengatasi nyeri dan menurunkan

demam, bisa diberikan asetaminofen (atau ibuprofen). Untuk mengurangi nyeri di

tempat penyuntikan juga bisa dilakukan kompres hangat atau lebih sering menggerak-

gerakkan lengan maupun tungkai yang bersangkutan.

- Perlindungan Penyakit : Difteri (infeksi tenggorokan), Pertusis (batuk rejan) dan

Tetanus (kaku rahang).

- Penyebab : Bakteri difteri, pertusis dan tetanus

- Waktu Pemberian :

I. Umur / usia 3 bulan

II. Umur / usia 4 bulan

III. Umur / usia 5 bulan

IV. Umur / usia 1 tahun 6 bulan

V. Umur / usia 5 tahun

Page 22: Mandiri MPT Fira

VI. Umur / usia 10 tahun

Imunisasi DT

Imunisasi DT memberikan kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh

kuman penyebab difteri dan tetanus. Vaksin DT dibuat untuk keperluan khusus,

misalnya pada anak yang tidak boleh atau tidak perlu menerima imunisasi pertusis,

tetapi masih perlu menerima imunisasi difteri dan tetanus.

Cara pemberian imunisasi dasar dan ulangan sama dengan imunisasi DPT. Vaksin

disuntikkan pada otot lengan atau paha sebanyak 0,5 mL. Vaksin ini tidak boleh

diberikan kepada anak yang sedang sakit berat atau menderita demam tinggi. Efek

samping yang mungkin terjadi adalah demam ringan dan pembengkakan lokal di

tempat penyuntikan, yang biasanya berlangsung selama 1-2 hari.

Imunisasi TT

Imunisasi tetanus (TT, tetanus toksoid) memberikan kekebalan aktif terhadap

penyakit tetanus. ATS (Anti Tetanus Serum) juga dapat digunakan untuk pencegahan

(imunisasi pasif) maupun pengobatan penyakit tetanus. Kepada ibu hamil, imunisasi

TT diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada saat kehamilan berumur 7 bulan dan 8 bulan.

Vaksin ini disuntikkan pada otot paha atau lengan sebanyak 0,5 mL.

Efek samping dari tetanus toksoid adalah reaksi lokal pada tempat penyuntikan, yaitu

berupa kemerahan, pembengkakan dan rasa nyeri.

Imunisasi Polio

Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis.

Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua

lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan

dan otot untuk menelan. Polio bisa menyebabkan kematian.

Terdapat 2 macam vaksin polio:

• IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin Salk), mengandung virus polio yang telah

dimatikan dan diberikan melalui suntikan

• OPV (Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin), mengandung vaksin hidup yang telah

dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil atau cairan. Bentuk trivalen (TOPV)

efektif melawan semua bentuk polio, bentuk monovalen (MOPV) efektif melawan 1

Page 23: Mandiri MPT Fira

jenis polio.

Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I,II, III, dan IV) dengan interval tidak

kurang dari 4 minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun setelah imunisasi

polio IV, kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD

(12 tahun).

Di Indonesia umumnya diberikan vaksin Sabin. Vaksin ini diberikan sebanyak 2 tetes

(0,1 mL) langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang berisi air

gula. Kontra indikasi pemberian vaksin polio:

- Diare berat

- Gangguan kekebalan (karena obat imunosupresan, kemoterapi, kortikosteroid)

- Kehamilan.

Efek samping yang mungkin terjadi berupa kelumpuhan dan kejang-kejang.

Dosis pertama dan kedua diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan primer,

sedangkan dosis ketiga dan keempat diperlukan untuk meningkatkan kekuatan

antibobi sampai pada tingkat yang tertingiu. Setelah mendapatkan serangkaian

imunisasi dasar, kepada orang dewasa tidak perlu dilakukan pemberian booster secara

rutin, kecuali jika dia hendak bepergian ke daerah dimana polio masih banyak

ditemukan. Kepada orang dewasa yang belum pernah mendapatkan imunisasi polio

dan perlu menjalani imunisasi, sebaiknya hanya diberikan IPV.

Kepada orang yang pernah mengalami reaksi alergi hebat (anafilaktik) setelah

pemberian IPV, streptomisin, polimiksin B atau neomisin, tidak boleh diberikan IPV.

Sebaiknya diberikan OPV.

Kepada penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita AIDS, infeksi HIV,

leukemia, kanker, limfoma), dianjurkan untuk diberikan IPV. IPV juga diberikan

kepada orang yang sedang menjalani terapi penyinaran, terapi kanker, kortikosteroid

atau obat imunosupresan lainnya.

IPV bisa diberikan kepada anak yang menderita diare. Jika anak sedang menderita

penyakit ringan atau berat, sebaiknya pelaksanaan imunisasi ditunda sampai mereka

benar-benar pulih. IPV bisa menyebabkan nyeri dan kemerahan pada tempat

penyuntikan, yang biasanya berlangsung hanya selama beberapa hari.

Polio

- Perlindungan Penyakit : Poliomielitis / Polio (lumpuh layuh) yang menyababkan

nyeri otot, lumpuh dan kematian.

- Waktu Pemberian :

Page 24: Mandiri MPT Fira

I. Umur / usia 3 bulan

II. Umur / usia 4 bulan

III. Umur / usia 5 bulan

IV. Umur / usia 1 tahun 6 bulan

V. Umur / usia 5 tahun

Imunisasi Campak

Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek).

Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan atau

lebih. Pada kejadian luar biasa dapat diberikan pada umur 6 bulan dan diulangi 6

bulan kemudian.

Vaksin disuntikkan secara subkutan dalam sebanyak 0,5 mL.

Kontra indikasi pemberian vaksin campak:

- infeksi akut yang disertai demam lebih dari 38?Celsius

- gangguan sistem kekebalan

- pemakaian obat imunosupresan

- alergi terhadap protein telur

- hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin

- wanita hamil.

Efek samping yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare, konjungtivitis

dan gejala kataral serta ensefalitis (jarang).

Campak / Measles

- Perlindungan Penyakit : Campak / Tampek

- Efek samping yang mungkin : Demam, ruam kulit, diare

- Waktu Pemberian :

I. Umur / usia 9 bulan atau lebih

II. Umur / usia 5-7 tahun

Imunisasi MMR

Imunisasi MMR memberi perlindungan terhadap campak, gondongan dan campak

Jerman dan disuntikkan sebanyak 2 kali. Campak menyebabkan demam, ruam kulit,

batuk, hidung meler dan mata berair. Campak juga menyebabkan infeksi telinga dan

pneumonia. Campak juga bisa menyebabkan masalah yang lebih serius, seperti

pembengkakan otak dan bahkan kematian. Gondongan menyebabkan demam, sakit

kepala dan pembengkakan pada salah satu maupun kedua kelenjar liur utama yang

disertai nyeri. Gondongan bisa menyebabkan meningitis (infeksi pada selaput otak

Page 25: Mandiri MPT Fira

dan korda spinalis) dan pembengkakan otak. Kadang gondongan juga menyebabkan

pembengkakan pada buah zakar sehingga terjadi kemandulan. Campak Jerman

(rubella) menyebabkan demam ringan, ruam kulit dan pembengkakan kelenjar getah

bening leher. Rubella juga bisa menyebakban pembengkakan otak atau gangguan

perdarahan.

Jika seorang wanita hamil menderita rubella, bisa terjadi keguguran atau kelainan

bawaan pada bayi yang dilahirkannya (buta atau tuli). Terdapat dugaan bahwa vaksin

MMR bisa menyebabkan autisme, tetapi penelitian membuktikan bahwa tidak ada

hubungan antara autisme dengan pemberian vaksin MMR.

Vaksin MMR adalah vaksin 3-in-1 yang melindungi anak terhadap campak,

gondongan dan campak Jerman. Vaksin tunggal untuk setiap komponen MMR hanya

digunakan pada keadaan tertentu, misalnya jika dianggap perlu memberikan imunisasi

kepada bayi yang berumur 9-12 bulan. Suntikan pertama diberikan pada saat anak

berumur 12-15 bulan. Suntikan pertama mungkin tidak memberikan kekebalan

seumur hidup yang adekuat, karena itu diberikan suntikan kedua pada saat anak

berumur 4-6 tahun (sebelum masuk SD) atau pada saat anak berumur 11-13 tahun

(sebelum masuk SMP).

Imunisasi MMR juga diberikan kepada orang dewasa yang berumur 18 tahun atau

lebih atau lahir sesudah tahun 1956 dan tidak yakin akan status imunisasinya atau

baru menerima 1 kali suntikan MMR sebelum masuk SD. Dewasa yang lahir pada

tahun 1956 atau sebelum tahun 1956, diduga telah memiliki kekebalan karena banyak

dari mereka yang telah menderita penyakit tersebut pada masa kanak-kanak. Pada 90-

98% orang yang menerimanya, suntikan MMR akan memberikan perlindungan

seumur hidup terhadap campak, campak Jerman dan gondongan. Suntikan kedua

diberikan untuk memberikan perlindungan adekuat yang tidak dapat dipenuhi oleh

suntikan pertama.

Efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh masing-masing komponen vaksin:

• Komponen campak

1-2 minggu setelah menjalani imunisasi, mungkin akan timbul ruam kulit. Hal ini

terjadi pada sekitar 5% anak-anak yang menerima suntikan MMR. Demam 39,5?

Celsius atau lebih tanpa gejala lainnya bisa terjadi pada 5-15% anak yang menerima

suntikan MMR. Demam ini biasanya muncul dalam waktu 1-2 minggu setelah

disuntik dan berlangsung hanya selama 1-2 hari. Efek samping tersebut jarang terjadi

pada suntikan MMR kedua.

• Komponen gondongan

Page 26: Mandiri MPT Fira

Pembengkakan ringan pada kelenjar di pipi dan dan dibawah rahang, berlangsung

selama beberapa hari dan terjadi dalam waktu 1-2 minggu setelah menerima suntikan

MMR.

• Komponen campak Jerman

Pembengkakan kelenjar getah bening dan atau ruam kulit yang berlangsung selama 1-

3 hari, timbul dalam waktu 1-2 mingu setelah menerima suntikan MMR. Hal ini

terjadi pada 14-15% anak yang mendapat suntikan MMR. Nyeri atau kekakuan sendi

yang ringan selama beberapa hari, timbul dalam waktu 1-3 minggu setelah menerima

suntikan MMR. Hal ini hanya ditemukan pada 1% anak-anak yang menerima suntikan

MMR, tetapi terjadi pada 25% orang dewasa yang menerima suntikan MMR. Kadang

nyeri/kekakuan sendi ini terus berlangsung selama beberapa bulan (hilang-timbul).

Artritis (pembengkakan sendi disertai nyeri) berlangsung selama 1 minggu dan terjadi

pada kurang dari 1% anak-anak tetapi ditemukan pada 10% orang dewasa yang

menerima suntikan MMR. Jarang terjadi kerusakan sendi akibat artritis ini. Nyeri atau

mati rasa pada tangan atau kaki selama beberapa hari lebih sering ditemukan pada

orang dewasa. Meskipun jarang, setelah menerima suntikan MMR, anak-anak yang

berumur dibawah 6 tahun bisa mengalami aktivitas kejang (misalnya kedutan). Hal ini

biasanya terjadi dalam waktu 1-2 minggu setelah suntikan diberikan dan biasanya

berhubungan dengan demam tinggi. Keuntungan dari vaksin MMR lebih besar jika

dibandingkan dengan efek samping yang ditimbulkannya. Campak, gondongan dan

campak Jerman merupakan penyakit yang bisa menimbulkan komplikasi yang sangat

serius. Jika anak sakit, imunisasi sebaiknya ditunda sampai anak pulih.

Imunisasi MMR sebaiknya tidak diberikan kepada:

- anak yang alergi terhadap telur, gelatin atau antibiotik neomisin

- anak yang 3 bulan yang lalu menerima gamma globulin

- anak yang mengalami gangguan kekebalan tubuh akibat kanker, leukemia, limfoma

maupun akibat obat prednison, steroid, kemoterapi, terapi penyinaran atau obati

imunosupresan.

- wanita hamil atau wanita yang 3 bulan kemudian hamil.

- Perlindungan Penyakit : Campak, gondongan dan campak Jerman

- Waktu Pemberian :

I. Umur / usia 1 tahun 3 bulan

II. Umur / usia 4-6 tahun

Imunisasi Hib

Imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b.

Organisme ini bisa menyebabkan meningitis, pneumonia dan infeksi tenggorokan

berat yang bisa menyebabkan anak tersedak. Vaksin Hib diberikan sebanyak 3 kali

Page 27: Mandiri MPT Fira

suntikan, biasanya pada saat anak berumur 2, 4 dan 6 bulan.

Imunisasi Varisella

Imunisasi varisella memberikan perlindungan terhadap cacar air. Cacar air ditandai

dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan, kemudian secara perlahan mengering

dan membentuk keropeng yang akan mengelupas. Setiap anak yang berumur 12-18

bulan dan belum pernah menderita cacar air dianjurkan untuk menjalani imunisasi

varisella. Anak-anak yang mendapatkan suntikan varisella sebelum berumur 13 tahun

hanya memerlukan 1 dosis vaksin. Kepada anak-anak yang berumur 13 tahun atau

lebih, yang belum pernah mendapatkan vaksinasi varisella dan belum pernah

menderita cacar air, sebaiknya diberikan 2 dosis vaksin dengan selang waktu 4-8

minggu.

Cacar air disebabkan oleh virus varicella-zoster dan sangat menular. Biasanya infeksi

bersifat ringan dan tidak berakibat fatal; tetapi pada sejumlah kasus terjadi penyakit

yang sangat serius sehingga penderitanya harus dirawat di rumah sakit dan beberapa

diantaranya meninggal. Cacar air pada orang dewasa cenderung menimbulkan

komplikasi yang lebih serius. Vaksin ini 90-100% efektif mencegah terjadinya cacar

air. Terdapat sejumlah kecil orang yang menderita cacar air meskipun telah

mendapatkan suntikan varisella; tetapi kasusnya biasanya ringan, hanya menimbulkan

beberapa lepuhan (kasus yang komplit biasanya menimbulkan 250-500 lepuhan yang

terasa gatal) dan masa pemulihannya biasanya lebih cepat. Vaksin varisella

memberikan kekebalan jangka panjang, diperkirakan selama 10-20 tahun, mungkin

juga seumur hidup.

Efek samping dari vaksin varisella biasanya ringan, yaitu berupa:

- demam

- nyeri dan pembengkakan di tempat penyuntikan

- ruam cacar air yang terlokalisir di tempat penyuntikan.

Efek samping yang lebih berat adalah:

- kejang demam, yang bisa terjadi dalam waktu 1-6 minggu setelah penyuntikan

- pneumonia

- reaksi alergi sejati (anafilaksis), yang bisa menyebabkan gangguan pernafasan,

kaligata, bersin, denyut jantung yang cepat, pusing dan perubahan perilaku. Hal ini

bisa terjadi dalam waktu beberapa menit sampai beberapa jam setelah suntikan

dilakukan dan sangat jarang terjadi.

- ensefalitis

- penurunan koordinasi otot.

Page 28: Mandiri MPT Fira

Imunisasi varisella sebaiknya tidak diberikan kepada:

- Wanita hamil atau wanita menyusui

- Anak-anak atau orang dewasa yang memiliki sistem kekebalan yang lemah atau

yang memiliki riwayat keluarga dengan kelainan imunosupresif bawaan

- Anak-anak atau orang dewasa yang alergi terhadap antibiotik neomisin atau gelatin

karena vaksin mengandung sejumlah kecil kedua bahan tersebut

- Anak-anak atau orang dewasa yang menderita penyakit serius, kanker atau gangguan

sistem kekebalan tubuh (misalnya AIDS)

- Anak-anak atau orang dewasa yang sedang mengkonsumsi kortikosteroid

- Setiap orang yang baru saja menjalani transfusi darah atau komponen darah lainnya

- Anak-anak atau orang dewasa yang 3-6 bulan yang lalu menerima suntikan

immunoglobulin.

Imunisasi HBV

Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Hepatitis B adalah suatu

infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian. Dosis pertama

diberikan segera setelah bayi lahir atau jika ibunya memiliki HBsAg negatif, bisa

diberikan pada saat bayi berumur 2 bulan. Imunisasi dasar diberikan sebanyak 3 kali

dengan selang waktu 1 bulan antara suntikan HBV I dengan HBV II, serta selang

waktu 5 bulan antara suntikan HBV II dengan HBV III. Imunisasi ulangan diberikan 5

tahun setelah suntikan HBV III. Sebelum memberikan imunisasi ulangan dianjurkan

untuk memeriksa kadar HBsAg. Vaksin disuntikkan pada otot lengan atau paha.

Kepada bayi yang lahir dari ibu dengan HBsAg positif, diberikan vaksin HBV pada

lengan kiri dan 0,5 mL HBIG (hepatitis B immune globulin) pada lengan kanan,

dalam waktu 12 jam setelah lahir. Dosis kedua diberikan pada saat anak berumur 1-2

bulan, dosis ketiga diberikan pada saat anak berumur 6 bulan. Kepada bayi yang lahir

dari ibu yang status HBsAgnya tidak diketahui, diberikan HBV I dalam waktu 12 jam

setelah lahir. Pada saat persalinan, contoh darah ibu diambil untuk menentukan status

HBsAgnya; jika positif, maka segera diberikan HBIG (sebelum bayi berumur lebih

dari 1 minggu).

Pemberian imunisasi kepada anak yang sakit berat sebaiknya ditunda sampai anak

benar-benar pulih. Vaksin HBV dapat diberikan kepada ibu hamil. Efek samping dari

vaksin HBV adalah efek lokal (nyeri di tempat suntikan) dan sistemis (demam ringan,

lesu, perasaan tidak enak pada saluran pencernaan), yang akan hilang dalam beberapa

hari.

Page 29: Mandiri MPT Fira

Imunisasi Pneumokokus Konjugata

Imunisasi pneumokokus konjugata melindungi anak terhadap sejenis bakteri yang

sering menyebabkan infeksi telinga. Bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit

yang lebih serius, seperti meningitis dan bakteremia (infeksi darah). Kepada bayi dan

balita diberikan 4 dosis vaksin. Vaksin ini juga dapat digunakan pada anak-anak yang

lebih besar yang memiliki resiko terhadap terjadinya infeksi pneumokokus.

http://organisasi.org/jenis-macam-vaksin-imunisasi-untuk-anak-informasi-imunisasi-

lengkap-wajib-penangkal-penyakit

LI 6 memahami dan menjelaskan pandangan islam mengenai vaksin dan imunitas

Imunisasi hukumnya boleh dan tidak terlarang, karena termasuk penjagaan diri dari penyakit sebelum terjadi. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang memakan tujuh butir kurma ajwah, maka dia akan terhindar sehari itu dari racun dan sihir”(HR. Bukhari : 5768, Muslim : 4702).Hadits ini menunjukkan secara jelas tentang disyari’atkannya mengambil sebab untuk membentengi diri dari penyakit sebelum terjadi. Demikian juga kalau dikhawatirkan terjadi wabah yang menimpa maka hukumnya boleh sebagaimana halnya boleh berobat tatkala terkena penyakit.Boleh dalam kondisi darurat dalil firman Allah : “… Sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya….” (QS. Al- An’am [6]:119)1. Penggunaan Vaksin Polio Khusus (IPV)

Setelah sekelumit informasi tantang imunisasi di atas, sekarang kita masuk kepada permasalahan inti yang menjadi polemik hangat akhir-akhir ini, yaitu imunisasi dengan menggunakan vaksin polio khusus (IPV) yang dalam proses pembuatannya menggunakan enzim yang berasal dari babi. Bagaimanakah gambaran permasalahan yang sebenarnya ? Dan bagaimanakah status hukumnya?

2. Dhorurat dalam Obat

Dhorurat (darurat) adalah suatu keadaan terdesak untuk menerjang keharaman, yaitu ketika seorang memilki keyakinan bahwa apabila dirinya tidak menerjang larangan tersebut niscaya akan binasa atau mendapatkan bahaya besar pada badanya, hartanya atau kehormatannya. Dalam suatu kaidah fiqhiyyah dikatakan:“Darurat itu membolehkan suatu yang dilarang”Namun kaidah ini harus memenuhi dua persyaratan: tidak ada pengganti lainya yang boleh (mubah/halal) dan mencukupkan sekadar untuk kebutuhan saja.Oleh karena itu, al-Izzu bin Abdus Salam mengatakan : “Seandainya seorang terdesak untuk makan barang najis maka dia harus memakannya,

Page 30: Mandiri MPT Fira

sebab kerusakan jiwa dan anggota badan lebih besar daripada kerusakan makan barang najis.”20

3. Kemudahan Saat KesempitanSesungguhnya syari’at islam ini dibangun di atas kemudahan. Banyak sekali dalil-dalil yang mendasari hal ini, bahkan Imam asy-Syathibi mengatakan: “Dalil-dalil tentang kemudahan bagi umat ini telah mencapai derajat yang pasti”.20Semua syari’at itu mudah. Namun, apabila ada kesulitan maka akan ada tambahan kemudahan lagi. Alangkah bagusnya ucapan Imam asy-Syafi’i tatkala berkata :

“Kaidah syari’at itu dibangun (di atas dasar) bahwa segala sesuatu apabila sempit maka menjadi luas.”21tentang hukum imunisasi IPV ini, yaitu kami memandang bolehnya imunisasi jenis ini dengan alasan-alasan sebagai berikut :1.Imunisasi ini sangat dibutuhkan sekali sebagaimana penelitian ilmu kedokteran.2.Bahan haram yang ada telah lebur dengan bahan-bahan lainnya.3.Belum ditemukan pengganti lainnya yang mubah.4.Hal ini termasuk dalam kondisi darurat.5.Sesuai dengan kemudahan syari’at di kala ada kesulitan.