7
Sejak jaman dahulu masyarakat Indonesia sudah mengenal dan menggunakan tumbuhan berkhasiat obat sebagai salah satu upaya penanggulangan masalah kesehatan yang dihadapi. Hal ini telah dilakukan jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan obat- obatan modern menyentuh masyarakat. Pengetahuan tentang tumbuhan obat merupakan warisan budaya bangsa secara turun temurun (Muhlisah, 2002). Pencarian obat baru dapat dimulai dari isolasi dan identifikasi kandungan utama dari bahan alam. Manggis (mangosteen) dengan nama latin Garcinia mangostana ini berasal dari Asia Tenggara. Pohon manggis hanya bisa tumbuh di hutan dan dataran tinggi tertentu yang beriklim tropis seperti di Indonesia, Filipina, Malaysia, Vietnam, Myanmar dan Thailand serta di Hawai dan Australia Utara. Manggis juga dikenal sebagai tanaman budidaya dan merupakan salah satu tanaman buah tropika yang pertumbuhannya paling lambat, tetapi umurnya juga paling panjang. Membutuhkan 10-15 tahun untuk mulai berbuah dan tingginya mencapai 10-25 meter. Ratusan tahun lalu penduduk Indonesia sudah menggunakan air rebusan kulit manggis sebagai ramuan untuk mengobati luka, demam, diare, sariawan, sembelit serta penyakit-penyakit lainnya. Konon kabarnya tahun 1800-an Ratu Victoria dari

Manggis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Manggis

Sejak jaman dahulu masyarakat Indonesia sudah mengenal dan menggunakan tumbuhan

berkhasiat obat sebagai salah satu upaya penanggulangan masalah kesehatan yang dihadapi.

Hal ini telah dilakukan jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan obat-obatan modern

menyentuh masyarakat. Pengetahuan tentang tumbuhan obat merupakan warisan budaya

bangsa secara turun temurun (Muhlisah, 2002). Pencarian obat baru dapat dimulai dari isolasi

dan identifikasi kandungan utama dari bahan alam.

Manggis (mangosteen) dengan nama latin Garcinia mangostana ini berasal dari Asia

Tenggara. Pohon manggis hanya bisa tumbuh di hutan dan dataran tinggi tertentu yang

beriklim tropis seperti di Indonesia, Filipina, Malaysia, Vietnam, Myanmar dan Thailand

serta di Hawai dan Australia Utara. Manggis juga dikenal sebagai tanaman budidaya dan

merupakan salah satu tanaman buah tropika yang pertumbuhannya paling lambat, tetapi

umurnya juga paling panjang. Membutuhkan 10-15 tahun untuk mulai berbuah dan tingginya

mencapai 10-25 meter.

Ratusan tahun lalu penduduk Indonesia sudah menggunakan air rebusan kulit manggis

sebagai ramuan untuk mengobati luka, demam, diare, sariawan, sembelit serta penyakit-

penyakit lainnya. Konon kabarnya tahun 1800-an Ratu Victoria dari Inggris sampai

menawarkan hadiah uang yang sangat banyak kepada orang yang dapat membawakannya

buah manggis, yang dianggap sebagai buah dalam dongeng. Mungkin karena itu Manggis

kemudian populer dengan julukan ‘ratu buah’ (the queen of fruit).

Kulit buah manggis (G. mangostana L.) telah digunakan dalam obat tradisional untuk

mengatasi gangguan pernafasan (Wahyuono et. al., 1999). Selain itu, secara tradisional kulit

buah manggis selain sebagai obat diare juga digunakan sebagai obat sariawan dengan cara

kulit buah ditambah air dan direbus kemudian digunakan sebagai obat kumur

(Sastroamidjoyo, 2001). Senyawa golongan xanthone adalah metabolit sekunder yang

Page 2: Manggis

terdapat dalam manggis yang dapat diisolasi dari buah, kulit batang, daun, dan kulit buah

manggis. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa xanthone memiliki aktivitas antioksidan,

antiinflamasi, antialergi, antibakteri, antifungi, antitumor, dan antivirus (Pedraza, et al., 2008;

Suksamrarn, et al., 2006).

Kandungan kimia kulit buah manggis telah diteliti aktifitasnya terhadap bakteri

Staphilococcus aureus, S. albus, dan Micrococcus lutus (Priya et.al., 2010). Berdasarkan

hasil telaah kandungan kimia dan aktifitas antimikroba kulit buah manggis, pelarut etil asetat

yang digunakan sebagai pelarut pengekstraksi lebih banyak mengambil kandungan kimia dari

kulit buah manggis daripada menggunakan pelarut n-heksana pada penelitian pendahuluan.

Pada penelitian, dalam ekstrak n-heksana kulit buah manggis didapatkan isolat FH1,

sedangkan dari ekstrak etil asetat kulit buah manggis diperoleh isolate FB1, FCA2, dan FE2.

Isolat FH1 adalah mangostin, isolat FB1 13-mangostin, isolate FCA2 mangostin, FD2 7-

mangostin, dan isolat FE2 diduga γ-mangostin. Semua isolat tersebut aktif terhadap bakteri

uji Shigella flexneri, Salmonella typhi, dan Eschericia coli (Tambunan, 2005).

Adanya sifat antiinflamasi dari mangostin yang merupakan kandungan aktif kulit buah

manggis dan derivat xanthone diharapkan dapat digunakan sebagai bahan aktif obat kumur

antiseptik yang dapat membunuh kuman S. mutans.

Manggis memliki Struktur  Molekul seperti terlihat disamping ini. Manggis memliki

komponen yang disebut Xanthone, Xanthone ialah suatu bahan kimia aktif dengan struktur

Page 3: Manggis

yang terdiri 3 cincin dan ini yang menjadikannya manggis sangat stabil ketika berada dalam

badan. Struktur ini menjadikannya sangat stabil dalam keadaan panas atau dingin. ketiga

cincin inilah yang membuat Manggis memliki  spesifik memiliki sifat anti oksidan, yaitu

menghambat proses oksidasi atau proses penuaan tubuh/ sel tubuh serta akan melindungi sel

dan mengurangi kerusakan pada sel akibat radikal bebas. Xanthones merupakan komponen

yang paling bermanfaat pada kulit manggis. Sudah banyak klaim mengenai kedahsyatan

xanthones yang dipublikasikan di artikel maupun jurnal. Hal ini karena xanthones memiliki

aktivitas sebagai antikanker, antibakteri, dan antiinflamasi. Selain itu, xanthones juga

berpotensi untuk memelihara kesehatan sistem imun serta mendukung kesehatan mental,

keseimbangan mikrobiologi, dan meningkatkan kelenturan sendi.

Xanthones adalah senyawa keton siklik polipenol ( C13H18O2). Hampir semua molekul

turunan xanthones mempunyai gugus penol, sehingga xanthones sering juga disebut

polipenol.

Xanthones biasanya terdapat dalam tumbuhan berbunga dan tumbuhan keluarga manggis-

manggisan. Xanthones memiliki 200 jenis zat turunan dan 40 di antaranya langsung ada

dalam kulit manggis. Xanthones dalam buah manggis terdapat di bagian kulit manggis dan

sedikit dalam kulit biji.

Antioksidan yang unik dan kadarnya tinggi pada KBM adalah senyawa xanthone yaitu

senyawa organik dengan rumus molekul dasar C13H8O2 hasil metabolit sekunder pada buah

manggis.  Turunan senyawa xanthone yang sudah diidentifikasi sebanyak 14 jenis dengan

senyawa ?-mangostin merupakan senyawa yang paling banyak pada KBM.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa senyawa xanthone memiliki sifat sebagai

antidiabetes, antikanker, antiperadangan, hepatoprotective, meningkatkan kekebalan tubuh,

aromatase inhibitor, antibakteri, antifungal, antiplasmodial dan aktivitas sitotoksik. Dari

Page 4: Manggis

semuanya, ? mangostin merupakan turunan xanthone yang paling banyak terdapat pada buah

manggis dan memiliki kemampuan untuk menekan pembentukan senyawa karsinogen pada

kolon.

Sejumlah penelitian yang dilakukan oleh para ahli, baik ahli kesehatan maupun teknologi

pangan, menyimpulkan bahwa kulit buah manggis mengandung suatu senyawa alami yang

amat besar perannya sebagai zat anti-inflamasi. Dan zat itu bernama xanthone. Tapi, apa itu

yang dimaksud dengan zat anti-inflamasi? Yang dimaksud dengan zat anti-inflamasi adalah

semua zat yang dapat mencegah terjadinya peradangan dalam tubuh yang disebabkan oleh sel

kanker atau sel tumor. Oleh karena itu, di bidang farmasi, buah manggis telah digunakan

sebagai obat. Dan ini sesuai dengan hasil penelitian sejumlah pakar luar negeri seperti

Kanchanapoom tahun 1998, Martin tahun 1980, serta Nakasone dan Paul tahun 1998.

Selanjutnya, tahun 2002, Nakatani dari Departemen Farmasi Universitas Tohoku, Jepang,

melaporkan hasil penelitiannya pada sel tikus, bahwa 5 microgram gamma-mangostin

mampu menghentikan inflamasi alias peradangan dengan cara menghambat produksi enzym

cyclooxygenase -2 penyebab inflamasi. Bahkan, senyawa ini mempunyai efek anti-inflamasi

yang lebih baik daripada obat anti-inflamsi yang dijual di pasaran. Tahun 2003, Matsumo

dari Institut Internasional Bioteknologi Gifu, Jepang, melaporkan bahwa 10 mikron/ ml

alpha–mangostin yang diisolasi dari kulit buah manggis mampu menghambat sel leukimia

HL60 pada manusia. Dan untuk diketahui, senyawa-senyawa tersebut adalah turunan

xanthone yang diperoleh dari kulit manggis.

Kulit manggis mengandung antioksidan 17.000-20.000 orac per 100 ounce. Padahal, bahan

lain berkadar antioksidan tinggi, seperti wortel dan jeruk, hanya 300 dan 2.400. Orac adalah

singkatan dari oxygen radical absorbance capasity, yakni kemampuan antioksidan

Page 5: Manggis

menetralkan radikal bebas penyebab penyakit. Karena itu, xanthone mampu menjadi

pelindung sel pada proses oksidasi, penuaan, atau perusakan oleh radikal bebas. Sifat

antioksidannya melebihi vitamin E dan vitamin C. Itulah sebabnya xanthone dapat berperan

sebagai antilelah, anti-inflamasi, antiaging, antiparkinson, antialergi, antialzheimer, dan

membantu tubuh menurunkan gula darah, menururnkan kolesterol, menurunkan tekanan

darah, melindungi jantung, mencegah kebutaan, serta mencegah infeksi oleh bakteri, virus,

dan jamur. Pada tahun 2002 ditemukan fakta bahwa xanthone efektif menghambat kanker

hati, kanker lambung, dan kanker paru. Seorang peneliti Thailand, 2004, menemukan,

pericarp kulit buah manggis efektif melawan kanker payudara. Dan khasiatnya jauh lebih

efektif daripada obat.