134

irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model
Page 2: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Made Taro

ii ;wOaV

♦ ^ » i

Memton^eim

perpustakaanBADAN BAHASa

BALAI BAHASA BALI

2018

Page 3: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

No. kiduk:XO'O^-'S

KUMPI MANGKU MENDONGENG

Penulis

Made Taro

Ilustrator

Wied N.

Pracetak

SlamatTrisila

Penerbit

Balai Bahasa Bali

Jalan Trengguli I No. 34, Tembau

Denpasar, Bali 80238

Telepon (0361| 461.714■paksimile (0361 463656

Cetakan Pertama: 2018

ISBN 978-602-51338-7-9

. ■ S ' *■ . k •"! :j. ;• i'. .*'' '

'a i

Page 4: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Sekapur Sirih

MENDONGENG LIMA MENIT,SEBUAH TEROBOSAN

Tradisi lisan yang turun-temumn dalam bentukmendongeng di rumah tangga tidak populer lagi. Sebutsaja itu resiko perubahan zaman. Perubahan itu bukan sajamelanda masyarakat Indonesia tetapi masyarakat di seluruhdunia. Sebabnya adalah karena perubahan poia hidupmasyarakat yang menuntut kesejahteraan lahir-batin, dalamsuasana persaingan. Penemuan teknologi modern yang serbacanggih, efektif, efisien dan praktis, sangat memengaruhisuasana persaingan tersebut. Di satu sisi nilai-nilai budayayang mentradisi itu tidak rela untuk ditinggalkan begitusaja. Penemuan baru boleh hadir, tetapi tidak harus merusaktatanan hidup yang diwarnai penanaman nilai moral. Diakui,tradisi mendongeng masih dibutuhkan dalam menegakkannilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak diniterhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng modelbaru, seperti storytelling (mendongeng) yang dikemas dalambentuk pertunjukan yang kini marak dilakukan di berbagainegara.

Salah satu model storytelling yang saya tawarkanadalah 'mendongeng lima menit'. Model itu dapat dilakukan

secara lisan maupun dalam bentuk kegiatan membaca ataumembacakan untuk orang lain. Waktu yang diperlukan hanya

lima menit (lebih kurang), sehingga terasa tidak menyiksa

waktu yang dibutuhkan dalam memenuhi tuntutan hidup.Bentuk terobosan serupa itu juga berarti tidak menghilangkantradisi lisan yang diakui keunggulannya sebagai kegiatankomunikatif (komunikasi timbal-balik), akrab, segar dan

ill

Page 5: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

berisi.

Tentu kegiatan mendongeng lima menit (seperti bukuyang berjudul 'Kumpi Mangku Mendongeng' ini) menuntutkemahiran mengolah cerita. Cerita bukan merupakan sinopsis,tetapi kisah utuh dengan memelihara alur, karakter, konflik,problematika, suasana, tema dan soiusi. Beberapa ceritayang berasal dari berbagai negara kadang-kadang hanyamerupakan inspirasi, selanjutnya dilakukan pengolahandisesuaikan dengan keadaan penyimak di Indonesia.

Cerita yang terkumpul dalam buku ini adalah basilolahan yang memerlukan cukup waktu. Saya mulai denganmempublikasikan cerita tersebut melalui tabloid 'Tokoh' dan'Lintang' yang terbit di Denpasar. Kiat mengolah dan meramuitu pastilah jauh dari sempurna. Banyak rambu-rambuyang harus saya tempuh, Dalam kesempatan ini izinkanlahsaya memohon kepada orang-orang bijak dan pembacayang budiman, agar rela memberikan saran atau petunjukguna kesempurnaan buku ini. Tak lupa saya mengucapkanterimakasih kepada rekan-rekan storyteller yang dengan relamenyumbangkan bahan bacaan kepada saya. Terimakasihkepada pengelola kedua tabloid yang telah mempublikasikancerita-cerita dimaksud, danlastbutnotleast, terimakasih kepada

Balai Bahasa Bali, yang telah menerbitkan buku cerita inisehingga dapat dinikmati oleh masyarakat luas.

Semoga tangan dan pemikiran yang baik membuahkan

hasil yang baik pula.

Made Tare

Page 6: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

SAMBUTAN

KEPALA BALAI BAHASA BALI

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmatdan berkat-Nya penerbitan buku ini dapat terwujud di tengahkita dan di tangan pembaca.

Balai Bahasa Bali sebagai salah satu pengayom sastraperlu melakukan langkah-langkah nyata dalam pelestariandan pengembangan setiap kekayaan budaya tak bendabangsa. Penerbitan buku yang berjudul "Kumpi MangkuMendongeng" karya Made Taro ini merupakan upayanyata Balai Bahasa Bali melindungi, melestarikan, danmengembangkan nilai-nilai kearifan lokal Bali yang berman-faat untuk menopang dan menyangga kebudayaan nasional.Penggalian nilai-nilai kearifan lokal Bali yang terdapat dalamdongeng akan sangat bermakna dan berarti bagi penguatancivil society di Bali. Rekayasa sosial dalam ranah kebudayaandengan mentrar\formasi nilai-nilai kerifan lokal yang terdapatdalam khazanah dongeng merupakan sebuah keniscayaanbagi masa depan peradaban Bali. Selain itu, buku yang ada di

tangan pembaca adalah salah satu upaya nyata Balai Bahasa

Bali untuk memenuhi ketersediaan bahan bacaan literasi bagi

masyarakat terutama dunia pendidikan.

Penyediaan bahan bacaan adalah pintu masukuntuk mengembangkan literasi. Penyediaan bahan bacaanliterasi juga dimaksudkan untuk meningkatkan minatbaca masyarakat. Penyediaan bahan bacaan literasi berupadongeng sangat bermanfaat bagi peningkatan minat bacaanak. Melalui dongeng anak akan terdorong untuk gemar

Page 7: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

membaca, imajinasi anak akan berkembang dengan baik, danpenguasaan kosakata anak akan bertambah serta rasa empatianak akan tumbuh dengan baik. Selain itu, yang lebih pentinglagi dalam konteks ini adalah merespons kearifan lokal yangterdapat dalam dongeng tersebut. Pemanfaatan kearifan lokalperlu dimanfaatkan secara optimal dalam pelaksanaan literasikhususnya baca tulis di sekolah, keluarga, dan masyarakat.Hal ini diharapkan agar Gerakan Literasi Nasional membumidan berhasil tujuannya. Dengan demikian, hadirnya buku inidimaksudkan sebagai bahan penguatan dalam meningkatkandan mendukung GLN (Gerekan Literasi Nasional).

Penerbitan buku ini tidak terlepas dari kerja keras dan

kerja tuntas tim penerbitan Balai Bahasa Bali: I NyomanArgawa, Ni Putu Ayu Krisna Dewi, I Nyoman Sutrisna, Ni LuhGde Artini, I Made Maryatha, I Komang Jelantik, dan A A NadeAgung Swandewi. Untuk itu, kami menyampaikan ucapanterima kasih dan penghargaan kepada yang bersangkutan.Mudah-mudahan buku ini bermanfaat bagi upaya pencerdasanbangsa menuju insan Indonesia yang cerdas, kompetitif, danberkarakter. Amin.

Denpasar. November 2018

Kepala Balai Bahasa Bali,

Toha Machsum, M.Ag.

Page 8: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

PROLOG

MADE TARO, SELAYANG PANDANG

Kritik sastrawan Taufiq Ismail tentang budaya literasibangsa Indonesia "rabun membaca dan lumpuh menulis",tidak berlaku bagi I Made Tarc. Pria berusia 79 tahun ini lahir diDesa Sengkidu, Kecamatan Maggis, Kabupaten Karangasem,Bali tahun 1939. Tempat tinggalnya sekarang di KawasanSuwung Kangin, Jalan Wirasatya Denpasar. Sebagian usianyadiabdikansebagai pendidik, pendongeng, danpenulis.Sebagaipendidik, ia pernah mengabdikan dirinya di Sekolah Rakyat(SR) II Sesetan dan di SMAN 2 Denpasar hingga pensiun padatahun 2000, menjadi Asisten Purbakala Dinas Purbakala danPeninggalan Nasional Gianyar, dan pernah pula mengajar diPrimaiy School dan High School di Darwin, Australia. Ia jugapernah mengajar di Fakultas Sastra Unud dan Fakultas Ilmu

Komunikasi Universitas Dwijendra, Denpasar. Buah yang iapetik dari aktivitasnya sebagai pendidik yakni memperolehbeberapa penghargaan, di antaranya: penghargaan sebagaiGuru Teladan Provinsi Bali, Penghargaan Seni Kerthi Budayadari Bupati Badung, Bali Award dari Gubernur Bali, Sastra

Rancage, Anugrah Permata, dan Adhikarya dari IkatanPenerbit Indonesia (IKAPI) Jakarta.

Kegemaran Made Taro terhadap cerita rakyat,permainan rakyat, dan nyanyian rakyat semakin memacu

kreativitasnya. Ia kemudian mendirikan Sanggar Kukuruyuktahun 1979 dengan anggota khusus anak-anak. Sanggar

Kukuruyuk berpusat di SD 8 Dauh Puri Denpasar, lalumembuka cabang di SD Saraswati 4 Denpasar, SD KartikaUdayana, dan SD Prima Mandiri, Gianyar dengan menerapkan

vii j

Page 9: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

konsep mendongeng sambil bermain.

Dalam aktivitasnya sebagai penulis. Made Taro telahbanyak menerbitkan buku dongeng, misalnya Bazvarig danKesumv, Onion and Garlic (Balai Pustaka, 1997); Lagu-Lagu

Permahian Tradisional Bali (Upada sastra, 1999); Aliiih...!Traditional Balinese Games (Taksu Foundation, 2000); Gita Krida

(Sarad, 2001); Randu dan Saliabatnya (Kanisius, 2002); Dongeng-Doiigeng Pekak Mangku (Sanggar Kukuruyuk, 2004); BulanPejeng dan Balingkang (Grasindo, 2004); Antologi puisi BehekPunyah (Balai Bahasa Bali, 2004); Dongcjig-Dongeng Karmaphala(2006); Dongeng llntuk Presiden (2013); serta Mendongeng LimaMenit (2017).

Atas dasar kreativitas dan produktivitas kepenyairan.

Made Taro pun dikelompokkan dalam periode penyair BaliModern pra-Umbu Landu Paranggi bersama penyair lainnya,seperti Abu Bakar, Faisal Baraas, Frans Nadjira, GuspinAnandimi, I B Dharmadiaksa, I Gde Dharna, I Made Sukada,

I Ketut Suwidja, I Nyoman Manda, Ikranegara, Made Sangra,Ngurah Parsua, Nyoman Tusthi Eddy, Putu Oka Sukanta,Putu Wijaya, Tjok Raka Pemajun, dan Sunaryono Basuki KS.

Made Taro tidak pernah berhenti berkarya, balksebagai pendongeng maupun penulis dongeng. Kini ia telahmerampungkan karya dongeng yang berjudul "KumpiMangku Mendongeng", yang di dalamnya terdapat 50 judulcerita. Babon cerita yang ada dalam kumpulan dongeng itudari beberapa sumber. Salah satunya bersumber dari teks-

teks Bali seperti: (1) cerita tradisional Bali (Tantri), yaitu AyamHitam dan Kucing Abu-abu, Ayam Petelur, Bambu dan Ular,

Bangau Jatuh Cinta, Buaya Versus Cecak, Gagak dan Kekelik,Harimau Berbaju Kambing, I Kodok Dukun Sakti, I Tuma danI Titih, Jero Ketut, Kambing Pemberani, Kera Pendekar, KulkulBuliis I Belatuk, Mengapa Kucing Memburu Tikus, Pangeran

V viii

Page 10: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Cicing Gudig, dan Persahabatan Kera dan Kura-kura. Cerita-cerita yang bersumber dari cerita wayang Bali, yaitu Bimake Akhirat, Dalang Buricek, Anoman Nakal, Prabu KantongBelong, danTemanSekolah. Cerita lisan Bali yang banyol, yaituPan Balang Tamak dan Ayamnya serta Pelayan yang Pa tub.Cerita yang berkisah raja, yaitu Cintaku Kepada Garam, KudaOncesrawa, dan Keong Emas. Cerita yang tergolong dewa-dewa, yaitu Menggapai Ujung Lingga, Nasi Kuning, Padi danHama Wereng, Tiga Langkah si Cebol, Gerhana Bulan, danTerima Kasih Dewi Sri.

Dongeng-dongeng yang terdapat dalam buku berjudul"Kumpi Mangku Mendongeng" karya Made Tare merupakanrevitalisasi cerita lisan yang telah membumi di Bali. la kemas

cerita lisan Bali kembali dalam stilistika yang sederhana danpadat, namun tetap mempertahankan alur cerita (awal, situasi,

generating circumstances, rising action, klimax, denoument).

Dibalik kesederhanaan karya-karyanya ini, terselip ruh,nilai-nilai kearifan lokal, dan makna yang sangat berhargabagi kehidupan. Untuk menambah estetika karyanya. MadeTare juga menyelipkan ungkapan-ungkapan tradisi, seperti

mona brata, upaiuasa, jagra, kertha masa (yang telah dijelaskan

dalam catatan kaki). Karena itu, karya-karya Made Tare tidak"kering dan kosong makna" melainkan memperlihatkan spiritkearifan, sarat pesan, ajaran moral, budi pekerti, nasihat, dan

filosofi yang berkaitan dengan kehidupan manusia.

Menyitir pandangan Prof. Dr. Dadang Sunendar,M.Hum, Kepala Badan Pengembangan dan PembinaanBahasa dalam "Literasi Siswa Secara Nasional Dipetakan"(Maret 2018), mengatakan bahwa karya sastra tidak hanyamerangkai kata demi kata, tetapiberbicara tentang kehidupan,baik secara realitas yang ada maupun hanya dalam gagasanatau cita-cita manusia. Rasanya karya Made Taro mencakup

-4^

Page 11: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

hal-hal yang dimaksudkan. Dongeng-dongeng karya MadeTaro, tema-temanya mudah diungkap, bahasa sederhana,nilai-nilai kearifan terselip, dan maknanya pun bermanfaatbagi pembaca.

Racikan kalimat sederhana (kalimat pendek, bersahaja,dan mudah dimengerti yang tertuang dalam karya-karyanyatidak lepas dari kepribadian dan kesehariannya yangsederhana. Namun, di balik kesederhanaan itu, Made Taro

telah mentransformasikan dan mevvartakan spirit kearifanlokal Bali yang masih layak digunakan dalam masyarakatmodern. Gaya penyampaian cerita yang sederhana dan bijak,tidak saja terlihat dalam "Kumpi Mangku Mendongeng",tetapi juga tercermin dalam karya-karya sebelumnya, sepertiDongcng-Dongcng Pekak Mangku (2004), Mendongeng LimaMenit(2017), dan karya puisinya yang berjudul Bebek Punyah (2004).Antologi puisi Bebek Punyah pun menarik untuk disimak karenabahasanya yang sederhana dan cenderung lugas. Namun,kritik sosial yang disampaikannya memperlihatkan situasimasyarakat kekinian, hidup pragmatis, haus kekuasaan, dantelah mengenyampingkan nilai-nilai moral. Dengan demikian.Made Taro sebagai "mangku" dongeng telah memberikanwawasan-wawasan dunia, spirit kearifan, dan kesederhanaan

dalam mencari keseimbangan mental {equilibrum) untuk

menghadapi kenyataan hidup dewasa ini.

I Made Budiasa

Page 12: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

DAFTARISI

Sekapur Sirih iii

Sambutan Kepala Balai Bahasa Bali v

Prolog: Made Taro, Selayang Pandang vii

1. Anoman Nakal 1

2. Ayam Hitam dan Kucing Abu-abu 33. Ayam Petelur 54. Bambu dan Ular 8

5. Bangau Jatuh Cinta 10

6. Bima ke Akhirat 13

7. Buaya Versus Cecak 16

8. Cintaku Kepada Garam 18

9. Dalang Buricek 2010. Dewi Laksmi dan Burung Hantu 2311. Dialog Dua Lelakut 2512. Cadis Berkulit Kuning 28

13. Gagak dan Kekelik 3014. Gerhana Bulan 33

15. Harimau Berbaju Kambing 35

16. I Kecut dan Nenek Perawan 37

17. I Kodok Dukun Sakti 39

18. I Tuma dan I Titih 41

19. Jero Ketut 43

20. Juru Pencar 4621. Kambing Pemberani 4822. Keong Emas 5023 Kera Pendekar 52

24. Kisah Sebatang Pohon Nangka 54

Page 13: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

25. Kuda Oncesrawa 57

26. Kulkul Bulus I Belatuk 59

27. Lubdhaka 61

28. Mengapa Kucing Memburu Tikus? 6329. Menggapai Ujung Lingga 6530. Nasi Kuning 6831. Nyanyian yang Terpotong 7032. Padi dan Hama Wereng 7233. Pan Balang Tamak dan Ayamnya 7434. Pangeran Cicing Gudig 7635. Pelayan yang Patuh 7936. Persahabatan Kera dan Kura-kura 81

37. Piring Emas Untuk Anak Kucing 8338. Pohon Kapuk dan Bambu Buluh 8639. Prabu Kantongbolong 8940. Putri Bening 9141. Rayap dan Selembar Daun Teep 9442. Silih-silih Kambing 9643. Tangkai Kapak 9844. Tawuran Antar Semut 100

45. Teman Sekolah 102

46. Terimakasih Dewi Sri 104

47. Tidak Lagi Minum Air Tebu 10748. Tiga Langkah Si Cebol 10949. Tokek Yang Suka Mengoceh Ill50. Undang-undang Lanjut Usia 114

Epilog: Dongeng-dongeng Paket Hemat Made Tare 117

Biografi Penulis 120

xil

Page 14: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

■AMomcm MakaC

Di masa kecil Anoman sangat nakal. Kera putih itu jarangdi rumah. la suka bermain-main di puncak gunung yang

banyak pohon berbuah lebat dan gurih. Pada malam haribuah-buahan itu tampak bercahaya terang, karena di sela-sela ranting pohon bertengger beribu-ribu bintang. Bintang-bintang itu dengan senang hati memancarkan cahayanya.

Bila perut Anoman sudah kenyang, ia tidak lagi memetikbuah-buahan. Perhatiannya berubah, yakni memetik bintang-bintang. Ia ambil sebiji, lalu ia lemparkan ke bintang yang lain.Pluk\ Sebuah bintang mengaduh karena jidatnya benjol kenalemparan Anoman. Anoman tertawa. Ia sangat menikmatipermainan yang lucu itu. Ia petik sepuluh bintang lagi, laluia lemparkan ke sepuluh bintang lainnya. Pluk, pluk, pluk...\Makin banyak bintang-bintang yang mengaduh. Merekatidak dapat membalas kenakalan Anoman, karena Anomankuat dan pandai berkelit.

Ketika bulan purnama tiba, bintang-bintang itumengadukan nasibnya kepada bulan si Muka Bulat. Melihatbanyak bintang yang benjol-benjol, bulan yang bercahayaterang itu menaruh belas kasihan. Ia lalu mengadukanperistiwa itu kepada Matahari.

"Kakak Matahari, tidakkah kau lihat penderitaanbintang-bintang itu?" tanya Bulan di depan Matahari.

"Ya, aku lihat! Aku ingin menolongnya, tetapi ada hallain yang kupikirkan," jawab Matahari.

"Apa yang kakak pikirkan?""Kamu! Apabila aku menyelamatkan bintang-bintang,

maka kamu akan kesepian. Bintang-bintang itu akan

Page 15: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

kuangkat jauh di atasmu. Sedangkan kamu tetap tinggal disitu sendirian."

Bulan berpikir, laiu katanya, "Tak apalah, kakak, asalkanAnoman tidak sampai menggapai tempatku bepergian."

Seperti biasanya, Anoman meloncat-loncat dari pohonke pohon. la menggapai sebuah bintang. Sial, bintang itumelesat ke langit. la marah, lalu mencoba mengambil sepuluhbintang, tetapi kesepuluh bintang itu terbang tinggi. Si KeraPutih mengamuk. la mencoba lagi mengambil beratus-ratusbintang, tetapi beratus-ratus bintang itu melesat secepatnya.Akhirnya tak satu bintang pun yang bertengger di pohon-pohon gunung itu. Bintang-bintang itu sekarang bertenggeramat tinggi, lebih tinggi dari Bulan. Ketika bulan purnama, siMuka Bulat yang bercahaya sejuk itu tersenyum. la tidak lagimelihat Anoman bermain-main di puncak gunung. Konon, si

kera putih itu sekarang tinggal di Ayodya, mengabdi untukPrabu Rama, dan tidak nakal lagi.

Page 16: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

A^am Hitam dan. Kucing. /Um-AlHi

Tersebutlah seekor induk ayam bernama si Ayam Hitam.la punya sepuluh ekor anak. Anak-anaknya berbulu

hitam seperti induknya, kecuali si bungsu, yang tidak berbulusehelai pun. Karena tidak berbulu, anak ayam yang malangitu dipanggil si Kolagan.

Pada suatu hari induk ayam dan anak-anaknya itumencari makan di seberang sungai. "Anak-anakku!" serusi Ayam Hitam. "Di sini banyak rayap, remah, dan cacing.Kamu boleh bebas mencari makan, tetapi ingat, sebelummatahari tenggelam, kamu harus kembali ke pangkuan ibu!"Anak-anak itu sangat gembira lalu menyebar mencari makanke segala penjuru.

Tak lama kemudian, mendung berarak, lalu turun hujanlebat. Air sungai mulai naik. Ayam Hitam berteriak-teriakmemanggil anaknya. "Kembalilah segera, Nak! Kita akanpulang." Namun, anak-anaknya yang bandel itu pura-puratidak mendengar panggilan ibunya. Mereka asyik mengaismakanan.

Menjelang matahari tenggelam, kilat berdenyar dan petirbergemuruh. Anak-anak itu ketakutan, mereka berebutan

berlindung di bawah perut ibunya." Kamu betul-betul bandel!"Ibunya marah. "Kita terlambat, tidak bisa menyeberang, Kitaharus menginap di rumah temanku, si Kucing Abu-abu."

"Tok, tok, tok ...I" Si Ayam Hitam mengetuk pinturumah si Kucing Abu-abu. "Aku temanmu si Ayam Hitam.Izinkanlah aku dan anak-anakku menginap semalam. Kami

tidak bisa menyeberang."Si Kucing Abu-abu dan tiga anaknya amat senang

Page 17: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

menerima sahabatnya. Si Ayam Hitam dan anak-anaknyamemilih tidur di sebelah iesung batu yang terletak di dapur.Karena kelelahan dan kedinginan, anak-anak ayam itu cepat

tertidur. Ketika hujan reda, si Ayam Hitam mendengarpercakapan keluarga kucing itu. "Malam ini kita berpesta,anak-anakku!" kata induk kucing. "Kita bunuh ayam-ayamitu! Kita makan dagingnya!" "Sayap, kaki, dan paruhnya kitapakai mainan, Bu!" sambung anak-anak kucing.

Si Ayam Hitam mencurigai niat jahat si Kucing Abu-abu.la lalu membangunkan anak-anaknya. la menyuruh merekaterbang satu persatu. Ketika tiba giliran si Kolagan, indukayam itu sangat sedih. Namun, ia punya akal. la bisikkanakal-akalan itu kepada si Kolagan. Setelah itu induk ayam ituterbang.

Setelah tiba waktu yang tepat, si Kucing Abu-abu

mengendap-endap ke dapur dan menyambar ayam hitam itu.Braaak...\ Apa yang terjadi? Ibu Kucing bukan menyambarmangsanya, melainkan menabrak lesung batu. Giginya rontokdan mulutnya berdarah. Yang didapatinya hanya si Kolagan,ayam yang tidak berbulu.

Si Kolagan berpura-pura pasrah menyerahkan diri sesuaidengan pesan ibunya. Agar cepat gemuk dan dagingnya tidakamis, dan pahit, ia minta agar dipelihara dengan baik dandiberi makanan yang enak-enak. Permintaan anak ayam itudilaksanakan dengan sungguh-sungguh oleh keluarga kucing.Lama-kelamaan si Kolagan menjadi gemuk dan berbululebat.

Nah, tibalah kesempatan yang terbaik itu! Ketika kucing-kucing itu sibuk mempersiapkan alat pesta, si Kolagan terbangsekuat-kuatnya ke seberang sungai. Ia disambut oleh ibu dansaudara-saudaranya sambil bernyanyi-nyanyi, "Pang pingpong, Ibu Kucing gigi ompong."

Page 18: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

f*etelWL

Lull Laiicah memelihara dua ekor ayam betina yang sedangbertelur. Ayam peteiur itu diberi nama sesuai dengan

warna bulunya, yakni si Hitam dan si Putih. la berharap setiaphari mendapatkan dua butir telur.

"Kotek, kotek, kotek... seru si Hitam turun dari rumahnya.Lull Lancah segera mengambil telur yang baru saja lahir. laamat senang, lalu menaburkan makanan kepada si Hitam.

"Kotek, kotek, kotek...\" seru si Putih. Luh Lancah

mengulurkan tangannya ke rumah ayamnya yang kedua.Kosong! Ibu peternak ayam itu marah. "Hai, Putih! Kalau

besok kamu tidak melahirkan telur, akan kusembelih kamu!

PercLima aku memberimu makan."

Keesokan harinya, setelah matahari agak tinggi, keduaayam itu berkotek. "Kotek, kotek, kotek...! Kotek, kotek, kotek...I"

Luh Lancah mengambil sebutir telur dari rumah si Hitam.

"Terima kasih, Hitam!" katanya berseri-seri. Kemudian iamengulurkan tangannya ke rumah si Putih. Ia meraba sebutirtelur. Ia mengambil telur itu. "Aneh!" pikirnya. Telur itu lebih

kecil dari telur si Hitam, tetapi jauh lebih berat. Warnanyakuning mengkilap. "Emaaasss...!" teriaknya gembira.

Luh Lancah segera menjual telur emas itu. Dari segepok

uang yang diperolehnya, ia membeli makanan enak untukdirinya dan suaminya. Juga makanan enak untuk si Putih. Sisa

uang yang masih banyak itu dibelikannya perabot rumah danpakaian yang baru.

Ketika asyik memasak makanan untuk suaminya, tiba-tiba ia berpikir. "Satu butir telur membuat aku kaya, dua butir,

\

Page 19: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

tiga butir,....! Ah, aku pasti menjadi orang terkaya di desa ini.Kekayaanku akan melebihi Men Gentuh, perempuan terkayadi desa ini."

la segera bangkit lalu mengambil sebilah pisau. lamenangkap si Putih. "Terima kasih, Putih!" serunya berseri-seri. la menorehkan pisau ke leher ayam yang ketakutan itu.Kemudian membelah perutnya. "Oh, oh...!" keluhnya. Dalamperut si Putih hanya terdapat sepuluh butir cairan mengentalyang berwarna kuning keemasan. Luh Lancah menangis.

"Kamu serakah!" teriak suaminya marah-marah setelahmendengar penjelasan dari istrinya. "Bila saja kamu bersabardan mengendalikan diri, niscaya keinginanmu tercapai."

Page 20: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

-

Page 21: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

'BamtHi doM. OUdi

Zaman dulu Bambu dikenal sebagai guru yang bijak. laberpengetahuan luas dan pintar mengajar. la tidak saja

mahir berbahasa tumbuh-tumbuhan, tetapi juga berbahasa

binatang. Banyak hewan yang berguru kepadanya, sepertiGajah, Monyet, Harimau, dan bangsa Unggas. Di antara sekianbanyak muridnya, yang paling cerdas adalah Ular.

Ular sangat rajin belajar, disiplin, dan cepat menangkappelajaran. Geraknya iincah dan sangat serasi denganperawakannya yang tampan. Berbeda sekali dengan muridnyayang bernama Gajah dan Harimau. Gajah amat bodoh dangerakannya lambat, sedangkan Harimau sombong tetapi tidakkuat menghapal.

Pada suatu hari sang Guru Bambu memanggil Ular yangIincah itu. "Wahai, muridku yang paling cerdas dan palingIincah! Aku ingin kau memotong tangan dan kakimu. Akurasa tanpa tangan dan kaki, kamu tetap Iincah dan tampan,bahkan tambah berwibawa."

Oleh karena Ular sangat hormat dan merasa berhutangbudi kepada gurunya, ia berkata sambil mengangguk,"sekehendak Tuan Gurulah!"

Benar sekali kata guru itu! Walaupun tanpa tangan dankaki, hewan melata itu tetap Iincah. Dengan meliuk-liukkantubuh dan mengangkat kepalanya, ia cepat sekali mencapaisasaran.

Lama-kelamaan tindakan sewenang-wenang guru itusampai ke telinga raja. Sang raja menanggapi guru yangpandai mengajar itu telah melakukan tindakan kejam terhadap

Page 22: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

muridnya.

"Hai, Bambu!" teriak raja menuding-nuding sang guru."Kau pintar mengajar tetapi tidak bijak. Kau telah menyalah-gunakan ilmu yang tinggi itu. Kau bertindak sangat kejamterhadap murid yang setia. Oleh karena itu, mulai sekarangkau kukutuk menjadi bisu!"

Apa yang diucapkan raja sakti itu, terjadilah! Semenjakperistiwa itu, sang Guru Bambu tidak dapat berbicara. lahanya berbisik apabila tertiup angin.

Ketika musim angin kencang tiba, seekor ular melintas diserumpun bambu. Bambu yang berusaha menahan embusantopan itu, meiiuk-Iiuk dan akhirnya patah. Batang bambu itutepat menimpa sang Ular. Ular yang melata itu seketika diamdan mati.

Itulah yang terjadi sampai sekarang. Apabila ular itutertimpa bambu, apalagi terpukul maka ular itu tidak melawan.

Konon ia sangat setia dan hormat kepada gurunya.

..Z • .<< f P

' • ■0'' .

Page 23: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Civita

Bila musim tanam tiba, tidak ada lagi burung-burungmencari makan di sawah. Suasana yang sepi itu membuat

si Bangau sangat merindukan si Gelatik yang dicintainya.Baginya, si Gelatik burung mungil itu amat cantik. Si Bangaubelum pernah terang-terangan menyatakan cintanya. la maludan ragu, apakah tubuhnya yang tinggi besar itu sepadandengan si Gelatik?

"Cetrung!" Si Bangau memanggil tetangganya, seekorburung kecil dan kurus. "Pergilah ke rumah Gelatik! Katakankepadanya bahwa aku mencintainya dan ingin segeramemperistrinya."

"Maaf, Tuan! Rumah Gelatik amat jauh di balik bukit/'jawab Cetrung ketakutan.

"Kalau tak mau, kau akan kularang mencari makan disawah ini!" bentak Bangau.

Cetrung terpaksa menjalankan perintah Bangau.Perjalanan panjang membuat Cetrung lelah, ia hinggap didepan rumah Gelatik.

"Nona cantik!" serunya. "Aku datang ke sini untuk

menyampaikan pesan Tuan Bangau."

"Pesan apa itu? Katakan segera!""Tuan Bangau jatuh cinta kepadamu sejak lama, la akan

memperistrimu."

Burung cantik itu terkejut. Ia tak pernah membayangkanburung berkaki dan berleher panjang itu jatuh cinta kepadanya.Kenal saja pun tidak, apalagi jatuh cinta. Ia menganggap iniolok-olok saja.

PERPUSTAKAAfa

BAOAN BAHASA

DCP*RTEMCN PENDiDlKAN HASIOMAL

Page 24: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

"Cetrung!" kata Gelatik. "Aku memenuhi permintaannyadengan satu syarat."

"Syarat apa itu?"

"Kalau ia benar-benar cinta, suruh ia memotong keduakakinya, sebab tubuhnya yang jangkung itu mempersulit akumemeluknya."

Setiba di rumah Bangau, Cetrung pun menyampaikanpersyaratan Gelatik. Bangau sangat senang, lalu ia mengambilsebuah pisau. Plak! Ia memotong kedua kakinya.

"Demi cinta, telah kupenuhi permintaan kekasihku.Sekarang jemputlah calon istriku itu!" demikian perintahBangau kepada Cetrung.

Cetrung pun terbang dengan berat hati. Tak lamakemudian ia kembali membawa pesan kedua. "Tuan, ke-kasihmu minta agar Tuan memotong sayap Tuan, sebab sayapyang lebar itu membuat napasnya sesak."

Bangau mengambil pisau. Plak! Ia memotong sayapnya."Demi cinta telah kupenuhi permintaan calon istriku. Sekarangjemputlah ia segera!"

Sekembalinya yang ketiga kalinya, Cetrung belum jugamembawa Gelatik, bahkan ia menyampaikan persyaratanyang ketiga. "Nona Gelatik minta agar Tuan memotongparuh Tuan, sebab paruh yang panjang itu mempersulit dia

menciummu."

Demi cinta, Bangau pun memotong paruhnya. Plak! Nah,

sekarang Bangau yang kasmaran itu tidak dapat berdiri, tidak

dapat terbang, dan tidak dapat berbicara. Demi cinta!"Ini syarat terakhir, Tuan!" kata Cetrung yang keempat

kalinya. "Kekasihmu ingin agar pernikahan itu berlangsungmeriah. Jemputlah dia dengan kereta yang diiringi musikbertalu-talu. Nona Gelatik akan mendampingi Tuan di atas

kereta."

Page 25: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Betapa gembiranya si Bangau! la mengerahkan semuaburung bernyanyi-nyanyi mengiringi kereta menuju rumahGelatik. Ketika berhenti di depan pintu, burung mungil dancantik itu melihat dari jendela.

"Hal, Bangau!" teriak Gelatik. "Lihat dirimu baik-baikiDalam keadaan sempurna saja aku tak pernah jatuh cinta,apalagi sekarang kau telah kehiiangan jati diri!" Burunggelatik itu terbang dan tak pernah kembali lagi.

Page 26: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

'BUma ke ■/IMMaZ

Mendengar berita Resi Narada bahwa sang Pandhu danDewi Madri tinggal di neraka, Pandawa bersaudara

terkejut bercampur marah. Apalagi dikatakan, almarhumkedua orang tuanya itu menjadi kerak dalam kawahCandradimuka.

"Tidak adil!" teriak Bima. "Aku harus menyelamatkankedua orang tua kita!"

"Sabar, Anakku!" cegah Resi Narada. "Kedua orangtuamu sedang menjalani hukum karma, karena perbuatannyamembunuh sepasang kijang yang sedang berkasih-kasihandi dalam hutan. Pasangan kijang itu sesungguhnya adalahjelmaan resi."

Bima tidak mau menerima hukuman berat seperti itu."Bukankah hukuman itu sudah ditimpakan kepada keduaorang tuanya, yakni meninggal mendadak ketika sedangberkasih-kasihan?"

Kelima saudara Pandawa itu sepakat menunjuk Bimauntuk menyelamatkan orang tuanya. Bima sendiri tidak merasasanggup menjalankan tugas ini karena perjalanan menujuakhirat sangat panjang dan memerlukanbanyak tenaga. Untukmenambah kekuatan Bima, Yudistira membantunya denganduduk di bahu Bima dan adik-adiknya Arjuna, Nakula, danSahadewa, bersembunyi di hati sanubari Bima. Setelah siap,Bima pun pergi menuju neraka.

"Hai, kau manusia! Jangan coba-coba masuk ke pintugerbang neraka!" demikian cegat pengawal-pengawal ber-senjata di pintu gerbang. Mereka adalah anak buah Dewa

Page 27: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model
Page 28: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Yama yang menjadi penanggung jawab neraka. Mendengaromongan penjaga neraka Bima menjadi beringas. Tenaganyayang besar seketika dapat melumpuhkan perlawananpengawal-pengawal Dewa Yama.

Di kawah Candradimuka, Bima mondar-mandir

mencari orang tuanya. Namun sia-sia! la mencurigai sebuahjambangan besar yang dipanasi api terus-menerus. lagulingkan jambangan itu. Benar! Di jambangan itu terdapatbanyak atma (roh) termasuk atma orang tuanya, sang Pandudan Dewi Madri yang sedang tidak sadarkan diri. Tak lamakemudian Dewi Madri mulai sadar, namun ayahnya, sangPandu tetap tidak sadarkan diri.

Yudistira mengajak adik-adiknya menyembah keduaorang tuanya, namun Bima menolaknya. Saudara-saudara

Bima yakin apabila Bima mau menyembah orang tuanya makasang Pandu akan siuman. Bima tidak juga mau menyembah.Atas kejaian itu, Nakula Sahadewa membuat daya upaya.

"Kakanda! Mengapa tangan kakak tidak sama panjang?"kata Nakula Sahadewa pura-pura heran.

Bima mencocokkan kedua tangannya dengan me-ngatupkannya. Nakula Sahadewa yang berpura-pura itulalu membantu mengangkatnya ke depan kening Bima. Nah,keajaiban itu terjadilah! Perlahan-lahan sang Pandu bangkitdari pembaringannya. la tersenyum melihat putra-putranya

menyembah di hadapannya.

Page 29: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

1/eUuA Cecak

Seekor buaya sedang berjemur di pinggir sungai. Tiba-tibaia mendengar percakapan cecak laki bini yang menempel

di batang pohon warn. "Buaya itu sangat serakah! Diaiahyang melahap semua telur burung yang bersarang di semak-semak."

Buaya itu tersinggung. "Hai, Cecak! Badanmu kecil tetapicakapmu besar. Lihatlah dirimu sendiri! Tidak pantas hewannista membicarakan hewan besar dan bermartabat."

Cecak laki bini itu diam saja. Ia melipat ekornya karenaketakutan. Ia tidak mengira buaya maias yang tidur-tiduranitu mendengar percakapan mereka berdua.

Buaya itu beium puas dengan ucapannya sendiri. Iamengangakan mulutnya yang lebar, mencari-cari di manakedua cecak itu menempel. "Aku heran, mengapa Dewamenciptakan hewan nista seperti kau!" ocehnya lagi. "Hewansebangsamu hanya bisa bersuara yang tak ada artinya."

Kedua cecak itu tersinggung juga, lalu jawabnya, "Bangsacecak memang kecil dan suka bersuara, tetapi sekali bersuara,

semua manusia menghitung suara kami untuk menentukannasib baik dan buruk. Lain dengan suaramu! Semua makhlukmenutup telinganya, sebab suara serak dan memekakkan itu

penuh kebohongan."

Buaya itu benar-benar marah. Ia mendekati pohon yangdihuni kedua cecak itu, lalu berteriak sambil menggoyang-goyang batang pohon itu. "Hai, Cecak! Jangan banyak cakap!Kalau berani tunjukkanlah kesaktianmu! Ayo balapan mulaidari pohon waru ini sampai ke pohon ketapang! Pemenangnyaberhak membunuh yang kalah."

Page 30: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

"Baiklah!" jawab Cecak, "tetapi jangan sekarang, sebabmatahari hampir tenggelam. Besok saja, sehingga semuahewan menyaksikan perlombaan kita."

Singkat cerita, pagi keesokan harinya, semua hewanpenghuni pinggir sungai itu berduyun-duyun menuju tempatperlombaan buaya versus cecak. Bagi mereka, perlombaanitu amat berarti, sebab mempertaruhkan hidup-mati. Yangditunjuk menjadi wasit adalah burung jalak siiren, karena iabisa meniup peluit.

"Pniit..A" peluit berbunyi. Cecak bergegas merayap danbuaya santai saja. Bagi buaya, satu langkah sama dengan limapuluh langkah cecak. Menjelang menginjakkan kaki di pohonbekul, buaya memanggil cecak. "Caaak\" "Yaaakl" demikian,jawaban cecak yang telah menempel di batang pohonbekul. Buaya mulai memperkencang jalannya. Menjelangmenginjakkan kaki di pangkal pohon ketapang, buayamemanggil cecak. "Caaakl" "Yaaak\ Aku di sini!" Ternyatahewan kecil yang bernama cecak itu terlebih dahulu sampaidi garis akhir.

Penontonbersorakgemuruh.Ketikawasitmengumumkanpemenangnya, tiba-tiba buaya itu mencebur ke sungai.

"Sungguh kompak dan cerdas cecak itu!" kata wasit."Buaya bodoh itu tidak tahu bahwa cecak yang di pohonwaru, di pohon bekul dan di pohon ketapang adalah cecak

yang berbeda."

Page 31: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

CMUcUm Kepuda CUVuim

Sebelum tidur malam. Raja Darmawangsa berbaring sambilberbincang-bincang dengan ketiga putrinya. Perbincangan

malani itu adalah mengenai cinta.

"Nurul, sebesar apa cintamu kepadaku?" tanya rajakepada putrinya yang sulung.

"Cintaku kepada Ayahanda adalah sebesar emastermahal/' jawab Nurul.

"Bagus! Aku percaya padamu. Lalu, Ratna, sebesarapa cintamu kepadaku?" tanya raja kepada putrinya yang

menengah.

"Cintaku kepada Ayahanda sebesar mutiara yangtermahal."

"Bagus! Aku percaya kepadamu. Sekarang kamu, Dewi,putriku yang bungsu, sebesar apa cintamu kepadaku?"

"Mungkin kelihatamiya tidak berharga, tetapi cintakukepada Ayahanda tak ternilai harganya."

"Katakanlah, sebesar apa?"

"Cintaku kepada Ayahanda sebesar cintaku kepadagaram."

"Apa katamu?" Raja Darmawangsa bangkit lalu me-nuding-nuding si putri bungsu. "Kamu menyamakanayahniu dengan garam? Sungguh durhaka kamu! Kamu telah

menghina raja dan ayah kandungmu. Enyah kamu dari sini!"Keesokan harinya, pagi-pagi benar, si putri bungsu me-

ninggalkan istana. Di sepanjang jalan ia mencucurkan air mata.la sangat sedih meninggalkan ayah yang sangat dicintainyaitu. Namun ia tidak mengerti mengapa ayahnya salah paham.Ia pasrah menjalani nasibnya. Tidak disadarinya, tiba-tiba ia

18

Page 32: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

sudah sampai di tengah hutan.Hari demi hari, bulan demi bulan telah berlalu. Pada

suatu hari, pagi-pagi benar Raja Darmawangsa pergi berburudengan pasukannya ke dalam hutan. Hingga mataharicondong ke barat, tak seekor hewan pun yang tertangkap.Raja dan pasukannya kehausan dan kelaparan.Dalam hutanyang lebat dan sangat sepi, raja dan pasukan pemburu itumenemukan sebuah pondok.

"Paman Patih!" panggil raja kepada patihnya yang setia."Mintalah makan dan minum kepada penghuni pondok itu!"

Tak lama berselang seorang gadis cantik mengantarkanmakanan dan minuman ke hadapan raja dan pasukanpemburu. Tanpa memperhatikan si pembawa makanan, sangraja makan dengan lahapnya.

"Anak gadis!" kata raja setelah puas makan. "Sungguhenak makananmu! Sayang, tak ada garamnya."

"Maaf, paduka raja! Hamba tak pernah menggunakangaram, karena sumpah."

Raja Darmawangsa minta kepada anak gadis itumenceritakan hal sumpah itu. Anak gadis itu menceritakanriwayatnya. Akhirnya la berkata, "Cintaku kepada Ayahandasebesar cintaku kepada garam."

Raja Darmawangsa menangis mendengarkan perkataan

anak gadis di tengah hutan. la menyadari kesalahpahamannya.Kemudian raja memeluk putrinya dan memboyong putri ke-

sayangannya kembali ke istana.

Page 33: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

^u/Ucek^

Desa Kamasan tidak saja terkenal karena lukisan wayang,tetapi juga karena seorang dalang muda bernama

Dalang Buricek. Diberi julukan hiiricek karena dalang ituberwajah burik, berlubang-lubang kecil kehitam-hitamanseperti dimakan rayap. Kepalanya botak, sehingga tampakmenyeramkan. Konon wajah burik dan kepala botak itudisebabkan niat jahat seseorang yang iri hati kepadanya.

Ketika semua penonton terbius menikmati adegan iucu sangDalang, seorang penonton diam-diam menyusup ke rangki, lalumembubuhkan racun ke gelas minum sang dalang. Seminggu

kemudian, dalang yang tersohor itu tampak bermuka burukseperti monster.

Wajah dalang muda yang burik dan botak tidak membuatbodoh, tetapi kepintarannya mendalang semakin menjadi-jadi. la bukan saja mahir menarikan wayang, melainkanjuga konyol dan mampu mengocok perut penonton. Semua

penonton tertawa terpingkal-pingkal, bahkan ada yang sakitperut akibat gelitikan yang berkepanjangan." Wayang-wayangyang dimainkannya, seolah-olah manusia hidup yang sangatlucu," demikian komentar para penonton.

Lambat-laun nama dalang yang tersohor itu sampaipula ke telinga Raja Kesiman. Beliau ingin sekali menikmatikelucuan dalang tersebut. Lebih jauh dari itu, raja inginmembuktikan kebenaran berita yang tersebar di masyarakat.Sebelum pertunjukan dimulai, beliau memanggil seorangpatihnya.

"Paman, aku ingin tahu, sampai di mana kemahirandalang itu. Perintahkan kepada semua penonton untuk tidak

Page 34: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Mm

Page 35: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

tertawa selama pertunjukan berlangsung!" kata sang rajakepada patihnya.

Benar, apa yang diperintahkan, terjadilah! Tak seorangpun di antara penonton yang berani berisik, apalagi tertawacekikikan. Lakon wayang terasa hambar, tidak berirama dantidak menarik. Sang dalang berputus-asa. Ketika ia bersiap-siap menancapkan kayonan sebagai tanda pertunjukanberakhir, tiba-tiba ia mendapat akal.

la mengambil beberapa lembar daun sirih, lalu me-ngunyahnya. Lendir yang kemerah-merahan itu dioleskannyapada wajah dan botaknya. Wajah yang mula-mula sepertimonster itu berubah menjadi sangat seram, aneh, dan lucu.

Ia ingin melakukan adegan yang tak terduga-duga. Sambilmengucapkan kata-kata yang ngawur, ia mengambil temutiklalu menoreh bagian tengah kelir wayang. Melalui lubangyang menganga itulah ia tiba-tiba menyembulkan wajahnyayang seram-lucu. Ia menoleh kiri-kanan, mendelikkkan mata,

dan menggerak-gerakkan mulutnya.Sungguh di luar dugaan! Sang raja yang sejak tadi

menahan perut dan mengunci mulutnya, tiba-tiba cekikikan,dan kemudian tertawa terpingkal-pingkal. Akhirnyapertunjukan yang mencekam itu berubah menjadi riuhrendah suara penonton. Semua penonton tertawa terbahak-bahak. Rakyat yang sedang menikmati pertunjukan wayangitu, merasa mendapatkan kebebasan untuk tertawa riang-gembira.

Sang Dalang Buricek pun merasa puas. Baginya,pertunjukan malam itu adalah pengalaman yang sangatmengesankan. Dalam pertunjukan selanjutnya, ia tidak maumengganti kelir yang robek itu. Ia hanya menambal kelir ituselebar kepalanya yang menyembul.

Page 36: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Vewi L/oMwu dan Haatn

Berhari-hari lamanya, seorang dewi surga bemama Laksmitermenung di samping jendela. la tampak bingung melihat

pemandangan di muka bumi. Burung hantu peliharaannyatak sampai hati melihat majikannya seperti itu. Burung yangsetia dan bijaksana itu lalu menghampirinya.

"Maaf, Dewi yang pemurah dan penuh kasih sayang,mengapa Dewi termenung?" tanya Burung Hantu sopan.

"Kamu lihat kalung perhiasan yang kupegang ini?"kata Dewi Laksmi sambil memperlihatkan kalung perhiasangemerlapan. "Aku senang memberi hadiah kepadaseseorang yang kucintai. Aku sangat senang kalau hadiah itudimanfaatkan sebaik-baiknya. Namun kali ini aku bingung,kepada siapa kalung ini mesti kuhadiahkan?"

"Hamba yakin, paduka Dewi mempunyai pilihan yangtepat. Hamba hanya menjalankan," jawab Burung Hantu.

"Menurutku, kalung perhiasan ini hanya cocok untukanak kecil yang cantik," kata Dewi Laksmi. "Bagaimanapendapatmu?"

Burung setia dan bijaksana itu mengangguk tandasetuju.

Keesokan harinya, Dewi Laksmi menyerahkan kalung

perhiasan itu kepada Burung Hantu dan menyuruhnyaterbang ke bumi. "Hadiahkanlah kalung emas ini kepada anakkecil yang cantik!" demikian perintah Dewi Laksmi.

Burung kepercayaan Dewi Laksmi itu menggigit erat-eratkalung perhiasan itu dengan paruhnya, lalu terbang ke bumi.Baginya, ini tugas yang mulia dan harus dilaksanakan sebaik-baiknya. Namun, berhari-hari ia terbang dciri suatu tempat

Page 37: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

ke tempat yang lain, belum juga menemukan anak kecil yangcantik. la terbang mengarungi laut, ia terbang dari kota kekota, dan dari satu desa ke desa lainnya. Ia mendaki gununglain menukik ke tepi pantai. Ia mengintip ke asrama-asramasekolah, hinggap di rumah-rumah mewah, melayang-layangdi gubuk-gubuk petani, dan ia ikut menjadi penumpangkereta api serta pesawat udara. "Sia-sia!" keluhnya. "Takpernah kutemukan anak kecil yang cantik."

Maka tibalah hari yang tepat itu. Ia menemukanpilihannya, lalu segera menyerahkan kalung perhiasan itu.Kemudian dengan senang hati ia kembali ke istana DewiLaksmi.

"Sudah kau temukan anak kecil yang cantik itu?" tanya

Dewi.

"Sudah, paduka Dewi!" jawab Burung Hantu.

"Siapakah anak kecil yang cantik itu?""Anak hamba, paduka Dewi. Hamba sangat mencintai-

nya, dan ia sangat merindukan hamba."Dewi Laksmi termenung sesaat, kemudian tiba-tiba

memeluk Burung Hantu yang bijaksana itu. "Sungguhtepat pilihanmul Yang paling cantik adalah yang paling kitacintai."

Page 38: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Vua LelakuZ

Di sawah yang luas itu, padi-padi baru saja menguning,Ribuan burung mencuri bulir-bulir yang siap dipanen.

Untuk menakuti pencuri itu, Pak Tani memasang puluhanlelakut. Lelakut berbentuk manusia dibuat dari jerami itudipasang menyebar, kecuali dua lelakut yang dipasangberdampingan. Kedua lelakut itu diberi nama si Keluh dan siSabar.

"Selamat pagi, Sabar!" sapa si Keluh pada suatu pagi."Aku jemu dengan kehidupan yang begini-begini saja. Besokaku akan meninggalkan tempat ini. Aku akan mencari temandan merubah nasib di tempat yang baru." Si Keluh menariknapas panjang, lalu meneruskan pembicaraannya. "Satu halyang menyusahkanku adalah, bagaimana aku mendapatkanpakaian yang pantas, sehingga di tempat yang baru itu, akutidak lagi dikenal sebagai lelakut."

"Sebetulnya aku keberatan melepasmu," jawab siSabar. "Namun demi masa depanmu, aku rela berpisahdenganmu."

Ketika si Keluh tertidur, beberapa hewan mendekati siSabar.

"Kawan Sabar!" sapa seekor tikus. "Sudilah kiranya

kamu memberikan beberapa helai jerami. Anakku baru saja

lahir. Mereka kedinginan dan tak pimya tempat tidur yang

nyaman."

"Silakan, Ibu Tikus! Ambillah jerami sebanyak yang kauperlukan, demi keselamatan anak-anakmu," jawab si Sabar.

Ibu Tikus itu pun merobek-robek tubuh si Sabar. lamengambil beberapa helai jerami. Sebagai ucapan terima

Page 39: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

m'

Page 40: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

kasih, Ibu Tikus itu memasang topi di atas kepala si Sabar.Sesaat kemudian, seeker burung Layang-layang hinggap

di bahu si Sabar.

"Kawan, Sabar!" sapa burung itu. "Sudilah kiranyakamu memberikan beberapa helai jerami untuk memperluasrumahku. Aku baru saja melahirkan anak-anakku."

"Silakan, Layang-layang. Ambillah sekehendakmu!"Burung Layang-layang itu merobek jerami-jerami yang

melekat di tubuh si Sabar, lalu terbang ke sarangnya. Sesaatkemudian burung itu membawa selembar kain dan memasangkain itu di pinggang si Sabar.

Sepeninggal burung Layang-layang itu, tiba-tiba anginbertiup kencang. Si Keluh terbangun. Ketika membuka mata,ia terkejut. "Hai, kawan Sabar! Kau kelihatan tambah kurus,

tetapi kau gagah benar! Dari mana kau mendapatkan topi dankain sebagus itu?"

"Dari kawan-kawanku yang baik, Keluh! Kebetulan kausangat memerlukan pakaian baru. Ambillah pakaianku ini,sehingga di tempat yang baru kau tidak lagi dikenal sebagailelakut."

Sejenak lelakut yang bernama si Keluh itu merenung,kemudian tiba-tiba menangis, lalu katanya, "Sabar, aku

mengurungkan niatku untuk pindah ke tempat baru. Ditempat yang baru, aku tidak mungkin menemukan sahabat

sejati seperti kamu."

27

Page 41: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

CcocUa "BenjkuM Kjumn^

Konon di sebuah desa di Bali Selatan tinggal seorangpenjudi kelas kakap. Namanya I Pudak. Dijuluki kelas

kakap, karena demi judi, ia bertahun-tahun tidak pernahpulang. Judi yang paling digemari adalah sabungan ayam.

Pada suatu hari ia berpesan kepada Ni Sari, istrinya yangsedang hamil tua. "Sari, Bli akan main sabungan di Denbukitdalam waktu yang lama. Jagalah dirimu! Apabila kamumelahirkan anak laki, peliharalah baik-baik, tetapi kalau lahiranak perempuan, jangan ragu-ragu! Manfaatkan tubuhnyauntuk makanan ayam kurunganku!"

Ni Sari terkejut, lalu katanya, "Bukankah dia buah hatikita, Bli? Laki maupun perempuan, sama saja!"

"Apa katamu? Kamu ingin aku membelah mulutmu?"kata I Pudak berang.

Demikianlah, sepeninggal suaminya, Ni Sari setiap harimengurus puluhan ayam kurungan suaminya. Tibalah hariyang dinanti-nanti. Ibu hamil itu melahirkan seorang anakmungil, Perempuan! Karena kulitnya kuning bersih sepertiterong, maka bayi yang sangat disayanginya itu diberi namaNi Tuung Kuning.

Ni Sari bingung. Apakah menuruti perintah suamiataukah hati nurani? Hari demi hari terlewatkan, akhirnyaia menemukan akal. Anak bayi yang dikasihinya itudisembunyikan di rumah neneknya, Dadong Leko.

Singkat cerita, entah berapa tahun lewat, tiba-tiba IPudak pulang. Kalimat pertama yang diucapkan di depanistrinya adalah, "Bagaimana anakmu, laki atau perempuan?Kalau perempuan, apakah semua ayamku dapat bagian?"

"Perempuan, Bill la sudah kubagi-bagi untuk semuaj

28

Page 42: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

ayam." jawab Ni Sari.Tiba-tiba ayam-ayam kurungan itu berteriak, "Bohong,

bohong, bohong! Ktikuru\/uuiik....\ Anak itu disembunyikan dirumah nenek."

I Pudak, penjudi kelas kakap itu naik pitam. "Sari!Kamu bohong! Carilah anakmu sekarang!" teriaknya sambilmenghunus parang.

Ni Sari pun berangkat menjemput anaknya ke rumahDadong Leko. Sesaat kemudian ia kembali tanpa membawasi buah hati. "Maaf, Bli! Tuung Kuning sedang menenunseiembar kain untuk neneknya. Besok ia akan ke sini."

Keesokan harinya I Pudak memaksa istrinya menjemputNi Tuung Kuning. Namun anak perempuan itu tidak juganongol. "Maaf Bli! Ia sedang menenun seiembar kain untukibunya."

Pada hari berikutnya barulah Ni Sari berhasil membujukanaknya untuk pulang. Anak perempuan berkulit kuningitu memperlihatkan seiembar kain yang baru saja selesaiditenunnya. Kain itu ia hadiahkan kepada ayahnya tercinta.

Namun ayah yang mabuk judi itu lebih sayang kepadaayamnya dari pada kepada buah hatinya. Ia segera mengambilparang, lalu membunuh anaknya. Tubuh anak itu diberikankepada semua ayamnya. Kukuruyuuuk...\

Peristiwa ajaib terjadi. Tak berselang lama, semuaayam kurungan itu mati. I Pudak menangis meraung-raung,lalu memeluk Ni Tuung Kuning yang tiba-tiba berdiri disampingnya. "Maafkan ayahmu, Nak! Kamu adalah buahhatiku yang sangat kusayangi."

Tak seorang pun yang tahu di balik peristiwa itu. KetikaI Pudak berancang-ancang membunuh Ni Tuung Kuning,beberapa orang bidadari mengganti tubuh gadis berkulitkuning itu dengan batang pisang. Jadi yang dipotong-potongoleh penjudi kelas kakap itu adalah batang pisang. Kematianayam kurungan itu akhirnya membuka hati nurani I Pudak.

29

Page 43: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

KekeUk/

Karena kemarau panjang, penduduk Desa Sulahan, Bali,kesulitan air. Sungai kering dan sumur-sumur pun

kering. Pohon-pohonan meranggas dan banyak yang mati.Tanah sawah pecah-pecah dan tak dapat ditanami padi.

Hanya ada satu sumber air, yakni sebuah telaga yangberada jauh di lereng bukit. Pagi-pagi benar pendudukberduyun-duyunmengambilairdi telaga itu. Namun beberapahari kemudian air telaga itu habis. Air yang merembes perlahanitu tidak saja direbut oleh penduduk, tetapi juga oleh ribuanburung Kekelik.

"Kita usir burung Kekelik itu beramai-ramai!" kata KlianDesa di depan rapat desa.

Semua warga dikerahkan mengusir burung pencuri itu.Mereka melempari dengan batu, menembak dengan sumpit,dan membunyikan suara gemuruh kulkul, toktek dan kepwakan.Gerombolan Kekelik itu hanya sebentar terbang menjauh,tetapi sesaat kemudian datang lagi bergerombol-gerombol.

Kelian Desa Sulahan tidak mau berputus asa. Keesokan

harinya ia kerahkan lagi semua warga dengan melepas burungGagak. Apa yang mereka lihat? Sungguh menakjubkan! Di atas

telaga itu terjadi pertarungan hebat. Beberapa ekor burungGagak menyambar-nyambar burung perampok itu. Kekelik-

kekelik itu terbang pontang-panting. Yang tersambar jatuhtersungkur dan yang berhasil menghindar, terbang jauh dantak berani kembali lagi. Gerombolan pencuri itu amat takutkepada pasukan Gagak penjaga telaga.

Warga desa melongo melihat keberanian burung Gagakitu. Nah, lihat sekarang! Telaga yang kering itu sedikit demi

.30

Page 44: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

sedikit merembeskan air. Akhirnya telaga itu kembali penuhdengan air.

Dalam rapat yang dipimpin Kelian Desa, para warga takhenti-hentinya memuji tindakan Gagak yang pemberani itu.Beberapa warga mengusulkan agar mulai saat itu para wargatidak memandang gagak sebagai musuh dan sebagai pertandamaut, tetapi sebagai sahabat. Gagak yang berbuiu hitam dankotor adalah simbol penolong dan pekerja keras. Kekelikyang berbuiu abu-abu dan bersih adalah pertanda kemalasandan sLika mencuri. Perjuangan Gagak menolong warga, jugamendorong para petani untuk membuat serokan mulai daritelaga sampai ke sawah. Dengan demikian sawah tetap berairdan dapat ditanami padi.

Penghargaan warga terhadap burung Gagak tidakberhenti sampai di situ. Para pemuda mengusulkan agarjasa burung Gagak diperingati dengan menciptakan sebuahpermainan. Usul para pemuda itu segera terwujud. Makaterciptalah sebuah permainan yang melakonkan burung Gagakmenyambar burung Kekelik. Permainan itu dinamakan 'Kelik-

kelikan'. Semula permainan yang mengenang jasa burungGagak itu dipentaskan setahun sekali dalam rangkaian hariraya Nyepi, namun karena satu dan lain hal, permainan itutidak pemah mucul lagi sampai sekarang.

Page 45: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

■ i".

Page 46: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

G>&ikema ̂ uCan

Setelah Raksasa Kala Rau berhasil menghancurkan bumiBalidwipa, para dewa di kayangan resah. Terbetik berita

bahwa raksasa bertubuh kekar, kebal, dan serakah itu akan

menggempur kayangan. la akan mengamuk karena cintaasmaranya terhadap Dewi Bulan, dihalang-halangi oleh paradewa.

Dewa Wisnu yang bertanggung jawab atas keselamatankayangan, sangat waswas. Beliau menyuruh Dewa Kuweramengumpulkan semua dewa. Di depan dewa-dewa itu SangHyang Wisnu berkata, "Hai, para dewa! Sebentar lagi KalaRau akan menyerbu kayangan. Untuk menghindari korban,maka semua dewa kuharuskan minum tirta amerta, yakniair suci keabadian. Setiap dewa hanya boleh minum seteguksaja!" katanya sambil mengedarkan kendi berisi tirta amerta.

Dewa-dewa itu meminum tirta amerta bergiliran mulaidari Dewa Iswara. Ketika giliran tiba pada Dewa Kuwera,Sang Hyang Wisnu curiga. Dewa yang satu itu bertubuh kekar,gelisah dan mendelikkan mata. Apalagi dewa itu meminumtirta amerta lebih dari satu teguk.

"Kau bukan Kuwera, tetapi Kala Rau!" teriak Dewa

Wisnu.

Seketika semua dewa bangkit mengambil senjata.Sebelum dewa palsu itu melarikan diri, Dewa Wisnu membidik

kepala dewa itu dengan panah. Apa yang terjadi? Leher dewa

itu putus. Tubuhnya jatuh ke bumi, berubah menjadi ketungan.Namun kepala dan tenggorokan yang kena tirta amerta itu

masih hidup dan menggelayut-gelayut di angkasa sampaisekarang.

33 ;

Page 47: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Walaupun Kala Rau gagal menghancurkan kayangan,namun dendam asmaranya belum padam. "Awas, DewiBulan!" ancamnya. "Sekali waktu aku akan melampiaskankeinginanku!"

Bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Semua devvadan penduduk bumi lupa akan peristiwa yang menegangkanitu. Tibalah pada suatu bulan purnama, Dewi Bulan hendakberjalan-jalan di angkasa. Dia ingin menikmati keindahanalam. Walaupun ia sudah cantik, namun ia bersolek juga,sehingga alam yang indah itu betambah indah dan cerah.Bintang-bintang yang mengiringinya semua memujikecantikan dewi yang satu itu. Juga penduduk bumi beramai-ramai melantunkan lagu-lagu yang indah sambil menikmatisiraman cahaya bulan.

Kegembiraan itu tak berlangsung lama. Tiba-tiba langitberubah, makin lama makin buram, dan akhirnya gelap

gulita. Dewi Bulan sama sekali tidak menyadari bahwa sejaklama ia dikuntit oleh Kala Rau. Dalam satu kesempatan yang

tepat, raksasa itu menyergap kekasihnya, lalu menelannya.Itulah saat terjadinya gerhana bulan! Para dewa ribut dankebingungan. Agar penyekapan raksasa Kala Rau itu segeraberakhir, maka gadis-gadis Balidwipa memukul ketungan'^bekas tubuh Kala Rau. Laki-laki dan anak-anak memukul

kulkul dan alat bunyi-bunyian lainnya.Syukurlah, atas kehendak Yang Kuasa, Dewi Bulan

berhasil melepaskan diri melalui lubang tenggorokan KalaRau. Para dewa dan penduduk bumi pun kembali bersuka-ria, menikmati cerahnya cahaya bulan.

^ketungan = lesung penumbuk padi berbentuk memanjang, terbuat darikayu.

Page 48: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

HcMmau, KambUi^

Suatu sore seeker harimau belang mondar-mandir didalam hutan. la sangat lapar. Sejak beberapa hari ia tidak

menemukan mangsa. Tiba-tiba di semak-semak ia melihatseeker kera sedang makan buah. Harimau itu berpura-puratidak berniat buruk.

"Hai, Kera! Maukah kau bersamaku menangkapkucing hutan? Ia berbeheng kepadaku. Ia meminjamkacamataku untuk sehari saja, tetapi sampai sekarang ia tidakmengembalikamiya."

Kera itu curiga. Ia banyak mendengar tentang akal busukharimau. Harimau itu suka menipu dan serakah. Ia juga sukamemangsa hewan-hewan lemah penghuni hutan."

Si Kera tidak menjawab, ia segera berlari lalu naik ke ataspehen. Harimau marah. Ia berusaha memanjat pehen, namunsia-sia. Badannya yang berat membuat ia berkali-kali jatuh.Perutnya tambah lapar.

Tiba-tiba di kejauhan si Harimau mendengar embikankambing berkali-kali. Mbeeek..., mbeeek...! Ia mendekati suara

itu. Ternyata sekelempek kambing sedang bermain petakumpet. Harimau ingin sekali memakan kambing-kambing itu.Ia akan menipunya dengan cara ikut bermain petak umpet.

"Ah, tidak!" bisiknya. "Kambing-kambing itu pastimengetahui, bahwa aku adalah harimau yang sangatditakutinya."

Setelah menemukan akal, ia segera pulang. Ia buka bajubelang harimaunya, lalu ia ganti dengan baju kambing.

"Selamat sere, kawanku! Belehkah aku ikut bermain

petak umpet?" katanya lembut kepada kambing yang asyik

35

Page 49: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

bermain itu.

"Oh, tentu saja! Makin banyak pemain, makin asyikpermainan kita," jawab pemimpin kelompok kambing itu.

Permainan pun dimulai. Pemain baru itu mendapatgiliran bersembunyi. Kesempatan itu digunakannya sebaik-baiknya. Ketika kambing pencari mendekat, kambing palsuitu sengaja memperlihatkan pantatnya. Hup\ la berhasilmenerkam kambing pencari, lalu memangsanya. Kemudiania berganti peran menjadi pencari, lalu menyusup ke semak-semak tempat persembunyian kambing-kambing. Hup! Hup!Ia memangsa kambing-kambing bodoh itu satu persatu.

Seekor kambing yang sedang bersembunyi melihatkejadian yang mengerikan itu. Ia segera menyampaikanperistiwa itu kepada petani majikannya. Majikan itu punsegera menuju semak-semak sambil menodongkan bedil.Dor! Ia menembak kambing pencari itu. Kambing palsu ituterkapar. Sambil membuka pakaian si kambing pencari itu,petani majikan itu berkata di depan kambing-kambing yangselamat, "Belajarlah waspada! Dalam hidup ini banyak yangpalsu. Ia mengaku teman yang baik, padahal sesungguhnya iaadalah musuh yang sangat berbahaya." (Kreasi)

2^

Page 50: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

f KecuZ dmt Afene^ P&iamm

Ketika I Kecut, pemuda petani itu asyik membajak,seorang nenek bertanya, "Cut, di mana tempat mencari

rumput?"

"Di situ!" jawab I Kecut sambii menunjuk tempat yangdimaksud. Sebentar kemudian, nenek cerewet itu bertanyalagi. "Cut, di mana tempat mencari rumput?"

"Ya di situ!" jawab I Kecut jengkel, sambii melecut sap-inya yang mogok.

Dasar nenek cerewet. la bertanya dan bertanya lagi. IKecut marah, lalu melecut nenek tua itu dengan pecut. Sangnenek jatuh terjerembab. Pemuda petani itu ketakutan dankebingungan. la memeriksa denyut nadi sang nenek. "Mati",pikirnya. I Kecut menangis. "Jangan mati. Nek! Kalau Nenekhidup, akan kutanggap tarian joged." Melihat sang neneklunglai, lalu katanya lagi, "Jangan mati. Nek! Kalau nenekhidup, akan kugendong ke mana-mana." Sang Nenek tetapmati. Akhirnya I Kecut, dengan suara keras berkata, "Hidu-plah. Nek! Kau akan kujadikan istriku!"

Sang nenek membuka mata, bangkit, dan tersenyum."Kapan kita nikah. Cut?"

I Kecut terkejut dan takut. la berlari pulang. la menceri-

takan pengalamannya kepada ayahnya. Sang ayah marah.Namun, agar tidak dituduh ingkar janji, sang ayah memberi

akal.

Sesuai dengan petunjuk ayahnya, I Kecut mengajaknenek tua calon istrinya itu, menebang bambu di hutan. Lalumenyuruh sang nenek mengangkut sepuluh batang bambu kerumah. Kalau berhasil sampai di rumah, nenek tua itu segera

Page 51: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

akan dikawinkan oleh I Kecut. Ternyata nenek keriput itudengan enteng menjunjung semua bambu.

Atas petunjuk ayahnya juga, I Kecut lagi-lagi menyang-gupi kawin dengan nenek, setelah sang nenek mandi dekatsumur. Tiba-tiba I Kecut mendorong sang nenek hingga terce-

bur ke dalam sumur. I Kecut senang, demikian pula ayahnya.Namun sesaat kemudian tiba-tiba seorang gadis cantik

berdiri di halaman rumah. Katanya, "Akulah nenek yang kaubunuh itu! Sesungguhnya aku adalah penjelmaan Dewi Sri.Karena kau ingkar janji dan beriktikad buruk maka seumurhid up kau tidak akan bertemu jodoh."

I Kecut dan ayahnya menyesal. Semenjak itu I Kecutselalu berkata berhati-hati dan tidak pernah menyakiti hati

orang.

L38

Page 52: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

f Kodak, Dakim Sakd

Tersebutlah seorang anak laki-laki bernama I Kodok. laselalu membantu ibunya menjadi tukang masak di istana

Prabu Sinduwati. Pada suatu hari I Kodok merasakan dirinyaaneh. la tiba-tiba mengerti berbagai bahasa hewan. la mengertipercakapan semut-semut yang berpapasan, dan juga mengertirayuan cecak yang sedang bermesraan.

Melihat keanehan anaknya, sang ibu menyuruh IKodok tinggal di lereng gunung. Di tempat yang baru itu iasangat tertarik mendengarkan percakapan di antara hewan-hewan. Hewan-hewan itu menuduhnya penjahat yang sukamembunuh. Namun lama-kelamaan, setelah ia bercakap-cakap dan bergaul dengan beberapa hewan, kecurigaan ituhilang sama sekali. I Kodok mulai akrab bergaul denganhewan-hewan itu. Bahkan terjalin perasaan saling sayang-menyayangi. Sikap I Kodok yang sangat sayang kepadahewan-hewan itu menarik perhatian Dewa Wisnu.

"Hai, Kodok!" kata sang Dewa kepada anak laki-laki itu."Oleh karena engkau mengasihi hewan-hewan, maka engkaukuberi hadiah sebuah lontar pengobatan. Amalkanlah isi lontaritu kepada setiap orang yang membutuhkan pertolongan!"

Betapa senangnya I Kodok mendapatkan hadiah yangtak ternilai harganya. Dalam waktu singkat ia telah menguasaiisi lontar itu. " Aku akan menjadi orang sakti!" serunya.

Singkat cerita, nama I Kodok sangat terkenal tidak sajadi sekitar lereng gunung tetapi di seluruh wilayah kerajaan. Iabukan saja ahli berbagai bahasa, melainkan juga ahli mengobatiorang-orang sakit. Ia bisa menyembuhkan orang sekarat dandapat menyembuhkan orang lumpuh dalam sekejap. Yangmengejutkan lagi, dukun sakti itu bisa mengubah orang tua

Page 53: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

jompo yang keriput, buta dan tuli menjadi remaja yang lincah.Nah, ini yang paling luar biasa! la bisa menghidupkan kembaliorang mati yang nyaris dimasukkan ke Hang lahat!

Lama-kelamaan tindakan dukun sakti itu tercium

sampai ke kayangan. Dewa Yama heran, mengapa tidak adaarwah datang ke kayangan. Selidik punya selidik, I Kodoklahpenyebabnya. Dewa Yama lalu melaporkan keadaan itukepada Dewa Siwa.

"Sangat berbahaya!" seru Dewa Siwa terkejut. "Kalaudibiarkan terus, maka hukum alam yang berhubungandengan kelahiran dan kematian tidak berlaku." Dewa Siwalalu secepatnya mengutus Bagawan Wrespati turun ke bumi.

Diceritakan sekarang di rumah I Kodok beratus-ratus orang menunggu giliran pengobatan. Mereka mintadisembuhkan atau batal mati. Ketika tiba giliran pengobatanseorang tua bertongkat, I Kodok tampak kelelahan. Tangannyagemetar sehingga lontar yang dipegangnya jatuh. la segeramengambilnya, tetapi orang jompo yang bertongkat itumenggaetnya lebih cepat. Orang tua itu adalah BagawanWrespati.

"Hai, Kodok!" seru Bagawan. "Ilmu yang kau kuasai itusebetulnya hak Prabu Sinduwati. Raja yang sangat bijaksanaitu diberi hadiah ramuan kulit kayu oleh Dewa Baruna untukmengerti bahasa hewan-hewan. Ibumu mencampur ramuanitu ke dalam bubur yang akan dihidangkan untuk PadukaRaja. Namun kamu mengira bubur itu untuk kamu, lalu kamusegera melahapnya."

Mendengar keterangan Bagawan Wrespati, saat itu pulaI Kodok menghadap kepada Prabu Sinduwati. la mohon maafdan berkali-kali mencium kaki sang Raja. Raja yang bijaksanaitu berkata, "Kodok, kamu sesungguhnya berbakat menjadiorang sakti, tetapi untuk menjadi orang sakti harus belajarkeras, bukan karena kebetulan."

K 40

Page 54: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

^Tumadan ̂ VUk

Tersebutlah dua ekor kutu yang tinggal bertetangga.Namanya I Tuma dan I Titih. Kedua kutu itu bersahabat,

namun nasibnya sangat berbeda. I Tuma tinggal di rumahyang empuk, yakni di lipatan kasur raja. Badannya gemuk,kulitnya abu-abu keputih-putihan, dan gerakannya lincah.Makannya selalu enak, yakni tiap malam minum darah segarraja.

Berbeda wajahnya dengan I Titih. I Titih yang dirundungmalang itu tinggal di celah-celah balai bambu di bawahkasur raja. Di tempat itu ia merasa aman, namun sangat sulitmendapatkan makanan. Keluarganya banyak tertangkapbasah ketika mencuri darah raja. Sang pelayan memburunyalalu membunuhnya. Dalam mencari makanan I Titih selaludikejar rasa takut. Itulah sebabnya badannya kurus gepeng,mukanya pucat-pasi, kulitnya merah kekuning-kuningan, dantenaganya sangat lemah.

Pada suatu hari I Titih berkunjung ke rumah I Tuma.Dalam perbincangan ia bertanya, "Tuma! Kamu lihat 'kan

badanku sangat kurus. Hal itu disebabkan karena dalammencari makan, aku selalu dikejar bahaya yang menakutkan,sedangkan kau enak dan aman-aman saja. Sudi kiranya kamumemberiku petunjuk."

"Kasihan aku melihat keadaanmu, Titih! Aku ingin

membantumu, namun aku ragu-ragu, apakah kau dapatmelaksanakan petunjukku/' kata 1 Tuma.

"Fasti, Tuma!" jawab I Titih. "Jika diandaikan sebuahjukung yang berlayar, aku jukungnya, kamu pendayungnya.Jukung selalu mengikuti arah sesuai kehendak pendayung,

45^

Page 55: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

bukankah demikian, Tuma?"

"Baiklah kalau demikian/' kata I Tuma. "Kunci men-

dapatkan makanan dalam keadaan aman dan nyaman, adalahpengendalian diri. Kekanglah diri, jangan terlalu menurutihawa nafsu! Dapatkanlah makanan pada malam hari, yakniketika raja tidur lelap. Minumlah darah raja seperlunya,jangan berlebihan."

I Titih sangat puas mendapatkan petunjuk I Tuma. ITuma yang berbaik hati itu, menyuruh I Titih tinggal semalamdi rumahnya untuk menjalankan petunjuk itu. I Titih punmenurut. la berkali-kali mengucapkan terima kasih kepadasahabatnya yang baik itu.

Entah apa yang terjadi. Siang itu sang raja berbaringdi kasur peraduannya. Mungkin raja sangat lelah setelahbepergian jauh. Beliau harus beristirahat dan tak seorang punyang boleh mengganggunya.

Ketika raja memejamkan mata, I Titih gelisah. "Ke-sempatan baik/' pikirnya. Perlahan-lahan ia merayapmendekati raja. I Tuma berkali-kali mengernyitkan mata, danmenggeleng-gelengkan kepalanya. Ia memberi isyarat kepadaI Titih, bahwa tindakannya itu sangat berbahaya.

I Titih mengerti isyarat yang diberikan oleh I Tuma,namun ia tidak dapat menahan nafsu. Baginya ini kesempatanyang terbaik dan kesempatan itu tidak mungkin ia dapatkanlagi. Setelah bertengger di lengan raja, ia segera menusukkanmoncongnya, lalu minum sepuas-puasnya. Raja yang barusaja memejamkan mata, bangun seketika lalu memanggil pe-layan. I Titih lari terbirit-birit menuju rumah I Tuma. Relay anmelihatnya, lalu memencet I Titih dan kutu-kutu lainnya.

Maka matilah semua kutu, termasuk I Tuma.

Page 56: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

J&u) Ketut

Prabu Suliawana pusing tujuh keliling memikirkanbagaimana cara menangkap elang raksasa itu. Hampir

tiap hari rakyatnya mengadu, bahwa burung serakah itu telahmemangsa ayam dan kambing peliharaannya. Berbagai caratelah ditempuh, antara lain memburunya dengan tombakdan panah. Semua usaha itu sia-sia. Burung sakti itu tambahberingas. la juga merusak padi yang sedang tumbuh subur.

"Lakukan sayembara!" kata Prabu di depan paramenterinya. "Barang siapa yang berhasii menangkap elangkurang ajar itu, hidup atau mati, akan kuberi penghargaan."

Para menteri kemudian meneruskan titah raja ituke seluruh pelosok kerajaan. Ditunggu-tunggu, keesokanharinya, bahkan sebulan kemudian, tak seorang pun yangberani bertaruh melavyan elang raksasa itu.

Secara tak sengaja, akhirnya berita sayembara ituterdengar oleh seekor tikus. Tikus itu kecewa, bahwa takseorang warga pun yang berani mempertaruhkan nyawanya.

"Pantas takut, karena warga dan elang saling ber-musuhan," kata Tikus. "Bangsa tikus tidak merasa ber-musuhan, bahkan burung itu sering minta bantuan untukmencabut kutu-kutunya."

Ketika Tikus berjalan-jalan di tengah sawah, tiba-tiba dideparmya mendarat elang yang diburu-buru itu.

"Hai, Tikus!" panggil Elang. "Lama benar kau tak pernah

mencabut bulu-buluku yang digerogoti kutu. Ayo, kerjakanlah

sekarang!"

Tikus yang tidak dianggap musuh itu segera meloncat kepunggung elang. Sambil membersihkan kutu, ia memikirkan

Page 57: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model
Page 58: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

sebuah siasat.

"Waduh, Tuan Elang! Luar biasa banyaknya!" keluhTikus. "Kutu-kutu itu harus dicabutolehsemua tikus, sehinggadalam waktu singkat tubuh Tuan bersih."

Elang yangjinak itu mengiakan. Tikus itu pun memanggilkadang-keiuarga dan teman-temannya. Lihatsekarang, ratusantikus bergotong-royong mencabut kutu-kutu! Ada yang dipunggung, di sayap, di kepala, di ekor, dan di ketiak. Elangitu merasa nyaman apalagi diterpa angin yang mendesir. Taklama kemudian burung raksasa itu pun tertidur.

Nah, itulah kesempatan yang terbaik! Tanpa berisiktikus-tikus itu mencabut bulu sayap elang helai demi helai.Pemimpin tikus segera menyampaikan keadaan itu kepadaPrabu Suliawana. Tak lama kemudian sekelompok prajuritmengurung elang yang ketiduran. Mereka melepaskan panahdan tombaknya. Elang itu terbangun dan berusaha terbang,namun jatuh bergedebuk. Burung serakah itu lalu ditangkapramai-ramai.

"Sesuai dengan janjiku/' kata raja di tengah-tengahkeramaian. "Tikus yang berjasa itu kuberi sebuah gelarkehormatan. Gelarnya adalah Jero Ketut."

Konon semenjak peristiwa itu, orang-orang tidak lagimenggebrak tikus dengan kata-kata kasar. "Jero Ketut,kuharap Jro tidak mengusik rumahku!" katanya halus.

45 J

Page 59: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Jwut i>mcWL

Pagi-pagi benar seorang juru pencar menangkap ikan dilaut. Itulah pekerjaannya setiap hari untuk menghidupi

keluarganya yang miskin. Sebelum menebarkan pencarnya, iaberdoa agar meneinukan banyak ikan. Benar sekali! Ia melihatsegerombolan ikan. Ia lemparkan pencarnya, laiu menariknyadengan semangat. Namun, malang tak dapat ditolak. Pencaryang berat itu penuh onggokan sampah.

Ia berdoa untuk kedua kali. Ia membayangkan akanmenangkap banyak ikan. Ia menjual ikan-ikan itu ke pasar,lalu dengan sedikit uang ia akan membeli sekilo beras. Benarsekali! Itu dia ikan yang banyak! Ia tebarkan pencarnya, segeramenggulungnya. Sekali lagi ia kecewa karena yang tertangkapadalah bangkai-bangkai tikus.

Ia berdoa untuk ketiga kalinya. "Beruntung benar!"bisiknya. Di depan matanya ia melihat segerombolan ikanseolah-olah menantangnya. Ia tebarkan pencarnya, ia tarikdan ia gulung. Sial lagi, sial lagi! Pencar yang berat ituhanya berhasil mengumpulkan barang-barang bekas dariplastik, seperti pembungkus, botol, galon, dan ember. Sambilmengomel ia lemparkan barang-barang plastik itu ke pantai.Namun setelah mendengar suara gemerincing, ia mulaitertarik. Suara itu berasal dari sebuah botol kaca yang tertutup

rapat. Ia buka tutup yang berkarat itu sekuat-kuatnya. PlaklTiba-tiba dari dalamnya menyembur asap, makin lama makinmembesar, bergulung-gulung, dan membubung ke atas. Apaitu? Asap itu menebal lalu menjelma menjadi raksasa yangmenyeramkan.

Page 60: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Ha, ha, ha...! Hai, Manusia!" teriak makhluk aneh

itu memekakkan telinga. "Terima kasihl Kau telah me-ngembalikan aku ke bentuk semula. Aku adalah raksasa saktidan kuat. Ketika aku menculik putri raja, aku dikeroyok,ditangkap dan disihir, lalu dipenjarakan ke dalam botol yangtertutup. Kemudian membuang botol itu ke tengah laut.Seratus tahun aku berdoa dan berjanji, barang siapa yangdapat menyelamatkan diriku, akan kuhadiahkan semuakekayaanku. Sampai dua ratus tahun, tak seorang pun yangmau menolongku. Akhirnya aku bersumpah, barang siapayang menyelamatkanku, akan kubunuh dengan mencekiklehernya. Nah, kaulah yang menjadi korban sumpahku!"

Raksasa besar itu menangkap sang juru pencar lalumencekik lehernya. Nelayan yang ketakutan itu pingsan.Setelah siuman ia memberanikan diri berkata, "Bukankahaku yang menyelamatkanmu? Mengapa sampai hati kaumembunuhku?"

"Benar katamu! Tapi demikianlah sumpahku! Sebagaibalas jasa, kau kuberi hadiah, yakni boleh memilih cara matiyang lain."

Juru pencar itu merasa diolok-olok. Bagaimanapun jugaia pasti mati. Sambil berpikir lalu katanya, "Akan kumintacara mati yang lain, tetapi permintaanku itu akan kukatakan

setelah kau berada kembali di dalam botol."

Raksasa sakti itu amat senang. Ia merubah dirinyamenjadi asap lalu masuk kembali ke dalam botol. Juru pencaryang berakal itu segera menutup botol itu kuat-kuat, lalu

membuangnya jauh-jauh ke tengah laut.

Ia tidak lagi menebarkan pencarnya untuk keempat kali.Ia kumpulkan barang-barang plastik itu lalu menjualnya kebank sampah. Cukup untuk satu kilo gram beras.

Page 61: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

i^eml>enum

Ibu Kambing bersama anaknya sedang asyik makan daun-daunan segar di dalam hutan. Tiba-tiba di sebelahnya

berdiri seekor harimau yang hendak memangsanya."Hai, binatanganeh! Belum tabu kamu! Akulah Harimau,

si raja hutan ini! Kau telah mencuri daun-daunku. Sebagaiupah, kau akan kumangsa!" teriak Harimau.

"Apa katamu? Kau raja hutan?" gertak Ibu Kambing.Sebetulnya kambing itu amat takut kepada harimau yangbertubuh besar dan kekar itu. Namun demi keselamatan

dirinya dan anaknya, timbul keberaniannya. "Belum tahukamu!" gertaknya lagi. "Aku adalah kesayangan DewaHutan ini. Lihat tandukku yang tajam dan berkilat-kilat ini!

Lihat mulutku yang merah ini! Baru saja kumangsa seekorharimau." la maju mendekat sambil mengangguk-anggukkantanduk dan memperlihatkan lidahnya yang merah karenamakan daun bergetah merah.

Harimau itu ketakutan lalu berlari balik haluan. Di

tengah jalan ia bertemu temannya, si Kera. "Mengapa kauberlari ketakutan, kawan?" tanya si Kera.

"Ada binatang aneh!" kata Harimau terengah-engah. "Iakesayangan Dewa Hutan, tanduknya tajam berkilat, telinganyalebar, dan baru saja ia membunuh seekor harimau."

"Ha, ha, ha...!" Kera itu tertawa. "Kamu diolok-olok.

Hewan itu namanya si Kambing. Ia hewan nista dan patutmenjadi mangsamu. Kalau kamu takut, biar aku yangmenghadapinya!" tantang si Kera.

Page 62: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Kedua hewan yang bersahabat itu lalu bersama-samadatang ke tempat Kambing. Untuk menunjukkan bahwa Keratidak mengolok-olok Harimau, maka kedua ujung ekornyasaling diikatkan.

"Nah, ini dia si Kera!" kata Ibu Kambing yang muncultiba-tiba dari dalam semak-semak. "Terima kasih, Kera!

Ternyata kamu tidak ingkar janji. Dalam pertaruhan dulu,kamu berhutang empat ekor harimau. Sekarang kamu barusanggup membayar satu ekor. Mana tiga ekor lagi?" kata IbuKambing dengan tenang.

Harimau curiga. la menuduh Kera mengolok-oloknya.Ketakutannya memuncak, lalu balik haluan, berlari sekencang-kencangnya. Ketika melompati sebuah jurang, ia jatuhterperosok. Mati. Tentu ikut pula si Kera, temannya.

49 J

Page 63: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Kemg: &naA

Nenek Daun tinggal sendirian di sebuah gubuk di pinggirhutan jati. Suaminya telah lama meninggal. Pekerjaannya

sehari-hari menjual daun jati ke pasar. Kehidupannya yangpahit dan menyendiri itu dijaianinya sampai tua-renta.

Bila musim hujan tiba, ia tidak berjualan ke pasar, tetapimenjaring ikan di sungai. Ketika menyusuri pinggir sungai, iamelihat seekor keong merangkak perlahan-lahan. Ia kasihanlalu membawanya pulang. "Aku tidak sendirian lagi. Kaulahyang menyertai hidupku!" katanya berbisik.

Sesampai di gubuk, ia memasukkan keong itu ke dalamgentong, la memberi makan daun-daunan segar. Malam harin-ya Nenek Daun heran melihat gentong itu terang-benderang.Ternyata cangkang keong itu bercahaya keemas-emasan. Ialalu memberi nama 'anak pungut'nya itu "Keong Emas'.

Setelah musim hujan usai, Nenek Daun kembali lagiberjualan daun jati ke pasar. Sekembali ke gubuk, ia terheran-heran. Didapatinya ruang gubuk dan halamannya bersih,seolah-olah ada seseorang yang menyapunya. Tambah heranlagi, melihat makanan enak-enak tersedia di dapur. "Keajaibanapa ini?" pikirnya.

Keadaan seperti itu berulang-ulang, keesokan harinyadan keesokan harinya lagi. la penasaran, ingin mengetahuirahasia peristiwa ajaib itu. Pagi-pagi benar, nenek tua itu pura-pura berangkat ke pasar. Baru beberapa langkah ia balik lagi,lalu mengintip dari celah gedek. Apa itu? Seorang perempuancantik muncul dari gentong keong emas. Perempuan itumemasak di dapur, kemudian menyapu gubuk dan halaman.Setelah selesai, perempuan itu bergegas masuk ke dalam

.50

Page 64: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

gentong. Braaakl Nenek Daun bertindak cepat. la memecahkangentong itu, sehingga Keong Emas yang cantik itu tidaksempat berganti rupa.

"Ternyata kau bukan keong, tetapi penjelmaan putricantik. Siapa kau sebenamya?" tanya Nenek Daun sambilmemeluk anak pungutnya. Keong Emas tidak menjawab.Perempuan cantik itu juga tidak paham mengenai dirinya.

Singkat cerita, peristiwa ajaib itu terpecahkan juga.Suatu siang yang terik, serombongan pemburu mendekatigubuk Nenek Daun. Dua orang yang mewakili rombonganitu menjelaskan, bahwa mereka adalah pengiring Raden PanjiPutra, Raja Jenggala yang sesatdalam perburuan."Berilahkamimasing-masing seteguk air. Kami kehausan dan kelaparan,"pinta utusan raja.

Nenek Daun sangat kasihan, lalu memanggil anaknyaKeong Emas untuk membagikan air dalam kendi. Nah, itulahpuncak keajaiban itu! Ketika Keong Emas muncul membawaair, sang raja secepatnya memeluk perempuan cantik itu. "DewiCandra Kirana! Dewi Candra Kirana, istriku!" teriaknya.

Nenek Daun terbengong-bengong. Namun setelahpengiring raja menjelaskan peristiwa yang berliku-liku itu,barulah nenek tua itu tenang dan tersenyum. Katanya, suatuhari Raden Panji Putra pergi berburu. Ditunggu berbulan-bulan. Raja Jenggala itu tak juga kembali ke istana. Sang istri,Dewi Candra Kirana, menyusul jejak perjalanan suaminya.Ketika menjejakkan kaki di hutan larangan, perempuancantik itu seketika berubah menjadi keong. Mendengarberita hilangnya permaisuri. Raja Jenggala menghentikanperburuannya. la dan rombongannya mencari dan mencarisang permaisuri. Nah, di gubuk Nenek Daun itulah, peristiwapengembaraan itu berakhir dengan kebahagiaan.

Page 65: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

fC&m 'Pmdekcw

Sepasang pengantin baru, pangeran dan istrinya, inginberjalan-jalan di sebuah taman. Dipanggilnya Garubuh,

seekor kera yang biasa mengawal pangeran ke mana-mana."Garubuh! Jagalah keselamatanku! Aku dan Tuan Putri inginmenikmati keindahan taman."

"Siap, junjunganku!" jawab kera bangga.Kera itu mengembangkan payung, lalu melindungi

pasangan pengantin itu dari sentuhan cahaya matahari.Indah benar taman itu! Aneka warna bunga berseri-

seri melihat pasangan pengantin itu berjalan-jalan. Burung-burung bernyanyi dan beterbangan dari satu pohon ke pohonyang lain. Mereka tertawa melihat gerak-gerik seekor kerayang berbaris tegap dan memutar-mutar payung. Kera itumenengadahkan kepalanya, seolah-olah berkata, "Lihat,akulah pengawal kerajaan yang paling dipercaya!"

"Garubuh!" seru Pangeran. "Aku ingin tidur-tiduran dibawah pohon pisang itu! Dari bawah pohon itu aku masihbisa melihat keindahan taman."

"Siap, junjunganku!" jawab Kera yang makin banggaitu.

"Kamu bisa memainkan pedang?" tanya Pangeran."Siap junjunganku! Hamba pernah belajar pedang di

sekolah pendekar."

"Jagalah keamanan dan kenyamananku! Tebaslah

setiap musuh yang menggangguku!" kata Pangeran sambilmenyerahkan pedang kepada Garubuh.

Kera yang angkuh itu berdiri tegap di sebelah Pangerandan Permaisuri. Bunga-bunga yang bermunculan tertawa

Page 66: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

cekikikan melihat kera menyandang pedang. Burung-burungpun ramai mempergunjingkan Garubuh. Ada yang tertawaterbahak-bahak, namun ada pula yang khawatir.

Sekali-sekali kera yang penuh tanggung jawab itumondar-mandir. la selalu awas dan menoleh kiri kanan. Ketika

melihat Pangeran dan Permaisuri gelisah, la memeriksa lebihdekat. Nah, itu dia, si pengganggu! Seekor lalat hinggap dileher Pangeran, dan seekor lagi hinggap di leher Permaisuri.Garubuh memperingatkan agar lalat-lalat itu pergi, tetapiperingatan itu tidak digubris. Garubuh mengusirnya denganmengayunkan pedang, tetapi lalat bandel itu tidak juga pergi.Kera pendekar itu pun naik darah. Sekali lagi ia mengayunkanpedang sambil membelalakkan mata. Namun lalat yangkurang ajar itu makin keras menggelitik leher pasanganpengantin itu.

"Pang! Pang!" Garubuh menebaskan pedangnya kepadakedua ekor lalat itu, Lalat itu terbang menjauh. Kera pendekaritu sangat bangga,

Burung-burung berteriak beterbangan. Bunga-bungaterkejut, merunduk, dan layu.

Sesaat kemudian tampak Garubuh menangis di sebelahjunjungannya. Kedua pengantin baru itu wafat di tempat,karena tebasan pedang kera pendekar itu.

53 J

Page 67: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

KUak SeOatCmg: f>ok(m Nangititi

Sebatang pohon nangka tumbuh di tengah kebun, tak jauhdari pondok yang dihuni sebuah keluarga. Setiap hari

seorang anak kecil yang tinggal di pondok itu bermain-main dibavvah pohon yang rindang. Tidak disadarinya antara pohondan anak itu terjalin hubungan persahabatan yang akrab.

"Bermain apa sekarang, sahabatku?" tanya PohonNangka.

"Aku tak ingin bermain petak umpet lagi. Menjemukan!"jawab Anak Kecil itu.

"Lalu bermain apa? Terserah kamu! Aku hanya sukamenemanimu."

"'Aku ingin bermain wayang/' kata si anak kecil."Baik sekali! Petiklah daun-daunku! Aku senang bila

engkau mengukirku menjadi Pandawa dan Kaurawa."Anak kecil itu pun asyik mengukir daun-daun nangka

itu lalu ia mendalang di bawah pohon yang rindang itu.Bulan demi bulan, tahun demi tahun. Pohon nangka

itu merasa sepi, sebab anak kecil sahabatnya itu tak kunjungdatang. Pada suatu hari, anak kecil yang sudah dewasa itudatang membawa sebuah sabit.

"Apa khabar sahabatku? Aku sangat merindukanmu.Ayo kita bermain-main lagi!" sambut Pohon Nangka.

"Aku bukan anak kecil lagi! Aku harus memasak

makanan sendiri. Yang kuperlukan sekarang adalah bahansayuran," jawab orang dewasa itu.

"Petiklah buahku yang masih muda. Dengan buah itu

kau bisa mengolah sayuran yang enak."

l54

Page 68: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Sahabat Nangka yang sudah akil-balig itu tidak sajamemetik buah nangka untuk sayuran, tetapi juga buah-buahyang matang. Sebagian buah itu dijual ke pasar dan sebagainlagi diolah menjadi kue.

Bulan demi bulan, tahun demi tahun. Pohon Nangkaitu kesepian, karena sahabat satu-satunya itu tak kunjungdatang.

Ketika pohon itu melamun sedih, tiba-tiba sahabatnyayang sangat dirindukannya itu muncul. Kali ini ia membawa

seorang teman dan sebuah gergaji."Syukur kau datang! Aku kesepian," sambut Pohon

Nangka dengan senyum gembira."Hai, sahabatku! Aku butuh pertolonganmu. Rumahku

roboh ditiup angin kencang. Aku harus membuat rumahbaru."

"Tak masalah, sahabatku! Potonglah cabang danrantingku yang tua. Dengan kayu itu kau akan memilikisebuah rumah yang kuat."

Sahabat dan temannya itu mulai menggerakkangergajinya, mulai dari ranting, lalu ke cabang, dan terakhirke pangkal pohon. Braaak,.... hum\ Pohon Nangka yang balkhati dan ramah itu tumbang. Ia menangis menahan sakit. Takseorang pun yang mendengar dan memahami arti tangis itu.

55 J

Page 69: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

w.

Page 70: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

fCuda OnceMmim

Tersebutlah seorang raja bernama Raja Bedahulu. Beliaumemiliki seekor kuda tampan berbulu putih berekor

panjang. Kuda itu diberi nama Oncesrawa.

Sang raja sangat sayang kepada kudanya, bukan semata-mata karena ketampanannya, tetapi lebih-lebih karena ke-setiaannya. Setiap hari sang raja memerintahkan pegawainyauntuk memandikan dan memberi makan enak-enak kepadakuda kesayangannya. Apabila bepergian, sang raja dudukdengan bangga di atas pelana kudanya. Di sepanjang jalan,rakyat mengelu-elukan beliau. Rakyat tidak saja hormat dansegan kepada rajanya, tetapi juga sangat senang melihat kudaOncesrawa yang gagah dan tampan itu.

Namun pada suatu hari, terdengar berita yangmenyedihkan. Raja Bedahulu tiba-tiba dirundung dukakarena kuda kesayangannya hilang dari kandangnya. Beliaumemerintahkan kepada menterinya agar mencari kuda itu.Berhari-hari, berbulan-bulan, tak ada tanda-tanda kuda itu

ditemukan.

"Umumkan kepada seluruh rakyat!" demikian perintahraja kepada menterinya. "Barang siapa menemukan kudaOncesrawa dalam keadaan hidup atau mati, akan mendapathadiah. Apabila dalam keadaan hidup, maka yang menemukanakan diangkat menjadi pegawai istana. Apabila dalam keadaanmati, yang menemukan akan mendapat hadiah sebidangtanah, seluas bau bangkai kuda itu masih tercium."

Seluruh rakyat pun berusaha mencari jejak kuda yanghilang itu. Mereka sangat merasakan bagaimana sedihnya sangraja. Rakyat yang mencari kuda ke arah barat, sampai di lereng

-4^

Page 71: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Gunung Batukaru, tidak menemukan apa-apa. Demikian pulayang mencari ke arah utara, sampai ke danau Beratan danpantai Buleleng, juga sia-sia. Yang mencari ke arah selatan,hanya berputar-putar di sekitar wilayah Uluwatu. Merekasama sekali tidak menemukan jejak.

Tiba-tiba seorang menteri memberitakan bahwa, seorangpenduduk yang mencari kuda itu ke arah timur, menemukanbangkai kuda itu di pantai Candidasa. Penduduk itu bernamaTunjung Biru, berasal dari Desa Peneges.

"Sesuai dengan janjiku, berilah Tunjung Biru sebidangtanah seluas bau bangkai itu masih tercium," sabda rajakepada menterinya.

Singkat cerita, tanah yang dimiliki Tunjung Biru itusangat luas. Mulai dari pantai selatan sampai ujung bukit utara.Ketika dilakukan pengukuran tanah, tak seorang pun yangmengetahui akai-akalan Tunjung Biru. Dalam kain sarungyang dikenakannya, ia membungkus rapi beberapa bagiantulang belulang kuda Oncesrawa. Sudah barang tentu, baubangkai itu akan terus mengikuti pejabat pengukur tanah.

Konon, Tunjung Biru dan keluarganya mendirikanrumah di pinggir pantai. Suatu ketika datang bencana alamyang tak dapat dihindari. Tempat tinggal mereka dilandaombak besar. Mereka lalu ngatengahang ke arah bukit sebelahutara. Di wilayah antara bukit-bukit itulah, mereka akhirnyamenetap.

Di lereng bukit itu sekarang ditemukan artefak batumenyerupai tulang belulang hewan. Konon artefak batu ituadalah bagian bangkai kuda Oncesrawa. Istilah ngatengahangyang berarti menuju ke pedalaman, lambat laun berubahmenjadi Tenganan, yakni nama desa kuna yang terletak kira-kira 65 km di sebelah timur Kota Denpasar.

Page 72: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

KtUkuC 'BuCm i 'Belatuk

Pada suatu hari hewan-hewan di hutan ketakutan. Adayang bersembunyi dan ada pula yang lari tak tentu arah.

Sebabnya tak lain, I Belatuk, seekor burung pelatuk memukulkulkul biihis^ di batang kelapa. Tong, tong, long...! Tong, tong,tong...!

I Lutung, seekor kera kepercayaan raja hutan, berlaritergopoh-gopoh menuju istana. "Tuanku Prabu Singa!Sungguh gawat kerajaan kita! Semua penghuni ketakutan."

"Apa yang terjadi, Lutung?" tanya Prabu Singa."I Belatuk memukul kulkul bulus, Tuanku."

"Kalau demikian cari sebab-musababnya. Warga yangbersalah akan dihukum berat."

I Lutung mendatangi I Belatuk. "Belatuk, mengapa kamumemukul kulkul bulus?"

"Gawat, Lutung! I Siput lari terbirit-birit mengangkutrumahnya."

I Lutung langsungmenemui I Siput. "Hai, Siput! Mengapakamu lari terbirit-birit mengangkut rumahmu?"

"Aku takut rumahku terbakar, sebab I Kunang-kunang

mondar-mondir membawa api."

"Hai, Kunang-kunang! Mengapa kamu mondar-mandir

membawa api?""Aku khawatir banyak warga yang terperosok masuk

lubang, sebab kumbang tanah yang bemama I Bedudamembuat lubang-lubang menganga."

"Hai, Beduda! Mengapa kamu membuat lubang

bulus = bunyi bertalu-taiu

59

Page 73: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

menganga?""Lihat itu, I Sampi berak di sembarang tempat. Kotoran

itu aku timbun dalam tanah, sehingga lingkungan kita bersihdan sehat."

"Hai, Sampi! Jorok benar kau! Mengapa kau membuangkotoran di sembarang tempat? Kotoranmu menyebabkanBeduda membuat lubang, lubang itu menyebabkan kunang-

kunang membawa api penerangan, api itu menakutkan ISiput sehingga ia mengangkut rumahnya ke mana-mana,dan keadaan yang mencurigakan itu membuat I Belatukmemukul kulkul bulus. Kaulah sebab-musababnya! Sekarang,

menghadaplah ke istana untuk mempertanggungjawabkanperbutanmu!"

Setiba di istana, I Sampi dibentak oleh Prabu Singa.

"Hai, Sampi! Sikapmu tidak juga bcrubah. Kamu masih sajamembenci aku yang menjadi raja di hutan ini." kata PrabuSinga setelah mendengar penjelasan I Lutung.

I Sampi tenang saja. Sedikit pun tidak merasa gentarberhadapan dengan Singa. Ia menatap Prabu Singa sambilmengunyah makanan dan melirik I Lutung sambil tersenyum.

Prabu Singa marah, lalu menyepak mulut I Sampi. Gigi sapibagian atas terlepas. Itulah sebabnya sampai sekarang sapi-sapi tidak pemah memperlihatkan rahang atasnya.

Page 74: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

LjuMkcUm

Tersebutlah seorang pemburu bernama Lubdhaka. Setiappagi ia menyusup ke dalam hutan, lengkap dengan alat-

alat perburuan seperti panah dan tombak. Sore hari kembalipulang membawa basil buruannya. Istri dan anak-anaknyamenyambut dengan suka cita.

Hari itu, sehari menjelang bulan mati, ia menyusurihutan lebat itu ke arah timur laut, la yakin akan menemukanbanyak hewan. Namun sial, sampai matahari tepat di ataskepala, tak seekor hewan pun yang tertangkap. Ia hanyamelihat beberapa ekor kijang berkelebat, ia melacak landak-iandak yang bersembunyi, namun dalam sekejap, hewanperburuan itu hilang tanpa bekas. Karena asyik menurutikeinginan yang menggebu-gebu, tidak disadarinya, mataharihampir tenggelam.

"Apabila kembali pulang, di tengah jalan pastikemalaman," pikirnya. Sambil berjalan, ia menahan lapar danmelawan rasa takut. "He wan-he wan buas akan menerkamku

dan merobek-robek tubuhku," demikian khayalnya. Ketikaia menginjakkan kaki di pinggir sebuah danau, ia melihat

sebatang pohon bila} la memanjat pohon itu dan memutuskanuntuk beristirahat di sebuah cabang yang kuat. Di cabangpohon itu, ia harus bertahan untuk melawan kantuk. Makadalam kegelapan, ia menghibur dirinya sambil memetik daun-daun bila itu. Pik, ..., pik, ... pik, ...! Suuur....! Ia melepas daunitu satu demi satu. Daun-daun itu pun terbang melayang,menimpa siwa lingga di atas permukaan air danau.

Keesokan harinya, setelah matahari terbit, ia bergegas

1 bila = pohon maja bila = pohon maja

Page 75: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

pulang. Istri dan anak-anaknya sangat kecewa, karenapemburu itu pulang dengan tangan hampa. "Bersyukurlah,Kanda selamat/' demikian ucap istrinya setelah mendengarkanpengalaman suaminya.

Singkat cerita, lama setelah kejadian itu, Lubdhakameninggal dunia karena sakit yang dideritanya. Dalamupacara ngabeu yang diselenggarakan oleh keluarganya, atmasang pemburu itu kebingungan. la tidak tahu jalan yang harusdilaluinya menuju akhirat.

Untunglah Dewa Siwa melihat Lubdhaka yang kebingungan itu. "Hai, pasukan keamanan sorga!" serunya me-manggil sekelompok pasukan. "Jemputlah si Lubdhaka, antaria ke surga loka! la telah berhasil melakukan sizvaratri padahari menjelang bulan mati. Ia telah melaksanakan mona brata,-upaivasa/^ dan jagm^ Bukankah ia juga telah menghaturkandaun-daun bila ke siwa lingga yang berdiri ditengah-tengahdanau?"

Pasukan itu segera menjemput Lubdhaka. Apa lacur!Sebuah pasukan dari Dewa Yama terlebih dahulu tiba ditempat itu. Mereka menangkap Lubdhaka, pemburu yanggemar membunuh itu, untuk segera dimasukkan ke neraka.Terjadilah pertarungan yang hebat antara pasukan surga danneraka. Siapa pemenangnya? Tentulah pasukan Dewa Siwa!Dewa penguasa kehidupan itu berkehendak, pemburu yangbernama Lubdhaka itu harus diberi penghargaan, karena iatelah berhasil menjalankan siwaratri. Pasukan Dewa Yamayang gagal itu, kembali pulang dengan rasa kecewa. Di tengahjalan mereka tak henti-hentinya memikirkan kejadian yangbaru saja dialaminya.

- nnntij bratn = mengendalikan kata-kata

upazonsn = puasa

* jagra = melek

62

1^

Page 76: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Mm^apa Kucing. Membwui TUm?

Konon, zaman dahulu Kucing bersahabat dengan Tikus.Mereka berdua selalu bersama-sama. Mencari makan

bersama, bermain bersama, dan tidur bersama.

"Sahabatku, Kucing! Aku jemu tinggal di sini!" keluhTikus. "Bagaimana kalau kita mengadu untung di balikbukit?"

Kucing setuju. Mereka berdua lalu mencari tempat barudi balik bukit. Di tempat yang aman dan nyaman itu merekasangat sejahtera. Makan dan minum secukupnya.

"Aku jemu tinggal di sini, Kucing!" keluh Tikus lagi."Bagaimana kalau kita mengadu untung di seberang pulau?"

"Aku setuju," jawab Kucing. "Tetapi bagaimana caramenyeberang?"

Tikus mengajak Kucing bahu-membahu membuat sebu-ah perahu. Usul yang sangat bagus itu disepakati si Kucing.Tikus mengerat sebatang pohon dengan gigi-giginya yangtajam. Setelah tumbang, Kucing menggaruk-garukkankukunya pada batang pohon itu sehingga terbentuklahsebuah jukung. Selanjutnya si Tikus membuat sebuah dayungdari cabang pohon.

Keesokan harinya, pagi-pagi benar mereka berdua

berangkatmenuju pulau seberang. Mula-mula yang mendapatgiliran mendayung adalah Tikus, sedangkan Kucingberistirahat tidur. Tengah hari, ketika matahari tegak di atas

jukung, Tikus merasa haus. la ingin minum air laut, tetapitakut nyemplung. Terpaksalah ia mengerat badan jukungitu sehingga terbentuklah sebuah lubang. Dari lubang itu iameneguk air sepuas-puasnya.

63 ;

Page 77: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Apa yang terjadi? Dari lubang itu air laut masuk ke badanjukung. Lama-kelamaan permukaan air itu bertambah tinggi.Ketika air laut itu merendam tubuh Kucing, hewan yang takutair itu terbangun. Setelah mengetahui hal itu terjadi karenaperbuatan Tikus, si Kucing marah-marah. Sesaat lagi jukungakan tenggelam. Tak ada jalan lain, kecuali kedua hewanitu harus nyemplung dan berenang ke daratan. Plung...\Piling...\

Untunglah kedua hewan yang bersahabat itu selamatsampai di daratan. Namun si Kucing tidak bisa melupakanperbuatan kawannya yang konyol itu. Sambil menahan lapardan haus, ia marah dan mengancam akan membunuhTikus. SiTikus yang melihat gelagat tidak enak itu, secepatnya berlari.Untung, tak jauh dari tempat itu, ia menjumpai sebuah lubangkecil. Di situlah ia bersembunyi.

"Awas Tikus!" seru si Kucing yang tidak berhasil masukke dalam lubang. "Sekali waktu aku akan menyergap danmemangsamu!"

Semenjak peristiwa itu, mereka berdua tidak lagibersahabat, tetapi bermusuhan.

Page 78: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

(Afimg. Imgga

Dua orang dewa kakak-beradik, Brahma dan Wisnu,berbincang-bincang dalam sebuah pertemuan. Mereka

berdua teringat akan nasihat orang tuanya agar selalu rukundan tidakmenyombongkankesaktian masing-masing. Namun,entah setan apa yang menggoda, tiba-tiba Dewa Brahmaberkata, "Hai, Wisnu! Yang kau pelihara itu ciptaanku! Tanpaciptaanku, tak ada yang kau pelihara."

Wajah Dewa Wisnu seketika merah padam. la tidakmengira perbincangan itu berbelok ke arah mengunggulkandiri dan merendahkan lawan. la pun membalas, "Apa artinyaciptaanmu, kalau tak ada yang memelihara? Setiap harikupancarkan cahaya matahari, kuembuskan udara segar dankusiramkanair,sehinggatumbuh-tumbuhan,hewandansegalayang kau ciptakan itu hidup lestari. Tanpa pemeliharaanku,segala yang kau ciptakan itu mati dan musnah."

"Ha, ha, ha.. .1 Kau iupa, aku adalah pencipta! Aku dapatmenciptakannya lagi setiap saat," tangkis Dewa Brahma.

"Akan kubiarkan terbengkalai, sehingga mati danmusnah!" balas Dewa Wisnu.

Kedua dewa yang mengaku sakti itu tak ada yangmengalah. Mereka berubah congkak dan saling menghinakan

kesaktian lawan. Akhirnya keduanya adu kekuatan. Saling

dorong, saling banting, dan saling merobohkan. Kemudiarilanjut dengan saling tindih dan saling cekik.

Ketika napas kedua petarung itu sesak, tiba-tiba

terdengar suara gaib dari langit. "Hai, dewa-dewa yangsombong! Bertindaklah kesatria! Buktikan siapa di antaramu

65^

Page 79: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model
Page 80: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

yang tersakti! Lihatlah sebuah lingga batu yang terpancang disebelahmu!"

Kedua dewa yang tengah bergumul itu terkagum-kagummemandang sebatang lingga batu yang tiba-tiba berdiri tegak."Barang siapa yang terlebih dahulu berhasil menggapaikantangannya pada ujung lingga itu, dialah yang tersakti!" Serusuara gaib itu lagi.

Kedua dewa itu segera memeriksa lingga itu. DewaBrahma secepatnya memanjat naik dan berusaha meraih ujungatasnya. Namun ketika jari tangannya hampir menyentuhpuncak, lingga itu bertambah panjang dan menjulang kelangit. Dengan kesaktiannya, Brahma lalu menjelma menjadiburung elang raksasa. Burung itu terbang sekuat-kuatnya kelangit. Ketika hendak menyentuhkan cakarnya di puncak,ternyata lingga itu bertambah panjang. Habislah tenagaburung elang perkasa itu. la melayang-layang di udara, danakhirnya, ..., biikl Burung itu bergedebuk di bumi. Setelahsiuman, didapatinya, adiknya, Dewa Wisnu tergeletak lunglaidi sebelahnya.

"Aku menyerah, Adikku! Kaulah yang tersakti!" kataDewa Brahma.

"Tidak, Kakak! Aku gagal menggapai ujung pangkallingga, walaupun aku sudah menjelma menjadi babi jantan.Setiap kugali dasar bumi, hampir kusentuh pangkalnya,lingga itu bertambah panjang dan pangkalnya membenammenembus bumi."

Kedua dewa itu bangkit, bersalaman, lalu berpelukan.

"Tak perlu menyombongkan kesaktian masing-masing. Di atas

yang tersakti, masih ada yang lebih sakti. Marilah kita bekerja

sesuai dengan kesaktian yang dianugerahkan kepada kita

sehingga alam ciptaan Yang Maha Sakti itu tetap harmonis,"kata kedua dewa itu.

■4^

Page 81: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

MaU KumIm^

Zaman dahulu manusia penghuni bumi ini sangat bodoh.Batara Guru yang bersemayam di surga menugaskan

dewa-dewa untuk mengajar manusia. Para dewa pun turundari surga ke bumi. Ada yang mengajarkan industri, kesenian,budi pekerti, dan pertanian.

Di bidang pertanian, manusia diajar mengolah tanah,membajak, dan menanam umbi-umbian beserta memetiknya.

Suatu ketika seorang manusia bertanya kepada DewaPertanian. "Maaf, junjungan hamba! Kami dengar di surga adasejenis tanaman yang dinamakan padi. Sudi kiranya junjunganhamba mengirimi kami bibit padi. Terus terang, kami sudahjemu makan singkong dan ketela rambat."

Permohonan manusia itu dipenuhi oleh Batara Guru.

Beliau memerintahkan Dewi Sri untuk memenuhi kebutuhan

manusia itu. Dewi Sri pun segera mengirim empat ekor burungkesayangannya mengangkut biji-biji padi ke bumi. Biji-bijipadi itu disimpan dalam tembolok masing-masing burung.Burung perkutut membawa biji padi putih, merpati hitammembawa biji padi hitam, sugem membawa biji padi merah,dan burung puter membawa biji padi kuning.

Sebelum menyerahkan biji-bijian itu kepada manusia,

keempat burung itu hinggap di sebuah cabang pohon.Lima orang pemburu bersaudara yang lewat di bawahnyaberniat untuk menembak burung-burung itu. Di antaralima bersaudara itu, si Bungsulah yang paling mahir. lalalu melesatkan panahnya. "Tar, tar, tar, tar,....\" Tembakan

panah itu tepat sekali mengenai tembolok keempat burung

^68

Page 82: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

itu. Ketika isi tembolok burung puter jatuh di tanah, terciumbau yang sangat harum dan sedap. Bau harum dan sedap ituadalah biji padi kuning yang berhamburan. Kelima pemburuitu berebutan memakan biji-bijian itu sampai habis. "Nyam,mjam, mjam..." katanya sambil membuang kulit biji tersebut.

Nah, itulah sebabnya sampai sekarang manusia tidakpunya beras kuning. Mereka hanya punya beras putih, merah,dan hitam. Namun sesekali manusia ingin menikmati nasikuning. Bagaimana cara membuatnya? Mula-mula merekamenanak nasi putih, lalu membubuhinya dengan warnakuning. Warna kuning itu dibuat dari umbi kunir atau kunyit.Konon, kunyit itu tumbuh dari kulit biji padi kuning. Isi padikuning itu dimakan habis oleh kelima pemburu itu, sedangkankulitnya dibuang. Kulit itulah kemudian tumbuh menjadikunyit.

"4^

Page 83: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Tetpotumgi

Tersebutlah seorang anak yang malang. la cacat sejak lahirdan hidup sebatang kara. Punggungnya bungkuk dan

matanya juling. Anak-anak nakal di desa itu setiap waktuniengejeknya sambil bernyanyi, "itlmig tanduk maan siiling,piiiiggiing bungkuk mata jidingl" Anak malang yang dipanggilsi Bungkuk atau si Juling itu diam saja. la hanya merenungmengapa ia bernasib sejelek itu.

Pada suatu hari ia bertekad untuk mengadu nasib ditempat lain. Ia lewati sungai, jurang, dan hutan lebat. Ketikaberistirahat di bawah pohon, tiba-tiba ia melihat sekelompokanak-anak cebol keluar dari lubang pohon di sebelahnya.

Ia takut, lalu segera bersembunyi di balik pohon. Dari situia menyaksikan anak-anak cebol itu menari-nari sambilbernyanyi-nyanyi. "Ulung tanduk, ulung tanduk....1" Mula-mula penari itu berbaris lurus, kemudian melingkar meloncat-loncat berpegangan tangan. "Ulung tanduk, ulung tanduk ...!"

Indah benar tari dan nyanyian itu. Si Bungkuk mengira

anak-anak cebol itu akan mengejeknya, tetapi ditxinggu-

tunggu, nyanyian yang biasa didengarnya itu tak pernahlengkap. Namun makin lama makin indah. Tanpa disadarinya,si Bungkuk ikut bernyanyi, "Ulung tanduk, maan suling, ulungtanduk maan suling.... Penari cebol itu mendengar nyanyianyang tambah lengkap itu dari si Bungkuk, lalu mengajak siBungkuk menari dan bernyanyi bersama-sama. "Ulung tanduk

maan suling, ulung tanduk maan suling ....!"

Setelah istirahat, si Cebol yang mengetuai kelompok itumenanyai si Bungkuk. Si Bungkuk pun menceritakan nasibnya.

Page 84: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Ternyata anak-anak cebol itu berasal dari desa yang sama danmenjadi korban ejekan anak-anak nakal yang sama.

"Kamu tak perlu berkecil hati!" kata si Cebol sambilmengoleskan ramuan di punggung dan mata si Bungkuk."Kembalilah ke desa!"

AjaibI Si Bungkuk seketika menjadi anak sempurna dantampan. Tidak bungkuk dan tidak juling.

Singkat cerita, setelah mengucapkan terimakasih kepadaanak-anak cebol itu, si Bungkuk kembali ke desa. Anak-anak desa yang nakal itu mengerumuninya. Mereka kagummelihat ketampanan si Bungkuk, bahkan mereka semua inginmengikuti jejak si Bungkuk.

Demikianlah, setelah menjalani pengalaman yang samadengan si Bungkuk, anak-anak nakal itu kemudian bergabungdengan kelompok tari dan nyanyi si Cebol.

"Ulung tanduk maan suling, ulung tanduk maan suling...A"Lama-kelamaan anak-anak nakal itu merasa nyanyian

itu terpotong, lalu mereka menyanyikannya dengan lengkap."Ulung tanduk maan suling, ulung tanduk maan suling, ....'Tundun bengkuk mata juling, tundun bengkuk mata juling ...!"

Sambil menari dan menyanyi, secara diam-diam si Cebolmengoleskan ramuannya ke tubuh anak-anak nakal itu, lalukatanya, "Sekarang pulanglah kamu ke desa! Telah kuberikanapa yang kau inginkan."

Betapa gembiranya anak-anak nakal itu! Setelah melewatibatas desa, semua orang takut dan menjauhinya. Anak-anaknakal itu telah berubah menjadi monster.

Page 85: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

"PacU dm. Mama W&vea^

Sudah berkali-kali curahan cinta Kala Gumarang ditolakoleh Dewi Sri. Namun api asmara pemuda yang berwujud

banteng itu tak pernah redup. Apalagi Dewa Wisnu, ayah DewiSri,mengetahuihubunganterlarangitu."Hai, Kala Gumarang!"kata Dewa Wisnu marah-marah. "Kamu tidakbolehjatuh cinta

kepada Dewi Sri, sebab ia adalah adik kandungmu! Kalau kaubersikeras, aku akan membunuhmu!"

Kala Gumarang, pemuda banteng itu bukannya mundur,tetapi malah mengejar-ngejar Dewi Sri. Sudah lama ia mencarike mana-mana tempat persembunyian kekasihnya itu. Dalamhatinya tidak saja terpendam rasa cinta, tetapi juga dendam,iri hati, dan perasaan tidak adil. Adiknya lahir sebagai gadiscantik, sedangkan ia sendiri lahir berwujud banteng yanggarang.

Akhirnya si Banteng itu menemukan persembunyianDewi Sri. Rasa cintanya berkecamuk menjadi benci. Gadis ituditangkap lalu ditendang jauh-jauh. "Buk..A"

Dewi yang cantik itu jatuh bergedebuk, akhirnyameninggal di tempat.

Aneh, dari jazad almarhumah tumbuh aneka warnatumbuh-tumbuhan. Dari payudaranya tumbuh pohon kelapa,dari rahimnya tumbuh padi, dan dari bagian tubuh lainnya

muncul tumbuh-tumbuhan lain yang dibutuhkan manusia.

Walaupun manusia berduka cita atas kematian Dewi Sri,namun mereka menjadikan kematian itu sebagai berkah.

Mereka lalu mengembangbiakkan tanaman kelapa dan padiitu di seluruh permukaan bumi.

Page 86: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Lama-kelamaan De wa Wisnu mengetahui sebab-musababkematian anak gadis kesayangannya itu. Dengan senjatacakranya, Dewa Pemelihara itu mencari-cari dan mengancamKala Gumarang. Setelah berpapasan, keduanya tak maumengalah. Mereka bertengkar, berkelahi lalu bertarung mati-matian. Pertarungan itu berakhir, setelah senjata cakra DewaWisnu menancap di tubuh Kala Gumarang. Tubuh itu hancurberkeping-keping.

Ajaib juga! Karena rasa dendam yang membara, tubuhyang berkeping-keping itu berubah menjadi hama tumbuh-tumbuhan, seperti wereng, walang sangit, kumbang kelapa,penggerek padi, belalang, dan tikus. Dengan hama penyakititulah, Kala Gumarang mencari kesempatan membalasdendam kepada Dewi Sri.

Dewa Wisnu tidak dapat mencegah nafsu kesetananKala Gumarang. Beliau hanya berpesan kepada manusia,agar memelihara tumbuh-tumbuhan yang dibutuhkan itusebaik-baiknya. "Ingat, kerthamasal" katanya. "Gunakanlahperhitungan waktu! Jangan menanam dan memanen padawaktu musim tumbuh berjenis-jenis hama."

Page 87: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

I^OM, Salaag. Tamak doM

Di desa Anu ada seorang laki-laki bernama Pan BalangTamak. Entah apa sebabnya, semua orang desa tidak suka

kepadanya. Itulah sebabnya ia jarang sekali keluar rumah.Pada suatu hari seorang utusan kepala desa

menyampaikan pengumuman. "Pan Balang Tamak! Besokpagi setelah ayam turun, semua warga desa bergotong-royongmengangkut kayu dari hutan. Kayu itu akan digunakan untukmemperbaiki bangunan pura yang rusak."

Keesokan harinya, pagi-pagi benar. Pan Balang Tamakbersiap-siap hendak berangkat ke hutan. Ia memegangkapak dan seutas tali. Ditunggu-tunggu, ayamnya yang

sedang mengeram, belum juga turun. Setelah slang, ayam itusegera mencebur sambil berkotek-kotek. Pan Balang Tamakmelemparkan butir-butir jagung untuk ayam yang lapar itu.Setelah itu ia bergegas berangkat ke hutan.

Sial! Di tengah jalan ia berpapasan dengan warga desayang kembali dari hutan. Mereka semua memikul balok kayuyang sudah terpotong. Sebagian dari mereka berceloteh,"Dasar Pan Balang Tamak! Hukum saja si pemalas itu dengandenda tinggi!"

Apa yang dicelotehkan itu menjadi kenyataan. Dalamrapat keesokan harinya, kepala desa mengumumkan, bahwaPan Balang Tamak didenda seratus ribu rupiah atau diusir ke

luar desa.

Pan Balang Tamak mula-mula terkejut, tetapi kemudiandengan tenang berkata, "Hormat Bapak Kepala Desa!Saya mohon utusan Bapak mengulang pengumuman yangdisampaikan kemarin."

Page 88: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Utusan itu pun berdiri. Katanya, "Pan Balang Tamak!Besok pagi setelah ay am turun, semua warga desa bergotong-royong mengangkut kayu dari hutan. Kayu itu akan digunakanuntuk memperbaiki bangunan pura yang rusak."

"Maaf, Bapak Kepala Desa!'^ seru Pan Balang Tamak."Pada hari yang ditentukan itu, saya sudah siap dengan kapakdan tali. Sesaat setelah ayam saya yang sedang mengeram ituturun, saya pun berangkat ke hutan. Nah, tolong tunjukkan dimanakah kesalahan saya!?"

Mendengar jawaban Pan Balang Tamak, Kepala Desalalu mencabut hukuman yang dikenakan kepadanya. Wargadesa tersipu-sipu malu, terutama orang-orang yang kemarinberceloteh.

Page 89: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

'Pau/^fe^um Cicmg. CUuUQ'

Sejak seminggu I Cicing Gudig, anjing kudisan itu tidakmakan dan tidak minum. Makanan yang didapatkannya

di pasar selalu dirampas oleh anjing-anjing lainnya. Ketikamelihat orang yang makan dengan lahap di warung, mulutnyamenganga dan lidahnya menjulur. "Enak benar jadi manusia!"pikirnya.

la mendengar bahwa Sang Batari yang bersemayamdi pura dekat pasar itu, suka menolong hewan-hewan yangmenderita. Malam itu juga ia mengendap-endap menghadapBatari itu.

"Maaf, Batari! Hamba anjing bernasib buruk, kurus,kudisan, dan selalu kelaparan. Kalau Batari tidak keberatan,izinkanlah hamba menjadi manusia."

AjaibI Seketika itu tubuhnya berubah menjadi manusia.Ia berlari-lari ke pasar, memamerkan dirinya yang telahmenjadi manusia tampan. Ia masuk warung lalu makansepuas-puasnya. Ketika pemilik warung itu meminta bayaran,ia bengong dan tak mengerti. Pedagang makanan itu marahlalu memukul I Cicing Gudig dengan tongkat.

"Maaf, Batari!" pintanya lagi kepada Batari. "Tidak enakjadi manusia biasa. Lebih enak jadi Raja. Tinggal memerintah.Kalau Batari tidak keberatan, izinkanlah permintaan hamba."

Ajaib! I Cicing Gudig seketika menjadi Raja. Barusehari duduk di singgasana, banyak sekali orang-orang yangdatang mengadu. Ada yang berperkara soal warisan, adayang menuduh pejabat-pejabat tinggi korupsi, dan ada yangberdemo menuntut kenaikan upah. Ketika mendengarkanpengaduan itu, ia melihat seorang anak raja digendongdayang-dayang dan disuapi makanan enak.

Page 90: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

" i 4 11

MQi>.ih '. :/rA. j

Page 91: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

"Maaf, Batari!" katanya di depan Batari. "Hamba salahpilih. Lebih baik menjadi pangeran."

Batari yang pemurah itu mulai membenci kelakuanI Cicing Gudig. Cicing itu suka bermalas-malasan dan takpernah berpuas diri. Batari yang bijaksana itu menginginkanagar anjing kudisan itu berubah perilaku. Lalu katanya,"Baiklah, permintaanmu kupenuhi!"

I Cicing Gudig senang sekali. Tiap hari disuapi dalamgendongan dayang-dayang. Lama-kelamaan sang raja yangsudah tua itu berkeinginan mewariskan takhta kerajaan kepadaPangeran. Raja memanggii seorang guru untuk mengajar ilmupemerintahan dan agama kepada putra tercinta.

Sang guru heran, selama hidupnya belum pernahmemiliki murid yang bodoh dan kurang ajar. Setiap pertanyaandijawab dengan unjuk gigi, kemudian menggonggong. Guruitu tersinggung lalu menampar pangeran keras-keras. "Kaing,kning, kaing !" Anjing itu mengaduh kesakitan. Sang guruberkehendak melaporkan perangai aneh putranya itu kepadaraja.

Sebelum hal itu terjadi, I Cicing Gudig segera menghadapBatari. "Maaf, Batari! Susah juga menjadi pangeran. Sebaiknyahamba dikembalikan saja menjadi anjing, asalkan tidakkudisan."

AjaibI Pangeran Cicing Gudig seketika menjadi anjing.Anjing itu sadar, bahwa ia tidak boleh bermalas-malasan danserakah. Karena rajin menjaga keamanan pasar, para pedagangmulai menyayangi dan memberi makan kepadanya. I CicingGudig tidak lagi kurus dan kudisan, tetapi gemuk dan bersih."Guk, guk, guk\"

Page 92: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Raja Anak Agung mempunyai seorang pelayan bernamaPan Angklung Gadang. Beliau sangat sayang kepada

pelayan itu, karena jujur, rajin, dan patuh. Segala perintahdilakukannya dengan sempurna.

Pada suatu hari Anak Agung pergi ke hutan. Beliau inginmelihat pohon-pohonan yang besar, berdaun lebat, dan hijau.Seperti biasa, beliau menunggangi kuda kesayangannya. Kudaitu tampak berwibawa karena berhiaskan perak gemerlapan.Hiasan itu tidak saja dipasang di kepala, di leher, dan dipelana, tetapi juga di ekor kuda. Pan Angklung Gadang yanglari-lari kecil di belakang kuda, selalu mengawasi keamananmajikannya.

Ketika duduk-duduk beristirahat di bawah pohon, tiba-tiba raja terkejut. "Hai, Pan Angklung Gadang! Di mana hiasanekor kuda itu?"

"Jatuh dalam perjalanan, Paduka," jawab pelayan itujujur.

"Mengapa tidak kau pungut lalu menyimpannya didalam kompek?"

"Maaf, Paduka! Karena tidak ada perintah maka hamba

tidak berani melakukannya."

Anak Agung marah, kemudian sadar bahwa pelayannyaitu lugu, jujur, dan patuh.

"Lain kali, kalau kamu melihat sesuatu yang jatuh dari

kuda, ambillah segera dan masukkan ke dalam kompek!,"demikian perintah raja.

"Segala perintah Paduka hamba junjung tinggi," jawabpelayan itu.

79

Page 93: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Sekembali pulang menuruni lereng gunung. PanAngklung Gadang berlari-lari kecil di belakang kuda. Tiba-tiba ia melihat kuda yang melangkah cepat itu membuangkotoran. Pelayan yang patuh itu secepatnya mengambilkotoran itu, lalu memasukkannya ke dalam kompek. Ia sangat

puas karena telah melakukan tugas sesuai perintah raja.Setiba di istana, Anak Agung ingin makan sirih pinang.

Beliau mengambil daun sirih dan buah pinang itu dalamkompek. Betapa terkejutnya sang raja! Yang terambil bukandaun sirih dan buah pinang, tetapi kotoran kuda.

"Hai, pelayan goblok! Siapa yang memasukkan kotoran

kuda ke dalam kompek?!" teriak Anak Agung marah-marah.

"Hamba, Paduka!" jawab pelayan itu." Bukankah Padukayang memerintahkan agar hamba menyimpan segala sesuatuyangjatuh dari kuda?"

Wajah Anak Agung merah-padam. Ketika hendakmenampar, beliau cepat sadar. Beliau bisa memahami,

pelayannya yang bernama Pan Angklung Gadang itu memanglugu, jujur, dan patuh.

l80

Page 94: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

'PeuakabuCan K0iadan K/Wm-Ka/ia

Pada musim kemarau panjang, hewan-hewan di hutankehausan dan kelaparan. Banyak gajah, menjangan,

landak, burung dan hewan-hewan lainnya mati. Untunglah siKera dan si Kura-kura masih bertahan hidup. Namun padasuatu hari, kedua hewan yang bersahabat itu mengeluh juga.

"Kalau begini terus kita akan mati," kata si Kera. "Turungunung, yuk! Kudengar di kebun Kaki Tembuak, di seberangsungai ada pohon pisang yang sedang berbuah."

"Aku 'kan tidak bisa memanjat. Bagaimana aku men-dapatkan pisang?" jawab Kura-kura.

"Aku yang memanjat, kamu yang menyeberangkan aku.Buah pisang itu kita bagi dua."

Mereka berdua sepakat. Si Kura-kura lalu berenangmengangkut Kera yang duduk di atas punggungnya. Sesampaidi seberang. Si Kera berlari tergopoh-gopoh menuju pohonpisang. Si Kura-kura merangkak terseok-seok mengejarnya.

"Jatuhkan sebiji, Kera!" seru si Kura-kura setelah tiba dipohon pisang.

"piukr

Si Kura-kura segera menyergap buah pisang itu. Namun,ia kecewa karena kulit belaka.

"Jatuhkan yang ada isinya, Kera!" pintanya lagi."Pluk! Pluk! Pliik!" Kura-kura menyergap ketiga pisang

itu. Namun kulit-kulit belaka.

Si Kura-kura sadar bahwa ia diperolok-olok. Si Keramengkhianati persahabatan. Percuma ia mendongakkankepala di bawah pohon. Ia pun meninggalkan tempat itumenuju pondok Kaki Tembuak. Kemudian bersembunyi di

Page 95: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

balik seonggok batu.Sesaat kemudian si Kera datang. la memanggil-manggil

dan mencari-cari sahabatnya. Jalannya terhuyung-huyungkarena menahan perut kenyang. Setiba di pondok, la dudukberistirahat di atas tumpukan batu tempat Kura-kurabersembunyi.

Tiba-tiba terdengar nyanyian say up-sayup. "Kera serakahberkhianat, perut bengkang makan pisang. Tug kiok nongl"

Nyanyian itu makin keras dan berulang-ulang. Si Keramencari-cari asal nyanyian itu. la tersinggung dan marah.la mencurigai perutnya sendiri. "Awas! Sekali lagi kamumengejekku, ini upahnya!" katanya sambil mengambil sebijibatu besar.

Nyanyian itu berulang lagi. Tug kiok, nongl "Plakl"la memukul perutnya keras-keras. "Aduh, aduh...!" lamengerang, lain pingsan.

"Maaf/ Kera!" kata si Kura-kura yang tiba-tiba munculdari persembunyiannya. "Yang bernyanyi itu bukan perutmuyang kenyang, melainkan perutku yang lapar."

Page 96: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

"PVimg^ CmoA mtuk. Anak. Kmmg^

Ada seorang raja yang amat sayang kepada seekor kucingbetina peliharaannya. Kucing itu amat rajin memburu

tikus. Apabila Raja tidur, kucing itu selalu mendampinginya.Pada suatu hari kucing betina itu melahirkan seekor

anak kucing jantan. Raja amat sayang kepada anak kucing itu.Beliau memerintahkan kepada pelayannya agar anak kucingdan induknya itu diberi makan enak-enak. Makanan itu harusdihidangkan di atas piring emas. Kucing itu makin lamamakin manja dan tidak pernah lagi memburu tikus.

Entah apa sebabnya, pada suatu tengah malam,seluruh istana terbakar. Api yang ganas itu melahap seluruhbangunan, termasuk tempat tidur raja. Raja hangus terbakardan mangkat.

Induk dan anak kucing itu berhasil menyelamatkan diri.Mereka lari ke hutan dan bersembunyi di dalam gua yanggelap.

"Lapar, Bu, lapar!" demikian tangis Anak Kucingkeesokan harinya.

"Sabarlah, Nak! Ibu akan mencarikan kamu makanan/'

jawab ibunya.

Induk kucing itu keluar gua lalu masuk ke hutan. Sesaat

kemudian ia kembali membawa seekor belalang. "Makanlah,Nak!" katanya.

"Tidak maul Tidak maul Aku mau makanan enak di atas

piring emas!" tangisnya.

Ibu Kucing kembali memburu makanan. Sesaat kemudiania membawa seekor anak kadal.

83 A

Page 97: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

"Tidak mau! Tidak mau! Aku mau makanan enak di

atas piring emas!" kata Anak Kucing. Ibu Kucing berkali-kalimenghibur anaknya. "Ini bukan istana, anakku! Kita hamsmakan apa adanya!"

Si Anak Kucing menangis terus. la menuduh ibunya tidaksayang. la menuduh ibunya tidak kuat mengurus anak. Untukketiga kalinya, sang ibu berburu mangsa di dalam hutan. Kaliini ia berhasil menangkap seekor tikus. la segera membawamakanan enak itu untuk anaknya. Namun, anak kucing yangmanja itu sudah tidak ada di dalam gua.

Ke mana dia? Anak kucing itu keluar gua. Ia mencari

seseorang yang mau menjadi ibunya. Ia mencari ibu yangkuat, yang sanggup mengurusnya. Di alam yang terbuka itu,ia melihat matahari yang bercahaya terang dan panas.

"Siapa namamu? Maukah kau menjadi ibuku?" tanyaAnak Kucing kepada matahari. "Kaulah yang pantas menjadiibuku, karena kau sangat kuat."

"Tidak, Anak Kucing! A wan lebih kuat dariku. Ia sanggupmenghalang-halangi cahayaku," jawab Matahari.

"Hai, Awan! Kaulah yang terkuat! Kau pantas menjadiibuku!" teriaknya kepada Awan.

"Tidak, Anak Kucing! Angin lebih kuat dariku. Iasanggup menyapu dan mengusirku."

"Hai, Angin! Kaulah yang terkuat! Kau pantas menjadiibuku!"

"Tidak, Anak Kucing! Gunung lebih kuat dariku. Akutidak sanggup menggerakkannya."

"Hai, Gunung! Kaulah yang terkuat! Kau pantas menjadiibuku!"

"Tidak, Anak Kucing! Kerbau lebih kuat dariku. Dengantanduknya ia sanggup menggemburkan tanahku."

K 84

Page 98: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

"Hai, Kerbau! Kaulah yeng terkuat! Kau pantas menjadiibuku!"

"Tidak,AnakKucing!Talilebihkuatdariku.Iamengikatkuerat-erat. Hanya Tikus yang sanggup memutuskannya."

Kasihan si Anak Kucing! la sangat payah dan lapar.Ketika duduk termenung dan melepas leiah di bawah pohon,tiba-tiba ia melihat seekor hewan kecil lewat di sebelahnya.

"Hai, siapa kamu?" tanya Anak Kucing."Namaku Tikus," jawab hewan kecil itu."Hai, Tikus! Kaulah yang terkuat. Kau pantas menjadi

ibuku!"

"Tidak! Ada yang lebih kuat dariku. Ia dapat membunuhsemua tikus. Baru saja kulihat hewan bertaring, berkumis, danbermata besar. Ia menangis di depan gua. Katanya, "AnakKucing, Anak Kucing, di mana kau?"

Mendengar kata-kata tikus itu, Anak Kucing yangmanja itu segera berlari menuju gua tempatnya bersembunyi.Didapatinya ibunya menangis sambil memegang seekor tikus.Anak Kucing itu menangis, lalu memeluk ibunya. "Ibulahyang terkuat! Maafkan aku, Bu!" katanya.

85 J

Page 99: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

'Poium Kapnh dcM San/UHt ̂ uiuh

Di lereng gunung tumbuh berbagai pohon-pohonan,seperti mangga, kendal, akasia, jeruk, gamal, dan ketket.

Di antara pohon-pohonan itu, yang tertinggi adalah pohonkapuk.

Sebetulnya banyak pohon yang lebih tinggi dari pohonitu, nanuin kebetulan pohon kapuk yang berdaun jarang itutumbuh di tempat yang tinggi. la tidak mensyukuri keadaanitu, namun sebaliknya ia sangat sombong. Itulah sebabnyapohon-pohon tetangganya tidak senang bercakap-cakapdengan pohon kapuk.

Hanya satu pohon yang ramah kepadanya, yaknitetangganya terdekat. Namanya Bambu Buluh. Bambu Buluhtabu sifat sombong si Pohon Kapuk, namun ia tidak pernahmenunjukkan kebenciannya.

"Hai, Bambu Buluh!" seru Pohon Kapuk pada suatu

hari. "Kamu harus berani menunjukkan bahwa dirimupunya kekuatan untuk melawan musuh. Kamu selalu kulihatmerunduk dan menghormat kepada angin yang mendesir.Sikapmu sama dengan pohon-pohon lain, merasa diri rendahdan tidak percaya diri. Kamu lihat, 'kan? Aku tak pernahmerunduk kepada angin, walaupun ia lewat di depanku. Kalaudiberi hati, lama-kelamaan angin itu menjadi congkak."

"Macif, kawan!" jawab si Bambu Buluh. "Aku memang

lemah dan tidak punya kekuatan sepertimu. Kakek, nenek,dan orang tuaku selalu menasihati, hormatilah setiap orang,jangan menyombongkan kelebihan, biarlah orang lain yangmenilainya."

l86

Page 100: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

"Ha, ha, ha...!" ledek Pohon Kapuk. "Benar sekali apayang dikatakan kakek dan orang tuamu! Kamu memang tidakpunya kelebihan. Lalu apa yang akan kau pertunjukkan? Lainhalnya aku! Selain tinggi, aku sangat bermanfaat bagi manusia.Pernahkah kau dengar bahwa raja-raja memburu buahku?Raja-raja ingin tidur lelap di atas bantal dan kasur, karenabantal dan kasur itu dibuat dari kapuk. Itulah sebabnya akuditempatkan paling tinggi di lereng gunung ini."

Mendengar ledekan Pohon Kapuk, pohon-pohon lainmemberi isyarat kepada Bambu Buluh agar melawan ledekanitu. "Tunjukkan bahwa dirimu sangat berguna!" bisik pohonakasia dan pohon-pohon lainnya yang tumbuh dekat bambu."Bukankah tubuhmu yang tipis, lembut dan lurus itu bisadibuat seruling dan alat kerajinan lainnya?"

"Ha, ha, ha...!" Rupa-rupanya bisikan teman-temanbambu itu didengar oleh Pohon Kapuk. la meledek lagi."Seruling dari bambu mudah pecah. Sekarang orang-orangmembuat seruling buatan pabrik, sehingga tidak mudahpecah, tahu?!"

Angin berdesir halus. Bambu Buluh itu segera merunduksambil tersenyum. Melihat sikap bambu itu, Pohon Kapuksangat jengkel. "Hai, Bambu! Lihat aku! Belajarlah darikubagaimana menghadapi musuh!" teriak Pohon Kapuk sambilmerentangkan cabang-cabangnya.

Angin yang mendesir itu makin lama makin kuat. Semua

pohon di lereng gunung itu meliuk-liuk. Tak berapa lamaangin itu bergemuruh menjadi angin topan. Bambu Buluh

tak kuasa menahan hembusan dahsyat itu. la meliuk-liuk,

berputar-putar, lalu rebah ke tanah.

Keesokan harinya, setelah matahari terbit, bambu buluh

itu sadarkan diri. Setelah matahari merangkak tinggi, iabangkit perlahan-lahan sambil menggeliat-geliatkan tubuhnya

Page 101: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

yang kelu."Waduh!" seru Bambu Buluh itu tiba-tiba setelah

menoleh ke sebelah. Di situ tampak tergeletak sebuah pohonbesar yang mengaku paling tinggi dan paling berguna.

"Selamat jalan Pohon Kapuk! Kekuatan yang besar takperlu dihadapi dengan kekuatan besar pula," demikian siBambu Buluh.

[k88

Page 102: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

'PimOa KaMUm^fOolong:

Ketika Kerajaan Amarta yang diperintah oleh PrabuYudistira mengalami malapetaka, keadaan istana kalang-

kabut. Ditambah lagi menghadapi serbuan kerajaan-kerajaantetangga. Keluarga kerajaan harus mengungsi. Mereka terpaksamenitipkan selembar surat sakti yang sangat dirahasiakan itukepada panakawan yang bernama Petruk. "Amankanlah suratitu, jangan sampai jatuh ke tangan musuh! Kalau keadaansudah aman, serahkanlah kembali surat itu kepada keluargaPandawa," demikian perintah raja.

Petruk yang bertubuh kurus, jangkung, dan berhidungmancung itu sangat senang menerima surat sakti itu. la sangatdipercaya keluarga Pandawa karena setia, rajin dan patuh.Namun setelah surat sakti itu berada di genggamannya, iaberubah pikiran. Katanya, "Sekaranglah saat yang tepat untukmengubah nasib. Tak perlu selamanya menjadi abdi. Sekaii-sekali jadi orang kelas ataslah!"

Ia menguji coba surat itu berkali-kali di rumahnya."Benar-benar ampuh!" serunya. Setiap dibuka, surat itu me-mancarkan cahaya panas sehingga tak satu pun yang luputdari bahaya. Tak perlu berpikir panjang lagi, ia mendatangisebuah kerajaan. Dengan memperlihatkan surat itu, semuaprajurit, pengawal istana dan rajanya tunduk kepadanya.

"Hai, rakyatku!" katanya di depan rakyat kerajaan baruitu. "Aku bukan Petruk yang dulu, melainkan seorang raja.Namaku sekarang adalah Prabu Kantongbolong. Kerajaankubernama kerajaan Kantongbolong. Ingat itu baik-baik!"

Raja yang beruntung itu lupa sama sekali akan riwayatnya.la merasa diri sangat sakti, berkuasa, dan ditakuti semua raja.

89 ;

Page 103: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

la pun tak segan-segan menyerbu kerajaan-kerajaan lainnya.Berkali-kali ia berpidato di kerajaan yang baru ditaklukkannyaitu, "Rajamu sekarang adalah Prabu Kantongbolong! Ingat itubaik-baik!"

Syahdan, berita tentang Prabu Kantongbolong yang taklain adalah si Petruk, sampai puia ke telinga Yudistira danKresna. Ketika kedua raja itu bertemu, tiba-tiba mendapatsurat dari Prabu Kantongbolong. Isinya, "Hai, Yudistira RajaAmarta, dan Kresna Raja Dwarawati! Mulai saat ini keduakerajaan itu berada di bawah kekuasaanku!"

Kedua raja itu sangat marah lain sepakat untuk bersama-sama menghadapi musuh yang sombong itu. Dibuatnyasebuah akal. Mereka menunjuk tiga panakawannya, Semar,

Gareng, dan Bagong, mengintai Prabu Kantongbolong. Tigapanakawan itu tak lain adalah keluarga Petruk. Pada saat rajayang sombong itu tidur lelap, ketiga panakawan itu masuk keperaduan raja. Mereka lalu mencekik leher raja dan mencopotmahkotanya. Dari dalam mahkota itu keluarlah surat saktiyang dirahasiakan itu. Prabu Kantongbolong tidak berdaya. Iakembali menyadari dirinya sebagai panakawan yang bernamaPetruk. Di depan ayahnya, Semar, kakaknya, Gareng, danadiknya, Bagong, ia menghormat dan minta maaf.

Raja Yudistira dan Raja Kresna kemudian mengumumkanbahwa keamanan kerajaan telah pulih kembali. Karena siPetruk, mantan Prabu Kantongbolong itu telah menyadarikesalahannya dan mohon maaf maka ia mendapatpengampunan dan diterima kembali menjadi panakawan di

Kerajaan Amarta.

K 90

Page 104: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Dikisahkan seorang anak perempuan yang tinggal dipinggir pantai, namanya Putri Bening. Ibunya meninggal

ketika ia baru berumur enam bulan. la tinggal bersama ayahkandung yang sangat menyayanginya. Sang ayah menangkapikan di laut dan sang putri berkebun sayur. Dengan hasil ikandan sayuran itulah mereka hidup sehari-hari.

Pada suatu sore menjelang matahari tenggeiam, sangayah berangkat ke laut. Sebelum meninggalkan gubuk iaberpesan kepada Putri Bening. "Anakku, malam ini ayahtidak mendongeng. Sekarang musim panen ikan dan malamini adalah hari baik. Masaklah makanan! Bila sampai larutmalam ayah belum pulang, makanlah terlebih dahulu!"

Malam pun tiba. Putri Bening mempersiapkan makananuntuk ayah dan dirinya sendiri. Walaupun perutnya lapar, iatidak mau mendahului ayahnya makan. la teringat dongengCinderella, Bawang Merah Bawang Putih dan Malin Kundangyang selalu diceritakan ayahnya. Ia termenung dan berdoasemoga ayahnya selamat dan memperoleh banyak ikan.

"Tok, tok, tok ...I" Putri Bening segera membuka pintu.Ia mengira ayahnya datang. Bukan! Yang berdiri di depannya

adalah seorang kakek tua.

"Berilah aku sesuap nasi, Anak Kecil! Aku tersesat

pulang dan kelaparan," kata kakek itu. Orang tua bungkukitu berjalan tertatih-tatih dengan tongkatnya. Putri Beningsangat iba. Ia memapah kakek itu masuk, lalu mempersilakanmakan. Makanan untuk dirinya sendiri, ia berikan kepada

Page 105: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

i

Page 106: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

orang tua renta itu. Sehabis makan, Putri Bening memapahsang kakek beristirahat di kamarnya.

"Tok, tok, tok... /" Putri Bening yakin yang mengetok pintuitu adalah ayahnya. la segera membukakan pintu. la senangsekali melihat ayahnya pulang dengan selamat. Apalagimembawa banyak ikan.

Ketika sang ayah mengajak makan bersama, Putri Beningmenggelengkan kepala. la katakan bahwa makanannya telahia berikan kepada seorang kakek yang sedang beristirahat dikamar. Sang ayah penasaran, lalu segera menemui orang tuaitu. Apa yang terjadi? Tidak ada kakek di dalam kamar. Yangada adalah setongkol jagung yang belum dikupas. Sang ayahteringat kepada orang tua bertongkat yang meminta seekorikan di pantai. Sang ayah memberinya dan orang tua itumembalasnya dengan setongkol jagung. Sang ayah mengambiljagung itu, lalu mengupasnya di depan Putri Bening. Merah!Putri Bening juga mengupas jagung yang tergelatak di atastempat tidumya. Putih! Mereka berdua saling pandang.Mereka tidak mengerti apa makna dari kejadian itu.

"Jagung merah dan putih itu adalah anugerah, Anakku!Peliharalah baik-baik! Besok kita semai, kemudian kita tanam

di kebun. Sesungguhnya Tuhan bermurah hati terhadapkehidupan yang sederhana, rukim, setia, jujur, dan salingmengasihi satu sama lain."

Page 107: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

d(m Selem/HxJi Daun Teep

Sekelompok rayap berbondong-bondong mencari sumbermakanan baru. Mereka menyeberang di bawah pohon

kep, sejenis pohon jati yang tumbuh tidak jauh dari kediamanmereka. Konon di seberang pohon itu banyak batang-batangpohon yang sudah lapuk. Itulah makanan pokok mereka.

Tiba-tiba mereka mendengar erangan yang memilukan."Hitrgli, hurgh tolonglah aku, tolonglah aku, Rayap!"Gerombolan rayap itu mendekat ke arah erangan itu. Setelahdekat, tiba-tiba mereka mundur serempak.

"Harimau! Harimau terperangkap jerat!" teriaknya."Jangan takut, Rayap!" seru hewan yang mengerang itu.

"Aku bukan harimau pemakan hewan. Aku adalah harimaupemakan manusia, sebab manusia itu sangat kejam terhadaphewan. Manusia ingin membalas dendam kepadaku, olehkarena itu aku dijeratnya. Tolonglah, Rayap! Hanya kau yangdapat membebaskanku!"

"Tidak!" jawab bangsa rayap itu. "Harimau adalahpemakan hewan, kejam, dan serakah!"

"Percayalah, kawan! Pernahkah kau mendengar ceritatentang manusia yang suka berburu hewan, memakan danmenjualnya? Bukankah manusia sering membakar bangsarayap? Kalau kau menyelamatkanku, maka aku akanmelanjutkan keinginanku untuk memangsa manusia. Kaulihat nanti, tidak akan ada manusia yang berani membakar

rayap."

Kelompok rayap itu mulai percaya. Atas perintah

pemimpinnya, bangsa rayap itu lalu segera menghancurkan

Page 108: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

jerat yang melilit harimau itu. Lihat sekarang, harimau itu mulaibernapas lega. Kakinya menggeliat-geliat, matanya membesardan wajahnya berseri-seri, lalu perlahan-lahan berdiri tegap.Dan kemudian harimau itu dengan lahapnya mencaplokrayap-rayap yang sedang bekerja. Bangsa rayap itu berlaritunggang-langgang menyelamatkan diri. Namun harimauserakah yang kelaparan itu tak henti-hentinya mencakar danmencaploknya. Rayap-rayap yang sedang bertengger di ekorharimau, melihat keadaan yang membahayakan itu, lalu segeraberlindung di bawah selembar daun teep. Tak lama kemudianharimau pembohong dan serakah itu masuk ke dalam hutan.

"Keluarlah sekarang, kawan Rayap!" kata daun teepseraya membuka diri. "Keadaan sudah aman. Harimau itu

sudah pergi."

Beberapa ekor rayap yang masih hidup itu keluar serayamenoleh kiri kanan. Tak seeker rayap pun yang tersisa. Sambilmenangis, rayap itu mengucapkan terimakasih atas budi baikdaun teep.

"Tanpa pertolonganmu, tidak ada keturunan rayapdi bumi ini. Kami berjanji tidak akan makan pohon teepselamanya."

Page 109: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

SUik-SUik KmUm^g^

Zaman dahulu Kambing dan Anjing bersahabat kental.Kedua hewan yang tinggal di tepi danau itu, selalu

bersama-sama menyusuri tepi danau. Kelihatannya rukundan saling setia. Perawakannya sama besar dan sama-samatampan. Kambing tampan karena berjanggut, anjing tampankarena bertanduk.

Pada SLiatu hari si Kambing mendapat undangan ulangtahun si Menjangan. Agar ketampanannya bertambah gagah,ia meminjam tanduk si Anjing. Anjing sahabatnya itu puntidak keberatan.

"Besok, tandukku itu harus kau kembalikan!" kata si

Anjing.

"Tentu, Anjing!" jawab si Kambing.Malam itu si Kambing menghadiri undangan ulang tahun

Menjangan. Semua hadirin terperangah melihat ketampanansi Kambing. "Cocok benar kau berjanggut dan bertanduk. Kautampan dan gagah. Sungguh, kaulah bintang kita malam ini!"demikian sanjungan hewan-hewan yang hadir.

Keesokan harinya si Kambing berniat mengembalikantanduk sahabatnya si Anjing. Sebelum berangkat, ia melihatwajahnya terlebih dahulu di depan cernun. "Benar sekaliucapan teman-temankul" bisiknya. "Akulah hewan yangpaling tampan dan paling gagah!"

Niatnya untuk mengembalikan tanduk itu berubah.Ia ingin memiliki tanduk itu selama-lamanya. Gelarsebagai hewan yang paling tampan dan paling gagah harusdipertahankan! Hari itu, ia tidak ke rumah Anjing, tetapi?erjalan-jalan keliling danau memamerkan ketampanan dan

Page 110: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

kegagahannya.Di sebuah tikungan, tiba-tiba ia mendengar teriakan.

"Hai, Kambing! Kembalikan tandukku! Bukankah kau berjanjimengembalikannya hari ini?" demikian teriakan si Anjingpemilik tanduk itu. Saat itu pula si Kambing balik badan, lalumengambil langkah seribu. Melihat gelagat yang tidak enakitu, si Anjing naik pitam. Ia mengejar hewan yang berjanggutdan bertanduk itu. Karena kepepet, si Kambing mencebur kedanau, lalu berenang ke seberang. Si Anjing tambah marah.Ia pun dengan sekuat tenaga berenang dan mengejar hewanpenghianat itu. Pada saat si Kambing menginjakkan kakinyadi daratan seberang, si Anjing mencaplok ekornya.

Sial, si Anjing tidak berhasil merebut tanduknya kembali.Kambing yang tidak tepat janji itu berhasil menyelinap kedalam semak-belukar. Walaupun ekornya pendek karenasebagian dicaplok Anjing, namun si Kambing tetap bangga. Iabersikukuh mengaku ke man-mana, bahwa tanduk itu adalahmiliknya. Adapun si Anjing hanya bisa menggonggong apabilaia melihat si Kambing lewat di depan rumahnya. "Guk, guk,guk..., guk, guk, guk..A" katanya. Mungkin gonggongan ituberarti, "Kembalikan tandukku, kembalikan tandukku! Kamu

silih-silih kmnbingl"

Page 111: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Tangkal

Pagi-pagi benar seorang tukang kayu memasuki hutansambil memegang sebuah kapak. la berkehendak

menebang pohon untuk bahan bangunan rumah. Namunsebelum memilih pohon yang akan ditebang, ia hamsmengganti tangkai kapaknya yang sudah lapuk.

Ia tampak bingung memilih batang pohon yang kuat.Sebatang pohon jati menyapanya dengan ramah, "Apa yangakan kau perbuat, Tukang Kayu? Kau kelihatan bingung."

"Benar katamu, Kayu Jati!" jawab si Tukang Kayu. " Akumau mengganti tangkai kapakku yang sudah lapuk ini, tetapiaku tidak menemukan batang yang cocok."

"Kalau hanya mengganti tangkainya, aku bisamenolongmu," kata si Kayu Jati.

"Tolonglah, Kawan! Aku takut, kalau-kalau tangkaikapakku patah. Tentu sangat berbahaya bagiku dan bagiorang lain."

"Lihat itu, Tukang Kayu!" kata si Pohon Jati. "Sebatangpohon sotong berdiri di sana! Ia sudah tua, tetapi masih kuat,dan besar cabangnya pas dengan genggaman tanganmu."

Si Tukang Kayu menganggukkan kepala tanda setuju.Ia lalu memotong cabang pohon sotong itu dengan kapaknyayang lebih kecil, dan segera mengganti tangkai kapak yangsudah lapuk. Kemudian lanjut bekerja, mengayunkankapaknya pada batang pohon-pohon jati, mulai dari pohonsotong hingga ke pohon-pohon dekat pohon jati yang ramahitu.

Page 112: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

"Hai, Tukang Kayu! Bukankah kau hanya memerlukankayu pengganti tangkai kapakmu?" teriak si Kayu Jati yangmulai melihat gelagat tidak balk dari Tukang Kayu.

"Benar katamu, hai Kawan! Dengan tangkai yang baruini aku dapat memenuhi kebutuhanku yang lebih besar. Akudapat menebang pohon yang lebih besar, lebih tua, dan lebihkuat. Dengan pohon-pohon itu aku akan membangun sebuahrumah."

Tukang kayu itu asyik mengayunkan kapaknya padapohon-pohon yang dipilihnya. Semua pohon di hutan ituribut-ribut, memperotes sikap si Kayu Jati yang pemurah itu.

"Aku bermaksud menolongnya untuk keperluannyayang kecil, tetapi tak kusangka ia memiliki kebutuhan yanglebih besar."

Semua pohon kecil di sebelah pohon jati, mendengarkeluhan pohon yang ramah itu. Akhirnya dengan sedihmereka menyaksikan pohon itu tumbang perlahan-lahan olehayunan kapak si Tukang Kayu.

99 J

Page 113: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

TauHVum

Serombongan semut merah berangkat beriringan mencarimakan ke tempat yang lebih jauh. Di tengah jalan

berpapasan dengan iring-iringan semut hitam yang mencarimakan ke tempat lain.

"Minggir kau! Ini jalanku!" kata Semut Merah."Ini jalanku! Minggir kau!" jawab Semut Hitam.Semut merah tersinggung, lalu katanya, "Belum tahu

kau! Aku semut merah, dewaku Dewa Pencipta. Beliaulahyang meciptakan bumi, langit, matahari, hewan, semut, danlain-lainnya. Tanpa kehendak beliau, kamu tidak ada!"

Semut Hitam merasa direndahkan, lalu balasnya, "Belum

tahu kau! Aku Semut Hitam, dewaku Dewa Pemelihara.

Beliaulah yang memelihara segala ciptaan. Tanpa beliau,segala yang diciptakan akan hancur."

Masing-masing semut itu merasa direndahkan. Merekaterpaksa mengunggulkan peranan dewanya masing-masing.Mula-mula mereka bersitegang urat leher, lalu berlanjutdengan saling ejek. Semut Hitam menonjokkan pantatnya kemoncong Semut Merah. Semut Merah membalasnya denganmenyemburkan kencing ke mata Semut Hitam. Semut-semutyang mula-mula beriringan itu lalu berhamburan. Masing-masing membela pemimpinnya. Mereka bertarung adukekuatan, saling cakar, saling banting, dan saling robek. Ya,mereka tawuran, saling mengalahkan dan saling meniadakanyang lain. Lihat, mereka bergumul saling bunuh. Lihat, tubuh-tubuh yang meregang di tanah! Lihat, darah tercecer di mana-mana! Ada yang kepalanya pecah, ada yang perutnya terburai.

.100

Page 114: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Dan dengar, mereka yang masih sempat bertarung berteriak-teriak sekuat tenaga.

Pada saat peristiwa itu terjadi, dari kejauhan tampakiringan rombongan semut lain menuju arena tawuran itu.Mereka mendengar rintihan dan teriakan. Seteiah meny aksikanapa yang terjadi, pemimpin rombongan itu berteriak, "Hai,semut-semut! Ngapain kamu saling bunuh?"

Semut-semut yang sedang bertarung menghentikanpergumulannya. Mereka semua menoleh ke arah suara itu.Mereka heran. Di depannya berdiri serombongan semut yangberwarna hitam, ah, bukan hitam; merah, ah, bukan merah.Ada putihnya, ada cokelatnya, ada kuningnya. Bukan! Semutitu berhiaskan semua warna.

Ketika pemimpin semut itu mendengarkan keterangansalah satu pihak, semut pihak lawan membantahnya. Merekakembali marah dan berancang-ancang melanjutkan tawuranitu lagi. Akhirnya pemimpin semut segala warna itu berkata."Sebab dari pertarungan itu adalah kebodohan. Kamu tidakmemahami dirimu sendiri dan juga tidak memahami diriorang lain. Kami adalah semut segala warna. Dewaku DewaPelebur. Kalau dewaku menginginkan, maka segala ciptaan,segala yang dipelihara, tak ada artinya. Semua musnah,termasuk semut-semut. Yang Maha Kuasa menugaskan kitauntuk memelihara hukum keliidupan. Ada kelahiran, adakehidupan, dan ada kematian. Hargailah dan dukunglah tugasdewamu itu! Kehidupan akan berlangsung harmonis, apabiladewa-dewa itu saling memahami dan bertugas menjalankankewenangannya dengan baik.

Semut-semut yang habis tawuran itu menyadari kesala-hannya. Mereka saling bersalaman, lalu meneruskan perjalan-

an. Sekali-sekali mereka menoleh ke belakang, memandangbangkai-bangkai semut yang berserakan di tanah.

\

101 j

Page 115: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

TemcM Sekolak

Tersebutlah seorang Brahmana yang sangat miskin.Namanya Sudama. la menanggung seorang istri dan

beberapa orang anak. Syukur kalau keluarga itu bisa makandua kali sehari. Anak-anak Brahmana itu sering kali hamsmenahan lapar sebelum tidur.

"Mengapa kanda tidak minta bantuan kepada temansekolahmu?" tanya sang istri pada suatu hari. "Bukankahtemanmu yang bernama Kresna itu sekarang menjadi raja diDwaraka?"

Sudama, sang suami teringat akan teman baiknya itu.Semasa kecil dan semasa sekolah, hubungan kedua anak itusangat akrab dan saling tolong-menolong.

"Aku ragu apakah Kresna yang berkedudukan tinggi itumasih ingat akan temannya," jawab Sudama.

"Kanda belum mencoba sudah berputusasa," sahut sang

istri.

Terdorong oleh istrinya, Brahmana Sudama memutuskanuntuk menghadap Raja Kresna ke Dwaraka. Sebagai oleh-oleh, ia menyuruh istrinya membuat kue kegemaran Kresna.Untung masih ada sisa segenggam beras. Istrinya seketikamengambil beras itu, memasaknya, lalu mengolahnya menjadikue.

Di depan istana Dwaraka, Sudama merasa rendah diri. Iaheran melihat istana yang gemerlapan. Ia hampir balik haluanpulang kembali. Namun karena tekadnya sangat besar untukbertemu sahabatnya, ia memberanikan diri memasuki pintugerbang.

"Hai, siapa kau?!" teriak penjaga pintu gerbang."Hamba, Sudama, teman sekolah Raja Kresna," jawab

\ 102

Page 116: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Brahmana miskin itu.

"Tidak boleh masuk! Pergi kau!" bentak penjaga pintu.Walaupun penjaga pintu itu melarang masuk tamu

yang berpakaian dekil itu, namun la menyampaikan pulaperihal tamu itu kepada Raja Kresna. Heran! Raja Dwarakaitu malah menyuruh penjaga pintu memanggil tamu itu danmengantarkannya ke depan raja.

Kedua insan yang berbeda kedudukan itu salingberpelukan. Mereka meiepas kangen dan ngobrol ngalor-ngidul mengenai masa kanak-kanaknya di sekolah. Kemudianlanjut makan bersama. Sudama lagi-lagi merasa rendah diri,karena makanan yang enak itu dihidangkan di atas piringemas. Brahmana miskin itu urung menyerahkan oleh-olehnyakepada Kresna. "Apa artinya oleh-oleh tak berharga itu bagiseorang raja?" pikirnya. la menyembunyikan kue beras itudalam bungkusannya yang lusuh. Raja Kresna mengetahuigerak-gerik sahabatnya. Beliau memaksa mengambil oleh-oleh itu seraya membukanya. Oho! Raja sangat senang. Beliaumemakan kue beras itu dengan lahapnya. Sungguh, bertahun-tahun beliau tak pernah menikmati kue beras seenak itu.

Tiba saatnya kedua teman sekolah itu harus berpisah.Mereka berpelukan lagi. Raja Kresna meiepas temannyadengan perasaan sedih, dan Brahmana Sudama pun pulangkembali dengan perasaan kangen.

Setiba di rumah, Brahmana miskin itu heran melihat

rumahnya yang reot berubah menjadi rumah yang bagus. Istridan anak-anaknya menyambut dan memeluknya.

Tadi seorang tamu mengaku Raja Dwaraka datang kesini," demikian cerita sang istri. "la membawa sekarung beras.la menyuruh membuatkan kue. Setelah meninggalkan rumahia menghilang tiba-tiba. Kami heran, sepeninggal tamu itu,kami dapati gubuk reot kita berubah menjadi rumah yangbagus, indah, dan menyenangkan.

103 ;

Page 117: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

T&Uma KMik, ̂)eim SMf

Walaupun surga tempat bersemayamnya dewa-dewa ituamat jauh dari bumi, namun manusia sudah terbiasa

melancong ke sana. Demikian pula sebaliknya, dewa-dewahampir setiap hari menginjakkan kaki di bumi.

Pada suatu hari seorang pemuda tampan bepergian kesurga. la bermaksud tinggal beberapa hari di sana, melihat-lihat keindahan alam dan mencari pengalaman. Akhirnya iaberkenalan dengan seorang dewi cantik, Dewi Sri namanya.

Ketika makan bersama dewa-dewa, termasuk Dewi Sri,

pemuda tampan itu terheran-heran melihat makanan aneh.Setelah memakannya, ia benar-benar merasa nikmat.

"Makanan apa itu. Sang Dewi? Belum pernah kurasakanmakanan gurih seperti itu," kata pemuda tampan itu.

"Itu namanya padi. Biji-bijinya ditanam di sawah. Setelahpanen, biji padi itu dimasak menjadi nasi," jawab Dewi Sri.

Sungguh besar keinginan pemuda itu untuk memilikibiji padi itu! Suatu malam, ketika semua dewa tertidur, iadiam-diam mengambil segenggam padi, lalu membawanyake bumi. Sesampai di bumi, pemuda itu mengajak teman-temannya bergotong-royong, menggemburkan tanah, men-cangkul, membajak, menggaru, dan mengairi, serta menanambiji padi itu. Setelah berbulan-bulan padi itu tumbuh besar,lalu mengeluarkan bulir-bulir yang berwarna hijau, kemudianberubah menjadi kuning emas. Setelah tiba waktunya, merekamemanennya, lalu memasaknya menjadi nasi.

Pada suatu hari, seorang dewa menghadap kepadaDewi Sri. Katanya, "Sang Dewi! Kemarin aku ke bumi. Aku

curiga, jangan-jangan pemuda tampan yang tidak pamitan itu

. 104

2^

Page 118: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

f

I •' i'

• , i,i If

i■••Y'k ]/>»« ' / »' • '

Page 119: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

mencuri padi kita. Sekarang permukaan bumi itu menghijaudan aku lihat manusia berpesta makan nasi."

Dewi Sri curiga lalu turun ke bumi. Benar sekali laporandewa tersebut. Permukaan bumi penuh dengan hamparan pad ihijau kekuning-kuningan. Setelah berjumpa sang pemuda,Dewi Sri marah-marah, "Hai, pemuda pencuri! Sikap ramah-tamahku kau balas dengan kejahatan! Rasakan hukumannyananti!"

Pemuda tampan itu segera bersujud, menyembah berkali-kali, lalu katanya. "Hukumlah hamba. Sang Dewi! Hambamencuri padi, karena manusia sangat memerlukan makananyang sehat dan enak. Padi itu kami tanam dan pelihara denganbaik, demi kesejahteraan manusia."

Mendengar penjelasan pemuda itu, kemarahan Dewi Srimereda. Lalu katanya, "Baiklah! Karena kamu telah mengakuikesalahanmu, dan kamu mengamalkan padi itu untukkesejahteraan manusia, hukuman itu kuringankan menjadiperingatan. Kamu dan teman-temanmu, harus menyayangidan memelihara padi itu baik-baik. Kalau kamu lalai, akuakan menghukummu dengan melepas tikus-tikus yangmenggerogoti padi itu sampai habis.

"Terima kasih, Dewi Sri!" kata pemuda itu dan teman-

temarmya. "Kebaikan hati Dewi tak akan kami lupakan. Kamiakan memperingati hari padi itu dengan upacara kehormatandan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya."

. 106

Page 120: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

TUCak. £M§i Mmum AOv Tebu

Sudah sejak lama Maharaja Pretu berusaha agar orang Balitidak lagi minum air tebu. Usahanya selalu gagal, karena

tidak ada tumbuh-tumbuhan Iain y ang bisa dimakan. la teringatkepada seorang temannya, Dewi Pertiwi yang terkenal cerdas.Mungkin dewi itu bisa menciptakan bahan makanan lain yangsehat dan enak. Namun Dewi Pertiwi selalu menghindar agartidak bertemu dengan Maharaja Pretu.

"Dewi Pertiwi, untuk kesejahteraan rakyatku, aku perlubantuanmu," kata Maharaja ketika memergoki Dewi Pertiwidi rumahnya. "Dapatkah kau menemukan tumbuhan lainuntuk makanan orang Bali, sehingga tidak lagi tergantung airtebu?"

"Maaf, Maharaja!" jawab Dewi Pertiwi. Semula iamencurigai Maharaja yang suka belusukan itu mencari-cari

kesalahannya, namun setelah mendengar permintaan yangsungguh-sungguh itu, lalu katanya, "Sebaiknya, padukamohon petunjuk kepada Dewa Indra, sebab dewa itu punyahubungan baik dengan dewa-dewa di kayangan."

"Dewa Indra, aku perlu bantuanmu," kata Maharajakepada Dewa Indra. "Tolong sampaikan permohonankukepada dewa kayangan agar memberikan bahan makananyang sehat dan enak untuk rakyat Bali."

"Aku ini Dewa Perang, Maharaja! Setiap permintaanharus didahului dengan perang," jawab Dewa Indra.

Mendengar tantangan dewa perang yang tidak ramahitu, Maharaja Pretu tersinggung. Namun demi kesejahteraanrakyat Bali, ia ladeni tantangan itu. Perang tanding pun terjadi.

Page 121: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Ternyata Dewa Indra tidak mampu menghadapi kesaktianMaharaja Pretu. "Baiklah, akan kusampaikan permohonanmukepada Dewa Wisnu di kayangan," kata dewa perang itusetelah bertekuk lutut.

Seketika itu pula Dewa Indra menghadap Dewa Wisnu,tetapi dewa pemelihara itu sedang belusukan ke bumi. Yangmenerima kedatangan Dewa Indra adalah Dewi Sri.

"Maaf, Dewa Indra," kata Dewi Sri. "Dewa Wisnu

sedang menjelma menjadi raja bernama Maharaja Pretu.Beliau sedang bertugas di Bali untuk memperbaiki keadaanburuk yang diwariskan oleh Prabu Wena, raja sebelumnya.SebetLilnya permohonan Maharaja Pretu untuk menggantimakanan pokok air tebu sudah kupenuhi. Beberapa waktuyang lain telah kukirim burung-burung untuk mengangkutbiji padi. Biji padi itu telah diterima oleh Dewi Pertiwi.Selanjutnya Dewi Pertiwi mempersembahkan biji padi itukepada Maharaja Pretu."

"Terima kasih, Dewi Sri. Kalau demikian tugasku

selesai," kata Dewa Indra. Ketika dewa perang itu turun ke

bumi, didapatinya Maharaja yang sangat mencintai rakyatnyaitu sedang mengajar bagaimana menanam padi, memasaknya,dan memakannya. Sejak peristiwa itu, rakyat Bali tidak lagimengandalkan air tebu, tetapi mengganti makanan pokoknyadengan nasi.

V 108

Page 122: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Tlq4i Lm^fkah Si Ce(Ml

Tersebutlah seorang raja bijaksana bernama MaharajaBali. Di bawah pemerintahannya seluruh rakyat hidup

sejahtera, aman dan damai. Namun, lama-keiamaan raja yangsangat disegani itu menjadi takabur. la mengaku, semua rajatakluk kepadanya dan seluruh wilayah bumi adalah miliknya,bahkan ia merasa memiliki kedudukan sama dengan dewa.Barang siapa yang menentang kekuasaannya, dihukum mati.

Walaupun takabur, Maharaja Bali masih memiliki sifatbaik, yakni bermurah hati dan tidak mungkir janji. Ia selalumemenuhi permintaan rakyat yang menghadap kepadanya.

"Apa kebutuhanmu?" katanya. Waktu itu juga maharajamemerintahkan kepada menterinya untuk memberikan tanahbagi petani, warung bagi pedagang, busana dan perhiasanbagi penari. "Bukankah segalanya menjadi milik dan ke-kuasaanku?" katanya.

Tibalah pada suatu hari, seseorang yang aneh datangmenghadap. Tubuhnya bulat kecil, berkaki, dan bertanganpendek. Di kalangan rakyat ia biasa dipanggil si Cebol.

"Maaf paduka, tolonglah hamba yang hina-dina ini!"katanya sambil menyembah.

"Kau minta apa, Cebol?" tanya Maharaja.

"Kalau paduka berkenan, hamba mohon sebidangtanah."

"Berapa tanah yang kau butuhkan?""Tiga langkah saja, Paduka.""Tiga langkah?" Paduka Maharaja tertawa menanggapi

permintaan yang aneh itu.

109 j

Page 123: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

"Ya, tiga langkah saja, Paduka! Di tanah itu hambaakan membangun sebuah rumah, sebuah kebun, dan sebuahtaman."

"Ha, ha, ha..., jangan berolok-olok, Cebol! Mintalahtanah yang luas. Semua tanah di bawah langit ini milikku."

"Tidak, Paduka! Hamba hanya minta tiga langkah saja."Maharaja Bali tidakmau bersilat lidah lagi. la menganggap

orang aneh itu gila. Meskipun demikian ia ingin juga melihatapa yang akan dilakukan si Cebol.

"Baiklah, permintaanmu kupenuhi. Melangkahlah tigakali!"

Si Cebol berancang-ancang. Langkah pertama, sebelahkakinya berpijak di luar tembok istana. Maharaja terheran-heran. Langkah kedua, si Cebol menghilang. Dari kejauhanterdengar bunyi berdebum, disertai bumi bergoyang, danhalilintar bergemuruh. Maharaja Bali mulai takut. Ia merasasedang berhadapan dengan kekuatan besar. Kekuatanitu adalah Yang Mahakuasa. Ia menyadari bahwa di ataskekuasaannya masih ada kekuatan yang jauh lebih besar.

"Ampunilah hamba, Yang Mahakuasa!" katanyamenyembah. "Hamba berjanji tidak takabur dan hamba akanmemerintah kerajaan ini dengan bijaksana. Hamba mohon,janganlah melanjutkan langkah ketiga. Kembalilah ke tempatsemula!"

"Permintaanmu sudah kupenuhi, Maharaja!"Maharaja Bali meraba-raba kepalanya yang terasa berat.

Di atas kepala itu duduk Yang Mahakuasa yang sedangmenyamar menjadi si Cebol.

. 110

Page 124: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Tokek Suka M^i^ocek

seekor tokek mengetuk pintu rumah Gajah. "Tokek, tokek,tokeeek... /"

"Tidurlah, Tokek! Jangan mengganggu! Semua hewansudah tidur/' teriak Gajah.

"Bagaimana aku bisa tidur? Setiap kupejamkan mata, siKunang-kunang mengelip-ngelipkan lampunya. Bukankahkau kepala desa? Laranglah dia, Gajah!" oceh Tokek.

"Baiklah, besok kupanggil dia.""Kunang-kunang! Hentikanlah perbuatanmu mengelip-

ngelipkan lampu! Si Tokek susah tidur/' kata Gajah."Kalau aku tidak mengelip-ngelipkan lampu, pasti

banyak orang terpeleset, karena di jalan raya berserakankotoran Kerbau," demikian Kunang-kunang membela diri.

"Bagus! Teruskanlah tindakan yang baik itu, Kunang-kunang!" kata Gajah.

"Tokek, tokek, tokeeek...!"

"Tidurlah, Tokek! Jangan mengganggu! Semua hewansudah tidur," seru Kepala Desa.

"Bukankah kamu kusuruh melarang Kunang-kunangmengelip-ngelipkan lampunya?" oceh Tokek.

"Kunang-kunang mengelip-ngelipkan lampunya untukpenerangan jalan. Kamu tahu, di jalan raya banyak kotorankerbau, sehingga orang-orang bisa menghindar."

"Kalau demikian, laranglah Kerbau membuang ko-torannya di jalan raya!" oceh Tokek.

Gajah, kepala desa itu harus menyelesaikan masalah itudengan tuntas. Keesokan harinya ia mengusut si Kerbau.

"Aku berak tidak di sembarang tempat, Gajah!" demikianKerbau membela diri. "Aku hanya menimbuni lubang-lubang

\

111 ;

Page 125: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Ii

''lit<!

Page 126: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

yang digenangi air oleh hujan. Apa yang terjadi kalau banyakorang terperosok jatuh ke lubang itu?"

Gajah membenarkan tindakan si Kerbau. la segeramemanggil Hujan dan menjelaskan keluhan Tokek.

" Aku sengaja menggenangi lubang dengan air. Di situlahnyamuk-nyamuk bertelur dan beranak-pinak. Kalau tak adanyamuk, apa yang dimakan oleh Tokek?" jawab Hujan.

Tokek, tokek, tokeeek ...!" Tokek mengetuk pintu rumahGajah dengan keras. "Lihat, Kepala Desa! Kunang-kunangmasih saja mengelip-ngelipkan lampu. Tidakkah kau dapatmenyelesaikan masalah ini?"

"Sudah kutemukan masalahnya, Tokek!" jawab Gajahmenggeram."Kunang-kunangmengelip-ngelipkanlampuagarorang-orang tidak terpeleset. Kerbau membuang kotorannyauntuk menimbuni lubang-lubang yang tergenang air hujan.Hujan menggenangi lubang dengan air, sehingga nyamuk-nyamuk bertelur dan beranak-pinak. Nah, pikirkanlah baik-baik, Tokek!" jawab Gajah lalu menutup pintu.

Tokek yang suka mengoceh itu pulang dengan kecewa.Sebelum tidur, ia merenung. "Kalau tak ada nyamuk, apayang kumakan?"

"Tokek, tokek, tokeeek...!"

Malam itu Tokek pun tertidur lelap.

113 ;

Page 127: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Warga Desa Antah Berantah tidak berani melanggarundang-undang yang sudah berlaku turun-temurun.

Barang siapa yang melanggarnya akan dikutuk olehleluhurnya. Salah satu undang-undang itu adalah mengenaiwarga lanjut usia. Keluarga yang memelihara orang tua-rentayang sudah tidak mampu bekerja, wajib membuangnya kedalam hutan.

Semua warga menilai undang-undang itu tidak ber-perikemanusiaan. Namun, tak seorang pun yang berani bukasLiara, terang-terangan menolak kebiasaan turun-temurun itu.Menolak berarti keluar dari Desa Antah Berantah.

Tibalah pada suatu hari, seorang kakek tidak mampu

bekerja lagi karena lumpuh. Terpaksalah dua orang cuculaki-lakinya, pagi-pagi benar menggotong kakek bernasibmalang itu masuk ke dalam hutan. Di sebuah tebing, di bawahpohon-pohon rimbun, dua cucu penggotong itu berhenti.Mereka membuka balutan tikar sang kakek dan bersiap-

siap menggelindingkan orang tua itu ke lembah yang dalam.

Seperti itulah kebiasaan yang diwariskan nenek-moyangnya

terdahulu.

Namun, ketika berancang-ancang melepas sang kakek,

kedua cucu itu tiba-tiba menangis.

"Jangan ragu-ragu, cucuku!" kata sang kakek. "Kakek

ikhlas menuruti garis hidup yang sudah ditetapkan. Pikir-

kanlah masa depanmu! Selamatkan diri dan keluargamu!

Jadilah warga desa yang baik!"

114

Page 128: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Nasihat sang Kakek bukannya membesarkan hati keduacucu itu. Mereka sepakat untuk melawan undang-undangitu tanpa melakukan protes dan tindakan kekerasan. Setelah

gelap malam, kedua cucu itu menggotong sang Kakek kembalipulang. Sesampai di rumah, sang kakek disembunyikan didalam lumbung padi.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Dalam sebuahpertemuan adat, warga desa sepakat membangun sebuahbalai desa. Mereka bergotong-royong menebang pohon didalam hutan. Pohon yang tertua dan teriurus akan digunakantiang saka dari bangunan itu.

Setelah tiba hari baik, semua warga desa menyaksikan

acarapemancangantiangsaka itu. Mereka memilihbatangkayuyang paling tua dan lurus. Ketika akan memancangkannya,warga desa bingung dan ragu-ragu. Mereka tidak bisamembedakan mana pangkal dan mana pucuk. Sangatpantang kalau memancangkan tiang saka terbalik. Pucukkayu tidak boleh dipasang di bawah. Dalam kebingunganitu seorang pemuda berbicara. "Maaf, warga yang terhormat!Kebingungan kita mungkin disebabkan karena kita melalaikan

orang-orang tua yang berpengalaman. Kalau warga tidak

keberatan, saya akan memperkenalkan salah seorang anggotalanjut usia yang bisa menunjukkan mana pangkal dan pucukdari batang tersebut."

Sesaat kemudian dua pemuda datang menggotong

kakeknya yang tua-renta. Orang tua itu menyuruh merendam

batang kayu itu di sungai. Kemudian orang tua itu dengan

yakin menunjuk, "Ini dial Bagian yang tenggelam adalah

pangkalnya!"

115 j

Page 129: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Semua warga terheran-heran. Kakek yang diberitakansudah terbaring kaku di lembah, ternyata berjasa mengamalkanpengalamannya.

Semenjak peristiwa itu, adat yang tak lekang oleh panasdan tak lapuk oleh hujan itu, dicabut seketika.

. 116

Page 130: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

EPILOG:

DONGENG-DONGENG PAKET HEMATMADE TARO

UPAYA menghidupkan kembali tradisi mendongeng tidaksaja menghadapi kendala rendahnya minat baca, melainkanjuga kemalasan membaca teks panjang. Dunia digital yangserbainstan dan cepat menjadi pemicu utama. Kebiasaanmembaca berita media daring yang serbaringkas membuatbanyak orang tidak tertarik lagi menyelami kenikmatanmembaca teks-teks panjang.

Dalam ranah lisan pun, orang enggan mendengar orangbercerita berlama-lama. Betapa pun menariknya sebuah cerita,begitu disampaikan dalam waktu yang lama, orang akhirnyatidak betah juga. Anak-anak kini lebih terpikat denganpencerita yang berkisah secara singkat, padat, dan akurat.

Fenomena ini tampaknya dipahami betul pendongengMade Taro. Setidaknya kesadaran ini tercermin dalam

penerbitan buku Kiimpi Mangku Mendongeng. Dongeng-

dongeng yang awalnya dimuat di tabloid Tokoh dan Lintang iniseluruhnya ditulis sepanjang 1,5 halaman. Kalau dibacakan,

menurut Made Taro dalam Sekapur Sirih, dongeng ini hanyabutuh waktu sekitar lima menit. Inilah dongeng-dongeng

paket hemat ala Made Taro. Cara lain Made Taro melawankemalasan membaca teks panjang.

Made Taro menyebut 'mendongeng lima menit' ini

sebagai terobosan, model baru story telling. 'Mendongeng limamenit' dapat dilakukan secara lisan maupun dalam mewujud

\

117

Page 131: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

dalam kegiatan membaca maupun membacakan cerita untukorang lain. Terobosan ini, menurut Made Taro, menyebabkantradisi mendongeng tetap bisa dilaksanakan sebagai kegiatankomunikatif yang akrab, segar dan berisi di satu sisi, dan tidakterlampau menyita waktu anak-anak di sisi lain.

'Mendongeng lima menit' menghadapi tantanganmenjaga keutuhan cerita. Karena itu, kemahiran sang penceritamengolah cerita menjadi kunci. Dalam dongeng yang pendek,pencerita bukan hanya menyampaikan cerita secara singkatjuga menjaga nafas dan karakteristik cerita.

Made Taro pun menyadari tantangan ini. Itu sebabnya,dalam kata pengantar, mantan redaktur cerpen di Bali PostMinggu ini menegaskan dongeng-dongeng dalam bukunyabukanlah sinopsis. Dia menyebut 'mendongeng lima menit'tetap mempertahankan keutuhan kisah, memelihara alur,karakter, konflik, problematika, suasana, tema, dan solusi.

Memang, dongeng-dongeng dalam buku ini mem-perlihatkan kerja keras penulisnya untuk menjaga ceritatetap utuh, tetapi teks tidak menjadi panjang. Made Taromenunjukkan kepiawainnya memilih intisari cerita tanpakehilangan keindahannya sebagai dongeng. Dialog-dialogsarat pesan masih terselip dalam setiap cerita, Citra dansuasana cerita juga masih bisa dirasakan pembaca.

Dongeng "Ayam Petelur" misalnya, sesungguhnyamerupakan cerita rakyat Bali yang sarat. Di tangan MadeTaro, dongeng ini menjadi dongeng yang ringkas tetapi padat.Intisari cerita dan dialog-dialog pembangun suasana tetap

bisa dijaga. Begitu juga dongeng "Guru dan Serigala" dariCina yang begitu singkat, tetapi tetap mampu menyampaikanpesan moral.

Dongeng-dongeng dalam buku ini berasal dari Bali serta

daerah lainnya di Indonesia, bahkan juga dari berbagai negara./

V 118

Page 132: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Karena itu, para pembaca buku ini perlu juga memahamikonteks budaya dari dongeng-dongeng itu. Misalnya,dongeng "Dongeng Kami Habis" dari Afrika. Bagi anak-anakIndonesia, dongeng ini tidak bisa serta merta dipahami karenakonteks budaya yang berbeda.

Namun, buku Kuttipi bAaugku Mendongeug sungguhmenarik dan layak dimiliki. Buku ini amat membantu paraorang tua yang ingin mendongeng untuk anak-anaknya tanpamembuat anak-anak bosan karena ceritanya yang panjang.

(I Made Sujaya)

Page 133: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

Biografi Penulis

I - -- Made Taro lahir di Desa Sengkidu,Manggis, Karangasem, Bali, tahun

UNUD. Semasa^remaja gemar

lanjut usia gemar menulis dongeng^3,-, mendongeng sambil bcrmain.

Tahun 1973 mendirikan 'Rumah Dongeng' unUik anak-anak usta 4-8 tahun, yang kemudian berkembang menjadi'Sanggar Kukuruyuk' (15 Juni 1979). Kegiatan sanggar yangmengasuh anak usia 8-10 tahun itu, tidak saja bercerita{storijteUmg)r tetapi juga bernyanyi dan bermain permainantradisional. Selain menggali, mendokumentasikan ceritarakyat, nyanyian rakyat, dan permainan rakyat, ia jugamenciptakan cerita, lagu dan permainan kreasi baru. Seluruhkegiatan dalam dunia anak itu disosialisasikan secara berkaladi TVRI Bali dan menuliskannya ke dalam lebih dari 40 bukuyang terbit di Denpasar, Yogyakarta, Jakarta, Bandung,Amerika Serikat.

Beberapa kali menghadiri undangan sebagai pesertaInternational Storytelling Workshop and Festival di Australia,Afrika Selatan dan sebagian Negara Asean. Sampai saatini ia telah memperoleh 19 penghargaan {aioard), antaralain penghargaan Maestro Seni Tradisi Lisan dari MenteriKebudayaandanPariwisata (2008), dan AnugerahKebudayaandari Presiden RI (2009).

PERPUSTAKAAN

BADAN BAHASA

DCMRTEMEH PENOIOIKAN NASiONAL

Page 134: irepositori.kemdikbud.go.id/16356/1/Kumpi Mangku Mendongeng.pdf · nilai moral dan pendidikan karakter, yang dilakukan sejak dini terhadap anak-anak. Muncullah bentuk mendongeng model

membaca teks p'anjang.

ISBN ~7e-b02 - S133e - 7 -~

11 11 1111 1111 11111111 1111