28
Sistem Respirasi 1 PENUNTUN CSL Mahasiswa Penyusun TIM BLOK RESPIRASI FK UMI SISTEM RESPIRASI Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia 2015

Manual_mahasiswa Csl New

Embed Size (px)

DESCRIPTION

csl

Citation preview

Page 1: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 1

PENUNTUN CSLMahasiswa

PenyusunTIM BLOK RESPIRASI FK UMI

SISTEM RESPIRASIFakultas Kedokteran

Universitas Muslim Indonesia2015

Page 2: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 2

TATA-TERTIB LABORATORIUM DAN SKILL LABFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Mahasiswa yang melakukan praktek di Laboratorium Fak. Kedokteran UMI, harus

mematuhi tata-tertib laboratorium, seperti di bawah ini.

A. Sebelum pelatihan/praktikum, mahasiswa diharuskan,

1. Membaca Penuntun Belajar Keterampilan Klinik Sistim atau Penuntun

praktikum yang bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang

keterampilan yang akan dilakukan,

2. Menyediakan alat atau barang sesuai dengan petunjuk pada buku Penuntun

yang bersangkutan

A. Pada saat pelatihan, setiap mahasiswa:

1. Datang tepat waktu.

2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan praktikum/CSL

3. Diharuskan berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan

sopan layaknya seorang dokter. Selama kegiatan pembelajaran, semua

semua mahasiswa tidak diperkenankan memakai celana jins, baju kaos (T-

shirt), dan sandal. Mahasiswa pria yang berambut panjang sampai

menyentuh kerah baju, tidak diperkenankan mengikuti semua kegiatan

pembelajaran di Fak. Kedokteran UMI

4. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.

5. Diharuskan mengenakan jas laboratorium yang bersih pada setiap

kegiatan di Laboratorium Fak. Kedokteran UMI. Bagi mahasiswi yang

berjilbab, jilbabnya harus dimasukkan ke bagian dalam jas laboratorium.

6. Diharuskan memakai papan nama dengan tulisan besar dan jelas yang

disertai dengan No. Pokok Mahasiswa. Nama bisa dengan nama pendek atau

nama panggilan.

7. Tidak diperkenankan meletakkan di atas meja kerja, tas, buku dan lain-lain

barang yang tidak dibutuhkan dalam kegiatan latihan yang dilakukan,

8. Diharuskan menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan laboratorium,

utamanya meja kerja. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi

(kertas, batang korek api, dan sebagainya) pada tempat sampah yang telah

disediakan. Sampah yang telah tercemar (sampah medis), misalnya kapas

Page 3: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 3

lidi yang telah dipakai, harus dimasukkan ke tempat sampah medis yang

mengandung bahan desinfektan untuk didekontaminasi,

9. Diharuskan berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan/praktikum,

termasuk mengikuti kuis,

10. Diharuskan memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau

bagian tubuh manusia

11. Diharuskan bekerja dengan hati-hati, karena semua kerusakan yang terjadi

karena ulah mahasiswa, resikonya ditanggung oleh mahasiswa yang

bersangkutan. Misalnya model yang rusak harus diganti melalui Fak.

Kedokteran UMI, yang dibiayai oleh mahasiswa yang merusak. Dana

pengganti sama dengan harga pembelian barang pengganti.

12. Tidak diperkenankan merokok di dalam ruangan belajar di Fak. Kedokteran

UMI

Page 4: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 4

PENGANTAR

Buku panduan skill lab system Respirasi ini berisis 5 (lima) keterampilan

utama, yaitu :

1. Keterampilan Teknik Anamnesis keluhan utama yang berhubungan dengan

sistem Respirasi dimana penggalian riwayat penyakit sudah lebih spesifik

mengarah ke sistem respirasi.

2. Keterampilan pemeriksaan fisik paru. Diharapkan selesai mengikuti

kegiatan keterampilan klinik ini, mahasiswa mampu melakukan

pemeriksaan fisik paru secara berurutan.

3. Keterampilan cara membaca foto rontgen yang berkaitan dengan kelainan-

kelainan sistem respirasi.

4. Keterampilan penggunaan Nebulizer

5. Keterampilan membuat dan mewarnai preparat sputum dengan cara ZN

Buku panduan ini selain memuat panduan belajar langkah-langkah melakukan

anamnesis, pemeriksaan fisik dan keterampilan klinik lain, juga berisi daftar tilik

sebagai lembar penilaian dari instruktur terhadap mahasiswa sebagai penilaian akhir

serta membantu dalam menilai kemajuan tingkat keterampilan yang dilatih.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

pembuatan dan penyusunan buku panduan ini.

Makassar, Oktober 2015

Koordinator Skill Lab.Sistem Respirasi

Page 5: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 5

TEKNIK ANAMNESIS PASIEN DAN PEMERIKSAAN

FISIK DIAGNOSTIK PARU

Anamnesis adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan antara dokter

(pemeriksa) dan pasien yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penyakit

yang diderita dan informasi lainnya yang berkaitan yang dapat mengarahkan

diagnosis penyakit pasien. Banyak keluhan yang akan disampaikan oleh pasien

tentang penyakitnya, walaupun demikian tidak semua keluhan atau informasi-

informasi yang disampaikan dapat bermakna atau berkaitan dengan sistem Respirasi

sehingga diperlukan suatu teknik bertanya untuk menggali informasi tersebut.

Pemeriksaan fisik pada sistem Respirasi sebenarnya dimulai dari pemeriksaan

hidung sampai ke pemeriksaan paru, tapi pada CSL ini hanya menjelaskan tentang

teknik pemeriksaan fisis paru. Pemeriksaan fisis paru ini meliputi inspeksi, palpasi,

perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan

tanda-tanda (sign) yang berkaitan dengan penyakit. Pada CSL ini pemeriksaan

dilakukan dengan manekin ataupun dengan orang coba. Khusus pemeriksaan

auskultasi disiapkan tape yang berisi bunyi nafas fisiologis dan pathologis.

INDIKASI

1. Untuk membantu dalam menegakkan diagnosis penyakit dari seorang pasien.

2. Membantu dokter dalam melakukan tindakan selanjutnya

3. Mengetahui perkembangan dan kemajuan terapi

4. Dipakai sebagai standar pelayanan dalam memberikan pelayanan paripurna pada

pasien

Page 6: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 6

PEMERIKSAAN ANAMNESIS DAN FISIS DIAGNOSTIK PARU

Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa diharapkan mampu melakukan anamnesis lengkap dan pemeriksaan

inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi secara berurutan dan mampu mengetahui

keadaan normal dan abnormal pada sistem tersebut.

Tujuan Instruksional Khusus

1. Melakukan anamnesis pasien dengan lengkap dan sistematis.

2. Melakukan pemeriksaan inspeksi :

Melakukan inspeksi dari depan dan dari belakang thorax

Mampu membedakan bentuk normal dan abnormal rongga thorax

3. Melakukan pemeriksaan palpasi

Mampu merasakan perbandingan gerakan nafas kanan dan kiri penderita

Mampu membandingkan fremitus suara kiri dan kanan penderita

4. Melakukan pemeriksaan perkusi

Mampu melakukan pemeriksaan perkusi dari atas ke bawah secara sistematis

Mampu melakukan perkusi untuk mengetahui batas paru-hepar

5. Melakukan auskultasi

Mampu melakukan pemeriksaan auskultasi secara sistematis

Mampu mendengarkan suara nafas saat inspirasi dan ekspirasi

Mampu melakukan auskultasi dinding thorax belakang

Mampu membedakan suara nafas normal dan abnormal

Media dan alat bantu pembelajaran

a. Daftar panduan belajar untuk anamnesis

b. Daftar panduan belajar untuk pemeriksaan fisis diagnostik paru

c. Stetoskop, lap, air mengalir, probandus / manekin / auscultation trainer dan

smartscope / amplifier speaker system / dual head training stetoskop

d. Status penderita, pulpen, pensil

Page 7: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 7

Metode pembelajaran

1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar

2. Ceramah

3. Diskusi

4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)

5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan system skor

Page 8: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 8

DESKRIPSI KEGIATAN PEMERIKSAAN ANAMNESIS FISIS DIAGNOSTIKPARU

Kegiatan Waktu Deskripsi1. Pengantar 2 menit Pengantar

2. Bermain perantanya jawab

23 menit 1. Mengatur mahasiswa2. Dosen memberikan contoh bagaimanacara melakukan anamnesis yang benardan dosen lainnya memberikan contohpemeriksaan fisik dengan benar

3.Memberikan kesempatan kepadamahasiswa untuk bertanya

3. Praktekmelakukan anamnesisdanpemeriksaan fisisdiagnostik paru

90 menit 1.Mahasiswa dibagi dalam beberapakelompok sesuai dengan ketentuan

2. Setiap pasangan praktek melakukananamnesis dan pemeriksaan fisi

3. Pelatih mengawasi sampai memberikanperintah bila ada hal-hal yangdiperlukan

4. Diskusi 15 menit Apa yang dirasakan oleh mahasiswa dankendala/kesulitan yang dialami selamamelakukan kegiatan

Dosen menyimpulkan apa yang dilakukanmahasiswa

Total Waktu 150 menit

Page 9: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 9

PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN ANAMNESIS DANFISIK DIAGNOSTIK PARU

A. ANAMNESIS KELUHAN UTAMA BATUKLANGKAH KLINIKA. PERSIAPAN PERTEMUAN

1. Penampilan pemeriksa2. Waktu yang cukup3. Tempat yang aman

B. SAAT ANAMNESIS1. Memperlihatkan sikap yang ramah, mengucapkan salam2. Perkenalkan diri melalui jabat tangan dan mempersilahkan pasien untuk

duduk atau berbaring3. Menjelaskan tujuan anamnesis4. Menciptakan suasana yang bersahabat dalam rangka membina sambung

rasa5. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami6. Menjadi pendengar yang baik7. Menunjukkan empati dan memberikan kesempatan kepada penderita untuk

memberikan respon8. Anamnesis dimulai dengan menanyakan data umum yaitu :

NamaUmurAlamatStatus perkawinanPekerjaan

9. Menanyakan keluhan utama (batuk) dan menggali riwayat penyakitsekarang (RPS)Menanyakan Onset dan lamanya keluhan batuk Sifat dari batuk (kering atau produktif) Jika batuk produktif, apakah warna lendir dan apakah disertai darah? Keluhan lain yang menyertai batuk Sudah pernah berobat atau belum

10. Riwayat penyakit masa lalu (RPD) Apakah pernah menderita penyakit dengan keluhan yang samasebelumnya (batuk)? Jika pernah batuk, apakah sudah pernah berobat?Apakah nama obat yang digunakan sebelumnya? Adakah riwayatpengobatan spesifik 6 bulan?

Tanyakan penyakit lain yang pernah diderita11. Riwayat alergi:

Apakah pernah mengalami reaksi alergi terhadap makanan, obat-obatan dan lingkungan tertentu?

12. Mengenal riwayat psikososial Tanyakan kebiasaan-kebiasaan yang berkaitan/berpengaruh dengankeluhan sekarang. Misalnya riwayat merokok, riwayat pekerjaan, alergiakan binatang peliharaan dll

13. Riwayat penyakit dalam keluarga Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit/keluhan yangsama, bila ada ditanyakan kedekatannya dengan yang menderita

Page 10: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 10

C. MELAKUKAN ANAMNESIS SISTEM LAIN Menanyakan fungsi fisiologis lain , bila ada gangguan lanjutkan anamnesis

berdasarkan keluhan tersebut.D. MENGAKHIRI ANAMNESIS Melakukan pengulangan hasil wawancara/cross check Mengakhiripembicaraan dengan ucapan terima kasih dan akan dilanjutkan denganpemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya.

Mmmmmmmmmmmm

Page 11: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 11

B. PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK PARUMmmmmmmmmmmmm

Persiapan Penderita diminta melepaskan pakaian Mempersilahkan duduk / berbaring Pemeriksa berdiri disamping kanan penderita

INSPEKSI1. Melakukan pemeriksaan awal dengan memperhatikan

Rambut (tampak kering atau tidak, mudah rontokatau tidak)

Mata (konjugtiva terlihat anemis atau tidak, skleraterlihat ikterik atau tidak)

Hidung (sekret, bekuan darah, massa atau benjolan) Mulut (mukosa, tonsil, faring, sekret) Leher (Trakhea di tengah atau tidak, pembesaranKGB)

2. Perhatikan bentuk dada Simetris atau tidak Cekung atau cembung salah satu sisi atau kedua-duanya

Apakah penderita menggunakan otot-otot tambahanuntuk bernafas

Perhatikan apakah terdapat daerah-daerah yangmenonjol atau retraksi local

Apakah terdapat deformitas rongga dada

PALPASI3. Palpasi, dengan menggunakan kedua tangan untuk

memastikan- Apakah terdapat nyeri tekan local- Apakah terdapat massa atau krepitasi

4. Meletakkan kedua telapak tangan padadinding/samping dada

5. Mempersilahkan menarik nafas panjang6. Mempersilahkan mengucapkan kata „sembilan-

sembilan“ atau “iii iii iii“7. Menentukan perbedaan vocal fremitus kiri dan kanan

PERKUSI8. Melakukan perkusi dari atas kebawah pada dadadepan merata di seluruh dada membentuk pola hurufS.

9. Membandingkan tempat-tempat yang sama padakedua sisi kanan dan kiri

10.Menentukan batas perubahan sonor ke pekak11.Beri tanda untuk tindakan punksi percobaan (biladitemukan daerah pekak curiga efusi pleura)

AUSKULTASI12. Stetoskop diletakkan pada anterior, lateral dan

posterior dada secara sistematis13. Penderita diminta untuk menarik nafas panjang14. Lakukan auskultasi secara sistematis dan bandingkan

Page 12: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 12

bunyi yang terdengar pada tiap sisi15. Menentukan jenis suara pernafasan

* Vesikuler* Bronkovesikuler* Ronki* Wheezing* Stridor* Bronkial

16. Menentukan lokasi perubahan dari suara vesikulerhingga menghilang

POSTERIOR17. Melakukan pengulangan pemeriksaan inspeksi,

palpasi, perkusi dan auskultasi bagian posteriortubuh

Page 13: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 13

TEKNIK PENILAIAN FOTO THORAX PADA SISTEM RESPIRASI

Foto thorax adalah foto X-ray pada thorax yang dibuat untuk membantu

melihat kelainan-kelainan yang ada pada rongga thorax. Pemeriksaan ini merupakan

pemeriksaan yang cukup penting dalam penegakan diagnosis penyakit, utamanya

sistem respirasi. Pada foto thorax ini kita dapat melihat kelainan-kelainan yang ada

pada paru, pleura, organ-organ mediastinum, tulang-tulang dan pada jaringan lunak

sekitarnya. Dalam pembuatan foto thorax haruslah diperlihatkan beberapa keadaan

sehingga foto thorax yang dihasilkan dapat memenuhi syarat.

Indikasi Foto Thorax

1. Pasien dengan riwayat batuk.

2. Pasien dengan sesak

3. Nyeri dada

4. Untuk check up

5. Kelainan-kelainan pada dinding thorax

Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti pembelajaran ini maka mahasiswa mampu melakukan penilaian

terhadap foto thorax dengan kelainan-kelainan penyakit sistem respirasi.

Tujuan Instruksional Khusus

1. Mampu menentukan jenis posisi foto thorax

2. Mampu membedakan foto thorax yang memenuhi syarat/tidak

3. Mampu menentukan adanya kelainan pada paru-paru dan pleura

Media dan alat bantu pembelajaran

1. Daftar panduan belajar untuk teknik penilaian foto

2. Light box

3. Foto thorax

Page 14: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 14

Metode Pembelajaran

1. Demonstrasi sesuai daftar panduan belajar

2. Ceramah

3. Diskusi

4. Partisipasi aktif dalam skill lab

5. Evaluasi melalui check list

Page 15: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 15

TEKNIK PENILAIAN FOTO THORAX UNTUK SISTEM RESPIRASI

LANGKAH KLINIK1. Melalukan pemeriksaan identitas pasien sesuai nomor register foto :

Nama

Umur

Jenis Kelamin

Tanggal

2. Melakukan pemeriksaan identitas foto yaitu

No foto

Marker dari foto berupa R – L atau D – S

3. Memasang foto di light – box dengan beranggapan pasien

berhadapan dengan pemeriksa

4. Menentukan posisi foto apakah PA, AP, Lateral (R/L), Lateral

dekubitus (R/L) atau oblik

5. Menentukan i foto memenuhi syarat atau tidak, dengan menilai :

1. Inspirasi cukup dilihat dari posisi kedua diagfragma (kanan

setinggi intercostal IX – X posterior, dan diafragma kanan lebih

tinggi dari pada kiri)

2. Posisi simetris, dapat dilihat dari projeksi tulang corpus vertebra

thoracal yang terletak ditengah sendi sternoclaviculer kanan dan

kiri.

3. Film meliputi seluruh cavum thorax mulai dari puncak cavum

thorax sampai sinus phrenico-costalis kanan kiri dapat terlihat

pada film tersebut.

4. Vertebra thoracal biasanya terlihat hanya sampai Th. 3-4.

6. Melakukan penilaian terhadap foto thorax :

Periksa vaskuler parenchym paru, hili, mediastinum dan kedua

sinus/diafragma.

Karakteristik kelainan/lesi pada paru-paru, pleura, diagfragma

atau mediastinum.

Periksa, apakah ada efek dari kelainan/lesi berupa pendorongan

atau penarikan terhadap hili, diagfragma, mediastinum dan

Page 16: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 16

penyempitan/pelebaran sela iga.

Pada anak-anak, periksa, apakah ada pembesaran kelenjar

paratrakeal/parahiler.

Periksa, apakah ada organ abdomen dalam rongga thorax.

Periksa keadaan soft tissue dan tulang-tulang iga/clavicula

7. Menentukan diagnosa berdasarkan kelainan yang ditemukan

8. Mengusulkan tambahan foto thorax posisi lain untuk lebih memperkuat

diagnosa (bila perlu).

Page 17: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 17

TEKNIK NEBULIZER

Indikasi nebulizer

1. Asma Bronchialis

2. Penyakit Paru Obstruksi Kronik Eksaserbasi

3. Sindroma Obstruksi Post TB

4. Untuk mengeluarkan dahak

Cara Penggunaan Alat :

1. Buka tutup tabung obat, masukkan cairan obat kedalam alat penguap sesuai

dosis yang telah ditentukan.

2. Gunakan mouth piece atau masker (sesuai kondisi pasien) tekan tombol on

pada nebulizer.Jika memakai masker, maka uap keluar dihirup perlahan-lahan

dan dalam inhalasi ini dilakukan terus menerus sampai obat habis. Jika

memakai mouth piece, maka tombol pengeluaran aerosol di tekan sewaktu

inspirasi, hirup uap yang keluar, perlahan-lahan dan dalam. Hal ini dilakukan

berulang-ulang sampai obat habis (+ 10 – 15 menit)

Interpretasi

1. Bronchospasme berkurang atau menghilang

2. Dahak berkurang

Catatan :

1. Kumur daerah tenggorok pre penggunaan.

2. Pasien harus dilatih menggunakan alat secara benar

3. Perhatikan jenis alat yang digunakan

Pada alat tertentu maka uap obat akan keluar pada penekanan tombol, pada

alat lain obat akan keluar secara continue.

Page 18: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 18

PENUNTUN BELAJAR TEHNIK INHALASI DENGAN NEBULIZER

PENUNTUN PEMBELAJARANKETRAMPILAN TERAPI INHALASI DENGAN NEBULIZER

No Langkah/Kegiatan KasusMedical Consent1 Sapalah penderita atau keluarganya dengan

ramah dan perkenalkan diri anda, serta tanyakankeadaannya.

2 Berikan informasi umum kepada penderita ataukeluarganya tentang terapi inhalasi dengannebulizer atas indikasi, tujuan tindakan tersebutdan prosedur pelaksanaan.

Persiapan alat4 Mempersiapkan alat sesuai yang dibutuhkan :

- Main unit- Nebulizer kit,- masker, mouthpiece- Air hose- Obat-obatan

5 Memperhatikan jenis alat nebulizer yang akandigunakan ( sumber tegangan, tombol Off/On,memastikan air hose , masker ataupunmouthpiece terhubung dengan baik, carapengeluaran obat)

Persiapan Penderita6 Meminta penderita untuk kumur terlebih dahulu7 Mempersilakan penderita untuk duduk,

setengah duduk atau berbaring (menggunakanbantal, umumnya untuk anak) senyamanmungkin.

8 Meminta penderita untuk santai danmenjelaskan cara penggunaan masker (yaitumenempatkan masker secara tepat sesuai bentukdan mengenakan tali pengikat). Bilamenggunakan mouthpiece maka mouthpiecetersebut dimasukkan ke dalam mulut dan muluttetap tertutup

9 Menjelaskan kepada penderita agar penderitamenghirup uap yang keluar secara perlahan-lahan dan dalam hingga obat habis

10 Melatih penderita dalam penggunaan maskeratau mouthpiece

11 Memastikan penderita mengerti dan berikankesempatan untuk bertanya.

Pelaksanaan Terapi Inhalasi12 Menghubungkan dengan sumber tegangan13 Menghubungkan air hose, nebulizer dan

masker/mouthpiece pada main kit

Page 19: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 19

14 Mengaktifkan nebulizer dengan menekantombol On pada main kit.

15 Buka nebulizer kit (tutup tabung obat),masukkan cairan obat ke dalam alat penguapsesuai dosis yang telah ditentukan

16 Gunakan mouthpiece atau masker sesuaikondisi pasien kemudian tekan tombolpengeluaran obat pada nebulizer kit

17 Mengingatkan penderita, jika memakai maskeratau mouthpiece, uap yang keluar dihirupperlahan-lahan dan dalam secara berulanghingga obat habis (kurang lebih 10-15 menit)

18 Membereskan alat dengan menekan tombol offpada main kit, melepas masker/mouthpiece,nebulizer kit, air hose, menekan tombol offmain kit.

19 Membersihkan mouthpiece dan nebulizer kitdari obat-obatan yang telah dipakai

20 Menjelaskan kepada penderita bahwapemakaian nebulizer telah selesai dan memintakepada penderita apakah pengobatan yangdilakukan memberikan perbaikan/mengurangikeluhan.

Page 20: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 20

TERAPI OKSIGEN

Pendahuluan

Oksigen pertama kali ditemukan oleh Yoseph Prietsley di Bristol Inggris tahun 1775

dan dipakai dalam bidang kedokteran oleh Thomas Beddoes sejak awal tahun

1800.Tujuan terapi oksigen adalah untuk memperbaiki dan mencegah keadaan

hipoksemia, sehingga hipoksia jaringan dapat dicegah dan dihindari. Hipoksemia

dapat diatasi dengan meningkatkan fraksi oksigen inspirasi.

Oksigen : Merupakan salah satu bahan farmakologik yang banyak dipakai untuk

pasien dengan kelainan kardiopulmoner. Oksigen juga memiliki keuntungan, indikasi,

dosis pemberian dan komplikasi.

Indikasi Terapi Oksigen

Beberapa kondisi harus dipenuhi sebelum melakukan terapi oksigen yaitu diagnosis

yang tepat, pengobatan optimal dan indikasi, sehingga terapi oksigen akan dapat

memperbaiki keadaan hipoksemia dan perbaikan klinik. Kriteria pemberian terapi

oksigen dapat dilakukan sebagai berikut.

1. Pemberian terus menerus, dilakukan apabila hasil analisis gas darah saat

istirahat didapatkan nilai:

a. PaO2 < 55 mmHg atau saturasi < 88%

b. PaO2 antara 56-59 mmHg atau saturasi 89% disertai kor pulmonale atau

polisitemia (Ht > 56%)

2. Pemberian berselang, dilakukan apabila hasil analisis gas darah didapatkan

nilai:

a. Saat latihan PaO2 < 55 mmHg atau saturasi < 88%

b. Saat tidur PaO2 < 55 mmHg atau saturasi < 88% disertai komplikasi

seperti hipertensi pulmoner, somnolen dan aritmia

Pasien dengan keadaan klinik tidak stabil yang mendapatkan terapi oksigen perlu

dievaluasi analisis gas darah (AGD) setelah terapi untuk menentukan perlu tidaknya

terapi oksigen jangka panjang.

Pada umumnya, indikasi terapi oksigen diberikan pada kondisi seperti dibawah ini:

5. Hipoksemia

6. Dyspnea

7. Keracunan gas CO

Page 21: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 21

8. Syok

9. Infark miokard akut

10. Pasca anestesi

Tujuan Utama terapi oksigen

1. Mencegah terjadinya hipoksia sel dan jaringan

2. Menurunkan kerja pernapasan

3. Menurunkan kerja otot jantung

Cara mengetahui kondisi hipoksemia :

1. Gejala Klinik :

a. Sianosis, kelelahan, disorientasi, takipneu, dyspnea, takikardi atau

bradikardi, aritmia, clubbing dll

2. Pemeriksaan analisa gas darah

3. Pulse oxymetri

4. Transcutaneus partial pressure of oxygen

Efek samping terapi Oksigen dengan penggunaan dosis tinggi dan lama :

1. CNS : twitching, confusion, kejang

2. Respirasi : trakeobronkitis, atelektasis, kerusakan jaringan

3. Mata : kerusakan retina dan myopia

Page 22: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 22

4. Renal : kerusakan sel tubular

Efek samping oksigen tergantung dari toleransi pasien, konsentrasi oksigen dan waktu

pemberian oksigen. Konsentrasi oksigen yang tinggi dan dalam waktu lama dapat

menimbulkan ganngguan pada beberapa organ terutama di paru itu sendiri. Efek

samping ini dapat dicegah dengan pemberian oksigen yang seusai dengan kebutuhan

pasien. Oksigen diberikan secara sederhana dan fraksi inspirasi oksigen (FiO2) yang

serendah mungkin untuk mempertahankan tekanan parsial oksigen (PaO2) lebih dari

60 mmHg dan saturasi oksigen (SaO2) lebih dari 90%

Konsentrasi Oksigen berdasarkan alat yang digunakan

ALAT OKSIGEN (L/MNT) FIO2

Kanula hidung 1-2

2

3

4

5-6

0.21-0.24

0.23-0.28

0.27-0.34

0.31-0.38

0.32-0.44

Venturi 4-6

8-10

8-12

0.24-0.28

0.35-0.40

0.50

Simple Mask 5-6

7-8

0.30-0.45

0.40-0.60

Rebreathing Mask 7

10

0.35-0.75

0.65-1.00

Non Rebreathing Mask 4-10 0.40-1.00

Pemilihan Metode pemberian oksigen tergantung dari

1. Fraksi inspirasi oksigen yang dibutuhkan

2. Kenyamanan pasien

3. Tingkat kelembaban yang dibutuhkan

4. Kebutuhan terapi nebulisasi

Page 23: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 23

Macam macam alat yang digunakan :

1. Nasal Kanul

2. Mask

a. Simple Mask

Page 24: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 24

b. Rebreathing mask

c. Nonrebreathing mask

Page 25: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 25

3. Ventury mask

Page 26: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 26

Tujuan Intruksional Umum

Setelah mengikuti pembelajaran ini maka mahasiswa mampu melakukan terapioksigen yang benar dan tepat

Tujuan Instruksional Khusus4. Mampu menentukan siapa dan pada kondisi yang bagaimana terapi oksigen dapat

diberikan5. Mampu melakukan cara pemberian oksigen yang benar6. Mampu menentukan dosis yang diberikan dan alat yang akan digunakan7. Mampu melakukan monitoring selama pemberian oksigen

Media dan alat bantu pembelajaran4. Daftar panduan belajar untuk terapi oksigen5. Pulse oxymetri6. Alat terapi oksigen : nasal kanul, simple mask, rebreathing mask, non rebreathing

mask, venturi mask.7. Tabung oksigen

Metode Pembelajaran6. Demonstrasi sesuai daftar panduan belajar7. Ceramah8. Diskusi9. Partisipasi aktif dalam skill lab10. Evaluasi melalui check list

Page 27: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 27

PENUNTUN BELAJAR TERAPI OKSIGEN

No Langkah/Kegiatan1 Mempersiapkan alat dan bahan sesuai dengan yang dibutuhkan.

Tabung oksigen Nasal kanul dan masker oksigen Pulse oxymeter

2 Memastikan alat dan bahan dapat berfungsi dengan baik. Memastikan tabung oksigen dalam kondisi baik dan terisi Memeriksa peralatan tidak ada yang bocor Memastikan pulse oxymeter berfungsi dengan baik.

3 Melakukan penilaian awal terhadap pasien Menilai kondisi pasien saat masuk ke ruang pemeriksaan, apakah terlihat

sesak, sadar dan berjalan dengan bantuan atau tidak Melakukan anamnesis singkat tentang penyebab kondisi pasien Melakukan pemeriksaan awal ; kesadaran , frekuensi napas, sianosis. Memastikan tidak ada sumbatan dijalan napas. Jika terdapat sumbatan

benda padat maka dilakukan penyisiran dengan dua jari, jika sumbatanberbentuk cair atau dahak maka dilakukan pembersihan jalan napas.

4 Memasang alat saturasi oksigen pada jari telunjuk pasien5 Memberikan oksigen dengan menggunakan nasal kanul atau simple mask6 Meminta pemeriksaan analisa gas darah arteri.7 Menghitung tekanan parsial oksigen di alveolar dengan menggunakan rumus

PAO2 = (713xFiO2) – (1.25 x PaCO2astrup)PAO2: Tekanan Oksigen di alveolarFiO2 : Fraksi oksigen yang dberikan kepada pasienPaCO2astrup: Tekanan parsial oksigen dari hasil analisa gas darah

8 Menghitung perbedaan tekanan oksigen di alveolar dan arteriPaO2astrup : PAO2didapat = PaO2yang diinginkan : PAO2baru

9 Menghitung kebutuhan oksigen pasien saat iniPAO2 = (713xFiO2) – (1.25 x PaCO2)

10 Menentukan alat yang akan digunakan dan dosis nya

Page 28: Manual_mahasiswa Csl New

Sistem Respirasi 28

Nama :NIM :Tanggal :

DAFTAR TILIKKETERAMPILAN TERAPI OKSIGEN

No Aspek yang dinilai NILAI0 1 2

A. Persiapan alat dan bahan1. Mempersiapkan kelengkapan alat dan memastikan alat

berfungsi dengan baik dan benarB. Pemeriksaan Fisik

2. Menilai kondisi awal pasien saat memasuki ruangan3. Melakukan pemeriksaan fisik sederhana untuk menentukan

kebutuhan oksigen pasien

C. Pemberian Oksigen awal4. Membersihkan jalan napas5. Melakukan pemeriksaan saturasi oksigen (pulse oxymeter)6. Memasangkan alat terapi oksigen sesuai dengan klinis7. Meminta cek analisa gas darah arteri

D. Menghitung kebutuhan Oksigen8. Menghitung tekanan parsial oksigen di alveolar9. Menghitung perbedaan oksigen di alveolar dan arteri10. Menghitung fraksi oksigen yang dibutuhkan11. Menentukan dosis dan alat yang akan digunakan

Keterangan : 0 : tidak dilakukan1 : dilakukan tapi tidak benar/ tidak lengkap2 : dilakukan dengan benar/ lengkap