Upload
hestinahasan
View
63
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
csl
Citation preview
Sistem Respirasi 1
PENUNTUN CSLMahasiswa
PenyusunTIM BLOK RESPIRASI FK UMI
SISTEM RESPIRASIFakultas Kedokteran
Universitas Muslim Indonesia2015
Sistem Respirasi 2
TATA-TERTIB LABORATORIUM DAN SKILL LABFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Mahasiswa yang melakukan praktek di Laboratorium Fak. Kedokteran UMI, harus
mematuhi tata-tertib laboratorium, seperti di bawah ini.
A. Sebelum pelatihan/praktikum, mahasiswa diharuskan,
1. Membaca Penuntun Belajar Keterampilan Klinik Sistim atau Penuntun
praktikum yang bersangkutan dan bahan bacaan rujukan tentang
keterampilan yang akan dilakukan,
2. Menyediakan alat atau barang sesuai dengan petunjuk pada buku Penuntun
yang bersangkutan
A. Pada saat pelatihan, setiap mahasiswa:
1. Datang tepat waktu.
2. Wajib mengikuti seluruh kegiatan praktikum/CSL
3. Diharuskan berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan
sopan layaknya seorang dokter. Selama kegiatan pembelajaran, semua
semua mahasiswa tidak diperkenankan memakai celana jins, baju kaos (T-
shirt), dan sandal. Mahasiswa pria yang berambut panjang sampai
menyentuh kerah baju, tidak diperkenankan mengikuti semua kegiatan
pembelajaran di Fak. Kedokteran UMI
4. Tidak diperkenankan memanjangkan kuku lebih dari 1 mm.
5. Diharuskan mengenakan jas laboratorium yang bersih pada setiap
kegiatan di Laboratorium Fak. Kedokteran UMI. Bagi mahasiswi yang
berjilbab, jilbabnya harus dimasukkan ke bagian dalam jas laboratorium.
6. Diharuskan memakai papan nama dengan tulisan besar dan jelas yang
disertai dengan No. Pokok Mahasiswa. Nama bisa dengan nama pendek atau
nama panggilan.
7. Tidak diperkenankan meletakkan di atas meja kerja, tas, buku dan lain-lain
barang yang tidak dibutuhkan dalam kegiatan latihan yang dilakukan,
8. Diharuskan menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan laboratorium,
utamanya meja kerja. Buanglah sampah kering yang tidak terkontaminasi
(kertas, batang korek api, dan sebagainya) pada tempat sampah yang telah
disediakan. Sampah yang telah tercemar (sampah medis), misalnya kapas
Sistem Respirasi 3
lidi yang telah dipakai, harus dimasukkan ke tempat sampah medis yang
mengandung bahan desinfektan untuk didekontaminasi,
9. Diharuskan berpartisipasi aktif pada semua kegiatan latihan/praktikum,
termasuk mengikuti kuis,
10. Diharuskan memperlakukan model seperti memperlakukan manusia atau
bagian tubuh manusia
11. Diharuskan bekerja dengan hati-hati, karena semua kerusakan yang terjadi
karena ulah mahasiswa, resikonya ditanggung oleh mahasiswa yang
bersangkutan. Misalnya model yang rusak harus diganti melalui Fak.
Kedokteran UMI, yang dibiayai oleh mahasiswa yang merusak. Dana
pengganti sama dengan harga pembelian barang pengganti.
12. Tidak diperkenankan merokok di dalam ruangan belajar di Fak. Kedokteran
UMI
Sistem Respirasi 4
PENGANTAR
Buku panduan skill lab system Respirasi ini berisis 5 (lima) keterampilan
utama, yaitu :
1. Keterampilan Teknik Anamnesis keluhan utama yang berhubungan dengan
sistem Respirasi dimana penggalian riwayat penyakit sudah lebih spesifik
mengarah ke sistem respirasi.
2. Keterampilan pemeriksaan fisik paru. Diharapkan selesai mengikuti
kegiatan keterampilan klinik ini, mahasiswa mampu melakukan
pemeriksaan fisik paru secara berurutan.
3. Keterampilan cara membaca foto rontgen yang berkaitan dengan kelainan-
kelainan sistem respirasi.
4. Keterampilan penggunaan Nebulizer
5. Keterampilan membuat dan mewarnai preparat sputum dengan cara ZN
Buku panduan ini selain memuat panduan belajar langkah-langkah melakukan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan keterampilan klinik lain, juga berisi daftar tilik
sebagai lembar penilaian dari instruktur terhadap mahasiswa sebagai penilaian akhir
serta membantu dalam menilai kemajuan tingkat keterampilan yang dilatih.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan dan penyusunan buku panduan ini.
Makassar, Oktober 2015
Koordinator Skill Lab.Sistem Respirasi
Sistem Respirasi 5
TEKNIK ANAMNESIS PASIEN DAN PEMERIKSAAN
FISIK DIAGNOSTIK PARU
Anamnesis adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan antara dokter
(pemeriksa) dan pasien yang bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang penyakit
yang diderita dan informasi lainnya yang berkaitan yang dapat mengarahkan
diagnosis penyakit pasien. Banyak keluhan yang akan disampaikan oleh pasien
tentang penyakitnya, walaupun demikian tidak semua keluhan atau informasi-
informasi yang disampaikan dapat bermakna atau berkaitan dengan sistem Respirasi
sehingga diperlukan suatu teknik bertanya untuk menggali informasi tersebut.
Pemeriksaan fisik pada sistem Respirasi sebenarnya dimulai dari pemeriksaan
hidung sampai ke pemeriksaan paru, tapi pada CSL ini hanya menjelaskan tentang
teknik pemeriksaan fisis paru. Pemeriksaan fisis paru ini meliputi inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
tanda-tanda (sign) yang berkaitan dengan penyakit. Pada CSL ini pemeriksaan
dilakukan dengan manekin ataupun dengan orang coba. Khusus pemeriksaan
auskultasi disiapkan tape yang berisi bunyi nafas fisiologis dan pathologis.
INDIKASI
1. Untuk membantu dalam menegakkan diagnosis penyakit dari seorang pasien.
2. Membantu dokter dalam melakukan tindakan selanjutnya
3. Mengetahui perkembangan dan kemajuan terapi
4. Dipakai sebagai standar pelayanan dalam memberikan pelayanan paripurna pada
pasien
Sistem Respirasi 6
PEMERIKSAAN ANAMNESIS DAN FISIS DIAGNOSTIK PARU
Tujuan Instruksional Umum
Mahasiswa diharapkan mampu melakukan anamnesis lengkap dan pemeriksaan
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi secara berurutan dan mampu mengetahui
keadaan normal dan abnormal pada sistem tersebut.
Tujuan Instruksional Khusus
1. Melakukan anamnesis pasien dengan lengkap dan sistematis.
2. Melakukan pemeriksaan inspeksi :
Melakukan inspeksi dari depan dan dari belakang thorax
Mampu membedakan bentuk normal dan abnormal rongga thorax
3. Melakukan pemeriksaan palpasi
Mampu merasakan perbandingan gerakan nafas kanan dan kiri penderita
Mampu membandingkan fremitus suara kiri dan kanan penderita
4. Melakukan pemeriksaan perkusi
Mampu melakukan pemeriksaan perkusi dari atas ke bawah secara sistematis
Mampu melakukan perkusi untuk mengetahui batas paru-hepar
5. Melakukan auskultasi
Mampu melakukan pemeriksaan auskultasi secara sistematis
Mampu mendengarkan suara nafas saat inspirasi dan ekspirasi
Mampu melakukan auskultasi dinding thorax belakang
Mampu membedakan suara nafas normal dan abnormal
Media dan alat bantu pembelajaran
a. Daftar panduan belajar untuk anamnesis
b. Daftar panduan belajar untuk pemeriksaan fisis diagnostik paru
c. Stetoskop, lap, air mengalir, probandus / manekin / auscultation trainer dan
smartscope / amplifier speaker system / dual head training stetoskop
d. Status penderita, pulpen, pensil
Sistem Respirasi 7
Metode pembelajaran
1. Demonstrasi sesuai dengan daftar panduan belajar
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab (simulasi)
5. Evaluasi melalui check list/daftar tilik dengan system skor
Sistem Respirasi 8
DESKRIPSI KEGIATAN PEMERIKSAAN ANAMNESIS FISIS DIAGNOSTIKPARU
Kegiatan Waktu Deskripsi1. Pengantar 2 menit Pengantar
2. Bermain perantanya jawab
23 menit 1. Mengatur mahasiswa2. Dosen memberikan contoh bagaimanacara melakukan anamnesis yang benardan dosen lainnya memberikan contohpemeriksaan fisik dengan benar
3.Memberikan kesempatan kepadamahasiswa untuk bertanya
3. Praktekmelakukan anamnesisdanpemeriksaan fisisdiagnostik paru
90 menit 1.Mahasiswa dibagi dalam beberapakelompok sesuai dengan ketentuan
2. Setiap pasangan praktek melakukananamnesis dan pemeriksaan fisi
3. Pelatih mengawasi sampai memberikanperintah bila ada hal-hal yangdiperlukan
4. Diskusi 15 menit Apa yang dirasakan oleh mahasiswa dankendala/kesulitan yang dialami selamamelakukan kegiatan
Dosen menyimpulkan apa yang dilakukanmahasiswa
Total Waktu 150 menit
Sistem Respirasi 9
PENUNTUN BELAJAR PEMERIKSAAN ANAMNESIS DANFISIK DIAGNOSTIK PARU
A. ANAMNESIS KELUHAN UTAMA BATUKLANGKAH KLINIKA. PERSIAPAN PERTEMUAN
1. Penampilan pemeriksa2. Waktu yang cukup3. Tempat yang aman
B. SAAT ANAMNESIS1. Memperlihatkan sikap yang ramah, mengucapkan salam2. Perkenalkan diri melalui jabat tangan dan mempersilahkan pasien untuk
duduk atau berbaring3. Menjelaskan tujuan anamnesis4. Menciptakan suasana yang bersahabat dalam rangka membina sambung
rasa5. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami6. Menjadi pendengar yang baik7. Menunjukkan empati dan memberikan kesempatan kepada penderita untuk
memberikan respon8. Anamnesis dimulai dengan menanyakan data umum yaitu :
NamaUmurAlamatStatus perkawinanPekerjaan
9. Menanyakan keluhan utama (batuk) dan menggali riwayat penyakitsekarang (RPS)Menanyakan Onset dan lamanya keluhan batuk Sifat dari batuk (kering atau produktif) Jika batuk produktif, apakah warna lendir dan apakah disertai darah? Keluhan lain yang menyertai batuk Sudah pernah berobat atau belum
10. Riwayat penyakit masa lalu (RPD) Apakah pernah menderita penyakit dengan keluhan yang samasebelumnya (batuk)? Jika pernah batuk, apakah sudah pernah berobat?Apakah nama obat yang digunakan sebelumnya? Adakah riwayatpengobatan spesifik 6 bulan?
Tanyakan penyakit lain yang pernah diderita11. Riwayat alergi:
Apakah pernah mengalami reaksi alergi terhadap makanan, obat-obatan dan lingkungan tertentu?
12. Mengenal riwayat psikososial Tanyakan kebiasaan-kebiasaan yang berkaitan/berpengaruh dengankeluhan sekarang. Misalnya riwayat merokok, riwayat pekerjaan, alergiakan binatang peliharaan dll
13. Riwayat penyakit dalam keluarga Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit/keluhan yangsama, bila ada ditanyakan kedekatannya dengan yang menderita
Sistem Respirasi 10
C. MELAKUKAN ANAMNESIS SISTEM LAIN Menanyakan fungsi fisiologis lain , bila ada gangguan lanjutkan anamnesis
berdasarkan keluhan tersebut.D. MENGAKHIRI ANAMNESIS Melakukan pengulangan hasil wawancara/cross check Mengakhiripembicaraan dengan ucapan terima kasih dan akan dilanjutkan denganpemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya.
Mmmmmmmmmmmm
Sistem Respirasi 11
B. PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK PARUMmmmmmmmmmmmm
Persiapan Penderita diminta melepaskan pakaian Mempersilahkan duduk / berbaring Pemeriksa berdiri disamping kanan penderita
INSPEKSI1. Melakukan pemeriksaan awal dengan memperhatikan
Rambut (tampak kering atau tidak, mudah rontokatau tidak)
Mata (konjugtiva terlihat anemis atau tidak, skleraterlihat ikterik atau tidak)
Hidung (sekret, bekuan darah, massa atau benjolan) Mulut (mukosa, tonsil, faring, sekret) Leher (Trakhea di tengah atau tidak, pembesaranKGB)
2. Perhatikan bentuk dada Simetris atau tidak Cekung atau cembung salah satu sisi atau kedua-duanya
Apakah penderita menggunakan otot-otot tambahanuntuk bernafas
Perhatikan apakah terdapat daerah-daerah yangmenonjol atau retraksi local
Apakah terdapat deformitas rongga dada
PALPASI3. Palpasi, dengan menggunakan kedua tangan untuk
memastikan- Apakah terdapat nyeri tekan local- Apakah terdapat massa atau krepitasi
4. Meletakkan kedua telapak tangan padadinding/samping dada
5. Mempersilahkan menarik nafas panjang6. Mempersilahkan mengucapkan kata „sembilan-
sembilan“ atau “iii iii iii“7. Menentukan perbedaan vocal fremitus kiri dan kanan
PERKUSI8. Melakukan perkusi dari atas kebawah pada dadadepan merata di seluruh dada membentuk pola hurufS.
9. Membandingkan tempat-tempat yang sama padakedua sisi kanan dan kiri
10.Menentukan batas perubahan sonor ke pekak11.Beri tanda untuk tindakan punksi percobaan (biladitemukan daerah pekak curiga efusi pleura)
AUSKULTASI12. Stetoskop diletakkan pada anterior, lateral dan
posterior dada secara sistematis13. Penderita diminta untuk menarik nafas panjang14. Lakukan auskultasi secara sistematis dan bandingkan
Sistem Respirasi 12
bunyi yang terdengar pada tiap sisi15. Menentukan jenis suara pernafasan
* Vesikuler* Bronkovesikuler* Ronki* Wheezing* Stridor* Bronkial
16. Menentukan lokasi perubahan dari suara vesikulerhingga menghilang
POSTERIOR17. Melakukan pengulangan pemeriksaan inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi bagian posteriortubuh
Sistem Respirasi 13
TEKNIK PENILAIAN FOTO THORAX PADA SISTEM RESPIRASI
Foto thorax adalah foto X-ray pada thorax yang dibuat untuk membantu
melihat kelainan-kelainan yang ada pada rongga thorax. Pemeriksaan ini merupakan
pemeriksaan yang cukup penting dalam penegakan diagnosis penyakit, utamanya
sistem respirasi. Pada foto thorax ini kita dapat melihat kelainan-kelainan yang ada
pada paru, pleura, organ-organ mediastinum, tulang-tulang dan pada jaringan lunak
sekitarnya. Dalam pembuatan foto thorax haruslah diperlihatkan beberapa keadaan
sehingga foto thorax yang dihasilkan dapat memenuhi syarat.
Indikasi Foto Thorax
1. Pasien dengan riwayat batuk.
2. Pasien dengan sesak
3. Nyeri dada
4. Untuk check up
5. Kelainan-kelainan pada dinding thorax
Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti pembelajaran ini maka mahasiswa mampu melakukan penilaian
terhadap foto thorax dengan kelainan-kelainan penyakit sistem respirasi.
Tujuan Instruksional Khusus
1. Mampu menentukan jenis posisi foto thorax
2. Mampu membedakan foto thorax yang memenuhi syarat/tidak
3. Mampu menentukan adanya kelainan pada paru-paru dan pleura
Media dan alat bantu pembelajaran
1. Daftar panduan belajar untuk teknik penilaian foto
2. Light box
3. Foto thorax
Sistem Respirasi 14
Metode Pembelajaran
1. Demonstrasi sesuai daftar panduan belajar
2. Ceramah
3. Diskusi
4. Partisipasi aktif dalam skill lab
5. Evaluasi melalui check list
Sistem Respirasi 15
TEKNIK PENILAIAN FOTO THORAX UNTUK SISTEM RESPIRASI
LANGKAH KLINIK1. Melalukan pemeriksaan identitas pasien sesuai nomor register foto :
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Tanggal
2. Melakukan pemeriksaan identitas foto yaitu
No foto
Marker dari foto berupa R – L atau D – S
3. Memasang foto di light – box dengan beranggapan pasien
berhadapan dengan pemeriksa
4. Menentukan posisi foto apakah PA, AP, Lateral (R/L), Lateral
dekubitus (R/L) atau oblik
5. Menentukan i foto memenuhi syarat atau tidak, dengan menilai :
1. Inspirasi cukup dilihat dari posisi kedua diagfragma (kanan
setinggi intercostal IX – X posterior, dan diafragma kanan lebih
tinggi dari pada kiri)
2. Posisi simetris, dapat dilihat dari projeksi tulang corpus vertebra
thoracal yang terletak ditengah sendi sternoclaviculer kanan dan
kiri.
3. Film meliputi seluruh cavum thorax mulai dari puncak cavum
thorax sampai sinus phrenico-costalis kanan kiri dapat terlihat
pada film tersebut.
4. Vertebra thoracal biasanya terlihat hanya sampai Th. 3-4.
6. Melakukan penilaian terhadap foto thorax :
Periksa vaskuler parenchym paru, hili, mediastinum dan kedua
sinus/diafragma.
Karakteristik kelainan/lesi pada paru-paru, pleura, diagfragma
atau mediastinum.
Periksa, apakah ada efek dari kelainan/lesi berupa pendorongan
atau penarikan terhadap hili, diagfragma, mediastinum dan
Sistem Respirasi 16
penyempitan/pelebaran sela iga.
Pada anak-anak, periksa, apakah ada pembesaran kelenjar
paratrakeal/parahiler.
Periksa, apakah ada organ abdomen dalam rongga thorax.
Periksa keadaan soft tissue dan tulang-tulang iga/clavicula
7. Menentukan diagnosa berdasarkan kelainan yang ditemukan
8. Mengusulkan tambahan foto thorax posisi lain untuk lebih memperkuat
diagnosa (bila perlu).
Sistem Respirasi 17
TEKNIK NEBULIZER
Indikasi nebulizer
1. Asma Bronchialis
2. Penyakit Paru Obstruksi Kronik Eksaserbasi
3. Sindroma Obstruksi Post TB
4. Untuk mengeluarkan dahak
Cara Penggunaan Alat :
1. Buka tutup tabung obat, masukkan cairan obat kedalam alat penguap sesuai
dosis yang telah ditentukan.
2. Gunakan mouth piece atau masker (sesuai kondisi pasien) tekan tombol on
pada nebulizer.Jika memakai masker, maka uap keluar dihirup perlahan-lahan
dan dalam inhalasi ini dilakukan terus menerus sampai obat habis. Jika
memakai mouth piece, maka tombol pengeluaran aerosol di tekan sewaktu
inspirasi, hirup uap yang keluar, perlahan-lahan dan dalam. Hal ini dilakukan
berulang-ulang sampai obat habis (+ 10 – 15 menit)
Interpretasi
1. Bronchospasme berkurang atau menghilang
2. Dahak berkurang
Catatan :
1. Kumur daerah tenggorok pre penggunaan.
2. Pasien harus dilatih menggunakan alat secara benar
3. Perhatikan jenis alat yang digunakan
Pada alat tertentu maka uap obat akan keluar pada penekanan tombol, pada
alat lain obat akan keluar secara continue.
Sistem Respirasi 18
PENUNTUN BELAJAR TEHNIK INHALASI DENGAN NEBULIZER
PENUNTUN PEMBELAJARANKETRAMPILAN TERAPI INHALASI DENGAN NEBULIZER
No Langkah/Kegiatan KasusMedical Consent1 Sapalah penderita atau keluarganya dengan
ramah dan perkenalkan diri anda, serta tanyakankeadaannya.
2 Berikan informasi umum kepada penderita ataukeluarganya tentang terapi inhalasi dengannebulizer atas indikasi, tujuan tindakan tersebutdan prosedur pelaksanaan.
Persiapan alat4 Mempersiapkan alat sesuai yang dibutuhkan :
- Main unit- Nebulizer kit,- masker, mouthpiece- Air hose- Obat-obatan
5 Memperhatikan jenis alat nebulizer yang akandigunakan ( sumber tegangan, tombol Off/On,memastikan air hose , masker ataupunmouthpiece terhubung dengan baik, carapengeluaran obat)
Persiapan Penderita6 Meminta penderita untuk kumur terlebih dahulu7 Mempersilakan penderita untuk duduk,
setengah duduk atau berbaring (menggunakanbantal, umumnya untuk anak) senyamanmungkin.
8 Meminta penderita untuk santai danmenjelaskan cara penggunaan masker (yaitumenempatkan masker secara tepat sesuai bentukdan mengenakan tali pengikat). Bilamenggunakan mouthpiece maka mouthpiecetersebut dimasukkan ke dalam mulut dan muluttetap tertutup
9 Menjelaskan kepada penderita agar penderitamenghirup uap yang keluar secara perlahan-lahan dan dalam hingga obat habis
10 Melatih penderita dalam penggunaan maskeratau mouthpiece
11 Memastikan penderita mengerti dan berikankesempatan untuk bertanya.
Pelaksanaan Terapi Inhalasi12 Menghubungkan dengan sumber tegangan13 Menghubungkan air hose, nebulizer dan
masker/mouthpiece pada main kit
Sistem Respirasi 19
14 Mengaktifkan nebulizer dengan menekantombol On pada main kit.
15 Buka nebulizer kit (tutup tabung obat),masukkan cairan obat ke dalam alat penguapsesuai dosis yang telah ditentukan
16 Gunakan mouthpiece atau masker sesuaikondisi pasien kemudian tekan tombolpengeluaran obat pada nebulizer kit
17 Mengingatkan penderita, jika memakai maskeratau mouthpiece, uap yang keluar dihirupperlahan-lahan dan dalam secara berulanghingga obat habis (kurang lebih 10-15 menit)
18 Membereskan alat dengan menekan tombol offpada main kit, melepas masker/mouthpiece,nebulizer kit, air hose, menekan tombol offmain kit.
19 Membersihkan mouthpiece dan nebulizer kitdari obat-obatan yang telah dipakai
20 Menjelaskan kepada penderita bahwapemakaian nebulizer telah selesai dan memintakepada penderita apakah pengobatan yangdilakukan memberikan perbaikan/mengurangikeluhan.
Sistem Respirasi 20
TERAPI OKSIGEN
Pendahuluan
Oksigen pertama kali ditemukan oleh Yoseph Prietsley di Bristol Inggris tahun 1775
dan dipakai dalam bidang kedokteran oleh Thomas Beddoes sejak awal tahun
1800.Tujuan terapi oksigen adalah untuk memperbaiki dan mencegah keadaan
hipoksemia, sehingga hipoksia jaringan dapat dicegah dan dihindari. Hipoksemia
dapat diatasi dengan meningkatkan fraksi oksigen inspirasi.
Oksigen : Merupakan salah satu bahan farmakologik yang banyak dipakai untuk
pasien dengan kelainan kardiopulmoner. Oksigen juga memiliki keuntungan, indikasi,
dosis pemberian dan komplikasi.
Indikasi Terapi Oksigen
Beberapa kondisi harus dipenuhi sebelum melakukan terapi oksigen yaitu diagnosis
yang tepat, pengobatan optimal dan indikasi, sehingga terapi oksigen akan dapat
memperbaiki keadaan hipoksemia dan perbaikan klinik. Kriteria pemberian terapi
oksigen dapat dilakukan sebagai berikut.
1. Pemberian terus menerus, dilakukan apabila hasil analisis gas darah saat
istirahat didapatkan nilai:
a. PaO2 < 55 mmHg atau saturasi < 88%
b. PaO2 antara 56-59 mmHg atau saturasi 89% disertai kor pulmonale atau
polisitemia (Ht > 56%)
2. Pemberian berselang, dilakukan apabila hasil analisis gas darah didapatkan
nilai:
a. Saat latihan PaO2 < 55 mmHg atau saturasi < 88%
b. Saat tidur PaO2 < 55 mmHg atau saturasi < 88% disertai komplikasi
seperti hipertensi pulmoner, somnolen dan aritmia
Pasien dengan keadaan klinik tidak stabil yang mendapatkan terapi oksigen perlu
dievaluasi analisis gas darah (AGD) setelah terapi untuk menentukan perlu tidaknya
terapi oksigen jangka panjang.
Pada umumnya, indikasi terapi oksigen diberikan pada kondisi seperti dibawah ini:
5. Hipoksemia
6. Dyspnea
7. Keracunan gas CO
Sistem Respirasi 21
8. Syok
9. Infark miokard akut
10. Pasca anestesi
Tujuan Utama terapi oksigen
1. Mencegah terjadinya hipoksia sel dan jaringan
2. Menurunkan kerja pernapasan
3. Menurunkan kerja otot jantung
Cara mengetahui kondisi hipoksemia :
1. Gejala Klinik :
a. Sianosis, kelelahan, disorientasi, takipneu, dyspnea, takikardi atau
bradikardi, aritmia, clubbing dll
2. Pemeriksaan analisa gas darah
3. Pulse oxymetri
4. Transcutaneus partial pressure of oxygen
Efek samping terapi Oksigen dengan penggunaan dosis tinggi dan lama :
1. CNS : twitching, confusion, kejang
2. Respirasi : trakeobronkitis, atelektasis, kerusakan jaringan
3. Mata : kerusakan retina dan myopia
Sistem Respirasi 22
4. Renal : kerusakan sel tubular
Efek samping oksigen tergantung dari toleransi pasien, konsentrasi oksigen dan waktu
pemberian oksigen. Konsentrasi oksigen yang tinggi dan dalam waktu lama dapat
menimbulkan ganngguan pada beberapa organ terutama di paru itu sendiri. Efek
samping ini dapat dicegah dengan pemberian oksigen yang seusai dengan kebutuhan
pasien. Oksigen diberikan secara sederhana dan fraksi inspirasi oksigen (FiO2) yang
serendah mungkin untuk mempertahankan tekanan parsial oksigen (PaO2) lebih dari
60 mmHg dan saturasi oksigen (SaO2) lebih dari 90%
Konsentrasi Oksigen berdasarkan alat yang digunakan
ALAT OKSIGEN (L/MNT) FIO2
Kanula hidung 1-2
2
3
4
5-6
0.21-0.24
0.23-0.28
0.27-0.34
0.31-0.38
0.32-0.44
Venturi 4-6
8-10
8-12
0.24-0.28
0.35-0.40
0.50
Simple Mask 5-6
7-8
0.30-0.45
0.40-0.60
Rebreathing Mask 7
10
0.35-0.75
0.65-1.00
Non Rebreathing Mask 4-10 0.40-1.00
Pemilihan Metode pemberian oksigen tergantung dari
1. Fraksi inspirasi oksigen yang dibutuhkan
2. Kenyamanan pasien
3. Tingkat kelembaban yang dibutuhkan
4. Kebutuhan terapi nebulisasi
Sistem Respirasi 23
Macam macam alat yang digunakan :
1. Nasal Kanul
2. Mask
a. Simple Mask
Sistem Respirasi 24
b. Rebreathing mask
c. Nonrebreathing mask
Sistem Respirasi 25
3. Ventury mask
Sistem Respirasi 26
Tujuan Intruksional Umum
Setelah mengikuti pembelajaran ini maka mahasiswa mampu melakukan terapioksigen yang benar dan tepat
Tujuan Instruksional Khusus4. Mampu menentukan siapa dan pada kondisi yang bagaimana terapi oksigen dapat
diberikan5. Mampu melakukan cara pemberian oksigen yang benar6. Mampu menentukan dosis yang diberikan dan alat yang akan digunakan7. Mampu melakukan monitoring selama pemberian oksigen
Media dan alat bantu pembelajaran4. Daftar panduan belajar untuk terapi oksigen5. Pulse oxymetri6. Alat terapi oksigen : nasal kanul, simple mask, rebreathing mask, non rebreathing
mask, venturi mask.7. Tabung oksigen
Metode Pembelajaran6. Demonstrasi sesuai daftar panduan belajar7. Ceramah8. Diskusi9. Partisipasi aktif dalam skill lab10. Evaluasi melalui check list
Sistem Respirasi 27
PENUNTUN BELAJAR TERAPI OKSIGEN
No Langkah/Kegiatan1 Mempersiapkan alat dan bahan sesuai dengan yang dibutuhkan.
Tabung oksigen Nasal kanul dan masker oksigen Pulse oxymeter
2 Memastikan alat dan bahan dapat berfungsi dengan baik. Memastikan tabung oksigen dalam kondisi baik dan terisi Memeriksa peralatan tidak ada yang bocor Memastikan pulse oxymeter berfungsi dengan baik.
3 Melakukan penilaian awal terhadap pasien Menilai kondisi pasien saat masuk ke ruang pemeriksaan, apakah terlihat
sesak, sadar dan berjalan dengan bantuan atau tidak Melakukan anamnesis singkat tentang penyebab kondisi pasien Melakukan pemeriksaan awal ; kesadaran , frekuensi napas, sianosis. Memastikan tidak ada sumbatan dijalan napas. Jika terdapat sumbatan
benda padat maka dilakukan penyisiran dengan dua jari, jika sumbatanberbentuk cair atau dahak maka dilakukan pembersihan jalan napas.
4 Memasang alat saturasi oksigen pada jari telunjuk pasien5 Memberikan oksigen dengan menggunakan nasal kanul atau simple mask6 Meminta pemeriksaan analisa gas darah arteri.7 Menghitung tekanan parsial oksigen di alveolar dengan menggunakan rumus
PAO2 = (713xFiO2) – (1.25 x PaCO2astrup)PAO2: Tekanan Oksigen di alveolarFiO2 : Fraksi oksigen yang dberikan kepada pasienPaCO2astrup: Tekanan parsial oksigen dari hasil analisa gas darah
8 Menghitung perbedaan tekanan oksigen di alveolar dan arteriPaO2astrup : PAO2didapat = PaO2yang diinginkan : PAO2baru
9 Menghitung kebutuhan oksigen pasien saat iniPAO2 = (713xFiO2) – (1.25 x PaCO2)
10 Menentukan alat yang akan digunakan dan dosis nya
Sistem Respirasi 28
Nama :NIM :Tanggal :
DAFTAR TILIKKETERAMPILAN TERAPI OKSIGEN
No Aspek yang dinilai NILAI0 1 2
A. Persiapan alat dan bahan1. Mempersiapkan kelengkapan alat dan memastikan alat
berfungsi dengan baik dan benarB. Pemeriksaan Fisik
2. Menilai kondisi awal pasien saat memasuki ruangan3. Melakukan pemeriksaan fisik sederhana untuk menentukan
kebutuhan oksigen pasien
C. Pemberian Oksigen awal4. Membersihkan jalan napas5. Melakukan pemeriksaan saturasi oksigen (pulse oxymeter)6. Memasangkan alat terapi oksigen sesuai dengan klinis7. Meminta cek analisa gas darah arteri
D. Menghitung kebutuhan Oksigen8. Menghitung tekanan parsial oksigen di alveolar9. Menghitung perbedaan oksigen di alveolar dan arteri10. Menghitung fraksi oksigen yang dibutuhkan11. Menentukan dosis dan alat yang akan digunakan
Keterangan : 0 : tidak dilakukan1 : dilakukan tapi tidak benar/ tidak lengkap2 : dilakukan dengan benar/ lengkap