40
March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia Department for Business, Energy & Industrial Strategy

March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

March 2021

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas

di Indonesia

Department forBusiness, Energy& Industrial Strategy

Page 2: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 3Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia2

Penulis

Roxana Slavcheva

Andrew Cockburn

Mariyam Joyce

Kim Khoo

Dr Amy Hochadel

Bob Burgoyne

Gokhan Tourkkanli

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terima kasih kepada individu dan organisasi berikut atas kontribusinya yang

sangat berharga untuk laporan ini (kesalahan atau kelalaian tetap menjadi tanggung jawab penulis):

Yanti Choesin Zen

Kedutaan Besar Inggris di Jakarta

Dr. Huw Davies, Coventry University

The Business of Cities

Abigail Matthews, Georgina Box, Alisdair Ritchie dari Connected Places Catapult

Penafian

© Connected Places Catapult. Dilarang mereproduksi, mendistribusikan, atau menyerbarkan laporan ini kepada pihak

ketiga mana pun tanpa persetujuan tertulis. Connected Places Catapult tidak bertanggung jawab atas ketergantungan yang

ada pada laporan ini.

IsiRingkasan eksekutif 4

Kata pengantar 7

Opini 8

Definisi dan singkatan 11

Metodologi 12

Daftar organisasi yang diwawancarai 13

1 Pengantar 14

2 Menjabarkan Tantangan 16

2.1 Pembangkitan Energi 17

2.2 Urbanisasi, Emisi Karbon, dan Polusi Udara 19

3 Kesempatan E-mobilitas 22

3.1 Tantangan Dampak E-mobilitas di Indonesia 24

3.2 Jenis EV 24

3.3 Sejarah Program E-mobilitas Indonesia dan Pelaku Utamanya 26

3.4 Struktur dan Kebijakan Pemerintah 32

4 IV. Ekosistem E-mobilitas Indonesia dan Peluang untuk Bermitra

dengan Inggris 38

4.1 Pemangku Kepentingan Utama di Sektor E-mobilitas Indonesia 41

4.2 Keberhasilan Inggris di Indonesia sampai saat ini 44

4.3 Keunggulan Kompetitif Inggris 45

5 Mendukung Hubungan Inggris-Indonesia 48

5.1 Kisah Tiga Kota: Bandung, Denpasar, dan Surabaya 49

5.2 Karakteristik Fisik dan Struktur Tata Kelola Tiga Kota Sasaran 55

5.3 Perbandingan ASEAN 57

5.4 Ekosistem Inovasi Perkotaan 58

5.5 Kapasitas dan Kapabilitas Kemitraan 60

5.6 Studi Kasus E-mobilitas Inggris 61

6 Ringkasan 68

7 Rekomendasi 72

Page 3: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 54

Bagian-bagian tersebut menghidupkan keterkaitan

agenda net zero dengan pembangunan sosial

ekonomi dan menunjukkan hal yang sering

dipandang sebagai tantangan, yang sebenarnya

dapat menjadi peluang untuk mempercepat inovasi

dan pertumbuhan di tingkat daerah dan nasional.

Industri baru dan yang sedang berkembang

memberikan peluang bagi pasar yang tumbuh

dan berkembang dengan pesat untuk mengambil

langkah besar dalam mendorong agenda sains

dan ekosistem inovasi mereka. Pertumbuhan

sektor e-mobilitas menghadirkan peluang tersebut

bagi Indonesia.

Berdasarkan kolaborasi berkelanjutan yang telah

dilakukan di tiga kota - Bandung, Denpasar, dan

Surabaya - kami berupaya untuk memperkuat

hubungan dan pertukaran informasi, teknologi,

dan pengetahuan antara Inggris dan Indonesia.

Kami memberikan gambaran umum tentang

status ekosistem e-mobilitas yang baru muncul di

kota-kota di Indonesia. Selain itu, kami juga mencari

perusahaan Inggris dengan kapasitas yang sesuai

dengan celah pasar saat ini. Kami membuat profil

perusahaan Inggris yang memiliki potensi besar

untuk berhasil memasuki pasar yang tidak jenuh

dan menarik ini, meskipun memiliki hambatan

untuk masuk. Kami merangkum lanskap peluang

dan intervensi kebijakan untuk memberikan

analisis kepada perusahaan tentang area yang

memungkinkan perluasan kemitraan Inggris-

Indonesia dalam e-mobilitas dan untuk membangun

kepercayaan dan pemahaman bersama di kawasan

tersebut. Laporan ini diakhiri dengan panduan

untuk menyusun kerangka kerja dan struktur yang

diperlukan untuk mendukung perusahaan Inggris

untuk bekerja sama dengan mitra lokal Indonesia

melalui kemitraan yang adil, membangun hubungan

kolaboratif, dan membantu mendorong sektor

e-mobilitas yang sedang berkembang di Indonesia.

Temuan utama dari laporan ini menunjukkan bahwa

kota-kota di Indonesia memiliki potensi yang tinggi

untuk menerapkan dan menguji solusi inovatif

di bidang ini, untuk diterapkan di skala nasional,

regional, dan global, serta dalam kemitraan dengan

Inggris. Pada bagian rekomendasi akhir, kami

menunjukkan bahwa tantangan net zero global ini

dapat ditangani di tingkat lokal melalui program

terstruktur, yang akan memberikan manfaat nyata

untuk mendukung dekarbonisasi ruang kota dan

mengurangi polusi udara.Selain itu, hal tersebut juga

memelihara pertumbuhan ekosistem inovasi start-up

dan UKM, membangun keterampilan, pekerjaan, dan

perusahaan masa depan, serta menciptakan peluang

investasi yang menarik bagi perusahaan Inggris.

Ringkasan eksekutif Laporan ini ditugaskan oleh Departemen Strategi Bisnis, Energi, dan Industri Inggris untuk mendukung

komitmen Inggris kepada Indonesia terkait penguatan hubungan kedua negara di bidang sains, inovasi,

dan teknologi, untuk kepentingan pemahaman tentang cara terbaik dalam menerapkan bidang-bidang

tersebut untuk berkontribusi terhadap agenda nol bersih (net zero) global.

Laporan ini ditujukan untuk pemerintah Inggris, pemerintah Indonesia - baik nasional maupun daerah - serta

lembaga akademik dan sektor industri yang terkait dengan transportasi dan mobilitas. Hal ini bertujuan untuk

memahami lebih jauh hubungan antara komitmen net zero dan peluang yang dihadirkan dalam memajukan

agenda sains dan inovasi di Indonesia melalui kolaborasi lapangan antara perusahaan-perusahaan Indonesia

dan Inggris serta lembaga akademik.

Laporan ini dibagi menjadi lima bagian

Konteks tantangan net zero di tingkat nasional dan

daerah di Indonesia

Potensi solusi e-mobilitas di tingkat kota setempat

Bagaimana e-mobilitas dapat menjadi bagian

dari solusi

Ringkasan dan rekomendasi

Bagaimana Inggris dapat mendukung sektor

e-mobilitas di Indonesia

Page 4: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 76

Kata pengantar

Perubahan iklim adalah salah satu tantangan terpenting untuk generasi kita. Ini terjadi pada saat ekonomi di

seluruh dunia ingin melakukan diversifikasi, untuk menciptakan lapangan kerja, bisnis, dan peluang bisnis di

masa depan. Sering kali ini bisa terlihat seperti pilihan antara satu tantangan atau tantangan yang lain. Tetapi

laporan ini menunjukkan bahwa tidaklah demikian adanya. Agenda net zero terkait erat dengan inovasi serta

pengembangan dan pertumbuhan sosial ekonomi. Dan daripada memandang hal ini sebagai tantangan,

lebih baik hal ini dilihat sebagai peluang besar untuk memberikan fokus dan kejelasan agar dapat membantu

memandu kebijakan dan keputusan bisnis karena pemerintah dan industri berfokus pada penyelesaian

tantangan perubahan iklim melalui pengembangan dan penyebaran solusi inovatif di berbagai sektor ekonomi.

Laporan ini melihat bagaimana e-mobilitas tidak hanya dapat berkontribusi pada nol bersih dan agenda

udara bersih di ruang kota, tetapi bagaimana hal ini dapat memberi Indonesia kesempatan untuk beralih dari

importir netto bahan bakar fosil dan bagian rantai pasokan e-mobilitas dan solusi, ke pusat pengembangan dan

penyebaran terdepan, dan kemudian menjadi pusat kekuatan ekspor regional dan global. Untuk melakukan ini

dibutuhkan kolaborasi dan dedikasi pemerintah, baik pusat maupun daerah, industri dan akademisi. Melalui

kemitraan dengan negara seperti Inggris, saya mengetahui bahwa kami dapat melihat komitmen dan dedikasi

yang diwujudkan ke dalam penerapan di kota-kota Indonesia yang benar-benar akan menciptakan perbedaan.

Kesempatan yang disampaikan kepada Indonesia dalam lingkup e-mobilitas ini adalah sesuatu yang baik saya

maupun rekan-rekan di Connected Places Catapult dapat memberikan keahlian kami untuk mendukungnya.

Selama lima tahun terakhir, Connected Places Catapult telah melakukan lebih dari 30 proyek internasional di

enam benua.

Connected Places Catapult adalah akselerator inovasi Inggris untuk kota, transportasi, dan wilayah. Kami

menyediakan ‘inovasi sebagai layanan’ yang tidak memihak bagi lembaga pemerintah, bisnis, dan penyedia

infrastruktur untuk mengkatalisasikan langkah perubahan dalam peningkatan cara masyarakat berkehidupan,

bekerja, dan bepergian. Kami menghubungkan bisnis dan pemimpin sektor publik dengan penelitian mutakhir

untuk memicu inovasi dan menumbuhkan pasar baru. Kami menjalankan demo-demo teknologi dan

akselerator UKM untuk menskalakan solusi baru yang mendorong pertumbuhan, menyebarkan kesejahteraan,

dan menghilangkan karbon.

Di Connected Places Catapult, kami memiliki pengalaman dalam membina pemimpin terpilih yang berfikiran

kedepan untuk menjadi sumber dan merangsang ekonomi inovasi di Inggris dan di seluruh dunia. Dari elemen

pengarahan Kesepakatan Wilayah Kota Belfast hingga mendukung Smart Dubai, kami telah bermitra dengan

tempat-tempat di seluruh dunia untuk membuka pemanfaatan ekonomi dan lingkungan melalui pengadopsian

teknologi baru, program peningkatan keahlian pemimpin kota, membuat koneksi ke ekosistem inovasi terdepan

di dunia dan merencanakan serta memberikan pendekatan inovatif untuk semua aspek kota yang benar-benar

cerdas untuk semua.

Mengatasi perubahan iklim dan jalan menuju nol bersih tentu dapat dilihat sebagai tantangan. Tetapi tantangan

dapat menghasilkan yang terbaik dari kita. Dengan visi dan tujuan, ditambah dengan rencana tindakan yang

jelas dan tekad yang teguh, tidak ada tantangan yang tidak dapat diatasi.

Nicola Yates OBE

Chief Executive Officer, Connected Places Catapult

Page 5: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 98

Opini

Kerja sama antara Inggris dan mitra Asia-Pasifik sangat menarik. Wilayah ini memiliki pertumbuhan ekonomi

tercepat di dunia. Indonesia, negara dengan perekonomian terbesar kesepuluh secara global, menawarkan

potensi yang besar untuk perdagangan, investasi, kemitraan, dan pembelajaran yang saling menguntungkan.

Bahkan saat pemerintah berupaya mengatasi Covid-19, kami bertekad bahwa perlambatan ekonomi global tidak

akan menghentikan kemajuan dalam kolaborasi bilateral.

Kota-kota di seluruh dunia menghadapi tantangan ganda terkait polusi udara dan kemacetan di perkotaan. Oleh

karena itu, semakin banyak pemerintah yang berkomitmen pada target mobilitas berkelanjutan. Di Indonesia,

sistem angkutan cepat bus terbesar di dunia, TransJakarta, telah berkomitmen untuk mengubah 14.000 armada

busnya menjadi tenaga listrik di tahun 2030. Ini akan menjadi armada bus berlistrik terbesar hingga saat ini - dan

menjadi contoh yang sangat luar biasa untuk diikuti oleh kota-kota dan daerah-daerah lain di Indonesia, serta

secara global.

Pengurangan emisi memberikan kemajuan nyata saat ini. Pada tahun 2010, Pemerintah DKI Jakarta membuat

komitmen yang tidak mengikat untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 30% di tahun 2030, di bawah

angka baseline tahun 2005. Tahun ini, Jakarta berencana menerbitkan Rencana Aksi Perubahan Iklim yang

diperbarui dengan dukungan dari C40 Cities Climate Leadership Group.

Pemerintah Inggris memberikan dukungan terhadap gerakan ini. Fasilitas Keuangan C40, yang sebagian

didanai oleh pemerintah Inggris, mendukung TransJakarta dalam kelayakan teknis dan pembiayaan pada

100 bus listrik pertama yang beroperasi di Jakarta sepanjang tahun ini. Program lain yang didanai pemerintah

Inggris, UK Partnering for Accelerated Climate Transitions (UK PACT), akan mendukung ibu kota Indonesia dalam

meningkatkan percobaan ini melalui rencana implementasi peluncuran bus listrik TransJakarta hingga tahun

2030. Program ini juga akan mendukung studi kelayakan untuk mengubah sepeda motor di Jakarta menjadi

bertenaga listrik, bekerja sama dengan perusahaan ride-hailing lokal.

Momentum sedang berkembang di seluruh Indonesia. Mengikuti ambisi DKI Jakarta, kota Bandung,

Surabaya, dan Denpasar serta masing-masing provinsinya mewujudkan komitmen rendah karbon. E-mobilitas

dan pembangunan perkotaan tanpa emisi akan tersebar di kota-kota metropolitan di Indonesia. Program

kemakmuran Inggris semacam Program Kota Masa Depan Global bekerja sama dengan kota-kota metropolitan

tersebut untuk memastikan perencanaan kota masa depan telah mencakup perencanaan e-mobilitas dan

lingkungan hemat energi.

Akan tetapi, masih banyak yang harus dilakukan. Emisi global transportasi jalan raya meningkat lebih cepat

dibandingkan dengan sektor lainnya. Akan tetapi, Inggris pun sudah bergerak lebih jauh dan cepat dari

sebelumnya dalam melakukan dekarbonisasi transportasi atau memanfaatkan teknologi bersih dan hijau

untuk menghentikan kontribusinya terhadap perubahan iklim di tahun 2050.

Sehingga, saya sangat senang mengetahui Connected Places Catapult bersama pemerintah dan Kedutaan

Besar Inggris telah menjalankan pekerjaan penting ini untuk mengidentifikasi faktor pendukung, hambatan,

dan peluang dalam memajukan komitmen ambisius pemerintah Indonesia terkait e-mobilitas - dan untuk

membantu membina kerjasama kedua negara di sektor ini. Terdapat banyak manfaat yang tidak dapat

dipungkiri dari pelaksanaan mobilitas berkelanjutan di Indonesia - udara yang lebih bersih, gaya hidup lebih

sehat, kemakmuran ekonomi, pertumbuhan lapangan kerja, katalisasi inovasi dan kewirausahaan lokal - semua

ini dapat diwujudkan bersama mitra yang hebat untuk belajar dari dan bersama - seperti Inggris. Jika kita bekerja

sama, kita dapat meraih semua manfaat tersebut lebih cepat. Dengan mengirimkan sinyal kebijakan yang kuat ke

industri global, kita dapat meningkatkan investasi lebih cepat, meningkatkan skala ekonomi, dan menyukseskan

pengurangan biaya.

KTT COP26 di Glasgow pada bulan November ini akan menjadi kesempatan tepat dalam mempertemukan

para pihak untuk mempercepat tindakan menuju tujuan Perjanjian Paris dan Konvensi Kerangka Kerja PBB

mengenai Perubahan Iklim. Kepresidenan COP26 Inggris turun dalam uji signifikasi pertama Perjanjian Paris -

di mana negara-negara didorong untuk meninjau kembali komitmen nasional mereka dalam mencapai

target suhu keseluruhan 1.5°C. Tahun 2020 telah menunjukkan kemajuan yang cukup besar pada iklim yang

berpuncak pada 75 pemimpin membuat komitmen ambisius pada KTT Climate Ambition pada 12 Desember.

Inggris memiliki empat tujuan utama dalam menyukseskan COP26.

Pertama, kami meminta semua negara untuk menetapkan target emisi nol bersih - yang telah dilakukan oleh

pemerintah yang bertanggung jawab atas dua pertiga emisi global - dan menetapkan target pengurangan

emisi pada tahun 2030. Tujuan kedua kami adalah agar setiap negara memiliki rencana yang kredibel untuk

mengelola pola cuaca yang tidak dapat diprediksi dan seringkali merusak sebagai akibat dari perubahan iklim.

Kami menyatukan negara-negara untuk berbagi solusi melalui konsep Adaptation (Adaptasi) Action (Aksi)

Coalition (Koalisi) yang baru dan saat ini telah diikuti oleh negara-negara di seluruh dunia.

Tujuan ketiga adalah perihal keuangan: dana yang cukup sangat penting untuk mengatasi krisis iklim. Di Inggris,

kami telah memberikan komitmen sebesar £11,6 miliar selama lima tahun ke depan untuk pendanaan iklim.

Kami pun terus mendorong orang lain untuk mengikuti langkah kami. Tujuan yang terakhir, kami ingin

menyukseskan negosiasi COP26 di Glasgow.

Tetapi kita perlu melihat langkah-langkah perubahan lebih lanjut dalam ambisi dan tindakan semua negara, jika

kita ingin menghindari dampak bencana pada generasi mendatang. Ketika banyak negara menghadapi pandemi

seperti saat ini, muncul peluang yang belum pernah ada sebelumnya. Yaitu, menghidupkan kembali ekonomi

global melalui cara yang membangun agar menjadi masyarakat yang lebih berkelanjutan, inklusif, dan tangguh.

Melalui Kepresidenan COP26 Inggris, kami ingin menyatukan negara-negara, negara bagian, industri, dan bisnis

guna mencapai tujuan tersebut.

Salah satu contoh kuncinya adalah karena pemerintah mendukung pemulihan sektor otomotif setelah Covid-19.

Kami harus memastikan bahwa kami sepenuhnya mendukung dan tidak menolak adanya transisi ke kendaraan

tanpa emisi. COP26 adalah peluang unik untuk memajukan inisiatif ini, tetapi hal ini merupakan bagian dari

upaya jangka panjang dan lebih luas untuk memastikan peluncuran elektrifikasi dapat terus berlanjut sampai

penjualan mobil dan van global 100% nol emisi.

Saya berharap dapat bekerja sama dengan teman-teman di Indonesia sebagai mitra nol bersih untuk mengatasi

perubahan iklim menjelang COP26 dan yang lainnya

Ken O’Flaherty

Duta Besar Regional COP26 untuk Asia-Pasifik dan Asia Selatan

Page 6: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 1110

“Hubungan internasional Liverpool yang memenangkan penghargaan dengan posisi yang berkembang pesat dan khusus telah membantu mengidentifikasi potensi pertumbuhan - terutama terkait ekonomi net zero dan menjadi pelopor nasional dalam pertumbuhan bersih, e-mobilitas, dan infrastruktur hijau. Bersama dengan mitra strategis kami dan Sister City Surabaya di Indonesia, kami membantu mengembangkan lingkungan bisnis yang dinamis melalui kerja sama. Kerja tim ini mewujudkan ide menjadi inovasi yang berdampak dan membantu menghubungkan banyak komunitas kita yang beragam. Saya sangat percaya bahwa dengan bantuan Connected Places Catapult, penelitian berbasis bukti tepercaya, dan keterlibatan lokal, kami pasti dapat mendukung penciptaan peluang yang lebih inklusif dan menarik, serta tempat yang lebih sehat dan berpikiran maju di dalam dan di luar negeri.”

Gary Millar, Wakil Walikota, Anggota Dewan Kota Liverpool

Definisi dan singkatan

ADB: Bank Pembangunan Asia

AKDP: Angkutan Kota dalam Provinsi

AQI: Indeks Kualitas Udara

ASEAN: Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara

BAU: Bisnis seperti biasa

BLU: Badan Layanan Umum

BPDLH: Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup

BPEV: Kendaraan listrik bertenaga baterai

BRT: Angkutan bus cepat

BPPT: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

CapEx: Belanja Modal

CMMAI: Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi

CO2: Karbon dioksida

EV: Kendaraan listrik

FDI: Investasi Asing Langsung

GRK: Gas Rumah Kaca

PDB: Produk Domestik Bruto

GFCP: Program Kota Masa Depan Global

ITDP: Institute for Transportation and Development Policy

ITS: Sistem Transportasi Cerdas

MOTI: Kementerian Perdagangan dan Industri

MoU: Nota Kesepahaman

NDC: Kontribusi yang Ditetapkan secara Nasional

NOx: Nitrogen Oksida

OECD: Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi

OPEC: Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi

OpEx: Biaya Operasional

PLN: PT Perusahaan Listrik Negara

PM: Materi Partikulat

PTIS: Sistem Informasi Transportasi Umum

RISTEK-BRIN: Kementerian Riset dan Teknologi Republik Indonesia

UKM: Usaha Kecil dan Menengah

SOx: Belerang Oksida

SPBKLU: Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum

SPKLU: Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum

TKDN: Tingkat Komponen Dalam Negeri

WEF: Forum Ekonomi Dunia

Page 7: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 1312

Metodologi

Connected Places Catapult melakukan penelitian primer (wawancara industri) dan penelitian sekunder

(studi berbasis pustaka) dari 13 Januari hingga 12 Maret 2021 untuk memahami dan mengevaluasi peluang

pasar bagi penyuplai e-mobilitas Inggris untuk memasuki pasar Indonesia dalam mendukung komitmen

Indonesia terhadap dekarbonisasi. Melakukan analisis kebutuhan, identifikasi celah, dan pemetaan peluang

kerjasama Inggris-Indonesia merupakan hasil penelitian dan wawancara.

Intelijen pemasaran didapatkan melalui penelitian dan analisis, evaluasi ahli internal, serta wawancara

dengan pemangku kepentingan regional utama sebagaimana berikut:

• Studi kepustakaan yang mencakup artikel jurnal akademis, instruksi dan laporan pemerintah nasional,

laporan tahunan perusahaan dan lembaga penelitian, Organisasi non-pemerintah (LSM) dan analisis yang

disponsori oleh bank pembangunan, serta berita lokal.

• Wawancara dengan para ahli dari LSM dan wadah pemikir, bisnis lokal, departemen pemerintah,

perusahaan konsultan dengan pengetahuan khusus mengenai e-mobilitas Indonesia, serta bank

pembangunan global maupun regional.

Daftar organisasi yang berpartisipasi dalam proses penelitian disertakan di bawah ini. Kami berterima kasih

karena telah bersedia berdiskusi bersama kami.

Sebagai tambahannya, daftar sumber penelitian telah kami sertakan dalam laporan. Setiap kesalahan

adalah tanggung jawab penulis. Namun, kami tidak dapat bertanggung jawab atas pembaruan apa pun yang

telah dilakukan terhadap informasi publik yang termasuk dalam versi penelitian ini terhitung sejak kami

melakukan penelitian.

Untuk informasi lebih lanjut atau pertanyaan mengenai laporan ini, silakan hubungi kami di email berikut:

[email protected]

Daftar organisasi yang diwawancarai

Asian Development Bank

BAPPEDA - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

BAPPENAS - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia

Dinas Perhubungan Bandung

Pemerintah Bali, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral

Kamar Dagang Inggris di Indonesia

Coventry University, Inggris dan Indonesia

Pemerintah Kota Denpasar

Dinas Perhubungan Denpasar

Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Gesits (PT WIKA)

Grütter Consulting

Institute for Essential Services Reform (IESR)

Institut Teknologi Bandung (ITB)

Institute for Transportation and Development Policy (ITDP)

Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya (ITS)

KADIN - Kamar Dagang dan Industri Indonesia

Kantor Walikota Liverpool

Microcab (UKM Inggris)

Mott MacDonald

PricewaterhouseCoopers (PwC)

Kerja Sama Sekretariat Daerah Kota Denpasar

The Business of Cities

The Society of Motor Manufacturers and Traders Ltd (SMMT)

Dinas Perhubungan Bandung

Universitas Udayana (CORE)

Konsorsium Inggris-Indonesia untuk Ilmu Interdisipliner (UKICIS)

Departemen Perdagangan Internasional Inggris (DIT)

Universitas Indonesia

Universitas Padjajaran

Dinas Energi dan Sumber Daya Alam Jawa Barat

Dinas Perhubungan Daerah Jawa Barat

Academia (18%)

Industry Associations/NGOs (21%)

Businesses (21%)

Government Stakeholders (ID & UK) (21%)

Page 8: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 1514

1 Pengantar Saat ini lebih dari separuh populasi dunia tinggal

di kota dan gaya hidup perkotaan telah membawa

banyak keuntungan dalam sosial ekonomi, tetapi

terdapat sejumlah tantangan, terutama yang terkait

dengan lingkungan. Salah satu sumber masalah kese-

hatan dan lingkungan yang paling umum di daerah

perkotaan adalah transportasi jalan raya, yang mana

hal tersebut masih menjadi kontributor utama dalam

pencemaran udara di lingkungan perkotaan. Selain

itu, kendaraan jalan raya menghasilkan emisi yang

berdampak pada gas rumah kaca (GRK) juga berkon-

tribusi terhadap krisis iklim global, yang secara signi-

fikan meningkatkan risiko terjadinya cuaca ekstrem

dan bencana alam seperti banjir, angin topan, dan

gempa bumi. Di negara seperti Indonesia, yang

terdiri dari pulau-pulau besar dan kepulauan yang

rawan akan bencana alam yang dahsyat, pemanasan

dunia yang cepat akan meningkatkan permukaan

laut, meningkatkan suhu, dan melonjaknya badai

tropis. Meningkatkan aspek negatif transportasi di

atas, kelompok kelas menengah yang berkembang

menyebabkan tingkat konsumsi barang yang lebih

tinggi, di antaranya tingkat pemakaian kendaraan

pribadi yang lebih tinggi, dengan peningkatan

polutan yang berdampak negatif terhadap kualitas

udara dan kesehatan. Karena urbanisasi yang cepat

terus membentuk ekonomi, pemerintah pusat dan

daerah harus menemukan cara untuk menyeimbang-

kan dan menyediakan infrastruktur, layanan publik,

dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

I https://www.itdp.org/event/2021-sustainable-transport-award-ceremony/

Melalui program Innovating for Clean Air (IfCA),

Connected Places Catapult dan tim Kedutaan Besar

Inggris di Indonesia mendukung ekonomi ke-10,

dan terbesar di Asia Tenggara, dalam aspirasinya

untuk mengatasi tantangan ini melalui penerapan

solusi e-mobilitas dan intervensi kebijakan yang

mendukung. Saat ini, sebagian besar kendaraan

menggunakan bensin dan solar, dan seiring dengan

meningkatnya jumlah kendaraan di jalan raya,

konsumsi bahan bakar tersebut juga meningkat,

sehingga menekan rantai suplai global, yang

menyebabkan fluktuasi harga dan akses yang tidak

pasti untuk persediaan. Indonesia adalah anggota

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC),

namun karena tingkat permintaan yang tinggi,

Indonesia juga merupakan importir minyak. Salah

satu faktor dalam aspirasi negara untuk beralih ke

sumber energi terbarukan adalah kebutuhan untuk

mengurangi modal yang dibelanjakan untuk impor

guna memenuhi permintaan domestik yang terus

meningkat. Pada saat yang bersamaan, Indonesia

berkomitmen untuk mengurangi emisi GRK terkait

dengan keanggotaannya dalam Persetujuan Paris

2015 Target pengurangannya menjadikan e-mobilitas

sebagai kebutuhan strategis jika negara tersebut

ingin memenuhi skala waktu pengurangan emisi.

Untuk menangani persyaratan Persetujuan Paris

secara komprehensif, Indonesia berupaya mengubah

sektor transportasi melalui Rencana Aksi Nasional

Pengurangan GRK (RAN-GRK). Transformasi tersebut

hanya akan mungkin dilakukan melalui upaya kolab-

oratif dari pembuat kebijakan yang terkoordinasi di

semua tingkatan dan sektor swasta, yang disatukan

dalam pendekatan strategis secara keseluruhan.

Faktanya, upaya baru-baru ini mendapat tepuk

tangan dari komunitas internasional karena Jakarta

menerima Penghargaan Transportasi Berkelanjutan

yang bergengsi pada awal 2021I atas integrasi moda

transportasi yang menghubungkan ibu kota dan

kota satelit, pengoperasian armada bus listrik serta

promosi perjalanan aktif oleh pemerintah daerah.

Namun, agenda dekarbonisasi mobilitas perkotaan

tidak dapat dilihat secara terpisah sebagai komitmen

nasional terhadap tantangan global untuk mengurangi

pemanasan global. Hal tersebut merupakan peluang

sosial ekonomi bagi bangsa. Terdapat peluang untuk

memfokuskan penelitian dan industri menuju industri

global yang tumbuh cepat, dan untuk mendukung

penciptaan lapangan kerja baru, pertumbuhan

bisnis baru, dan perkembangan ekonomi. Laporan

ini juga melihat peluang ini melalui pandangan

kerja sama dengan perusahaan Inggris. Dengan

bermitra dengan institusi akademis lokal Indonesia,

industri dan pemerintah dalam memasuki pasar tak

jenuh ini, terdapat peluang untuk merangsang dan

mempercepat pertumbuhan dan perkembangan

ekosistem inovasi Indonesia yang dinamis.

Laporan ini mengacu pada pasar Indonesia untuk

mobilitas bertenaga listrik serta kondisi saat ini

yang mendukung ekosistem kendaraan listrik (EV)

Indonesia. Laporan tersebut menyoroti hambatan

dan peluang dalam ruang ini, terutama dengan

mengacu pada pendekatan kolaborasi antara

pemerintah pusat dan daerah Indonesia serta

bisnis dan mitra Inggris mereka.

Upaya pemerintah Indonesia baru-baru ini dalam

keputusan kebijakan, menetapkan target kendaraan

listrik dan program percontohan angkutan umum,

dikombinasikan dengan bisnis lokal di sektor ini,

telah menumbuhkan peluang pasar dan menarik

minat investor asing yang ingin terlibat dengan

pasar yang baru lahir namun berkembang ini.

Pada bagian laporan berikut ini, Connected Places

Catapult menguraikan pendekatan untuk keterlibatan

yang paling mungkin mengarah pada hasil yang

sukses dalam pengurangan polusi udara perkotaan,

penyerapan e-mobilitas, inovasi, dan pertumbuhan

penciptaan lapangan kerja untuk ekonomi lokal.

Connected Places Catapult

Connected Places Catapult menghubungkan bisnis

dan pemimpin sektor publik untuk penelitian mutakhir.

Kami membantu mengembangkan, menerapkan,

dan mengkomersialkan teknologi dan inovasi terbaru

untuk pasar yang ada, serta menciptakan permintaan

dan menumbuhkan pasar baru secara global. Dengan

sektor transportasi dan lingkungan buatan yang

menyumbang sebagian besar emisi di seluruh dunia,

kami memprioritaskan inovasi yang mengatasi karbon

dengan cara kami bepergian dan mengelola bangunan.

Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang

apa yang kami lakukan atau peluang yang diwakili

oleh Indonesia, silakan hubungi kami di

[email protected].

Page 9: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 1716

2 Menjabarkan Tantangan

Kombinasi geografi, perubahan demografis, dan turbulensi ekonomi membentuk status Indonesia

saat ini sebagai salah satu ekonomi Asia Tenggara terkuat dan juga menjadi salah satu kontributor

GRK dan polusi udara terbesar di kawasan ini. Dengan latar belakang tantangan sosial, ekonomi,

dan tata kelola yang kompleks, Indonesia tetap berkomitmen untuk mengurangi emisi hingga 41%

pada tahun 2030. Di bawah Agenda Pembangunan Global, Indonesia telah berupaya mewujudkan

pertumbuhan yang berkelanjutan, meningkatkan proyek pembiayaan ramah lingkungan, dan

mengurangi kerusakan ekologi keanekaragaman hayati. Melalui Ekonomi Hijau dan Kerangka

Pembangunan Rendah Karbon 2018, para pemimpin negara menyusun rencana ambisius untuk

mengatasi masalah iklim dan kualitas udara pada tiga bidang fokus yang luas: energi, mitigasi

berbasis lahan dan hutan, dan zona ekonomi khusus, dan menjadikan pertumbuhan bersih rendah

karbon sebagai bagian penting dari perjalanan urbanisasi Indonesia.

2.1 Pembangkitan Energi

I E-mobility options for ADB Developing member countries (2019). Informasi dapat dilihat di https://www.adb.org/sites/default/files/publication/494566/sdwp-060-e-mobility-options-adb-dmcs.pdf

II Supporting coal powered electricity companies is part of the Indonesian government’s post-Covid economy recovery plan: https://climateactiontracker.org/countries/indonesia/

Kontribusi yang Ditetapkan secara Nasional Indonesia (NDC Indonesia) menguraikan transisi negara menjadi

negara yang rendah karbon dan tahan iklim di masa depan. NDC menjelaskan mengenai tindakan yang

ditingkatkan dan lingkungan pendukung yang diperlukan selama periode 2015-2019 yang akan mendasarkan

tujuan yang lebih ambisius setelah tahun 2020, yang mana berkontribusi pada upaya bersama untuk

membatasi kenaikan suhu hingga 1.5°C di atas tingkat pra-industri hingga 2030. Untuk tahun 2020 dan

seterusnya, Indonesia membayangkan mencapai ketahanan iklim kepulauan sebagai hasil dari program

adaptasi dan mitigasi yang komprehensif serta strategi pengurangan risiko bencana. Indonesia telah

menetapkan tujuan ambisius untuk keberlanjutan terkait dengan produksi dan konsumsi pangan, air, dan

energi. Tujuan tersebut ditetapkan untuk dicapai dengan mendukung pemberdayaan dan peningkatan

kapasitas, ketentuan yang telah ditingkatkan mengenai kesehatan dan pendidikan, inovasi teknologi, dan

pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, sesuai dengan prinsip pemerintahan yang baik.

Tanpa komitmen yang kuat terhadap dekarbonisasi jaringan listrik energi dan pembatasan subsidi

bahan bakar fosil dalam sektor transportasi, namun, dampak upaya Indonesia pada pengurangan

emisi GRK kemungkinan besar akan terbatas. Selain itu, intensitas karbon yang lebih tinggi dari sistem

listrik Indonesia berarti bahwa terdapat biaya pengurangan marginal (misalnya, biaya pengurangan dampak

negatif lingkungan seperti polusi). Menurut Institut Teknologi Bandung (ITB), tanpa adanya intervensi

pemerintah lebih lanjut, sekitar 60% dari listrik Indonesia di tahun 2025 masih akan didukung oleh bahan bakar

fosil, terutama dengan batu bara dan diesel. Asian Development Bank (ADB) juga mengaati bahwa “di negara-

negara seperti Indonesia [...], kegiatan penghijauan jaringan listrik harus menjadi prioritas utama”.I

Dalam beberapa bulan terakhir, setelah wabah Covid-19, dukungan untuk bahan bakar fosil Indonesia

semakin meningkat. Pada Januari, 2020, kemajuan perjalanan negara menuju energi terbarukan terhalang

karena negara telah membatasi harga batubara domestik pada US$20 per ton di bawah nilai pasar untuk

meningkatkan konsumsi. Negara berencana untuk mensubsidi bahan bakar bagi industri dan bisnis dengan

menggunakan sekitar 15% dari anggaran yang telah disediakan untuk peluncuran Rencana Pemulihan

Ekonomi Nasional. Selain itu, Rencana tersebut membuat ketentuan untuk mendukung perusahaan listrik

tenaga batu bara dengan dana yang dialokasikan.II

Pemerintah telah mengesahkan biodiesel ‘B30’, 30% bahan bakal berbasis kelapa sawit, dengan harapan

menurunkan impor bahan bakar dan meningkatkan konsumsi minyak kelapa sawit domestik. Meskipun

terdapat faktor ekonomi yang mendorong langkah tersebut, kelompok industri telah mengungkapkan

Page 10: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 1918

kekhawatiran bahwa bahan bakal campuran ini akan menyebabkan masalah mesin yang berpotensi

meningkatkan biaya pemeliharaan. Ada pula biaya lingkungan terkait dari produksi minyak kelapa sawit

dalam jumlah besar. Elektrifikasi tidak hanya dapat mengurangi dampak negatif tersebut, tetapi juga dapat

membawa berbagai manfaat positif lainnya dalam hal sosial ekonomi dan lingkungan terkait.

Elektrifikasi sektor transportasi memberikan potensi pengurangan GRK yang sangat besar, seiring

dengan perkembangan teknologi tinggi nasional dan industri berketerampilan tinggi. Opsi mobilitas

yang berkelanjutan, misalnya, menawarkan peluang untuk mendekarbonisasi transportasi di Indonesia. Dalam

hal emisi, kendaraan listrik memiliki performa yang jauh lebih baik daripada kendaraan tradisional. Saat ini, di

Uni Eropa, mobil berbahan bakar bensin dan diesel mengeluarkan gas CO2 tiga kali lebih banyak daripada mobil

listrik pada umumnya.I Dampak positif dari mobilitas listrik terhadap lingkungan kemungkinan besar dapat

diabaikan di kota-kota di Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena tingginya intensitas karbon dari sistem energi

yang ada. Nyatanya, para ahli merekomendasikan bahwa jaringan listrik perlu didekarbonisasi sebelum beralih

menggunakan EV.II Dengan demikian, hubungan antara pembangkitan energi dan kendaraan listrik memerlukan

eksplorasi lebih lanjut di luar lingkup pekerjaan ini. Namun, terdapat kebutuhan pasti yang diperlukan untuk

beralih ke energi terbarukan dan menjauhi ketergantungan bahan bakar fosil dengan arahan pemerintah.

“[Pertama], pola pikir perlu diubah - Indonesia telah menggunakan batu bara dan bensin sejak lama. Kedua, memberi insentif dan membuat orang-orang agar berani untuk menggunakan kendaraan bertenaga baterai. Ketiga, local content - untuk menciptakan transfer teknologi dan lapangan kerja lokal. Terakhir, kapasitas tinggi dibutuhkan untuk meluncurkan banyak kendaraan listrik. Kami membutuhkan peta jalan [yang lebih baik] untuk rencana infrastruktur nasional.”

Direktur Regional, BAPPENAS (Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional

Republik Indonesia)

Karena hal ini merupakan sektor industri yang masih terbilang baru secara global, pemerintah Indonesia memiliki peluang untuk membangun industri nasional berteknologi dan berketerampilan tinggi seputar pendekatannya terhadap agenda elektrifikasi.

I Transport and Environment Briefing, April 2020. How Clean are electric cars? T&E’s Analysis of Electric Car Life Cycle CO2 Emissions.

II E-mobility options for ADB Developing member countries (2019). Informasi dapat dilihat di https://www.adb.org/sites/default/files/publication/494566/sdwp-060-e-mobility-options-adb-dmcs.pdf

2.2 Urbanisasi, Emisi Karbon, dan Polusi Udara

III World Bank (2019) Time to ACT! Realizing Indonesia’s urban potential. *Between 1996 and 2016, each 1% increase in Indonesia’s urban population share = 1.4% increase in GDP per capita (vs 2.7% in East Asia and the Pacific)

IV Economist Intelligence Unit, 2016, ASEAN Cities: Stirring the Melting Pot

V Budi Haryanto, January 2015 “Climate Change and Urban Air Pollution Health Impacts in Indonesia” in book, Climate Change and Air Pollution, Springer 2015

VI Jakarta Post, January 2020 article on release of Health Metrics Report in December 2019. Pollution kills more than 230,000 Indonesians per year: Report - National - The Jakarta Post

VII Air Pollution in Indonesia - The National Bureau of Asian Research (NBR)

Indonesia telah mengalami siklus urbanisasi yang bergerak dari 12% menjadi hampir 56% selama 70 tahun

terakhir. Permintaan dari perkotaan kelas menengah yang sedang meningkat untuk barang-barang konsumsi,

aksesibilitas, dan kualitas penyampaian layanan publik dan swasta, khususnya penyediaan transportasi.III Ibu kota

Indonesia, Jakarta, diproyeksikan akan menyalip Tokyo dan mengeklaim gelar kota terpadat di dunia pada tahun

2030. Dengan bertambahnya 7 juta konsumen perkotaan antara 2015-2030, tekanan permintaan atas layanan

publik akan meningkat. Laju pertumbuhan rata-rata penduduk kelas menengah pada periode yang sama, secara

riil, diproyeksikan lebih dari 7% per tahun untuk kota-kota sekunder di Indonesia, seperti Bandung dan Surabaya,

yang sedang mengalami ekspansi pesat, walaupun dari basis yang lebih rendah (Gambar 1).IV

Pusat-pusat kota di seluruh dunia mengonsumsi sekitar 75% sumber daya alam dan menghasilkan 80% emisi

GRK. Tantangan di perkotaan terkait perubahan iklim dan kualitas udara harus diselesaikan. Pertumbuhan

perkotaan, dengan penggunaan kendaraan dan sistem transportasi yang lebih besar, meningkatkan polusi

udara. Menurut Climateworks Foundation, sektor transportasi menyumbang 26% emisi terkait energi di

Indonesia. Sementara, studi tahun 2018 lainnya mencatat bahwa transportasi menyumbang 80% polusi

udara perkotaan di negara ini, dan akan meningkat seiring dengan pertumbuhan perkotaan dan peningkatan

konsumsi energi.V Dampak ekonomi dan sosial dari polusi di kepulauan Indonesia sangat besar, dengan

perkiraan seperempat juta orang meninggal setiap tahun karena paparan terkait polusi.VI Di luar angka

kematian, masyarakat Indonesia juga menderita penyakit asma bronkial dan pernafasan tingkat tinggi. VII

Gambar 1 Kota terbesar di Indonesia: ukuran dan tingkat pertumbuhan selama 14 tahun ke depan, hingga 2035

0 250 500

<30%

30-40%

>40%

Populasi

Medan

Batam

Pekan Baru

Jakarta

Bandung

Cirebon

Surakarta

Yogyakarta

Semarang

Malang

Surabaya

Denpasar

Makassar

PertumbuhanPopulasi (%)

1m

10m

35m

Page 11: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 21Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia20

Kota-kota di Indonesia berpenduduk padat, di mana 56% penduduk saat ini tinggal di daerah perkotaan,

dan diperkirakan akan meningkat menjadi 68% pada tahun 2035. Namun, urbanisasi di Indonesia belum

membawa tingkat kekayaan yang sama seperti di negara tetangga.I Penelitian World Bank menunjukkan

bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita suatu negara harus meningkat secara signifikan sejalan

dengan pertumbuhan pada urbanisasi. Meskipun Indonesia memiliki tingkat urbanisasi yang tinggi, namun

Indonesia memiliki kekurangan infrastruktur endemik yang membatasi kemampuan untuk memperoleh

manfaatnya.II

Beberapa kota di Indonesia menghadapi tantangan besar, khususnya di bidang transportasi. Transportasi

merupakan penyebab utama polusi dan emisi udara di kota-kota Indonesia. Sektor ini menyumbang 70%

polusi di seluruh pusat perkotaan,III sementara transportasi bermotor menyumbang hampir seperempat

emisi GRK.IV

Kendaraan roda dua (sepeda motor atau skuter) merupakan moda transportasi yang dominan di Indonesia.

Hampir tiga perempat dari semua kendaraan (sekitar 76% pada 2019) merupakan kendaraan roda dua.

Jaringan jalan sangat padat dengan kecepatan rata-rata turun di bawah 10 kph saat jam sibuk dan emisi

terkait berkontribusi pada kualitas udara yang buruk. Terlepas dari inisiatif kebijakan utama terkait moda

transportasi alternatif, seperti Bus Rapid Transit dan Mass Rapid Transit di Jakarta, jumlah sepeda motor terus

bertambah karena kemudahan pembelian dan kurangnya pemeriksaan izin.V

Kota-kota di Indonesia sangat tercemar berdasarkan standar global. Dua puluh dari dua puluh delapan wilayah

metropolitan memiliki polusi udara luar ruangan yang tidak aman pada tahun 2015, yang mengurangi harapan

hidup penduduk Jakarta hingga 2,3 tahun.VI Faktanya, 70% penduduk kota di Indonesia mengenal “polusi yang

rendah” sebagai masalah lingkungan perkotaan yang paling penting.VII . Kota-kota di Indonesia juga sangat

tercemar dibandingkan dengan kota-kota Asia-Pasifik (A-PAC) lainnya. Tingkat polusi rata-rata tahunan (PM2.5)

menempatkan dua kota di Indonesia, Surabaya dan Bandung, ke dalam 150 kota paling tercemar secara global

dan tingkat polusi cenderung tinggi sepanjang tahun, dengan sedikitnya variabilitas tahunan dan hari di mana

kualitas udara sesuai dengan pedoman udara segar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).VIII

Karena daerah perkotaan merupakan pusat pertumbuhan dan inovasi yang penting, laporan

ini berfokus pada tiga kota terbesar di Indonesia: Bandung, Denpasar, dan Surabaya. Dalam siklus

urbanisasi berikutnya, ketika inovasi dan pembangunan berkembang melampaui ibu kota negara dan kota

terbesar, Jakarta, terdapat peluang bagi proses urbanisasi dan inovasi ini untuk menghasilkan produktivitas

dan efisiensi yang jauh lebih kuat. Jika dikelola dengan baik, hal tersebut juga dapat membantu memastikan

bahwa pertumbuhan dan ekspansi dapat berkelanjutan dari segi lingkungan, serta mendukung pertumbuhan

ekonomi dan sosial daerah seiring dengan berkembangnya industri lokal dan nasional baru untuk

mendukung agenda elektrifikasi mobilitas.

I Indonesia Is Not Reaping the Full Benefits of Urbanization | Indonesia Investments (indonesia-investments.com) 20 December 2017

II Infrastructure Development & Economy in Indonesia - Analysis | Indonesia Investments (indonesia-investments.com), December, 2017

III Leung, K. 2016. “Indonesia’s Summary Transport Assessment.” Asian Development Bank papers on Indonesia, No. 15, Asian Development Bank, Mandaluyong, Philippines

IV Transport | UNEP - UN Environment Programme mencatat bahwa seperempat emisi GRK berasal dari sektor transportasi secara global

V Leeds Institute of Transport Studies, 2020

VI World Bank (2019) Time to ACT! Realizing Indonesia’s urban potential

VII World Bank (2019) Time to ACT! Realizing Indonesia’s urban potential

VIII https://air.plumelabs.com/en/ *Di antara 474 kota yang diukur sebagai bagian dari Indeks Tipologi Kota The Business of Cities

Page 12: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 2322

3 Kesempatan E-mobilitas

E-mobilitas umumnya didefinisikan sebagai penggunaan kendaraan, produk, layanan, dan sistem

pendukung yang bertenaga listrik, termasuk desain kendaraan yang tidak bergantung pada bahan

bakar fosil. E-mobilitas, dalam konteks laporan ini, juga mencakup serangkaian program, percobaan,

dan inisiatif pemerintah yang dirancang untuk mempromosikan penggunaan EV di Indonesia.

I https://www.robiotic.com/en/blog/posts/e-mobility-iot-makes-driving-a-digital-experience/

II Zeke Hausfather, 2020. Factcheck: How electric vehicles help to tackle climate change (carbonbrief.org)

III https://files.danfoss.com/download/CorporateCommunication/UrbanEfficiency/Navigant-1,5-in-Urban-Areas.pdf

IV https://www.weforum.org/agenda/2020/06/e-mobility-heart-of-green-recovery/

V IPCC report: https://www.ipcc.ch/site/assets/uploads/2018/02/ipcc_wg3_ar5_chapter8.pdf

VI https://www.who.int/health-topics/air-pollution#tab=tab_1

VII Ekstrapolasi perkiraan regional untuk perekonomian Eropa, India, dan perekonomian besar lainnya.

“E-mobilitas akan menjadi komponen utama gaya hidup perkotaan yang cerdas dan hemat sumber daya.”Patrick Lüke, RobioticI

Potensi e-mobilitas telah dinyatakan secara globalII:

Elektrifikasi transportasi dapat menjadi pendorong

terbesar untuk beralih dari skenario iklim Bisnis

Seperti Biasa (BAU) ke jalur 1,5°C yang sesuai dengan

Perjanjian Paris 2015. Jika seluruh kota mengubah

transportasi pribadi dan umumnya ke transportasi

listrik, maka mereka sudah lebih dari seperempat

jalan untuk menuju pencapaian Perjanjian Paris

2015.III Tingkat polusi udara dan kemacetan yang

tinggi serta keterjangkauan dan jangkauan transpor-

tasi umum yang rendah mengindikasikan adanya

keharusan yang mendesak untuk mengalihkan solusi

angkutan massal ke moda operasi listrik. Potensi

untuk mengurangi emisi NOx, SOx,, dan materi

partikulat global akan meningkatkan kelayakan

hidup perkotaan secara substansial dan mengurangi

sejumlah penyakit dan dampak negatif terkait

kesehatan yang terdokumentasi dengan baik.

Menurut Forum Ekonomi Dunia (WEF), e-mobilitas

tetap menjadi "salah satu solusi terbaik untuk

memerangi tantangan ganda krisis ekonomi dan

iklim.”IV E-mobilitas memiliki potensi tidak hanya

untuk mengurangi emisi GRK global, tetapi juga

untuk mengurangi polusi udara dan menciptakan

lapangan kerja baru. Penciptaan kapabilitas manufak-

tur lokal untuk EV, baterai, dan penyimpanan baterai

akan menghasilkan pendapatan sebagai sektor indus-

tri yang sedang berkembang. Banyaknya negara yang

menciptakan pasar domestik untuk EV dan produk

terkait baterai, maka mereka berpotensi untuk

mengekspor ke negara tetangga. Secara geografis,

Indonesia berada pada posisi khusus berdasarkan

rantai pasokan dan nilai EV. Jika negara ini bergerak

naik dalam rantai nilai, mulai dari hanya mengekspor

bahan mentah baterai dan komponen EV terkait

lainnya, hingga memproduksinya, maka dampaknya

terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan

akan sangat besar karena dapat menjadi pemimpin

global dalam mengekspor komponen bernilai tinggi

di pasar EV global yang terus berkembang.

Untuk semua alasan ini, pergeseran ke e-mobilitas

dapat meningkatkan kualitas hidup yang

signifikan. Program Lingkungan Perserikatan

Bangsa-Bangsa terkait E-Mobilitas mencatat bahwa

seperempat emisi karbon di seluruh dunia berasal

dari transportasi dan diperkirakan meningkat

menjadi sepertiga, lebih cepat daripada sektor

lain mana pun. Ringkasnya, e-mobilitas dapat

mengurangi kenaikan emisi lebih lanjut dan

memberikan sejumlah manfaat yang berharga.

• Potensi pengurangan emisi: Transportasi

menyumbang 23% emisi GRK terkait energi global

- dan 34% dari potensi pengurangan emisi GRK

perkotaan tahun 2050.V

• Potensi pengurangan polusi udara:

Transportasi juga merupakan kontributor utama

polusi udara, terhitung sekitar setengah dari emisi

NOx, SOx, dan emisi materi partikulat global.

Sekitar 90% orang yang tinggal di perkotaan

saat ini terpapar tingkat polusi udara yang

melebihi batas WHO.VI Pergeseran ke mobilitas

berkelanjutan berpotensi menurunkan tingkat

ini secara signifikan, tergantung pada skala

peluncuran angkutan listrik massal, penurunan

jumlah keseluruhan kendaraan di jalan raya, dan

elektrifikasi armada.

• Potensi penciptaan lapangan kerja:

IIndonesia berada pada posisi yang tepat untuk

menjadi bagian dari industri e-mobilitas, yang

secara luas diharapkan dapat menciptakan

puluhan juta pekerjaan pada tahun 2030.VII

Page 13: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 2524

3.1 Tantangan Dampak E-mobilitas di Indonesia

Saat ini, dampak e-mobilitas terhadap

pengurangan GRK relatif lebih rendah di kota-

kota di Indonesia karena tingginya intensitas

karbon dari sistem kelistrikan yang ada.

Faktor jaringan listrik Indonesia saat ini hampir

dua kali lipat dari negara-negara terdekat, seperti

Thailand dan Laos. Hal ini menunjukkan bahwa

dampak EV terhadap emisi akan jauh lebih rendah

saat ini. ADB mengamati bahwa "Memulai EV atau

menghijaukan jaringan listrik secara bersamaan

dengan promosi EV diangcelah sebagai strategi yang

tidak efektif karena penghijauan jaringan listrik,

secara umum, membutuhkan banyak waktu karena

masa pakai unit produksi energi yang panjang.”I

Faktanya, tanpa jaringan listrik hijau, pergeseran ke

kendaraan listrik dapat berdampak negatif jika hal

tersebut mendorong lebih banyak konsumsi listrik

dari sumber bahan bakar fosil.

Mengingat faktor jaringan listrik Indonesia

yang tinggi, peluang utama jangka pendek

untuk e-mobilitas saat ini adalah pada

peningkatan kualitas udara yang berfokus

pada elektrifikasi armada yang dikelola

pemerintah di perkotaan. Kendaraan yang lebih

sering digunakan memiliki penghematan terbaik

dan menghasilkan dampak jangka pendek terbesar

dan dapat dibuktikan karena rendahnya OpEx pada

EV. Armada transportasi massal dan kendaraan

komersial memiliki potensi penghematan OpEx yang

jauh lebih besar dibandingkan kendaraan pribadi

karena jarak tempuh yang jauh lebih tinggi. Selain

lebih menguntungkan daripada kendaraan listrik

untuk penumpang, pasar kendaraan komersial

utamanya beroperasi antar kota-kota besar dan di

dalamnya, di mana tingkat polusi udara paling tinggi.

Artinya, fokus pada armada angkutan massal dan

kendaraan komersial berpotensi mengurangi polusi

udara secara signifikan - terutama di kota-kota besar.

I https://www.adb.org/sites/default/files/publication/494566/sdwp-060-e-mobility-options-adb-dmcs.pdf

3.2 Jenis EVs

Terdapat banyak jenis e-mobilitas, beberapa di

antaranya sedang dalam perencanaan penyebaran

skala besar dalam konteks Indonesia. Untuk tujuan

studi ini, kami hanya mempertimbangkan

bentuk-bentuk e-mobilitas yang sudah siap

atau hampir siap untuk penyebaran skala

besar, atau memiliki kapabilitas atau potensi

di masa depan dalam jangka pendek hingga

menengah. Kami berfokus pada bentuk e-mobilitas

yang memiliki potensi tertinggi untuk penghematan

OpEx dan pengurangan polusi, terutama distribusi

panjang perjalanan dan pengaruh terhadap kategori

yang dipilih. Penentuan prioritas berdasarkan

kesiapan penyebaran dan kematangan masing-mas-

ing moda transportasi dirangkum dalam Tabel 1 yang

meliputi:

• Sepeda motor listrik kargo jarak jauh

• Bus dan minibus listrik serta kendaraan besar

• Sepeda motor listrik pribadi dan kendaraan

roda dua lainnya (untuk keperluan dokumen ini,

sepeda motor mengacu pada semua kendaraan

roda dua bertenaga, termasuk skuter, yang

merupakan mayoritas pasar)

Terkait kelayakan pasar di Indonesia saat ini, studi

ini tidak mempertimbangkan secara rinci jenis

kendaraan berikut:

• Mobil listrik pribadi

• Taksi listrik

• Sepeda listrik

Kurangnya opsi pengisian cepat di kota-kota di

Indonesia saat ini menjadikan lingkungan taksi

listrik kurang layak. Kebutuhan akan opsi pengisian

cepat akan sangat berkaitan dengan kemungkinan

taksi listrik untuk menempuh jarak yang lebih jauh

pada hari Jumat dan Sabtu malam, di mana sebagian

besar bisnis mingguan mereka terkonsentrasi. Namun

demikian, perusahaan taksi listrik dapat bertindak

sebagai pengadopsi awal dan pelobi yang kuat untuk

melakukan elektrifikasi pada armada mereka.

Sepeda listrik tidak dipertimbangkan sebagai pilihan pertama yang layak untuk elektrifikasi. Sepeda motor

merupakan moda transportasi utama bagi banyak orang, termasuk perjalanan jauh, sehingga menggantinya

dengan sepeda listrik akan membatasi mobilitas. Kekhawatiran yang ada terkait sepeda motor listrik, seperti

kurangnya kapasitas baterai dan daya motor yang rendah, juga terjadi pada sepeda listrik. Hanya sedikit upaya

yang dilakukan untuk pemberlakuan strategi nasional atau daerah dalam mempromosikannya, termasuk

peraturan penggunaannya di jalan baru diterapkan pada akhir tahun 2020.II

Table 1: Jenis EV dan statusnya saat ini di pasar Indonesia

Siap atau hampir siap untuk penerapan skala besar

Kapabilitas atau potensi di masa depan

Bukan prioritas saat ini

Sepeda motor listrik kargo

jarak jauh

Sepeda motor listrik pribadi

dan kendaraan roda dua

lainnya

Mobil listrik pribadi

Bus listrik Minibus/angkot listrik dan

angkutan umum lainnya

dengan ukuran lebih kecil

Taksi listrik (meskipun uji coba

sedang berlangsung)

“Infrastruktur perdagangan berkembang dengan baik di Denpasar. Jadi, e-mobilitas harus terjangkau oleh UKM kita. Mayoritas UKM kami menggunakan kendaraan roda dua. Kita juga perlu menganalisis berapa proporsi masyarakat yang menggunakan angkutan umum dibandingkan dengan mereka yang menggunakan kendaraan pribadi. Berbeda dengan negara lain yang masyarakatnya mengandalkan angkutan umum. Di sini, di Bali, satu keluarga dapat memiliki empat sepeda motor.”Kepala Bagian Kerjasama Setda Kota Denpasar

II https://en.minanews.net/indonesia-to-include-electric-bicycle-in-the-third-vehicle-type/

Page 14: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 2726

3.3 Sejarah Program E-mobilitas Indonesia dan Pelaku Utamanya

I https://bisnis.tempo.co/read/1074289/menperin-industri-otomotif-sumbang-1016-persen-ke-pdb

II https://theicct.org/sites/default/files/publications/Indonesia-sootfree-CBA-02182020.pdf

Pertumbuhan ekonomi Indonesia telah memberinya kemampuan untuk memperoleh berbagai pilihan trans-

portasi umum dan pribadi. Kelas menengah Indonesia telah berkembang, demikian pula akuisisi kendaraan

baru, dengan pertumbuhan tahunan rata-rata sekitar 7% per tahun selama dua dekade terakhir. Selain itu,

Indonesia merupakan produsen kendaraan penumpang terbesar kedua di kawasan. Indonesia merupakan

pasar impor penting untuk kendaraan dari Cina, Jepang, Thailand, dan Korea Selatan. Secara keseluruhan,

industri otomotif Indonesia memberikan kontribusi sebesar 10,2% terhadap PDB nasional pada tahun 2018.I

Karena basis manufaktur domestiknya, Indonesia berada di posisi yang tepat untuk mengambil

bagian di industri e-mobilitas yang diharapkan dapat menciptakan jutaan pekerjaan secara global

pada tahun 2030, terlepas dari kebutuhan negara untuk memusatkan keterampilan dan rantai

pasokan dari mesin pembakaran internal (ICE) ke mesin yang bertenaga listrik. Suksesnya hal

tersebut akan memberikan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan yang besar bagi negara,

baik di tingkat nasional maupun daerah.

Dalam menghadapi meningkatnya kekhawatiran tentang polusi udara, penggunaan kendaraan pribadi yang

terus meningkat (penjualan mobil penumpang diperkirakan akan mencapai 1,8 juta per tahun pada tahun

2050, dan sepeda motor hampir 13 juta pada tahun 2030)II dan kontribusi besar transportasi bermotor

terhadap emisi CO2 saat ini (terutama di perkotaan), Indonesia mengalihkan perhatiannya ke opsi e-mobilitas.

Struktur organisasi di bawah ini (Gambar 2) merangkum lanskap e-mobilitas saat ini di Indonesia dalam hal

tanggung jawab pelaku sektor publik dan swasta.

Gambar 2: Ekosistem e-mobilitas di kota-kota di Indonesia, Sumber: Asian Development Bank

Negara

Kementerian Perindustrian

(mengawasi industri otomotif)

Angkutan Umum(badan usaha milik kota)

BPPT(Perkembangan Teknologi Baru)

LG chem(menginvestasikan $9,8

miliar pada produksi baterai)

Trans Sarbagita(armada yang sangat kecil,

melayani seluruh Bali)

Trans Subaraya(hanya memiliki armada

bus kecil)

Trans Bandung(armada yang sangat kecil)

TransJakarta(mengawasi jaringan transportasi Jakarta,

termasuk uji coba jaringan)

Grab(meluncurkan 5.000 EV di

seluruh Indonesia)

GoJek(Sepeda motor listrik yang dapat disewa pengemudi

sejak 2019)

Tesla(mengeksplorasi konstruksi

gigafactory)

Bluebird(melakukan uji coba dengan

BYD dan Tesla)

PLN(Distributor Listrik)

Pertamina(Minyak dan Gas)

LEN(Produk Listrik)

Jasamarga(jalan tol)

Badan Pengkajian

Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri

Kementerian Riset dan Teknologi

Pemerintah Kota

BandungDenasar

Surabayar

Kementerian BUMN

Kementerian Koordinator Bidang

Kemaritiman dan Investasi

Menkoordinasikan Investasi antar kementerian

Menangani infrastruktur pengisi

daya, harga, & model bisnis

Bertanggung jawab atas elektrifikasi

transportasi umum

Kementerian Energi dan Sumber

Daya Mineral

KementarianPerhubungan

Sektor Swasta

Perusahaan leasingPerusahaan taksiProduksi bateriaProduksi Kendaraan Listrik

Penyedia Bus Swasta

DAMRI ToyotaHyundai

BYDHonda

Fokus Nasional

Fokus Kota

Pasar e-mobilitas Indonesia terkonsentrasi pada tahap pertumbuhan awal karena pilihan yang terbatas,

hambatan harga yang tinggi, dan ketergantungan pada mesin pembakaran internal (ICE). Kontributor pasar

utama, termasuk Gesits (start-up sepeda motor listrik roda dua lokal), Mitsubishi (pelopor mobil penumpang

hibrida dan baterai), dan BYD (pelopor bus listrik di Tiongkok). Sektor infrastruktur pengisian daya untuk

EV dipimpin oleh PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), yang merupakan perusahaan listrik milik negara

Indonesia.III Pemerintah Indonesia sering menyatakan ambisi untuk menjadi salah satu negara produsen

baterai terbesar untuk EV karena Indonesia memiliki sumber daya alam yang tinggi, seperti nikel, salah satu

komponen baterai utama. Pencapaian ini akan mengubah Indonesia dari importir EV dan komponennya yang

bervolume tinggi yang potensial , menjadi eksportir bervolume tinggi.

Rencana energi nasional Indonesia telah menetapkan target yang ambisius untuk jumlah EV

yang beroperasi, yang secara umum sesuai dengan tujuan Perjanjian Paris 2015. Pada tahun 2017,

Rencana Umum Energi Nasional Indonesia memproyeksikan 2.200 EV, 711.000 hibrida, dan 2.100.000

kendaraan roda dua listrik di jalanan pada tahun 2025 (atau masing-masing 4m, 8m, dan 13m pada

tahun 2050). Angka tersebut tidak jauh dari tolok ukur yang sesuai dengan tujuan Perjanjian Paris (yang

membutuhkan elektrifikasi sekitar sepertiga dari total armada kendaraan pada tahun 2030)IV (Tabel 2 dan 3).

III https://www.researchandmarkets.com/reports/5144792/growth-opportunity-analysis-of-the-indonesian?utm_source=CI&utm_medium=PressRelease&utm_code=2zq6ll&utm_campaign=1440712+-+Growth+Opportunities+in+the+Indonesian+Electric+Vehicle+(EV)+Market%3a+Competitor+Profiles+Including+BYD%2c+GESITS%2c+Mitsubishi+and+PLN&utm_exec=cari18prd

IV https://iesr.or.id/download/final_the-role-of-ev-in-decarbonizing-road-transport-sector-in-indonesia-pdf

Page 15: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 2928

Tabel 2: Perkiraan kumulatif untuk kendaraan dan infrastruktur listrik berbasis baterai berdasarkan jenis (2021-2025); Sumber: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2020

Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU)

Pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Roda 2 Roda 4 Bus

Lainnya (sepeda, truk, ambulans, mesin api bertenaga listrik)

Kementerian / Lembaga Negara

510 48 801 907 76 209

Pemerintah Daerah

35 63 67,569 9,224 1,154 8

Badan Usaha Milik Negara

1,341 56,521 21,349 1,087 5,213 0

Kepemilikan swasta

10,000 31,413 625,975 16,190 1,821 5,760

Total 11,886 88,045 715,694 27,408 8,264 5,977

Tabel 3: Perkiraan pasar untuk kendaraan dan infrastruktur listrik berbasis baterai berdasarkan jenis dan tahun (2021-2025); Sumber: Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2020

2021 2022 2023 2024 2025 Total

Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU)

1,103 1,179 3,350 3,527 2,727 11,886

Pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU)

14,610 14,211 16,799 18,261 24,164 88,045

Sepeda motor listrik 41,474 139,250 171,786 227,409 135,775 715,694

Mobil listrik 2,523 3,941 7,545 7,199 6,200 27,408

Bus listrik 220 717 2,866 2,111 2,350 8,264

Lainnya (sepeda, truk, ambulans, mesin api bertenaga listrik)

1,032 1,084 1,143 2,253 465 5,977

“Kita memiliki target untuk menambah stasiun pengisian untuk kendaraan listrik: 2.400 stasiun hingga 2025, dari 20 unit yang beroperasi saat ini. Beberapa undang-undang masih diperlukan bagi investor untuk bekerja sama dengan PLN untuk mempersiapkan peluncurannya. Pemerintah daerah dapat memberikan insentifnya sendiri.” Direktur Regional, BAPPENAS

Pemerintah pusat telah mengeluarkan peraturan untuk mendukung pencapaian target ini,

tetapi insentif dan peta jalan tindakan tertentu belum ditetapkan. Pada 2019, pemerintah mengel-

uarkan peraturan untuk meningkatkan industri EV dalam negeri dan mendukung pencapaian target, serta

mengumumkan bahwa 20% dari semua kendaraan yang diproduksi di dalam negeri akan menjadi rendah

karbon pada tahun 2025.I Insentif finansial, seperti impor dan potongan pajak nilai serta diskon harga listrik

untuk pengisian daya telah dikeluarkan. Namun, detail insentif tersbut belum didefinisikan dengan baik, dan

peraturan tersebut belum memberikan peta jalan atau detail pendukung yang jelas. Kementerian Perhubun-

gan diharapkan mengeluarkan peta jalan nasional hingga 2030 pada akhir Maret 2021.

“Ini juga tentang kepercayaan masyarakat, karena kebanyakan dari kita di sini adalah kelas menengah ke bawah dan masih menggunakan kendaraan roda dua. Terlepas dari roadshow, banyak yang mempertanyakan ketahanan kendaraan listrik dan ketersediaan infrastruktur stasiun pengisian daya. Menurut saya, Pemerintah harus fokus ke stasiun pengisian dulu, sehingga masyarakat merasa yakin dalam membeli kendaraan listrik.”Profesor, Universitas Udayana

I https://indonesien.ahk.de/en/infocenter/news/news-details/indonesia-takes-another-step-forward-in-adopting-electric-cars

Page 16: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 3130

Gambar 3 menunjukkan timeline peristiwa-peristiwa penting yang terkait dengan ekosistem e-mobilitas

Indonesia. Rencana pasokan listrik nasional terbaru mencakup rencana strategis untuk mengembangkan

infrastruktur pengisian daya EV dengan target 2.400 stasiun pengisian daya di seluruh negeri pada tahun

2025.I Perusahaan utilitas milik negara, PLN, telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan 20

perusahaan untuk mendorong adopsi EV di Indonesia. Tiga belas perusahaan akan memberikan dukungan

dengan pemasangan stasiun pengisian, enam perusahaan akan membantu memproduksi kendaraan, dan

satu perusahaan membantu mengembangkan pengisi dayanya. Perusahaan-perusahaan yang telah dipilih

untuk menyediakan infrastruktur pengisian dengan memasang stasiun pengisian termasuk perusahaan

ride-hailing yang sedang bersaing (Gojek dan Grab), operator jalan tol ( Jasa Marga), perusahaan energi

(Pertamina), operator Bus Rapid Transit atau BRT (Transjakarta), dan pemberi pinjaman swasta terbesar di

Indonesia (BCA). Produsen elektronik milik negara, PT Len Industri, akan didukung oleh Badan Pengkajian

dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk mengembangkan stasiun pengisian daya buatan sendiri.II

• Kelompok yang diberi tugas untuk membangun EV, terdiri dari enam pembuat mobil internasional.

Kelompo yang telah dilaporkan termasuk DFSK China, Mitsubishi Jepang, BMW Jerman, dan Gesits

Indonesia.

• Selain itu, masih banyak percobaan yang sedang berlangsung di seluruh negeri, termasuk

TransJakarta (bus listrik), BlueBird (taksi listrik), Grab (taksi dan skuter listrik), dan Gojek (skuter listrik).

• Kerangka hukum diberlakukan untuk kendaraan listrik guna mendorong produksi dalam

negeri. Berdasarkan Keputusan Presiden, mobil listrik yang diproduksi di Indonesia harus mengandung

minimal 35% komponen lokal (diproduksi di Indonesia) pada tahun 2021, 40% pada tahun 2023, 60% pada

tahun 2029, dan 80% pada tahun 2030.III Peningkatan persyaratan kandungan lokal mengikuti trajektori

industri yang lebih matang - dari konstruksi hingga otomotif mesin pembakaran internal (ICE) tradisional -

yang telah memiliki lebih dari 80% kandungan lokal.

I https://opengovasia.com/more-charging-stations-to-drive-electric-vehicle-uptake-in-indonesia/

II https://www.len.co.id/resmi-beroperasi-fast-charging-station-bppt-di-bandung-siap-tingkatkan-local-content/

III https://indonesien.ahk.de/infothek/indonesia-issues-legal-framework-for-electric-vehicles

Rencana Umum Energi Nasional Indonesia menargetkan

2.200 EV, 711.000 hibrida, dan 2.100.000 kendaraan roda

dua listrik yang beroperasi di jalanan di tahun 2025.

PLN meluncurkan stasiun pengisian daya listrik

pertama di Indonesia

TransJakarta meluncurkan percobaan

bus listrik

Grab meluncurkan armada kendaraan listrik

di Jakarta dan Bali

Publikasi peraturan baru terkait produksi

dan pengujian EV

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan LG chemicals – investasi $9,8 miliar pada produksi baterai

2017 2019

Jan 2020 Dec 2020

June 2020

Jan 2019

Gambar 3: Timeline peristiwa-peristiwa penting terkait ekosistem e-mobilitas Indonesia

Pengalaman internasional menunjukkan perlunya intervensi spektrum penuh yang mempertimbangkan

e-mobilitas beserta perubahan sistem energi, perencanaan strategis, dan inovasi kebijakan yang lebih luas. Hal

ini lebih mudah bagi negara-negara dengan PDB yang lebih kecil, terbatas secara geografis, dan tingkat tinggi.

Terdapat elemen risiko bagi perusahaan yang memasuki ruang e-mobilitas di Indonesia jika ekosistemnya

tidak berjalan dengan lancar. Dalam konteks perkotaan, pengalaman kota-kota terkemuka menunjuk-

kan bahwa e-mobilitas lebih mungkin berkembang ketika terdapat:

• Insentif publik, pembebasan, dan jalur preferensial

• Infrastruktur pengisian yang memadai yang dipasang di seluruh ruang metropolitan

• Diadopsi oleh lembaga besar atau armada publik

• Pembatasan dan disinsentif bagi non-EV yang memasuki kota atau pusat kota

• Subsidi terkait penggunaan kendaraan dan jarak tempuh, ditambah akses ke modal. Fokus pada jarak

tempuh yang tinggi sangat efektif dari perspektif pengembalian Belanja Modal (CapEx): bus, truk, taksi,

penyedia mobilitas sebagai layanan (MaaS), berbagi mobil, dan becak.IV

Untuk negara-negara dengan wilayah geografis yang besar dan kompleks atau spektrum pendap-

atan dan perkembangan geografis yang lebih luas, pendekatan ‘building block’ skala kecil, dipan-

dang lebih praktis dan logis. Oleh karena itu, Indonesia tidak mungkin mengadopsi kebijakan nasional di

bidang produksi, distribusi, dan pengelolaan energi, serta transisi mobilitas umum dan pribadi ke EV dalam

waktu singkat. Namun, penerapan skala kecil di seluruh layanan publik dengan penggunaan tinggi, seperti

pengumpulan sampah, dapat mendorong adopsi dan memacu pengembangan penerapan dengan skala yang

lebih luas.

IV CapEx EV secara signifikan lebih tinggi daripada kendaraan konvensional. Biaya pembelian tetap menjadi penghalang yang paling banyak

disebutkan untuk masuk ke pelanggan EV yang berpotensi, namun, insentif untuk pelanggan perorangan tidak termasuk dalam cakupan

penelitian ini.

Page 17: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 3332

3.4 Struktur dan Kebijakan Pemerintah

I https://www.researchgate.net/publication/331322400_Transport_Planning_and_Policies_in_Indonesia_Case_Studies_from_Indonesia

Ekosistem e-mobilitas di Indonesia ditandai dengan lanskap peraturan yang kompleks dan kurangnya

peta jalan yang jelas untuk peluncuran solusi e-mobilitas. Lanskap peraturan diperumit dengan kebijakan

transportasi yang terbagi antara pemerintah daerah dan pusat, serta menambah kesulitan bagi UKM asing yang

mencoba untuk fokus pada solusi sektor yang mungkin tidak diprioritaskan(misalnya, rencana pemulihan Covid-19

terbaru tidak memiliki pedoman keberlanjutan yang jelas). Belum ada rencana komprehensif yang disepakati

terkait bagaimana EV dapat diterapkan secara nasional, dan bagaimana EV bekerja satu sama lain. Selain itu, koor-

dinasi dan penegakan hukum menjadi tantangan di beberapa kementerian (lihat Tabel 4 di bawah): Kementerian

Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Perhubungan, Kementerian Keuangan, Kementerian

Perindustrian, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, PLN, Pertamina, serta produsen dan operator bus

baru, misalnya, tidak semuanya bekerja sama pada waktu yang sama atau pada level yang sama di semua kota.

Tabel 4: Peran dan tanggung jawab untuk E-mobilitas di Indonesia. Sumber: dikembangkan dari Wijaya & Imran, 2019I

Kementerian Peran dan Tanggung Jawab

Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional (BAPPENAS)

Menyusun perencanaan pembangunan nasional, termasuk

sektor transportasi

Kementerian Perhubungan Menyusun kebijakan transportasi nasional dan mengelola

operasi infrastruktur angkutan umum

Kementerian BUMN Mengelola infrastruktur transportasi nasional dan operasi

layanan transportasi umum; mengelola badan usaha milik

negara, seperti jalan tol dan rel kereta api

Kementerian Pekerjaan Umum

dan Perumahan

Menyusun kebijakan pembangunan jaringan jalan dan

jembatan nasional

Kementerian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan

Menyiapkan kebijakan nasional untuk pengendalian pence-ma-

ran dan pengelolaan dampak lingkungan sektor transportasi

Kementerian Dalam Negeri Mengatur program pembangunan di tingkat daerah (provinsi,

kota, dan kabupaten), termasuk untuk transportasi lokal

Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian

Mengembangkan kebijakan ekonomi dan fiskal nasional,

termasuk untuk sektor transportasi; memberikan kebijakan

ekonomi untuk transportasi perkotaan yang diusulkan oleh

kementerian lain

Kementerian Keuangan Menyiapkan anggaran negara, termasuk infrastruktur jalan

dan angkutan umum

Kementerian Energi dan Sumber

Daya Mineral

Mengembangkan perencanaan dan penyediaan energi,

termasuk untuk sektor transportasi

Kementerian Peran dan Tanggung Jawab

Kementerian Komunikasi dan

Informatika

Urusan komunikasi dan informasi

Kementerian Perdagangan Bertanggung jawab untuk memastikan komponen dalam

negeri lokal, TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri)

Kementerian Perindustrian Mengoordinasikan dan menyinkronkan perumusan, pene-

tapan, dan pelaksanaan kebijakan kementerian di bidang

perindustrian. Serta, melaksanakan bimbingan teknis dan

mengawasi implementasi kebijakan di industri

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Perusahaan listrik milik negara Indonesia

DAMRI (perusahaan angkutan motor

Republik Indonesia)

Badan Usaha Milik Negara yang melakukan pengangkutan

penumpang dan kargo di jalan raya dengan menggunakan

kendaraan bermotor

Pertamina Pertamina merupakan perusahaan energi nasional yang

sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia dengan

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai

Pemegang Saham

Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah (BAPPEDA)

Menyelenggarakan fungsi pemerintahan dan pembangunan

ketenagakerjaan dan ekonomi, perencanaan pembangunan

infrastruktur dan lain-lain

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia mengembangkan Grand Strategy Energi dengan

kendaraan listrik bertenaga baterai (BPEV) sebagai salah satu programnya. Selain itu, peta jalan BPEV juga

didukung dengan rencana pembangunan stasiun pengisian daya EV publik dan stasiun pertukaran baterai,

dengan rencana pembangunan 2.400 stasiun pengisian dan 10.000 stasiun pertukaran baterai pada tahun

2025, serta peningkatan daya listrik pada rumah tangga pemilik BPEV. Kementerian menetapkan Indonesia

Battery Holding (IBH) sebagai konsorsium beberapa BUMN: MIND ID, PT Pertamina, PT PLN, dan PT Aneka

Tambang. Perusahaan induk ini akan bertanggung jawab atas produksi baterai dari tambang nikel hingga

pembuatan baterai. Kementerian Perindustrian telah menyusun rencana ambisius untuk sektor EV dan

baterai di Indonesia yang menggabungkan konsep ekonomi melingkar. Indonesia merupakan salah satu

produsen nikel terbesar di dunia dan beraspirasi untuk mendapatkan nilai lebih dari cadangannya melalui

produksi baterai. Negara ini tidak memiliki litium tetapi, melalui pemrosesan daur ulang baterai, berharap

dapat menghasilkan pasokan yang cukup untuk menjadi pusat kegiatan ini.II

Tabel 5 merangkum hambatan umum dan tantangan kebijakan untuk memajukan inisiatif e-mobilitas di

negara ini. Selain tantangan operasi bisnis umum, literatur menunjukkan serangkaian hambatan tambahan

yang berlaku khusus untuk lanskap e-mobilitas Indonesia saat ini. Hal ini meliputi manufaktur, penyediaan

layanan dan hambatan kebijakan, infrastruktur, tantangan budaya dan tata kelola, serta tantangan yang

berkaitan dengan sikap dan prioritas. Hambatan-hambatan ini menunjukkan perbedaan kemajuan yang

dapat dicapai kota-kota di Indonesia, yang bergantung pada lembaga, kebijakan, kepemimpinan,

pengaruh keuangan, serta pendorong lain- seringkali secara bersamaan - untuk mencapai

pembangunan kota yang berkelanjutan.

II Indonesia to develop circular economy for EVs, boost battery industry - Business - The Jakarta Post

Page 18: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 3534

Tabel 5: Hambatan untuk memajukan e-mobilitas di Indonesia saat ini

Hambatan umum Hambatan khusus sektor e-mobilitas

Tantangan

kebijakan

Kesulitan membangun bisnis baru.

Masih terdapat birokrasi yang kompleks,

yang membuat pengaturan bisnis

menjadi sulit, di mana melibatkan 9-11

prosedur dan 20-60 hari (dibandingkan

dengan OECD atau Organisasi untuk

Kerja Sama dan Pembangunan

Ekonomi yang rata-rata terdiri dari

5 prosedur). Indonesia berada di

peringkat 166 secara global dalam

kemudahan berbisnis.I Diperlukan

waktu hingga 500 hari untuk

melaksanakan kontrak dengan

perubahan peraturan yang sering

dan tidak terduga, kurangnya kepastian

hukum dan kejelasan.

Selain itu, katalog elektronik merupakan

sesuatu yang dibutuhkan perusahaan

untuk mengakses sistem pengadaan

dan tentunya untuk memahami sistem

pengadaan sejak awal.

Tantangan yang berkaitan dengan

spesifikasi strategi Indonesia

yang ditimbulkan oleh persyaratan

komponen yang akan bersumber

di dalam negeri dan dimulainya

industri. Pembatasan kepemilikan

asing mempersempit bisnis ritel

yang mendukung mobil, sepeda motor,

kendaraan komersial, serta suku

cadang, yang saat ini mensyaratkan

100% kepemilikan dalam negeri.

Kepemilikan asing yang diizinkan

untuk perusahaan perawatan mobil

maksimum hingga 49%.

Pembatasan bisnis asing memasuki

pasar Indonesia. Indonesia memiliki

sistem kompleks dengan empat jenis

perizinan untuk perusahaan asing yang

mengimpor barang atau jasa. Selain

mematuhi perizinan, perusahaan harus

mengetahui Daftar Negatif Investasi,

yang mencantumkan bidang ekonomi

yang ditutup atau sebagian ditutup

untuk investasi atau kepemilikan asing.

Sebuah perusahaan memenuhi syarat

sebagai perusahaan asing meskipun

hanya 1% nya dimiliki oleh orang asing

dan tetap harus mematuhi sistem

perizinan.

Daya saing harga yang rendah.

Subsidi solar secara publik di Indonesia

mempersulit EV mencapai daya saing

harga dan mengurangi insentif di antara

operator kendaraan komersial.

I World Bank ‘Doing Business’ publication series.

Hambatan umum Hambatan khusus sektor e-mobilitas

Adanya perbedaan bahasa dan budaya

artinya kita disarankan untuk melibat-

kan mitra lokal sebagai perwakilan di

lapangan (hal ini terkadang menjadi

persyaratan hukum). Seringkali, prefe-

rensi untuk menjalankan bisnis secara

tatap muka membuat kerja jarak jauh

menjadi sebuah tantangan. Agen atau

distributor lokal direkomendasikan

kepada sebagian besar pengadaan

barang dan jasa pemerintah, karena

tawaran yang berhasil sering kali

didasarkan pada hubungan yang telah

terjalin lama dan anggota yang tidak

dikenal di pasar akan terabaikan.

Persaingan dengan perusahaan besar

di Jepang, Cina dan Korea. Hingga saat

ini, perusahaan Asia Pasifik seperti BYD

dan LG Chem terkesan memiliki merek

yang lebih jelas dan melekat di pasar

Indonesia. Hal tersebut menambah

keunggulan terhadap daya saing

mereka menjadi lebih besar.

Akses modal dan kredit yang lebih

rendah sehingga menyulitkan bisnis

dan pemerintah daerah dalam

pengumpulan dana guna mendukung

ekspansi atau investasi. Pandangan

skeptis terhadap iklim investasi dan

lingkungan politik sebagai bisnis yang

mencari lebih dari sekedar proklamasi

“pro-bisnis” oleh pemerintah.

Minat dan mata pencaharian yang

mapan. Denpasar secara khusus

menolak gagasan inisiatif e-mobilitas

berbasis angkutan umum (misalnya bus

elektronik) karena banyak penduduk

kota tersebut yang bekerja sebagai

pengemudi taksi saat ini.

Intensitas karbon tinggi dari jaringan

listrik. Saat ini, dampak e-mobilitas

terhadap pengurangan GRK cenderung

relatif lebih rendah di kota-kota di

Indonesia karena tingginya intensitas

karbon dari sistem kelistrikan yang ada.

Faktor jaringan listrik Indonesia saat ini

hampir dua kali lipat dari negara-negara

sekitarnya, seperti Thailand dan Laos.

Dalam hal transportasi umum,

investasi peluncuran e-bus masih

terbilang mahal bagi pemerintah

sehingga ada keraguan dari kota-kota

untuk berinvestasi di dalamnya.

Pengurangan anggaran selama pandemi

baru-baru ini juga menunda rencana

investasi.

Kurangnya edukasi masyarakat

tentang manfaat e-mobilitas. Telah

banyak diberitakan bahwa masyarakat

umum Indonesia tidak mengetahui

tentang opsi e-mobilitas dan kurangnya

kepercayaan mereka untuk berinvestasi

pada teknologi baru, terutama karena

infrastruktur yang diperlukan seperti

stasiun pengisian belum ditemukan di

banyak wilayah negara. Selain itu, banjir

juga sering terjadi di banyak wilayah

negara - sehingga edukasi sangat

diperlukan karena kepercayaan umum

orang Indonesia mengenai bahaya

tersengat listrik jika menggunakan EV di

daerah banjir.

Page 19: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 37Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia36

Hambatan umum Hambatan khusus sektor e-mobilitas

Tantangan

manufaktur dan

jasa

Kurangnya Keterampilan. Indonesia

menderita karena rendahnya tingkat

penerimaan, pengembangan, dan

retensi tenaga kerja terampil, terutama

insinyur. Selain itu, masalah proses

mendapatkan izin kerja wajib bagi

tenaga kerja asing telah membaik tetapi

masih menjadi kendala yang signifikan.

Biaya dan keahlian perawatan dan

perbaikan e-mobilitas. Di Inggris,

mekanis dilatih ulang dan disertifikasi

agar mampu memperbaiki kendaraan

listrik karena tegangan tinggi dan risiko

sengatan listrik (mereka juga memer-

lukan perbaikan yang sama sekali

berbeda untuk baterai dan penyalur

daya). Opsi MaaS memberikan tanggung

jawab perbaikan kepada penyedia

jasa yang akan memungkinkan kontrol

pemerintah pada proses tersebut

menjadi lebih banyak.

Persyaratan kandungan lokal.

Misalnya pada tahun 2021 mobil listrik

yang diproduksi di Indonesia harus

mengandung minimal 35% komponen

lokal (diproduksi di Indonesia), 40%

pada tahun 2023, 60% pada tahun 2029,

dan 80% pada tahun 2030.I

Harga kendaraan.

Saat ini, harga EV masih terhitung

tinggi. Harga baterai EV adalah 30% dari

harga EV. Total biaya kepemilikan EV

setara atau lebih rendah dari kendaraan

ICE, khususnya pada jenis kendaraan

komersial dengan tingkat penggunaan

yang tinggi.

Biaya logistik yang tinggi dan infra-

struktur yang rendah berdampak

pada desain dan tingkat kebutuhan

terhadap kendaraan yang disebabkan

oleh kualitas jalan yang buruk serta

kondisi negara kepulauan. Jalan daerah,

yang berperan sangat penting sebagai

konektivitas lokal, berada dalam kondisi

yang sangat buruk - 40% diantaranya

diklasifikasikan rusak atau buruk.

Daya tahan baterai.

Tanpa memanfaatkan fasilitas

pertukaran baterai, dalam kondisi

antre panjang, pengisian baterai EV

memerlukan 3-4 jam yang mana hal ini

harus diubah menjadi lebih efisien dan

dioptimalkan.

Infrastruktur kelistrikan yang belum

berkembang. Infrastruktur listrik dan

kapasitas penyimpanan listrik yang

rendah di atau dekat kota. Terbatasnya

infrastruktur ruang untuk pengisisan

daya di perkotaan khususnya Jakarta.

Integrasi jaringan listrik untuk EV juga

perlu direncanakan di Indonesia.

Waktu pengisian yang lama atau

ketidakpastian seputar lokasi dan

ketersediaan pengisian daya. Jaringan

pengisian daya harus mudah ditemukan

dengan ketersediaan tinggi. Memahami

grafik penawaran dan permintaan paso-

kan listrik di Indonesia dan bagaimana

menangcelahi segala bentuk pemada-

man saat ini akan sangat bermanfaat

untuk mengevaluasi seberapa 'pintar'

jaringan pengisian daya yang dibutu-

hkan (contohnya mengisi daya hanya

ketika tersedia kelebihan pasokan

energi).

I https://indonesien.ahk.de/infothek/indonesia-issues-legal-framework-for-electric-vehicles

Page 20: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Peraturan dan kebijakan

nasional

Perusahaan Mapan

OVO

GoogleMaps

GojekGrab

DAMRI

Bluebird TransJakarta Trans Surabaya

Jasamarga

PLNBPPT

MedCo

Percontohanstasiun pengisian umum

TeslaToyota

Hyundai LG Chem

BYDINKA

PertaminaBP

KementerianPerindustrianPemerintah Kota

Zona EV Bali Peraturan EV

yang ada

Inovasi penting yang ada

Kemungkinan perbaikan

Dekarbonisasisuplai listrik

Manufaktur/`Pabrik

Infrastrukturpengisian

daya

Tuntutan mobilitas kota

(bus, sepeda, motor, mobil, kendaraan

komersial)

Platform dan teknologi

penyedia jasa(pembayaran,

navigasi, dll.)

Perubahan Komunikasi dan

Perilaku

20% dariproduksi kendaraan domestik menjadi rendah karbon pada tahun 2025

Investasi pabrik bateral Investasi pabrik EV

PenyimpananEnergi Terbarukan

Investasipembangkit listriktenaga air

Ekuitas dalamSubsidi Solar

Hubungan Lokal-Pusat dan pengembangan kapasitas

Sepeda listrik pengiriman jarak akhir

Stasiun pertukaran

baterai

Taksi elektrik

Rute bus percontohan

Infrastruktur e-bus (depot, akhir jalur, atau pengisian daya dalam perjalanan

Inovasi kekuatan dan perceptatan

Pengisian Daya cepatJaringan pengisian

daya di kotaInfrastruktur listrik

jalan raya

Navigasi ditempat

Pengecualian/Insentifdesain zona khusus EV

Program pertukaranmobil/sepeda, kredittukar tambahkendaraan

Kesadaran lingkungan

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 3938

4 Ekosistem E-mobilitas Indonesia dan Peluang untuk Bermitra dengan Inggris

Ekosistem e-mobilitas Indonesia - mencakup alur waktu dan proses yang divisualisasikan dalam

Gambar 3, perusahaan EV mapan, inovasi utama yang ada, serta kemungkinan peningkatan di

enam tahap utama rantai pasokan e-mobilitas - dipetakan dalam diagram berikut (Gambar 4). Hal

ini menunjukkan ekosistem perusahaan EV digital dan perusahaan non-tradisional yang ada dan

dinamis dapat beradaptasi dengan peluang pasar baru. Ekosistem ini berpotensi menggerakkan

sektor baru dan sangat berpeluang ini serta memberikan peluang pertumbuhan ekonomi yang cukup

besar bagi negara. Apalagi, sektor ini relevan dengan geografi Indonesia yang luas dan beragam.

Namun, ekosistem saat ini memiliki kesenjangan yang signifikan, di mana hal ini dapat diisi dengan

penjualan perusahaan asing ke Indonesia atau dengan mengubah kesenjangan tersebut menjadi

peluang investasi asing langsung (FDI) yang menarik bagi ekosistem EV yang kuat dan dinamis dari

negara-negara seperti Inggris untuk bermitra dengan perusahaan Indonesia dengan membatu transfer

pengetahuan, pertumbuhan lokal dan lapangan kerja, pengenalan solusi teknologi tinggi, dan lain-lain.

Opsi kedua tersebut juga berperan sebagai katalis dalam pertumbuhan sektor industri yang sedang

berkembang ini pada tingkat yang lebih cepat daripada yang terlihat saat ini.

Gambar 4

Potensi keterlibatan dan intervensi Inggris yang lebih tinggi

Potensi keterlibatan dan intervensi Inggris yang lebih rendah

Page 21: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 4140

Gambar tersebut menunjukkan berbagai elemen

rantai pasokan memiliki tingkat kejenuhan

yang berbeda dalam hal jumlah perusahaan EV

mapan. Oleh karena itu, tingkat yang berbeda

tersebut disesuaikan terhadap keterlibatan

dan kemitraan yang juga berbeda. Peluang

masuk pasar e-mobilitas yang teridentifikasi bagi

perusahaan Inggris berkisar pada opsi elektrifikasi

hingga infrastruktur pengisian daya. Termasuk:

• Penghijauan angkutan umum dan armada

kendaraan milik umum (bus, taksi, skuter)

• Elektrifikasi minibus dan operator minibus

swasta berlisensi maupun tidak berlisensi

(“angkot”) karena kendaraan bermotor tersebut

mendominasi mobilitas di luar Jakarta

• Bekerja sama dengan Pos Indonesia dalam

mengelektrifikasi armada kendaraan

• Mengelektrifikasi pengumpulan sampah di

Indonesia (misalnya, fungsi start dan stop yang

terlibat dalam layanan ini menimbulkan polusi

udara tambahan)

• Kendaraan elektronik turut serta mendukung

industri pertambangan yang menjadi sektor

utama penyumbang perekonomian Indonesia

• Membangun stasiun pengisian dan infrastruktur

pertukaran baterai.

I https://ukabc.org.uk/event/mentari-program-uk-governments-support-for-indonesian-renewable-energy-projects/

II https://www.ukpact.co.uk/green-recovery-challenge-fund

Analisis celah sederhana menunjukkan tiga

area yang jelas bagi UKM Inggris agar terlibat

dengan ekosistem:

• Perubahan komunikasi dan perilaku

di mana Inggris dapat memanfaatkan keahlian

dan pengalamannya dalam membujuk,

mempengaruhi, dan berkomunikasi untuk

meningkatkan penggunaan opsi e-mobilitas

angkutan umum.

• Penyediaan platform dan layanan teknologi

di mana Inggris telah mampu merancang

layanan e-mobilitas pay-as-you-go beserta biaya

langganannya, sistem pembayaran terintegrasi,

dan model fares-as-a-service yang dapat

membantu mengurangi disinsentif finansial

terhadap penggunaan e-mobilitas.

• Jaringan dan tata kelola keuangan untuk

mitigasi lingkungan. Dengan hadirnya program

yang didanai pemerintah Inggris seperti MentarI

dan UKPACTII, melalui pemberian bantuan

dalam perencanaan e-mobilitas di tingkat

daerah, bersama dengan pemerintah Inggris,

sektor swasta Inggris mendapatkan keuntungan

dari rekam jejak yang sukses sebagai penyedia

jasa konsultasi perencanaan yang kuat dengan

fokus pada transportasi ramah lingkungan dan

e-mobilitas.

Saat ini, peluang untuk bermitra dengan ekosistem EV Inggris kurang sesuai dalam aspek tertentu pada

rantai pasokan e-mobilitas. Faktor yang paling utama adalah manufaktur, di mana tingkat kejenuhan yang

tinggi dan persyaratan yang lebih ketat pada kepemilikan perusahaan asing menunjukkan perolehan laba

perusahaan Inggris dan khususnya UKM atas investasi menjadi lebih rendah (lihat hambatan pada Tabel 5

di atas). Lanskap manufaktur didominasi oleh penyedia jasa yang ada dan berkembang pesat di pasar

Indonesia sebagai akibat dari keputusan eksploitasi cadangan nikel negara yang sangat besar. Oleh karena itu,

menentukan proposisi FDI yang menarik untuk sektor ekosistem Inggris ini akan jauh lebih menantang.

Peluang untuk kontribusi Inggris di masing-masing bidang ini ditinjau secara lebih rinci di bagian selanjutnya

dari laporan ini.

4.1 Pemangku Kepentingan Utama di Sektor E-mobilitas Indonesia

III https://electrek.co/2020/11/13/tesla-tsla-inches-closer-battery-factory-deal-indonesia/

IV https://www.adb.org/what-we-do/sectors/energy/strategy

Kisah sukses sektor terkait dapat dilihat pada produsen bahan kimia besar seperti Hyundai dan LG yang telah

menandatangani perjanjian dengan pemerintah Indonesia mengenai pemrosesan cadangan nikel yang sangat

besar dan pembangunan pabrik di dalam negeri, termasuk pabrik besar mereka yang berada di Jakarta dan

Bandung. Belum lama ini Tesla mengajukan proposal pembangunan pabrik Gigafactory untuk penyimpanan

baterai dan energi di Indonesia meski belum diketahui detailnya.III Indonesia tertarik untuk berinvestasi

dalam peluang seperti ini agar dapat menjadi pusat manufaktur baterai di ASEAN. Pihak-pihak penting lainnya

yang terlibat dalam sektor e-mobilitas Indonesia meliputi:

Bank pembangunan supranasional

• ADB: sejak tahun 2020 memiliki strategi untuk

"berkontribusi pada kota pintar dengan pasokan

listrik yang andal dan terjangkau melalui jaringan

cerdas dan sistem terdistribusi serta infrastruktur

pengisian daya untuk kendaraan listrik.”IV

Badan dan perusahaan energi dan listrik

• PLN: TDistributor listrik milik negara mengawasi

proyek peluncuran EV, menandatangani MoU

dengan perusahaan mobil dan energi untuk

membangun mobil listrik dan mendukung

infrastruktur pengisian daya.

• Pertamina: Distributor minyak dan gas milik

negara berencana membangun SPKLU di SPBU.

• MedcoEnergi: Perusahaan energi swasta telah

menandatangani perjanjian dengan PLN dan

Grab untuk mengembangkan SPKLU di seluruh

negeri, dengan fokus di Jakarta dan Bali. Bali telah

meluncurkan platform infrastruktur pengisian

daya melalui kemitraan dengan pemerintah

daerah, OEM, dan pengembang infrastruktur

untuk menciptakan ekosistem percontohan baru

dengan tujuan akhir untuk pengembangan ke

kota-kota lain.

Perusahaan besar di luar negeri

• BYD: Produsen kendaraan asal Cina ini sudah

memasuki pasar Indonesia dengan dua bus yang

digunakan dalam uji coba e-bus Transjakarta dan

uji coba lainnya yaitu uji coba e-bus di kawasan

wisata yang baru saja selesai dilaksanakan di Bali.

Bluebird juga telah memesan van listrik ke BYD

untuk digunakan sebagai taksi di Jakarta dan

Bali. Keberhasilan dalam hal tersebut tampaknya

berasal dari kemitraan dengan perusahaan

besar yang sudah mapan seperti Bluebird dan

Transjakarta.

• LG Chem: Raksasa Korea Selatan ini sering kali

terlibat dalam industri e-mobilitas, berinvestasi

di pabrik baterai senilai $9,8 miliar, dan berupaya

agar dapat berpartisipasi dalam pembuatan skema

pertukaran baterai sepeda motor listrik.

• Major car companies: Hyundai, Honda,

dan Toyota berinvestasi di sektor e-mobilitas

Indonesia. Hyundai Ioniq tersedia untuk

penjualan komersial dan Honda PCX tersedia

untuk penyewaan armada bagi lembaga-lembaga.

Toyota telah berinvestasi senilai $2 miliar untuk

mengembangkan EV di Indonesia.

Page 22: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 4342

Perusahaan asing di ekosistem e-mobilitas Indonesia

Kemitraan antara Indonesia dengan pabrikan Cina dan Jepang telah terjalin lama diband-

ingkan dengan pabrikan Eropa hanya karena faktor pasokan, permintaan, dan kedekatan

kawasan. Mobil Jepang dipandang dapat diandalkan, sementara mobil Cina dipandang

karena memiliki keunggulan dalam hal biaya. Indonesia adalah pasar yang sangat sensitif

terhadap harga. BYD, anak perusahaan otomotif dari perusahaan multinasional Cina, BYD

Co Ltd, telah memproduksi bus listrik bagi pasar Indonesia. BYD telah diberitakan menjadi

pemimpin global dalam hal baterai, manajemen energi, dan e-mobilitas. Peningkatan pene-

trasi pasar kendaraan yang diproduksi di Indonesia oleh perusahaan seperti Gesits, salah

satu perusahaan e-sepeda motor dan e-skuter lokal, menjadi salah satu masalah biaya.

Saat ini tengah ada prapercobaan di mana BYD dan perusahaan dalam negeri, Mobil Anak

Bangsa, meminjamkan bus listrik ke Jakarta dalam waktu singkat sebagai tahap uji coba.

Prapercobaan pertama akan melibatkan 90 bus dan diharapkan dapat bertambah menjadi

200 bus pada tahap selanjutnya. Uji coba tersebut tidak terbuka untuk umum. Bus harus

mengangkut ember air, bukan penumpang karena tidak memperoleh izin untuk melibatkan

manusia sebagai peserta dalam uji coba. Berkat peraturan yang baru-baru ini diadopsiI

oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang telah menetapkan langkah-langkah jenis

persetujuan dan mengizinkan bus listrik beroperasi di jalan raya di Indonesia, sehingga satu

bus BYD sepanjang enam meter dan sembilan meter lainnya beroperasi pada rute tersibuk di

Jakarta dan melayani penumpang dari Juli hingga Oktober 2020.II

Dalam sektor otomotif saat ini, pabrik otomotif Jepang telah menguasai sebagian besar pasar,

yaitu lebih dari 90% pangsa pasar penjualan otomotif pada tahun 2020. Institut Teknologi

Sepuluh Nopember, sebuah universitas teknologi negeri di Indonesia yang berlokasi di Sura-

baya, Jawa Timur dikabarkan bekerja sama dengan Toyota untuk mengubah mesin pemba-

karan internal pada mobil menjadi penyalur daya listrik untuk mengurangi keinginan pemilik

kendaraan Toyota saat ini untuk membeli EV baru sama sekali. Hal ini diharapkan dapat

mengurangi biaya kepemilikan dan memacu penggunaan EV melalui perubahan tersebut.

Di segmen sepeda motor, Big Four Jepang (Honda, Yamaha, Kawasaki dan Suzuki), juga

mendominasi sektor ini dengan menguasai lebih dari 70% dari total pangsa pasar di Indone-

sia. Namun, Gesits telah membuat jebolan yang signifikan di segmen ini dengan menghadir-

kan sepeda motor listrik yang berakibat pada jatuhnya pangsa pasar Big Four Jepang sampai

dua digit. Selanjutnya, Gesits menjadikan Indonesia sebagai basis ekspor ke seluruh pasar

ASEAN.III

Kemitraan penting lainnya di Indonesia termasuk Grab Indonesia dengan Gesits. Grab adalah

perusahaan ride-hailing (jasa transportasi yang menggunakan platform daring) multinasional

yang juga menawarkan layanan makanan dan kurir, beroperasi di sembilan negara di Asia,

dengan kantor pusat di Sincelahura dan berencana membangun ekosistem kendaraan listrik.

I http://jdih.dephub.go.id/assets/uudocs/permen/2020/PM_44_TAHUN_2020.pdf

II https://jakartaglobe.id/business/TransJakarta-bakrie-autoparts-trial-electric-buses-on-busiest-route

III https://www.motorcyclesdata.com/2021/02/25/indonesia-motorcycles/

Produsen lokal dan pengembang pengisian daya

• Inka: Produsen sarana perkeretaapian yang telah menandatangani nota kesepahaman dengan Bali

- diwakili oleh Perusda Bali - untuk mengembangkan sistem transportasi umum listrik, termasuk bus

dan trem listrik. Salah satu bus listriknya sedang menjalani pengujian dengan Transjakarta pada jalur

operasional.

• BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi): adalah lembaga non kementerian yang sering

terlibat dalam pemasangan stasiun pengisian daya. Tiga badan diantaranya berskala nasional, termasuk

satu yang berlokasi di Bandung.

Hambatan mobilitas lokal

• Grab: Perusahaan ride hailing telah menyebarkan lebih dari 5.000 EV di seluruh Indonesia di mana para

pengemudinya melaporkan bahwa biaya keseluruhan lebih rendah. Mereka berinvestasi dalam membangun

stasiun pengisian daya, stasiun pertukaran baterai, dan sepeda listrik.

• Gojek: Pesaing Grab di Indonesia ini juga berinvestasi pada kendaraan listrik, menyewakan sepeda bagi

kurir, dan menyediakan pembiayaan bagi pengguna kendaraan listrik.

• Gesits: Pabrik e-skuter dan sepeda motor Indonesia ini telah membuat jebolan yang signifikan di segmen

ini melalui pembuatan sepeda motor listrik.

Perusahaan konsultan luar negeri dan perusahaan khusus

• Grutter Consulting: Sebuah perusahaan konsultan Swiss yang terlibat dalam perancangan infrastruktur

pengisian daya di Bali dan zona perkotaan Jakarta yang lebih besar dan juga mengkaji implikasi jaringan

listrik untuk pengisian daya di rumah, termasuk bagaimana mengintegrasikannya dengan penyampaian

layanan energi.

Proyek percobaan di kota-kota tersebut, yang bertujuan untuk mendemonstrasikan hal-hal

terkait yang tepat, merupakan sebuah kunci. Wawasan mengenai kegiatan yang bersumber dari Barat

sejauh ini berfokus pada studi dan lokakarya, bukan pada implementasi. Tabel 6 merangkum percobaan dan

investasi yang ada yang berfokus pada e-mobilitas di Indonesia.

Tabel 6: Percobaan dan investasi e-mobilitas internasional yang ada di kota-kota di Indonesia

Mitra Fokus Percobaan Faktor keberhasilan

ADB/

DAMRI

Penelitian tentang

kelayakan penggantian

armada bus listrik

Pembiayaan pinjaman lunak. ADB bersedia menawarkan

pinjaman kepada DAMRI (Perusahaan Angkutan Motor

Republik Indonesia) jika keuangannya cukup stabil, karena

mahalnya biaya bus listrik di muka akan menghambat

kemampuan dalam mentransisikan armada mereka.

BYD/

Transja-

karta

Uji coba bus listrik di

Jakarta

Model pembiayaan buy-to-service baru. Transjakarta

menargetkan memiliki 10.000 armada e-bus pada tahun

2030 yang hanya mungkin dilakukan melalui skema

buy-to-service. Operator akan membiayai bus dan

kota yang kekurangan sumber daya serupa yang dapat

diinvestasikan dan akan membayar biaya tetap per

kilometer.IV

IV https://news.busworld.org/en/article/13771/TransJakarta-wants-10-000-electric-buses-in-service-by-2030?referer=left-div

Page 23: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 4544

Mitra Fokus Percobaan Faktor keberhasilan

ADB/GCF Pendanaan senilai $150

juta tersedia dalam

bentuk hibah lunak yang

berfokus pada e-mobilitas

(dirancang untuk bus,

pengiriman jarak jauh,

dan roda dua)

Ketersediaan pinjaman lunak. Ketersediaan pinjaman

lunak adalah kunci yang dapat dimanfaatkan oleh

perusahaan yang kekurangan modal untuk berinvestasi

dalam proyek-proyek dengan pengeluaran tinggi dan

berisiko. Pembiayaan hibah yang terkait dengan biaya

sosial atas karbon lebih rendah karena faktor jaringan

listrik negara yang tinggi, yang berarti ketersediaan

pinjaman lunak menjadi lebih penting.

Grab/

Hyundai

Grab meluncurkan Grab

Elektrik dengan tujuan

mengerahkan 2 juta EV

pada tahun 2025, dengan

Hyundai Ioniq sebagai

model utamanya.

Investasi besar oleh perusahaan multinasional.

Softbank berinvestasi hampir senilai $2 miliar di Grab

yang berfokus pada peningkatan infrastruktur digital dan

listrik Indonesia.

4.2 Keberhasilan Inggris di Indonesia sampai saat ini

Keberhasilan Inggris dalam sektor mobilitas Indonesia hingga saat ini terjadi di antara perusa-

haan besar yang bermitra dengan pemerintah atau perusahaan besar lainnya.Konglomerat Inggris,

Jardine Matherson, adalah salah satu pelaku utama di sektor e-mobilitas Indonesia melalui saham mayori-

tasnya di Astra, penyedia produk mobil terkemuka di tanah air. Astra telah bermitra dengan Grab dan Honda

dalam uji coba di Denpasar, Bali dengan menyediakan 30 armada Sepeda Motor Listrik. BP, Shell, dan Rolls-

Royce juga aktif di sektor mobilitas Indonesia, terutama melalui perjanjian bernilai tinggi dengan pemerintah,

badan usaha milik negara, dan perusahaan swasta terbesar (misalnya Lion Air).

Bisnis dan lembaga penelitian Inggris telah memiliki keahlian yang signifikan dan dapat diwujudkan dalam

mobilitas perkotaan rendah karbon di berbagai konteks kota baik di Inggris maupun secara global. Namun

seperti yang telah ditunjukkan di atas, ada peluang besar bagi Indonesia untuk mengisi celah rantai pasokan,

mendorong negara-negara seperti Inggris untuk bekerja di luar konteks konsultasi sektor ini, serta mendor-

ong UKM inovatif Inggris agar menjadikan Indonesia sebagai lokasi pilihan untuk berinvestasi dan tumbuh

bersama ekosistem lokal. Pendekatan untuk merangsang ekosistem lokal ini memberikan manfaat yang

sangat besar.

.

4.3 Keunggulan Kompetitif Inggris

“Hal ini akan menjadi tantangan bagi perusahaan manufaktur e-bus

Inggris agar bisa sukses di Indonesia. Namun dalam hal sistem pengisian

daya, teknologi, integrasi, ada peluang bagi Inggris untuk masuk.”

Project Director, Mott MacDonald Indonesia

Ada beberapa keunggulan komparatif global dari perusahaan Inggris yang harus dipertimbangkan dalam

konteks e-mobilitas Indonesia. Secara khusus, keahlian mereka terletak pada:

Perangkat keras dan perangkat lunak EV. Inggris adalah pemimpin model EV hemat energi baru yang

memenuhi target emisi rendah - untuk bus, mobil, taksi, dan sepeda pribadi listrik. Hal tersebut dibuktikan

dalam layanan berlangganan dan skema pay-as-you-go. Keahlian tersebut mendukung penggunaan EV

yang lebih luas untuk masyarakat berpenghasilan menengah. Inggris juga memiliki tradisi panjang dalam

pembuatan otomotif terutama yang berbasis di West Midlands. Dalam beberapa tahun terakhir, telah terlihat

kesuksesan penting dalam desain rantai penggerak listrik, di mana universitas di area tersebut juga telah

membantu mendorong pertumbuhan yang cepat dalam Penelitian dan Pengembangan (R&D) serta

keterampilan di sektor EV Inggris yang lebih luas.

“ITS Surabaya mengembangkan e-motor yang mana proses adopsinya

akan kami tinjau secara bertahap. Kami melihat Inggris membawa transfer

teknologi dan solusi komersial untuk mempercepat adopsi ini.”

Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Membangun infrastruktur pendukung yang diperlukan. UKM Inggris telah menjadi penyedia

infrastruktur listrik yang gesit di kota-kota, dengan kesuksesan khusus di titik dan pusat pengisian daya di

jalan. Badan transportasi umum besar dan universitas memiliki keahlian dalam mangaitkan transportasi

listrik ke infrastruktur jaringan dan transportasi yang ada. Kota-kota juga telah menemukan rute untuk

menerapkan infrastruktur bersepeda yang memungkinkan, seperti jalur sepeda dan stasiun penguncian,

untuk meningkatkan permintaan.

“Masyarakat kita tidak terbiasa menggunakan transportasi e-mobilitas,

mereka terbiasa berkeliling menggunakan biofuel. Ketersediaan infrastruktur

seperti fasilitas pengisian daya penting untuk mendukung e-mobilitas.”

DKepala Dinas Pemerintah Jawa Barat

Penyimpanan baterai tingkat lanjut. Banyak perusahaan baru dan UKM di Inggris yang menjalankan solusi

penyimpanan energi baterai generasi berikutnya bagi kota-kota. Mulai dari penggunaan material baru pada

baterai, struktur 3D pintar untuk meningkatkan kinerja baterai, hingga membuat baterai menggunakan material

yang dapat didaur ulang. Kelebihan lain dari dunia teknologi e-mobilitas Inggris adalah paket baterai yang

dipesan disesuaikan dengan kondisi lokal (cuaca dan pola penggunaan) terlebih dahulu. Ambisi dana penelitian

dan inovasi pemerintah Faraday Battery Challenge senilai £246 juta, yang diluncurkan pada Juli 2017, berfokus

untuk menjadikan Inggris sebagai pusat industri baterai terdepan di dunia.

“Anda bisa mendapatkan sel dari negara mana pun. Ada banyak teknologi pembuatan

baterai dan Inggris sangat piawai dalam merancang paket yang dipesan lebih dahulu

untuk digunakan. Ada berbagai jenis bahan kimia baterai - yang terpenting bukan

dari mana Anda mendapatkan selnya - tapi bagaimana Anda merancangnya.”

Ahli Industri Teknologi Otomotif Inggris

Page 24: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 4746

Masa pakai dan jangkauan baterai serta infrastruktur pertukaran baterai. Bukti saat ini

menunjukkan bahwa kecemasan di kalangan calon konsumen cukup tinggi di kota-kota di Indonesia,

namun masih dapat diatasi dengan beralih ke MaaS. Sementara itu, infrastruktur pertukaran baterai yang

menjadi area utama peluang juga berkembang.

“Bentuk dukungan penting untuk Bali adalah tersedianya tempat

pengisian daya, baterai tukar tersedia. Sampai saat ini kami belum

melihat arah yang serius perihal pertukaran baterai. Model bisnis harus

segera dibangun untuk mempercepat proses pengisian daya.”

Kepala Dinas Perhubungan Daerah Bali

Analisis pemasaran dan pasar untuk membentuk wawasan dan penggunaan konsumen. Inggris

dapat dianggap sebagai salah satu ibu kota pemasaran dunia. Ada sejumlah perusahaan besar dan kecil yang

dapat membantu memberikan strategi insentif yang tepat, keterlibatan analisis pemasaran dan pasar untuk

meningkatkan permintaan produk, serta penggunaan teknologi baru maupun yang sedang berkembang.

Misalnya, penggunaan teknologi dapat dibatasi oleh masalah keamanan dan masalah lainnya. Sebuah inisiatif

kecil saat ini, Inggris menyediakan penyewaan e-motor dengan harga bersubsidi ($60/bulan) yang telah

dipasarkan secara daring dan belum memasarkannya secara luring (cetak) karena kekhawatiran seputar

keamanan dan percepatan.

“Berdasarkan apa yang telah saya amati, jika seseorang berpengalaman

menggunakan kendaraan bermotor listrik, mereka tidak akan berpikir untuk kembali

ke mesin pembakaran konvensionalnya. Jadi, target utama kami adalah mengajak

masyarakat mencoba dan menguji coba sepeda motor listrik ini semaksimal

mungkin dengan dukungan pemerintah melalui pemasaran dan sosialisasi awal.”

Produsen dan Pemasok E-mobilitas Indonesia

Insinyur terampil dan personel terlatih. Inggris mendapat manfaat dari tenaga kerja yang sangat

terlatih di sektor e-mobilitas berbasis keterampilan, terutama pelatihan perawatan serta penelitian dan

pengembangan. Pelatihan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja lokal Indonesia akan menjadi penting,

terutama dengan adanya tantangan ekonomi dan pengangguran yang tinggi akibat pandemi Covid-19

baru-baru ini.

“Edukasi tenaga kerja lokal itu penting. Kita tahu Bali seharusnya tidak hanya

bergantung pada sektor pariwisata karena kita tahu kondisi kita sekarang sangat

buruk [selama pandemi Covid-19]. Jadi, jika kita melihat sumber daya manusia dan

peningkatan keterampilannya, kita sebenarnya siap untuk menuju ke era e-mobilitas.”

Profesor, Universitas Udayana

Selain itu, Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) mengidentifikasi peran khusus

perusahaan Inggris untuk membantu mengatasi tantangan peluncuran e-mobilitas di Indonesia. Mereka

berbagi kesempatan kepada konsultan spesialis Inggris dalam penyediaan layanan utama,

seperti panduan, bagi pemerintah tingkat lokal dan nasional untuk merencanakan investasi dan

insentif penyediaan e-mobilitas massal yang didukung oleh data dan bukti manfaat yang lebih banyak

dibandingkan biaya yang dikeluarkan.

“Kita sudah memiliki beberapa kendaraan listrik tetapi itu tidak cukup. Jika

kita ingin masyarakat kita beralih ke opsi e-mobilitas, maka Anda harus

memilikinya di banyak tempat, ditambah tempat parkir dan infrastruktur

pengisian daya. Masyarakat perlu melihat lebih banyak mengenai hal tersebut

di jalanan untuk mengembangkan kepercayaan mereka kepada EV.”

Profesor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Aplikasi telepon pintar dan pemesanan tiket melalui ponsel untuk transportasi umum. Secara

global, perusahaan Inggris memimpin inovasi digital untuk mendukung transportasi nol bersih. Hal tersebut

mencakup aplikasi telepon pintar untuk skema penyewaan sepeda (bikeshare) di seluruh kota dan integrasi

efektif dari kumpulan data transportasi terbuka yang besar untuk mengoptimalkan efisiensi perjalanan.

Perusahaan Inggris menjadi yang terdepan dalam “pembayaran tarif sebagai layanan”, pemesanan tiket

melalui ponsel, dan sistem pembayaran nirsentuh untuk transportasi umum, yang membantu mendorong

perpindahan moda. Penggunaan telepon pintar juga penting dalam opsi MaaS untuk mencari, memesan, dan

membayar dengan menggunakan mode elektronik.

Sementara hingga saat ini sebagian besar keterlibatan

Inggris dalam sektor terkait telah menjadi kerja sama

berbasis konsultasi, ada banyak keahlian yang lebih

luas yang disesuaikan dengan celah yang teridentifikasi

dalam ekosistem EV di Indonesia. Hal ini memberikan

kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah pusat

dan daerah untuk bekerja sama dengan akademisi

dan industri di Indonesia untuk membangun narasi

FDI yang menarik. Selanjutnya, narasi tersebut akan

membawa perusahaan yang tepat untuk melengkapi

dan merangsang ekosistem EV lokal yang sedang

berkembang, serta membantunya tumbuh dan

berkembang menjadi lebih kompetitif di tingkat regional

dan global dengan memberi manfaat bagi sosial

ekonomi dan lingkungan.

Page 25: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 4948

5 Mendukung Hubungan Inggris- Indonesia

Untuk mendorong dan mendukung perusahaan Inggris masuk, berhasil menavigasi, dan

berkembang di pasar e-mobilitas Indonesia, terdapat kebutuhan akan dukungan terstruktur dari

pemerintah pusat dan daerah, serta industri dan pelaku akademis di pasar yang jelas.

I https://theicct.org/sites/default/files/publications/ev-capitals-update-sept2020.pdf

“Jika walikota dan gubernur bekerja sama, penerapan perubahan dapat dilakukan jauh lebih cepat dan mudah dibandingkan dengan penerapan di tingkat nasional.” Pemimpin Transportasi Global, PwC

Dalam laporan ini kami telah mengidentifikasi dan bekerja sama dengan tiga kota di Indonesia

dengan skala kecil. Proyek percobaan e-mobilitas pemerintah yang telah dilaksanakan memiliki

minat dan potensi pasar yang tinggi dalam menyambut perusahaan Inggris untuk menjadi bagian

dari ekosistem e-mobilitas mereka. Kami telah mengukur minat akademisi, pejabat pemerintah (di tingkat

kota, provinsi, dan nasional), dan perusahaan swasta untuk mengidentifikasi peluang bisnis terbaik. Kami memu-

lai dengan melakukan diskusi terkait peluang yang ada di tiga kota dan provinsi yang lebih luas di Indonesia serta

karakteristik yang menjadikannya unik, terbuka, dan cocok untuk terlibat dengan perusahaan Inggris.

5.1 Kisah Tiga Kota: Bandung, Denpasar, dan Surabaya

Pasar e-mobilitas global sedang memperluas programnya ke kota-kota dengan ekonomi berkem-

bang. 25 pasar kendaraan listrik tingkat wilayah metropolitan terbesar memuat 40% dari stok kendaraan

listrik penumpang dunia pada akhir 2019 - lebih rendah dari tahun 2016 yang memuat 45% stok kendaraan

listrik.I Kota-kota terkemuka dengan tingkat penggunaan yang lebih tinggi tidak lagi tumbuh lebih cepat dari-

pada kota-kota lain di dunia, karena pusat-pusat perkotaan dengan populasi yang lebih kecil mulai mengalami

pertumbuhan e-mobilitas yang lebih cepat.

Kami berfokus pada tiga kota di Indonesia sebagai titik awal untuk memahami cara mengelola ekosistem

e-mobilitas Indonesia dan mengidentifikasi kesenjangan suplai yang dapat diisi oleh perusahaan Inggris

dengan baik. Kami memilih Bandung, Denpasar, dan Surabaya karena keragaman ekonomi dan karakteristik

inovasinya yang membuat ketiga kota tersebut terbuka untuk uji coba teknologi dan layanan baru. Dua dari

kota tersebut juga terlibat dalam beberapa proyek dengan program Kota Masa Depan Global (GFCP) yang

didanai pemerintah Inggris.

Page 26: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 5150

Program Dana Kemakmuran Kantor Luar Negeri, Persemakmuran & Pembangunan (FCDO) di Indonesia

Program GFCP Kantor Luar Negeri, Persemakmuran & Pembangunan (FCDO) Inggris bertujuan

untuk bekerja sama dengan sejumlah kota terpilih di negara berpendapatan menengah,

salah satunya adalah Indonesia. Program ini berjalan selama tiga tahun untuk memperbaiki

cara kota direncanakan dan dikelola, yang menghasilkan peningkatan kemakmuran dan

kualitas hidup lokal, termasuk pengurangan tingkat kemiskinan dan ketidaksetaraan gender,

bersama dengan menciptakan peluang perdagangan yang saling menguntungkan. Program

ini juga akan membantu menciptakan peluang dan mengembangkan hubungan ekonomi yang

berkelanjutan dengan kota-kota di sektor di mana Inggris memiliki keunggulan komparatif,

yang mengarah pada peningkatan yang saling menguntungkan dalam perdagangan lintas

negara di masa depan.

Terdapat banyak tantangan dalam hal penyediaan angkutan umum di Indonesia, seperti

kurangnya pelayanan, fasilitas, dan yang terpenting, konektivitas first- and last-mile

(perjalanan awal hingga akhir) yang baik, yang masih menjadi masalah utama di Bandung,

Surabaya, dan Denpasar.

FCDO saat ini memberikan bantuan melalui program GFCP kepada Pemerintah Kota

Bandung dalam meningkatkan kualitas layanan angkutan umum serta bantuan teknis dan

peningkatan kapasitas kepada Dinas Perhubungan Kota Bandung untuk mengembangkan

Rencana Transportasi Terpadu seluruh kota. Selain itu, terdapat program donor lain di Wilayah

Metropolitan Cekungan Bandung yang membantu pembangunan infrastruktur KA massal

perkotaan dan BRT.

Program ini memberikan bantuan teknis kepada Dinas Perencanaan Kota Surabaya untuk

mengembangkan pedoman perencanaan dan desain kota di lingkungan Putat Jaya untuk

mengubah daerah tersebut menjadi lingkungan hidup yang layak huni dan untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi. Meski intervensi tersebut tidak berfokus pada sistem transportasi

secara langsung, terdapat rencana untuk mengintegrasikan rute e-bike dan e-bus di dalam

kawasan wisata heritage kota Surabaya.

Proyek FCDO belum diterapkan di Denpasar, namun, kota Denpasar sudah terdaftar sebagai

salah satu dari lima kota yang dipilih oleh pemerintah pusat untuk diterapkannya program

percontohan terkait angkutan umum. Hal tersebut bertujuan untuk membangun Sistem

Informasi Transportasi Umum (PTIS) dan Sistem Transportasi Cerdas (ITS). Instrumen

teknologi yang dibutuhkan untuk sistem tersebut mencakup radar, kamera, dan sistem

perangkat keras serta perangkat lunak itu sendiri. Selain itu, Denpasar telah menggunakan

14 bus sekolah listrik selama lebih dari dua tahun.

Kota Bandung, Denpasar, dan Surabaya menunjukkan beberapa tantangan yang dihadapi kota-kota di

Indonesia terkait dengan polusi dan transportasi perkotaan (Tabel 7). Pada saat yang sama, kota-kota ini

memasuki masa pertumbuhan dan inovasi yang akan mendapatkan keuntungan dari pengenalan e-mobilitas

dan program-program yang menyelaraskan pertumbuhan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi

emisi karbon. Tingkat polusi udara dan kemacetan yang tinggi, serta keterjangkauan dan jangkauan transpor-

tasi umum yang rendah, berarti terdapat keharusan mendesak untuk memindahkan lebih banyak kendaraan

pribadi serta armada angkutan massal ke mode pengoperasian listrik. Hal ini dapat membantu meningkatkan

kualitas udara secara dramatis.

Tabel 7: Profil indeks kualitas udara tiga kota sasaran. Data dari Indeks Tipologi Bisnis Kota

Surabaya Bandung DenpasarRata-rata di Asia-Pasifik

Peringkat di Asia-Pasifik

Kualitas

udara

Indeks Kualitas Udara

(AQI) rata-rata tahunan

(lebih rendah = lebih baik)

70 51 22 42 15

Kualitas

udara

Jumlah hari dalam

pedoman udara segar18 0 - 42 266

Akibat perkembangan penggunaan kendaraan bermotor yang tinggi, kota-kota di Indonesia termasuk dalam

kota-kota dengan kepadatan tertinggi di dunia. Tingkat kemacetan mengacu pada waktu tempuh lebih tinggi

yang ditimbulkan oleh pengemudi atau kendaraan dibandingkan dengan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk

menempuh jarak yang sama dalam kondisi lancar. Pada tahun 2017, Denpasar, Bandung, dan Surabaya termasuk

dalam 250 kota paling padat di dunia, dengan tingkat kemacetan tahunan di atas 13% (lihat Tabel 8 di bawah)I. Biaya

kemacetan tahunan untuk ketiga kota tersebut mencapai lebih dari $40 miliar dalam beberapa tahun terakhir.II

Tabel 8: Kemacetan di Jakarta dan tiga kota sasaran studi iniIII

Kota Tingkat Kemacetan rata-rata tahunan (%) Peringkat global (1 = paling lancar)

Jakarta 17,3% Ke 1.043

Bandung 20,1% Ke 1.000

Surabaya 14,5% Ke 924

Denpasar 13,5% Ke 843

I INRIX Global Traffic Scorecard 2017

II World Bank (2019) Time to ACT! Realizing Indonesia’s urban potential

III https://www.benarnews.org/english/news/indonesian/rail-way-01192021153111.html

Surabaya Bandung Denpasar

Kualitas

udara

Profil Indeks

Kualitas Udara

(AQI) rata-rata

tahunan

Sangat tercemar, variasi

tahunan cenderung

sedang dalam tingkat

polusi

Sangat tercemar,

variasi tahunan

sedikit dalam

tingkat polusi

Cukup tercemar

Sumber: INRIX Global Traffic Scorecard 2017. *Peringkat global juga memperhitungkan jam sibuk yang dihabiskan dalam kemacetan.

Page 27: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 5352

SurabayaSurabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia, dengan pusat pelabuhan yang menam-

pung sekitar tiga juta orang dan semakin memainkan peran internasional dalam perdagangan,

logistik, keuangan, makanan dan minuman, serta manufaktur. Saat ini, kota tersebut tidak memiliki

angkutan umum berkapasitas tinggi, dan pasar mobilitas didominasi oleh operator swasta

dan minibus. Proyek-proyek katalis yang direncanakan mencakup jaringan rel kecepatan tinggi

ke Jakarta senilai $4,3 miliar, jalur kereta komuter metropolitan baru, dan perluasan bandara

internasional Juanda.I Pimpinan daerah Surabaya telah mendukung e-mobilitas, dan baru-baru

ini, berkomitmen pada armada kendaraan listrik pemerintah serta merencanakan uji coba e-bus

pada tahun 2021. Jaringan transportasi kota diawasi oleh departemen transportasi Surabaya. Pada

2018, Liverpool dan Surabaya menjadi kota kembar (sister city), dengan berfokus pada pengelolaan

pelabuhan, industri kreatif, kota pintar, dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia.

BandungBandung merupakan kota besar berbukit, yang berjarak 150 km dari Jakarta, dengan ekonomi

manufaktur yang semakin beragam menjadi digital, pariwisata, dan layanan keuangan. Universitas

kuat milik kota tersebut telah membantu mendorong inovasi dan perusahaan. Layanan angkutan

umum berkapasitas tinggi disediakan oleh perusahaan BRT TransBandung, DAMRI, dan AKDP

(Angkutan Antar Kota dalam Provinsi), tetapi popularitas taksi pribadi atau angkot terus berkem-

bang. Hubungan rel kecepatan tinggi dengan Jakarta dan skema LRT senilai $570 juta serta kereta

komuter merupakan proyek penting yang akan datang.II Bandung dikenal dengan kepemimpinan

mobilitasnya, sebagai provinsi pertama yang berkomitmen pada semua kendaraan pemerintah

menjadi listrik. Kemajuan terkini dalam peluncuran infrastruktur pengisian daya mobilitas elek-

tronik sejauh ini relatif lambat, dengan hanya satu pengisi daya publik yang dipasang di kota.III

DenpasarSebagai ibu kota Provinsi Bali, Denpasar merupakan ibu kota wisata pantai yang sektor

perhotelan dan perdagangannya membentuk pola permintaan mobilitas. Sebagian besar

penduduk lokal bekerja di industri taksi atau penyewaan mobil dan menolak perkembangan

sistem transportasi umum. Namun, kerangka peraturan untuk kendaraan listrik sudah ada,

dan uji coba bersama Grab serta pihak lainnya sedang dalam proses. Dinas Perhubungan

Provinsi Bali mengawasi dan mengatur transportasi serta bertanggung jawab atas perizinan

operator swasta, seperti Grab. Meski infrastruktur pengisian daya yang tersedia untuk

mobil listrik masih terbatas, beberapa stasiun mulai beroperasi untuk sepeda motor listrik,

termasuk enam stasiun pertukaran baterai.IV

I https://www.benarnews.org/english/news/indonesian/rail-way-01192021153111.html

II https://www.pwc.com/id/en/media-centre/infrastructure-news/february-2019/greater-bandung-LRT-to-utilise-PPP-scheme.html

III https://www.len.co.id/resmi-beroperasi-fast-charging-station-bppt-di-bandung-siap-tingkatkan-local-content/

IV https://www.len.co.id/resmi-beroperasi-fast-charging-station-bppt-di-bandung-siap-tingkatkan-local-content/

“Jawa Barat tidak 100% dikategorikan sebagai perkotaan. Kota ini terdiri dari wilayah metropolitan dan pedesaan. Tantangan yang masih kami alami adalah dalam memisahkan kebijakan publik tentang mobilitas elektronik sehingga dapat disesuaikan dengan karakteristik daerah yang berbeda.”Kepala Dinas, Pemerintah Provinsi Jawa Barat

Memasuki tahun 2020-an dan terlepas dari guncangan mendalam akibat Covid-19, jalur pembangu-

nan kota-kota di Indonesia, khususnya Surabaya, Bandung, dan Denpasar, kini diuntungkan oleh

prinsip makro yang lebih kuat, sektor swasta yang lebih dinamis, dan budaya wirausaha yang lebih

kuat, pasokan listrik yang lebih andal, kecepatan internet seluler yang lebih cepat, akses yang lebih

tinggi kepada lulusan terampil dan pegawai negeri, serta peningkatan kesiapan untuk mengadopsi

teknologi baru.

Sejalan dengan potensi pertumbuhan tersebut, Surabaya, Bandung, dan Denpasar menghadapi

sejumlah tantangan. Tantangan tersebut termasuk terbatasnya konektivitas internal dan eksternal

karena tingginya biaya transportasi domestik dan persaingan yang terbatas antara penyedia trans-

portasi. Pengaturan kelembagaan yang terfragmentasi untuk tata kelola metropolitan, kesenjangan

data dalam pemetaan medan, dan disparitas spasial dalam cakupan infrastruktur menambah

tantangan lebih lanjut untuk kota-kota tersebut (Tabel 9).

Terlepas dari tantangan yang dihadapi, ketiga kota ini secara kolektif memberikan pengaruh

besar pada proses urbanisasi Indonesia yang lebih luas. Dengan intervensi dan mitra yang tepat,

kota-kota tersebut memiliki potensi signifikan untuk mempercepat mobilitas yang lebih berkelanju-

tan dan efisien selama 10 tahun ke depan dan seterusnya. Kota-kota ini sekarang memasuki siklus

pertumbuhan yang bergantung pada:

• Perluasan dan penganekaragaman sistem infrastruktur kota tersebut untuk mengimbangi

pertumbuhan populasi, termasuk melalui kereta komuter metropolitan yang diperluas,

sambungan rel kecepatan tinggi ke kota lain, dan pilihan mobilitas yang lebih gesit.

• Pengurangan ketidaksetaraan melalui program perbaikan dan peningkatan akses ke pekerjaan

serta pengurangan polusi.

• Pemeliharaan aktivitas inovasi dan pengembangan spesialisasi kelompok yang lebih tajam untuk

membuat ekonomi mereka lebih tahan terhadap masa depan

Page 28: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 5554

Tabel 9: Hambatan dan Peluang E-mobilitas Kota Bandung, Denpasar, dan Surabaya

Karakter Ekonomi dan Fisik Konteks E-mobilitas Hambatan

Surabaya Kota pelabuhan pesisir

dataran rendah.

Perekonomian yang didomi-

nasi oleh perdagangan,

baik melalui pelabuhan dan

lembaga keuangan serta

industri manufaktur.

Angkutan umum

berkapasitas tinggi yang

terbatas.

Sektor mobilitas yang

didominasi oleh kendaraan

pribadi.

Dukungan pemerintah

tingkat tinggi untuk EV.

Rekam jejak yang terbatas

dalam meningkatkan

keberhasilan proyek

angkutan umum.

Bandung Kota berbukit dengan

lanskap perkotaan yang

membatasi.

Ekonomi inovasi tinggi

dengan universitas yang

kuat dan banyaknya

start-up.

Armada bus umum kecil.

Permintaan utama yang

masih tertuju pada

kendaraan pribadi.

Provinsi perintis dengan

dukungan pemerintah

tingkat tinggi untuk EV.

Beberapa rekam jejak

dalam meningkatkan

keberhasilan proyek

angkutan umum.

Peluang untuk fokus pada

elektrifikasi transportasi

berbasis jalan bersamaan

dengan perbaikan sistem

perkeretaapian perkotaan.

Denpasar Gerbang pantai menuju

pariwisata di pulau Bali

dan pulau lainnya.

Perekonomian dinamis

yang didominasi oleh jasa

dan pariwisata.

Budaya kuat dalam

menggunakan dan

menyesuaikan sepeda

motor dan sepeda.

e-mobilitas yang

dipandang sebagai daya

tarik potensial untuk

pariwisata.

Rencana pemerintah

nasional bagi zona EV untuk

meningkatkan daya tarik.

Kepentingan mapan

yang kuat menentang

pergeseran moda yang

signifikan.

Skema persewaan e-motor

yang sudah ada yang

dipasarkan dengan baik dan

biaya yang kompetitif yang

belum berjalan dengan baik.

5.2 Karakteristik Fisik dan Struktur Tata Kelola Tiga Kota Sasaran

I World Bank (2019) Time to ACT! Realizing Indonesia's urban potential

E-Mobilitas berpotensi memberikan kontribusi yang signifikan untuk mengatasi kesenjangan

struktural yang teridentifikasi di ketiga kota tersebut. Pergeseran ke e-mobilitas dapat meningkatkan

kualitas hidup jutaan penduduk kota secara signifikan.

Menyampaikan e-mobilitas memerlukan pendekatan ke seluruh kota jika memungkinkan. Tiga kota sasaran

mendapat manfaat dari setidaknya beberapa tingkat koordinasi metropolitan atau regional, di mana dampak

seluruh kota yang dihasilkan dari mobilitas elektronik menjadi lebih layak untuk dirancang dan disampaikan

dalam konteks lokal ini. Baik Bandung maupun Denpasar memiliki lembaga pemerintah formal setingkat metro-

politan, sedangkan Surabaya dan Denpasar memiliki mekanisme koordinasi yang memprioritaskan kerja sama

di bidang tata ruang, transportasi, dan infrastruktur (Tabel 10). Namun, kapasitas dan prioritas kepemimpinan

dari berbagai provinsi dan otoritas transportasi sangat bervariasi di seluruh kota yang membuat keberhasilan

inisiatif e-mobilitas hingga saat ini dan di masa depan sangat bergantung pada kepemimpinan lokal. Dalam

jangka pendek, Covid-19 dan masalah kesehatan masyarakat terkait mungkin menjadi perhatian yang lebih

mendesak bagi para pemimpin lokal daripada e-mobilitas.

Di satu sisi, Bali memiliki tingkat minat yang lebih rendah di antara kepemimpinan pemerintah daerah, dan

ekonomi pengunjung yang lebih menantang untuk mendorong reformasi, dibandingkan dengan Surabaya dan

Bandung. Yang terakhir, walikota aktif dan suportif telah mendukung ambisi yang lebih berani untuk menggerak-

kan armada kendaraan milik pemerintah. Di sisi lain, Bali, pada prinsipnya, menunjukkan banyaknya antusiasme

dan permintaan akan e-mobilitas. Namun, upaya terkini tetap berfokus terutama pada cara mendukung pemuli-

han dari pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap industri pariwisata lokal.

Tabel 10: Pengaturan tata kelola tingkat metropolitan di tiga kota sasaran. Sumber: Diadaptasi dari World Bank (2019).I

Institusi formal pemerintah

tingkat metro

Sekretariat metropolitan

bersama

Forum koordinasi

informal tingkat metro

Bidang kerja sama

Bandung ●

Pemerintahan, ekonomi,

pembangunan fisik,

pembangunan sosial dan

budaya

Surabaya ●

Perencanaan tata ruang,

transportasi, infrastruktur,

lingkungan

Denpasar ●Pengelolaan sampah,

transportasi, infrastruktur

Page 29: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 5756

Tabel 11 menggarisbawahi bagaimana - menurut standar ASEAN dan Asia-Pasifik - ketiga kota di Indonesia menonjol:

1. Sebagai kota dengan kepadatan menengah hingga tinggi

2. Karena mewarisi bentuk spasial yang tidak dapat dilalui pejalan kaki dan membuat akses ke layanan utama

menjadi lebih sulit dengan berjalan kaki

3. Sebagai kota yang semakin padat dan lebih efisien dalam penggunaan lahan dalam siklus terkini.

Tabel 11: Rekam jejak pembangunan yang solid:

Surabaya Bandung DenpasarRata-rata

di Asia-Pasifik

Peringkat di Asia-Pasifik

Rekam

jejak

pemban-

gunan solid

Presentase ekspansi

wilayah terbangun,

2000-2015 (%)xlviii

+10,4% +4,9% - +6,3% +1%

Presentase ekspansi

wilayah terbangun per

kapita, 2000-2015 (%) xlix

-0,2% -16,1% -34,0% -17,0% -41,0%

Kepadatan populasi

tertimbang (/km²) l12,000 20,900 10,500 19,150 84,000

% populasi yang tinggal

sejauh jarak perjalanan

kaki dari layananli

35% 21% 42% 41% 72%

*Kepadatan populasi tertimbang = kepadatan populasi di banyak wilayah kecil di kota, rata-ratanya ditimbang berdasarkan populasi. *% populasi yang tinggal sejauh jarak perjalanan kaki dari layanan = % penduduk yang tinggal sejauh jarak 1 km dari fasilitas pendidikan dan perawatan kesehatan. Data dari Indeks Tipologi Bisnis Kota

Secara khusus, Denpasar merupakan kota yang penggunaan lahannya lebih efisien dibandingkan dengan

pertumbuhan penduduknya, sementara Bandung merupakan kota dengan kepadatan tinggi yang efisien

menurut standar Asia-Pasifik (Tabel 12).

Tabel 12: Karakteristik pembangunan perkotaan ketiga kota

Surabaya Bandung Denpasar

Rekam jejak

pembangunan

solid

Rekam jejak

pembangunan

perkotaan yang solid

Ekspansi jejak

metropolitan

yang sangat

cepat

Ekspansi jejak

metropolitan yang

substansial

Jejak metropolitan

yang stabil

Rekam jejak

densifikasi

Tidak ada pola

densifikasi

yang jelas

Urbanisasi kembali

dengan beberapa

densifikasi

Menjadi lebih

efisien dalam

penggunaan lahan

Kepadatan populasi

tertimbang

Kepadatan

sedang

Kepadatan tinggi

yang efisienKepadatan sedang

% populasi yang

tinggal sejauh

jarak perjalanan

kaki dari layanan

Walkability

sedang

Walkability

rendahWalkability sedang

5.3 Perbandingan ASEAN

Jika dibandingkan dengan negara lain di ASEAN dan Asia-Pasifik, kota-kota di Indonesia mengalami defisit

mobilitas yang signifikan. Tantangan yang paling mendesak adalah seputar cakupan, efisiensi, dan

penggunaan angkutan umum berkapasitas tinggi, di mana Surabaya, Bandung, dan Denpasar berada di

bawah rata-rata di antara kota-kota di Asia-Pasifik. Transportasi umum secara keseluruhan juga relatif mahal

di Indonesia. Dibandingkan di kota-kota Asia Pasifik lainnya, penduduk di Indonesia menghabiskan sebagian

besar pendapatan bulanannya untuk transportasi umum.

Bukti saat ini menunjukkan bahwa intervensi EV mungkin lebih penting untuk mendorong

emisi dan pengurangan polusi di area yang kapasitas transportasi umumnya jauh lebih rendah.

Terutama dalam konteks pascaCovid-19 di mana bukti menunjukkan bahwa banyak orang di Indonesia yang

lebih enggan untuk bepergian dengan bus, EV dapat membantu mengisi kesenjangan dan mempertahankan

tingkat mobilitas yang tinggi sekaligus mengurangi emisi dan polusi udara (Tabel 13).

Tabel 13: Dasar-dasar transportasi umum di tiga kota

Surabaya Bandung DenpasarRata-rata di Asia-Pasifik

Peringkat di Asia-Pasifik

Dasar-dasar

transportasi

umum

% dari pendapatan

bulanan yang

dihabiskan untuk

transportasi umum

7,5% 4,8% - 4,0% 1,3%

Cakupan angkutan

umum berkapasi-

tas tinggi

(1 = maks)

0 0.01 0,03 0,05 0,44

*Cakupan transportasi umum berkapasitas tinggi mengacu pada panjang sistem metro, Lintas Rel Terpadu (LRT), dan Bus

Rapid Transit (BRT), no. stasiun, serta penumpang per kapita. Data dari Indeks Tipologi Bisnis Kota

Tantangan utamanya adalah hanya sedikit orang yang dapat mengakses pendidikan wajib dan layanan kesehatan

dengan berjalan kaki - terutama di Bandung. Ini sangat berkaitan dengan kondisi pandemi Covid-19 yang telah

mengurangi penggunaan transportasi umum. Ditambah dengan keterjangkauan yang lebih rendah dan cakupan

transportasi umum yang lebih terbatas, banyak penduduk bergantung pada kendaraan pribadi - terutama

kendaraan roda dua - untuk mengakses layanan tersebut. Inisiatif pemerintah saat ini difokuskan pada peningka-

Surabaya Bandung Denpasar

Dasar-

dasar

trans-

portasi

umum

Pendapatan

bulanan dihabiskan

untuk transportasi

umum

Tidak terjangkau bagi

penduduk biasa

Mahal untuk

penduduk biasa-

Cakupan angkutan

umum berkapasi-

tas tinggi

Kesenjangan dan defisit

mobilitas inti utama

Kesenjangan dan

defisit mobilitas

inti utama

Kesenjangan dan

defisit mobilitas inti

utama

Page 30: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 5958

tan penggunaan EV pada transportasi umum dan kendaraan pemerintah. Program uji coba yang menunjukkan

keberhasilan efektivitas dan kemudahan penggunaan akan memungkinkan peluncuran perdana opsi e-mobilitas

yang lebih luas di seluruh spektrum penggunaan kendaraan.

Terlepas dari biaya tinggi yang tidak dapat diberikan oleh pemerintah kota, kondisi cakupan kendaraan

angkutan umum yang sedikit menghadirkan peluang upaya bersama antara sektor publik dan swasta

untuk membangun jaringan EV angkutan massal dari awal, alih-alih mencoba untuk memodifikasi dan

mengganti stok transportasi konvensional yang lama. Karena setiap kota memiliki dukungan transportasi

umum, solusi yang dikembangkan dan diberikan di satu kota dapat diskalakan ke kota lain di seluruh Indonesia.

I Di antara 488 kota yang termasuk sebagai bagian dari Indeks Tipologi Kota

5.4 Ekosistem Inovasi Perkotaan

Dibandingkan dengan banyak pusat perkotaan Asia-Pasifik lainnya, ekosistem inovasi kota di

Indonesia kurang berkembang. Menurut jumlah perusahaan start-up, perusahaan scale-up, dan perusahaan

besar (korporasi) dengan inovasi tinggi per orang, intensitas inovasi kota di Indonesia lebih rendah daripada rata-rata

di seluruh Asia-Pasifik. Rekam jejak peningkatan skala perusahaan di Surabaya dan Denpasar untuk mempercepat

perluasan ekosistem serta mencapai jangkauan dan daya tarik global tidak semaju Jakarta atau Bandung. Dan ini

merupakan peluang yang jelas bagi ketiga kota tersebut.

Bandung menonjol sebagai kota dengan ekosistem inovasi yang lebih menjanjikan yang dapat

dibangun. Komitmen Pemerintah Kota Bandung untuk mendorong ekonomi kreatif dengan mendukung pusat

inovasi baru, membangun pusat industri, dan memberikan dukungan Litbang membuat kota ini lebih berhasil

dalam meningkatkan bisnis start-up menjadi prospek skala menengah, dibandingkan dengan yang lain. Sistem

kredit Program Percepatan Pembangunan Daerah yang memberikan dukungan kepada industri kreatif start-up

dan inkubator bisnis Bandung Techno Park telah membantu kota ini untuk mendirikan kantor pusat perusahaan

pendukung teknologi (tech-enabled) lokal, di mana Bandung sekarang berada di peringkat 225 teratas global (dari

488 kota). I Bandung juga memiliki tingkat spesialisasi inovasi yang relatif lebih tinggi dalam mobilitas dan sektor

terkait dibandingkan dengan kota-kota lain.

Pasar bagi perusahaan inovatif dalam mobilitas dan sektor terkait belum jenuh di kota-kota di

Indonesia. Ketiga kota tersebut memiliki tingkat spesialisasi perusahaan inovatif yang relatif rendah di sektor-se-

ktor ini. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak ruang bagi solusi e-mobilitas baru untuk memasuki pasar

(Tabel 14).

Tabel 14: Profil ekosistem inovasi Surabaya, Bandung, dan Denpasar

Surabaya Bandung DenpasarRata-rata di Asia-Pasifik

Peringkat di Asia-Pasifik

Ekosistem

inovasi

Jumlah kantor

pusat perusahaan

pendukung

teknologi lokal*

139 199 47 730 7,339

Kepadatan per

kapita kantor

pusat perusahaan

pendukung

teknologi lokal

0.5 0.8 0.5 2.5 16.1

Jumlah start-up

katalitik yang

sukses**

3 15 1 85 1,197

% dari kantor

pusat perusahaan

pendukung

teknologi dalam

mobilitas dan

sektor terkait

0,79% 0,86% 0,73% 1,35% 4,39%

*Jumlah kantor pusat perusahaan pendukung teknologi lokal = jumlah perusahaan start-up, perusahaan scale-up, dan perusahaan bereputasi pendukung teknologi yang terdaftar menurut basis data Crunchbase dari lebih dari 1 juta perusahaan yang memiliki kecerdasan teknologi tinggi, diakui di media global yang memiliki inovasi produk atau proses dalam 12 bulan terakhir, atau pernah mengalami investasi VC yang signifikan. **Jumlah start-up katalitik yang sukses = menempati peringkat 100.000 perusahaan top global secara agregat berdasarkan aktivitas perusahaan, visibilitas media dan online, serta momentum investasi. Data dari Indeks Tipologi Bisnis Kota

Surabaya Bandung Denpasar

Ekosistem

inovasi

Jumlah kantor

pusat perusahaan

pendukung

teknologi lokal

Ukuran dan skala

ekonomi inovasi

terbatas

Ukuran dan skala

ekonomi inovasi

sedang

Ukuran dan skala

ekonomi inovasi

terbatas

Kepadatan per

kapita kantor

pusat perusahaan

pendukung

teknologi lokal

Intensitas aktivitas

inovasi sangat

rendah

Beberapa intensitas

aktivitas inovasi

yang rendah

Intensitas aktivitas

inovasi sangat

rendah

Jumlah start-up

katalitik yang sukses

Rekam jejak kecil

dari perusahaan

inovasi yang

berhasil menaikkan

skalanya

Beberapa rekam

jejak perusahaan

inovasi yang

berhasil menaikkan

skalanya

Rekam jejak kecil

dari perusahaan

inovasi yang

berhasil menaikkan

skalanya

Page 31: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 6160

5.5 Kapasitas dan Kapabilitas Kemitraan

I Kehadiran sampel 50 perusahaan pelayanan perkotaan terdepan di dunia (Google Analytics)

II Pelayanan Perkotaan Terdepan (Advanced Urban Service) adalah istilah yang diciptakan oleh Connected Places Catapult untuk merujuk pada cara urbanisasi cepat dan teknologi baru memberikan peluang peningkatan kehidupan di kota dengan mendesain ulang layanan publik, menciptakan produk dan layanan baru, serta merombak struktur pemerintahan yang ada.

Dibandingkan dengan kota-kota Asia-Pasifik lainnya, terdapat lebih sedikit pelaku inovasi

perkotaan utama untuk perusahaan e-mobilitas yang bermitra atau bersaing di kota-kota di

Indonesia, Surabaya menampung sekitar 13 dari sampel 50 perusahaan teknologi perkotaan terkemuka

di dunia, sedangkan Bandung hanya menampung lima. Dalam kedua kasus tersebut, angka ini lebih rendah

dibandingkan rata-rata di kota-kota di kawasan itu (19)I . Denpasar tidak memiliki perusahaan teknologi

perkotaan terkemuka (Tabel 15).

Tabel 15: Kemampuan sektor pemerintah dan swasta untuk bermitra dan mendapatkan layanan di tiga kota

Surabaya Bandung DenpasarRata-rata

di Asia-Pasifik

Peringkat di Asia-Pasifik

Kemampuan

sektor pemer-

intah dan

swasta untuk

bermitra dan

mendapatkan

layanan

Kehadiran 50 peru-

sahaan teknologi

Pelayanan Perkotaan

TerdepanII (AUS)

13 5 - 19 42

Kepadatan per kapita

dari 50 perusahaan

teknologi perkotaan

terkemuka (AUS)

0,10 0,06 - 0,79 5,03

Kapabilitas belanja

tingkat kota secara

keseluruhan (1 =

maks) *

0,04 0,00 0,01 0,09 0,52

*Rata-rata tertimbang anggaran modal pemerintah kota absolut (33%) dan anggaran modal pemerintah kota per orang (66%), dibandingkan dengan pemimpin global. Data dari Indeks Tipologi Bisnis Kota

Kemampuan pemerintah kota di Indonesia untuk mendapatkan layanan dari mitra luar negeri juga

lebih rendah. Anggaran modal tingkat kota rendah di tiga pusat perkotaan, kecuali kota Surabaya yang memi-

liki kapabilitas belanja sedang. Artinya, setiap uji coba e-mobilitas harus menunjukkan penghematan

efisiensi yang jelas ke kota terkait biaya bila dibandingkan dengan layanan yang ada.

Implikasi dari permintaan e-mobilitas adalah bahwa, meskipun mungkin lebih sulit bagi perusahaan untuk

menemukan pelaku inovasi yang berpengaruh secara global untuk bermitra, tingkat kejenuhan juga lebih

rendah dan dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan.

5.6 Studi Kasus E-mobilitas Inggris

Inggris memiliki salah satu ekosistem e-mobilitas yang paling berkembang secara global. Investasi untuk

mengubah transportasi domestik umum Inggris, khususnya sektor e-mobilitas, telah mendorong bisnis

Inggris menjadi tempat yang tepat untuk berbagi praktik terbaik secara global dengan kota dan bisnis.

UKM Inggris memiliki keahlian yang berbeda dalam:

• Infrastruktur pengisian daya cerdas (stasiun dan hub pengisian daya) (misalnya Engenie, Elmtronics).

• Teknologi on-board untuk meningkatkan efektivitas biaya e-freight (misalnya Kendaraan Tevva).

• Cloud-, perangkat lunak berbasis AI (Artifical Intelligence) & IoT (Internet of Things) untuk meningkatkan

efisiensi transportasi umum dan pengisian jaringan EV serta menyediakan operator infrastruktur data

dengan pergerakan waktu nyata (misalnya Vivacity, Alchera Technologies).

• Layanan langganan e-mobilitas dan mendukung aplikasi ponsel cerdas (misalnya elmo).

• Mengembangkan infrastruktur penyewaan sepeda (bike sharing) dan sepeda listrik (misalnya Swytch,

Human Forest).

Faktanya, bersama lembaga penelitian Inggris dan pemerintah lokal, perusahaan-perusahaan tersebut

merupakan pemimpin global dalam e-mobilitas, terutama dalam:

• Menjelajahi kesiapan infrastruktur jaringan untuk kendaraan listrik.

• Memecahkan tantangan dalam mengintegrasikan sistem transportasi listrik ke jaringan yang ada,

termasuk masalah rantai pasokan, kendaraan listrik dan infrastruktur pengisian daya, serta jaringan rel

listrik.

• EV kecil berupa kendaraan roda tiga dan empat yang ringan.

• Mengoptimalkan kualitas udara serta manfaat kesehatan yang terkait dengan transportasi rendah emisi

dan revolusi e-mobilitas di Inggris.

Pilihan perusahaan Inggris berikut menonjolkan UKM di sektor e-mobilitas yang dapat

menyesuaikan secara tepat dengan ekosistem e-mobilitas Indonesia di tiga kota - Bandung,

Denpasar, dan Surabaya.

Surabaya Bandung Denpasar

Kemampuan

sektor

pemerintah

dan swasta

untuk

bermitra

dan

mendapat-

kan layanan

Adanya 50

perusahaan

teknologi perkotaan

terkemuka (AUS)

Kehadiran per kapita

dari 50 perusahaan

teknologi perkotaan

terkemuka (AUS)

Ketersediaan sedang

pelaku inovasi

perkotaan besar

untuk bermitra dan/

atau bersaing

Tingkat kejenuhan

pasar inovasi perko-

taan yang sedang

Beberapa keterse-

diaan rendah pemain

inovasi perkotaan

utama untuk bermitra

dan/atau bersaing

Tingkat kejenuhan

pasar inovasi perko-

taan yang rendah

-

Kapabilitas belanja

tingkat kota secara

keseluruhan

Beberapa kapabilitas

belanja sangat rendah

Wewenang kota

atas belanja yang

diabaikan

Wewenang

kota atas

belanja yang

diabaikan

Page 32: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 6362

Ekosistem Mobilitas Listrik Inggris

Baterai NyoboltPerusahaan baterai niobium generasi baru yang super cepat (di bawah satu menit). www.nyobolt.com

AddionicsMenciptakan baterai generasi berikutnya melalui rekayasa dan arsitektur baterai 3D yang cerdas.www.addionics.com

Penyimpanan Baterai

Connected EnergyMemberikan terobosan sistem penyimpanan energi menggunakan baterai kendaraan listrik 'second life'.

www.c-e-int.com

OXTO EnergyMenyediakan penyimpanan energi dan teknologi global. www.oxtoenergy.com

Zenobe Energy Menghadirkan solusi daya dan transportasi yang bersih melalui penggunaan penyimpanan baterai yang inovatif.www.zenobe.com

Infrastruktur Pengisian Daya

Urban Electric Network Memberikan solusi infrastruktur pengisian daya berupa pop-up EV perkotaan generasi baru di jalan.www.urbanelectric.london

POD Point LtdMembangun dan menyediakan infrastruktur pengisian daya yang diperlukan untuk memungkinkan adopsi EV secara massal. www.pod-point.com

AndersenPerusahaan dari Inggris yang menghasilkan stasiun pengisian daya cerdas dan khusus untuk kendaraan listrik.www.andersen-ev.com

cityEVMenyediakan stasiun pengisian daya untuk EV. cityev.net

Jaringan Pengisian daya

CrowdChargePlatform digital yang mengelola berbagai pengisi daya EV untuk menyediakan listrik yang lebih murah dan lebih ramah lingkungan.www.crowd-charge.com

ev.energyPlatform cerdas yang mengelola pengisian daya EV agar lebih ramah lingkungan dan lebih murah.ev.energy

EV (mobil, bus, van, & truk)

ArrivalDesain bus listrik dan van listrik yang berfokus pada manusia dan cerdas - untuk merevitalisasi transportasi umum.www.arrival.com

Tevva - Menghadirkan kendaraan tanpa emisi melalui teknologi perluasan jangkauan revolusioner.www.tevva.com

Manchester Electric Vehicle LtdProdusen mobil listrik paling terjangkau di Inggris dengan harga target di bawah £10.000. www.beeanywhere.com

Page 33: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 65Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia64

Alcraft Motor Company Ltd Berfokus pada pengembangan kendaraan dan teknologi rendah karbon yang unik.www.alcraftmotor.com

EV Technology Perusahaan konsultan dan teknologi yang berfokus pada pasar kendaraan listrik.www.ev-tech.uk

Shared Mobility (cars & two wheelers)

Manchester Electric Vehicle LtdMenyediakan solusi persewaan mobil, e-mobilitas perkotaan sesuai permintaan.www.beeanywhere.com

GingerMenyediakan solusi mobilitas mikro bersama; sepeda bersama, skuter listrik bersama, sepeda elektronik bersama, mobil mikro bersama, atau kendaraan inovatif lainnya yang ada.www.ginger.town

Zwings Operator persewaan armada skuter listrik dan sepeda listrik serta salah satu perusahaan start up mobilitas mikro yang tumbuh paling cepat di Inggris. www.zwings.co.uk

GoZero Mobility Operator dan produsen sepeda listrik bersama. www.gozero.in

Electric Assisted Vehicles LtdPerusahaan e-cargo, teknik, dan produksi desain EV generasi baru yang mengembangkan solusi di pasar kendaraan tanpa emisi yang berkembang pesat.www.eavcargo.com

Platform Mobilitas & Perubahan Perilaku dan Integrasi

Liftango Perancang dan operator Demand Responsive Transport serta platform teknologi digital MaaS.www.liftango.com

Better PointsPerusahaan perubahan perilaku dengan perubahan kebiasaan mutakhir untuk transportasi & mobilitas, kesehatan & kesejahteraan, dan perubahan iklim; Platform digital Perangkat Lunak sebagai Layanan.www.betterpoints.ltd

EV Components

Hypermotive Memproduksi kabel bodi EV, rekayasa/integrasi sistem EV, dan pengembangan sel bahan bakar. www.hyper-motive.com

Integral Powertrain Memproduksi rangkaian tenaga (powertrain) dalam kendaraan dan sistem E-Drive.www.integralp.com

Manajemen dan Analisis Baterai

GreenEnco Limited Konsultasi manajemen strategi dan risiko energi terbarukan (paket baterai, sistem manajemen baterai).www.greenenco.co.uk

Eatron Technologies Memberikan solusi perangkat lunak bertenaga AI yang aman untuk sistem manajemen baterai.www.eatron.com

Manajemen Lalu Lintas

Fotech Solution Memberikan solusi pemantauan canggih menggunakan penginderaan serat optik dan AI. .www.fotech.com

Now WirelessInfrastruktur jaringan kota dan pengembangan kota pintar, termasuk pengoptimalan lalu lintas dengan AI dan IoT. . www.nowwireless.com

Teknologi Baterai End-of-Life

Aurelius Environmental Perusahaan daur ulang baterai yang mengembangkan cara radikal dan ramah lingkungan untuk mendaur ulang baterai dan bekerja sama dengan Universitas Cambridge. ael.global

Ecobat LogisticsOtoritas terkemuka dari Inggris yang mengumpulkan dan mendaur ulang baterai limbah EV. www.ecobat-logistics.com

Page 34: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 6766

Liftango

Liftango menuntun organisasi global dan kota

tentang cara merencanakan, meluncurkan, dan

mengukur proyek mobilitas multimoda bersama.

Mereka memecahkan masalah terkait parkir,

kemacetan, dan zonasi dengan meningkatkan

efisiensi layanan transportasi menggunakan

teknologi transportasi sesuai permintaan dan

mengurangi emisi GRK. Dari transportasi peru-

sahaan, bus umum, carpooling, dan layanan par-

atransit –Liftango telah menemukan teknologi

responsif pada permintaan paling canggih untuk

memungkinkan masyarakat memanfaatkan

kekuatan transportasi bersama yang berkelan-

jutan, hemat biaya, andal, dan inklusif.

Mengapa mitra harus bekerja dengan Liftango

Liftango baru-baru ini menyelesaikan uji coba

yang sukses di North Lincolnshire Council

dan Staffordshire County Council. Saat ini,

mereka beroperasi di Inggris, Australia, AS, dan

Selandia Baru. Pertumbuhannya yang cepat dan

kesuksesan di tingkat internasional menunjuk-

kan bahwa teknologi transportasi MaaS juga

dapat memberikan perilaku transportasi yang

berkelanjutan di pasar Asia.

www.liftango.com

Nyobolt

Nyobolt adalah perusahaan baterai mutakhir

yang mendefinisikan kategori baru teknologi

daya ultra tinggi, spin-out dari Universitas Cam-

bridge. Baterai Nyobolt mewakili perubahan par-

adigma - menghadirkan pengosongan daya yang

super tinggi dan pengisian daya yang sangat

cepat. Teknologi ini tepat untuk pengisian daya

yang cepat dan kepadatan energi yang tinggi.

Teknologi mereka juga memberikan keamanan

yang lebih baik dan siklus hidup yang lebih lama

daripada teknologi baterai yang ada serta bek-

erja sangat baik pada suhu rendah dan tinggi.

Mengapa mitra harus bekerja dengan Nyobolt

Setelah mendapatkan $10 juta dalam

pendanaan Seri A dari Cambridge Enterprise

dan investor Slicon Valley, Nyobolt mulai

melakukan komersialisasi teknologi baterai

berdaya tinggi yang akan memenuhi permintaan

banyak aplikasi kendaraan listrik. Perusahaan

memerlukan dana segar untuk memperluas

operasinya secara global, membangun fasilitas

produksi dan pengujian baru, serta memperluas

tim mereka di Inggris, AS, dan Asia.

www.nyobolt.com

Arrival

Arrival, start-up mobilitas berkelanjutan yang

berbasis di Inggris sedang mengembangkan

kendaraan listrik komersial menggunakan

teknologi yang dikembangkan sendiri, platform

yang terukur, dan pabrik mikro fleksibel

perintisnya. Pendekatan ini memungkinkan

produksi berbagai jenis kendaraan yang berbeda

dan hemat biaya termasuk van ringan dan bus

besar. Metode desain dan produksi baru Arrival

membuat biaya kendaraan listriknya sebanding

dengan bahan bakar fosil yang setara, yang

diantisipasi akan mempercepat penggunaan

massal mobilitas listrik.

Mengapa mitra harus bekerja dengan Arrival

Arrival dianggap sebagai start-up paling

berharga di Inggris. Pada bulan Oktober, perusa-

haan telah mengumpulkan investasi sebanyak

$118 juta dari Hyundai dan Kia serta meng-

hasilkan $660 juta yang mendorong ekspansi

globalnya. Perusahaan mendapat pesanan

10.000 van komersial bertenaga baterai dari

delivery giant UPS. Arrival sudah membangun

dua "pabrik mikro" pertamanya senilai $50 juta,

satu di Inggris dan satu lagi di AS.

www.arrival.com

Tevva

Tevva Motors Ltd adalah pengembang

terkemuka sistem elektrifikasi modular yang

berbasis di Inggris untuk kendaraan komersial

tugas menengah. Dengan pendekatan rekayasa

sistem, Tevva telah mengembangkan teknologi

kendaraan listrik kelas dunia yang mengikuti

standar paling ketat untuk memastikan

keamanan, keandalan, dan daya tahan. Setiap

e-truck Tevva mengurangi emisi CO2 sekitar

20 ton per tahun, mempercepat pengurangan

polusi hingga net zero.

Mengapa mitra harus bekerja dengan Tevva

E-truck Tevva dikemas dengan teknologi canggih

yang eksklusif. Teknologi tersebut dirancang

untuk menawarkan kepada operator EV terkait

kendaraan yang lebih ramah lingkungan, lebih

hemat biaya, dan lebih praktis secara opera-

sional, memudahkan perpindahan dari bahan

bakar fosil dan menuju masa depan yang lebih

hijau, lebih bersih, dan percaya diri.

www.tevva.com

EV Technology

EV Technology adalah perusahaan konsultan dan

teknologi yang berfokus pada pasar kendaraan

listrik. Berawal dari armada taksi listrik pertama

di London, mereka ingin membuat transisi

armada ke kendaraan listrik semudah mungkin.

Mereka menggunakan keahlian domain mereka

untuk memberi tahu pelanggan tentang cara

beralih ke kendaraan listrik dengan cara yang

dapat meningkatkan nilai, dari persyaratan

infrastruktur dan pemasangan hingga mengelola

dan memantau kendaraan mereka dan melatih

pengemudi dengan cara mengemudi yang ramah

lingkungan. Mereka menganalisis armada untuk

kecenderungan menggunakan EV dan memasti-

kan persyaratan pengisian armada yang diusulkan

dan kemudian menyampaikan rencana untuk

memastikan kendaraan diisi saat diperlukan.

Mengapa mitra harus bekerja dengan EV Technology

Ambisi utama EV Technology adalah menjadi

agregator utama data untuk semua pasar EV.

Dalam posisi ini, mereka dapat memberikan

informasi kepada berbagai pelanggan termasuk

produsen mobil, perusahaan asuransi, penyedia

energi, dan perusahaan layanan kota pintar

lainnya.

www.ev-tech.uk

Page 35: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 6968

6 RingkasanSelama beberapa tahun terakhir, Sektor e-mobilitas di Indonesia telah mengalami pertumbuhan

lokal yang pesat. Namun, sebagian besar potensinya masih belum dimanfaatkan dengan

maksimal. Sektor ini memiliki potensi untuk tidak hanya mengatasi perubahan iklim dan polusi

perkotaan, tetapi juga mendorong pertumbuhan lokal dan nasional melalui industri global yang

tumbuh cepat dan terbilang baru. Indonesia secara khusus memiliki sumber daya dan pasar

dalam negeri, serta ekosistem akademis dan industri yang kuat. Jika ekosistem ini dapat menjadi

katalisator, maka Indonesia berada pada posisi yang tepat untuk tidak hanya menjadi pemain

regional, tetapi juga menjadi kekuatan global di sektor e-mobilitas.

Laporan ini telah menunjukkan keadaan sektor mobilitas elektronik saat ini di Indonesia serta bagaimana

potensi transformatif dari sektor ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan manfaat lingkungan dan sosial

ekonomi yang lebih luas dalam mendukung pengurangan polusi perkotaan. Indonesia berada pada posisi yang

tepat untuk memanfaatkan momen unik ini dan terlibat dengan agenda sains dan inovasinya dalam mendekati

area net zero.

Dalam jangka pendek, bahan bakar fosil akan terus mendorong produksi energi di dalam negeri, memitigasi

pengurangan jejak karbon nasional yang dapat membawa peningkatan penggunaan layanan e-mobilitas.

Dengan demikian, keberhasilan e-mobilitas untuk mengurangi emisi di kota-kota menengah

di Indonesia akan bergantung pada dekarbonisasi jaringan listrik. Namun hal ini seharusnya tidak

menghalangi atau menunda peningkatan penggunaan layanan e-mobilitas. Mereka membawa banyak

manfaat, dan dalam industri yang berkembang pesat dan masih terbilang baru, Indonesia perlu mengem-

bangkan kemampuannya sendiri dengan cepat atau berisiko terjebak dalam solusi impor di sektor ini untuk

jangka panjang.

Laju perkembangan sektor ini dapat dipercepat melalui dukungan dari otoritas kota, akademisi,

industri, dan bermitra dengan perusahaan dan institusi akademis yang sesuai dari Inggris. Melalui

penerapan layanan e-mobilitas di seluruh kota, Indonesia akan melihat dampak positif awal dari sektor ini,

baik secara ekonomi, sosial, dan lingkungan. Penerapannya yang berhasil berpotensi meningkatkan kemac-

etan dan kualitas udara secara signifikan di kota-kota menengah di Indonesia, dengan dampak positif pada

penciptaan lapangan kerja, produktivitas, kesehatan, dan kualitas hidup.

Dalam wawancara ahli dan pengembangan tujuan serta kebijakan armada angkutan umum bertenaga listrik

di masing-masing dari tiga kota menunjukkan bahwa permintaan terhadap solusi e-mobilitas

cukup tinggi. Namun, Denpasar memiliki kasus khusus terkait kuatnya sektor transportasi pribadi (taksi)

dan perhatian pemerintah daerah dengan pemulihan ekonomi pengunjung setelah Covid-19. Oleh karena itu,

solusi e-mobilitas berbasis armada memiliki pasar yang jelas.

Dalam konteks rendahnya ketersediaan transportasi umum berkapasitas tinggi dan bentuk spasial yang

menghambat berjalan kaki, kendaraan listrik - terutama kendaraan bermotor roda dua - akan menjadi

kunci untuk memperkuat mobilitas di kota-kota di Indonesia pascapandemi Covid-19. Fokus e-mobilitas

langsung harus secara logis terhadap bus listrik, kendaraan komersial, layanan kota rute yang

ditetapkan, pengumpulan sampah, dan motor pengiriman mil terakhir (last-mile). Ini juga sesuai

dengan kekuatan utama Inggris dalam kapabilitas sains, inovasi, teknologi, dan layanan. Pasar

e-mobilitas pribadi atau individu saat ini tidak berkembang, sementara kendaraan komersial menawarkan

peluang kuat untuk penghematan biaya di kota-kota di mana anggaran rendah dan di mana investasi kecil

dapat menghasilkan penghematan finansial serta manfaat lingkungan dan sosial ekonomi.

Proses kota-kota di Indonesia dalam meningkatkan solusi e-mobilitas bergantung pada kemampuan mereka

untuk mengembangkan inovasi utama yang ada dengan perbaikan seputar insentif kebijakan, infrastruktur

pengisian daya, pengurangan risiko finansial untuk terlibat dengan solusi inovatif, model bisnis baru, serta

perubahan perilaku.

Page 36: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 7170

Untuk sepenuhnya terlibat dengan sektor e-mobilitas, kota-kota memerlukan proyek perconto-

han dan uji coba untuk menunjukkan apa yang layak serta untuk memungkinkan perusahaan

kecil dengan inovatif tinggi untuk menguji dan mencoba solusi mereka. Sampai saat ini, banyak

kegiatan yang berasal dari Barat di daerah ini difokuskan pada studi dan lokakarya dengan rekomendasi

tindakan, bukan implementasi langsung di lapangan. Peluang e-mobilitas di Indonesia dapat dipecah menjadi

beberapa blok proyek yang lebih kecil yang, saat dihadirkan, dapat mempercepat ekosistem start-up dan

inovasi lokal.

Uji coba teknologi atau intervensi di lingkungan binaan dengan percobaan di kota-kota memiliki

keuntungan untuk menyelesaikan semuanya dengan lebih cepat dan efisien dibandingkan

apabila dihadirkan melalui lembaga tingkat nasional. Kota-kota di provinsi terbesar khususnya - seperti

Bandung, Denpasar dan Surabaya - dapat memiliki peran kunci dalam menguji solusi e-mobilitas di layanan

publik yang dirancang agar aman, dapat diprediksi, serta dapat ditingkatkan di kota mana pun yang memiliki

tantangan sama. Misalnya, memilih tantangan kota seperti pengumpulan sampah kota dan elektrifikasi solusi

melalui kendaraan listrik sampah sebagai uji coba akan menjadi percobaan yang harus segera dilakukan

untuk menunjukkan kemungkinan dan bagaimana cara kerjanya secara praktik sebelum meningkatkan

skalanya di seluruh kota dan negara. Ini mengurangi kebutuhan infrastruktur pengisian daya di seluruh

kota. Kendaraan tersebut banyak digunakan, tetapi rute dan jaraknya dapat diprediksi. Kendaraan tersebut

memakan banyak waktu karena kecepatan lambatnya dan merupakan layanan publik yang penting di setiap

kota. Uji coba yang berhasil untuk mengelektrifikasi kendaraan tersebut dapat menunjukkan manfaat solusi

e-mobilitas dan memungkinkan kemitraan nyata antara perusahaan Inggris dan Indonesia untuk berlanjut.

Page 37: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 7372

7 RekomendasiUntuk mendukung perkembangan lebih lanjut dari ekosistem e-mobilitas Indonesia melalui

kemitraan dengan Inggris, laporan ini menawarkan tiga rekomendasi. Rekomendasi tersebut

mendukung percepatan penyebaran dan adopsi solusi e-mobilitas di ruang perkotaan Indonesia.

Connected Places Catapult berpengalaman dalam membuat program ini, baik di Inggris maupun

di luar negeri, sebagaimana dibahas dalam studi kasus proyek kami di akhir bagian ini. Catapult

telah bekerja di seluruh dunia selama bertahun-tahun untuk membuat proyek yang mendorong

ekosistem lokal dalam berbagai tema dan teknologi. Ini dilakukan dengan memahami apa yang

dibutuhkan dan apa yang mungkin bisa dicapai, serta mendukung kolaborasi bisnis lokal, akademisi,

dan pemerintah dengan UKM Inggris untuk menciptakan proyek yang saling menguntungkan yang

memberikan manfaat sosio-ekonomi nyata bagi semua yang terlibat.

1. Mendirikan “Uji Coba Udara Bersih untuk E-mobilitas” di satu kota atau lebih

Seperti uji coba udara bersih yang diadakan Catapult

di India, testbed udara bersih untuk e-mobilitas dapat

diterapkan di satu atau lebih kota di Indonesia. Fokus

uji coba ini adalah untuk mengembangkan pemaha-

man mendalam terkait area penerapan spesifik dari

solusi e-mobilitas di kota yang layak secara komersial

dan yang mendorong hasil yang tepat seputar

dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial yang positif.

Maka, program percepatan dapat dijalankan untuk

mengolaborasikan perusahaan Inggris dan Indonesia

dalam mendukung pengembangan penerapan

mereka dalam uji coba kota.

Ini merupakan model berbiaya murah, dapat diting-

katkan, dan dapat diulang yang dapat mendorong laju

inovasi dan pengembangan solusi e-mobilitas yang

layak secara komersial untuk tantangan yang teridenti-

fikasi. Tujuannya adalah untuk mendorong penerapan

sains dan inovasi dalam konteks komersial.

Program percepatan terstruktur akan memungkin-

kan adanya kolaborasi antara perusahaan Inggris dan

Indonesia, pengembangan lebih lanjut dari solusi

mereka, penerapannya, serta pemodelan dampak

dan manfaatnya. Fokusnya adalah membawa uji coba

yang berhasil ke tahap pengadaan dengan pemerin-

tah kota atau sponsor perusahaan swasta.

Ada dua cara yang dapat diuji coba dan modelnya

bergantung pada sumber pendanaan. Cara tersebut

dapat didanai secara khusus sebagai solusi oleh

solusi, seperti dalam pendekatan sponsor tantangan,

atau oleh sektor publik, yang memungkinkan solusi

lebih luas untuk diuji dan tidak terikat pada tujuan

komersial tertentu dari sektor swasta.

• Tantangan sponsor. Klien akhir (departemen

kota perusahaan swasta) mengidentifikasi

kebutuhan mereka sebelumnya dan program

terstruktur uji coba memfasilitasi start-up serta

UKM di Indonesia dan Inggris untuk berkolaborasi

dalam menerapkan solusi mereka melalui uji coba

untuk menunjukkan dampaknya. Pendekatan

ini mengurangi risiko keterlibatan klien dengan

inovasi dan teknologi baru, mendorong partisipasi

dalam cara kerja baru, dan menampilkan

inovasi mutakhir dalam e-mobilitas. Ini juga

memungkinkan perusahaan kecil lokal dan Inggris

kesempatan untuk menunjukkan solusi mereka

dalam memecahkan tantangan publik dan swasta

yang nyata. Artinya, pendekatan ini merupakan

solusi yang akan diterapkan sehingga secara

langsung berhubungan dengan peluang komersial.

• Program uji coba yang didanai. Pendanaan

inti disediakan oleh pemerintah pusat atau daerah

untuk mendukung kolaborasi dan uji coba dari

start-up dan UKM di Inggris dan Indonesia. Dengan

fokus pada tantangan kota, tujuannya adalah

untuk memungkinkan uji coba solusi potensial

untuk sektor publik. Pengadaan kota tidak secara

tradisional diatur untuk memungkinkan kota

melakukan percobaan dengan teknologi dan

layanan baru yang hadir. Uji coba di Inggris dan

Indonesia untuk mengakses data publik dan

dukungan dari pemerintah lokal dan nasional

serta menunjukkan bagaimana solusi mereka

dapat memberikan layanan yang lebih baik atau

mendorong efisiensi. Setelah mengevaluasi apakah

solusi layak secara komersial dan dapat diterapkan,

bagian pengadaan kota dapat memilih dan

mendukung pengadaan solusi yang sangat inovatif

sambil mendukung pertumbuhan bisnis lokal dan

investasi langsung asing oleh perusahaan Inggris,

yang semuanya berkontribusi pada pertumbuhan

lapangan kerja lokal.

Page 38: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 7574

Biasanya, testbed ini memerlukan lokasi kota, akses ke data yang relevan, dan berjalan dalam siklus enam

bulan dengan antara 10 hingga 20 perusahaan yang berpartisipasi per siklus.

Hasil langsungnya adalah kecepatan membawa sains dan inovasi ke pasar, kemampuan untuk mendukung

start-up dan UKM lokal dan Inggris dalam menampilkan solusi mereka sesuai dengan permintaan pasar

nyata dan memungkinkan pengguna akhir untuk melihat efisiensi dan model bisnis di sekitar mereka.

Karena secara global, solusi berbasis kota sering kali merupakan produk matang dari perusahaan besar

dengan sumber daya untuk terlibat dengan mekanisme pengadaan kota, model uji coba yang diusulkan

ini memungkinkan pemerintah lokal dan nasional untuk berperan dalam membawa pemain kecil ke pasar

secara efektif dan efisien serta mendukung ekosistem inovasi lokal dengan menawarkan jalur langsung

ke pasar dan pertumbuhan.

2. Bersama dengan pemerintah Indonesia, mengidentifikasi prioritas infrastruktur jangka menengah hingga panjang di mana e-mobilitas dapat dan harus memainkan peran penting serta menjalankan program peningkatan kapasitas, sandboxing (strategi manajemen) dan/atau akselerator

Membangun pengalaman Catapult yang luas dalam

mendukung kebijakan nasional dan pengembangan

standar serta bekerja untuk mempercepat inovasi ke

dalam perusahaan dan proyek infrastruktur - melalui

program Akselerasi Mobilitas Cerdas, program

Laboratorium Inovasi HS2 (berkecepatan tinggi),

program Simulasi Demonstran Udara Bersih, program

Laboratorium Inovasi Departemen Transportasi,

dan lainnya - Catapult akan bekerja sama dengan

pemerintah pusat dan daerah Indonesia untuk

mengidentifikasi prioritas infrastruktur jangka

menengah hingga panjang yang selaras dengan

potensi peluncuran e-mobilitas. Bersama dengan

pemerintah Indonesia, Catapult kemudian akan

menjalankan pembangunan kapasitas untuk sektor

publik, standar, dan regulatory sandbox (mekanisme

pengujian) untuk mendukung pengembangan

kerangka kerja dan standar peraturan yang tepat,

dan/atau program akselerator dalam mendorong

kemitraan antara perusahaan Indonesia dan Inggris

untuk mewujudkan solusi berdampak tinggi.

Pembangunan tersebut bertujuan untuk

meningkatkan pertumbuhan jangka menengah dan

memungkinkan perusahaan Inggris dan Indonesia

untuk berkolaborasi dalam jangka waktu yang lebih

lama, yang mengarah pada beberapa potensi hasil

positif seperti:

• Mendukung pemerintah untuk lebih

memahami kebijakan, peraturan, dan standar

yang ada atau dibutuhkan. Sektor publik akan

mendanai tantangan atau persaingan tertentu

di mana perusahaan Inggris dan Indonesia akan

bekerjasama untuk menginformasikan pemahaman

pemerintah yang lebih baik tentang dampak

dan pengembangan kebijakan, standar, dan/atau

peraturan di sekitar wilayah tertentu. Catapult

akan mendukung peningkatan kapasitas di dalam

pemerintah pusat dan daerah di wilayah-wilayah ini.

• Mendorong pengembangan keterampilan

dan penerapan sains serta inovasi di sekitar

industri tertentu. Pemerintah Indonesia

dapat menjalankan akselerator terkait dengan

program infrastruktur nasionalnya yang besar

untuk memungkinkan pengujian, percobaan,

dan pengembangan solusi start-up dan UKM di

Indonesia dan Inggris. Setelah menyelesaikan

program akselerator, solusi ini harus dikembangkan

dan diuji ke tingkat di mana solusi tersebut dapat

dibawa ke dalam rantai suplai infrastruktur,

sehingga menciptakan solusi inovatif yang siap

pasar dan teruji pasar (market-ready dan market-

tested) dari perusahaan kecil yang layak secara

komersial. Hal ini, secara bergiliran, akan mengarah

pada pertumbuhan berkelanjutan dari start-up dan

UKM yang dapat ditingkatkan pada proyek serupa

secara nasional, regional, dan global.

Umumnya, program ini akan difokuskan pada

tantangan khusus untuk pemerintah dan

infrastruktur, mulai dari teknologi yang muncul atau

aplikasi yang sangat inovatif dan lebih maju daripada

kebijakan, standar, atau peraturan terkini (misalnya

kendaraan yang terhubung dan otonom) hingga

teknologi baru di pasar dan dianggap berisiko terlalu

tinggi untuk pengadaan dalam skala besar ke dalam

proyek infrastruktur besar. Teknologi tersebut tidak

terbatas pada e-mobilitas. Misalnya, teknologi konstruksi digital yang sangat inovatif, di mana Inggris

merupakan pemimpin dunia yang berperan penting dalam proyek infrastruktur.

Program terstruktur seperti ini biasanya berlangsung selama enam bulan dan membutuhkan sponsor untuk

pendanaan awal partisipasi start-up dan UKM Indonesia dan Inggris.

Hasil langsungnya mencakup pemerintah yang terlibat dengan teknologi yang sangat inovatif dan penyedia

solusi yang sejalan dengan investasi infrastruktur utama mereka. Pemerintah dapat menggunakan program

ini untuk menginformasikan perkembangan kebijakan, peraturan, dan standar dengan lebih baik untuk

memastikan mereka mendukung penerapan ilmu pengetahuan dan inovasi di negara ini. Selain itu, program

tersebut dapat mendorong kemakmuran sosial ekonomi karena memberikan akses komersial ke kumpulan

dana pemerintah yang besar untuk start-up dan UKM, sehingga menciptakan aliran pendapatan yang stabil

dan memungkinkan mereka untuk berinvestasi pada lebih banyak staf dan dalam mengembangkan solusi

mereka lebih lanjut. Oleh karena itu, seiring dengan kemajuan program infrastruktur pemerintah, program

ini memberikan jalan bagi perusahaan start-up dan UKM di Indonesia serta Inggris untuk melibatkan dan

menerapkan solusi yang sangat inovatif. Model ini memungkinkan pemerintah lokal dan nasional untuk

berperan dalam membawa inovasi ke pasar dan mendukung ekosistem lokal tumbuh dan berkembang

dengan menawarkan jalur menuju pasar dan pertumbuhan.

3. Sektor swasta memimpin uji coba di satu kota atau lebih

Connected Places Catapult memiliki kemitraan jangka panjang dengan perusahaan besar, seperti Hyundai,

di mana perusahaan tersebut mendukung Catapult untuk memahami peluang pasar, penyedia solusi terbaru

yang muncul dari Inggris, dan cara bermitra dengan mereka. Catapult akan berupaya untuk bermitra dengan

perusahaan besar Indonesia di bidang e-mobilitas dan mendukung mereka untuk mengembangkan layanan

lebih lanjut melalui kolaborasi dan penyebaran penyedia solusi Inggris. Hal ini akan memungkinkan

perusahaan seperti Gojek untuk mengakses penawaran "percobaan sebagai layanan" Catapult dengan

memberikan dukungan dalam menjalankan uji coba dengan perusahaan Inggris yang sangat inovatif terkait

program terstruktur untuk memahami apakah dan bagaimana mereka dapat bekerja sama. Uji coba ini pada

awalnya akan dilakukan pada salah satu dari tiga kota yang diidentifikasi sebagai pasar yang diinginkan dalam

laporan ini, dengan maksud untuk mengukur uji coba yang berhasil di ketiga kota tersebut.

Pendekatan ini sangat difokuskan untuk mendukung perusahaan besar Indonesia dalam mengakses inovasi

Inggris yang mutakhir dan memasukkannya ke dalam rantai suplai mereka. Oleh karena itu, perusahaan

besar yang menyediakan layanan mobilitas di ruang kota dimungkinkan untuk bermitra dengan Connected

Places Catapult dalam mengakses UKM inovatif terkemuka dunia beserta solusinya, dan mengujinya sebelum

membawa inovasi dan solusi tersebut ke dalam rantai suplai mereka.

Catapult memiliki metodologi teruji yang digunakan dengan mitra seperti Hyundai, Network Rail, dan HS2

di mana kami menghabiskan waktu untuk memahami tidak hanya kebutuhan klien tetapi juga mendukung

klien untuk memahami apa yang mungkin tidak mereka sadari. Melalui serangkaian program yang terstruktur,

pengguna akhir kemudian dapat menguji dan mencoba solusi yang sangat inovatif terkait e-mobilitas.

Pendekatan ini sangat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna akhir dengan dampak dan manfaat melalui

pemesanan sebelumnya.

Page 39: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di IndonesiaBerinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di Indonesia 7776

Keahlian dan Studi Kasus Connected Places Catapult

Program Innovating for Clean

Air (IfCA) di India

Program inovasi perkotaan IfCA merupakan

prakarsa bersama Inggris-India selama dua tahun

yang mendukung inovator Inggris dan India di

Bengaluru untuk mempromosikan inovasi praktik

terbaik dan pertukaran teknologi, meningkatkan

ekosistem bisnis lokal, dan menciptakan platform

berkelanjutan untuk kerja sama industri dan

pemerintah Inggris-India yang berkelanjutan.

Terdapat dua aliran kerja utama:

Aliran Inovasi Kualitas Udara: Mendukung

inovasi yang menjanjikan dengan potensi untuk

meningkatkan kualitas udara dan mengatasi polusi

pada sumbernya, program ini mengeksplorasi:

• Cara inovatif untuk mengukur dan

memvisualisasikan polusi udara

• Solusi yang mempromosikan mobilitas aktif

(berjalan kaki dan bersepeda)

• Mikro-mobilitas listrik

• Cara untuk mempromosikan dan

memberdayakan perubahan perilaku

Aliran Inovasi EV: Mendukung penggunaan

dan integrasi EV di Bengaluru dan India secara

keseluruhan, hal ini telah mendukung demonstrasi

teknologi, model bisnis, dan pendekatan konsumen

untuk:

• Solusi pengisian daya infrastruktur

• Manajemen jaringan

• Integrasi energi terbarukan, dan

• Mobilitas listrik (semua aspek, termasuk sistem

manajemen baterai).

Program IfCA menggarisbawahi peluang yang

diwakili India kepada perusahaan di ekosistem

EV Inggris serta memberikan panduan praktis

tentang cara mengaksesnya. Dengan melakukan

hal tersebut, kegiatan ini berusaha membantu

perusahaan Inggris membangun lebih banyak

hubungan dengan mitra India mereka.

Program ini berdampak positif di berbagai bidang,

dengan 18 kolaborasi yang terjalin antara entitas

Inggris atau India, mulai dari nota kesepahaman

(MoU) hingga proyek percontohan dan penerapan

solusi. Selain itu, melalui kemitraan dengan

Direktorat Transportasi Darat Perkotaan Bangalore,

jalan populer di pusat kota itu dilalui pejalan

kaki pada akhir pekan selama empat bulan, dan

solusi mobilitas bersih didemonstrasikan, yang

meningkatkan kesadaran di antara warga dan

bisnis, tentang peluang dalam daerah ini.

.

SIMULATE Live Lab di Inggris

Akselerator SIMULATE (Smart, Infrastructure &

Mobility Urban Laboratory dan Test Environment)

merupakan kemitraan antara Staffordshire County

Council, AMEY, Keele University dan Connected

Places Catapult. Program ini bertujuan untuk

menyediakan lingkungan dan kerangka kerja bagi

UKM yang mengubah permainan dengan solusi

baru untuk mencoba dan memasukkan konsep

mereka agar dapat diadopsi ke dalam jaringan jalan

lokal dan strategis.

Empat tantangan mobilitas SIMULATE berpusat

pada penanganan masalah transportasi

berkelanjutan:

• Masyarakat Bersih — menghubungkan

masyarakat dengan opsi mobilitas cepat dan

netral karbon

• Koneksi Dinamis — menyediakan layanan

yang menghubungkan hunian perkotaan dan

pedesaan dengan fasilitas penting

• Transit Cepat — memberikan solusi

point-to-point (titik-ke-titik) cepat yang

mempertimbangkan volume pengguna pada

waktu yang berbeda sepanjang hari

• Integrasi dan Perubahan Perilaku — mencari

solusi untuk mengatasi pergeseran sikap dan

perilaku yang diperlukan saat berpindah dari

kendaraan sekali pakai dan pribadi ke model

mobilitas yang berbeda

• Dukungan Keterlibatan Publik untuk

pendidikan pengguna dalam meningkatkan

penggunaan.

Berjalan bersama tantangan ini, SIMULATE juga

mencari solusi yang dapat digunakan untuk

mengatasi polusi udara di wilayah dengan kualitas

buruk di Staffordshire, Inggris, dengan tiga Wilayah

Manajemen Kualitas Udara (AQMA) dipilih sebagai

lingkungan pengujian untuk menguji coba solusi

baru.

Page 40: March 2021 Berinovasi untuk Udara Bersih: E-mobilitas di

LondonOne Sekforde Street,

London EC1R 0BE

020 7952 5111 [email protected]

Milton KeynesThe Pinnacle,

170 Midsummer Blvd, Milton Keynes MK9 1BP

01908 359999 [email protected]

Connected Places Catapult cp.catapult.org.uk